tinjauan pustaka selulitis

9
TINJAUAN PUSTAKA 1. Definisi Selulitis merupakan peradangan akut jaringan subkutis dapat disebabkan oleh Streptococcus B hemolyticus, Staphylococcus aureus, H influenzae dan S pneumonia. 2. Faktor predisposisi Faktor predisposisi untuk terjadi selulitis ini merupakan keadaan yang dapat menurunkan daya tahan tubuh terutama bila disertai higiene yang jelek; diabetes mellitus, alkoholisme, dan malnutrisi. Selain itu umumnya terjadi akibat komplikasi suatu luka/ulkus atau lesi kulit yang lain, namun dapat terjadi secara mendadak pada kulit yang normal. 3. Etiologi Penyebab dari selulitis adalah bakteri Streptococcus B hemolyticus, Staphylococcus aureus dan selulitis wajah pada anak- anak sering dikaitkan dengan jenis H influenzae dan S pneumoniae, tetapi jarang terjadi. 4. Patogenesis Selulitis biasanya mengikuti luka pada kulit, seperti luka gores, luka tusukan atau trauma lainnya sehingga bakteri masuk dengan mudah kedalam dermis dan berkembang biak yang akan menyebabkan terjadinya selulitis.

Upload: rizki-daulay

Post on 18-Jan-2016

32 views

Category:

Documents


6 download

DESCRIPTION

tinjauan pustaka

TRANSCRIPT

Page 1: TINJAUAN PUSTAKA selulitis

TINJAUAN PUSTAKA

1. Definisi

Selulitis merupakan peradangan akut jaringan subkutis dapat disebabkan oleh

Streptococcus B hemolyticus, Staphylococcus aureus, H influenzae dan S pneumonia.

2. Faktor predisposisi

Faktor predisposisi untuk terjadi selulitis ini merupakan keadaan yang dapat

menurunkan daya tahan tubuh terutama bila disertai higiene yang jelek; diabetes mellitus,

alkoholisme, dan malnutrisi. Selain itu umumnya terjadi akibat komplikasi suatu

luka/ulkus atau lesi kulit yang lain, namun dapat terjadi secara mendadak pada kulit yang

normal.

3. Etiologi

Penyebab dari selulitis adalah bakteri Streptococcus B hemolyticus,

Staphylococcus aureus dan selulitis wajah pada anak-anak sering dikaitkan dengan jenis

H influenzae dan S pneumoniae, tetapi jarang terjadi.

4. Patogenesis

Selulitis biasanya mengikuti luka pada kulit, seperti luka gores, luka tusukan atau

trauma lainnya sehingga bakteri masuk dengan mudah kedalam dermis dan berkembang

biak yang akan menyebabkan terjadinya selulitis.

Bakteri pathogen Streptococcus B hemolyticus, Staphylococcus

aureus

Page 2: TINJAUAN PUSTAKA selulitis

Gambar 1: Skema pathogenesis

5. Manifestasi klinis

Terdapat gejala konstitusi: demam, malaise. Lapisan kulit yang diserang adalah epidermis

dan dermis. Penyakit ini didahului trauma, oleh sebab itu biasanya tempat predileksinya

di tungkai bawah tetapi bisa juga pada daerah lainnya seperti wajah, ekstremitas atas,

badan dan getitalia. Umumnya pada semua bentuk ditandai dengan kemerahan dengan

Menyerang kulit dan jaringan sub kutan

Meluas kejaringan yang lebih dalam

Menyebar secara sistemik

Terjadi peradangan akut

Page 3: TINJAUAN PUSTAKA selulitis

batas tidak jelas, nyeri tekan, dan bengkak. Penyebaran perluasan kemerahan dapat

timbul secara cepat di sekitar luka/ulkus. Pada keadaan akut, kadang-kadang timbul bula.

6. Pemeriksaan fisik

Pada pemeriksaan klinis selulitis : adanya makula eritematous, tepi tidak meninggi, batas

tidak jelas, edema, infiltrat dan teraba panas. Dapat disertai limfangitis dan limfadenitis.

Penderita biasanya demam.

7. Diagnosis

Diagnosis selulitis ditegakkan berdasarkan anamnesis dan pemeriksaan klinis.

Pada pemeriksaan klinis selulitis ditemukan makula eritematous, tepi tidak meninggi,

batas tidak jelas, edema, infiltrat dan teraba panas, dapat disertai limfangitis dan

limfadenitis. Penderita biasanya demam dan dapat menjadi septikemia.

Selulitis yang disebabkan oleh H. Influenza tampak sakit berat, toksik dan sering

disertai gejala infeksi traktus respiratorius bagian atas bakteriemia dan septikemia. Lesi

kulit berwarna merah keabu-abuan, merah kebiru-biruan atau merah keunguan. Lesi

kebiru-biruan dapat juga ditemukan pada selulitis yang disebabkan oleh Streptokokus

pneumonia.

Gejala dan tanda SelulitisGejala prodormal : Demam, malaise, nyeri sendi dan menggigilDaerah predileksi : Ekstremitas atas dan bawah, wajah, badan dan genitalia

Makula eritematous

: Eritema cerah

Tepi : Batas tidak tegasPenonjolan : Tidak terlalu menonjolVesikel atau bula : Biasanya disertai dengan vesikel atau bulaEdema : EdemaHangat : Tidak terlalu hangatFluktuasi : Fluktuasi

Page 4: TINJAUAN PUSTAKA selulitis

Tabel 1. Gejala dan tanda selulitis

Pemeriksaan laboratorium sebenarnya tidak terlalu dibutuhkan pada sebagian

besar pasien dengan selulitis. Seperti halnya pemeriksaan laboratorium, pemeriksaan

pencitraan juga tidak terlalu dibutuhkan.

8. Diagnosis banding

Untuk menegakkan diagnosis antara erysipelas dan selulitis cukup sulit, karena

hampir mempunyai keluhan dan gambaran klinis yang sama, ada beberapa perbedaan

antara erysipelas dan selulitis.

Gejala dan Tanda

Erisipelas Selulitis

Gejala Prodormal

Demam, malaise, nyeri sendi dan menggigil

Demam, malaise, nyeri sendi dan menggigil

Daerah Predileksi

Ekstrimitas atas dan bawah, wajah, badan dan genitalia

Ekstrimitas atas dan bawah, wajah, badan dan genitalia

Makula eritematous

Eritema terang, seperti buah cerry “red cerry”

Eritema cerah

Tepi Batas tegas Batas tidak tegas

Penonjolan Ada penonjolan Tidak terlalu menonjol

Vesikel atau Bula

Biasanya disertai dengan vesikel atau bula

Biasanya disertai dengan vesikel atau bula

Edema Edema Edema

Hangat Hangat Tidak terlalu hangat

Fluktuasi - Fluktuasi

Tabel 2. Perbedaan Erisipelas dan Selulitis

9. Penatalaksanaan

Pada selulitis yang ternyata penyebabnya bukan S.aureus penghasil penisilinase

dapat diberi penisilin. Pada yang alergi terhadap penisilin, sebagai alternatif digunakan

eritromisin (dewasa 250-500 gram peroral; anak-anak: 30-50 mg/kgbb/ hari tiap 6 jam)

Page 5: TINJAUAN PUSTAKA selulitis

selama 10 hari. Dapat juga digunakan klindamisin (dewasa 300-450 mg/hr PO; anak-anak

16-20 mg/kgbb/hari setiap 6-8jam). Pada yang penyebabnya SAPP selain eritnomisin dan

klindamisin, juga dapat diberikan dikloksasilin 500mg/hari secara oral selama 7-10 hari.

Pada pasien ini dilakukan insisi atau drainase, jika pasien selulitis ini telah terjadi

supurasi.

10. Komplikasi

Pada anak dan orang dewasa yang immunocompromised, penyulit pada selulitis

dapat berupa gangren, metastasis, abses dan sepsis yang berat. Selulitis pada wajah

merupakan indikator dini terjadinya bakteriemi stafilokokus betahemolitikus grup A;

dapat berakibat fatal karena mengakibatkan trombosis sinus kavernosum yang septik.

Selulitis pada wajah dapat menyebabkan penyulit intracranial berupa meningitis.

11. Prognosis

Banyak selulitis dan infeksi jaringan lunak dapat diobati secara rawat jalan

dengan antibiotik oral dan tidak mengakibatkan gejala sisa. Sebagian besar pasien

merespon dengan baik terhadap antibiotik oral.

Page 6: TINJAUAN PUSTAKA selulitis

DAFTAR PUSTAKA

1. Djuanda, Adhi . Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin. Edisi Ketujuh. Jakarta : Fakultas

Kedokteran Universitas Indonesia. 2008

2. Herchline Thomas E. 2014. Celulitis. Diakses tanggal 30 Desember 2014

http://emedicine.medscape.com/article/214222-overview

3. Pandaleke, HEJ. Erisipelas dan selulitis. Fakultas kedokteran Universitas Samratulangi; Manado. Cermin Dunia Kedokteran No. 117, 1997