konstruksi jembatan indonesia data refrensi

10
Konstruksi Jembatan Indonesia http://www.jembatanindonesia.com/pos-perencanaan.htm 1 of 10 6/23/08 3:28 PM Home TanyaJawab/Masukan Pengalaman Kontak Kami (email) Sistem Manajemen Mutu Pengantar Mutu Perencanaan Mutu Pelaksanaan Mutu Pengawasan Kepmen 362: SMM Dept. PU Sistem Manajemen K3 Kumpulan Makalah Perencanaan Teknis Jembatan PelaksanaanJembatan Pengawasan Jembatan KONSTRUKSI JEMBATAN INDONES Untuk Mencapai Mutu Konstruksi dan Solusi Terhadap Problem "Cable Stayed 192+434+192 meter of 5400 meter - Suramadu - East Ja

Upload: dopak

Post on 08-Aug-2015

255 views

Category:

Documents


27 download

DESCRIPTION

KonstruksiJembatan

TRANSCRIPT

Page 1: Konstruksi Jembatan Indonesia  Data Refrensi

Konstruksi Jembatan Indonesia http://www.jembatanindonesia.com/pos-perencanaan.htm

1 of 10 6/23/08 3:28 PM

Home

TanyaJawab/MasukanPengalaman

Kontak Kami (email)

Sistem Manajemen Mutu

Pengantar

Mutu Perencanaan

Mutu Pelaksanaan

Mutu Pengawasan

Kepmen 362: SMMDept. PU

Sistem Manajemen K3

Kumpulan Makalah

Perencanaan Teknis Jembatan

PelaksanaanJembatan

Pengawasan Jembatan

KONSTRUKSI JEMBATAN INDONESIA

Untuk Mencapai Mutu Konstruksi dan Solusi Terhadap Problem Jembatan

"Cable Stayed 192+434+192 meter of 5400 meter - Suramadu - East Java"

Page 2: Konstruksi Jembatan Indonesia  Data Refrensi

Konstruksi Jembatan Indonesia http://www.jembatanindonesia.com/pos-perencanaan.htm

2 of 10 6/23/08 3:28 PM

Pengawasan Jembatan

Jaminan Mutu

Link

Website Dept. PU

Website Suramadu

Berita Jembatan

SISTEM MANAJ EMEN MUTU

"MUTU PERENCANAAN TEK NIS J EMBATAN"

PROSEDUR OPERASIONAL STANDARPERENCANAAN TEKNIS JEMBATAN

I. Maksud

Dokumen ini dimaksudkan sebagai pedoman teknis agar pelaksanaan pekerjaan perencanaanstruktur jembatan dapat terlaksana dengan baik dan sesuai dengan standar persyaratan teknis.

II. TujuanTujuannya adalah dengan adanya pedoman ini dapat tersedia Detail Engineering Design (DED)bermutu sehingga dapat menunjang pembangunan jembatan, dapat berjalan dengan baik dansesuai ketentuan dan peraturan yang berlaku,

III. Ruang Lingkup

Ruang lingkup yang akan dijelaskan dalam dokumen ini meliputi:a. Ketentuan umum dan teknis perencanaan teknis jembatan.b. Tahapan perencanaan teknis jembatan

a. Perencanaan struktur atasb. Perencanaan struktur bawah dan pondasic. Perencanaan bangunan pelengkap

IV. Pihak Terkait/Terlibat

1. Pemberi Tugas2. Penyedia Jasa : a. Ketua Tim

b. Ahli Teknik Jalan Rayac. Ahli Struktur/Teknik Jembatand. Ahli Geodesie. Ahli Geoteknikf. Ahli Hidrologig. Ahli Struktur Beton dan Ahli Struktur Bajah. Ahli Pondasii. Ahli Kuantiti dan Anggaran Biayaj. Ahli Spesifikasi Teknik

Page 3: Konstruksi Jembatan Indonesia  Data Refrensi

Konstruksi Jembatan Indonesia http://www.jembatanindonesia.com/pos-perencanaan.htm

3 of 10 6/23/08 3:28 PM

V. Prinsip Perencanaan Teknis Jembatan

1. Perencana harus berpengalaman dan kompeten dibidang perencanaan jembatan, dibuktikandengan sertifikasi keahlian yang diterbitkan oleh organisasi atau lembaga yang berwenangdan terakreditasi.

2. Perencana harus bertanggungjawab penuh pada hasil perencanaannya, termasuk apabilamenggunakan produk standar suatu komponen struktur jembatan yang dibuat pihak lain,kecuali bila dapat menunjukan sertifikat kelayakan yang diterbitkan oleh lembaga yangberwenang di bidang jembatan untuk komponen tersebut. Pertanggungjawaban harusdinyatakan dengan cara menandatangani setiap lembar gambar rencana dan setiap dokumenpelaporan perhitungan atau analisis yang mendukungnya.

3. Hasil perencanaan dan perhitungan harus disetujui dan disahkan oleh instansi yangberwenang, seperti Departemen Pekerjaan Umum atau Dinas Pekerjaan Umum di daerah.Bila perlu dapat dimintakan untuk diteliti banding atau diverifikasi oleh pihak ketiga yangindependen, sebelum dilakukan persetujuan dan pengesahan oleh instansi yangberkompeten.

4. Perencana harus mengikuti ketentuan-ketentuan yang ditetapkan dalam kriteria perencanaan.5. Perencanaan harus memperhatikan rencana tata guna lahan di lokasi rencana jembatan,

beserta kendala alinyemen dan kendala lintasan di bawahnya, agar didapat suatu hasilrancangan geometrik, bentuk dan cara pelaksanaan konstruksi yang optimal.

6. Perencanaan harus berdasarkan hasil survey dan penyelidikan, yang memberikan informasiyang jelas dan akurat mengenai kondisi lapangan di lokasi rencana jembatan, dan kondisiteknis lainnya yang mendasari kriteria perencanaan.

7. Perencanaan harus memperhatikan ketersedian material dan peralatan di sekitar lokasijembatan agar diperoleh rancangan jembatan yang praktis dan ekonomis

VI. Pokok-Pokok Perencanaan

Perencanaan jembatan dapat dilakukan menggunakan dua pendekatan dasar untuk menjaminkeamanan struktural yang diizinkan, yaitu Rencana Tegangan Kerja (WSD) dan RencanaKeadaan Batas (Limit State). Struktur jembatan yang berfungsi paling tepat untuk suatu lokasitertentu adalah yang paling baik memenuhi pokok-pokok perencanaan berikut ini :1. Kekuatan dan stabilitas struktur2. Kenyamanan bagi pengguna jembatan3. Ekonomis4. Keawetan dan kelayakan jangka panjang5. Kemudahan pemeliharaan6. Estetika7. Dampak lingkungan pada tingkat yang wajar dan cenderung minimalUntuk memenuhi pokok-pokok perencanaan tersebut, persyaratan dalam perencanaan harusdipenuhi sesuai dengan ketentuan Peraturan perencanaan Jembatan BMS ’92 sebagai berikut:1. Persyaratan umum perencanaan2. Persyaratan Analisa Struktur

Page 4: Konstruksi Jembatan Indonesia  Data Refrensi

Konstruksi Jembatan Indonesia http://www.jembatanindonesia.com/pos-perencanaan.htm

4 of 10 6/23/08 3:28 PM

3. Persyaratan Perencanaan Pondasi4. Persyaratan Perencanaan Elemen Struktur JembatanAgar tingkat standar kualitas perencanaan tertentu sesuai persyaratan dapat dicapai, makapanduan atau Manual Perencanaan Jembatan (Bridge Design Manual) BMS ’92 harus menjadipegangan dalam menetapkan:1. Metodologi Perencanaan2. Pemilihan dan Perencanaan Struktur Jembatan3. Perencanaan Elemen Struktur Jembatan4. Perencanaan Fondasi, Dinding Penahan Tanah dan Slope Protection5. Dan lain sebagainya

VII. Kriteria Perencanaan

1. Peraturan-peraturan yang dipergunakan2. Mutu material yang dipergunakan3. Metode dan asumsi pada perhitungan4. Metode dan asumsi dalam penentuan pemilihan type struktur atas, struktur bawah dan

pondasi.5. Metode pengumpulan data lapangan6. Program komputer yang dipergunakan dan validasi kehandalan yang dinyatakan dalam

bentuk bench mark terhadap contoh studi.7. Metode pengujian pondasi

VIII. Peraturan yang digunakan

1. Perencanaan struktur jembatan harus mengacu kepada :a. Peraturan Perencanaan Jembatan (Bridge Design Code) BMS ’92b. Manual Perencanaan Jembatan (Bridge Design Manual) BMS ’92c. atau peraturan lain yang relevan dan disetujui oleh pemberi tugas, antara lain:

1). Standar Perencanaan Ketahanan Gempa untuk Jembatan, SNI (Earthquake Resistance of Bridges)

2). Tata Cara Perencanaan Ketahanan Gempa untuk Jembatan Jalan Raya (SK.SNIT-14-1990-0.3).

3). Pembebanan untuk Jembatan RSNI 4.4). Peraturan Struktur Beton untuk Jembatan, RSNI.5). Perencanaan Struktur Baja untuk Jembatan, ASNJ4.

2. Perencanaan jalan pendekat dan oprit harus mengacu kepada :a. Standar perencanaan jalan pendekat jembatan (Pd T-11-2003)b. Tata Cara Perencanaan Geometrik Jalan Antar Kota, No.038/T/BM/1997.c. Petunjuk Perencanaan Tebal Perkerasan Lentur Jalan Raya dengan Metoda Analisa

Komponen SNI 1732-1989-F.3. Untuk perhitungan atau analisa harga satuan pekerjaan mengikuti ketentuan :

a. Panduan Analisa Harga Satuan, No. 028/T/Bm/1995, Direktorat Jenderal Bina Marga,

Page 5: Konstruksi Jembatan Indonesia  Data Refrensi

Konstruksi Jembatan Indonesia http://www.jembatanindonesia.com/pos-perencanaan.htm

5 of 10 6/23/08 3:28 PM

Departemen Pekerjaan Umum. IX. Pembebanan jembatan

Beban-beban harus direncanakan berdasarkan aturan-aturan yang ada dalamPerencanaan Jembatan (Bridge Design Code) BMS ’92, dan harus merupakan kombinasi dari :1. Beban berat sendiri2. Beban mati tambahan3. Beban hidup4. Beban sementara5. Beban-beban sekunder

X. Analisa Struktur

1. Perencanaan struktur jembatan harus didasarkan pada Peraturan Perencanaan Jembatan(Bridge Design Code) BMS ’92. Prinsip-prinsip dasar untuk perencanaan struktur jembatanadalah Limit States atau Rencana Keadaan Batas.

2. Analisis mencakup idelisasi struktur dan pondasi pada aksi beban rencana sebagai suatumodel numerik. Dari model tersebut gaya dalam dan deformasi serta stabilitas keseluruhanstruktur dapat dihitung. Pendekatan analisis dapat menggunakan paket komersil yang mana terlebih dahulu dilakukan validasi dengan menggunakan contoh-contohyang diketahui (dapat menggunakan contoh dari text book) dan dilakukan pengecekan secaramanual untuk menyakinkan keakuratan hasil analisis.

3. Untuk analisis struktur jembatan dapat dilakukan dengan pendekatan: (1) Linear Elastik, (2)Linear Dinamik, (3) Non-linear elastic, (4) Response Spectrum, (5) Time History Analisys(6) pendekatan Plastisitas. Penggunaan pendekatan analisis plastis harus mendapatpersetujuan dari pemberi tugas. Khusus untuk jembatan bersifat fleksibel seperti jembatangantung pejalan kaki, analisis terhadap aeroelastik perlu dilakukan.

4. Penentuan kapasitas penampang dari elemen struktur jembatan dapat menggunakan paketsoftware komersil yang memiliki kemampuan pengecekan terhadap parameter design sesuaidengan peraturan perencanaan Jembatan (Bridge Design Code) BMS ’92. Penggunaan paketsoftware dengan standard selain Perturan Perencanaan Jembatan (BMS ’92 harus mendapat persetujuan dari pemberi tugas.

XI. Tahapan Perencanaan Teknis JembatanA. Pengumpulan dan Analisa Data Lapangan

1. Survey pendahuluan (mengacu kepada POS Survey Pendahuluan2. Survey lalu lintas (mengacu kepada POS Survey Lalu Lintas)3. Pengukuran Geodesi (mengacu kepada POS Survey Geodesi)4. Penyelidikan geoteknik/geologi (mengacu kepada POS Survey Geoteknik)5. Survey hidrologi (mengacu kepada POS Survey Hidrologi)

B. Perencanaan Geometri dan alinyemen jembatan1. Kendala alinyemen horisontal dan vertikal2. Kendala geoteknik

Page 6: Konstruksi Jembatan Indonesia  Data Refrensi

Konstruksi Jembatan Indonesia http://www.jembatanindonesia.com/pos-perencanaan.htm

6 of 10 6/23/08 3:28 PM

3. Profil topografi4. Kendala lintasan di bawah atau sungai/laut5. Tinggi permukaan air laut6. Kebutuhan tinggi bebas vertikal

C. Penentuan bentang dan lebar jembatan1. Profil topografi2. Kendala banjir tertinggi 50 tahun terakhir3. Teknolgi konstruksi (kemudahan dalam pelaksanaan)4. Faktor ekonomis5. Kebutuhan lalu lintas berdasarkan hasil survey lalu lintas6. Prediksi lalu lintas masa depan7. Kemungkinan dan kemudahan pelebaran jembatan pada masa yang akan datang

D. Pemilihan bentuk struktur jembatan

1. Kendala geometri2. Kendala material dan ketersediannya.3. Kecepatan pelaksanaan4. Kesulitan perencanaan dan pelaksanaan5. Pemeliharaan jembatan6. Biaya konstruksi

E. Perencanaan struktur atas jembatanPerencanaan struktur atas jembatan harus direncanakan sesuai dengan aturan-aturan yangditentukan dalam Peraturan Perencanaan Jembatan (Bridge Design Codeperaturan lain yang relevan yang disetujui oleh pemberi tugas. Prinsip-prinsip dasar untukperencanaan struktur jembatan adalah Limit States atau Rencana Keadaan Batas, denganmemperhatikan beberapa faktor berikut ini:1. Pembebanan pada struktur atas jembatan harus dihitung berdasarkan kombinasi dari

semua jenis beban yang secara fisik akan bekerja pada komponen struktur jembatan.2. Kekuatan struktur atas jembatan harus direncanakan berdasarkan analisis struktur dan

cara perhitungan gaya-gaya dalam yang ditetapkan di dalam standar/peraturan yangdisebut diatas dan khususnya berhubungan dengan material yang dipilih.

3. Deformabiliti, lawan lendut dan lendutan dari struktur atas jembatan harus dihitung dengancermat, baik untuk jangka pendek maupun jangka panjang agar tidak melampaui nilai batasyang diizinkan oleh standar/peraturan yang digunakan.

4. Umur layan jembatan harus direncanakan berdasakan perilaku jangka panjang materialdan kondisi lingkugan di lokasi jembatan yang diaplikasikan pada rencana komponenstruktur jembatan khususnya selimut beton, permeabilitas beton, atau tebal elemen baja,terhadap resiko korosi ataupun potensi degradasi meterial.

Page 7: Konstruksi Jembatan Indonesia  Data Refrensi

Konstruksi Jembatan Indonesia http://www.jembatanindonesia.com/pos-perencanaan.htm

7 of 10 6/23/08 3:28 PM

F. Perencanaan struktur bawah jembatanStruktur bangunan bawah harus direncanakan secara benar terhadap aspek kekuatandukung dan stabilitas, sebagai akibat beban struktur atas dan tekanan tanah vertikal ataupunhorisontal dan harus mengikuti aturan-aturan yang ditentukan dalam Peraturan PerencanaanJembatan (Bridge Design Code) BMS ’92, faktor-faktor yang perlu diperhatikan adalah:1. Struktur bawah jembatan harus direncanakan untuk menanggung beban struktur atas

melalui komponen tumpuan, yang sudah merupakan kombinasi terbesar dari semua bebanstruktur atas, beserta beban-beban yang bekerja pada struktur bawah yaitu : tekanantanah lateral, gaya-gaya akibat aliran air, tekanan air, gerusan, tumbukan sertabeban-beban sementara lainnya yang dapat bekerja pada komponen struktur bawah.

2. Kekuatan struktur bawah harus ditentukan berdasarkan analisis struktur dan caraperencanaan kekuatan yang ditetapkan di dalam peraturan yang berhubungan denganmaterial yang digunakan.

3. Perletakan jembatan harus direncanakan berdasarkan asumsi yang diambil di dalammodelisasi struktur dengan memperhatikan kekuatan dan kemampuan deformasikomponen perletakan seperti karet elastomer yang mengacu kepada SNI 03-4816-1998“Spesifikasi bantalan karet untuk perletakan jembatan”

4. Deformasi yang potensial terjadi khususnya penurunan harus diperhatikan di dalamperencanaan struktur bawah. Penurunan harus diantisipasi dan dihitung dengan caraanalisis yang benar berdasarkan data geoteknik yang akurat, untuk mana pengaruh daripotensial penurunan diferensial dari struktur bawah, bila ada harus diperhitungkan dalamperencanaan struktur atas.

5. Jika gerusan dapat mengakibatkan terkikisnya sebagian tanah timbunan di atas atau disamping suatu bagian struktur bawah jembatan maka pengaruh stabilitas dari massa tanahharus diperhitungkan secara teliti.

6. Umur layan rencana struktur bawah harus direncanakan berdasarkan perilaku jangkapanjang material dan kondisi lingkungan khususnya bila berada di bawah air yangdiaplikasikan pada rancangan komponen struktur bawah khususnya selimut beton,permeabiitas beton atau tebal elemen baja terhadap resiko korosi ataupun potensidegradasi material.

G. Perencanaan pondasi jembatan

Struktur bangunan bawah harus direncanakan secara benar terhadap aspek kekuatandukung dan stabilitas, sebagai akibat beban struktur atas dan beban struktur atas dan harusmengikuti aturan-aturan yang ditentukan dalam Peraturan Perencanaan Jembatan (BridgeDesign Code) BMS ’92, faktor-faktor yang perlu diperhatikan adalah:1. Analisis dapat dilakukan terpisah atau terintegrasi dengan analisis struktur jembatan.

Penggunaan paket software komersil, harus dilakukan validasi terlebih dahulu denganmenggunakan contoh dari text book dan dicek secara manual untuk mendapatkankeyakinan.

2. Pondasi jembatan pada umumnya dapat dipilih dari jenis:a. Pondasi dangkal/pondasi telapak

Page 8: Konstruksi Jembatan Indonesia  Data Refrensi

Konstruksi Jembatan Indonesia http://www.jembatanindonesia.com/pos-perencanaan.htm

8 of 10 6/23/08 3:28 PM

b. Pondasi caissonc. Pondasi tiang pancang (jenis end bearing atau friction)d. Pondasi Tiang Bore. Pondasi jenis lain yang dianggap sesuai.

3. Penentuan jenis dan kedalaman pondasi dilakukan berdasarkan kondisi lapisan tanah dankebutuhan daya dukung untuk struktur bawah serta batasan penurunan pondasi. Secaraumum kondisi dan kendala lapangan yang harus dipertimbangkan adalah:a. Pembebanan dari struktur jembatanb. Daya dukung pondasi yang dibutuhkanc. Daya dukung dan sifat kompresibelitas tanah atau batuand. Penurunan yang diizinkan dari struktur atas/bwah jembatane. Tersedianya alat berat dan material pondasif. Stabilitas tanah yang mendukung pondasig. Kedalaman permukaan air tanahh. Perilaku aliran air tanahi. Perilaku aliran air sungai serta potensi gerusan dan sedimentasij. Potensi penggalian atau pengerukan di kemudian hari yang berdekatan dengan pondasi

4. Khususnya untuk penggunaan pondasi tiang penentuan jenis dan panjang tiang harusdilakukan berdasarkan kondisi lapangan di lokasi rencana jembatan khususnya kondisiplanimetri serta berdasarkan atas evaluasi yang cermat dari berbagai informasikarakteristik tanah yang tersedia, perhitungan kapasitas statik vertikal dan lateral, dan/atauberdasarkan riiwayat/pengalaman sebelumnya.

H. Perencanaan jalan pendekat

1. Perencanaan jalan pendekat jembatan termasuk komponen plat injak harusmemperhatikan kesinambungan ukuran dan ketinggian jembatan. Apabila jalan pendekatdibuat dari tanah urugan maka harus diperhatikan potensi penurunan jangka panjang darilapisan tanah pendukung/atau urugan tanah yang menjadi tumpuan perkerasan jalanpendekat.

2. Potensi penurunan tanah harus dihitung secara cermat berdasarkan hasil penyelidikantanah.

3. Perencanaan jalan pendekat harus mengacu kepada ketentuan yang telah dijelaskanbagian VIII.2.

I. Perencanaan Bangunan Pelengkap dan Pengaman

1. Perencanaan komponen bangunan pelengkap dan pengaman dalam pekerjaanperencanaan jembatan harus mengikuti aturan-aturan yang ditentukan di dalam acuan :a. Undang-undang RI No.14 tahun 1992 tentang Lalu Lintas dan Angkutan Jalanb. Pedoman marka jalan, Pd T-12-2004-B

2. Perencanaan komponen pelengkap dan pengaman jembatan meliputi :a. Rambu dan marka pada jembatan

Page 9: Konstruksi Jembatan Indonesia  Data Refrensi

Konstruksi Jembatan Indonesia http://www.jembatanindonesia.com/pos-perencanaan.htm

9 of 10 6/23/08 3:28 PM

b. Pagar pengaman jembatanc. Lampu penerangan pada jembatand. Struktur pengaman pada pilar jembatan terutama untuk menghindar tumbukan langsung

dengan pilar jembatan (seperti fender pengaman atau sejenisnya)

J. PenggambaranGambar rencana harus ditampilkan dalam format yang sesuai dengan petunjuk dari penggunajasa dan/atau instansi yang berkompeten untuk pengesahan dokumen perencanaan. Gambarrencana harus ditampilkan dalam format A3 untuk dokumen lelang dan Format A1 untukkeperluan kegiatan pelaksanaan konstruksi di lapangan. Gambar rencana harus terdiri dariurutan sebagai berikut :1. Sampul luar dan sampul dalam2. Daftar isi3. Peta lokasi jembatan yang dilengkapi dengan peta jaringan jalan eksisiting dan petunjuk

arah utara mata angin4. Daftar simbol (legenda) dan singkatan5. Daftar rangkuman volume pekerjaan6. Potongan memanjang, potongan melintang dan denah jembatan dengan skala 1:1007. Gambar detail dengan skala 1:20, yang mencakup pelat lantai kendaraan, struktur atas,

struktur bawah dan pondasi jembatan.8. Gambar standar.

K. Spesifikasi Teknik

Penyusunan spesifikasi teknik harus mengacu kepada gambar rencana dan harusmemperhatikan semua aspek pelaksanaan konstruksi serta dapat menjelaskan secara rincimetode dan urutan pelaksanaan termasuk jenis dan mutu material yang digunakan

L. Volume Pekerjaan dan Rencana Anggaran BiayaPenyusunan jenis item pekerjaan harus sesuai dengan spesifikasi yang digunakan,perhitungan volume pekerjaan harus dilakukan secara rinci berdasarkan daftar itempekerjaan yang dibuat sesuai dengan gambar rencana dan tabel perhitungan harusmencakup semua jenis pekerjaan.

M. Pelaporan dan Penyiapan Dokumen Lelang

1. Dokumen LelangBab I : Instruksi Kepada Peserta Lelang.Bab II : Bentuk Penawaran, Informasi Kualifikasi dan PerjanjianBab III : Syarat-syarat Kontrak.Bab IV : Data KontrakBab V : SpesifikasiBab VI : Gambar - gambar.Bab VII : Daftar Kuantitas.

Page 10: Konstruksi Jembatan Indonesia  Data Refrensi

Konstruksi Jembatan Indonesia http://www.jembatanindonesia.com/pos-perencanaan.htm

10 of 10 6/23/08 3:28 PM

Bab VIII : Bentuk-Bentuk Jaminan 2. Pelaporan

Laporan-laporan yang harus dibuat untuk pekerjaan perencanaan teknis jembatan adalahsebagai berikut:a. Laporan Bulananb. Laporan Antara, antara lain berisi :

1). Laporan Survai Pendahuluan2). Laporan Survey Topografi3). Laporan Survey Geoteknik4). Laporan Survey Hidrologi5). Laporan Survey Lingkungan

c. Laporan Draft Awald. Laporan Akhir, termasuk di dalamnya seluruh hasil perhitungan, kriteria desain yang

diambil dan dokumen lelang.

--------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------

S e l e s a i Download POS Perencanaan

Kembalike MUTU PERENCANAAN

Anda Pengunjung ke:

All Right Reserved (C) Copyright 2007Subdit Teknik Jembatan - Direktorat Bina Teknik - Direktorat Jemderal Bina

MagraJl. Pattimura No. 20 - Gd. Bina Marga Lt.6 - Kebayoran Baru - Jakarta - Indonesia

12110Telp. (62-21)726.8995 Fax. (62-21)739.6421email :[email protected]