trauma

8
TRAUMA TATA LAKSANA AWAL/PREHOSPITAL - Di tempat kejadian 1. Bernafas / ga ga pertahankan jalan nafas + bag mask ventilation 2. Nadi dan detak jantung ? ga CPR 3. Berdarahab eksternal ? ada elevasi (kalo memungkinkan) + kompresi (kalo ada pake torniquet) 4. Apa ada cedera sinal ? ada protek leher dan spine sebelum di pindah 5. Fraktur ? fiksasi EVALUASI PASIEN TRAUMA waktu masuk rumah sakit/ dalam perjalanan harus ditanya riwayat trauma | misalnya kecelakaan kendaraan : ditanya keadaan cedera kecepatan kendaraan? Gimana kondisi kendaraan ?posisinya waktu jatuh kehilangan darah ga? Terapi yang diberikan selama perjalanan ? kalo tau mekanisme kecelakaan untuk mengarahkan kecurigaan trauma yang tersembunyi + memilih pemeriksaan lanjutan. korban trauma harus dilakukan pendekatan sistematis ATLS (advanced trauma life support) primary survey ( identifikasi + treat lifethreatning), resusitasi, secondary survey (pemeriksaan fisik yang komperhensif u/ deteksi cedera + prioritas life threatning) , menegement definitif. PRIMARY SURVEY ABCDE airway, breathing, circulation, disability, exposure/environment 1. Airway kasih Oksigen dengan high flow nasal canula (10-12 L/min)| 100 nonbreath mask| bag mask ventilation + pulse oxymetry (harus segera dikasih) | u/ pertahanan jalan udara harus dipikirkan dia ada cedera cervikal/ ga curiga kalo terjadi penurunan kesadaran dan trauma (blunt trauma) di atas klavikula. | penilaian u/ liat ada ga obstruksi dr sal nafas inspeksi benda asing yang menyumbat? Ada ga fraktur di facial, jaw dan trakelaring – menyebabkan kehilangan patensi dr jalan nafas? | teknik u/ pertahankan jalan nafas chiblift/jaw trust.

Upload: arina-windri-rivarti

Post on 02-Oct-2015

8 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

trauma

TRANSCRIPT

TRAUMATATA LAKSANA AWAL/PREHOSPITAL - Di tempat kejadian 1. Bernafas / ga ga pertahankan jalan nafas + bag mask ventilation2. Nadi dan detak jantung ? ga CPR3. Berdarahab eksternal ? ada elevasi (kalo memungkinkan) + kompresi (kalo ada pake torniquet)4. Apa ada cedera sinal ? ada protek leher dan spine sebelum di pindah5. Fraktur ? fiksasiEVALUASI PASIEN TRAUMA waktu masuk rumah sakit/ dalam perjalanan harus ditanya riwayat trauma | misalnya kecelakaan kendaraan : ditanya keadaan cedera kecepatan kendaraan? Gimana kondisi kendaraan ?posisinya waktu jatuh kehilangan darah ga? Terapi yang diberikan selama perjalanan ? kalo tau mekanisme kecelakaan untuk mengarahkan kecurigaan trauma yang tersembunyi + memilih pemeriksaan lanjutan. korban trauma harus dilakukan pendekatan sistematis ATLS (advanced trauma life support) primary survey ( identifikasi + treat lifethreatning), resusitasi, secondary survey (pemeriksaan fisik yang komperhensif u/ deteksi cedera + prioritas life threatning) , menegement definitif.PRIMARY SURVEY ABCDE airway, breathing, circulation, disability, exposure/environment1. Airway kasih Oksigen dengan high flow nasal canula (10-12 L/min)| 100 nonbreath mask| bag mask ventilation + pulse oxymetry (harus segera dikasih) | u/ pertahanan jalan udara harus dipikirkan dia ada cedera cervikal/ ga curiga kalo terjadi penurunan kesadaran dan trauma (blunt trauma) di atas klavikula. | penilaian u/ liat ada ga obstruksi dr sal nafas inspeksi benda asing yang menyumbat? Ada ga fraktur di facial, jaw dan trakelaring menyebabkan kehilangan patensi dr jalan nafas? | teknik u/ pertahankan jalan nafas chiblift/jaw trust. klo korban cedera kepala berat + penurunan kesadaran dengan GCS 10 unit pRBC perlu kasih plasma FFP buat menghindari koagulopathy | perbandingan - 1:1/2:3 || platelet juga dapat mengurangi mortalitas dikasih/5 PRBC.Monitoring __. Kontinus cardia EKG | TD noninvasive| pulse oxymetry |vital sign (temperatur crucial) akral.

4. DisabilityGCS (Glasgow coma Scale)

5. Exposure/EnvironmentSemua pakaiannya harus dilepas (dipotong klo perlu) hindari pergerakan yang ga penting| lepas helem/proteksi lain u/ cegah trauma lebih| semua permukaan kulit harus diliat identifikasi apa ada trauma lain| RESUSCITATION PHASE> SHOCKPerfusi jaringan yang ga adekuat | manifestasi pucat, keringat dingin, lemah, pusing, takikardi, hipotensi, haus, air hunger, kehilangan kesadaran. | derajat shock harus dinilai u/ panduan resusitasi.

SHOCK HIPOVOLEMIK karena kehilangan darah/plasma | awalnya dipertahankan dengan vasokonstriksi| penyebab tersering perdarahan masiv + lama, severe crush injury, mayor fracture, extensive burn. CLASS I ringan mekanisme konpensasi perfusi adekat gada perubahan kulit/fisiologi CLASS II moderate kulit + ekstremitas pucat + dingin karena release epinefrin| tekanan darah sistolik masih dipertehankan mendekati normal tp UO berkurang. CLASS III severe diphoresis, UO berkurang signifikan, hipotensi || gangguan fungsi cerebral agitasi, disorientasi, kehilangan memeori. CLASS IV hipotensi + kehilangan kesadaran + anuria. Pada pasien shock harus segera dikasih balanced salt solution RL sampai tanda shock hilang + urin output normal| jika shocknya karena kehilangan darah kasih transfusi darah| muali 2 unit uncrossmatch O (-) kalo ga ada yang crossmatch| resusitasi tambahan dengan kristaloid/darah tergantung penyebab kehilangan vol + responnya|| Resusitasi sukses hangat, kering perfusi baik | urin output 30 60 mL/h / 0,5-1ml/kgBB/jam| perubahan sensorium| improve pH, minimization base deficit AGD. prinsip u/ mengukur drajat shock TD dan pulsasi kurang reliable dari UO|| pada pasien muda/ atletik mampu mempertahankan tekanan darah ketika moderate compensatory shock | ga oliguria belum tentu ga shock pada pasien osmotik diuresis alkohol, glukosa, manitol, IV kontras.TES LABORATORIUMSetelah IV cateter blood typing + crossmatching | pasiennya punya riwayat penyakit ginjal, hepar, jantung pake diuresis/antikoagulan cek elektrolit + koagulasi parameter| AGD u/ liat asidosis + base difisit PO2 dan PCO2 | blood gross urin perlu abdominal CT scan kasus tertentu cytogram, uretrogram | IMAGING STUDIESFoto polos torax abdomen | cervical injury lateral C-spine film, CT scan bagian leher | FAST (focused assessment with sonography for trauma) u/ tentuin hemoperitoneum/ cardiac temponade | kalo ada hemoperitoneum (+) indikasi laparostomi eksplorasi| Pasien stabil/FAST (-) indikasi CT scan. pasien mekanisme blunt aortic injury + abnormal dr chest radiograph CT scan /aortografi pasien ga sadar, nyeri daerah servical, neurologic deficit cervical spine CT lebig parah CT scan di head. cedera critical torax dan abdomen uda stabil baru dilakukan radiografi long bones, noncervical spine.SECONDARY SURVEY and PATTERNS OF INJURY crushed pelvis laserasi post uretra, bladder, vagina, rectum. crush chest ruptur spleen, liver, diafragma. luka penetrasi chest isi vicera abdomen + toraxTRAUMA ABDOMEN sepsifik tipe blunt/penetrating? | Blunt area rural lebih banya; penetrating banyak di urban || Blunt mekanisme rapid deceleration potensi noncompliant organ liver, spleen, pankreas kidney fraktur parenkim; penyebab terbanyak kecelakaan penggunaan pengaman mengurangi cedera kepala, dadad dan organ solid tp berhubungan dengan cedera pankreas, mesentric dan intestinal krn kompresi kolumn spinal misalnya seat belt releated contusio of abdominal wall|| Penertating banyak di bowel|| Hemoperitoneum kadang ga menimbulkan manifestasi klinis dr iritasi peritoneum khususnya yang distracting injury + penurunan status mental. kematian karena cedera abdomen kebanyakan karena perdarahan berat dan koagulapathy, sepsis. || setelah pem fisik FAST + portable radioraph pelvis + chest liat tempat perdarahan --> pada pasien unstabil + FAST ga adekuat u/ liat perdarahan peritoneal lavage|| setelah di FAST (-) + stabil CT scan || klo dia FAST (+) /peritoneal lavage + hipotensi persisten laparotomy eksplorasi. TRAUMA PENETRASI perlu eksplorasi ada tanda shock + ga respon cairan resusitasi 2L, cedera organ berongga (dapat menjadi sepsis klo ga segera ditangani abdominal tenderness + WBC meningkat+ demam), pasien dengan tanda peritonitis/sepsis, luka tusuk di bawah chest, gunshot. perdarahan masiv laserasi pembuluh darah mayor/hepar| ga masif spleen, pankreas, ginjal kecuali kalo kena arteri mayor ex: arteri renalis. BLUNT TRAUMA FAST cepat, akurat dan bisa diulang u/ identifikasi pengumpulan darah dan cairan yang abnormal fokus cavum peritoneal tp juga diliat di pericardim dan pleura area : RUQ, subxipoid, LUQ, pelvis. awalna kebanyakan RUQ + | pasien ga stabil + FAST (+) laparotomi eksplorasi.|| ga indikasi laparotomi peritoneal lavage, CT scan, laparoscopy diagnostik.PERITONEAL LAVAGE U/ deteksi ada ga perdarahan di intraperitoneal | Indikasi Nyeri abdomen/tenderness, fraktur iga bawah, hipotensi yang ga bisa dijelasin, fraktur spinal/pelvis, paraplegia/quadriplegia, penilaian terlambat +penurunan status mental karena cedera neurology/intoksikasi. cara insisi infraumbilikal (hamil supra) masukin kateter (pendekatan tertutup trocars) kasih salin 1 L biarin keluar karena gravitasi minimal u analisis 200 mL.

COMPUTED TOMOGRAFI noninvasive, qualitative, sensitif dan akurat u/ diagnosis cedera intra dan retroperitoneal| ga boleh dilakukan pada keadaan unstabil|

LAPAROSCOPY stabil pasien dengan trauma penetrasi | terapi perbaiki cedera di bowel dan diafragma| screening pasien stabil dengan abdominal blunt trauma| LAPAROTOMY EKSPLORASI indikasi utama peritonitis (krn blunt trauma) | perdarahan intraabdominal| cedera lain sering berhubungan dengan cedera intra abdemon.Eksplorasi abdomen emergency pasien shock hipovolemik (curiga perdarahan inraabdomen). |cedera lain yang berhubungan trauma intraabdomen fraktur iga, pelvis, cedera dinding abdomen, fraktur torakolumbal spine.