tingkat pengetahuan ibu bekerja yang mempunyai … · sekolah tinggi ilmu kesehatan kusuma husada...
TRANSCRIPT
TINGKAT PENGETAHUAN IBU BEKERJA YANG MEMPUNYAI
ANAK 0 – 6 BULAN TENTANG ASI EKSKLUSIF
DI DESA BLULUKAN COLOMADU
KARANGANYAR
TAHUN 2013
KARYA TULIS ILMIAH
Diajukan untuk memenuhi salah satu syarat Ujian Akhir
Pendidikan Diploma III Kebidanan
Disusun Oleh :
RINA EMY ASTUTI
NIM. B10.044
PROGRAM STUDI DIPLOMA III KEBIDANAN
SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN KUSUMA HUSADA
SURAKARTA
2013
HALAMAN PERSETUJUAN
KARYA TULIS ILMIAH
TINGKAT PENGETAHUAN IBU BEKERJA YANG MEMPUNYAI
ANAK 0 – 6 BULAN TENTANG ASI EKSKLUSIF
DI DESA BLULUKAN COLOMADU
KARANGANYAR
TAHUN 2013
Diajukan Oleh :
RINA EMY ASTUTI
NIM. B10.044
Telah diperiksa dan disetujui
Pada tanggal 12 Juli 2013
Pembimbing
(Dheny Rohmatika, S.SiT)
NIK. 200582015
HALAMAN PENGESAHAN
KARYA TULIS ILMIAH
TINGKAT PENGETAHUAN IBU BEKERJA YANG MEMPUNYAI
ANAK 0 – 6 BULAN TENTANG ASI EKSKLUSIF
DI DESA BLULUKAN COLOMADU
KARANGANYAR
TAHUN 2013
Diajukan Oleh :
RINA EMY ASTUTI
NIM. B10.044
Telah dipertahankan di depan dewan penguji Program Studi Diploma III Kebidanan
Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Kusuma Husada Surakarta
Pada tanggal Juli 2013
Penguji I Penguji II
(Eni Rumiyati, S.ST) (Dheny Rohmatika, S.SiT)
NIK. 200985034 NIK. 200582015
Tugas Akhir ini telah diterima sebagai salah satu persyaratan
untuk memperoleh gelar Ahli Madya Kebidanan
Ka.Prodi
(Dheny Rohmatika, S.SiT)
NIK. 200582015
iv
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan yang telah melimpahkan
rahmat dan hidayah-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan Karya Tulis
Ilmiah yang berjudul ”Tingkat Pengetahuan Ibu Bekerja mempunyai anak 0-6
bulan tentang ASI Eksklusif di Desa Blulukan Colomadu Karanganyar”.
Karya Tulis Imiah ini disusun dengan maksud untuk memenuhi tugas
akhir sebagai salah satu syarat kelulusan STIKes Kusuma Husada
Surakarta. Penulis menyadari bahwa tanpa bantuan dan pengarahan dari
berbagai pihak, Karya Tulis Imiah ini tidak diselesaikan dengan baik. Oleh
karena itu penulis mengucapkan terima kasih kepada:
1. Ibu Dra. Agnes Sri Harti, M.Si, selaku Ketua STIKes Kusuma Husada
Surakarta.
2. Ibu Dheny Rohmatika, S.SiT, selaku Ka.Prodi DIII Kebidanan STIKes
Kusuma Husada Surakarta sekaligus sebagai Pembimbing yang telah
meluangkan waktunya untuk memberi arahan dan bimbingan kepada penulis.
3. Bapak Sugito selaku Kepala Desa Blulukan Colomadu Karanganyar yang
telah memberi ijin kepada penulis untuk pengambilan data awal dalam
pembuatan Karya Tulis Ilmiah.
4. Seluruh Dosen dan Staff STIKes Kusuma Husada Surakarta terima kasih atas
segala bantuan yang telah diberikan.
5. Bagian perpustakaan yang telah membantu penulis dalam memperoleh
referensi dalam penulisan Karya Tulis Ilmiah ini.
v
6. Seluruh responden yang telah bersedia diambil datanya guna penyusunan
Karya Tulis Ilmiah ini.
7. Seluruh teman Angkatan 2010 yang telah membantu dalam pembuatan Karya
Tulis Ilmiah ini.
8. Semua pihak yang telah membantu dan memberikan dukungan dalam
menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah ini.
Penulis menyadari bahwa dalam penulisan Karya Tulis Imiah ini masih
banyak kekurangan, oleh karena itu penulis membuka kritik dan saran demi
kemajuan penelitian selanjutnya. Semoga Karya Tulis Ilmiah ini bermanfaat bagi
semua pihak.
Surakarta, Juli 2013
Penulis
vi
Prodi DIII Kebidanan STIKes Kusuma Husada Surakarta
Karya Tulis Ilmiah, Juli 2013
Rina Emy Astuti
B10.044
TINGKAT PENGETAHUAN IBU BEKERJA YANG MEMPUNYAI
ANAK 0 – 6 BULAN TENTANG ASI EKSKLUSIF
DI DESA BLULUKAN COLOMADU
KARANGANYAR
TAHUN 2013
xiii + 53 halaman + 15 lampiran + 4 tabel + 2 gambar
ABSTRAK
Latar Belakang : Fenomena kurangnya pemberian ASI eksklusif disebabkan oleh
beberapa faktor, diantaranya pengetahuan ibu yang kurang memadai tentang ASI
eksklusif, beredarnya mitos pemberian ASI yang kurang baik misalnya menyusui
akan mengurangi keindahan payudara, serta kesibukan ibu bekerja dan singkatnya
cuti melahirkan. Dari hasil studi pendahuluan dengan melakukan wawancara
dengan 10 responden. Hasil wawancara terhadap 10 responden didapatkan
informasi, hanya 1 ibu (10%) dengan pengetahuan baik tentang ASI Eksklusif, 3
ibu (30%) dengan pengetahuan cukup tentang ASI Eksklusif, 6 ibu (60%) dengan
pengetahuan kurang Tujuan : Untuk mengetahui tingkat pengetahuan ibu bekerja yang mempunyai
anak 0-6 bulan tentang ASI Eksklusif di Desa Blulukan Colomadu Karanganyar pada tingkat baik, cukup, kurang.
Metode Penelitian : Jenis penelitian ini menggunakan deskriptif kuantitatif. Penelitian ini dilakukan di Desa Blulukan Colomadu Karanganyar pada bulan
April 2013. Sampel dalam penelitian ini adalah 32 ibu dengan sampling jenuh. Instrumen penelitian ini adalah kuesioner. penelitian hanya menggunakan variabel
tunggal yaitu tingkat pengetahuan ibu yang bekerja tentang ASI Eksklusif. Analisa
data hanya menggunakan analisa univariat yang menghasilkan distribusi
prosentase.
Hasil Penelitian : Tingkat pengetahuan ibu bekerja yang mempunyai anak 0-6
bulan tentang ASI Eksklusif di Desa Blulukan Colomadu Karanganyar pada
tingkat baik sebanyak 5 responden (15,6%), pengetahuan cukup sebanyak 24
responden (75,0%) dan tingkat pengetahuan kurang sebanyak 3 responden
(9,4%)
Kesimpulan : Tingkat pengetahuan ibu bekerja yang mempunyai anak 0-6 bulan
tentang ASI Eksklusif di Desa Blulukan Colomadu Karanganyar dari 32 responden
mayoritas pada tingkat pengetahuan cukup kemungkinan dipengaruhi oleh faktor
informasi dan pengalaman.
Kata Kunci : Pengetahuan, Ibu Bekerja, ASI Eksklusif
Kepustakaan : 25 literatur (tahun 2003 – 2012)
vii
MOTTO
Kekalahan adalah sekolah tempat kebenaran selalu tumbuh lebih kuat
(Henry Ward Beecher)
Beranilah mengambil resiko, sebab tidak ada hal lain yang bisa menggantikan pengalaman
(Paolo Coelho)
Betapapun suburnya tanah, sejuknya embun, teraturnya hujan dan bagusnya sinar
matahari, hasil tak pernah dipetik tanpa menabur
Jangan takut pada masa depan dan jangan menangis untuk masa lalu
PERSEMBAHAN
Karya Tulis Ilmiah ini penulis persembahan kepada :
1. Allah SWT, yang telah memberikan kesehatan dan kemudahan dalam
penyusunan Karya Tulis Ilmiah ini. 2. Bapak - Ibu yang aku sayang terima
kasih atas doa nya tanpamu diriku bukanlah apa-apa.
3. Ibu Dheny Rohmatika, S.SiT, terima
kasih yang telah membimbing dengan
penuh kesabaran
4. Adikku tercinta terima kasih
semangatnya.
5. Si “Popeye” terima kasih banyak
semangat, do’a dan kasih sayang,
menemani ku saat merasa putus asa
hingga ku dapat menjalani sampai saat
ini
6. Sahabat-sahabatku kalian akan selalu
ada di dalam jiwa, di relung hati dan
di setiap kehidupanku, semoga ini akan abadi
7. Almaterku tercinta
CURICULUM VITAE
BIODATA
Nama : RINA EMI ASTUTI
Tempat / Tanggal Lahir : Semarang, 16 Maret 1988
Agama : Islam
Jenis Kelamin : Perempuan
Alamat : Jl. Palebon Tengah No. 5 Semarang
RIWAYAT PENDIDIKAN
1. SD Negeri Palebon 01 Semarang Lulus tahun 2001
2. SMP Negeri 14 Semarang Lulus tahun 2004
3. SMA Palebon Semarang Lulus tahun 2007
4. Prodi DIII Kebidanan STIKes Kusuma Husada Surakarta Angkatan 2010
ix
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL .................................................................................... i
HALAMAN PERSETUJUAN ...................................................................... ii
HALAMAN PENGESAHAN ...................................................................... iii
KATA PENGANTAR .................................................................................. iv
ABSTRAK ................................................................................................... vi
MOTTO PERSEMBAHAN ......................................................................... vii
CURRICULUM VITAE ............................................................................... viii
DAFTAR ISI ................................................................................................ ix
DAFTAR GAMBAR .................................................................................... xi
DAFTAR TABEL ........................................................................................ xii
DAFTAR LAMPIRAN ................................................................................. xiii
BAB I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang .......................................................................... 1
B. Perumusan Masalah ................................................................... 4
C. Tujuan Penelitian ...................................................................... 4
D. Manfaat Penelitian .................................................................... 5
E. Keaslian Studi Kasus ................................................................. 6
F. Sistematika Penulisan ................................................................ 7
BAB II. TINJAUAN PUSTAKA
A. Tinjauan Teori .......................................................................... 8
1. Pengetahuan ......................................................................... 8
2. Ibu bekerja .......................................................................... 18
x
3. ASI Ekslusif ........................................................................ 19
B. Kerangka Teori .......................................................................... 33
C. Kerangka Konsep ..................................................................... 34
BAB III. METODOLOGI PENELITIAN
A. Jenis dan Rancangan Penelitian ................................................ 35
B. Lokasi dan Waktu Penelitian .................................................... 35
C. Populasi, Sampel dan Teknik Pengambilan Sampel ................... 36
D. Instrumen Penelitian ................................................................. 37
E. Uji Validitas dan Reliabilitas .................................................... 37
F. Teknik Pengumpulan Data ........................................................ 40
G. Variabel Penelitian ................................................................... 40
H. Definisi Operasional ................................................................. 41
I. Metode Pengolahan dan Analisa Data ....................................... 41
J. Etika Penelitian ......................................................................... 44
K. Jadwal Penelitian ...................................................................... 45
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian ........................................... 46
B. Hasil Penelitian .......................................................................... 47
C. Pembahasan ............................................................................... 48
D. Keterbatasan Penelitian ............................................................. 51
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan .............................................................................. 52
B. Saran ........................................................................................ 53
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
xi
DAFTAR GAMBAR
Gambar. 2.1 Kerangka Teori ........................................................................ 33
Gambar 2.2 Kerangka Konsep .................................................................... 34
Gambar 4.1 Diagram Batang Tingkat Pengetahuan tentang ASI Eksklusif .... 48
xii
DAFTAR TABEL
Tabel 3.1 Kisi-kisi Pernyataan ................................................................... 37
Tabel 3.2 Definisi Operasional .................................................................. 41
Tabel 4.1 Mean dan Standar Deviasi ......................................................... 47
Tabel 4.1 Tingkat Pengetahuan Ibu Bekerja yang mempunyai anak
0-6 bulan tentang ASI Eksklusif di Desa Blulukan
Colomadu Karanganyar ............................................................ 47
xiii
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1. Jadwal Penelitian
Lampiran 2. Surat Permohonan Ijin Studi Pendahuluan
Lampiran 3. Surat Balasan Ijin Studi Pendahuluan
Lampiran 4. Surat Permohonan Uji Validitas
Lampiran 5. Surat Balasan Uji Validitas
Lampiran 6. Surat Permohonan Penelitian
Lampiran 7. Surat Balasan Penelitian
Lampiran 8. Surat Permohonan Menjadi Responden
Lampiran 9. Lembar Persetujuan Menjadi Responden
Lampiran 10. Kuesioner Penelitian
Lampiran 11. Kunci Jawaban Kuesioner
Lampiran 12. Hasil Uji Validitas
Lampiran 13. Hasil Uji Reliabilitas
Lampiran 14. Hasil Penelitian
Lampiran 15. Lembar Konsultasi Karya Tulis Ilmiah
xiv
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Di Indonesia, angka kematian bayi masih sangat tinggi, yaitu 34 per
1000 kelahiran hidup atau sekitar 57% kematian tersebut terjadi pada umur
dibawah 1 bulan atau saat neonatus (Depkes RI, 2009). Berdasarkan hasil
Survei Demografi Kesehatan Indonesia (SDKI) tahun 2007, derajat kesehatan
anak di Indonesia masih perlu ditingkatkan, ditandai oleh Angka Kematian
Bayi (AKB) 34 per 1000 kelahiran hidup dan menurut Survei Demografi
Kesehatan Indonesia (SDKI) tahun 2010 angka kematian bayi di Indonesia
tahun 2010 tercatat 26 per 1000 kelahiran hidup. Sedangkan dalam Millenium
Development Goals (MDG’s), Indonesia menargetkan pada tahun 2015 Angka
Kematian Bayi (AKB) menurun menjadi 17 bayi per 1000 kelahiran hidup
(SDKI, 2010).
Salah satu penyebab kematian bayi disebabkan oleh masalah gangguan
pemberian Air Susu Ibu (ASI) (Depkes RI dalam Sapriyudi, 2009). Menurut
Dinkes (2011), Penyebab kematian bayi adalah gangguan pernafasan,
prematur, Berat Bayi Lahir Rendah, hipotermi, ikterus, kelainan
kongenital, diare meningitis, tetanus, malnutrisi, pneumonia, kelainan
saluran pencernaan.
Berdasarkan catatan Sentra Laktasi Indonesia yang bersumber dari
Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia (SDKI) ternyata hanya 15% ibu
yang memberikan ASI eksklusif kepada bayinya. Cakupan pemberian ASI
xv
eksklusif di daerah perkotaan berkisar antara 4 – 12% sementara di pedesaan
tidak kalah jauh antara 4 – 15% (Riksani, 2012).
Fenomena kurangnya pemberian ASI eksklusif disebabkan oleh
beberapa faktor, diantaranya pengetahuan ibu yang kurang memadai tentang
ASI eksklusif, beredarnya mitos pemberian ASI yang kurang baik misalnya
menyusui akan mengurangi keindahan payudara, serta kesibukan ibu bekerja
dan singkatnya cuti melahirkan (Roesli, 2004).
Berbagai macam alasan ibu yang bekerja tidak mau memberikan ASI
pada bayinya, misalnya karena khawatir kariernya terganggu, takut badannya
tidak ramping lagi dan sebagainya. Faktanya jika ditinjau dari segi psikologis
hal itu sangatlah keliru karena ASI justru menciptakan hubungan emosional
yang erat antara ibu dan bayi. Disamping memberikan ASI eksklusif saat
bekerja memerlukan komitmen besar dan kesadaran tinggi baik ibu maupun
keluarga (Riksani, 2012).
Mengingat manfaat ASI yaitu bayi mendapatkan nutrisi dan enzim
terbaik yang dibutuhkan, bayi mendapatkan zat kekebalan tubuh serta
perlindungan dan kehangatan melalui kontak kulit dengan ibunya,
meningkatkan sensitivitas ibu akan kebutuhan bayinya, mengurangi
perdarahan serta konservasi zat besi, protein dan zat lainnya. Ibu bekerja tidak
lantas menjadi kendala untuk memberikan ASI setiap hari. Salah satu upaya
yang bisa dilakukan adalah memerah ASI lalu menyimpan ASI Perah (ASIP)
dengan baik agar manfaatnya tidak berkurang (Riksani, 2012)
xvi
Para bidan dituntut berperan menggalakkan ASI eksklusif, hal itu
sesuai dengan Undang-Undang yang tertuang dalam Peraturan Bersama
Menteri Negara Pemberdayaan Perempuan, Menteri Tenaga Kerja dan
Transmigrasi serta Menteri Kesehatan Nomor 48/Men.PP/XII/2008,
PER/MEN/XII/2008 dan 1177/MENKES/PB/XII/2008 tentang peningkatan
pemberian ASI selama waktu kerja di tempat kerja. Jadi ibu tidak perlu
khawatir karena hak memberikan ASI sudah dijamin oleh negara. Dengan
adanya undang-undang ini jelas sudah bahwa seorang bayi baru lahir dengan
kondisi normal berhak mendapat ASI secara Eksklusif.
Dari hasil studi pendahuluan yang dilakukan di Desa Blulukan
Colomadu Kabupaten Karanganyar pada tanggal 20 Oktober 2012, didapatkan
data jumlah ibu menyusui sebanyak 32. Penulis melakukan wawancara
dengan 10 responden. Hasil wawancara terhadap 10 responden didapatkan
informasi, hanya 1 ibu (10%) dengan pengetahuan baik tentang ASI Eksklusif,
3 ibu (30%) dengan pengetahuan cukup tentang ASI Eksklusif, 6 ibu (60%)
dengan pengetahuan kurang.
Mengingat pentingnya ASI Eksklusif serta menumbuhkan kesadaran
masyarakat akan pentingnya ASI untuk pertumbuhan dan perkembangan bayi,
oleh karena itu masyarakat perlu diberikan pengetahuan mengenai pentingya
pemberian ASI, sehingga ibu terdorong untuk memberikan ASI secara
eksklusif. Berdasarkan uraian di atas maka penulis tertarik untuk melakukan
penelitian dengan judul : “Tingkat Pengetahuan Ibu Bekerja yang mempunyai
anak 0-6 bulan tentang ASI Eksklusif di Desa Blulukan Colomadu
Karanganyar”.
xvii
B. Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, maka rumusan masalah dalam
penelitian ini adalah : “Bagaimana Tingkat Pengetahuan Ibu Bekerja yang
Mempunyai Anak 0-6 Bulan tentang ASI Eksklusif di Desa Blulukan
Colomadu Karanganyar?”
C. Tujuan Penelitian
1. Tujuan umum
Untuk mengetahui tingkat pengetahuan ibu bekerja yang mempunyai
anak 0-6 bulan tentang ASI Eksklusif di Desa Blulukan Colomadu
Karanganyar.
2. Tujuan khusus
a. Mengetahui tingkat pengetahuan ibu bekerja yang mempunyai anak
0-6 bulan tentang ASI Eksklusif di Desa Blulukan Colomadu
Karanganyar pada tingkat baik.
b. Mengetahui tingkat pengetahuan ibu bekerja yang mempunyai anak
0-6 bulan tentang ASI Eksklusif di Desa Blulukan Colomadu
Karanganyar pada tingkat cukup.
c. Mengetahui tingkat pengetahuan ibu bekerja yang mempunyai anak
0-6 bulan tentang ASI Eksklusif di Desa Blulukan Colomadu
Karanganyar pada tingkat kurang.
xviii
D. Manfaat Penelitian
Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi :
1. Ilmu Pengetahuan
Dapat dijadikan sebagai bahan masukan dalam perkembangan ilmu
pengetahuan khususnya tingkat pengetahuan ibu bekerja tentang ASI
eksklusif.
2. Diri Sendiri
Menerapkan ilmu yang diperoleh dalam pendidikan dan menambah
wawasan serta pengalaman nyata dalam melaksanakan penelitian,
khususnya ASI Eksklusif.
3. Institusi Pendidikan
Dapat digunakan sebagai sumber bacaan untuk penelitian selanjutnya
atau dijadikan referensi untuk peningkatan kualitas pendidikan kebidanan
khususnya tentang ASI Eksklusif.
4. Ibu Menyusui di Desa Blulukan Colomadu Karanganyar
Sebagai bahan masukan untuk masyarakat dalam upaya memberikan
pengetahuan kepada masyarakat akan pentingnya ASI eksklusif sehingga
ibu terdorong untuk memberikan ASI secara eksklusif selama 6 bulan.
E. Keaslian Penelitian
Penelitian lain yang serupa dengan pernah dilakukan, yaitu :
Dyah Eka Kusumawati (2012), dengan judul ”Tingkat pengetahuan tentang
Manajemen Laktasi pada Ibu Bekerja di RW IX Kelurahan Jamurwonosari
Kecamatan Wonocolo Surabaya”. Desain penelitian ini menggunakan metode
xix
deskriptif. Populasinya adalah semua ibu bekerja yang mempunyai bayi usia
0-6 bulan yang berjumlah 35 orang. Dengan sampel semua ibu bekerja
sebanyak 35 orang, dilakukan dengan teknik total sampling. Variabelnya yaitu
tingkat pengetahuan ibu bekerja. Instrumen yang digunakan adalah kuesioner
kemudian data diolah dengan cara editing, scoring, coding, tabulating.
Analisis yang digunakan adalah analisis deskriptif. Disajikan dalam tabel
distribusi frekuensi hasil penelitian menunjukkan dari 35 responden,
didapatkan ibu bekerja yang mempunyai pengetahuan baik sebagian kecil
(14,3 %), pengetahuan cukup hampir setengahnya (31,4 %), dan pengetahuan
kurang sebagian besar (54,3 %).
Persamaan penelitian ini adalah jenis dan rancangan penelitian, instrumen
penelitian, variabel penelitian. Perbedaan penelitian ini adalah pada subyek
penelitian, lokasi dan waktu penelitian.
F. Sistematika Penulisan
Penulisan Karya Tulis Ilmiah ini terdiri dari 5 bab, sitematika yaitu :
BAB I PENDAHULUAN
Bab ini menjelaskan isi karya tulis secara singkat meliputi latar
belakang, perumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat
penelitian, keaslian penelitian dan sistematika penulisan.
xx
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
Berisi tinjauan teori medis tentang pengetahuan (definisi
pengetahuan, tingkat pengetahuan, cara memperoleh pengetahuan,
faktor-faktor yang mempengaruhi pengetahuan, cara pengukuran
pengetahuan), Pekerjaan, ASI Eksklusif (pengertian, manfaat
pemberian ASI, kandungan gizi dalam ASI, cara pemberian ASI,
cara memerah dan menyimpan ASI pada ibu bekerja), kerangka
teori dan kerangka konsep.
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
Bab ini berisi tentang jenis dan rancangan penelitian, lokasi dan
waktu penelitian, populasi, sampel dan teknik pengambilan sampel,
instrumen penelitian, teknik pengumpulan data, variabel penelitian,
definisi operasional, metode pengolahan data dan analisa data serta
etika penelitian.
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Bab ini berisikan tentang gambaran umum lokasi penelitian hasil
penelitian, pembahasan dan keterbatasan penelitian.
BAB V PENUTUP
Bab ini berisikan tentang kesimpulan dari penelitian dan saran yang
meliputi saran bagi responden, Posyandu, Desa Blulukan Colomadu
Karanganyar dan Institusi pendidikan serta peneliti selanjutnya.
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
xxi
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Tinjauan Teori
1. Pengetahuan
a. Definisi pengetahuan
Pengetahuan (knowledge) adalah hasil tahu dari manusia, yang
sekedar menjawab pertanyaan “what” (Notoatmodjo, 2010).
Pengetahuan adalah apa yang diketahui oleh manusia atau hasil
pekerjaan manusia menjadi tahu. Pengetahuan itu merupakan milik
atau isi pikiran manusia yang merupakan hasil dari proses usaha
manusia untuk tahu (Nashrulloh, 2009).
Pada dasarnya pengetahuan merupakan hasil tahu dari manusia
terhadap sesuatu, atau segala perbuatan manusia untuk memahami
suatu objek tertentu. Pengetahuan dapat berwujud barang-barang baik
lewat indera maupun lewat akal, dapat pula objek yang dipahami oleh
manusia berbentuk ideal atau yang bersangkutan dengan masalah
kejiwaan (Notoatmodjo, 2010).
b. Tingkat Pengetahuan
Menurut Notoatmodjo (2007), ada 6 tingkat pengetahuan yang
dicapai dalam domain kognitif yaitu :
1) Tahu (know)
Tahu diartikan sebagai mengingat suatu materi yang telah
dipelajari sebelumnya. Pengetahuan tingkat ini adalah mengingat
kembali terhadap suatu yang spesifik dari seluruh bahan yang
xxii
dipelajari atau rangsangan yang telah diterima. Oleh sebab itu, ini
merupakan tingkat pengetahuan yang paling rendah. Untuk
mengukur bahwa seseorang, tahu tentang apa yang dipelajari antara
lain menyebutkan, menguraikan, mendefenisikan. menyatakan dan
sebagainya
2) Memahami (Comprehention)
Memahami diartikan sebagai suatu kemampuan untuk
menjelaskan secara benar tentang objek yang diketahui dan dapat
menginterprestasikan materi tersebut secara benar, orang yang telah
paham terhadap objek atau materi harus dapat menjelaskan,
menyebutkan contoh, menyimpulkan, meramalkan dan sebagainya
terhadap objek yang dipelajari.
3) Aplikasi (Application)
Aplikasi diartikan sebagai kemampuan untuk menggunakan
materi yang telah dipelajari pada situasi atau kondisi sebenamya,
aplikasi ini diartikan dapat sebagai aplikasi atau penggunaan
hukum-hukum, rumus metode, prinsip dan sebagainya dalam
konteks atau situasi yang lain.
4) Analisis (Analysis)
Analisis adalah suatu kemampuan untuk menjabarkan materi
atau suatu objek ke dalam komponen-komponen tetapi masih dalam
suatu struktur organisasi tersebut dan masih ada kaitannya satu
sama lain. Kemampuan analisa ini dapat dilihat dari penggunaan
kata kerja dapat menggambarkan, membedakan, mengelompokkan
xxiii
dan seperti sebagainya. Analisis merupakan kemampuan untuk
mengidentifikasi, memisahkan dan sebagainya.
5) Sintesa (Syntesis)
Sintesa dalah suatu kemampuan untuk meletakkan atau
menggabungkan bagian-bagian didalam suatu bentuk keseluruhan
yang, baru dengan kata lain sintesis adalah suatu kemampuan untuk
menyusun formasi baru dari informasi-informasi yang ada misalnya
dapat menyusun, dapat menggunakan, dapat meringkaskan, dapat
menyesuaikan terhadap suatu teori atau rumusan yang telah ada.
6) Evaluasi (Evaluation)
Evaluasi ini berkaitan dengan kemampuan untuk melakukan
justifikasi atau penilaian terhadap suatu materi atau objek. Penilaian
itu berdasarkan suatu kriteria yang ditentukan sendiri atau
menggunakan kriteria yang telah ada.
c. Cara memperoleh pengetahuan
Menurut Notoatmodjo (2010), cara untuk memperoleh kebenaran
pengetahuan dapat dikelompokkan menjadi dua yakni cara tradisional
atau non ilmiah yakni tanpa melalui penelitian ilmiah dan cara modern
atau cara ilmiah yakni melalui proses penelitian. Lebih jelasnya dapat
dijelaskan sebagai berikut :
1) Cara tradisional atau non ilmiah terdiri dari:
a) Cara coba – salah (Trial and Error)
Cara ini dipakai orang sebelum adanya kebudayaan,
bahkan mungkin sebelum adanya peradaban apabila seseorang
menghadapi persoalan atau masalah upaya pemecahannya
xxiv
dilakukan dengan coba-coba. Cara coba-coba ini dilakukan
dengan menggunakan beberapa kemungkinan dalam
memecahkan masalah, dan apabila kemungkinan tersebut tidak
berhasil, dicoba kemungkinan yang lain sampai masalah tersebut
dapat terpecahkan.
b) Secara kebetulan
Penemuan kebenaran secara kebetulan terjadi karena tidak
disengaja oleh orang yang bersangkutan.
c) Cara kekuasaan atau otoritas
Kehidupan sehari-hari ditemukan banyak sekali kebiasaan
dan tradisi yang dilakukan oleh orang tanpa melalui penalaran
apakah yang dilakukan tersebut baik atau tidak. Kebiasaan
seperti ini bukan hanya terjadi pada masyarakat tradisional saja,
melainkan juga terjadi pada masyarakat modern. Kebiasaan ini
seolah diterima dari sumbernya sebagai kebenaran yang mutlak.
Sumber pengetahuan tersebut dapat berupa pemimpin-pemimpin
masyarakat baik formal maupun informal. Para pemuka agama,
pemegang pemerintahan dan lain sebagainya. Dengan kata lain,
pengetahuan tersebut diperoleh berdasarkan pada pemegang
otoritas, yakni orang mempunyai wibawa atau kekuasaan, baik
tradisi, otoritas pemerintah, otoritas pemimpin agama, maupun
ahli ilmu pengetahuan atau ilmuwan.
xxv
d) Berdasarkan pengalaman sendiri
Pengalaman adalah guru terbaik demikian bunyi pepatah.
Pepatah ini mengandung maksud bahwa pengalaman itu
merupakan sumber pengetahuan atau pengalaman itu merupakan
suatu cara untuk memperoleh kebenaran pengetahuan. Oleh
sebab itu pengalaman pribadipun dapat digunakan sebagai upaya
memperoleh pengetahuan. Hal ini dilakukan dengan cara
mengulang kembali pengalaman yang diperoleh dalam
memecahkan permasalahan yang dihadapi pada masa yang lalu.
e) Cara akal sehat (common sense)
Akal sehat atau common sense kadang-kadang dapat
menemukan teori atau kebenaran. Misalnya pemberian hadiah
dan hukuman merupakan cara yang masih dianut oleh banyak
orang untuk mendisiplinkan anak dalam konteks pendidikan.
f) Kebenaran melalui wahyu
Ajaran dan dogma agama adalah suatu kebenaran yang
diwahyukan dari Tuhan melalui para Nabi. Kebenaran ini harus
diterima dan diyakini oleh pengikut agama yang bersangkutan,
terlepas dari apakah kebenaran tersebut rasional atau tidak.
Sebab kebenaran ini diterima oleh para Nabi adalah sebagai
wahyu dan bukan karena hasil usaha penalaran atau penyelidikan
manusia.
xxvi
g) Kebenaran secara intuitif
Kebenaran secara intuitif diperoleh manusia secara cepat
sekali melalui proses di luar kesadaran dan tanpa melalui proses
penalaran atau berpikir. Kebenaran yang diperoleh melalui
intuitif sukar dipercaya karena kebenaran ini tidak menggunakan
cara yang rasional dan yang sistematis.
h) Melalui jalan pikiran
Sejalan dengan perkembangan perkembangan kebudayaan
umat manusia cara manusia berfikir ikut berkembang. Dari sini
manusia mampu menggunakan penalarannya dalam memperoleh
pengetahuan. Induksi dan deduksi pada dasarnya merupakan cara
melahirkan pemikiran secara tidak langsung melalui pernyataan-
pernyataan yang dikemukan. Apabila proses pembuatan
kesimpulan itu melalui pernyataan-pernyataan yang khusus
kepada yang umum dinamakan induksi sedangkan deduksi
adalah pembuatan kesimpulan dari pernyataan-pernyataan umum
ke khusus.
i) Induksi
Induksi adalah proses penarikan kesimpulan yang dimulai
dari pernyataan-pernyataan khusus ke pernyataan yang bersifat
umum. Hal ini berarti dalam berpikir induksi pembuatan
kesimpulan tersebut berdasarkan pengalaman-pengalaman
empiris yang ditangkap oleh indra kemudian disimpulkan ke
xxvii
dalam suatu konsep yang memungkinkan seseorang untuk
memahami suatu gejala.
j) Deduksi
Deduksi adalah pembuatan kesimpulan dari pernyataan-
pernyataan umum ke khusus. Di dalam proses berpikir deduksi
berlaku bahwa sesuatu yang dianggap benar secara umum pada
kelas tertentu, berlaku juga kebenarannya pada semua persitiwa
yang terjadi pada setiap yang termasuk dalam kelas itu.
2) Cara ilmiah atau modern
Cara baru atau dalam memperoleh pengetahuan pada dewasa
ini lebih sistematis, logis dan ilmiah. Cara ini disebut metode
penelitian ilmiah, atau metodologi penelitian (research metodology).
Cara ini dikembangkan oleh Francis Bacon yang mengembangkan
metode berpikir induktif kemudian dikembangkan oleh Deobold van
Dallen yang menyatakan bahwa dalam memperoleh kesimpulan
dilakukan dengan mengadakan observasi langsung dan membuat
pencatatan-pencatatan terhadap semua fakta sehubungan dengan
objek yang diamatinya. Pencatatan ini mencakup tiga hal pokok :
a) Segala sesuatu yang positif yakni gejala tertentu yang muncul
pada saat dilakukan pengamatan.
b) Segala sesuatu yang negatif, yakni gejala tertentu yang tidak
muncul pada saat dilakukan pengamatan.
xxviii
c) Gejala-gejala yang muncul secara bervariasi yaitu gejala-gejala
yang berubah-ubah pada kondisi-kondisi tertentu.
d. Faktor-faktor yang mempengaruhi pengetahuan seseorang
Menurut Cahyonoputra (2009), ada beberapa faktor yang
mempengaruhi pengetahuan seseorang, yaitu :
1) Pendidikan.
Pendidikan adalah suatu usaha untuk mengembangkan
kepribadian dan kemampuan di dalam dan di luar sekolah dan
berlangsung seumur hidup. Pendidikan mempengaruhi proses belajar,
makin tinggi pendidikan seeorang makin mudah orang tersebut untuk
menerima informasi. Pengetahuan sangat erat kaitannya dengan
pendidikan dimana diharapkan seseorang dengan pendidikan tinggi,
maka orang tersebut akan semakin luas pula pengetahuannya.
Peningkatan pengetahuan tidak mutlak diperoleh di pendidikan
formal, akan tetapi juga dapat diperoleh pada pendidikan non formal.
2) Media masa/ informasi
Informasi yang diperoleh baik dari pendidikan formal maupun
non formal dapat memberikan pengaruh jangka pendek (immediate
impact) sehingga menghasilkan perubahan atau peningkatan
pengetahuan. Sebagai sarana komunikasi, berbagai bentuk media
masa seperti televisi, radio, surat kabar, majalah, dan lain-lain
mempunyai pengaruh besar terhadap pembentukan opini dan
kepercayan orang. Dalam penyampaian informasi sebagai tugas
xxix
pokoknya, media masa membawa pula pesan-pesan yang berisi
sugesti yang dapat mengarahkan opini seseorang.
3) Sosial budaya dan ekonomi
Kebiasaan dan tradisi yang dilakukan orang-orang tanpa
melalui penalaran apakah yang dilakukan baik atau buruk. Dengan
demikian seseorang akan bertambah pengetahuannya walaupun tidak
melakukan. Status ekonomi seseorang juga akan menentukan
tersedianya suatu fasilitas yang diperlukan untuk kegiatan tertentu,
sehingga status sosial ekonomi ini akan mempengaruhi pengetahuan
seseorang.
4) Lingkungan
Lingkungan adalah segala sesuatu yang ada di sekitar
individu, baik lingkungan fisik, biologis, maupun sosial. Lingkungan
berpengaruh terhadap proses masuknya pengetahuan ke dalam
individu yang berada dalam lingkungan tersebut. Hal ini terjadi
karena adanya interaksi timbal balik ataupun tidak yang akan
direspon sebagai pengetahuan oleh setiap individu.
5) Pengalaman
Pengalaman sebagai sumber pengetahuan adalah suatu cara
untuk memperoleh kebenaran pengetahuan dengan cara mengulang
kembali pengetahuan yang diperoleh dalam memecahkan masalah
yang dihadapi masa lalu. Pengalaman belajar dalam bekerja yang
dikembangkan memberikan pengetahuan dan keterampilan
professional serta pengalaman belajar selama bekerja akan dapat
xxx
mengembangkan kemampuan mengambil keputusan yang merupakan
manifestasi dari keterpaduan menalar secara ilmiah dan etik yang
bertolak dari masalah nyata dalam bidang kerjanya.
6) Usia
Usia mempengaruhi terhadap daya tangkap dan pola pikir
seseorang. Semakin bertambah usia akan semakin berkembang pula
daya tangkap dan pola pikirnya, sehingga pengetahuan yang
diperolehnya semakin membaik. Pada usia madya, individu akan
lebih berperan aktif dalam masyarakat dan kehidupan sosial serta
lebih banyak melakukan persiapan demi suksesnya upaya
menyesuaikan diri menuju usia tua, selain itu orang usia madya akan
lebih banyak menggunakan banyak waktu untuk membaca.
Kemampuan intelektual, pemecahan masalah, dan kemampuan verbal
dilaporkan hampir tidak ada penurunan pada usia ini.
e. Cara Pengukuran Pengetahuan
Arikunto (2006), menyebutkan bahwa pengukuran pengetahuan
dapat dilakukan dengan wawancara atau angket yang menanyakan
tentang isi materi yang ingin diukur dari subjek pendidikan atau
responden.
Menurut Riwidikdo (2009), maka digunakan perhitungan
sebagai berikut:
Baik : Bila nilai responden yang diperoleh (x) > mean + 1 SD
Cukup : Bila nilai responden mean -1 SD � x � mean + 1 SD
Kurang : Bila nilai responden yang diperoleh (x) < mean – 1 SD
xxxi
2. Ibu Bekerja
a. Pengertian Ibu Bekerja
Menurut Encyclopedia of Children’s Health, (2011), ibu bekerja adalah
seorang ibu yang bekerja di luar rumah untuk mendapatkan penghasilan
di samping membesarkan dan mengurus anak di rumah.
b. Bayi usia 0 – 6 bulan
Menurut Soetjiningsih (2012), bayi usia 0 – 6 bulan, meliputi:
1) usia 0 - I,5 bulan
a) Mulai mampu mengontrol gerakan otot-otot tubuhnya.
b) Membutuhkan banyak bantuan Anda untuk belajar mengangkat
dan menopang kepalanya dengan otot-otot lehernya.
c) Menggerakkan tangan dan kakinya untuk menunjukkan bahwa ia
tertarik dengan sesuatu yang ada di dekatnya.
d) Bisa tiba-tiba menggerakkan tubuhnya seperti kejang-kejang
dalam rangka belajar mengendalikan diri. Itu sebabnya Anda
perlu hati-hati dan memegangnya cukup kuat saat
menggendongnya.
e) Ketika terjaga, berilah ia kesempatan belajar mengangkat
kepalanya. Caranya, letakkan tubuhnya pada posisi telungkup,
sehingga memaksa anak berlatih mengangkat kepalanya.
f) Lakukan face to face alias saling berpandangan muka dengannya,
sesering mungkin
xxxii
2) Umur 1,5 - 3 bulan
a) Mulai bisa belajar mengangkat kepalanya pada posisi telungkup.
b) Mulai aktif belajar mengontrol dan mengendalikan gerakan otot
tangan dan kakinya. Itu sebabnya, Anda akan melihat anak
mampu meraih serta menggenggam benda-benda kecil yang
Anda berikan padanya.
3) Umur 3 - 6 bulan
Perkembangan motorik kasar:
a) Mulai bisa mengangkat dan menahan kepalanya sendiri untuk
beberapa saat lamanya.
b) Bila dibaringkan telungkup, ia mampu menggunakan kedua
tangannya untuk menahan tubuhnya sambil bergerak maju.
c) Mulai belajar mengguling-gulingkan tubuhnya ke kanan dan ke
kiri.
d) Apabila ditaruh beberapa bantal di sekelilingnya sebagai
pengganjal, ia akan belajar untuk duduk. Bantulah dengan
mendudukkan dan menyandarkan tubuhnya pada bantal.
3. ASI Eksklusif
a. Pengertian
ASI eksklusif adalah pemberian ASI saja sejak bayi dilahirkan
sampai sekitar 6 bulan. Selama itu bayi tidak diharapkan mendapat
tambahan cairan lain seperti susu formula, air jeruk, air teh , madu, air
putih. Pada pemberian ASI eksklusif bayi juga tidak diberikan
xxxiii
makanan tambahan seperti pisang, biskuit, bubur susu, tim dan
sebagainya (Suradi, 2004).
Untuk mencapai ASI eksklusif, WHO dan UNICEF
merekomendasikan metode tiga langkah. Langkah pertama adalah
menyusui segera setelah melahirkan. Langkah kedua tidak
memberikan makanan tambahan apapun pada bayi. Langkah ketiga
menyusui sesering dan sebanyak yang diinginkan bayi. Melalui tiga
langkah tersebut, diharapkan tujuan menyusui secara eksklusif dapat
tercapai (Suryoprajogo, 2009).
b. Manfaat Pemberian ASI
Menurut Suradi (2004), manfaat pemberian ASI, meliputi:
1) Manfaat ASI untuk Ibu
a) Aspek Kesehatan Ibu
Isapan bayi pada payudara akan merangsang terbentuknya
oksitosin oleh kelenjar hipofisis. Oksitosin membantu involusi
uterus dan mencegah terjadinya perdarahan pasca persalinan.
Penundaan haid dan berkurangnya perdarahan pasca
persalinan mengurangi prevalensi anemia defisiensi besi.
Kejadian karsinoma mammae pada ibu yang menyusui lebih
rendah dibandingkan yang tidak menyusui.
b) Aspek Keluarga Berencana
Menyusui secara murni (eksklusif) dapat membantu
menjarangkan kehamilan. Ditemukan rerata jarak kelahiran
xxxiv
ibu yang menyusui adalah 24 bulan, sedangkan yang tidak
menyusui 11 bulan. Hormon yang mempertahankan laktasi
bekerja menekan hormon ovulasi, sehingga dapat menunda
kembalinya kesuburan. Ibu yang sering hamil kecuali menjadi
beban bagi ibu sendiri, juga merupakan risiko tersendiri bagi
ibu untuk mendapatkan penyakit seperti anemia, risiko
kesakitan dan kematian akibat persalinan.
c) Aspek Psikologis
Keuntungan menyusui bukan hanya bermanfaat untuk bayi,
tetapi juga untuk ibu. Ibu akan merasa bangga dan diperlukan
oleh bayinya serta akan meningkatkan jalinan kasih sayang
ibu dan bayi.
2) Manfaat ASI untuk Keluarga
a) Aspek Ekonomi
ASI tidak perlu dibeli, sehingga dana yang seharusnya
digunakan untuk membeli susu formula dapat digunakan
untuk keperluan lain. Kecuali itu, penghematan juga
disebabkan karena bayi yang mendapat ASI lebih jarang sakit
sehingga mengurangi biaya berobat.
b) Aspek Psikologis
Kebahagiaan keluarga bertambah, karena kelahiran lebih
jarang, sehingga suasana kejiwaan ibu baik dan dapat
mendekatkan hubungan bagi dengan keluarga.
xxxv
c) Aspek Kemudahan
Menyusui sangat praktis, karena dapat diberikan dimana
saja dan kapan saja. Keluarga tidak perlu repot menyiapkan
air masak, botol dan dot yang harus selalu dibersihkan. Tidak
perlu minta pertolongan orang lain
3) Manfaat ASI untuk Negara
a) Menurunkan angka kesakitan dan kematian bayi.
Adanya faktor protektif dan nutrisi yang sesuai dalam
ASI menjamin satus gizi bayi serta kesakitan dan kematian
anak menurun. Beberapa penelitian epidemiologis menyatakan
bahwa ASI melindungi bayi dan anak dari penyakit infeksi,
misalnya diare, otitis media, dan infeksi saluran pernafasan
akut bagian bawah.
b) Mengurangi subsidi untuk rumah sakit
Subsidi untuk rumah sakit berkurang, karena rawat gabung
akan memperpendek lama rawat ibu dan bayi, mengurangi
komplikasi persalinan dan infeksi nosokomial serta mengurangi
biaya yang diperlukan untuk perawatan anak sakit. Anak yang
mendapat ASI lebih jarang dirawat di rumah sakit
dibandingkan anak yang mendapatkan susu formula.
c) Menghemat devisa negara.
ASI dapat dianggap sebagai kekayaan nasional. Jika
semua ibu menyusui diperkirakan dapat menghemat devisa
xxxvi
sebesar Rp. 8,6 milyar yang seharusnya dipakai untuk membeli
susu formula.
d) Peningkatan kualitas generasi penerus.
Anak yang mendapat ASI dapat tumbuh kembang secara
optimal sehingga kualitas generasi penerus bangsa akan
terjamin.
Menurut Roesli (2008), keuntungan menyusui meningkat
seiring lama menyusu eksklusif hingga enam bulan. Setelah itu,
dengan tambahan makanan pendamping ASI pada usia enam bulan,
keuntungan menyusui meningkat seiring dengan meningkatnya
lama pemberian ASI sampai dua tahun atau lebih.
4) Manfaat ASI untuk bayi
Manfaat ASI untuk bayi menurut Roesli (2008), yaitu :
a) ASI sebagai nutrisi
ASI merupakan sumber gizi yang sangat ideal dengan
komposisi yang seimbang dan disesuaikan dengan kebutuhan
pertumbuhan bayi. ASI adalah makanan bayi yang paling
sempurna, baik kualitas maupun kuantitasnya.
b) ASI meningkatkan daya tahan tubuh bayi
Bayi yang baru lahir secara alamiah mendapat
immunoglobulin dari ibunya melalui plasenta. Namun, kadar zat
ini akan cepat sekali menurun segera setelah bayi lahir. Pada
saat kadar zat kekebalan bawaan menurun, sedangkan yang
xxxvii
dibentuk oleh badan bayi belum mencukupi maka akan terjadi
kesenjangan zat kekebalan pada bayi. Kesenjangan akan hilang
atau berkurang apabila bayi diberi ASI, karena ASI adalah
cairan yang mengandung zat kekebalan yang akan melindungi
bayi dari berbagai penyakit infeksi bakteri, virus, parasit dan
jamur.
Bayi ASI eksklusif ternyata akan lebih sehat dan lebih
jarang sakit dibandingkan dengan bayi yang tidak mendapat
ASI eksklusif. Anak yang sehat tentu akan lebih berkembang
kepandaiannya dibading anak yang sering sakit terutama bila
sakitnya berat.
c) ASI eksklusif meningkatkan kecerdasan
Faktor terpenting dalam proses pertumbuhan termasuk
pertumbuhan otak adalah nutrisi yang diberikan. Faktor-faktor
yang mempengaruhi kuantitas dan kualitas nutrisi secara
langsung juga dapat mempengaruhi pertumbuhan, termasuk
pertumbuhan otak. Memberikan ASI secara eksklusif sampai
bayi berusia 6 bulan akan menjamin tercapainya pengembangan
potensi kecerdasan anak secara optimal.
Nutrisi-nutrisi yang diperlukan untuk pertumbuhan otak
bayi seperti taurin, laktosa, DHA, AA, omega 3 dan omega 6,
tidak ada atau sedikit sekali terdapat pada susu sapi. Mengingat
hal-hal tersebut, dapat dimengerti kiranya bahwa pertumbuhan
xxxviii
otak bayi yang diberi ASI secara eksklusif selama 6 bulan akan
optimal dengan kualitas yang optimal pula.
d) ASI eksklusif meningkatkan jalinan kasih sayang
Bayi yang sering berada dalam dekapan ibu karena
menyusu akan merasakan kasih sayang ibunya. Ia juga akan
merasa aman dan tentram, terutama karena masih dapat
mendengar detak jantung ibunya yang telah ia kenal sejak
dalam kandungan. Perasaan terlindung dan disayangi inilah
yang akan menjadi dasar perkembangan emosi bayi dan
membentuk kepribadian yang percaya diri dan dasar spiritual
yang baik (Roesli, 2005).
e) Menyebabkan pertumbuhan yang baik
Bayi yang mendapatkan ASI mempunyai kenaikan berat
badan yang baik setelah lahir, dan mengurangi kemungkinan
obesitas. Frekuensi menyusui yang sering (tidak dibatasi) akan
menyebabkan volume ASI yang dihasilkan lebih banyak.
f) Mengurangi kejadian karies dentis
Insiden karies dentis pada bayi yang mendapat ASI akan
lebih sedikit dan bahkan tidak ada dibandingkan dengan
pemberian susu dengan menggunakan botol dan dot, karena
kebiasaan menyusui dengan botol dan dot terutama pada waktu
akan tidur menyebabkan gigi lebih lama kontak dengan sisa
xxxix
susu formula dan menyebabkan asam yang terbentuk akan
merusak gigi.
g) Mengurangi kejadian maloklusi
Telah dibuktikan bahwa salah satu penyebab maloklusi
rahang adalah kebiasaan lidah yang mendorong ke depan akibat
menyusu dengan botol dan dot.
c. Kandungan Gizi dalam ASI
Menurut Riksani (2012), kandungan gizi dalam ASI, diantaranya yaitu:
1) Air
ASI mengandung 88,1% air sehingga ASI yang diminum bayi
sudah mencukupi kebutuhan dan sesuai dengan kesehatan bayi.
Bayi baru lahir yang hanya mendapat sedikit ASI pertama
(kolostrum) tidak memerlukan tambahan cairan karena bayi
dilahirkan dengan cukup cairan di dalam tubuhnya. ASI dengan
kandungan air yang lebih tinggi biasanya akan keluar pada hari
ketiga atau keempat.
2) Karbohidrat
Karbohidrat terbanyak dalam ASI adalah laktosa. Jumlahnyapun
lebih banyak daripada susu sapi. Laktosa diperlukan alam
pertumbuhan otak serta memiliki struktur kimiawi berupa sepasang
gula yaitu glukosa dan galaktosa. Galaktosa inilah makanan utama
dalam pengembangan jaringan otak. Jumlah galaktosa dalam ASI
lebih bnayak daripada mamalia lain. Laktosa juga berperan
xl
membantu penyerapan kalsium yang berguna untuk pembentukan
tulang. Jadi anak yang mengkonsumsi ASI akan memiliki tubuh dan
tulang yang lebih kuat.
3) Protein
ASI mengandung protein yang tinggi dngan dua macam protein
utama, yaitu whey dan kasein. Whey adalah protein halus, lembut
serta mudah dicerna. Kasein adalah protein yang kasar, bergumpal
dan sukar dicerna oleh usus bayi. ASI memiliki perbandingan whey
dan kasein yang sesuai untuk bayi.
4) Taurin, DHA dan AA
Ginjal neonatus dapat mengonsentrasikan air kemih dengan baik
sehingga diperlukan susu dengan kadar garam dari mineral yang
rendah. ASI mengandung garam dan mineral lebih rendah
dibanding susu sapi. Bayi yang mendapat susu sapi atau susu
formula yang tidak dimodifikasi dapat menderita tetani karena
hipokalsemia. Kadar kalsium dalam susu sapi lebih tinggi dibanding
ASI. ASI mengandung mineral yang lengkap. Walaupun kadarnya
relatif rendah, tetapi cukup untuk bayi sampai berumur 6 bulan.
5) Vitamin
ASI mengandung vitamin yang diperlukan bayi. Vitamin K yang
befungsi sebagai katalisator pada proses pembekuan darah terdapat
dalam ASI dengan jumlah cukup dan mudah diserap. Dalam ASI
juga terdapat vitamin D dan E terutama dalam kolostrum.
xli
d. Cara pemberian ASI
Menurut Suradi (2004), menyusui adalah proses belajar. Oleh
sebab itu ibu-ibu perlu mengetahui cara menyusui dengan baik dan
benar agar berhasil terutama dapat menyusui secara eksklusif, yaitu
bayi hanya diberi ASI saja sejak lahir sampai bayi berumur 6 bulan.
Cara menyusui yang baik dan benar menurut, yaitu :
1) Sebelum menyusui ASI dikeluarkan sedikit, kemudian dioleskan
pada puting dan sekitar areola. Cara ini bermanfaat sebagai
desinfektan dan menjaga kelembaban puting susu.
2) Bayi diposisikan menghadap perut dan payudara ibu.
3) Ibu duduk atau berbaring dengan santai, bila duduk lebih baik
menggunakan kursi yang rendah agar kaki ibu tidak
menggantung dan punggung ibu bersandar pada sandaran kursi.
4) Bayi dipegang pada bagian belakang bahu dengan satu lengan,
kepala bayi terletak pada lengkung siku ibu, kepala bayi tidak
boleh menengadah dan bokong bayi ditahan dengan telapak
tangan.
5) Satu tangan bayi diletakkan di belakang badan ibu dan satu
tangan di depan.
6) Perut bayi menempel pada badan ibu, kepala bayi menghadap
payudara.
7) Telinga dan lengan bayi terletak pada satu garis lurus.
8) Ibu menatap bayi dengan penuh kasih sayang.
xlii
9) Payudara dipegang dengan ibu jari di atas dan jari yang lain
menopang di bawah. Jangan hanya menekan puting susu dan
areola.
10) Bayi diberi rangsangan agar membuka mulut dengan cara
menyentuh pipi dengan puting susu atau menyentuh sisi mulut
bayi.
11) Setelah bayi membuka mulut, dengan cepat kepala bayi
didekatkan ke payudara ibu dan puting serta areolanya
dimasukkan ke mulut bayi, sehingga puting susu berada di
bawah langit-langit dan lidah bayi menekan agar ASI keluar dari
tempat penampungan ASI yang terletak di bawah areola. Setelah
bayi mulai menghisap payudara dengan irama perlahan namun
kuat, maka payudara tidak perlu dipegang atau disangga lagi.
12) Bila satu payudara sudah terasa kosong, jangan biarkan bayi
terus menghisap, sebab udara akan masuk. Lepaskan isapan dan
ganti dengan payudara yang lain, dengan cara memasukkan jari
kelingking ibu ke mulut bayi melalui sudut atau dagu bayi
ditekan ke bawah.
13) Setelah menyusui, ASI dikeluarkan sedikit kemudian dioleskan
pada putting susu. Lalu bayi disendawakan dengan tujuan
mengeluarkan udara dari lambung supaya bayi tidak gumoh
setelah menyusu. Caranya bayi digendong tegak dengan
bersandar pada pundak ibu, kemudian punggungnya ditepuk
xliii
perlahan-lahan atau bayi tidur tengkurap dipangkuan ibu
kemudian ditepuk perlahan-lahan.
e. Cara Memerah dan menyimpan ASI pada ibu bekerja
Menurut Saleha (2009), setidaknya sebulan sebelum masuk
kerja, mulailah memerah ASI dengan tangan. Cara memerah ASI
adalah sebagai berikut:
1) Perah areola (bagian gelap sekitar puting dengan jari, telunjuk dan
jari tengah.
2) Selanjutnya tekan areola dengan ritme persis seperti ritme bayi
yang mengisap.
3) Arahkan aliran ASI ke gelas bersih
4) Tuliskan tanggal pemerahan pada kantong plastik gula dengan
spidol permanen.
5) Masukkan ASI ke dalam kantong plastik, ikat dan simpan dalam
freezer.
Cara penyimpanan ASI menurut Cadwell (2011), yaitu:
a) Wadah
Gelas pastik pakai-ulang dan wadah yang memiliki sisi
yang keras dianggap sebagai penyimpan ASI terbaik. Setiap
wadah harus memiliki penutup yang pas dengan wadah.
Kantong plastik yang telah dirancang khusus oleh pabrik juga
tersedia untuk pengumpulan dan menyimpan ASI. Beberapa
xliv
kantong plastik ini dengan wadah tempat ASI dipompa ke
sistem pemompaan dan kantong juga pas dengan botol susu
bayi. Kantong mudah terkontaminasi saat penanganan.
Tiap wadah ASI harus diberi label, minimal tanggal
penggunaan. Saat bayi prematur atau dirawat inap karena
alasan apapun, rumah sakit akan memberikan label untuk
ASInya ibu, yaitu tanggal pemompaan, nomor identitas
pasien, unit dan lain-lain. Jika ASI akan diberikan di penitipan
anak, nama bayi harus jelas dibaca dan ditulis dengan tinta
anti air dan anti gosok.
b) ASI dapat disimpan di suhu ruang, di lemari pendingin atau
freezer.
(1) Penyimpanan ASI di suhu ruang atau udara bebas 360
bertahan selama 6-8 jam
(2) Penyimpanan ASI di lemari pendingin (40 C) selama 24
jam, akan tetapi simpan ASI di dalam freezer sesegera
mungkin jika akan membekukannya.
(3) ASI dapat disimpan hingga 3 bulan di dalam freezer dan
6 bulan dalam suhu -70 C atau kurang.
(4) Selama seharian ASI pompa dalam jumlah sedikit yang
didinginkan dapat ditambah ke dalam penyimpanan ASI
di lemari pendingin.
xlv
(5) Selalu simpan ASI di dalam bagian terdingin lemari
pendingin atau freezer.
Menurut Saleha (2009), pola penyusuan bayi pada ibu bekerja
yaitu malam hari bayi sesering mungkin dan selama mungkin. Berikut
ini adalah jadwal penyusunan pemberian ASI pada ibu yang bekerja :
1) Pukul 06.00 susui bayi sekenyang-kenyangnya
2) Pukul 07. 00 ibu berangkat kerja
3) Pukul 08.00 – 17.00 bayi diberi ASI perahan di rumah
4) Pukul 10.00, 14.00 dan 16.00 ibu memerah ASI
5) Tepat pukul 17.00 ibu meninggalkan kantor
Semua ibu harus memberikan ASI eksklusif, meskipun
diketahui bahwa ibu bekerja. Adapun cara pemberian ASI pada ibu
pekerja menurut Prasetyono (2012), dengan cara sebagai berikut :
1) Jika memungkinkan bayi bisa dibawa ke tempat ibu bekerja,
namun tindakan ini sangat sulit dilaksanakan bila tempat kerja atau
sekitarnya tidak tersedia sarana penitipan bayi atau pojok laktasi.
2) Ibu harus segera belajar memeras payudara demi memperoleh ASI
setelah bayi lahir. Sebelum pergi bekerja ibu menitipkan ASI
perasan kepada pengasuh bayi untuk diberikan kepada bayi saat ibu
bekerja
3) Ketika ibu berada di tempat kerja hendaknya ibu memeras
payudara atau memompa setiap 3- 4 jam sekali secara teratur.
xlvi
Selanjutnya ibu menampung ASI perasan di cangkir atau gelas
yang bersih. Walau jumlahnya hanya sedikit, ASI perasan tetap
bermanfaat bagi bayi.
B. Kerangka Teori
Gambar 2.1 Kerangka Teori
Sumber: modifikasi Notoatmodjo (2010), Manuaba (2010) dan Prasetyono (2009)
Pengetahuan
ASI Eksklusif
1. Pengertian
2. Manfaat Pemberian ASI
3. Komposisi ASI 4. Cara Pemberian ASI
5. Cara Memerah dan Cara Penyimpanan ASI
Faktor-faktor yang
Mempengaruhi
Pengetahuan :
1. Pendidikan
2. Media masa/informasi
3. Sosial budaya dan
ekonomi
4. Lingkungan
5. Pengalaman
6. Usia
Tingkatan Pengetahuan
1. Tahu
2. Memahami
3. Aplikasi
4. Analisis
5. Sintesa
6. Evaluasi
xlvii
C. Kerangka Konsep Penelitian
Gambar 2.2. Kerangka Konsep
Baik
Cukup
Kurang
Tingkat Pengetahuan Ibu bekerja tentang
ASI Eksklusif
xlviii
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
�� ������������ ������������
Jenis penelitian ini menggunakan deskriptif kuantitatif. Menurut
Nursalam (2008), penelitian deskritptif bertujuan untuk mendeskripsikan
(memaparkan) peristiwa-peristiwa yang penting yang terjadi pada masa kini.
Deskripsi peristiwa dilakukan secara sistematis dan lebih menekankan pada
data factual daripada penyimpulan. Penelitian kuantitatif adalah teknik yang
digunakan untuk mengolah data yang berbentuk angka, baik sebagai hasil
pengukurang maupun hasil konvensi (Nototatmodjo, 2010).
B. Lokasi dan Waktu Penelitian
1. Lokasi
Lokasi adalah tempat yang digunakan untuk pengambilan data
selama kasus berlangsung (Budiarto, 2003). Penelitian ini dilakukan di
Desa Blulukan Colomadu Karanganyar.
2. Waktu penelitian
Waktu penelitian adalah jangka waktu yang dibutuhkan penulis untuk
memperoleh data penelitian yang dilaksanakan (Budiarto, 2003). Penelitian
ini dilaksanakan pada tanggal 21 April 2013.
xlix
C. Populasi, Sampel dan Teknik Pengambilan Sampel
1. Populasi
Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas obyek atau
subyek yang mempunyai kuantitas dan karakteristik tertentu yang
ditetapkan oleh peneliti dan dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya
(Hidayat, 2007). Populasi dalam penelitian ini adalah semua ibu bekerja
mempunyai anak 0-6 bulan di Desa Blulukan Colomadu Karanganyar yang
berjumlah 32 ibu.
2. Sampel
Sampel adalah sebagian yang diambil dari keseluruhan obyek yang
diteliti dan dianggap mewakili seluruh populasi (Notoatmodjo, 2010).
Menurut Arikunto (2010), jika populasi kurang dari 100 maka lebih baik
diambil semua dan jika jumlah subyek lebih dari 100, maka dapat diambil
10 – 15% atau 20-25%. Sampel dalam penelitian ini adalah 32 ibu.
3. Teknik sampling
Teknik sampling adalah proses menyeleksi porsi dari populasi untuk
dapat mewakili populasi. Cara-cara yang ditempuh dalam pengambilan
sampel, agar memperoleh sampel yang benar-benar sesuai dengan
keseluruhan objek penelitian (Nursalam, 2009). Pengambilan sampel yaitu
dengan sampling jenuh.
Menurut Sugiyono (2010), sampling jenuh adalah teknik penentuan
sampel bila semua anggota populasi digunakan sebagai sampel. Sampel
dalam penelitian ini adalah 32 ibu bekerja yang mempunyai anak 0-6
bulan.
l
D. Instrumen Penelitian
Instrumen penelitian ini adalah kuesioner tertutup yang diisi oleh
responden. Kuesioner adalah sejumlah pertanyaan tertulis yang digunakan
untuk memperoleh informasi dari responden dalam arti laporan tentang hal-hal
yang ia ketahui dan sudah disediakan jawabannya (Arikunto, 2010).
Kuesioner diambil dari sumber teori tentang ASI Eksklusif. Kuesioner
dalam penelitian ini dengan kriteria positif (favourable) skor 1 untuk jawaban
benar dan skor 0 bila responden menjawab salah, pernyataan negative
(unfavourable) skor 0 untuk jawaban benar dan skor 1 untuk jawaban salah.
Tabel 3.1
Kisi-Kisi Pernyataan Penelitian
Variabel Sub Variabel
PernyataanJumlah
Soal Favourable Unfavourab
le
Tingkat
pengetahuan
Ibu bekerja
mempunyai
anak 0-6
bulan tentang
ASI Ekslusif
1. Pengertian 1,2 2
2. Manfaat Pemberian
ASI
3,4,6,7 5,8 6
3. Kandungan Gizi
dalam ASI
9,10,11,13
15
12,14 7
4. Cara Pemberian ASI 17,18,19,20 16, 5
5. Cara Memerah dan
Cara Penyimpanan
ASI
21,22,23,25
27
24,26 7
Jumlah 27
E. Uji Validitas dan Reliabilitas
Kuesioner untuk penelitian terlebih dahulu dilakukan uji validitas dan
reabilitas dengan karakteristik seperti sejenis di luar lokasi penelitian. Uji
Validitas dilakukan pada tanggal 4-10 Maret 2013 di Desa Tohudan Colomadu
Karanganyar terhadap 30 responden dengan 30 pernyataan.
li
1. Uji Validitas
Validitas adalah suatu ukuran yang dapat menunjukkan tingkat
kevalidan atau kesahihan sesuatu instrumen (Arikunto, 2010). Sebuah
instrumen dikatakan valid apabila mampu mengukur apa yang seharusnya
hendak diukur. Penelitian ini menggunakan uji validitas dengan rumus
product moment, yaitu:
Keterangan:
N : Jumlah responden
rxy : Koefisien korelasi product moment
x : Skor pertanyaan
y : Skor total
xy : Skor pertanyaan dikalikan skor total
Setelah dilakukan uji validitas dengan bantuan program SPSS for windows
versi 16.0 dari 30 pernyataan didapatkan nomor 7 dengan nilai 0,288 <
0,361, nomor pernyataan 21 dengan nilai rhitung 0,138 < 0361 dan nomor
23 dengan nilai rhitung 0,054 < 0,361, sehingga 3 pernyataan tidak valid
dikarenakan nilai rhitung < rtabel. Instrument dikatakan valid jika nilai rhitung >
rtabel, untuk selanjutnya nomor pernyataan yang tidak valid tidak digunakan
dalam kuesioner penelitian karena indikator pernyataan sudah mewakili
yang lain sehingga penelitian ini menggunakan 27 pernyataan.
( ) ( ) }Y - Y{N }XX{
YX. - XY . N
222 2ΣΣΣ−Σ
ΣΣΣ=
Nrxy
lii
2. Uji Reliabilitas
Reliabilitas menunjukkan pada suatu pengertian bahwa instrumen
cukup dapat dipercaya untuk digunakan sebagai alat pengumpul data
karena instrumen tersebut sudah baik. Instrumen yang baik tidak akan
bersifat tendensius, mengarahkan responden memilih jawaban-jawaban
tertentu. Apabila datanya memang benar sesuai dengan kenyataannya,
maka berapa kalipun diambil tetap akan sama hasilnya (Arikunto, 2006).
Untuk menguji reliabilitas instrumen, peneliti menggunakan Alpha
Chronbach dengan bantuan program komputer SPSS for Windows. Rumus
Alpha Chronbach adalah sebagai berikut:
��
���
� Σ−��
���
�
−=
t
b
k
kr
2
2
11 11 σ
σ
Keterangan:
r11 = Reliabilitas Instrument
k = Banyaknya butir pertanyaan atau banyaknya soal
��b2 = Jumlah varian butir
�t2 = Varians total
Setelah dilakukan uji reliabilitas didapatkan nilai alpha cronbach’s
sebesar 0,874, sehingga instrumen dikatakan reliabel. Dikatakan reliabel
jika nilai alpha cronbach’s > rkriteria (0,60) (Ghozali, 2005).
liii
F. Teknik Pengumpulan Data
Cara pengumpulan data dilakukan dengan cara memberikan lembar
pertanyaan persetujuan dan membagikan kuesioner pada ibu bekerja
mempunyai anak 0-6 bulan tentang ASI Eksklusif di Desa Blulukan Colomadu
Karanganyar, kemudian menjelaskan tentang cara pengisiannya. Responden
disuruh mengisi kuesioner dengan selesai dan kuesioner diambil pada saat itu
juga oleh peneliti. Data yang diperoleh terdiri dari:
1. Data Primer
Data primer diperoleh secara langsung dari sumbernya atau objek
penelitian oleh peneliti perorangan atau organisasi (Riwidikdo, 2006).
Dalam penelitian ini data primer didapatkan dari pengisian kuesioner
tentang ASI Eksklusif yang diisi Ibu bekerja mempunyai anak 0 – 6 bulan
di Desa Blulukan Colomadu Karanganyar.
2. Data Sekunder
Data sekunder adalah data yang didapat tidak secara langsung dari
objek penelitian (Riwidikdo, 2006). Data sekunder didapatkan dari data
berdasarkan dari data demografi ibu, jumlah ibu dan identitas ibu bekerja
mempunyai anak 0 – 6 bulan di Desa Blulukan Colomadu Karanganyar.
G. Variabel penelitian
Variabel penelitian adalah segala sesuatu yang berbentuk apa saja yang
ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari sehingga diperoleh informasi tentang
hal tersebut, kemudian ditarik kesimpulannya (Sugiyono, 2007). Dalam
penelitian hanya menggunakan variabel tunggal yaitu tingkat pengetahuan ibu
yang bekerja tentang ASI Eksklusif.
liv
H. Definisi Operasional
Definisi operasional merupakan definisi yang membatasi ruang lingkup
atau pengertian variabel-variabel yang diamati atau diteliti
(Notoatmodjo, 2010).
Tabel 3.2
Definisi Operasional
Nama
Variabel
Pengertian Indikator Alat Ukur Skala
Pengetahuan
Ibu bekerja
mempunyai
anak 0-6
bulan di Desa Blulukan
Colomadu
Karanganyar
tentang ASI
Eksklusif.
Kemampuan
Ibu bekerja
menjawab
dengan benar
tentang ASI Eksklusif
1. Baik : Bila nilai
responden yang
diperoleh (x) > mean + 1
SD
2. Cukup : Bila nilai responden mean -1 SD �
x � mean + 1 SD
3. Kurang : Bila nilai
responden yang
diperoleh (x) < mean – 1
SD
Kuesioner Ordinal
I. Metode Pengolahan dan Analisa Data
1. Pengolahan Data
Setelah data terkumpul, maka langkah yang dilakukan berikutnya
adalah pengolahan data. Proses pengolahan data (Notoatmodjo, 2010)
adalah:
a. Editing
Kegiatan ini dilakukan dengan cara memeriksa data hasil jawaban
dari kuesioner yang telah diberikan kepada responden dan kemudian
dilakukan koreksi apakah telah terjawab dengan lengkap. Editing
dilakukan di lapangan sehingga bila terjadi kekurangan atau tidak
sesuai dapat segera dilengkapi.
lv
b. Coding
Kegiatan ini memberi kode angka pada kuesioner terhadap tahap-
tahap dari jawaban responden agar lebih mudah dalam pengolahan data
selanjutnya.
c. Tabulating
Kegiatan ini dilakukan dengan cara menghitung data dari jawaban
kuesioner responden yang sudah diberi kode, kemudian dimasukkan ke
dalam tabel.
d. Memasukkan Data (Data Entri) atau processing
Memasukkan data yaitu jawaban dari masing-masing responden
dalam bentuk kode (angka atau huruf) dimasukkan ke dalam program
atau soffware komputer.
e. Pembersihan data (Cleaning)
Apabila semua data dari setiap sumber data atau responden selesai
dimasukkan, perlu dicek kembali untuk melihat kemungkinan adanya
kesalahan-kesalahan kode, ketidak lengkapan dan sebagainya,
kemudian di lakukan pembetulan atau koreksi, Proses ini disebut
pembersihan data (data cleaning).
2. Analisis Data
Menurut Notoatmodjo (2005), analisa univariat yaitu menganalisa
terhadap tiap variabel dari hasil tiap penelitian untuk menghasilkan
distribusi frekuensi dan presentase dari tiap variabel. Penelitian ini hanya
mendeskirpsikan pengetahuan responden tentang Tingkat Pengetahuan Ibu
lvi
bekerja yang mempunyai anak 0 – 6 bulan tentang ASI Eksklusif di Desa
Blulukan Colomadu Karanganyar.
Menurut Riwidikdo (2009), maka digunakan perhitungan sebagai
berikut:
Baik : Bila nilai responden yang diperoleh (x) > mean + 1 SD
Cukup : Bila nilai responden mean -1 SD � x � mean + 1 SD
Kurang : Bila nilai responden yang diperoleh (x) < mean – 1 SD
Menurut Notoatmodjo (2007), rumus mean yaitu:
Rumus : X = n
x�
Keterangan :
X : Rata-rata ( mean )
� x : Jumlah seluruh jawaban responden
n : Jumlah responden
Simpangan baku (standard deviation) adalah ukuran yang dapat
dipakai untuk mengetahui tingkat penyebaran nilai-nilai (data) terhadap
rata-ratanya.
Rumus :
SD = 1
)( 2
2
−
−��
n
n
xixi
Keterangan:
x : Nilai responden
n : Jumlah responden
lvii
Untuk mendapatkan distribusi persentase pengetahuan Ibu bekerja
tentang ASI Eksklusif digunakan rumus persentase.
Menurut Silalahi (2012), rumus persentase yaitu:
fi
Persen = ––– x 100 n
fi = Frekuensi
n = total kasus
J. Etika Penelitian
Setelah mendapat persetujuan, peneliti mulai melakukan penelitian
dengan memperhatikan masalah etika menurut Hidayat (2007), meliputi :
1. Informed Consent ( lembar persetujuan menjadi responden)
Sebelum lembar persetujuan diberikan pada subyek penelitian peneliti
menjelaskan maskud dan tujuan penelitian yang akan dilakukan serta
manfaat yang dilakukannya penelitian. Setelah diberikan penjelasan,
lembar persetujuan diberikan kepada subyek penelitian. Jika subyek
penelitian bersedia diteliti maka mereka harus menandatangani lembar
persetujuan, namun jika subyek penelitian menolak untuk diteliti maka
mereka harus menandatangani lembar persetujuan, namun jika subyek
penelitian menolak untuk diteliti maka peneliti tidak akan memaksa dan
tetap menghormati haknya.
lviii
2. Anonimity (tanpa nama)
Untuk menjaga kerahasiaan subyek penelitian, peneliti tidak
mencantumkan namanya pada lembar pengumpulan data, cukup dengan
inisial dan memberi nomor pada masing–masing lembar tersebut.
3. Confidentiality (kerahasiaan)
Kerahasiaan semua informasi yang diperoleh oleh subyek penelitian
dijamin oleh peneliti, hanya kelompok data tertentu saja yang akan
disajikan atau dilaporkan pada hasil penelitian.
K. Jadwal Penelitian
Terlampir
lix
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian
Penelitian ini dilakukan di Desa Blulukan Kecamatan Colomadu
Kabupaten Karanganyar. Secara geografis Desa Blulukan berada di daerah
perbatasan antara kota Surakarta dan Boyolali. Desa Blulukan berbatasan
langsung dari sebelah Utara dengan Kabupaten Boyolali, sebelah Barat
Kabupaten Boyolali, batas sebelah Selatan Kabupaten Sukoharjo sebelah
Timur berbatasan langsung Kota Surakarta.
Sarana kesehatan yang bisa di dapat Desa Blulukan, seperti puskesmas,
rumah bersalin, apotek, rumah sakit dikarenakan letak wilayahnya yang
berdekatan dengan Kota sehingga mempermudah masyarakat untuk memenuhi
kesehatan bagi masyarakat Desa Blulukan. Pada saat dilakukan penelitian
terdapat 32 ibu bekerja yang menyusui anak 0-6 bulan.
B. Hasil Penelitian
Penelitian ini mengambil judul “Tingkat Pengetahuan Ibu Bekerja
yang mempunyai anak 0-6 bulan tentang ASI Eksklusif di Desa Blulukan
Colomadu Karanganyar” untuk mengetahui tingkat pengetahuan terlebih
dahulu mencari nilai mean dan standar deviasi, hasil dapat dilihat pada tabel di
bawah ini :
lx
1. Hasil Perhitungan Mean dan Standar Deviasi
Tabel 4.1 Mean dan Standar Deviasi
Variabel Mean Standar Deviasi
Tingkat Pengetahuan Ibu
Bekerja yang mempunyai
anak 0-6 bulan tentang ASI
Eksklusif
19,7 3,9
Setelah dilakukan perhitungan didapatkan nilai mean sebesar 19,7 dan
standari deviasi sebesar 3,9.
2. Hasil Penelitian
Berdasarkan nilai mean dan standar deviasi dapat dikategorikan 3 tingkat
pengetahuan ibu bekerja yang mempunyai anak 0-6 bulan tentang ASI
Eksklusif di Desa Blulukan Colomadu Karanganyar, tingkat pengetahuan
dapat dilihat pada tabel di bawah ini:
Tabel 4.1 Tingkat Pengetahuan Ibu Bekerja yang mempunyai anak 0-6 bulan tentang ASI Eksklusif di Desa Blulukan Colomadu
Karanganyar
No Pengetahuan Jumlah Persentase
(%)
1
2 3
Baik
Cukup Kurang
5
24 3
15,6
75,0 9,4
Total 32 100
Sumber: Data Primer, 2013
Berdasarkan Tingkat Pengetahuan Ibu Bekerja yang mempunyai anak
0-6 bulan tentang ASI Eksklusif di Desa Blulukan Colomadu Karanganyar
dapat dikategorikan pengetahuan baik sebanyak 5 responden (15,6%),
pengetahuan cukup sebanyak 24 responden (75,0%) dan pengetahuan
kurang sebanyak 3 responden (9,4%). Jadi tingkat Pengetahuan Ibu Bekerja
yang mempunyai anak 0-6 bulan tentang ASI Eksklusif di Desa Blulukan
Colomadu Karanganyar dalam kategori pengetahuan cukup yaitu sebanyak
24 responden (75,0%).
Tingkat Pengetahuan Ibu Bekerja yang mempunyai anak 0-6 bulan
tentang ASI Eksklusif di Desa Blulukan Colomadu Karanganyar dapat
digambarkan dengan diagram batang di bawah ini, yaitu:
Gambar 4.1 Diagram Batang Tingkat Pengetahuan tentang ASI Eksklusif
C. PEMBAHASAN
Berdasarkan Tingkat Pengetahuan Ibu Bekerja yang mempunyai anak
0-6 bulan tentang ASI Eksklusif di Desa Blulukan Colomadu Karanganyar
dapat dikategorikan pengetahuan baik sebanyak 5 responden (15,6%),
pengetahuan cukup sebanyak 24 responden (75%) dan pengetahuan kurang
sebanyak 3 responden (9,4%).
Pengetahuan (knowledge) adalah hasil tahu dari manusia, yang sekedar
menjawab pertanyaan “what”. Pengetahuan adalah apa yang diketahui oleh
manusia atau hasil pekerjaan manusia menjadi tahu (Notoatmodjo, 2010).
Baik Cukup Kurang
5(15,6%
)
24(75,0%
)3
(9,4%)
Tingkat Pengetahuan tentang
ASI Eksklusif
���� ����� ����
lxii
Pengetahuan itu merupakan milik atau isi pikiran manusia yang merupakan
hasil dari proses usaha manusia untuk tahu (Nashrulloh, 2009).
Faktor yang mempengaruhi pengetahuan pendidikan. Pendidikan adalah
suatu usaha untuk mengembangkan kepribadian dan kemampuan di dalam dan
di luar sekolah dan berlangsung seumur hidup. Pendidikan mempengaruhi
proses belajar, makin tinggi pendidikan seeorang makin mudah orang tersebut
untuk menerima informasi, dalam penyampaian informasi sebagai tugas media
masa membawa pula pesan-pesan yang berisi sugesti yang dapat mengarahkan
opini seseorang. Sosial budaya dan ekonomi, kebiasaan dan tradisi yang
dilakukan orang-orang tanpa melalui penalaran apakah yang dilakukan baik
atau buruk seseorang akan bertambah pengetahuannya walaupun tidak
melakukan. Status ekonomi seseorang juga akan menentukan tersedianya suatu
fasilitas yang diperlukan untuk kegiatan tertentu, sehingga status sosial
ekonomi ini akan mempengaruhi pengetahuan seseorang. Lingkungan,
lingkungan berpengaruh terhadap proses masuknya pengetahuan ke dalam
individu yang berada dalam lingkungan tersebut. Hal ini terjadi karena adanya
interaksi timbal balik ataupun tidak yang akan direspon sebagai pengetahuan
oleh setiap individu. Pengalaman, Pengalaman sebagai sumber pengetahuan
adalah suatu cara untuk memperoleh kebenaran pengetahuan dengan cara
mengulang kembali pengetahuan yang diperoleh dalam memecahkan masalah
yang dihadapi masa lalu. Pengalaman belajar dalam bekerja yang
dikembangkan memberikan pengetahuan dan keterampilan professional serta
pengalaman belajar selama bekerja akan dapat mengembangkan kemampuan
mengambil keputusan. Usia, usia mempengaruhi terhadap daya tangkap dan
lxiii
pola pikir seseorang. Semakin bertambah usia akan semakin berkembang pula
daya tangkap dan pola pikirnya, sehingga pengetahuan yang diperolehnya
semakin membaik (Cahyonoputra, 2009).
ASI eksklusif adalah pemberian ASI saja sejak bayi dilahirkan sampai
sekitar 6 bulan. Selama itu bayi tidak diharapkan mendapat tambahan cairan
lain seperti susu formula, air jeruk, air teh , madu, air putih. Pada pemberian
ASI eksklusif bayi juga tidak diberikan makanan tambahan seperti pisang,
biskuit, bubur susu, tim dan sebagainya (Suradi, 2004).
Untuk mencapai ASI eksklusif, WHO dan UNICEF merekomendasikan
metode tiga langkah. Langkah pertama adalah menyusui segera setelah
melahirkan. Langkah kedua tidak memberikan makanan tambahan apapun
pada bayi. Langkah ketiga menyusui sesering dan sebanyak yang diinginkan
bayi. Melalui tiga langkah tersebut, diharapkan tujuan menyusui secara
eksklusif dapat tercapai (Suryoprajogo, 2009). Ibu bekerja adalah seorang ibu
yang bekerja di luar rumah untuk mendapatkan penghasilan di samping
membesarkan dan mengurus anak di rumah (Encyclopedia of Children’s
Health, 2011).
Hasil dari penelitian tingkat pengetahuan ibu bekerja yang mempunyai
anak 0-6 bulan tentang ASI Eksklusif di Desa Blulukan Colomadu
Karanganyar mayoritas pada tingkat pengetahuan cukup.� Hal ini dikarenakan
masih banyak ibu yang kurang mengetahui tentang kandungan gizi dalam ASI
dan cara memeras ASI serta cara penyimpanan ASI. Kemungkinan
dipengaruhi oleh faktor informasi, semakin banyak memperoleh informasi
maka seseorang cenderung mempunyai pengetahuan yang lebih luas. Masih
kurangnya informasi yang didapatkan responden kemungkinan berasal dari
lxiv
kurangnya pemahaman ibu tentang pengetahuan yang didapat baik dari tenaga
kesehatan atau sumber informasi lainya seperti media masa, dimana informasi
diperoleh baik secara langsung maupun tidak langsung, dari tempat-tempat
pelayanan kesehatan (Posyandu), atau media masa (Koran). Serta pengalaman,
semakin banyak pengalaman seseorang terhadap objek atau peristiwa makin
luas pula pengetahuan yang di dapat sehingga responden mampu mengambil
keputusan dengan tepat. Pengalaman menyusui kemungkinan di pengaruhi
oleh kebiasaan menyusui pada anak sebelumnya sehingga berpengaruh
terhadap keputusan ibu untuk menyusui atau tidak.
D. Keterbatasan Penelitian
1. Kendala
Pada saat pengambilan data sangat sulit untuk mengumpulkan responden
dalam satu waktu sehingga menunggu pada saat kegiatan posyandu.
2. Kelemahan
a. Variabel penelitian ini merupakan variabel tunggal, sehingga hasil
penelitian terbatas pada pengetahuan. Penelitian ini akan berbeda hasil
jika menggunakan lebih dari 1 variabel penelitian.
b. Kuesioner yang digunakan kuesioner tertutup sehingga responden hanya
bisa menjawab “benar” atau “salah” dan jawaban responden belum bisa
untuk mengukur pengetahuan secara mendalam.
lxv
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Penelitian ini mengambil judul “Tingkat Pengetahuan pengetahuan
ibu bekerja yang mempunyai anak 0-6 bulan tentang ASI Eksklusif di Desa
Blulukan Colomadu Karanganyar” dengan 32 responden. Tingkat
pengetahuan responden dapat disimpulkan sebagai berikut:
d. Tingkat pengetahuan ibu bekerja yang mempunyai anak 0-6 bulan
tentang ASI Eksklusif di Desa Blulukan Colomadu Karanganyar pada
tingkat baik sebanyak 5 responden (15,6%)
e. Tingkat pengetahuan ibu bekerja yang mempunyai anak 0-6 bulan
tentang ASI Eksklusif di Desa Blulukan Colomadu Karanganyar pada
tingkat pengetahuan cukup sebanyak 24 responden (75,0%).
f. Tingkat pengetahuan ibu bekerja yang mempunyai anak 0-6 bulan
tentang ASI Eksklusif di Desa Blulukan Colomadu Karanganyar pada
tingkat kurang sebanyak 3 responden (9,4%).
B. Saran
Berdasarkan kesimpulan di atas saran yang diberikan penulis yaitu:
5. Responden
Diharapkan lebih meningkatkan pengetahuan tentang ASI Eksklusif
dengan aktif mengikuti penyuluhan, banyak membaca dan tetap
lxvi
memberikan ASI Eksklusif selama 6 bulan tanpa diberikan makanan atau
minuman tambahan pada bayi.
6. Posyandu
Diharapkan dapat meningkatkan pelayanan dengan aktif memberikan
penyuluhan-penyuluhan kepada masyarakat khususnya tentang ASI
Ekslusif sehingga akan tercapai pemberian ASI Eksklusif pada bayi.
7. Desa Blulukan Colomadu Karanganyar
Diharapkan masyarakat Desa Blulukan Colomadu Karanganyar
bekerja sama dengan tenaga kesehatan untuk meningkatkan informasi
dengan melakukan penyuluhan khususnya pengetahuan tentang ASI
Eksklusif.
8. Institusi Pendidikan
Diharapkan hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai sumber
bacaan atau dijadikan referensi untuk peningkatan kualitas pendidikan
kebidanan khususnya tentang ASI Eksklusif.
9. Peneliti Selanjutnya
Diharapkan untuk peneliti selanjutnya dapat mengembangkan
penelitian dengan variabel yang lebih, sehingga akan didapatkan penelitian
yang lebih bervariasi.
lxvii
DAFTAR PUSTAKA
Arikunto, S, 2006, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik, Jakarta: Rineka
Cipta
–––––––––––––––, 2010, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik, Jakarta: Rineka Cipta.
Budiarto, E, 2003, Metodologi Penelitian Kedokteran, Jakarta : EGC
Cadwell, K, 2011, Buku Saku Manajemen Laktasi, Jakarta: EGC
Cahyonoputra, 2009, Pengetahuan dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhi, diakses
http://forbetterhealth.wordpress.com, 23 Oktober 2012
Depkes, 2010, Target MDGs Bidang Kesehatan. http://www//1456-depkes-target-
mdgs-bidang-kesehatan.html. Diakses tanggal 12 Februari 2012
Encyclopedia of Children’s Health, 2011, Working Mothers.
http://www.enotes.com/childrens-health-encyclopedia. diakses 29 November
2012
Ghozali, I, 2005, Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program SPSS/ Semarang
: Badan Penerbit Universitas Diponegoro.
Hidayat, A, A, 2007, Metode Penelitian Kebidanan dan Teknik Analisa Data, Jakarta: Salemba Medik
Nasrulloh, A, 2009, Perbedaan Antara Ilmu dan Pengetahuan, melalui
http://www.filsafatindonesia1001.wordpress.com. Diakses 23 Okotber 2012
Nototatmodjo, S, 2005, Metodologi Penelitian, Jakarta : Rineka Cipta
––––––––––––––––––––, 2007, Kesehatan Masyarakat : Ilmu dan Seni, Jakarta : Rineka
Cipta
––––––––––––––––––––, 2010, Metodologi Penelitian, Jakarta : Rineka Cipta
Nursalam, 2008, Konsep dan Penerapan Metodologi Penelitian Ilmu
Keperawatan. Jakarta: Salemba Medika
Prasetyono, D,S, 2012, Buku Pintar ASI Eksklusif, Jogjakarta : Diva Press
Riksani, R, 2012, Keajaiban ASI (Air Susu Ibu), Jakarta: Dunia Sehat
lxviii
Riwidikdo, H, 2009 Statistik Penelitian Kesehatan dengan Aplikasi Program R
dan SPSS, Yoyakarta: Pustaka Rihana
Roesli, U, 2008, Inisiasi Menyusu Dini Plus ASI Eksklusif, Jakarta: Pustaka Bunda
Saleha, S, 2009, Asuhan Kebidanan pada Masa Nifas, Jakarta: Salemba Medika
Sapriyudi, 2009, Pengaruh Pemberian Pendidikan Kesehatan TerhadapPengetahuan Dan Sikap Ibu Hamil Tentang ASI Eksklusif di
Wilayah Kerja Puskesmas Tegalrejo, http://www.publikasi.umy.ac.id/index.php/psik/article/view/2071. Diakses
tanggal 11 Desember 2012
Silalahi, U, 2012, Metode Penelitian Sosial, Bandung: PT. Refika Aditama
Soetjiningsih, 2012, Tumbuh Kembang Anak, Jakarta : EGC
Sugiyono, 2010, Statistik Untuk Penelitian, Bandung: Alfabeta.
Suradi, R, 2004, Bahan Bacaan Manajemen Laktasi, Jakarta: Perinasia
Suryoprajogo, M, 2009, Keajaiban Menyusui, Yogyakarta: Keyword