laporan hasil sosialisasi panlok asy-syukriah

25
SOSIALISASI PENGENALAN PANGAN LOKAL DENGAN SASARAN SISWA MTs. ASY - SYUKRIAH MATA KULIAH TEKNOLOGI PENGOLAHAN PANGAN LOKAL Disusun oleh : Kelompok 7 Sigit Tanagar 121710101107 Firdyan Septianta 121710101113 A Bagus Nur Sudrajat 121710101116 Putri Gita Kurniasari 121710101120 Ages Dwiga Marzelly 121710101132 JURUSAN TEKNOLOGI HASIL PERTANIAN

Upload: bayu-octavian-prasetya

Post on 26-Nov-2015

47 views

Category:

Documents


1 download

TRANSCRIPT

SOSIALISASI PENGENALAN PANGAN LOKAL DENGAN SASARAN SISWA MTs. ASY - SYUKRIAH

MATA KULIAH TEKNOLOGI PENGOLAHAN PANGAN LOKAL

Disusun oleh :Kelompok 7

Sigit Tanagar 121710101107Firdyan Septianta 121710101113A Bagus Nur Sudrajat 121710101116Putri Gita Kurniasari121710101120Ages Dwiga Marzelly 121710101132

JURUSAN TEKNOLOGI HASIL PERTANIANFAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIANUNIVERSITAS JEMBER2014BAB 1. PENDAHULUAN

1.1 Latar BelakangPerkembangan jaman yang semakin hari semakin berkembang berpengaruh terhadap pola fikir masyarakat, terutama kebutuhan hidup sehari-hari. Salah satu aspek kebutuhan sehari-hari yang tidak bisa ditinggal dalam kehidupan manusia yaitu konsumsi pangan untuk memenuhi kebutuhan gizi didalam tubuh. Indonesia merupakan negara berkembang dengan tingkat pertumbuhan populasi penduduknya cukup besar setiap tahunnya. Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) menyampaikan pada tahun ini penduduk Indonesia diperkirakan akan mencapai 250 juta jiwa dengan pertumbuhan penduduk 1,49% per tahun. Tingginya tingkat pertumbuhan tersebut menyebabkan melonjaknya pola konsumsi masyarakat akan bahan pangan yang rata-rata penduduknya mengkonsumsi beras. Berdasarkan data Badan Pusat Statistik tahun 2013 menyebutkan bahwa nilai impor beras sebesar 23.072.414 kg dengan harga US$ 9.914.646. Dari data tersebut menunjukkan bahwa tingkat konsumsi akan beras masih tinggi yang disebabkan karena kurangnya sosialisasi tentang peralihan konsumsi pangan atau diversifikasi pangan. Banyak sekali penyebab mengapa indonesia yang latar belakangnya merupakan negara agronomi sampai mengimpor bahan pangan dari luar negeri yang diantaranya kebijakan pemerintah mengenai harga beras murah bagi masyarakat miskin atau yang biasa disebut RASKIN. Selain itu juga kurang adanya sosialisasi tentang pangan lokal yang ada disekitar lingkungan masyarakat yang sebenarnya nilai gizinya tidak jauh berbeda dengan kebutuhan sehari-hari yaitu beras.Sosilaisasi pangan lokal kepada masyarkat merupakan upaya untuk merealisasikan diversifiksai pangan dari kebutuhan pokok beras beralih ke kebutuhan pokok non beras. Dalam hal ini sasaran sosialisasi adalah siswa MTs atau SMP yang ada disekitar daerah patrang kabupaten jember. Perlu adanya sosialisasi terhadap remaja terutama siswa yang masih duduk dibangku sekolah menengah pertama yang perlu dibekali akan hal tersebut. Tidak hanya memberi pengarahan materi kepada siswa tersebut namun juga dilakukan pemahaman dan implementasi makan pangan lokal secara langsung supaya apa yang mereka dapatkan bisa tersosialisasi lebih luas terutama keluarga dan umumnya masyarakat yang ada disekitar. Oleh karena itu perlu menanamkan dan mengembangkan pengetahuan tentang aneka pangan lokal kepada siswa sekolah yang akan menjadi modal untuk kedepannya demi kemakmuran dan kesejahteraan bangsa.

1.2 Tujuan1. Menanamkan dan mengembangkan pengetahuan tentang penganeragaman konsumsi pangan dan gizi.2. Melakukan sosialisasi (memperkenalkan) produk pangan lokal yang sudah mulai ditinggalkan masyarakat3. Melakukan kampanye pangan lokal4. Melakukan sosilaisasi terkait diversifikasi pangan lokal sehingga masyarakat tidak tergantung pada satu jenis pangan pokok saja.

BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Pangan LokalPangan menurut UU No. 18 tentang pangan adalah segala sesuatu yang berasal dari sumber hayati produk pertanian, perkebunan, kehutanan, perikanan, peternakan, perairan, dan air, baik yang diolah maupun tidak diolah yang diperuntukkan sebagai makanan atau minuman bagi konsumsi manusia, termasuk bahan tambahan Pangan, bahan baku Pangan, dan bahan lainnya yang digunakan dalam proses penyiapan, pengolahan, dan/atau pembuatan makanan atau minuman.Pangan lokal menurut UU No. 18 Tahun 2012 tentang Pangan adalah makanan yang dikonsumsi oleh masyarakat setempat sesuai dengan potensi dan kearifan lokal. Pangan merupakan kebutuhan dasar yang paling esensial bagi manusia untuk mempertahankan hidup dan kehidupan. Pangan sebagai sumber zat gizi (karbohidrat, lemak, protein, vitamin, mineral dan air) menjadi landasan utama manusia untuk mencapai kesehatan dan kesejahteraan sepanjang siklus kehidupan (Baliwati,dkk , 2004).

2.2 Ketahanan PanganKetahanan Pangan menurut UU No. 18 Tahun 2012 adalah kondisi terpenuhinya Pangan bagi negara sampai dengan perseorangan, yang tercermin dari tersedianya Pangan yang cukup, baik jumlah maupun mutunya, aman, beragam, bergizi, merata, dan terjangkau serta tidak bertentangan dengan agama, keyakinan, dan budaya masyarakat, untuk dapat hidup sehat, aktif, dan produktif secara berkelanjutan.Ketahanan pangan merupakan hal yang sangat penting dan strategis, mengingat pangan merupakan kebutuhan dasar manusia. Pangan merupakan kebutuhan dasar manusia yang paling utama, karena itu pemenuhannya menjadi hak asasi setiap individu. Pada KTT Pangan Sedunia Tahun 1996 di Roma para pemimpin Negara dan pemerintah telah mengikrarkan kemauan politik dan komitmennya untuk mencapai ketahanan pangan dan melanjutkan upaya penghapusan kelaparan.

2.3 Diversifikasi PanganDiversifikasi pangan atau Penganekaragaman Pangan menurut UU No. 18 Tahun 2012 adalah upaya peningkatan ketersediaan dan konsumsi pangan yang beragam, bergizi seimbang, dan berbasis pada potensi sumber daya lokal.Menurut Kasryno et al. (1993) memandang diversifikasi pangan sebagai upaya yang sangat erat kaitannya dengan peningkatan kualitas sumber daya manusia, pembangunan pertanian di bidang pangan dan perbaikan gizi masyarakat, yang mencakup aspek produksi, konsumsi, pemasaran, dan distribusi. Sementara Suhardjo (1998) menyebutkan bahwa pada dasarnya diversifikasi pangan mencakup tiga lingkup pengertian yang saling berkaitan, yaitu diversifikasi konsumsi pangan, diversifikasi ketersediaan pangan, dan diversifikasi produksi pangan. Kedua penulis tersebut menterjemahkan konsep diversifikasi dalam arti luas, tidak hanya aspek konsumsi pangan tetapi juga aspek produksi pangan.

2.4 Pola KonsumsiPola konsumsi adalah informasi jumlah dan jenis bahan yang di konsumsi yang mempunyai tata cara konsumsi sesuai kebutuhan termasuk usia dan berat badan. Pola konsumsi masyarakat Indonesia harus di ubah agar mencapai pola konsumsi yang ideal.Pola konsumsi pangan adalah berbagai informasi yang memberikan gambaran mengenai jenis, frekuensi dan jumlah bahan pangan yang dimakan tiap hari oleh satu orang atau merupakan ciri khas untuk sesuatu kelompok masyarakat tertentu (Santoso, 2004). 2.5 Angka Kecukupan GiziAngka Kecukupan Gizi (AKG) yang dianjurkan adalah banyaknya masing-masing zat gizi esensial yang harus dipenuhi dari makanan mencakup hampir semua orang sehat untuk mencegah defesiensi zat gizi. Nilai angka kecukupan gizi untuk semua zat gizi kecuali energi ditetapkan selalu lebih tinggi daripada kecukupan ratarata sehingga dapat dijamin, bahwa kecukupan hampir seluruh penduduk terpenuhi. Oleh karena itu asupan di bawah nilai angka kecukupan gizi tidak selalu berarti tidak cukup, tetapi makin jauh di bawah nilai tersebut risiko yang kurang maupun lebih dari nilai pakainya akan memberikan dampak pada terganggunya kesehatan.Angka Kecukupan Gizi yang dianjurkan didasarkan pada patokan berat badan untuk masing-masing kelompok umur, jenis kelamin, dan aktivitas fisik. Angka Kecukupan Gizi (energi) rata-rata yang dianjurkan untuk orang dewasa kelompok umur 30-64 tahun terdapat pada Tabel 1.

Tabel 1. Angka Kecukupan Gizi (Energy) Rata-Rata Yang Dianjurkan (per orang per hari) pada Kelompok Umur 30-64 Tahun.NoGolongan UmurBerat BadanTinggi BadanEnergi

1Pria:

30-49 tahun621652350

50-64 tahun621652250

2Wanita

30-49 tahun551561800

50-64 tahun551561750

Sumber : Almatsier, 2009

BAB 3. METODOLOGI PRAKTIKUM

3.1 Waktu dan Tempat PelaksanaanSosialisasi tentang pangan lokal dilaksanakan pada :Hari/Tanggal : Selasa/25 Februari 2014Pukul : 08.30-10.00 WIBTempat : MTs Ashy-Syukr Patrang - JemberJumlah Peserta : 24 Anak

3.2 Media SosialisasiMedia untuk mendukung pelsanaan sosialisasi yaitu viewer, proyektor, laptop, sound sistem, proyektor dan camera digital.

3.3 Metode SosialisasiMetode atau susunan acara kageiatan sosialisasi antara lain :1. Berangkat Ke Lokasi Sosialisasi2. Presentasi Materi Sosialisasi Pangan Lokal3. Game (Pangan Lokal)4. Penyajian Pangan Lokal 5. Diskusi (Pembuatan Kelompok)6. Motivasi Belajar dan Penutup

BAB 4. PEMBAHASAN

4.1 Proses SosialisasiSosialisasi pangan lokal dilaksanakan di MTs Asy - Syukr tepatnya di Jalana Srikoyo atas No. 09 daerah patrang kabupaten jember. Alasan mengapa memilih MTs Asy-Syukr sebagai tempat sosialisasi, karena sekolah ini letaknya ditengah sawah, dekat dengan pondok pesantren dan jauh dari keramaian. Sekolah tersebut merupakan sekolah swasta yang mana latar belakang keluarga dari siswa-siswinya orang yang kurang mampu, sehingga jumlah siswanya satu sekolah hanya 30 orang. Kondisi tersebut membuat kami semangat untuk sosialisasi disekolah tersebut, karena sealain dapat berbagi pengetahuan tentang pangan lokal kami juga dimintai tolong oleh Kepala sekolahnya untuk memberi motivasi kepada siswa sekolah tersebut supaya semangat untuk bersekolah.Tahap pertama yang kami lakukan sebelum melaksanakan sosialisasi yaitu mengurusi adminstrasi dan surat perijinan ke Bagian Akademik Fakultas Teknologi Pertanian untuk meminta perijinan melukukan praktikum sosialisasi. Malam hari setelah meminja perijinan ke Bagian Akademik Fakultas Teknologi Pertanian, kami melakukan kunjungan ke rumah Kepala sekolah MTs Asy - Syukr untuk meminta perijianan melaksanakan sosialisasi disekolah tersebut. Setelah mendapatkan persetujuan dari dua belah pihak terkait, kami satu kelompok berdiskusi untuk pembagian tugas mempersiapkan alat dan bahan yang digunakan dalam proses sosialisasi. Bahan pangan lokal yang kami sosialisasikan selain materi presentasi, kami mengangkat beberbagi macam ketela dengan berbagai jenis varietas dan berbagai jenis pengolahannya. Pada hari selasa pukul 08.00 WIB kami berangkat ke sekolah MTs Asy-Syukr dengan menggunakan trasportasi sepeda motor. Rencana awal kami mulai sosialisasi pukul 07.30 WIB, dikarenakan salah satu dari kelompok kami datangnya terlambat disebabkan sesuatu hal jadi kami datangnya terlambat. Meskipun terlambat namun antusias dari siswa MTs Asy-Syukr tidak berkurang untuk mendengarkan presentasi dari kami. Semua itu dapat dilihat dari antusias mereka untuk menjawab pertanyaan pertanyaan yang kami berikan kepada mereka. Jalannya presentasi berjalan dengan lancar dan untuk mengurangi kejenuhan mereka akan materi yang kita sampaikan, kami mengajak siswa - siswa MTs untuk bermain game konsentrasi. Pemaparan materi kami rasa belum cukup untuk mereka pahan akan pangan lokal, kemudian kami mengadakan diskusi tentang pangan lokal yang mana mereka membuat kelompok kelompok dengan jumalah 4-5 orang satu kelompoknya. Dalam diskusi tersebut kami memberi pertanyaan kepada mereka untuk menuliskan minimal 10 jenis pangan lokal yang ada di indonesia dengan waktu 10 menit. Dari diskusi tersebut dapat dilihat jawaban mereka banyak yang lebih dari 10 jenis pangan lokal, hal tersebut menunjukkan bahwa mereka paham macam macam pangan lokal tersebut. Akhir dari sosialisasi kami menampilkan video tentang motivasi sekolah dan turtur kata yang memberi semangat belajar kepada mereka, yang mana hal tersebut merupakan salah satu kewajiban dari seorang mahasiswa yaitu pengabdian kepada masyarakat.

4.2 Hambatan Hambatan Dalam SosialisasiBeberapa hambatan yang kami hadapi sebelum, saat dan sesudah sosialisasi anatara lain :1. Persiapan perlengkapan proyektor yang sulit di dapat2. Keterlambatan dalam pelaksanaan sosialisasi dari jadwal yang telah ditentukanDari beberapa hambatan yang terjadi, sosialisasi dapat terselesaikan dengan baik sehingga sosialisasi dapat berjalan lancar.

4.3 Hasil Sosialisasi Sosilalisasi dilaksanakan di MTs Asy-Syukriah dengan pemaparan materi dan implementasi pangan lokal selama satu sampai satu setengah jam. Beberapa kegiatan yang dilakukan selama proses presentasi pangan lokal diantaranya :1. Penyampaian Materi Penyampaian materi disampaikan langsung kepada peserta dengan menggunakan media presentasi. Materi yang disampaikan yang pertama mengenai pola konsumsi masyarakat terhadap nasi, potensi pangan lokal yang ada di Indonesia yang melimpah, pengertian pangan lokal, diversifikasi pangan lokal untuk mengurangi konsumsi pangan pokok beras, dan contoh macam macam produk diversifikasi pangan. 2. Diskusi Selama penyampaian materi yang diberikan peserta sosialisasi sangat antusias karena penyampaian materi tidak membosankan yaitu dengan cara diselingi permainan. Diskusi dilakukan dengan cara tanya jawab dan juga para peserta mengisi kuisioner tentang jenis macam macam pangan lokal dan hasilnya para peserta dapat menjawab lebih dari sepuluh. Hal ini menandakan bahwa para peserta telah memahami materi pangan lokal yang telah disampaikan. 3. Game Selama penyampaian materi peserta agar tidak mengalami kebosanan maka dilakukan game konsentrasi untuk mengembalikan konsentrasi para peserta. 4. Motivasi Belajar Di akhir sosialisasi, kami memberikan motivasi belajar terhadap para peserta. Hal ini dilakukan agar dalam sosialisasi tidak hanya dilakukan dalam penyampaian materi namun juga melakukan pengabdian masyarakat.

BAB 5. PENUTUP

5.1 KesimpulanBerdasarkan hasil pelaksanaan sosialisasi pangan lokal tersebut maka dapat disimpulkan sebagai berikut :1. Pangan lokal adalah olahan dari komoditi lokal suatu daerah yang diolah dan hanya terdapat di daerah tersebut dan diharapkan dapat menjadi sumber pangan pokok yang dapat menjamin ketersediaan pangan rumah tangga dan nasional.2. Keanekaragaman pangan lokal di Indonesia diantaraanya dari jenis umbi-umbian, koro-koroan, sagu dan serealia.3. Materi yang disampaikan dapat diterima dengan baik. 4. Pentingnya mengetahui diversifikasi pangan menuju ketahanan nasional.

5.2 Saran1. Terimakasih kami sampaikan kepada Kepala Sekolah MTs Asy-Syukriah yang berkenan menerima kami untuk sosialisasi di MTs Asy-Syukriah2. Terimakasih kami ucapkan kepada pihak Fakultas Teknologi Pertanian yang membantu jalanya sosialisasi pangan lokal.3. Terimaksih Kepada Nurud Diniyah S.PT,. MP selaku Dosen pengampu mata kuliah Teknologi Pengolahan Pangan Lokal4. Asisten dosen yang mendampingi jalanya sosialisasi pangan lokal5. Dan teman-teman jurusan teknologi pertanian beserta pihak yang membantu kelancaran jalanya sosialisasi pangan lokal.

DAFTAR PUSTAKA

Almatsier, S. (2009). Prinsip Dasar Ilmu Gizi. Jakarta: Penerbit PT Gramedia. Pustaka Utama.

Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan,1991

Baliwat, Y. F. (2004). Pengantar Pangan dan Gizi, Cetakan I. Jakarta: Penerbit Swadaya. Hal. 89

Direktorat Jenderal Perkebunan. 2010. Cetak Biru Road Map Swasembada Gula Nasional 2010-2014. Jakarta: Kementerian Pertanian. Louhenapessy, J.E. dkk. 2010. Sagu: Harapan Dan Tantangan. Jakarta: Bumi Aksara.

Nazara, S. 2006. Kependudukan Indonesia : Isu dan Kebijakan. Makalah sehari Penduduk, Pangan dan Kemiskinan. PPK-LIPI. Jakarta. 18 September.

UU No. 18 Tahun 2012 Tentang Pangan

Sadjad, Sjamsoeoed. 2007. Kampanye Memberagamkan Pangan, dalam Konteks Agropolitik Negeri Agraris Indonesia. Bogor: IPB Press.

Sawit,M.H., 2000.. Ketahanan pangan dalam Liberalisasi Perdagangan. Makalah disampaiakan dalam Kompernas XIII PERHEP di Jakarta tgl 12-13 Februari 2000.

LAMPIRAN 1

Gambar 1. Penyampaian Materi Sosialisasi

Gambar 2. Suasana Saaat Penyampaian Materi

Gambar 3. Suasana Diskusi Pangan Lokal

Gambar 4. Suasana Saat Game

Gambar Poster SosialisasiLAMPIRAN 2

Daftar Hadir Peserta

Kuisioner Hasil Diskusi

Surat Permohonan Ijin Praktikum