pemeriksaan siput terhadap adanya infeksi larva cacing trematoda

Download Pemeriksaan Siput Terhadap Adanya Infeksi Larva Cacing Trematoda

If you can't read please download the document

Upload: arifatun-nisaa-skm-mph

Post on 30-Jun-2015

1.432 views

Category:

Documents


11 download

DESCRIPTION

Pemeriksaan Siput Terhadap Adanya Infeksi Larva Cacing Trematoda

TRANSCRIPT

PEMERIKSAAN SIPUT TERHADAP ADANYA INFEKSI LARVA CACING TREMATODAA. TUJUAN 1. Untuk mengetahui ada tidaknya infeksi larva cacing termatoda pada sampel siput yang diperiksa. 2. Untuk mengetahui jenis-jenis siput yang menjadi hospes perantara bagi larva cacing trematoda. B. TINJAUAN TEORI Hewan-hewan yang termasuk phylum Mollusca memiliki tubuh lunak tidak bersegmen, dengan ciri tubuh bagian anterior ialah kepala, sisi ventral berfungsi sebagai kaki musculer, dan massa viscera terdapat pada sisi dorsal. Yang termasuk phylum ini antara lain: tiram, kerang, cumi-cumi, siput air, siput darat, dan lainnya. Dalam hal ini siput termasuk hewan kelas Gastropoda yang habitatnya di air laut atau di air tawar. Siput atau keong adalah nama umum yang diberikan untuk hampir semua anggota kelas mollusca Gastropoda yang memiliki cangkang bergelung pada tahap dewasa. Kelas Gastropoda menempati urutan kedua terbanyak dari segi jumlah spesies anggotanya setelah insecta. Habitat, bentuk, tingkah laku, dan anatomi siput pun sangat bervariasi antar spesies. Siput dapat ditemukan pada berbagai lingkungan yang berbeda; dari parit hingga gurun, bahkan hingga laut yang sangat dalam. Sebagian besar spesies siput adalah hewan laut. Banyak juga yang hidup di darat, air tawar, bahkan air payau Kebanyakan siput merupakan herbivora, walaupun beberapa spesies yang hidup di darat dan laut dapat merupakan omnivora atau karnivora predator. Daur hidup beberapa jenis cacing yang termasuk kelas Termatoda. 1. Cacing dewasa bertelur di dalam saluran empedu dan kantong empedu sapi atau domba. Kemudian telur keluar ke alam bebas bersama feses domba. Bila mencapai tempat basah, telur ini akan menetas menjadi larva bersilia yang disebut mirasidium. Mirasidium akan mati bila tidak masuk ke dalam tubuh siput air tawar (Lymnea auricularis-rubigranosa). 2. Di dalam tubuh siput ini, mirasidium tumbuh menjadi sporokista (menetap dalam tubuh siput selama + 2 minggu). 3. Sporokista akan menjadi larva berikutnya yang disebut Redia. Hal ini berlangsung secara partenogenesis. 4. Redia akan menuju jaringan tubuh siput dan berkembang menjadi larva berikutnya yang disebut serkaria yang mempunyai ekor. Dengan ekornya serkaria dapat menembus jaringan tubuh siput dan keluar berenang dalam air. 5. Di luar tubuh siput, larva dapat menempel pada rumput untuk beberapa lama. Serkaria melepaskan ekornya dan menjadi metaserkaria. Metaserkaria membungkus diri berupa kista yang dapat bertahan lama menempel pada rumput

atau tumbuhan air sekitarnya. Perhatikan tahap perkembangan larva Fasciola hepatica. 6. Apabila rumput tersebut termakan oleh domba, maka kista dapat menembus dinding ususnya, kemudian masuk ke dalam hati, saluran empedu dan dewasa di sana untuk beberapa bulan. Cacing dewasa bertelur kembali dan siklus ini terulang lagi.

Tahapan infeksi larva cacing trematoda

Suatu penelitian mengenai populasi-populasi Gastropoda pesawahan Riung Bandung-Kodya Bandung telah dilakukan pada bulan Maret dan April 1993, dengan empat periode pencuplikan tiap selang waktu dua minggu. Cuplikan Gastropoda diambil dengan keruk Ekman di daerah aliran air masuk, aliran air keluar dan di bagian tengah dari dua petak sawah yang masing-masing berukuran 15 x 15 m2. Ditemukan delapan jenis Gastropoda air tawar, lima dari subkelas

Prosobranchia, yaitu Bellamya javanica, Digoniostoma truncatum, Melanoides tubercutata, Pila scutata dan Pomacea sp. serta tiga dari subkelas Pulmonata, yaitu GyrauLus convextuscuLus, IndopLanorbis exustus dan Lymnaea rubiginosa. Indeks keanekaragaman jenis tertinggi (H"=1,33) :iidapatkan pada periode pencuplikan 20 Maret 1993, ketika :erapatan populasi total dan jumlah jenis tertinggi. Pada periode pencuplikan 6 Maret 1993, jenis yang paling predominan adalah L. rubiginosa diikuti oleh B. javanica. Pada periode selanjutnya (20 Maret, 3 April dan 18 April 1993) jenis yang paling predominan adalah D. truncatum dan diikuti oleh L. rubiginosa. Populasi-populasi jenis predominan, yaitu B. javanica, D. truncatum., L. rubiginosa dan M. tubercuLata pada umumnya menunjukkan pola sebaran mengelompok. Dinamika populasi siput-siput tersebut di atas digambarkan oleh perubahan bentuk piramida umurnya padaiode-periode pencuplikan yang berurutan. Jumlah telur jenis-jenis siput predominan meningkat. Dengan meningkatnya ukuran cangkang, pada H. tuberculata. Pada jenis ini jumlah telur, meningkat mencapai maksimum pada siput oerukuran 17,5 - 20,2 mm dan kemudian menurun pada hewan berukuran cangkang lebih besar dari itu. Sebagai inang perantara cacing Trematoda, prevalensi serkaria pada L. rubiginosa (n=405) paling tinggi (34,3%). Prevalensi serkaria ekinostoma pada H. tubercuLata (n=143) adalah 2,1% dan pada B. javanica (n=168) 1,2%. Infeksi ganda serkaria tipe furkoserkus dan ekinostoma hanya ditemukan pada L. rubiginosa (4,4 %)

Cacing Trematoda dan Cestoda tidak menyebabkan masalah kesehatan masyarakat secara menyeluruh, tetapi terbatas pada beberapa daerah tertentu saja. Schistosoma japonicum hanya merupakan masalah kesehatan masyarakat di daerah danau Lindu dan lembah Napu, dua daerah terpencil di pegunungan di Sulawesi Tengah. Meskipun prevalensi infeksi ini tinggi dan dapat menyebabkan kematian secara langsung tetapi masalah ini hanya meenyangkut beberapa ribu penduduk saja, jumlah yang tidak besar jika dibandingkan dengan penduduk seluruh Indonesia. Tetapi dengan adanya transmigrasi lokal dari daerah-daerah sekitarnya, maka jumlah penduduk yang at risk menjadi lebih besar. Ditambah lagi dengan diadakannya bendungan di sungai di

daerah bawah sungai yang mempunyai sumber di danau Lindu, maka bahaya penyebaran penyakit ini selalu harus diperhatikan. Pengobatan serta pemberantasan pada waktu ini masih dalam taraf permulaan. C. ALAT DAN BAHAN 1. Alat a. Mikroskop b. Pisau c. Talenan/ alas kayu 2. Bahan a. Tisu b. Lap dari kain yang mampu menyerap air c. Siput

D. CARA KERJA 1. Meletakkan siput diatas landasan kayu, kemudian memotongnya pada segmen/ lingkaran ketiga dari atas pada cangkangnya (letak hati siput). 2. Membuang bagian atas yang sudah dipotong. Membalik bagian bawah/ potongan yang lebih besar dan mengetukkan pada cekungan objek glass, kemudian ditutup dengan cover glass. 3. Mengamati objek glass yang sudah siap di bawah mikroskop, untuk mengetahui keberadaan larva cacing Trematoda. 4. Melakukan pemeriksaan dengan cara yang sama terhadap siput lain disaat tidak ditemukan adanya gerakan-gerakan aneh. 4. Menambah perbesaran disaat terlihat adanya gerakan-gerakan, untuk memastikan keberadaan larva cacing Trematoda. 5. Mengidentifikasi larva cacing Trematoda yang terlihat dan membuat gambarnya. 6. Menuliskan hasil yang diperoleh ke dalam Tabel hasil. E. HASIL

F. PEMBAHASAN Terdapat 0% dari siput yang diperiksa yang positif mirasidium, sporokista, redia, dan serkaria. Keseluruhan dari sampel siput tidak terinfeksi larva cacing Trematoda. Kemungkinan besar wilayah pengambilan sampel siput bukanlah wilayah endemis infeksi larva cacing Trematoda. G. KESIMPULAN H. DAFTAR PUSTAKA Radiopoetro, Prof.Drs. Zoologi. PT. Erlangga. Jakarta. 1977. H.C. Jeffrey & R.M. Leach. Atlas Helmintologi dan Protozoologi Kedokteran. Penerbit Buku Kedokteran EGC Penerjemah Adji Dharma edisi 2. Jakarta. 1983. Minggu, 21 Desember 2008, Pukul 11.35.26 WIB, SukoharjoNet. http://id.wikipedia.org/wiki/Siput http://andalanqualitydunia.blogspot.com/2008/01/penyakit-cacingan-donasi-olehkelompok.html http://www.e-dukasi.net/mol/mo_full.php?moid=81&fname=kb3hal28.htm http://www.nenadmohamed.com/200 http://books.google.co.id/books?id=6knkBhHkQ8C&pg=PA109&lpg=PA109&dq=siklus+larva+cacing+trematoda&source= web&ots=fZDrqeYAvB&sig=TTmXq_hszmi4HFELlzSHf6rM0Qg&hl=id&sa=X&oi =book_result&resnum=4&ct=result#PPA109,M18/08/fasciola-hepatica.html Senin, 22 Desember 2008, Pukul 11.02.35 WIB, SukoharjoNet http://www.kalbe.co.id/files/cdk/files/30MasalahPenyakitParasit020.pdf/30Masal ahPenyakitParasit020.html http://www.litbang.depkes.go.id/media/index.php? option=content&task=view&id=83&Itemid=31 http://digilib.sith.itb.ac.id/go.php?id=jbptitbbi-gdl-s1-1996-liesdarmay751&node=1603&start=6 http://digilib.sith.itb.ac.id/go.php?id=jbptitbbi-gdl-s2-1983-abdulhadim495&q=trematoda http://digilib.sith.itb.ac.id/go.php?id=jbptitbbi-gdl-s1-1996-liesdarmay751&q=trematoda