tugas 1. batubara di sulsel

Upload: riyan-hidayat-arifin

Post on 11-Jul-2015

203 views

Category:

Documents


18 download

TRANSCRIPT

Keterdapatan batubara pada daerah Sulawesi Selatan berdasarkan Geologi Regional Sulawesi (Rab. Sukamto 1982) antara lain pada Formasi Mallawa, Formasi Walanae, Formasi Camba dan Formasi Toraja,

1. Formasi Mallawa (Tem)

Batubara pada Formasi Mallawa terdapat pada daerah berikut : Kecamatan Bungoro, Kabupaten Pangkep Kecamatan Watang Mallawa, Kabupaten Maros Dusun Pangisoreng, Dusun Atuma`Denring, Dusun Lappahilalang di Desa Batu Putih, Desa Tellumpanue Kecamatan Mallawa, Kabupaten Maros

Kecamatan Taccepa, Kabupaten Maros Kecamatan Bontoa, Kabupaten Maros Kecamatan Uludaya, Kabupaten Maros Daerah Tondongkura Kura, Kabupaten Pangkep Daerah Pattappa, Panincong, Lisu 520.000 ton, dan Rumpia, Kabupaten Barru.

Kecamatan Lamuru, Kabupaten Bone Kecamatan Lappariaja, Kabupaten Bone Kecamatan Kahu, Kabupaten Bone

Adapun ciri fisik batubara Formasi Mallawa yaitu: berwarna hitam sampai hitam kecoklatan, kilap terang sampai pudar, getas, rekahan terisi lempung dan adapula pirit, umumnya memiliki pecahan konkoidal. Endapan batubara pada daerah di atas berupa lapisan dengan ketebalan bervariasi dari 1 6 lapisan. Ketebalan Batubara pada Formasi Mallawa berukuran antara 0,15 1,60 meter. Berselingan dengan lempung, batupasir, dan lanau.

2. Formasi Walanae (Tmpw)

Desa Lammati Riattang, Kec. Bulupoddo, Kab.Sinjai. Batubara Bulupoddo tergolong jenis Lignit dengan ketebalan 1 meter. Batubara bulupoddo memiliki ciri fisik warna abu-abu hingga hitam, dan masih menampakkan tekstur asalnya yaitu kayu. Mempunyai cerat hitam, dengan ketebalan bervariasi antara 20 cm hingga 1,8 meter, tertutup lapisan soil setebal 1-2 meter. Batubara ini merupakan sisipan pada batupasir yang berselingan dengan batulempung hingga lanau.

Dusun Cenrana, Desa Lamatti Riaja Kec. Bulupoddo, Kab. Sinjai. Batubara Cenrana tergolong jenis Lignit dengan tebal rata-rata 0,15 meter. Daerah Pattukku dan Nusa Kelle, Kabupaten Bone.

Desa Kaloling, Kec. Sinjai Timur, Kab. Sinjai. Batubara Panggo tergolong jenis Lignit dengan ketebalan antara 15-20 cm. Desa Panreng, Kelurahan Lamatti Rilau Kec. Sinjai Utara, Kab. Sinjai. Batubara Bulu Pattuku tergolong jenis Lignit terdiri dari 4 (empat) lapisan tipis, dengan ketebalan rata-rata 1,06 m.

Daerah Panaikang, Kabupaten Sinjai. Ketebalan bervariasi dengan rata-rata 2 m. Kondisi fisik berlapis-lapis, berselang-seling dengan lempung.

3. Formasi Camba (Tmc) Pada daerah Bengo, Kamara, Pucak, Lekopancing, S. Damak K, Kabupaten Maros. Adapun cirri fisik dari batubara ini berwarna hitam buram, dan dijumpai adanya pengotoran dari oksida besi. Pada daerah Lembang, berwarna hitam mengkilat, dan keras, diperkirakan perubahan tersebut sebagai akibat pengaruh intrusi andesit dan basal di daerah tersebut. Hasil analisa kimia batubara Formasi Camba menunjukkan nilai kalori antara 3175 4270 cal/g, karbon padat 28,20 39,90 %, dan kadar abu 36,10 52,20 %.

4. Formasi Toraja (Tet) Pada daerah Sillanan, Tombang, dan Randanan, Kabupaten Toraja. Endapan batubara Formasi Toraja, berupa lensa/lapisan tipis terdapat pada beberapa lapisan dengan ketebalan rata-rata 8,0 - 60 cm. umumnya berselang-seling dengan serpih, lempung, dan serpih napalan, ditempat lain berselingan dengan napal, batupasir, dan lanau. Kenampakan fisik umumnya lapuk, berwarna hitam, kilap pudar hingga terang, pecahan konkoidal, dan ada yang mengandung pirit. Formasi batuan tersebut umumnya terendapkan pada lingkungan antar pegunungan dalam lingkungan paralik hingga laut dangkal, sehingga lapisan batubaranya sebagian besar unsur belerangnya cukup tinggi.

Daerah Banti, Batunoni, Kotu Kec. Anggeraja, Banti Kec. Baraka, Baroko Kec. Alla, Matajang Kec. Maiwa dan Leon Kec Enrekang, Kabupaten Enrekang. Adapun ciri fisiknya antara lain berwarna hitam, kilap terang, rekahan terisi oleh gipsum dan pirit, ketebalan rata-rata 0,75 m. Nilai kalori batubara Formasi Toraja bervariasi yakni antara 3.750 Cal/g sampai 6.578 Cal/g, fuel ratio 0,8 2.0, dan prosentase zat belerang adalah antara 2,1 3,6 %.

Daerah Betau, Kecamatan Duapitue, Kabupaten Sidenreng Rappang. Kenampakan fisik batubara di beberapa tempat dijumpai tersingkap di permukaan dan sebagian besar tertutup oleh tanah penutup dan batuan pembawa yakni pasir kuarsa dan lempung. Berdasarkan penampang yang diperoleh dari hasil penggalian dijumpai sebanyak 3 lapisan, dimana lapisan pertama dan kedua merupakan lapisan tipis dengan ketebalan 2 - 5 cm, dan lapisan ketiga dengan ketebalan antara 30 45 cm yang merupakan batubara yang bersifat brittle, kilap terang, mengandung sedikit belerang dan gypsum. Berdasarkan hasil analisa kimia, batubara di Sidenreng Rappang menunjukkan nilai kalori 5099, 47 Cal/g, kadar belerang 1,151 %, zat terbang 27,97 %.