skripsi - lib.unnes.ac.idlib.unnes.ac.id/24614/1/7211412171.pdf · instrumen pengumpulan data dalam...

118
i AKUNTABILITAS DALAM PENGELOLAAN KEUANGAN DESA (Studi pada Pemerintah Desa di Kabupaten Magelang) SKRIPSI Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi pada Universitas Negeri Semarang Oleh Ibnu Wardana 7211412171 JURUSAN AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG TAHUN 2016

Upload: buitram

Post on 17-Sep-2018

237 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: SKRIPSI - lib.unnes.ac.idlib.unnes.ac.id/24614/1/7211412171.pdf · Instrumen pengumpulan data dalam penelitian ini adalah kuesioner atau angket. ... Kepala Desa menjadi penanggungjawab

i

AKUNTABILITAS DALAM PENGELOLAAN KEUANGAN DESA

(Studi pada Pemerintah Desa di Kabupaten Magelang)

SKRIPSI

Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi

pada Universitas Negeri Semarang

Oleh

Ibnu Wardana

7211412171

JURUSAN AKUNTANSI

FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG

TAHUN 2016

Page 2: SKRIPSI - lib.unnes.ac.idlib.unnes.ac.id/24614/1/7211412171.pdf · Instrumen pengumpulan data dalam penelitian ini adalah kuesioner atau angket. ... Kepala Desa menjadi penanggungjawab

ii

Page 3: SKRIPSI - lib.unnes.ac.idlib.unnes.ac.id/24614/1/7211412171.pdf · Instrumen pengumpulan data dalam penelitian ini adalah kuesioner atau angket. ... Kepala Desa menjadi penanggungjawab

iii

Page 4: SKRIPSI - lib.unnes.ac.idlib.unnes.ac.id/24614/1/7211412171.pdf · Instrumen pengumpulan data dalam penelitian ini adalah kuesioner atau angket. ... Kepala Desa menjadi penanggungjawab

iv

Page 5: SKRIPSI - lib.unnes.ac.idlib.unnes.ac.id/24614/1/7211412171.pdf · Instrumen pengumpulan data dalam penelitian ini adalah kuesioner atau angket. ... Kepala Desa menjadi penanggungjawab

v

MOTTO DAN PERSEMBAHAN

Motto :

1. You are what you think (David Stoop, 1982)

2. “Dan hanya kepada Tuhanmulah hendaknya

kamu berharap.” (QS 94: 8)

3. “Apabila kamu telah membulatkan tekad,

maka bertawakkallah kepada Allah.

Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang

yang bertawakkal kepada-Nya.” (QS 3: 159)

Persembahan :

1. Almamaterku, Universitas Negeri Semarang

yang telah memberikan ilmu, pengetahuan, dan

pengalaman.

2. Ayahanda tercinta Bapak Jazim Ilyas dan

Ibunda Esti Utami yang dengan setulus hati

memberikan dukungan moril maupun materiil.

Terimakasih untuk kasih sayang, ridho, doa,

serta kesabaran yang selalu diberikan.

Page 6: SKRIPSI - lib.unnes.ac.idlib.unnes.ac.id/24614/1/7211412171.pdf · Instrumen pengumpulan data dalam penelitian ini adalah kuesioner atau angket. ... Kepala Desa menjadi penanggungjawab

vi

Page 7: SKRIPSI - lib.unnes.ac.idlib.unnes.ac.id/24614/1/7211412171.pdf · Instrumen pengumpulan data dalam penelitian ini adalah kuesioner atau angket. ... Kepala Desa menjadi penanggungjawab

vii

Page 8: SKRIPSI - lib.unnes.ac.idlib.unnes.ac.id/24614/1/7211412171.pdf · Instrumen pengumpulan data dalam penelitian ini adalah kuesioner atau angket. ... Kepala Desa menjadi penanggungjawab

viii

SARI

Wardana, Ibnu. 2016. “Akuntabilitas dalam Pengelolaan Keuangan Desa (Studi

pada Pemerintah Desa di Kabupaten Magelang)”. Skripsi. Jurusan Fakultas

Ekonomi. Universitas Negeri Semarang. Pembimbing Henny Murtini, S.E., M.Si.

Kata kunci: Akuntabilitas, Pemerintah Desa, Pengelolaan Keuangan,

Penyajian Laporan Keuangan, Aksesibilitas, Sistem Pengendalian Internal

Akuntabilitas dalam pengelolaan keuangan desa sangatlah penting. Hal ini

menuntut pemerintah desa untuk mengelola keuangan desa secara profesional,

efektif dan efisien, serta akuntabel. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui

kesiapan pemerintah desa dalam mewujudkan akuntabilitas pengelolaan keuangan

desa, maka dilakukan penelitian mengenai pengaruh penyajian laporan keuangan,

aksesibilitas laporan keuangan, dan system pengendalian internal terhadap

akuntabilitas pengelolaan keuangan desa.

Subjek penelitian ini adalah pemerintah desa di Kabupaten Magelang.

Teknik pengambilan sampel dalam penelitan ini yaitu dilakukan secara acak dengan

teknik sampling random stratifikasi (stratified random sampling). Instrumen

pengumpulan data dalam penelitian ini adalah kuesioner atau angket.

Hasil Penelitian ini menunjukkan bahwa penyajian laporan keuangan

berpengaruh positif signifikan terhadap akuntabilitas pengelolaan keuangan desa.

Aksesibilitas laporan keuangan berpengaruh positif signifikan terhadap

akuntabilitas pengelolaan keuangan desa. Sistem pengendalian internal

berpengaruh positif signifikan terhadap akuntabilitas pengelolaan keuangan desa.

Saran yang berkaitan dengan hasil penelitian ini yaitu lebih meningkatkan

pemahaman pemerintah desa terkait dengan aturan-aturan dalam pengelolaan

keuangan desa.

Page 9: SKRIPSI - lib.unnes.ac.idlib.unnes.ac.id/24614/1/7211412171.pdf · Instrumen pengumpulan data dalam penelitian ini adalah kuesioner atau angket. ... Kepala Desa menjadi penanggungjawab

ix

ABSTRACT

Wardana, Ibnu. 2016. “Accountability of Financial Management at Local

Government (Research on Village Administration in Magelang Regency)”. Final

Project. Accounting Department Economic Faculty. Semarang State University.

Advisor Henny Murtini, S.E., M.Si.

Keywords: Accountability, Village Administration, Financial Management,

Financial Statement, Accessibility, Local Governmental Internal Control

System

Accountability in financial mamangement of the village is important. This

requires the village administration to manage finances of the village in a

professional, effective, efficient, and accountable. The purpose of this research was

to determine the readiness of the village administration in achieving accountability

in financial management of the village, then conducted research about the effect of

financial statements, accessibility of financial statements and internal control

system to the accountability of the financial management of the village.

These research subjects are village administrations in Magelang regency.

Sampling technique in this research is conducted randomly by stratified random

sampling. Data collection instrument in this research was a questionnaire.

The results of this research is indicate that the financial statement

presentation significant positive effect on financial management accountability of

the village. Accessibility financial report significant positive effect on financial

management accountability of the village. Internal control systems significant

positive effect on financial management accountability of the village.

Suggestions relating to the results of this research that further enhance the

understanding of the village administration related to the rules in the financial

management of the village.

Page 10: SKRIPSI - lib.unnes.ac.idlib.unnes.ac.id/24614/1/7211412171.pdf · Instrumen pengumpulan data dalam penelitian ini adalah kuesioner atau angket. ... Kepala Desa menjadi penanggungjawab

x

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL ...................................................................................... i

PERSETUJUAN PEMBIMBING ................................................................ ii

PENGESAHAN KELULUSAN .................................................................... iii

PERNYATAAN .............................................................................................. iv

MOTTO DAN PERSEMBAHAN ................................................................ v

KATA PENGANTAR .................................................................................... vi

SARI ................................................................................................................ viii

ABSTRACT .................................................................................................... ix

DAFTAR ISI ................................................................................................... x

DAFTAR TABEL .......................................................................................... xiii

DAFTAR GAMBAR ...................................................................................... xiv

DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................. xv

BAB I PENDAHULUAN ............................................................................... 1

1.1. Latar Belakang Masalah Penelitian ................................................. 1

1.2. Rumusan Masalah Penelitian .......................................................... 8

1.3. Tujuan Penelitian ............................................................................. 9

1.4. Manfaat Penelitian ........................................................................... 9

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ................................................................... 10

2.1. Stewardship Theory .......................................................................... 10

2.2. Pemerintah Desa ............................................................................... 12

2.3. Penyajian Laporan Keuangan ........................................................... 14

2.4. Aksesibilitas Laporan Keuangan ...................................................... 19

2.5. Sistem Pengendalian Internal ............................................................ 20

2.6. Pengelolaan Keuangan Desa ............................................................. 23

2.7. Penelitian Terdahulu ......................................................................... 28

2.8. Kerangka Pemikiran dan Pengembangan Hipotesis ......................... 31

BAB III METODE PENELITIAN ............................................................... 35

3.1. Jenis dan Desain Penelitian ............................................................... 35

Page 11: SKRIPSI - lib.unnes.ac.idlib.unnes.ac.id/24614/1/7211412171.pdf · Instrumen pengumpulan data dalam penelitian ini adalah kuesioner atau angket. ... Kepala Desa menjadi penanggungjawab

xi

3.2. Populasi dan Sampel.......................................................................... 35

3.3. Teknik Pengambilan Data .................................................................. 38

3.4. Variabel Penelitian dan Definisi Operasional .................................... 39

3.4.1. Variabel Penelitian ................................................................. 39

3.4.2. Definisi Operasional ............................................................... 40

3.4.2.1. Penyajian Laporan Keuangan .................................... 40

3.4.2.2. Aksesibilitas Laporan Keuangan ............................... 40

3.4.2.3. Sistem Pengendalian Internal .................................... 41

3.4.2.4. Akuntabilitas Pengelolaan Keuangan Desa ............... 41

3.5. Statistik Deskriptif .............................................................................. 42

3.5.1. Deskripsi Responden Penelitian ............................................. 42

3.5.2. Deskripsi Variabel Penelitian ................................................ 43

3.6. Metode Analisis Data ........................................................................ 44

3.6.1. Model Pengukuran atau Outer Model ................................... 49

3.6.2. Model Struktural dan Inner Model ....................................... 50

3.6.3. Uji Hipotesis ......................................................................... 51

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN ....................................................... 52

4.1. Hasil Penelitian .................................................................................. 52

4.1.1. Deskripsi Objek Penelitian.................................................... 52

4.1.2. Deskripsi Responden Penelitian ........................................... 52

4.1.3. Deskripsi Variabel Penelitian .............................................. 54

4.2. Analisis Data ..................................................................................... 57

4.3. Uji Outer Model atau Model Pengukuran ......................................... 57

4.3.1. Uji Validitas Convergent ...................................................... 58

4.3.1.1. Loading Factor ........................................................ 58

4.3.1.2. Average Variance Extracted (AVE) ........................ 60

4.3.1.3. Uji Reliabilitas ......................................................... 61

4.4. Uji Inner Model atau Model Struktural ............................................ 62

4.5. Uji Structural Equation Modeling (SEM) ......................................... 63

4.6. Uji Hipotesis ..................................................................................... 64

4.7. Pembahasan ....................................................................................... 66

Page 12: SKRIPSI - lib.unnes.ac.idlib.unnes.ac.id/24614/1/7211412171.pdf · Instrumen pengumpulan data dalam penelitian ini adalah kuesioner atau angket. ... Kepala Desa menjadi penanggungjawab

xii

BAB V PENUTUP .......................................................................................... 71

5.1. Simpulan .......................................................................................... 71

5.2. Saran ................................................................................................ 72

DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................... 73

LAMPIRAN .................................................................................................... 76

Page 13: SKRIPSI - lib.unnes.ac.idlib.unnes.ac.id/24614/1/7211412171.pdf · Instrumen pengumpulan data dalam penelitian ini adalah kuesioner atau angket. ... Kepala Desa menjadi penanggungjawab

xiii

DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Penelitian Terdahulu ........................................................................ 28

Tabel 3.1 Populasi Penelitian ........................................................................... 36

Tabel 3.2 Sampel Penelitian............................................................................. 37

Tabel 3.3 Interval Nilai Presentase dan Kriteria Penilaian .............................. 44

Tabel 4.1 Hasil Pengumpulan Data ................................................................. 52

Tabel 4.2 Data Statistik Responden ................................................................. 53

Tabel 4.3 Distribusi Frekuensi Variabel Penyajian Laporan Keuangan .......... 54

Tabel 4.4 Distribusi Frekuensi Variabel Aksesibilitas Laporan Keuangan ..... 55

Tabel 4.5 Distribusi Frekuensi Variabel Sistem Pengendalian Internal .......... 56

Tabel 4.6 Distribusi Frekuensi Variabel Akuntabilitas Pengelolaan Keuangan

.......................................................................................................................... 57

Tabel 4.7 Outer Loadings ................................................................................ 58

Tabel 4.8 Average Variance Extracted ............................................................ 60

Tabel 4.9 Composite Reliability and Cronbach’s Alpha ................................. 61

Tabel 4.10 Path Coefficient ............................................................................. 64

Tabel 4.11 Hasil Rekapitulasi Pengujian Hipotesis ......................................... 66

Page 14: SKRIPSI - lib.unnes.ac.idlib.unnes.ac.id/24614/1/7211412171.pdf · Instrumen pengumpulan data dalam penelitian ini adalah kuesioner atau angket. ... Kepala Desa menjadi penanggungjawab

xiv

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Kerangka Pemikiran ..................................................................... 31

Gambar 4.1 Diagram R Square ........................................................................ 62

Gambar 4.2 Uji Full Model SEM PLS Algorithm ............................................ 63

Page 15: SKRIPSI - lib.unnes.ac.idlib.unnes.ac.id/24614/1/7211412171.pdf · Instrumen pengumpulan data dalam penelitian ini adalah kuesioner atau angket. ... Kepala Desa menjadi penanggungjawab

xv

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1. Kuesioner Penelitian

Lampiran 2. Data Statistik Responden

Lampiran 3. Jawaban Responden Variabel Penyajian Laporan Keuangan

Lampiran 4. Jawaban Responden Variabel Aksesibilitas Laporan Keuangan

Lampiran 5. Jawaban Responden Variabel Sistem Pengendalian Internal

Lampiran 6. Jawaban Responden Variabel Akuntabilitas Pengelolaan Keuangan

Lampiran 7. Uji Validitas

Lampiran 8. Uji Reliabilitas

Lampiran 9. Uji Inner Model

Lampiran 10. Full Model SEM PLS Algorithm

Lampiran 11. Surat Ijin Penelitian dari KESBANGPOL Kabupaten Magelang

Lampiran 12. Surat Ijin Penelitian dari BPMPPT Kabupaten Magelang

Page 16: SKRIPSI - lib.unnes.ac.idlib.unnes.ac.id/24614/1/7211412171.pdf · Instrumen pengumpulan data dalam penelitian ini adalah kuesioner atau angket. ... Kepala Desa menjadi penanggungjawab

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Perhatian terhadap desa di Indonesia meningkat dalam akhir tahun ini. Hal

ini terjadi karena adanya penetapan peraturan pemerintah UU No. 6 Tahun 2014

Tentang Desa. Hal ini memberikan kesempatan bagi desa untuk mengelola secara

mandiri dana desa dan mengembangkan potensinya guna meningkatkan kualitas

hidup dan kesejahteraan masyarakat desa. Pengelolaan keuangan desa tidak terlepas

dari akuntabilitas. Secara umum akuntabilitas diartikan sebagai sebuah bentuk

kewajiban untuk mempertanggungjawabkan sebuah keberhasilan atau kegagalan

pelaksanaan organisasi dalam mencapai sasaran yang telah diterapkan untuk

periode-periode sebelumnya yang dilakukan secara periodik (Mustofa, 2012).

Akuntabilitas dalam pemerintah desa sangat penting karena merupakan salah satu

bentuk media pertanggungjawaban pemerintah desa sebagai entitas yang mengelola

dana desa.

BPKP (2015: 1) menyatakan bahwa dalam APBN-P 2015 telah

dialokasikan dana desa kurang lebih sebesar Rp 20,776 triliun kepada 74.093 desa

yang tersebar di Indonesia. Menurut Peraturan Pemerintah No. 22 Tahun 2015

Pasal 29, formula pembagian dihitung berdasarkan jumlah desa, dengan bobot

sebesar 90% dan hanya 10% yang dihitung dengan menggunakan formula jumlah

penduduk, angka kemiskinan, luas wilayah dan tingkat kesulitan geografi.

Pemerintah lebih menekankan pada asas pemerataan, dimana setiap desa memiliki

Page 17: SKRIPSI - lib.unnes.ac.idlib.unnes.ac.id/24614/1/7211412171.pdf · Instrumen pengumpulan data dalam penelitian ini adalah kuesioner atau angket. ... Kepala Desa menjadi penanggungjawab

2

jumlah dana desa yang relatif sama. Tiap desa minimal menikmati dana desa

sebesar Rp252,2 juta, apapun besaran/kebutuhan desa tersebut. Kebijakan ini

memiliki konsekuensi terhadap proses pengelolaannya yang seharusnya

dilaksanakan secara profesional, efektif dan efisien, serta akuntabel yang

didasarkan pada prinsip-prinsip manejemen publik yang baik agar terhindarkan dari

resiko terjadinya penyimpangan, penyelewengan dan korupsi.

Dikutip dalam www.kemenkeu.go.id Kementerian Desa menginformasikan

bahwa 80,0 persen dana desa (Rp16,09 triliun) telah masuk ke RKUD. Namun,

pencairan ke RKD baru mencapai 53,05 persen (Rp8,53 triliun) saja. Kalaupun

dana desa telah cair ke RKD, masalah lain yang berpotensi untuk mencuat adalah

kesalahan dalam menyusun anggaran dan penyelewengannya. Persoalannya bukan

semata lemahnya SDM dalam mengelola peruntukan dana desa, melainkan juga

ketidaksiapan mental aparat desa. Menghadapi hal tersebut, perlu diberikannya

sejumlah program pembangunan kapasitas seperti pelatihan aparatur dan juga

pengawasan yang mempersempit ruang bagi tindak penyalahgunaan dengan

memperkuat pendampingan dan pengawalan pengelolaan dana desa secara

sistemik.

Pengelolaan keuangan desa yang akuntabel merupakan pengelolaan

keuangan yang bisa dipertanggungjawakan mulai dari kegiatan perencanaan,

pelaksanaan, penatausahaan, hingga pelaporan keuangan desa. Terwujudnya

akuntabilitas merupakan tujuan utama dari reformasi sektor publik. Secara umum,

akuntabilitas diartikan sebagai sebuah bentuk kewajiban untuk

mempertanggungjawabkan sebuah keberhasilan atau kegagalan pelaksanaan

Page 18: SKRIPSI - lib.unnes.ac.idlib.unnes.ac.id/24614/1/7211412171.pdf · Instrumen pengumpulan data dalam penelitian ini adalah kuesioner atau angket. ... Kepala Desa menjadi penanggungjawab

3

organisasi dalam mencapai sasaran yang telah diterapkan untuk periode-periode

sebelumnya yang dilakukan secara periodik (Mustofa, 2012).

Permendagri 113 Tahun 2014 menjelaskan pengelolaan keuangan desa

adalah keseluruhan kegiatan yang meliputi perencanaan, pelaksanaan,

penatausahaan, pelaporan, dan pertanggungjawaban keuangan desa. Ada pula asas

pengelolaan keuangan desa sebagai berikut:

1) Keuangan desa dikelola berdasarkan asas-asas transparan, akuntabel,

partisipatif serta dilakukan dengan tertib dan disiplin anggaran.

2) Pengelolaan keuangan desa, dikelola dalam masa 1 tahun anggaran yakni mulai

tanggal 1 Januari sampai dengan tanggal 31 Desember.

Suatu organisasi sektor publik dalam mengelola dana masyarakat dituntut

harus mampu memberikan laporan keuangan yang bisa dipertanggungjawabkan.

Kepala Desa menjadi penanggungjawab pengelolaan keuangan dan aset desa. PP

No. 43 tahun 2014 pasal 103-104 menyatakan tata cara pelaporan yang wajib

dilakukan oleh Kepala Desa. Kepala Desa diwajibkan menyampaikan laporan

realisasi pelaksanaan APBDesa kepada Bupati/Walikota setiap semester tahun

berjalan (laporan semesteran). Selain itu, Kepala Desa juga diwajibkan

menyampaikan laporan pertanggungjawaban realisasi pelaksanaan APBDesa

kepada Bupati/Walikota setiap akhir tahun anggaran (laporan tahunan). Laporan

yang dibuat oleh Kepala Desa ditujukan kepada Bupati/Walikota yang disampaikan

melalui camat. Pertanggungjawaban yang tinggi dalam penyajian laporan keuangan

akan memicu peningkatan akuntabilitas pengelolaan keuangan desa.

Page 19: SKRIPSI - lib.unnes.ac.idlib.unnes.ac.id/24614/1/7211412171.pdf · Instrumen pengumpulan data dalam penelitian ini adalah kuesioner atau angket. ... Kepala Desa menjadi penanggungjawab

4

Akuntabilitas yang efektif dapat terwujud apabila informasi yang

sampaikan mudah untuk dipahami. Masyarakat sebagai pihak yang memberi

kepercayaan kepada pemerintah untuk mengelola keuangan publik berhak untuk

mendapatkan informasi keuangan pemerintah untuk melakukan evaluasi terhadap

pemerintah (Mardiasmo, 2009). Masyarakat tidak hanya memiliki hak untuk

mengetahui pengelolaan keuangan tetapi berhak untuk menuntut

pertanggungjawaban atas pengaplikasian serta pelaksanaan pengelolaan keuangan

daerah tersebut, karena kegiatan pemerintah adalah dalam rangka melaksanakan

amanat rakyat (Halim, 2007).

Menurut UU No. 6 Tahun 2014 pasal 86 menyatakan bahwa desa berhak

mendapatkan akses informasi melalui sistem informasi desa yang dikembangkan

oleh Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota. Sistem informasi desa yang dimaksud

yaitu fasilitas perangkat keras, perangkat lunak, sumber daya manusia, serta

jaringan yang berisi informasi berkaitan dengan pembangunan desa dan dapat

diakses oleh masyarakat desa dan semua pemangku kepentingan.

Aksesibilitas dapat diartikan sebagai sarana pertanggungjawaban

pemerintah daerah kepada publik secara terbuka dan jujur berupa laporan keuangan

yang dapat di akses dengan mudah oleh berbagai pihak yang berkepentingan

(Mustofa, 2012). Permendagri 113 Pasal 40 menyatakan laporan realisasi dan

laporan pertanggungjawaban realisasi pelaksanaan APBDesa wajib di informasikan

kepada masyarakat secara tertulis dan dengan media informasi yang mudah diakses

oleh masyarakat media informasi sebagaimana dimaksud antara lain papan

pengumuman, radio komunitas, dan media informasi lainnya.

Page 20: SKRIPSI - lib.unnes.ac.idlib.unnes.ac.id/24614/1/7211412171.pdf · Instrumen pengumpulan data dalam penelitian ini adalah kuesioner atau angket. ... Kepala Desa menjadi penanggungjawab

5

Dialokasikan dana desa kurang lebih sebesar Rp 20,776 triliun ke seluruh

desa di Indonesia, pemerintah kabupaten/kota berperan mengawasi pengelolaan

dana tersebut. Masih rendahnya sumber daya manusia di desa secara langsung akan

mempengaruhi tingkat transparansi dan akuntabilitas. Hal tersebut akan memicu

terjadinya kecurangan dalam proses pelaksanaan pengelolaan keuangan desa. Salah

satu upaya mencegah terjadinya kecurangan yang merupakan unsur utama

perbuatan korupsi ini adalah dengan meningkatkan dan membangun pengendalian

intern yang baik dan menyeluruh (Ramon, 2014).

Pengendalian internal merupakan sistem/prosedur yang ada dalam suatu

organisasi untuk menjaga proses kegiatan operasi sesuai dengan kebijakan yang

telah ditetapkan guna pencapaian tujuan organisasi itu sendiri. Menurut Krismiaji

(2010: 218) menyebutkan bahwa pengendalian internal adalah rancana organisasi

dan metode yang digunakan untuk menjaga atau melindungi aktiva dan

menghasilkan informasi yang akurat dan dapat dipercaya.

Peran pemerintah desa dalam mengelola keuangan desa merupakan bentuk

pelayanan kepada masyarakat desa dengan menyajikan laporan keuangan yang

akuntabel, memberikan informasi keuangan secara terbuka dan memberikan

pengawasan dalam proses pengelolaan keuangan agar menghasilkan pengelolaan

keuangan yang dapat dipertanggungjawabkan. Jadi pemerintah desa menjalankan

tugasnya untuk kepentingan dan kesejahteraan masyarakat desa. Hal ini sesuai

dengan stewardship theory yaitu tugas pemerintah menyajikan laporan keuangan,

memberikan aksesibilitas laporan keuangan dan sistem pengendalian internal

merupakan bentuk pelayanan kepada masyarakat desa.

Page 21: SKRIPSI - lib.unnes.ac.idlib.unnes.ac.id/24614/1/7211412171.pdf · Instrumen pengumpulan data dalam penelitian ini adalah kuesioner atau angket. ... Kepala Desa menjadi penanggungjawab

6

Penelitian tentang akuntabilitas pengelolaan keuangan desa masih tergolong

penelitian baru, jadi masih sangat jarang ditemukan. Salah satu penelitian terkait

akuntabilitas pengelolaan keuangan desa yaitu Lestari (2014) hasil penelitian

menunjukkan bahwa; 1) Proses pengelolaan dan pertanggungjawaban keuangan di

Desa Pakraman Kubutambahan tidak melibatkan seluruh Krama Desa

Pakramannya melainkan hanya melalui perwakilan. 2) Akuntabilitas pengelolaan

keuangan berlangsung secara konsisten setiap bulan dengan menggunakan sistem

akuntansi sederhana (sistem tiga kolom, yaitu debet, kredit dan saldo). 3) Dengan

adanya modal sosial khususnya kepercayaan, Pengurus Desa Pakraman

Kubutambahan menyadari bahwa akuntansi merupakan instrumen akuntabilitas

dan transparansi dalam pengelolaan keuangan di Desa Pakraman. Manopo (2015)

menggambarkan bahwa pelaksanaan akuntabilitas dalam penyelenggaraan

pemerintah desa di desa dirasakan masih lemah, hal ini salah satunya terlihat pada

tingkat informasi yang diterima oleh masyarakat tentang berbagai penyelenggaraan

pemerintahan di Desa Warisa masih rendah.

Penelitian serupa juga dilakukan di sektor pubilk (daerah), seperti penelitian

Wahyuni (2014) dengan hasil penyajian laporan keuangan daerah berpengaruh

signifikan secara positif terhadap akuntabilitas pengelolaan keuangan daerah,

aksesibilitas laporan keuangan berpengaruh positif dan signifikan terhadap

akuntabilitas pengelolaan keuangan daerah. Sande (2013) dalam penelitiannya

menunjukkan bahwa penyajian laporan keuangan berpengaruh signifikan positif

terhadap akuntabilitas pengelolaan keuangan daerah, aksesibilitas laporan

Page 22: SKRIPSI - lib.unnes.ac.idlib.unnes.ac.id/24614/1/7211412171.pdf · Instrumen pengumpulan data dalam penelitian ini adalah kuesioner atau angket. ... Kepala Desa menjadi penanggungjawab

7

keuangan berpengaruh signifikan positif terhadap akuntabilitas pengelolaan

keuangan daerah.

Menurut Hehanussa (2015) penyajian laporan keuangan dan aksesibilitas

laporan keuangan berpengaruh positif signifikan terhadap akuntabilitas

pengelolaan keuangan daerah, Mustofa (2012) menunjukkan penyajian laporan

keuangan daerah berpengaruh positif dan signifikan terhadap akuntabilitas

pengelolaan keuangan daerah, aksesibilitas laporan keuangan daerah juga

ditemukan berpengaruh positif dan signifikan terhadap akuntabilitas pengelolaan

keuangan daerah, serta penyajian laporan keuangan daerah dan aksesibilitas laporan

keuangan secara bersama-sama berpengaruh dan signifikan terhadap akuntabilitas

pengelolaan keuangan daerah. Hasil dalam penelitian Yusrianti, dkk (2013)

menyatakan bahwa pengungkapan laporan neraca daerah dan aksessibilitas laporan

keuangan berpengaruh positif dan signifikan terhadap akuntabilitas pengelolaan

keuangan daerah.

Hasil penelitian Aliyah dan Nahar (2012) yaitu penyajian laporan keuangan

dan aksesibilitas laporan keuangan berpengaruh positif signifikan terhadap

akuntabilitas pengelolaan keuangan daerah. Riyansa, dkk (2015) menyatakan

bahwa penyajian laporan keuangan tidak berpengaruh signifikan terhadap

akuntabilitas pengelolaan keuangan daerah sedangkan aksesibilitas laporan

keuangan berpengaruh positif signifikan terhadap akuntabilitas pengelolaan

keuangan daerah.

Penelitian terdahulu di atas masih menunjukkan hasil yang tidak konsisten

antara penyajian laporan keuangan dan aksesibilitas laporan keuangan terhadap

Page 23: SKRIPSI - lib.unnes.ac.idlib.unnes.ac.id/24614/1/7211412171.pdf · Instrumen pengumpulan data dalam penelitian ini adalah kuesioner atau angket. ... Kepala Desa menjadi penanggungjawab

8

akuntabilitas pengelolaan keuangan. Peneliti menambahkan variabel baru yaitu

sistem pengendalian internal yang dirujuk dari Aramide dan Bashir (2015) yang

menyatakan sistem pengendalian internal berpengaruh positif signifikan terhadap

akuntabilitas keuangan. Atas dasar hal tersebut penulis tertarik meneliti pengaruh

penyajian laporan keuangan, aksesibilitas laporan keuangan, serta sistem

pengendalian internal terhadap akuntabilitas pengelolaan keuangan yang di desa.

Penelitian ini tergolong baru karena obyek dari penelitian ini adalah desa.

Penelitian ini diharapkan dapat menambah pengetahuan tentang pengaruh

penyajian laporan keuangan, aksesibilitas laporan keuangan, sistem pengendalian

internal, terhadap akuntabilitas pengelolaan keuangan desa dan dapat juga dijadikan

sebagai bahan referensi atau bukti empiris bagi penelitian selanjutnya.

1.2. Rumusan Masalah

Permasalahan yang hendak dijawab dalam penelitian ini adalah :

1. Apakah terdapat pengaruh penyajian laporan keuangan terhadap

akuntabilitas pengelolaan keuangan desa?

2. Apakah terdapat pengaruh aksesibilitas laporan keuangan terhadap

akuntabilitas pengelolaan keuangan desa?

3. Apakah terdapat pengaruh sistem pengendalian internal terhadap

akuntabilitas pengelolaan keuangan desa?

Page 24: SKRIPSI - lib.unnes.ac.idlib.unnes.ac.id/24614/1/7211412171.pdf · Instrumen pengumpulan data dalam penelitian ini adalah kuesioner atau angket. ... Kepala Desa menjadi penanggungjawab

9

1.3. Tujuan Penelitian

Penelitian yang dilakukan bertujuan untuk :

1. Apakah penyajian laporan keuangan berpengaruh positif dan signifikan

terhadap akuntabilitas pengelolaan keuangan desa?

2. Apakah aksesibilitas laporan keuangan berpengaruh positif dan signifikan

terhadap akuntabilitas pengelolaan keuangan desa?

3. Apakah sistem pengendalian internal berpengaruh positif dan signifikan

terhadap akuntabilitas pengelolaan keuangan desa?

1.4. Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat sebagai berikut:

1. Memperkuat bukti empiris mengenai pengaruh penyajian laporan keuangan

dan aksesibilitas laporan keuangan serta sistem pengendalian internal

terhadap akuntabilitas pengelolaan keuangan desa.

2. Memberikan referensi kepada pihak lain yang tertarik dengan organisasi

sektor publik.

Page 25: SKRIPSI - lib.unnes.ac.idlib.unnes.ac.id/24614/1/7211412171.pdf · Instrumen pengumpulan data dalam penelitian ini adalah kuesioner atau angket. ... Kepala Desa menjadi penanggungjawab

10

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Teori Stewardship (Grand theory)

Teori mendasari penelitian ini adalah bagian dari agency theory yaitu

stewardship theory (Donaldson dan Davis, 1991), yang menggambarkan situasi

dimana para manajemen tidaklah termotivasi oleh tujuan - tujuan individu tetapi

lebih ditujukan pada sasaran hasil utama mereka untuk kepentingan organisasi.

Teori tersebut mengasumsikan bahwa adanya hubungan yang kuat antara kepuasan

dan kesuksesan organisasi. Kesuksesan organisasi menggambarkan maksimalisasi

utilitas kelompok principals dan manajemen. Maksimalisasi utilitas kelompok ini

pada akhirnya akan memaksimumkan kepentingan individu yang ada dalam

kelompok organisasi tersebut.

Teori stewardship dapat diterapkan pada penelitian akuntansi organisasi

sektor publik seperti organisasi pemerintahan yang sejak awal perkembangannya,

akuntansi organisasi sektor publik telah dipersiapkan untuk memenuhi kebutuhan

informasi bagi hubungan antara stewards dengan principals. Akuntansi sebagai

penggerak (driver) berjalannya transaksi bergerak kearah yang semakin kompleks

dan diikuti dengan tumbuhnya spesialisasi dalam akuntansi dan perkembangan

organisasi sektor publik. Kontrak hubungan antara stewards dan principals atas

dasar kepercayaan (amanah = trust), bertindak kolektif sesuai dengan tujuan

organisasi.

Page 26: SKRIPSI - lib.unnes.ac.idlib.unnes.ac.id/24614/1/7211412171.pdf · Instrumen pengumpulan data dalam penelitian ini adalah kuesioner atau angket. ... Kepala Desa menjadi penanggungjawab

11

Implikasi teori stewardship terhadap penelitian ini, dapat menjelaskan

eksistensi Pemerintah Desa (steward) sebagai suatu lembaga yang dapat dipercaya

dan bertindak sesuai dengan kepentingan publik dengan melaksanakan tugas dan

fungsinya dengan tepat untuk kesejahteraan masyarakat (principal). Pemerintah

desa melaksanakan tugasnya dalam membuat pertanggungjawaban keuangan

berupa penyajian laporan keuangan yang akuntabel dan transparan sesuai dengan

karakteristik laporan keuangan (relevan, andal, dapat dipahami dan dapat

dibandingkan).

Aksesibilitas laporan keuangan merupakan salah satu bentuk transparansi

pemerintah desa (steward) terhadap masyarakat (principal) dalam pengelolaan

keuangan desa, yaitu dengan cara memberikan akses informasi keuangan kepada

masyarakat sehingga pelayanan publik maupun kesejahteraan masyarakat dapat

tercapai secara maksimal. Akuntabilitas terkait erat dengan instrumen untuk

kegiatan kontrol terutama dalam hal pencapaian hasil pada pelayanan publik dan

menyampaikannya secara transparan kepada masyarakat (Arifiyadi, 2008).

Laporan keuangan yang akuntabel dan transparan dapat terwujud dengan adanya

kontrol dalam pembuatan laporan keuangan tersebut, yaitu dengan sistem

pengendalian internal sesuai dengan PP No. 60 Tahun 2008 tentang Sistem

Pengendalian Internal Pemerintah (SPIP). Pemerintah desa dapat mengarahkan

semua kemampuan dan keahliannya dalam mengefektifkan pengendalian intern

untuk dapat menghasilkan laporan informasi keuangan yang berkualitas sebagai

bentuk pelayanan yang baik kepada masyarakat.

Page 27: SKRIPSI - lib.unnes.ac.idlib.unnes.ac.id/24614/1/7211412171.pdf · Instrumen pengumpulan data dalam penelitian ini adalah kuesioner atau angket. ... Kepala Desa menjadi penanggungjawab

12

2.2. Pemerintah Desa

Pemerintahan desa diselenggarakan oleh pemerintah desa. Kewenangan

desa meliputi kewenangan di bidang penyelenggaraan pemerintahan desa,

pelaksanaan pembangunan desa, pembinaan kemasyarakatan desa, dan

pemberdayaan masyarakat desa berdasarkan prakarsa masyarakat, hak asal usul,

dan adat istiadat desa (UU No. 6 Tahun 2014 Pasal 18).

Peraturan Pemerintah No. 72 tahun 2005 menjelaskan bahwa pemerintahan

desa adalah penyelenggaraan urusan pemerintahan oleh pemerintah desa dan badan

permusyawaratan desa dalam mengatur dan mengurus kepentingan masyarakat

setempat berdasarkan asal-usul dan adat istiadat setempat yang diakui dan

dihormati dalam sistem Pemerintahan Negara Kesatuan Republik Indonesia.

Pemerintah desa adalah kepala desa atau yang disebut dengan nama lain dibantu

perangkat desa sebagai unsur penyelenggara pemerintahan desa. Kekuasaan

pengelolaan keuangan desa dipegang oleh kepala desa. Permendagri 113

menyatakan bahwa dalam siklus pengelolaan keuangan desa merupakan tanggung

jawab dan tugas dari kepala desa dan pelaksana teknis pengelolaan keuangan desa

(sekretaris desa, kepala seksi dan bendahara desa).

1. Kepala Desa

Kepala desa adalah Pemegang kekuasaan pengelolaan keuangan desa dan

mewakili pemerintah desa dalam kepemilikan kekayaan milik desa yang

dipisahkan. Kepala desa memiliki kewenangan yaitu: Menetapkan kebijakan

tentang pelaksanaan APBDesa, menetapkan Pelaksana Teknis Pengelolaan

Keuangan Desa (PTPKD), menetapkan petugas yang melakukan pemungutan

Page 28: SKRIPSI - lib.unnes.ac.idlib.unnes.ac.id/24614/1/7211412171.pdf · Instrumen pengumpulan data dalam penelitian ini adalah kuesioner atau angket. ... Kepala Desa menjadi penanggungjawab

13

penerimaan desa, menyetujui pengeluaran atas kegiatan yang ditetapkan dalam

APBDesa, dan melakukan tindakan yang mengakibatkan pengeluaran atas beban

APBDesa.

2. Sekretaris Desa

Sekretaris desa selaku koordinator PTPKD membantu kepala desa dalam

melaksanakan pengelolaan keuangan desa, dengan tugas: menyusun dan

melaksanakan kebijakan pengelolaan APBDesa. Menyusun rancangan peraturan

desa mengenai APBDesa, perubahan APBDesa dan pertanggungjawaban

pelaksanaan APBDesa. Melakukan pengendalian terhadap pelaksanaan kegiatan

yang telah ditetapkan dalam APBDesa. Menyusun pelaporan dan

pertanggungjawaban pelaksanaan APBDesa. Melakukan verifikasi terhadap

Rencana Anggaran Belanja (RAB), bukti-bukti penerimaan dan pengeluaran

APBDesa (SPP). Sekretaris desa mendapatkan pelimpahan kewenangan dari

kepala desa dalam melaksanakan pengelolaan keuangan desa, dan

bertanggungjawab kepada kepala desa.

3. Kepala Seksi

Kepala seksi merupakan salah satu unsur dari PTPKD yang bertindak

sebagai pelaksana kegiatan sesuai dengan bidangnya. Sesuai PP Nomor 47

Tahun 2015 pasal 64 dinyatakan bahwa desa paling banyak terdiri dari 3 (tiga)

seksi. Kepala seksi mempunyai tugas: Menyusun RAB kegiatan yang menjadi

tanggungjawabnya. Melaksanakan kegiatan dan/atau bersama lembaga

kemasyarakatan desa yang telah ditetapkan di dalam APBDesa. Melakukan

tindakan pengeluaran yang menyebabkan atas beban anggaran belanja kegiatan.

Page 29: SKRIPSI - lib.unnes.ac.idlib.unnes.ac.id/24614/1/7211412171.pdf · Instrumen pengumpulan data dalam penelitian ini adalah kuesioner atau angket. ... Kepala Desa menjadi penanggungjawab

14

Mengendalikan pelaksanaan dengan melakukan pencatatan dalam buku

pembantu kas kegiatan. Melaporkan perkembangan pelaksanaan kegiatan

kepada kepala desa. Mengajukan SPP dan melengkapinya dengan bukti-bukti

pendukung atas beban pengeluaran pelaksanaan kegiatan.

4. Bendahara Desa

Bendahara desa merupakan salah satu unsur dari PTPKD yang dijabat oleh

kepala/staf urusan keuangan dan memiliki tugas untuk membantu sekretaris

desa. Bendahara desa mengelola keuangan desa yang meliputi penerimaan

pemdapatan desa dan pengeluaran/pembiayaan dalam rangka pelaksanaan

APBDesa. Penatausahaan dilakukan dengan menggunakan buku kas umum,

buku kas pembantu pajak, dan buku bank. Penatausahaan yang dilakukan antara

lain meliputi yaitu: menerima, menyimpan, menyetorkan/membayar. Memungut

dan menyetorkan PPh dan pajak lainnya. Melakukan pencatatan setiap

penerimaan dan pengeluaran serta melakukan tutup buku setiap akhir bulan

secara tertib. Mempertanggungjawabkan uang melalui laporan

pertanggungjawaban.

2.3. Penyajian Laporan Keuangan

IAI-KASP (2015) menjelaskan bahwa membuat laporan keuangan

merupakan tahap akhir dari siklus akuntansi. Data laporan keuangan diambil dari

seluruh proses yang dilakukan sampai dengan dibuatnya neraca lajur. Data yang

diproses berdasarkan neraca lajur itulah digunakan sebagai dasar penyusunan

Page 30: SKRIPSI - lib.unnes.ac.idlib.unnes.ac.id/24614/1/7211412171.pdf · Instrumen pengumpulan data dalam penelitian ini adalah kuesioner atau angket. ... Kepala Desa menjadi penanggungjawab

15

laporan keuangan. BPKP (2015) menyatakan laporan keuangan yang harus dibuat

oleh pemerintah desa antara lain :

1. Laporan Realisasi Pelaksanaan APBDesa

Laporan realiasasi pelaksanaan APBDesa disampaikan kepada

Bupati/Walikota melalui camat, terdiri dari:

a. Laporan Semester Pertama, disampaikan paling lambat pada bulan Juli tahun

berjalan.

b. Laporan Semester Akhir Tahun, disampaikan paling lambat pada akhir bulan

januari tahun berikutnya.

Laporan realisasi pelaksanaan APBDesa semester pertama menggambarkan

realisasi pendapatan, belanja dan pembiayaan selama semester I dibandingkan

dengan target dan anggarannya, sedangkan laporan realisasi pelaksanaan

APBDesa semester akhir tahun mengambarkan realisasi pendapatan, belanja dan

pembiayaan sampai dengan akhir tahun, jadi bersifat akumulasi hingga akhir

tahun anggaran.

2. Pertanggungjawaban Realisasi Pelaksanaan APBDesa

Laporan pertanggungjawaban realisasi pelaksanaan APBDesa setiap akhir

tahun anggaran disampaikan kepada Bupati/Walikota melalui camat terdiri dari

pendapatan, belanja, dan pembiayaan yang telah ditetapkan dengan peraturan

desa. Setelah pemerintah desa dan BPD telah sepakat terhadap laporan

pertanggungjawaban realisasi pelaksanaan APBDesa dalam bentuk peraturan

desa, maka peraturan desa ini disampaikan kepada Bupati/Walikota sebagai

bagian tidak terpisahkan dari laporan penyelenggaraan pemerintahan desa.

Page 31: SKRIPSI - lib.unnes.ac.idlib.unnes.ac.id/24614/1/7211412171.pdf · Instrumen pengumpulan data dalam penelitian ini adalah kuesioner atau angket. ... Kepala Desa menjadi penanggungjawab

16

Laporan pertanggungjawaban realisasi pelaksanaan APBDesa sebagaimana

tercantum dalam pada pasal 41 Permendagri 113/2014, disampaikan paling

lambat 1 (satu) bulan setelah tahun anggaran berkenaan.

3. Laporan Realisasi Penggunaan Dana Desa

Laporan realisasi penggunaan dana desa disampaikan kepada

Bupati/Walikota setiap semester. Penyampaian laporan realisasi penggunaan

dana desa dialakukan:

a. Untuk semester I paling lambat minggu keempat bulan Juli tahun anggaran

berjalan.

b. Untuk semester II paling lambat minggu keempat bulan januari tahun

anggaran berikutnya.

Berdasarkan laporan dana desa dari desa-desa yang ada di wilayah

kabupaten/kota, Bupati/Walikota menyampaikan laporan realisasi penyaluran

dan konsolidasi penggunaan dana desa kepada Menteri keuangan dengan

tembusan Menteri yang menangani desa, Menteri teknis/pimpinan lembaga

pemerintah non kementerian terkait, dan Gubernur paling lambat minggu

keempat bulan Maret tahun anggaran berikutnya.

4. Laporan Pertanggungjawaban Realisasi Pelaksanaan APBDesa

Laporan pertanggungjawaban realisasi pelaksanaan APBDesa merupakan

laporan yang disampaikan secara periodik kepada BPD terhadap pelaksanaan

APBDesa yang telah disepakati di awal tahun dalam bentuk peraturan desa.

Laporan pertanggungjawaban realisasi pelaksanaan APBDesa dilampiri:

Page 32: SKRIPSI - lib.unnes.ac.idlib.unnes.ac.id/24614/1/7211412171.pdf · Instrumen pengumpulan data dalam penelitian ini adalah kuesioner atau angket. ... Kepala Desa menjadi penanggungjawab

17

a. Format Laporan Pertanggungjawaban Realisasi Pelaksanaan APBDesa

Tahun Anggaran berkenaan

b. Format Laporan Kekayaan Milik Desa per 31 Desember Tahun Anggaran

berkenaan

c. Format Laporan Program Pemerintah dan Pemerintah Daerah yang Masuk ke

Desa

Laporan ini disampaikan kepada BPD secara tertulis paling lambat 3 (tiga)

bulan setelah berakhirnya tahun anggaran (PP 43/2014 pasal 51).

Peraturan Pemerintah No.71 Tahun 2010 tentang Standar Akuntansi

Pemerintah (SAP) menjelaskan tentang karakteristik laporan keuangan yaitu

ukuran-ukuran normative yang perlu diwujudkan dalam informasi akuntansi

sehingga dapat memenuhi tujuannya. Berikut adalah karakteristik yang diperlukan

agar laporan keuangan pemerintah daerah dapat memenuhi kualitas yang

dikehendaki :

1. Relevan

Laporan keuangan dikatakan relevan apabila informasi yang termuat

didalamnya dapat mempengaruhi keputusan pengguna dengan membantu

mereka mengevaluasi peristiwa masa lalu atau masa kini dan memprediksi masa

depan serta mengoreksi hasil evaluasi meraka di masa lalu. Informasi yang

relevan adalah :

a. Memiliki manfaat prediktif (predictive value)

Informasi dapat membantu pengguna untuk memprediksi masa yang akan

datang dengan mengacu pada hasil masa lalu dan kejadian masa kini.

Page 33: SKRIPSI - lib.unnes.ac.idlib.unnes.ac.id/24614/1/7211412171.pdf · Instrumen pengumpulan data dalam penelitian ini adalah kuesioner atau angket. ... Kepala Desa menjadi penanggungjawab

18

b. Memiliki manfaat umpan balik (feedback value)

Informasi memungkinkan pengguna untuk menegaskan alat mengoreksi

ekspektasi di masa lalu.

c. Tepat waktu

Informasi disajikan tepat waktu sehingga dapat berpengaruh dan berguna

dalam pengambilan keputusan.

d. Lengkap

Informasi disajikan selengkap mungkin yaitu mencakup semua informasi

akuntansi yang dapat mempengaruhi pengambilan keputusan.

2. Andal

Informasi dalam laporan keuangan bebas dari pengertian yang menyesatkan,

menyajikan fakta secara jujur, dan dapat diverifiakasi. Informasi yang andal

setidaknya memenuhi karakteristik sebagai berikut:

a. Dapat diverifikasi

Informasi dalam laporan keuangan dapat diuji. Akan lebih baik apabila

dilakukan pengujian lebih dari satu kali oleh pihak yang berbeda dan hasilnya

tidak jauh beda.

b. Penyajian jujur

Informasi menggambarkan secara jujur transaksi yang seharusnya disajikan

atau secara wajar dapat diharapkan untuk disajikan.

c. Netralitas

Informasi diarahkan pada kepentingan umum dan tidak mementingkan

kepentingan pihak tertentu.

Page 34: SKRIPSI - lib.unnes.ac.idlib.unnes.ac.id/24614/1/7211412171.pdf · Instrumen pengumpulan data dalam penelitian ini adalah kuesioner atau angket. ... Kepala Desa menjadi penanggungjawab

19

3. Dapat dibandingkan

Informasi yang termuat dalam laporan keuangan akan lebih berguna jika

dapat dibandingkan dengan laporan keuangan periode sebelumnya.

Perbandingan dapat dilakukan secara internal maupun eksternal.

4. Dapat dipahami

Informasi yang disajikan dalam laporan keuangan dapat dipahami oleh

pengguna dan dinyatakan dalam bentuk yang disesuaikan dengan batas

pemahaman para pengguna.

2.4. Aksesibilitas Laporan Keuangan

Ketidakmampuan laporan keuangan dalam melaksanakan akuntabilitas

bukan disebabkan karena laporan tahunan yang tidak memuat semua informasi

relevan yang dibutuhkan para pengguna, tetapi juga karena laporan tersebut tidak

dapat secara langsung tersedia dan aksesibel pada para pengguna potensial (Jones

et al, 1985). Pemerintah berkewajiban untuk memberikan informasi keuangan yang

akan digunakan kepada publik dan pihak-pihak yang berkepentingan dalam

pengambilan keputusan ekonomi, sosial, dan politik.

Akuntabilitas yang efektif tergantung kepada akses publik terhadap laporan

keuangan yang dapat dibaca dan dipahami. Akses ini diberikan oleh media, seperti

surat kabar, majalah, radio, stasiun televisi, dan website (internet), dan forum yang

memberikan perhatian langsung atau peranan yang mendorong akuntabilitas

pemerintah terhadap masyarakat (Shende dan Bennet, 2004).

Page 35: SKRIPSI - lib.unnes.ac.idlib.unnes.ac.id/24614/1/7211412171.pdf · Instrumen pengumpulan data dalam penelitian ini adalah kuesioner atau angket. ... Kepala Desa menjadi penanggungjawab

20

Mulyana (2006) mengemukakan bahwa aksesibilitas dalam laporan

keuangan sebagai kemudahan seseorang untuk memperoleh informasi laporan

keuangan. Menurut Permendagri 113 laporan keuangan realisasi dan laporan

pertanggungjawaban realisasi atau pelaksanaan APBDes wajib diinformasikan

secara tertulis kepada masyarakat dengan menggunakan media yang mudah diakses

masyarakat.

2.5. Sistem Pengendalian Internal

Sistem pengedalian intern pemerintah di Indonesia diatur dalam Peraturan

Pemerintah No. 60 Tahun 2008 tentang Sistem Pengendalian Internal Pemerintah

(SPIP) mendefinisikan sistem pengendalian internal pemerintah ialah proses yang

integral pada tindakan dan kegiatan yang dilakukan secara terus menerus oleh

pimpinan dan seluruh pegawai untuk memberikan keyakinan yang memadai atas

tercapainya tujuan organisasi melalui kegiatan yang efektif dan efisien, keandalan

pelaporan keuangan, pengamanan aset negara, dan ketaatan terhadap peraturan

perundang-undangan.

Menurut PP 60 Tahun 2008, Unsur Sistem Pengendalian Internal

Pemerintah SPIP terdiri atas unsur:

1. Lingkungan pengendalian

Pimpinan instansi pemerintah wajib menciptakan dan memelihara

lingkungan pengendalian yang menimbulkan perilaku positif dan kondusif untuk

penerapan sistem pengendalian internal dalam lingkungan kerjanya melalui:

Page 36: SKRIPSI - lib.unnes.ac.idlib.unnes.ac.id/24614/1/7211412171.pdf · Instrumen pengumpulan data dalam penelitian ini adalah kuesioner atau angket. ... Kepala Desa menjadi penanggungjawab

21

a) Penegakan integritas dan nilai etika.

b) Komitmen terhadap kompetensi.

c) Kepemimpinan yang kondusif.

d) Pembentukan struktur organisasi yang sesuai dengan kebutuhan.

e) Pendelegasian wewenang dan tanggung jawab yang tepat.

f) Penyusunan dan penerapan kebijakan yang sehat tentang pembinaan sumber

daya manusia.

g) Perwujudan peran aparat pengawasan intern pemerintah yang efektif.

h) Hubungan kerja yang baik dengan instansi pemerintah terkait.

i) Penilaian risiko

2. Penilaian Risiko

Pimpinan instansi pemerintah wajib melakukan penilaian risiko terdiri atas:

identifikasi risiko dan analisis risiko, pimpinan instansi pemerintah menetapkan

penilaian risiko dalam rangka tujuan instansi pemerintah yaitu memuat

pernyataan dan arahan yang spesifik, terukur, dapat dicapai, realistis, dan terikat

waktu kemudian wajib dikomunikasikan kepada seluruh pegawai. Tujuan

instansi pemerintah dapat terwujud apabila pimpinan instansi pemerintah

menetapkan strategi operasional yang konsisten, strategi manajemen

terintegrasi, rencana penilaian risiko, dan tujuan pada tingkatan kegiatan, dengan

berpedoman pada peraturan perundang-undangan.

3. Kegiatan pengendalian

Pimpinan instansi pemerintah wajib menyelenggarakan kegiatan

pengendalian sesuai dengan ukuran, kompleksitas, dan sifat dari tugas dan

Page 37: SKRIPSI - lib.unnes.ac.idlib.unnes.ac.id/24614/1/7211412171.pdf · Instrumen pengumpulan data dalam penelitian ini adalah kuesioner atau angket. ... Kepala Desa menjadi penanggungjawab

22

fungsi instansi pemerintah yang bersangkutan. Penyelenggaraan kegiatan

pengendalian sekurang kurangnya memiliki karakteristik sebagai berikut:

a) Kegiatan pengendalian diutamakan pada kegiatan pokok instansi pemerintah.

b) Kegiatan pengendalian harus dikaitkan dengan proses penilaian risiko.

c) Kegiatan pengendalian yang dipilih disesuaikan dengan sifat khusus instansi

pemerintah.

d) Kebijakan dan prosedur harus ditetapkan secara tertulis.

e) Prosedur yang telah ditetapkan harus dilaksanakan sesuai yang ditetapkan

secara tertulis.

f) Kegiatan pengendalian dievaluasi secara teratur untuk memastikan bahwa

kegiatan tersebut masih sesuai dan berfungsi seperti yang diharapkan.

4. Informasi dan komunikasi

Pimpinan Instansi Pemerintah wajib mengidentifikasi, mencatat, dan

mengkomunikasikan informasi dalam bentuk dan waktu yang tepat. Komunikasi

atas informasi sebagaimana dimaksud wajib diselenggarakan secara efektif,

untuk menyelenggarakan komunikasi yang efektif, pimpinan instansi

pemerintah harus sekurang-kurangnya:

a) Menyediakan dan memanfaatkan berbagai bentuk dan sarana komunikasi.

b) Mengelola, mengembangkan, dan memperbarui sistem informasi secara terus

menerus.

5. Pemantauan pengendalian internal

Pimpinan instansi pemerintah wajib melakukan pemantauan sistem

pengendalian internal. Pemantauan sistem pengendalian internal dilaksanakan

Page 38: SKRIPSI - lib.unnes.ac.idlib.unnes.ac.id/24614/1/7211412171.pdf · Instrumen pengumpulan data dalam penelitian ini adalah kuesioner atau angket. ... Kepala Desa menjadi penanggungjawab

23

melalui pemantauan berkelanjutan, evaluasi terpisah, dan tindak lanjut

rekomendasi hasil audit dan reviu lainnya.

2.6. Pengelolaan Keuangan Desa

Menurut pasal 71 ayat (1) UU Nomor 6 Tahun 2014 dinyatakan bahwa

keuangan desa adalah hak dan kewajiban desa yang dapat dinilai dengan uang serta

segala sesuatu berupa uang dan barang yang berhubungan dengan pelaksanaan hak

dan kewajiban desa. Selanjutnya pada ayat (2)nya dinyatakan bahwa adanya hak

dan kewajiban akan menimbulkan pendapatan, belanja, pembiayaan, dan

pengelolaan keuangan desa.

Pasal 93 ayat (1) UU Nomor 6 Tahun 2014 menyatakan bahwa pengelolaan

keuangan desa meliputi : perencanaan, pelaksanaan, penatausahaan, pelaporan, dan

pertanggungjawaban yang dapat dijabarkan sebagai berikut:

1. Perencanaan

a. Rancangan peraturan desa tentang APBDesa dibuat, disampaikan oleh kepala

desa, dan dibahas dengan Badan Permusyawaratan Desa untuk disepakati

bersama paling lambat bulan Oktober tahun berjalan.

b. Rancangan peraturan desa tentang APBDesa yang telah disepakati

disampaikan oleh kepala desa kepada Bupati/Walikota melalui camat atau

sebutan lain paling lambat 3 (tiga) hari sejak disepakati untuk dievaluasi.

c. Bupati/Walikota melakukan evaluasi paling lama 20 (dua puluh) hari kerja

sejak diterimanya rancangan peraturan desa tentang APBDesa. Apabila

Page 39: SKRIPSI - lib.unnes.ac.idlib.unnes.ac.id/24614/1/7211412171.pdf · Instrumen pengumpulan data dalam penelitian ini adalah kuesioner atau angket. ... Kepala Desa menjadi penanggungjawab

24

Bupati/Walikota tidak melakukan evaluasi dalam batas waktu tersebut, maka

peraturan desa berlaku dengan sendirinya.

d. Dalam hal ada koreksi yang disampaikan atau penyesuaian yang harus

dilakukan dari hasil evaluasi tersebut, maka kepala desa harus melakukan

penyempurnaan paling lama 7 (tujuh) hari kerja sejak diterimanya hasil

evaluasi.

e. Apabila hasil evaluasi tidak ditindaklanjuti oleh kepala desa dan kepala desa

tetap menetapkan rancangan peraturan kepala desa tentang APBDesa menjadi

peraturan desa, Bupati/Walikota membatalkan peraturan desa dengan

keputusan Bupati/Walikota. Pembatalan peraturan desa tersebut sekaligus

menyatakan berlakunya pagu APBDesa tahun anggaran sebelumnya. Apabila

terjadi pembatalan, kepala desa hanya dapat melakukan pengeluaran terhadap

operasional penyelenggaraan pemerintah desa.

f. Kepala desa memberhentikan pelaksanaan peraturan desa paling lama 7

(tujuh) hari kerja setelah pembatalan dan selanjutnya bersama BPD mencabut

peraturan desa dimaksud.

g. Dalam hal Bupati/Walikota mendelegasikan evaluasi rancangan peraturan

desa tentang APBDesa kepada camat atau sebutan lain, maka langkah yang

dilakukan adalah :

1) Camat menetapkan hasil evaluasi rancangan APBDesa paling lama 20

(dua puluh) hari kerja sejak diterimanya rancangan peraturan desa tentang

APBDesa.

Page 40: SKRIPSI - lib.unnes.ac.idlib.unnes.ac.id/24614/1/7211412171.pdf · Instrumen pengumpulan data dalam penelitian ini adalah kuesioner atau angket. ... Kepala Desa menjadi penanggungjawab

25

2) Dalam hal ini camat tidak memberikan hasil evaluasi dalam batas waktu

yang ditetapkan, peraturan desa tersebut berlaku dengan sendirinya.

3) Dalam hal ada koreksi yang disampaikan atau penyesuaian yang harus

dilakukan dari hasil evaluasi tersebut, kepala desa melakukan

penyempurnaan paling lama 7 (tujuh) hari kerja terhitung sejak

diterimanya hasil evaluasi.

4) Apabila hasil evaluasi tidak ditindaklanjuti oleh kepala desa dan kepala

desa tetap menetapkan rancangan peraturan kepala desa tentang APBDesa

menjadi peraturan desa, camat menyampaikan usulan pembatalan

peraturan desa kepada Bupati/Walikota.

2. Pelaksanaan

a. Semua penerimaan dan pengeluaran desa dalam rangka pelaksanaan

kewenangan desa dilaksanakan melalui rekening kas desa.

b. Semua penerimaan dan pengeluaran desa harus didukung oleh bukti yang

lengkap dan sah.

c. Pemerintah desa dilarang melakukan pungutan sebagai penerimaan desa

selain yang ditetapkan dalam peraturan desa.

d. Bendahara dapat menyimpan uang dalam kas desa pada jumlah tertentu

dalam rangka memenuhi kebutuhan operasional pemerintah desa.

e. Pengeluaran desa yang mengakibatkan beban APBDesa tidak dapat

dilakukan sebelum rancangan peraturan desa tentang APBDesa ditetapkan

menjadi peraturan desa.

Page 41: SKRIPSI - lib.unnes.ac.idlib.unnes.ac.id/24614/1/7211412171.pdf · Instrumen pengumpulan data dalam penelitian ini adalah kuesioner atau angket. ... Kepala Desa menjadi penanggungjawab

26

f. Pengeluaran desa untuk belanja pegawai yang bersifat mengikat dan

operasional perkantoran yang ditetapkan dalam peraturan kepala desa tetap

dapat dikeluarkan walaupun rancangan peraturan desa tentang APBDesa

belum ditetapkan.

g. Pelaksana kegiatan mengajukan pendanaan untuk melaksanakan kegiatan

harus disertai dengan dokumen diantaranya Rencana Anggara Biaya (RAB).

Sebelum digunakan, RAB tersebut diverifikasi oleh sekretaris desa dan

disahkan oleh kepala desa.

h. Pelaksana Kegiatan bertanggungjawab terhadap tindakan yang menyebabkan

pengeluaran atas beban anggaran belanja kegiatan dengan mempergunakan

buku pembantu kas kegiatan sebagai pertanggungjawaban pelaksanaan

kegiatan desa.

3. Penatausahaan

Bendahara desa wajib :

a. Melakukan pencatatan setiap penerimaan dan pengeluaran serta melakukan

tutup buku setiap akhir bulan secara tertib. Penatausahaan penerimaan dan

pengeluaran dilakukan menggunakan : Buku Kas Umum, Buku Kas

Pembantu Pajak, dan Buku Bank.

b. Mempertanggungjawabkan uang melalui laporan pertanggungjawaban.

4. Pelaporan

Kepala desa menyampaikan laporan realisasi pelaksanaan APBDesa kepada

Bupati/Walikota yang meliputi :

Page 42: SKRIPSI - lib.unnes.ac.idlib.unnes.ac.id/24614/1/7211412171.pdf · Instrumen pengumpulan data dalam penelitian ini adalah kuesioner atau angket. ... Kepala Desa menjadi penanggungjawab

27

a. Laporan semester pertama, berupa Laporan Realisasi Pelaksanaan

APBDesa.Semester Pertama.

b. Laporan semester akhir tahun, berupa Laporan Realisasi Pelaksanaan

APBDesa Semester Akhir.

5. Pertanggungjawaban

Kepala desa menyampaikan kepada Bupati/Walikota setiap akhir tahun

anggaran laporan yang meliputi :

a. Laporan Pertanggungjawaban Realisasi Pelaksanaan APBDesa Tahun

Anggaran berkenaan.

1) Merupakan bagian tidak terpisahkan dari laporan penyelenggaraan

Pemerintahan Desa.

2) Diinformasikan kepada masyarakat secara tertulis dan dengan media

informasi yang mudah diakses oleh masyarakat.

3) Disampaikan kepada Bupati/Walikota melalui camat atau sebutan lain.

b. Laporan Kekayaan Milik Desa per 31 Desember Tahun Anggaran berkenaan

c. Laporan Program Pemerintah dan Pemerintah Daerah yang masuk ke desa.

6. Pembinaan dan Pengawasan

a. Pemerintah Provinsi wajib membina dan mengawasi pemberian dan

penyaluran dana desa, alokasi dana desa, dan bagi hasil pajak dan retribusi

daerah dari Kabupaten/Kota kepada desa.

b. Pemerintah Kabupaten/Kota wajib membina dan mengawasi pelaksanaan

pengelolaan keuangan desa.

Page 43: SKRIPSI - lib.unnes.ac.idlib.unnes.ac.id/24614/1/7211412171.pdf · Instrumen pengumpulan data dalam penelitian ini adalah kuesioner atau angket. ... Kepala Desa menjadi penanggungjawab

28

2.7. Penelitian Terdahulu

Tabel 2.1.

Penelitian Terdahulu

No Nama

Penulis Judul Variabel Hasil

1 Hehanussa,

2015

Pengaruh

Penyajian Laporan

Keuangan Daerah

dan Aksesibilitas

Laporan

Keuangan Daerah

Terhadap

Transparansi dan

Akuntabilitas

Pengelolaan

Keuangan Daerah

Kota Ambon

Variabel

Dependen :

Transparansi dan

akuntabilitas

pengelolaan

keuangan daerah

Variabel

Independen :

Penyajian laporan

keuangan daerah

dan aksesibilitas

laporan keuangan

daerah

Hasil pengujian secara

empiris membuktikan

bahwa Penyajian laporan

keuangan daerah

berpengaruh positif dan

signifikan terhadap

transparansi dan

akuntabilitas pengelolaan

keuangan daerah.

Aksesibilitas laporan

keuangan daerah juga

ditemukan berpengaruh

positif dan signifikan

terhadap transparansi dan

akuntabilitas pengelolaan

keuangan daerah. Bukti

empiris juga

memperlihatkan bahwa

penyajian laporan

keuangan daerah dan

aksesibilitas laporan

keuangan daerah secara

simultan berpengaruh

positif dan signifikan

terhadap transparansi dan

akuntabilitas pengelolaan

keuangan daerah.

2 Sande, 2013 Pengaruh

Penyajian Laporan

Keuangan dan

Aksesibilitas

Laporan

Keuangan

Terhadap

Akuntabilitas

Pengelolaan

Keuangan Daerah

Variabel

Dependen :

Akuntabilitas

pengelolaan

keuangan daerah

Hasil penelitian

menunjukkan bahwa: 1)

penyajian laporan

keuangan mempengaruhi

secara signifikan terhadap

akuntabilitas pengelolaan

keuangan provinsi, 2)

aksesibilitas laporan

keuangan

Page 44: SKRIPSI - lib.unnes.ac.idlib.unnes.ac.id/24614/1/7211412171.pdf · Instrumen pengumpulan data dalam penelitian ini adalah kuesioner atau angket. ... Kepala Desa menjadi penanggungjawab

29

Lanjutan Tabel 2.1

No Nama

Penulis Judul Variabel Hasil

(Studi Empiris

Pada Pemerintah

Provinsi Sumatera

Barat)

Variabel

Independen :

Penyajian laporan

keuangan dan

aksesibilitas

laporan keuangan

memiliki makna positif

untuk akuntabilitas

pengelolaan keuangan

provinsi.

3 Aliyah dan

Nahar, 2012

Pengaruh

Penyajian Laporan

Keuangan Daerah

dan Aksesibilitas

Laporan Keuangan

Daerah Terhadap

Transparansi dan

Akuntabilitas

Pengelolaan

Keuangan Daerah

Kabupaten Jepara

Variabel

Dependen :

Transparansi dan

akuntabilitas

pengelolaan

keuangan daerah

Variabel

Independen :

Penyajian laporan

keuangan daerah

dan aksesibilitas

laporan keuangan

daerah

Hasil penelitian ini

menunjukkan bahwa

penyajian laporan

keuangan dan

aksesibilitas bidang

laporan keuangan efek

parsial atau bersama-

sama positif pada

transparansi dan

akuntabilitas dalam

pengelolaan keuangan.

4 Wahyuni,

2014

Pengaruh

Penyajian Laporan

Keuangan Daerah

dan Aksesibilitas

Laporan Keuangan

Daerah Terhadap

Akuntabilitas

Pengelolaan

Keuangan Daerah

Variabel

Dependen :

Akuntabilitas

pengelolaan

keuangan daerah

Variabel

Independen :

Penyajian laporan

keuangan daerah

dan aksesibilitas

laporan keuangan

daerah

Hasil penelitian ini adalah

bahwa kedua neraca dan

aksesibilitas laporan

keuangan memiliki

dampak positif yang

signifikan pada

peningkatan transparansi

dan akuntabilitas dalam

pengelolaan keuangan

daerah (nilai F-test dari

31,225 pada tingkat

signifikansi 0.00).

5 Mustofa,

2012

Pengaruh

Penyajian dan

Aksesibilitas

Laporan Keuangan

Terhadap

Akuntabilitas

Pengelolaan

Keuangan

Kabupaten

Pemalang

Variabel

Dependen :

Akuntabilitas

pengelolaan

keuangan

Variabel

Independen :

Penyajian dan

aksesibilitas

laporan keuangan

Hasil menunjukkan bahwa

penyajian laporan keuan

gan daerah berpengaruh

signifikan secara positif

terhadap akuntabilitas

pengelolaan keuangan

daerah, aksesibilitas

berpengaruh positif dan

signifikan terhadap

akuntabilitas pengelolaan

keuangan daerah.

Page 45: SKRIPSI - lib.unnes.ac.idlib.unnes.ac.id/24614/1/7211412171.pdf · Instrumen pengumpulan data dalam penelitian ini adalah kuesioner atau angket. ... Kepala Desa menjadi penanggungjawab

30

Lanjutan Tabel 2.1

No Nama

Penulis Judul Variabel Hasil

6 Riyansa

dkk, 2015

Pengaruh

Penyajian dan

Aksesibilitas

Laporan Keuangan

Terhadap

Akuntabilitas

Pengelolaan

Keuangan Daerah

Variabel

Dependen :

Akuntabilitas

pengelolaan

keuangan daerah

Variabel

Independen :

Penyajian dan

aksesibilitas

laporan keuangan

daerah

Hasil penelitian ini

menunjukkan bahwa

penyajian laporan

keuangan belum

berpengaruh pada

akuntabilitas pengelolaan

keuangan, aksesibilitas

laporan keuangan

memiliki dampak positif

dan signifikan terhadap

akuntabilitas pengelolaan

keuangan daerah

7 Ramon,

2014 Pengaruh Sistem

Pengendalian

Intern Terhadap

Akuntabilitas

Keuangan

Variabel

Dependen :

Akuntabilitas

Keuangan

Variabel

Independen :

Sistem

Pengendalian

Intern

Hasil dari penelitian ini

sistem pengendalian

internal berpengaruh

positif signifikan

terhadap akuntabilitas

keuangan.

8 Aramide

dan Bashir,

2015

The Effectiveness

of Internal Control

System and

Financial

Accountability at

Local Government

Level in Nigeria

Variabel

Dependen :

Akuntabilitas

Keuangan

Variabel

Independen :

Sistem

Pengendalian

Intern

Hasil dari penelitian ini

sistem pengendalian

internal berpengaruh

positif signifikan

terhadap akuntabilitas

keuangan.

9 Yusrianti

dkk, 2013

The Effect of

Regional Balance

Sheet Disclosure

and Accessibility

Financial

Statements on The

Accountability of

Regional Financial

Management in

Palembang City

Variabel

Dependen :

Akuntabilitas

Pengelolaan

Keuangan Daerah

Variabel

Independen :

Pengungkapan

Neraca Daerah

dan Aksesibilitas

Laporan

Keuangan

Hasil dari penelitian ini

yaitu pengungkapan

laporan neraca daerah dan

aksesibilitas laporan

keuangan berpengaruh

positif dan signifikan

terhadap akuntabilitas

pengelolaan keuangan

daerah.

Page 46: SKRIPSI - lib.unnes.ac.idlib.unnes.ac.id/24614/1/7211412171.pdf · Instrumen pengumpulan data dalam penelitian ini adalah kuesioner atau angket. ... Kepala Desa menjadi penanggungjawab

31

2.8. Kerangka Pemikiran Teoritis dan Pengembangan Hipotesis

2.8.1. Kerangka Pemikiran

Gambar 3.1.

Kerangka Pemikiran

2.8.2. Hubungan Penyajian Laporan Keuangan dan Akuntabilitas

Pengelolaan Keuangan Desa

Penyajian laporan keuangan merupakan salah satu komponen

penting untuk menciptakan akuntabilitas dalam pengelolaan keuangan desa.

Adanya tuntutan yang semakin besar terhadap pelaksanaan akuntabilitas

publik menimbulkan implikasi bagi manajemen sektor publik untuk

memberikan informasi kepada publik, salah satunya adalah informasi

akuntansi berupa laporan keuangan (Mardiasmo, 2009: 159). Penyajian

informasi yang utuh dalam laporan keuangan akan menciptakan

transparansi dan nantinya akan mewujudkan akuntabilitas (Nordiawan,

2010).

Penyajian Laporan

Keuangan

Aksesibilitas

Laporan Keuangan

Sistem

Pengendalian

Internal

Akuntabilitas

Pengelolaan

Keuangan Desa

Page 47: SKRIPSI - lib.unnes.ac.idlib.unnes.ac.id/24614/1/7211412171.pdf · Instrumen pengumpulan data dalam penelitian ini adalah kuesioner atau angket. ... Kepala Desa menjadi penanggungjawab

32

Penelitian Mustofa (2012) menguji pengaruh penyajian laporan

keuangan terhadap akuntabilitas pengelolaan keuangan daerah pada

pegawai pemerintah daerah, dengan hasil analisisnya menunjukkan terdapat

pengaruh positif dan signifikan terhadap akuntabilitas pengelolaan

keuangan daerah.

Berdasarkan uraian tersebut, maka dapat dirumuskan hipotesis

sebagai berikut:

H1: Penyajian laporan keuangan berpengaruh positif terhadap

akuntabilitas pengelolaan keuangan desa.

2.8.3. Hubungan Aksesibilitas Laporan Keuangan dan Akuntabilitas

Pengelolaan Keuangan Desa

Pemerintah desa harus memberikan kemudahan akses bagi para

pengguna laporan keuangan. Kemudahan akses yang diberikan bagi para

pengguna laporan keuangan, akan memicu terciptanya akuntabilitas

pengelolaan keuangan yang baik. Kemudahan akses laporan keuangan tidak

hanya diberikan kepada lembaga legislatif dan badan pengawasan tetapi

juga kepada masyarakat yang telah memberikan kepercayaan kepada

pemerintah desa untuk mengelola keuangan desa.

Akuntabilitas yang efektif tergantung kepada akses publik terhadap

laporan pertanggungjawaban maupun laporan temuan yang dapat dibaca

dan dipahami. Akses ini diberikan oleh media seperti surat kabar, majalah,

radio, stasiun televisi, website (internet), dan forum yang memberikan

Page 48: SKRIPSI - lib.unnes.ac.idlib.unnes.ac.id/24614/1/7211412171.pdf · Instrumen pengumpulan data dalam penelitian ini adalah kuesioner atau angket. ... Kepala Desa menjadi penanggungjawab

33

perhatian langsung atau peranan yang mendorong akuntabilitas pemerintah

terhadap masyarakat (Shende dan Bennet, 2004).

Hehanussa (2015) dan Sande (2013) menguji pengaruh aksesibilitas

laporan keuangan terhadap akuntabilitas pengelolaan keuangan daerah pada

pegawai pemerintah daerah. Hasil analisisnya menunjukkan terdapat

pengaruh positif dan signifikan terhadap akuntabilitas pengelolaan

keuangan daerah.

Berdasarkan uraian tersebut, maka dapat dirumuskan hipotesis

sebagai berikut:

H2: Aksesibilitas laporan keuangan berpengaruh positif terhadap

akuntabilitas pengelolaan keuangan desa.

2.8.4. Hubungan Sistem Pengendalian Internal dan Akuntabilitas

Pengelolaan Keuangan Desa

Peraturan Pemerintah No. 60 Tahun 2008 tentang Sistem

Pengendalian Internal Pemerintah (SPIP) mendefinisikan sistem

pengendalian internal pemerintah ialah proses yang integral pada tindakan

dan kegiatan yang dilakukan secara terus menerus oleh pimpinan dan

seluruh pegawai untuk memberikan keyakinan yang memadai atas

tercapainya tujuan organisasi melalui kegiatan yang efektif dan efisien,

keandalan pelaporan keuangan, pengamanan aset negara, dan ketaatan

terhadap peraturan perundang-undangan.

Penelitian Ramon (2014) menguji pengaruh pengendalian internal

terhadap akuntabilitas keuangan pada Inspektorat Kota Se Provinsi

Page 49: SKRIPSI - lib.unnes.ac.idlib.unnes.ac.id/24614/1/7211412171.pdf · Instrumen pengumpulan data dalam penelitian ini adalah kuesioner atau angket. ... Kepala Desa menjadi penanggungjawab

34

Sumatera Barat dengan hasil analisisnya menunjukkan system pengendalian

internal berpengaruh positif dan signifikan terhadap akuntabilitas keuangan.

Berdasarkan uraian tersebut, maka dapat dirumuskan hipotesis

sebagai berikut:

H3: Sistem Pengendalian Internal berpengaruh positif terhadap

akuntabilitas pengelolaan keuangan desa.

Page 50: SKRIPSI - lib.unnes.ac.idlib.unnes.ac.id/24614/1/7211412171.pdf · Instrumen pengumpulan data dalam penelitian ini adalah kuesioner atau angket. ... Kepala Desa menjadi penanggungjawab

35

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1. Jenis dan Desain Penelitian

Penelitian ini termasuk dalam penelitian kuantitatif, dengan desain

penelitian studi pengujian hipotesis (hypothesis testing study) untuk menguji

pengaruh antar variabel. Menurut Wahyudin (2015: 110) studi pengujian hipotesis

bertujuan untuk menganalisis, mendeskripsikan, dan mendapatkan bukti empiris

pola hubungan antara dua variabel atau lebih. Teori sangat diperlukan dalam

penelitian ini. Teori digunakan sebagai landasan dalam mengajukan sebuah

hipotesis maupun untuk menentukan kriteria pengukuran terhadap variabel-

variabel yang diteliti.

3.2. Populasi dan Sampel Penelitian

Populasi dapat didefinisikan sebagai himpunan atau sekumpulan elemen,

unsur, atau unit dalam suatu kawasan atau ruang lingkup tertentu, yang memiliki

atribut atau karakteristik tertentu, dan ditetapkan oleh peneliti sebagai objek analisis

penelitian (Wahyudin, 2015: 116). Populasi yang dalam penelitian ini adalah

Pemerintah Desa di Kabupaten Magelang. Populasi dalam penelitian ini akan

dijelaskan pada tabel 3.1.

Page 51: SKRIPSI - lib.unnes.ac.idlib.unnes.ac.id/24614/1/7211412171.pdf · Instrumen pengumpulan data dalam penelitian ini adalah kuesioner atau angket. ... Kepala Desa menjadi penanggungjawab

36

Tabel 3.1

Populasi Penelitian

Kabupaten Magelang

No Kecamatan Jumlah Desa

1 Kecamatan Bandongan 14

2 Kecamatan Borobudur 20

3 Kecamatan Candimulyo 19

4 Kecamatan Dukun 15

5 Kecamatan Grabag 28

6 Kecamatan Kajoran 29

7 Kecamatan Kaliangkrik 20

8 Kecamatan Martoyudan 13

9 Kecamatan Mungkid 16

10 Kecamatan Muntilan 14

11 Kecamatan Ngablak 16

12 Kecamatan Ngluwar 8

13 Kecamatan Pakis 20

14 Kecamatan Salam 12

15 Kecamatan Salaman 20

16 Kecamatan Sawangan 15

17 Kecamatan Secang 20

18 Kecamatan Sumbing 17

19 Kecamatan Tegalrejo 21

20 Kecamatan Tempuran 15

21 Kecamatan Windusari 20

Jumlah 372

Sampel adalah cuplikan yang diambil dari populasi, dan menjadi wakil

populasi (Wahyudin, 2015: 118). Teknik pengambilan sampel yang digunakan

dalam penelitian ini yaitu dilakukan secara random atau acak (probability

sampling) dengan teknik sampling acak sederhana (simple random sampling).

Mengacu pada pendapat Wahyudin (2015:118) bahwa, sampel random adalah

sampel yang diambil atau dicuplik dari populasi, dengan menggunakan prinsip,

bahwa semua anggota populasi memiliki peluang yang sama untuk dapat terpilih

sebagai anggota sampel.

Page 52: SKRIPSI - lib.unnes.ac.idlib.unnes.ac.id/24614/1/7211412171.pdf · Instrumen pengumpulan data dalam penelitian ini adalah kuesioner atau angket. ... Kepala Desa menjadi penanggungjawab

37

Desa-desa yang akan menjadi sampel pada penelitian ini akan dijelaskan

pada tabel 3.2. Pengambilan sampel pada penelitian ini menggunakan teknik

sampel acak sederhana (simple random sampling).

Tabel 3.2

Sampel Penelitian

Kabupaten Magelang

No Desa No Desa No Desa

1 Bandongan 28 Candisari 55 Ngadiharjo

2 Sidorejo 29 Banjarsari 56 Bumiharjo

3 Rejosari 30 Prajeksari 57 Wringinputih

4 Trasan 31 Tempur rejo 58 Kembanglimus

5 Salamkanci 32 Jogomulyo 59 Tegalarum

6 Sukosari 33 Girirejo 60 Kebonsari

7 Kedungsari 34 Sidoagung 61 Jambewangi

8 Tonoboyo 35 Tanggulrejo 62 Payaman

9 Kalegen 36 Bulurejo 63 Madusari

10 Kebonagung 37 Banjarnegoro 64 Secang

11 Gandusari 38 Jogonegoro 65 Ngabean

12 Sukodadi 39 Kalinegoro 66 Ngadirojo

13 Beseran 40 Sukorejo 67 Ngasem

14 Bumirejo 41 Bondowoso 68 Banyuurip

15 Giriwarno 42 Donorojo 69 Glagahombo

16 Maduretno 43 Danurejo 70 Purwasari

17 Girirejo 44 Sumber rejo 71 Tegalrejo

18 Kaliangkrik 45 Mertoyudan 72 Sidorejo

19 Ngawonggo 46 Banyurojo 73 Sukorejo

20 Sidorejo 47 Blondo 74 Bawang

21 Sukorejo 48 Rambeanak 75 Rejosari

22 Sidowangi 49 Bumirejo 76 Daseh

23 Banjaragung 50 Wanurejo 77 Losari

24 Sangen 51 Tuksongo 78 Pakis

25 Kajoran 52 Tanjungsari 79 Banyusidi

26 Kembangkuning 53 Karanganyar

27 Windusari 54 Karangrejo

Page 53: SKRIPSI - lib.unnes.ac.idlib.unnes.ac.id/24614/1/7211412171.pdf · Instrumen pengumpulan data dalam penelitian ini adalah kuesioner atau angket. ... Kepala Desa menjadi penanggungjawab

38

Ukuran sampel dalam penelitian ini dilakukan dengan menggunakan rumus

Slovin. Menurut Wahyudin (2015:128), penggunaan rumus ini perlu memutuskan

terlebih dahulu ukuran populasi penelitian (N) dan rentang toleransi kekeliruan

yang dapat diterima (e). Adapun rumus tersebut yaitu sebagai berikut:

𝑛 =𝑁

1 + 𝑁𝑒2

n = jumlah sampel

N = jumlah populasi

e = batas toleransi kesalahan (batas toleransi kesalahan dinyatakan dengan

presentase)

Populasi yang terdapat dalam penelitian ini berjumlah 372 desa dan batas

toleransi kesalahan ditetapkan adalah 0,1, maka besarnya sampel pada penelitian

ini adalah:

𝑛 =𝑁

1 + 𝑁𝑒2

𝑛 =372

1 + 372 𝑥 0,12

𝑛 = 79

Jadi jumlah sampel dalam penelitian ini adalah 79 desa.

3.3. Teknik Pengambilan Data

Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer. Jawaban

diperoleh dari responden atas beberapa item pertanyaan tentang penyajian laporan

keuangan, aksesibilitas laporan keuangan, sistem pengendalian internal dan

akuntabilitas pengelolaan keuangan desa. Data primer yang diperoleh

Page 54: SKRIPSI - lib.unnes.ac.idlib.unnes.ac.id/24614/1/7211412171.pdf · Instrumen pengumpulan data dalam penelitian ini adalah kuesioner atau angket. ... Kepala Desa menjadi penanggungjawab

39

menggunakan teknik kuesioner dengan mengajukan daftar pertanyaan tertulis

kepada narasumber atau responden berkaitan dengan aspek-aspek penting yang

berhubungan dengan variabel penelitian (Wahyudin, 2015: 130).

Pertanyaan dalam kuesioner disusun secara terstruktur sesuai indikator tiap

variabel penelitian dengan tujuan untuk mengumpulkan informasi dari pemerintah

desa sebagai responden penelitian. Bobot penilaian atau angka hasil kusioner dalam

penelitian ini sesuai dengan yang digambarkan dalam skala likert (likert scale).

Skala likert ini menggunakan lima angka penilaian yaitu (1) Sangat Tidak Setuju,

(2) Tidak Setuju, (3) Kurang Setuju, (4) Setuju, dan (5) Sangat Setuju.

3.4. Variabel Penelitian dan Definisi Operasional

3.4.1. Variabel Penelitian

Variabel yang digunakan dalam penelitian ini terdiri dari variabel dependen

(terikat) dan variabel independen (bebas). Variabel dependen dalam penelitian ini

adalah Akuntabilitas Pengelolaan Keuangan Desa (Y). Variabel independen dalam

penelitian ini adalah penyajian laporan keuangan daerah (X1), aksesibilitas laporan

keuangan daerah (X2) dan Sistem Pengendalian Internal (X3). Pengukuran variabel

digambarkan dalam skala likert (likert scale). Skala likert ini menggunakan lima

angka penilaian yaitu (1) Sangat Tidak Setuju, (2) Tidak Setuju, (3) Kurang Setuju,

(4) Setuju, dan (5) Sangat Setuju.

Page 55: SKRIPSI - lib.unnes.ac.idlib.unnes.ac.id/24614/1/7211412171.pdf · Instrumen pengumpulan data dalam penelitian ini adalah kuesioner atau angket. ... Kepala Desa menjadi penanggungjawab

40

3.4.2. Definisi Operasional Variabel

3.4.2.1.Penyajian Laporan Keuangan

Penyajian Laporan Keuangan dalam penelitian ini sebagai variabel

independen (X1). Penyajian Laporan Keuangan adalah suatu penyajian terstruktur

dari posisi keuangan dan kinerja keuangan suatu entitas (PSAK 1, 2012). Peraturan

Pemerintah No.71 Tahun 2010 tentang Standar Akuntansi Pemerintah (SAP)

menjelaskan tentang karakteristik laporan keuangan yaitu ukuran-ukuran normative

yang perlu diwujudkan dalam informasi akuntansi sehingga dapat memenuhi

tujuannya.

Terdapat 4 indikator yang digunakan untuk mengukur penyajian laporan

keuangan adalah pemenuhan karakteristik laporan keuangan (relevan, andal, dapat

dibandingkan, dan dapat dipahami). Pengukuran variabel digambarkan dalam skala

likert (likert scale). Skala likert ini menggunakan lima angka penilaian yaitu (1)

Sangat Tidak Setuju, (2) Tidak Setuju, (3) Kurang Setuju, (4) Setuju, dan (5) Sangat

Setuju.

3.4.2.2.Aksesibilitas Laporan Keuangan

Aksesibilitas Laporan Keuangan dalam penelitian ini sebagai variabel

independen (X2). Aksesibilitas laporan keuangan adalah kemampuan untuk

memberikan akses bagi stakeholder untuk mengetahui atau memperoleh laporan

keuangan sebagai bagian dari partisipasi stakeholder.

Menurut Nurmuthmainnah (2015) terdapat 3 indikator yang digunakan

untuk mengukur aksesibilitas adalah kemudahan masyarakat mendapatkan

informasi (terbuka dimedia massa, mudah diakses, ketersediaan informasi).

Page 56: SKRIPSI - lib.unnes.ac.idlib.unnes.ac.id/24614/1/7211412171.pdf · Instrumen pengumpulan data dalam penelitian ini adalah kuesioner atau angket. ... Kepala Desa menjadi penanggungjawab

41

Pengukuran variabel digambarkan dalam skala likert (likert scale). Skala likert ini

menggunakan lima angka penilaian yaitu (1) Sangat Tidak Setuju, (2) Tidak Setuju,

(3) Kurang Setuju, (4) Setuju, dan (5) Sangat Setuju.

3.4.2.3.Sistem Pengendalian Internal

Sistem Pengendalian Internal dalam penelitian ini sebagai variabel

independen (X3). Sistem Pengendalian Internal Pemerintah (SPIP) ialah proses

yang integral pada tindakan dan kegiatan yang dilakukan secara terus menerus

untuk memberikan keyakinan yang memadai atas tercapainya tujuan organisasi

melalui kegiatan yang efektif dan efisien, keandalan pelaporan keuangan,

pengamanan aset negara, dan ketaatan terhadap peraturan perundang-undangan

berdasarkan PP No. 60 Tahun 2008.

Terdapat 5 indikator yang digunakan untuk mengukur sistem pengendalian

internal adalah sistem pengendalian internal yang telah dipraktikan dilingkungan

pemerintahan di berbagai negara yang meliputi: lingkungan pengendalian,

penilaian risiko, kegiatan pengendalian, informasi dan komunikasi dan pemantauan

pengendalian intern. Pengukuran variabel digambarkan dalam skala likert (likert

scale). Skala likert ini menggunakan lima angka penilaian yaitu (1) Sangat Tidak

Setuju, (2) Tidak Setuju, (3) Kurang Setuju, (4) Setuju, dan (5) Sangat Setuju.

3.4.2.4.Akuntabilitas Pengelolaan Keuangan Desa

Akuntabilitas pengelolaan keuangan desa dalam penelitian ini sebagai

variabel dependen (Y). Akuntabilitas pengelolaan keuangan merupakan proses

pengelolaan keuangan mulai dari perencanaan, pelaksanaan, pelaporan,

pertanggungjawaban, serta pengawasan yang benar-benar dapat dilaporkan dan

Page 57: SKRIPSI - lib.unnes.ac.idlib.unnes.ac.id/24614/1/7211412171.pdf · Instrumen pengumpulan data dalam penelitian ini adalah kuesioner atau angket. ... Kepala Desa menjadi penanggungjawab

42

dipertanggungjawabkan (Nurmuthmainnah, 2015). Akuntabilitas keuangan sangat

terkait dengan pelaporan keuangan. Mulai dari penyusunan anggaran, pelaksanaan

anggaran dan pelaporan pertanggungjawaban dalam bentuk laporan keuangan

(Zeyn, 2011).

Indikator yang digunakan untuk mengukur variabel ini menurut Zeyn

(2011) adalah perumusan rencana keuangan, pelaksanaan dan pembiayaan

kegiatan, melakukan evaluasi atas kinerja keuangan, pelaksanaan pelaporan

keuangan. Pengukuran variabel digambarkan dalam skala likert (likert scale). Skala

likert ini menggunakan lima angka penilaian yaitu (1) Sangat Tidak Setuju, (2)

Tidak Setuju, (3) Kurang Setuju, (4) Setuju, dan (5) Sangat Setuju.

3.5. Statistik Deskriptif

Statistik deskriptif merupakan analisis yang digunakan untuk

mendeskripsikan profil variabel penelitian secara individual (Wahyudin, 2015:

138). Statistik deskriptif dilakukan terhadap data penelitan dan responden.

Deskripsi data penelitian meliputi hasil jawaban responden dari instrument

penelitian yang telah disebarkan. Sedangkan deskripsi data responden meliputi

jenin kelamin, usia, masa kerja sebagai aparatur desa, pendidikan terakhir, jabatan

fungsional dan lamanya berada di posisi dan jabatan fungsional.

3.5.1. Deskripsi Responden Penelitian

Deskripsi responden penelitian digunakan untuk memberikan gambaran

mengenai demografi responden. Gambaran yang diberikan berupa, jenis kelamin,

usia, tingkat pendidikan, jabatan, dan masa kerja sebagai perangkat desa. Deskripsi

Page 58: SKRIPSI - lib.unnes.ac.idlib.unnes.ac.id/24614/1/7211412171.pdf · Instrumen pengumpulan data dalam penelitian ini adalah kuesioner atau angket. ... Kepala Desa menjadi penanggungjawab

43

responden penelitian digunakan untuk mengetahui kumpulan data yang bisa

mewakili sampel atau populasi dari setiap data demografi responden.

3.5.2. Deskripsi Variabel Penelitian

Deskripsi variabel penelitian digunakan untuk memberikan gambaran

mengenai tendensi sentral dan masing-masing variabel dalam penelitian ini, antara

lain penyajian laporan keuangan, aksesibilitas, dan sistem pengendalian internal

sebagai variabel eksogen, serta akuntabilitas pengelolaan keuangan desa sebagai

variabel endogen. Tendensi sentral dalam penelitian ini diukur menggunakan mean

(nilai masing-masing variabel), nilai minimum (nilai terendah), nilai maksimum

(nilai tertinggi masing-masing variabel), dan frekuensi. Deskripsi variabel dalam

penelitian ini diolah menggunakan Microsoft Excel.

Langkah-langkah yang ditempuh dalam penggunaan teknik analisis ini

yaitu:

1. Membuat tabel distribusi jawaban angket variabel endogen dan eksogen.

2. Menentukan skor jawaban responden dengan ketentuan skor yang telah

ditetapkan.

3. Menjumlahkan skor jawaban yang diperoleh dari tiap responden.

4. Memasukkan skor tersebut ke dalam rumus sebagai berikut:

DP = 𝑛

𝑁 𝑋 100%

Keterangan:

DP : Deskriptif Persentase (%)

n : Jumlah nilai yang diperoleh

N : Jumlah nilai ideal

Page 59: SKRIPSI - lib.unnes.ac.idlib.unnes.ac.id/24614/1/7211412171.pdf · Instrumen pengumpulan data dalam penelitian ini adalah kuesioner atau angket. ... Kepala Desa menjadi penanggungjawab

44

Kriteria interval di dapat dari perhitungan sebagai berikut:

Persentase maksimal : 5

5 𝑋 100% = 100%

Persentase minimal : 1

5 𝑋 100% = 20%

Rentang : 100% - 20% = 80%

Panjang kelas interval : 80% : 5 = 16%

Berdasarkan kriteria yang telah ditentukan di atas, maka dapat disusun tabel

interval nilai persentase indikator penelitian pada gambar Tabel 3.3.

Tabel 3.3

Interval Nilai Persentase dan Kriteria Penilaian

Sumber: Data primer diolah, 2016

3.6. Metode Analisis Data

Analisis data dan pengujian hipotesis ini menggunakan metode Structural

Equation Model – Partial Least Square (SEM-PLS). Model persamaan struktural

(SEM) merupakan suatu teknik analisis multivariat yang menggabungkan analisis

faktor dan analisis jalur sehingga memungkinkan peneliti untuk menguji dan

mengestimasi secara simultan hubungan antara variabel eksogen dan endogen

multiple dengan banyak faktor (Ghozali dan Latan, 2012).

SEM merupakan salah satu jenis analisis multivariate (multivatiate

analysis) dalam ilmu sosial yang membagi menjadi dua kelompok tujuan untuk

Interval Persen Kriteria

20% < Skor ≤ 36% Sangat Tidak Baik

36% < Skor ≤ 52% Tidak Baik

52% < Skor ≤ 68% Kurang Baik

68% < Skor ≤ 84% Baik

84% < Skor ≤ 100% Sangat Baik

Page 60: SKRIPSI - lib.unnes.ac.idlib.unnes.ac.id/24614/1/7211412171.pdf · Instrumen pengumpulan data dalam penelitian ini adalah kuesioner atau angket. ... Kepala Desa menjadi penanggungjawab

45

penggunaannya, (1) bertujuan konfirmasi (primarily confirmatory) dan (2)

bertujuan eksplorasi (primarily exploratory).Analisis multivariat digunakan untuk

menguji hipotesis yang dikembangkan berdasarkan teori dan konsep yang sudah

ada, sedangkan analisis multivariat eksploratoris digunakan untuk mencari pola

data dalam kasus di mana belum ada atau masih terbatasnya teori yang menyatakan

bagaimana hubungan antarvariabel (Sholihin dan Ratmono, 2013:2).

Secara garis besar tahapan dalam menggunakan SEM adalah sebagai

berikut ini (Jogiyanto 2011):

1. Spesifikasi model, yaitu membangun model yang sesuai dengan tujuan dan

masalah penelitian dengan landasan teori yang kuat.

2. Estimasi parameter bebas, yaitu komparasi matrik kovarian yang

mempresentasikan hubungan antar variabel dan mengestimasinya ke dalam

model yang paling sesuai. Parameter untuk mengukur kesesuaian model adalah

maximum likelihood, weighted least squares atau asymptotically distribution-

free methods. Berbagai program yang dapat digunakan antara lain SPSS,

AMOS, EQS, LISREL dan Mplus.

3. Assessment of fit, yaitu eksekusi estimasi kesesuaian model dengan

menggunakan parameter antara lain: Chi-Square (ukuran dasar kesesuaian

model yang secara konseptual merupakan fungsi dari ukuran sampel dan

perbedaan antara matrik kovarian yang diobservasi dengan matrik kovarian

model), Root Mean Square Error of Approximation (RMSEA), Standardized

Root Mean Residual (SRMR), and Comparative Fit Index (CFI).

Page 61: SKRIPSI - lib.unnes.ac.idlib.unnes.ac.id/24614/1/7211412171.pdf · Instrumen pengumpulan data dalam penelitian ini adalah kuesioner atau angket. ... Kepala Desa menjadi penanggungjawab

46

4. Modifikasi model, yaitu mengembangkan model yang diuji di awal untuk

meningkatkan goodness-of fit (GOF) model. Peluang untuk mengembangkan

model tergantung besarnya degree of freedom dari model. Namun,

pengembangan model harus mempertimbangkan dasar teori, tidak dapat

dilakukan hanya berdasarkan alasan atau argument statistis.

5. Interpretasi dan komunikasi, yaitu interpretasi hasil pengujian statistika dan

pengakuan bahwa kosntruk yang dibangun berdasarkan model yang paling

sesuai. Namun, hasil tersebut dapat dicapai ketika desain riset dibangun secara

cermat sehingga dapat membedakan hipotesis rival.

6. Replikasi dan validasi ulang, yaitu kemampuan model yang dimodifikasi untuk

dapat direplikasi dan divalidasi ulang sebelum hasil penelitian diinterpretasikan

dan dikomunikasikan.

PLS merupakan metode analisis yang powerfull dan sering disebut juga

sebagai soft modeling karena meniadakan asumsi-asumsi OLS (Ordinary Least

Squares) regresi, seperti data harus terdistribusi normal secara multivariate dan

tidak adanya problem multikolonieritas antar variabel eksogen (Ghozali dan Latan,

2012). Partial Least Square (PLS) adalah bagian dari SEM. PLS adalah teknik

terbaru yang banyak diminati, karena tidak membutuhkan data yang terdistribusi

normal atau sebuah penelitian dengan sampel yang sedikit. Tujuan dari penggunaan

PLS yaitu untuk menjelaskan ada tidaknya hubungan antar variabel laten dan untuk

perluasan teori yang sudah ada.

SEM memiliki tingkat fleksibilitas yang lebih tinggi dibandingkan pada

penelitian yang menghubungkan antara teori dan data, serta mampu melakukan

Page 62: SKRIPSI - lib.unnes.ac.idlib.unnes.ac.id/24614/1/7211412171.pdf · Instrumen pengumpulan data dalam penelitian ini adalah kuesioner atau angket. ... Kepala Desa menjadi penanggungjawab

47

analisis jalur (path) dengan variabel laten sehingga sering digunakan oleh peneliti

yang berfokus pada ilmu sosial. Pada umumnya terdapat dua jenis SEM yaitu

covariance-based structural equation modeling (CB-SEM) dan variance-based

structural equation modeling (PLS-SEM).CB-SEM diwakili oleh software seperti

AMOS, EQS, LISREL dan sebagainya sedangkan PLS-SEM diwakili oleh software

PLS-Graph, SmartPLS, VisualPLS dan sebagainya (Ghozali dan Latan, 2012).

Analisis data menggunakan CB-SEM memiliki beberapa keterbatasan

yaitu: jumlah sampel harus besar (berkisar 200-800 kasus), data harus terdistribusi

secara normal multivariate, indikator harus dalam bentuk refleksif, model harus

berdasarkan pada teori (teori kuat) dan adanya indeterminacy sehingga sekarang

banyak penelitian yang menggunakan SEM berbasis variance atau component yang

terkenal dengan Partial Least Square. Pada analsis SEM-PLS data tidak harus

terdistribusi normal mutivariate (indikator dengan skala kategori, ordinal, interval

samapi rasio dapat digunakan pada model yang sama), sampel tidak harus besar

(berkisar 30-100 kasus), indikator dapat berbentuk refleksif dan formatif, pengujian

dapat dilakukan tanpa dasar teori yang kuat namun dapat digunakan untuk

menjelaskan ada atau tidaknya hubungan antar variabel laten.

Tahapan analisis menggunakan PLS-SEM setidaknya harus melalui lima

proses tahapan dimana setiap tahapan akan berpengaruh terhadap tahapan

selanjutnya, yaitu (Ghozali dan Latan 2012):

1. Konseptualisasi model, pada tahap awal peneliti harus melakukan

pengembangan dan pengukuran konstruk.

Page 63: SKRIPSI - lib.unnes.ac.idlib.unnes.ac.id/24614/1/7211412171.pdf · Instrumen pengumpulan data dalam penelitian ini adalah kuesioner atau angket. ... Kepala Desa menjadi penanggungjawab

48

2. Menentukan metode analisis algorithm, dalam PLS-SEM menggunakan

program SmartPLS 3.0 M3, metode analisis algorithmyang disediakan

hanyalah algorithm PLS dengan tida pilihan skema yaitu, factorial, centroid,

dan path atau structural weighting.

3. Menentukan metode resampling, umumnya terdapat dua metoda yang

digunakan oleh peneliti di bidang SEM untuk melakukan proses penyempelan

kembali (resampling) yaitu, bootstrapping dan jackknifing.

4. Menggambar diagram jalur, pada tahap ini merekomendasikan untuk

menggunakan prosedur nomogram reticular action modeling (RAM) dengan

ketentuan sebagai berikut (Falk dan Miller, dalam Ghozali dan Latan,2012):

a. Konstruk teoritikal (theoretical constructs) yang menunjukan variabel laten

harus digambar dengan bentuk lingkaran atau buletan elips (circle).

b. Variabel observed atau indikator harus digambarkan dengan bentuk kotak

(square).

c. Hubungan-hubungan asimetri (asymmetrical relationships) digambarkan

dengan arah panah tunggal (single headed arrow)

d. Hubungan-hubungan simetris (symmetrical relationships) digambarkan

dengan arah panah dobel (double headed arrow)

5. Evaluasi model, dalam PLS-SEM dengan program SmartPLS 3.0 dapat

dilakukan dengan menilai hasil pengukuran model kemudian dilanjutkan

dengan evaluasi model structural dan pengujian signifikansi.

Page 64: SKRIPSI - lib.unnes.ac.idlib.unnes.ac.id/24614/1/7211412171.pdf · Instrumen pengumpulan data dalam penelitian ini adalah kuesioner atau angket. ... Kepala Desa menjadi penanggungjawab

49

3.6.1. Model Pengukuran (Outer Model)

Model pengukuran (measurement model) atau outer model menunjukkan

bagaimana variabel manifest mempresentasikan variabel laten untuk diukur

(Ghozali, 2012). Tahap pertama dalam SEM-PLS adalah menilai outer model, yang

memfokuskan pada pengujian validitas dan reliabilitas yang mempresentasikan

setiap konstruk.Bagian ini memberikan evaluasi mengenai keakuratan (reliabel)

dari item dan juga untuk validitas convergent dan discriminant.Uji validitas

convergent indikator refleksif dapat dilihat dari nilai loading factor untuk tiap

indikator konstruk. Sedangkan validitas discriminant berhubungan dengan prinsip

bahwa manifest variabel konstruk yang berbeda seharunya tidak berkolerasi dengan

tinggi (Ghozali & Latan, 2012). Uji yang dilakukan pada model pengukuran atau

outer model sebagai berikut:

1. Convergent Validity untuk menilai validitas convergent dilihat dari nilai

loading factor, untuk indikator refleksif dikatakan tinggi jika nilai loading

factor lebih dari 0,70 dengan konstruk yang ingin diukur. Namun demikian,

pada penelitian tahap awal dari pengembangan skala pengukuran nilai loading

factor 0,50 sampai 0,60 dianggap cukup (Chin, 1998 dalam Ghozali, 2012).

Konstruk dengan nilai loading factor kurang dari 0,50 harus didrop (dihapus)

agar dapat menghasilkan model yang baik.

2. Untuk melihat convergent validity juga dapat dilihat dari nilai Average

Variance Extracted (AVE). Nilai AVE harus lebih dari 0.5.

3. Discriminant Validity yang baik ditunjukkan dari akar kuadrat AVE untuk tiap

konstruk lebih besar dari korelasi antar konstruk dalam model.

Page 65: SKRIPSI - lib.unnes.ac.idlib.unnes.ac.id/24614/1/7211412171.pdf · Instrumen pengumpulan data dalam penelitian ini adalah kuesioner atau angket. ... Kepala Desa menjadi penanggungjawab

50

4. Cronbach Alpha. Uji reliabilitas dapat dilihat dari nilai cronbach alpha,

dikatakan reliabel jika nilai cronbach alpha lebih dari 0,70.

5. Composite Reliability untuk menilai reliabilitas konstruk yang nilai composite

reliability harus lebih besar dari 0.7.

3.6.2. Model Struktural (Inner Model)

Model struktural dengan menggunakan PLS, kita mulai dengan melihat nilai

R-Square untuk setiap variabel laten endogen sebagai kekuatan prediksi dari model

struktural (Ghozali dan Latan, 2012). Model struktural atau inner model merupakan

bagian pengujian hipotesis yang digunakan untuk menguji variabel laten eksogen

(independen) terhadap variabel laten endogen (dependen) apakah mempunyai

pengaruh yang substantif. Nilai R-Square 0.75, 0.50, 0.25 menunjukkan bahwa

model kuat, moderate, lemah. Pengaruh F2 dapat dihitung dengan rumus sebagai

berikut:

𝑓2 =𝑅2

𝑖𝑛𝑐𝑙𝑢𝑑𝑒𝑑−𝑅2𝑒𝑥𝑐𝑙𝑢𝑑𝑒𝑑

1 − 𝑅2𝑖𝑛𝑐𝑙𝑢𝑑𝑒𝑑

Dimana R2included dan R2 excluded adalah R-Square dari variabel laten

endogen ketika predictor variabel laten digunakan atau dikeluarkan di dalam

persamaan structural. Nilai f20.02, 0.15, dan 0.35 menunjukkan bahwa predictor

variabel laten memiliki pengaruh kecil, menengah dan besar pada level structural.

Disamping melihat besarnya nilai R-Squares, evaluasi model PLS dapat

juga dilakukan dengan 𝑄2predictive relevance atau predictive sample, dengan

rumus:

𝑄2 = 1 −∑ 𝐷 𝐸𝐷

∑ 𝐷 𝑂𝐷

Page 66: SKRIPSI - lib.unnes.ac.idlib.unnes.ac.id/24614/1/7211412171.pdf · Instrumen pengumpulan data dalam penelitian ini adalah kuesioner atau angket. ... Kepala Desa menjadi penanggungjawab

51

dimana:

D = omission disatnce

E = the sum of squares of prediction error

O= the sum of squares errors using the mean for prediction

Nilai 𝑄2>0 menunjukkan bahwa model mempunyai mempunyai predictive

relevance, sedangkan Nilai 𝑄2<0 menunjukkan bahwa model mempunyai kurang

mempunyai predictive relevance.

3.6.3. Uji Hipotesis

Uji hipotesis dalam penelitian ini disajikan berdasarkan tujuan

penelitian. Tingkat reliabilitas yang digunakan adalah 90%, sehingga batas

keakuratan sebesar 0,1. Sehingga :

1. Jika nilai t-statistik lebih kecil dari nilai t-tabel (t-statistik < 1,96), maka

Ho diterima dan Ha ditolak.

2. Jika nilai t-statistik lebih besar atau sama dengan t-tabel (t-statistik > 1,96),

maka Ho ditolak dan Ha diterima.

Page 67: SKRIPSI - lib.unnes.ac.idlib.unnes.ac.id/24614/1/7211412171.pdf · Instrumen pengumpulan data dalam penelitian ini adalah kuesioner atau angket. ... Kepala Desa menjadi penanggungjawab

52

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1. Hasil Penelitian

4.1.1. Diskripsi Obyek Penelitian

Penelitian ini mengambil populasi seluruh desa yang ada di Kabupaten

Magelang sebanyak 372 desa sedangkan yang menjadi sampel ada 79 desa.

Kuesioner yang dibagikan ada 79 kuesioner. Penyebaran kuesioner ini dilakukan

mulai 22 Juni 2016 sampai dengan 4 Agustus 2016. Jumlah kuesioner yang diisi

dan dikembalikan sebanyak 79 (100%) kuesioner dan yang tidak dikembalikan

sebanyak 0 (0%) kuesioner, dengan demikian data yang dapat diolah sebanyak 79

(100%) kuesioner. Ringkasan hasil pengumpulan data yang disajikan pada Tabel

4.1.

Tabel 4.1

Hasil Pengumpulan Data

Sumber: Data primer, 2016

4.1.2. Diskripsi Responden Penelitian

Terdapat data responden yang diungkapkan dalam penelitian ini untuk

menjelaskan latar belakang serta sebagai kriteria sampel. Data karakteristik

responden ditampilkan pada Tabel 4.2.

Keterangan Jumlah Persentase

Kuesioner yang dikirim 79 100%

Kuesioner yang kembali 79 100%

Kuesioner yang tidak kembali 0 0%

Kuesioner yang bisa diolah 79 100%

Page 68: SKRIPSI - lib.unnes.ac.idlib.unnes.ac.id/24614/1/7211412171.pdf · Instrumen pengumpulan data dalam penelitian ini adalah kuesioner atau angket. ... Kepala Desa menjadi penanggungjawab

53

Tabel 4.2

Data Statistik Responden

No Keterangan Jumlah Presentase

1 Jenis kelamin

a. Laki-laki 58 73.42%

b. Perempuan 21 26.58%

Jumlah 79 100.00%

2 Usia

a. 21-30 tahun - 0.00%

b. 31-40 tahun 18 22.78%

c. 41-50 tahun 58 73.42%

d. 50 tahun keatas 3 3.80%

Jumlah 79 100.00%

3 Tingkat Pendidikan

a. SD - 0.00%

b. SMP - 0.00%

c. SMA/SMK 63 79.75%

d D3 - 0.00%

e. S1 16 20.25%

f. Lainnya - 0.00%

Jumlah 79 100.00%

4 Jabatan

a. Kepala Desa 6 7.59%

b. Sekretaris Desa 17 21.52%

c. Bendahara Desa 53 67.09%

d. Lainnya 3 3.80%

Jumlah 79 100.00%

5 Masa Kerja

a. < 1 Tahun 8 10.13%

b. 1- 5 Tahun 12 15.19%

c. 5-10 Tahun 37 46.84%

d. > 10 Tahun 22 27.85%

Jumlah 79 100.00%

Sumber: Data primer, 2016

Page 69: SKRIPSI - lib.unnes.ac.idlib.unnes.ac.id/24614/1/7211412171.pdf · Instrumen pengumpulan data dalam penelitian ini adalah kuesioner atau angket. ... Kepala Desa menjadi penanggungjawab

54

4.1.3. Diskripsi Variabel Penelitian

Peneliti dalam hal ini menggunakan analisis deskripstif berupa mean,

maksimum, minimum, dan frekuensi untuk mempermudah dalam memahami

pengukuran indikator-indikator dalam setiap variabel yang diungkapkan dalam

penelitian. Berikut disajikan deskripsi masing-masing variabel penelitian.

1. Penyajian Laporan Keuangan

Berdasarkan jawaban responden, ringkasan deskripsi variabel yang tersaji

dalam Tabel 4.3 menunjukkan bahwa variabel penyajian laporan keuangan

memilliki rata-rata sebesar 89,37% dan dapat diketahui bahwa nilai rata-rata

89,37% termasuk dalam kategori sangat baik. Responden dalam hal ini adalah

desa di Kabupaten Magelang memiliki penyajian laporan keuangan yang sangat

baik. Kriteria variabel penyajian laporan keuangan disajikan dalam Tabel 4.3.

Tabel 4.3

Distribusi Frekuensi Variabel Penyajian Laporan Keuangan

Sumber: Data primer, 2016

Interval Persen Kriteria Frekuensi Persentase

20% < Skor ≤ 36% Sangat Tidak Baik - -

36% < Skor ≤ 52% Tidak Baik - -

52% < Skor ≤ 68% Kurang Baik 1 1.27%

68% < Skor ≤ 84% Baik 22 27.85%

84% < Skor ≤ 100% Sangat Baik 56 70.89%

Jumlah 79 100.00%

Tertinggi 100.00%

Terendah 62.50%

Rata-rata 89.37%

Kriteria SB

Page 70: SKRIPSI - lib.unnes.ac.idlib.unnes.ac.id/24614/1/7211412171.pdf · Instrumen pengumpulan data dalam penelitian ini adalah kuesioner atau angket. ... Kepala Desa menjadi penanggungjawab

55

2. Aksesibilitas Laporan Keuangan

Berdasarkan jawaban responden, ringkasan deskripsi variabel yang tersaji

dalam Tabel 4.4 menunjukkan bahwa variabel aksesibilitas laporan keuangan

memilliki rata-rata sebesar 89.54% dan dapat diketahui bahwa nilai rata-rata

89.54% termasuk dalam kategori sangat baik. Responden dalam hal ini adalah

desa di Kabupaten Magelang memiliki aksesibilitas laporan keuangan yang

sangat baik. Kriteria variabel aksesibilitas laporan keuangan disajikan dalam

Tabel 4.4.

Tabel 4.4

Distribusi Frekuensi Variabel Aksesibilitas Laporan Keuangan

Sumber: Data primer, 2016

3. Sistem Pengendalian Internal

Berdasarkan jawaban responden, ringkasan deskripsi variabel yang tersaji

dalam Tabel 4.5 menunjukkan bahwa variabel sistem pengendalian internal

memilliki rata-rata sebesar 87,85% dan dapat diketahui bahwa nilai rata-rata

87,85% termasuk dalam kategori sangat baik Responden dalam hal ini adalah

Interval Persen Kriteria Frekuensi Persentase

20% < Skor ≤ 36% Sangat Tidak Baik - -

36% < Skor ≤ 52% Tidak Baik - -

52% < Skor ≤ 68% Kurang Baik - -

68% < Skor ≤ 84% Baik 29 36.71%

84% < Skor ≤ 100% Sangat Baik 50 63.29%

Jumlah 79 100.00%

Tertinggi 100.00%

Terendah 73.33%

Rata-rata 89.54%

Kriteria SB

Page 71: SKRIPSI - lib.unnes.ac.idlib.unnes.ac.id/24614/1/7211412171.pdf · Instrumen pengumpulan data dalam penelitian ini adalah kuesioner atau angket. ... Kepala Desa menjadi penanggungjawab

56

desa di Kabupaten Magelang memiliki sistem pengendalian internal yang sangat

baik. Kriteria variabel sistem pengendalian internal disajikan dalam Tabel 4.5.

Tabel 4.5

Distribusi Frekuensi Variabel Sistem Pengendalian Internal

Sumber: Data primer, 2016

4. Akuntabilitas Pengelolaan Keuangan Desa

Berdasarkan jawaban responden, ringkasan deskripsi variabel yang tersaji

dalam Tabel 4.6 menunjukkan bahwa variabel akuntabilitas pengelolaan

keuangan memilliki rata-rata sebesar 89,80% dan dapat diketahui bahwa nilai

rata-rata 89,80% termasuk dalam kategori sangat baik. Responden dalam hal ini

adalah desa di Kabupaten Magelang memiliki akuntabilitas pengelolaan

keuangan yang sangat baik. Kriteria variabel akuntabilitas pengelolaan

keuangan disajikan dalam Tabel 4.6.

Interval Persen Kriteria Frekuensi Persentase

20% < Skor ≤ 36% Sangat Tidak Baik - -

36% < Skor ≤ 52% Tidak Baik - -

52% < Skor ≤ 68% Kurang Baik - -

68% < Skor ≤ 84% Baik 29 36.71%

84% < Skor ≤ 100% Sangat Baik 50 63.29%

Jumlah 79 100.00%

Tertinggi 100.00%

Terendah 68.57%

Rata-rata 87.85%

Kriteria SB

Page 72: SKRIPSI - lib.unnes.ac.idlib.unnes.ac.id/24614/1/7211412171.pdf · Instrumen pengumpulan data dalam penelitian ini adalah kuesioner atau angket. ... Kepala Desa menjadi penanggungjawab

57

Tabel 4.6

Distribusi Frekuensi Variabel Akuntabilitas Pengelolaan Keuangan

Sumber: Data primer, 2016

4.2. Analisis Data

Teknik pengolahan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah

menggunakan metode SEM (structural equation modeling) berbasis partial least

squares dengan alat analisis data SmartPLS 3.0. SEM berbasis partial least squares

meliputi uji outer model atau measurement model atau model pengukuran yang

menunjukkan bagaimana variabel manifest merepresentasi variabel laten untuk

diukur. Uji outer model atau measurement model atau model pengukuran

didalamnya terdapat uji validitas dan uji reliabilitas. Kedua uji inner model atau

structural model atau model struktural yang menguji pengaruh variabel laten

dengan variabel konstruknya.

4.3. Uji Outer Model atau Measurement Model

Uji outer model digunakan untuk menguji validitas dan reliabilitas. Kriteria

yang digunakan untuk menilai outer model antara lain adalah validitas

convergentdan reliabilitas.

Interval Persen Kriteria Frekuensi Persentase

20% < Skor ≤ 36% Sangat Tidak Baik - -

36% < Skor ≤ 52% Tidak Baik - -

52% < Skor ≤ 68% Kurang Baik - -

68% < Skor ≤ 84% Baik 26 32.91%

84% < Skor ≤ 100% Sangat Baik 53 67.09%

Jumlah 79 100.00%

Tertinggi 100.00%

Terendah 74.29%

Rata-rata 89.80%

Kriteria SB

Page 73: SKRIPSI - lib.unnes.ac.idlib.unnes.ac.id/24614/1/7211412171.pdf · Instrumen pengumpulan data dalam penelitian ini adalah kuesioner atau angket. ... Kepala Desa menjadi penanggungjawab

58

4.3.1. Uji Validitas Convergent

Uji validitas convergent dari measurement (outer) model digunakan untuk

menguji validitas indikator dengan melihat masing-masing konstruk. Validitas

convergent dengan indikator reflektif dinilai berdasarkan korelasi antara item score

ataucomponent dengan construct score yang dihitung dengan PLS. Uji validitas

convergent indikator reflektif dengan program SmartPLS 3.0 dapat dilihat dari

loading factor, average variance extracted (AVE).

4.3.1.1.Loading Factor

Nilai loading factor menjadi kriteria dalam menilai validitas convergent.

Jika dilihat dari loading factor maka ukuran model reflektif dikatakan bagus apabila

nilai loading factor lebih dari 0,50. Konstruk dengan nilai loading factor kurang

dari 0,50 harus dihapus atau didrop agar dapat menghasilkan model yang baik dari

sebelumnya. Hasil Loading factor dari pengujian data kuesioner responden

disajikan dalam tabel 4.7.

Tabel 4.7

Outer Loadings (Mean, STDEV, T-Values, P-Values)

Original

Sample

(O)

Sample

Mean

(M)

Standard

Deviation

(STDEV)

T Statistics

(|O/STDEV|) P Values

AKSES.1 <- AKSES 0.789 0.786 0.069 11.480 0.000

AKSES.2 <- AKSES 0.817 0.814 0.050 16.406 0.000

AKSES.3 <- AKSES 0.775 0.770 0.064 12.177 0.000

AKT.1 <- AKT 0.779 0.782 0.049 15.781 0.000

AKT.10 <- AKT 0.670 0.670 0.087 7.717 0.000

AKT.3 <- AKT 0.831 0.834 0.028 29.422 0.000

AKT.5 <- AKT 0.685 0.676 0.087 7.843 0.000

AKT.6 <- AKT 0.668 0.666 0.082 8.120 0.000

AKT.8 <- AKT 0.695 0.689 0.086 8.101 0.000

AKT.9 <- AKT 0.815 0.815 0.047 17.325 0.000

PLK.1 <- PLK 0.652 0.647 0.083 7.870 0.000

Page 74: SKRIPSI - lib.unnes.ac.idlib.unnes.ac.id/24614/1/7211412171.pdf · Instrumen pengumpulan data dalam penelitian ini adalah kuesioner atau angket. ... Kepala Desa menjadi penanggungjawab

59

Lanjutan Tabel 4.7

Sumber data: Output SmartPLS 3.0, 2016

Tabel 4.7 outer loadings menunjukkan bahwa seluruh konstruk mempunyai

nilai loading factor di atas 0,5 dan signifikan (t-statistic lebih besar daripada t-

tabel). Penyajian laporan keuangan mempunyai 8 konstruk yang memiliki nilai

loading factor lebih dari 0,5 dan signifikan lebih dari 1,96 (t-statistic lebih besar

daripada t-tabel), selanjutnya untuk aksesibilitas laporan keuangan mempunyai 3

konstruk, sistem pengendalian internal memiliki 7 konstruk yang memiliki nilai

loading factor lebih dari 0,5 dan signifikan lebih dari 1,96 (t-statistic lebih besar

daripada t-tabel). Variabel laten akuntabilitas pengelolaan keuangan desa

mempunyai 7 konstruk yang memiliki nilai loading factor lebih dari 0,50 dan

signifikan lebih dari 1,96 (t-statistic lebih besar daripada t-tabel).Tetapi, penelitian

ini masih dapat menerima nilai loading factor 0,50 sampai 0,60 sesuai dengan tahap

pengembangan skala. Sehingga, indikator konstruk dengan nilai loading factor

Original

Sample

(O)

Sample

Mean

(M)

Standard

Deviation

(STDEV)

T Statistics

(|O/STDEV|) P Values

PLK.2 <- PLK 0.675 0.666 0.085 7.922 0.000

PLK.3 <- PLK 0.850 0.847 0.040 21.242 0.000

PLK.4 <- PLK 0.671 0.663 0.092 7.305 0.000

PLK.5 <- PLK 0.693 0.695 0.080 8.692 0.000

PLK.6 <- PLK 0.819 0.811 0.052 15.857 0.000

PLK.7 <- PLK 0.676 0.670 0.082 8.244 0.000

PLK.8 <- PLK 0.605 0.599 0.100 6.065 0.000

SPI.1 <- SPI 0.802 0.751 0.183 4.371 0.000

SPI.2 <- SPI 0.718 0.654 0.179 4.006 0.000

SPI.3 <- SPI 0.716 0.645 0.193 3.701 0.000

SPI.4 <- SPI 0.672 0.630 0.172 3.906 0.000

SPI.6 <- SPI 0.597 0.558 0.200 2.982 0.003

SPI.8 <- SPI 0.662 0.596 0.193 3.424 0.001

SPI.9 <- SPI 0.770 0.701 0.183 4.218 0.000

Page 75: SKRIPSI - lib.unnes.ac.idlib.unnes.ac.id/24614/1/7211412171.pdf · Instrumen pengumpulan data dalam penelitian ini adalah kuesioner atau angket. ... Kepala Desa menjadi penanggungjawab

60

(original sample) yang kurang dari 0,5 harus di dihapus (drop) agar mampu

menghasilkan model yang lebih baik dari model sebelumnya.

4.3.1.2.Average Variance Extracted (AVE)

Average Variance ExtractedAVE merupakan salah satu paramater untuk

menilai validitas convergent. Variabel laten dikatakan valid jika nilai AVE harus

lebih dari 0,5. Nilai AVE direkomendasikan harus lebih dari 0,5 mempunyai arti

bahwa 50% atau lebih variance dari indikator dapat dijelaskan (Ghozali dan Latan,

2012). Hasil pengujian AVE dari responden disajikan dalam tabel 4.8.

Tabel 4.8

Average Variance Extracted (AVE)

Sumber data: Output SmartPLS 3.0, 2016

Berdasarkan hasil pengujian AVE dilihat dalam Tabel 4.8 atau bentuk

diagram pada Lampiran. Average Variance Extracted (AVE) menunjukkan bahwa

variabel laten endogen yaitu akuntabilitas pengelolaan keuangan memiliki nilai

AVE 0,544 sehingga bisa dikatakan valid karena nilai AVE lebih dari 0,50. Variabel

laten eksogen yaitu penyajian laporan keuangan dengan nilai AVE sebesar (0,504),

aksesibilitas laporan keuangan dengan nilai AVE sebesar (0,630), dan sistem

pengendalian internal dengan nilai AVE (0,543). Dilihat dari nilai AVE keseluruhan

Average Variance Extracted

(AVE)

AKSES 0.630

AKT 0.544

PLK 0.504

SPI 0.501

Page 76: SKRIPSI - lib.unnes.ac.idlib.unnes.ac.id/24614/1/7211412171.pdf · Instrumen pengumpulan data dalam penelitian ini adalah kuesioner atau angket. ... Kepala Desa menjadi penanggungjawab

61

variabel laten maka dapat diketahui bahwa untuk semua variabel laten adalah valid

karena memiliki nilai AVE di atas 0,50.

4.3.2. Uji Reliabilitas

Uji reliabilitas dilakukan untuk membuktikan akurasi, konsistensi, dan

ketepatan instrumen dalam mengukur konstruk (Ghozali dan Latan, 2012). PLS-

SEM menggunakan program SmartPLS3.0, untuk mengukur reliabilitas suatu

konstruk dengan indikator reflektif dapat dilakukan dengan dua cara yaitu dengan

melihat nilai Cronbach’s Alpha dan Composite Reliability. Konstruk dinyatakan

reliable jika nilai Cronbach’s Alpha dan Composite Reliability di atas 0,70. Berikut

hasil output nilai Cronbach’s Alpha dan Composite Reliability dengan

menggunakan SmartPLS3.0 dapat dilihat pada tabel 4.9.

Tabel 4.9

Composite Reliability dan Cronbachs Alpha

Sumber data: Output SmartPLS 3.0, 2016

Berdasarkan hasil olah data pada tabel 4.9, nilai composite reliability

maupun cronbachs alpha seluruh konstruk di atas 0,70. Nilai tersebut menunjukkan

bahwa konsistensi dan stabilitas dari instrumen yang digunakan sangat tinggi, maka

konstruk atau variabel dalam model penelitian ini telah menjadi alat ukur yang fit

dan semua pertanyaan yang diajukan kepada responden untuk mengukur masing-

masing konstruk dalam penelitian merupakan pertanyaan yang reliabel. Sehingga

Cronbach's

Alpha

Composite

Reliability

AKSES 0.707 0.836

AKT 0.860 0.892

PLK 0.859 0.889

SPI 0.838 0.875

Page 77: SKRIPSI - lib.unnes.ac.idlib.unnes.ac.id/24614/1/7211412171.pdf · Instrumen pengumpulan data dalam penelitian ini adalah kuesioner atau angket. ... Kepala Desa menjadi penanggungjawab

62

dapat ditarik kesimpulan bahwa masing-masing konstruk yang digunakan dalam

model penelitian ini memiliki tingkat reliabilitas yang baik.

4.4. Uji Inner Model atau Structural Model

Pengujian inner model atau model struktural dilakukan untuk melihat

hubungan antar konstruk, nilai signifikan, dan R-square dari model penelitian.

Model struktural dievaluasi dengan menggunakan R-square untuk konstruk

dependen, Stone-Geiser Q-Square untuk predictive relevance dan uji t serta

signifikan dari koefisien parameter jalur struktural. Penilaian model dengan PLS,

dapat dimulai dengan melihat R-square untuk variabel laten dependen.

Hasil pengujian dari R-square menggunakan SmartPLS 3.0 yang terdapat

dalam Gambar 4.1.

Sumber data: Output SmartPLS 3.0, 2016

Gambar 4.1. Diagram R Square

R Square

AKT 0,483

Page 78: SKRIPSI - lib.unnes.ac.idlib.unnes.ac.id/24614/1/7211412171.pdf · Instrumen pengumpulan data dalam penelitian ini adalah kuesioner atau angket. ... Kepala Desa menjadi penanggungjawab

63

Berdasarkan hasil Gambar 4.1, nilai R-Square dari variabel laten dependen

akuntabilitas pengelolaan keuangan desa adalah 0,483. Nilai tersebut dapat

diartikan bahwa variabilitas konstruk akuntabilitas pengelolaan keuanga desa yang

dapat dijelaskan oleh konstruk dalam penelitian adalah sebesar 48,3% sementara

51,7% lainnya dijelaskan oleh faktor lain diluar penelitian ini.

4.5. Uji Structural Equation Model (SEM)

Metode pengujian hipotesis dalam penelitian ini adalah menggunakan

Structural Equation Model (SEM) berbasis variance dengan menggunakan

SmartPLS 3.0. Hasil pengujian Full Model SEM Algorthm ada pada gambar 4.2.

Sumber data: Output SmartPLS 3.0, 2016

Gambar 4.2.Uji Full Model SEM PLS Algorithm

Page 79: SKRIPSI - lib.unnes.ac.idlib.unnes.ac.id/24614/1/7211412171.pdf · Instrumen pengumpulan data dalam penelitian ini adalah kuesioner atau angket. ... Kepala Desa menjadi penanggungjawab

64

Penelitian ini menggunakan 1 variabel endogen (variabel dependen) yaitu

akuntabilitas pengelolaan keuangan, 3 variabel eksogen (variabel independen) yaitu

penyajian laporan keuangan, aksesibilitas laporan keuangan, sistem pengendalian

internal dan 16 indikator. Indikator yang digunakan dalam penelitian ini adalah

indikator reflektif, sehingga arah hubungan kausalitas berasal dari konstruk menuju

ke indikator.

4.6. Uji Hipotesis

Uji hipotesis dilakukan dengan meilhat nilai path coeffisient yang

menunjukkan koefisien parameter dan nilai t-statistic. Signifikan parameter yang

diestimasi memberikan informasi mengenai hubungan antara variabel-variabel

dalam penelitian kemudian membandingkan nilai t-statistic dengan nilai t-tabel.

Jika T-statistic lebih tinggi dibandingkan nilai T-table, berarti hipotesis terdukung

atau diterima. Penelitian ini untuk tingkat keyakinan 90 persen (alpha 90 persen),

maka nilai T-table untuk hipotesis satu ekor (one-tailed). Hasil pengujian dari

responden dapat dilihat pada tabel 4.10.

Tabel 4.10

Path Coefficient (Mean, STDEV, T-Values, P Values)

Sumber data: Output SmartPLS 3.0, 2016

Original

Sample

(O)

Sample

Mean

(M)

Standard

Deviation

(STDEV)

T Statistics

(|O/STDEV|) P Values

AKSES -> AKT 0.492 0.483 0.105 4.669 0.000

PLK -> AKT 0.279 0.292 0.101 2.770 0.006

SPI -> AKT 0.178 0.204 0.089 2.008 0.045

Page 80: SKRIPSI - lib.unnes.ac.idlib.unnes.ac.id/24614/1/7211412171.pdf · Instrumen pengumpulan data dalam penelitian ini adalah kuesioner atau angket. ... Kepala Desa menjadi penanggungjawab

65

4.6.1. Penyajian Laporan Keuangan Berpengaruh Positif terhadap

Akuntabilitas Pengelolaan Keuangan Desa

Berdasarkan hasil uji resampling bootstrapping diperoleh nilai parameter

koefisien untuk variabel penyajian laporan keuangan terhadap akuntabilitas

pengelolaan keuangan desa sebesar 0,279 dengan nilai t-statistic sebesar 2,770. Hal

tersebut menunjukkan bahwa penyajian laporan keuangan berpengaruh signifikan

terhadap akuntabilitas pengelolaan keuangan desa dikarenakan nilai t-statistic lebih

besar dari 1,96. Selain itu, pengaruh variabel penyajian laporan keuangan terhadap

akuntabilitas pengelolaan keuangan desa adalah positif karena nilai parameter

koefisien bernilai positif. Sehingga dapat diambil kesimpulan bahwa H1 diterima

karena penyajian laporan keuangan memiliki hubungan positif dan signifikan

terhadap akuntabilitas pengelolaan keuangan desa.

4.6.2. Aksesibilitas Laporan Keuangan Berpengaruh Positif terhadap

Akuntabilitas Pengelolaan Keuangan Desa

Berdasarkan hasil uji resampling bootstrapping diperoleh nilai parameter

koefisien untuk variabel aksesibilitas laporan keuangan terhadap akuntabilitas

pengelolaan keuangan desa sebesar 0,492 dengan nilai t-statistic sebesar 4,669. Hal

tersebut menunjukkan bahwa aksesibilitas laporan keuangan berpengaruh

signifikan terhadap akuntabilitas pengelolaan keuangan desa dikarenakan nilai t-

statistic lebih besar dari 1,96. Selain itu, pengaruh variabel aksesibilitas laporan

keuangan terhadap akuntabilitas pengelolaan keuangan desa adalah positif karena

nilai parameter koefisien bernilai positif. Sehingga dapat diambil kesimpulan

bahwa H2 diterima karena aksesibilitas laporan keuangan memiliki hubungan

positif dan signifikan terhadap akuntabilitas pengelolaan keuangan desa.

Page 81: SKRIPSI - lib.unnes.ac.idlib.unnes.ac.id/24614/1/7211412171.pdf · Instrumen pengumpulan data dalam penelitian ini adalah kuesioner atau angket. ... Kepala Desa menjadi penanggungjawab

66

4.6.3. Sistem Pengendalian Internal Berpengaruh Positif terhadap

Akuntabilitas Pengelolaan Keuangan Desa

Berdasarkan hasil uji resampling bootstrapping diperoleh nilai parameter

koefisien untuk variabel sistem pengendalian internal terhadap akuntabilitas

pengelolaan keuangan desa sebesar 0,178 dengan nilai t-statistic sebesar 2,008. Hal

tersebut menunjukkan bahwa sistem pengendalian internal berpengaruh signifikan

terhadap akuntabilitas pengelolaan keuangan desa dikarenakan nilai t-statistic lebih

besar dari 1,96. Selain itu, pengaruh variabel sistem pengendalian internal terhadap

akuntabilitas pengelolaan keuangan desa adalah positif karena nilai parameter

koefisien bernilai positif. Sehingga dapat diambil kesimpulan bahwa H3 diterima

karena sistem pengendalian internal memiliki hubungan positif dan signifikan

terhadap akuntabilitas pengelolaan keuangan desa.

4.7. Pembahasan

Hasil pengujian terhadap hipotesis penelitian yang dikembangkan, secara

ringkas disajikan pada Tabel 4.11. Berdasarkan hasil pengujian menggunakan

SmartPLS 3.0 ketiga hipotesis diterima.

Tabel 4.11

Hasil Rekapitulasi Pengujian Hipotesis

Sumber data: Output SmartPLS 3.0, 2016

Hipotesis Pernyataan Hasil

H1

Penyajian laporan keuangan berpengaruh

positif terhadap akuntabilitas pengelolaan

keuangan desa

Hipotesis

diterima

H2

Aksesibilitas laporan keuangan berpengaruh

positif terhadap akuntabilitas pengelolaan

keuangan desa

Hipotesis

diterima

H3

Sistem Pengendalian Internal berpengaruh

positif terhadap akuntabilitas pengelolaan

keuangan desa

Hipotesis

diterima

Page 82: SKRIPSI - lib.unnes.ac.idlib.unnes.ac.id/24614/1/7211412171.pdf · Instrumen pengumpulan data dalam penelitian ini adalah kuesioner atau angket. ... Kepala Desa menjadi penanggungjawab

67

4.7.1. Penyajian Laporan Keuangan Berpengaruh Positif terhadap

Akuntabilitas Pengelolaan Keuangan Desa

Hipotesis satu (H1) menyatakan bahwa penyajian laporan keuangan

berpengaruh positif terhadap akuntabilitas pengelolaan keuangan desa adalah

diterima. Berdasarkan hasil uji resampling bootstrapping diperoleh nilai parameter

koefisien sebesar 0.279 dengan nilai t-statistic sebesar 2.770. Hal tersebut

menunjukkan bahwa penyajian laporan keuangan berpengaruh signifikan terhadap

akuntabilitas pengelolaan keuangan dikarenakan nilai t-statistic>1,96. Selain itu,

pengaruh penyajian laporan keuangan terhadap akuntabilitas pengelolaan keuangan

adalah positif karena nilai parameter koefisien bernilai positif. Sehingga dapat

ditarik kesimpulan bahwa penyajian laporan keuangan berpengaruh positif dan

signifikan terhadap akuntabilitas pengelolaan keuangan. Pengujian variabel

penyajian laporan keuangan terhadap akuntabilitas pengelolaan keuangan

menunjukkan bahwa semakin baik penyajian laporan keuangan yang ada pada desa

maka akan meningkatkan tingkat akuntabilitas pengelolaan keuangan desa itu

sendiri.

Alasan diterimanya hipotesis pertama sesuai dengan teori stewardship yaitu

pemerintah desa lebih mengutamakan kepentingan bersama daripada kepentingan

individu. Berdasarkan teori tersebut pemerintah desa membuat laporan

pertanggungjawaban berupa laporan keuangan tidak hanya untuk kepentingannya

sendiri namun untuk kepentingan masyarakat juga. Laporan keuangan yang baik

akan menimbulkan kepercayaan masyarakat kepada pemerintah desa untuk

mengelola keuangan desa, dengan begitu laporan keuangan akan menjadi

akuntabel. Hasil ini relevan dengan penelitian yang dilakukan Wahyuni (2014)

Page 83: SKRIPSI - lib.unnes.ac.idlib.unnes.ac.id/24614/1/7211412171.pdf · Instrumen pengumpulan data dalam penelitian ini adalah kuesioner atau angket. ... Kepala Desa menjadi penanggungjawab

68

menguji pengaruh penyajian laporan keuangan terhadap akuntabilitas pengelolaan

keuangan daerah pada pegawai pemerintah daerah, dengan hasil analisisnya

menunjukkan penyajian laporan keuangan berpengaruh positif dan signifikan

terhadap akuntabilitas pengelolaan keuangan daerah.

4.7.2. Aksesibilitas Laporan Keuangan Berpengaruh Positif terhadap

Akuntabilitas Pengelolaan Keuangan Desa

Hipotesis dua (H2) menyatakan bahwa aksesibilitas laporan keuangan

berpengaruh positif terhadap akuntabilitas pengelolaan keuangan desa adalah

diterima. Berdasarkan hasil uji resampling bootstrapping diperoleh nilai parameter

koefisien sebesar 0.492 dengan nilai t-statistic sebesar 4.669. Hal tersebut

menunjukkan bahwa aksesibilitas laporan keuangan berpengaruh signifikan

terhadap akuntabilitas pengelolaan keuangan desa dikarenakan nilai t-

statistic>1,96. Selain itu, pengaruh aksesibilitas laporan keuangan terhadap

akuntabilitas pengelolaan keuangan desa adalah positif karena nilai parameter

koefisien bernilai positif. Sehingga dapat ditarik kesimpulan bahwa aksesibilitas

laporan keuangan berpengaruh positif dan signifikan terhadap akuntabilitas

pengelolaan keuangan desa. Pengujian variabel aksesibilitas laporan keuangan

terhadap akuntabilitas pengelolaan keuangan desa menunjukkan bahwa semakin

baik aksesibilitas laporan keuangan maka akan berpengaruh terhadap akuntabilitas

pengelolaan keuangan desa.

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa dengan memberikan kemudahan

akses terhadap laporan keuangan desa bagi para pengguna ternyata akan mampu

meningkatkan akuntabilitas pengelolaan keuangan desa. Hasil ini sejalan dengan

teori stewardship, yaitu pemerintah desa memberikan pelayanan kepada

Page 84: SKRIPSI - lib.unnes.ac.idlib.unnes.ac.id/24614/1/7211412171.pdf · Instrumen pengumpulan data dalam penelitian ini adalah kuesioner atau angket. ... Kepala Desa menjadi penanggungjawab

69

masyarakat berupa akses untuk mendapatkan informasi keuangan desa. Hasil

penelitian ini didukung penelitian Yusrianti (2013) dan Mustofa (2012) menguji

pengaruh aksesibilitas laporan keuangan terhadap akuntabilitas pengelolaan

keuangan daerah pada pegawai pemerintah daerah. Hasil analisisnya menunjukkan

terdapat pengaruh positif dan signifikan terhadap akuntabilitas pengelolaan

keuangan daerah. Keterbatasan dari variabel ini yaitu masih ada jawaban dari

instrumen yang masih belum sesuai dengan kondisi nyata.

4.7.3. Sistem Pengendalian Internal Berpengaruh Positif terhadap

Akuntabilitas Pengelolaan Keuangan Desa

Hipotesis tiga (H3) menyatakan bahwa sistem pengendalian internal

berpengaruh positif terhadap akuntabilitas pengelolaan keuangan desa adalah

diterima. Berdasarkan hasil uji resampling bootstrapping diperoleh nilai parameter

koefisien sebesar 0.178 dengan nilai t-statistic sebesar 2.008. Hal tersebut

menunjukkan bahwa sistem pengendalian internal berpengaruh signifikan terhadap

akuntabilitas pengelolaan keuangan desa dikarenakan nilai t-statistic>1,96. Selain

itu, pengaruh sistem pengendalian internal terhadap akuntabilitas pengelolaan

keuangan desa adalah positif karena nilai parameter koefisien bernilai positif.

Sehingga dapat ditarik kesimpulan bahwa sistem pengendalian internal

berpengaruh positif dan signifikan terhadap akuntabilitas pengelolaan keuangan

desa. Pengujian variabel sistem pengendalian internal terhadap akuntabilitas

pengelolaan keuangan desa menunjukkan bahwa semakin baik sistem pengendalian

internal maka akan berpengaruh terhadap akuntabilitas pengelolaan keuangan desa.

Sistem pengendalian internal berpengaruh dalam terciptanya akuntabilitas

pengelolaan keuangan yaitu dengan adanya kontrol dari pemerintah maka kegiatan

Page 85: SKRIPSI - lib.unnes.ac.idlib.unnes.ac.id/24614/1/7211412171.pdf · Instrumen pengumpulan data dalam penelitian ini adalah kuesioner atau angket. ... Kepala Desa menjadi penanggungjawab

70

pengelolaan keuangan yang dilakukan pemerintah desa akan terawasi serta dapat

meminimalisir adanya tindak kecurangan dalam pengelolaan keuangannya. Hasil

penelitian yang dilakukan Aramide dan Bashir (2014) menguji pengaruh

pengendalian internal terhadap akuntabilitas keuangan pada Pemerintah Daerah di

Nigeria menunjukkan sistem pengendalian internal berpengaruh positif signifikan

terhadap akuntabilitas keuangan.

Page 86: SKRIPSI - lib.unnes.ac.idlib.unnes.ac.id/24614/1/7211412171.pdf · Instrumen pengumpulan data dalam penelitian ini adalah kuesioner atau angket. ... Kepala Desa menjadi penanggungjawab

71

BAB V

PENUTUP

5.1 Simpulan

Penelitian ini menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi akuntabilitas

pengelolaan keuangan desa. Penelitian ini dilakukan di desa pada Kabupaten

Magelang, dengan responden perangkat desa. Teknik pengambilan sampel

menggunakan simple random sampling. Adapun variabel independen yang

digunakan dalam penelitian ini yaitu penyajian laporan keuangan, aksesibilitas

laporan keuangan, dan sistem pengendalian internal.

Berdasarkan pada hasil pengujian dan pembahasan yang penulis sajikan,

maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut:

1. Hipotesis satu (H1) yang diajukan penulis menyatakan bahwa penyajian

laporan keuangan berpengaruh positif terhadap akuntabilitas pengelolaan

keuangan desa adalah diterima.

2. Hipotesis kedua (H2) yang diajukan penulis menyatakan aksesibilitas laporan

keuangan berpengaruh positif terhadap akuntabilitas pengelolaan keuangan

desa adalah diterima.

3. Hipotesis tiga (H3) yang diajukan penulis menyatakan sistem pengendalian

internal berpengaruh positif terhadap akuntabilitas pengelolaan keuangan desa

adalah diterima.

Page 87: SKRIPSI - lib.unnes.ac.idlib.unnes.ac.id/24614/1/7211412171.pdf · Instrumen pengumpulan data dalam penelitian ini adalah kuesioner atau angket. ... Kepala Desa menjadi penanggungjawab

72

5.2 Saran

Peneliti akan memberikan beberapa saran perbaikan berkaitan dengan

penelitian yang telah dilakukan. Saran yang diberikan peneliti untuk penelitian ini

sebagai berikut:

1. Perlunya pemerintah desa untuk mengadakan bimbingan teknis maupun

pelatihan-pelatihan akuntansi dan pengelolaan keuangan desa bagi perangkat

desa untuk meningkatkan kompetensi dalam rangka menunjang kelancaran

tugas yang berkaitan dengan keuangan desa, agar penggunaan dana desa lebih

tepat sasaran guna peningkatan perekonomian desa.

2. Desa di Kabupaten Magelang masih belum semua menggunakan website untuk

memaparkan hasil kinerja dalam pengelolaan keuangan desa. Alangkah lebih

baik bagi desa untuk membuat website agar masyarakat/pengguna laporan

keuangan lebih mudah mengakses laporan keuangan desa.

3. Penelitian selanjutnya diharapkan kuesioner penelitian lebih menyesuaikan

kondisi nyata dan kemampuan perangkat desa, serta memastikan jawaban dari

responden agar sesuai dengan kondisi yang sebenarnya. Penyusunan kalimat

dalam kuesioner yang digunakan lebih disederhanakan guna mempermudah

pemahaman perangkat desa terkait pernyataan yang disampaikan serta harus

disesuaikan dengan aturan pemerintah yang memang di khususkan untuk

pemerintahan desa.

Page 88: SKRIPSI - lib.unnes.ac.idlib.unnes.ac.id/24614/1/7211412171.pdf · Instrumen pengumpulan data dalam penelitian ini adalah kuesioner atau angket. ... Kepala Desa menjadi penanggungjawab

73

DAFTAR PUSTAKA

Aliya Dan Nahar. 2012. Pengaruh Penyajian Laporan Keuangan Daerah dan

AksesibilitasLaporan Keuangan Daerah terhadap Transparansi Dan

Akuntabilitas Pengelolaan Keuangan Daerah Kabupaten Jepara. Jurnal

Akuntansi & Auditing. 8(2): 97-189.

Aramide, Sanusi Fasilat, dan Bashir, Musthapa Muhammed. 2015. The

Effectiveness of Internal Control System and Financial Accountability at

Local Government Level in Nigeria. International Journal of Research in

Business Management. University of Utara Malaysia.

Arifiyadi, Teguh. 2008. Konsep tentang Akuntabilitas dan Implementasinya di

Indonesia, Jakarta.

Badan Pengawasan Keuangan Dan Pembangunan. 2015. Petunjuk Pelaksanaan

Bimbingan dan Konsultasi Pengelolaan Keuangan Desa. Deputi Bidang

Pengawasan Penyelenggaraan Keuangan Daerah.

Halim, Abdul. 2007. Akuntansi dan Pengendalian Pengelolaan Keuangan Daerah.

Yogyakarta: UPP STIM YKPN.

Ikatan Akuntan Indonesia-KSAP. 2015. Pedoman Asistensi Akuntansi Keuangan.

Jogiyanto, HM. 2011. Konsep dan Aplikasi Struktural Equation Modeling.

Jogyakarta: UPP STIM YKPN.

Jones, D. B, 1985.” The Needs of Users of Go-vernmental Financial Reports”.

Government Accounting Standards Board.

Krismiaji, 2010. Sistem Informasi Akuntansi. Edisi tiga. Yogyakarta: AMP YKPN.

Latan, Hengki dan Ghozali Imam. 2012. Partial Least Squares Konsep, Teknik, dan

Aplikasi SmartPLS 2.0M3. Semarang: Universitas Diponegoro.

Lestari, Dewi, Atmadja dan Adiputra. 2014. Membedah Akuntabilitas Praktik

Pengelolaan Keuangan Desa Pakraman Kubutambahan, Kecamatan

Kubutambahan, Kabupaten Buleleng, Provinsi Bali (Sebuah Studi

Interpretif pada Organisasi Publik Non Pemerintahan). E-Journal S1

Akuntansi Universitas Pendidikan Ganesha. 2(1).

Manopo, Delviyanti Cristin. 2015. Pelaksanaan Akuntabilitas dalam

Penyelengarakan Pemerintah Desa (Studi didesa Warisa, Kecamatan

Talawan Kabupaten Minahasa Utara).

Mardiasmo, 2009. Akuntansi Sektor Publik. Edisi empat. Yogyakarta: Andi.

Mulyana, Budi. 2006. Pengaruh Penyajian Neraca Daerah dan Aksesibilitas

Laporan Keuangan terhadap Transparansi dan Akuntabilitas Pengelolaan

Keuangan Daerah. Jurnal Akuntansi Pemerintahan. 2(1).

Page 89: SKRIPSI - lib.unnes.ac.idlib.unnes.ac.id/24614/1/7211412171.pdf · Instrumen pengumpulan data dalam penelitian ini adalah kuesioner atau angket. ... Kepala Desa menjadi penanggungjawab

74

Mustofa, Anies Iqbal. 2012. Pengaruh Penyajian dan Aksesibilitas Laporan

Keuangan terhadap Akuntabilitas Pengelolaan Keuangan Kabupaten

Pemalang. Accounting Analysis Journal. ISSN 2252-6765. Universitas

Negeri Semarang.

Nordiawan, Deddi. 2010. Akuntansi Sektor Publik. Jakarta: Salemba Empat.

Nurmuthmainnah, Wahida. 2015. Pengaruh Penyajian Laporan Keuangan Daerah

dan Aksesibilitas Laporan Keuangan Daerah terhadap Akuntabilitas

Pengelolaan Keuangan Daerah Kabupaten Konawe Utara. Skripsi.

Makassar: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Hasanuddin Makassar.

Pratomo, Ario Wahyu. 2015. http://www.kemenkeu.go.id/emagz/media-keuangan-

januari-2016 diakses 02/05/16.

Ramon, Dolly. 2014. Pengaruh Sistem Pengendalian Internal terhadap

Akuntabilitas Keuangan (Studi Empiris Pada Inspektorat Kota Se Provinsi

Sumatera Barat). Jurnal Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Bung

Hatta.

Riyansa, Ridho, Yunilma dan Fauziati Poppy. 2015. Pengaruh Penyajian Laporan

Keuangan dan Aksesibilitas Laporan Keuangan Terhadap Akuntabilitas

Pengelolaan Keuangan Daerah (Studi Empiris Pada Pemerintah Kabupaten

Padang Pariaman). Jurnal Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Bung

Hatta.

______. 2014. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 113 tentang Pengelolaan

Keuangan Desa.

______. 2015. Peraturan Pemerintah No. 22 Pasal 29 tentang Pembagian Dana

Desa.

______. 2008. Peraturan Pemerintah No. 60 tentang Sistem Pengendalian Internal

Pemerintah (SPIP).

______. 2005. Peraturan Pemerintah No. 72 tentang Pemerintahan Desa.

______. 2010. Peraturan Pemerintah No.71 tentang Standar Akuntansi Pemerintah

(SAP).

______. 2014. Peraturan Pemerintah No. 43 tentang Peraturan Pelaksanaan UU

Desa.

______. 2014. Undang-Undang No.6 tentang Desa.

Salomi J. Hehanussa. 2015. Pengaruh Penyajian Laporan Keuangan Daerah Dan

Aksesibilitas Laporan Keuangan Daerah Terhadap Transparasi Dan

Akuntabilitas Pengelolaan Keuangan Daerah Kota Ambon. Jurnal Fakultas

Ekonomi Universitas Kristen Indonesia Maluku.

Sande, Peggy. 2013. Pengaruh Penyajian Laporan Keuangan dan Aksesibiltas

Laporan Keungan Terhadap Akuntabilitas Pengelolan Keuangan Daerah

Page 90: SKRIPSI - lib.unnes.ac.idlib.unnes.ac.id/24614/1/7211412171.pdf · Instrumen pengumpulan data dalam penelitian ini adalah kuesioner atau angket. ... Kepala Desa menjadi penanggungjawab

75

(Studi Empiris Pada Pemerintah Provinsi Sumatera Barat). Skripsi. Padang:

Fakultas Ekonomi Universitas Negeri Padang.

Shende, Suresh dan Tony Bennet. 2004. Concept Paper 2: Transparency and

Accountability in Public FinancialAdministration. UN DESA.

Steccolini, Ileana. 2002. Local Government Annual Report: an Accountability

Medium?. EIASM Conference on Accounting and Auditing in Public Sector

Reforms, Dublin. September 2002.

Wahyudin, Agus .2015. Metodologi Penelitian Bisnis dan Pendidikan. Semarang:

Unnes Press. Edisi 1 2015.

Wahyuni, Putu Sri, Sulindawati,Ni Luh Gede Erni, dan Herawati Nyoman Trisna.

2014. Pengaruh Penyajian Laporan Keuangan Daerah dan Aksesibilitas

Laporan Keuangan Daerah terhadap Akuntabilitas Pengelolaan Keuangan

Daerah (Studi Empiris pada Pemerintahan Kabupaten Badung). Jurnal

Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan Akuntansi Program S1. 2(1).

Yusrianti, Hasni, Subeki Ahmad, Ferina Ika Sasti, dan Anggi Fahrul. 2013. The

Effect of Regional Balance Sheet Disclosure and Accessibility Financial

Statements on The Accountability of Regional Financial Management in

Palembang City. Universitas Sriwijaya. The 14th FourA Annual Conference

2013, Penang, Malaysia. October 28-30, 2013.

Zyen, Elvira. 2011. Pengaruh Penerapan Good Governance dan Standar Akuntansi

Pemerintahan Terhadap Akuntabilitas Keuangan. Trikonomika, 10(1): 52-

62.

Page 91: SKRIPSI - lib.unnes.ac.idlib.unnes.ac.id/24614/1/7211412171.pdf · Instrumen pengumpulan data dalam penelitian ini adalah kuesioner atau angket. ... Kepala Desa menjadi penanggungjawab

76

LAMPIRAN

Page 92: SKRIPSI - lib.unnes.ac.idlib.unnes.ac.id/24614/1/7211412171.pdf · Instrumen pengumpulan data dalam penelitian ini adalah kuesioner atau angket. ... Kepala Desa menjadi penanggungjawab

77

Lampiran 1 Kuesioner Penelitian

AKUNTABILITAS DALAM PENGELOLAAN KEUANGAN DESA

(Studi pada Pemerintah Desa di Kabupaten Magelang)

Kuesioner Penelitian

Oleh:

Ibnu Wardana

7211412171

JURUSAN AKUNTANSI

FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG

2016

Page 93: SKRIPSI - lib.unnes.ac.idlib.unnes.ac.id/24614/1/7211412171.pdf · Instrumen pengumpulan data dalam penelitian ini adalah kuesioner atau angket. ... Kepala Desa menjadi penanggungjawab

78

KUESIONER PENELITIAN

Kepada Yth:

Bapak/ Ibu/ Sdr/ i Pemerintah Desa

Di Tempat

Dengan Hormat,

Saya yang bertanda tangan dibawah ini,

Nama : Ibnu Wardana

NIM : 7211412171

Prodi : Akuntansi S1

Perguruan Tinggi : Universitas Negeri Semarang

Memohon kesediaan dari Bapak/Ibu/Sdr/i untuk kiranya dapat berpartisipasi

dalam mengisi kuesioner penelitian ini, berkaitan dengan penyusunan skripsi

yang saya lakukan dalam rangka menyelesaikan program Studi Akuntansi S1

Fakultas Ekonomi Universitas Negeri Semarang dengan judul

“AKUNTABILITAS DALAM PENGELOLAAN KEUANGAN DESA (Studi

pada Pemerintah Desa di Kabupaten Magelang)”.

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan hasil yang bermanfaat.

Oleh karena itu dimohon kesediaanya untuk mengisi/ menjawab kuesioner

ini dengan sejujur-jujurnya. Kuesioner ini hanya untuk kepentingan

skripsi tidak untuk dipublikasikan secara meluas, sehingga kerahasiaan

data yang diisi dapat dijaga.

Atas kerjasama yang baik dan kesungguhan Bapak/ Ibu /Sdr /i dalam

mengisi kuesioner ini, saya ucapkan terima kasih.

*Contact Person : 081226409394

Hormat Saya,

Ibnu Wardana

NIM.7211412171

Page 94: SKRIPSI - lib.unnes.ac.idlib.unnes.ac.id/24614/1/7211412171.pdf · Instrumen pengumpulan data dalam penelitian ini adalah kuesioner atau angket. ... Kepala Desa menjadi penanggungjawab

79

KUESIONER PENELITIAN

Dimohon dengan hormat Bapak/Ibu untuk mengisi identitas secara

lengkap (kecuali untuk nama boleh tidak diisi). Setiap pertanyaan diharapkan

hanya ada satu jawaban untuk menjamin validitas data.

Identitas Responden

1. Nama : ........................................

2. Jenis Kelamin : Laki-laki Perempuan

3. Usia : ........................... Tahun

4. Tingkat Pendidikan : SD SMP SMA/SMK

D3 S1

Lain-lain ........................

5. Jabatan : .....................................

6. Masa Kerja : <1 Tahun 1-5 Tahun

5-10 Tahun >10 Tahun

7. Nama Desa : ……………………….

Petunjuk Pengisian

Berikut ini merupakan pernyataan yang mewakili pendapat-pendapat

umum mengenai kondisi di Pemerintah Desa Bapak/ Ibu/ Sdr/ i untuk

mengetahui seberapa jauh Bapak/ Ibu/ Sdr/ i sangat setuju, setuju, ragu-ragu,

tidak setuju, atau sangat tidak setuju terhadap pertanyaan tersebut, dengan

memberi tanda checklist (√) pada pilihan yang tersedia sebagai berikut:

Penilaian: SS = Sangat Setuju

S = Setuju

KS = Kurang Setuju

TS = Tidak Setuju

STS = Sangat Tidak Setuju

Page 95: SKRIPSI - lib.unnes.ac.idlib.unnes.ac.id/24614/1/7211412171.pdf · Instrumen pengumpulan data dalam penelitian ini adalah kuesioner atau angket. ... Kepala Desa menjadi penanggungjawab

80

PENYAJIAN LAPORAN KEUANGAN

NO PERNYATAAN SS S KS TS STS

1 Menyajikan informasi yang

bermanfaat dalam pengambilan

keputusan dan menunjukkan

pertanggungjawaban.

2 Menyajikan informasi yang

berguna untuk memprediksi

besarnya sumber daya yang

dibutuhkan.

3 Laporan keuangan disajikan

tepat waktu dan kekeliruan

dalam penggunaan dapat

dicegah.

4 Menyajikan penyajian laporan

keuangan desa secara lengkap.

5 Laporan keuangan yang kami

hasilkan telah disajikan secara

jujur dan wajar.

6 Informasi yang dihasilkan dari

laporan keuangan bebas dari

kesalahan yang berisifat

material.

7 Laporan keuangan desa

disajikan secara konsisten.

8 Penyajian laporan keuangan

desa menggunakan istilah yang

dapat dipahami oleh pengguna

informasi.

AKSESIBILITAS LAPORAN KEUANGAN

NO PERNYATAAN SS S KS TS STS

1 Laporan keuangan desa

dipublikasikan secara terbuka

melalui media massa.

2 Memberikan kemudahan

kepada para pengguna laporan

Page 96: SKRIPSI - lib.unnes.ac.idlib.unnes.ac.id/24614/1/7211412171.pdf · Instrumen pengumpulan data dalam penelitian ini adalah kuesioner atau angket. ... Kepala Desa menjadi penanggungjawab

81

keuangan dalam memperoleh

informasi tentang laporan

keuangan desa.

3 Masyarakat dapat mengakses

laporan keuangan desa melalui

internet (website).

SISTEM PENGENDALIAN INTERNAL

NO PERNYATAAN SS S KS TS STS

1 Selalu melakukan pemeriksaan

terhadap catatan akuntansi,

fisik kas, dan barang.

2 Pemerintah desa memiliki

struktur organisasi yang jelas.

3 Adanya kejelasan tugas dan

wewenang dalam Pemerintah

desa.

4 Peralatan dan persediaan selalu

disimpan ditempat yang

diamankan secara fisik dan

dilindungi dari kerusakan.

5 Memiliki rencana pengelolaan

atau mengurangi risiko

pelanggaran.

6 Pengeluaran uang pada pemdes

selalu di dokumentasikan pada

bukti pengeluaran kas.

7 Adanya otorisasi atas aktivitas

transaksi.

8 Komunikasi telah dilaksanakan

secara terbuka dan efektif.

9 Selalu ada tindak lanjut dari

setiap hasil temuan/ review dan

saran yang diberikan oleh

Inspektorat.

Page 97: SKRIPSI - lib.unnes.ac.idlib.unnes.ac.id/24614/1/7211412171.pdf · Instrumen pengumpulan data dalam penelitian ini adalah kuesioner atau angket. ... Kepala Desa menjadi penanggungjawab

82

AKUNTABILITAS KEUANGAN

NO PERNYATAAN SS S KS TS STS

1 Penyusunan anggaran

pemerintah desa, dilakukan

sesuai dengan prinsip-prinsip

penganggaran.

2 Penyusunan RKP-Desa untuk

program dan kegiatan yang

direncanakan dalam tahun

anggaran berikutnya.

3 Pembuatan RKP-Desa

memperhatikan keterkaitan

antara pendanaan dan keluaran

4 Pengajuan anggaran disertai

dokumen perencanaan dan

penganggaran yang diajukan

sebagai dasar penyusunan APB

Des.

5 Pelaksanaan belanja desa

didasarkan pada prinsip hemat,

tidak mewah, efektif, efisien

dan sesuai peraturan

perundang-undangan.

6 Jumlah belanja yang

dianggarkan dalam APBDes

merupakan batas tertinggi

untuk setiap pengeluaran

belanja.

7 Evaluasi kinerja keuangan

memperhatikan prinsip

ekonomis, efektif dan efisien

dari setiap program.

8 Evaluasi dalam kinerja

keuangan dapat dilihat dari

membandingkan anggaran

dengan realisasinya.

9 Pencatatan belanja, pendapatan

dan pembiayaan didasarkan

pada kelengkapan

Page 98: SKRIPSI - lib.unnes.ac.idlib.unnes.ac.id/24614/1/7211412171.pdf · Instrumen pengumpulan data dalam penelitian ini adalah kuesioner atau angket. ... Kepala Desa menjadi penanggungjawab

83

bukti/dokumen pelaksanaan

anggaran.

10 Laporan keuangan desa

diperiksa oleh Inspektorat dan

pemdes melakukan analisis

laporan keuangan untuk dapat

mengetahui keberhasilan dari

pelaksanaan anggaran

- TERIMAKASIH -

Page 99: SKRIPSI - lib.unnes.ac.idlib.unnes.ac.id/24614/1/7211412171.pdf · Instrumen pengumpulan data dalam penelitian ini adalah kuesioner atau angket. ... Kepala Desa menjadi penanggungjawab

84

Lampiran 2 Data Statistik Responden

No Keterangan Jumlah Presentase

1 Jenis kelamin

a. Laki-laki 58 73.42%

b. Perempuan 21 26.58%

Jumlah 79 100.00%

2 Usia

a. 21-30 tahun - 0.00%

b. 31-40 tahun 18 22.78%

c. 41-50 tahun 58 73.42%

d. 50 tahun keatas 3 3.80%

Jumlah 79 100.00%

3 Tingkat Pendidikan

a. SD - 0.00%

b. SMP - 0.00%

c. SMA/SMK 63 79.75%

d D3 - 0.00%

e. S1 16 20.25%

f. Lainnya - 0.00%

Jumlah 79 100.00%

4 Jabatan

a. Kepala Desa 6 7.59%

b. Sekretaris Desa 17 21.52%

c. Bendahara Desa 53 67.09%

d. Lainnya 3 3.80%

Jumlah 79 100.00%

5 Masa Kerja

a. < 1 Tahun 8 10.13%

b. 1- 5 Tahun 12 15.19%

c. 5-10 Tahun 37 46.84%

d. > 10 Tahun 22 27.85%

Jumlah 79 100.00%

Sumber: Data primer, 2016

Page 100: SKRIPSI - lib.unnes.ac.idlib.unnes.ac.id/24614/1/7211412171.pdf · Instrumen pengumpulan data dalam penelitian ini adalah kuesioner atau angket. ... Kepala Desa menjadi penanggungjawab

85

Lampiran 3 Jawaban Responden Variabel Penyajian Laporan Keuangan

No Nama Desa

VARIABEL PENYAJIAN

LAPORAN KEUANGAN

Skor Kriteria P

L

K

1

P

L

K

2

P

L

K

3

P

L

K

4

P

L

K

5

P

L

K

6

P

L

K

7

P

L

K

8

1 Bandongan 5 4 5 4 4 5 5 5 92.50% SB

2 Sidorejo 5 5 5 4 5 5 4 4 92.50% SB

3 Rejosari 4 5 5 5 5 4 5 5 95.00% SB

4 Trasan 4 4 4 4 4 4 4 4 80.00% B

5 Salamkanci 5 4 5 5 5 5 4 4 92.50% SB

6 Sukosari 5 5 5 5 5 5 5 5 100.00% SB

7 Kedungsari 4 5 5 4 5 5 5 5 95.00% SB

8 Tonoboyo 4 4 4 4 4 4 4 4 80.00% B

9 Kalegen 4 4 4 4 4 4 4 4 80.00% B

10 Kebonagung 5 5 5 5 5 5 5 5 100.00% SB

11 Gandusari 5 5 5 5 5 5 5 5 100.00% SB

12 Sukodadi 5 5 5 5 5 5 5 5 100.00% SB

13 Beseran 4 4 4 4 4 4 4 4 80.00% B

14 Bumirejo 4 4 5 4 5 5 4 4 87.50% SB

15 Giriwarno 5 5 5 4 5 5 4 4 92.50% SB

16 Maduretno 4 4 4 4 4 4 4 4 80.00% B

17 Girirejo 4 4 4 4 4 4 4 4 80.00% B

18 Kaliangkrik 4 4 4 4 4 4 4 4 80.00% B

19 Ngawonggo 4 5 5 5 4 5 5 5 95.00% SB

20 Sidorejo 5 5 5 4 5 4 5 5 95.00% SB

21 Sukorejo 4 5 5 5 4 5 5 5 95.00% SB

22 Sidowangi 5 5 4 4 5 5 4 4 90.00% SB

23 Banjaragung 5 5 5 5 5 5 5 5 100.00% SB

24 Sangen 4 3 4 5 5 4 3 3 77.50% B

25 Kajoran 5 4 4 3 4 4 4 5 82.50% B

26 Kembangkuning 5 5 5 5 5 5 4 4 95.00% SB

27 Windusari 5 4 5 4 5 4 4 4 87.50% SB

28 Candisari 4 5 5 5 4 4 5 5 92.50% SB

29 Banjarsari 4 5 4 4 3 3 4 5 80.00% B

30 Prajeksari 5 5 4 4 4 4 4 4 85.00% SB

31 Tempur rejo 4 5 5 5 5 5 5 4 95.00% SB

32 Jogomulyo 4 4 4 4 4 4 4 4 80.00% B

Page 101: SKRIPSI - lib.unnes.ac.idlib.unnes.ac.id/24614/1/7211412171.pdf · Instrumen pengumpulan data dalam penelitian ini adalah kuesioner atau angket. ... Kepala Desa menjadi penanggungjawab

86

Lanjutan Jawaban Responden Variabel Penyajian Laporan Keuangan

No Nama Desa

VARIABEL PENYAJIAN

LAPORAN KEUANGAN

Skor Kriteria P

L

K

1

P

L

K

2

P

L

K

3

P

L

K

4

P

L

K

5

P

L

K

6

P

L

K

7

P

L

K

8

33 Girirejo 5 4 4 4 4 4 3 4 80.00% B

34 Sidoagung 5 5 5 5 5 5 5 5 100.00% SB

35 Tanggulrejo 4 5 4 4 3 4 4 5 82.50% B

36 Bulurejo 5 4 4 4 4 4 4 4 82.50% B

37 Banjarnegoro 3 3 3 3 3 3 4 3 62.50% KB

38 Jogonegoro 5 4 4 4 4 4 4 4 82.50% B

39 Kalinegoro 4 5 5 5 4 5 5 5 95.00% SB

40 Sukorejo 5 4 4 5 4 5 4 4 87.50% SB

41 Bondowoso 4 4 4 4 4 4 4 4 80.00% B

42 Donorojo 5 5 5 5 5 5 5 5 100.00% SB

43 Danurejo 5 5 5 5 5 5 5 4 97.50% SB

44 Sumberrejo 4 5 4 4 5 5 4 5 90.00% SB

45 Mertoyudan 5 5 5 5 5 5 5 5 100.00% SB

46 Banyurojo 5 4 5 5 4 5 5 4 92.50% SB

47 Blondo 4 4 4 4 4 4 4 4 80.00% B

48 Rambeanak 4 4 4 5 4 5 4 4 85.00% SB

49 Bumirejo 4 5 4 4 3 4 5 5 85.00% SB

50 Wanurejo 4 4 4 4 5 4 5 4 85.00% SB

51 Tuksongo 4 5 4 5 4 4 4 4 85.00% SB

52 Tanjungsari 5 5 5 5 5 5 5 5 100.00% SB

53 Karanganyar 4 4 5 4 4 5 5 5 90.00% SB

54 Karangrejo 4 5 5 5 5 4 5 5 95.00% SB

55 Ngadiharjo 5 4 4 5 4 4 4 5 87.50% SB

56 Bumiharjo 5 5 5 5 5 5 5 5 100.00% SB

57 Wringinputih 5 5 4 4 5 5 5 4 92.50% SB

58 Kembanglimus 5 4 5 4 5 5 5 5 95.00% SB

59 Tegalarum 4 4 4 4 4 4 4 4 80.00% B

60 Kebonsari 4 4 4 4 4 4 4 4 80.00% B

61 Jambewangi 4 5 5 5 4 5 5 4 92.50% SB

62 Payaman 5 5 4 4 5 5 5 5 95.00% SB

63 Madusari 4 4 4 4 5 4 4 5 85.00% SB

64 Secang 4 5 5 5 4 5 5 4 92.50% SB

Page 102: SKRIPSI - lib.unnes.ac.idlib.unnes.ac.id/24614/1/7211412171.pdf · Instrumen pengumpulan data dalam penelitian ini adalah kuesioner atau angket. ... Kepala Desa menjadi penanggungjawab

87

Lanjutan Jawaban Responden Variabel Penyajian Laporan Keuangan

No Nama Desa

VARIABEL PENYAJIAN

LAPORAN KEUANGAN

Skor Kriteria P

L

K

1

P

L

K

2

P

L

K

3

P

L

K

4

P

L

K

5

P

L

K

6

P

L

K

7

P

L

K

8

65 Ngabean 4 5 4 4 5 4 4 4 85.00% SB

66 Ngadirojo 5 4 5 5 5 5 4 5 95.00% SB

67 Ngasem 5 5 5 5 5 5 5 5 100.00% SB

68 Banyuurip 4 4 3 4 5 4 4 4 80.00% B

69 Glagahombo 4 5 4 5 4 4 5 5 90.00% SB

70 Purwasari 5 5 5 5 5 5 5 5 100.00% SB

71 Tegalrejo 4 4 5 5 5 5 5 5 95.00% SB

72 Sidorejo 4 4 4 4 4 4 4 4 80.00% B

73 Sukorejo 4 4 4 4 4 4 4 4 80.00% B

74 Bawang 5 5 5 5 5 5 4 4 95.00% SB

75 Rejosari 5 5 5 5 5 5 5 5 100.00% SB

76 Daseh 5 4 4 4 5 5 5 4 90.00% SB

77 Losari 4 4 5 5 4 5 4 5 90.00% SB

78 Pakis 4 4 4 5 4 5 5 5 90.00% SB

79 Banyusidi 5 5 5 5 5 5 4 4 95.00% SB

Skor empiris 2824

89.37% SB Skor ideal 1975

Skor %

89.37

%

Kriteria SB

Page 103: SKRIPSI - lib.unnes.ac.idlib.unnes.ac.id/24614/1/7211412171.pdf · Instrumen pengumpulan data dalam penelitian ini adalah kuesioner atau angket. ... Kepala Desa menjadi penanggungjawab

88

Lampiran 4 Jawaban Responden Variabel Aksesibilitas Laporan Keuangan

No Nama Desa VARIABEL AKSESIBILITAS

Skor Kriteria AKSES1 AKSES2 AKSES3

1 Bandongan 5 5 5 100.00% SB

2 Sidorejo 4 4 4 80.00% B

3 Rejosari 5 4 5 93.33% SB

4 Trasan 4 5 4 86.67% SB

5 Salamkanci 5 5 5 100.00% SB

6 Sukosari 5 5 4 93.33% SB

7 Kedungsari 4 4 4 80.00% B

8 Tonoboyo 4 4 4 80.00% B

9 Kalegen 5 5 5 100.00% SB

10 Kebonagung 5 5 5 100.00% SB

11 Gandusari 5 5 5 100.00% SB

12 Sukodadi 4 5 5 93.33% SB

13 Beseran 5 4 3 80.00% B

14 Bumirejo 5 5 5 100.00% SB

15 Giriwarno 5 4 5 93.33% SB

16 Maduretno 4 4 4 80.00% B

17 Girirejo 4 4 3 73.33% B

18 Kaliangkrik 4 4 4 80.00% B

19 Ngawonggo 5 5 4 93.33% SB

20 Sidorejo 5 5 5 100.00% SB

21 Sukorejo 4 4 4 80.00% B

22 Sidowangi 5 4 5 93.33% SB

23 Banjaragung 5 4 5 93.33% SB

24 Sangen 4 4 3 73.33% B

25 Kajoran 4 4 4 80.00% B

26 Kembangkuning 5 4 5 93.33% SB

27 Windusari 5 5 5 100.00% SB

28 Candisari 4 5 5 93.33% SB

29 Banjarsari 4 4 4 80.00% B

30 Prajeksari 3 4 4 73.33% B

31 Tempur rejo 5 4 5 93.33% SB

32 Jogomulyo 4 4 4 80.00% B

33 Girirejo 4 5 5 93.33% SB

34 Sidoagung 5 5 5 100.00% SB

35 Tanggulrejo 4 3 4 73.33% B

36 Bulurejo 5 4 5 93.33% SB

37 Banjarnegoro 5 4 5 93.33% SB

Page 104: SKRIPSI - lib.unnes.ac.idlib.unnes.ac.id/24614/1/7211412171.pdf · Instrumen pengumpulan data dalam penelitian ini adalah kuesioner atau angket. ... Kepala Desa menjadi penanggungjawab

89

Lanjutan Jawaban Responden Variabel Aksesibilitas Laporan Keuangan

No Nama Desa VARIABEL AKSESIBILITAS

Skor Kriteria AKSES1 AKSES2 AKSES3

38 Jogonegoro 5 4 5 93.33% SB

39 Kalinegoro 5 5 4 93.33% SB

40 Sukorejo 5 5 5 100.00% SB

41 Bondowoso 3 4 5 80.00% B

42 Donorojo 5 5 5 100.00% SB

43 Danurejo 4 4 4 80.00% B

44 Sumberrejo 4 4 4 80.00% B

45 Mertoyudan 5 5 4 93.33% SB

46 Banyurojo 4 4 4 80.00% B

47 Blondo 4 4 4 80.00% B

48 Rambeanak 5 5 5 100.00% SB

49 Bumirejo 5 4 5 93.33% SB

50 Wanurejo 4 3 4 73.33% B

51 Tuksongo 4 4 4 80.00% B

52 Tanjungsari 5 5 4 93.33% SB

53 Karanganyar 4 4 3 73.33% B

54 Karangrejo 5 5 5 100.00% SB

55 Ngadiharjo 5 5 4 93.33% SB

56 Bumiharjo 4 5 5 93.33% SB

57 Wringinputih 4 4 4 80.00% B

58 Kembanglimus 5 5 4 93.33% SB

59 Tegalarum 5 5 5 100.00% SB

60 Kebonsari 4 5 5 93.33% SB

61 Jambewangi 4 4 4 80.00% B

62 Payaman 4 5 5 93.33% SB

63 Madusari 5 5 5 100.00% SB

64 Secang 5 5 4 93.33% SB

65 Ngabean 5 5 5 100.00% SB

66 Ngadirojo 5 5 4 93.33% SB

67 Ngasem 5 5 5 100.00% SB

68 Banyuurip 4 4 4 80.00% B

69 Glagahombo 5 5 4 93.33% SB

70 Purwasari 5 5 5 100.00% SB

71 Tegalrejo 5 5 4 93.33% SB

Page 105: SKRIPSI - lib.unnes.ac.idlib.unnes.ac.id/24614/1/7211412171.pdf · Instrumen pengumpulan data dalam penelitian ini adalah kuesioner atau angket. ... Kepala Desa menjadi penanggungjawab

90

Lanjutan Jawaban Responden Variabel Aksesibilitas Laporan Keuangan

No Nama Desa VARIABEL AKSESIBILITAS

Skor Kriteria AKSES1 AKSES2 AKSES3

72 Sidorejo 4 4 4 80.00% B

73 Sukorejo 4 4 4 80.00% B

74 Bawang 5 5 5 100.00% SB

75 Rejosari 4 4 4 80.00% B

76 Daseh 5 4 5 93.33% SB

77 Losari 5 5 5 100.00% SB

78 Pakis 4 4 4 80.00% B

79 Banyusidi 4 5 5 93.33% SB

skor empiris 1061

89.54% SB skor ideal 1580

skor % 89.54%

kriteria SB

Page 106: SKRIPSI - lib.unnes.ac.idlib.unnes.ac.id/24614/1/7211412171.pdf · Instrumen pengumpulan data dalam penelitian ini adalah kuesioner atau angket. ... Kepala Desa menjadi penanggungjawab

91

Lampiran 5 Jawaban Responden Variabel Sistem Pengendalian Internal

No Nama Desa

VARIABEL SISTEM

PENGENDALIAN INTERNAL Skor Kriteria

SP

I1

SP

I2

SP

I3

SP

I4

SP

I6

SP

I8

SP

I9

1 Bandongan 4 4 4 5 5 4 4 85.71% SB

2 Sidorejo 4 5 4 5 4 5 4 88.57% SB

3 Rejosari 5 4 4 4 4 5 5 88.57% SB

4 Trasan 4 5 4 5 4 5 4 88.57% SB

5 Salamkanci 5 4 5 4 5 4 5 91.43% SB

6 Sukosari 5 5 4 4 5 3 4 85.71% SB

7 Kedungsari 4 5 5 4 4 4 4 85.71% SB

8 Tonoboyo 4 5 5 5 4 4 5 91.43% SB

9 Kalegen 4 4 4 4 5 5 4 85.71% SB

10 Kebonagung 5 5 5 4 5 4 5 94.29% SB

11 Gandusari 5 4 5 5 4 5 5 94.29% SB

12 Sukodadi 5 5 5 5 4 5 5 97.14% SB

13 Beseran 4 4 4 4 4 4 4 80.00% B

14 Bumirejo 4 4 4 5 4 4 4 82.86% B

15 Giriwarno 4 4 4 4 4 5 4 82.86% B

16 Maduretno 4 5 5 5 4 5 4 91.43% SB

17 Girirejo 4 4 4 5 5 4 4 85.71% SB

18 Kaliangkrik 5 5 5 5 5 5 5 100.00% SB

19 Ngawonggo 5 5 5 4 4 4 5 91.43% SB

20 Sidorejo 4 4 4 4 4 4 4 80.00% B

21 Sukorejo 5 5 5 5 5 5 5 100.00% SB

22 Sidowangi 4 4 4 4 4 4 4 80.00% B

23 Banjaragung 4 4 5 5 4 5 4 88.57% SB

24 Sangen 5 5 5 5 5 5 5 100.00% SB

25 Kajoran 5 5 5 4 5 5 5 97.14% SB

26 Kembangkuning 4 5 4 4 4 5 4 85.71% SB

27 Windusari 3 4 4 4 4 3 3 71.43% B

28 Candisari 5 5 5 5 5 5 5 100.00% SB

29 Banjarsari 4 4 4 4 4 4 4 80.00% B

30 Prajeksari 4 4 4 3 4 5 4 80.00% B

31 Tempur rejo 5 5 5 5 5 5 5 100.00% SB

32 Jogomulyo 4 4 4 4 4 4 4 80.00% B

33 Girirejo 5 4 5 4 4 5 5 91.43% SB

34 Sidoagung 5 4 4 5 5 4 5 91.43% SB

35 Tanggulrejo 4 4 4 4 4 4 4 80.00% B

36 Bulurejo 5 5 4 3 4 4 4 82.86% B

Page 107: SKRIPSI - lib.unnes.ac.idlib.unnes.ac.id/24614/1/7211412171.pdf · Instrumen pengumpulan data dalam penelitian ini adalah kuesioner atau angket. ... Kepala Desa menjadi penanggungjawab

92

Lanjutan Jawaban Responden Variabel Sistem Pengendalian Internal

No Nama Desa

VARIABEL SISTEM

PENGENDALIAN INTERNAL Skor Kriteria

SP

I1

SP

I2

SP

I3

SP

I4

SP

I6

SP

I8

SP

I9

37 Banjarnegoro 4 5 4 4 5 5 4 88.57% SB

38 Jogonegoro 4 4 4 4 4 4 4 80.00% B

39 Kalinegoro 5 5 5 5 5 5 5 100.00% SB

40 Sukorejo 4 4 4 4 4 4 4 80.00% B

41 Bondowoso 4 4 4 4 4 4 4 80.00% B

42 Donorojo 5 5 5 5 5 5 5 100.00% SB

43 Danurejo 4 4 4 4 4 4 4 80.00% B

44 Sumberrejo 4 4 4 4 4 4 4 80.00% B

45 Mertoyudan 4 4 4 4 4 4 4 80.00% B

46 Banyurojo 4 5 5 5 4 5 4 91.43% SB

47 Blondo 5 5 5 5 5 5 5 100.00% SB

48 Rambeanak 4 4 4 4 4 4 4 80.00% B

49 Bumirejo 4 4 4 3 4 5 5 82.86% B

50 Wanurejo 5 5 5 4 5 5 5 97.14% SB

51 Tuksongo 5 5 5 5 5 5 5 100.00% SB

52 Tanjungsari 4 4 4 4 4 4 4 80.00% B

53 Karanganyar 5 5 4 5 5 5 5 97.14% SB

54 Karangrejo 5 5 5 5 5 5 5 100.00% SB

55 Ngadiharjo 4 4 4 4 4 4 4 80.00% B

56 Bumiharjo 5 5 5 5 5 5 5 100.00% SB

57 Wringinputih 4 5 4 4 4 5 4 85.71% SB

58 Kembanglimus 4 4 5 5 4 4 4 85.71% SB

59 Tegalarum 5 4 5 5 5 5 5 97.14% SB

60 Kebonsari 5 5 5 4 4 5 5 94.29% SB

61 Jambewangi 5 3 4 3 4 4 5 80.00% B

62 Payaman 5 5 5 5 5 5 5 100.00% SB

63 Madusari 4 4 4 4 4 4 4 80.00% B

64 Secang 5 4 5 4 4 4 3 82.86% B

65 Ngabean 4 4 4 2 4 2 4 68.57% B

66 Ngadirojo 5 4 5 4 4 3 4 82.86% B

67 Ngasem 4 5 5 5 4 4 4 88.57% SB

68 Banyuurip 4 4 4 4 5 4 4 82.86% B

69 Glagahombo 5 4 5 4 4 5 5 91.43% SB

Page 108: SKRIPSI - lib.unnes.ac.idlib.unnes.ac.id/24614/1/7211412171.pdf · Instrumen pengumpulan data dalam penelitian ini adalah kuesioner atau angket. ... Kepala Desa menjadi penanggungjawab

93

Lanjutan Jawaban Responden Variabel Sistem Pengendalian Internal

No Nama Desa

VARIABEL SISTEM

PENGENDALIAN INTERNAL Skor Kriteria

SP

I1

SP

I2

SP

I3

SP

I4

SP

I6

SP

I8

SP

I9

70 Purwasari 5 4 4 4 5 4 5 88.57% SB

71 Tegalrejo 5 5 5 5 5 5 5 100.00% SB

72 Sidorejo 3 3 4 3 4 3 4 68.57% B

73 Sukorejo 4 4 5 4 4 4 5 85.71% SB

74 Bawang 5 5 5 4 4 5 5 94.29% SB

75 Rejosari 5 4 3 5 5 4 4 85.71% SB

76 Daseh 5 4 5 4 4 4 4 85.71% SB

77 Losari 4 5 4 5 4 4 4 85.71% SB

78 Pakis 4 4 4 4 4 5 4 82.86% B

79 Banyusidi 4 5 4 4 4 5 4 85.71% SB

Skor empiris 2429

87.85% SB Skor ideal 1975

Skor % 87.85%

Kriteria SB

Page 109: SKRIPSI - lib.unnes.ac.idlib.unnes.ac.id/24614/1/7211412171.pdf · Instrumen pengumpulan data dalam penelitian ini adalah kuesioner atau angket. ... Kepala Desa menjadi penanggungjawab

94

Lampiran 6 Jawaban Responden Variabel Akuntabilitas Pengelolaan Keuangan

No Nama Desa

VARIABEL AKUNTABILITAS

PENGELOLAAN KEUANGAN

Skor Kriteria A

KT

1

A

KT

3

A

KT

5

A

KT

6

A

KT

8

A

KT

9

A

KT

10

1 Bandongan 4 4 5 5 5 4 4 88.57% SB

2 Sidorejo 5 4 5 5 5 4 5 94.29% SB

3 Rejosari 4 5 5 5 5 4 4 91.43% SB

4 Trasan 4 4 4 5 4 4 5 85.71% SB

5 Salamkanci 5 5 5 5 5 5 4 97.14% SB

6 Sukosari 5 5 5 5 5 5 4 97.14% SB

7 Kedungsari 4 4 4 4 5 4 4 82.86% B

8 Tonoboyo 4 4 4 4 4 4 4 80.00% B

9 Kalegen 4 5 4 5 4 4 4 85.71% SB

10 Kebonagung 5 4 4 5 4 4 5 88.57% SB

11 Gandusari 4 5 4 5 5 5 4 91.43% SB

12 Sukodadi 5 5 5 5 5 5 5 100.00% SB

13 Beseran 4 4 4 4 4 4 4 80.00% B

14 Bumirejo 5 5 5 5 5 5 4 97.14% SB

15 Giriwarno 5 4 5 4 5 4 4 88.57% SB

16 Maduretno 4 4 4 4 4 4 4 80.00% B

17 Girirejo 5 4 4 4 4 4 4 82.86% B

18 Kaliangkrik 4 3 4 5 5 3 4 80.00% B

19 Ngawonggo 5 5 5 5 5 5 5 100.00% SB

20 Sidorejo 5 5 5 5 5 5 5 100.00% SB

21 Sukorejo 5 4 4 5 4 4 5 88.57% SB

22 Sidowangi 4 5 4 5 5 5 4 91.43% SB

23 Banjaragung 5 5 5 5 5 5 5 100.00% SB

24 Sangen 4 4 3 4 3 4 5 77.14% B

25 Kajoran 4 4 4 4 4 4 4 80.00% B

26 Kembangkuning 5 5 5 5 5 5 5 100.00% SB

27 Windusari 4 4 5 5 5 4 4 88.57% SB

28 Candisari 5 5 4 4 4 5 5 91.43% SB

29 Banjarsari 4 4 4 4 4 4 4 80.00% B

30 Prajeksari 3 4 4 5 4 4 4 80.00% B

31 Tempur rejo 5 5 5 4 5 5 5 97.14% SB

32 Jogomulyo 4 4 4 4 4 4 4 80.00% B

33 Girirejo 5 5 5 5 5 5 5 100.00% SB

34 Sidoagung 4 5 5 4 5 5 4 91.43% SB

35 Tanggulrejo 3 4 5 4 5 4 4 82.86% B

Page 110: SKRIPSI - lib.unnes.ac.idlib.unnes.ac.id/24614/1/7211412171.pdf · Instrumen pengumpulan data dalam penelitian ini adalah kuesioner atau angket. ... Kepala Desa menjadi penanggungjawab

95

Lanjutan Jawaban Responden Variabel Akuntabilitas Pengelolaan Keuangan

No Nama Desa

VARIABEL AKUNTABILITAS

PENGELOLAAN KEUANGAN

Skor Kriteria A

KT

1

A

KT

3

A

KT

5

A

KT

6

A

KT

8

A

KT

9

AK

T1

0

36 Bulurejo 4 5 4 5 4 5 4 88.57% SB

37 Banjarnegoro 5 4 5 5 5 4 5 94.29% SB

38 Jogonegoro 5 5 3 5 4 5 5 91.43% SB

39 Kalinegoro 5 5 4 4 4 5 4 88.57% SB

40 Sukorejo 5 4 5 4 5 4 4 88.57% SB

41 Bondowoso 4 4 4 4 4 4 4 80.00% B

42 Donorojo 5 5 4 4 4 5 5 91.43% SB

43 Danurejo 4 4 4 4 4 4 4 80.00% B

44 Sumberrejo 4 4 4 5 4 4 4 82.86% B

45 Mertoyudan 5 5 4 5 4 5 5 94.29% SB

46 Banyurojo 4 4 4 4 4 4 4 80.00% B

47 Blondo 5 5 4 5 4 5 5 94.29% SB

48 Rambeanak 4 3 4 4 4 3 4 74.29% B

49 Bumirejo 5 4 5 5 5 4 4 91.43% SB

50 Wanurejo 4 4 4 4 4 4 4 80.00% B

51 Tuksongo 4 4 4 4 4 4 4 80.00% B

52 Tanjungsari 5 5 4 5 4 5 5 94.29% SB

53 Karanganyar 4 4 4 5 4 4 4 82.86% B

54 Karangrejo 4 5 4 4 4 5 4 85.71% SB

55 Ngadiharjo 4 4 5 4 5 4 5 88.57% SB

56 Bumiharjo 5 5 5 5 5 5 5 100.00% SB

57 Wringinputih 5 5 5 5 5 5 5 100.00% SB

58 Kembanglimus 5 5 5 5 5 5 5 100.00% SB

59 Tegalarum 5 5 5 5 5 5 5 100.00% SB

60 Kebonsari 5 5 5 5 5 5 4 97.14% SB

61 Jambewangi 4 4 4 4 4 4 4 80.00% B

62 Payaman 5 5 5 5 5 5 5 100.00% SB

63 Madusari 4 5 5 5 5 5 4 94.29% SB

64 Secang 4 4 4 4 4 4 4 80.00% B

65 Ngabean 4 5 4 4 4 5 4 85.71% SB

66 Ngadirojo 5 5 5 5 5 5 5 100.00% SB

67 Ngasem 5 5 5 5 5 5 5 100.00% SB

Page 111: SKRIPSI - lib.unnes.ac.idlib.unnes.ac.id/24614/1/7211412171.pdf · Instrumen pengumpulan data dalam penelitian ini adalah kuesioner atau angket. ... Kepala Desa menjadi penanggungjawab

96

Lanjutan Jawaban Responden Variabel Akuntabilitas Pengelolaan Keuangan

No Nama Desa

VARIABEL AKUNTABILITAS

PENGELOLAAN KEUANGAN

Skor Kriteria A

KT

1

A

KT

3

A

KT

5

A

KT

6

A

KT

8

A

KT

9

A

KT

10

68 Banyuurip 4 3 4 4 4 5 4 80.00% B

69 Glagahombo 5 5 4 4 4 5 5 91.43% SB

70 Purwasari 5 5 5 5 5 5 5 100.00% SB

71 Tegalrejo 5 5 5 5 5 5 5 100.00% SB

72 Sidorejo 4 4 4 4 4 4 4 80.00% B

73 Sukorejo 4 4 4 4 4 4 4 80.00% B

74 Bawang 5 5 5 5 5 5 5 100.00% SB

75 Rejosari 5 5 5 5 5 5 5 100.00% SB

76 Daseh 4 5 5 5 4 5 4 91.43% SB

77 Losari 5 5 5 5 5 5 5 100.00% SB

78 Pakis 4 4 5 4 4 4 4 82.86% B

79 Banyusidi 5 5 5 5 5 5 5 100.00% SB

Skor empiris 2483

89.80% SB Skor ideal 1975

Skor % 89.80%

Kriteria SB

Page 112: SKRIPSI - lib.unnes.ac.idlib.unnes.ac.id/24614/1/7211412171.pdf · Instrumen pengumpulan data dalam penelitian ini adalah kuesioner atau angket. ... Kepala Desa menjadi penanggungjawab

97

Lampiran 7 Uji Validitas

Outer Loadings (Mean, STDEV, T-Values, P-Values)

Sumber data: Output SmartPLS 3.0, 2016

Original

Sample

(O)

Sample

Mean

(M)

Standard

Deviation

(STDEV)

T Statistics

(|O/STDEV|) P Values

AKSES.1 <- AKSES 0.789 0.786 0.069 11.480 0.000

AKSES.2 <- AKSES 0.817 0.814 0.050 16.406 0.000

AKSES.3 <- AKSES 0.775 0.770 0.064 12.177 0.000

AKT.1 <- AKT 0.779 0.782 0.049 15.781 0.000

AKT.10 <- AKT 0.670 0.670 0.087 7.717 0.000

AKT.3 <- AKT 0.831 0.834 0.028 29.422 0.000

AKT.5 <- AKT 0.685 0.676 0.087 7.843 0.000

AKT.6 <- AKT 0.668 0.666 0.082 8.120 0.000

AKT.8 <- AKT 0.695 0.689 0.086 8.101 0.000

AKT.9 <- AKT 0.815 0.815 0.047 17.325 0.000

PLK.1 <- PLK 0.652 0.647 0.083 7.870 0.000

PLK.2 <- PLK 0.675 0.666 0.085 7.922 0.000

PLK.3 <- PLK 0.850 0.847 0.040 21.242 0.000

PLK.4 <- PLK 0.671 0.663 0.092 7.305 0.000

PLK.5 <- PLK 0.693 0.695 0.080 8.692 0.000

PLK.6 <- PLK 0.819 0.811 0.052 15.857 0.000

PLK.7 <- PLK 0.676 0.670 0.082 8.244 0.000

PLK.8 <- PLK 0.605 0.599 0.100 6.065 0.000

SPI.1 <- SPI 0.802 0.751 0.183 4.371 0.000

SPI.2 <- SPI 0.718 0.654 0.179 4.006 0.000

SPI.3 <- SPI 0.716 0.645 0.193 3.701 0.000

SPI.4 <- SPI 0.672 0.630 0.172 3.906 0.000

SPI.6 <- SPI 0.597 0.558 0.200 2.982 0.003

SPI.8 <- SPI 0.662 0.596 0.193 3.424 0.001

SPI.9 <- SPI 0.770 0.701 0.183 4.218 0.000

Page 113: SKRIPSI - lib.unnes.ac.idlib.unnes.ac.id/24614/1/7211412171.pdf · Instrumen pengumpulan data dalam penelitian ini adalah kuesioner atau angket. ... Kepala Desa menjadi penanggungjawab

98

Diagram Average Variance Extracted (AVE)

Page 114: SKRIPSI - lib.unnes.ac.idlib.unnes.ac.id/24614/1/7211412171.pdf · Instrumen pengumpulan data dalam penelitian ini adalah kuesioner atau angket. ... Kepala Desa menjadi penanggungjawab

99

Lampiran 8 Uji Reliabilitas

Diagram Cronbach’s Alpha

Diagram Composite Reliability

Page 115: SKRIPSI - lib.unnes.ac.idlib.unnes.ac.id/24614/1/7211412171.pdf · Instrumen pengumpulan data dalam penelitian ini adalah kuesioner atau angket. ... Kepala Desa menjadi penanggungjawab

100

Lampiran 9 Uji Inner Model

Uji Hipotesis

(Path Coefficient (Mean, STDEV, T-Values, P Values)

R Square

AKT 0,483

Original

Sample

(O)

Sample

Mean

(M)

Standard

Deviation

(STDEV)

T Statistics

(|O/STDEV|) P Values

AKSES -> AKT 0.492 0.483 0.105 4.669 0.000

PLK -> AKT 0.279 0.292 0.101 2.770 0.006

SPI -> AKT 0.178 0.204 0.089 2.008 0.045

Page 116: SKRIPSI - lib.unnes.ac.idlib.unnes.ac.id/24614/1/7211412171.pdf · Instrumen pengumpulan data dalam penelitian ini adalah kuesioner atau angket. ... Kepala Desa menjadi penanggungjawab

101

Lampiran 10 Full Model SEM PLS Algorithm

Page 117: SKRIPSI - lib.unnes.ac.idlib.unnes.ac.id/24614/1/7211412171.pdf · Instrumen pengumpulan data dalam penelitian ini adalah kuesioner atau angket. ... Kepala Desa menjadi penanggungjawab

102

Lampiran 11

Page 118: SKRIPSI - lib.unnes.ac.idlib.unnes.ac.id/24614/1/7211412171.pdf · Instrumen pengumpulan data dalam penelitian ini adalah kuesioner atau angket. ... Kepala Desa menjadi penanggungjawab

103

Lampiran 12