tinja dan kesehatan.ppt
DESCRIPTION
Materi Dasar Kesehatan Lingkungan ; Tinja dan Kesehatan Fakultas Kesehatan Masyarakat Kelas Alih Program Universitas Sriwijaya Tahun 2013TRANSCRIPT
TINJA DAN KESEHATAN
Oleh Kelompok 1
Nama :1. Irchas Eko Wilantara2. Ade Nurmayanti3. Ade Verientic. S.4. Tri Destiani5. Widyawati
Pendahuluan
Ditinjau dari segi kesehatan lingkungan, kotoran manusia dapat menjadi masalah yang sangat penting. Pembuangan tinja secara layak merupakan kebutuhan kesehatan yang paling diutamakan. Pembuangan tinja secara tidak baik dan sembarangan dapat mengakibatkan kontaminasi pada air, tanah, atau menjadi sumber infeksi, dan akan mendatangkan bahaya bagi kesehatan, karena penyakit yang tergolong waterborne disease akan mudah berjangkit.
Lanjutan…
Seseorang umumnya menghasilkan 1,8 liter ekskreta sehari, yang terdiri dari 350 gram bahan padat kering, termasuk 90 gram bahan organik 20 gram nitrogen. Dalam sehari, orang Asia rata-rata mengeluarkan 200-400 gram tinja, sedangkan orang Eropa 100-150 gram tinja.Menurut McDonald, didaerah tropis pengeluaran tinja berkisar antara 280-530 gr/org/hr dan urine berkisar antara 600-1,130 gr/org/hr.
Rumusan Masalah
Bagaimana cara menanggulangi tinja agar tidak menimbulkan penyakit bagi manusia?
Tujuan penulisan
1. Memberikan informasi terkait penyakit yang disebabkan oleh tinja.2. Memberikan pengetahuan kepada masyarakat untuk dapat mengelola tinja.3. meningkatkan kesehatan masyarakat dengan mengelola tinja secara aman.4. mencegah penularan peyakit yang diakibatkan oleh tinja.
Tinjauan Pustaka
Eskreta manusia merupakan hasil akhir dari proses yang berlangsung dalam tubuh manusia yang menyebabkan pemisahan dan pembuangan zat-zat yang tidak dibutuhkan oleh tubuh. Zat-zat yang tidak dibutuhkan tersebut berbentuk tinja dan air seni. (Chandra, 2012).
Komposisi Tinja terdiri atas :1. Zat padat2.Zat organik3. Zat anorganik
Kuantitas TinjaKuantitas tinja dipengaruhi beberapa faktor, yaitu :
1. Keadaan setempat2. Faktor fisiologi3. Kebudayaan4. Kepercayaan
Tinja dan Penyakit
Menurut Chandra (2012), Faktor-faktor yang mempengaruhi transmisi penyakit dari tinja, antara lain :Agent penyebab penyakitReservoirCara menghindar dari reservoirCara transmisi dari reservoir ke pejamu
potensialCara penularan ke pejamu baruPejamu yang rentan (sensitif)
Proses Penularan Penyakit Oleh Tinja
Tinja
Tanah
Lalat
Tangan
Air
Makanan, minuman,
sayur-sayuran
dan sebagainya
sakit
Pejamu
(host)
mati
Bahaya Tinja Terhadap Kesehatan
Bahaya terhadap kesehatan yang dapat ditimbulkan akibat pembuangan kotoran secara tidak baik adalah1. Pencemaran tanah.2. Pencemaran air.3. Kontaminasi makanan.4. Perkembangbiakan lalat.
Sementara itu, penyakit-penyakit yang dapat terjadi akibat keadaan diatas, antara lain , tifoid, paratifoid, disentri, diare, kolera, penyakit cacing, hepatitis viral dan beberapa penyakit infeksi gastrointestinal, serta infestasi parasit lain.
Pengelolaan Pembuangan Tinja Menurut Notoatmodjo (2011), untuk
mencegah dan mengurangi kontaminasi tinja terhadap lingkungan maka pembuangan kotoran manusia harus dikelola dengan baik, maksudnya pembuangan kotoran harus disuatu tempat tertentu atau jamban yang sehat. Suatu jamban disebut sehat untuk daerah pedesaan apabila memenuhi persyaratan-persyaratan sebagai berikut :
Hasil dan pembahasan
1. Tidak mengotori permukaan tanah di sekeliling jamban tersebut.
2. Tidak mengotori air permukaan di sekitarnya.3. Tidak mengotori air tanah di sekitarnya.4. Tidak dapat terjangkau oleh serangga terutama lalat
dan kecoa dan binatang-binatang lainnya.5. Tidak menimbulkan bau.6. Mudah digunakan dan dipelihara (maintanance).7. Sederhana desainnya.8. Murah.9. Dapat diterima oleh pemakainya
persyaratan-persyaratan sebagai berikut :
Syarat-syarat dari jamban
Agar persyaratan-persyaratan ini dapat dipenuhi maka perlu diperhatikan antara lain :
Sebaiknya jamban tersebut tertutup, artinya bangunan jamban terlindung dari panas dan hujan, serangga dan binatang-binatang lain, terlindung dari pandangan orang (privacy) dan sebagainya.
Bangunan jamban sebaiknya mempunyai lantai yang kuat, tempat berpijak yang kuat, dan sebagainya.
Bangunan jamban sedapat mungkin ditempatkan pada lokasi yang tidak mengganggu pandangan, tidak menimbulkan bau dan sebagainya.
Sedapat mungkin disediakan alat pembersih seperti air atau kertas pembersih.
Macam-macam tempat pembuangan tinja
Kakus cemplungKakus plengsenganKakus borAngsatrineKakus di atas balong (empang)Kakus septictank
Dalam tangki ini tinja akan berada selama beberapa hari dan mengalami 2 proses:
Proses kimiawiAkibat penghancuran tinja akan direduksi dan sebagian besar (60%-70%) zat2 padat akan mengendap di dalam tangki sebagai ‘sludge’. Zat2 yang tidak dapat hancur bersama2 lemak dab busa akan mengapung dan membentuk lapisan yang menutup permukaan air dalam tangki ,lapisan ini disebut ‘scum’ yang berfungsi mempertahankan suasana anaerob dari cairan dibawahnya, yang memungkinkan bakteri2 anaerob dan fakultatif anaerob dapat tumbuh subur, yang akan berfungsi pada proses berikutnya.
Proses biologisTerjadi dekomposisi melalui aktifitas bakteri anaerob dan fakultatif anaerob yang memekan zat2 organik alam slidge dan scum. Hasilnya selain terbentuknya gas dan zat cair lainnya, adalah juga pengurangan volume sludge, sehingga memungkinkan septi tank tidak cepat penuh.
PENUTUP
Kesimpulan1. Tinja atau ekskreta merupakan hasil dari manusia yang tidak dapat
dimanfaatkan lagi dan harus dapat dikelola dengan bena agar tidak menjadi tempat berkembang biaknya vector penyakit.
2. Pembuangan tinja secara tidak baik dan sembarangan dapat mengakibatkan kontaminasi pada air, tanah, atau menjadi sumber infeksi, dan akan mendatangkan bahaya bagi kesehatan.
3. Salah satu pengelolaan tinja yang aman bagi kesehatan manusia ialah dengan dibuatkannya jamban.
Saran1. sebaiknya masyarakat dapat mengelola pembuangan tinja dengan baik
dan aman agar tinja tidak menjadi tempat berkembang biak vektor penyakit.
2. Masyarakat diharapkan membuang tinja pada tempatnya (jamban) agar tidak mencemari lingkungan dan tidak menyebabkan penyakit bagi manusia.
TERIMA KASIH