tugas 1 uji sumur

9
TUGAS UJI SUMUR DISUSUN OLEH : Nama : Iqbal Rivaldi NIM : 11.01.102 Kelas : REGULER B 2011

Upload: iqbal-rivaldi

Post on 24-Nov-2015

59 views

Category:

Documents


3 download

TRANSCRIPT

TUGAS UJI SUMUR

DISUSUN OLEH :Nama:Iqbal RivaldiNIM:11.01.102Kelas:REGULER B 2011

S1 TEKNIK PERMINYAKANSEKOLAH TINGGI TEKNOLOGI MINYAK DAN GAS BUMI BALIKPAPAN2014Nama: Iqbal RivaldiNim: 1101102Kelas: Reguler B 2011

LOGGING, MUD LOGGING DAN CORINGLOGGING adalah merupakan salah satu metode pengukuran perekaman besaran-besaran fisik batuan reservoir terhadap kedalaman lubang bor. Logging memberikan data-data yang diperlukan untuk mengevaluasi secara kuantitas banyaknya hidrokarbon di lapisan pada situasi dan kondisi yang sesungguhnya.MUD LOGGING adalah pekerjaan mengumpulkan, menganalisa, dan merekam semua informasi dari partikel solid, cairan dan gas yang terbawa ke permukaan oleh lumpur pada saat operasi pemboran. Mud logging biasanya di sebut juga dengan surface logging, karena proses pengambilan data di lakukan di permukaan melalui media lumpur yang telah disirkulasikan. Satu tim dari mud logging biasanya terdiri dari 3 orang, yaitu Data analys atau pressure engineer, mud logger dan sample catcher.Menurut Darling (2005) terdapat dua tugas utama dari seorangmud loggeryaitu :1. Memantau parameter pengeboran dan memantau sirkulasi gas/cairan/padatan dari sumur agar pengeboran dapat berjalan dengan aman dan lancar.2. Menyediakan informasi sebagai bahan evaluasi bagipetroleum engineering department.Mud-logging unitakan menghasilkanmud logyang akan dikirim ke kantor pusat perusahaan minyak. Menurut Darling (2005),mud logtersebut meliputi:1. Pembacaan gas yang diperoleh dari detektor gas atau kromatograf2. Pengecekan terhadap ketidakhadiran gas beracun (H2S, SO2)3. Laporan analisiscuttingyang telah dideskripsi secara lengkap4. Rate of Penetration (ROP)5. Indikasi keberadaan hidrokarbon yang terdapat di dalam sampel

Mud logmerupakan alat yang berharga untuk petrofisis dan geolog di dalam mengambil keputusan dan melakukan evaluasi. Darling (2005) menyatakan bahwamud logdigunakan untuk hal hal berikut ini: Identifikasi tipe formasi dan litologi yang dibor

Jadi, seorang mudlogger adalah "mata" kita selama proses pengeboran di drilling site. Pengamatan dan report dari mudlogger tersebut akan diverifikasi lagi kemudian pada saat itu melakukan wireline logging.Mudlogger juga berfungsi sebagai "early warning" system bila akan terjadi kondisi-kondisi yang berpotensi mendatangkan problem di sumur pengeboran tersebut.Jika mudlogger tidak melaporkan gejala-gejala yang terjadi pada sumur pemboran kick (misalnya), akan bisa berakibat fatal karena penanganan yang lambat.Tugas dari Data analys atau pressure engineer antara lain : Mengamati dan mencermati semua On Line drilling parameter. Mencermati setiap perubahan tekanan formasi dan memberikan rekomendasi bila ada gejala-gejala yang menghambat proses pemboran. Menghitung semua parameter hidrolika saat pemboran berlangsung. Melakukan kalibrasi semua sensor mudlogging. Membuat Gas Ratio Log, Pressure Log, Drill Parameter Log (bila di minta) Membuat Final Well Report (Bab Pendahuluan, Bab Drilling, Bab Pressure Analysis, Bab Hambatan pemboran, Bab Rekomendasi dan saran, Laporan lampiran hidrolika).

Coring atau Analisa core Adalah satu proses penggunaan data suatu lubang bor utk mengevaluasi atau menilai keadaan formasi batuan di bawah permukaan bumi atau subsurface. Data yang diperoleh dapat melalui cara : 1. Drilling Operation Log atau disebut Mud Logging 2. Coring dan analisa core 3. Logging dan analisa logCoringmerupakan metode yang digunakan untuk mengambil batu inti(core)dari dalam lubang bor (Bateman,1985).Coringpenting untuk mengkalibrasi model petrofisik dan mendapat informasi yang tidak diperoleh melalui log.Setelah pengeboran,core(biasanya 0,5 m setiap 10 menit) dibungkus dan dijaga agar tetap awet.Coretersebut mewakili kondisi batuan tempatnya semula berada dan relatif tidak mengalami gangguan sehingga banyak informasi yang bisa didapat. Informasi penting yang bisa didapat oleh seorang petrofisis dari data core tersebut menurut Darling (2005) antara lain: Homogenitas reservoar Tipe sementasi dan distribusi dari porositas dan permeabilitas Kehadiran hidrokarbon dari bau dan pengujian dengan sinar ultraviolet Tipe mineral Kehadiranfracturedan orientasinya Kenampakan dip

Tujuan daripada analisa core ini sendiri antara lain :1. Menentukan porositas () dari core (batu)2. Menentukan Permeabilitas (K)3. Menentukan Saturasi4. Menganalisa litologi batuan

Dari uraian diatas sangat jelas bahwa penentuan porositas () batuan bertujuan untunk mengetahui apakah batuan reservoir kita ini poros atau tidak serta seberapa sebasar nilai porositas dari batuan reservoir kita.

Cara pengambilan coring dapat dilakukan dengan 2 cara berbedah, yaitu :1. Bottom Hole Coring2. Side Wall Coring

A. Bottom Hole CoringBottom hole coring adalah metode pengambilan coring di dasar sumur pada saat pemboran berlangsung. Artinya, pada saat peboran berlangsung kita juga melakukan coring.Pengambilan bottom hole coring dapat dilakukan dengan menggunakan beberapa alat, anatar lain :1. Concentional CoringMerupakan cara pengambilan coring dengan menggunakan alat yang disebut dengan rotary core barrel dimana didalam alat tersebut terdapat inner core barrel dan core catcher Diameter silinder batuan yang bisa masuk + 5 cm (2 in) yang kemudian masuk kedalam inner barrel yang mempunyai panjang 20 ft (6 meter). Setelah mecapai 20 ft maka pipa akan diangkat. Core yang terletak di dalam inner barrel tidak dapat keluar kembali karena ditahan oleh core catcher. Alat ini baik untuk formasi yang keras dan kompak tetapi jelek untuk formasi yang tidak kompak.

2. Dimon CoringBit yang digunakan dalam hal ini adalah daimon, dan ukuran core yang dihasilkan mempunyai diameter 5.5 sampai 12,5 dengan panjang core 60 ft (20 meter). Pelaksanaannya sama dengan conventional coring dan hasilnya lebih baik.

3. Wire-Line CoringDilakukan dengan menurunkan inner barrel yang berdiameter kecil kedalam drill pipe. Core yang telah dibor oleh bit masuk kedalam inner barrel yang mempunyai panjang 5 meter. Untuk mengambil core tersebut, kelly diberhentikan, kemudian diturunkan wire-line untuk mengikat pull bar. Dimana wire-line mengangkat pull bar keatas sehingga inner barrel terangkat keatas. Cara ini mempunyai kelebihan yaitu dapat mengambil core secra berturut-turut tanpa mengangkat drill pipe ke atasDiameter core yang dihasilkan anatar 1 sampai 2 secara skematis dapat digambarkan pada gambar dibawah ini.

4. Rubber Sleeve Coring Dilakukan untuk mengambil core dai lapisan yang sangat lunak. Rubber sleeve diletakkan diantar inner dan outer barrel. Setelah core masuk kedalam inner barrel, rubber tube akan bergerak menutup sampai ke dasar alat. Hasil yang diperoleh sangat baik.

B. Side Wall Coring Side wall coring adalah metode pengambilan coring pada saat pemboran sudah dihentikan. Pengambilan core dilakukan pada dinding lubang bor yang diperkirakan mengandung fluida hidrokarbon. Caranya ialah dengan menurunkan alat yang dilengkapai dengan bullet (charge explosive) yang dapat ditembakkan. Bullet tersebut diikat dengan kabel untuk menarik bullet setelah ditembakkan bersama-sama dengan core yang telah didapatkan.Pegoperasia dilakukan dari permukaan sedangkan bullet ditembakkan sendiri. Cara ini sangat baik untuk formasi yang relatife lunak.Kerugian cara ini adalah core yang didapatkan sering rusak akibat penembakan bullet sehingga pengukuran butiran pasir, porositas dan permeabilitas tidak diperoleh dengan baik. Setelah pengambilan core selesai, core kemudian dibawah ke laboratorium. Untuk mengurangi hilangnya fluida dari core akibat penguapan, core dibungkus dulu dengan kertas aluminium. Walupun begitu core mengalami suatu perubahan akibat pemboran dan proses perubahan tekanan dan temperature.Pada proses pemboran, core dipengaruhi oleh adanya air flitrat dari lumpur bor sehingga harga saturasi core akan megalami perubahan dari kondisi ketika core masih di dalam formasi batuan.Karena perubahan tekanan dan temperature, harga saturasi core akan terpengaruh oleh adanya ekspansi gas yang memepengaruhi satturasi minyak.