tksdl refrensi internet.doc

31
TUGAS FIELDTRIP TEKNOLOGI KONSERVASI SUMBERDAYA LAHAN Oleh : Setiyo Adi Santoso ( 0910483072 ) PROGRAM STUDI AGROEKOTEKNOLOGI FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS BRAWIJAYA 2011

Upload: fajar-fana

Post on 23-Oct-2015

51 views

Category:

Documents


11 download

TRANSCRIPT

Page 1: tksdl refrensi internet.doc

TUGAS FIELDTRIP TEKNOLOGI KONSERVASI SUMBERDAYA LAHAN

Oleh :

Setiyo Adi Santoso ( 0910483072 )

PROGRAM STUDI AGROEKOTEKNOLOGI

FAKULTAS PERTANIAN

UNIVERSITAS BRAWIJAYA

2011

Page 2: tksdl refrensi internet.doc

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar belakang

Lahan merupakan bagian dari bentang lahan (Landscape) yang meliputi lingkungan fisik

termasuk iklim, topografi / relief, hidrologi tanah dan keadaan vegetasi alami yang semuanya

secara potensial akan berpengaruh terhadap penggunaan lahan. Penetapan penggunaan lahan

pada umumnya didasarkan pada karakteristik lahan dan daya dukung lingkungannya. Bentuk

penggunaan lahan yang ada dapat dikaji kembali melalui proses evaluasi sumberdaya lahan,

sehingga dapat diketahui potensi sumberdaya lahan untuk berbagai penggunaannya. Untuk lebih

memperluas pola pengelolaan sumberdaya lahan diperlukan tehnologi usaha tani yang tidak

terlalu terikat dengan pola penggunaan lahan dan akan lebih parah lagi hasilnya apabila

pembangunan pertanian masih melalui pendekatan sektoral tanpa ada integrasi dalam

perencanaan maupun implementasinya. Agroforestry adalah pola usaha tani produktif yang tidak

saja mengetengahkan kaidah konservasi tetapi juga kaidah ekonomi. Betapa pentingnya masalah

konservasi ini perlu diperhatikan apabila mengingat bahwa usaha tani di Indonesia ini ditangani

oleh petani kecil apabila ditinjau dari kepemilikan lahan. Kesadaran akan perlunya konservasi

lahan sebenarnya sudah sejak lama, akan tetapi selalu saja ada kesenjangan antara keinginan para

petani pemilik lahan dengan para ahli konservasi tanah karena biasanya adanya keterbatasan

biaya dari para petani untuk melaksanakan perlakuan-perlakuan yang diperlukan. Hal ini

disebabkan karena pada pendekatan lama konsentrasi kegiatan konservasi ada pada pembuatan

bangunan-bangunan teras, saluran-saluran dan bangunan lainnya dan sering dilakukan dengan

cara melarang orang bertanam di lahan miring dll.

1.2 Maksud dan Tujuan

Maksud : untuk memberi gambaran kepada mahasiswa tentang keadaan yang sebenarnya

dilapang tentang materi yang diberikan.

Tujuan :

o Mahasiswa mampu menetapkan satuan pengelolaan konservasi tanah dan air

Page 3: tksdl refrensi internet.doc

o mahasiswa mengetahui jenis – jenis erosi tanah dilapang dan upaya

pencegahannya.

o mahasiswa mampu menetapkan faktor erosi tanah berdasarkan metode USLE di

setiap SPL

o mahasiwa mengetahuiu dampak erosi terhadap kehidupan manusia didaerah hilir

o mahasiswa mampu membuat perencanaan konservasi tanah dan air tingkat detail

disetiap SPL

o mahasiswa mampu mengimplementasikan teknologi konservasi tanah dan air

melalui simulasi

Page 4: tksdl refrensi internet.doc

DokumentasiDokumentasi

Menghitung dan memasukkan data

Menghitung dan memasukkan data

Pembuatan makalah praktikum

Pembuatan makalah praktikum

Diskusi kelompokDiskusi kelompok

BAB II

METODOLOGI

2.1 Waktu dan Tempat

Fieldtrip Teknologi Konservasi Sumber Daya Lahan dilaksanakan di Ds. Gubuk Lakah,

Kecamatan Poncokusumo, Kabupaten Malang pada hari Sabtu tanggal 8 Oktober 2011.

2.2 Metode Pelaksanaan

Menyiapkan alat dan bahan

Menyiapkan alat dan bahan

LapangLapang

Pengarahan LapangPengarahan Lapang

Pembagian Tugas Lapang

Pembagian Tugas Lapang

Mengidentifikasi landscape yang akan

dijadikan contoh

Mengidentifikasi landscape yang akan

dijadikan contoh

Pengukuran kelerengan, erosivitas

dan kontur

Pengukuran kelerengan, erosivitas

dan kontur

Page 5: tksdl refrensi internet.doc

BAB III

HASIL DAN PEMBAHASAN

3.1 Hasil dan Pembahasan Data Aktual

Hasil pengindentifikasian kelas kemampuan lahan

Satuan Peta Lahan I

Faktor Pembatas Hasil pengamatan di lapangan Kelas

Tekstur tanah Agak halus: liat berpasir, lempung liat

berdebu, lempung berliat, lempung liat

berpasir

I

Lereng 80 % VIII

Drainase Tinggi (diabaikan)

Kedalaman Efektif Dalam : >90 cm I

Tingkat Erosi Ringan : jika 25% lapisan tanah atas hilang

Sedang : jika 25 – 75% lapisan tanah atas

hilang

IV

Batu/Kerikil Sedang : 3 – 15% luas area V

Bahaya banjir Tidak pernah : dalam waktu satu tahun tudak

pernah terjadi banjir untuk waktu 24 jamI

Klasifikasi kelas

kemampuan lahan +

Faktor Pembatas

Kelas kemampuan lahan VIII : faktor

pembatas

Page 6: tksdl refrensi internet.doc

Macam

Rekomendasi

Penggunaan Lahan

Dijadikan hutan lindung/ cagar alam dan

tempat rekreasi

Dari data yang diperoleh diatas dapat disimpulkan bahwa dengan kelerengan 80% (VIII)

dan dengan tekstur tanah yang liat berpasir, lempung liat berdebu, lempung berliat

sampai lempung liat berpasir dimungkinkan dapat menambah tingkat erosi yang terjadi

apabila tidak ada konservasi yang lebih lanjut. Dari data lapang yang didapat untuk

mengatasi hal tersebut mereka (petani) menggunakan tanaman sebagai penyangga dan

filter yang ditanam di aliran irigasi lahan tersebut. Disini terdapat faktor pembatas berupa

kelerengan dan tekstur tanah. Pada konservasi yang mereka gunakan mereka menanam

tanaman pembatas berupa pinus dan pisang sedangkan, untuk tanaman penyangga berupa

pisang, pinus dan bambu. Pada lahannya juga terdapat bahaya degradasi tanah walaupun

sudah dibuat terasering. Ini dibuktikan jika hujan besar datang, dengan lahan – lahan

yang dibuat datar dapat membuat dibeberapa tempat pada lahan tersebut menggenang,

selain itu air yang turun dari terasering satu ke terasering dibawahnya, juga dapat

membuat erosi akibat tidak adanya tanaman penyangga, ditambah lagi dengan tekstur

tanah yang seperti itu.

JENIS-JENIS EROSI DI LOKASI PENGAMATAN

Jenis-jenis erosi yang ditemukan

1. Erosi

Percikan

Diskripsi kondisi dan upaya pengendaliannya:

Erosi hasil dari percikan atau benturan air hujan secara langsung pada partikel

tanah dalam keadaan basah.

Kondisi : pada musim hujan dapat dilihat pada permukaan daun yang terdapat

pada partikel tanah, adanya batuan kerikil diatas lapisan tanah.

Page 7: tksdl refrensi internet.doc

Pengendalian : dilakukan penanaman tanaman penutup tanah

2. Erosi

Alur

Diskripsi kondisi dan upaya pengendaliannya:

Erosi yang diakibatkan pengikisan tanah oleh aliran air yang membentuk parita

tau saluran kecil, dimana bagian tersebut telah terjadi konsentrasi aliran air

hujan di permukaan tanah.

Pengendalian : dilakukan penanaman secara kontur dan penanaman tanaman

dalam larikan.

3. Erosi

Selokan

Diskripsi kondisi dan upaya pengendaliannya:

Erosi yang membentuk seperti selokan dengan kedalaman ± mencapai 1- 25 m

atau lebih. Erosi selokan menyerupai huruf V dan U, dimana aliran limpasan

dengan volumen besar terkonsentrasi dan mengalir ke bawah lereng terjal pada

tanah yang mudah tererosi.

Pengendalian : dilakukan penanaman penutup tanah

Dari data yang didapat, untuk erosi, kemungkinan yang terjadi dilapang berupa erosi

percikan, erosi alur dan erosi selokan. Erosi percikan terbentuk dari benturan air hujan

kepermukaan tanah. Erosi ini hanya terjadi dibeberapa titik yang mempunyai tanaman

penutup tanah yang sedikit. Tanaman apel dengan daunnya yang kecil mungkin saja

dapat membuat erosi percikan yang lebih besar, apabila tidak ada cover crop di lahan

tersebut. Dengan adanya cover crop dimungkinkan erosi percikan akan berkurang, karena

laju air hujan yang jatuh terhambat, oleh strata tajuk. Selanjutnya ada erosi alur, erosi

adalah erosi yang terjadi akibat pengikisan tanah oleh aliran air yang terbentuk

dipermukaan tanah. Erosi ini terbentuk jika terasering yang dibuat tidak searah garis

kontur, sehingga air hujan yang jatuh kepermukaan dengan cepat mengalir dan mengikis

lapisan tanah sampai menyebabkan erosi alur. Cara pengendaliannya dapat menanam

tanaman searah garis kontur dan memiliki cover crop yang memenuhi lapisan tanah

secara menyeluruh, sehingga tidak ada daerah yang terkikis oleh aliran air. Kemudian

Page 8: tksdl refrensi internet.doc

dari data yang didapat dilapang, kemungkinan juga bisa terjadi erosi selokan, dimana

erosi ini merupakan erosi yang terjadi akibat aliran limpasan dengan volume besar

terkonsentrasi dan mengalir kebawah lereng yang terjal pada tanah yang mudah tererosi.

Dilapang, ini bisa terjadi dilihat dari tidak adanya vegetasi / tanaman penyangga

terasering, sehingga dengan lereng yang curam dan tidak ada penghalang yang besar

dapat dimungkinkan air akan mengalir kebawah dengan cepat dan juga dapat membawa

pratikel tanah sehingga akibat yang terjadi adalah di bawah lereng terjadi erosi selokan

karena besarnya tekanan dan kecepatan air yang jatuh kebawah lereng, ditambahlagi

dengan tektur tanah yang terdapat debu dan pasir, dapat dengan mudah terangkut oleh

aliran air.

PENGAMATAN EROSI TEBING SUNGAI dan KEKERUHAN AIR SUNGAI

Deskripsi

kondisi tebing

sungai dan

kekeruhan air

sungai

Kondisi tebing sungai pada daerah tersebut termasuk curam, namun terdapat

tanaman penutup tanah anatara lain semak belukar, sehingga tingkat erosi

tidak terlalu tinggi dan tidak menyebabkan sedimentasi pada sungai. Air

sungai di kawasan pengamatan terlihat jernih, karena tidak terdapat

sedimentasi tanah.

Permasalahan

yang dijumpai

di lokasi

pengamatan

Permasalahan di kawasan lokasi pengamatan yaitu tingkat kelerengan yang

cukup tinggi yaitu 80% mengakibatkan erosi di lahan, antara lain erosi

percikan, erosi alur dan erosi selokan dengan tingkat yang ringan dan

sedang.

Sumber

permasalahan

Tingkat kelerengan yang cukup tinggi, jenis tanaman yang ditanam dan

pengolahan lahan yang kurang sesuai.

Dampak

permasalahan

(segala aspek :

lingkungan,

masyarakat,

- Lingkungan : terjadi degradasi lahan, karena tanaman dan jenis dan

pengolahan lahan yang kurang sesuai.

- Masyarakat : Untuk menuju ke lahan (melakukan pengoalahan),

masyarakat mengalami kesulitan karena jarak lahan dengan pemukiman

Page 9: tksdl refrensi internet.doc

kesehatan,

politik, sosial,

dsb)

yang cukup jauh dan tingkat kelerengan yang cukup tinggi.

- Kesehatan : berdasarkan sumber permasalahan, kesehatan masyarakat

tidak terpengaruh.

- Politik : melihat kondisi di pengamatan, dapat terjadi pengalihan fungsi

lahan. Contoh : lahan pertanian menjadi cagar alam/tempat rekreasi.

- Sosial : dari lahan pengamatan, petani membutuhkan tenaga pekerjaan

dalam pengelolaan lahannya, karena jika dilakukan sendiri dengan

tingkat kelerengan yang cukup tinggi membutuhkan waktu yang lama.

Dari data yang didapat dilapang tentang pengamatan erosi tebing dan kekeruhan air

sungai, diketahui lereng yang curam sebenarnya tidak boleh digunakan untuk areal

pertanian, tetapi untuk digunakan sebagai areal pertanian butuh perombakan secara besar

– besaran dan butuh pengeluaran yang lebih besar. Dari lokasi pengamatan dengan lereng

yang sekitar 80%, petani menggunakan terasering untuk lahan pertaniannya dan

menanam tanaman tahunan yang akarnya dapat tumbuh kuat. Pihak petani sudah

mengetahui dampak dari pembukaan tersebut, sehingga mereka perlu membuat

konservasi tanah dan air untuk keberlangsungan lahan budidaya. Erosi tebing didaerah ini

mungkin sedikit, karena terdapat berbagai macam tanaman tahunan maupun musiman

yang ditanam didaerah ini, untuk aliran irigasi agar tidak mengalami pengikisan tanah,

mereka menanam tanaman pisang dan pinus sebagai jangkar bagi tanah, agar tidak

mudah tererosi, selain itu terdapat tanaman penutup tanah seperti rumput – rumputan

untuk menyaring partikel tanah yang tererosi dari atas lereng. Untuk lahan pertaniannya

sendiri mereka juga menanam berbagai tanaman tahunan dan semusim ,yang ditumpang

sarikan. Terdapat berbagai tanaman sampingan berupa pisang, pinus, labu siam, dan

wortel, disela – sela tanaman utama berupa tanaman apel.

Untuk masalah kekeruhan air sungai, ketika dilapang tidak terlihat adanya aliran sungai

yang keruh, ini dimungkinkan karena dibawah lereng terdapat berbagai macam tanaman

tahunan dan musiman yang tumbuh liar, dan berbagai macam tanaman penutup lahan

Page 10: tksdl refrensi internet.doc

yang dibiarkan tumbuh, sehingga erosi yang terjadi dan membawa partikel tanah, akan

terfilter dan tidak dimungkinkan hanya air saja yang sampai kesungai, itupun mungkin air

yang sebelumnya terinfiltrasi dari dalam tanah.

3.2 Analisis Kemampuan Lahan

Kemampuan lahan adalah kemampuan suatu lahan untuk digunakan sebagai usaha

pertanian yang paling intensif termasuk penentuan tindakan pengelolaannya, tanpa menyebabkan

lahan tersebut menjadi rusak. Berdasarkan penilaian kelas kemampuan lahan pada satuan peta

lahan satu yaitu termasuk dalam kelas kemampuan lahan VIII. Hal ini sesuai dengan ciri-ciripada

kelas kemampuan lahan VIII yaitu: terletak pada lereng yang sangat curam, umumnya berbatu,

kasar dan tanahnya sangat dangkal, harus dibiarkan alami sebagai kawasan lindung. Jadi karena

masuk dalam kelas kemampuan lahan VIII dapat dikatakan bahwa lahan tersebut tidak sesuai

untuk bercocok tanam, sedapat mungkin selalu tertutup vegetasi permanen. Dalam hal ini,

seharusnya faktor pembatas lereng yang sangat curam tidak cocok untuk tanaman pertanian.

3.3 Arahan Perencanaan Konservasi

Sebaran Hutan dan Potensinya

Sebaran Kegiatan Manusia di Kawasan Hutan

Alternatif Pengelolaan

Kebijakan Pemerintah

Analisis Kemungkinan

Tumpang Tindih Penggunaan

Penentuan Tujuan Pengelolaaan

Page 11: tksdl refrensi internet.doc

Alur pikir penyusunan arahan pengelolaan kawasan konservasi

Dari data diatas, kita dapat membuat deskripsi tentang arahan perencanaan konservasi didaerah ini :

Dari data yang ada perlu adanya konservasi yang lebih lanjut mengenai masalah – masalah yang akan timbul dari kurangnya konservasi dilahan pertanian ini, seperti tidak adanya tanaman penyangga disetiap teras, yang mengurangi limpasan air yang berlebihan.

Arahan yang digunakan ditujukan semata – mata bukan untuk meningkatkan produksi tanaman utama, tetapi ditujukan untuk konservasi lahan yang dimungkinkan dapat meningkatkan pendapatan petani dari hasil lain selain tanaman utama. Dan konservasi ini ditujukan bukan hanya pada saat itu saja, tetapi secar berkelanjutan dan jangka panjang.

Perencanaan yang digunakan untuk menambah tingkat konservasi di lahan pertanian tersebut ada 2 macam :

1. Secara vegetatif

Penanaman tanaman lebih banyak di daerah irigasi ( samping lahan pertanian tersebut )Penanaman tanaman ini dimaksudkan untuk mengurangi kecepatan laju air yang

datang dan untuk menghambat dan filter partikel tanah yang terbawa limpasan

Page 12: tksdl refrensi internet.doc

permukaan. Selain itu, dengan adanya penanaman tanaman sampingan juga dapat menambah penghasilan petani di daerah tersebut.

Penanaman rumput gajah di ujung teras.Ini digunakan untuk menguatkan teras dari erosi yang mungkin terjadi, dan juga

dapat menguat kan tanah, karena umumnya tanan didaerah lahan pertanian ini berupa pasir dan debu, sehingga dapat dengan mudah tererosi. Juga sebagai penyangga air jika volume air yang mengalir dipermukaan terlalu besar. Selain itu, rumput gajah juga dapat digunakan untuk pakan ternak.

Penanaman vegetasi di saluran irigasi tengah lahanDalam konservasi ini ditambah dengan irigasi ditengah lahan untuk memenuhi

semua kebutuhan tanaman akan air. Dalam pembuatan irigasi in juga perlu dilakukan penanaman vegetasi di aliran irigasi, agar tidak terjadi erosi dan digunakan sebagi filter partikel tanah yang ikut terbawa limpasan air irigasi

Penutupan tanah secara menyeluruh dengan tanaman rumput – rumputan atau legumDalam konservasi ini perlu ada tambahan berupa tanaman penutup tanah yang

lebat, sehingga permukaan tanah dapat tertutup secara sempurna guna melindungi tanah tersebut dari energi kinetik butiran butiran hujan. Selain itu perakaran tanaman rumput dan legum yang menyebar dan lebat membuat agregat agregat tanah terdispersi ( merenggang) akibat terdesak oleh akar, sehingga kapasitas infitrasi tanah menjadi meningkat.

2. Secara mekanis

Penanaman tanaman searah konturPenempatan tanaman di punggung bukit secara horisontal dimaksudkan untuk

mengerem derasnya limpasan permukaan apabila tanah terlalu jenuh dan tidak mampu lagi meresapkan air akibat terjadinya hujan dengan intensitas tinggi dan dalam waktu yang singkat. Limpasan permukaan tersebut dalam perjalanannya berpotensi mengangkut partikel partikel tanah yang berada paling atas ( top soil )

Pembuatan guludan dan saluran pengelak Keberadaan guludan atau gundukan tanah di bagian tepi teras dimaksudkan untuk

menghentikan aliran air yang tertampung di bagian teras yang datar hasil akumulasi limpasan permukaan dari bagian tanah yang lebih tinggi.

Setelah air tertampung di bagian tersebut, air akan dialirkan melalui saluran pengelak menuju saluran terjunan, sehingga air bisa mengalir ke bagian yang paling dasar (paling rendah) tanpa menyebabkan kerusakan pada bentang lahan.

Page 13: tksdl refrensi internet.doc

pembuatan saluran irigasi kecil ditengah lahanTindakan ini didasarkan pada pemanfaatan kelebihan air presipitasi agar tidak

terbuang percuma dan menghilang dari bentang lahan. Air hujan tersebut digunakan untuk mencukupi kebutuhan air untuk tanaman yang dibudidayakan.

pemberian batu – batu kecil dan penanaman vegetasi di saluran irigasi tengah lahanBatu batuan yang ditempatkan tepat di bagian dasar grojogan atau terjunan air,

dimaksudkan untuk melindungi tanah yang berada di bagian dasar terjunan agar tidak tergerus oleh air yang menghantam dasr terjunan secara terus menerus selama hujan terus terjadi.

memiringkan sedikit areal tanamPerbedaan ketinggian permukaan di lahan yang digunakan untuk budidaya

tanaman , dimaksudkan agar air yang terakumulasi di pemukaan lahan dapat mengalir menuju saluran drainase agar tidak menyebabkan kerusakan pada tanaman budidaya.

Page 14: tksdl refrensi internet.doc

3.4 Rancangan Anggaran Biaya

Misal dalam 1 Hektar

NO Komponen Biaya Unit Harga/ unit Sub Total

Secara vegetatif

Bibit Pinus (Kg) 20 Rp50,000 Rp 1,000,000

Bibit Pisang (Unit) 50 Rp5,000 Rp 250,000

Bibit Rumput Gajah (m2) 100 Rp. 300 Rp 30,000

Lamtoro ( unit ) 20 Rp50,000 Rp 1,000,000

Sub total Rp 2,280,000

Secara mekanis

Beli batu – batu kecil 20 kg Rp. 5.000 Rp. 100.000

Tenaga kerja 4 Rp. 20,000 Rp. 80,000

Cangkul 4 Rp. 40,000 Rp. 80,000

Sekop 2 Rp. 20,000 Rp. 40,000

Sub total Rp. 300.000

TOTAL BIAYA PENGELUARAN Rp. 2,580,000

Page 15: tksdl refrensi internet.doc

BAB IV

KESIMPULAN

o Erosi yang ditemukan di lapang : erosi percikan, erosi alur, erosi selokan.

o Dari data diidentifikasi lapang didapat kelerengan 80% (kelas kemampuan lahan : VIII)

dan dengan tekstur tanah yang liat berpasir, lempung liat berdebu, lempung berliat

sampai lempung liat berpasir dimungkinkan dapat menambah tingkat erosi yang terjadi

apabila tidak ada konservasi yang lebih lanjut

o Perencanaan yang digunakan untuk menambah tingkat konservasi di lahan pertanian

tersebut ada 2 macam :

1. Secara vegetatif

Penanaman tanaman lebih banyak di daerah irigasi ( samping lahan pertanian tersebut )

Penanaman rumput gajah di ujung teras.

Penanaman vegetasi di saluran irigasi tengah lahan

Penutupan tanah secara menyeluruh dengan tanaman rumput – rumputan atau legum

2. Secara mekanis

Penanaman tanaman searah kontur

Pembuatan guludan dan saluran pengelak

pembuatan saluran irigasi kecil ditengah lahan

pemberian batu – batu kecil dan penanaman vegetasi di saluran irigasi tengah lahan

memiringkan sedikit areal tanam

Page 16: tksdl refrensi internet.doc

DAFTAR PUSTAKA

o Anonymous, 2011.http://mayong.staff.ugm.ac.id/site/. Diakses tanggal 29 November

2011

o Anonymous,

2011.http://bebasbanjir2025.wordpress.com/04-konsep-konsep-dasar/klasifikasi-

kemampuan-lahan/. Diakses tanggal 29 November 2011

o Anonymous,2011.http://www.google.co.id/urlkonservasisumberdayalahan.undip.ac.id.

Diakses tanggal 29 November 2011

o Anonymous,2011.http://www.google.co.id/urlkonservasisumberdayalahan Diakses

tanggal 29 November 2011

o Anonymous,2011.http://www.mayong.staff.ugm.ac.id/artikel_pdf/

pengelolaansumberdayalahan.pdf. Diakses tanggal 29 November 2011

o Anonymous, 2011.http://wiwingsuryani.blogspot.com/2010/12/konservasi-sumber-daya-

lahan.html. Diakses tanggal 29 November 2011

o Hadi Utomo, 1994. Erosi dan Konservasi Tanah, IKIP Malang

o Sitanala Arsyad, 2009. Konservasi Tanah dan Air, IPB Bogor.

Page 17: tksdl refrensi internet.doc

Lampiran

Data dan Perhitungan

Perhitungan Indeks Erosivitas

Menggunakan metode Utomo

Hb = 26,2575 (cm)

Rb = 10,80 + 4,15 Hb

- Januari

Rb = 6,119 (442,3)1,21x (2,08)-0,47x (5,43)0,53 = 1.042,202

Rb = 10,80+ 4,15 (44,23) = 194,354

- Februari

Rb = 6,119 (39,52)1,21x (1,81)-0,47x (5,72)0,53 = 998,021

Rb = 10,80+ 4,15 (39,52) = 174,808

- Maret

Rb = 6,119 (34,04)1,21x (1,67)-0,47x (4,45)0,53 = 757,429

Rb = 10,80+ 4,15 (34,04) = 152,066

- April

Rb = 6,119 (27,32)1,21x (1,39)-0,47x (4,48)0,53 = 635,013

Rb = 10,80+ 4,15 (27,32) = 124,178

- Mei

Rb = 6,119 (5,67)1,21x (0,74)-0,47x (2,06)0,53 = 84,397

Rb = 10,80+ 4,15 (5,67) = 34,331

- Juni

Rb = 6,119 (3,82)1,21x (0,8)-0,47x (0,98)0,53 = 34,031

Rb = 10,80+ 4,15 (3,82) = 26,653

- Juli

Rb = 6,119 (3,33)1,21x (0,14)-0,47x (1,21)0,53 = 73,120

Page 18: tksdl refrensi internet.doc

Rb = 10,80+ 4,15 (3,33) = 24,619

- Agustus

Rb = 6,119 (2,79)1,21x (0,55)-0,47x (0,64)0,53 = 22,139

Rb = 10,80+ 4,15 (2,79) = 22,378

- September

Rb = 6,119 (1,4)1,21x (0,08)-0,47x (0,31)0,53 = 15,457

Rb = 10,80+ 4,15 (1,4) = 16,61

- Oktober

Rb = 6,119 (10,55)1,21x (0,56)-0,47x (2,36)0,53 = 219,185

Rb = 10,80+ 4,15 (10,55) = 54,583

- November

Rb = 6,119 (31,7)1,21x (1,51)-0,47x (4,14)0,53 = 701,218

Rb = 10,80+ 4,15 (31,7) = 142,355

- Desember

Rb = 6,119 (38,15)1,21x (1,71)-0,47x (6,16)0,53 = 1021,547

Rb = 10,80+ 4,15 (38,15) = 169,123

PERHITUNGAN INDEKS ERODIBILITAS DENGAN RUMUS

% debu = 60%

% pasir sangat halus = 5%

% liat = 0

% bahan organik = 0,5%

Kode struktur tanah = 2

Kode permeabilitas tanah = 1

100K = 1,292 (2,1 M1,14 (10-4) (12-a) + (b-2) 3,25 + (c-3) 2,5)

100K =1,292 [(2,1 65001,14 (10-4) (12-0,5) + (2-2) 3,25 + (1-3) 2,5)]

Page 19: tksdl refrensi internet.doc

= 29,093%

K =29,093

Perbandingan hasil perhitungan erodibilitas tanah dengan rumus dan nomograf :

Dari data yang diperoleh, diketahui erodibilitas tanah dengan mendapatkan nilai 29%.

Sedangkan dari pendiskripsian nomograf didapatkan nilai 28% .

Page 20: tksdl refrensi internet.doc

PERHITUNGAN PANJANG DAN KEMIRINGAN LERENG

L = 27,5 m

S = 80%

LS =

= 0,212 (0,065+ 0,036+ 4,16 x 10 -3)

= 0,212 x 0,105

= 0,022

HASIL PERHITUNGAN FAKTOR TANAMAN (C) DAN PENGELOLAAN (P)

C = 0,005 – 0,05

P = 0,90

Penjelasan:

Berdasarkan hasil pengamatan di lapang, terdapat tanaman rumput gajah pada beberapa titik

sehingga C = 0,005- 0,05. Berdasarkan pada nilai kemiringan 80%, maka nilai P= 0,90. Jika nilai

C dan P dikaitkan (misal 0,05 x0,90 = 0,045). Maka pengelolaan yang sesuai yaitu dibuat teras

(pertanian dengan pencagaran tanah).

Deskripsi Lokasi Pengamatan Pengamatan dilakukan dilakukan di Ds. Gubuk

Lakah, Kecamatan Poncokusumo, Kabupaten

Malang. Pada daerah ini sebagian besar di tanami

oleh tanaman utama seperti apel, untuk tanaman

LS =L

22(0,065 + 0,045 S + 0,0065

S2)1

22[0,065 + 0,045 x 80% + 0,0065 x (80/100)2]

Page 21: tksdl refrensi internet.doc

sampingannya adalah tanaman tomat, cabai,

pisang, wortel, cemara dan kopi.

Nilai Edp Lokasi Pengamatan

Kedalaman tanah (pengukuran)

Sub ordo

Faktor Kedalaman

Kedalaman ekivalen

Kelestarian tanah

Edp

86 (perkiraan) mm

Andept

0,95 (perkiraan)

Kedalam tanah (pengukuran) x faktor kedalaman

= 86 x 0,95

= 81,7

400 tahun

81,7/400

0,20 (mm/th)

PERHITUNGAN BESARNYA EROSI

Nilai Edp = 0,20 mm/tahun

R = 466,98

K = 29,093

L = 27,5 m

S = 80%

C = 0,05

P = 0,90

Kedalaman tanah ekivalen

Kelestarian tanah

Page 22: tksdl refrensi internet.doc

A = R x K x L x S x C x P = 0,20 x 466,98 x 29,093 x 27,5 x 80% x 0,05 x 0,90

= 2689,99(ton/ha)

Perbandingan besarnya nilai erosi

(perhitungan) dengan kemiringan lereng

Perbandingan besarnya nilai erosi

(perhitungan) dengan panjang lereng

Perbandingan besarnya nilai erosi

(perhitungan) dengan Edp

Kelas bahaya erosi

Klasifikasi tingkat bahaya erosi

Usaha penurunan bahaya erosi

Page 23: tksdl refrensi internet.doc

Foto

Erosi Alur Erosi Percikan

Page 24: tksdl refrensi internet.doc

Erosi Selokan