trace ele
TRANSCRIPT
KATA PENGANTAR
Puji syukur atas kehadirat Tuhan YME karena berkat rahmat dan
hidayah-Nya kami selaku penulis dapat menyelesaikan makalah mata kuliah
Kimia Oceanografi ini dengan baik dan tepat waktu.
Tidak lupa kami juga mengucapkan terimakasih kepada Bapak dosen
mata kuliah Kimia Oceanografi ini, karena atas pemberian tugasnya inilah,
tercipta suatu kesibukan yang bermanfaat.
Dalam makalah ini dibahas sebuah materi yang mencakup tentang Trace
elemen di laut yang meliputi pengertian trace elemen, peranannya di laut,
sumber trace elemen serta factor-faktor yang mempengaruhi penyebarannya.
Kami selaku penulis menyadari dalam makalah ini masih terdapat
beberapa kekurangan sehingga kritik dan saran para pembaca kami harapkan
demi kesempurnaan makalah ini selanjutnya.Terima kasih.
Makassar, 19 Maret 2012
Penulis
BAB I
PENDAHULUAN
Elemen adalah unsur, materi atau bahan dasar (fundamental kinds
of matter) yangmenyusun seluruh benda di alam semesta (Menahan, 2001).
Elemen ini tersusun dari atom-atom yang berasal dari elemen yang sama secara
kimiawi dan memiliki sifat yang identik.Hingga saat ini telah dikenal sekitar
116 elemen atau unsur.
Secara garis besar, elemen dapat dibagi menjadi 2, yaitu : elemen
organik daninorganik. Miessler dan Tarr (2000) menyatakan bahwa elemen
organik berkaitan dengansenyawa hidrokarbon dan derivatnya yang sebagian
besar menjadi elemen utama yangmenyusun makhluk hidup. Asam amino,
protein dan lemak yang menyusun organism hidupumumnya tersusun dari
elemen organik (unsur atau senyawa yang terdiri dari C , H dan O). Sedangkan
elemen inorganik mencakup keseluruhan elemen yang terdapat dalam tabel
periodik unsur termasuk Hidrogen dan Karbon itu sendiri.
Namun, menurut Manahan (2001),elemen, bahan atau materi organik
adalah semua senyawa yang mengandung karbontermasuk substansi yang
dihasilkan dari proses hidup (kayu, kapas, wol), minyak bumi, gasalam (metan),
cairan pelarut/pembersih, fiber sintetik dan plastik. Sedangkan elemen atau
bahaninorganik adalah semua substansi yang tidak mengandung Karbon
seperti logam, batuan,garam, air, pasir dan beton. Elemen inorganik ada
yang bersifat terlarut (dissolved) dan adayang padat (solid atau insoluble).
BAB III
PEMBAHASAN
Elemen adalah unsur, materi atau bahan dasar (fundamental kinds
of matter) yang menyusun seluruh benda di alam semesta. Elemen ini
tersusun dari atom-atom yang berasal dari elemen yang sama secara kimiawi
dan memiliki sifat yang identik. Hingga saat ini telah dikenal sekitar 116
elemen atau unsur.
Secara garis besar, elemen dapat dibagi menjadi 2, yaitu : elemen
organik dan inorganik. Millero dan Sohn (1992) menyatakan bahwa
perairan laut memiliki konsentrasi senyawa organik yang sangat rendah
dibandingkan konsentrasi senyawa inorganik. Senyawa organik terdiri dari
kelompok hewan yang telah hidup dan telah mati. Serasah atau detritus hasil
degradasi bahan organik dan pengaruh antropogenik. Berdasarkan
komposisi kimianya, bahan organik terdiri atas karbohidrat, protein, asam
amino, lemak, hidrokarbon, asam karbosiklik, humus, dan kerogen serta
komponen-komponen mikro lainnya seperti steroid, aldehid, alkohol dan
komponen organo-sulfur.
Millero (2006) membagi elemen (organik dan inorganik) menjadi 3
kelompok berdasarkan rata-rata konsentrasinya di alam, yaitu:
1. Elemen makro (0,05 – 750 mM) (Na, Cl, Mg)
2. Elemen mikro (0,05 – 50 M) (P, Si dan N)μ
3. Elemen trace atau kelumit (0,05 -50 nM) (Pb, Hg, Cd)
Elemen esensial yang ada di laut umumnya memiliki konsentrasi yang
rendah. Konsentrasi elemen esensial yang berlebihan di dalam air laut (akibat
run off dari daratan dan antropogenik) dapat memberikan dampak yang
merugikan bagi makhluk hidup. Elemen yang tidak dibutuhkan oleh tubuh atau
jika kekurangan tidak menimbulkan gangguan pada proses metabolisme dalam
tubuh tergolong elemen non esensial.
Riley dan Chester (1971), menyatakan bahwa unsur N, P dan Si adalah
merupakan elemen esensial terpenting yang dibutuhkan oleh organisme laut.
Ketiga elemen tersebut berperan penting dalam metabolisme, proses fisiologis
dan reaksi biokimiawi dalam tubuh. Nitrogen penting untuk membangun
jaringan tubuh. Sedangkan fosfor dan silica penting dalam pembentukan
cangkang terutama bagi kelompok Diatom, Coccolithofor dan Pteropod. Besi,
Mangan, Tembaga, Seng, Kobal dan Molybdenum adalah mikro elemen esensial
yang sangat dibutuhkan untuk pertumbuhan sebagaimana ditemukan pada
enzim.
Meskipun memiliki konsentrasi yang sedikit dalam air laut, namun mikro
elemen esensial tidak pernah menjadi faktor pembatas yang mengontrol
populasi biota laut. Kadang-kadang konsentrasi mikro elemen esensial
ditemukan dalam jumlah yang banyak dalam air laut, namun hal tersebut belum
menjamin pemenuhan kebutuhan mikro elemen esensial bagi organisme laut.
Hal ini karena mikro elemen esensial tersebut berada dalam bentuk yang tidak
dapat diabsorbsi langsung oleh biota laut yang ada.
Elemen yang terkandung di air laut ada yang merupakan elemen tama
(mayor) , elemen tambahan (minor), dan elemen yang langka trace). Elemen
utama adalah zat kimia yang melekat langsung dengan salinitas.
Unsur-unsur kimia yang terdapat dilaut antara lain adalah garam-garam
inorganik, gas-gas yang terlarut dalam dan senyawa-senyawa organik. Garam-
garan inorganik tersebut berasal dari hasil erosi batu-batuan yang terjadi di
daratan yang kemudian oleh sungai diangkut ke laut. Proses ini berlangsung
sejak terjadinya laut dipermukaan bumi ini. Senyawa-senyawa lain terutama
gas-gas terlarut, berasal dari udara yang merembes masuk ke air laut.
Perembesan gas-gas ke air laut ini dikenal sebagai proses Difusi.
Komposisi air laut yang konstan tetap dipertahankan karena kebanyakan
unsur utama menunjukkan sifat konservatif, yaitu konsentrasi di air laut tidak
mengalami perubahan yang berarti akibat reaksi biologi dan kimia di laut.
Namun, secara umum di dalam air laut terdapat sejumlah unsur yang dominan
(bagian mayoritas) dan unsur pelengkap (bagian minoritas).
1. Elemen Makro (Mayor)
Elemen mayor disuatu perairan jumlahnya sangat banyak (unlimited
elements) dimana untuk rata – rata RT > 106 year. Elemen mayor bersifat sangat
konservatif atau keberadaanya dilaut sangat tetap, dan konsentrasi tidak
berkurang ataupun tidak bertambah dengan semakin dalam suatu perairain.
Tiga sumber utama dari garam-garaman di laut adalah pelapukan batuan di
darat, gasgas vulkanik dan sirkulasi lubang-lubang hidrotermal (hydrothermal
vents) di laut dalam. Untuk elemen mayor sendiri tergolong dalam beberapa
logam – logam, yang termasuk dalam elemen mayor adalah : B, Br, Cl, Cs, F, K, Lr,
Mg, Mo, Na, Rb, S, Ti, dan U.
Mengingat tingginya kandungan kation, air laut dapat digunakan sebagai
salah satu sumber hara bagi tanaman termasuk tanaman yang sensitive
terhadap kadar garam yang tinggi.Untuk elemen mayor atau mayor elemen
yang mempunyai ukuran > 1 ppm yaitu diantaranya adalah : Na, Mg, Ca, K, Cl,
SO4 dan HCO3. Sedangkan untuk keberadaan perbandingan elemen mayor yang
terdapat pada suatu perairan sangat stabil, kestabilan dari ratio mayor elemen
disuatu perairan tergantung pada kondisi disuatu perairan.berikut ini
merupakan contoh dari karakteristik komposisi ratrio dengan antar elemen :
SO4 : Cl ; HCO3 : Cl ; K : Na
Berkaitan dengan tingginya salinitas air laut, tantangan yang dihadapi
adalah upaya untuk memanfaatkan unsur-unsur hara tersebut dengan
menurunkan kandungan Na dan ClMg : Na dan Ca : Mg dimana kondisi suatu
perairan disungai lebih tinggi dibandingkan dilaut. Selain proses di atas, proses-
proses biogeokimia seperti reaksi redoks, kompleksasi –solidifikasi,
mineralisasi-remineralisasi dan faktor lingkungan seperti pH, suhu, salinitas,
arus dan aktifitas hidrothermal juga berperan penting terhadap distribusi mikro
elemen di laut.
elemen Mayor terdapat dilaut dalam kadar yang besar, yaitu terdapat
dalam jumlah lebih dari 31,67 miligram elemen dalam 1 liter air laut. Atau 21,5
g/l. Nama-nama elemen Kimia Utama Yaitu:
Khlor (Cl) 89.500.000 ton/mil³ air laut
Natrium (Na) 49.500.000 ton/mil³ air laut
Magnesium (Mg) 6.400.000 ton/mil³ air laut
Belerang (S) 4.200.000 ton/mil³ air laut
Kalsium (Ca) 1.900.000 ton/mil³ air laut
Kalium (Br) 1.800.000 ton/mil³ air laut
Brom (Br) 306.000 ton/mil³ air laut
Karbon (C1) 32.000 ton/mil³ air laut
2. Elemen Mikro (Minor)
Minor elemen atau elemen mayor memiliki suatu ukuran 1 ppb – 4 ppm
(< 1ppm) yang termasuk dalam elemen minor disuatu lautan yaitu diantaranya :
O, H, Cl, Na, Mg, C, Ca, K, Dr, C, Sr, B, dan F. dari elemen – elemen tersebut
terdapat ada 14 unsur yang termasuk dalam elemen minor. Elemen minor
memiliki pola distribusi yang luas atau dengan kata lain pola penyebaran yang
luas dari suatu perairan tropis sampai sub tropis. Dari jumlah itu, konsentrasi
klorida dan natrium terdapat dalam jumlah yang sanga ttinggi. Hal inilah yang
menyebabkan tingginya salinitas air laut. . Di samping itu unsure Na juga dapat
dimanfaatkan sebagai unsur hara untuk jenis-jenis tanaman tertentu yang
membutuhkannya baik sebagai unsure tambahan/menguntungkan maupun
sebagai pengganti sebagian dari kebutuhan akan unsur K.
Karena kadarnya relatip lebih kecil, maka kelompok jenis elemen ini
mudah lenyapdari perairan laut oleh sebab itu prose absorbsi atau penyerapan
oleh partikel-partikelmaupun organisme ± organisme yang ada dan hidup
dilaut. Berbeda dengan kelompok elemen kimia utama , maka untuk
menentukan kadar dari kelompok elemen kimiatambahan yang ada dilaut
diperlukan contoh yang banyak. Yang tergolong ke dalam minor elemen antara
lain : Boron (B), Silikon (Si), Flour (F), Argon (Ar), Nitrogen(N), Liitium (Li),
Rubidium (Rb), dan Fosfor (P). Nama-nama elemen Tambahan Utama Yaitu
Boron (B) 23.000 ton/mil³ air laut
Silikon (Si) 14.000 ton/mil³ air laut
Flour (F) 6.100 ton/mil³ air laut
Argon (Ar) 2.800 ton/mil³ air laut
Nitrogen (N) 2.400 ton/mil³ air laut
Liitium (Li) 800 ton/mil³ air laut
Rubidium (Rb) 570 ton/mil³ air laut
Fosfor (P) 330 ton/mil³ air laut
3. Trace Element
Trace Elemen merupakan unsure – unsure atau senyawa – senyawa
kimia dilaut yang kelarutanya kurang dari 1 ppb atau dapat diartikan sang kecil
tetapi untuk keberadaanya sang diperlukan dalam pengaturan keseimbangan
kelarutan elemen – elemen dilaut dan proses biologi organism bahari. rasio
konsentrasi elemen yang konstan terhadap elemen yang berkaitan dengan
khlorinitas atau salinitas ditemukan pada beberapa elemen karena tingkat
reaktifitasnya yang rendah. Logam-logam Cu, Mn, Fe dan Zn jika terjadi
defisiensi menyebabkan penyakit baik pada hewan maupun tumbuhan. Cu, Cr,
Se dan I untuk hewan dan B dan Mo untuk tanaman.
Hampir semua mikronutrien memiliki peran sebagai penyusun enzym
dan protein-protein penting lain yang terlibat dalam pathway/siklus
metabolik. Ketiadaan mikronutrien akan menyebabkan disfungsi metabolik
yang mengakibatkan penyakit. Elemen-elemen yang tidak mempunyai
kepentingan secara biokimiawi disebut "non essensial element". Contohnya
“non-essential element” adalah As, Cd, Hg, Pb, Po, Sb, Ti dan U yang
menyebabkan toksisitas pada konsentrasi yang melebihi ambang batas tetapi
tidak menyebabkan "deficiency disorder" pada konsentrasi rendah seperti
mikronutrien. Kadar elemen jarang yang terdapat di laut mempunyai nilai
kisaran antara 67.18µg sampai 0,024 µg dalam 1 liter air laut. Nama-nama
elemen Jarang Utama Yaitu:
Yod (I) 280 ton/mil³ air laut
Barium (Ba) 140 ton/mil³ air laut
Besi (Fe) 47 ton/mil³ air laut
Molibden(Mo) 47 ton/mil³ air laut
Seng (Zn) 47 ton/mil³ air laut
Selen (Se) 29 ton/mil³ air laut
Argon (Ar) 14 ton/mil³ air laut
Tembaga (Cu) 14 ton/mil³ air laut
Timah (Sn) 14 ton/mil³ air laut
Uranium (U) 14 ton/mil³ air laut
Mangan (Mn) 9 ton/mil³ air laut
Nikel (Ni) 9 ton/mil³ air laut
Vanadium (V) 9 ton/mil³ air laut
a. Peranan trace elemen dalam suatu perairan:
1. Proses – prose metabolisme biologi oraganisme
2. Pelepasan mineral dilaut
3. Pengaturan pH perairan
4. Pengaturan potensial redox diperairan
b. Sumber trace elemen
Untuk sumber – sumber trace elemen disuatu perairan sendiri berasal
dari:
1. Melalui proses presipitasi dari udara
2. Masukan dari aliran air sungai
3. Pelepasan dari batuan atau kerak bumi
4. Pelepasan kembali oleh sediman dari dasar perairan
5. Prose volkanologi yang dapat mensuplai mineral Cobalt, Nikel,
Argentum, Barium.
6. Porses presipitasi secara alami dapat mensuplai mineral ferum, Mn, Cr,
Cu, Nr, dan Pb, proses dari geochemical dari atmosfer.
Interaksi trace elemen dengan organism bahari
Perbandingan konsentrasi trace elemen diperairan lebih besar dari
kandungan didalam jaringan tubuh suatu organism bahari. Trace elemen dalam
kondisi stabil, susunan dari jasad hidup seluruh suatu oraganisme. Senyawa
ferredoxin yang terdiri dari Fe berperan dalam proses asimilasi.Mn merupakan
salah satu elemen penting dari ko-faktor enzim yang berperan dalam reaksi
fotositesis N ,Mo dan Cu membentuk kofaktor enzim yang berperan dalam
siklus reduksi oksidasi. Si dan P digunakan sebagai bahan untuk membuat
cangkang dan rangka eksternal.
Keberadaan ion Cl- , factor yang sangat menentukan dalam perkataan
elemen- elemen kalium (K) magnesium(Mg), Bromida(Br) dan Flour(F) yang
terdapat dalam senyawa proses osmoregulasi.
Trace elemen terlarut juga terkait denga gas dalam senyawa didalam
jaringan tubuh suatu organism bahari, yang mempunyai konsentarasi yang
sangat tinggi9(berikatan dengan ion oksigen dan hydrogen).
Tingkat kelarutan ion Trace Elemen dalam jaringan tubuh suatu
organism laut(berdasarkan tingkat reaktifitas dan golongan yang ada pada SPU:
1. Pada jaringan tubuh plankton:
- Fe > Al > Lr > Cr
- Si > Ga
- Zn > Pb > Cu > Cn > Co
2. Pada jaringan hidup alga coklat:
- Fe > Cr > Ga > Tr > Al > Sr
- Pb > Mn > Zn
- Ca > Co > Ni
3. Pada oraganisme bentik seperti moluska, arthopoda dan echinodermata
- Cu > Zn > Cd
Elemen tersebut memiliki sifat yang sangat reaktif sehingga cepat akan
mengalami remove dan mengendap di dalam sedimen Konsentrasi elemen
tersebut di daerah sumbernya memang sudah rendah
Interaksi Presipitasi dari dasar perairan
Interaksi presipitasi erat hubungan dengan prose penyerapan dan
pengendapan trace elemen diperairan oleh partikel terlarut dan akhirnya
diendapkan didasar perairan sebagai sedimen.pada waktu perairan Ph
rendah( asam), elemen – elemen terlepas dari senyawa kompleks, yang akan
membentuk ion bebas diperairan, yang akhirnya akan membentuk ikatan
dengan materi padatan yang tersuspensi dan terendap dai dasar perairan.
Reaksi Oksidasi: diperairan akan mengakibatkan ion mangan(Mn) dan
besi(Fe) berikatan dengan fraksi tanah liat membentuk senyawa dalam mangan
nadule dan diendapkan dilingkungan laut dalam.
Pada Kondisi Reduksi : trace elemen berikjtan dengan oksigen yang
terpakai dalam proses fotosintesis, turut menentukan nilai dari produktifitas
suatu perairan yang tinggi.
Interaksi Trace Elemen pada Lingkungan Tanpa Oksigen( estuaria)
Disuatu palung laut atau suatu dasar perairan yang paling dalam
merupakan kondisi yang miskin akan oksigen, sehingga oraganisme yang hidup
dalam kedalaman tersebut seperti: bakteri pereduksi sulfida yang dapat
memanfaatkan keberadaan sulfida disuatu perairan dalam dan akan
membentuk senyawa sulfat bersama trace elemen yang ada diperairan, dengan
melalui proses diagenesis metabolism anaerob.
Sebagaian besar trace elemen berupa logam berat yaitu, yang pada
kelarutan yang sangat kecil sangat dibutuhkan dalam pengaturan keseimbangan
proses metabolism organism bahari, namun apabila kelarutan di perairan sudah
melalui atau melampaui batas ambang yang ditentukan merupakan bahan
pencemar yang berbahaya dalam perairan.
c. Factor – factor yang mempengaruhi atau mengurangi kelarutan trace
elemen dari suatu perairan:
Melalui proses pengendapan sedimen, mengikat senyawa – senyawa
terlarut disuatu perairan.
Diserap atau dimanfaatkan oleh oraganisme bahari terlepas ke atmosfir
melalui permukaan perairan.
Trace elemen terlarut juga terkait denga gas dalam senyawa didalam
jaringan tubuh suatu organism bahari, yang mempunyai konsentarasi
yang sangat tinggi (berikatan dengan ion oksigen dan hydrogen).
BAB III
PENUTUP
1. Kesimpulan
Elemen adalah unsur, materi atau bahan dasar (fundamental kinds
of matter) yang menyusun seluruh benda di alam semesta. Millero (2006)
membagi elemen (organik dan inorganik) menjadi 3 kelompok berdasarkan
rata-rata konsentrasinya di alam, yaitu:
1. Elemen makro (0,05 – 750 mM) (Na, Cl, Mg)
2. Elemen mikro (0,05 – 50 M) (P, Si dan N)μ
3. Elemen trace atau kelumit (0,05 -50 nM) (Pb, Hg, Cd)
Trace Elemen merupakan unsure – unsure atau senyawa – senyawa
kimia dilaut yang kelarutanya kurang dari 1 ppb atau dapat diartikan sang kecil
tetapi untuk keberadaanya sang diperlukan dalam pengaturan keseimbangan
kelarutan elemen – elemen dilaut dan proses biologi organism bahari.
Untuk sumber – sumber trace elemen disuatu perairan sendiri berasal
dari:
Interaksi trace elemen dengan organism bahari
Interaksi Presipitasi dari dasar perairan
Interaksi Trace Elemen pada Lingkungan Tanpa Oksigen (estuaria).
http://analiskesehatan18.blogspot.com/2012/04/pemeriksaan-oksigen-o2-
dan-kebutuhan.html
http://id.wikipedia.org/wiki/Oksigen_terlarut
http://zaifbio.wordpress.com/2012/04/16/oksigen-terlarut-do-analisis-
oksigen-terlarut-do-dan-kebutuhan-oksigen-biologi-bod/
http://nonasandha.blogspot.com/2012/05/do-oksigen-terlarut.html
adesuherman09.student.ipb.ac.id/files/.../Jurnal-BOD-indonesia.pdf
http://eprints.undip.ac.id/6195/1/
Munifatul_Izzati,_Perubahan_Konsentrasi_Oksigen.pdf
eprints.undip.ac.id/2024/1/JUNI_06_TIMIIN.pdf
http://jpsmipaunsri.files.wordpress.com/2010/04/jpsmipaunsri-v13-no1-
09-d-zia.pdf
http://aquaplant.tamu.edu/faq/dissolved-oxygen/
http://www.chesapeakebay.net/discover/bayecosystem/dissolvedoxygen