titis jurnal dr darmawan

3
Obyektif : Untuk menentukan apakah data klinik dan skor Nasal Obstruction Symptom Evaluation (NOSE) dapat digunakan untuk mengidentifikasi pasien yang memiliki risiko obstructive sleep apnea (OSA) Desain : penelitian dilakukan menggunakan NOSE Epworth Sleepiness Scale (ESS), dan Snore Outcomes Scale (SOS) yang diberikan pada pasien baru yang mengunjungi poliklinik bedah plastik fasial dan poliklinik rhinology. Tempat : poliklinik bedah plastik facial dan poliklinik rhinology Pasien : pasien baru dari kedua poliklinik Skala Pengukuran Utama : skor NOSE dan adanya septum deviasi Hasil : Odds Ratio (OR) dari skor ESS yang lebih dari 10 adalah 2.98 (95 % confidence interval [CI], 1.17-7.57) ketika pasien mendengkur; 5.5 (95% CI, 1.35-22.58) ketika skor NOSE 10 atau lebih, dan 3.3 (95% CI, 0.98-11.0) ketika ditemukan septum deviasi pada pemeriksaan fisik. Probabilitas peningkatan skor ESS adalah 88 % ketika ketiga faktor diatas ditemukan secara bersamaan dan probabilitas bernilai 56 % jika skor NOSE tidak meningkat. Analisis karakteristik penelitian ini menggunakan gejala “mendengkur” dan skor NOSE dengan jumlah 10 atau lebih

Upload: titis-ummi-nur-jannati

Post on 11-Aug-2015

24 views

Category:

Documents


5 download

DESCRIPTION

jurnal

TRANSCRIPT

Page 1: Titis Jurnal Dr Darmawan

Obyektif : Untuk menentukan apakah data klinik dan skor Nasal Obstruction Symptom

Evaluation (NOSE) dapat digunakan untuk mengidentifikasi pasien yang memiliki risiko

obstructive sleep apnea (OSA)

Desain : penelitian dilakukan menggunakan NOSE Epworth Sleepiness Scale (ESS), dan Snore

Outcomes Scale (SOS) yang diberikan pada pasien baru yang mengunjungi poliklinik bedah

plastik fasial dan poliklinik rhinology.

Tempat : poliklinik bedah plastik facial dan poliklinik rhinology

Pasien : pasien baru dari kedua poliklinik

Skala Pengukuran Utama : skor NOSE dan adanya septum deviasi

Hasil : Odds Ratio (OR) dari skor ESS yang lebih dari 10 adalah 2.98 (95 % confidence interval

[CI], 1.17-7.57) ketika pasien mendengkur; 5.5 (95% CI, 1.35-22.58) ketika skor NOSE 10 atau

lebih, dan 3.3 (95% CI, 0.98-11.0) ketika ditemukan septum deviasi pada pemeriksaan fisik.

Probabilitas peningkatan skor ESS adalah 88 % ketika ketiga faktor diatas ditemukan secara

bersamaan dan probabilitas bernilai 56 % jika skor NOSE tidak meningkat. Analisis karakteristik

penelitian ini menggunakan gejala “mendengkur” dan skor NOSE dengan jumlah 10 atau lebih

menghasilkan area dibawah kurva 0.72. Dengan probabilitas cutoff 0,5, menghasilkan

sensitivitas 30 % dan spesifitas 90%

Simpulan : operasi sinonasal merupakan salah satu jenis operasi yang paling umum ditemukan

di Amerika. Sejumlah pasien yang menjalani operasi sinonasal didiagnosa dengan OSA atau

obstruksi nasal, salah satu faktor risiko OSA. Pasien dengan OSA memiliki kebutuhan

perioperatif khusus. Pada pasien dengan obstruksi nasal, septum deviasi, dan/atau mendengkur,

ditemukan adanya hubungan antara skor NOSE dan skor ESS. Penelitian NOSE berfungsi

sebagai instrumen skrining sederhana sebagai pengganti ESS pada pasien dengan OSA yang

tidak terdiagnosis dan memiliki kebutuhan perioperatif khusus.

Page 2: Titis Jurnal Dr Darmawan

Setiap tahun diperkirakan terdapat 600.000 prosedur sinonasal yang dilakukan di Amerika,

membuat prosedur ini menjadi salah satu prosedur yang paling banyak dilakukan di Amerika

Serikat1,2. Obstruksi nasal merupakan gejala umum pada pasien yang menjalani operasi

sinonasal. Dokter bedah menyebutkan bahwa dengan intervensi operatif harus dapat dikenali

bahwa obstruksi nasal merupakan faktor risiko untuk gangguan bernapas dalam tidur dan pasien

dengan gangguan napas saat tidur sangat berisi komengalami komplikasi perioperatif3.

Gangguan napas saat tidur, yang merupakan gejala paling umum dari obstructive sleep apnea

(OSA), telah dilaporkan menyerang 17 % dari populasi dewasa dan diperkirakan dapat

meningkat sesuai umur dan meningkat pada peningkatan populasi obesitas4.

Selain memiliki kebutuhan perioperatif khusus, penderita OSA juga mengalami peningkatan

morbiditas dan mortalitas perioperatif5,6. Ditemukan persentase yang signifikan dari pasien yang

terdiagnosis OSA sedang hingga berat pada saat prosedur operasi7. Survei The Nasal Obstruction

Symptom Evaluation (NOSE ) merupakan suatu intrumen validasi penyakit spesifik yang

didesain untuk mengukur obstruksi nasal. NOSE secara umum digunakan dalam praktek

otolaryngology untuk menghasilkan pengukuran yang obyektif dari obstruksi nasal. The Epworth

Sleepiness Scale (ESS)9 merupakan alat skrining yang valid untuk rasa kantuk yang berlebihan di

siang hari. Pasien dengan ESS skor yang tinggi meningkatkan risiko OSA dan sebaiknya dirujuk

untuk evaluasi lebih lanjut