tr koarktasio aorta

16
KATA PENGANTAR Dengan memanjatkan puji syukur kehadirat ALLAH SWT, karena dengan rahmat dan hidayah-Nya kami dapat menyelesaikan Task Reading kami dengan judul “ Koarktasio Aorta “. Adapun tugas ini kami selesaikan sebagai bahan acuan bagi mahasiswa khususnya kami mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Islam Al-Azhar Mataram dan masyarakat pada umumnya. Tentu saja bahan-bahan yang terhimpun dalam tugas ini sepenuhnya bukan hasil kami sendiri melainkan kami pilah, yang menurut kami atau siapa saja yang dapat dengan mudah mempelajarinya, mendalaminya serta mensosialisasikannya, minimal di lingkungannya. Semoga laporan ini dapat lebih bermanfaat bagi pembaca dan orang banyak. Tentunya kami sadar laporan ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu saran dan kritik yang membangun sangat kami harapkan demi sempurnanya laporan ini. Mataram, 26 November 2013 Penyusun KOarktasio Aorta 1

Upload: m-fitrah-hidayat

Post on 30-Sep-2015

29 views

Category:

Documents


11 download

DESCRIPTION

koartasio aorta

TRANSCRIPT

KATA PENGANTAR

Dengan memanjatkan puji syukur kehadirat ALLAH SWT, karena dengan rahmat dan hidayah-Nya kami dapat menyelesaikan Task Reading kami dengan judul Koarktasio Aorta . Adapun tugas ini kami selesaikan sebagai bahan acuan bagi mahasiswa khususnya kami mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Islam Al-Azhar Mataram dan masyarakat pada umumnya.Tentu saja bahan-bahan yang terhimpun dalam tugas ini sepenuhnya bukan hasil kami sendiri melainkan kami pilah, yang menurut kami atau siapa saja yang dapat dengan mudah mempelajarinya, mendalaminya serta mensosialisasikannya, minimal di lingkungannya.Semoga laporan ini dapat lebih bermanfaat bagi pembaca dan orang banyak. Tentunya kami sadar laporan ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu saran dan kritik yang membangun sangat kami harapkan demi sempurnanya laporan ini.

Mataram, 26 November 2013

PenyusunDAFTAR ISI halamanKata pengantar

1

Daftar isi

2

BAB 1

3

Pendahuluan

3

Latar belakang

3BAB II

4Pembahasan

4

Definisi Koarktasio Aorta

4

Epidemiologi

5

Etiologi

5Manifestasi Klinik

7Penyebab dan Gejala 7Diagnosis

8BAB III

12Penutup

12Kesimpulan

12Daftar pustaka

13

BAB IPENDAHULUAN1.1 Latar BelakangKoarktasio Aorta merupakan stenosis atau penyempitan lokal atau segmen hipoplastik yang panjang. Pertama kali ditemukan oleh Morgagni pada tahun 1760 pada autopsi dari seorang rahib, kemudian dijelaskan secara rinci patoanatominya oleh Jordan (1827) dan Reynaud (1828). Kelainan ini terjadi karena konstriksi atau penyampitan lumen aorta, terutama di daerah distal arteri subklavia kiri, di dekat insersi dari ligamentum arteriosum.Pada orang dewasa, lokasi tersering koarktasio aorta ditemukan pada pertemuan arkus aorta dan aorta desendens, segera sesudah muara dari arteri subklavia kiri. Bahkan kadang arteri subklavia ini ikut menjadi stenosis juga. Kebanyakan lokasinya beberapa millimeter di bawah duktus arteriosus. Pada keadaan tertentu,tetapi jarang, dapat juga ditemukan pada aortaabdominalis.Koarktasio aorta dapat berupa kelainan tersendiri (koarktasio aorta simple), tanpa kelainan jantung lain. Dapat berupa koarktasio aorta kompleks yang disertai kelainan intra kardiak seperti katup aorta bikuspid, defek septum ventrikel, kelainan katup mitral, serta ekstra kardiak berupa aneurisma sirkulus dari Willisi atau sindrom Turner.BAB II

PEMBAHASAN2.1 DefinisiKoarktasio Aorta adalah obstruksi pada aorta akibat penyempitan aorta yang sebagian besar terletak di distal percabangan a. subclavia sinistra (Choi dan Nolan, 2003). Lokasi koarktasio aorta hampir selalu ditempat masuknya duktus arteriosus (Wahab, 2003) tetapi dapat juga di pra- atau pascaduktus.

Pada gambar 8.1, didapatkan berbagai variasi anatomy koarktasio aorta. Gambar A menunjukan variasi koarktasio aorta yang paling sering terjadi. Penyempitan (1) terletak disekitar muara duktus arteriosus atau ligamentum arteriosus (2) yang menghubungkan arkus aorta dengan a. pulmonalis (3). Gambar B memperlihatkan daerah stenosis yang panjang dan sempit. Koarktasio aorta (Gambar C dan D) dapat disertai aneurisma di proksimal koarktasio (4) atau di distal koarktasio (5). Pada Gambar E, a. subclavia kiri terletak di distal koarktasio(6) (Rouks,dkk.,2003).

2.2 Epidemiologi Di Amerika serikat, insiden koarktasio aorta cukup banyak, yaitu sekitar 6-8% dari seluruh pasien dengan kelainan jantung congenital (Seib, 2002). Sekitar 90% kematian akibat kuarktasio aorta yang tidak dikoreksi terjadi pada usia 50 tahun dengan usia rata-rata 35 tahun. Ras tidak berpengaruh terhadap prevalensi koarktasio aorta. Perbvandingan antara laki-laki dan perempuan adalah 2:1, tetapi pada koarktasio aorta abdominal, perempuan memiliki resiko lebih tinggi. Rasio antara koarktasio aorta toraksdan abdominal adalah 1000:1. Dari segi usia, sebagian besar penderita sudah menunjukan gejala dan tanda pada tahun-tahun pertama kehidupan akibat gagal jantung kongestif, atau jika pada usia yang lebih tua karena hipertensi.2.4 EtiologiBeberapa teori disebutkan untuk mengungkap penyebab koarktasio aorta, antara lain teori kontriksi duktus arteriosus pascanatal dan hipertensi atrium kiri yang diikuti hipertensi pulmonal. Hipertensi pulmonal ini akan menambah beban kerja ventrikel kanan yang sudah berat dan jatuh dalam keadaan gagal jantung kongestif.Pada anak yang koarktasio aortanya tidak berat, beban pascaventrikel kiri akan meningkat secara bertahap sehingga akan terjadi hipertrofi ventrikel kiri (Gbr 8.2)

Kejadian tersebut akan dikompensasi dengan pembentukan pembuluh darah kolateral untuk menyuplai darah ketubuh bagian bawah (Gbr 8.3). anak tampak asimtomatik samp[ai terjadi hipertensi atau munculnya komplikasi lain.

Pada Gambar 8.3 tampak bahwa aliran darah kolateral terbagi 2 yaitu kolateral anterior dan posterior. Kolateralisasi anterior dimulai dari arteri subklafia ke arteri mamaria interna menuju ke arteri epigastrika untuk menyuplai darah ketubuhy bagian bawah atau ekstermitas inferior. Kolateralisasi posterior melalui arteri-arteri para scapula menuju arteri intercostalis untuk menyuplai darah ke abnomen.

Bila terjadi gagal jantung kongestif tubuh akan mengalami beberapa perubahan neurohumoral. System saraf simpatik akan terpacu sehingga terjadi peningkatan frekuensi denyut dantung dan tekanan darah. System rennin angiotensin juga teraktifasi, terutama bila tekanan darah bagian bawah dan perfusi ginjal berkurng menimbulkan vasokontriksi dan pelepasan aldosteron.2.6 Manifestasi KlinikPendearita koarktasio aorta tipe penyempitan ismus aorta pada minggu-minggu awal kehidupan akan malas minum, takipneu, letarge, dan berkembang progresif kerah gagal jantung kongestif. Koarktasio aorta tipe diskret pada anak-anak biasanya tidak menimbulkan gejala karna adanya pembentukan pembuluh darah kolateral. Dengan bertumbuhnya anak, koarktasio aorta menjadirelatif lebih sempit sehingga anak mengeluh lemah, sakit dada, sakit kepala dan claudicatio intermittent (Wahab, 2003).

2.7 Penyebab dan Gejala

Penyebab utama koartasio aorta secara pasti tidak diketahui, akan tetapi ada beberapa faktor predisposisi terjadinya penyakit ini yaitu :Pada saat hamil, ibu menderita rubella.Ibu hamil yang alkoholik.Usia ibu saat hamil lebih dari 40 tahun.Penderita IDDM.Resiko terjadinya koartasio aorta meningkat pada beberapa keadaan genetik, seperti sindroma Turner(disgenosis gonad : suatu keadaan pada anak perempuan, dimana salah satu dari kromosom Xnya hilang sebagian atau hilang seluruhnya).Koartasio aorta juga berhubungan dengan kelainan bawaan pada katup aorta (misalnya katup bikuspidalis). Kelainan ini ditemukan pada 1 dari 10.000 orang. Biasanya terdiagnosis pada masa kanak-kanak atau dewasa dibawah 40 tahun.Gejalakoartasio aortamungkin baru timbul pada masa remaja, tetapi bisa juga muncul pada saat bayi, tergantungkepadaberatnyatahanan terhadap aliran darah.Gejala nya berupa, yaitu :Pusing.Pingsan.Kram tungkai pada saat melakukan aktivitas.Tekanan darah tinggi yang terlokalisir (hanya pada tubuh bagian atas).Kaki atau tungkai teraba dingin.Kekurangan tenaga.Sakit kepala (terasa berdenyut).Perdarahan hidung.Nyeri tungkai selama melakukan aktivitas.Pada usia beberapa hari sampai 2 minggu, setelah duktus ateriosus menutup, beberapa bayi mengalami gagal jantung. Terjadi gangguan pernafasan yang berat, bayi tampak sangat pucat dan pemeriksaan darah menunjukkan peningkatan asam di dalam darah (asidosis metabolik).2.8 Diagnosis

Pemeriksaan Fisik

Pada penderita koarktasio aorta tipe penyempitan ismus aorta:

1. Bayi takikardi dalam rangka peningkatan curah jantung dan takipneu karena kegagalan ventrikel kanan yang menyebabkan kurangnya aliran darah ke paru. Oleh karena itu, guna mengimbangi kebutuhan oksigen, paru bernafas lebih cepat.

2. Terdapat perbedaan tekanan darah antara ekstremitas atas dan bawah (tekanan darah ekstremitas atas lebih tinggi) serta penurunan atau tidak terabanya denyut nadi pada ekstremitas bawah.3. Bising, pada koarktasio aorta bisingnya non spesifik. Umumnya merupakan bising sistolik injeksi pada daerah infraklavikula dan di bawah scapula kiri.

Pada tipe diskret:

1. Hipertensi pada ekstremitas atas.

Pengukuran tekanan darah sebaiknya pada ke empat ekstremitas. Bila koarktasio aorta terdapat pada atau proksimal percabangan a.subklavia, tekanan darah pada ruangan kiri akan lebih rendah pada ruangan kanan.

2. Bising pada daerah infraklavikula dan bawah skapula kiri.2.8 Penanganan

Terapi medikamentosa

Terapi pada penderita koarktasio aorta di mulai sejak dini (Seib, 2002), yaitu:

1. Terapi gagal jantung kongestif dengan penggunaan obat diuretic dan digitalis.Deuritica

a. Untuk menurunkan preload.

b. Furosemi / lasix.

c. Deuretik kuat, meningkatkan ekskresi air dengan menghambat reabsorbsi Na dan Cl di Ansa Henle acsendens dan tubulus distal ginjal.

d. Dosis inisial 1-2 mg/kg/dosis tiap 6-8 jam atau 0,05 mg/kg/jam dalam infuse intravena atau intramuscular selanjutnya diberi dosis 1-4 mg/kg dosis tunggal di pagi hari (wahab,2003).

Digitalis

a. Golongan glikosida jantung, anti aritnia.

b. Bersifat inotropik positif dan kronotropik negatif.

c. Digoksin/lanitop

(Gbr 8.12) atau disebut juga metode crafoord, memiliki kelebihan, yaitu akan didapatkan bentuk arkus aorta seperti arkus normal.Keuntungan metode end to end anastomosis adalah bagian yang mengalami obstruksi direseksi secara komplit, selain juga menghindari penggunaan protesis dan mempertahankan fungsi a.subklavia kiri. Kerugin prosedur pembelahan end to end anastomosis antara lain melibatkan pembuluh darah interkostal dan spinal yang dapat menimbulkan paralisis. Penggunaan teknik jahitan kontinu dapat menyebabkan restenosis lagi atau fibrosis sirkumferensial. Hal ini dapat di hindari dengan menggunakan jahitan interrupted dan benang yang dapat di absorbsi (Shah,2002).

Patch aotorplasty dikenalkan pertama kali oleh Vosculte pada tahun 1961 untuk reparasi koarktasio aorta. Pada teknik pembedahan ini (Gbr 8.13), daerah obstruksi dipotong dan ditambal dengan protesis (Dacron tube graft). Keuntungan prosedur ini yaitu dapat prostesis. Sedangkan teknik patch aortoplasty lebih sering pada dewasa karena aortanya kurang elastis.

BAB IIIPENUTUP3.1 KesimpulanKoarktasio Aorta adalah kelainan yang terjadi pada aorta berupa adanya penyempitan didekat percabangan arteri subklavia kiri dari arkus aorta dan pangkal duktusarteriousus battoli.Resiko terjadinya koartasio aorta meningkat pada beberapa keadaan genetik, sepertisindroma Turner(disgenosis gonad : suatu keadaan pada anak perempuan, dimana salah satu dari kromosom Xnya hilang sebagian atau hilang seluruhnya). Koartasio aorta juga berhubungan dengan kelainan bawaan padakatup aorta(misalnya katup bikuspidalis). Kelainan ini ditemukan pada 1 dari 10.000 orang. Biasanya terdiagnosis pada masa kanak-kanak atau dewasa dibawah 40 tahun.DAFTAR PUSTAKAChoi M., Norlan R. 2003. Coarctation of the aorta, Queen`s health science journal. Vol 6 (2): 49-50. Rackley C.E., Sonnenblick E.H. et al.1990. the hert, arteries and veins, ed 7, Mc Graw-Hillinformation sefices company, hal 701-706Shah S. 2002. Aortic coarctation, E medicine.

Seib P. 2002. Coarctation of the aorta, E medicine.

Wahab A. S. 2003. Penyakit jantung anak, Ed 3. Jakarta: EGC.

KOarktasio Aorta1