tipe 1

24
1 HIPERSENSITIVITAS TIPE I Oleh : Damayanti Eka F.M, S.Ked 04013100056 Pembimbing : Dr. Yusmala Helmi, Sp. A. K

Upload: pervinder-singh

Post on 17-Nov-2015

227 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

MEDICAL

TRANSCRIPT

  • HIPERSENSITIVITAS TIPE IOleh : Damayanti Eka F.M, S.Ked04013100056

    Pembimbing :Dr. Yusmala Helmi, Sp. A. K

  • Hipersensitivitas digunakan untuk mendeskripsikan respons imun yang berlebihan terhadap suatu allergenGell dan Coombs mengklasifikasikan 4 tipe reaksi hipersensitivitasReaksi tipe I,II, III diperantarai oleh antibodi, tipe IV oleh sel T, tipe V stimulatory hypersensitivity

  • *

  • *

  • *Reaksi Hipersensitivitas Tipe 1Reaksi hipersensitivitas tipe 1 reaksi alergi tipe cepatTerjadi akibat kontak dengan antigen dimana individu tersebut telah memiliki antibody IgE terhadap antigen tersebut

    Pajanan alergen

    ditangkap Antigen Presenting Cell (APC)

    peptida-peptida kecil (diikat MHC II)

    aktivasi sel Th-2

    sitokin-sitokin IL 4 IL13 IL 5 sel B mukus eosinofil Ig E

    aktivasi sel mast dan basofil

  • Reseptor FcRI

  • *Berdasarkan jarak waktu timbulnya reaksi maka hipersensitivitas tipe 1 dibagi menjadi:Reaksi Hipersensitivitas Tipe 1 Fase CepatReaksi Hipersensitivitas Tipe 1 Fase Lambat

    Reaksi Hipersensitivitas Tipe 1 Fase Cepatterjadi beberapa menit setelah pajanan alergenbertahan beberapa jam walaupun tanpa kontak dengan alergen.terjadi resintesis mediator reaksi hipersensitivitas responsif lagi terhadap alergen.

  • *Reaksi Hipersensitivitas Tipe 1 Fase Lambat - terjadi 2-4 jam sesudah pajanan alergen- didahului reaksi alergi fase cepat- sel mast berperan penting pada reaksi ini- sel mast membebaskan mediator kemotaktik dan sitokin menarik sel radang ke tempat reaksi alergi meningkatkan permeabilitas kapiler meningkatkan migrasi sel radang

  • *Mediator Alergidibebaskan bila terjadi interaksi antara antigen dengan IgE spesifik yang terikat pada membran sel mast. dibagi dua kelompok - mediator dalam granula sel mast (preformed mediator)

    - mediator yang terbentuk kemudian (newly formed mediator)menurut asalnya

    - berasal dari sel mast atau basofil (mediator primer)- dari sel lain akibat stimulasi oleh mediator primer (mediator sekunder)

  • *Mediator dalam granula sel mast (preformed mediator)1. HISTAMINdibentuk dari asam amino histidin dengan perantara enzim histidin dekarboksilase. gejala yang timbul rangsangan terhadap reseptor saraf iritan, kontraksi otot polos, dan peningkatan permeabilitas vaskular.manifestasi klinis:

    - hidung rasa gatal, hipersekresi dan tersumbat- paru kontraksi otot polos bronkus bronkokonstriksi- kulit reaksi gatal berupa wheal and flare- saluran cerna hipersekresi asam lambung, kejang usus dan diare. kadar histamin tinggi dalam plasma dapat menimbulkan gejala sistemik berat (anafilaksis).

  • *2. Faktor Kemotaktik eosinophil-anaphylactic (ECF-A)mengumpulkan dan menahan eosinofil di tempat reaksi radang (alergi). merupakan tetrapeptida yang sudah ada dalam granula sel mast segera dibebaskan pada waktu degranulasitidak selalu potognomonik untuk keterlibatan sel mast atau basofil karena ECF-A dapat juga dibebaskan dari sel yang tidak mengikat IgE.

    Mediator dalam granula sel mast (preformed mediator)

  • *3. Faktor Kemotaktik Neutrofil (NCF)

    ditemukan pada supernatan fragmen paru manusia setelah provokasi dengan alergen tertentuterjadi dalam beberapa menit pada sirkulasi penderita asma setelah provokasi inhalasi dengan alergen atau setelah timbulnya urtikaria fisik (dingin, panas atau sinar matahari)

    Mediator dalam granula sel mast (preformed mediator)

  • *Mediator yang terbentuk kemudian(newly formed mediator)

    terjadi dari hasil metabolisme asam arakidonat, faktor aktivasi trombosit, serotonin dan lain-lain. metabolisme asam arakidonat

    - jalur siklooksigenase- jalur lipoksigenase akan mengeluarkan produk yang berperan sebagai mediator bagi berbagai proses inflamasi

  • *1. Produk siklooksigenase

    PGD2, PGE2, PGF2) serta tromboksan A2 (TxA2).

    - PGD2 dan TxA2 kontraksi otot polos- TxA2 agregasi trombosit, bronkokonstriksi, dan vasokonstriksi. - Prostaglandin F (PGF2)kontraksi otot polos bronkus dan usus serta meningkatkan permeabilitas vaskular. Mediator yang terbentuk kemudian(newly formed mediator)

  • *2. Produk lipoksigenase

    Leukotrien produk jalur lipoksigenase. Leukotrien LTE4, LTD4, dan LTC4 membentuk slow reacting substance of anaphylaxis (SRS-A).Leukotrien LTB4 kemotaktik untuk eosinofil dan neutrofil

    Mediator yang terbentuk kemudian(newly formed mediator)

  • *3. Slow reacting substance of anaphylaxis

    onset yang lebih lambat dengan masa kerja lebih lama dibandingkan dengan histaminmediator SRS-A lebih berperan dari histamin dalam terjadinya asmamediator ini mempunyai efek bronkokonstriksi 1000 kali dari histamin. selain itu SRS-A meningkatkan permeabilitas kapiler

    Mediator yang terbentuk kemudian(newly formed mediator)

  • *4. Faktor aktivasi trombosit

    dapat mengumpulkan trombosit serta mengaktivasi pelepasan serotonin dari trombositmenimbulkan kontraksi otot polos serta peningkatan permeabilitas vaskular.

    Mediator yang terbentuk kemudian(newly formed mediator)

  • *5. Serotoninsekitar 90% serotonin tubuh (5-hidroksi triptamin) terdapat di mukosa saluran cerna. merupakan mediator sekunder yang dilepaskan oleh trombosit melalui aktivasi produk sel mast yaitu PAF dan TxA2. dapat meningkatkan permeabilitas pembuluh darah.

    Mediator yang terbentuk kemudian(newly formed mediator)

  • Mediator PrimerEfekHistaminMeningkatkan permeabilitas vaskular, kontraksi otot polosSerotoninMeningkatkan permeabilitas vaskular, kontraksi otot polosECF-AKemotaksis eosinophil NCF-AKemotaksis neutrophil SRS-ASekresi mukus, degradasi jaringan ikatMediator SekunderLeukotrenMeningkatkan permeabilitas vaskular, kontraksi otot polosProstaglandinsVasodilatasi, kontraksi otot polos, aktivasi platelet BradykininMeningkatkan permeabilitas vaskular, kontraksi otot polosCytokinesAktivasi endotel vascular, rekrutmen dan aktivasi eosinophil