tof dan clubbing fingers

Upload: jalalludin-an

Post on 15-Oct-2015

157 views

Category:

Documents


1 download

TRANSCRIPT

  • 5/25/2018 ToF Dan Clubbing Fingers

    1/18

    TETRALOGI OF FALLOT

    DEFINISI

    Tetralogi fallot (TF) adalah kelainan jantung dengan gangguan sianosis yang ditandaidengan kombinasi 4 hal yang abnormal meliputi defek septum ventrikel, stenosis pulmonal,

    overriding aorta, dan hipertrofi ventrikel kanan. Kelainan anatomi ini disebabkan oleh

    kesalahan dari perkembangan infundibulum ventrikel kanan. Tetralogi fallot merupakan

    penyakit jantung bawaan yang paling sering ditemukan yang ditandai dengan sianosis akibat

    adanya pirau kanan kekiri. Komponen yang paling penting dalam menentukan derajat

    beratnya penyakit adalah stenosis pulmonal dari sangat ringan sampai berat.

    Stenosis pulmonal bersifat progresif , makin lama makin berat. Berdasarkan diagnosis

    Tetralogi Fallot dibagi menjadi 4 klasifikasi : tetralogi fallot dengan tidak adanya katup

    pulmonal (3-5%), tetralogi fallot dengan kanal pada atrioventrikular (2 %), tetralogi fallot

    dengan atresia pulmonal,dan tetralogi fallot dengan stenosis pulmonal (paling banyak).

    EPIDEMIOLOGI

    Tetralogi Fallot (TF) merupakan penyakit jantung sianotik yang paling

    banyak ditemukan dimana tetralogi fallot menempati urutan keempat penyakit

    jantung bawaan pada anak setelah defek septum ventrikel,defek septum atrium dan

    duktusarteriosus persisten. Di US Tetralogi Fallot (TOF) mewakili sekitar 10% kasus

    penyakit jantung bawaan (PJB),angka kejadiannya mencapai 3-6 dari 10.000

    kelahiran.Tetralogi fallot merupakan penyebab tersering pada PJB yang menyebabkan

    sianosis. Lebih sering terjadi pada pria dibandingkan wanita. Gangguan ini menyumbang

    sepertiga dari semua PJK pada pasien lebih muda dari 15 tahun. Dalam kebanyakan kasus,

    tetralogi Fallot bersifat sporadis dan nonfamilial. Kejadian pada saudara kandung yang

    terkena adalah 1-5%. Kelainan ini berhubungan dengan kelainan extracardiac seperti

    labiopalatochisi, hipospadia, abnormalitas skeletal dan kraniofasial.

  • 5/25/2018 ToF Dan Clubbing Fingers

    2/18

    ETIOLOGI

    Pada sebagian besar kasus, penyebab penyakit jantung bawaa tidak diketahui secara

    pasti. diduga karena adanya faktor endogen dan eksogen. Faktor - faktor tersebut antara lain :

    1. Faktor endogena. Berbagai jenis penyakit genetik : kelainan kromosom (down syndrom,DiGeorge sindrom).

    Sebuah studi dari Portugal melaporkan bahwa metilen tetrahydrofolate reductase

    (MTHFR) polimorfisme gen dapat dianggap sebagai gen kerentanan untuk tetralogi

    Fallot. Analisis sitogenetika dapat menunjukkan penghapusan segmen kromosom 22q11pita (DiGeorge wilayah kritis). Ablasi sel-sel pial neural telah terbukti mereproduksi

    malformasi conotruncal.

    b. Anak yang lahir sebelumnya menderita penyakit jantung bawaanc. Adanya penyakit tertentu dalam keluarga seperti diabetes melitus, hipertensi, penyakit

    jantung atau kelainan bawaan.

    2. Faktor eksogena. Riwayat kehamilan ibu : sebelumnya ikut program KB oral atau suntikminum obat-

    obatan tanpa resep dokter (thalidomide,dextroamphetamine.aminopterin,amethopterin,

    jamu)

    b. Ibu menderita penyakit infeksi : rubella

  • 5/25/2018 ToF Dan Clubbing Fingers

    3/18

    c. Pajanan terhadap sinar Xd.Nutrisi yang kurang pada saat kehamilaNe. Alkoholf. Ibu hamil yang berusia > 40 tahung.Nutrisi yang buruk saat kehamilan

    Para ahli berpendapat bahwa penyebab endogen dan eksogen tersebut jarang terpisah

    menyebabkan penyakit jantung bawaan. Diperkirakan lebih dari90% kasus penyebab adalah

    multifaktor. Apapun sebabnya, pajanan terhadap faktor penyebab harus ada sebelum akhir

    bulan kedua kehamilan , oleh karena pada minggu ke delapan kehamilan pembentukan

    jantung janin sudah selesai

  • 5/25/2018 ToF Dan Clubbing Fingers

    4/18

    PATOFISIOLOGI

  • 5/25/2018 ToF Dan Clubbing Fingers

    5/18

    Karena adanya VSD yang besar dan stenosis pulmonal maka akan terjadi perubahan

    hemodinamik. Stenosis pulmonal yang terjadi itu menyebabkan darah yang berasal dari vena

    cava superior dan inferior seluruhnya akan tertampung dalam ventrikel kanan. Kemudian

    masuk ke aorta tanpa membebani ventrikel kiri, sehingga timbul hipertrofi ventrikel kanan

    sedangkan ventrikel kiri relatif kecil. VSD tersebut menyebabkan terjadinya shunt kanan ke

    kiri sehingga timbul sianosis. Stenosis pulmonal menyebabkan aliran darah ke pulmo jadi

    menurun sehingga terjadi hipoksemia yang dikompensasi dengan polisitemia.

    MANIFESTASI KLINIS

    Gambaran klinis dari tetralogi Fallot (TOF) secara langsung berhubungan dengan

    tingkat keparahan cacat anatomi. Kebanyakan bayi dengan tetralogi Fallot mengalami

    gangguan makan, dan gagal tumbuh yang umumnya dapat diamati. Bayi dengan atresia

    pulmonal dapat menjadi sangat sianosis apabila duktus arteriosus menutup kecuali terdapat

    aliran bronkopulmonalis. Kadang-kadang, pada beberapa anak aliran darah ke paru cukup

    sehingga tidak muncul sianosis; orang-orang ini tetap asimtomatik, sampai mereka mengatasi

    pasokan darah paru mereka.

    Saat lahir, beberapa bayi dengan tetralogi Fallot tidak menunjukkan tanda-tanda

    sianosis, tetapi kemudian dapat berkembang menjadi episode kulit pucat kebiruan sewaktu

    menangis atau diberi makan (ie "Tet" spell). Hipoksia tet spell berpotensi mematikan, episodetak terduga dapat terjadi bahkan pada pasien noncyanotic dengan tetralogi Fallot. Mekanisme

    ini diduga termasuk spasme septum infundibular, yang akut memperburuk obstruksi saluran

    ventrikel kanan (RVOTO). Spell ini dapat dibatalkan dengan prosedur yang relatif sederhana.

    Sebuah mode karakteristik dimana anak-anak yang lebih tua dengan tetralogi Fallot

    meningkatkan aliran darah paru adalah dengan jongkok. Jongkok adalah mekanisme

    kompensasi, signifikansi diagnostik, dan sangat khas bayi dengan tetralogi Fallot. Jongkok

    meningkatkan resistensi perifer vaskular (PVR) dan dengan demikian mengurangi besarnya

    shunt kanan ke kiri di seluruh defek septum ventrikel (VSD). Dispnea exertional biasanya

    memburuk dengan usia. Sesekali, hemoptysis karena pecahnya bronkial dapat terjadi pada

    anak yang lebih tua. Sianosis umumnya berlangsung sesuai usia dan perkembangan dari

  • 5/25/2018 ToF Dan Clubbing Fingers

    6/18

    pembuluh darah paru dan menuntut perbaikan bedah. Faktor-faktor berikut dapat

    memperburuk sianosis pada bayi dengan tetralogi Fallot :

    1. Asidosis2. Tekanan3. Infeksi4. Sikap5. Latihan6. Beta-adrenergik agonis7. Dehidrasi8. Penutupan duktus arteriosus

    Shunt dominan adalah dari kanan ke kiri dengan aliran di seluruh VSD ke ventrikel

    kiri (LV), yang menghasilkan sianosis dan nilai hematokrit tinggi. Ketika stenosis pulmonal

    ringan, shunting dua arah dapat terjadi. Pada beberapa pasien, stenosis infundibular minimal,

    dan shunt dominan adalah dari kiri ke kanan, menghasilkan apa yang disebut tetralogi merah

    muda. Meskipun pasien tersebut mungkin tidak muncul sianosis,namun sering terdapat

    desaturasi oksigen dalam sirkulasi sistemik.

    Gejala umumnya berkembang sekunder terhadap hipertrofi septum infundibular.Memburuknya RVOTO menyebabkan hipertrofi RV, meningkat kanan-ke-kiri shunting, dan

    hipoksemia sistemik.

    DIFFERENSIAL DIAGNOSA

    1. Defek Septum VentrikelDefek Septum Ventrikel (DSV) merupakan penyakit jantung bawaan (PJB) yang paling

    sering ditemukan, sekitar 30% dari semua jenis PJB. Pada sebagian kasus, diagnosis

    kelainan ini ditegakkan setelah melewati masa neonates, karena pada minggu-minggu

    pertama bising yang bermakna biasanya belum terdengar karena resistensi vascular paru

    masih tinggi dan akan menurun setelah 8-10 minggu. Pada DSV kecil hanya terjadi pirai

    kiri ke kanan yang minimal sehingga tidak terjadi gangguan hemodinamik yang berarti.

  • 5/25/2018 ToF Dan Clubbing Fingers

    7/18

    Pada defek sedang dan besar terjadi pirai yang bermakna dari ventrikel kiri ke ventrikel

    kanan.

    2. Duktus Arteriosus PersistenDuktus Arteriosus Persisten (DAP) adalah duktus arteriosus yang tetap terbuka setelah

    bayi lahir. Kelainan ini merupakan 7% dari seluruh PJB. DAP sering dijumpai pada bayi

    premature, insidensinya bertambah dengan berkurangnya masa gestasi. Sebagian besar

    DAP menghubungkan aorta dengan a.pulmonalis kiri. Pada bayi baru lahir, duktus

    arteriosus yang semula mengalirkan darah dari a.pulmonalis ke aorta akan berfungsi

    sebaliknya karena resistensi vaskular paru menurun denagn tajam dan secara normal

    mulai menutup. Maka, dalam beberapa jam secara fungsional tidak terdapat arus darah

    dari aorta ke a.pulmonalis. Bila duktus tetap terbuka, terjadi keseimbangan antara aorta

    dan a.pulmonalis, dengan semakin berkurangnya resistensi vascular paru maka pirai dari

    aorta kea rah a.pulmonalis (kiri ke kanan) makin meningkat.

    DIAGNOSIS

    1. Anamnesisa. Riwayat kehamilan : ditanyakan sesuai dengan yang terdapat pada etiologi(faktor

    endogen dan eksogen yang mempengaruhi).

    b.

    Riwayat keluarga : apakah saudara dekatnya ada yang terkena blue babies ,lahirdalam keadaan meninggal karena penyakit jantung congenital dan ditanyakan apakah

    terdapat anggota keluarga yang lain mengalami penyakit jantung, seperti hipertensi,

    arterosklerosis, stroke, PJB, aritmia,dll.

    c. Riwayat Anak Biasanya anak cenderung mengalami keterlambatan pertumbuhankarena sulit untuk makan (ketika makan terasa sesak) sehingga asupan kalorinya

    sangatsedikit. Apakah saat beraktifitas mengalami dispneu atau takipneu

    (karenainadekuat O2 ke jaringan). Ortopneu biasanya diakibatkan kongesti

    vena pulmonary. Berkeringat secara abnormal biasanya disebabkan oleh

    gagal jantung kongesti. Nyeri pada dada yang disebabkan karena iskemia pada

    otot jantung. Pernah mengalami sincope atau tidak (karena stenosis aorta,hipertensi

    pulmonal,heart rate yang sangat tinggi/sangat rendah).

  • 5/25/2018 ToF Dan Clubbing Fingers

    8/18

    2. Pemeriksaan Fisika. Inspeksi

    1)Pada awal bayi baru lahir biasanya belum ditemukan sianotik,bayi tampak birusetelah tumbuh.

    2)Clubbing finger tampak setelah usia 6 bulan.3)Skoliosis (ke arah kanan)4)Serangan sianotik mendadak (blue spells/ cyanotic spells/ paroxysmal

    hiperpnea,hypoxic spells) ditandai dengan dyspnea, napaskusmaul,lemas,kejang,sinkop

    bahkan sampai koma dan kematian.

    5)Anak akan sering Squatting (jongkok) setelah anak dapat berjalan, setelah berjalanbeberapa lama anak akan berjongkok dalam beberapa waktu sebelumia berjalan

    kembali.

    6)Bentuk dada bayi masih normal, namun pada anak yang lebih besartampak menonjol akibat pelebaran ventrikel kanan

    b. PalpasiTeraba getaran bising sepanjang tepi sternum kiri

    c. AuskultasiPada auskultasi terdengar bising sistolik yang keras didaerah pulmonal yang

    semakin melemah dengan bertambahnya derajat obstruksi. Bising ini adalah bisingstenosis pulmonal, bukan bising defek septum ventrikel. Darah dari ventrikel kanan

    yang menuju ventrikel kiri dan aorta tidak mengalami turbulensi karena tekanan

    sistolik antara ventrikel kanan dan kiri hampir sama.Pada serangan anoksia bising

    menghilang (aliran darah ke paru sangatsedikit/tidak ada)

    1) Bunyi jantung I keras (penutupan trikuspid yang kuat).2) Bunyi jantung II terpisah dengan komponen pulmonal yang lemah

    Pada bayi laki-laki dengan usia 9 bulan dengan keadaan BB tidak naik, sesak napas, dan

    sianosis, serta pemeriksaan fisik sebagai berikut

    a. Tanda vital : HR 130 x/menit ;RR : 50 x/menit

  • 5/25/2018 ToF Dan Clubbing Fingers

    9/18

    b. Inspeksi : bibir tampak sedikit kebiruan dan jari-jari kebiruan, bertambah jelas bilamenangis ; retraksi dada

    c. Palpasi : pada dinding abdomen : datar dan lemas ; pembesaran hepar (1/3-1/4) ;lien tidak teraba

    d. Perkusie. Auskultasi : paru : vesikuler dan tidak terdapat ronkhi ; jatung : BJ I-IInormal

    dengan bising/murmur jelas terdengar.

    3. Pemeriksaan Penunjanga. Pemeriksaan laboratorium

    Ditemukan adanya peningkatan hemoglobin dan hematokrit (Ht) akibat saturasi

    oksigen yang rendah. Nilai AGD menunjukkan peningkatan tekanan partial

    karbondioksida (PCO2), penurunan tekanan parsial oksigen (PO2) dan penurunan pH.

    Pasien dengan Hb dan Ht normal atau rendah mungkin menderita defisiensi besi. Nilai

    juga faktor pembekuan darah (trombosit, protombin time

    b. RadiologiRadiologi Sinar X pada thoraks menunjukkan penurunan aliran darah

    pulmonal, tidak ada pembesaran jantung . Tampak pembesaaran aorta asendens. Gambaran khas

    jantung tampak apeks jantung terangkat sehingga seperti sepatu.c. Elektrokardiogram Pada neonates

    EKG tidak berbeda dengan anak normal. Pada anak mungkingelombang T positif

    di V1, EKG sumbu QRS hampir selalu berdeviasi kekanan. Tampak pula hipertrofi

    ventrikel kanan. Gelombang P di hantaran II tinggi (P

    pulmonal)EkokardiografiMemperlihatkan dilatasi aorta, overriding aorta dengan

    dilatasi ventrikelkanan,penurunan ukuran arteri pulmonalis & penurunan aliran darah ke paru- paru.

    d. KateterisasiKateterisasi diperlukan sebelum tindakan pembedahan untuk mengetahui defek

    septum ventrikel multiple, mendeteksi kelainan arteri koronari dan mendeteksi stenosis pulmonal

    perifer. Melihat ukuran a.pulmonalis. Mendeteksi adanya penurunan saturasi oksigen,

    peningkatan tekanan ventrikel kanan, dengan tekanan pulmonalis normal atau rendah

  • 5/25/2018 ToF Dan Clubbing Fingers

    10/18

    PENATALAKSANAAN

    Penatalaksanaan untuk penderita Tetralogi Fallot terdiri atas:

    a. Tindakan medisPada saat terjadinya serangan sianotik dapat dilakukan langkah-langkah sebagai berikut

    1. Meletakkan pasien dalam posisi knee-chest2. Memberikan oksigen masker 5-8 L/menit3. Morfin sulfat 0,1 - 0,2 mg/kgBB subkutan atau intramuscular4. Memberikan Natrium bikarbonat 1 mEq/kgBB iv untuk koreksi asidosis5. Memberikan transfuse darah bila kadar Hb kurang dari 15g/dL, sekali pemberian 5

    ml/kgBB. Bila pasien mengalami anemia relatif dapat diberikan preparat Fe untuk

    meningkatkan kadar Hb.

    6. Memberikan propanolol 0,1 mg/kgBB bolus iv. Bila tidak segera dilakukan operasidapat diberikan propanolol rumat 1 mg/kgBB perhari dalam 4 dosis.

    7. Selama perawatan perhatikan kebersihan mulut dan gigi untuk meniadakan sumberinfeksi terjadinya endokarditis infektif dan abses otak dan cegah terjadinya dehidrasi.

    8. Terapi juga dipengaruhi ada tidaknya spel hipoksia

    Bayi dengan r iwayat spel hipoksia

    Pada bayi atau anak dengan riwayat spel hipoksia harus diberikan Propranolol(peroral) dengan dosis 0.5-1.5 mg/kg BB/ 6-8 jam sampai dilakukan operasi. Dengan

    obat ini diharapkan spasme otot infundibuler berkurang dan frekwensi spel menurun.

    Selain itu keadaan umum pasien harus diperbaiki, misalnya koreksi anemia, dehidrasi

    atau infeksi yang semuanya akan meningkatkan frekuensi spel.1-6 Bila spel hipoksia tak

    teratasi dengan pemberian propranolol dan keadaan umumnya memburuk, maka harus

    secepatnya dilakukan operasi. Bila usia kurang dari 6 bulan dilakukan operasi paliatif

    Blalock-Taussig Shunt (BTS).

    Sementara menunggu bayi lebih besar atau keadaan umumnya lebih baik untuk

    operasi definitif (koreksi total). Tetapi bila usia sudah lebih dari 6 bulan dapat langsung

    dilakukan operasi koreksi total (penutupan lubang VSD dan pembebasan alur keluar

    ventrikel kanan yang sempit)1-6 Bila spel berhasil diatasi dengan propranolol dan

  • 5/25/2018 ToF Dan Clubbing Fingers

    11/18

    kondisis bayi cukup baik untuk menunggu, maka operasi koreksi total dilakukan pada

    usia sekitar 1 tahun.1-6.

    Bayi tanpa riwayat spel h ipoksia

    Bila tak ada riwayat spel hipoksia,umumnya operasi koreksi total dilakukan pada

    usia sekitar 1 tahun. Sebelumnya harus dilakukan pemeriksaan sadap jantung untuk

    menilai kondisi kedua arteri pulmonalis. Seperti pada kebanyakan kelainan jantung

    kongenital yang bermakna, penanganan pada akhirnya adalah pembedahan. Untuk

    neonatus dengan sianosis yang jelas, penting untuk memberikan infuse PGE1

    segera.manajemen pada bayi yang lebih tua terutama yang belum pernah mendapatkan

    pembedahan paliatif atau korektif terutama diarahkan pada penyembuhan dispnea

    paroksismal dan serangan sianosis segera dan mencegah komplikasi pirau kanan ke kiri.

    Serangan dispneau paroksismal dapat ditangani dengan menempatkan bayi pada

    abdomen dengan posisi lutut-dada (knee chest) atau dengan menahan bayi dengan posisi

    tungkai fleksi pada abdomen. Oksigen harus diberikan untuk mengurangi dispneau dan

    sianosis, tetapi tidak sangat membantu karena aliran darah pulmonal sangat rendah.

    Morfin sulfat (0,2 mg/kgBB, subkutan). Terutama efektif dalam menghentikan serangan

    lama atau berat. Jika serangan berkepanjangan dan berat serta tidak berespon terhadap

    terapi sebelumnya, akan terjadi asidemia metabolik dan koreksi dengan natriumbikarbonat intravena sangat penting. Vasopresor dapat diberikan pada awal serangan atau

    jika terapi lain gagal; metoksamin (vasoxyl) 0,1 mg/kg intravena atau 0,25 mg/kg

    intramuscular, atau fenilefrin (neo-synefrine) 0,02 mg/kg intravena atau 0,1 mg/kgBB

    intramuscular, akan meningkatkan resistensi perifer dengan demikian, meningkatkan

    aliran darah pulmonal. Jika mungkin, obat-obat ini harus diberikan dengan infus

    intravena terus-menerus, dengan dosis disesuaikan dengan memantau tekanan darah.

    Untuk infuse terus-menerus, dosis fenilefrin adalah 2-5 g/kg/menit. Agonis adrenergic

    secara mutlak terkontraindikasi. Pada masa bayi serangan ini dipercepat dengan oleh

    anemia defisiensi besi relatif (hipokromik mikrositik) dan penderita ini harus mendapat

    terapi besi sampai hematokrit mencapai kadar yang lebih sesuai yaitu 50-55%.

    Peningkatan hematokrit lebih lanjut akan mengakibatkan peningkatan viskositas darah

  • 5/25/2018 ToF Dan Clubbing Fingers

    12/18

    yang mencolok dengan tahanan progresif terhadap aliran darah dan risiko thrombosis

    otak. Pada beberapa bayi terutama yang dengan obstruksi muscular dinamis saluran

    keluar ventrikel kanan, propanolol oral dengan dosis 0,5-1,0 mg/kgBB yang diberikan

    secara oral setiap 6 jam. Efektif dalam mencegah atau mengurangi frekuensi serangan

    dispnea paroksismal. Manajemen farmakologis yang lama tidak dianjurkan, dan terapi

    bedah dini lebih disukai.

    b. Tindakan bedahTindakan pembedahan dibagi menjadi bedah paliatif dan bedah korektif

    1. Bedah paliatifBerupa prosedur pembuatan jalan pintas biasa dilakukan pada bayi yang sering

    mengalami serangan sianotik berat pada bulan pertama kehidupan yang menunjukkan

    obstruksi yang jelas dalam lintasan keluar ventrikel kanan atau mengalami suatu

    atresia paru.

    Ada dua cara prosedur pembuatan jalan pintas :

    a) Blalock-Taussig shunts : bertujuan meningkatkan sirkulasi pulmonal denganmenghubungkan a. subklavia dengan a. pulmonalis yang ipsilateral

    b) Waterston : menghubungkan aorta ascenden dan arteri pulmonalis2. Bedah korektif

    Dilakukan koreksi total yang dapat didahului atau tanpa bedah paliatif biasa

    dilakukan pada bayi lebih besar. Tinadakan yang dilakukan dengan mengatasi

    obstruksi terhadap lintasan keluar ventrikel kanan dan penutupan cacat septum

    ventrikel melalui pembedahan intra jantung dengan bantuan pompa oksigen.

    Pembedahan efektif dini terindikasi untuk bayi dan anak dengan tetralogi of fallot

    atau tetralogi dengan atresia pulmonal, episode dispnea paroksismal, sianosis beratmenetap dan gagal tumbuh.

    Penderita tetralogi fallot dengan ukuran saluran aliran ke luar pulmonal cukup

    adekuat dapat dilakukan perbaikan bedah malformasi intrakardial oleh ahli bedah

  • 5/25/2018 ToF Dan Clubbing Fingers

    13/18

    jantung congenital yang terampil pada bulan-bulan atau tahun-tahun pertama dengan

    mortalitas operatif kurang dari 5 %. Beberapa bayi dengan sianosis berat pada umut

    minggu-minggu atau bulan-bulan pertama mempunyai saluran keluar ventrikel kanan

    yang sangat hipoplastik atau atretik dan arteria pulmonalis yang kecil. Kelompok ini

    terus dipaliasi pada sebagian besar pusat dengan beberapa bentuk anostomosis

    sistemik-pulmonal yang cepat menghilangkan gejala sianosis dan hipoksia dengan

    meningkatkan aliran darah pulmonal dan dapat membantu pertumbuhan arteri

    pulmonalis. Pirau arteri subklavia ke arteri ke arteri pulmonal orisinil (Blalock-

    Taussig) tetap merupakan pirau yang cepad dan memuaskan pada bayi yang lebih

    besar dan anak. Sekarang, pada neonatus dan bayi muda hasil sangat baik dan hidup

    lebih lama dapat dicapai dengan pirau Blalock-Taussig yang dimodifikasi, yaitu

    interposisi ujung ke sisi (end-to-side) saluran Gore-Tex ukuran tertentu (5 mm) antara

    arteri subklavia dan arteri pulmonalis utama atau cabangnya. Paliasi untuk tetralogi of

    Fallot dengan prosedur pirau baru ini pada sentral neonatus jantung yang

    berpengalaman mmepunyai mortalitas rumah sakit kurang dari 5 %, bahkan pada

    neonatus. Prosedur paliatif intrakardial pengganti pada beberapa bayi dengan arteri

    pulmonalis hipoplastik berat adalah membuka dan memperbesar saluran keluar

    ventrikel kanan dan memperluas berat adalah membuka dan memperbesar saluran

    keluar ventrikel kanan dan mengurangi stenosis pulmonal dengan menggunakanpintas kardiopulmonal. Defek sekat ventrikel dibiarkan terbuka sampai arteri

    pulmonalis tumbuh dengan cukup baik untuk memungkinakan penutupan defek

    dengan aman. Akhir-akhir ini, percobaan untuk melebarkan saluran keluar dengan

    menggunakan kateter balon telah mendapatkan hasil yang cukup memuaskan.

    Sesudah paliasi berhasil, serangan hipoksemi berhenti, sianosis dan jari tabuh

    menghilang dan bising tipe mesin terdengar pada basis menunjukkan berfungsinya

    anastomosis sistemik-pulmonal. Lama penyembuhan dapat diperpendek sesudahoperasi Blalock-Taussig, terutama pada neonatus, karena pirau sering terlalu kecil

    atau mengalami thrombosis. Sebaliknya, pirau baku ini pada bayi yang lebih besar

    dan pirau Gore-Tex yang dimodifikasi pada neonatus dapat memberikan paliasi yang

    memuaskan selama beberapa tahun.

  • 5/25/2018 ToF Dan Clubbing Fingers

    14/18

    Terapi bedah yang dipilih untuk teralogi of fallot adalah operasi korektif

    tunggal, dengan penghilangan langsung obstruksi saluran keluar ventrikel kanan dan

    penambalan defek sekat ventrikel. Pendekatan ini meniadakan keharusan risiko

    operatif tambahan pada prosedur tahun kedua untuk menutup anastomosis paliatif dan

    menyempurnakan perbaikan intrakardial. Lagipula. Ada manfaat psikologis yang kuat

    pada anak dan orang tua dalam memperbaiki malformasi jantung pada awal masa

    bayi dan mencegah terus-menerus dan mengantisipasi risiko bedah lebih lanjut.

    Melalui melalui insisi atrium atau ventrikel kanan, stenosis infundibulum di reseksi,

    mungkin perlu memperbesar saluran keluar dengan menempatkan tambalan

    pericardium atau plastic pada dinding ventrikel anterior. Jika perlu untuk juga

    memperbesar annulus katup pulmonalis, insisi dan tambalan dapat diperluas

    menyilangi annulus ke dalam arteri pulmonalis utama atau cabang utamanya.

    Biasanya terjadi inkompetensi katup pulmonalis, tetapi jika ada pembebasan distal

    obstruksi pulmonal yang cukup, lesi regurgitasi ringan tidak menimbulkan gangguan

    hemodinamik yang serius. Seandainya terjadi atau diduga terdapat inkompetensi

    pulmonal masif. Beberapa ahli bedah menyisipkan homograf atau

    heterografunikuspid atau katup protestik karena regurgitasi yang besar menimbulkan

    dilatasi ventrikel kanan atau disfungsi miokardium progresif. Beberapa dokter bedah

    menghindari menutup annulus karena cenderung mentoleransi obstruksi salurankeluar ringan yang dibandingkan risiko terjadinya inkompenten yang nyata

    .

    Walaupun perbaiki tetralogi of fallot dengan atresia pulmonal pada tahun-

    tahun terakhir telah semakin berhasil, risiko operasi dan komplikasi lambat serta

    kematian lebih tinggi daripada tetralogi yang tidak terkomplikasi. Angka ketahanan

    hidup 10 dan 20 tahun dengan menyingkirkan kematian operatif dan kematian rumah

    sakit dini masing-masing sekitar 80% dan 65%, sedangkan 95%untuk tetralogo

    sederhana pada interval yang sama. Perbedaan ini tidak mencerminkankesukaranperbedaan intrakardial tetapi agaknya terjadi karena masalah sulit yang berkenaan

    dengan arteri pulmonalis yang mengalami hipoplasia difus dan ekstrem, distribusi

    vascular yang tidak sempurnadalam paru, tidak ada pembuluh darah segmental,

    stenosis perifer multiple, penyakit mikrovaskular obstruktif, dan masalah

  • 5/25/2018 ToF Dan Clubbing Fingers

    15/18

    penatalaksanaan arteri kolateral aortapulmonal besar. Karena masalah ini, calon

    untuk perbaikan definitif biasanya telah mengalami beberapa operasi paliatif atau

    persiapan pembedahan termasuk berbagai pirau sistemik pulmonal; pengikatan, ligasi

    atau oklusi keteter pembuluh kolateral besar; prosedur unifokalisasi, yaitu

    penggabungan beberapa arteri kolateral yang terpisah ke dalam system arteri

    pulmonalis; atau saluran buatan ventrikel kanan ke arteri pulmonalis atau pemasangan

    tambalan transanular untuk menambah aliran darah pulmonal dan ukuran arteri.

    Meskipun, dilakukan upaya ini, lebih dari 25% penderita merupakan calon yang tidak

    cocok untuk perbaikan definitif, dan akhirnya dapat menjadi calon untuk transplantasi

    jantung-paru total.

    Koreksi pembedahan pada kebanyakan penderita tetralogi of fallot tidak

    terkomplikasi memberikan hasil fungsional yang sangat baik, seumur hidup, dengan

    lebih dari 90% bebas dari pembedahan ulang. Pirau residual atau rekuren kecil dari

    kiri ke kanan tidak lazim, tetapi lazim terdapat obstruksi ringan atau sedang pada

    saluran keluar pulmonal-ventrikel kanan. Beberapa penderita mengalami blockade

    atrioventrikularis total yang diinduksi oleh pembedahan dan memerlukan penanaman

    alat pacu jantung. Sekitar 1-3% penderita menderita disritmia terlambat yang serius.

    Terutama takikardi ventricular yang mungkin terkait dengan mekanisme re-entry

    pada tempat insisi jaringan ventrikel kanan, dan sekitar 1-2% meninggal mendadak,

    diduga karena disritmia. Disritmia harus dicurigai jika pada penderita ini sesudah

    pembedahan mengeluh serangan pusing, sinkop, palpitasi, dan dilakukan dengan

    diagnostic dan terapi yang tepat5

    Syarat operasi koreksi total ialah:

    1. Ukuran arteri pulmonalis kanan dan kiri2. cukup besar dan memenuhi kriteria yang diajukan oleh kirklin yang disesuaikan

    dengan berat badan.

    3. Ukuran dan fungsi ventrikel kiri harus baik agar mampu menampung aliran darahdan memompanya setelah terkoreksi.

  • 5/25/2018 ToF Dan Clubbing Fingers

    16/18

    4. Bila syarat di atas tidak terpenuhi maka harus dilakukan operasi BTS dulu dengantujuan memperbesar diameter arteri pumonalis atau memperbaiki ventrikel kiri.

    Anak usia 1 tahun

    Pada anak usia sekitar atau lebih dari 1 tahun, secepatnya dilakukan pemeriksaan

    sadap jantung untuk menilai diameter arteri pulmonalis dan cabang-cabangnya. Bila

    ternyata ukuran arteri pulmonalis kecil maka harus dilakukan operasi BTS dahulu. Bayi

    atau anak yang telah menjalani BTS Ukuran arteri pulmonalis harus dievaluasi sekitar 6-

    12 bulan post BTS. Untuk ini dilakukan penyadapan jantung dan angiografi a. pulmonalis

    dengan cara menyuntikan kontras di saluran BTS. Bila pertumbuhan artri pulmonalis

    cukup adekuat maka operasi koreksi total dapat dilakukan. Bila belum maka dievaluasi 6

    bulan lagi atau dipertimbangkan memasang BTS lain di sisi kontra.

    PROGNOSIS

    Prognosis cukup baik pada yang dioperasi usia anak-anak. Jika tidak dilakukan operasi maka

    rata-rata mencapai umur 15 tahun

    KOMPLIKASI

    1. Trombosis PulmonalTrombosis disebabkan karena meningkatnya viskositas darah yang disebabkan oleh

    polisitemia. Dehidrasi dapat meningkatkan resiko untuk terjadinya thrombosis.

    Trombosis dapat terjadi di mana saja tapi yang berbahaya jika terjadi di paru dan otak

    2. CVATrombosis3. Abses Otak

    Penyakit jantung sianotik dengan pirau dari kanan ke kiri, terutama terjadi pada anakyang berusia lebih dari 2 tahun, dikenal sebagai factor predisposisi abses otak. Pada

    penderita ditemukan polisitemia dengan aliran darah yang lambat, sehingga dapat

    menyebabkan infark kecil di dalam otak yang merupakan tempat abses mulai timbul.

    Aliran darah pirau dari kanan ke kiri, tidak difiltrasi di paru-paru sehingga memudahkan

  • 5/25/2018 ToF Dan Clubbing Fingers

    17/18

    terjadinya septikemia. Hal-hal tersebut merupakan factor predisposisi terjadinya abses

    otak pada PJB sianotik. Terjadinya abses dapat dibagi menjadi 4 stadium, yaitu fase

    serebritis dini, fase serebritis lambat, pembentukan kapsul dini dan pemebntukan kapsul

    lambat. Abses orak pada PJB sianotik biasabya soliter, sering terdapat pada lobus

    frontalis, temporalis, dan parietalis.

    4. PerdarahanBayi dengan sianosis disertai dengan lamanya polisitemia akan mengakibatkan

    trombositopenia dan kelainan pembekuan darah.

    5. Endokarditis6. Aritmia

    Clubbing fingers / Jari Tabuh

    Jari tabuh atau clubbing finger adalah kelainan bentuk jari dan kuku tangan yang menjadikan

    ja ri tangan dan kaki membul at yang berkait an denganpenyakit jantung dan paru paru.

    Penyebab : penambahan jaringan ikat yang terjadi pada bagian jaringan lunak didasar kuku yang

    berkaitan dengan kekurangan oksigen kronik/hipoksia kronik.Tanda-tanda clubbing fingers

    yaitu:

    1. Setiap jari membulat dan mengembung (adanya penebalan pada seluruh distal jari

    tangan).

    2. Bantal kuku menjadi cembung dan melengkung.

    3. Ketika dipalpasi terasa seperti busa.

    4. Perubahan sudut antara kuku dan dasar kuku lebih dari 180 der ajat (susut kuku

    normal : 160 derajat)

    5. Timbul aspek mengkilap pada jari dan kulit.

    Clubbing finger biasanya berkaitan erat dengan penyakit :

    1.Paru-paru, seperti kanker paru primer dan metastatic, bronkiektasis, abses paru,

    kristik fribosis serta mesotelioma.

  • 5/25/2018 ToF Dan Clubbing Fingers

    18/18

    2 . Jantung, seperti kelainan jantung sianotik bawaan lahir, atrial myxoma, endokarditis

    infeksiosa.

    3.Gastrointestinal, yang mencakup enteritis regional, colitis ulseratif kronik dan

    sirosis hepatic.

    4. Lainnya, seperti hipertiroid, sakit liver, malabsorbsi

    .

    Patofisiologi clubbing finger

    Hipoksia Eritropoetin megakariosit (membentuk platelet dalam sitoplasma dengancara

    fragmentasi)pulmoner sitoplasma megakariosit juga mengandung banyak

    growth factor (platelet derived growth factor and tra nsforming growth factor R-L

    shunt sistemik kapiler di jari-jari tangan melepaskan growth factor

    clubbing finger

    .

    DAFTAR PUSTAKA

    1. Sjamsuhidayat R. CS. Tetralogi Fallot. Dalam : Buku Ajar Ilmu Bedah. Jakarta : EGC, 2000;587590

    2. Haslan R.H. Tetralogi Fallot. Dalam Nelson Ilmu Kesehatan Anak Edisi 15 volume 2.Jakarta: EGC, 2000 ; 726729.

    3. Mansjoer Arif Cs. Tetralogy Fallot. Dalam : Kapita Selekta Jilid II. Jakarta: EGC, 2000; 451-452.

    4. Rudolph AM, Hoffman JIE, Rudolph CD. Buku Ajar Pediatri Rudolph. Jakarta:EGC, 2007.5. Kapita Selekta edisi 3 jilid 2. Ilmu Kesehatan Anak : Tetralogi Fallot.Media Aesculapius FKUI.

    2008

    6. Harissons Principles of Internal Medicine 17Th edition. Disorders of TheHeart : Tetralogyof Fallot. Mc Graw Hill. 2008.

    7. Panggabean MM, Harun S. Penyakit Jantung Bawaan. Buku Ajar IlmuPenyakit Dalam.Jakarta : Balai Penerbit FKUI. 2007