tradisi brokohan

3
TRADISI BROKOHAN Brokohan adalah salah satu upacara adat Jawa untuk menyambut kelahiran bayi. Brokohan itu asal katanya dari bahasa Arab yaitu ”barokah” yang artinya mengharapkan berkah.Upacara adat ini mempunyai makna sebagai ungkapan syukur dan sukacita karena kelahiran itu selamat. Upacara adat seperti ini merupakan warisan kebudayaan nenk moyang khususnya pada zaman Hindu-Budha, sejak masuknya Islam ke Jawa tradisi ini diubah namanya oleh para Wali menjadi brokohan yang di ambil dari bahasa arab ”barokah” yang berarti mengharap berkah dari Tuhan Upacara brokohan ini memiliki berbagai tujuan yaitu : 1. Mensyukuri karunia Allah 2. Memohon agar bayinya mendapat banyak karunia Allah 3. Terima kasih kerpada seluruh famili dan kerabat Upacara brokohan diselenggarakan pada sore hari atau kelahiran anak dengan mengadakan selamatan atau kenduri yang dihadiri oleh dukun perempuan (dukun beranak), para kerabat, dan ibu-ibu tetangga terdekat. Setelah kenduri selesai, para hadirin segera membawa pulang sesajian yang telah didoakan. Sesajian dikemas dalam besek dan encek, yaitu suatu wadah yang terbuat dari sayatan bambu yang di anyam. Upacara permohonan agar bayi menjadi anak baik yang dimulai dengan penanaman ari-ari dan penyediaan sesaji brokohan yang dibagikan kepada tetangga Sajen-sajen dan kelengkapan dalam upacara brokohan tersebut memiliki makna dan diartikan sebagai doa serta harapan orang tua terhadap sang anak yang baru lahir, antara lain: 1. Jenang abang putih sebagai lambing kemanunggalan ayah ibunya 2. Telur ayam kampong mentah sebanyak jumlah neptu lahir si bayi lambang pasaran lahir 3. Gula jawa adalah lambang kemanisan hidup dan syukur atas kelahiran bayi 4. Dhawet cendhol sebagai lambang kesegaran dan kelancaran usaha hidup 5. Sekul ambengan sebagai lambang kekuatan besar lahir batin. 6. Kembang setaman mengandung makna kesucian 7. Kelapa melambangkan ketahanan fisik. 8. Ingkung melambangkan si bayi yang baru lahir 9. Jajan pasar melambangkan kekayaan 10. Beras melambangkan kemakmuran dan kecukupan pangan

Upload: adhi-s

Post on 03-Aug-2015

1.264 views

Category:

Documents


1 download

DESCRIPTION

berisi tentang Tradisi Brokohan

TRANSCRIPT

Page 1: Tradisi Brokohan

TRADISI BROKOHAN Brokohan adalah salah satu upacara adat Jawa untuk menyambut kelahiran bayi. Brokohan itu asal katanya dari bahasa Arab yaitu ”barokah” yang artinya mengharapkan berkah.Upacara adat ini mempunyai makna sebagai ungkapan syukur dan sukacita karena kelahiran itu selamat. Upacara adat seperti ini merupakan warisan kebudayaan nenk moyang khususnya pada zaman Hindu-Budha, sejak masuknya Islam ke Jawa tradisi ini diubah namanya oleh para Wali menjadi brokohan yang di ambil dari bahasa arab ”barokah” yang berarti mengharap berkah dari Tuhan

Upacara brokohan ini memiliki berbagai tujuan yaitu :1. Mensyukuri karunia Allah2. Memohon agar bayinya mendapat banyak karunia Allah3. Terima kasih kerpada seluruh famili dan kerabat

Upacara brokohan diselenggarakan pada sore hari atau kelahiran anak dengan mengadakan selamatan atau kenduri yang dihadiri oleh dukun perempuan (dukun beranak), para kerabat, dan ibu-ibu tetangga terdekat. Setelah kenduri selesai, para hadirin segera membawa pulang sesajian yang telah didoakan. Sesajian dikemas dalam besek dan encek, yaitu suatu wadah yang terbuat dari sayatan bambu yang di anyam. Upacara permohonan agar bayi menjadi anak baik yang dimulai dengan penanaman ari-ari dan penyediaan sesaji brokohan yang dibagikan kepada tetangga

Sajen-sajen dan kelengkapan dalam upacara brokohan tersebut memiliki makna dan diartikan sebagai doa serta harapan orang tua terhadap sang anak yang baru lahir, antara lain:1. Jenang abang putih sebagai lambing kemanunggalan ayah ibunya2. Telur ayam kampong mentah sebanyak jumlah neptu lahir si bayi lambang pasaran lahir3. Gula jawa adalah lambang kemanisan hidup dan syukur atas kelahiran bayi4. Dhawet cendhol sebagai lambang kesegaran dan kelancaran usaha hidup5. Sekul ambengan sebagai lambang kekuatan besar lahir batin.6. Kembang setaman mengandung makna kesucian7. Kelapa melambangkan ketahanan fisik.8. Ingkung melambangkan si bayi yang baru lahir9. Jajan pasar melambangkan kekayaan10. Beras melambangkan kemakmuran dan kecukupan pangan

Syarat brokohan untuk syukuran ini antara lain :o Tanpa undangan dan tanpa ater-ater pada tetangga dan family, biasanya tetangga hadir dengan sendirinya untuk membantu olah-olah (masak-masak)o Tidak menerima sumbangan dalam bentuk uang maupun barango Tidak digelar tontonan atau hiburan seperti pernikahan atau lainnyao Beaya ditanggung sendiri tidak boleh dari pinjaman

Sajen ketiga dinamakan sajen brokohan.

Sajen ini diwujudkan dalam bentuk sesaji berupa kelapa tidak utuh, gula Jawa tidak utuh, cendhol/dhawet dalam periuk kecil, dan telur bebek mentah. Semuanya ditempatkan dalam wadah tampah yang diberi alas daun pisang. Di samping itu juga sesaji yang berupa sepasang ayam dewasa dalam kurungan kranji.

Page 2: Tradisi Brokohan

Makna sajen brokohan merupakan manifestasi dari siklus manusia ketika masih di dalam rahim Sang Ilahi. Sebelum embrio terbentuk, embrio tersebut berasal dari pertemuan benih laki-laki yang berupa sel sperma (dalam bahasa Jawa Kuno disebut sukra) dengan benih perempuan yang berupa sel telur (dalam bahasa Jawa Kuno disebut swanita). Kelapa tidak utuh merupakan simbol sel sperma yang dihasilkan oleh laki-laki, sedangkan gula Jawa tidak utuh sebagai simbol dari sel telur yang dihasilkan oleh perempuan. Ketika kedua sel sperma dan sel telur bertemu muncullah bibit kehidupan atau embrio. Dalam hal ini disimbolkan dengan cendhol/dhawet dalam periuk kecil. Menurut orang Jawa dahulu, embrio-embrio ini (rohnya) masih berada di alam awang-uwung atau di langit biru. Maka disimbolkan dengan telur bebek yang kulitnya berwarna biru langit. Siklus manusia yang masih berada di rahim Sang Ilahi belum bebas adanya, maka sepasang ayam dewasa dalam kurungan sebagai simbol dari itu.

A. Dawet i. Bahan Baku: 200 gram cendol

ii. Bumbu: sebutir kelapa tua, 250 gram gula Jawa (merah), vanili secukupnya, selembar daun pandan, garam secukupnya, air secukupnya.

iii. Cara Pengolahan: Santan: Sebutir kelapa tua dibersihkan lalu diparut/dikukur hingga habis. Campurkan dengan air secukupnya lalu diperas untuk menghasilkan santan kental. Setelah mencapai kurang lebih 500 cc air santan dimasukkan panci atau wadah sejenisnya lalu dimasak hingga mendidih. Aduk terus air santan dalam panci agar tidak pecah. Bersamaan dengan pengadukan masukkan selembar daun pandan yang telah dipotong-potong sekitar 3-5 cm. Juga masukkan vanili dan garam secukupnya.…

B. Pelengkap dawet i. Bahan Baku: kelapa tua yang sudah dikelupas separo (tidak utuh), gula Jawa

(merah) setengah tangkep (tidak utuh), telur itik mentah sebutir. ii. Bumbu: -

iii. Cara Pengolahan: - (tidak dimasak)

Cara Penyajian Sajen Brokohan: Siapkan sebuah tampah yang telah dihias dan diberi alas daun pisang. Kemudian letakkan dawet yang telah ditempatkan dalam sebuah periuk kecil, cuwo, cowek, mangkok, atau piring ke dalam tampah. Di samping dawet letakkan sajen pelengkap lainnya, berturut-turut separo kelapa tua (tidak utuh), separo gula Jawa (merah) juga tidak utuh, dan sebutir telur itik men