trematoda

3
TREMATODA Cacing dewasa umumnya berbentuk pipih, ada bagian ventral dan bagian dorsalnya. Beberapa spesies ada yang bentuknya agak bulat panjang,ada pula yang bagian anteriornya bulat panjang sedangkan bagian posteriornya pipih melebar. Alat reproduksinya ada yang jelas terpisah antara cacing jantan dan betina ada pula yang hermaprodit. Telur cacing keluar dari tubuh manusia bisa bersama feses (Fasciola, Clonorchis, Fasciolopsis, Schistosoma mansoni, dan Schistosoma japonicum) ; urina (Schistosoma haematobium) atau melalui sputum (Paragonimus). Didalam air, telur yang menetas menjadi larva, dalam perkembangannya memerlukan sejenis mollusca (siput air tawar) sebagai intermediate host. Sebagian besar trematoda memerlukan intermediate host kedua, di mana larvanya berkembang menjadi kista. Echionostoma ilocanum memerlukan mollusca lain, Clonorchis sp. Memerlukan ikan air tawar, Paragonimus sp. Memerlukan kepiting atau udang sebagi intermediate host keduanya, sedangkan Fasciola sp. Menempelkan kistanya pada tanaman air. Bila manusia memakan host intermediate kedua atau tanaman tempat kistanya berada, dalam keadaan mentah atau kurang matang, akan terjadi penularan penyakit, dan siklus hidup cacing akan menjadi lengkap. Gejala penyakit yang disebabkan trematoda bergantung pada : a. Ukuran dan banyaknya cacing di dalam tubuh b. Organ atau jaringan tubuh yang terinfeksi. Sejumlah besar cacing kecil dari spesies Metagonimus atau Heterophyes yang menempel pada mucosa usus halus hanya akan menimbulkan gejala penyakit yang ringan, tetapi Fasciolopsis dengan jumlah yang sama di intestinum akan menimbulkan kerusakan lokal yang hebat dan keracunan sistemis. Sejumlah besar Clonorchis atau Opistorchis yang menimbulkan reaksi radang pada saluran empedu bagian distal, tidak menimbulkan kerusakan yang berarti pada hati. Akan tetapi, Fasciola yang ukurannya besar dan menyebabkan trauma sewaktu bermigrasi diantara sel-sel hati serta menempati bagian proximal saluran empedu menimbulkan kerusakan yang cukup parah di dalam hati. Kelainan akibat trematoda biasanya lokal dan sistemis.

Upload: ayu-sukarni-putri

Post on 07-Feb-2016

10 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

parasitologi

TRANSCRIPT

Page 1: TREMATODA

TREMATODA

Cacing dewasa umumnya berbentuk pipih, ada bagian ventral dan bagian dorsalnya.

Beberapa spesies ada yang bentuknya agak bulat panjang,ada pula yang bagian

anteriornya bulat panjang sedangkan bagian posteriornya pipih melebar.

Alat reproduksinya ada yang jelas terpisah antara cacing jantan dan betina ada pula yang

hermaprodit.

Telur cacing keluar dari tubuh manusia bisa bersama feses (Fasciola, Clonorchis,

Fasciolopsis, Schistosoma mansoni, dan Schistosoma japonicum) ; urina (Schistosoma

haematobium) atau melalui sputum (Paragonimus).

Didalam air, telur yang menetas menjadi larva, dalam perkembangannya memerlukan

sejenis mollusca (siput air tawar) sebagai intermediate host.

Sebagian besar trematoda memerlukan intermediate host kedua, di mana larvanya

berkembang menjadi kista.

Echionostoma ilocanum memerlukan mollusca lain, Clonorchis sp. Memerlukan ikan air

tawar, Paragonimus sp. Memerlukan kepiting atau udang sebagi intermediate host

keduanya, sedangkan Fasciola sp. Menempelkan kistanya pada tanaman air.

Bila manusia memakan host intermediate kedua atau tanaman tempat kistanya berada,

dalam keadaan mentah atau kurang matang, akan terjadi penularan penyakit, dan siklus

hidup cacing akan menjadi lengkap.

Gejala penyakit yang disebabkan trematoda bergantung pada :

a. Ukuran dan banyaknya cacing di dalam tubuh

b. Organ atau jaringan tubuh yang terinfeksi.

Sejumlah besar cacing kecil dari spesies Metagonimus atau Heterophyes yang

menempel pada mucosa usus halus hanya akan menimbulkan gejala penyakit yang

ringan, tetapi Fasciolopsis dengan jumlah yang sama di intestinum akan menimbulkan

kerusakan lokal yang hebat dan keracunan sistemis.

Sejumlah besar Clonorchis atau Opistorchis yang menimbulkan reaksi radang pada

saluran empedu bagian distal, tidak menimbulkan kerusakan yang berarti pada hati.

Akan tetapi, Fasciola yang ukurannya besar dan menyebabkan trauma sewaktu

bermigrasi diantara sel-sel hati serta menempati bagian proximal saluran empedu

menimbulkan kerusakan yang cukup parah di dalam hati.

Kelainan akibat trematoda biasanya lokal dan sistemis.

Page 2: TREMATODA

Kelainan lokal berupa ulcerasi, kerusakan jaringan, abcess atau terbentuknya jaringan

fibrosis.

Gejala penyakitnya bergantung pada besarnya kerusakan yang terjadi dan organ yang

terkena, dan apakah kerusakannya permanent (menetap) ataukah hanya sementara.

Kelainan sistemis biasanya terjadi karena pengaruh toxin (racun) cacing yang terserap

kedalam darah, menimbulkan reaksi leukocytosis, hypereosinophilia, dan reaksi alergi.

Pada infeksi oleh trematoda bisa dibedakan :

a. Masa inkubasi

b. Phase akut

c. Phase kronis

Berkecamuknya penyakit trematoda di suatu daerah, terutama ditentukan oleh adanya

mollusca sebagai host intermediate di wilayah tersebut. Sedangkan intermediate host

kedua, relatif kurang berperan karena larva trematodanya hanya akan melanjutkan

perkembangannya bila bertemu dengan intermediate host kedua tertentu, sedangkan

terhadap mollusca tidak terlalu memilih.

Kebiasaan masyarakat di daerah endemi juga sangat menentukan untuk terjadinya

infeksi terhadap dirinya maupun penyebaran penyakitnya.

Kebiasaan mandi, mencuci, berbasah-basah disungai, kolam atau sawah di mana

terdapat larva schistosoma, berisiko untuk ketularan.

Makan sayuran (Fasciola), udang atau kepiting (Paragonimus), ikan (Clonorchis ,

Opisthorchis) yang kurang matang menyebabkan terjadinya penularan.

Cara pembuangan kotoran, urina, atau sputum yang tidak benar, menyebabkan

pengotoran air dimana intermediate hostnya mendapatkan infeksi.

Penderita juga merupakan sumber penularan yang berbahaya bagi masyarakat luas.

Pencegahan penyakit karena trematoda dapat dilakukan dengan :

a. Pengobatan semua penderita untuk menghilangkan sumber penularan

b. Pembuangan kotoran sesuai dengan aturan kesehatan dan kotoran penderita

harus di desinfeksi

c. Pemberatasan siput air tawar

d. Pendidikan kesehatan kepada masyarakat agar tidak menggunakan air yang

terkontaminasi untuk mandi, mencuci, dan sebagainya.

Page 3: TREMATODA

Daftar pustaka

Entjang, Indan dr. 2003. Mikrobiologi dan parasitologi untuk akademi keperawatan dan

sekolah tenaga kesehatan yang sederajat. PT. Citra aditya bakti, Bandung.