tinjauan pustaka 2.1. sistem pernapasan...

23
8 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Sistem Pernapasan Manusia 2.1.1. Pengertian Pernapasan Pernapasan adalah saluran proses ganda yaitu terjadinya pertukaran gas di dalam jaringan (pernapasan dalam), yang terjadi di di dalam paru-paru disebut pernapasan luar. Pada pernapsan melalui paru-paru atau respirasi eksternal, oksigen (O2) dihisap melalui hidung dan mulut. Pada waktu bernapas, oksigen masuk melalui batang tenggorok atau trakea dan pipa bronkial ke alveoli, dan erat hubungannya dengan darah di dalam kapiler pulomonaris (Kus Irianto, 2008). 2.1.2. Fungsi Pernapasan Fungsi utama pernapasan adalah untuk pertukaran gas yakni untuk memperoleh oksigen agar dapat digunakan oleh sel-sel tubuh dan mengeleminasi karbondioksida yang dihasilkan oleh sel. Fungsi pernapasan secara rinci adalah sebagai berikut: a. Mengambil oksigen kemudian dibawa oleh darah keseluruh tubuh (sel-selnya) untuk mengadakan pembakaran. b. Mengeluarkan karbon dioksida yang terjadi sebagai sisa pembakaran, kemudian dibawa oleh darah ke paru-paru untuk dibuang (karena tidak berguna lagi oleh tubuh). c. Melembabkan udara (Syaifuddin, 1996). Universitas Sumatera Utara

Upload: phamminh

Post on 01-Feb-2018

225 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Sistem Pernapasan Manusiarepository.usu.ac.id/bitstream/123456789/41172/4/Chapter II.pdf · 2.1. Sistem Pernapasan Manusia 2.1.1. ... Pada pernapsan melalui

8

BAB IITINJAUAN PUSTAKA

2.1. Sistem Pernapasan Manusia

2.1.1. Pengertian Pernapasan

Pernapasan adalah saluran proses ganda yaitu terjadinya pertukaran gas di

dalam jaringan (pernapasan dalam), yang terjadi di di dalam paru-paru disebut

pernapasan luar. Pada pernapsan melalui paru-paru atau respirasi eksternal,

oksigen (O2) dihisap melalui hidung dan mulut. Pada waktu bernapas, oksigen

masuk melalui batang tenggorok atau trakea dan pipa bronkial ke alveoli, dan erat

hubungannya dengan darah di dalam kapiler pulomonaris (Kus Irianto, 2008).

2.1.2. Fungsi Pernapasan

Fungsi utama pernapasan adalah untuk pertukaran gas yakni untuk

memperoleh oksigen agar dapat digunakan oleh sel-sel tubuh dan mengeleminasi

karbondioksida yang dihasilkan oleh sel. Fungsi pernapasan secara rinci adalah

sebagai berikut:

a. Mengambil oksigen kemudian dibawa oleh darah keseluruh tubuh (sel-selnya)

untuk mengadakan pembakaran.

b. Mengeluarkan karbon dioksida yang terjadi sebagai sisa pembakaran,

kemudian dibawa oleh darah ke paru-paru untuk dibuang (karena tidak

berguna lagi oleh tubuh).

c. Melembabkan udara (Syaifuddin, 1996).

Universitas Sumatera Utara

Page 2: TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Sistem Pernapasan Manusiarepository.usu.ac.id/bitstream/123456789/41172/4/Chapter II.pdf · 2.1. Sistem Pernapasan Manusia 2.1.1. ... Pada pernapsan melalui

9

Sumber: Dorce Mengkidi, 2006

Gambar 2. 1 : Saluran Pernapasan

2.1.3. Proses Pertukaran Gas dalam Paru-Paru

Fungsi paru-paru ialah pertukaran gen dan gas karbondioksida. Pada

pernapasan melalui paru-paru oksigen dihirup melalui rongga hidung. Pada waktu

bernapas, oksigen masuk melalui batang tenggorok (trakea) dan pipa bronkial ke

alveoli, dan erat hubungannya dengan darah di dalam kapiler pulmonaris. Hanya satu

lapis membran yaitu membran alveoli kapiler, memisahkan oksigen dari darah merah

dan di bawa ke jantung. Dari sini di pompa di dalam pembuluh nadi (arteri) ke semua

bagian tubuh. Darah meninggalkan paru-paru pada tekanan oksigen 100 mmhg dan

pada tingkat ini hemoglobinnya 95% jenuh oksigen (Pearce,2002).

Di dalam paru-paru, karbondioksida, salah satu hasil buangan metabolisme,

menembus membran alveolar kapiler dari kapiler darah ke alveoli dan setelah melalui

pipa bronkial dan trakea, dinapaskan melalui hidung. Ada empat proses yang

berhubungan erat dengan paru-paru, yaitu:

9

Sumber: Dorce Mengkidi, 2006

Gambar 2. 1 : Saluran Pernapasan

2.1.3. Proses Pertukaran Gas dalam Paru-Paru

Fungsi paru-paru ialah pertukaran gen dan gas karbondioksida. Pada

pernapasan melalui paru-paru oksigen dihirup melalui rongga hidung. Pada waktu

bernapas, oksigen masuk melalui batang tenggorok (trakea) dan pipa bronkial ke

alveoli, dan erat hubungannya dengan darah di dalam kapiler pulmonaris. Hanya satu

lapis membran yaitu membran alveoli kapiler, memisahkan oksigen dari darah merah

dan di bawa ke jantung. Dari sini di pompa di dalam pembuluh nadi (arteri) ke semua

bagian tubuh. Darah meninggalkan paru-paru pada tekanan oksigen 100 mmhg dan

pada tingkat ini hemoglobinnya 95% jenuh oksigen (Pearce,2002).

Di dalam paru-paru, karbondioksida, salah satu hasil buangan metabolisme,

menembus membran alveolar kapiler dari kapiler darah ke alveoli dan setelah melalui

pipa bronkial dan trakea, dinapaskan melalui hidung. Ada empat proses yang

berhubungan erat dengan paru-paru, yaitu:

9

Sumber: Dorce Mengkidi, 2006

Gambar 2. 1 : Saluran Pernapasan

2.1.3. Proses Pertukaran Gas dalam Paru-Paru

Fungsi paru-paru ialah pertukaran gen dan gas karbondioksida. Pada

pernapasan melalui paru-paru oksigen dihirup melalui rongga hidung. Pada waktu

bernapas, oksigen masuk melalui batang tenggorok (trakea) dan pipa bronkial ke

alveoli, dan erat hubungannya dengan darah di dalam kapiler pulmonaris. Hanya satu

lapis membran yaitu membran alveoli kapiler, memisahkan oksigen dari darah merah

dan di bawa ke jantung. Dari sini di pompa di dalam pembuluh nadi (arteri) ke semua

bagian tubuh. Darah meninggalkan paru-paru pada tekanan oksigen 100 mmhg dan

pada tingkat ini hemoglobinnya 95% jenuh oksigen (Pearce,2002).

Di dalam paru-paru, karbondioksida, salah satu hasil buangan metabolisme,

menembus membran alveolar kapiler dari kapiler darah ke alveoli dan setelah melalui

pipa bronkial dan trakea, dinapaskan melalui hidung. Ada empat proses yang

berhubungan erat dengan paru-paru, yaitu:

Universitas Sumatera Utara

Page 3: TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Sistem Pernapasan Manusiarepository.usu.ac.id/bitstream/123456789/41172/4/Chapter II.pdf · 2.1. Sistem Pernapasan Manusia 2.1.1. ... Pada pernapsan melalui

10

a. Ventilasi pulmoner, yaitu gerak pernapasan yang menukar udara dalam

alveoli dengan udara luar.

b. Arus darah melalui paru-paru.

c. Distribusi arus udara dan arus darah sedemikian sehingga jumlah tepat

dari setiapnya dapat mencapai semua bagian tubuh.

d. Difusi gas yang menembusi membran pemisah alveoli dan kapiler.

Karbondioksida lebih mudah daripada oksigen.

Semua proses ini diatur sedemikian rupa sehingga darah yang

meninggalkan paru-paru menerima jumlah tepat karbondioksida dan oksigen. Pada

waktu olahraga lebih banyak darah datang dari paru-paru membawa terlalu banyak

karbondioksida dan terlampau sedikit oksigen. Jumlah karbondioksida itu tidak dapat

dikeluarkan, maka konsentrasinya dalam pembuluh nadi bertambah. Hal ini

merangsang pusat pernapasan dalam otak untuk memperbesar kecepatan dan

dalamnya pernapasan. Penambahan ventilasi yang dengan demikian terjadi

mengeluarkan karbondioksida dan menghirup lebih banyak oksigen. Sebenarnya

udara yang masuk ke paru-paru bukan hanya oksigen saja tetapi juga gas-gas lain

(Kus Irianto, 2008).

2.1.4. Proses Pernapasan

Menurut Kus Irianto (2008), udara dapat masuk atau keluar paru-paru

karena adanya tekanan antara udara luar dan udara dalam paur-paru. perbedaan

tekanan ini terjadi disebabkan oleh terjadinya perubahan besar-kecilnya rongga

dada, rongga perut, dan rongga alveolus. Perubahan besarnya rongga ini terjadi

Universitas Sumatera Utara

Page 4: TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Sistem Pernapasan Manusiarepository.usu.ac.id/bitstream/123456789/41172/4/Chapter II.pdf · 2.1. Sistem Pernapasan Manusia 2.1.1. ... Pada pernapsan melalui

11

karena pekerjaan otot-otot pernapasan, yaitu otot antara tulang rusuk dan otot

pernapasan tersebut, maka pernapasan dibedakan menjadi dua yaitu:

a. Pernapasan dada

Pernapasan dada adalah pernapasan yang menggunakan gerakan-gerakan

otot antartulang rusuk. Rongga dada membesar karena tulang dada dan tulang

rusuk terangkat akibat kontraksi otot-otot yang terdapat di antara tulang-tulang

rusuk. Paru-paru turut mengembang, volumenya menjadi besar, sedangkan

tekanannya menjadi lebih kecil daripada tekanan udara luar. Dalam keadaan

demikian udara luar dapat masuk melalui batang tenggorok (trakea) ke paru-

paru (pulmonum).

b. Pernapasan perut

Pernapasan perut adalah pernapasan yang menggunakan otot-otot

diafragma. Otot-otot sekat rongga dada berkontraksi sehingga diafragma yang

semula cembung menjadi agak rata, dengan demikian paru-paru dapat

mengembang ke arah perut (abdomen). Pada waktu itu rongga dada bertambah

besar dan udara terhirup masuk.

2.1.5. Mekanisme Kerja Sistem Pernapasan

Menurut Kus Irianto (2008), mekanisme terjadinya pernapasan terbagi dua

yaitu:

1. Inspirasi (menarik napas)

Sebelum menarik napas (inspirasi) kedudukan diafragma melengkung ke

arah rongga dada, dan otot-otot dalam keadaan mengendur. Bila otot diafragma

berkontraksi, maka diafragma akan mendatar. Pada waktu inspirasi maksimum,

Universitas Sumatera Utara

Page 5: TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Sistem Pernapasan Manusiarepository.usu.ac.id/bitstream/123456789/41172/4/Chapter II.pdf · 2.1. Sistem Pernapasan Manusia 2.1.1. ... Pada pernapsan melalui

12

otot antar tulang rusuk berkontraksi sehingga tulang rusuk terangkat. Keadaan

ini menambah besarnya rongga dada. Mendatarnya diafragma dan

terangkatnya tulang rusuk, menyebabkan rongga dada bertambah besar, diikuti

mengembangnya paru-paru, sehingga udara luar melalui hidung, melalui

batang tenggorok (bronkus), kemudian masuk ke paru-paru.

2. Ekspirasi (menghembus napas)

Bila otot antar tulang rusuk dan otot diafragma mengendur, maka

diafragma akan melengkung ke arah rongga dada lagi, dan tulang rusuk akan

kembali ke posisi semula. Kedua hal tersebut menyebabkan rongga dada

mengecil, akibatnya udara dalam paru-paru terdorong ke luar. Inilah yang

disebut mekanisme ekspirasi.

2.2. Volume Paru

Menurut Dorce (2006), volume paru akan berubah-ubah saat pernapasan

berlangsung. Saat inspirasi akan mengembang dan saat ekspirasi akan mengempis.

Pada keadaan normal, pernapasan terjadi secara pasif dan berlangsung tanpa

disadari.

Beberapa parameter yang menggambarkan volume paru adalah :

a. Volume tidal (Tidal Volume = TV), adalah volume udara paru yang masuk dan

keluar paru pada pernapasan biasa. Besarnya TV pada orang dewasa sekitar

500 ml.

Universitas Sumatera Utara

Page 6: TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Sistem Pernapasan Manusiarepository.usu.ac.id/bitstream/123456789/41172/4/Chapter II.pdf · 2.1. Sistem Pernapasan Manusia 2.1.1. ... Pada pernapsan melalui

13

b. Volume Cadangan Inspirasi (Inspiratory Reserve Volume = IRV), volume

udara yang masih dapat dihirup kedalam paru sesudah inpirasi biasa, besarnya

IRV pada orang dewasa adalah sekitar 3100 ml.

c. Volume Cadangan Ekspirasi (Expiratory Reserve Volume = ERV), adalah

volume udara yang masih dapat dikeluarkan dari paru sesudah ekspirasi biasa,

besarnya ERV pada orang dewasa sekitar 1000-1200 ml.

d. Volume Residu (Residual Volume = RV), udara yang masih tersisa didalam

paru sesudah ekspirasi maksimal sekitar 1100ml. TV, IRV, ERV dapat

langsung diukur dengan spirometer, sedangkan RV = TLC – VC

2.3. Kapasitas Paru

Menurut Syaifuddin (1996), kapasitas paru-paru adalah kesanggupan paru-

paru dalam menampung udara di dalamnya. Kapasitas paru-paru dapat dibedakan

sebagai berikut:

a. Kapasitas total, adalah jumlah udara yang dapat mengisi paru-paru pada inspirasi

sedalam-dalamnya. Dalam hal ini angka yang kita dapat tergantung beberapa hal:

kondisi paru-paru, umur, sikap dan bentuk seseorang.

b. Kapasitas vital, adalah jumlah udara yang dapat dikeluarkan setelah ekspirasi

maksimal.

Dalam keadaan yang normal, kedua paru-paru dapat menampung udara

sebanyak -5 liter. Waktu ekspirasi, di dalam paru-paru masih tertinggal ±3 liter

udara. Pada saat kita bernapas biasa udara yang masuk ke dalam paruparu 2.600

cm3 (21/2 liter).

Universitas Sumatera Utara

Page 7: TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Sistem Pernapasan Manusiarepository.usu.ac.id/bitstream/123456789/41172/4/Chapter II.pdf · 2.1. Sistem Pernapasan Manusia 2.1.1. ... Pada pernapsan melalui

14

Menurut Hood (1992), ada dua macam kapasitas vital berdasarkan cara

pengukurannya:

a. Vital Capacity (VC): pada pengukuran jenis ini individu tidak perlu

melakukan aktivitas pernapasan dengan kekuatan penuh.

b. Forced Vital Capacity (FVC): pada pengukuran ini pemeriksaan dilakukan

dengan kekuatan maksimal.

Pada orang normal tidak ada perbedaan antara kapasitas vital dan kapasitas

vital paksa, tetapi pada keadaan ada gangguan obstruktif terdapat perbedaan antara

kapasitas vital dan kapasitas vital paksa. Vital Capacity merupakan refleks dari

kemampuan elastisitas jaringan paru, atau kekakuan pergerakan dinding toraks. VC

yang menurun dapat diartikan adanya kekakuan jaringan paru atau dinding toraks,

dengan kata lain VC mempunyai korelasi yang baik dengan “compliance” paru

atau dinding toraks. Pada kelainan obstruksi yang ringan VC hanya mengalami

penurunan sedikit atau mungkin normal.

2.4. Indikasi Pemeriksaan Faal Pru

Beberapa indikasi pemeriksaan faal paru menurut Hood (1992), adalah

sebagai berikut:

a. Perokok yang berumur lebih dari 40 tahun

Merokok dapat menimbulkan berbagai kelainan paru, antara lain bronkitis

kronis, kanker paru dan sebagainya. Penyakit paru obstruksi menahun (PPOM)

sering kali dapat diidiagnosis hanya dengan pemeriksaan jasmani dan foto

toraks. Sedangkan anamnesa juga sering kali tidak informatif. Oleh karena itu

Universitas Sumatera Utara

Page 8: TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Sistem Pernapasan Manusiarepository.usu.ac.id/bitstream/123456789/41172/4/Chapter II.pdf · 2.1. Sistem Pernapasan Manusia 2.1.1. ... Pada pernapsan melalui

15

faal paru disini memegang peranan yang penting sebelum terjadinya enfisema

yang irreversibel. Dalam satu penelitian dikatakan bahwa 5-10 tahun sebelum

terjadinya hiperinflasi, sudah didapatkan gangguan faal paru.

Pada perokok yang berumur lebih dari 40 tahun, apabila pada pemeriksaan

pertama telah diketahui adanya faal paru yang abnormal, maka sebaiknya

diulang secara rutin setiap tahun. Apabila pemeriksaan pertama tidak

menunjukkan adanya faal paru yang abnormal, maka pemeriksaan ulang dapat

dilakukan tiga tahun sekali.

b. Sesak napas

Banyak penyakit, baik dari paru maupun yang di luar paru, dapat

menimbulkan sesak napas. Pemeriksaan yang tidak invasif tetapi cukup

informatif untuk membedakan apakah dari paru atau dari organ lain adalah

dengan pemeriksaan faal paru. oleh karena itu pada penderita dengan sesak

napas rutin dilakukan pemeriksaan faal paru.

c. Batuk kronis

Penyakit yang dapat menimbulkan batuk kronis antara lain, tuberkulosa paru,

bronkitis kronis, bronkietasis, asma bronkial, tumor paru dan masih banyak lagi

baik yang dari paru maupun yang dari luar paru. pada asma bronkial diluar

serangan seringkali sukar untuk mendeteksinya.

d. Pekerja-pekerja di lingkungan udara tidak bersih.

Deteksi dini kelompok orang-orang tersebut harus diprogram agar tidak

berlanjut menjadi PPOM yang irriversibel. Terutama pada pekerja-pekerja di

tempat yang terpapar dengan debu dan gas dianjurkan untuk memeriksa faal

Universitas Sumatera Utara

Page 9: TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Sistem Pernapasan Manusiarepository.usu.ac.id/bitstream/123456789/41172/4/Chapter II.pdf · 2.1. Sistem Pernapasan Manusia 2.1.1. ... Pada pernapsan melalui

16

paru setiap tahun, pada mereka yang abnormal, jangka waktu pemeriksaan

ulangan dapat diperpendek.

2.5. Inhalasi Zat Toksik Di Tempat Kerja

Penyakit paru kerja adalah penyakit atau kerusakan paru disebabkan

oleh debu, asap, gas berbahaya yang terhirup oleh pekerja di tempat kerja.

Berbagai penyakit paru dapat terjadi tergantung jenis paparannya. Riwayat

pekerjaan yang akurat dan terperinci merupakan kunci yang penting dalam

menegakkan diagnosis penyakit yang berhubungan dengan pekerjaan.

Bahan-bahan yang terhirup di tempat kerja dapat berupa gas, uap dan

debu. gas dan uap bila dihirup ke dalam paru akan menimbulkan efek iritasi

dan efek toksik. Umunya zat yang mempunyai daya larut dalam air yang besar,

mempunyai efek iritasi di daerah saluran napas bagian atas sedangkan yang

mempunyai daya larut dalam air yang rendah mempunyai efek yang besar di

daerah saluran pernapasan bagian bawah, apalagi yang tidak mempunyai bau

sama sekali.

Efek toksik dan iritasi dapat terjadi secara akut dan kronik. Yang akut,

efek iritasi disebabkan karena rangsangan pada reseptor saraf mukosa saluran

pernapasan yang menimbulkan rasa sakit sehingga timbul refleks

penghambatan pernapasan yaitu penyempitan bronkus dan refleks batuk

(Yunus, 1992)

2.6. Alat-Alat Ukur Faal Paru

Universitas Sumatera Utara

Page 10: TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Sistem Pernapasan Manusiarepository.usu.ac.id/bitstream/123456789/41172/4/Chapter II.pdf · 2.1. Sistem Pernapasan Manusia 2.1.1. ... Pada pernapsan melalui

17

Beberapa alat ukur yang dapat dipergunakan dalam pemeriksaan faal

paru adalah sebagai berikut:

1. Spirometer basah (water filled)

Terdiri dari:

a. Spirometer collins, dengan kapasitas 9 dan 13,5 liter

b. Steads wells, dengan kapasitas 10 liter

c. Goddart, dengan kapasitas 9 liter

d. Krogh, dengan kapasitas 2,5 dan 10 liter

e. Tissot, dengan kapasitas 12 liter

2. Spirometer kering (waterless)

Terdiri dari:

a. Spirometer wedge, dengan kapasitas 10 liter.

b. Spirometer piston (rolling seal).

c. Auto spirometer (Hood, 1992).

Sumber: Dorce Mengkidi, 2006.

Gambar 2. 2 : Spirometer

17

Beberapa alat ukur yang dapat dipergunakan dalam pemeriksaan faal

paru adalah sebagai berikut:

1. Spirometer basah (water filled)

Terdiri dari:

a. Spirometer collins, dengan kapasitas 9 dan 13,5 liter

b. Steads wells, dengan kapasitas 10 liter

c. Goddart, dengan kapasitas 9 liter

d. Krogh, dengan kapasitas 2,5 dan 10 liter

e. Tissot, dengan kapasitas 12 liter

2. Spirometer kering (waterless)

Terdiri dari:

a. Spirometer wedge, dengan kapasitas 10 liter.

b. Spirometer piston (rolling seal).

c. Auto spirometer (Hood, 1992).

Sumber: Dorce Mengkidi, 2006.

Gambar 2. 2 : Spirometer

17

Beberapa alat ukur yang dapat dipergunakan dalam pemeriksaan faal

paru adalah sebagai berikut:

1. Spirometer basah (water filled)

Terdiri dari:

a. Spirometer collins, dengan kapasitas 9 dan 13,5 liter

b. Steads wells, dengan kapasitas 10 liter

c. Goddart, dengan kapasitas 9 liter

d. Krogh, dengan kapasitas 2,5 dan 10 liter

e. Tissot, dengan kapasitas 12 liter

2. Spirometer kering (waterless)

Terdiri dari:

a. Spirometer wedge, dengan kapasitas 10 liter.

b. Spirometer piston (rolling seal).

c. Auto spirometer (Hood, 1992).

Sumber: Dorce Mengkidi, 2006.

Gambar 2. 2 : Spirometer

Universitas Sumatera Utara

Page 11: TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Sistem Pernapasan Manusiarepository.usu.ac.id/bitstream/123456789/41172/4/Chapter II.pdf · 2.1. Sistem Pernapasan Manusia 2.1.1. ... Pada pernapsan melalui

18

Menurut Amin (1996), ada beberapa interpretasi fungsi paru yang biasa

dibuat di klinik, yaitu sebagai berikut:

a. Obstruktif (kelainan pada ekspirasi)

Adalah hambatan aliran udara karena adanya sumbatan atau penyempitan

saluran nafas. Kelainan obstruktif akan mempengaruhi kemampuan

ekspirasi yang ditandai dengan penurunan pada FEV1, vital capacity.

b. Kelainan restriktif (kelainan pada inspirasi)

Adalah gangguan pada paru yang menyebabkan kekakuan paru sehingga

membatasi pengembangan paru-paru. Gangguan restriktif mempengaruhi

kemampuan inspirasi yang ditandai dengan penurunan pada vital capacity,

residu volume.

c. Mix (Campuran)

Gabungan antara obstruksi dan restriktif.

Oleh karena itu untuk menetapkan lokasi dari kelainan ini beberapa tes

perlu dilakukan antara lain:

a. Kapasitas Vital (Vital Capacity)

b. Aliran Udara Ekspirasi (Expiratory Air Flow)

c. Fungsi Difusi

d. Analisis Gas

Dasar pemeriksaan fungsi paru-paru, terbagi dua yaitu nilai restriktif

dan nilai obstruktif, kriterianya seperti pada tebel berikut:

Tabel 2.1 Nilai Restriktif

Universitas Sumatera Utara

Page 12: TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Sistem Pernapasan Manusiarepository.usu.ac.id/bitstream/123456789/41172/4/Chapter II.pdf · 2.1. Sistem Pernapasan Manusia 2.1.1. ... Pada pernapsan melalui

19

No ‘%FEV/FVC %FVC Kesimpulan1 >80 Normal2 >75 60-79 Restriktif ringan3 30-59 Reskriktif

sedang4 <30 Reskriktif berat

Sumber : Budiono, 2007

Tabel 2.2 Nilai Obstruktif

No %FEV/FVC %FVC Kesimpulan1 >75 Normal2 >75 60-74 Obstruktif

ringan3 30-59 Obstruktif

sedang4 <30 Obstruktif berat

Sumber :Budiono, 2007

Volume udara ini dalam keadaan normal nilainya kurang lebih sama

dengan kapasitas vital. Pada penderita obstruktif saluran nafas akan mengalami

pengurangan yang jelas karena penutupan pengatur saluran nafas. Dalam

melakukan kapasitas vital paksa tekniknya mula-mula orang tersebut inspirasi

maksimal sampai kapasitas paru total, kemudian ekspirasi ke dalam spirometer

dengan ekspirasi maksimal paksa secepatnya dan sesempurna mungkin.

Kapasitas vital kuat hampir sama, hanya terdapat perbedaan pada volume dasar

paru antara orang normal dan penderita obstruktif. Sebaliknya terdapat

pebedaan besar pada kecepatan aliran maksimal yang dapat dikeluarkan

seseorang terutama selama detik pertama. Oleh karena itu biasanya merekam

volume ekspirasi paksa selama detik pertama (FEV 1) dan membandingkan

antara yang normal dan abnormal. Pada orang normal persentase kapasitas

vital kuat yang dikeluarkan pada detik pertama (FEV1/FVC%) adalah 80%.

Universitas Sumatera Utara

Page 13: TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Sistem Pernapasan Manusiarepository.usu.ac.id/bitstream/123456789/41172/4/Chapter II.pdf · 2.1. Sistem Pernapasan Manusia 2.1.1. ... Pada pernapsan melalui

20

Pada obstruksi saluran nafas yang serius, yang sering terjadi pada asma akut,

kapasitas ini dapat berkurang menjadi kurang dari 20%. (Budiono, 2007).

2.7. Karakteristik Pekerja

2.7.1. Umur

Dikatakan bahwa fungsi pernapasan dan sirkulasi darah akan meningkat

pada masa anak-anak dan mencapai maksimal pada usia 20-30 tahun, kemudian

akan menurun lagi sesuai dengan pertambahan umur. Kapasitas difusi paru,

ventilasi paru, ambilan oksigen kapasitas vital dan semua parameter faal paru yang

lain akan menurun sesuai dengan pertambahan umur, setelah mencapai titik

maksimal pada usia dewasa muda. Kekuatan otot maksimal pada umur 20-40

tahun dan akan berkurang sebanyak 20% setelah usia 40 tahun Kebutuhan zat

tenaga terus meningkat sampai akhirnya menurun setelah usia 40 tahun

berkurangnya kebutuhan tenaga tersebut dikarenakan telah menurunnya kekuatan

fisik (Prasetyo, 2010).

Dalam keadaan normal, usia juga mempengaruhi frekuensi pernapasan dan

kapasitas paru. Frekuensi pernapasan pada orang dewasa antara 16-18 kali

permenit, pada anak-anak sekitar 24 kali permenit sedangkan pada bayi sekitar 30

kali permenit. Walaupun orang dewasa penurunan frekuensi pernapasan lebih kecil

dibandingkan dengan anak-anak dan bayi akan tetapi kapasitas vital paru pada

orang dewasa lebih besar dibandingkan dengan anak-anak dan bayi. Dalam kondisi

tertentu hal tersebut akan berubah misalnya akibat dari suatu penyakit, pernapasan

Universitas Sumatera Utara

Page 14: TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Sistem Pernapasan Manusiarepository.usu.ac.id/bitstream/123456789/41172/4/Chapter II.pdf · 2.1. Sistem Pernapasan Manusia 2.1.1. ... Pada pernapsan melalui

21

bisa bertambah cepat dan sebaliknya (Syaifuddin, 1996). Usia berhubungan

dengan proses penuaan atau bertambahnya umur.

2.7.2. Riwayat Penyakit

Kondisi kesehatan dapat mempengaruhi kapasitas vital paru seseorang.

Kekuatan otot-otot pernapasan dapat berkurang akibat sakit (Prasetyo, 2010).

Terdapat riwayat pekerjaan yang menghadapi debu akan menyebabkan

pneumonokiosis dan salah satu pencegahan yang dapat dilakukan dengan

menghindari diri dari debu dengan cara memakai masker saat bekerja (Suma’mur,

2009).

2.7.3. Kebiasaan Merokok

Menurut Hood Alsagaff (1992), merokok dapat menimbulkan kelainan

paru antara lain, bronkitis kronis, kanker paru dan sebagainya. Penyakit paru

obstruktif menahun (PPOM) sering kali tidak dapat didiagnosis hanya dengan

pemeriksaan jasmani dan foto toraks. Sedangkan anamnesa juga sering kali tidak

informatif. Oleh karena itu faal paru di sini memegang peranan yang penting

sebelum terjadinya emfisemma yang irreversibel. Dalam satu penelitian dikatakan

bahwa 5-10 tahun sebelum terjadinya hiperinflasi, sudah didapatkan gangguan faal

paru. Pada perokok yang berumur lebih dari 40 tahun, apabila pada pemeriksaan

pertama telah diketahui adanya faal paru yang abnormal, maka sebaiknya diulang

secara rutin setiap tahun. Apabila pemeriksaan pertama masih normal,

pemeriksaan ulang dapat 3 tahun sekali dilakukan.

Menurut Amin (1996), rokok merupakan faktor risiko PPOM yang utama.

Asap rokok dapat mengganggu aktivitas bulu getar saluran pernapasan, fungsi

Universitas Sumatera Utara

Page 15: TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Sistem Pernapasan Manusiarepository.usu.ac.id/bitstream/123456789/41172/4/Chapter II.pdf · 2.1. Sistem Pernapasan Manusia 2.1.1. ... Pada pernapsan melalui

22

makrofag dan mengakibatkan hipertrofi kelenjar mukosa. Pengidap PPOM yang

merokok mempunyai risiko kematian yang lebih tinggi (6,9-25 kali) dibandingkan

dengan bukan perokok. Risiko PPOM yang diakibatkan oleh rokok empat kali

lebih besar daripada bukan perokok.

Adapun untuk mengukur derajat berat merokok biasanya dilakukan dengan

menghitung indeks Brinkman, yaitu perkalian antara jumlah rata-rata batang rokok

yang dihisap setiap hari kemudian dikalikan dengan lama merokok dalam tahun.

Nilai yang dihasilkan dalam perhitungan tersebut akan dimasukkan dalam tiga

katergori, yaitu:

Ringan : 0-200

Sedang : 200-600

Berat : > 600 (Karabella, 2011).

2.7.4. Penggunaan Alat Pelindung diri

Budiono (2007), menyatakan pemakaian APD sangat penting sebagai garis

pertahanan untuk melindungi pemakai sebagai akibat dari kelalaian atau kondisi

yang tak diperkirakan. Alat pelindung diri adalah seperangkat alat yang digunakan

tenaga kerja untuk melindungi sebagian atau seluruh tubuhnya dari adanya potensi

bahaya atau kecelakaan. Alat ini digunakan seseorang dalam melakukan

pekerjaannya, yang dimaksud untuk melindungi dirinya dari sumber bahaya

tertentu baik yang berasal dari pekerjaan maupun dari lingkungan kerja. Alat

pelindung diri ini tidaklah secara sempurna dapat melindungi tubunhya tetapi akan

dapat mengurangi tingkat keparahan yang mungkin terjadi.

Universitas Sumatera Utara

Page 16: TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Sistem Pernapasan Manusiarepository.usu.ac.id/bitstream/123456789/41172/4/Chapter II.pdf · 2.1. Sistem Pernapasan Manusia 2.1.1. ... Pada pernapsan melalui

23

Perlindungan tenaga kerja melalui usaha-usaha teknis pengamanan tempat,

perlatan dan lingkungan kerja adalah sangat perlu diutamakan, namun, kadang-

kadang keadaan bahaya masih belum dapat dikendalikan sepenuhnya, sehingga

digunakan alat-alat pelindung diri. Alat pelindung diri haruslah enak dipakai, tidak

menggangu pekerjaan dan memberikan perlindungan yang efektif (Suma’mur,

1996)

2.7.5. Status gizi

Kesehatan dan daya kerja sangat erat kaitannya dengan tingkat gizi

seseorang. Tubuh memerlukan zat-zat makanan untuk pemeliharaan tubuh,

perbaikan kerusakan sel jaringan. Zat makanan tersebut diperlukan untuk

bekerja dan meningkat sepadan dengan lebih beratnya pekerjaan (Suma’mur,

2009). Orang yang tinggi kurus biasanya mempunyai kapasitas vital lebih

besar dari orang yang gemuk pendek, status gizi yang berlebihan dengan

adanya timbunan lemak dapat menurunkan compliance dinding dada dan paru

sehingga ventilasi paru akan tergangggu akibatnya kapasitas vital paru akan

menurun (Prasetyo, 2010).

Manifestasi klinis dan kompikasi yang sering ditemukan pada

seseorang yang obesitas yang berkaitan dengan paru antara lain, sindrom

pickwickian dan infeksi saluran pernapasan (Misnadiarly, 2007). Adapun status

gizi diukur dengan menggunakan Indeks Masa Tubuh (IMT).

IMT=BB (kg)/TB2(m)

Tabel 2.3 Kategori Ambang Batas IMT Untuk IndonesiaKategori IMT

Universitas Sumatera Utara

Page 17: TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Sistem Pernapasan Manusiarepository.usu.ac.id/bitstream/123456789/41172/4/Chapter II.pdf · 2.1. Sistem Pernapasan Manusia 2.1.1. ... Pada pernapsan melalui

24

Kurus Kekurangan BB tingkat beratKekurangan BB tingakt

rendah

<1717,0-18,5

Normal >18,5-25,00Gemuk Kelebihan BB tingakt ringan 25,00-27,00

Kelebihan BB tingakt berat >27Sumber: Supariasa, 2001

2.7.6. Masa kerja

Masa kerja adalah jangka waktu orang sudah bekerja (pada suatu kantor,

badan dan sebagainya) (KBBI, 2001). Menurut Morgan Parkes waktu yang

dibutuhkan seseorang yang terpapar oleh debu untuk terjadinya gangguan KVP

kurang lebih 10 tahun. Masa kerja dapat dikategorikan menjadi:

1. ≤5 tahun

2. >5 tahun (Karbella, 2011).

Semakin lama seseorang dalam bekerja maka semakin banyak dia telah

terpapar bahaya yang ditimbulkan oleh lingkungan kerja tersebut

(Suma’mur,2009).

2.8.7. Kebiasaan Olahraga

Kebiasaan olah raga dapat membantu meningkatkan kapasitas vital

paru. Individu yang mempunyai kebiasaan olah raga memiliki tingkat

kesegaran jasmani yang baik. Penelitian Schenker et al pada pekerja pertanian

di Kosta Rika menunjukkan bahwa pekerja yang mempunyai tingkat kesegaran

jasmani yang baik, dapat menjadi faktor protektif terhadap penurunan fungsi

Universitas Sumatera Utara

Page 18: TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Sistem Pernapasan Manusiarepository.usu.ac.id/bitstream/123456789/41172/4/Chapter II.pdf · 2.1. Sistem Pernapasan Manusia 2.1.1. ... Pada pernapsan melalui

25

paru. Sementara itu penelitian Debray et al di India pada pekerja yang terpapar

debu juga menunjukkan bahwa hasil yang sama (Budiono, 2007). Keadaan

latihan olahraga dapat menambah VC sebesar 30- 40% di atas nilai normal

yaitu mencapai 6-7 liter (Syaifuddin, 1996).

KVP dapat dipengaruhi oleh kebiasaan seseorang melakukan olahraga.

Olahraga dapat meningkatkan aliran darah melalui paru-paru sehingga

menyebabkan oksigen dapat berdifusi ke dalam kapiler paru dengan volume

yang lebih besar dan maksimum. Kapasitas vital pada seorang atlet lebih besar

daripada orang yang tidak pernah berolahraga (Karbella, 2011).

2.8. Aspal

Aspal adalah material semen hitam, padat atau setengah padat dalam

konsistensinya di mana unsur pokok yang menonjol adalah bitumen yang terjadi

secara alam atau yang dihasilkan dengan penyulingan minyak (Petroleum). Aspal

Petrolium dan aspal liquid adalah material yang sangat penting (Rian, 2006).

Menurut Asiyanto (2008), pada dasarnya ada dua macam aspal dilihat dari

proses terbentuknya, yaitu:

a. Aspal alam adalah aspal yang terbentuk oleh proses alam. Contohnya aspal

buton(Butas). Aspal alam ini biasanya kualitasnya tidak seragam.

b. Aspal pabrik, adalah aspal yang terbentuk oleh proses yang terjadi dalam pabrik,

sebagai hasil samping dari proses penyulingan minyak bumi. Aspal pabrik ini

mempunyai kualitas yang standar.

Aspal pabrik ada tiga jenis, yaitu:

Universitas Sumatera Utara

Page 19: TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Sistem Pernapasan Manusiarepository.usu.ac.id/bitstream/123456789/41172/4/Chapter II.pdf · 2.1. Sistem Pernapasan Manusia 2.1.1. ... Pada pernapsan melalui

26

a. Aspal keras, disebut juga aspal cement (AC) yang dibagi-bagi menurt angka dan

penetrasinya. Misal AC 40/60, AC 60/70, AC 80/100 dan seterusnya.

b. Aspal cair, disebut juga cut back, yang dibagi-bagi menurut proses curingnya.

Misalnya slow curing (SC), medium curing (MC), dan rapid curing (RC). Aspal

cair dalam temperatur biasa berbentuk seperti cairan. Aspal cair ini biasanya

digunakan untuk pekerjaan prime coat, yaitu sebagai lapis dasar dari aspal

campuran yang berbatasan dengan lapisan subbace yang terdiri dari material

granular. Selain itu material aspal cair juga digunakan untuk tack coat, yang

berfungsi sebagai material perekat antar lapisan aspal campuran.

c. Aspal emulsi, yaitu campuran aspal (55%-65%), air (35%-45%) dan bahan

emulsi (1%-2%).

Komposisi aspal

Aspal merupakan unsur hydrocarbon yang sangat komplek,sangat sukar

memisahkan molekul-molekul yang membentuk aspal tersebut. Secara umum

komposisi dari aspal adalah sebagai berikut:

a. Asphaltenes merupakan material berwarna hitam atau coklat tua yang larut

dalam heptane.

b. Maltenes merupakan cairan kental yang terdiri dari resin dan oils, dan larut

dalam heptanes

c. Resins adalah cairan berwarna kuning atau coklat tua yang memberikan sifat

adhesi dari aspal, merupakan bagian yang mudah hilang atau berkurang

selama masa pelayanan jalan.

d. Oils adalah media dari asphaltenes dan resin, berwarna lebih muda.

Universitas Sumatera Utara

Page 20: TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Sistem Pernapasan Manusiarepository.usu.ac.id/bitstream/123456789/41172/4/Chapter II.pdf · 2.1. Sistem Pernapasan Manusia 2.1.1. ... Pada pernapsan melalui

27

Proporsi dari asphaltenes, resins, oils berbeda tergantung dari banyak

faktor seperti kemungkinan beroksidasi, proses pembuatan dan ketebalan aspal

dalam campuran (Rian, 2006).

2.9. Aspal Hotmix

Aspal hotmix (campuran beraspal panas) adalah campuran yang terdiri dari

kombinasi agregat yang dicampur dengan aspal. Pencampuran dilakukan

sedemikian rupa sehingga permukaan agregat terselimuti aspal dengan seragam.

Untuk mengeringkan agregat dan memperoleh kekentalan aspal yang mencukupi

dalam mencampur dan mengerjakannya, maka kedua-duanya harus dipanaskan

masing-masing pada temperatur tertentu (Departemen Pekerjaan Umum –

Direktorat Jendral Bina Marga. 2007).

2.9.1. Agregat

Agregat adalah sekumpulan butir-butir batu pecah, kerikil, pasir atau mineral

lainnya berupa hasil alam atau buatan (Departemen Pekerjaan Umum – Direktorat

Jendral Bina Marga. 2007). Beberapa tipikal ketentuan penggunaan dalam

penggambaran agregat adalah sebagai berikut :

1. Fine Aggregate (sand size/ukuran pasir) : Sebagian besar partikel agregat

berukuran antara 4,75mm (no.4 sieve test) dan 75μm (no.200 sieve test).

2. Coarse Aggregate (gravel size/ukuran kerikil) : Sebagian besar agregat

berukuran lebih besar dari 4,75mm (no.4 sieve test).

3. Pit run : agregat yang berasal dari pasir atau gravel pit (biji kerikil) yang

terjadi tanpa melewati suatu proses atau secara alami.

Universitas Sumatera Utara

Page 21: TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Sistem Pernapasan Manusiarepository.usu.ac.id/bitstream/123456789/41172/4/Chapter II.pdf · 2.1. Sistem Pernapasan Manusia 2.1.1. ... Pada pernapsan melalui

28

4. Crushed gravel : pit gravel (kerikil dengan pasir atau batu bulat) yang mana

telah didapatkan dari salah satu alat pemecah untuk menghancurkan banyak

partikel batu yang berbentuk bulat untuk menjadikan ukuran yang lebih kecil

atau untuk memproduk lapisan kasar (rougher surfaces).

5. Crushed rock : agregat dari pemecahan batuan. Semua bentuk partikel

tersebut bersiku-siku/tajam (angular), tidak ada bulatan dalam material

tersebut.

6. Screenings : kepingan-kepingan dan debu atau bubuk yang merupakan

produksi dalam pemecahan dari batuan (bedrock) untuk agregat.

7. Concrete sand : pasir yang (biasanya) telah dibersihkan untuk menghilangkan

debu dan kotoran.

8. Fines : endapan lumpur (silt), lempung (clay) atau partikel debu lebih kecil

dari 75μm (no.200 sieve test), biasanya terdapat kotoran atau benda asing

yang tidak diperlukan dalam agregat.

Sifat dan kualitas agregat menentukan kemampuannya dalam memikul

beban lalu lintas karena dibutuhkan untuk lapisan permukaan yang langsung

memikul beban di atasnya dan menyebarkannya ke lapisan di bawahnya (Rian,

2006).

2.9.2. Identifikasi Bahaya Aspal Hotmix dengan Paparan Terhirup

Emisi dari aspal minyak yang dipanaskan mungkin mengeluarkan bau yang

tidak enak, dan dapat menyebabkan mual dan iritasi pada saluran pernapasan

bagian atas. Uap komponen naptha (aspal panas) pada konsentrasi tinggi di ruang

tertutup dapat menyebabkan gejala euforia, iritasi pernapasan dan edema, sakit

Universitas Sumatera Utara

Page 22: TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Sistem Pernapasan Manusiarepository.usu.ac.id/bitstream/123456789/41172/4/Chapter II.pdf · 2.1. Sistem Pernapasan Manusia 2.1.1. ... Pada pernapsan melalui

29

kepala, pusing, mengantuk, koma, sianosis dan depresi umum. Hidrogen sulfida

menyebabkan iritasi pernapasan pada konsentrasi 4-100 ppm. Pada konsentrasi

rendah H2S memiliki bau seperti telur busuk. Pada konsentrasi tinggi H2S

bertindak sebagai racun sistemik, menyebabkan ketidaksadaran dan kematian

dengan kelumpuhan pernapasan. Inhalasi kronis emisi aspal minyak dapat

menyebabkan iritasi pernapasan (MSDS, 1999).

2.10. Kerangka Konsep

Kerangka konsep pada penelitian ini bertujuan untuk menggambarkan

karakteristik pekerja dan kapasitas vital paksa paru pekerja bagian produksi aspal

hotmix PT. Sabaritha Perkasa Abadi. Adapun kerangka konsep penelitian ini

adalah sebagai berikut:

Universitas Sumatera Utara

Page 23: TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Sistem Pernapasan Manusiarepository.usu.ac.id/bitstream/123456789/41172/4/Chapter II.pdf · 2.1. Sistem Pernapasan Manusia 2.1.1. ... Pada pernapsan melalui

30

Gambar 2.3 Kerangka Konsep

Umur

Riwayat penyakit

Kebiasaan merokok

Karakteristik

Pekerja

Kebiasaan penggunaan

APDMasa kerja

Status gizi

Kebiasaan olahraga

Kapasitas Vital Paksa

Paru

Normal

Tidak normal:

a. Restriktifb. Obstruktuifc. Campuran

Universitas Sumatera Utara