titik beku

13
TITIK BEKU (PENURUNAN TITIK BEKU) I. TUJUAN Setelah melakukan percobaan ini diharapkan : 1. Dapat menentukan harga kb suatu pelarut 2.Dapat menghitung berat molekul suatu zat yang tidak mudah menguap dengan metode titik beku. II. ALAT DAN BAHAN YANG DIGUNAKAN : - Alat-alat yang digunakan : 1. Refegerator circulating batch (thermostat, pendingin) 2. Gelas kimia 250 ml, 600 ml 3. Pengaduk 4. Thermometer 0-100ºC 5. Piknometer 25 ml atau 50 ml 6. Kaca arloji 7. Bak/wadah alat (untuk batu es) 8. Botol aquadest - Bahan kimia yang digunakan : 1. Pelarut berupa asam asetat glacial 2. Larutan standar naftalena 3. Zat X yang dicari berat molekulnya 4. Garam dapur 5. Batu es

Upload: aulia-rahmi

Post on 24-Sep-2015

352 views

Category:

Documents


12 download

DESCRIPTION

laporan titik beku

TRANSCRIPT

TITIK BEKU(PENURUNAN TITIK BEKU)

I. TUJUAN Setelah melakukan percobaan ini diharapkan :1. Dapat menentukan harga kb suatu pelarut2. Dapat menghitung berat molekul suatu zat yang tidak mudah menguap dengan metode titik beku.

II. ALAT DAN BAHAN YANG DIGUNAKAN : Alat-alat yang digunakan :1. Refegerator circulating batch (thermostat, pendingin)2. Gelas kimia 250 ml, 600 ml3. Pengaduk4. Thermometer 0-100C5. Piknometer 25 ml atau 50 ml6. Kaca arloji7. Bak/wadah alat (untuk batu es)8. Botol aquadest

Bahan kimia yang digunakan :1. Pelarut berupa asam asetat glacial2. Larutan standar naftalena3. Zat X yang dicari berat molekulnya4. Garam dapur5. Batu es

III. DASAR TEORITitik beku adalah suhu pada pelarut tertentu di mana terjadi perubahan wujud zat cair ke padat. Pada tekanan 1 atm, air membeku pada suhu 0 C karena pada suhu itu tekanan uap air sama dengan tekanan uap es. Selisih antara titik beku pelarut dengan titik beku larutan disebut penurunan titik beku( Tf = freezing point depression).Pada percobaan ini ditunjukkan bahwa penurunan titik beku tidak bergantung pada jenis zat terlarut, tetapi hanya pada konsentrasi partikel dalam larutan.Oleh karena itu, penurunan titik beku tergolong sifat koligatif.Penurunan titik beku adalah selisih antara titik beku pelarut dan titik beku larutan dimana titik beku larutan lebih rendah dari titik beku pelarut. Titik beku pelarut murni seperti yang kita tahu adalah 00C dengan adanya zat terlarut misalnya saja gula yang ditambahkan ke dalam air maka titik beku larutan ini tidak akan sama dengan 0oC melainkan akan menjadi lebih rendah di bawah 0oC itulah penyebab terjadinya penurunan titik beku yaitu oleh masuknya suatu zat terlarut atau dengan kata lain cairan tersebut menjadi tidak murni, maka akibatnya titik bekunya berubah (nilai titik beku akan berkurang).Sifat koligatif larutan adalah sifat larutan yang tidak tergantung pada macamnya zat terlarut tetapi semata-mata hanya ditentukan oleh banyaknya zat terlarut (konsentrasi zat terlarut). Banyaknya partikel dalam larutan ditentukan oleh konsentrasi larutan dan sifat Larutan itu sendiri. Jumlah partikel dalam larutan non elektrolit tidak sama dengan jumlah partikel dalam larutan elektrolit, walaupun konsentrasi keduanya sama. Hal ini dikarenakan larutan elektrolit terurai menjadi ion-ionnya, sedangkan larutan non elektrolit tidak terurai menjadi ion-ion. Dengan demikian sifat koligatif larutan dibedakan atas sifat koligatif larutan non elektrolit dan sifat koligatif larutan elektrolit.Adanya partikel zat terlarut yang tidak mudah menguap dalam larutan dapat mengurangi kemampuan zat pelarut untuk menguap, sehingga tekanan uap larutan lebih rendah daripada tekanan uap pelarut murni. Adanya partikel zat terlarut tersebut juga akan mengakibatkan kanaikan titik didih dan penurunan titik beku larutan. Menurut hokum Roult, besarnya penurunan tekanan uap larutan, kenaikan titik didih, dan penurunan titik beku larutan yang mengandung zat terlarut tidak mudah menguap dan tidak mengalami disosiasi (larutan non elektrolit), sebanding dengan banyaknya partikel zat terlarut. Besarnya kenaikan titik didih larutan 1 molal disebut kenaikan titik didih molal, Kb. Sedangkan besarnya penurunan titik beku larutan 1 molal disebut penurunan titik beku molal, Kf. Untuk larutan encer berlaku:Tb = m x Kb

Tf = m x Kf

Dengan : Tb = Kenaikan titik didih larutan

Tf = Penurunan titik beku larutan

Kb = kanaikan titik didih molal

Kf = penurunan titik beku molal

M = Molalitas larutan

Besarnya molalitas larutan yang sejenis sebanding dengan massa zat terlarut dan berbanding dengan massa molekul zat terlarut. Jika massa zat terlarut dan massa zat pelarut diketahui, maka massa molekul zat terlarut dapat ditentukan berdasarkan sifat koligatif suatu larutan.

Untuk larutan yang mengandung zat terlarut tidak mudah menguap dan dapat mengalami disosiasi (larutan elektrolit), besarnya penurunan tekanan uap larutan, kenaikan titik didih, dan penurunan titik beku larutan, dipengaruhi oleh derajad disosiasi larutan.

1. Asam Asetat/ CH COOHMerupakan senyawa organic yang mengandung gugus asam karbosilat.sifat fisik dan kimia asetat : Asam lemah, bersifat korosif Menyebabkan iritasi pada mata dan hidung Pelunak air Cairan tak berwarna atau Kristal Titik beku 16 C 2. Naftalena CHMerupakan hidrokarbon kristalin aromatic dengan rumus CH tetapi tidak termasuk polisklik.Sifat fisik dan kimia Naftalena Berbentuk dua cincin benzene yang bersatu (padatan) Bahan keras yang putih dengan bau tersendiri Bersifat volatile(mudah menguap walaupun berbentuk padatan) Uapnya mudah terbakar Sifat pembakaran yang baik

3. Natrium OksalatMerupakan garam natrium dari asam oksalat dengan rumus NaCO .Sifat fisik dan kimia Natrium Oksalat: Bubuk Kristal putih tidak berbau Terurai pada suhu lebih dari 25 C dan kurang dari 27 C Sifat mudah kehilangan electron Beracun bagi manusia Menghilangkan ion kalsium dari plasma darah Menyebabkan muntah darah, kram otot, penurunan tekanan darah koma, sakit jantung dll.

IV. KESELAMATAN KERJAUntuk menjaga keselamatan dalam melakukan percobaan ini gunakan jas lab, sarung tangan karet, masker dan kaca mata.

V. CARA KERJA1. Menentukan berat jenis asam asetat glasial dengan menggunakan piknometer atau areometer.2. Mengambil 50 ml pelarut dimasukan dalam alat sambil didinginkan, dicatat suhunya untuk setiap 30 detik, hingga suhu konstan, kemudian dilihat sudah membeku atau belum.3. Mencairkan pelarut kembali, kemudian ditambahkan zat yang sudah diketahui berat molekulnya (naflatena) 2 gr, didinginkan lagi dan mencatat suhunya setiap 30 detik hingga suhu tetap sampai membeku.4. Memcatat selisih titik beku dari percobaan 2 dan 3.5. Mengulangi percobaan 2 dan 3 dengan mengambil zat terlarut yang akan dicari berat molekulnya (zat x).

VI. DATA PENGAMATANWAKTU (DETIK)SUHUASAM ASETAT GLASIAL 20C

118C

217C

317C

417C

516C

616C

716C

816C

915C

1016C

1116C

WAKTU (DETIK)SUHUNAFTALEN 15C

115C

214C

314C

413C

513C

613C

713C

813C

912C

1011C

1111C

1211C

1311C

1411C

1511C

1611C

1711C

1811C

1911C

2011C

WAKTU (DETIK)SUHUNATRIUM OKSALAT 15C

118C

216C

314C

414C

514C

614C

714C

814C

913C

1012C

1113C

1213C

1313C

1413C

1513C

1613C

1712C

1812C

1912C

2011C

VIII. PERTANYAAN

1. Apa yang disebut suatu titik beku suatu zat ?Jawab:Titik beku adalah suatu pada tekanan tertentu, dimana terjadi perubahan wujud dari cair ke padat.2. Apa yang disebut penurunan titik beku molal ?Jawab :Penurunan titik beku molal adalah nilai penurunan titik beku jika konsentrasi larutan sebesaer 1 molal

3. Apa yang menyebabkan tururnnya tekanan uap pada pemberian zat terlarut ?Jawab :Yang menyebabkan turunnya tekanan uap pada pemberian zat terlarut adalah karena zat itu mengurangi bagian atau fraksi dari pelarut, sehingga kecepatan penguapan menjadi berkurang.

IX. ANALISA PERCOBAANDari praktikum di atas, dapat dianalisis bahwa :Pada percobaan ini, pada dasarnya bertujuan untuk menentukan Berat Molekul (Mr) Asam Oksalat berdasarkan penurunan titik beku larutan dengan menggunakan pelarut Asam asetat Glasial. Lagkah pertama yang dilakukan, yaitu menetukan massa jenis asam asetat glasial dengan menggunakan piknometer untuk mengetahui massa dari asam asetat glasial tersebut. Lalu, menentukan titik beku pelarut murni (asam asetat glasial) dengan cara mendinginkan dalam air es sambil mengaduk larutan . Hal ini dilakukan(pengadukan) agar larutan merata,sehingga suhu larutan merata juga. Adapun suhu yang konstan diperoleh adalah 16Csampai membeku. Kemudian, menentukan titik beku larutan (Naftalena ditambahkan ke larutan asam asetat glasial yang telah dicairkan kembali) dan di dapat titik beku larutan sebesar 27C.Lalu, menghitung / menentukan kembali titik beku larutan (asam oksalat ditambahkan ke larutan asam asetat glasial) dan dihasilkan tititk beku larutan sebesar 25C.Dari hasil analisa, diperoleh Mr asam oksalat sebesar 19,97 gram/mol. Hasil yang diperoleh sangat menjauhi Mr teori asam oksalat,yaitu : 106,07gram/mol. Keslahan ini dapat terjadi karena beberapa faktor, diantaranya : tingkat ketelitian yang masih kurang, pengadukan larutan yang kurang homogen. Pada percobaan ini, dketahui bahwa semakin besar konsentrasi zat terlarut, maka semakin rendah titik beku larutan tersebut.

X. KESIMPULANSetelah dianalisis, maka dapat ditarik kesimpulan bahwa : Faktor-faktor yang mempengaruhi titik beku larutan,yaitu : konsentrasi larutan,keelektrolitan larutan dan jumlah partikel. Mr asam oksalat yang diperoleh adalah 19,97 gram/mol.

DAFTAR PUSTAKA

Jobsheet Penuntun Praktikum Kimia Fisika. Penurunan Titik Beku. Politeknik NegeriSriwijaya. Palembang. 2015.http://anzar27.blogspot.com/2011/01/laporan-berat-molekul.htmlhttp://zefdes.blogspot.com/2013/05/laporan-tetap-kimia-fisika.html

GAMBAR ALAT