trauma kepala - univbsi.idunivbsi.id/pdf/2014/p27/p27-p09.pdf• cedera kepala mencakup 25% dari...

25
Trauma Kepala

Upload: hakhue

Post on 05-Aug-2019

237 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Trauma Kepala

• Cedera kepala mencakup 25% dari seluruhkematian akibat trauma dan meliputi setengahdari kematian kecelakaan sepeda motor

• Kelompok ini akan mengalami angka kematiandua kali lebih tinggi (35% banding 17%) dibandingkan dengan kelompok tanpa cederaSSP

Cedera kepala yang terjadi dapat berupa• memar jaringan otak yang diikuti dengan

‘swelling’ dan peningkatan tekanan intra cranial

• cedera terhadap pembuluh darah disertaipendarahan dan peningkatan tekanan intra cranial

• cedera tembus yang merusak jaringan otak

• Sebagian besar cedera otak tidak disebabkan

oleh cedera langsung terhadap jaringan otak

akibat kekuatan luar yang membentur sisi

luar tengkorak kepala atau dari gerakan otak

itu sendiri dalam rongga tengkorak

• Pada cedera deselerasi, kepala biasanyamembentur suatu objek seperti kaca depanmobil, sehingga terjadi deselerasi tengkorakyang berlangsung tiba-tiba

• Otak tetap bergerak kearah depan, membentur bagian dalam tengorak tepat dibawah titik bentur kemudian berbalik arahmembentur sisi yang berlawanan dengan titikbentur awal

• cedera dapat terjadi pada daerah benturan(coup) atau pada sisi sebaliknya (contra coup)

• Respon awal otak yang mengalami cederaadalah ”swelling” Memar padaotak menyebabkan vasoliditasi denganpeningkatan aliran darah ke daerah tersebut Karena tidak terdapat ruang lebih dalamtengkorak kepala maka ‘swelling’ dan daerahotak yang cedera akan meningkatkan tekananintraserebral dan menurunkan aliran darah keotak

• Kadar CO2 dalam darah mempengaruhi alirandarah serebral. Level normal CO2 adalah 35-40 mmHg Peningkatan kadarCO2 (HIPOVENTILASI) menyebabkanvasodilatasi dan bengkak otak, sedangkanpenurunan kadar CO2 (HIPERVENTILASI) menyebabkan vasokontriksi dan serebraliskemia

Lesi yg dapat timbul pada trauma kepala :1. Kulit kepala robek atau mengalami

perdarahan subkutan.2. Otot-otot dan tendon pd kepala mengalami

kontusio.3. Perdarahan terjadi dibawah galea

aponeurotika.4. Tulang tengkorak patah5. Gegar otak.6. Edema serebri traumatik.7. Kontusio serebri.8. Perdarahan subarachnoid.9. Perdarahan epidural10. Perdarahan subdural.

KLASIFIKASIBERDASARKAN PATOFISIOLOGI1. Komosio serebri : tidak ada jaringan otak

yang rusak tp hanya kehilangan fungsi otaksesaat (pingsan < 10 mnt) atau amnesia pasca cedera kepala.

2. Kontusio serebri : kerusakan jar. Otak + pingsan > 10 mnt atau terdapat lesineurologik yg jelas.

3. Laserasi serebri : kerusakan otak yg luas + robekan duramater + fraktur tl. Tengkorakterbuka.

BERDASARKAN GCS:1. GCS 13-15 : Cedera kepala ringan CT scan

dilakukan bl ada lucid interval/ riw. kesdranmenurun. evaluasi kesadaran, pupil, gejalafokal serebral + tanda-tanda vital.

2. GCS 9-12 : Cedera kepala sedang periksa danatasi gangg. Nafas, pernafasan dan sirkulasi, pem. Ksdran, pupil, td. Fokal serebral, leher, cedera organ lain, CT scan kepala, observasi.

3. GCS 3-8 : Cedera kepala berat : Cedera multipel. + perdarahan intrakranial dg GCS ringan/sedang.

Pemeriksaan fisik

• Pemeriksaan kepala, mata, hidung, ekstremitas bila tdpt luka diberikanpenanganan, ukuran luka dicatat.

• Pemeriksaan neurologis : GCS, tanda tekananintrakranial meningkat (pusing/sakit kepala, mntah, kesdran menurun, kdg kejang). Pupil, defisit neurologis lain (lateralisasi, paresis saraf kranialis ).

• Rontgen kepala, CT scan otak

EPIDURAL HEMATOM

• Pengumpulan darah diantara tengkorak dg duramater. Biasanya berasal dari arteri yg pecaholeh karena ada fraktur atau robekan langsung.

• Gejala (trias klasik) :

1. Interval lusid.

2. Hemiparesis/plegia.

3. Pupil anisokor.

Diagnosis akurat dg CT scan kepala : perdarahanbikonveks atau lentikuler di daerah epidural.

Hematom Intraserebral

• Terkumpulnya darah secara fokal ygdiakibatkan oleh regangan atau rotasional thdpemb. Drh intraparenkim otak/ cederapenetrasi.

• Gamb. Khas lesi pdrh diantara neuron otakyg relatif normal. Tepi bisa tegas/ tidaktergantung apakah ada oedem otak/tidak.

• Perdrhan intraserebral bs timbul bbrp hr kmdssdh trauma monitor dg pem. Tanda vital, pem. Neurologis, bila perlu CT scan ulang.

SUBDURAL HEMATOM

• Perdrhan yg mengumpul diantra korteksserebri dan duramater regangan danrobekan vena-vena drainase yg tdpt dirongga subdural ant. Permk. Otak dg sinus duramater.

• Gjl klinik biasany tdk terlalu hebat kecualibila terdapat efek massa.

• Berdsrkan kronologis SDH dibagi mjd :1. SDH akut : 1- 3 hr pasca trauma.2. SDH subakut : 4-21 hr pasca trauma.3. SDH khronis : > 21 hari. gamb. CT scan kepala tdp lesi hiperdens bbtk

bulan sabit yg srg tjd pada daerah ygberseberangan dg trauma (Counter Coup)

• Tindakan op. dilakukan bila pdrh > 40 cc.• Bila komplikasi akut : gangg. Parenkim otak,

gangg. Pemb. Drh arteri.• Bila tidak ada komplikasi disebabkan : atrofi

otak mybbkan perdrhan dan putusnya vena jembatan, gangg. Pembekuan.

• Tindakan operasi dilakukan bila :1. Perdarahan berulang.2. Kapsulisasi.3. Lobulat (multilobulat)4. Kalsifikasi.

Subarachnoid Hematom

• Perdrhan fokal di daerah subarahnoid.CT scan terdpt lesi hiperdens yg mengikutiarah girus-girus serebri daerah yg berdktandg hematom.

• Gjl klinik = kontusio serebri.

• Penatalaks : perwatan dg medikamentosadan tidak dilakukan op.

EDEMA SEREBRI• Tertimbunnya cairan yg berlebihan baik pd

ruang inti atau ekstra sel otak. (berbeda dgpembengkaan otak krn tumor, abses)

• Pybb scr umum krn meningkatnya kdr air di jar.Otak disbbkan oleh meningkatnyapermeabilitas pemb. Drh otak/ kerusakansawar darah otak.

• Pembagian edema serebri :1. Edema vasogenik : permeabilitas pemb. Drh ↑.2. Edema sitotoksik : disbbkan krn jaringan saraf

mengalami hipoksia.

FRAKTUR IMPRESI

• Ada 2 macam fraktur impresi : 1. Impresi fraktur tertutup : akibat pukulan benda

keras yg mengakibatkan tulang kepala melesakkedlm dg membrkan tekanan/tdk thdpparenkim otak tanpa mengakibatkan robeknyakulit kepala dan hub. Dg dunia luar.

2. Impresi fraktur terbuka : impresi tulang kepala+ robekan kulit kepala dan tjd hub. Dg dunialuar, bila impresi hebat dpt tjd ribekan padaduramater.

pem. Fisik dilakukan cermat utk menentukanop. segera/ terencana atau konservatif.

PENATALAKSANAAN• Airway, Breathing, Circulation.• Membersihkan hidung dan mulut dari

darah dan muntahan• Melonggarkan pakaian yang ketat.• Menghisap lendir dari mulut, tenggorok

dan hidung.• Bila ada gigi palsu sebaiknya dikeluarkan.

• Bila perlu pasang pipa endotrakhea ataulakukan trakheostomi

• O2 diberikan bila tidak ada hiperventilasi.• Posisi tidur sebaiknya miring kecuali bl ada

kecurigaan fraktur servikal.• Pd CKB kepala ditinggikan 20-30º dg kepala

dan dada dlm 1 bidang. Jgn fleksi/ laterofleksi.• Cairan : 1500-2000 cc/hr. pd awal dpt dibrkan

cairan RL atau KaEn 3B. Bl tdp td edemaserebri hati2 dg jmlh cairan Balans cairan !

Terapi non-operatif pada pasien cedera kranioserebral ditujukan untuk:

1. Mengontrol fisiologi dan substrat sel otakserta mencegah kemungkinan terjadinyatekanan tinggi intrakranial

2. Mencegah dan mengobati edema otak(cara hiperosmolar, diuretik)

3. Minimalisasi kerusakan sekunder4. Mengobati simptom akibat trauma

otak5. Mencegah dan mengobati komplikasi

trauma otak, misal kejang, infeksi(antikonvulsan dan antibiotik)

OPERATIF

tergantung K.U pasien. • Pd trauma tertutup : 1. Fraktur impresi.2. EDH.3. SDH akut4. ICH

• Pd trauma terbuka :1. Perlukaan kranioserebral, fraktur

multipel, dura yg robek, + laserasiotak.

2. Liquorhoe (keluar cairan otak)3. Pneumocephali (terisi udara).4. Corpus alienum (benda asing).5. Luka tembak pada kepala