trombosis vena dalam

10
Trombosis vena dalam adalah suatu keadaan terjadinya gumpalan darah (trombus) pada pembuluh darah balik (vena) dalam di daerah tungkai bawah. Setiap tahunnya diperkirakan terdapat 1 di antara 1000 orang menderita kelainan ini. Dari jumlah tersebut, kurang lebih satu sampai lima persen penderita meninggal akibat komplikasi yang ditimbulkan. Click here to enlarge Trombus yang terbentuk di tungkai bawah tersebut dapat lepas dari tempatnya dan berjalan mengikuti aliran darah, disebut dengan emboli. Emboli yang terbentuk dapat mengikuti aliran darah hingga ke jantung dan paru. Biasanya emboli tersebut akan menyumbat di salah satu atau lebih pembuluh darah paru, menimbulkan suatu keadaan yang disebut dengan embolisme paru (pulmonary embolism). Tingkat keparahan dari embolisme paru tergantung dari jumlah dan ukuran dari emboli tersebut. Jika ukuran dari emboli kecil, maka akan terjadi penyumbatan pada pembuluh darah paru yang kecil, sehingga menyebabkan kematian jaringan paru (pulmonary infarction). Namun jika ukuran emboli besar maka dapat terjadi penyumbatan pada sebagian atau seluruh darah dari jantung kanan ke paru, sehingga menyebabkan kematian. Apa Penyebab Trombosis Vena Dalam? 1,3 Ada 3 faktor yang dapat menyebabkan terjadinya trombosis vena dalam, yaitu : 1. Cedera pada pembuluh darah balik

Upload: alain-raymond-elroy-sihombing

Post on 26-Oct-2015

34 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

deep vein trombosis

TRANSCRIPT

Page 1: Trombosis vena dalam

Trombosis vena dalam adalah suatu keadaan terjadinya gumpalan darah (trombus) pada pembuluh darah balik (vena) dalam di daerah tungkai bawah. Setiap tahunnya diperkirakan terdapat 1 di antara 1000 orang menderita kelainan ini. Dari jumlah tersebut, kurang lebih satu sampai lima persen penderita meninggal akibat komplikasi yang ditimbulkan.

Click here to enlarge

Trombus yang terbentuk di tungkai bawah tersebut dapat lepas dari tempatnya dan berjalan mengikuti aliran darah, disebut dengan emboli. Emboli yang terbentuk dapat mengikuti aliran darah hingga ke jantung dan paru. Biasanya emboli tersebut akan menyumbat di salah satu atau lebih pembuluh darah paru, menimbulkan suatu keadaan yang disebut dengan embolisme paru (pulmonary embolism).

Tingkat keparahan dari embolisme paru tergantung dari jumlah dan ukuran dari emboli tersebut. Jika ukuran dari emboli kecil, maka akan terjadi penyumbatan pada pembuluh darah paru yang kecil, sehingga menyebabkan kematian jaringan paru (pulmonary infarction). Namun jika ukuran emboli besar maka dapat terjadi penyumbatan pada sebagian atau seluruh darah dari jantung kanan ke paru, sehingga menyebabkan kematian.

Apa Penyebab Trombosis Vena Dalam? 1,3

Ada 3 faktor yang dapat menyebabkan terjadinya trombosis vena dalam, yaitu :1. Cedera pada pembuluh darah balikPembuluh darah balik dapat cedera selama terjadinya tindakan bedah, suntikan bahan yang mengiritasi pembuluh darah balik, atau kelainan-kelainan tertentu pada pembuluh darah balik. 2. Peningkatan kecenderungan terjadinya pembekuan darahTerdapat beberapa kelainan yang dapat menyebabkan terjadinya peningkatan kecenderungan terjadinya pembekuan darah. Beberapa jenis kanker dan penggunaan kontrasepsi oral dapat memudahkan terjadinya pembekuan darah. Kadang-kadang pembekuan darah juga dapat terjadi setelah proses persalinan atau setelah tindakan operasi. Selain itu pembekuan darah juga mudah terjadi pada individu yang berusia tua, keadaan dehidrasi, dan pada individu yang merokok.3. Melambatnya aliran darah pada pembuluh darah balikHal ini dapat terjadi pada keadaan seperti perawatan lama di rumah sakit atau pada penerbangan jarak jauh. Pada keadaan-keadaan tersebut otot-otot pada daerah tungkai bawah tidak berkontraksi sehingga aliran darah dari kaki menuju ke jantung berkurang. Akibatnya aliran darah pada pembuluh darah balik melambat dan memudahkan terjadinya trombosis pada vena dalam.

Page 2: Trombosis vena dalam

Gejala Trombosis Vena Dalam 1,3

Sebagian penderita trombosis vena dalam tidak mengalami gejala sama sekali. Pada penderita-penderita ini biasanya gejala nyeri dada, akibat dari embolisme paru, adalah indikasi pertama adanya suatu kelainan. Jika trombus besar dan menyumbat aliran darah pada pembuluh darah balik yang besar, maka akan timbul gejala pembengkakan pada tungkai bawah, yang nyeri dan hangat pada perabaan.

Beberapa trombus dapat mengalami perbaikan secara spontan dan membentuk jaringan parut. Jaringan parut yang terjadi dapat merusak katup yang terdapat pada pembuluh darah balik di daerah tungkai bawah. Akibat kerusakan ini maka dapat terjadi pembengkakan pada daerah tersebut. Pembengkakan biasanya lebih sering terjadi pada saat pagi hingga sore hari karena darah harus mengalir ke atas, menuju jantung, melawan gaya gravitasi. Pada malam hari pembengkakan yang terjadi agak berkurang karena posisi tungkai bawah dalam keadaan horisontal sehingga aliran darah balik dari tungkai bawah ke jantung lebih baik.

Gejala lebih lanjut dari trombosis vena dalam adalah terjadinya perubahan warna pada kulit di sekitar daerah yang terkena menjadi kecoklatan. Hal ini terjadi karena sel darah merah akan keluar dari pembuluh darah balik yang bersangkutan dan mengumpul di bawah kulit. Kulit yang berubah warna menjadi kecoklatan ini sangat rentan terhadap cedera ringan seperti garukan atau benturan, menimbulkan suatu borok (ulkus). Jika pembengkakan makin berat dan persisten maka jaringan parut akan memerangkap cairan di sekitarnya. Akibatnya tungkai akan membengkak permanen dan mengeras sehingga memudahkan terjadinya ulkus yang sulit sembuh.

Bagaimana Mendiagnosis Trombosis Vena Dalam? 4

Diagnosis dari trombosis vena dalam dapat ditegakkan dari pemeriksaan fisik dan pemeriksaan laboratorium. Pemeriksaan fisik ditujukan untuk menemukan adanya tanda dan gejala trombosis vena dalam.Beberapa pemeriksaan laboratorium yang dapat dilakukan untuk membantu diagnosis trombosis vena dalam antara lain:

Ultrasonografi. Pemeriksaan ini menggunakan gelombang suara untuk membentuk gambaran aliran darah melalui pembuluh darah arteri dan pembuluh darah balik pada bagian tungkai yang terkena.

Tes D-Dimer. Pemeriksaan ini mengukur kadar D-Dimer dalam darah yang biasanya dikeluarkan ketika bekuan darah memecah.

Venografi. Pemeriksaan ini merupakan suatu standar baku (gold standard) pada trombosis vena dalam. Pada pemeriksaan ini suatu pemindai akan diinjeksikan ke dalam pembuluh darah balik, kemudian daerah tersebut akan dirőntgen dengan sinar X. Jika pada hasil foto terdapat area pada pembuluh darah balik yang tidak terwarnai dengan pemindai maka diagnosis trombosis vena dalam dapat ditegakkan.

Page 3: Trombosis vena dalam

Terapi Trombosis Vena Dalam 5

Tujuan terapi untuk trombosis vena dalam adalah untuk mencegah pembentukan bekuan darah yang lebih besar, mencegah terjadinya emboli paru, serta mencegah terjadinya bekuan darah di masa yang akan datang. Beberapa obat dapat digunakan untuk mencegah dan mengobati trombosis vena dalam. Obat-obatan yang paling sering digunakan adalah golongan antikoagulan seperti warfarin atau heparin. Obat antikoagulan berguna untuk mencegah terjadinya gumpalan darah. Perlu diperhatikan pula bahwa obat-obatan golongan antikoagulan dapat menyebabkan terjadinya efek samping perdarahan.

Terapi lain yang dapat dilakukan adalah dengan pemasangan filter atau penyaring yang diletakkan pada pembuluh darah balik dari tubuh bagian bawah yang menuju ke arah jantung (vena cava inferior). Penyaring ini berguna untuk mencegah emboli yang terbentuk mencapai paru dan menimbulkan embolisme paru.

Untuk mengurangi nyeri dan bengkak pada tungkai maka dapat dilakukan elevasi atau kompresi pada tungkai yang terkena. Kompresi dapat dilakukan dengan cara pemasangan stocking khusus, yang dapat memberikan kompresi atau tekanan halus pada tungkai.

Terapi Kompelemen dan Alternatif 6,7

Selain terapi di atas, trombosis vena dalam juga dapat diatasi dengan terapi komplemen dan alternatif. Salah satu pengobatan komplemen dan alternatif yang efektif dan aman untuk trombosis vena dalam adalah dengan nattokinase.

Nattokinase adalah salah satu jenis pangan fungsional yang dibuat dari natto, suatu makanan hasil dari fermentasi kedelai dengan bantuan bakteri Bacillus subtilis natto. Natto merupakan makanan populer di Jepang, dan sudah dikonsumsi selama lebih dari 1000 tahun. Dari suatu penelitian yang dilakukan oleh Dr. Hiroyuki Sumi dari Department of Physiology, Miyazaki Medical College, Jepang, ternyata lendir dari natto mengandung enzim nattokinase, yang dapat meningkatkan kemampuan tubuh secara natural untuk memecah bekuan darah.

Penggunaan nattokinase untuk mencegah terjadinya tombosis vena dalam telah dibuktikan dalam salah satu penelitian yang dilakukan oleh Cesanore MR, et al, yang diterbitkan dalam jurnal Angiology tahun 2003. Penelitian tersebut melibatkan 186 orang yang akan menjalani penerbangan jarak jauh selama kurang lebih 7 jam. Dari 186 orang tersebut, 94 orang diberikan 2 kapsul nattokinase 2 jam sebelum penerbangan dan 6 jam setelah mendarat.

Penggunaan Nattokinase pada Penerbangan Jarak Jauh

  Control Treat Total p ValueCompleting the study 92 94 186  DVT 5 0 5 <0.025

Page 4: Trombosis vena dalam

SVT 2 0 2 <0.05

Keterangan : DVT : Deep Vein Thrombosis (Trombosis Vena Dalam)

SVT : Superficial Vein Thrombosis (Trombosis Vena Luar)

Hasil penelitian tersebut menunjukkan bahwa dari 94 orang yang diberikan nattokinase sebelum dan setelah penerbangan jarak jauh tidak ada yang mengalami trombosis vena dalam maupun trombosis vena luar. Sedangkan dari 92 orang yang tidak diberikan nattokinase sebelum dan setelah penerbangan terdapat 5 orang yang mengalami trombosis vena dalam dan 2 orang yang mengalami trombosis vena luar. Dari penelitian ini dapat disimpulkan bahwa nattokinase secara signifikan dapat mencegah terjadinya trombosis vena pada penerbangan jarak jauh.

http://fortunestar.co.id/penyakit-kardiovaskular/53-kanker-vena-dalam.html

TROMBOSIS VENA DALAM TROMBOSIS VENA DALAM

PENGERTIANIstlah penyakit tromboembolik mencerminkan hubungan antara trombosis, yaitu proses pembentukan bekuan darah, dan resiko emboli. Seringkali tanda pertama dari trombosis vena adalah emboli paru.Trombosis Vena Dalam adalah kondisi dimana terbentuk bekuan dalam vena sekunder akibat inflamasi /trauma dinding vena atau karena obstruksi vena sebagian.Trombosis Vena Dalam (DVT) menyerang pembuluh-pembuluh darah system vena dalam. Serangan awalnya disebut trombosis vena dalam akut. Emboli paru-pariu merupakan resiko yang cukup bermakna pada trombosis vena dalam.Kebanyakan trombosis vena dalam berasal dari ekstrimitas bawah. Banyak yang senbuh spontan, dan sebagian lainnya berpotensi membentuk emboli. Penyakit ini dapat menyerang satu vena bahkan lebih. Vena-vena di betis adalah vena-vena yang paling sering terserang. Trombosis pada vena poplitea, femoralis super fisialis, dan segmen-segmen vena ileofemoralis juga sering terjadi.

PATOFISIOLOGIPenyabab utama rombosis Vena belum jelas, tatapi ada tiga kelompok factor pendukung yang dianggap berperan penting dalam pembentukannya yang dikenal sebagai TRIAS VIRCHOW;Stasis aliran darah vena, terjadi bila aliran darah melambat, seperti pada gagal jantung atau syok; ketika vena berdilatasi, sebagai akibat terapi obat, dan bila kontraksi otot skeletal berkurang, seperti pada istirahat lama, paralysis ekstremitas atau anastesi.Hal-hal tersebut menghilangkan pengaruh dari pompa vena perifer, meningkatkan stagnasi dan pengumpulan darah di ekstremitas bawah.Cedera dinding pembuluh darah, diketahui dapat mengawali pembentukan thrombus. Penyebabnya adalah trauma langsung pada pembuluh darah, seperti fraktur dan cedera jaringan lunak, dan infuse

Page 5: Trombosis vena dalam

intravena atau substansi yang mengiritasi, seperti kalium klorida, kemoterapi, atau antibiotic dosis tinggi.Hiperkoagulabilitas darah, terjadi paling sering pada pasien dengan penghentian obat antikoagulan secara mendadak. Kontrasepsi oral dan sejumlah besar diskrasia.Rangsangan trombosis venaMe ↑ kan resistensi aliran vena dari ekstremitas bawahPengosongan vena tergangguRangsangan trombosis venape↑an vol. dan tek.darah vena

↓Stasis & penimbunan darah di ekstremitasTrombus melekat di PDRisiko embolisasiEmboli menuju sirkulasi paru

FAKTOR RISIKO UTAMAImobilitas yang nyatadehidrasikeganasan lanjutdiskrasia darahriwayat DVTvarises vena, danOperasi atau truma pada tungkai bawah atau pelvis.

FAKTOR PREDISPOSISIPemakaian obat anti hamil yang mengandung esterogenkehamilangagal jantung kongestif kronikobesitas

MANIFESTASI KLINISEmboli paru, sebagai petunjuk klinis pertama dari trombosisEdema dan pembengkakan ekstremitas karena aliran darah tersumbatNyeri tekan akibat inflamasi dinding venaTanda Homan : nyeri tekan pada betis sewaktu dorsofleksi kakiTanda Lowenburg : nyeri di paha atau betis sewaktu pengembungan mansetPeningkatan turgor jaringan,Kenakan suhu kulitBintik-bintik dan sianosis karena stagnasi aliran

Page 6: Trombosis vena dalam

Penurunan Hb

DIAGNOSA KEPERAWATANKurang pengetahuan tentang proses penyakit, program pengobatan yang ditandai denagan:Pernyataan tentang persepsi masalahKetidakmampuan dalam mengikuti instruksiBerkembangnya/tendensi untuk terjadinya komplikasi.

PENCEGAHANPencegahan merupakan perawaan yang terbaik pada trombosis vena dalam seperti :Mobilisasi diniPemakaian stoking elastik· Di gunakan pagi hari sebelum tungkai diturunkan dari tempat tidur dan diepas pada malam hari· Stoking ini memberi tekanan secara terus menerus dan merata di seluruh permukaan betis, menurunkan diameter vena superficial di tungkai, sehingga meningkatkan aliran vena yang lebih dalam.Latihan gerak kaki dan jari secara aktif· Saat pasien di tempat tidur, kaki & tungkai bawah harus ditinggikan beberapa derajat melebihi jantung. Posisi ini memungkinkan vena superficial & tibialis mengosongkan diri dengan cepat & tetap kolaps· Latihan tungkai aktif & pasif khususnya yang melibatkan otot betis, harus dilakukan sebelum & sesudah operasi untuk meningkatkan aliran vena· Latihan menarik nafas dalam membantu pengosongan vena besar.pemberian antikoagulan (bila ada indikasi)

PENATALAKSANAANTujuan penanganan medis DVT adalah mencegah perkembangan dan pecahnya thrombus beserta risikonya yaitu Embolisme Paru dan mencegah tromboemboli kambuhan.ü Terapi antikoagulan dapat mencapai kedua tujuan itu. Heparin yang diberikan selama 10 – 12 hari dengan infuse berkelanjutan, dapat mencegah berkembangnya bekuan darah dan tumbuhnya bekuan baru. 4 – 7 hari sebelum terapi heparin intravena berakhir, pasien mulai diberikan antikoagulan oral. Pasien mendapat antikoagulan oral selama 3 bulan atau lebih untuk pencegahan jangka panjang.Penatalaksanaan Keperawatan.ü Tirah baring, peninggian ekstremitas yang terkena, stoking elastic, dan analgetik untuk mengurangi nyeri adalah tambahan untuk terapi ini. Biasanya diperlukan tirah baring 5 – 7 hari setelah terjadi DVT. Ketika pasien mulai berjalan, harus dipakai stoking elastik. Berjalan-jalan akan lebih baik daripada berdiri atau duduk lama-lama. Latihan di tempat tidur, seperti dorsofleksi kaki melawan papan kaki, juga dianjurkan.ü Kompres hangat dan lembab pada ekstremitas yang terkena dapat mengurangi ketidaknyamanan sehubungan dengan DVT. Analgetik ringan untuk mengontrol nyeri, sesuai resep, akan menambah rasa nyaman.Penyuluhan pasien yang menjalani terapi antikoagulan1. Minum tablet antikoagulan pada waktu yang sama setiap hari, biasanya antara jam 08.00 – 09.00 pagi2. Mengenakan atau membawa identitas yang menunjukan bahwa sedang memakai antikoagulan

Page 7: Trombosis vena dalam

3. Mematuhi setiap kunjungan untuk uji darah4. Jangan minium salah salah satu obat berikut tanpa persetujua dokter. ( vitamin, obat flu, antibiotic, aspirin, minyak mineral, dan obat antiradang ) Karena obat tersebut mempengaruhi kerja antikoagulan.5. Hindari alcohol, karena dapat mengganggu respon tubuh terhadap antikoagulan6. Hindari perubahan pola makan, diet yang drastic atau perubahan kebiasaan makan yang mendadak7. Jangan minum obat Caumadin, kecuali dianjurkan oleh dokter atau perawat8. Jangan menghentikan Coumadin yang telah direpkan kecuali atas saran dokter atau perawat9. Apabila berobat ke dokter lain, tunjukkan bahwa sedang memakai antikoagulan10. Hubungi dokter pribadi ebelum mencabut gigi atau pembedahan elektif11. Apabila muncul salah satu tanda berikut, laporkan segera kepada dokter;a. Pingsan, pusing, atau semakin lemahb. Sakit kepala atau perut yang beratc. Warna urine merah atau cokelatd. Adanya perdarahan, seperti luka yag tidak berhenti berdarahe. Lecet yang bertambah ukurannya, perdarahan hidung atau perdarahan abnormal pada setiap bagian tubuhf. Tinja merah atau hitamg. Kulit kemerahan12. Hindari cedera yang dapat mengakibatkan perdarahan13. wanita harus memberitahu dokter apabila ada dugaan hamil

http://blognyanino.blogspot.com/2008/07/trombosis-vena-dalam.html

Referensi :Keperawatan Medical Bedah, Smeltzer.C Suzanne, Volume 3, Egc Jakarta