tor pengembangan pendidikan usia dini papua

10
TERM OF REFERENCE (TOR) ANALISIS PENGEMBANGAN PENDIDIKAN USIA DINI PROVINSI PAPUA A. Latar Belakang Pendidikan merupakan investasi jangka panjang bagi bangsa untk mewujudkan cita-cita nasional yaitu mencerdaskan kehidupan bangsa, pendidikan memilliki fungsi yang hakiki dalam mempersiapkan sumber daya manusia untuk menjalankan berbagai fungsi dalam bidang kehidupan, seperti ekonomi, ketenagakerjaan, kesehatan, sosial budaya, infrastruktur dan sebagainya. Penyelenggaraan pendidikan yang berkualitas diharapkan akan melahirkan masyarakat yang cerdas dan berkualitas pula. Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) adalah jenjang pendidikan sebelum jenjang pendidikan dasar yang merupakan suatu upaya pembinaan yang ditujukan bagi anak. Rentangan anak usia dini menurut Pasal 28 UU Sisdiknas No.20/2003 ayat 1 adalah 0-6 tahun. Sementara menurut kajian rumpun keilmuan PAUD dan penyelenggaraannya di beberapa negara, PAUD dilaksanakan sejak usia 0-8 tahun (www.wikipedia.org). Anak usia dini (early childhood) yang berusia 0-8 tahun merupakan usia emas (golden age). Istilah itu digunakan karena pada usia tersebut daya serap anak sangat tinggi II - 1

Upload: nduts-en-eva

Post on 15-Nov-2015

15 views

Category:

Documents


2 download

DESCRIPTION

pengembangan pendidikan

TRANSCRIPT

TERM OF REFERENCE (TOR)ANALISIS PENGEMBANGAN PENDIDIKAN USIA DINI PROVINSI PAPUA

A. Latar BelakangPendidikan merupakan investasi jangka panjang bagi bangsa untk mewujudkan cita-cita nasional yaitu mencerdaskan kehidupan bangsa, pendidikan memilliki fungsi yang hakiki dalam mempersiapkan sumber daya manusia untuk menjalankan berbagai fungsi dalam bidang kehidupan, seperti ekonomi, ketenagakerjaan, kesehatan, sosial budaya, infrastruktur dan sebagainya. Penyelenggaraan pendidikan yang berkualitas diharapkan akan melahirkan masyarakat yang cerdas dan berkualitas pula.Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) adalah jenjang pendidikan sebelum jenjang pendidikan dasar yang merupakan suatu upaya pembinaan yang ditujukan bagi anak. Rentangan anak usia dini menurut Pasal 28 UU Sisdiknas No.20/2003 ayat 1 adalah 0-6 tahun. Sementara menurut kajian rumpun keilmuan PAUD dan penyelenggaraannya di beberapa negara, PAUD dilaksanakan sejak usia 0-8 tahun (www.wikipedia.org). Anak usia dini (early childhood) yang berusia 0-8 tahun merupakan usia emas (golden age). Istilah itu digunakan karena pada usia tersebut daya serap anak sangat tinggi sehingga pendidikan anak usia dini (PAUD) sangat esensial. PAUD sangat menentukan pertumbuhan struktur dan fungsi otak anak sehingga dapat memberikan pengaruh yang menetap terhadap perkembangan perilaku dan kepribadian anak selanjutnya. Selain itu, pendidikan yang berorientasi pada perkembangan memungkinkan pendidik untuk merencanakan berbagai pengalaman yang dapat menumbuhkan minat anak usia dini dan merangsang keingintahuan mereka. Dengan demikian PAUD merupakan investasi yang sangat besar bagi keluarga dan bangsa (Suyanto, 2005: 2). Pembelajaran PAUD selama ini lebih menekankan pada pertumbuhan dan perkembangan jasmani dan rohani agar anak memiliki kesiapan dalam memasuki pendidikan lebih lanjut, yang diselenggarakan pada jalur formal, nonformal, dan informal. Sementara penanaman sejak dini tentang rasa kebangsaan seringkali terlupakan. Padahal PAUD merupakan sarana yang efektif guna membangun dan memupuk jiwa nasionalisme generasi muda sejak dini.Tujuan utama PAUD adalah membentuk anak Indonesia yang berkualitas, yaitu membantu anak didik mengembangkan berbagai potensi baik fisik maupun psikis yang meliputi moral dan nilai-nilai agama, sosial emosional, kognitif, bahasa, fisik/motorik, kemandirian, serta seni sesuai dengan tingkat perkembangannya sehingga memiliki kesiapan yang optimal di dalam memasuki pendidikan dasar dan kehidupan di masa dewasa. Di Provinsi Papua, jumlah anakusia dini menurut survey BPS 2012 sejumlah 354.329. jumlah ini tersebar dibanyak kabupaten dan kota di Provinsi Papua. Sebagian besar berlokasi di desa-desa terpencil dan tidak ada sarana pendidikan untuk anak usia dini. Dengan demikian sangat diperlukan adanya analisis yang secara khusus untuk pengembangan pendidikan anak usia dini di Provinsi Papua.B. TujuanTujuan dari kegiatan ini adalah:1) Meningkatkan kualitas pendidikan anak usia dini di Provinsi Papua2) Meningkatkan kualitas sumberdaya manusia di Papua3) Mengurangi kesenjangan papua dengan wilayah lainC. Penerima manfaatPenerima manfaat terbesar dari kegiatan ini adalah Pemerintah Provinsi Papua dan masyarakat papua dengan kebijakan yang nantinya akan lebih tepat untuk membangun sumber daya manusia di Provinsi Papua. D. SasaranSasaran dari kajian ini adalah semua anak usia dini di seluruh provinsi Papua. Agar dengan adanya analisis ini akan dapat membuat kebijakan yang tepat untuk meningkatkan pendidikan bagi anak usia dini di wilayah ini..D. MetodologiSecara garis besar metodologi yang digunakan dalam pelaksanaan kajian ini menggunakan dua metode yaitu: a. Studi Literatur Pada tahap ini akan dilakukan studi-studi terhadap literatur terkait serta dilakukan perumusan permasalahan-permasalahan yang ada dan yang mungkin timbul pada saat yang akan datang. Strudi literatur dilakukan dengan mempelajari dan mencermati laporan pelaksanaan kegiatan yang telah dilaksanakan, kebijakan-kebijakan/peraturan yang ada dan masih berlaku, studi yang pernah dilaksanakan terutama terkait dengan kajian tentang pelaksanaan kegiatan serta data-data sekunder umum yang terkait. Teknik pengumpulan data melalui studi kepustakaan atau data sekunder ini dilakukan pada awal penelitian. Tahapan pengumpulan data sekunder dilakukan untuk mendapatkan data berupa: Review terhadap masukan teknis dan kajian akademis. Tinjauan literatur, mencakup tinjauan terhadap teori-teori yang terkait dengan pekerjaan. Penyusunan basis data, mencakup pengumpulan (collecting) dan kompilasi data, sebagai bahan untuk melekukan evaluasi.

b. Focus Group Discussion (FGD)Kelompok diskusi terarah (focus group discussion-FGD) dilakukan untuk mengetahui secara lebih mendalam tentang kondisi pendidikan anak usia dini di Papua dan daerah sekitarnya yang melibatkan berbagai pihak yan terkait (stakeholders), baik di tingkatan kecamatan, kabupaten/kota, provinsi, maupun pusat. Focus Group Discussion (FGD) dilakukan untuk mendapatkan bahan-bahan atau data-data untuk melakukan analisis dan kajian dari kegiatan ini.

Tabel 2.1 Perbandingan Metode yang Digunakan Untuk Pengumpulan Data

NO. METODAKEUNTUNGANKERUGIAN

4.Pengumpulandata sekunder dan studi literatur Banyak data dalam berbagai ukuran. Tidak reaktif atau relatif mudah. Dapat merubah ukuran. Anggota organisasi yang di survey dapat membentu analisis. Ukuran yang dpergunakan bersifat umum/familiar dan cepat. Cara pencarian informasi dan analisis membutuhkan banyak biaya dan waktu. Keabsahan dan kepercayaan sumber dan data rendah. Membutuhkan analisis data dalam konteks yang sesuai dengan data.

5.GroupDiskusi /diskusikelompok Kegunaan untuk mendapatkan data yang kompleks, dapat dilakukan dengan proses yang halus. Interaksi dapat merangsang pemikiran, kerjasama dan perencanaan. Data dapat dianalisis pendahuluan dan ada umpan balik serta mengikutsertakan anggota dalam analisis. Bias terhadap proses diskusi dan pimpinan diskusi. Kebutuhan pada tingkat atas untuk kerjasama antar group.

Sumber : Horisson, 1994:25-26. diolah

Untuk mempermudah pelaksanaan kegiatan studi ini, dikembangkan model panduan pelaksanaan sebagai berikut:

II - 2

Metode AnalisisA. Statistik DeskriptifAnalisa deskriptif digunakan untuk menjelaskan berbagai kondisi dan perkembangan dari waktu ke waktu dan ter-update dari berbagai indikator yang nantinya diperlukan. Deskripsi nantinya dapat ditampilkan baik dalam bentuk tabel, gambar/grafik, maupun penjelasan umum sehingga memudahkan pembaca umum dalam memahami dari data dan/atau informasi yang diberikan dalam tulisan. Analisa dapat dilakukan untuk statistik pemusatan (antara lain berupa rata-rata, nilai minimal, dan nilai maksimal), persebaran (berupa standar deviasi, dan lain-lain), dan arah perkembangan (trend baik positif, negatif, maupun konstan).B. Analisis SWOTAnalisa SWOT adalah identifikasi berbagai faktor secara sistematis untuk merumuskan strategi dan kebijakan terhadap suatu permasalahan. SWOT adalah singkatan yang diambil dari huruf depan kata Strength, Weakness, Opportunity dan Threat, yang dalam bahasa Indonesia mudahnya diartikan sebagai Kekuatan, Kelemahan, Peluang dan Ancaman. Metoda analisa SWOT bisa dianggap sebagai metode analisa yangg paling dasar, yangg berguna untuk melihat suatu topik atau permasalahan dari empat sisi yang berbeda, baik dari segi internal (yaitu berupa kekuatan dan kelemahan) maupun eksternal (yaitu peluang dan ancaman). Analisa ini didasarkan pada logika yang dapat memaksimalkan kekuatan dan peluang, namun secara bersamaan juga dapat meminimalkan kelemahan dan ancaman. Oleh karena itu, hasil analisa biasanya adalah berupa arahan/rekomendasi untuk mempertahankan kekuatan dan menambah keuntungandari peluang yang ada, sambil mengurangi kekurangan dan menghindari ancaman yang dimungkinkan terjadi. Dengan begitu akan dapat ditentukan berbagai kemungkinan alternatif strategi yang dapat dijalankan

1. Tahapan Pelaksanaan Untuk pelaksanaan program tersebut pada tahun 2015 dapat dilaksanakan sebagai berikut;a. Persiapan Persiapan administrasiAdapun tenaga ahli yang dibutuhkan adalah: Tenaga Ahli Manajemen Kependidikan

b. Pelaksanaan Tenaga ahli menyusun design model pelaksanaan kegiatan dan dipresentasikan di hadapan pimpinan dan staf Deputi Bidang Pengembangan Sumber Daya untuk memperoleh kesamaan konsep sebelum pelaksanaan kegiatan. Penyusunan instrumen survey, uji coba instrumen, validasi instrumen dengan cara panel dan masukan pakar. Pelaksanaan survey dan pengumpulan data untuk mendapatkan data yang valid dan realibel. Pengolahan dan analisis data hasil survey dan pendataan Pembuatan laporan survey oleh tenaga ahli sesuai hasil pengolahan data secara kuantitatif dan kualitatif Presentasi draf laporan yang dibuat oleh tenaga ahli untuk mendapatkan masukan dan tanggapan.c. Penyusunan LaporanLaporan ini disusun berdasarkan data yang diperoleh serta rumusan rapat koordinasi yang telah dilaksanakan. Laporan tersebut merupakan kesimpulan dan rekomendasi dalam memberikan masukan, perbaikan serta kebutuhan sarana-prasarana pendidikan yang mendukung untuk pengembangan pendidikan usia dini.

E. Waktu Pencapaian KeluaranNOKegiatanBulan ke

123

1Persiapan

2Penyusunan rationale dari kajian

3Identifikasi Literatur dan Kebutuhan Data

4Penyusunan rencana jadwal detail pelaksanaan kegiatan

5Laporan Pendahuluan

6Penyusunan Instrumen Survey

7Pelaksanaan Survey dan Identifikasi

8Pengolahan Data Primer dan Sekunder

9Analisis Data Primer dan Data Sekunder

10Laporan Akhir Sementara

11Laporan Akhir

F. Lokasi SasaranKegiatan Analisis Pengembangan Pendidikan Anak Usia Dini Provinsi Papua ini dilaksanakan di Provinsi Papua.G. Biaya Yang DiperlukanUntuk melaksanakan kegiatan ini dibutuhkan dana sebesar Rp 50.000.000,- (Lima Puluh Juta Rupiah) yang bersumber dari APBD Tahun Anggaran 2015 dengan rincian anggaran biaya (RAB) sebagaimana terlampir.Demikian Term Of Reference (TOR) Kerja ini dibuat untuk dipergunakan sebagaimana mestinya. Penanggung Jawab Urusan Sumber Daya Manusia

(.)8