tugas besar konstruksi kayu jembatan

35
Perencanaan Jembatan Kayu BAB I PERANCANGAN STRUKTUR Perancangan struktur didasarkan atas panjang bentang ekonomis dengan dengan tidak mengabaikan estetika keindahan dari jembatan itu sendiri ( Arsitektural ). Dalam melakukan perancangan struktur jembatan rangka batang tentunya harus memenuhi persamaan keseimbangan, sehingga struktur rangka batang tersebut menjadi statis tertentu dan dapat diselesaikan dengan persamaan keseimbangan. Dalam hal perancangan struktur jembatan rangka batang 2 dimensi agar struktur tersebut dikatakan struktur statis tertentu maka harus memenuhi persamaan 2TB=RE+BT, dimana TB adalah jumlah titik buhul dan RE adalah jumlah reaksi perletakkan, BT adalah jumlah batang keseluruhan. Gambar di bawah ini merupakan model struktur jembatan kayu yang kami rencanakan : Kontrol : Jumlah batang vertikal = 7 batang Jumlah batang horizontal = 8 batang Jumlah batang diagonal = 10 batang + Total batang = 25 batang (m) 1

Upload: alexandertristan

Post on 06-Aug-2015

531 views

Category:

Documents


61 download

DESCRIPTION

good

TRANSCRIPT

Perencanaan Jembatan Kayu

BAB I

PERANCANGAN STRUKTUR

Perancangan struktur didasarkan atas panjang bentang ekonomis dengan dengan tidak mengabaikan estetika keindahan dari jembatan itu sendiri ( Arsitektural ). Dalam melakukan perancangan struktur jembatan rangka batang tentunya harus memenuhi persamaan keseimbangan, sehingga struktur rangka batang tersebut menjadi statis tertentu dan dapat diselesaikan dengan persamaan keseimbangan. Dalam hal perancangan struktur jembatan rangka batang 2 dimensi agar struktur tersebut dikatakan struktur statis tertentu maka harus memenuhi persamaan 2TB=RE+BT, dimana TB adalah jumlah titik buhul dan RE adalah jumlah reaksi perletakkan, BT adalah jumlah batang keseluruhan. Gambar di bawah ini merupakan model struktur jembatan kayu yang kami rencanakan :

Kontrol :

Jumlah batang vertikal = 7 batang

Jumlah batang horizontal = 8 batang

Jumlah batang diagonal = 10 batang +

Total batang = 25 batang (m)

Jumlah titik simpul = 14 titik

2TB = RE + BT

2. 14 = 3 + 25

28 = 28 ….....(OK)

1

Perencanaan Jembatan Kayu

BAB II

PEMBEBANAN

Jembatan kayu ini direncanakan untuk pejalan kaki ( pedestrian ) sehingga beban – beban yang bekerja didapat dari volume batang ditambah beban hidup dan bekerja pada tiap titik simpul di bawah lantai jembatan dengan mengabaikan berat struktur jembatan itu sendiri. Berikut gambar rencana pembebanan yang bekerja :

PERENCANAAN DIMENSI

Jembatan direncanakan dengan spesifikasi sebagai berikut :

1. Menggunakan Kayu Jati Kelas II mutu A (PKKI 1961 Lampiran I ) BJ = 0,8 gr/cm3 (PKKI 1961 Lampiran I ) Elastisitas = 100.000 kg/cm2 ( PKKI 1961 Daftar I ) Tegangan yang diperkenankan ( PKKI 1961 Daftar II )

σ lt = 130 kg/cm2

σ tkII = σ trII = 110 kg/cm2

σ tkIL = 30 kg/cm2

τ II = 15 kg/cm2

2. Direncanakan menahan beban tetap dan tidak tetap

Faktor reduksi ( ) = 5/4 ( PKKI Pasal 6 ayat 1b )3. Jenis struktur rangka batang tak terlindungi

Faktor reduksi ( β ) = 5/6 ( PKKI Pasal 6 ayat 2b )

σ tr izin= 150 . BJ . δ . β

2

Perencanaan Jembatan Kayu

= 150. 0,8. 5/6. 5/4

= 125 kg/cm2

Ukuran Kayu Asumsi menggunakan Kayu Kaso 5/7

I = 1/12 b h3 = 1/12 . 5. 73= 142,91 cm4

W= 1/6 b h2= 1/6 . 5. 72 = 40,83 cm3

Beban Sendiri

AE=EF=JM=MB=111,80 cm

EG=GI=IK=KM=103,08 cm

FI=IJ=141,42 cm

Batang Vertikal

- AC,DE,LM,BN = 4 (5X7X50) = 7000 cm3

- FG,JK = 2 (5x7x75) = 5250 cm3

- HI = (5x7x100)= 3500 cm3

Batang Diagonal

- AE,EF,JM,BM = 4 (5x7x111,80)= 15652 cm3

- FI,IJ = 2 (5x7x141,42)= 9899,4 cm3

- EG,GI,IK.KM = 4 (5x7x103,08)=14431,2 cm3

Batang Horizontal

- AD,…,LB,CE,MN= 8 (5x7x100)= 28000 cm3

Total Volume Batang = 83.732,6 cm3

P total = Volume x BJ = 83.732,6 x 0,8 = 66.986,08 gr = 66,986 Kg

P= Ptot/Jumlah P = 66,986 Kg/6 = 11,16 Kg

Pa=P/2= 5,58 Kg

3

Perencanaan Jembatan Kayu

RCV=RNV=1/2 x (Ptotal) = 33,493 Kg

Cek kekuatan

M max= Rcv. 3 – Pa.3 – P1.2 – P2.1 = 33,5.3 – 5,58.3 – 11,16.2 – 11,16.1

= 50,259 Kg M

σ = M/W = 5025,9 Kg Cm/ 40,83 = 123,09 Kg/cm2

Lebih kecil daripada tegangan izinnya (OK)

BAB III

ANALISA STRUKTUR

4

Perencanaan Jembatan Kayu

A. MENCARI REAKSI PERLETAKAN

P1=P2=P3=P4=P5=11,16 kg

PA=PB= 5,58 kg

Rcv=Rnv= 33,5 kg

B. MENCARI GAYA BATANG

Metoda yang digunakan dalam penghitungan gaya – gaya batang adalah dengan menggunakan metoda pembagian ( Metoda Ritter )

GAMBAR POTONGAN PERHITUNGAN GAYA BATANG

5

∑MD= 0

RCv . (1) – S4. (0.5) + S1 . (1) = 0

33,5.(1)- 0.5S4 + (-33,5) . (1) = 0 -0.5S4= 0

S4= 0

∑ME= 0

RCv . (1) + S1 . (1) = 0

33,5.(1) +S1 = 0 S1= -33,5 kg (tekan)

POT. I – I

Perencanaan Jembatan Kayu

6

∑MD= 0

RCv . (1) – S3y . (1) – pA . (1) – S4 . (0,5) = 0

33,5 . (1) – S3 sin 26,57 – (5,58). (1) - 0 . (0,5) = 0 - S3 sin 26,57 + 27,92 = 0

S3 sin 26,57 = 27,92 S3= 62,4 kg (tarik)

∑Mc= 0

RCv . (1) + S2. (0,5) – pA . (1) = 0

33,5 . (1) + 0,5S2 – (5,58). (1) = 0 0,5S2 + 27,92 = 0

0,5S2= -27,92 S2= -55,84 kg (tekan)

∑ME= 0

RCv . (1) – pA. (1) + S 6 . (0,5) = 0 33,5 . (1) - 5,58 . (1) + 0,5S6 = 0

33,5 – 5,58 + 0,5S6 = 0 27,92 + 0,5S6= 0

S6= -55,84 kg (tekan)

POT. II – II

POT. III – III

Perencanaan Jembatan Kayu

7

∑MA= 0

P1 . (1) + S5. (1) – S4 . (0,5) = 0 11,16 . (1) + S5+ 0 . 0,5 = 0

11,16 + S5= 0 S5= -11,16 kg (tekan)

POT. V – V

∑MF= 0

RCv . (2) – pA. (2) – p1 . (1) – S8y. (1) – S8x. (0,5) = 0 33,5 . (2) – 5,58.(2) – 11,16 .(1) – S8sin14,04.(1) – S8cos14,04 . (0,5) = 0

67 – 11,16 – 11,16 – 0.24 S8 – 0,97S8. (0,5) = 0 44,68 – 0,725S8= 0

S8= 61,62 kg (tarik)

∑MG= 0

RCv . (2) – pA. (2) – p1 . (1) + S6 . (0,75) + S7y.(1)+S7x.(0,25) = 0 33,5 . (2) – 5,58.(2) – 11,16.(1) – 55,84.(0,75) + S7sin26,57. (1) + S7cos26,57 .(0,25) = 0

67–11,16 – 11,16 – 41,88 + 0.45 S7 + 0,89S7. (0,25) = 0 2,8 + 0,6735S7= 0

S7= -4,16 kg (tekan)

POT. IV – IV

Perencanaan Jembatan Kayu

8

∑MF= 0

RCv . (2) – pA. (2) – p1 . (1) – S12x. (0,75) = 0 33,5 .(2) – 5,58.(2) –11,16 .(1) – S12 cos 14,04 (0,75)= 0

44,68– S12.0,73=0 S12= 61,2 Kg

(tarik)

∑ME= 0

RCv . (1) – pA. (1) – s9 . (1)- s12x .0,25 + s6. (0,5) = 0 33,5 . (1) – 5,58. (1) – s9- 61,2. 0,73 -55,84 . (0,5) = 0

– s9 – 44,676 = 0

S9= -44,676 kg (tekan)

POT. VI – VI

Perencanaan Jembatan Kayu

9

∑MH= 0

RCv . (3) – pA.(3)– p1.(2) – P2.(1)-S11y.(1)- S12x.(0,75)- S12y.1= 0 33,5(3)–5,58(3)–11,1(2)– 11,1(1)+S11sin45.(1)–61,2.cos14,04.(0,75)-61,2.sin14,04 = 0

100,5 – 16,74 – 22,32 –11,16-S11sin45–44,52-14,84 = 0 -9,08 – S11sin45 = 0

S11= -12.84 kg (tekan)

∑MI= 0

RCv . (3) – pA. (3) – p1 . (2) – p2 . (1) – S10 . (1) = 0 33,5 . (3) – 5,58. (3)–11,16 .(2)–11,16.(1) – S10 = 0

100,5–16,7 –22,3 –11,16 –S10= 0 50,34 –S10=0 0 S10 = 50,34 kg (tarik)

POT. VII – VII

Perencanaan Jembatan Kayu

10

∑MI= 0

RCv .(3)–pA.(3)–p1.(2)–p2.(1)– S14.(1) = 0 33,5.(3) – 5,58.(3) –11,16 .(2)–11,16. (1) – S14 = 0

100,5–16,74 –22,3– 11,1 –S14= 0 50,28 –S14=0 0 S14= +50,34 kg (tarik)

∑MG= 0

RCv . (2) – pA. (2) – p1 . (1) + p3 . (1) + S13.(1) + S11x.(1 ) = 0 33,5.(2) –5,58.(2)–11,16.(1)+11,1.(1)+ S13– 12,84.sin45 (1)=0 0 67 – 11,16 – 9,07 + S13= 0

46,77+ S13=0 0 S13 = -46,77 kg (tekan)

Perencanaan Jembatan Kayu

TABEL HASIL PERHITUNGAN GAYA BATANG

NO BATANG PANJANG (m) GAYA BATANG (KG)TARIK (+) TEKAN (-)

1 S1 0,5 33,52 S2 1 55,843 S3 1,12 62,44 S4 1 0 05 S5 0,5 11,166 S6 1 55,847 S7 1,12 4,168 S8 1,03 61,629 S9 0,75 44,67

10 S10 1 50,3411 S11 1,4 12,8412 S12 1,03 61,213 S13 1 46,7714 S14 1 50,3415 S15 1,4 12,8416 S16 1,03 61,217 S17 0,75 44,6718 S18 1 55,8419 S19 1,12 4,1620 S20 1,03 61,6221 S21 0,5 11,1622 S22 1 55,8423 S23 1,12 62,424 S24 1 0 025 S25 0,5 33,5

11

Perencanaan Jembatan Kayu

BAB IV

KONTROL DIMENSI

Jembatan direncanakan dengan spesifikasi sebagai berikut :

1. Menggunakan Kayu Merbau Kelas II mutu A (PKKI 1961 Lampiran I ) BJ = 0,8 gr/cm3 (PKKI 1961 Lampiran I ) Elastisitas = 100.000 kg/cm2 ( PKKI 1961 Daftar I ) Tegangan yang diperkenankan ( PKKI 1961 Daftar II )

σ lt = 100 kg/cm2

σ tkII = σ trII = 85 kg/cm2

σ tkIL = 25 kg/cm2

τ II = 12 kg/cm2

2. Direncanakan menahan beban tetap dan tidak tetap

Faktor reduksi ( ) = 5/4 ( PKKI Pasal 6 ayat 1b )3. Jenis struktur rangka batang tak terlindungi

Faktor reduksi ( β ) = 5/6 ( PKKI Pasal 6 ayat 2b )

A. MENGHITUNG TEGANGAN – TEGANGAN IJIN

= 170 γ . β.bj = 170 . . . 0,8 = 141,67

= = 150 γ . β. bj = 150 . . . 0,8 = 125

= 40 γ . β. bj = 40 . . . 0,8= 33,33

τ = 20 γ . β .bj= 20 . . . bj = 16,67

12

Perencanaan Jembatan Kayu

B. MENGHITUNG DIMENSI

Pada perhitungan dimensi batang, gaya yang diperhitungkan adalah gaya tarik dan gaya tekan terbesar. Untuk kemudahan dalam perencanaan sambungan, dimensi batang tarik dan batang tekan direncanakan sama.

BATANG TEKAN

P = - 55,84 kgh = 7 cm, b= 5 cmlk = 1mImin = 1/12 b h3

i min 2= 72,91 cm4 / 5.7 cm2

i min = 1,44 cm

λ= lk/ imin = 100 cm/ 1,44=69,45 ω = 1,86

Kontrol tegangan

= p. ω/ A = 55,84 . 1,86/ 35 = 2,97

kg/cm2 ≤

BATANG TARIK

P = 61,62 kg

Fbr=A= b.h= 5.7= 35 cm2

C= 100%-20%(baut)=80%

Fn= Anet= Fbr. C= 35.0,8 = 28cm2

Kontrol Tegangan

σ tr = P/Fn = 61,62 kg/ 28 cm2

σ t = 2,2 kg/cm2 ≤

13

Perencanaan Jembatan Kayu

TABEL HASIL PERHITUNGAN DIMENSI BATANG

NO BATANG PANJANG (m) GAYA BATANG (KG) DIMENSITARIK (+) TEKAN (-)

1 S1 0,5 33,5

5/7

2 S2 1 55,843 S3 1,12 62,44 S4 1 0 05 S5 0,5 11,166 S6 1 55,847 S7 1,12 4,168 S8 1,03 61,629 S9 0,75 44,67

10 S10 1 50,3411 S11 1,4 12,8412 S12 1,03 61,213 S13 1 46,7714 S14 1 50,3415 S15 1,4 12,8416 S16 1,03 61,217 S17 0,75 44,6718 S18 1 55,8419 S19 1,12 4,1620 S20 1,03 61,6221 S21 0,5 11,1622 S22 1 55,8423 S23 1,12 62,424 S24 1 0 025 S25 0,5 33,5

14

Perencanaan Jembatan Kayu

BAB V

PERENCANAAN SAMBUNGAN

Direncanakan menggunakan sambungan baut dengan menggunakan pelat simpul dari baja ( Sambungan tampang dua ).

Sambungan bertampang dua golongan II ( PKKI 1961 Pasal 14 ayat 5 )

λb = 4.3

S = 100db3 ( 1 – 0.6 sin α )

S = 200db1 ( 1 – 0.6 sin α )

S = 430d2 ( 1 – 0.35 sin α )

Direncanakan

Diameter baut 10 mm (PKKI 1961 Pasal 14 ayat 3 ) Tebal plat = 0.3 d = 0.3(10)= 3 mm ( PKKI Pasal 14 ayat 4 )

15

Perencanaan Jembatan Kayu

SAMBUNGAN – A

batang S1 = -33,5 kg 5/7S1 = 100 d b3 . (1 – 0,6 sin 90o)S1 = 100 (1) (5) (0,4) = 200 kg

S2 = 200d.b1 ( 1 – 0.6 sin 90 )

S2 =200 . 1. 0,3 (0,4)

S2 =24 kg (diambil S yang terkecil)

S3 = 430 d2 . (1 – 0,35 sin 90o)S3 = 430 (1)2 (0,65)= 279,5 kg

Sr = 1,25 . S . .

Sr = 1,25 . 24 . .

Sr = 31,25 kg

η= P/S = 33,5 kg / 31,25 = 1,072 2 Baut

batang S2 = -55,84 kg 5/7

S1 = 100 d b3 = (1 – 0,6 sin 90o)S1 = 100 (1) (5) (0,45) = 200 kg

S2 = 200d.b1 ( 1 – 0.6 sin 90 )

16

Perencanaan Jembatan Kayu

S2 =200 . 1. 0,3 (0,4)

S2 =24 kg (diambil S yang terkecil)

S3 = 430 d2 = (1 – 0,35 sin 90o)S3 = 430 (1)2 (0,65) = 279,5 kg

Sr = 1,25 . S . .

Sr = 1,25 . 200 . .

Sr = 260,4167 kg η= P/S = 55,84 kg / 24 = 2,32 2 Baut

batang S3 = 62,4 kg 5/7S1 = 100 d b3 = (1 – 0,6 sin 26,57o)S1 = 100 (1) (5) (0,73) = 365 kg

S2 = 200d.b1 ( 1 – 0.6 sin 26,57 )

S2 =200 . 1. 0,3 (0,73)

S2 =43,89 kg (diambil S yang terkecil)

S3 = 430 d2 = (1 – 0,35 sin 26,57o)S3 = 430 (1)2 (0,84) = 361,2 kg

Sr = 1,25 . S . .

Sr = 1,25 . 43,89 . .

Sr = 57,15 kg

η= P/S = 62,4 kg / 57,15 = 1,09 2 Baut

Jarak – jarak baut 2d = 2 . (1) = 2 33d = 3 . (1) = 3 4

17

Perencanaan Jembatan Kayu

5d = 5 . (1) = 57d = 7 . (1) = 7 ≈ 103,5d = 3,5 . (1) = 3,5 ≈ 4

SAMBUNGAN – D

batang S2 = -55,84 kg 5/7S1 = 100 d b3 = (1 – 0,6 sin 0o)S1 = 100 (1) (5) = 500 kg

S2 = 200d.b1 ( 1 – 0.6 sin 0 )

S2 =200 . 1. 0,3 (1)

S2 =60 kg (diambil S yang terkecil)

S3 = 430 d2 = (1 – 0,35 sin 0o)S3 = 430 (1)2 = 430 kg

Sr = 1,25 . S . .

Sr = 1,25 . 60 . .

Sr = 78,125 kg

η= P/S = 55,84 kg / 78,125 = 0,72 2 Baut

batang S5 = 11,16 kg 5/7S1 = 100 d b3 = (1 – 0,6 sin 90o)S1 = 100 (1) (5) (0,45) = 200 kg

S2 = 200d.b1 ( 1 – 0.6 sin 90 )

18

Perencanaan Jembatan Kayu

S2 =200 . 1. 0,3 (0,4)

S2 =24 kg (diambil S yang terkecil)

S3 = 430 d2 = (1 – 0,35 sin 90o)S3 = 430 (1)2 (0,65) = 279,5 kg

Sr = 1,25 . S . .

Sr = 1,25 . 24 . .

Sr = 31,25 kg

η= P/S = 11,16 kg / 31,25 = 0,4 2 Baut

batang S6 = -55,84 kg 5/7S1 = 100 d b3 = (1 – 0,6 sin 0o)S1 = 100 (1) (5) = 500 kg

S2 = 200d.b1 ( 1 – 0.6 sin 0 )

S2 =200 . 1. 0,3 (1)

S2 =60 kg (diambil S yang terkecil)

S3 = 430 d2 = (1 – 0,35 sin 0o)S3 = 430 (1)2 = 430 kg

Sr = 1,25 . S . .

Sr = 1,25 . 60 . .

Sr = 78,125 kg

η= P/S = 55,84 kg / 78,125 = 0,72 2 Baut

Jarak – jarak baut

19

Perencanaan Jembatan Kayu

2d = 2 . (1) = 2 33d = 3 . (1) = 3 45d = 5 . (1) = 57d = 7 . (1) = 7 ≈ 103,5d = 3,5 . (1) = 3,5 ≈ 4

SAMBUNGAN – Fbatang S6 = -55,84 kg

5/7

S10 = 50,34 kg S1 = 100 d b3 = (1 – 0,6 sin 0o)S1 = 100 (1) (5) = 500 kg

S2 = 200d.b1 ( 1 – 0.6 sin 0 )

S2 =200 . 1. 0,3 (1)

S2 =60 kg (diambil S yang terkecil)

S3 = 430 d2 = (1 – 0,35 sin 0o) S3 = 430 (1)2 = 430 kg

Sr = 1,25 . S . .

Sr = 1,25 . 60 . .

Sr = 78,125 kg

η= P/S = 55,84 kg / 78,125 = 0,72 2 Baut =S6

η= P/S = 50,34 kg / 78,125 = 0,64 2 Baut = S10

batang S9 = -44,676 kg 5/7S1 = 100 d b3 = (1 – 0,6 sin 90o)S1 = 100 (1) (5) (0,45) = 200 kg

20

Perencanaan Jembatan Kayu

S2 = 200d.b1 ( 1 – 0.6 sin 90 )

S2 =200 . 1. 0,3 (0,4)

S2 =24 kg (diambil S yang terkecil)

S3 = 430 d2 = (1 – 0,35 sin 90o)S3 = 430 (1)2 (0,65) = 279,5 kg

Sr = 1,25 . S . .

Sr = 1,25 . 24 . .

Sr = 31,25 kgη= P/S = 44,676 kg / 31,25 = 1,43 2 Baut

batang S7 = -4,16 kg 5/7S1 = 100 d b3 = (1 – 0,6 sin 26,57o)S1 = 100 (1) (5) (0,73) = 365 kg

S2 = 200d.b1 ( 1 – 0.6 sin 26,57 )

S2 =200 . 1. 0,3 (0,73)

S2 =43,89 kg (diambil S yang terkecil)

S3 = 430 d2 = (1 – 0,35 sin 26,57o)S3 = 430 (1)2 (0,84) = 361,2 kg

Sr = 1,25 . S . .

Sr = 1,25 . 43,89 . .

Sr = 57,15 kg

η= P/S = 4,16 kg / 57,15 = 0,07 2 Baut

batang S11 = 12,84 kg 5/7S1 = 100 d b3 = (1 – 0,6 sin 45o)S1 = 290 kg

S2 = 200d.b1 ( 1 – 0.6 sin 45 )

21

Perencanaan Jembatan Kayu

S2 =200 . 1. 0,3 (0,57)

S2 =34,54 kg (diambil S yang terkecil)

S3 = 430 d2 = (1 – 0,35 sin 45o)S3 = 322,5 kg

Sr = 1,25 . S . .

Sr = 1,25 . 34,54 . .

Sr = 44,98 kg

η= P/S = 12,84 kg / 44,98 = 0,3 2 Baut

Jarak – jarak baut 2d = 2 . (1) = 2 33d = 3 . (1) = 3 45d = 5 . (1) = 57d = 7 . (1) = 7 ≈ 103,5d = 3,5 . (1) = 3,5 ≈ 4

SAMBUNGAN – H

batang S10 & S14 = 50,34 kg 5/7S1 = 100 d b3 = (1 – 0,6 sin 0o)S1 = 100 (1) (5) = 500 kg

S2 = 200d.b1 ( 1 – 0.6 sin 0 )

S2 =200 . 1. 0,3 (1)

S2 =60 kg (diambil S yang terkecil)

S3 = 430 d2 = (1 – 0,35 sin 0o)S3 = 430 (1)2 = 430 kg

22

Perencanaan Jembatan Kayu

Sr = 1,25 . S . .

Sr = 1,25 . 60 . .

Sr = 78,125 kg

η= P/S = 50,34 kg / 78,125 = 0,64 2 Baut

batang S13 = -46,77 kg 5/7S1 = 100 d b3 = (1 – 0,6 sin 90o)S1 = 100 (1) (5) (0,45) = 200 kg

S2 = 200d.b1 ( 1 – 0.6 sin 90 )

S2 =200 . 1. 0,3 (0,4)

S2 =24 kg (diambil S yang terkecil)

S3 = 430 d2 = (1 – 0,35 sin 90o)S3 = 430 (1)2 (0,65) = 279,5 kg

Sr = 1,25 . S . .

Sr = 1,25 . 24 . .

Sr = 31,25 kg

η= P/S = 46,77 kg / 31,25 = 1,5 2 Baut

Jarak – jarak baut 2d = 2 . (1) = 2 33d = 3 . (1) = 3 45d = 5 . (1) = 57d = 7 . (1) = 7 ≈ 103,5d = 3,5 . (1) = 3,5 ≈ 4

23

Perencanaan Jembatan Kayu

SAMBUNGAN – C

batang S1 = -33,5 kg 5/7S1 = 100 d b3 = (1 – 0,6 sin 90o)S1 = 100 (1) (5) (0,45) = 200 kg

S2 = 200d.b1 ( 1 – 0.6 sin 90 )

S2 =200 . 1. 0,3 (0,4)

S2 =24 kg (diambil S yang terkecil)

S3 = 430 d2 = (1 – 0,35 sin 90o)S3 = 430 (1)2 (0,65) = 279,5 kg

Sr = 1,25 . S . .

Sr = 1,25 . 24 . .

Sr = 31,25 kg

η= P/S = 33,5 kg / 31,25 = 1,07 2 Baut

batang S4 = 0

Jarak – jarak baut 2d = 2 . (1) = 2 33d = 3 . (1) = 3 45d = 5 . (1) = 5

SAMBUNGAN – E

24

Perencanaan Jembatan Kayu

batang S3 = 62,4 kg 5/7S1 = 100 d b3 = (1 – 0,6 sin 26,57o)S1 = 100 (1) (5) (0,73) = 365 kg

S2 = 200d.b1 ( 1 – 0.6 sin 26,57 )

S2 =200 . 1. 0,3 (0,73)

S2 =43,89 kg (diambil S yang terkecil)

S3 = 430 d2 = (1 – 0,35 sin 26,57o)S3 = 430 (1)2 (0,84) = 361,2 kg

Sr = 1,25 . S . .

Sr = 1,25 . 43,89 . .

Sr = 57,15 kg

η= P/S = 62,4 kg / 57,15 = 1,09 2 Baut

batang S4 = 0 n = 2 baut

batang S5 = -11,16 kg 5/7S1 = 100 d b3 = (1 – 0,6 sin 90o)S1 = 100 (1) (5) (0,45) = 200 kg S2 = 200d.b1 ( 1 – 0.6 sin 90 )S2 =200 . 1. 0,3 (0,4)S2 =24 kg (diambil S yang terkecil)

S3 = 430 d2 = (1 – 0,35 sin 90o)S3 = 430 (1)2 (0,65) = 279,5 kg

Sr = 1,25 . S . .

25

Perencanaan Jembatan Kayu

Sr = 1,25 . 24 . .

Sr = 31,25 kg

η= P/S = 11,16 kg / 31,25 = 0,36 2 Baut

batang S7 = -4,16 kg 5/7S1 = 100 d b3 = (1 – 0,6 sin 53,14o)S1 = 100 (1) (5) (0,45) = 260 kg S2 = 200d.b1 ( 1 – 0.6 sin 45 )S2 =200 . 1. 0,3 (0,57)S2 =34,54 kg (diambil S yang terkecil)S3 = 430 d2 = (1 – 0,35 sin 53,14o)S3 = 430 (1)2 (0,65) = 309,6 kg

Sr = 1,25 . S . .

Sr = 1,25 . 34,54 . .

Sr = 44,98 kg

η= P/S = 4,16 kg / 44,98 = 0,09 2 Baut

batang S8 = 61,62 kg 5/7S1 = 100 d b3 = (1 – 0,6 sin 14,04o)S1 = 100 (1) (5) (0,85) = 427 kg S2 = 200d.b1 ( 1 – 0.6 sin 14,04 )S2 =200 . 1. 0,3 (0,85)S2 =51 kg (diambil S yang terkecil)S3 = 430 d2 = (1 – 0,35 sin 14,04o)S3 = 430 (1)2 (0,85) = 365,5 kg

Sr = 1,25 . S . .

26

Perencanaan Jembatan Kayu

Sr = 1,25 . 51 . .

Sr = 66,4 kg

η= P/S = 61,62 kg / 66,4 = 0,93 2 Baut

Jarak – jarak baut 2d = 2 . (1) = 2 33d = 3 . (1) = 3 45d = 5 . (1) = 57d = 7 . (1) = 7 ≈ 103,5d = 3,5 . (1) = 3,5 ≈ 4

SAMBUNGAN – G

batang S8 = 61,62 kg 5/7S1 = 100 d b3 = (1 – 0,6 sin 75,96o)S1 = 100 (1) 5 (0,42) = 208,96 kg S2 = 200d.b1 ( 1 – 0.6 sin 75,96 )S2 =200 . 1. 0,3 (0,42)S2 =25,2 kg (diambil S yang terkecil)S3 = 430 d2 = (1 – 0,35 sin 75,96o)S3 = 430 (1)2 (0,42)= 180,6 kg

Sr = 1,25 . S . .

27

Perencanaan Jembatan Kayu

Sr = 1,25 . 25,2 . .

Sr = 32,81 kg

η= P/S = 61,62 kg / 32,81 = 1,88 2 Baut

batang S9 =-44,676 kg 5/7S1 = 100 d b3 = (1 – 0,6 sin 90o)S1 = 100 (1) (5) (0,45) = 200 kg S2 = 200d.b1 ( 1 – 0.6 sin 90 )S2 =200 . 1. 0,3 (0,4)S2 =24 kg (diambil S yang terkecil)S3 = 430 d2 = (1 – 0,35 sin 90o)S3 = 430 (1)2 (0,65) = 279,5 kg

Sr = 1,25 . S . .

Sr = 1,25 . 24 . .

Sr = 31,25 kg

η= P/S = 44,676 kg / 31,25 = 1,43 2 Baut

batang S12 = 61,2 kg 5/7S1 = 100 d b3 = (1 – 0,6 sin 75,96o)S1 = 100 (1) 5 (0,42) = 208,96 kg S2 = 200d.b1 ( 1 – 0.6 sin 75,96 )S2 =200 . 1. 0,3 (0,42)S2 =25,2 kg (diambil S yang terkecil)S3 = 430 d2 = (1 – 0,35 sin 75,96o)S3 = 430 (1)2 (0,42)= 180,6 kg

Sr = 1,25 . S . .

Sr = 1,25 . 25,2 . .

Sr = 32,81 kg

28

Perencanaan Jembatan Kayu

η= P/S = 61,2 kg / 32,81 = 1,86 2 Baut

Jarak – jarak baut 2d = 2 . (1) = 2 33d = 3 . (1) = 3 45d = 5 . (1) = 57d = 7 . (1) = 7 ≈ 103,5d = 3,5 . (1) = 3,5 ≈ 4

SAMBUNGAN – I

batang S12 & S16= 61,2 kg 5/7S1 = 100 d b3 = (1 – 0,6 sin 14,04o)S1 = 100 (1) (5) (0,85) = 427 kg S2 = 200d.b1 ( 1 – 0.6 sin 14,04 )S2 =200 . 1. 0,3 (0,85)S2 =51 kg (diambil S yang terkecil)S3 = 430 d2 = (1 – 0,35 sin 14,04o)S3 = 430 (1)2 (0,85) = 365,5 kg

Sr = 1,25 . S . .

Sr = 1,25 . 51 . .

Sr = 66,4 kg

η= P/S = 61,2 kg / 66,4 = 0,93 2 Baut

batang S11 & S15 = 12,84 kg 5/7S1 = 100 d b3 = (1 – 0,6 sin 30,96o)S1 = 100 (1) (5) (0,69) = 345,67 kg S2 = 200d.b1 ( 1 – 0.6 sin 30,96 )S2 =200 . 1. 0,3 (0,69)S2 =41,4 kg (diambil S yang terkecil)

S3 = 430 d2 = (1 – 0,35 sin 30,96o)

29

Perencanaan Jembatan Kayu

S3 = 430 (1)2 (0,69) = 296,7 kg

Sr = 1,25 . S . .

Sr = 1,25 . 41,4 . .

Sr = 53,9 kg

η= P/S = 12,84 kg / 53,9 = 0,24 2 Baut

batang S13= -46,77 kg 5/7S1 = 100 d b3 = (1 – 0,6 sin 90o)S1 = 200 kgS2 = 200d.b1 ( 1 – 0.6 sin 90 )S2 =200 . 1. 0,3 (0,4)S2 =24 kg (diambil S yang terkecil)S3 = 430 d2 = (1 – 0,35 sin 90o)S3 = 279,5 kg

Sr = 1,25 . S . .

Sr = 1,25 . 24 . .

Sr = 31,25 kg

η= P/S = 46,77 kg / 31,25 = 1,5 2 Baut

30

Perencanaan Jembatan Kayu

LAMPIRAN

GAMBAR PERENCANAAN

31