tinjauan maqÂshid asy- syarÎ ah dan regulasi …

40
TINJAUAN MAQÂSHID ASY- SYARÎAH DAN REGULASI TERHADAP PRAKTIK IHTIKÂR PADA MASA PANDEMI COVID-19 DI INDONESIA Skripsi ini Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Hukum (S.H) Oleh: Atiqah Maulidiah NIM. 16110864 PROGRAM STUDI HUKUM EKONOMI SYARIAH FAKULTAS SYARIAH DAN EKONOMI ISLAM INSTITUT ILMU AL-QUR’AN (IIQ) JAKARTA 1441 H/ 2020 M

Upload: others

Post on 16-Oct-2021

5 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: TINJAUAN MAQÂSHID ASY- SYARÎ AH DAN REGULASI …

TINJAUAN MAQÂSHID ASY- SYARÎ’AH DAN REGULASI

TERHADAP PRAKTIK IHTIKÂR PADA MASA PANDEMI

COVID-19 DI INDONESIA

Skripsi ini Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar

Sarjana Hukum (S.H)

Oleh:

Atiqah Maulidiah

NIM. 16110864

PROGRAM STUDI HUKUM EKONOMI SYARIAH

FAKULTAS SYARIAH DAN EKONOMI ISLAM

INSTITUT ILMU AL-QUR’AN (IIQ)

JAKARTA 1441 H/ 2020 M

Page 2: TINJAUAN MAQÂSHID ASY- SYARÎ AH DAN REGULASI …

TINJAUAN MAQÂSHID ASY- SYARÎ’AH DAN REGULASI

TERHADAP PRAKTIK IHTIKÂR PADA MASA PANDEMI

COVID-19 DI INDONESIA

Skripsi ini Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar

Sarjana Hukum (S.H)

Oleh:

Atiqah Maulidiah

NIM. 16110864

Pembimbing:

Indra Marzuki, Lc. MA.

PROGRAM STUDI HUKUM EKONOMI SYARIAH

FAKULTAS SYARIAH DAN EKONOMI ISLAM

INSTITUT ILMU AL-QUR’AN (IIQ)

JAKARTA 1441 H/ 2020 M

Page 3: TINJAUAN MAQÂSHID ASY- SYARÎ AH DAN REGULASI …

i

PERSETUJUAN PEMBIMBING

Skripsi dengan judul “Tinjauan Maqâshid Asy-Syarî‟ah dan Regulasi

Terhadap Praktik Ihtikâr Pada Masa Pandemi Covid-19 Di Indonesia” yang

disusun oleh Atiqah Maulidiah Nomor Induk Mahasiswa: 16110864 telah

diperiksa dan disetujui untuk diujikan ke sidang munaqasyah.

Jakarta, 20 Agustus 2020

Pembimbing,

Indra Marzuki, Lc. MA.

Page 4: TINJAUAN MAQÂSHID ASY- SYARÎ AH DAN REGULASI …

ii

LEMBAR PENGESAHAN

Skripsi dengan judul “Tinjauan Maqâshid Asy-Syarî‟ah dan Regulasi

Terhadap Praktik Ihtikâr Pada Masa Pandemi Covid-19 Di Indonesia” oleh

Atiqah Maulidiah dengan NIM 16110864 telah diujikan pada sidang

Munaqasyah Fakultas Syariah dan Ekonomi Islam Institut Ilmu Al-Qur‟an

(IIQ) Jakarta pada tanggal 24 Agustus 2020 Skripsi telah diterima sebagai

salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana Hukum (S.H)

Jakarta, 24 Agustus 2020

Dekan Fakultas Syariah dan Ekonomi Islam

Ketua Sidang Sekretaris Sidang

Dra. Hj. Muzayanah, MA Dra. Hj. Nur Izzah Anshor, MA.

Penguji I Penguji II

Dr. Hj. Romlah Widayati, M.Ag Dra. Hj. Muzayanah, MA

Pembimbing,

Indra Marzuki, Lc. MA.

Page 5: TINJAUAN MAQÂSHID ASY- SYARÎ AH DAN REGULASI …

iii

PERNYATAAN PENULIS

Saya yang bertanda tangan dibawah ini:

Nama : Atiqah Maulidiah

NIM : 16110864

Tempat/Tgl Lahir : Malaysia, 14 Juli 1998

Menyatakan bahwa skripsi dengan judul “Tinjauan Maqâshid Asy-Syarî‟ah

dan Regulasi Terhadap Praktik Ihtikâr Pada Masa Pandemi Covid-19 Di

Indonesia” adalah benar-benar asli karya saya kecuali kutipan-kutipan yang

sudah disebutkan. Kesalahan dan kekurangan didalam karya ini sepenuhnya

menjadi tanggung jawab saya.

Pondok Gede, 7 Agustus 2020

Penulis,

Atiqah Maulidiah

Page 6: TINJAUAN MAQÂSHID ASY- SYARÎ AH DAN REGULASI …

iv

MOTTO

ٹ ڤ ڤ ڤ ڤ ڦ ڦ ڦ ڦ ڄ ڄ ڄ ڄ

ڃ ڃڃ ڃ چ چچ چ ڇ ڇ ڇ ڇ ڍ

Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu saling memakan harta

sesamamu dengan jalan yang batil, kecuali dengan jalan perniagaan yang

berlaku dengan suka sama suka di antara kamu. Dan janganlah kamu

membunuh dirimu; sesungguhnya Allah adalah Maha Penyayang kepadamu.

(QS. An-Nisa‟ (4): 29)

Page 7: TINJAUAN MAQÂSHID ASY- SYARÎ AH DAN REGULASI …

v

ٱ ٻ ٻ ٻ

KATA PENGANTAR

Syukur Alhamdulillah atas kehadirat Allah SWT yang telah

melimpahkan seluruh rahmat, karunia serta hidayah-Nya yang tak terhingga

sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas akhir ini yakni berupa skripsi.

Shalawat dan salam senantiasa terlimpah kepada Nabi Muhammad SAW,

yang telah menyampaikan risalah untuk menyelamatkan kehidupan manusia

baik di dunia maupun di akhirat kelak.

Dengan izin Allah SWT serta berkat bantuan, dorongan dan nasihat dari

semua pihak, penulis telah menyelesaikan skripsi ini guna melengkapi salah

satu syarat memperoleh gelar Sarjana Hukum (S.H) pada Fakultas Syariah

dan Ekonomi Islam Institut Ilmu Al-Qur‟an (IIQ) Jakarta, dengan judul

“Tinjauan Maqâshid Asy-Syarî’ah dan Regulasi Terhadap Praktik

Ihtikâr Pada Masa Pandemi Covid-19 Di Indonesia”.

Penulis sepenuhnya menyadari telah banyak mendapatkan dukungan,

bimbingan dan dorongan dari berbagai pihak yang telah menyumbangkan

pikiran, waktu, tenaga dan lain sebagainya. Oleh karena itu, penulis

mengucapkan banyak terimakasih kepada pihak-pihak yang sangat berjasa

bagi penulis, terutama kepada:

1. Ibu Prof. Dr. Hj. Huzaemah T. Yanggo, MA. Rektor Institut Ilmu Al-

Qur‟an (IIQ) Jakarta.

2. Ibu Dra. Hj. Muzayanah, MA. Dekan Fakultas Syariah dan Ekonomi

Islam Institut Ilmu Al-Qur‟an (IIQ) Jakarta, yang selalu memberikan

dukungan.

Page 8: TINJAUAN MAQÂSHID ASY- SYARÎ AH DAN REGULASI …

vi

3. Ibu Dra. Hj. Nur Izzah Anshor, MA. Ketua Program Studi Hukum

Ekonomi Syariah Institut Ilmu Al-Qur‟an (IIQ) Jakarta.

4. Bapak Indra Marzuki, Lc. MA. Sebagai pembimbing skripsi penulis,

yang telah meluangkan waktunya dalam membimbing dan selalu

memberikan arahan serta motivasi kepada penulis selama proses

penyusunan skripsi ini.

5. Bapak dan Ibu dosen Fakultas Syariah dan Ekonomi Islam Institut

Ilmu Al-Qur‟an (IIQ) Jakarta yang telah memberikan ilmu yang

bermanfaat dan pengalaman yang berharga selama duduk di bangku

perkuliahan ini.

6. Para instruktur tahfidz yang tidak pernah lelah untuk membimbing,

memberi nasihat dan memotivasi penulis dalam menghafal Al-Qur‟an

serta menjaganya.

7. Staf Fakultas Syariah kak putri dan kak mila yang telah membantu

kelancaran akademik penulis.

8. Kedua orang tua tercinta, ayahanda H. Mukhlas Syarkun, MA.,

Ibunda Hj. Masbahah Hanim yang tak henti-hentinya mendoakan,

memberikan motivasi dan dukungan baik yang bersifat materi dan

imateri sehingga membuat penulis dapat menyelesaikan masa

perkuliahan dan menyelesaikan skripsi ini.

9. Kakak tersayang Mufizul Izzi Asy dan kedua adik tersayang Sifrotun

Najahah dan M. Dakhiluz Zaman yang selalu memberikan semangat

dan dukungan.

10. Mas Jalaluddin M. Akbar, S.Sos., yang telah banyak memberikan

motivasi, dukungan dan penyemangat penulis dalam menyelesaikan

skrips ini.

11. Nipan Squad (Yuk Rul, Kabunga, Firdar, mba Bie, Ulin) yang selalu

menemani dalam canda tawa dan saling memberi semangat.

Page 9: TINJAUAN MAQÂSHID ASY- SYARÎ AH DAN REGULASI …

vii

12. Seluruh teman-teman seperjuangan angkatan 2016 Fakultas Syariah

dan Ekonomi Islam Institut Ilmu Al-Qur‟an (IIQ) Jakarta.

13. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebut satu-persatu yang telah

membantu dalam penyelesaian skripsi ini.

Dengan rasa hormat dan terima kasih kepada seluruh pihak atas segala

bantuan, dukungan serta doanya, semoga Allah SWT membalas segala

kebaikan yang telah mereka berikan kepada penulis dengan berlipat ganda

serta menjadi amal dan ibadah untuk bekal di akhirat kelak. Aamin.

Pondok Gede, 7 Agustus 2020

Penulis,

Atiqah Maulidiah

Page 10: TINJAUAN MAQÂSHID ASY- SYARÎ AH DAN REGULASI …

viii

DAFTAR ISI

PERSETUJUAN PEMBIMBING ................................................................ i

LEMBAR PENGESAHAN .......................................................................... ii

PERNYATAAN PENULIS ......................................................................... iii

MOTTO ........................................................................................................ iv

KATA PENGANTAR ................................................................................... v

DAFTAR ISI............................................................................................... viii

PEDOMAN TRANSLITERASI ARAB-LATIN ........................................ x

ABSTRAK .................................................................................................. xiii

BAB I .............................................................................................................. 1

PENDAHULUAN ......................................................................................... 1

A. Latar Belakang Masalah ...................................................................... 1

B. Identifikasi, Pembatasan, dan Rumusan Masalah ................................ 7

C. Tujuan Penelitian ................................................................................. 8

D. Manfaat Penelitian ............................................................................... 9

E. Metode Penelitian ................................................................................ 9

F. Tinjauan Pustaka ................................................................................ 12

G. Sistematika Penulisan ..................................................................... 16

BAB II .......................................................................................................... 17

MAQĀṢID ASY-SYARĪ‘AH DAN IHTIKÂR ............................................ 17

A. Maqâshid Asy-Syarî‟ah ...................................................................... 17

1. Pengertian Maqâshid Asy-Syarî‟ah ................................................ 17

2. Maksud dan Tujuan Syariah ........................................................... 20

3. Pembagian Maqâshid Asy-Syarî‟ah ............................................... 21

B. Ihtikâr ................................................................................................. 33

1. Pengertian Ihtikâr ........................................................................... 33

2. Dasar Hukum Ihtikâr ...................................................................... 36

3. Pendapat Para Ulama ..................................................................... 41

Page 11: TINJAUAN MAQÂSHID ASY- SYARÎ AH DAN REGULASI …

ix

4. Syarat-Syarat Dikatakan Ihtikâr ..................................................... 43

5. Kriteria Ihtikâr dalam Islam ........................................................... 45

6. Jangka Waktu dan Penentuan Wilayah .......................................... 46

7. Persamaan dan Perbedaan antara Ihtikâr dan monopoli ................ 47

8. Campur tangan pemerintah dalam Ihtikâr ...................................... 49

9. Hikmah dari larangan Ihtikâr ......................................................... 51

C. Fatwa dan Undang-undang ................................................................ 53

1. Fatwa .............................................................................................. 53

2. Undang-undang .............................................................................. 54

BAB III ......................................................................................................... 61

Masa Pandemi Covid-19 di Indonesia....................................................... 61

A. Covid-19 di Indonesia ........................................................................ 61

B. Dampak Terjadinya Covid-19............................................................ 63

C. Terjadinya Peristiwa Penimbunan dan Dampak Penimbunan ........... 67

D. Langkah Antisipasi Pemerintah (Otoritas) Negara ............................ 74

BAB IV ......................................................................................................... 76

HASIL PENELITIAN ................................................................................ 76

A. Perspektif Maqâshid Asy-Syarî‟ah Terhadap Praktik Ihtikâr Pada

Masa Pandemi Covid-19 ........................................................................... 76

B. Praktik Ihtikâr (Penimbunan Barang) Pada Masa Pandemi COVID-19

di Tinjau dari Aspek Undang-Undang dan Regulasi yang berlaku ........... 81

BAB V .......................................................................................................... 91

KESIMPULAN DAN SARAN ................................................................... 91

A. Kesimpulan ........................................................................................ 91

B. Saran .................................................................................................. 92

DAFTAR PUSTAKA .................................................................................. 94

LAMPIRAN-LAMPIRAN ......................................................................... 99

BIODATA DIRI

Page 12: TINJAUAN MAQÂSHID ASY- SYARÎ AH DAN REGULASI …

x

PEDOMAN TRANSLITERASI ARAB-LATIN

1. Konsonan

No. Arab Latin No. Arab Latin

th ط a 16 أ 1

zh ظ b 17 ب 2

„ ع t 18 ت 3

gh غ ts 19 ث 4

f ف j 20 ج 5

q ق h 21 ح 6

k ك kh 22 خ 7

l ل d 23 د 8

m و dz 24 ذ 9

r 25 n ر 10

z 26 w ز 11

s 27 h س 12

‟ ء sy 28 ش 13

y ي sh 29 ص 14

dh ض 15

2. Vokal

Vokal Tunggal Vokal Panjang Vokal Rangkap

Fathah : a آ: â ي...: ai

Kasrah : i ي: î ...: au

Dhammah : u : û

Page 13: TINJAUAN MAQÂSHID ASY- SYARÎ AH DAN REGULASI …

xi

3. Kata Sandang

a. Kata sandang yang diikuti alif lam (ال ) qamariyah Kata sandang

yang diikuti oleh alif lam (ال) qamariyah ditransliterasikan sesuai

dengan bunyinya. Contoh:

al-Madînah : المدينة al-Baqarah : البقرة

b. Kata Sandang yang diikuti oleh alif-lam (ال ) syamsiyah Kata

sandang yang diikuti oleh alif-lam (ال) syamsiyah ditransliterasikan

sesuai dengan aturan yang digariskan di depan dan sesuai dengan

bunyinya. Contoh:

as-Sayyidah : السيدة ar-rajul : الرجل

ad-Dârimî : الدارمي asy-syams : الشمس

c. Syaddah (Tasydid)

Syaddah (Tasydîd) dalam sistem aksara Arab digunakan lambang ( )

sedangkan untuk alih aksara ini dilambangkan dengan huruf, yaitu

dengan cara menggandakan huruf yang bertanda tasydîd. Aturan ini

berlaku secara umum, baik tasydîd yang berada di tengah kata, di

akhir kata ataupun yang terletak setelah kata sandang yang diikuti

oleh huruf-huruf syamsiyah. Contoh:

ام آ الل ب ن : Âmannâ billâhi

اء ن م آ فه الس : Âmana as-Sufahâ′u

الإ نيذ ن : Inna al-ladzîna

ع كرالو : wa ar-rukka„i

d. Ta Marbûthah (ة)

Page 14: TINJAUAN MAQÂSHID ASY- SYARÎ AH DAN REGULASI …

xii

Ta Marbûthah (ة ) apabila berdiri sendiri, waqaf atau diikuti oleh kata

sifat (na„at), maka huruf tersebut dialihaksarakan menjadi huruf “h”.

Contoh:

فأئدة al-Af′idah : الأ

لاميةالأ سأ امعةالأ : al-Jâmi„ah al-Islâmiyyah.

Sedangkan ta marbûthah (ة) yang diikuti atau disambungkan (di-

washal) dengan kata benda (ism), maka dialih aksarakan menjadi

huruf “t”. Contoh:

ملةناصبةاع :‘Âmilatun Nâshibah

رى .al-Âyat al-Kubrâ: الآيةالأكب أ

e. Huruf Kapital

Sistem penulisan huruf Arab tidak mengenal huruf kapital, akan

tetapi apabila telah dialih aksarakan maka berlaku ketentuan Ejaan

yang Disempurnakan (EYD) bahasa Indonesia, seperti penulisan awal

kalimat, huruf awal nama tempat, nama bulan, nama diri dan lain-

lain. Ketentuan yang berlaku pada EYD berlaku pula dalam alih

aksara ini, seperti cetak miring (italic) atau cetak tebal (bold) dan

ketentuan lainnya. Adapun untuk nama diri yang diawali dengan kata

sandang, maka huruf yang ditulis kapital adalah awal nama diri,

bukan kata sandangnya. Contoh: „Alî Hasan al-„Âridh, al-„Asqallânî,

al-Farmawî dan seterusnya. Khusus untuk penulisan kata Alqur‟an

dan nama-nama surahnya menggunakan huruf kapital. Contoh: Al-

Qur‟an, Al-Baqarah, Al-Fâtihah dan seterusnya.

Page 15: TINJAUAN MAQÂSHID ASY- SYARÎ AH DAN REGULASI …

xiii

ABSTRAK

Permasalahan yang dikaji dalam penelitian ini adalah membahas

tentang “Tinjauan Maqâshid Asy-Syarî‟ah dan Regulasi Terhadap

Praktik Ihtikâr Pada Masa Pandemi Covid-19 Di Indonesia” dengan

latar belakang permasalahan merebaknya virus corona atau Covid-19

membuat panik banyak orang. Terlebih, pandemi ini akhirnya masuk

Indonesia setelah dua warga dinyatakan positif terjangkit virus

corona. Pengumuman dua WNI positif corona disampaikan langsung

oleh Presiden Jokowi pada Senin 2 Maret 2020. Hal ini

mengakibatkan kelangkaan barang serta naiknya harga suatu barang

dengan cara menimbun masker, handsanitizer, sembako dan bahan

pokok untuk di jual kembali dengan harga berlipat-lipat. Namun

dengan adanya praktik ihtikar ini Maqâshid Asy-Syarî‟ah akan

menjadi payung yang selalu memproteksi maṣlaḥah. Maqâshid Asy-

Syarî‟ah akan mengarahkan jalan untuk menuju maṣlaḥah secara

umum.

Metode penelitian yang penulis gunakan adalah studi kepustakaan

(library research). Adapun sumber data yang digunakan adalah data-

data primer dan sekunder. Teknik pengumpulan data yang penulis

gunakan dalam penelitian ini adalah Deduktif, Induktif dan

Deskriptif.

Hasil penelitian menunjukan bahwa praktik ihtikar ini sudah

melanggar Maqâshid Asy-Syarî‟ah dilihat dari ketiga tingakatan

maqaṣid al-syari‟ah yaitu perlindungan jiwa (hifz al-Nafs),

perlindungan akal (hifz al-Aql) dan perlindungan harta (hifz al-mal).

Maka dari itu dengan adanya Undang-undang dan Peraturan untuk

menghalang terjadinya kejahatan penimbunan, sehingga Maqâshid

Asy-Syarî‟ah dapat terwujud dalam kehidupan masyarakat sehari

hari.

Kata Kunci: Maqâshid Asy-Syarî’ah, Ihtikâr, Pandemi Covid-19

Page 16: TINJAUAN MAQÂSHID ASY- SYARÎ AH DAN REGULASI …

xiv

ABSTRACT

The problem studied in this study is to discuss the “Maqâshid

Asy-Syarî'ah Review and Regulations on Ihtikâr Practices during the

Covid-19 Pandemic in Indonesia” against the background of the

problem of the spread of the corona virus or Covid-19 which makes

people panic. Moreover, this pandemic finally entered Indonesia after

two residents tested positive for the corona virus. The announcement

of two positive Indonesian citizens for corona was delivered directly

by President Jokowi on Monday, March 2, 2020. This resulted in a

scarcity of goods and an increase in the price of an item by hoarding

masks, handsanitizers, groceries and staples to be resold at multiple

prices. However, with the practice of ihtikar, Maqâshid Asy-Syarî'ah

will become an umbrella that always protects maṣlaḥah. Maqâshid

Asy-Syarî'ah will direct the way to maṣlaḥah in general.

The research method that I use is library research. The data

sources used are primary and secondary data. The data collection

techniques that the authors use in this study are deductive, inductive

and descriptive.

The results showed that the practice of ihtikar had violated

Maqâshid Asy-Syarî'ah seen from the three levels of maqaṣid al-

syari'ah, namely protection of the soul (hifz al-Nafs), protection of

reason (hifz al-Aql) and protection of property (hifz al- mall).

Therefore, with the existence of laws and regulations to prevent the

crime of hoarding, so that Maqâshid Asy-Syarî'ah can be manifested

in people's daily life.

Keywords: Maqâshid Asy-Syarî'ah, Ihtikâr, Pandemic Covid-19

Page 17: TINJAUAN MAQÂSHID ASY- SYARÎ AH DAN REGULASI …

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Di zaman globalisasi dan modern ini, umat Islam dihadapkan

pada berbagai masalah ekonomi, sebagai akibat dari perkembangan

dan kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi. Suatu problema yang

cukup berat dirasakan oleh umat Islam dewasa ini khususnya sistem

ekonomi kontemporer yang bebas nilai yakni sistem ekonomi

kapitalis dan Sosialis yang sangat berlawanan prinsipnya dengan

ekonomi Islam. Sebab sistem ekonomi Islam mengandungi nilai-nilai

serta norma Ilahiah, yang secara keseluruhannya mengatur

kepentingan ekonomi individu dan masyarakat.1

Perbedaan yang sangat mendasar antara sistem ekonomi Islam

dengan sistem ekonomi Kapitalis dan Sosialis. Sistem ekonomi Islam

berlandaskan ketuhanan, yang sangat mengutamakan moral, nilai dan

norma agama. Sistem ekonomi Islam sangat mengutamakan keadilan,

kesatuan keseimbangan, bebas dan tanggung jawab dalam

mewujudkan kesejahteraan umat manusia.2

Tidak sama dengan norma kapitalis yang menganut pasar bebas.

Dalam sistem kapitalis, yang kuat memeras yang lemah, yang cerdik

1 Muhammad Najatullah Siddiqi, Muslim Economy Thinking, Edisi Indonesia A.M.

Saifuddin, Pemikiran Ekonomi Islam, (Jakarta: LLPPM, 1996), hlm. 20 2 Chuzaimah t. Yanggo dan HA. Anshary AZ, (ed) Prolematika Hukum Islam

Kontemporer, (Jakarta: Pustaka Firdaus, 1997), hlm. 91.

Page 18: TINJAUAN MAQÂSHID ASY- SYARÎ AH DAN REGULASI …

2

menipu yang bodoh. Dalam system kapitalis, bendera konglomerat

semakin berkibar, sedangkan yang melarat semakin terkapar.3

Allah menciptakan manusia dengan sifat saling membutuhkan

antara satu dengan lainnya. Tidak ada satu orang pun yang dapat

memiliki seluruh apa yang diinginkannya, akan tetapi sebagian orang

memiliki sesuatu yang orang lain tidak memiliki namun

membutuhkannya dan begitu juga sebaliknya.

Untuk itu Allah memberikan ilham kepada mereka, untuk

mengadakan pertukaran perdagangan dan semua kiranya bermanfaat,

baik dengan cara jual beli dan semua cara transaksi antar manusia.

Sehingga hidup manusia dapat berdiri dengan lurus dan irama

berjalan dengan baik dan produktif.

Pelbagai aneka macam perdagangan dan pertukaran yang

dilakukan ada yang dibenarkan oleh Islam dan ada pula yang dilarang

karena bertentangan dengan syari‟at. Larangan ini berkisar dalam

beberapa sebab, diantaranya:

1. Karena ada usaha membantu perbuatan maksiat.

2. Karena ada unsur-unsur penipuan.

3. Karena ada unsur-unsur pemaksaan.

4. Karena adanya perbuatan zalim oleh satu pihak yang sedang

mengadakan perjanjian, dan sebagainya.4

Dari perspektif agama, aktivitas perdagangan yang dilakukan

sesuai dengan ketentuan-ketentuan yang digariskan oleh agama akan

3 Yusuf Qardhawi, Norma dan Etika Ekonomi Islam, (Jakarta: Gema Insani Press,

2016), Cet. II, h. 155 4 Yusuf Qardhawi, Halal dan Haram, Terjm Tim Kuadran, (Bandung: Jabal,2007),

h.258

Page 19: TINJAUAN MAQÂSHID ASY- SYARÎ AH DAN REGULASI …

3

bernilai ibadah. Artinya, dengan perdagangan itu, selain mendapatkan

keuntungan-keuntungan materiil guna memenuhi kebutuhan

ekonomi.

Islam berpegang pada asas kebebasan dalam tatanan muamalah.

Setiap orang bebas membeli, menjual serta menukar barang dan jasa.

Mereka menawarkan dan menjual barang miliknya dan membeli

barang-barang yang dibutuhkannya. Ini berbeda dengan paham

sosialis yang menolak kebebasan pasar. Kebebasan yang digariskan

oleh Islam adalah Perdagangan yang dijalankan dengan cara yang

tidak jujur, mengandung unsur penipuan, yang karena itu ada pihak

yang dirugikan, dan praktik-praktik lain yang sejenis merupakan hal-

hal yang dilarang dalam Islam. Melakukan perdagangan dengan cara

menimbun barang (ihtikar) dengan tujuan agar harga barang tersebut

mengalami lonjakan sangat dilarang dalam Islam. Terlebih bila

barang tersebut sedang langka sementara masyarakat sangat

membutuhkannya.

Merebaknya virus corona atau Covid-19 membuat panik banyak

orang. Terlebih, pandemik ini akhirnya masuk Indonesia setelah dua

warga dinyatakan positif terjangkit virus corona. Pengumuman dua

WNI positif corona disampaikan langsung oleh Presiden Jokowi pada

Senin 2 Maret 2020.

Masyarakat pun geger. Tak sedikit dari mereka kemudian

bereaksi berlebihan dengan memborong sembako dan kebutuhan

pokok lainnya. Tak hanya itu, masker sebagai alat pelindung pertama

mencegah corona pun diborong oleh masyarakat. Alhasil, masker

menjadi barang langka di pasaran. Keberadaannya susah ditemui, jika

ada harganya naik berlipat dari harga sebelumnya.

Page 20: TINJAUAN MAQÂSHID ASY- SYARÎ AH DAN REGULASI …

4

Keresahan warga terkait langkanya masker di pasaran mendapat

respons langsung Presiden Jokowi. Dia memerintahkan Kapolri

Jenderal Pol Idham Azis untuk menindak tegas pihak-pihak yang

memanfaatkan kondisi Indonesia positif Corona ini untuk meraup

keuntungan.

Polisi pun langsung bergerak menyikapi 'menghilang' nya masker

di pasaran sesuai instruksi Jokowi. Selain memang tingginya

permintaan, aparat keamanan meyakini ada yang bermain-main

dengan harga masker. Ada pihaknya yang sengaja menimbun masker

yang membuat harganya melambung di pasaran. Penyelidikan

lapangan pun dilakukan. Hasilnya, petugas menemukan sejumlah

kasus penimbunan di sejumlah daerah dengan kisaran barang bukti

yang beragam.Terbaru, polisi menangkap seorang mahasiswi

berinisial TFH di Tanjung Duren Grogol, Jakarta Barat. Polisi

menemukan tersangka yang menimbun 350 dus masker siap jual.

Dia mengatakan mahasiswi tersebut menimbun sebanyak 350 dus

masker berbagai merek di apartemennya kawasan Tanjung Duren.

Tersangka sengaja menimbun masker selama satu bulan semenjak

awal isu virus Corona merebak di Indonesia. Kemudian, dijual

melalui media sosial Instagram dan WhatsApp dan viral di tengah

kelangkaan masker. Satu boks masker merek apapun, dijual seharga

Rp 300 ribu hingga Rp 350 ribu atau naik berlipat dari harga normal

yang hanya Rp 35 ribu hingga - Rp 50 ribu per boks. Tak berhenti di

situ, tak lama kemudian polisi juga menangkap dua orang penimbun

Page 21: TINJAUAN MAQÂSHID ASY- SYARÎ AH DAN REGULASI …

5

60 masker di kawasan Jakarta Utara. Mereka menyimpan 60 ribu

masker di dua lokasi yang berbeda-beda.5

Dari kasus di atas yang terjadi pada saat ini dalam kondisi

pandemi Covid-19 di Indonesia, sudah jelas para oknum yang

melakukan kecurangan sebagai pelaku ekonomi mengakibatkan

kelangkaan barang serta naiknya harga suatu barang dengan cara

menimbun masker, handsanitizer, sembako dan bahan pokok untuk

di jual kembali dengan harga berlipat-lipat. Maraknya penimbun

sembako, bahan pokok, masker oleh oknum itu pun sangat

meresahkan masyarakat. Perbuatan ini yang dikenal dengan istilah

ihtikar.

Itulah pentingnya pemerintah berperan besar dalam stabilitas

pasar dengan Ikut campur tangan dalam perekonomian pasar maka di

pasar akan stabil dalam perputarannya. Dengan adanya Undang-

undang dan regulasi yang berlaku adalah respon pemerintah

meminimalisir kejahatan penimbunan.

Dalam hal ini Imam Malik melarang penimbunan semua barang

dagangan baik itu berupa makanan pokok atau bukan, selagi hal itu

akan berdampak negatif terhadap orang banyak.6

Hal itu berdasarkan hadits Nabi SAW:7

خاطئ )رواهمسلم(لايأتكرإلا

5 Ady Anugrahadi, https://www.liputan6.com/news/read/4194775/memburu-

penimbun-masker-corona (Diakses pada tanggal 17 Juni 2020, pukul 14:235 WIB) 6 Ash-Shadiq Abdurrahman Al-Gharyani, Fatwa-Fatwa Mu‟amalah Kontemporer,

(Surabaya: Pustaka Progressif, 2004), Cet. I, h.48 7 Ibn Hajar al-„Asqalani, Bulughul Maram Hadis-hadis Ibadah, Muamalah, dan

Akhlak, terj. M. Arifin Kurnia (Bandung: Penerbit Marja, 2018), Cet. I, h. 160-161

Page 22: TINJAUAN MAQÂSHID ASY- SYARÎ AH DAN REGULASI …

6

“Tidak akan menimbun suatu barang kecuali orang yang

salah”.(HR. Muslim)

Allah SWT menurunkan aturan (syariat Islam) pasti mempunyai

tujuan untuk mengatur kehidupan manusia, baik selaku pribadi

maupun anggota masyarakat. Berbeda dengan konsep di luar Islam,

yang hanya ditujukan untuk mengatur kehidupan manusia sebagai

anggota masyarakat. Dalam pandangan hukum di luar Islam aturan

yang berkaitan dengan pribadi tidak dinamakan hukum, tetapi norma,

moral, budi pekerti atau asusila. Tujuan ini dalam istilah ilmu fiqh

dikenal dengan sebutan مقاصدالشريعة.

Tujuan di syariatkannya hukum islam adalah untuk

merealisasikan kemaslahatan, keadilan, dan menghindari

kemudharatan.

اهقيأقتألجلةعي أرشالتعضوتالاتايغالأية:ىعي أرشالداصقمنإ.ادبعالأةحلصأمل

“Sesungguhnya maksud syariat adalah tujuan dalam rangka

tercapainya kemaslahatan hamba/manusia”. 8

Maqâshid Asy-Syarî‟ah akan menjadi payung yang selalu

memproteksi maṣlaḥah. Maqashid al-Syariah juga akan mengarahkan

jalan untuk menuju maṣlaḥah yang benar.

Dalam memproteksi maṣlaḥah, Maqâshid Asy-Syarî‟ah menaungi

lima unsur penting. Kelima unsur ini merupakan hal yang sangat

8 Juanda, Fiqih Muamalah:Prinsip-prinsip Praktis Bermuamalah secara Syar‟i,

(Temanggung:Desa Pustaka Indonesia), Cet. II, h. 12

Page 23: TINJAUAN MAQÂSHID ASY- SYARÎ AH DAN REGULASI …

7

fundamental dan mencakup secara menyeluruh kehidupan manusia

sehingga sering disebut dengan al-kulliyah al-khamsah (5 aspek

menyeluruh), sehingga kerusakan pada salah satu aspek saja akan

menimbulkan implikasi negatif yang luar biasa. Sehingga maqāṣid

asy-syarī„ah memberi perhatian, perlindungan dan proteksi (ḥifẓ)

lebih terhadap lima unsur tersebut, yaitu menjaga agama atau

keyakinan (ḥifẓud-dīn), menjaga jiwa (ḥifẓun-nafs), menjaga

keturunan (ḥifẓun-nasl), menjaga akal atau intelektual (ḥifẓul-„aql)

dan menjaga harta atau pproperti (ḥifẓul-māl).9

Dengan adanya latar belakang di atas penulis tertarik untuk

melakukan penelitian dengan judul “Tinjauan Maqâshid Asy-

Syarî’ah dan Regulasi Terhadap Praktik Ihtikâr Pada Masa

Pandemi Covid-19 Di Indonesia”.

B. Identifikasi, Pembatasan, dan Rumusan Masalah

1. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas maka dapat diidentifikasi

masalah sebagai berikut:

a. Terdapat Perbedaan Pendapat Ulama tentang Ihtikâr.

b. Perbedaan antara Penerapan Ihtikar dengan Monopoli.

c. Praktik Ihtikâr (Penimbunan Barang) pada masa pandemi

covid-19.

d. Perspektif Maqâshid Asy-Syarî‟ah Terhadap Praktik

Ihtikar Di masa Kondisi Pandemi Covid 19.

9 Aminah, “Maqāṣid Asy-Syarī„Ah Pengertian Dan Penerapan Dalam Ekonomi

Islam”, dalam jurnal kajian ilmu-ilmu keislaman, Vol. 03 No. 1 Juni 2017, h. 172

Page 24: TINJAUAN MAQÂSHID ASY- SYARÎ AH DAN REGULASI …

8

e. Praktik Ihtikâr (Penimbunan Barang) Pada Masa Pandemi

Covid-19 di Tinjau dari Aspek Undang Undang dan

Regulasi yang Berlaku.

2. Pembatasan Masalah

Berdasarkan identifikasi masalah di atas maka dapat dibuat

pembatasan masalah sebagai berikut:

a. Perbedaan antara Penerapan Ihtikâr dengan Monopoli.

b. Praktik Ihtikâr (Penimbunan Barang) pada masa pandemi

covid-19.

c. Perspektif Maqâshid Asy-Syarî‟ah Terhadap Praktik

Ihtikâr Di Tengah Kondisi Pandemi Covid 19.

3. Rumusan Masalah

a. Bagaimana Perspektif Maqâshid Asy-Syarî‟ah terhadap

Praktik Ihtikâr Pada Masa Pandemi Covid-19?

b. Bagaimana Praktik Ihtikâr (Penimbunan Barang) Pada

Masa Pandemi Covid-19 di Tinjau dari Aspek Undang

Undang dan Regulasi yang Berlaku?

C. Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian yang dilakukan adalah:

1. Untuk menambah Pengetahuan dan Wawasan Tentang Praktik

Ihtikâr Pada Masa Pandemi dilihat dari Perspektif Maqâshid

Asy-Syarî‟ah.

Page 25: TINJAUAN MAQÂSHID ASY- SYARÎ AH DAN REGULASI …

9

2. Untuk menambah pengetahuan dan wawasan Praktik

Penimbunan Barang (Ihtikâr) dan akibat yang di

timbulkannya.

D. Manfaat Penelitian

1. Manfaat Teoritis:

Secara teoritis atau akademis kegunaan dari penelitian ini

diharapkan bisa menambah Khazanah keilmuan hukum syariah

untuk keberlangsungan dan pengembangan dalam studi ekonomi

syariah atau studi-studi lain dalam dunia keislaman lainnya serta

bisa menjadikan sebuah referensi atau perbandingan untuk

penelitian selanjutnya.

2. Manfaat Praktis:

Secara praktis, penelitian ini diharapkan bisa menjadi

pedoman bagi masyarakat umum dalam memahami masalah-

masalah yang beredar di masyarakat mengenai praktek

penimbunan barang.

E. Metode Penelitian

1. Pendekatan dan Jenis Penelitian

Penelitian ini bersifat kualitatif, ciri-ciri dari penelitian

kualitatif adalah pengamatan, wawancara, atau penelaahan

dokumen10

atau sering juga kita istilahkan library research, yaitu

penelitian yang menghimpun data dari bahan tertulis sebagai

objek utama analisanya. Library research juga sering diartikan

dengan sebuah penelitian yang dilakukan di perpustakaan dan

10

Lexy J Moleong, Metodologi Penelitian Kualitatif, vol. 29 (Bandung: Remaja

Rosdakarya, 2011), h. 9

Page 26: TINJAUAN MAQÂSHID ASY- SYARÎ AH DAN REGULASI …

10

dihadapkan dengan beberapa literatur yang ada sesuai dengan

masalah yang dihadapi dalam penelitian tersebut. Salah satu ciri

dari penelitain kualitatif yang penulis ambil yaitu menghimpun

beberapa sumber atau dokumen yang berkaitan dengan fokus

penelitian dan menelaah serta menelitinya.

2. Sumber Pengumpulan Data

Sumber data yang digunakan dalam penelitian ini hanya

terbatas pada sumber tertulis saja. Sumber data dalam penelitian

ini diklafikasikan menjadi sumber data primer dan sumber data

sekunder.

a. Sumber Data Primer

Jenis data primer merupakan data dasar yang di peroleh

langsung dari sumber pertama atau bahan yang di peroleh

langsung dari sumbernya, diamati dan dicatat untuk pertama

kalinya.11

b. Sumber Data Sekunder

Jenis data sekunder adalah jenis data yang dijadikan sebagai

pendukung data pokok, atau pun dapat didefinisikan sebagai

sumber data yang mampu atau dapat memberikan informasi

atau data tambahan yang dapat memperkuat data pokok.12

Adapun untuk sumber-sumber sekunder yang merupakan

penunjang dalam penelitian ini, penulis mengambil buku-

buku, artikel atau jurnal-jurnal yang berkaitan dengan

maqashid al-syariah, ihtikar dan kondisi pandemi Covid-19,

11

Marzuki, Metodologi Riset, (Yogyakarta: PT. Prasetia Widya Pratama, 2002) h.

56 12

Joko P. Subahyo, Metode Penelitian dalam Teori dan Praktek, (Jakarta: Rineka

Cipta, 1991), h.87-88

Page 27: TINJAUAN MAQÂSHID ASY- SYARÎ AH DAN REGULASI …

11

baik itu yang melihatnya dari sudut pandang agama atau dari

sudut pandang umum.

3. Teknik pengumpulan data

Penelitian kepustakaan (library reseach) yaitu data

kepustakaan yang diperoleh melalui penelitian kepustakaan

yang bersumber dari peraturan perundang-undangan,

ketetapan fatwa, buku-buku, dokumen resmi, publikasi, dan

hasil penelitian.13

Semua data yang diperoleh akan

dikumpulkan dan dibagi sesuai dengan klasifikasinya.

Selanjutnya disusun secara sistematis menjadi kerangka

berfikir untuk dianalisis. Teknik pengumpulan data yang

penulis gunakan dalam penelitian ini adalah Deduktif,

Induktif dan Deskriptif.

4. Subjek-Objek Penelitian

Subjek pada penelitian ini adalah Maqâshid Asy-Syarî‟ah

sedangkan objek penelitian ini adalah kajian Ihtikâr dalam

Kondisi Covid-19

5. Analisis Data

Teknik analisis data yang digunakan penulis adalah analisis

kualitatif. Analisis kualitatif yang bersifat deskriptif merupakan

metode yang dipakai untuk menggambarkan suatu kondisi atau

keadaan yang sedang terjadi atau berlangsung, tujuannya agar

dapat memberikan data seteliti mungkin mengenai objek

13

Zainuddin Ali, Metode Penelitian Hukum, (Jakarta: Sinar Grafika, 2009), h.106

Page 28: TINJAUAN MAQÂSHID ASY- SYARÎ AH DAN REGULASI …

12

penelitian sehingga mampu menggali hal-hal yang bersifat ideal,

kemudian dianalisa berdasarkan pendapat para ulama dan

Maqâshid Asy-Syarî‟ah.14

F. Tinjauan Pustaka

1. Judul penelitian: Kriteria Komoditas Barang Dagangan Yang

Dilarang Di Ihtikar Menurut Imam Al-Ghazali, Anik Fitriyah

Ulfah, Jurusan Ekonomi Islam Fakultas Syari‟ah Dan Ilmu

Hukum Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim Pekanbaru

Riau 2010

Pembahasan: Penelitian tersebut menjelaskan kriteria komoditas

barang dagangan yang dilarang di Ihtikar (penimbunan barang)

menurut al-Ghazali

Aspek Pembeda: Pada penelitian ini tidak hanya menjelaskan

komoditas barang saja tetapi menjelaskan yang berkaitan dengan

praktik Ihtikâr pada kondisi covid-19

2. Judul penelitian: Pemikiran Yusuf Al-Qardhawi Tentang Ihtikar

(Dalam Kitab Halal Haram Fil Islam), Siti Baliza Binti Marukum,

Jurusan Ekonomi Islam Fakultas Syariah Dan Ilmu Hukum

Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim Pekanbaru, Riau

2011

14 Peter Mahmud Marzuki, Penelitian Hukum (Jakarta : kencana, 2010), Cet-6, h.

132

Page 29: TINJAUAN MAQÂSHID ASY- SYARÎ AH DAN REGULASI …

13

Pembahasan: Penelitian tersebut menjelaskan konsep dan

pemikiran Yusuf Qardhawi tentang komoditas barang dagangan

yang haram di ihtikar, yang dikaitkan pada aspek waktu dan

dampaknya secara ekonomi.

Aspek Pembeda: Pada penelitian ini tidak menjelaskan konsep

dan pemikiran Yusuf Qardhawi tentang Ihtikâr tetapi akan

menjelaskan Ihtikâr pada kondisi covid-19.

3. Judul penelitian: Monopoli Perspektif Hadis (Kajian Fiqh Al-

Hadis), Caca Handika, Program Studi Ilmu Hadis Universitas

Islam Negeri Sunan Gunung Djati Bandung 2019.

Pembahasan: Penelitian tersebut lebih memfokuskan pada bidang

hadis yang melarang praktek monopoli/penimbunan barang dan

dikhususkan untuk membahas Fiqh Al-Hadis (pemahaman suatu

hadis).

Aspek Pembeda: Pada penelitian ini tidak menjelaskan monopoli

perspektif hadis akan tetapi menjelaskan praktik Ihtikâr pada

kondisi covid-19 dalam tinjauan Maqâshid Asy-Syarî‟ah.

4. Judul jurnal: Hukum Melakukan Penimbunan Harta/Monopoli

(Ihtikâr) Dalam Perspektif Hadis, Sukiati, Fakultas Syari‟ah IAIN

Sumatera Utara 2009

Pembahasan: mencakup inventarisasi hadis-hadis tentang ihtikâr

melalui takhrîj al-hadîts, identifikasi asbâb al-wurûd hadis untuk

Page 30: TINJAUAN MAQÂSHID ASY- SYARÎ AH DAN REGULASI …

14

melihat konteks ketika Rasulullah menyatakannya, penelaahan

terhadap sanad dan matan hadis, analisis pemahaman hadis, dan

upaya istinbâth hukum untuk memperoleh kandungan hukum

yang berkaitan dengan ihtikâr.

Pembeda: Pada penelitian ini tidak menjelasakan hadis-hadis

tentang Ihtikâr melalui takhrîj al-hadîts tetapi akan menjelaskan

Ihtikâr pada kondisi covid-19 dalam tinjauan Maqâshid Asy-

Syarî‟ah.

5. Jurnal Al Mizan: Penimbunan Barang Dalam Perspektif Hukum

Islam, Dra. Hj. Afidah Wahyuni, M.Ag., Dosen Fakultas Syariah

Institut Ilmu Alquran Jakarta 2010

Pembahasan: Ihtikâr dalam perspektif hukum Islam merupakan

taktik perdagangan yang sangat tidak bermoral dan juga tidak

manusiawi, karena praktik perdagangan semacam itu banyak

menimbulkan mudlarat bagi kehidupan manusia.

Aspek Pembeda: Pada penelitian ini tidak menjelaskan Ihtikâr

perspektif hukum islam akan tetapi menjelaskan ihtikar pada

kondisi covid-19 ditinjau Maqâshid Asy-Syarî‟ah.

6. Judul Jurnal: Ihtikâr Dan Permasalahannya Dalam Perspektif

Hukum Islam, Lukman Hakim, Institut Agama Islam Ibrahimy

(IAII) Banyuwangi 2016

Page 31: TINJAUAN MAQÂSHID ASY- SYARÎ AH DAN REGULASI …

15

Pembahasan: Ihtikâr merupakan salah satu praktik bisnis yang

sangat tidak bermoral, dan tidak manusiawi. Olehkarena itu,

praktik bisnis semacam ini akan menimbulkan mudharat yang

berefek bagi kehidupan masyarakat secara umum.

Aspek Pembeda: Pada penelitian ini tidak hanya membahas

permasalahannya saja tetapi akan menjelaskan Ihtikâr pada

kondisi covid-19 ditinjau Maqâshid Asy-Syarî‟ah.

7. Judul jurnal: Penimbunan Barang Perspektif Hukum Ekonomi

Islam, Riska Ariska & Abdul Aziz, Fakultas Syari‟ah dan

Ekonomi Islam IAIN Syekh Nurjati Cirebon.

Pembahasan: penimbunan barang jual beli dalam perspektif

hukum ekonomi islam yang dilarang ialah berupa penimbunan

bahan pokok makanan. Secara ekonomi penjualan bahan pokok

makanan yang ditimbun oleh si penjual yaitu berupa sembako,

yang dapat mengakibatkan terjadinya inflasi, kenaikan harga pada

pasaran yang mengakibatkan pembeli pun merasa kesulitan untuk

mendapatkan barang tersebut tak lain merupakan kebutuhan

pangan tiap harinya

Aspek Pembeda: Pada penelitian ini akan menjelaskan Ihtikâr

pada kondisi covid-19 dalam Maqâshid Asy-Syarî‟ah

Page 32: TINJAUAN MAQÂSHID ASY- SYARÎ AH DAN REGULASI …

16

G. Sistematika Penulisan

Sitematika penulisan menjelaskan tahap-tahap penulisan

pelaporan hasil penelitian. Skripsi ini secara keseluruhan terdiri dari

lima bab sebagai berikut adalah uraian dari setiap bab:

BAB I PENDAHULUAN: Bab ini menjelaskan secara singkat

kenapa penulis memilih judul penelitian, yang didalamnya terdiri dari

latar belakang masalah, identifikasi masalah, rumusan masalah,

tujuan dan mafaat penelitian, tinjauan pustaka, metode penelitian dan

yang terakhir sistematika penelitian.

BAB II LANDASAN TEORI: Dalam bab ini, penulis

menjelaskan tentang teori Maqâshid Asy-Syarî‟ah dan Ihtikâr serta

undang-undang dan regulasi yang terkait dengan praktik Ihtikâr di

Indonesia karena merupakan teori utama yang akan digunakan dalam

penelitian ini.

BAB III GAMBARAN UMUM: berisi kajian tentang masa

pandemi covid di Indonesia, dampak praktik Ihtikâr dan pelarangan

perbuatan Ihtikâr di Indonesia.

BAB IV ANALISA: berisi tentang penjelasan mengenai hasil

analisa perspektif Maqâshid Asy-Syarî‟ah terhadap fenomena Ihtikâr

yang terjadi saat ini dan praktik Ihtikâr ditinjau dari UU dan regulasi

yang berlaku.

BAB V PENUTUP: Bab ini berisi kesimpulan dari penelitian

dan rekomendasi. Kesimpulan adalah penyederhanaan dari analisis

data dan dapat ditarik dari hasil pembuktian atau dari uraian yang

telah dideskripsikan pada bab sebelumnya yang behubungan erat

dengan pokok masalah.

Page 33: TINJAUAN MAQÂSHID ASY- SYARÎ AH DAN REGULASI …

91

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Dalam bab terakhir ini, penulis berusaha untuk menyimpulkan

dari pembahasan yang telah penulis paparkan terdahulu ditambah

dengan beberapa pandangan untuk studi lebih lanjut dalam bidang

ekonomi secara umum, dan penimbunan barang secara khusus.

1. Dalam praktik Ihtikâr di tengah kondisi pandemi Covid-19

Ihtikâr merupakan praktik perdagangan yang sangat tidak

bermoral dan juga tidak manusiawi, karena praktik perdagangan

semacam itu banyak menimbulkan madlarat bagi kehidupan

manusia. Untuk itu praktik Ihtikâr ini sudah melanggar Maqâshid

Asy-Syarî‟ah yaitu perlindungan jiwa (hifz al-Nafs), perlindungan

akal (hifz al-Aql) dan perlindungan harta (hifz al-mal)

2. Praktik Ihtikâr pada masa pandemi Covid-19 ini banyak sekali

oknum-oknum yang memanfaatkannya dengan memborong

banyak barang untuk ditimbun, tidak hanya bahan makanan

pokok saja melainkan masker dan handsanitizer yang sangat di

butuhkan masyarakat. Dalam Praktik Ihtikâr ini dilarang dan

haram hukumnya berdasarkan oleh Fatwa MUI No. 14 Tahun

2020 Tentang Penyelenggaran Ibadah dalam Situasi Terjadi

Wabah Covid-19. Disamping itu melanggar Undang-Undang

Nomor 7 Tahun 2014 Tentang Perdagangan pasal 29, dipertegas

oleh Peraturan Presiden Pasal 2 ayat (7) Nomor 71 Tahun 2015

Tentang Penetapan dan Penyimpanan Barang Kebutuhan Pokok

dan Barang Penting, Undang-Undang Republik Indonesia Nomor

Page 34: TINJAUAN MAQÂSHID ASY- SYARÎ AH DAN REGULASI …

92

5 Tahun 1999 Tentang Larangan Praktek Monopoli dan

Persaingan Usaha Tidak Sehat. Yang mana pelaku akan mendapat

sanksi pidana yang dapat menjerat pelaku usaha dalam ketentuan

pasal 48 ayat (1) dan (2) 5/1999:

Ayat (1) “Pelanggaran terhadap ketentuan pasal 4, pasal 9

sampai dengan pasal 14, pasal 16 sampai dengan pasal 19, pasal

25, pasal 27, dan pasal 28 diancam pidana denda serendah-

rendahnya Rp 25.000.000.000,00 (dua puluh lima milyar rupiah)

dan setinggi-tingginya Rp 100.000.000.000,00 (seratus milyar

rupiah), atau pidana kurungan pengganti denda selama-lamanya 6

(enam) bulan”.

Ayat (2) “Pelanggaran terhadap ketentuan pasal 5 sampai

dengan pasal 8, pasal 15, pasal 20 sampai dengan pasal 24, dan

pasal 26 diancam pidana denda serendah-rendahnya Rp

5.000.000.000,00 (lima milyar rupiah) dan setinggi-tingginya Rp

25.000.000.000,00 (dua puluh lima milyar rupiah) atau pidana

kurungan pengganti denda selama-lamanya 5 (lima) bulan”.

B. Saran

1. Bahwa persoalan Ihtikâr adalah bentuk dari upaya monopoli

potensi ekonomi dan ini tentu bertentangan dengan Maqâshid

Asy-Syarî‟ah yang berusaha untuk menjaga kemaslahatan

agama, jiwa, akal, harta, dan keturunan. Oleh karena itu

disarankan ada UU dan Peraturan untuk menghalang terjadinya

monopoli sehingga Maqâshid Asy-Syarî‟ah dapat terwujud

dalam kehidupan masyarakat sehari hari.

2. Kepada pelaku ekonomi, khususnya umat islam, hendaklah

menjalankan aktivitas ekonominya sesuai dengan nilai-nilai

Page 35: TINJAUAN MAQÂSHID ASY- SYARÎ AH DAN REGULASI …

93

luhur ajaran islam. Dengan menolak praktik-praktik yang

bertentangan dengan syari‟at yang merugikan masyarakat

banyak. Seyogyanya mendahulukan kepentingan kolektif

daripada kepentingan pribadi di dalam memenuhi kebutuhan

hidupnya.

Page 36: TINJAUAN MAQÂSHID ASY- SYARÎ AH DAN REGULASI …

94

DAFTAR PUSTAKA

Abdillah, Abu Ibn Muhammad Ibn Yazid al-Qazwini, Sunan Ibn Majah

Beirut: Darul Fikr, t.t

Abdurrahman, Jalaluddin bin Abi Bakr al-Suyuthi, Al-Asybah wa Nazhair,

Semarang: Maktabah wa Mathba‟ah Putra Semarang, t.th

Abu Umar Yusuf, al-Kafi fi Fiqhi Ahli al-Madinah, Bab al-Tas‟ir wa al-

Ihtikar, t.t: Mawqtu Ummi al-Islam, t.th.

Al Subaily, Yusuf, dalam Fiqh Perbankan Syariah : Pengantar Fiqh

Muamalat dan Aplikasinya dalam Ekonomi Modern, Universitas

Islam Imam Muhammad Saud, Riyadh.

Al-„Asqalani, Ibn Hajar, Bulughul Maram Hadis-hadis Ibadah, Muamalah,

dan Akhlak, terj. M. Arifin Kurnia, Bandung: Penerbit Marja, 2018.

Al-Gharyani, Ash-Shadiq Abdurrahman, Fatwa-Fatwa Mu‟amalah

Kontemporer, Surabaya: Pustaka Progressif, 2004.

Al-Ghazali, Benang Tipis Antara Halal dan Haram, Surabaya: Putra Pelajar,

2002.

Ali, Zainuddin, Metode Penelitian Hukum, Jakarta: Sinar Grafika, 2009.

Al-Malibari, Fathul Mu‟in Syarh Qurrah al ain bi Muhimmatid Din, III, hlm.

24: Ibn Qudama, Asy Syarhul Kabir, IV.

Al-Misr, Ibn Nujaym, al-Bahr al-Raiq Syarh Kanz al-Daqaiq.

Al-Qazhwaini, Abu Abdullah Muhammad bin Yazid, Sunan Ibnu Majah,

Beirut: Dar ElFikr, 1995.

Aminah, Maqāṣid Asy-Syarī„ah Pengertian dan Penerapan dalam Ekonomi

Islam, dalam Jurnal Kajian Ilmu-ilmu Keislaman, Vol. 03 No. 1 Juni

2017.

Page 37: TINJAUAN MAQÂSHID ASY- SYARÎ AH DAN REGULASI …

95

Ariska, Riska dan Abdul Aziz, Penimbunan Barang Perspektif Hukum

Ekonomi Islam, Fakultas Syari‟ah dan Ekonomi Islam IAIN Syekh

Nurjati Cirebon.

Baharuddin, Didin, “Tas‟ir (Price Fixing) dalam Perspektif Maqashid Al-

Syari‟ah”, dalam Jurnal Tahkim, Vol. XIII No. 2 Desember 2017.

Bahsoan, Agil, Maslahah Sebagai Maqashid Al Syariah “Tinjauan dalam

Perspektif Ekonomi Islam”, Jurnal : INOVASI, Volume 8, Nomor 1,

Maret 2011 ISSN 1693-9034.

Busyro, Maqashid Al-Syariah Pengetahuan Mendasar Memahami

Maslahah, Jakarta: Kencana, 2019.

Diana, Ilfi Nur, Hadis-hadis Ekonomi, Malang: UIN-Maliki Press, 2012.

Fauzia, Ika Yunia, Abdul Kadir Riyadi, Prinsip Dasar Ekonomi Islam

(Perspektif Maqashid al-Syariah), Jakarta: PT. Adhitya Andrebina

Agung, 2014.

Hasan, Ali, Berbagai Macam Transaksi dalam Islam, Jakarta: PT. Raja

Gravindo Persada, 2004.

Indriani, Anggy Lia, “Dampak Covid-19 Terhadap Penimbunan Barang

(Panic Buying)”, Makalah, UIN Antasari: Banjarmasin, 2020.

Ismanto, Kuat, Asuransi Perspektif Maqashid Asy-Syariah, Yogyakarta:

Pustaka Pelajar, 2016.

Iswandoro, Ekonomi Mikro, Yogyakarta: UUP AMP YKPN, 1990.

Jauhar, Ahmad Al-Mursi Husain, Maqashid Syariah, Jakarta: Sinar Grafika

Offset, 2013.

Kansil, Christine S. T, pokok-pokok pengetahuan hukum dagang Indonesia,

Jakarta: Sinar Grafindo, 2010.

Karim, Adiwarman A, Ekonomi Mikro Islam, Jakarta: Rajawali Pers, 2018.

Marzuki, Metodologi Riset, Yogyakarta: PT. Prasetia Widya Pratama, 2002.

Marzuki, Peter Mahmud, Penelitian Hukum, Jakarta: kencana, 2010.

Page 38: TINJAUAN MAQÂSHID ASY- SYARÎ AH DAN REGULASI …

96

Moleong, Lexy J, Metodologi Penelitian Kualitatif, Bandung: Remaja

Rosdakarya, 2011.

Muhammad Ali, e-book Hukum Menimbun Barang Dagangan, hlm. 10, Al-

Furqon, Gresik, Edisi 7 Th. Ke-7, 1429 H

Mukri, Moh, Paradigma Maslahah dalam Pemikiran Al-Ghazali,

Yogyakarta: Pesantren Nawesea Press, 2011.

Qardhawi, Yusuf, Norma dan Etika Ekonomi Islam, Jakarta: Gema Insani

Press, 2016.

_______________, Halal dan Haram, Terjm Tim Kuadran, Bandung: Jabal,

2007.

Qudamah, Ibnu, al-mughni wa al-sarh al-kabir, Beirut: Dar El Fikr, 1992.

Sabiq, As-Sayyid, Fiqh as-Sunnah, Libanon: Dar al-Fikr, 1981.

Sarwat, Ahmad, Maqashid Syariah, Jakarta: Rumah Fiqah, 2019.

____________, Ensiklopedia Fikih Indonesia 7: Muamalat, Jakarta: PT

Gramedia Pustaka Utama, 2018.

Shidiq, Ghofar, Teori Maqashid Al-Syari'ah Dalam Hukum Islam, dalam

jurnal Sultan Agung, Vol. XLIV No. 118 Juni – Agustus 2009.

Siddiqi, Muhammad Najatullah, Muslim Economy Thinking, Edisi Indonesia

A.M. Saifuddin, Pemikiran Ekonomi Islam, Jakarta: LLPPM, 1996.

Subahyo, Joko P, Metode Penelitian dalam Teori dan Praktek, Jakarta:

Rineka Cipta, 1991.

Taqiyudin, Hilman, “Al-ikhtikar (Penimbunan Barang Dagangan) dan

Peran Pemerintah dalam Menanganinya Guna Mewujudkan

Stabilitas Ekonomi”, dalam Jurnal hukum ekonomi syariah, Vol. 10

No. 1 Januari-Juni 2018.

Tarmizi, Erwandi, Harta Haram Muamalat Kontemporer, Bogor: P.T.

Berkat Mulia Insani, 2018.

Page 39: TINJAUAN MAQÂSHID ASY- SYARÎ AH DAN REGULASI …

97

Yanggo, Chuzaimah T, dan HA. Anshary AZ, (ed) Prolematika Hukum

Islam Kontemporer, Jakarta: Pustaka Firdaus, 1997.

Abdillah, Abu Ibn Muhammad Ibn Yazid al-Qazwini, Sunan Ibn Majah

Beirut: Darul Fikr, t.t

Website

https://www.liputan6.com/news/read/4194775/memburu-penimbun-masker-

corona (Diakses pada tanggal 17 Juni 2020, pukul 14:23 WIB)

http://asyarihasanpas.blogspot.com/ (diakses pada tanggal 2 juni 2020, pukul

17:59)

http://asyarihasanpas.blogspot.com/2009/02/monopoli-dan-ihtikar-dalam-

hukum.html (Diakses pada tanggal 28 Mei 2020, pukul 19.37 WIB)

https://ridwan202.wordpess.com/istilah-agama/ihtikar/ (Diakses pada tanggal

1 Juni 2020, Pukul 12:37 WIB)

http://irwanto1990.blogspot.com/2014/1 0/penimbunan-barang-ihtikar-

menurut-hukum.html?m=1 (Diakses pada tanggal 3 Juni 2020, Pukul

11:27 WIB)

https://www.hukumonline.com/klinik/detail/ulasan/lt5e4a383e0b8d9/hukum

nya-menimbun-masker-hingga-menyebabkan-kelangkaan-dan-harga-

tinggi/ (Diakses pada tanggal 17 Juli 2020, pukul 15:34 WIB)

https://stoppneumonia.id/informasi-tentang-virus-corona-novel-coronavirus/

(Diakses pada tanggal 11 Juli 2020, pukul 12:39 WIB)

https://id.wikipedia.org/wiki/Pandemi_COVID-19_di_Indonesia#Statistik

(Diakses pada tanggal 11 Juli 2020, pukul 20:16 WIB)

https://tirto.id/yuk-kolaborasi-lawan-covid-19-untuk-atasi-dampak-ekonomi-

eHzg (Diakses pada tanggal 19 Juni 2020, pukul 07:28 WIB)

Page 40: TINJAUAN MAQÂSHID ASY- SYARÎ AH DAN REGULASI …

129

DATA DIRI PENULIS

Yang bertanda tangan di bawah ini:

Nama : Atiqah Maulidiah

Tempat/Tgl Lahir : Malaysia, 14 Juli 1998

Alamat asal : Jl. Jatimakmur Pondok Gede Bekasi

Jenjang Pendidikan : A. Pendidikan Formal

TK Melati Bekasi

MI Al-Muniroh 1 Ujungpangkah Gresik

MTs Al-Muniroh Ujungpangkah Gresik

MA Salafiyah Syafi‟iyah Khoiriyah

Hasyim Seblak Jombang

IIQ Jakarta

B. Pendidikan Non Formal

Pondok Pesantren Salafiyah Syafi‟iyah

Khoiriyah Hasyim Seblak Jombang

Demikian daftar riwayat hidup ini saya buat dengan sebenar-benarnya untuk

digunakan sebagaimana mestinya.

Penulis

Atiqah Maulidiah

16110864