tp02_skm_lzm4_1701497292_hendi
DESCRIPTION
TP02_SKM_LZM4_1701497292_HENDITRANSCRIPT
Dampak penerapan Knowledge Management System pada pelatihan keperawatan metode
Blended learning terhadap peningkatan kinerja perawat
di Divisi Keperawatan Eka Hospital.
Pendahuluan
Eka Hospital merupakan salah satu rumah sakit di Indonesia yang telah memiliki standar
internasional terakreditasi oleh Joint Commission International Accreditation. Eka Hospital
menyadari bahwasannya setiap pelayanan terhadap pasien harus dilakukan dengan standar
keamanan yang tinggi. Standar keamanan yang tinggi tentu berlaku juga pada pelayanan
keperawatan. Untuk dapat menerapkan standar keamanan yang tinggi tersebut, staff keperawatan
dituntut untuk terus melakukan upgrade pengetahuan dan keterampilan di bidang keperawatan.
Dalam rangka meningkatkan pengetahuan dan keterampilan perawat, Divisi Keperawatan
mewajibkan 40 jam pelajaran pertahun kepada seluruh perawat yang berjumlah kurang lebih 270
orang. Artinya setiap tahun Divisi Keperawatan Eka Hospital harus mengalokasikan waktu
sebanyak 10800 jam untuk belajar para perawat. Jika 10800 jam ini dilakukan melalui metode
pembelajaran konvensional di kelas, sedikit banyak tentu akan menggangu operasional
perusahaan.
Disisi lain Eka Hospital memiliki infrastruktur IT yang memadai, setiap ruang perawatan
dilengkapi setidaknya 5 (lima) unit komputer dan terkoneksi baik via jaringan kabel maupun
nirkabel. Pada jaringan komputer ini telah terinstall Knowledge Management System (KMS)
sebagai bagian dari Sistem Informasi Manajemen Rumah Sakit (SIMRS) atau Hospital
Information System (HIS).
KMS di Eka Hospital belum mendapatkan penanganan yang optimal sehingga dampak terhadap
kinerja organisasi belum dapat dirasakan. Padahal KMS memiliki dampak yang positif terhadap
kinerja perusahaan, seperti yang dikutip oleh Stephanus (2012) dalam artikel yang berjudul
Pengaruh knowledge management terhadap performa kinerja organisasi : studi kasus pada PT
Ericsson Indonesia “Penerapan manajemen pengetahuan dan organisasi pembelajar telah
menunjukkan peningkatan kinerja organisasi (Cavalery, 2008)”.
Studi kasus ini bertujuan untuk menjawab pertanyaan sebagai berikut : 1) Apakah KMS
memberikan pengaruh yang positif terhadap KM ? 2) Apakah KM berpengaruh positif terhadap
kinerja perawat di Eka Hospital ?
Tinjauan pustaka
Menurut Nonaka (1994) and Huber (1991) yang diambil dari Alavi, M (1999). Knowledge
management systems : issues, challenges, and benefits, “Pengetahuan adalah keyakinan pribadi
dibenarkan yang meningkatkan kapasitas individu untuk mengambil tindakan yang efektif”.
Knowlegde Management (KM) adalah sebuah konsep dimana perusahaan sadar dan komprehensif
mengumpulkan, mengatur, membagikan dan analisis pengetahuan dalam hal sumber daya,
dokumen, dan keterampilan orang. Pada awal tahun 1998, diyakini bahwa beberapa perusahaan
benar-benar memiliki praktek manajemen pengetahuan yang komprehensif (dengan nama apapun)
dalam operasi. Kemajuan teknologi dan cara kita mengakses dan berbagi informasi telah berubah
bahwa; banyak perusahaan sekarang memiliki semacam kerangka kerja manajemen pengetahuan
di tempat.
KMS merupakan sistem yang kompleks, karenanya perlu dukungan berbagai pihak. Beberapa
pemangku kepentingan termasuk pengguna-akhir, yaitu, mereka yang memanfaatkan sistem ini
untuk mengelola pengetahuan mereka; manajer sistem, yang bertanggung jawab untuk
menciptakan dan memelihara komponen sistem; dan manajer konten, yang bertanggung jawab
untuk menjaga kualitas dan lingkup konten yang terdapat di dalam sistem.(Debowski p140-142).
KMS memiliki tiga sasaran utama :
1. Memungkinkan untuk menangkap dan pertukaran pengetahuan secara efisien dan terbuka.
2. Memfasilitasi akuisisi, dokumentasi, transfer, penciptaan dan penerapan pengetahuan di
komunitas pengetahuan maupun secara individu. Yang penting, perlu memastikan sistem dan
proses yang serupa yang digunakan untuk mendorong transfer itu.
3. Memastikan fungsionalitas pengetahuan yang lebih besar. Misalnya, menawarkan berbagai
sistem yang berguna seperti memastikan semua aset pengetahuan kritis ditangkap,
pengindeksan yang baik untuk memastikan pencarian dan identifikasi atas aset pengetahuan
yang efektif , serta menciptakan metodologi umum dan protocol panduan untuk semua
anggota.
Ada empat subsistem utama yang berkontribusi pada KMS secara keseluruhan, yaitu:
1. Business Process Management
Merupakan paparan proses yang diperlukan untuk mendukung tata laksana bisnis di organisasi.
Beberapa sistem yang yang terkait diantaranya keuangan, manajemen sumber daya manusia
dan pengambilan keputusan. Para pengguna disediakan pengetahuan dengan informasi yang
akurat dan terkini untuk membangun pengetahuan mereka.
2. Content management
Pengelolaan konten berkaitan dengan isi intelektual dari KMS. Perlu memastikan para
pengguna dapat dengan efisien mengambil pengetahuan tentang topik atau tema tertentu.
Pengelolaan konten menyediakan berbagai strategi agar bisa melakukan indeks, penataan dan
penyimpanan sumber daya yang terkait dengan KMS.
3. Web content management
Pengelolaan konten Web menyediakan pengaturan logis dan dapat diakses dari konten dan
link. Perlu untuk membangun kerangka website yang efektif sehingga pengguna dapat
mengakses KMS. Secara khusus, menyediakan sistem antarmuka/tampilan untuk pengguna,
yaitu, saluran komunikasi dimana pengguna dapat berinteraksi dengan system pengetahuan.
4. Knowledge applications management
Pengelolaan aplikasi KM memastikan semua pengguna disediakan dengan paket aplikasi dan
peralatan khusus untuk menuangkan dan menggunakan pengetahuan mereka. Juga membantu
dengan pengelolaan alur kerja, yaitu, pengelolaan berbagai kegiatan yang berkontribusi
terhadap hasil produk. Manajemen proyek sangat tergantung pada pengelolaan alur
kerja.(Debowski p143)
Komponen utama KMS :
1. Repositori pengetahuan tacit dan eksplisit
2. Platform kolaborasi yang memudahkan pendistribusian pekerjaan, database keahlian, Subject
Material Expert, dan komunikasi informal
3. Jaringan komunikasi dan diskusi bagi para karyawan
4. Budaya bagi individu agar terbiasa berbagi dan memanfaatkan pengetahuan yang didapatkan.
Dengan KMS sebagai KM tools dapat mengoptimalkan aliran pengetahuan di dalam organisasi
Studi kasus
Profil Eka Hospital
Eka Hospital di Bumi Serpong Damai adalah rumah sakit swasta umum yang berkomitmen
memberikan pelayanan kesehatan berkualitas dari staf berdedikasi dan profesional,
didukung teknologi terkini dan standar fasilitas kesehatan tinggi.
Eka Hospital BSD berlokasi di kawasan bisnis Central Business District Lot IX, BSD City-
Tangerang, di atas lahan seluas 4 ha. Luas bangunan saat ini sekitar 20.000 m2, dengan
40 klinik rawat jalan dan lebih 180 tempat tidur. Fasilitas diagnostik dan pengobatan terpadu
dengan peralatan mutakhir seperti MRI, MSCT, Angiografi, USG 4 Dimensi, Laparoskopi,
Endoskopi dan peralatan operasi modern lainnya, memberikan layanan paripurna bagi masyarakat.
Eka Hospital BSD telah meraih akreditasi internasional pada 11 Desember 2010. Akreditasi
internasional ini diterbitkan oleh Joint Commission International (JCI), dan sukses meraih
akreditasi internasional JCI untuk yang kedua kalinya pada 6 Februari 2014. JCI adalah organisasi
nirlaba berpusat di Amerika Serikat yang berdedikasi untuk terus meningkatkan standar
keselamatan & kualitas layanan kesehatan tingkat internasional. Akreditasi JCI menempatkan Eka
Hospital BSD sebagai rumah sakit internasional termuda di Indonesia, yang mencapai prestasi
tersebut dalam waktu relatif sangat cepat, dalam 2 tahun masa beroperasi. Hal ini adalah bukti dari
kepercayaan masyarakat serta komitmen Eka Hospital dalam memberikan layanan kesehatan yang
mengedepankan kualitas tinggi, keamanan, serta kenyamanan pasien.
Desain fasilitas masa depan dengan standar medis yang tinggi untuk menjaga dan mencegah
terjadinya penularan infeksi dalam rumah sakit, merupakan upaya kami untuk menciptakan
lingkungan yang nyaman dan bersahabat bagi pasien dan keluarga selama dalam perawatan.
Demi efektifitas layanan dan mencegah kelalaian manusia, Eka Hospital menggunakan teknologi
sistem informasi terpadu, Electronic Medical Record (EMR). Seluruh data pasien tersimpan dalam
sistem elektronik (EMR) sehingga memudahkan staf kami untuk mengakses data dan menganalisis
informasi medis, serta meningkatkan kecepatan pelayanan diagnosa. Eka Hospital telah
menerapkan sistem Electronic Medical Record (EMR) yang terintegrasi sejak tahun 2008.
Saat ini, Eka Hospital BSD merupakan rumah sakit rujukan untuk pusat layanan saraf, jantung dan
pembuluh darah, Ibu & Anak, layanan bedah akses minimal (laparoskopi), Unit Gawat Darurat,
serta Medical Check up untuk daerah jabodetabek.
Implementasi KM
Karyawan Eka Hospital terdiri dari bermacam profesi, studi kasus ini dibatasi hanya implementasi
KM pada divisi keperawatan. Proses sharing knowledge dimulai saat perawat baru masuk, mereka
belajar tentang keselamatan pasien, memberikan bantuan hidup dasar, spo menerima pasien baru,
dll. Semua diajarkan oleh perawat senior, kepala unit (koordinator), dan manajer keperawatan
selama 10-12 hari dengan waktu 3-4 jam perhari.
Selanjutnya, sharing knowledge berlanjut saat perawat telah bekerja di unit perawatan. Mereka
berkewajiban melakukan sosialisasi SPO sebanyak 8-10 SPO perbulan. Setiap minggu para
perawat melakukan sharing di kelas lebih besar dalam acara Nursing Sharing yang diadakan setiap
hari Rabu. Dan setiap bulan mengadakan acara Diskusi Refleksi Kasus (DRK) yang mengangkat
kasus-kasus pasien yang sering dijumpai, atau kasus yang jarang tetapi menarik untuk dibahas,
termasuk kasus baru yang sedang menjadi trending topic.
Dengan begitu banyaknya kegiatan sharing knowledge yang dilakukan oleh perawat, kehadiran
KMS tentu mempunyai peran yang cukup penting. KMS yang berjalan pada intranet menggunakan
bahasa pemograman PHP dengan database Oracle ini diberikan nama Giatros. Dengan Giatros,
perawat dapat mengakses kebijakan perusahaan dan Standar Prosedur Operasional (SPO) unit
terkait. Unit-unit keperawatan akan mengakses SPO melalui Giatros untuk disharingkan kepada
seluruh staff yang berdinas pada shift pagi.
Selain Giatros, KMS berupa online learning yang berisi materi pelatihan online yang juga menjadi
bagian dari pelatihan internal keperawatan. Materi disusun berdasarkan kelompok pengetahuan
keperawatan, yaitu keperawatan gawat darurat, keperawatan kritikal, keperawatan neonatus dan
anak, keperawatan maternitas dan kebidanan. Dengan adanya KMS ini, divisi keperawatan dapat
menghemat waktu pelatihan hingga 70%. Sebagai contoh, Pelatihan keperawatan gawat darurat
yang bila dilakukan secara konvensional di kelas akan memakan waktu 3 hari atau 24 jam, dengan
adanya KMS, pelatihan menggunakan metode Blended Learning. Materi diberikan secara online
sebanyak 16 jam dengan target waktu 3 minggu, dan sisanya selama 8 jam dilakukan secara
konvensional di kelas.
Diskusi dan saran
Diskusi
KM bagi perawat di Eka Hospital memakan waktu yang cukup banyak, jika tidak dilakukan
dengan hati-hati justru dapat menyebabkan penurunan kinerja perusahaan atau menyebabkan
kelelahan pada perawat.
Saran
Divisi keperawatan lebih mengoptimalkan metode online learning sehingga kegiatan sharing
knowledge menjadi kegiatan yang tidak terpisahkan dengan pekerjaan rutin setiap perawat.
Daftar Pustaka
Debowski, Shelda . (2006) Knowledge management. John Wiley & Sons, Inc
Alavi, M., Leidner D.E.(1999). Knowledge management systems : issues, challenges, and benefits.
Rouse M. (2013) Knowledge management. Diambil dari
http://searchdomino.techtarget.com/definition/knowledge-management (04 Juli 2015)
Profil Eka Hospital BSD. Diambil dari http://www.ekahospital.com/about/eka-hospital-bsd
(04 Juli 2015)
Stephanus (2012). Pengaruh knowledge management terhadap performa kinerja organisasi : studi
kasus pada PT Ericsson Indonesia.