tingkat pengetahuan ibu tentang...

58
TINGKAT PENGETAHUAN IBU TENTANG HIGIENITAS BOTOL BAYI DI POSYANDU TERATAI VIII DESA GABUS ETAN NGRAMPAL SRAGEN TAHUN 2013 KARYA TULIS ILMIAH Diajukan untuk memenuhi salah satu syarat Ujian Akhir Pendidikan Diploma III Kebidanan Disusun Oleh : IKA WENI AGUSULISTIANA NIM. B10.145 PROGRAM STUDI DIPLOMA III KEBIDANAN SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN KUSUMA HUSADA SURAKARTA 2013

Upload: truongkhue

Post on 17-Sep-2018

217 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: TINGKAT PENGETAHUAN IBU TENTANG …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/8/01-gdl-ikaweniagu... · Instrumen penelitian ini adalah kuesioner. Cara pengumpulan data berasal

TINGKAT PENGETAHUAN IBU TENTANG HIGIENITAS BOTOL

BAYI DI POSYANDU TERATAI VIII DESA GABUS ETAN

NGRAMPAL SRAGEN

TAHUN 2013

KARYA TULIS ILMIAH

Diajukan untuk memenuhi salah satu syarat Ujian Akhir

Pendidikan Diploma III Kebidanan

Disusun Oleh :

IKA WENI AGUSULISTIANA

NIM. B10.145

PROGRAM STUDI DIPLOMA III KEBIDANAN

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN KUSUMA HUSADA

SURAKARTA

2013

Page 2: TINGKAT PENGETAHUAN IBU TENTANG …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/8/01-gdl-ikaweniagu... · Instrumen penelitian ini adalah kuesioner. Cara pengumpulan data berasal

HALAMAN PERSETUJUAN

KARYA TULIS ILMIAH

TINGKAT PENGETAHUAN IBU TENTANG HIGIENITAS BOTOL

BAYI DI POSYANDU TERATAI VIII DESA GABUS ETAN

NGRAMPAL SRAGEN

TAHUN 2013

Diajukan Oleh :

IKA WENI AGUSULISTIANA

NIM. B10.145

Telah diperiksa dan disetujui

Pada tanggal Juli 2013

Pembimbing

(ESTRI KUSUMAWATI, SST., M.Kes)

NIK. 201187066

Page 3: TINGKAT PENGETAHUAN IBU TENTANG …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/8/01-gdl-ikaweniagu... · Instrumen penelitian ini adalah kuesioner. Cara pengumpulan data berasal

iii

HALAMAN PENGESAHAN

KARYA TULIS ILMIAH

TINGKAT PENGETAHUAN IBU TENTANG HIGIENITAS BOTOL

BAYI DI POSYANDU TERATAI VIII DESA GABUS ETAN

NGRAMPAL SRAGEN

TAHUN 2013

Diajukan Oleh :

IKA WENI AGUSULISTIANA

NIM. B10.145

Telah dipertahankan di depan dewan penguji

Program Studi Diploma III Kebidanan

Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Kusuma Husada Surakarta

Pada tanggal Juli 2013

Penguji I Penguji II

(ENI RUMIYATI, SST) (ESTRI KUSUMAWATI, SST., M.Kes)

NIK. 200682019 NIK. 201187066

Tugas Akhir ini telah diterima sebagai salah satu persyaratan

untuk memperoleh gelar Ahli Madya Kebidanan Ka.Prodi

(DHENY ROHMATIKA, S.SiT)

NIK. 200582015

Page 4: TINGKAT PENGETAHUAN IBU TENTANG …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/8/01-gdl-ikaweniagu... · Instrumen penelitian ini adalah kuesioner. Cara pengumpulan data berasal

iv

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan yang telah melimpahkan

rahmat dan hidayah-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan Karya Tulis

Ilmiah yang berjudul ” Tingkat Pengetahuan Ibu tentang Higienitas Botol Bayi di

Posyandu Teratai VIII Desa Gabus Etan Ngrampal Sragen”. Karya Tulis Imiah

ini disusun dengan maksud untuk memenuhi tugas akhir sebagai salah satu

syarat kelulusan STIKes Kusuma Husada Surakarta. Penulis menyadari bahwa

tanpa bantuan dan pengarahan dari berbagai pihak, Karya Tulis Imiah ini tidak

diselesaikan dengan baik. Oleh karena itu penulis mengucapkan terima kasih

kepada:

1. Dra. Agnes Sri Harti, M.Si, selaku Ketua STIKes Kusuma Husada Surakarta.

2. Dheny Rohmatika, S.SiT, selaku Ka.Prodi DIII Kebidanan STIKes Kusuma

Husada Surakarta.

3. Estri Kusumawati, SST., M.Kes selaku Dosen Pembimbing yang telah

meluangkan waktunya untuk memberi arahan dan bimbingan kepada penulis.

4. Pimpinan Posyandu Posyandu Teratai VIII Desa Gabus Etan Ngrampal Sragen

yang telah memberi ijin kepada penulis untuk pengambilan data awal dalam

pembuatan Karya Tulis Ilmiah.

5. Seluruh responden yang telah bersedia diambil datanya guna penyusunan

Karya Tulis Ilmiah ini

6. Teman-teman semua yang telah membantu penulis dalam rangka penulisan

Karya Tulis Ilmiah ini.

Page 5: TINGKAT PENGETAHUAN IBU TENTANG …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/8/01-gdl-ikaweniagu... · Instrumen penelitian ini adalah kuesioner. Cara pengumpulan data berasal

v

7. Semua pihak yang telah membantu dan memberikan dukungan dalam

menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah ini.

Penulis menyadari bahwa dalam penulisan Karya Tulis Imiah ini masih

banyak kekurangan, oleh karena itu penulis membuka kritik dan saran demi

kemajuan penelitian selanjutnya. Semoga Karya Tulis Ilmiah ini bermanfaat bagi

semua pihak.

Surakarta, Juli 2012

Penulis

Page 6: TINGKAT PENGETAHUAN IBU TENTANG …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/8/01-gdl-ikaweniagu... · Instrumen penelitian ini adalah kuesioner. Cara pengumpulan data berasal

vi

Prodi DIII Kebidanan STIKes Kusuma Husada Surakarta

Karya Tulis Ilmiah, Juli 2013

Ika Weni Agusulistiana

B10.145

TINGKAT PENGETAHUAN IBU TENTANG HIGIENITAS BOTOL

BAYI DI POSYANDU TERATAI VIII DESA GABUS ETAN

NGRAMPAL SRAGEN

TAHUN 2013

xiii + 45 halaman + 15 lampiran + 4 tabel + 4 gambar

ABSTRAK

Latar Belakang : Gaya hidup yang modern yang menuntut kaum ibu untuk

bekerja di luar rumah menyebabkan pemberian ASI secara langsung dari

sumbernya menjadi penyulit. Menjaga kesehatan bayi dapat dilakukan melalui

langkah sederhana dengan membersihkan botol susunya secara rutin dan harus

menyimpan botol susu di tempat yang tepat. Hal ini memang sebuah langkah

sederhana, namun mampu memberi dampak besar bagi kesehatan bayi. Studi

pendahuluan yang penulis lakukan di Desa Gabus Etan Ngrampal Sragen pada tanggal 18 September 2012 dengan jumlah ibu yang memiliki balita sebanyak 43

orang, setelah peneliti melakukan wawancara terhadap 10 ibu tentang higienitas botol. Setelah dilakukan wawancara hanya 3 ibu yang mampu menjawab

pertanyaan tentang higienitas botol, sedangkan 7 ibu belum bisa menjawab tentang higienitas botol

Tujuan : Untuk mengetahui tingkat pengetahuan ibu tentang higienitas botol Bayi di Posyandu Teratai VIII desa Gabus Etan Ngrampal Sragen Tahun 2013 dalam

tingkat baik, cukup dan kurang. Metode Penelitian : Desain penelitian ini menggunakan rancangan deskriptif.

Penelitian ini dilakukan di Posyandu Teratai VIII desa Gabus Etan Ngrampal

Sragen pada September 2012 – Juli 2013. Sampel dalam penelitian ini adalah 43

responden, pengambilan sampel yaitu dengan teknik purposive sampling.

Instrumen penelitian ini adalah kuesioner. Cara pengumpulan data berasal dari

data primer dan Data Sekunder. Metode Pengolahan dan analisa menggunakan

analisa univariat.

Hasil Penelitian : Tingkat pengetahuan ibu tentang higienitas botol bayi di

Posyandu Teratai VIII Desa Gabus Etan Ngrampal Sragen dengan tingkat

pengetahuan baik sebanyak 8 responden (18,6%), tingkat pengetahuan cukup

sebanyak 26 responden (60,5%) dan tingkat pengetahuan kurang sebanyak 9

responden (20,9%) Kesimpulan : Tingkat pengetahuan ibu tentang higienitas botol bayi di Posyandu

Teratai VIII Desa Gabus Etan Ngrampal Sragen dengan tingkat pengetahuan cukup sebanyak 26 responden (60,5%).

Kata Kunci : Pengetahuan, higienitas, botol bayi

Kepustakaan : 27 literatur (tahun 2007 – 2012)

Page 7: TINGKAT PENGETAHUAN IBU TENTANG …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/8/01-gdl-ikaweniagu... · Instrumen penelitian ini adalah kuesioner. Cara pengumpulan data berasal

MOTTO

Beranilah mengambil resiko, sebab tidak ada hal lain yang bisa menggantikan

pengalaman

Kekalahan adalah sekolah tempat kebenaran selalu tumbuh lebih kuat

Pelajari apapun yang anda bisa, kapanpun, dan dari siapapun. Di sanalah nanti

akan tiba waktunya anda mendapat sesuatu yang menyenangkan

Jangan takut pada masa depan dan jangan menangis untuk masa lalu

PERSEMBAHAN

Karya Tulis Ilmiah ini penulis persembahkan kepada :

1. Kepada Allah SWT, yang telah memberikan kesehatan

dan kemudahan dalam penyusunan Karya Tulis Ilmiah

ini.

2. Kepada bapak - ibu tercinta, motivator terbesar dalam

hidupku yang tak pernah jemu mendoakan dan

menyayangiku, atas semua pengorbanan dan kesabaranmu mengantarkanku hingga sampai kini.

3. Ibu Estri Kusumawati, SST., M.Kes terima kasih atas bimbingan dan waktunya

4. Adhi Rosela 5. Sahabat-sahabatku, semoga kebersamaan ini kan slalu

terjalin 6. Almamater

Page 8: TINGKAT PENGETAHUAN IBU TENTANG …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/8/01-gdl-ikaweniagu... · Instrumen penelitian ini adalah kuesioner. Cara pengumpulan data berasal

CURICULUM VITAE

BIODATA

Nama : Ika Weni Agusulistiana

Tempat / Tanggal Lahir : Sragen, 20 Agustus 1992

Agama : Islam

Jenis Kelamin : Perempuan

Alamat : Made, Gabus, Ngrampal Sragen

RIWAYAT PENDIDIKAN

1. SD Negeri Gabus 1 Sragen Lulus tahun 2004

2. SMP Negeri 2 Sragen Lulus tahun 2007

3. SMA Negeri 1 Sambungmacan Lulus tahun 2010

4. Prodi DIII Kebidanan STIKes Kusuma Husada Surakarta

Page 9: TINGKAT PENGETAHUAN IBU TENTANG …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/8/01-gdl-ikaweniagu... · Instrumen penelitian ini adalah kuesioner. Cara pengumpulan data berasal

ix

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL ................................................................................... i

HALAMAN PERSETUJUAN .................................................................... ii

HALAMAN PENGESAHAN .................................................................... iii

KATA PENGANTAR ................................................................................. iv

ABSTRAK .................................................................................................. vi

MOTTO DAN PERSEMBAHAN ............................................................. vii

CURRICULUM VITAE ............................................................................. viii

DAFTAR ISI ............................................................................................... ix

DAFTAR GAMBAR ................................................................................... xi

DAFTAR TABEL ...................................................................................... xii

DAFTAR LAMPIRAN ............................................................................... xiii

BAB I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang .......................................................................... 1

B. Perumusan Masalah ................................................................... 3

C. Tujuan Penelitian ...................................................................... 3

D. Manfaat Penelitian .................................................................... 4

E. Keaslian Studi Kasus ................................................................. 5

F. Sistematika Penulisan ................................................................ 6

BAB II. TINJAUAN PUSTAKA

A. Tinjauan Teori .......................................................................... 8

1. Pengetahuan ......................................................................... 8

2. Higientas Botol Bayi ............................................................ 18

Page 10: TINGKAT PENGETAHUAN IBU TENTANG …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/8/01-gdl-ikaweniagu... · Instrumen penelitian ini adalah kuesioner. Cara pengumpulan data berasal

x

B. Kerangka Teori .......................................................................... 25

C. Kerangka Konsep ..................................................................... 26

BAB III. METODOLOGI PENELITIAN

A. Jenis dan Rancangan Penelitian ................................................ 27

B. Lokasi dan Waktu Penelitian .................................................... 27

C. Populasi, Sampel dan Teknik Pengambilan Sampel ................... 28

D. Instrumen Penelitian ................................................................. 29

E. Uji Validitas dan Reliabilitas .................................................... 30

F. Teknik Pengumpulan Data ........................................................ 32

G. Variabel Penelitian ................................................................... 33

H. Definisi Operasional ................................................................. 33

I. Metode Pengolahan dan Analisa Data ....................................... 34

J. Etika Penelitian ......................................................................... 36

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Gambaran umum lokasi penelitian ........................................... 38

B. Hasil Penelitian ........................................................................ 39

C. Pembahasan ............................................................................. 40

D. Keterbatasan Penelitian ............................................................ 43

BAB V PENUTUP

A. Kesimpulan .............................................................................. 44

B. Saran ........................................................................................ 45

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

Page 11: TINGKAT PENGETAHUAN IBU TENTANG …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/8/01-gdl-ikaweniagu... · Instrumen penelitian ini adalah kuesioner. Cara pengumpulan data berasal

xi

DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar 2.1 Kerangka Teori ....................................................................... 25

Gambar 2.2 Kerangka Konsep Penelitian .................................................... 26

Page 12: TINGKAT PENGETAHUAN IBU TENTANG …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/8/01-gdl-ikaweniagu... · Instrumen penelitian ini adalah kuesioner. Cara pengumpulan data berasal

xii

DAFTAR TABEL

Tabel 3.1 Kisi-kisi Kuesioner ................................................................... 31

Tabel 3.2 Definisi Operasional ................................................................. 34

Tabel 4.1 Mean dan Standar Deviasi ......................................................... 39

Tabel 4.2 Tingkat Pengetahuan Ibu tentang Higienitas Botol Bayi

di Posyandu Teratai VIII Desa Gabus Etan Ngrampal Sragen ..... 40

Page 13: TINGKAT PENGETAHUAN IBU TENTANG …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/8/01-gdl-ikaweniagu... · Instrumen penelitian ini adalah kuesioner. Cara pengumpulan data berasal

xiii

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1. Jadwal Penelitian

Lampiran 2. Surat Permohonan Ijin Studi Pendahuluan

Lampiran 3. Surat Balasan Ijin Studi Pendahuluan

Lampiran 4. Surat Permohonan Uji Validitas

Lampiran 5. Surat Balasan Uji Validitas

Lampiran 6. Surat Permohonan Penelitian

Lampiran 7. Surat Balasan Penelitian

Lampiran 8. Surat Permohonan Menjadi Responden

Lampiran 9. Lembar Persetujuan Menjadi Responden

Lampiran 10. Kuesioner Penelitian

Lampiran 11. Kunci Jawaban Kuesioner

Lampiran 12. Hasil Uji Validitas

Lampiran 13. Hasil Uji Reliabilitas

Lampiran 14. Hasil Penelitian

Lampiran 15. Lembar Konsultasi Karya Tulis Ilmiah

Page 14: TINGKAT PENGETAHUAN IBU TENTANG …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/8/01-gdl-ikaweniagu... · Instrumen penelitian ini adalah kuesioner. Cara pengumpulan data berasal

xiv

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

ASI terbukti menjadi asupan nutrisi alami yang paling baik diberikan

kepada bayi. Meskipun seorang ibu bekerja, tidak lantas menjadi kendala untuk

memberikan ASI setiap hari. Makanan pendamping ASI adalah makanan atau

minuman yang mengandung gizi, diberikan pada bayi atau anak untuk

memenuhi kebutuhan gizinya. MP-ASI ini di diberikan bersamaan dengan ASI

mulai usia 6 bulan hingga 24 bulan. Seiring bertambahnya usia bayi setelah

bayi berusaha 6 bulan mulai diperkenalkan dengan makanan pendamping

untuk memenuhi kebutuhan gizinya (Riksani, 2012).

Gaya hidup yang modern yang menuntut kaum ibu untuk bekerja di

luar rumah menyebabkan pemberian ASI secara langsung dari sumbernya

menjadi penyulit. Penyelesaiannya air susu terpaksa diperah dan disimpan

supaya bisa dikonsumsi oleh bayi kapan saja. Ketika ASI diperah ASI

bersentuhan dengan berbagai objek, mulai dari tangan manusia, alat pemerah

botol susu, yang semuanya tidak steril. Walaupun ASI sendiri steril

bersentuhan dengan benda-benda asing itu menyebabkan pencemaran bakteri.

Pencegahan pencemaran bakteri merupakan hal yang diperlukan untuk

menjaga kebersihan tangan dan botol susu (Tejo, 2011).

Page 15: TINGKAT PENGETAHUAN IBU TENTANG …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/8/01-gdl-ikaweniagu... · Instrumen penelitian ini adalah kuesioner. Cara pengumpulan data berasal

xv

Higienitas adalah aspek yang terpenting dalam pemberian susu botol.

Bayi dapat mengalami sakit perut atau infeksi hebat yang berasal dari botolnya

jika tidak disterilkan secara memadai (Gore dkk, 2011).

Menjaga kesehatan bayi dapat dilakukan melalui langkah sederhana

dengan membersihkan botol susunya secara rutin dan harus menyimpan botol

susu di tempat yang tepat. Hal ini memang sebuah langkah sederhana, namun

mampu memberi dampak besar bagi kesehatan bayi (Destika, 2012).

Cara aseptik dalam menyiapkan PASI antara lain gunakan peralatan

dan wadah steril dan air yang direbus mendidih 10 menit. Gunakan susu

formula siap pakai dalam 4 jam setelah dibuka dari wadahnya. Simpan sisanya

dalam lemari es maksimal 24 jam beri tanda dan catat waktu dibuka. Cuci

cangkir dan peralatan dengan sabun dan air, bilas air panas atau dikukus

(Muslihatun, 2010).

Susu formula merupakan media yang baik bagi bakteri, sehingga

kontaminasi mudah terjadi terutama jika persiapan dan pemberian kurang

memperhatikan segi aseptik. Pemberian susu formula yang tidak baik dapat

meningkatkan risiko terjadinya diare pada bayi. Susu formula sebagai salah

satu makanan pengganti ASI pada anak yang penggunanya semakin

meningkat. Cara pemberian susu formula yang benar merupakan salah satu

faktor yang dapat menurunkan angka kejadian diare pada bayi dan balita akibat

minum susu formula (Amiruddin, 2007).

Page 16: TINGKAT PENGETAHUAN IBU TENTANG …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/8/01-gdl-ikaweniagu... · Instrumen penelitian ini adalah kuesioner. Cara pengumpulan data berasal

xvi

Penelitian yang pernah dilakukan di Indonesia penyakit diare menjadi

penyebab kematian nomor dua pada balita, nomor tiga pada bayi dan nomor

lima pada semua umur. Angka kesakitan yang terkena diare pada bayi yang

diberi ASI hanya 6% yang diberi ASI dari susu botol 14%, sedang bayi yang

diberi susu botol saja meningkat menjadi 18% (Adiningsih, 2011).

Berdasarkan studi pendahuluan yang penulis lakukan di Desa Gabus

Etan Ngrampal Sragen pada tanggal 18 September 2012 dengan jumlah ibu

yang memiliki balita sebanyak 43 orang, setelah peneliti melakukan

wawancara terhadap 10 ibu tentang higienitas botol. Setelah dilakukan

wawancara hanya 3 ibu yang mampu menjawab pertanyaan tentang higienitas

botol, sedangkan 7 ibu belum bisa menjawab tentang higienetas botol.

Berdasarkan latar belakang di atas, maka penulis tertarik untuk

melakukan penelitian dengan judul “Tingkat Pengetahuan Ibu tentang

Higienitas Botol Bayi di Posyandu Teratai VIII Desa Gabus Etan Ngrampal

Sragen tahun 2013”.

B. Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, maka rumusan masalah dalam

penelitian ini adalah : “Bagaimana tingkat pengetahuan ibu tentang higienitas

botol bayi di Posyandu Teratai VIII desa Gabus Etan Ngrampal Sragen Tahun

2013?”.

Page 17: TINGKAT PENGETAHUAN IBU TENTANG …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/8/01-gdl-ikaweniagu... · Instrumen penelitian ini adalah kuesioner. Cara pengumpulan data berasal

xvii

C. Tujuan Penelitian

1. Tujuan umum

Untuk mengetahui tingkat pengetahuan ibu tentang higienitas botol

Bayi di Posyandu Teratai VIII desa Gabus Etan Ngrampal Sragen Tahun

2013.

2. Tujuan khusus

a. Mengetahui tingkat pengetahuan ibu tentang higienitas botol bayi di

Posyandu Teratai VIII desa Gabus Etan Ngrampal Sragen tahun 2013

pada tingkat baik.

b. Mengetahui tingkat pengetahuan ibu tentang higienitas botol bayi di

Posyandu Teratai VIII desa Gabus Etan Ngrampal Sragen tahun 2013

pada tingkat cukup.

c. Mengetahui tingkat pengetahuan ibu tentang higienitas botol bayi di

Posyandu Teratai VIII desa Gabus Etan Ngrampal Sragen tahun 2013

pada tingkat kurang.

D. Manfaat Penelitian

1. Ilmu Pengetahuan

Dapat dijadikan sebagai bahan masukan dalam perkembangan

pengetahuan dan penelitian selanjutnya khususnya tentang higienitas botol

bayi.

Page 18: TINGKAT PENGETAHUAN IBU TENTANG …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/8/01-gdl-ikaweniagu... · Instrumen penelitian ini adalah kuesioner. Cara pengumpulan data berasal

xviii

2. Diri Sendiri

Menerapkan ilmu yang diperoleh dalam pendidikan dan menambah

wawasan serta pengalaman nyata dalam melaksanakan penelitian,

khususnya tentang higienitas botol bayi.

3. Bagi Posyandu

Dapat memberikan pengetahuan bagi kader dalam upaya peningkatan

kualitas pelayanan serta sebagai bahan penyuluhan kepada masyarakat agar

tetap memperhatikan higienitas botol bayi dalam upaya pemberian ASI

kepada bayinya.

E. Keaslian Penelitian

Penelitian lain yang serupa dengan pernah dilakukan, yaitu :

1. Hapsari Ari (2012), dengan judul “Tingkat Pengetahuan Ibu tentang

Higienitas Botol Bayi di Desa Sambirejo Kecamatan Sambirejo Kabupaten

Sragen”. Jenis penelitian deskriptif kuantitatif. Populasi 30 orang. Sampel

dalam peneitian ini 30 responden dengan teknik sampling jenuh, instrumen

yang digunakan dalam penelitian ini kuesioner. Analisa data dengan

menggunakan analisa univariat. Hasil dari penelitian ini tingkat

pengetahuan ibu tentang higienitas botol bayi di Desa Sambirejo Kecamatan

Sambirejo Kabupaten Sragen tingkat pengetahuan baik sebanyak 3 ibu

(10%), tingkat pengetahuan cukup sebanyak 12 ibu (40%) sedangkan

pengetahuan kurang sebanyak 15 ibu (50%).

Page 19: TINGKAT PENGETAHUAN IBU TENTANG …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/8/01-gdl-ikaweniagu... · Instrumen penelitian ini adalah kuesioner. Cara pengumpulan data berasal

xix

Persamaan penelitian ini dengan penelitian yang penulis lakukan yaitu

variabel penelitian yaitu higienitas botol bayi, jenis penelitian, analisa data.

Perbedaan penelitian ini adalah waktu, tempat penelitian dan subyek

penelitian.

2. Febri, Fatmalia (2009), dengan judul “Tingkat Pengetahuan ibu tentang cara

Membersihkan Botol Bayi di Desa Soak Baru Kecamatan Ilir Palembang”.

Penelitian ini menggunakan metode cross sectional dan teknik sampling

dengan cara cluster random sampling. Instrumen yang digunakan adalah

kuesioner. Analisa data distribusi menggunakan distribusi frekuensi dan

persentase dari variabel. Hasil penelitian menunjukkan mayoritas

pengetahuan ibu berpengetahuan kurang (57,5%).

Persamaan yaitu pada variabel yaitu pengetahuan higienitas dan analisa data

dan perbedaan yaitu waktu , tempat penelitian dan subyek penelitian

F. Sistematika Penulisan

Penulisan Karya Tulis Ilmiah ini terdiri dari 5 bab, sistematika penulisan

Karya Tulis Ilmiah yaitu :

BAB I PENDAHULUAN

Bab ini menjelaskan isi karya tulis secara singkat meliputi latar

belakang, perumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat

penelitian, keaslian penelitian dan sistematika penulisan.

Page 20: TINGKAT PENGETAHUAN IBU TENTANG …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/8/01-gdl-ikaweniagu... · Instrumen penelitian ini adalah kuesioner. Cara pengumpulan data berasal

xx

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Berisi tinjauan teori medis tentang pengetahuan terdiri definisi

pengetahuan, tingkat pengetahuan, cara memperoleh pengetahuan,

faktor-faktor yang mempengaruhi pengetahuan seseorang, cara

Pengukuran Pengetahuan dan hygienitas botol meliputi Manfaat,

tips memilih botol bayi yang baik, cara menjaga kebersihan botol,

metode sterilisasi botol bayi serta kerangka teori dan kerangka

konsep.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

Bab ini terdiri dari jenis dan rancangan penelitian, lokasi dan waktu

penelitian, populasi, sampel dan teknik pengambilan sampel,

instrumen penelitian, teknik pengumpulan data, variabel penelitian,

definisi operasional, metode pengolahan data dan analisa data serta

etika penelitian.

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Bab ini berisikan tentang gambaran umum lokasi penelitian, hasil

penelitian, pembahasan dan keterbtasan penelitian.

BAB V PENUTUP

Bab ini berisikan tentang kesimpulan dari penelitian dan saran yang

meliputi saran bagi pengetahuan, bagi institusi pendidikan dan

peneliti selanjutnya.

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

Page 21: TINGKAT PENGETAHUAN IBU TENTANG …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/8/01-gdl-ikaweniagu... · Instrumen penelitian ini adalah kuesioner. Cara pengumpulan data berasal

xxi

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Tinjauan Teori

1. Pengetahuan

a. Definisi pengetahuan

Pengetahuan adalah apa yang diketahui oleh manusia atau hasil

pekerjaan manusia menjadi tahu. Pengetahuan itu merupakan milik

atau isi pikiran manusia yang merupakan hasil dari proses usaha

manusia untuk tahu (Nashrulloh, 2009).

Pada dasarnya pengetahuan merupakan hasil tahu dari manusia

terhadap sesuatu, atau segala perbuatan manusia untuk memahami

suatu objek tertentu. Pengetahuan dapat berwujud barang-barang baik

lewat indera maupun lewat akal, dapat pula objek yang dipahami oleh

manusia berbentuk ideal atau yang bersangkutan dengan masalah

kejiwaan (Notoatmodjo, 2010).

b. Tingkat Pengetahuan

Menurut Notoatmodjo (2007), ada enam tingkat pengetahuan

yang dicapai dalam domain kognitif yaitu :

1) Tahu (know)

Tahu diartikan sebagai mengingat suatu materi yang telah

dipelajari sebelumnya. Pengetahuan tingkat ini adalah mengingat

kembali terhadap suatu yang spesifik dari seluruh bahan yang

Page 22: TINGKAT PENGETAHUAN IBU TENTANG …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/8/01-gdl-ikaweniagu... · Instrumen penelitian ini adalah kuesioner. Cara pengumpulan data berasal

xxii

dipelajari atau rangsangan yang telah diterima. Oleh sebab itu, ini

merupakan tingkat pengetahuan yang paling rendah. Untuk

mengukur bahwa seseorang, tahu tentang apa yang dipelajari antara

lain menyebutkan, menguraikan, mendefenisikan. menyatakan dan

sebagainya

2) Memahami (Comprehention)

Memahami diartikan sebagai suatu kemampuan untuk

menjelaskan secara benar tentang objek yang diketahui dan dapat

menginterprestasikan materi tersebut secara benar, orang yang telah

paham terhadap objek atau materi harus dapat menjelaskan,

menyebutkan contoh, menyimpulkan, meramalkan dan sebagainya

terhadap objek yang dipelajari.

3) Aplikasi (Application)

Aplikasi diartikan sebagai kemampuan untuk menggunakan

materi yang telah dipelajari pada situasi atau kondisi sebenamya,

aplikasi ini diartikan dapat sebagai aplikasi atau penggunaan

hukum-hukum, rumus metode, prinsip dan sebagainya dalam

konteks atau situasi yang lain.

4) Analisis (Analysis)

Analisis adalah suatu kemampuan untuk menjabarkan materi

atau suatu objek ke dalam komponen-komponen tetapi masih dalam

suatu struktur organisasi tersebut dan masih ada kaitannya satu

sama lain. Kemampuan analisa ini dapat dilihat dari penggunaan

kata kerja dapat menggambarkan, membedakan, mengelompokkan

Page 23: TINGKAT PENGETAHUAN IBU TENTANG …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/8/01-gdl-ikaweniagu... · Instrumen penelitian ini adalah kuesioner. Cara pengumpulan data berasal

xxiii

dan seperti sebagainya. Analisis merupakan kemampuan untuk

mengidentifikasi, memisahkan dan sebagainya.

5) Sintesa (Syntesis)

Sintesa dalah suatu kemampuan untuk meletakkan atau

menggabungkan bagian-bagian didalam suatu bentuk keseluruhan

yang, baru dengan kata lain sintesis adalah suatu kemampuan untuk

menyusun formasi baru dari informasi-informasi yang ada misalnya

dapat menyusun, dapat menggunakan, dapat meringkaskan, dapat

menyesuaikan terhadap suatu teori atau rumusan yang telah ada.

6) Evaluasi (Evaluation)

Evaluasi ini berkaitan dengan kemampuan untuk melakukan

justifikasi atau penilaian terhadap suatu materi atau objek. Penilaian

itu berdasarkan suatu kriteria yang ditentukan sendiri atau

menggunakan kriteria yang telah ada.

c. Cara memperoleh pengetahuan

Menurut Notoatmodjo (2010), cara untuk memperoleh kebenaran

pengetahuan dapat dikelompokkan menjadi dua yakni cara tradisional

atau non ilmiah yakni tanpa melalui penelitian ilmiah dan cara modern

atau cara ilmiah yakni melalui proses penelitian. Lebih jelasnya dapat

dijelaskan sebagai berikut :

1) Cara tradisional atau non ilmiah terdiri dari:

a) Cara coba – salah (Trial and Error)

Cara ini dipakai orang sebelum adanya kebudayaan,

bahkan mungkin sebelum adanya peradaban apabila seseorang

menghadapi persoalan atau masalah upaya pemecahannya

Page 24: TINGKAT PENGETAHUAN IBU TENTANG …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/8/01-gdl-ikaweniagu... · Instrumen penelitian ini adalah kuesioner. Cara pengumpulan data berasal

xxiv

dilakukan dengan coba-coba. Cara coba-coba ini dilakukan

dengan menggunakan beberapa kemungkinan dalam

memecahkan masalah, dan apabila kemungkinan tersebut tidak

berhasil, dicoba kemungkinan yang lain sampai masalah tersebut

dapat terpecahkan.

b) Secara kebetulan

Penemuan kebenaran secara kebetulan terjadi karena tidak

disengaja oleh orang yang bersangkutan.

c) Cara kekuasaan atau otoritas

Kehidupan sehari-hari ditemukan banyak sekali kebiasaan

dan tradisi yang dilakukan oleh orang tanpa melalui penalaran

apakah yang dilakukan tersebut baik atau tidak. Kebiasaan

seperti ini bukan hanya terjadi pada masyarakat tradisional saja,

melainkan juga terjadi pada masyarakat modern. Kebiasaan ini

seolah diterima dari sumbernya sebagai kebenaran yang mutlak.

Sumber pengetahuan tersebut dapat berupa pemimpin-pemimpin

masyarakat baik formal maupun informal. Para pemuka agama,

pemegang pemerintahan dan lain sebagainya. Dengan kata lain,

pengetahuan tersebut diperoleh berdasarkan pada pemegang

otoritas, yakni orang mempunyai wibawa atau kekuasaan, baik

tradisi, otoritas pemerintah, otoritas pemimpin agama, maupun

ahli ilmu pengetahuan atau ilmuwan.

Page 25: TINGKAT PENGETAHUAN IBU TENTANG …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/8/01-gdl-ikaweniagu... · Instrumen penelitian ini adalah kuesioner. Cara pengumpulan data berasal

xxv

d) Berdasarkan pengalaman sendiri

Pengalaman adalah guru terbaik demikian bunyi pepatah.

Pepatah ini mengandung maksud bahwa pengalaman itu

merupakan sumber pengetahuan atau pengalaman itu merupakan

suatu cara untuk memperoleh kebenaran pengetahuan. Oleh

sebab itu, pengalaman pribadipun dapat digunakan sebagai upaya

memperoleh pengetahuan. Hal ini dilakukan dengan cara

mengulang kembali pengalaman yang diperoleh dalam

memecahkan permasalahan yang dihadapi pada masa yang lalu.

e) Cara akal sehat (common sense)

Akal sehat atau common sense kadang-kadang dapat

menemukan teori atau kebenaran. Misalnya pemberian hadiah

dan hukuman merupakan cara yang masih dianut oleh banyak

orang untuk mendisiplinkan anak dalam konteks pendidikan.

f) Kebenaran melalui wahyu

Ajaran dan dogma agama adalah suatu kebenaran yang

diwahyukan dari Tuhan melalui para Nabi. Kebenaran ini harus

diterima dan diyakini oleh pengikut agama yang bersangkutan,

terlepas dari apakah kebenaran tersebut rasional atau tidak.

Sebab kebenaran ini diterima oleh para Nabi adalah sebagai

wahyu dan bukan karena hasil usaha penalaran atau penyelidikan

manusia.

Page 26: TINGKAT PENGETAHUAN IBU TENTANG …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/8/01-gdl-ikaweniagu... · Instrumen penelitian ini adalah kuesioner. Cara pengumpulan data berasal

xxvi

g) Kebenaran secara intuitif

Kebenaran secara intuitif diperoleh manusia secara cepat

sekali melalui proses di luar kesadaran dan tanpa melalui proses

penalaran atau berpikir. Kebenaran yang diperoleh melalui

intuitif sukar dipercaya karena kebenaran ini tidak menggunakan

cara yang rasional dan yang sistematis.

h) Melalui jalan pikiran

Sejalan dengan perkembangan perkembangan kebudayaan

umat manusia cara manusia berfikir ikut berkembang. Dari sini

manusia mampu menggunakan penalarannya dalam memperoleh

pengetahuan. Induksi dan deduksi pada dasarnya merupakan cara

melahirkan pemikiran secara tidak langsung melalui pernyataan-

pernyataan yang dikemukan. Apabila proses pembuatan

kesimpulan itu melalui pernyataan-pernyataan yang khusus

kepada yang umum dinamakan induksi sedangkan deduksi

adalah pembuatan kesimpulan dari pernyataan-pernyataan umum

ke khusus.

i) Induksi

Induksi adalah proses penarikan kesimpulan yang dimulai

dari pernyataan-pernyataan khusus ke pernyataan yang bersifat

umum. Hal ini berarti dalam berpikir induksi pembuatan

kesimpulan tersebut berdasarkan pengalaman-pengalaman

empiris yang ditangkap oleh indra kemudian disimpulkan ke

Page 27: TINGKAT PENGETAHUAN IBU TENTANG …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/8/01-gdl-ikaweniagu... · Instrumen penelitian ini adalah kuesioner. Cara pengumpulan data berasal

xxvii

dalam suatu konsep yang memungkinkan seseorang untuk

memahami suatu gejala.

j) Deduksi

Deduksi adalah pembuatan kesimpulan dari pernyataan-

pernyataan umum ke khusus. Di dalam proses berpikir deduksi

berlaku bahwa sesuatu yang dianggap benar secara umum pada

kelas tertentu, berlaku juga kebenarannya pada semua persitiwa

yang terjadi pada setiap yang termasuk dalam kelas itu.

2) Cara ilmiah atau modern

Cara baru atau dalam memperoleh pengetahuan pada dewasa

ini lebih sistematis, logis dan ilmiah. Cara ini disebut metode

penelitian ilmiah, atau metodologi penelitian (research metodology).

Cara ini dikembangkan oleh Francis Bacon yang mengembangkan

metode berpikir induktif kemudian dikembangkan oleh Deobold van

Dallen yang menyatakan bahwa dalam memperoleh kesimpulan

dilakukan dengan mengadakan observasi langsung dan membuat

pencatatan-pencatatan terhadap semua fakta sehubungan dengan

objek yang diamatinya. Pencatatan ini mencakup tiga hal pokok :

a) Segala sesuatu yang positif yakni gejala tertentu yang muncul

pada saat dilakukan pengamatan.

b) Segala sesuatu yang negatif, yakni gejala tertentu yang tidak

muncul pada saat dilakukan pengamatan.

Page 28: TINGKAT PENGETAHUAN IBU TENTANG …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/8/01-gdl-ikaweniagu... · Instrumen penelitian ini adalah kuesioner. Cara pengumpulan data berasal

xxviii

c) Gejala-gejala yang muncul secara bervariasi yaitu gejala-gejala

yang berubah-ubah pada kondisi-kondisi tertentu.

d. Faktor-faktor yang mempengaruhi pengetahuan seseorang

Menurut Erfandi (2009), ada beberapa faktor yang mempengaruhi

pengetahuan seseorang, yaitu :

1) Pendidikan.

Pendidikan adalah suatu usaha untuk mengembangkan

kepribadian dan kemampuan di dalam dan di luar sekolah dan

berlangsung seumur hidup. Pendidikan mempengaruhi proses belajar,

makin tinggi pendidikan seeorang makin mudah orang tersebut untuk

menerima informasi. Pengetahuan sangat erat kaitannya dengan

pendidikan dimana diharapkan seseorang dengan pendidikan tinggi,

maka orang tersebut akan semakin luas pula pengetahuannya.

Peningkatan pengetahuan tidak mutlak diperoleh di pendidikan

formal, akan tetapi juga dapat diperoleh pada pendidikan non formal.

2) Media masa/ informasi

Informasi yang diperoleh baik dari pendidikan formal maupun

non formal dapat memberikan pengaruh jangka pendek (immediate

impact) sehingga menghasilkan perubahan atau peningkatan

pengetahuan. Sebagai sarana komunikasi, berbagai bentuk media

masa seperti televisi, radio, surat kabar, majalah, dan lain-lain

mempunyai pengaruh besar terhadap pembentukan opini dan

kepercayan orang. Dalam penyampaian informasi sebagai tugas

Page 29: TINGKAT PENGETAHUAN IBU TENTANG …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/8/01-gdl-ikaweniagu... · Instrumen penelitian ini adalah kuesioner. Cara pengumpulan data berasal

xxix

pokoknya, media masa membawa pula pesan-pesan yang berisi

sugesti yang dapat mengarahkan opini seseorang.

3) Sosial budaya dan ekonomi

Kebiasaan dan tradisi yang dilakukan orang-orang tanpa

melalui penalaran apakah yang dilakukan baik atau buruk. Dengan

demikian seseorang akan bertambah pengetahuannya walaupun tidak

melakukan. Status ekonomi seseorang juga akan menentukan

tersedianya suatu fasilitas yang diperlukan untuk kegiatan tertentu,

sehingga status sosial ekonomi ini akan mempengaruhi pengetahuan

seseorang.

4) Lingkungan

Lingkungan adalah segala sesuatu yang ada di sekitar

individu, baik lingkungan fisik, biologis, maupun sosial. Lingkungan

berpengaruh terhadap proses masuknya pengetahuan ke dalam

individu yang berada dalam lingkungan tersebut. Hal ini terjadi

karena adanya interaksi timbal balik ataupun tidak yang akan

direspon sebagai pengetahuan oleh setiap individu.

5) Pengalaman

Pengalaman sebagai sumber pengetahuan adalah suatu cara

untuk memperoleh kebenaran pengetahuan dengan cara mengulang

kembali pengetahuan yang diperoleh dalam memecahkan masalah

yang dihadapi masa lalu. Pengalaman belajar dalam bekerja yang

dikembangkan memberikan pengetahuan dan keterampilan

professional serta pengalaman belajar selama bekerja akan dapat

Page 30: TINGKAT PENGETAHUAN IBU TENTANG …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/8/01-gdl-ikaweniagu... · Instrumen penelitian ini adalah kuesioner. Cara pengumpulan data berasal

xxx

mengembangkan kemampuan mengambil keputusan yang merupakan

manifestasi dari keterpaduan menalar secara ilmiah dan etik yang

bertolak dari masalah nyata dalam bidang kerjanya.

6) Usia

Usia mempengaruhi terhadap daya tangkap dan pola pikir

seseorang. Semakin bertambah usia akan semakin berkembang pula

daya tangkap dan pola pikirnya, sehingga pengetahuan yang

diperolehnya semakin membaik. Pada usia madya, individu akan

lebih berperan aktif dalam masyarakat dan kehidupan sosial serta

lebih banyak melakukan persiapan demi suksesnya upaya

menyesuaikan diri menuju usia tua, selain itu orang usia madya akan

lebih banyak menggunakan banyak waktu untuk membaca.

Kemampuan intelektual, pemecahan masalah, dan kemampuan verbal

dilaporkan hampir tidak ada penurunan pada usia ini.

e. Cara Pengukuran Pengetahuan

Arikunto (2006) menyebutkan bahwa pengukuran pengetahuan

dapat dilakukan dengan wawancara atau angket yang menanyakan

tentang isi materi yang ingin diukur dari subjek pendidikan atau

responden.

Menurut Riwidikdo (2010), maka digunakan perhitungan

sebagai berikut:

Baik : Bila nilai responden yang diperoleh (x) > mean + 1 SD

Cukup : Bila nilai responden mean -1 SD � x � mean + 1 SD

Kurang : Bila nilai responden yang diperoleh (x) < mean – 1 SD

Page 31: TINGKAT PENGETAHUAN IBU TENTANG …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/8/01-gdl-ikaweniagu... · Instrumen penelitian ini adalah kuesioner. Cara pengumpulan data berasal

xxxi

2. Higienitas Botol

a. Pengertian

Higienitas adalah bersih, perilaku baik, dan aman untuk

kesehatan, kebersihan fisik dan mental yang dapat menciptakan

lingkungan sehat dan tubuh yang sehat. Orang yang menjaga

kebersihan dan lingkungannya serta makanan yang dikonsumsi

(UNICEF, 2009).

Dot, yang juga dikenal sebagai dummy, soother atau pacifier,

adalah pengganti puting susu (ibu) yang biasanya terbuat dari karet

atau plastik. Non nutritive sucking seperti halnya botol, sudah lama

dikenal dalam sejarah umat manusia, penggunaannya merupakan

usaha orangtua untuk memberikan sesuatu yang dapat menenangkan

dan memberikan rasa nyaman untuk bayinya. Botol, secara universal

seakan menjadi simbol perlengkapan perawatan bayi, penggunaannya

sangat seluas di seluruh dunia (IDAI, 2009)

b. Manfaat Higienitas

Menurut UNICEF (2009), higienitas botol merupakan salah satu

cara untuk mendorong berperilaku higienis untuk mencegah

penyebaran penyakit diare. Selain itu, perilaku higienis dapat

mencegah penyebaran penyakit lain yang behubungan dengan

lingkungan seperti cacingan atau demam berdarah.

Page 32: TINGKAT PENGETAHUAN IBU TENTANG …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/8/01-gdl-ikaweniagu... · Instrumen penelitian ini adalah kuesioner. Cara pengumpulan data berasal

xxxii

c. Tips memilih botol bayi yang baik

Menurut Melinda (2012), dalam memilih botol susu bayi, tentunya

harus ekstra hati-hati, yaitu:

1) Pilihlah botol susu yang sesuai dengan usia bayi. Perlu

memperhatikan ujung botol bayi dan pastikan sesuai dengan ukuran

mulut bayi. Botol susu plastik memerlukan perawatan untuk

menjaga kebersihannya.

2) Apabila menggunakan botol susu plastik untuk bayi, tentunya harus

benar-benar memperhatikan kebersihannya. Bisa mensterilkan botol

susu dengan menggunakan alat steril khusus yang ada di pasaran,

atau bisa juga menggunakan air panas.

3) Saat memilih botol susu, pastikan produk tersebut tidak

mengandung bahan kimia berbahaya. Anda bisa memilih botol susu

yang terdapat tulisan “recycle” yang berarti bisa digunakan

kembali. Atau pilihlah produk dengan tanda “food grade”.

Perlu ketahui, kode-kode tersebut merupakan informasi tentang

jenis plastik botol tersebut. Berikut ini beberapa kode yang biasanya

ada pada botol yaitu:

a) PP atau Polypropylene adalah bahan yang paling aman

digunakan seperti untuk botol susu bayi atau tempat makanan.

b) LDPE atau Low Density Polyethylene adalah bahan yang dapat

didaur ulang. Bahan ini cocok untuk tempat makan.

Page 33: TINGKAT PENGETAHUAN IBU TENTANG …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/8/01-gdl-ikaweniagu... · Instrumen penelitian ini adalah kuesioner. Cara pengumpulan data berasal

xxxiii

c) PET atau Polyethylene Terephthalate adalah bahan yang

biasanya dipakai untuk kemasan air mineral dan hanya untuk

sekali pakai. Tidak untuk digunakan dengan air panas atau

hangat.

d) HDPE atau High Density Polyethylene adalah bahan yang

direkomendasikan hanya untuk sekali pakai saja. Bahan jenis ini

biasanya digunakan untuk botol susu yang bewarna putih susu.

e) PVC atau Polyvinyl Chloride adalah bahan plastik yang

berbahaya untuk ginjal dan hati. Bahan jenis ini sulit di daur

ulang.

f) PS atau Polystyrene adalah bahan yang biasa digunakan untuk

tempat minuman sekali pakai atau tempat makan dari styrofoam.

Bahan jenis styrene berbahaya untuk otak dan sistem saraf.

Bahkan beberapa negara sudah melarang pemakaian bahan ini.

g) Other. Jika Anda mendapatkan produk dengan simbol yang

bertuliskan kata “other” artinya adalah produk tersebut

menggunakan salah satu bahan plastik yang berasal dari

Polycarbonate, Polylactic Acid, Acrylonitrile Butadiene Styrene

Acrylic, Nylon atau Fiberglass. Anda disarankan untuk

menghindari produk yang bertuliskan polycarbonate karena

mengandung bisphenol-A (BPA) yang bisa berbahaya bagi

perkembangan anak, sistem reproduksi, saraf, daya tahan tubuh

dan bisa menyebabkan kanker.

Page 34: TINGKAT PENGETAHUAN IBU TENTANG …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/8/01-gdl-ikaweniagu... · Instrumen penelitian ini adalah kuesioner. Cara pengumpulan data berasal

xxxiv

Menurut Farida (2008), beberapa hal yang perlu diperhatikan

ketika memilih botol susu, yaitu:

1) Sesuaikan ukuran botol

Di pasaran terdapat berbagai ukuran botol yang biasanya menyatu

dengan dot. Untuk ukuran kecil 30-50 ml, sedang 120 ml, dan besar

di atas 200 ml. Sesuaikan dengan kebutuhan asupan susu si kecil

pada setiap kali minum. Ingat, sangat tidak dianjurkan untuk

menyisakan susu dalam botol.

2) Bahan tahan panas, tak mudah pecah dan tak beracun

Sehingga proses sterilisasi bisa dilakukan dengan aman dan mudah.

Botol yang terbuat dari bahan gelas lebih awet, tahan lama, dan

proses sterilisasinya mudah. Hanya saja, botol ini cukup berat

hingga kurang nyaman digunakan, disamping mudah pecah.

Berbeda dengan botol plastik yang lebih tahan lama. Bayi pun aman

memegang botolnya sendiri.

3) Tidak banyak gambar

Sebab gambar-gambar itu berisiko terkelupas saat disterilisasi

dalam air mendidih. Sedangkan botol dengan aksesori, seperti

kepala boneka atau mainan boleh saja dijadikan pilihan, selama tak

menyulitkan proses sterilisasi atau pemberian susu kepada bayi.

4) Memiliki ring pengatur deras

Jika diputar ke arah tertentu, aliran susu akan semakin deras atau

sebaliknya. Ada tiga pengaturan yang baku, yaitu lambat, sedang,

Page 35: TINGKAT PENGETAHUAN IBU TENTANG …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/8/01-gdl-ikaweniagu... · Instrumen penelitian ini adalah kuesioner. Cara pengumpulan data berasal

xxxv

dan cepat. Jadi, bisa distel sesuai kebutuhan. Jika bayi mengalami

kelainan jantung, sangat dianjurkan memiliki kelengkapan ini,

karena bayi tak dianjurkan mengisap air susu terlalu deras. Jika

tidak, napas bayi bisa tersengal-sengal bahkan menimbulkan

tersedak. Ini juga bisa digunakan terutama untuk bayi 0-3 bulan.

Dengan regulator, maka isi susu tidak keluar jika tidak diisap. Pun

saat sedang menyusu lalu bayi terlelap tidur, keberadaan regulator

sangat membantu. Tidak cuma itu. Sekat ini juga berguna untuk

menahan aliran susu jika botol miring/terbalik. Saat bepergian

dimana kita sering menyimpan botol dalam tas, tak ada

kekhawatiran lagi air susu akan tumpah.

5) Botol susu dengan pegangan

Untuk bayi 6 bulan ke atas, beri kesempatan pada si kecil untuk

memegang botolnya sendiri. Dengan begitu, selain menikmati susu,

kemampuan motoriknya juga akan terlatih

d. Cara menjaga kebersihan botol

Menurut Destika (2012), menjaga kesehatan bayi dapat

dilakukan melalui langkah sederhana dengan membersihkan botol

susunya secara rutin dan menyimpan botol susu di tempat yang tepat.

Hal ini memang sebuah langkah sederhana, namun mampu memberi

dampak besar bagi kesehatan bayi. Karena itu, jika hendak memberi

susu melalui botol, tip kebersihan yaitu:

Page 36: TINGKAT PENGETAHUAN IBU TENTANG …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/8/01-gdl-ikaweniagu... · Instrumen penelitian ini adalah kuesioner. Cara pengumpulan data berasal

xxxvi

1) Menjaga kebersihan botol susu

Menjaga botol susu agar tetap steril. Botol susu perlu dicuci

menggunakan air panas. Merendamnya di dalam air panas selama

beberapa menit. Mencuci puting botol susu menggunakan air panas

agar terhindar dari kuman.

2) Jangan menyimpan susu lebih lama di dalam botol susu

membuang sisa susu di dalam botol. Sisa susu yang dibiarkan

tersimpan lama di dalam botol hanya akan menumbuhkan bakteri

dan bau busuk. Hal ini dapat menurunkan tingkat kebersihan botol

susu si kecil.

3) Jaga botol susu agar tetap kering

Botol yang basah dan dibiarkan tertutup dapat menjadi rumah bagi

bakteri dan kuman. Karena itu, setelah mencuci botol susu, harus

segera mengeringkannya menggunakan kain bersih.

4) Cuci puting botol susu

Mencuci puting botol setiap hari. Saat mencuci, perlu

membersihkan puting botol susu menggunakan spon lembut agar

tidak mudah sobek dan harus mencucinya dengan baik, terutama

pada sudut-sudut tutup botol dan putingnya.

e. Metode sterilisasi Botol Bayi

Menurut Safitri (2008), berbagai metode sterilisasi botol, yaitu:

1) Sterilisasi dengan uap listrik

Page 37: TINGKAT PENGETAHUAN IBU TENTANG …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/8/01-gdl-ikaweniagu... · Instrumen penelitian ini adalah kuesioner. Cara pengumpulan data berasal

xxxvii

Memerlukan waktu sekitar 10 menit, ditambah waktu untuk

mendinginkan peralatan. Kelebihannyatiadk memerlukan

pembilasan lagi setelahnya dan memiliki kapasitas besar.

Kekurangannya alat ini tidak bisa dibawa kemana-mana karena

memerlukan daya listrik, harus sering dibersihkan dan memilii

harga yang cukup mahal.

2) Steamer microwave

Membutuhkan waktu sekitar 5 menit, peralatan tetap steril dengan

3 jam jika penutup dibiarkan pada tempatnya. Alat ini juga

menggunakan uap untuk menghilangkan bakteri, tapi harganya

lebih murah. Kapasitas yang dimiliki tidak terlalu besar dan alat ini

tidak bisa mensterilkan alat makan seperti sendok atau mangkuk

logam.

3) Merebus

Membutuhkan waktu sekitar 10 menit, panci tidak boleh digunakan

untuk keperluan lain karena dot dapat rusak lebih cepat. Selain itu

segera angkat dan meniriskan botol kemudian menyimpan di

tempat yang bersih dan kering. Jika dibiarkan hingga air menjadi

dingin akan membuat mikroorganisme masuk dan menempel di

botol.

Page 38: TINGKAT PENGETAHUAN IBU TENTANG …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/8/01-gdl-ikaweniagu... · Instrumen penelitian ini adalah kuesioner. Cara pengumpulan data berasal

xxxviii

B. Kerangka Teori

Gambar 2.1 Kerangka Teori

Sumber: modifikasi Notoatmodjo (2010), Destika (2012)

Pengetahuan

Ibu

Faktor-faktor yang

Mempengaruhi Pengetahuan :

1. Pendidikan

2. Media masa/informasi

3. Sosial budaya dan ekonomi

4. Lingkungan

5. Pengalaman

6. Usia

Higienitas Botol

1. Pengertian higienitas

botol

2. Manfaat higienitas botol

3. Tips memilih botol bayi

yang baik

4. Cara Menjaga Kebersihan

Botol

5. Metode sterilisasi Botol

Bayi

Page 39: TINGKAT PENGETAHUAN IBU TENTANG …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/8/01-gdl-ikaweniagu... · Instrumen penelitian ini adalah kuesioner. Cara pengumpulan data berasal

xxxix

C. Kerangka Konsep Penelitian

Keterangan :

= diteliti

= tidak diteliti

Gambar 2.2. Kerangka Konsep Penelitian

Baik

Cukup

Kurang

Pengetahuan Ibu

tentang Higienitas Botol Bayi

Faktor-faktor yang

Mempengaruhi Pengetahuan :

1. Pendidikan

2. Media masa/informasi

3. Sosial budaya dan ekonomi

4. Lingkungan

5. Pengalaman

6. Usia

Page 40: TINGKAT PENGETAHUAN IBU TENTANG …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/8/01-gdl-ikaweniagu... · Instrumen penelitian ini adalah kuesioner. Cara pengumpulan data berasal

xl

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Jenis dan Rancangan Penelitian

Desain penelitian ini menggunakan rancangan deskriptif kuantitatif.

Menurut Nursalam (2008), penelitian deskritptif bertujuan untuk

mendeskripsikan (memaparkan) peristiwa-peristiwa yang penting yang terjadi

pada masa kini. Deskripsi peristiwa dilakukan secara sistematis dan lebih

menekankan pada data factual daripada penyimpulan. Penelitian kuantitatif

adalah teknik yang digunakan untuk mengolah data yang berbentuk angka,

baik sebagai hasil pengukurang maupun hasil konvensi (Nototatmodjo, 2010).

B. Lokasi dan Waktu Penelitian

1. Lokasi

Lokasi adalah tempat yang digunakan untuk pengambilan data

selama kasus berlangsung (Budiarto, 2003). Penelitian ini dilakukan di

Posyandu Teratai VIII Desa Gabus Etan Ngrampal Sragen.

2. Waktu penelitian

Waktu penelitian adalah jangka waktu yang dibutuhkan penulis untuk

memperoleh data penelitian yang dilaksanakan (Budiarto, 2003). Penelitian

ini dilaksanakan pada bulan September 2012 – Juli 2013.

Page 41: TINGKAT PENGETAHUAN IBU TENTANG …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/8/01-gdl-ikaweniagu... · Instrumen penelitian ini adalah kuesioner. Cara pengumpulan data berasal

xli

C. Populasi, Sampel dan Teknik Pengambilan Sampel

1. Populasi

Populasi adalah keseluruhan subjek penelitian (Arikunto, 2010).

Populasi yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah seluruh ibu yang

mempunyai balita yang memakai botol ASI di Posyandu Teratai VIII Desa

Gabus Etan Ngrampal Sragen yang berjumlah 43 responden.

2. Sampel

Sampel adalah sebagian yang diambil dari keseluruhan obyek yang

diteliti dan dianggap mewakili seluruh populasi (Notoatmodjo, 2010).

Menurut Arikunto (2006), jika populasi kurang dari 100 maka lebih

baik diambil semua dan jika jumlah subyek lebih dari 100, maka dapat

diambil 10 – 15% atau 20-25%. Jumlah sampel yang digunakan dalam

penelitian ini sejumlah 43 responden.

3. Teknik sampling

Teknik sampling adalah suatu proses seleksi sampel yang digunakan

dalam penelitian dari populasi yang ada, sehingga jumlah sampel akan

mewakili keseluruhan populasi yang ada (Hidayat, 2007). Teknik sampling

adalah proses menyeleksi porsi dari populasi untuk dapat mewakili

populasi. Cara-cara yang ditempuh dalam pengambilan sampel, agar

memperoleh sampel yang benar-benar sesuai dengan keseluruhan objek

penelitian (Nursalam, 2009).

Page 42: TINGKAT PENGETAHUAN IBU TENTANG …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/8/01-gdl-ikaweniagu... · Instrumen penelitian ini adalah kuesioner. Cara pengumpulan data berasal

xlii

Teknik pengambilan sampel yaitu dengan sampling jenuh. Menurut

Sugiyono (2010), sampling jenuh adalah teknik penentuan sampel bila

semua anggota populasi digunakan sebagai sampel

D. Instrumen Penelitian

1. Kuesioner

Kuesioner adalah sejumlah pertanyaan tertulis yang digunakan untuk

memperoleh informasi dari responden dalam. Kuisioner yang digunakan

untuk mengetahui pengetahuan ibu adalah kuesioner tertutup. Kuesioner

tertutup yaitu kuesioner yang sudah disediakan jawabannya sehingga

responden tinggal memilih (Arikunto, 2010). Kuesioner diambil dari

sumber teori tentang higienitas botol bayi.

2. Kisi-Kisi Kuesioner

Tabel 3.1 Kisi-Kisi Kuesioner tentang Higienitas Botol Bayi

Variabel Indikator Pernyataan Jumlah

Soal Favourable Unfavourable

Tingkat pengetahuan

Ibu tentang higienitas botol

bayi

1. Pengertian higienitas botol

1,3 2 3

2. Manfaat higienitas botol

4 2

3. Tips memilih botol bayi yang

baik

5,6,7,8,10,1213,15

9,11,14 12

4. Cara Menjaga Kebersihan Botol

16,18,21,22,23

17,19,20,24 10

5. Metode sterilisasi Botol Bayi

25,26 3

Jumlah 16 8 26

3. Cara penilaian

Kuesioner dalam penelitian ini dengan sistem penilaian pernyataan dengan

kriteria positif (favorable) yaitu bila responden memilih jawaban “benar”

Page 43: TINGKAT PENGETAHUAN IBU TENTANG …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/8/01-gdl-ikaweniagu... · Instrumen penelitian ini adalah kuesioner. Cara pengumpulan data berasal

xliii

nilainya 1 jika responden memilih jawaban “salah” nilainya 0 dan kriteria

negatif (unfavorable) bila responden memilih jawaban “salah” nilainya 1

dan jika responden memilih jawaban “benar” nilainya 0.

E. Uji Validitas dan Reliabilitas

Kuesioner untuk penelitian terlebih dahulu dilakukan uji validitas dan

reabilitas dengan karakteristik seperti sejenis di luar lokasi penelitian yaitu di

Posyandu Asoka IV Desa Bener Ngrampal Sragen pada tanggal 14 Februari

2013 kepada 30 responden dengan 30 pernyataan.

1. Uji Validitas

Validitas adalah suatu ukuran yang dapat menunjukkan tingkat

kevalidan atau kesahihan sesuatu instrumen (Arikunto, 2010). Sebuah

instrumen dikatakan valid apabila mampu mengukur apa yang seharusnya

hendak diukur.

Uji validitas dengan menggunakan rumus product moment dengan

bantuan program SPSS for windows versi 16.0, rumus product moment,

yaitu:

Keterangan:

N : Jumlah responden

rxy : Koefisien korelasi product moment

( ) ( ) }Y - Y{N }XX{

YX. - XY . N

222 2ΣΣΣ−Σ

ΣΣΣ=

Nrxy

Page 44: TINGKAT PENGETAHUAN IBU TENTANG …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/8/01-gdl-ikaweniagu... · Instrumen penelitian ini adalah kuesioner. Cara pengumpulan data berasal

xliv

x : Skor pertanyaan

y : Skor total

xy : Skor pertanyaan dikalikan skor total

Instrument dikatakan valid jika nilai rhitung > rtabel (0,361).

Setelah dilakukan uji validitas kepada 30 responden dengan 30 pernyataan.

Setelah dilakukan uji didapatkan 26 pernyataan valid dan 4 nomor

pernyataan tidak valid yaitu 4 dengan nilai 0,214 < 0,361, 17 dengan nilai

0,069 < 0,361, 24 dengan r hitung 0,064 < 0,361 dan 29 dengan nilai r

hitung 0,165 < 0,361. Selanjunya nomor yang tidak valid tidak digunakan

dalam penelitian.

2. Uji Reliabilitas

Reliabilitas menunjukkan pada suatu pengertian bahwa instrumen

cukup dapat dipercaya untuk digunakan sebagai alat pengumpul data

karena instrumen tersebut sudah baik. Instrumen yang baik tidak akan

bersifat tendensius, mengarahkan responden memilih jawaban-jawaban

tertentu. Apabila datanya memang benar sesuai dengan kenyataannya,

maka berapa kalipun diambil tetap akan sama hasilnya (Arikunto, 2006).

Untuk menguji reliabilitas instrumen, peneliti menggunakan Alpha

Chronbach dengan bantuan program komputer SPSS for Windows. Rumus

Alpha Chronbach adalah sebagai berikut:

��

���

� Σ−��

���

−=

t

b

k

kr

2

2

11 11 σ

σ

Page 45: TINGKAT PENGETAHUAN IBU TENTANG …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/8/01-gdl-ikaweniagu... · Instrumen penelitian ini adalah kuesioner. Cara pengumpulan data berasal

xlv

Keterangan:

r11 = Reliabilitas Instrument

k = Banyaknya butir pertanyaan atau banyaknya soal

��b2 = Jumlah varian butir

�t2

= Varians total

Instrumen dikatakan reliabel jika nilai alpha cronbach’s > rkriteria (0,60)

(Ghozali, 2005). Setelah dilakukan uji reliabilitas pada 14 Februari 2013

dari 26 pernyataan dengan menggunakan program SPSS for windows versi

16.0 didapatkan hasil nilai alpha cronbach’s sebesar 0,854 > 0,60,

sehingga instrumen dikatakan reliabel.

F. Teknik Pengumpulan Data

Cara pengumpulan data dilakukan dengan cara memberikan lembar

pertanyaan persetujuan dan membagikan kuesioner pada ibu di Posyandu

Teratai VIII Desa Gabus Etan Ngrampal Sragen, kemudian menjelaskan

tentang cara pengisiannya. Responden disuruh mengisi kuesioner dengan

selesai dan kuesioner diambil pada saat itu juga oleh peneliti. Data yang

diperoleh terdiri dari:

1. Data Primer

Data primer diperoleh secara langsung dari sumbernya atau objek

penelitian oleh peneliti perorangan atau organisasi (Riwidikdo, 2006).

Dalam penelitian ini data primer didapatkan dari pengisian kuesioner

tentang higienitas botol yang diisi ibu.

Page 46: TINGKAT PENGETAHUAN IBU TENTANG …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/8/01-gdl-ikaweniagu... · Instrumen penelitian ini adalah kuesioner. Cara pengumpulan data berasal

xlvi

2. Data Sekunder

Data sekunder adalah data yang didapat tidak secara langsung dari

objek penelitian (Riwidikdo, 2006). Data sekunder didapatkan dari data

berdasarkan dari data demografi di Posyandu Teratai VIII Desa Gabus Etan

Ngrampal Sragen yaitu jumlah ibu di Posyandu Teratai VIII Desa Gabus

Etan Ngrampal Sragen

G. Variabel penelitian

Variabel penelitian adalah segala sesuatu yang berbentuk apa saja yang

ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari sehingga diperoleh informasi tentang

hal tersebut, kemudian ditarik kesimpulannya (Sugiyono, 2007). Dalam

penelitian menggunakan variabel tunggal yaitu tingkat pengetahuan tentang

higienitas botol bayi.

H. Definisi Operasional

Definisi operasional merupakan definisi yang membatasi ruang lingkup

atau pengertian variabel-variabel yang diamati atau diteliti

(Notoatmodjo, 2010).

Tabel 3.2 Definisi Operasional

Nama

Variabel

Pengertian Skala Alat

Ukur

Hasil

Page 47: TINGKAT PENGETAHUAN IBU TENTANG …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/8/01-gdl-ikaweniagu... · Instrumen penelitian ini adalah kuesioner. Cara pengumpulan data berasal

xlvii

Pengetahuan Ibu tentang

higienitas

botol

Kemampuan Ibu menjawab

kuesioner

tentang higienitas

botol

Ordinal Kuesioner 1. Baik : Bila nilai responden yang diperoleh (x) >

mean + 1 SD

2. Cukup : Bila nilai responden mean -1 SD � x �

mean + 1 SD

3. Kurang : Bila nilai responden

yang diperoleh (x) < mean – 1 SD

I. Metode Pengolahan dan Analisa Data

1. Pengolahan Data

Setelah data terkumpul, maka langkah yang dilakukan berikutnya

adalah pengolahan data. Proses pengolahan data menurut Arikunto (2006)

adalah:

a. Editing

Kegiatan ini dilakukan dengan cara memeriksa data hasil jawaban

dari kuesioner yang telah diberikan kepada responden dan kemudian

dilakukan koreksi apakah telah terjawab dengan lengkap. Editing

dilakukan di lapangan sehingga bila terjadi kekurangan atau tidak

sesuai dapat segera dilengkapi.

b. Coding

Kegiatan ini memberi kode angka pada kuesioner terhadap tahap-

tahap dari jawaban responden agar lebih mudah dalam pengolahan data

selanjutnya.

c. Tabulating

Kegiatan ini dilakukan dengan cara menghitung data dari jawaban

kuesioner responden yang sudah diberi kode, kemudian dimasukkan ke

dalam tabel.

Page 48: TINGKAT PENGETAHUAN IBU TENTANG …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/8/01-gdl-ikaweniagu... · Instrumen penelitian ini adalah kuesioner. Cara pengumpulan data berasal

xlviii

2. Analisis Data

Menurut Notoatmodjo (2005), analisa univariat yaitu menganalisa

terhadap tiap variabel dari hasil tiap penelitian untuk menghasilkan

distribusi frekuensi dan presentase dari tiap variabel. Penelitian ini hanya

mendeskirpsikan pengetahuan responden tentang tingkat pengetahuan ibu

tentang higienitas botol.

Menurut Riwidikdo (2009), maka digunakan perhitungan sebagai

berikut:

Baik : Bila nilai responden yang diperoleh (x) > mean + 1 SD

Cukup : Bila nilai responden mean -1 SD � x � mean + 1 SD

Kurang : Bila nilai responden yang diperoleh (x) < mean – 1 SD

Menurut Notoatmodjo (2007), rumus mean yaitu:

Rumus : X = n

x�

Keterangan :

X : rata-rata ( mean )

� x : Jumlah seluruh jawaban responden

n : Jumlah responden

Simpangan baku (standard deviation) adalah ukuran yang dapat

dipakai untuk mengetahui tingkat penyebaran nilai-nilai (data) terhadap

rata-ratanya.

Rumus :

SD = 1

)( 2

2

−��

n

n

xixi

Page 49: TINGKAT PENGETAHUAN IBU TENTANG …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/8/01-gdl-ikaweniagu... · Instrumen penelitian ini adalah kuesioner. Cara pengumpulan data berasal

xlix

Keterangan:

x : nilai responden

n : jumlah responden

Untuk mendapatkan distribusi persentase pengetahuan Ibu tentang

higienitas botol digunakan rumus persentase. Menurut Silalahi (2012),

rumus prosentase yaitu:

fi

Persen = ––– x 100

n

fi = Frekuensi

n = total kasus

J. Etika Penelitian

Setelah mendapat persetujuan, peneliti mulai melakukan penelitian

dengan memperhatikan masalah etika menurut Hidayat (2007), meliputi :

1. Informed Consent ( lembar persetujuan menjadi responden)

Sebelum lembar persetujuan diberikan pada subyek penelitian peneliti

menjelaskan maskud dan tujuan penelitian yang akan dilakukan serta

manfaat yang dilakukannya penelitian. Setelah diberikan penjelasan,

lembar persetujuan diberikan kepada subyek penelitian. Jika subyek

penelitian bersedia diteliti maka mereka harus menandatangani lembar

persetujuan, namun jika subyek penelitian menolak untuk diteliti maka

mereka harus menandatangani lembar persetujuan, namun jika subyek

Page 50: TINGKAT PENGETAHUAN IBU TENTANG …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/8/01-gdl-ikaweniagu... · Instrumen penelitian ini adalah kuesioner. Cara pengumpulan data berasal

l

penelitian menolak untuk diteliti maka peneliti tidak akan memaksa dan

tetap menghormati haknya.

2. Anonimity (tanpa nama)

Untuk menjaga kerahasiaan subyek penelitian, peneliti tidak

mencantumkan namanya pada lembar pengumpulan data, cukup dengan

inisial dan memberi nomor pada masing–masing lembar tersebut.

3. Confidentiality (kerahasiaan)

Kerahasiaan semua informasi yang diperoleh oleh subyek penelitian

dijamin oleh peneliti, hanya kelompok data tertentu saja yang akan

disajikan atau dilaporkan pada hasil penelitian.

Page 51: TINGKAT PENGETAHUAN IBU TENTANG …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/8/01-gdl-ikaweniagu... · Instrumen penelitian ini adalah kuesioner. Cara pengumpulan data berasal

li

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian

Posyandu Teratai VIII Desa Gabus Etan Kecamatan Ngrampal

Kabupaten Sragen merupakan Pelaksanaan teknis Dinas Kesehatan Kabupaten

Sragen yang bertanggung jawab di wilayah kerja Puskesmas Ngrampal Sragen.

Posyandu Teratai VIII Desa Gabus Etan Kecamatan Ngrampal Kabupaten

Sragen berperan menyelenggarakan upaya kesehatan untuk meningkatkan

kesadaran, kemauan dan kemampuan hidup yang sehat bagi setiap penduduk

agar memperoleh derajat kesehatan yang optimal. Posyandu Posyandu Teratai

VIII Desa Gabus Etan Kecamatan Ngrampal Kabupaten Sragen memiliki 4

Kader yang terdiri dari 6 kader aktif dan 2 Kader non aktif.

Sasaran utama Posyandu Teratai VIII Desa Gabus Etan Kecamatan

Ngrampal Kabupaten Sragen terdiri dari upaya kesehatan bayi, anak balita, ibu

hamil, ibu nifas dan ibu menyusui serta Pasangan Usia Subur (PUS). Tujuan

dari posyandu Posyandu Teratai VIII Desa Gabus Etan Kecamatan Ngrampal

Kabupaten Sragen yaitu menunjang percepatan penurunan Angka Kematian

Ibu (AKI) dan Angka Kematian Bayi khususnya di Kabupaten Sragen dan

Indonesia pada umumnya melalui pemberdayaan masyarakat.

Page 52: TINGKAT PENGETAHUAN IBU TENTANG …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/8/01-gdl-ikaweniagu... · Instrumen penelitian ini adalah kuesioner. Cara pengumpulan data berasal

lii

B. Hasil Penelitian

Penelitian ini mengambil judul “Tingkat Pengetahuan Ibu tentang

Higienitas Botol Bayi di Posyandu Teratai VIII Desa Gabus Etan Ngrampal

Sragen, tingkat pengetahuan ibu tentang higienitas botol bayi dilihat pada tabel

di bawah ini :

1. Mean dan Standar Deviasi

Tabel 4.1 Mean dan Standar Deviasi

Variabel Mean Standar Deviasi

Tingkat pengetahuan ibu

tentang higienitas botol

bayi

17,9 3,5

Sumber: SPSS versi 16.0

Setelah dilakukan perhitungan dengan program SPSS didapatkan nilai

mean sebesar 17,9 dan standari deviasi sebesar 3,5.

a. Baik : (x) > mean+1 SD

(x) > 17,9 + 1 x 3,5

(x) > 21,4

Jadi Pengetahuan baik jika nilai responden x > 21,4

b. Cukup: mean – 1SD � x � mean + 1 SD

17,9 – 1 x 3,5 � x � 17,9 + 1 x 3,5

(x) 14,4 � x � 21,4

Jadi Pengetahuan cukup jika nilai responden 14,4 � x � 21,4

c. Kurang : (x) < mean–1 SD

(x) < 17,9 – 1 x 3,5

(x) < 14,4

Jadi Pengetahuan kurang jika nilai responden < 14,4

Page 53: TINGKAT PENGETAHUAN IBU TENTANG …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/8/01-gdl-ikaweniagu... · Instrumen penelitian ini adalah kuesioner. Cara pengumpulan data berasal

liii

2. Tingkat pengetahuan

Berdasarkan nilai mean dan standar deviasi dapat diketahui tingkat

pengetahuan ibu tentang higienitas botol bayi di Posyandu Teratai VIII

Desa Gabus Etan Ngrampal Sragen sebagai berikut :

Tabel 4.2 Tingkat Pengetahuan Ibu tentang Higienitas Botol Bayi di

Posyandu Teratai VIII Desa Gabus Etan Ngrampal Sragen

No Pengetahuan Jumlah Persentase(%)

1

2

3

Baik

Cukup

Kurang

8

26

9

18,6

60,5

20,9

Total 43 100

Sumber: Data Primer (April 2013)

Berdasarkan pada tabel 4.2 di atas menunjukkan bahwa tingkat

pengetahuan ibu tentang higienitas botol bayi di Posyandu Teratai VIII

Desa Gabus Etan Ngrampal Sragen responden dengan tingkat pengetahuan

baik sebanyak 8 responden (18,6%), tingkat pengetahuan cukup sebanyak

26 responden (60,5%) dan tingkat pengetahuan kurang sebanyak 9

responden (20,9%).

C. Pembahasan

Hasil penelitian menunjukkan responden dengan tingkat pengetahuan

ibu tentang higienitas botol bayi di Posyandu Teratai VIII Desa Gabus Etan

Ngrampal Sragen responden dengan tingkat pengetahuan baik sebanyak 8

responden (18,6%), tingkat pengetahuan cukup sebanyak 26 responden

(60,5%) dan tingkat pengetahuan kurang sebanyak 9 responden (20,9%).

Page 54: TINGKAT PENGETAHUAN IBU TENTANG …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/8/01-gdl-ikaweniagu... · Instrumen penelitian ini adalah kuesioner. Cara pengumpulan data berasal

liv

Menurut Nashrulloh (2009), pengetahuan adalah apa yang diketahui

oleh manusia atau hasil pekerjaan manusia menjadi tahu. Pengetahuan itu

merupakan milik atau isi pikiran manusia yang merupakan hasil dari proses

usaha manusia untuk tahu.

Menurut Notoatmodjo (2010), pengetahuan (knowledge) adalah hasil

tahu dari manusia, yang sekedar menjawab pertanyaan “what”. Pada dasarnya

pengetahuan merupakan hasil tahu dari manusia terhadap sesuatu, atau segala

perbuatan manusia untuk memahami suatu objek tertentu. Pengetahuan dapat

berwujud barang-barang baik lewat indera maupun lewat akal, dapat pula

objek yang dipahami oleh manusia berbentuk ideal atau yang bersangkutan

dengan masalah kejiwaan (Notoatmodjo, 2010).

Hasil penelitian tingkat pengetahuan ibu tentang higienitas botol bayi

di Posyandu Teratai VIII Desa Gabus Etan Ngrampal Sragen responden

dengan tingkat pengetahuan baik sebanyak 8 responden (18,6%). Seiring

dengan perkembangan teknologi saat ini sehingga informasi tentang higienitas

botol bayi dapat didapat melalui beberapa media elektronik maupun media

cetak. Menurut Erfandi (2009), informasi yang diperoleh baik dari pendidikan

formal maupun non formal dapat memberikan pengaruh jangka pendek

(immediate impact) sehingga menghasilkan perubahan atau peningkatan

pengetahuan. Sebagai sarana komunikasi, berbagai bentuk media masa seperti

televisi, radio, surat kabar, majalah, dan lain-lain mempunyai pengaruh besar

terhadap pembentukan opini dan kepercayan orang. Dalam penyampaian

Page 55: TINGKAT PENGETAHUAN IBU TENTANG …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/8/01-gdl-ikaweniagu... · Instrumen penelitian ini adalah kuesioner. Cara pengumpulan data berasal

lv

informasi sebagai tugas pokoknya, media masa membawa pula pesan-pesan

yang berisi sugesti yang dapat mengarahkan opini seseorang.

Menurut Erfandi (2009), ada beberapa faktor yang mempengaruhi

pengetahuan seseorang, yaitu, pendidikan dan pekerjaan. Pendidikan adalah

suatu usaha untuk mengembangkan kepribadian dan kemampuan di dalam dan

di luar sekolah dan berlangsung seumur hidup. Pendidikan mempengaruhi

proses belajar, makin tinggi pendidikan seeorang makin mudah orang tersebut

untuk menerima informasi. Pengetahuan sangat erat kaitannya dengan

pendidikan dimana diharapkan seseorang dengan pendidikan tinggi, maka

orang tersebut akan semakin luas pula pengetahuannya. Peningkatan

pengetahuan tidak mutlak diperoleh di pendidikan formal, akan tetapi juga

dapat diperoleh pada pendidikan non formal.

Responden dengan tingkat pengetahuan cukup sebanyak 26 responden

(60,5%) mayoritas responden salah dalam menjawab pernyataan tentang cara

menjaga higienitas botol. Berdasarkan karakteristik responden di Posyandu

Teratai VIII Desa Gabus Etan Ngrampal, Sragen kebanyakan berumur 20 – 35

tahun. Menurut Erfandi (2009), ada beberapa faktor yang mempengaruhi

pengetahuan seseorang, yaitu usia. Usia mempengaruhi terhadap daya tangkap

dan pola pikir seseorang. Semakin bertambah usia akan semakin berkembang

pula daya tangkap dan pola pikirnya, sehingga pengetahuan yang diperolehnya

semakin membaik.

Hasil penelitian yang penulis lakukan berbeda dengan penelitian yang

dilakukan Hapsari, A (2012), dengan judul Tingkat Pengetahuan Ibu tentang

Page 56: TINGKAT PENGETAHUAN IBU TENTANG …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/8/01-gdl-ikaweniagu... · Instrumen penelitian ini adalah kuesioner. Cara pengumpulan data berasal

lvi

Higienitas Botol Bayi di Desa Sambirejo Kecamatan Sambirejo Kabupaten

Sragen”, hasil dari penelitian ini tingkat pengetahuan ibu tentang higienitas

botol bayi di Desa Sambirejo Kecamatan Sambirejo Kabupaten Sragen tingkat

pengetahuan baik sebanyak 3 ibu (10%), tingkat pengetahuan cukup sebanyak

12 ibu (40%) sedangkan pengetahuan kurang sebanyak 15 ibu (50%), sehingga

mayoritas Tingkat pengetahuan ibu tentang higienitas botol bayi pada tingkat

kurang.

D. Keterbatasan Penelitian

Dalam penelitian ini mempunyai kelemahan, yaitu :

1. Kendala

Waktu pengambilan data responden kurang memahami pernyataan dan

banyak pernyataan yang dilewati sehingga pengisian kuesioner tidak

lengkap sehingga harus mengulang untuk pengisian kuesioner.

2. Kelemahan

Variabel penelitian ini merupakan variabel tunggal, sehingga hasil

penelitian terbatas pada pengetahuan. Penelitian ini akan berbeda hasil

jika menggunakan lebih dari 1 variabel penelitian. Kuesioner yang

digunakan kuesioner tertutup sehingga responden hanya bisa menjawab

“ya” atau “tidak” dan jawaban responden belum bisa untuk mengukur

pengetahuan secara mendalam.

Page 57: TINGKAT PENGETAHUAN IBU TENTANG …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/8/01-gdl-ikaweniagu... · Instrumen penelitian ini adalah kuesioner. Cara pengumpulan data berasal

lvii

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Penelitian ini mengambil judul “tingkat pengetahuan ibu tentang

higienitas botol bayi di Posyandu Teratai VIII desa Gabus Etan Ngrampal

Sragen Tahun 2013”. Tingkat pengetahuan responden dapat disimpulkan

sebagai berikut:

d. Tingkat pengetahuan ibu tentang higienitas botol bayi di Posyandu Teratai

VIII Desa Gabus Etan Ngrampal Sragen dengan tingkat pengetahuan baik

sebanyak 8 responden (18,6%)

e. Tingkat pengetahuan ibu tentang higienitas botol bayi di Posyandu Teratai

VIII Desa Gabus Etan Ngrampal Sragen dengan tingkat pengetahuan cukup

sebanyak 26 responden (60,5%).

f. Tingkat pengetahuan ibu tentang higienitas botol bayi di Posyandu Teratai

VIII Desa Gabus Etan Ngrampal Sragen dengan tingkat pengetahuan

kurang sebanyak 9 responden (20,9%).

B. Saran

Berdasarkan kesimpulan di atas saran yang diberikan penulis yaitu:

4. Bagi Posyandu

Diharapkan lebih meningkatkan pengetahuan peserta posyandu

dengan meningkatkan penyuluhan-penyuluhan khususnya pemakaian botol

Page 58: TINGKAT PENGETAHUAN IBU TENTANG …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/8/01-gdl-ikaweniagu... · Instrumen penelitian ini adalah kuesioner. Cara pengumpulan data berasal

lviii

ASI yang higienis pada bayi sehingga tidak terjadi penyakit diare pada

bayi.

5. Bagi Responden

Diharapkan masyarakat khususnya ibu di Posyandu Teratai VIII Desa

Gabus Etan Ngrampal Sragen lebih meningkatkan pengetahuan tentang

higienitas botol dengan aktif mengikuti penyuluhan-penyuluhan yang

diadakan tenaga kesehatan setempat dan lebih banyak membaca serta

mencari informasi dari media elektronik maupun media cetak.

6. Peneliti Selanjutnya

Diharapkan untuk peneliti selanjutnya dapat mengembangkan atau

menambah variabel penelitian, sehingga akan didapatkan penelitian yang

lebih baik.