trauma pada wanita hamil.pptx
TRANSCRIPT
TRAUMA PADA WANITA HAMILKELOMPOK 8
PENDAHULUAN
PERUBAHAN ANATOMI & FISIOLOGI
Manajemen dari trauma pada wanita hamil membutuhkan
pertimbangan & pemahaman tentang perubahan anatomi &
fisiologi yg terjadi pada wanita hamil.Perubahan Anatomi
Usia
KehamilanKeterangan
• Dinding uterus tebal & berukuran kecil
• Uterus terletak pada intrapelvik0-12 minggu
• Pembesaran uterus menyebabkan usus terdorong ke atas & mengisi
rongga abdomen bagian atas.
• Pada trauma tumpul, usus akan terlindungi tetapi uterus, plasenta &
janin menjadi lebih beresiko.
• Pada trauma tembus abdomen atas, dapat mengakibatkan terjadinya
trauma intestinal.
• Pada 2 minggu terakhir kehamilan, fundus uteri akan akibat janin
ke dalam pelvis. Apabila terjadi fraktur pelvis pada kehamilan lanjut
maka dapat menyebabkan fraktur tulang tengkorak janin atau cedera
intakranial.
• Uterus meninggi sampai umbilicus 12-24 minggu
• Uterus menjadi sangat besar & menipis
• Uterus meninggi sampai tepi bawah lingkar tulang iga24-36 minggu
PERUBAHAN ANATOMI & FISIOLOGI
Parameter Perubahan Fisiologis
Volume &
komposisi darah
Volume
Volume plasma . Jumlah eritrosit & hematocrit (anemia fisiologis pd kehamilan).
Bila wanita hamil mengalami perdarahan & kehilangan darah sebanyak 1200-1500 ml, tdk akan tampak tanda &
gejala hypovolemia, namun dapat dicurigai sebagai gawat janin (terjadi percepatan abnormal denyut jantung).
KomposisiLeukosit (15.000/mm3), kadar fibrinogen sedikit, protombin time & partial tromboplastin time (PTT) memendek,
serum albumin (2,2-2,8 g/dl), serum protein (1 g/dl), serum osmolaritas tdak mengalami perubahan.
Hemodinamik
Cardiac output CO (1,0-1,5 L/menit) akibat volume plasma serta retensi vaskular di uterus dan plasenta.
Denyut jantung denyut jantung (10-15x/menit) & mencapai tingkat maksimum pada trimester ke-3.
Tekanan darah tekanan sistolik & diastolic sebanyak 5-15 mmHg pada trimester ke-2.
Tekanan vena Hipertensi vena pada ekstremitas bawah terjadi selama trimester-3.
Perubahan ECG Perubahan aksis ke kiri sekitar 15.
PERUBAHAN ANATOMI & FISIOLOGI
Paramete
rPerubahan Fisiologis
Pernapasan ventilasi sbg akibat volume tidal akibat progesterone slma kehamilan
Gastrointestinal Waktu pengosongan lambung memanjang shg dokter harus selalu mengasumsikan lambung penderita dalam kondisi berisi penuh.
Usu halus berpindah ke rongga perut bagian atas & terlindung oleh uterus. Anatomi limpa & hati tidak berubah slma kehamilan.
Saluran kemih filtrasi glomerulus dan pengaliran darah ginjal. Kreatinin dan serum urea nitrogen sampai setengah dari nilai pda awal kehamilan.
Terjadinya glukosuri merupakan kondisi normal pd kehamilan.
Sistim endokrin Kelenjar hipofisis bertambah 30-50% baik dalam ukuran maupun beratnya.
Muskuloskeletal Simfisis pubis melebar (4-8 mm) pada usia kehamilan 7 bulan & rongga sendi sakroiliaka juga melebar.
Sistim saraf Dapat terjadi eklampsia yg merupakan komplikasi pd kehamilan lanjut.
KLASIFIKASI
PRIMARY SURVEY
Untuk tujuan keselamatan ibu & janin, dianjurkan lebih dulu
menilai & melakukan resusitasi kepada ibu, kemudian menilai
janinnya sebelum melakukan secondary survey terhadap ibunya.
Aspek Tindakan Klinis
Airway & c-spine
1. Mempertimbangkan peningkatan resiko intubasi. • Intubasi pada wanita hamil dilakukan lebih cepat.
• Mengunakan pegangan pendek laryngoscop
• Tekanan cricoid
• ETT yang lebih kecil digunakan untuk edema laring
2. Peningkatan resiko aspirasi • Jika mempertimbangkan penempatan intubasi pada tuba orogastrik.
• Pertimbangkan tuba nasogastrik jika mengunakan intubasi.
3. Mengunakan alat cervical spine collar C sebagai penahal spinal cervical.
PRIMARY SURVEY
Aspek Tindakan Klinis
Breathing &
ventilation
1. Rutin mengontrol peningkatan kebutuhan oksigen 100%
2. Ventilasi mungkin akan berkurang karena diagfragma
3. Jika aman tegakan kepala dari tempat tidur untuk mengurangi beban uterus memudahkan pernafasan
4. Jika rongga dada mengembang,ICS 1,2,terangkat dikiuti ICS 5 sehingga diagframa terangkat ke atas..
Circulation &
control
perdarahan
1. Kontrol perdarahan Eksternal.
2. Miringkan Ke arah lateral 15-30 °
3. Temukan akses IV • Sehingga menjahui daerah garis femoral untuk menekan kehamilan
4. Memasukan Cristaloid secara IntraVena • Menilai respon : Penekanan tentang kesadaran akan kehamilan berhubungan dengan
parameter psikologis
• Tujuan menghindari peningkatan Volume kristslod ( peningkatan dari 2L) yang dapat
meningkatkan edema paru yang relatif mennyebabkan penurunan tekanan onkotik
pada ibu hamil/kehamilan
PRIMARY SURVEY
Aspek Tindakan Klinis
Circulation &
control
perdarahan
5. Menghindari Vasopresor yang menurunkan tekanan darah materrnal sebagai konpensasi dari aliran darah utero-plasental.
6. Menegahkan tingginya kecurigaan dugaan untuk perdarahan dan kesadaran akan terbatasnya tanda-tanda klinis
7. Menampilkan penyelidikan yang teliti akan perdarahan (tersembunyi) yang tidak kelihatan sebagai aliran darah maternal untuk fetus.
8. Melakukan pemeriksaan sonografi khusus Abdomen (FASI) untuk mengetahui perdarahan intra-abdominal.
9. Jika ada kecurigaan hipovolemia mulailah resusitasi cairan untuk memastikan aliran yang adekuat untuk maternal dan perfusi utero-
plasental.
10. Jika pasien tidak berespon terhadap kristalod,pertimbangkan prtokol tranfusi dalam jumlah besaf atau MTP (Massive transfusion
protokol.
11. Rujuk cepat untuk medapatkan tindakan lanjut
12. Arahkan ke Quesland clinical Guidline postpartu,m hemorage untuk medapatkan penggantian darah dan produk darah dan aktivasi
produk MTP
13. Evaluasi Heart Rate Fetus(pada Tabel 7)tetapi jangan Tunda resusitasi Untuk fetus.
PRIMARY SURVEY
Aspek Tindakan Klinis
Disability Pemeriksaan neurological yang cepat dengan GCS
SECONDARY SURVEY
Penanganan ibu hamil dilakukan setelah ibu hamil distabilkan terlebih dahulu.
Aspek Tindakan Klinis
Riwayat obstetrik
1. Gestasi dalam minggu/perkiraan kelahiran dalam hari
2. Komplikasi kehamilan sebelumnya
3. Perawatan prenatal
4. Riwayat dari perdarahan vaginal
Pemeriksaan fisik
1. Pemeriksaan kepala hingga jari kaki untuk pasien trauma yang tidak hamil
2. Inspeksi abdomen untuk mengetahui adanya acchymosis atau asimetris
3. Pada kasus kecelakaan bermotor, posisi sabuk pengaman yang salah
saat melintasi uterus yang sedang hamil dapat menyebabkan :
• Menyebabkan bekas luka memar pada abdomen
• Meningkatkan resiko placental risk
• Meningkatkan resiko rupture urin
4. Periksa uterine tone, kontraksi, rigiditas, tenderness, perabaan bagian-
bagian janin
• Pada saat hamil mungkin berkaitan dengan rasa tidak
nyaman akibat iritasi peritonial
SECONDARY SURVEY
Aspek Tindakan Klinis
Estimasi usia
kehamilan
1. Dapat diperkiran dengan menghitung tinggi fundal • Mengukur jarak vertical pada garis tengah dari simpisis pubis hingga atas
fundus dalam centimeter. Pengukuran ini berhubungan dengan perkiraan usia
kehamilan
2. Ultrasound scan (US) • Diameter biparietal (biparietal diameter/BPD) dari 60 mm biasanya
berhubungan dengan umur masa kehamilan yang diperkirakan 24 minggu
3. Tandai bagian atas fundus untuk mengevaluasi mendekteksi abruption yang ditandai dengan peningkatan tinggi fundus
Monitor denyut
jantung rata-rata
janin
1. FHR normal 110-160
2. FHR dapat diukur menggu nakan stethoscope mulai dari 20
minggu dan menggunakan Doppler mulai dari 12 minggu
• Perbedaan material dan FHR sebagai takikardia maternal dapat
menyebabkan kebingungan
3. Untuk masa kehamilan lebih dari 24 minggu (trauma
major). Inisasi berlanjut cardiotography (CTG) secepatnya
• Sensitivitas yang bagus untuk hasil buruk yang segera
• Mendeteksi iretabilitas uterine dan pola abnormal detak jantung
janin (FHR)
SECONDARY SURVEY
Aspek Tindakan Klinis
Monitor denyut
jantung rata-rata
janin
4. Abnormalitas memungkinkan indikasi cedera atau
membahayakan fetus
• Brakikardia presisten pada jani lebih dari 5 menit, dapat
membahayakan janin
• Bekas sunusiodal dapat menyebakan anemia
5. Interpretasi dan pengaplikasian CTG membutuhkan pelatihan
klinis dalam penggunaannya
• Kontrol secara psikologi dari FHR dan interpretasi yang
dihasilkan CTG dibedakan pada preterm fetus yang
dibandingkan dengan term fetus. Khususnya pada masa
kehamilan kurang dari 28 minggu
• Tinjauan hasi CTG haru dilakukan oleh klinisi berpengalaman
dan yakin pada interpretasi CTG relevan dengan mas kehamilan
• Datangkan staff dan peralatan ke tempat ibu hamil dari pada
membawa ibu hamil ke tempat obstetric untuk monitoring.
SECONDARY SURVEY
Aspek Tindakan Klinis
Pemeriksaan
pelvic atau vagina
1. Jika trauma mayor, lalukan pemeriksaan rectal untuk menilai spinal cord telukan atau trauma lokal
2. Lakukan pemeriksaan steril speculum vaginal sebagai indikasi
(dipilih oleh ahli obstetric/tim anggota persalinan);
• Evaluasi rupture membran, perdarahan vaginal, prolapse cord,
penghapusan cervical dan dilatasi pada labour, posisi janin
• Perdarahan vaginal mungkin mengidikasikan preterm labour,
abruption fraktur pelvis atau rupture uterin
3. Mempertimbangkan pemasangan urinari kateter
KOMPLIKASI
▪ Perdarahan Feto-Maternal
Definisi
1. Perdarahan Feto-maternal (FMH) terjadi pada sekitar 10-30% pasien trauma hamil
2. Keparahan dari FMH berkaitan dengan ukuran perdarahannya dalam kaitannya dengan volume darah janin secara keseluruhan, tingkat
di mana darah ini hilang dan apakah FMH ini akut atau kronis
Gejala klinis
1. Penurunan atau tidak adanya gerakan janin
2. Gawat janin - terutama jika tracing jantung janin adalah sinusoidal (menunjukkan anemia janin)
3. FMH massive jarang terjadi namun merupakan komplikasi yang berat & dapat mengakibatkan anemia janin, hipoksia janin, kematian
intrauterin atau kerusakan neurologis neonatal
4. Wanita mungkin mengalami reaksi transfusi (mual, edema, demam, dan menggigil)
5. Dapat terjadi lebih sering pada plasenta yg terletak anterior & pada wanita yang mengalami nyeri rahim setelah trauma
KOMPLIKASI
Assessment pada
FMH
1. Tes Kleihauer digunakan untuk mendeteksi dan mengukur FMH • Umumnya untuk menentukan dosis immunoglobulin Rh D
pada wanita yang negatif Rh D
• Hasil dilaporkan secara kuantitatif dalam mL darah janin dalam
sirkulasi ibu
• Hasil 'negatif' biasanya terdapat <1 mL darah janin
• Tes Kleihauer bukan tes untuk solusio plasenta
2. Flow cytometry adalah tes kuantitatif yang paling akurat untuk FMH dan akan digunakan saat hasil kuantitatif dari tes Kleihauer >
4mL
Penanganan
1. Monitor janin yang masih hidup dengan alat monitor elektronik (sonografi)
2. Abdominal Ultrasound scan untuk mendeteksi aktivitas jantung janin, lokasi plasenta, index cairan amnion, adanya kecurigaan
perdarahan intreperitoneal, usia kehamilan, dan memperkirakan berat janin.
3. Kecepatan maximum sistolik dari arteri middle cerebral janin.
4. Caesarean section diindikasikan jika keadaan emergensi.
KOMPLIKASI
Rh D
immunoglobulin
1. Tes kleihauer direkomendasikan untuk semua wanita dengan Rh (–) pada usia kehamilan >12 minggu. Tes ini digunakan untuk
memutuskan dosis pemberian imunoglobulin Rh D.
2. Tes kleihauer dipertimbangkan bagi semua wanita dengan trauma abdomen. Tes ini juga digunakan untuk membantu mengidentifikasi
FMH dan penanganan kehamilan selanjutnya.
3. Dosis Rh D immunoglobulin adalah 625 IU (IM)
4. Jika perdarahannya > 6mL, beri tambahan dosis Rh D imunoglobulin secukupnya sebagai imunoprofilaksis dalam 72 jam.
5. Kontra indikasi : • Wanita dengan Rh D (+)
• Wanita Rh (–) dengan Antibodi Anti-D
• Alergi terhadap imunoglobulin Rh D
6. Rh D imunoglobulin dapat diberikan pada wanita dengan usia kehamilan > 12minggu, sedangkan < 12 minggu jangan diberikan.
KOMPLIKASI
▪ Perdarahan Peritoneal
Definisi
1. Terjadi vaskularisasi selama kehamilan
2. Merupakan komplikasi dari trauma tumpul abdomen
3. Trauma tumpul yang parah akan menyebabkan cidera dan perubahan hemodinamik yang signifikan pada hepar dan lien sebesar 25%
4. Perdarahan intraperitoneal dapat terjadi akibat trauma pada perut ibu yang tengah mengandung .
Etiologi
1. Ruptur lien
2. Ruptur hati
3. Fraktur pelvis
Penanganan
1. Penanganannya tidak jauh berbeda dari prosedur yang diterapkan pada pasien yang tidak hamil, yaitu dengan pertimbangan ada
tidaknya cidera pada buli-buli, uretra, atau retrosigmoid.
2. Adanya fraktur pelvis bukanlah kontraindikasi absolut untuk dilakukannya persalinan pervaginam.
3. Usaha awal dilakukan dengan mengontrol perdarahan pelvis, sumber perdarahannya dapat diketahui dengan Diagnostic Peritoneal
Lavage (DPL) atau CT-Scan pada pasien yang stabil secara hemodinamik.
KOMPLIKASI
▪ Persalinan prematur
Definisi
1. Persalinan prematur adalah bayi yang lahir pada usia kehamilan 37 minggu atau kurang (WHO).
2. Persalinan prematur merupakan kelainan proses yang multifaktorial.
3. Merupakan komplikasi trauma abdomen pada wanita hamil.
4. Pada bayi dengan riwayat persalinan prematur memiliki resiko mortalitas dan morbiditas yang sangat tinggi akibat dari imaturitas
organ tubuh bayi.
Gejala klinis
1. Kontraksi uterus > 4 jam bersamaan dengan perubahan serviks
2. Kram di abdomen atau nyeri punggung
3. Tekanan pelvis
4. Ada peningkatan / perubahan pd sekret vagina
5. Pendarahan vaginal.
KOMPLIKASI
Penanganan
1. Perlu pertimbangan yang matang untuk melakukan suatu tindakan.
2. Pemberian tokolisis, bertujuan untuk menghambat persalinan prematur
3. Kortikosteriod di berikan untuk pematangan surfaktan paru janin sehingga menurunkan insidensi RDS (Respiratory Distress Syndrom)
4. Antibiotik diberikan bilamana kehamilan mengandung resiko terjadinya infeksi seperti kasus KPD (Ketuban Pecah Dini)
KOMPLIKASI
▪ Abrupsi Plasenta
Definisi
1. Merupakan trauma tersering akibat kecelakaan saat berkendara
2. Penyebab utama kematian janin akibat trauma (50-70%)
3. Dapat terjadi deselerasi yang cepat tanpa trauma langsung
4. Dapat terjadi akibat trauma minor
Gejala klinis
1. Nyeri abdominal
2. Perdarahan vagina
3. Kontraksi uterus
4. Terjadi peregangan uterus atau “woody feel”
5. Ketidakstabilan hemodinamik ibu
6. Dapat asimptomatik
KOMPLIKASI
Pemeriksaan
1. US dapat mengidentifikasi abrupsi tetapi memiliki sensitifitas yang rendah
2. CTG lebih baik daripada US untuk mengidentifikasi abrupsi plasenta
3. Pertimbangkan perdarahan feto-maternal
4. Perlu dilakukan pemeriksaan darah lengkap, koagulopati, golongan darah & antibodi
Penanganan
1. Nyeri abdominal
2. Perdarahan vagina
3. Kontraksi uterus
4. Terjadi peregangan uterus atau “woody feel”
5. Ketidakstabilan hemodinamik ibu
6. Dapat asimptomatik
KOMPLIKASI
▪ Ruptur Uterin
Definisi
1. Ruptur uterin adalah robekan pada rahim sehingga rongga uterus dan rongga peritoneum dapat saling terhubung.
2. Ruptur uterin karena trauma dapat terjadi pada umur kehamilan berapapun.
3. Ruptur uterin lebih sering terjadi pada usia kehamilan lanjut dan pada trauma abdomen langsung yang parah
4. Diagnosis dapat ditegakkan dengan pemeriksaan US
Etiologi
1. Persalinan seksio cesarea
2. Bedah uterus
3. Congenital uterine malformation
4. Obat-obatan
5. Trauma
KOMPLIKASI
Gejala klinis
1. Klinis bervariasi dari ringan (nyeri pada bagian uterus, pola
denyut jantung janin tidak teratur) sampai syok hipovolemik
dengan onset cepat.
2. Cardiotocography abnormal
3. Kematian janin
4. Iritasi peritoneum, seperti distensi, nyeri tekan, tahanan &
rigitas
5. FAST positif
6. Nyeri uterus
7. Perdarahan vagina
8. Pada palpasi, janin teraba dengan jelas ( ring van Bandl )
9. Syok maternal termasuk hipotensi dan takikardi
Penanganan
1. Pemberian cairan kristaloid
2. Transfusi darah intravena
3. Dekompresi lambung dengan penyisipan tabung nasogastrik
4. Kateterisasi urinasi
5. Pengobatan dengan antibiotik
6. Sectio cessarea dengan midline laparotomi
7. Lahirkan janin sesegera mungkin.
8. Perbaikan uterus (perbaikan sederhana, subtotal histerektomi,
atau total histerektomi) tergantung kondisi individu.
9. Resusitasi hemodinamik (menurunkan resiko DIC)
10. Histerektomi jika perdarahan tidak terkontrol
KOMPLIKASI
▪ Emboli Cairan Amnion
Definisi
1. Paparan dari cairan amnion pada sirkulasi ibu dapat menyebabkan terjadinya emboli cairan amnion & DIC.
2. Paparan ini terjadi akibat adanya celah pada barrier antara ibu & janin yang terjadi pada uterus yang terluka pada tempat melekatnya
plasenta
Gejala klinis
1. Hipoksemia
2. Syok
3. Hipotensi maternal
4. Hipoksia ensefalopati/gangguan kesadaran
5. Henti jantung
6. Adanya gawat janin (deselerasi lambat, bradikardi)
7. Perdarahan masif
8. Koagulopati / DIC
9. Kejang
10. Agitasi
11. Bingung
12. Gejala konstitusional (demam, menggigil, nyeri kepala, mual, muntah)
Penanganan
1. Perawatan suportif
2. Resusitasi dan airway management
3. Perawatan multidisipliner
4. Penggantian produk darah termasuk Fresh Frozen Plasma (FFP), Trombosit dan Kriopresipitat
KOMPLIKASI
▪ DIC (Disseminated Intavascular Coagulopathy / Koagulopati Intravaskular Menyeluruh)
Definisi
1. Gangguan sistemik trombohaemoragik
2. Ditandai aktivasi sistemik koagulasi darah
3. Menyebabkan deposisi fibrin & kegagalan multiorgan
Etiologi
1. Trauma obstetric
2. Emboli cairan amnion
3. Abrupsi plasenta
4. Plasenta praevia
5. Sepsis
6. Preeklamsia, eklamsia, sindrom HELLP (hemolisis, peningkatan
enzim hati dan trombosit rendah)
7. Kanker ovarium
8. Kanker uterus
9. Kanker payudara
10. Sindrom paraneoplastik
KOMPLIKASI
Gejala klinis
1. Adanya perdarahan difus pada luka atau bekas tusukan jarum
2. Pada pemeriksaan laboratorium didapatkan • Jumlah trombosit menurun (< 50 x 109 / L)
• Waktu thrombin & prothrombin memanjang
• Jumlah fibrinogen < 2,5 g/L
• INR (International Normalized Ration) > 1,5
Penatalaksanaan
1. Mengobati penyebab yang mendasari
2. Jika gejala klinis muncul, jangan menunda pengobatan dgn menunggu hasil koagulasi
3. Menghindari hipotermi & asidosis
4. Memberikan transfusi platelet jika terdapat trombositopenia
5. Memberikan kriopresipitat untuk meningkatkan kadar fibrinogen sampai 2,5 g/L
6. Memberikan FFP jika terjadi perdarahan aktif & elevasi INR secara signifikan
7. Memberikan vitamin K yang dapat memperbaiki pemanjangan waktu thrombin & prothrombin
8. Konsultasikan pada haematologist
KOMPLIKASI
▪ Cedera Muskuloskeletal
KOMPLIKASI
▪ Trauma Minor
Definisi
1. Trauma minor merupakan semua luka trauma yang tidak memenuhi kriteria dari definisi trauma major.
2. Keparahan dari luka trauma tidak berpengaruh pada janin
3. Hasil yang kurang baik pada janin akan meningkat saat trauma minor tidak mendapat penanganan rumah sakit
Gejala klinis
1. Normal CTG
2. Tidak ada kontraksi
3. Tidak ada perdarahan vaginal
4. Evaluasi laboratorium berada pada ambang normal
Penanganan
1. Konsultasikan dengan ahli kandungan untuk kondisi yang memburuk
2. Monitoring FHR dengan CTG
3. Sarankan untuk berhenti bekerja sebelum terjadi pemburukan
4. Nasihati ibu untuk memberitahu jika terjadi trauma minor
5. Peningkatan pengawasan atenatal diperlukan bahkan setelah trauma minor yang dapat menyebabkan persalinan prematur, bayi baru
lahir rendah, keguguran dan abrupsi plasenta
KOMPLIKASI
Penanganan
6. Sarankan ibu untuk mencari tenaga medis jika mengalami • Tanda dari persalinan prematur
• Nyeri abdomen
• Perdarahan vaginal
• Perpindahan dari gerak janin