tor, assessment tool dan formulir rencana aksi ogp

7
KERANGKA ACUAN (TOR) Penyusunan Rencana Aksi OGP di Indonesia Usulan Masyarakat Sipil 2014-2015 Latar Belakang Rakyat yang sejahtera dan berkeadilan sosial merupakan cita-cita setiap negara dalam tata baru dunia saat ini. Namun di tengah besarnya pembiayaan pembangunan, fakta menunjukkan bahwa 1.2 miliar penduduk bumi masih hidup dalam kemiskinan ekstrim dengan pendapatan kurang dari $1.25 per hari. Lebih banyak lagi yang miskin dan nyaris miskin, mereka yang hidup dari dunia kerja yang penuh ketidakpastian, berpendidikan rendah, dengan akses kesehatan yang buruk. Kondisi ini merupakan bentuk akumulasi dari kegagalan negara dalam mengelola pendapatan dan keuangan negara, pemanfaatan sumber daya alam yang disalahgunakan, serta korupsi yang merajalela. Di lain pihak, warga masih kurang berdaya dalam mengontrol pemerintah untuk bekerja secara optimal dalam memenuhi hak-hak warga, menggunakan sumberdaya secara optimal dan transparan, meningkatkan kualitas pelayanan publik, serta responsif terhadap kepentingan warga. Open Government Partnership (OGP), sebuah inisiatif multilateral yang dideklarasikan oleh sejumlah pemimpin negara pada 20 September 2011 diharapkan dapat menjadi angin baru perubahan tata kelola pemerintahan. OGP yang berbasis pada kesukarelaan (voluntary-base) menjanjikan pemerintahan yang lebih transparan, akuntabel dan inklusif terhadap kebutuhan dan aspirasi masyarakat. Hingga kini, 62 negara telah tercatat sebagai anggota dan bekerja untuk meningkatkan kualitas pengelolaan pemerintahan dan pencapaian kualitas pembangunan yang lebih terbuka, akuntabel, responsif dan yang lebih dirasakan dampaknya oleh warga. OGP merupakan inisiatif yang unik dibanding inisiatif global lainnya karena menjamin kemitraan yang setara antara pemerintah dan masyarakat sipil. Dengan demikian, pengambilan keputusan dan kontrol terhadap komitmen pemerintah, rencana aksi (program kerja), baik secara global maupun di setiap negara, harus dilakukan secara terbuka dan partisipatif. OGP juga mensyaratkan adanya pengukuran kinerja rencana aksi melalui mekanisme pelaporan independen (IRM, independent reporting mechanims) untuk memastikan peningkatan kualitas dan kinerja capaian pelaksanaan OGP di tiap-tiap negara anggota. Sebagai salah satu negara pelopor OGP, Indonesia memegang peranan penting dalam menciptakan role model bagi negara-negara lain secara global, baik dalam pelaksanaan komitmen dan rencana aksi, maupun dalam pengembangan model keterlibatan masyarakat sipil (civic engagement) secara substansial dan inklusif. Untuk itu, terdapat kebutuhan untuk melakukan penjaringan terhadap gagasan masyarakat sipil yang lebih luas di daerah.. Di sisi lain, ada potensi tidak semua pihak dapat memahami peran strategis OGP dan manfaatnya di tingkat daerah, serta memahami sifat kesukarelaan dari gerakan ini. Sehingga, penjaringan aspirasi kebutuhan masyarakat sipil di Indonesia perlu dikelola lebih baik agar tepat sasaran dan tidak menimbulkan persoalan baru dalam pengorganisasiannya pada waktu yang akan datang. Untuk itu, guna menjaring ide dan gagasan masyarakat sipil yang lebih luas, dan untuk lebih mengembangkan cakupan isu dan wilayah dalam kerangka OGP di Indonesia, perlu difasilitasi pelibatan masyarakat sipil secara lebih luas dalam proses pengusulan, penyusunan, penetapan dan bahkan dalam pelaksanaan Rencana Aksi.

Upload: arbain

Post on 31-Mar-2016

216 views

Category:

Documents


3 download

DESCRIPTION

Tor, Assessment Tool dan Formulir Rencana Aksi OGP

TRANSCRIPT

Page 1: Tor, Assessment Tool dan Formulir Rencana Aksi OGP

KERANGKA ACUAN (TOR)

Penyusunan Rencana Aksi OGP di Indonesia

Usulan Masyarakat Sipil 2014-2015

Latar Belakang

Rakyat yang sejahtera dan berkeadilan sosial merupakan cita-cita setiap negara dalam tata baru dunia saat ini. Namun di tengah besarnya pembiayaan pembangunan, fakta menunjukkan bahwa 1.2 miliar penduduk bumi masih hidup dalam kemiskinan ekstrim dengan pendapatan kurang dari $1.25 per hari. Lebih banyak lagi yang miskin dan nyaris miskin, mereka yang hidup dari dunia kerja yang penuh ketidakpastian, berpendidikan rendah, dengan akses kesehatan yang buruk. Kondisi ini merupakan bentuk akumulasi dari kegagalan negara dalam mengelola pendapatan dan keuangan negara, pemanfaatan sumber daya alam yang disalahgunakan, serta korupsi yang merajalela. Di lain pihak, warga masih kurang berdaya dalam mengontrol pemerintah untuk bekerja secara optimal dalam memenuhi hak-hak warga, menggunakan sumberdaya secara optimal dan transparan, meningkatkan kualitas pelayanan publik, serta responsif terhadap kepentingan warga. Open Government Partnership (OGP), sebuah inisiatif multilateral yang dideklarasikan oleh sejumlah pemimpin negara pada 20 September 2011 diharapkan dapat menjadi angin baru perubahan tata kelola pemerintahan. OGP yang berbasis pada kesukarelaan (voluntary-base) menjanjikan pemerintahan yang lebih transparan, akuntabel dan inklusif terhadap kebutuhan dan aspirasi masyarakat. Hingga kini, 62 negara telah tercatat sebagai anggota dan bekerja untuk meningkatkan kualitas pengelolaan pemerintahan dan pencapaian kualitas pembangunan yang lebih terbuka, akuntabel, responsif dan yang lebih dirasakan dampaknya oleh warga. OGP merupakan inisiatif yang unik dibanding inisiatif global lainnya karena menjamin kemitraan yang setara antara pemerintah dan masyarakat sipil. Dengan demikian, pengambilan keputusan dan kontrol terhadap komitmen pemerintah, rencana aksi (program kerja), baik secara global maupun di setiap negara, harus dilakukan secara terbuka dan partisipatif. OGP juga mensyaratkan adanya pengukuran kinerja rencana aksi melalui mekanisme pelaporan independen (IRM, independent reporting mechanims) untuk memastikan peningkatan kualitas dan kinerja capaian pelaksanaan OGP di tiap-tiap negara anggota. Sebagai salah satu negara pelopor OGP, Indonesia memegang peranan penting dalam menciptakan role model bagi negara-negara lain secara global, baik dalam pelaksanaan komitmen dan rencana aksi, maupun dalam pengembangan model keterlibatan masyarakat sipil (civic engagement) secara substansial dan inklusif. Untuk itu, terdapat kebutuhan untuk melakukan penjaringan terhadap gagasan masyarakat sipil yang lebih luas di daerah.. Di sisi lain, ada potensi tidak semua pihak dapat memahami peran strategis OGP dan manfaatnya di tingkat daerah, serta memahami sifat kesukarelaan dari gerakan ini. Sehingga, penjaringan aspirasi kebutuhan masyarakat sipil di Indonesia perlu dikelola lebih baik agar tepat sasaran dan tidak menimbulkan persoalan baru dalam pengorganisasiannya pada waktu yang akan datang. Untuk itu, guna menjaring ide dan gagasan masyarakat sipil yang lebih luas, dan untuk lebih mengembangkan cakupan isu dan wilayah dalam kerangka OGP di Indonesia, perlu difasilitasi pelibatan masyarakat sipil secara lebih luas dalam proses pengusulan, penyusunan, penetapan dan bahkan dalam pelaksanaan Rencana Aksi.

Page 2: Tor, Assessment Tool dan Formulir Rencana Aksi OGP

Tujuan

• Meningkatkan keterlibatan (engagement) masyarakat sipil secara kritis-partisipatif dalam setiap tahapan proses OGP di Indonesia, mulai dari perencanaan, implementasi hingga monitoring-evaluasi.

• Menyusun rencana aksi usulan dari masyarakat sipil sebagai bahan penyusunan rencana aksi untuk Open Government Indonesia (OGI).

Kegiatan

Komponen utama kegiatan ini akan meliputi:

• Penyusunan kerangka kerja (framework) OGP di Indonesia

• Penjaringan usulan masyarakat sipil tentang OGP

• Forum konsultasi masyarakat sipil tentang prioritas rencana aksi OGP 2014-2015 Kegiatan ini akan dilakukan berdasarkan proses berikut ini:

Partisipan

• Organisasi masyarakat sipil.

• Akademisi dan universitas.

• Individu yang peduli terhadap isu keterbukaan. Metode Penjaringan Input

Penjaringan Input dilakukan secara:

• Terbuka melalui www.kebebasaninformasi.org, sosial media dan mailing list bagi setiap individu warga yang peduli pada isu-isu utama di atas (concern citizen).

• Targeted dengan mengundang OMS, akademisi dan para anggota jaringan masyarakat sipil di berbagai isu utama untuk memberikan usulan secara tertulis.

Waktu dan Proses

• Pembuatan TOR dan tools penjaringan input: 20-26 November 2013.

• Sosialisasi dan penjaringan gagasan: 28 November-14 Desember 2013.

• Kompilasi dan publikasi hasil penjaringan gagasan: 15-19 Desember 2013.

• Konsinyering penyusunan draft rencana aksi OGP: 20-21 Desember 2013.

• Peer review draft rencana aksi OGP: 22 Desember 2013- 4 Januari 2014

• Forum konsultasi (workshop) perumusan rencana aksi dan publikasinya: 6-7 Januari 2014.

• Meeting penyampaian rencana aksi usulan masyarakat sipil kepada Pemerintah : 9 Januari 2014

Pelaksana

Sekretariat bersama FOINI dan CSO OGP Indonesia Jl. Intan no. 81, Cilandak, Jakarta Selatan. 12430 Telpon: +62-21-7591 5546, Fax: +62-21-751 2503

Email: [email protected] dan [email protected]

Penyusunan framework

OGP dan strategi

penjaringan input

• Framework OGP

• Strategi dan tools

penjaringan input

Penjaringan input

rencana aksi dari

masyarakat sipil

• Daftar usulan

• Draft rencana aksi

Konsultasi Nasional

Perumusan Rencana Aksi

• Rencana aksi final

OGP 2014-2015

Page 3: Tor, Assessment Tool dan Formulir Rencana Aksi OGP

Lampiran 1:

ASSESSMENT TOOL

Penyusunan Rencana Aksi OGP Indonesia (2014-2015)

Usulan Masyarakat Sipil

Pengantar

Open Government Partnership (OGP), sebuah inisiatif multilateral yang dideklarasikan oleh sejumlah pemimpin negara pada 20 September 2011 dapat menjadi angin baru perubahan. OGP yang berbasis pada kesukarelaan (voluntary-base) menjanjikan pemerintah yang lebih transparan, akuntabel dan inklusif terhadap kebutuhan dan aspirasi masyarakat. Hingga kini, 62 negara telah tercatat sebagai anggota dan bekerja untuk meningkatkan kualitas pengelolaan pemerintahan dan pencapaian kualitas pembangunan yang dirasakan oleh warga. OGP menjamin kemitraan yang setara antara pemerintah dan masyarakat sipil. Dengan demikian, pengambilan keputusan dan kontrol terhadap komitmen pemerintah, rencana aksi (program kerja), baik secara global maupun di setiap negara, harus dilakukan secara terbuka dan partisipatoris. Tujuan utama dari assessment ini adalah untuk meningkatkan keikutsertaan masyarakat sipil dalam proses perencanaan rencana aksi OGP di Indonesia melalui penjaringan usulan agenda prioritas di beberapa isu utama: perencanaan penganggaran dan transparansi fiskal, pelayanan publik, keterbukaan parlemen/legislasi, tata kelola sumberdaya ekstraktif dan keberlanjutan lingkungan, anti korupsi, dan keterbukaan informasi publik. Usulan prioritas ini nantinya akan diolah menjadi rencana aksi usulan masyarakat sipil yang akan disampaikan kepada UKP4 sebagai leading sector implementasi OGP di Indonesia saat ini.

Metode Penjaringan Input

Metode yang digunakan untuk menjaring gagasan/input adalah sebagai berikut:

No Target Metode Saluran Informasi

1. Concern citizen (warga yg peduli isu keterbukaan pemerintah)

Terbuka Online

• Website kebebasaninformasi.org,

• Media sosial (twitter: @foiindonesia, Facebook, Path, dan media sosial lainnya).

Offline: Form dan informasi tertulis yang disebarkan di kantor Jaringan Kebebasan Informasi Indonesia (FOINI)

2. • OMS di nasional dan daerah

• Akademisi

Targeted Online: Penyebaran undangan berpartisipasi melalui milis melalui jejaring/koalisi OMS Offline: Surat edaran informasi dan undangan berpartisipasi ke Jaringan OMS

Metode Pembahasan

Usulan masyarakat sipil yang diperoleh dari proses penjaringan akan dikompilasi oleh Sekretariat Bersama FOINI dan OGP CSO Indonesia berdasarkan kelompok klaster isu utama yang muncul. Hasilnya adalah Daftar Usulan dari masyarakat.

Selanjutnya Daftar Usulan tersebut akan dibahas dan disempurnakan melalui konsinyering dan metode workshop yang melibatkan pakar, akademisi, dan praktisi keterbukaan pemerintahan bersama-sama dengan OMS yang berminat untuk berpartisipasi. Hasilnya berupa Draft Rencana Aksi.

Page 4: Tor, Assessment Tool dan Formulir Rencana Aksi OGP

Terakhir, Draft Rencana Aksi usulan masyarakat sipil akan disampaikan dan dibahas bersama dengan Pemerintah agar menjadi bagian dalam Rencana Aksi OGP 2014-2015. Pertanyaan Kunci Assessment

• Identitas Partisipan. Menjelaskan tentang identitas dari organisasi/individu partisipan. Informasi ini sekaligus menjadi aset bagi kita untuk memutakhirkan data base anggota jaringan.

• Pilihan Isu Utama. Informasi ini untuk memberikan penjelasan pada isu utama apa partisipan mempunyai perhatian dan sekaligus akan memudahkan bagi kita nantinya dalam mengkompilasi di masing-masing isu. Setiap partisipan dapat memilih lebih dari satu isu dan dapat pula menambahkan isu utama yang belum ter-cover sbg berikut:

o perencanaan penganggaran dan transparansi fiskal, o pelayanan publik, o keterbukaan parlemen/legislasi, o tata kelola sumberdaya ekstraktif dan keberlanjutan lingkungan, o anti korupsi, o keterbukaan informasi publik, o lain-lain (tambahkan jika ada yang tidak tercakup).

• Persoalan Utama. Pada bagian ini partisipan dapat menjelaskan persoalan atau tantangan apa yang dihadapi di setiap isu utama, baik pada level kebijakan maupun dalam implementasinya. Pada bagian ini juga dijelaskan, peta aktor dalam setiap persoalan yang muncul.

• Aset. Pada bagian ini partisipan dapat menjelaskan apa modalitas yang sudah dimiliki oleh warga, organisasi masyarakat sipil maupun pemerintah di berbagai tingkatan, yang dapat diakumulasikan untuk mendukung optimalisasi atau peningkatan implementasi kebijakan dan pelayanan, maupun menjaga keberlanjutan di setiap isu utama.

• Usulan Agenda Prioritas. Pada bagian ini partisipan dapat menjelaskan apa yang menjadi usulan yang ingin dijadikan prioritas agenda rencana aksi OGP Indonesia dalam dua tahun ke depan serta target sasaran aktornya. Usulan prioritas ini didasarkan pada kebutuhan untuk mengatasi persoalan dan modalitas yang dimiliki di setiap isu.

Tabel Informasi Assessment

Berikut ini merupakan tabel dasar yang akan digunakan sebagai acuan untuk memasukkan

sejumlah informasi usulan. Adapun untuk form yang lebih sederhana akan disediakan (lihat

lampiran 2):

Identitas

Partisipan

Isu

Utama

Persoalan Utama

Aset

Agenda Prioritas

Persoalan Badan Publik

Terkait Usulan

Indikator

capaian

Disclaimer

Semua usulan dalam rangka penyusunan Rencana Aksi OGP Indonesia 2014-2015 didasari oleh semangat kesukarelaan (voluntary). Setiap pemberi gagasan menyerahkan seluruh haknya yang telah ada saat ini maupun yang akan timbul di kemudian hari, termasuk di dalamnya, namun tidak terbatas pada hak cipta, hak milik, dan hak eksploitasi dalam bentuk apapun (“Hak-hak”). Pemanfaatan selanjutnya dari setiap gagasan yang diberikan diserahkan kepada gerakan OGP Indonesia.[]

Page 5: Tor, Assessment Tool dan Formulir Rencana Aksi OGP

Lampiran 2:

Formulir Usulan Masyarakat Sipil

Untuk Penyusunan Rencana Aksi OGP Indonesia (2014-2015)

Identitas Partisipan*)1

Nama [nama terang berdasarkan KTP]

[jika mewakili organisasi, sebutkan nama organisasinya]

Alamat [alamat jelas – Jalan/Perumahan, Kota/Kabupaten, Provinsi]

No. Telepon [jika ada, untuk keperluan konfirmasi jika usulan kurang jelas]

E-mail [jika ada, untuk keperluan konfirmasi jika usulan kurang jelas]

PERHATIAN: Agar tiap usulan yang diberikan dapat lebih terfokus, maka 1 (satu) formulir ini

hanya berlaku untuk menjawab 1 (satu) bidang yang menjadi perhatian utama dalam pertanyaan

no (1). Jika pengusul ingin memberikan usulan untuk lebih dari 1 bidang, dipersilakan mengisi

tabel yang terlampir di halaman berikutnya dari Lampiran 2 ini.

Pertanyaan Kunci Usulan

1. Bidang apakah yang menjadi perhatian utama Anda/organisasi Anda?

(a) Perencanaan Penganggaran dan transparansi fiskal; (b) Pelayanan Publik; (c) Keterbukaan parlemen/legislasi, (d) Tata kelola sumberdaya ekstraktif dan keberlanjutan lingkungan; (e) Anti korupsi; (f) Keterbukaan informasi publik; (g) Lain-lain. Sebutkan: _______________________________________________________

2. Apakah permasalahan yang Anda anggap merupakan persoalan utama dalam

bidang tersebut?

[Pada bagian ini partisipan dapat menjelaskan persoalan/tantangan apa yang dihadapi

dalam isu yang dipilih, baik pada level kebijakan maupun dalam implementasi pelayanan.

Pada bagian ini juga dijelaskan, peta aktor dalam setiap persoalan yang muncul]

1*) FOINI menjamin kerahasiaan informasi yang bersifat Pribadi yang diberikan dalam Form ini

Page 6: Tor, Assessment Tool dan Formulir Rencana Aksi OGP

3. Sebutkan lembaga pemerintah terkait mana yang bertanggungjawab ataupun

dapat mengatasi permasalahan yang Anda uraikan dalam nomor (2).

4. Aset apa saja (baik yang beruwujud program, lembaga, sumberdaya, ataupun

jaringan) yang sudah dimiliki masyarakat setempat, organisasi masyarakat sipil

maupun pemerintah yang digunakan untuk mendukung perbaikan transparansi

tersebut?

Page 7: Tor, Assessment Tool dan Formulir Rencana Aksi OGP

5. Dengan mengacu pada pertanyaan nomor (3), perbaikan apa yang Anda harapkan

dilakukan pemerintah di bidang tersebut?

[merupakan pembahasaan sederhana dari ‘usulan agenda prioritas dalam Rencana Aksi

OGP 2014-2015’. Diharapkan pengusul dapat menuliskan usulannya secara spesifik yang

didasarkan pada kebutuhan utama untuk menyelesaikan/mengatasi persoalan utama dan

modalitas yang dimiliki di isu utama]

Anda dapat pula memberikan usulan Anda langsung dalam tabel berikut:

Identitas

Partisipan

Isu Utama Persoalan

Utama

Lembaga

Publik

Terkait

Aset Usulan dan

Indikator

Agenda

Prioritas

[nama /

alamat /

no.telepon /

e-mail]

[mengacu

pada

pertanyaan

no. 1]

[mengacu

pada

pertanyaan

no. 2]

[mengacu

pada

pertanyaan no.

3]

[mengacu

pada

pertanyaan

no. 4]

[mengacu

pada

pertanyaan

no. 5]