tor-kak

24
1 KERANGKA ACUAN KERJA (KAK) Uraian Pendahuluan 1 1. Latar Belakang Pelaksanaan dan Perencanaan Bangunan BKPM (Balai Kesehatan Paru Masyarakat) Wilayah Pati Jl. P. Sudirman 71 Kota Pati ini merupakan Review dan Perencanaan peningkatan sarana dan prasarana fisik bangunan gedung BKPM Wilayah Pati sesuai dengan keperluan yang disyaratkan dalam standarisasi Rumah Sakit. Setiap bangunan gedung negara harus diwujudkan dengan sebaik- baiknya sehingga mampu memenuhi secara optimal fungsi ruang / bangunannya, sehingga dapat sebagai teladan bagi lingkungannya. Setiap bangunan negara harus direncanakan dan dirancang dengan sebaik-baiknya, sehingga dapat memenuhi kriteria teknis bangunan yang layak dari segi mutu, biaya, dan kriteria administrasi bagi bangunan negara. Pemberi jasa konsultansi Masterplan dan Perencanaan untuk bangunan negara dan prasarana lingkungannya perlu diarahkan secara baik dan menyeluruh, sehingga mampu menghasilkan karya dan Perencanaan teknis bangunan yang memadai dan layak diterima menurut kaidah, norma serta tata laku profesional. 1

Upload: hastoutomo

Post on 16-Dec-2015

14 views

Category:

Documents


2 download

DESCRIPTION

tor

TRANSCRIPT

Jasa Konsultansi (Consulting Services) Prakual

1

14

KERANGKA ACUAN KERJA (KAK)

Uraian Pendahuluan

1.Latar Belakang

Pelaksanaan dan Perencanaan Bangunan BKPM (Balai Kesehatan Paru Masyarakat) Wilayah Pati Jl. P. Sudirman 71 Kota Pati ini merupakan Review dan Perencanaan peningkatan sarana dan prasarana fisik bangunan gedung BKPM Wilayah Pati sesuai dengan keperluan yang disyaratkan dalam standarisasi Rumah Sakit. Setiap bangunan gedung negara harus diwujudkan dengan sebaik-baiknya sehingga mampu memenuhi secara optimal fungsi ruang / bangunannya, sehingga dapat sebagai teladan bagi lingkungannya. Setiap bangunan negara harus direncanakan dan dirancang dengan sebaik-baiknya, sehingga dapat memenuhi kriteria teknis bangunan yang layak dari segi mutu, biaya, dan kriteria administrasi bagi bangunan negara.

Pemberi jasa konsultansi Masterplan dan Perencanaan untuk bangunan negara dan prasarana lingkungannya perlu diarahkan secara baik dan menyeluruh, sehingga mampu menghasilkan karya dan Perencanaan teknis bangunan yang memadai dan layak diterima menurut kaidah, norma serta tata laku profesional.

2.Maksud dan Tujuan

Kerangka acuan Kerja (KAK) ini merupakan petunjuk bagi pemberi jasa konsultansi Masterplan dan Perencanaan yang memuat masukan, azas, kriteria, keluaran dan proses yang harus dipenuhi dan diperhatikan serta diinterpretasikan ke dalam pelaksanaan tugas Masterplan dan Perencanaan.

Dengan penugasan ini diharapkan pemberi jasa konsultansi Masterplan dan Perencanaan dapat melaksanakan tanggung jawabnya dengan baik untuk menghasilkan keluaran yang memadai sesuai KAK ini.

3.Sasaran

1.Membentuk wadah yang menampung kegiatan dan peralatan bagi pelaksanaan masing-masing fungsi yang direncanakan, yang diharapkan akan dapat ditampung secara menyeluruh dalam keterpaduan yang optimal.

2. Memanfaatkan perlengkapan bangunan berserta persyaratan-nya (Equipment And Requirement) secara efisien dan efektif, sesuai dengan system yang paling memungkinkan tanpa menimbulkan gangguan dan pencemaran lingkungan disekitarnya.

3. Memanfaatkan tapak / site yang tersedia seoptimal mungkin, sehingga bangunan lebih berfungsi serta lebih berpengaruh dalam meningkatkan kualitas lingkungannya.

4.Lokasi KegiatanJl. P. Sudirman 71 Kota Pati.

5.Sumber PendanaanKegiatan ini dibiayai dari sumber pendanaan : APBD Propinsi Jawa Tengah Tahun Anggaran 2015

6.Nama dan Organisasi PPK/KPANama PPK/KPA : dr. H MULYO PRASEDYOProyek/Satuan Kerja : Dinas Kesehatan Propinsi Jawa Tengah.

Data Penunjang

7.Data DasarData Fisik

1. Lokasi Kegiatan : Jl. P. Sudirman 71 Kota Pati2. Data Fisik Tapak.

3. Aksesibilitas

Lahan relatif mudah dicapai dengan kendaraan umum maupun kendaraan pribadi.4. Pendekatan Masterplan dan Perencanaan BKPM Wilayah Pati Jl. P. Sudirman 71 Kota Pati yaitu :

a. Analisa Pendekatan Pelaku dan Aktivitas

b. Pendekatan Kapasitas Ruangc. Pendekatan Pola Sirkulasi d. Pendekatan Kebutuhan Ruang dan Persyaratan Ruange. Hubungan Kelompok Kegiatan Pengguna

f. Pendekatan Keamanan g. Perhitungan Besaran Ruangh. Analisa Pendekatan Tapak dan Tata Letak

i. Pendekatan Bentuk Massa Bangunanj. Pendekatan Peraturan Bangunan Setempatk. Pendekatan Sistem Struktur Bangunanl. Pendekatan Sistem Utilitas Bangunan

8.Standar Teknis1. Keputusan Menteri PU 45/PRT/M/2007, tentang Pedoman Teknis Pembangunan Bangunan Gedung Negara.2. Tata Cara Konsultansi Pengawasan Ketahanan Gempa untuk Bangunan Gedung. (SNI 03-1726-2002).3. Tata Cara Konsultansi Pengawasan Pembebanan untuk Rumah dan Gedung, SNI 1727-2002.4. Tata Cara Perhitungan Struktur Beton untuk Bangunan Gedung. (SNI 03-2847-2002).5. Tata Cara Konsultansi Pengawasan Dinding Struktur Pasangan Blok Beton Berongga Bertulang untuk Bangunan Rumah dan Gedung, SNI-3430.6. Tata Cara Pelaksanaan Mendirikan Bangunan Gedung, SNI-1728.7. Tata Cara Konsultansi Pengawasan Beton dan Struktur Dinding Bertulang untuk Rumah dan Gedung, SNI-1734.8. Tata Cara Konsultansi Pengawasan Struktur Baja untuk Bangunan Gedung (SNI 03-1729-2002).9. Tata Cara Pembuatan Rencana Campuran Beton Normal, SNI-2834.10. Tata Cara Pengadukan dan Pengecoran Beton, SNI-3976.11. Tata Cara Rencana Pembuatan Campuran Beton Ringan dengan Agregat Ringan, SNI-3449.12. Peraturan Umum Instalasi Listrik (PUIL) tahun 1987 yang diterbitkan oleh Dewan Normalisasi Indonesia.13. Peraturan Konstruksi Kayu Indonesia tahun 1961 yang ditetapkan oleh Dewan Normalisasi Indonesia.14. Undang-undang nomor 1 tahun 1970, tentang Keselamatan Kerja.15. Dan peraturan-Peraturan tentang bangunan Gedung lainnya.

9.Studi-Studi TerdahuluSebagai bahan pertimbangan untuk membuat karya Masterplan dan Perencanaan diperlukan studi-studi terdahulu sebagai bahan pertimbangan/ perbandingan serta pembelajaran untuk mendapatkan hasil karya Masterplan dan Perencanaan yang maksimal dan sesuai dengan keinginan dari pengguna jasa (user) dan pengguna bangunan nantinya.

10.Referensi Hukum1. Peraturan Presiden RI Nomor 54 Tahun 2010 tentang Pengadaan Barang/ Jasa Pemerintah.2. Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 70 Tahun 2012 Tentang Perubahan Kedua atas Peraturan Presiden Nomor 54 Tahun 2010 Tentang Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah.3. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 45/PRT/M/2007 tentang Pedoman Teknis Pembangunan Bangunan Gedung Negara.

Ruang Lingkup

11.Lingkup Kegiatan1).Lingkup Pelayanan (Scope Of Service).

Lingkup pelayanan untuk pelaksanaan pekerjaan Masterplan dan Perencanaan ini adalah melaksanakan tugas konsultan di bidang Masterplan dan Perencanaan pembangunan dalam rangka membantu pengguna jasa dalam melaksanakan pengadaan Dokumen Pelelangan serta mengadakan pengawasan berkala dalam pelaksanaan konstruksi selanjutnya.

2).Lingkup Pekerjaan (Scope Of Work).

Mengingat pelaksanaan pembangunan sesuai Desain Masterplan dan Perencanaan berdasarkan kebutuhan User, sehingga tugas yang harus dilaksanakan oleh Peyedia Jasa Konsultansi adalah sebagai berikut :

a. Persiapan penyesuaian Masterplan dan Perencanaan desain, seperti mengumpulkan data dan informasi lapangan (termasuk penyelidikan tanah sederhana) untuk type bangunan yang tidak bertingkat sedangkan untuk bangunan bertingkat diharuskan melakukan penyelidikan tanah dengan cara sondir dan boring, membuat interprestasi secara garis besar terhadap Kerangka Acuan Kerja, dan Konsultasi dengan Pemerintah Daerah setempat mengenai peraturan daerah/ perijinan bangunan.

b. Penyusunan rencana detail, seperti membuat gambar-gambar detail yang diperlukan, rincian volume pelaksanaan pekerjaan, Rencana Anggaran Biaya (RAB).

c. Persiapan pelelangan, seperti membantu pengguna jasa dalam menyusun dokumen pelelangan dan membantu Pejabat lelang dalam menyusun program dan pelaksanaan pelelangan.

d. Membantu Panitia Lelang pada waktu penjelasan pekerjaan, termasuk menyusun Berita Acara Penjelasan Pekerjaan serta membantu Panitia Lelang dalam melaksanakan evaluasi penawaran.

e. Pengawasan Berkala, seperti memeriksa pelaksanaan pekerjaan berkaitan kesesuaiannya dengan rencana secara berkala, melakukan penyesuaian gambar dan spesifikasi teknis pelaksanaan bila ada perubahan, memberikan rekomendasi tentang penggunaan bahan, dan membuat laporan akhir pengawasan berkala.

12.Keluaran2Keluaran/ output yang dituntut dari Konsultan Teknik Perencana/ Perancang Pembangunan adalah :

1. Dokumen hasil survey lokasi/ site, yang meliputi :

a. Lokasi dan kedudukan tapak/ site terhadap lingkungan dengan bangunan yang ada.

b. Keadaan sarana dan prasarana di dalam maupun di sekitar tapak/ site secara terperinci dan benar.

2. Engineers Estimate (EE)/ Rencana Anggaran Biaya (RAB) yang berisi perhitungan biaya pelaksanaan konstruksi fisik yang terperinci dan lengkap dengan analisanya.

3. Gambar Teknis adalah gambar sebagai acuan dalam melaksanakan pekerjaan fisik yang memuat :

a. Rencana induk atau rencana tapak yang dikembangkan menjadi rencana tata letak yang teratur.

b. Denah yang lengkap dan teratur.

c. Tampak yang jelas dan lengkap dari semua sisi.

d. Potongan yang lengkap dan teratur.

4. Spesifikasi Teknis adalah dokumen yang berisi tentang persyaratan teknis pelaksanaan pekerjaan.

5. Dokumen Lelang adalah dokumen yang akan digunakan untuk proses pengadaan jasa konstruksi dan berisi :

a.Rencana Kerja dan Syarat-syarat.

b.Spesifikasi Teknis.

c.Gambar Teknis.

d.Rencana Anggaran Biaya.

e.Analisa Pekerjaan

f. Metode Pelaksanaan

g.Back up Volume Pekerjaan

h.Back up Perhitungan Konstruksi

i.Jadwal Waktu Pelaksanaan

13.Peralatan, Material, Personil dan Fasilitas dari Pejabat Pembuat Komitmen

Data dan fasilitas yang disediakan oleh pengguna jasa yang dapat digunakan dan harus dipelihara oleh penyedia jasa :1.Laporan dan Data:

Kumpulan laporan dan data sebagai hasil studi terdahulu.

2.Akomodasi dan Ruangan Kantor.

Harus disediakan oleh penyedia jasa sendiri dengan cara sewa.

3.Staf Pengawas/ Pendamping.

Pengguna jasa akan mengangkat petugas atau wakilnya yang bertindak sebagai Monitoring atau pendamping (counterpart), atau project officer (PO) dalam rangka pelaksanaan jasa konsultansi.

4.Fasilitas yang disediakan oleh pengguna jasa yang dapat digunakan oleh penyedia jasa

-tidak ada.

14.Peralatan dan Material dari Penyedia Jasa Konsultansi

Untuk mencapai target/ hasil sesuai yang dituntut, Konsultan Teknik Perencana/ Perancang Pembangunan harus menyediakan tenaga dan peralatan yang kualifikasi serta klasifikasinya sesuai dengan tuntutan persyaratannya, baik untuk bidang pekerjaan teknis maupun administratif dan keuangan. Penyedia jasa harus menyediakan dan memelihara semua fasilitas dan peralatan yang digunakan untuk kelancaran pelaksanaan pekerjaan. Fasilitas dan sarana yang dibutuhkan oleh konsultan perencana antara lain:

1. Ruang Kerja/ Kantor.

a.Penyediaan ruang kerja/ kantor untuk menunjang pelaksanaan pekerjaan dibutuhkan Tim Konsultan Perencana yang berfungsi sebagai sarana koordinasi dan konfirmasi yang bersifat intern dan intra personil yang berkompeten dalam proyek.

b.Ruang kerja/ kantor tersebut berkedudukan dimana lokasi kegiatan dilaksanakan dan berada dalam jarak terdekat, guna memudahkan dalam mengadakan koordinasi dan konfirmasi selama masa pekerjaan Masterplan dan Perencanaan.

2. Peralatan Kerja.

Fasilitas dan sarana yang juga dibutuhkan dalam menunjang kegiatan proyek adalah peralatan kerja. Macam peralatan kerja yang dibutuhkan untuk pekerjaan Masterplan dan Perencanaan, pelaporan dan dokumentasi yang harus disediakan sendiri oleh penyedia jasa, antara lain berupa:

a. Komputer dan Printerb. Mobilc. Sepedah Motor.

15.Lingkup Kewenangan Penyedia Jasa

Lingkup kewenangan Penyedia Jasa Konsultansi dalam hal ini yaitu sebagai pengendali dan motor penggerak untuk melaksanakan Masterplan dan Perencanaan, agar sesuai dengan keinginan User dan Kontrak beserta lampiran-lampirannya.

16.Jangka Waktu Penyelesaian Kegiatan

60 (Enam puluh) hari kalender.

17.PersonilPosisiKualifikasiJumlah

Orang Bulan

Tenaga Profesional :

Team LeaderAhli SipilAhli ArsitekAhli Mekanikal Elektrikal Ahli Manajemen Rumah Sakit

Ahli Lingkungan

S1 Jurusan Teknik Arsitektur/Sipil Universitas negeri atau yang telah disamakan, SKA Ahli Utama, berpengalaman dalam pelaksanaan pekerjaan dibidang Arsitektural sub bidang

Arsitektural Bangunan Gedung sekurang-kurangnya 10(Sepuluh) tahunS1 Jurusan Teknik Sipil SKA Ahli Madya, lulusan

universitas/perguruan tinggi negeri atau yang disamakan yang berpengalaman melaksanakan pekerjaan

dibidang Pekerjaan Sipil

subbidang Struktur Bangunan Gedung sekurang - kurangnya 8 (Delapan) tahun.S1 Jurusan Teknik Arsitektur lulusan universitas/perguruan tinggi negeri atau yang disamakan, SKA Ahli

Madya, berpengalaman

melaksanakan pekerjaan

dibidang Pekerjaan Arsitektural

subbidang Arsitektural

Bangunan Gedung sekurang - kurangnya 5 (lima) tahun.S1 SKA Ahli Muda ,Jurusan Mesin/Elektro lulusan

universitas/perguruan tinggi negeri atau yang disamakan yang berpengalaman melaksanakan pekerjaan

dibidang Pekerjaan Mekanikal dan Elektrikalsub bidang Utilitas / Plumbing Bangunan Gedung sekurangkurangnya

5 (lima) tahun.

S1 Sarjana Teknik Strata Satu (S1) lulusan universitas/perguruan tinggi negeri atau yang disamakan yang berpengalaman melaksanakan pekerjaan dibidang Pekerjaan

Manajemen Rumah Sakitsekurang - kurangnya 4 (empat)

tahun. S1 Sarjana Teknik Strata Satu (S1) lulusan universitas/perguruan tinggi negeri atau yang disamakan yang berpengalaman melaksanakan pekerjaan dibidang Pekerjaan Lingkungan sekurang - kurangnya 4 (empat)tahun.

111111

Tenaga Pendukung :

Adminitrasi

Surveyor

Drafter

Estimator

S1

S1S1

S1

12

2

2

18.Jadwal Tahapan Pelaksanaan Kegiatan

Tahapan pelaksanaan kegiatan ini secara umum sesuai dengan standard penggunaan jasa konsultan dapat kami sampaikan sebagai berikut:

1. Pengumpulan dan Kompilasi Data.

Pekerjaan ini meliputi pekerjaan survey lapangan dan kompilasi data yang akurat, sehingga hasil yang didapatkan dari item pekerjaan ini dapat maksimal yaitu berupa data pengukuran lapangan dan data visualisasi berupa dokumen foto lokasi, hal ini dilakukan untuk mengetahui volume pekerjaan yang akan dilaksanakan.

2. Analisa Laporan Survey.

Berdasarkan hasil laporan survey, maka kondisi bangunan yang ada memerlukan penyempurnaan-penyempurnaan dan keperluan tambahan seperti apa sehingga nantinya gedung dapat berfungsi secara optimal.

kondisi gedung yang ada di lapangan dianalisa dan dihitung kemampuan daya tampungnya, analisa juga termasuk potensi dan hambatan yang ada di lingkungan dimana gedung berada.

3. Presentasi.

Setelah diperoleh hasil survey, kemudian hasilnya dipresentasikan kepada pihak-pihak terkait, hal ini dimaksudkan untuk memperoleh masukan-masukan dari berbagai pihak sebelum penyusunan hasil survey tersebut dilaksanakan (didesain dan dibangun).

4. Penggambaran/ pengembangan survey.

Dari hasil survey kemudian dilakukan kompilasi data dan cross chek data, guna diperoleh data yang akurat dan dapat dipertanggungjawabkan.

Selanjutnya berdasarkan data tersebut kemudian dilakukan penggambaran, yaitu berupa gambar existing, tampak, denah dan detail-detailnya.

5. Konsultasi.

Selama berlangsungnya tahapan penggambaran, dilakukan pula kegiatan konsultasi dengan pengelola kegiatan baik kepada Pengguna Anggaran/ Penanggungjawab Kegiatan atau Pejabat Pembuat Komitmen (PPK)/ Dinas terkait. Hal ini dimaksudkan untuk mendapatkan kepastian, masukan dan pendapat apakah keinginan Pengguna Anggaran/ Penanggungjawab Kegiatan sebagai Pemberi Tugas telah tertuang dalam gambar karya Masterplan dan Perencanaan ataupun keinginan dari Pejabat Pembuat Komitmen sebagai unsur Pembina dan Pembimbing dalam hal teknis Masterplan dan Perencanaan apakah gambar tersebut telah memenuhi unsur teknis sesuai dengan peraturan teknis yang berlaku.

6. Perhitungan Rencana Anggaran Biaya.

Tahapan ini dilaksanakan setelah gambar tapak, denah telah selesai dikerjakan dan telah dilakukan konsultasi, perhitungan ini meliputi perhitungan volume tiap item pekerjaan yang kemudian dikalikan dengan harga satuan masing-masing item pekerjaan untuk selanjutnya didapatkan biaya pekerjaan secara keseluruhan (jumlah anggaran biaya untuk pekerjaan fisik).

Membuat analisa Pekerjaan dari setiap jenis satuan pekerjaan berdasarkan unsur-unsur material, peralatan, tenaga kerja, pajak-pajak, over head, dan keuntungan yang didapat dari data informasi harga bahan/ material dan ongkos kerja yang berlaku dan dapat dipertanggungjawabkan.

Dokumen perhitungan biaya berisikan:

a. Analisa Biaya Harga Satuan.

b. Rencana Anggaran Biaya untuk masing-masing jenis pekerjaan.

c. Rekapitulasi Biaya berdasarkan item-item pokok pekerjaan termasuk pajak-pajak.

7. Penyusunan Rencana Kerja dan Syarat-syarat (RKS)/ Spesifikasi.

Bersamaan dengan pembuatan perhitungan Anggaran Biaya dilakukan juga penyusunan Rencana Kerja dan Syarat-syarat (RKS). Dokumen yang dihasilkan dalam tahapan pekerjaan ini adalah berupa persyaratan-persyaratan pelaksanaan pekerjaan baik secara umum, administratif maupun teknis.

Spesifikasi teknis dibuat sebagai pedoman pelaksanaan yang direncanakan yang berisi uraian umum, syarat administrasi dan syarat teknis.

Syarat-syarat teknis terbagi dalam lingkup pekerjaan, spesifikasi bahan dan tata cara pelaksanaan pekerjaaan.

Hasil dari tahapan ini berupa Dokumen Karya Masterplan dan Perencanaan dan nantinya merupakan Dokumen Lelang yang menjadi acuan kerja bagi Kontraktor Pelaksana.

8. Legalisasi/ pengesahan karya Masterplan dan Perencanaan.

Setelah seluruh tahapan pekerjaan diatas selesai, maka tahapan pekerjaan selanjutnya adalah legalisasi/ pengesahan gambar Masterplan dan Perencanaan, penelitian RAB dan RKS oleh Pejabat Pembuat Komitmen.

9. Penggandaan dan penyerahan dokumen Masterplan dan Perencanaan.

Setelah mendapatkan legalisasi/ pengesahan, maka tahapan terakhir dari pekerjaan Masterplan dan Perencanaan ini adalah berupa penggandaan dokumen dalan jumlah sesuai dengan ketentuan yang telah disepakati untuk selanjutnya diserahkan kepada Pengguna Anggaran/ Pejabat Pembuat Komitmen selaku Pemberi Tugas.

10. Tahap Pelelangan.

Dalam tahap ini Penyedia Jasa Konsultansi berperan dalam melaksanakan penjelasan pekerjaan kepada calon Kontraktor yang lulus seleksi. (aanwijzing).

11. Tahap Pelaksanaan Konstruksi Fisik/ Pengawasan Berkala.

Konsultan Perencana dalam tahap pelaksanaan konstruksi fisik di lapangan yang menyangkut teknis lelang, antara lain:

a. Memberikan penjelasan tambahan untuk memperjelas maksud dan pengertian yang telah ditetapkan dalam dokumen kontrak.

b. Membuat gambar-gambar atau syarat-syarat tambahan untuk menyesuaikan dengan keadaan di lapangan, bila dianggap perlu untuk memperjelas hal-hal yang belum cukup jelas dalam dokumen kontrak/ dokumen lelang.

c. Memeriksa apabila perlu memperbaiki gambar-gambar tambahan yang dibuat oleh Kontraktor untuk pelaksanaan fisiknya.

d. Mengevaluasi pelaksanaan pekerjaan paling sedikit 1 bulan sekali dan paling banyak 1 minggu sekali.

12. Tahap Pelaporan.

Produk dan laporan-laporan yang dipersyaratkan dalam RKS sesuai dengan produk-produk sebagaimana hasil kerja Konsultan Perencana.

Tata cara penyampaian laporan hasil karya Masterplan dan Perencanaan akan dibahas pada kesempatan penyampaian usulan kerja, antara lain:

a. Gambar desain.

b. Laporan pendukung yang meliputi:

Laporan pengukuran/ survey.

Spesifikasi teknis (dokumen lelang).

Metode Pelaksanaan (dokumen lelang)

Laporan Bill of Quantity dan Rencana Anggaran Biaya (RAB).

Compact Disk (CD).

Laporan

19.Laporan PendahuluanLaporan Pendahuluan memuat :

1.Rencana Kerja penyedia jasa secara menyeluruh/ konsep rancangan.

2.Pra-rencana.

3.Mobilisasi tenaga ahli dan tenaga pendukung lainnya.

4.Jadwal kegiatan Masterplan dan Perencanaan.

Laporan harus diserahkan selambat-lambatnya: 30 (Tiga Puluh) hari kalender sejak SPMK diterbitkan sebanyak 3 (Tiga) buku laporan.

20.Laporan Bulanan /AntaraLaporan Bulanan memuat semua hasil pelaksanaan pekerjaan untuk setiap bulannya sehingga Pengguna Barang Jasa mengetahui progres pekerjaan yang telah dilaksanakan selama satu bulan tersebut diantaranya yaitu : 1.Rancangan gambar detail.

2.Pembuatan RKS dan RAB.

3.Pembuatan dokumen lelangLaporan ini diserahkan sebanyak 3 (Tiga) rangkap, termasuk 1 (satu) asli dan soft copy. (buku laporan)

21.Laporan AkhirLaporan Akhir memuat:

1.Gambar Masterplan dan Perencanaan.

2.Rencana Kerja dan Syarat-syarat (RKS).

3.Rencana Anggaran Biaya (RAB).

4.Dokumen Pengadaan Pekerjaan Konstruksi.

Laporan harus diserahkan selambat-lambatnya: 90 (Sembilan puluh) hari kalender sejak SPMK diterbitkan sebanyak 3 (Tiga) buku laporan dan cakram padat (compact disc).

Hal-Hal Lain

22.Produksi dalam NegeriSemua kegiatan jasa konsultansi berdasarkan KAK ini harus dilakukan di dalam wilayah Negara Republik Indonesia kecuali ditetapkan lain dengan pertimbangan keterbatasan kompetensi dalam negeri.

23.Persyaratan KerjasamaJika kerjasama dengan penyedia jasa konsultansi lain diperlukan untuk pelaksanaan kegiatan jasa konsultansi ini maka persyaratan berikut harus dipatuhi:

a. Ditentukan pihak penyedia jasa sebagai lead firm yang bertanggung jawab terhadap hasil pekerjaan keseluruhan kepada Pemberi Tugas.

b. Ditentukan pola kerjasama kedua belah pihak dan diketahui oleh Pemberi Tugas

c. Besaran persentase modal atau pembagian kewenangan dalam pelaksanaan kegiatan diketahui Pemberi Tugas

24.Pedoman Pengumpulan Data LapanganPengumpulan data lapangan harus memenuhi persyaratan berikut:

a. Tidak merusak lingkungan dan ekosistem yang ada

b. Tidak mengganggu kondisi masyarakat sosial di lokasi

c. Menghormati kearifan lokal

d. Berkoordinasi dengan masyarakat setempat dan instansi terkait

25.Alih PengetahuanJika diperlukan, Penyedia Jasa Konsultansi berkewajiban untuk menyelenggarakan pertemuan dan pembahasan dalam rangka alih pengetahuan kepada personil proyek/satuan kerja Pejabat Pembuat Komitmen.

Pati, .. 2015Kuasa Pengguna Anggaran

(KPA)

Dr. H MULYO PRASEDYONip. 19591019 199001 1 001