tu bhs indonesia

27
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kelurahan banyuraden merupakan salah satu dari kelurahan yang ada di Sleman yang banyak terdapat wilayah persawahan yang sekarang ini sudah banyak berubah menjadi lahan perumahan,lahan usaha,pertokoan bahkan salah satunya adalah Stpn sendiri. Berdasarkan wawancara dengan salah satu warga Banyuraden wilayah stpn dan sekitarnya adalah tanah pertanian tepatnya persawahan yang diolah oleh masyarakat dan dimiliki oleh masyarakat dan sebagian merupakan “Tanah bengkok” atau disebut tanah kas desa kemudian mengatakan tanah yang digunakan stpn ini dulu adalah tanah almarhum kakeknya yang kemudian dijual, tanah itu sekarang digunakan sebagai wisma STPN yang dijual tahun 1983. Dari hasil wawancara ini dapat dikatakan bahwa lokasi yang ada diskitar Stpn ini adalah dulunya lokasi persawahan dan sekarang ini suda berubah dengan seiring perkembangan zaman. Dengan perubahan ini tentu ada sisi negatif dan positifnya. Situs berita daerah.com memuat tentang Dukungan yang diminta oleh Kementrian Kementerian Pertanian mencatat bahwa derasnya laju alih fungsi lahan pertanian diberbagai daerah membuat

Upload: rhzqhyma

Post on 29-Sep-2015

216 views

Category:

Documents


1 download

DESCRIPTION

Tugas

TRANSCRIPT

BAB I PENDAHULUANA. Latar BelakangKelurahan banyuraden merupakan salah satu dari kelurahan yang ada di Sleman yang banyak terdapat wilayah persawahan yang sekarang ini sudah banyak berubah menjadi lahan perumahan,lahan usaha,pertokoan bahkan salah satunya adalah Stpn sendiri. Berdasarkan wawancara dengan salah satu warga Banyuraden wilayah stpn dan sekitarnya adalah tanah pertanian tepatnya persawahan yang diolah oleh masyarakat dan dimiliki oleh masyarakat dan sebagian merupakan Tanah bengkok atau disebut tanah kas desa kemudian mengatakan tanah yang digunakan stpn ini dulu adalah tanah almarhum kakeknya yang kemudian dijual, tanah itu sekarang digunakan sebagai wisma STPN yang dijual tahun 1983.Dari hasil wawancara ini dapat dikatakan bahwa lokasi yang ada diskitar Stpn ini adalah dulunya lokasi persawahan dan sekarang ini suda berubah dengan seiring perkembangan zaman. Dengan perubahan ini tentu ada sisi negatif dan positifnya. Situs berita daerah.com memuat tentang Dukungan yang diminta oleh Kementrian Kementerian Pertanian mencatat bahwa derasnya laju alih fungsi lahan pertanian diberbagai daerah membuat sekitar 100.000 hektare lahan pertanian per tahunnya beralih fungsi menjadi lahan komersial nonpertanian. Sementara kemampuan pemerintah mencetak sawah baru hanya 40.000 hektare per tahun. Setiap tahun, rata-rata terjadi penurunan 1,75 persen RT pertanian di Indonesia. Sepuluh tahun silam, 57,48 persen RT usaha pertanian ada di Pulau Jawa. Dari angka tersebut, kini hanya tersisa 51,38 persen.Berbagai manfaat Tanah tidak hanya diperlukan untuk pembangunan properti berskala besar, tetapi juga dibutuhkan oleh semua orang sebagai lahan untuk membangun tempat tinggal yang diidamkan atau tempat usaha yang diperlukan. Dengan alasan tersebut, tanah sudah pasti dapat memberikan banyak peluang dan keuntungan yang fantastis. Mengingat harga tanah cenderung naik dan tidak pernah turun, bahkan untuk kota-kota besar kenaikannya pun sangat cepat dan signifikan. Selain itu, tanah tidak memerlukan biaya perawatan atau pemeliharaan.( Supriyadi Amir: 2013).kegiatan pembangunan selalu mengakibatkan perubahan atas lingkungan baik itu suasana lingkungan maupun keadaan ekonomi penduduk.Beralih fungsinya lahan sawah menjadi perumahan secara tidak langsung akan merusak roda perekonomian para petani. Hal ini disebabkan karena para petani telah kehilangan lahan garapannya yang berarti juga telah kehilangan pendapatannya.Kenyataan yang sekarang terlihat di sekitar kampus Stpn ini hampir semuanya sudah berdiri rumah tinggal dan tempat usaha artinya persawahan saat.Konversi lahan dapat diartikan sebagai perubahan fungsi sebagian atau seluruh kawasan lahan dari fungsinya semula (seperti yang direncanakan) menjadi fungsi lain yang membawa dampak negatif (masalah) terhadap lingkungan dan potensi lahan itu sendiri (Utomo : 1992).B. PermasalahanAlih fungsi lahan yang terjadi di sekitar wilayah Stpn yang awalnya dari persawahan menjadi pekarangan sehingga dapat dikaji permasalahan anatara lain :1. Perubahan pengunaan tanah dan penyebabnya2. Alih fungsi tanah pertanian menjadi non pertanian disekitar wilayah Stpn3. Dampak negative dan positif dari alih fungsi tanah4. Langkah yang ditempuh untuk mengurang laju alih fungsi lahanC. Tujuan PenulisanMelalui karya tulis ini akan diperoleh informasi tentang alih fungsi tanah disekitar Stpn dan mengetahui dampak positif dan negative dari alih fungsi tanah ini seperti dampak terhadap ke ketahanan pangan serta mengetahui penyebab alih fungsi tanah. Dapat pula diketahui keadaan tanah disekitar stpn yang dulu dan yang sekarang. D. Metode PenulisanDalam karya tulis ini data diperoleh dengan metode :1. WawancaraDalam pengambilan informasi ini pewawancara dengan responden tidak secara langsung artinya pewawancara mengambil informasi dengan bercerita yang tidak membuat responden mengetahui bahwa sedang diwawancara. Dimana responden ini bertempat tinggal disekitar kampus stpn jadi tidak terlalu sulit dalam bercerita tentang tanah disekitar Stpn.2. Obeservasi Teknik ini dilakukan dengan pengamatan langsung dilokasi penelitian sehingga mudah memperoleh informasi. Teknik ini juga memudahkan dalam melakukan perbandingan langsung lokasi dengan hasil wawancara dengan warga.3. Data langsungPengumpulan informasi yang diperoleh dari beberapa jurnal yang ada dan melakukan tinjauan terhadap buku buku yang mendukung serta melalui media internet.

BAB IIKAJIAN TEORI

1. Pengertian TanahDalam uu no 51 PRP 1960 tentang larangan pemakaian tanpa izin yang berhak atau kuasanya pasal 1 dikatakan tanah ialah tanah yang langsung dikuasai oleh negara dan tanah yang dipunyai dengan suatu hak oleh perseorangan atau badan hukum.Tanah merupakan permukaan atau lapisan paling atas dan salah satu sumber daya alam yang penting bagi kelangsungan hidup manusia.manfaatnya sebagai mata pencarian, kebutuhan sandang dan pangan serta tempat tinggal (samun : 2011). Kenyataan inilah yang terjadi di sekitar kampus stpn yang mana meningkatnya harga tanah semakin membuat tanah pertanian dijual dan dialih fungsikan menjadi tempat usaha ataupun perumahan. Dikarenakan keuntungan yang lebih banyak dari pada bertani membuat warga banyuraden menjual atau membuat usaha diatas lahannya.Dalam undang undang no41 tahun 2009 tentang perlindungan lahan pertanian berkelanjutan pada pasal 1 ayat 8 menyatakan pertanian pangan adalah usahan manusia dalam mengelola lahan dan agroekosistem dengan bantuan lahan,modal,tenaga kerja dan mencapai kedaulatan dan ketahanan pangan dan kesejahteraan.Dalam pembangunan suatu perumahan pun harus diperhatikan dalam pembuatannya agar tidak merusak lingkungan. Ini pun sudah diatur dalam undang undang no 1 tahun 2011 tentang perumahan dan kawasan pemukiman pasal 3c bahwa meningkatkan daya guna dan hasil guna sumber daya alam bagi pembangunan perumahan tetap memperhatikan kelestarian fungsi lingkungan, baik dikawasan perkotaan maupun dikawasan pedesaan.

2. Alih fungsi tanah dan izin perubahan peruntukan penggunaan tanahHampir semua sektor pembangunan fisik memerlukan tanah seperti pertanian,kehutanan,perumahan,industri dan lain-lain. Perkembangan kegiatan pembangunan diluar sektor pertanian yang sangat pesat itu,telah menyebabkan beralihnya fungsi tanah dalam skala yang cukup besar dari lahan pertanian menjadi tanah non pertanian. Alih fungsi tanah dapat bersifat permanen maupun sementara. Jika tanah pertanian berubah menjadi perumahan maka alih fungsi ini bersifat permanen,tetapi jika alih fungsi tanah pertanian menjadi areal perkebunan maka alih fungsi itu diatur sementara.( Siswoko, Yohanes Doni : 2012).Alih fungsi merupakan perubahan penggunaan tanah dari kegiatan satu ke kegiatan lainnya. Pertambahan penduduk dan meningkatnya kebutuhan untuk pembangunan membuat pemilikan dan penggunaan ikut berubah (adi harsono : 1995)Pengalih fungsian tanah pertanian menjadi non pertanian memberikan dampak buruk seperti hilangnya ketahanan pangan,kemandirian pangan dan kedaulatan pangan secara nasional.Izin perubahan peruntukan penggunaan tanah adalah pemberian izin atas penggunaan tanah kepada orang pribadi atau badan dalam rangka pembangunan fisik atau keperluan lain yang berdampak pada struktur ekonomi, social budaya dan lingkungan sesuai dengan rencana tata ruang ini dimuat dalam peraturan daerah kabupaten Sleman nomor 19 tahun 2001 sleman pasal 1 huruf f tentang izin perubahan peruntukan pengunaan tanah. Untuk tanah dengan status masih sawah dibutuhkan pertimbanagan teknis pertanahan dari Bpn yang ada biaya pada PP 13 tahun 2010 tentang tarif penerimaan negara bukan pajak.Berdasarkan hasil penelitian sutanto (1988) (dalam Ig.Indradi 2002) mengemukakan bahwa ada lima faktor yang menyebabkan terjadinya penyusutan lahan pertanian didaerah Yogyakarta yaitu1) jarak dari kota Yogyakarta relative dekat,2) tersedianya fasilitas kota,jalan,listrik,air minum,pasar dan lain lain,3) pengembagan kearah memadat dan vertical banayak kendala,4) harga tanah dipinggiran kota relatif murah,5) penduduk kota semakin bertambah dalam jumlah dan tuntutannya.

BAB IIIANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN3.1 Analisis dataPada analisis data ini dilakukan dengan proses menyatukan antara data primer dan data sekunder. Data primer merupakan data yang diperoleh langsung dari lapangan berupa wawancra secra tidak langsung dengan responden. Data sekunder merupakan data yang diperoleh dari hasil studi kepustakaan, jurnal mengenai alih fungsi tanah serta media informasi seperti Koran maupun internet sehingga diperoleh informasi tentang tanah pertanian dan aturan t izin perubahan peruntukan penggunaan tanah, aturan pemukiman maupun tentang tanah.3.2. STPNSekolah tinggi pertanahan nasional yang didirikan untuk menjadikan sdm yang unggul dibidang pertanahan. Sekolah tinggi pertnahan nasional (STPN) yang sebelumnya didirikan program diploma III berdasarkan Keppres no 25 tahun 1993 kemudian terjadi perubahan menjadi diploma satu dan program diploma IV pertanahan jurusan pemetaan dan manajemen.(S.B silalahi : 1998). Sekolah kedinasan ini merupakan satu satunya sekolah yang ada di Indonesia yang berbasis pertanahan sehingga seluruh mahasiswa mahasiswinya berasal dari berbagai daerah yang ada di Indonesia dimana untuk diploma satunya itu berasal dari lulusan SMA atau sederajat dan untuk diploma IV merupakan pegawai negeri yang diutus dari masing masing kantor pertanahan. Kampus Stpn ini terletak di kelurahan Banyuraden kecamatan gamping kabupaten sleman Yogyakarta dimna batas kelurahan banyuraden yaitu Utara: Desa Nogotirto Timur : Desa Ngestiharjo Selatan: Desa Ngestiharjo Barat: Desa Ambarketawan

3.3. Alih fungsi tanah pertanian menjadi Non pertanian disekitar kampus StpnKelurahan Banyuraden masih termasuk wilayah pinggiran kota atau disebut Sub urban. Sub urban merupakan suatu lokasi yang tidak jauh dari kota (Bintaro : 1989). Ada empat alasan tumbuhnya wilayah pinggiran kota yaitu pertama, meningkatnya pelayanan transportasi kota seperti Bus. Kedua bertambahnya penduduk sub urban. Ketiga meningkatnya taraf hidup kehidupan penduduk. Keempat gerakan pendirian bangunan pada masyarakat (Daldjoeni : 2003) Dalam proses alih fungsi tanah ini erat kaitannya dengan peraturan pemerintah republik Indonesia nomor 16 tahun 2004 tentang penatagunaan tanah Pasal 3, penatagunaan tanah bertujuan untuk:a. mengaturpenguasaan, penggunaan dan pemanfaatan tanah bagi berbagai kebutuhan kegiatan pembangunan yang sesuai dengan Rencana Tata Ruang Wilayah;b. mewujudkan penguasaan, penggunaan dan pemanfaatan tanah agar sesuai dengan arahan fungsi kawasan dalam Rencana Tata Ruang Wilayah;c. mewujudkan tertib pertanahan yang meliputi penguasaan, penggunaan dan pemanfaatan tanah termasuk pemeliharaan tanah serta pengendalian pemanfaatan tanah;d. menjamin kepastian hukum untuk menguasai, menggunakan dan memanfaatkan tanah bagi masyarakat yang mempunyai hubungan hukum dengan tanah sesuai dengan Rencana Tata Ruang Wilayah yang telah ditetapkan.Setiap pembangunan di suatu wilayah membutuhkan tanah yang dalam prosesnya tentu melibatkan areal tanah pertanian sehingga terjadi penurunan luas pemilikan tanah pertanian oleh petani. Investor yang melihat suatu potensi wilayah berkembang tentu bergerak cepat untuk membeli tanah kepada petani yang lagi membutuhkan dana dengan berbagai alasan sehingga dengan mudahnya orang berduit memperoleh tanah dengan harga murah contoh terdekat dapat dilihat di desa banyuraden kecamatan gamping sleman yang suda berdiri beberapa perumahan.Meningkatnya konsentrasi pemilikan tanah ditangan sejumlah orang elite merupakan akibat dari pemindahan tanah dalam jumlah besar kepada penduduk yang memilii uang, yang membeli tanah dari petani kecil yag tertekan oleh kebutuan hidup (Hardjo:1990).Kasus ini akan mengakibatkan terjadinya ketimpangan distribusi penggunaan dan penguasaan tanah ditingkat individu yang dipengaruhi oleh sikap pemodal kuat yang berusaha menguasai tanah terutama didaerah yang strategis. Adanya perubahan pemilikan tanah tentu terjadi proses jual beli tanah yang kadang lebih menguntungkan investor yang membeli murah tanah dan mengolahnya dan bisa menjadi lebih mahal. Berdasarkan hasil wawancara dengan penduduk sekitar wilayah Stpn tentang alasan petani dalam menjual tanah anatara lain; kebutuhan hidup untuk pendidikan anak, untuk modal usaha, karena terpaksa, untuk biaya perkawinan, dan untuk membeli barang kebutuhan.Namun disekitar wilayah Stpn juga masih bisa ditemui berbagai tanah pertanian berupa sawah atau gabungan antara tempat usaha dan dibelakang tempat usahanya yang masih dibuat sawah. Berdasarkan hasil wawancara dengan ibu yang membuka usaha didepan kampus Stpn mengatakan dia tidak menjual tanahnya karena merupakan hasil warisan orang tua dan belum adanya penawaran yang tinggi dari pembeli serta masih bisa memenuhi kebutuhan sehari hari dengan berjualan tapi yang lebih menyedihkan lagi bahwa masih adanya tempat usaha disekitar Stpn yang status tanahnya belum diubah disertipikat seperti status penggunaannya disertipikat masih pertanian (sawah) padahal sudah ada tempat usaha yang permanen diatas tanah tersebut .Proses terjadinya alih fungsi lahan pertanian ke penggunaan non pertanian disebabkan oleh beberapa faktor. Kustiwan (1997)dalamSupriyadi (2004) menyatakan bahwa setidaknya ada tiga faktor penting yang menyebabkan terjadinya alih fungsi lahan sawah yaitu:1.Faktor Eksternal. Merupakan faktor yang disebabkan oleh adanya dinamika pertumbuhan perkotaan (fisik maupun spasial), demografi maupun ekonomi.2.Faktor Internal. Faktor ini lebih melihat sisi yang disebabkan oleh kondisi sosial-ekonomi rumah tangga pertanian pengguna lahan.3.Faktor Kebijakan. Yaitu aspek regulasi yang dikeluarkan oleh pemerintah pusat maupun daerah yang berkaitan dengan perubahan fungsi lahan pertanian.Sekarang ini dapat diamati disekitar kampus Stpn bahwa untuk beberapa tahun kedepannya sawah akan dijual karena sawah yang sekarang ini berada diantara bangunan rumah maupun tempat usaha dan ini akan mengakibatkan sulitnya proses pengairan sawah yang merupakan factor terpenting dalam keberhasilan petani. Ini tentu akan menjadi factor pertimbanagan dari petani dalam menjual tanahnya. Keadaan perkembangan pembangunan akan menyebabkan perbedaan tingkat aksessibilitas,ketersedian fasilitas dan utilitas serta jarak dari pusat kota yang mempengaruhi tingkat nilai tanah. Jikan nilai tanah semakin tinggi maka akan berpengaruh juga pada laju perubahan penggunaan tanah(Indradi : 2002).Alih fungsi lahan pertanian merupakan ancaman terhadap pencapaian ketahanan. Dalam situs Bkpp.go.id dikatakan Ketahanan Pangan adalah kondisi terpenuhinya pangan bagi rumah tangga yang tercermin dari tersedianya pangan yang cukup baik jumlah maupun mutunya, aman, merata dan terjangkau.

A. Alih fungsi tanah pertanian menjadi perumahan disekitar wilayah StpnA.1. Dampak negativekegiatan pembangunan selalu mengakibatkan perubahan atas lingkungan baik itu suasana lingkungan maupun keadaan ekonomi penduduk.Beralih fungsinya lahan sawah menjadi perumahan secara tidak langsung akan merusak roda perekonomian para petani. Hal ini disebabkan karena para petani telah kehilangan Tanah garapannya yang berarti juga telah kehilangan pendapatannya. petani ini dihadapkan dengan keadaan yang mengharuskan adanya persaingan. Persaingan di lingkungan baru, inilah yang menyebabkan para petani kehilangan kesempatan kerja. Minimnya ilmu dan wawasan dibidang lain merupakan penyebab utamanya, penyebab lainnya adalah kurangnya informasi tentang hal-hal lain selain tentang pertanian. Disekitar Stpn ini sekarang sudah berdiri bebarapa perumahan yang mengakibatkan petani yang menjual tanahnya kemudian berpindah tempat dan mencari tempat yang lain untuk bekerja. Dengan adanya perumahan ini dapat menyebabkan pencemaran lingkungan karena semakin banyaknya kotoran seperti sampah dan zat sisa yang akan membahayakan kesehatan kepada warga sekitar.A.2. Dampak postifAdanya perumahan ini juga membuat masyarakat baru berdatangan. Ini dimanfaatkan bagi penduduk di Banyuraden ini bergerak cepat untuk membuat usaha seperti warung maupun angkringan untuk tempat makan bagi penduduk baru yang tinggal di perumahan.Berdasarkan hasil wawancara dengan ibu Ana, perumahan yang sekarang ada disekitar stpn seperti Gading Sari sebenarnya belum lama tapi berawal dari berdirinya Stpn sekitar tahun 80an sehingga ikut mempengaruhi investor untuk membangun perumahan. Wilayah yang sekarang dibangun perumahan itu tidak jauh dari jalan poros godean sehingga letaknya dapat dikatakan strategis. Pembangunan suatuperumahan akan menyerap banyak pendatang. Hal ini akan memberikan dampak positif diantaranya adalah bertambahnya pemasukan daerah dari pajak-pajak bangunan. Dari pembangunan perumahan ini pula akan timbul aktivitas aktivitas perekonomian yang dapat pula menambah pemasukan daerah.B. Alih fungsi tanah pertanian menjadi lahan usaha dan pertokoan disekitar wilayah StpnB.1.Dampak negativeFungsi lahan persawahan tersebut adalah sebagai Mitigasi yaitu sebuah kemampuan mengalirkan air kedaerah hilir secara perlahan sehingga volume air aliran permukaan akan menurun dan intensitas serta frekuensi banjir di daerah hilir berkurang. Mitigasi air dapat dinilai melalui interpretasi data jangka panjang debit air sungai, statistik peristiwa banjir atau penentuan retensi air (KRA) karena berkurangnya persawahan sekrang ini diwilayah Banyuraden bisa jadi akan memudahkan terjadinya banjir. Dampak dari ini juga membuat orang pribumi yang tidak bisa bersaing akan berpindah tempat.Situs berita Daerah.com memuat tentang Dukungan yang diminta oleh Kementrian yakni pemerintah daerah, khususnya kabupaten/kota, menerbitkan Peraturan Daerah untuk menindaklanjuti penerapan UU Nomor 41 Tahun 2009 tentang Perlindungan Lahan Pertanian Pangan Berkelanjutan. Jika tidak ada upaya untuk menghentikan laju alih fungsi ini, dikhawatirkan ketahanan pangan Indonesia akan terancam.Kementerian Pertanian mencatat bahwa derasnya laju alih fungsi tanah pertanian diberbagai daerah membuat sekitar 100.000 hektare tanah pertanian per tahunnya beralih fungsi menjadi tanah komersial nonpertanian. Sementara kemampuan pemerintah mencetak sawah baru hanya 40.000 hektare per tahun. Setiap tahun, rata-rata terjadi penurunan 1,75 persen RT pertanian di Indonesia. Sepuluh tahun silam, 57,48 persen RT usaha pertanian ada di Pulau Jawa. Dari angka tersebut, kini hanya tersisa 51,38 persen. Penurunan jumlah usaha pertanian terbesar terjadi di Jawa Tengah, sebanyak 1,7 juta RT tani. Penurunan terendah terjadi di Bengkulu, yang kehilangan 3.500 usaha tani selama sepuluh tahun terakhir.Menyimak berita diatas sudah sangat jelas bahwa peralihan tanah pertanian menjadi non pertanian harus dperhatikan lebih lanjut dan bukan tidak mungkin dengan berkembangnya kelurahan Banyuraden bisa jadi membuat daerah persawahan berkurang.

B.2. Dampak positif

Tanah disekitar Stpn sekarang ini suda banyak tempat usaha seperti rumah makan,laundry,foto copy dan bahkan penjahit baju pun ada serta pertokoan. Dimana hampir semua lokasi ini termasuk stpn dulunya adalah persawahan. Ini didukung hasil wawancara dengan salah satu warga Banyuraden yang mengatakan wilayah stpn dan sekitarnya adalah tanah pertanian tepatnya persawahan yang diolah oleh masyarakat dan dimiliki oleh masyarakat dan sebagian merupakan Tanah bengkok atau disebut tanah kas desa dan mengatakan tanah yang digunakan stpn ini dulu adalah tanah almarhum kakeknya yang kemudian dijual, tanah itu sekarang digunakan sebagai wisma STPN yang dijual tahun 1983. Dalam wawancara ini juga dikatakan bahwa terbukanya berbagai warung ini dikarenakan adanya kampus Stpn dan mereka membuka usaha karena merasa lebih banyak memperoleh keuntungan dibanding bertani apalagi tempatnya yang strategis. Kehadiran pusat pertokoan pun akan dapat memberikan dampak yang positif, diantaranya tumbuhnya kegiatan perekonomian serta dapat menyerap tenaga-tenaga kerja baru sehingga dapat membantu menyediakan kesempatan kerja untuk para warga sekitar, sehingga dapat mengangkat taraf kehidupan masyarakat yang membutuhkan.3.4. Langkah yang ditempuh dalam mengurangi laju Alih fungsi tanahTujuan negara sangat jelas dalam pembukaan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 menyebutkan Melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia dan untuk memajukan kesejahteraan umum, mencerdaskan kehidupan bangsa dan ikut melaksanakan ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi, dan keadilan sosial. Dengan demikian diharapkan agar pemerintah propinsi dan daerah harus segera bertindak cepat dalam penganggulangan alih fungsi tanah. Salah satu yang bisa ditempuh adalah terjaminnya hak atas pangan bagi segenap rakyat yang juga merupakan dasar fundamental hak asasi manusia. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 41 Tahun 2009 tentang Perlindungan Lahan Pertanian Pangan Berkelanjutan pada pasal 1 ayat 3 bahwa lahan pertanian pangan berkelanjutan adalah lahan potensi yang ditetapkan untuk dilindungi dan dikembangkan secara konsisten guna menghasilkan pangan pokok bagi kemandirian,katahanan dan kedaulatan pangan, inilah yang harus lebih disosialisasikan kepada petani khusus wilayah yogyakarta.Dalam situs serikat petani Indonesia, Kedaulatan Pangan adalah hak negara dan bangsa yang secara mandiri dapat menentukan kebijakan pangannya, yang menjamin hak atas pangan bagi rakyatnya, serta memberikan hak bagi masyarakatnya untuk menentukan sistem pertanian pangan yang sesuai dengan potensi sumber daya lokal. Kedaulatan pangan merupakan prasyarat dari ketahanan pangan (food Security). Mustahil tercipta ketahanan pangan kalau suatu bangsa dan rakyatnya tidak memiliki kedaulatan atas proses produksi dan konsumsi pangannya. Oleh karena itu merupakan suatu keharusan bagi setiap bangsa dan rakyat untuk dapat mempunyai hak dalam menentukan makanan yang dipilihnya dan kebijakan pertanian yang dijalankannya, kapasitas produksi makanan lokal di tingkat lokal dan perdagangan di tingkat wilayah. Ada langkah yang dapat juga ditempuh seperti perizinan dari kegiatan pemerintahan perlu dibatasi hanya pada kegiatan-kegiatan yang secara potensial terdapat kemungkinan yang berdampak merugikan bagi kepentingan umum.Pengeluaran izin lazimnya disertai persyaratan-persyaratan yang harusdipatuhi oleh pihak yang menerima izin. Survei/pemetaan kemampuan tanahdiprioritaskan untuk dilaksanakan, berdasarkan pertimbangan bahwa secaraalamiahterdapat limitasi-limitasi yang tidak memungkinkan tanah dimanfaatkan untuk semua jenis penggunaan sehingga diketahui tanah yang potensial untuk dikembangkan.

BAB IV SIMPULANAlih fungsi tanah mempunyai implikasi yang serius terhadap produksi pangan, lingkungan fisik, serta kesejahteraan masyarakat pertanian dan perdesaan yang kehidupannya bergantung pada lahannya. Dimana dengan meningkatnya jumlah penduduk juga ikut berpengaruh dalam alih fungsi lahan menjadi non pertanian.Sekarang ini di banyuraden tepatnya sekitar kampus stpn sudah banyak perubahan penggunaan akibat posisi strategis yang tidak jauh dari pusat kota ditambah lagi dengan berbagai kemudahan fasilitas seperti tempat perbelajaan, Spbu mau tempat makan.Dapat di pahami bahwa penyebab terjadinya alih fungsi lahan pertanian boleh dikatakan bersifat multidimensi. Upaya pengendaliannya tidak mungkin hanya dilakukan melalui satu pendekatan saja. Mengingat nilai keberadaan lahan pertanian bersifat multifungsi, maka keputusanuntuk melakukan pengendaliannya harus memperhitungkan berbagai aspek yang- melekat pada- eksistensi tanah itu sendiri. Hal tersebut mengingat tanah yang ada mempunyai nilai yang berbeda, baik ditinjau dari segi jasa(service) yang dihasilkan maupun beragam fungsi yang melekat di dalamnya.Strategi pengendalian alih fungsi tanah pertanian yang dipengaruhi oleh partisipasi masyarakat adalah dengan melibatkan peran serta aktif segenap pemangku kepentingan(stakeholders) sebagaientry point perencanaan, pelaksanaan, pengawasan, dan penilaian (fokus analisis) perundang-undangan.

DAFTAR PUSTAKABintaro,R. 1989.Interaksi Desa Kota dan Permaslahannya (edisi ketiga). Jakarta : PT Ghalia Indonesia.Daldjoeni.2003. Geografi Kota dan Desa (Edisi revisi). Bandung : PT AlumniHarsono Boedi.2007. Hukum Agraria Indonesia.Jakarta : Djambatan.Indradi Ig. (2002) . Bhumi : Jurnal Sekolah Tinggi Pertanahan nasional . Pengaruh Nilai Lahan terhadap Perubahan Penggunaan Lahan di Kecamatan Gamping Kabupaten Sleman Daerah Istimewa Yogyakarta. 15-25.Ismaya Samun. 2011.Pengantar Hukum Agrari. Yogyakarta: Graha IlmuKustiwan, I. 1997. Alih Fungsi Lahan Pertanian di Pantai Utara Jawa. Prisma XXVI.Silalahi S.B.1998. Fakta dan Masalah Sekolah Tinggi Pertanahaan Nasional.Yogyakarta : StpnSiswoko, Yohanes Doni. 2012. Alih Fungsi Lahan Pertanian Menjadi Perumahan (Studi Di Kecamatan Sukun Kota Malang). Malang : Fakultas Hukum Unmer Malang.Sutanto, Totok Gunawan.1988. Penelitian Daya Dukung Potebsi Wilayah Daerah Istimewa Yogyakarta. Bagian I Perubahan Penggunaan Lahan Daerah Kabupaten Bantul dan Sleman. Yogyakarta : PUSPICS-UGM-BAKONSURTANAL.Utomo, M., Eddy Rifai dan Abdulmutalib Thahir. 1992.Pembangunan dan Alih Fungsi Lahan.Lampung: Universitas Lampung.

PERATURAN PERUNDANG-UNDANGANUndang Undang No 51 Prp 1960 Tentang Larangan Pemakaian Tanpa Izin Yang Berhak Undang Undang No41 Tahun 2009 Tentang Perlindungan Lahan Pertanian Berkelanjutan Undang Undang No 1 Tahun 2011 Tentang Perumahan Dan Kawasan Pemukiman Peraturan Daerah Kabupaten Sleman Nomor 19 tahun 2001 Sleman Tentang Izin Perubahan Peruntukan Pengunaan Tanah.Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 16 Tahun 2004 Tentang Penatagunaan Tanah

INTERNEThttp://beritadaerah.com/2013/11/06/alih-fungsi-lahan-pertanian-harus-ditekan/http://www.pu.go.id/satminkal/itjen/lama/hukum/pp16-04.htmhttp://www.spi.or.id/?page_id=282Dalam situs Bkpp.go.id