tor paradigma bergerak dalam kesatuan

7
Tak dapat dipungkiri bahwa gerakan mahasiswa telah menjadi salah satu bagian yang mengambil peran dalam sejarah pergerakan pemuda Indonesia. Secara umum pergerakan mahasiswa selalu membawa suara rakyat yang ingin perubahan. Aksi mereka murni dari dalam hati atas tidak stabilnya kondisi yang ada mulai dari politik, ekonomi, budaya, dll. Gerakan mahasiswa didasarkan atas gerakan moral yang berasal dari hati nurani. Dalam pengamatan Al-Zastrouw (1998; 141), yang dimaksud gerakan moral di sini adalah komitmen mereka pada nilai-nilai yang diyakini kebenarannya, menjunjung tinggi nurani, harkat, martabat kemanusiaan dan selalu berusaha menggugat kesenjangan di lingkungannya. Banyak sekali sejarah yang dicatat oleh mahasiswa dalam menciptakan perubahan sosial di Indonesia yang mengakibatkan perubahan rezim hingga saat ini. Pembahasan sejarah gerakan mahasiswa dimulai mulai dari era tahun 1966. Pada era ini, mahasiswa dan pemuda Indonesia bergabung untuk bergerak dalam memperjuangkan berdirinya Orde Baru. Gerakan ini menjadi titik balik dari gerakan-gerakan mahasiswa yang masih bersifat kedaerahan untuk bersama-sama bersatu menjadi gerakan mahasiswa secara nasional. Gerakan ini dekenal sebagai Angkatan 66.Tokoh-tokoh mahasiswa saat itu yang menjadi motor gerakan di antaranya Cosmas Batubara (Eks Ketua Presidium KAMI Pusat), Sofyan Wanandi, Yusuf Wanandi ketiganya dari PMKRI,Akbar Tanjung dari HMI, dll. Angkatan '66 mengangkat isu Komunis sebagai bahaya laten negara. Gerakan ini berhasil membangun kepercayaan masyarakat untuk mendukung mahasiswa menentang Komunis yang ditukangi oleh PKI (Partai Komunis Indonesia). Setelah Orde Lama berakhir, aktivis Angkatan '66 pun mendapat hadiah yaitu dengan banyak yang duduk di kursi DPR/MPR serta diangkat dalam kabibet pemerintahan Orde Baru. Namun perjuangan mahasiswa tak selesai sampai di sini. Golongan Karya (Golkar) memenangkan pemilu pertama yang diselenggarakan pada 1972 dengan cara curang, pembangunan Taman Mini Indonesia Indah (TMII) yang telah menggusur banyak penduduk di lokasi tersebut. Kebobrokan-kebobrokan tersebut telah menyebabkan ketidakpercayaan rakyat terhadap pemerintah Orde Baru saat itu. Penyimpangan-penyimpangan tersebut direspon mahasiswa dengan munculnya gerakan "Mahasiswa Menggugat" yang dimotori Arif Budiman yang progaram utamanya adalah aksi pengecaman terhadap kenaikan BBM, dan korupsi.

Upload: danang-tesna

Post on 02-Jan-2016

33 views

Category:

Documents


3 download

TRANSCRIPT

Page 1: TOR Paradigma Bergerak Dalam Kesatuan

Tak dapat dipungkiri bahwa gerakan mahasiswa telah menjadi salah satu bagian

yang mengambil peran dalam sejarah pergerakan pemuda Indonesia. Secara umum

pergerakan mahasiswa selalu membawa suara rakyat yang ingin perubahan. Aksi mereka

murni dari dalam hati atas tidak stabilnya kondisi yang ada mulai dari politik, ekonomi,

budaya, dll. Gerakan mahasiswa didasarkan atas gerakan moral yang berasal dari hati

nurani. Dalam pengamatan Al-Zastrouw (1998; 141), yang dimaksud gerakan moral di sini

adalah komitmen mereka pada nilai-nilai yang diyakini kebenarannya, menjunjung tinggi

nurani, harkat, martabat kemanusiaan dan selalu berusaha menggugat kesenjangan di

lingkungannya.

Banyak sekali sejarah yang dicatat oleh mahasiswa dalam menciptakan perubahan

sosial di Indonesia yang mengakibatkan perubahan rezim hingga saat ini. Pembahasan

sejarah gerakan mahasiswa dimulai mulai dari era tahun 1966. Pada era ini, mahasiswa dan

pemuda Indonesia bergabung untuk bergerak dalam memperjuangkan berdirinya Orde

Baru. Gerakan ini menjadi titik balik dari gerakan-gerakan mahasiswa yang masih bersifat

kedaerahan untuk bersama-sama bersatu menjadi gerakan mahasiswa secara nasional.

Gerakan ini dekenal sebagai Angkatan 66.Tokoh-tokoh mahasiswa saat itu yang menjadi

motor gerakan di antaranya Cosmas Batubara (Eks Ketua Presidium KAMI Pusat), Sofyan

Wanandi, Yusuf Wanandi ketiganya dari PMKRI,Akbar Tanjung dari HMI, dll. Angkatan '66

mengangkat isu Komunis sebagai bahaya laten negara. Gerakan ini berhasil membangun

kepercayaan masyarakat untuk mendukung mahasiswa menentang Komunis yang ditukangi

oleh PKI (Partai Komunis Indonesia). Setelah Orde Lama berakhir, aktivis Angkatan '66 pun

mendapat hadiah yaitu dengan banyak yang duduk di kursi DPR/MPR serta diangkat dalam

kabibet pemerintahan Orde Baru.

Namun perjuangan mahasiswa tak selesai sampai di sini. Golongan Karya (Golkar)

memenangkan pemilu pertama yang diselenggarakan pada 1972 dengan cara curang,

pembangunan Taman Mini Indonesia Indah (TMII) yang telah menggusur banyak penduduk

di lokasi tersebut. Kebobrokan-kebobrokan tersebut telah menyebabkan ketidakpercayaan

rakyat terhadap pemerintah Orde Baru saat itu. Penyimpangan-penyimpangan tersebut

direspon mahasiswa dengan munculnya gerakan "Mahasiswa Menggugat" yang dimotori

Arif Budiman yang progaram utamanya adalah aksi pengecaman terhadap kenaikan BBM,

dan korupsi.

Page 2: TOR Paradigma Bergerak Dalam Kesatuan

Kemudian mahasiswa harus berhadapan dengan militer yang secara brutal masuk ke

dalam kampus dan melakukan pendudukan. Mereka menganggap mahasiswa telah

melakukan pembangkangan politik terhadap Soeharto dan pergerakan yang terkonsentrasi

di wilayah kampus dianggap membahayakan pemerintahan. Puncaknya adalah pemerintah

mengeluarkan kebijakan Normalisasi Kehidupan Kampus/Badan Koordinasi Kemahasiswaan

yang dikenal sebagai NKK/BKK yang berbuntut pada pembubaran Dewan Mahasiswa

sebagai organisasi kemahasiswaan tingkat pusat. Kebijakan ini merupakan salah satu upaya

pemerintahan Soeharto untuk meredam aksi politik mahasiswa dan mengarahkan

mahasiswa pada hal-hal yang bersifat akademis. Untuk mengimplementasikan kebijakan

NKK/BKK, Menteri Pendidikan dan Kebudayaan, Dooed Yusuf, mengeluarkan SK Menteri

P&K No.037/U/1979 yang membahas tentang Bentuk Susunan Lembaga Organisasi

Kemahasiswaan di Lingkungan Perguruan Tinggi, dan dimantapkan dengan penjelasan teknis

melalui Instruksi Dirjen Pendidikan Tinggi tahun 1978 tentang pokok-pokok pelaksanaan

penataan kembali lembaga kemahasiswaan di Perguruan Tinggi. Hal yang terpenting dari SK

ini terutama pemberian wewenang kekuasaan kepada rektor dan pembantu rektor untuk

menentukan kegiatan mahasiswa, yang menurutnya sebagai wujud tanggung jawab

pembentukan, pengarahan, dan pengembangan lembaga kemahasiswaan. Dengan konsep

NKK/BKK ini, gerakan mahasiswa menjadi melempem, peranan yang dimainkan organisasi

intra dan ekstra kampus dalam melakukan kerjasama dan transaksi komunikasi politik

menjadi lumpuh. Maka mahasiswa membentuk gerakan-gerakan ekstrakampus seperti HMI

(himpunan mahasiswa islam), PMII (Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia), GMNI

(Gerakan Mahasiswa Nasional Indonesia), PMKRI (Perhimpunan Mahasiswa Katolik Republik

Indonesia), GMKI (Gerakan Mahasiswa Kristen Indonesia) atau yang lebih dikenal dengan

kelompok Cipayung. Mereka juga membentuk kelompok-kelompok diskusi dan pers

mahasiswa.

Memasuki awal tahun 1990-an, di bawah Mendikbud Fuad Hasan kebijakan NKK/BKK

dicabut dan sebagai gantinya keluar Pedoman Umum Organisasi Kemahasiswaan (PUOK).

Melalui PUOK ini ditetapkan bahwa organisasi kemahasiswaan intra kampus yang diakui

adalah Senat Mahasiswa Perguruan Tinggi (SMPT), yang didalamnya terdiri dari Senat

Mahasiswa Fakultas (SMF) dan Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM). Dalam keberjalanannya,

konsep ini dianggap mengerdilkan gerakan mahasiswa dan sama saja dengan konsep

NKK/BKK sebelumnya karena pihak rektorat yang notabane perpanjangan pemerintah

Page 3: TOR Paradigma Bergerak Dalam Kesatuan

(penguasa) lebih leluasa dan dilegalkan untuk mencekal aktivis mahasiswa yang berbuat

"over", bahkan tidak segan-segan untuk men-DO-kan, dan mahasiswa hanya dituntut kuliah

saja. Mahasiswa menuntut ada organisasi yang bebas, independen, dan kebal terhadap

intervensi pemerintah dan birokrasi kampus, maka terbentuklah Dewan Mahasiswa di UGM

pada 1994, kemudian Keluarga Mahasiswa ITB (KM-ITB) pada 1996, dan organisasi-

organisasi kemahasiswaan intrakampus lainnya.

Puncak gerakan mahasiswa terjadi pada 1998,diawali dengan terjadi krisis moneter

di pertengahan tahun 1997. harga-harga kebutuhan melambung tinggi, daya beli

masyarakat pun berkurang. Semua elemen-elemen mahasiswa yang tadinya terpecah pecah

menyatukan visi dan misi untuk menjatuhkan pemerintahan Soeharto yang telah

menyebabkan rakyat kecil menderita. Simbol Rumah Rakyat yaitu Gedung DPR/MPR

menjadi tujuan utama mahasiswa dari berbagai kota di Indonesia, seluruh komponen

mahasiswa dengan berbagai atribut almamater dan kelompok semuanya tumpah ruah di

Gedung Dewan ini, tercatat FKSMJ (Forum Komunikasi Senat Mahasiswa Jakarta), FORBES

(Forum Bersama), KAMMI (Kesatuan Aksi Mahasiswa Muslim Indonesia), FORKOT (Forum

Kota), dan organisasi-organisasi kemahasiswaan lainnya. Akhirnya rezim Orde Baru jatuh

ditandai dengan mundurnya Soeharto sebagai Presiden RI saat itu. Rezim Orde Baru

kemudian berubah menjadi rezim Reformasi.

Saat ini pergerakan mahasiswa tak seperti dulu lagi yang lebih dominan concern

terhadap masalah politik. Hari ini gerakan mahasiswa mengalami diversifikasi, yaitu

munculnya berbagai macam jenis gerakan mahasiswa. Diversifikasi gerakan mahasiswa ini

menghidupkan dan mendinamisasi seluruh potensi kebaikan pada setiap mahasiswa. Ini

menjadi sangat penting untuk diperhatikan karena dengan teraktifasinya semua potensi

kebaikan ini, organisasi kemahasiswaan akan menjadi tempat berlabuh semua mahasiswa

dalam mengembangkan potensinya.

Diversifikasi gerakan mahasiswa terdiri atas gerakan vertikal dan horizontal. Gerakan

vertikal yaitu gerakan yang lebih mengarah pada kebijakan, aturan politik pemerintah secara

bottom-up. Bentuk gerakan vertikal beraneka ragam, tidak hanya identik turun ke jalan,

melainkan juga dapat dilakukan dengan audiensi ke pemerintah, membuat tulisan mengenai

kebijakan pemerintah, dll. Gerakan yang dilakukan harus dilakukan secara cerdas dengan

proses analisis masalah, diskusi mendalam mengenai permasalahan, penyampaian poin-

poin tuntutan, dan pemaparan solusi dari hasil buah pikiran kaum intelek sehingga

Page 4: TOR Paradigma Bergerak Dalam Kesatuan

menghasilkan konten yang berkualitas yang nantinya akan dapat menjadi pressure terjadap

pemerintah.

Gerakan horizontal lebih mengarah kepadapengabdian kepada masyarakat yang

memanfaatkan potensi keilmuan yang telah didapatnya selama menjalani masa perkuliahan

di perguruan tinggi, seperti Mulai dari kegiatan mahasiswa mengajari anak-anak usia

sekolah, penerapan teknologi tepat guna di desa-desa, kewirausahaan, inovasi, dan lain-lain.

Jenis gerakan ini sering dikaitkan dengan community development atau disingkat comdev.

Secara teoritis ada banyak teknik dan strategi yang bisa dilakukan, namun poin penting yang

harus diperhatikan adalah terjalinnya interaksi dan partisipasi aktif antara mahasiswa dan

masyarakat untuk menyelesaikan permasalahan dengan potensi lokal yang dimiliki. Tulisan

ini kemudian menawarkan beberapa strategi dan tahapan untuk menjalankan gerakan ini

sehingga menjadi terarah dalam pencapaian tujuan.

Dari sekian banyak penjabaran mengenai sejarah dan diversifikasi gerakan

mahasiswa, pertanyaannya adalah, “Mengapa mahasiswa harus bergerak?”. Mahasiswa itu

berbeda dengan siswa. Mahasiswa memiliki tanggung jawab yang lebih besar sebab

berjuang bukan hanya untuk diri sendiri tetapi juga untuk orang lain. Hal ini didasari oleh

suatu patokan dalam perguruan tinggi yang disebut sebagai “Tridharma Perguruan Tinggi”

yang terdiri atas pendidikan, penelitian, dan pengabdian masyarakat. Poin ketiga itulah yang

menjadi pembeda antara mahasiswa dengan siswa. Ada banyak bentuk dari pengabdian

masyarakat yang dapat dilakukan oleh mahasiswa, salah satunya ialah pergerakan

mahasiswa yang terdiri atas gerakan vertikal dan horizontal. Seharusnya kedua macam

pergerakan itu seimbang. Tidak memilih di jalan vertikal atau horizontal saja. Akan tetapi,

realita yang ada, kebanyakan hanya mau melakukan satu macam gerakan saja. Mahasiswa

seharusnya sinergis berjuang karena sama-sama berpijak di negara Indonesia yang sangat

membutuhkan perubahan ke arah yang lebih baik.

Negeri ini butuh perubahan. Mahasiswa sebagai kaum intelektual merupakan satu-

satunya pihak yang masih dipercaya rakyat guna menyampaikan aspirasi mereka kepada

para penguasa. Maka buka mata, buka telinga, tingkatkan kepedulian, lalu bergeraklah!

Pergerakan mahasiswa tidak boleh mati agar kedzaliman tidak menjadi-jadi!

Page 5: TOR Paradigma Bergerak Dalam Kesatuan

LAMPIRAN

Gerakan Mahasiswa Masih Dinanti

Aksi mahasiswa di Jakarta dan di daerah yang menolah rencana kenaikan harga bahan bakar

minyak pada akhir Maret lalu mengingatkan gerakan massif mahasiswa pada 1998.

Meskipun efek yang dihasilkan tidak sehebat gerakan mahasiswa pada 1998, bagaimanapun

aksi mahasiswa kali ini berhasil menggagalkan rencana pemerintah menaikkan harga BBM.

Keberhasilan ini menunjukkan bahwa mahasiswa tetap memiliki kekuatan untuk melawan

praktik-praktik kekuasaan yang merugikan kepentingan rakyat. Gerakan mahasiswa dalam

melakukan perubahan efektif karena gerakan ini relative murni dari kepentingan politik.

Tuntutan mahasiswa biasanya identik dengan perbaikan pada kebijakan pemerintah yang

mengakibatkan penderitaan rakyat.

Meskipun sikap mahasiswa saat ini diidentikkan dengan apatis, individualis, pragmatis, dan

oportunis, publik yakin mahasiswa masih peduli terhadap kondisi bangsa saat ini. Karena itu,

publik tetap menaruh harapan kepada gerakan mahasiswa kendati gerakan ini cenderung

mengedepankan sikap reaksioner ketimbang kemampuan intelektual dalam membaca

kondisi obyektif masyarakat secara ilmiah.

Peran mahasiswa dalam menumbangkan rezim Orde Baru pada 1998 masih dikenang

sebagai bukti kemenangan idealisme gerakan mahasiswa terhadap tirani Soeharto.

Pascareformasi, gerakan mahasiswa terasa melempem karena mahasiswa terkotak-kotak

sehingga gerakan mereka pun menjadi sporadis. Meski demikian, gerakan mahasiswa tetap

potensial melawan penguasa seperti dalam gerakan menolak kenaikan harga BBM.

Kepercayaan publik terhadap gerakan mahasiswa tetap tinggi karena mahasiswa dianggap

masih murni dalam mengajukan tuntutan perubahan kepada pemerintah. Mahasiswa

adalah alat kontrol pemerintah yang efektif ketimbang partai politik sebagai organisasi

politik formal. Dalam karut-marut politik dan ekonomi sekarang muncul harapam

masyarakat agar mahasiswa bangkit dan bersatu untuk memulai gerakan reformasi.

Page 6: TOR Paradigma Bergerak Dalam Kesatuan

Harapan ini terungkap dari 70 persen responden jajak pendapat Kompas pada 9-11 Mei lalu.

Mereka menginginkan adanya reformasi terhadap situasi dan kondisi bangsa saat ini. Lagi-

lagi responden tetap berkeyakinan, jika reformasi terjadi sekarang, mahasiswa adalah

kelompok yang paling potensial untuk menggerakkannya.

Meski mahasiswa masih dipercaya mampu menggerakkan reformasi, ada beberapa kendala

yang membedakan dengan gerakan 1998. Kapitalisasi pendidikan yang berorientasi pada

pendidikan biaya tinggi berdampak cukup luas kepada gairah mahasiswa untuk terlibat

dalam gerakan-gerakan mahasiswa. Biaya pendidikan yang semakin tinggi membuat

mahasiswa lebih berorientasi kepada penyelesaian pendidikan ketimbang aktif

memperjuangkan ketimpangan sosial yang terjadi di negeri ini.

Kondisi ini bisa membuat mahasiswa dapat terjebak antara pilihan-pilihan pragmatis dan

idealis. Pilihan pertama terkait dengan langkah untuk menyelamatkan pendidikan mereka.

Sementara pilihan kedua terkait dengan semangat untuk membaktikan diri kepada

masyarakat.

(SULTAN/LITBANG KOMPAS)

Kompas, 14 Mei 2012

SUMBER:

http://id.wikipedia.org/wiki/Gerakan_mahasiswa_di_Indonesia

http://id.shvoong.com/law-and-politics/2097289-sejarah-gerakan-mahasiswa-di-indonesia/

http://redu4nebarkaoi.wordpress.com/2009/03/03/gerakan-mahasiswa-indonesia-dari-

waktu-ke-waktu/

http://ridwansyahyusufachmad.com/2010/02/22/diversifikasi-gerakan-mahasiswa-pasca-

reformasi/

http://mega.subhanagung.net/?p=412

http://ianachmadjanuar72.wordpress.com/2011/06/21/gerakan-mahasiswa-yang-

dialihperhatiankan/

Page 7: TOR Paradigma Bergerak Dalam Kesatuan

http://gadisrantau.wordpress.com/2011/11/01/gerakan-horizontal-selesaikan-masalah-

dengan-potensi-lokal/

http://kampus.okezone.com/read/2011/05/24/367/460391/pergerakan-mahasiswa-tidak-

boleh-mati