pembelajaran model discovery learning dalam …eprints.ums.ac.id/68496/10/naskah...

14
PEMBELAJARAN MODEL DISCOVERY LEARNING DALAM MENGETAHUI KEMAMPUAN BERFIKIR KRITIS SISWA MATA PELAJARAN EKONOMI KELAS XI SMAN COLOMADU Disusun Sebagai Salah Satu Syarat Menyelesaikan Program Studi Strata I Pada Jurusan Pendidikan Akuntansi Fakultas Keguruan Dan Ilmu Pendidikan Oleh: WANDA ARVITANINGTYAS A210140119 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AKUNTANSI FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA 2018

Upload: lediep

Post on 04-Apr-2019

242 views

Category:

Documents


1 download

TRANSCRIPT

PEMBELAJARAN MODEL DISCOVERY LEARNING DALAM MENGETAHUI KEMAMPUAN BERFIKIR KRITIS SISWA MATA

PELAJARAN EKONOMI KELAS XI SMAN COLOMADU

Disusun Sebagai Salah Satu Syarat Menyelesaikan Program Studi Strata I Pada Jurusan Pendidikan Akuntansi Fakultas Keguruan Dan Ilmu Pendidikan

Oleh:

WANDA ARVITANINGTYAS

A210140119

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AKUNTANSI

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA

2018

  

1

PEMBELAJARAN MODEL DISCOVERY LEARNING DALAM

MENGETAHUI KEMAMPUAN BERFIKIR KRITIS SISWA MATA

PELAJARAN EKONOMI KELAS XI SMA NEGERI COLOMADU

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan :1) Untuk mendeskripsikan proses pembelajaran menggunakan model pembelajaran discovery learning di SMA Negeri Colomadu 2)Untuk mendeskripsikan faktor penghambatan dan pendukung pembelajaran model discovery learning di SMA Negeri Colomadu. Jenis penelitian ini adalah penelitian kualitatif. Subjek penelitian adalah kepala sekolah dan guru ekonomi. Obyek penelitian adalah di SMA Negeri Colomadu. Penelitian dilakukan dengan melakukan wawancara mendalami observasi, dan dokumentasi. Hasil penelitian ini adalah 1) Proses pembelajaran menggunakan model pembelajaran discovery learning di SMA Negeri Colomadu sudah baik dapat di lihat dari segi kesiapan sekolah,kesiapan guru, dan persepsi guru kelas, namun belum bisa dikatakan sempurna, karena tidak semua kelas atau peserta didik dapat dirubah kebiasaannya, mulai dari kebiasaan pada kurikulum sebelumnya secara konvensional. 2) Faktor pendukung dalam pembelajaran discovery learning di SMA Negeri Colomadu adalah sekolah telah menyediakan fasilitas atau alat peraga berupa komputer serta perlengkapan buku-buku pendukung di perpustakaan mendukung dalam proses pembelajaran, namun fasilitas yang disediakan belum secara maksimal. Adapun faktor penghambat masih ada kesulitannya baik dalam penilaiannya, medianya yang sedikit banyaknya mempengaruhi strategi dan metode pembelajarannya.

Kata kunci : pembelajaran discovery learning berpikir kritis siswa

ABSTRACT

University.2018 This study aims to describe: 1) To deckription the learning process using discovery learning learning model at Colomadu Public High School 2) To deckription the inhibiting and supporting factors of discovery learning model learning at Colomadu State High School. This type of research is qualitative research. Research subjects were principals and economic teachers. The object of research is in Colomadu State High School. The research was carried out by conducting interviews in depth observation, and documentation. The results of this study are 1) the learning process usinglearning model discovery learning in Colomadu State High School is good in terms of school readiness, teacher readiness, and classroom teacher perceptions, but it cannot be said to be perfect, because not all classes or student can change their habits, starting from the habits in the previous

  

2

curriculum conventionally. 2) suppoting factors in discovery learning in Colomadu Public High School are schools that have provided facilities or teaching aids in the library supporting the learning process, but the facilities provided are not maximized. As for the inhibiting factors there are still difficulties both in their assessment, the medium which is more or less influencing the learning strategies and methods.

Keywords: discovery learning critical thinking of students

1. PENDAHULUAN

Seiring berkembangnya zaman, sistem pendidikan turut berkembang dengan

signifikan sehingga banyak merubah pola pikir guru dari pola pikir yang awam dan

kaku menjadi lebih modern. Hal tersebut sangat berpengaruh dalam kemajuan

pendidikan di Indonesia. Menyikapi hal tersebut pakar-pakar pendidikan mengkritisi

dengan cara mengungkapkan dengan teori pendidikan yang sebenarnya untuk

mencapai tuntutan pendidikan yang sesuangguhnya. Pikiran dasar bahwa pendidikan

adalah bimbingan dari pola pikir anak usia dini sampai menjadi dewasa. Tentu saja

pikiran ini akan adanya perubahan untuk menjadi yang semakin baik dan mengikuti

perkembangan yang terjadi di masyarakat.

Berbicara tentang fungsi dan tujuan pendidikan nasional tidak jauh dari kata

kurikulum sebagai sarana meningkatkan mutu pendidikan dalam proses

pembelajaran siswa. Di dunia pendidikan, kurikulum adalah suatu sistem yang

sangat penting karena menjalankan alur pendidikan yang mana mempunyai struktur

dan tatanan sendiri yang bertujuan untuk meningkatkan kualitas pembelajaran,

pengajaran dan pembelajar sehingga menghasilkan peserta didik yang aktif, inovatif,

berpotensi, berfikir kreatif , berpengetahuan luas, terampil, efektif dan mandiri.

Posisi siswa sendiri didalam memperoleh kualitas pelajaran sangat tergantung pada

siswa itu sendiri, namun keberhasilan siswa didalam pembelajaran berhasil atau

tidaknya, faham atau tidaknya, serta semangat belajar semua itu ditempatkan pada

kurikulum yang dipakai, guru, sekolah, zaman, perilaku dan kebiasaan peserta didik.

Oleh sebab itu, kurikulum pendidikan sangatlah berat untuk mencocokkan antara

sistem kurikulum itu sendiri dengan unit pendidikan ( siswa, guru dan sekolah) yang

dilatar belakangi oleh sosial budaya, iptek, system politik, dan perekonomian.

  

3

Wina Sanjaya (2007: 224) mengatakan bahwa salah satu kelemahan proses

pembelajaran yang dilaksanakan para guru adalah kurang adanya usaha

pengembangan kemampuan berpikir siswa. Dalam setiap proses pembelajaran pada

mata pelajaran apapun guru lebih banyak mendorong agar siswa dapat menguasai

sejumlah materi pelajaran.

Salah satu model pembelajaran yang dipandang dapat membantu dan

memfasilitasi siswa supaya lebih aktif dan menggunakan kemampuan berpikirnya

adalah model pembelajaran Discovery Learning. Dalam sistem belajar mengajar,

guru menyajikan bahan pelajaran yang tidak dalam bentuk final (Taufik, 2010: 6).

Discovery Learning menurut J. Bruner (2007: 133) adalah metode belajar yang

mendorong siswa untuk mengajukan pertanyaan dan menarik kesimpulan dari

prinsip-prinsip umum praktis contoh pengalaman. dasar ide J. Bruner ialah pendapat

dari piaget yang menyatakan bahwa anak harus berperan secara aktif didalam belajar

di kelas. Untuk itu Bruner memakai cara dengan apa yang disebutnya Discovery

Learning, yaitu dimana siswa mengorganisasikan bahan yang dipelajari dengan suatu

bentuk akhir.

Model pembelajaran Discovery Learning cocok diterapkan di era globalisasi

ini dimana ilmu teknologi semakin berkembang sehingga siswa mampu memperoleh

sumber belajar darimanapun dengan mudah. Pendekatan yang teacher centered,

dimana perkuliahan berpusat pada pendidik dengan penekanan pada peliputan dan

penyebaran materi, sementara pemelajar kurang aktif, sudah tidak memadai untuk

tuntutan era pengetahuan ini (Amir. 2009. 4).

Mata pelajaran ekonomi adalah mata pelajaran yang membahas

perekonomian di masyarakat. Tujuan dari mata pelajaran ekonomi adalah agar siswa

memiliki kemampuan sebagai berikut: (1) Memahami sejumlah konsep ekonomi

untuk mengkaitkan peristiwa dan masalah ekonomi dengan kehidupan sehari-hari,

terutama yang terjadi dilingkungan individu, rumah tangga, masyarakat dan negara.

(2) Menampilkan sikap ingin tahu terhadap sejumlah konsep ekonomi yang

diperlukan untuk mendalami ilmu ekonomi. (3) Membentuk sikap bijak, rasional dan

bertanggung jawab dengan memiliki pengetahuan dan keterampilan ilmu ekonomi,

manajemen dan akuntansi yang bermanfaat bagi diri sendiri, rumah tangga,

  

4

masyarakat dan negara. (4) Membuat keputusan yang bertanggung jawab mengenai

nilai-nilai sosial ekonomi dalam masyarakat yang majemuk, baik dalam skala

nasional maupun internasional. rumah tangga, masyarakat dan negara. pembelajaran

ekonomi merupakan pembelajaran yang syarat akan materi analisis, studi kasus-

kasus yang terjadi dilapangan, dan berhubungan dengan kehidupan nyata, dengan

mengingat atau mengumpulkan pengalaman pribadi yang akan didiskusikan dengan

teman sekelompoknya, sehingga akan membentuk kemampuan berpikir kritis siswa.

Siswa atau peserta didik dapat belajar menemukan dan mengebangkan ide dan

potensi yang dimilikinya.

Banyak para ahli mengatakan pembelajaran menggunakan pendekatan

saintifik ilmiah/saintifik siswa bisa mengembangkan, pengetahuan dan keterampilan

yang siswa miliki. Siswa bisa menyelidiki fakta-fakta atau fenomena-fenomena yang

sedang terjadi. Artinya siswa diajarkan bagaimana cara menemukan kebenaran ilmu.

Discovery terjadi pada individu, terutama dalam proses mental untuk menemukan

konsep dan prinsip. Discovery dilakukan melalui observasi di dalam kelas. Sehingga

seseorang guru mengajar menggunakan model ini harus menjelaskan tugas apa yang

harus peserta didik lakukan. Apa tujuan dari tugas itu kemana mereka mencari

informasi, mengolah, membahas, dalam kelompoknya masing-masing. Tujuan

digunakan pendekatan saintifik dengan model pembelajaran discovery learning

adalah pembelajaran lebih menarik dan peserta didik lebih aktif. Pengetahuan siswa

semakin luas, interaksi dengan guru bisa berjalin dan peserta didik mencari

memecahkan masalah dari suatu permasalahan.

Faktanya jika siswa SMA Negeri Colomadu kesulitan dalam memahami

materi, terkadang membuatnya membuatnya menjadi malas lagi untuk mencoba

memahami materinya kembali. Dalam proses pembelajaran, yang mana dengan

kecanggihan teknologi sekarang membuatnya untuk menggali informasi melalui

internet, namun terkadang juga disalah gunakan untuk hal-hal yang tidak membawa

manfaat yang positif. Siswa dalam mengemukakan pendapat selalu membaca dari

internet, susah untuk memberikan pendapat sendiri. Siswa juga selalu bergantung

pada teman dalam belajar kelompok, bukannya ikut mengerjakan dan memberikan

pendapatnya justru malah ramai sendiri.

  

5

Model pembelajaran discovery learning dapat diterapkan diberbagai mata

pelajaran. Mata pelajaran ekonomi merupakan salah satu pelajaran di SMA yang

sangat penting untuk kemajuan perkembangan dunia kerja. Pelajaran ekonomi ini

menyajikan seluruh materi berkaitan dengan perekonomian ekonomi. Sebagian besar

dalam pelajaran ekonomi adalah berupa aktivitas manusia yang berhubugan dengan

produksi, distribusi, dan konsumsi,terhadap barang dan jasa. Jadi pelajaran ekonomi

ini merupakan pelajaran produktif yang di berikan kepada siswa agar siswa mampu

memahami yang sebenarnya kondisi perekonomian dalam masyarakat dan

pengetahuan tentang ilmu dasar lainnya.

Harapannya dengan menggunakan metode discovery learning, yaitu siswa

mampu menggunakan dan memadukan ilmu-ilmu pengetahuan yang dibutuhkannya

dalam rangka menanggulangi masalahnya. Melalui Pembelajaran Berdasarkan

Masalah (Discovery Learning) yang diawali dengan pemberian masalah pemicu

kepada siswa dapat menerapkan suatu model pembelajaran secara spiral (spiral

learning model) dengan memilih konsep dan prinsip yang terdapat dalam jumlah

cabang ilmu, sesuai kebutuhan masalah. Dengan diberi sejumlah masalah pemicu,

diharapkan sebagian besar/seluruh materi cabang ilmu dicakup dan kemampuan

siswa secara terus menerus melakukan pengembangan pengetahuannya tercapai.

Kemudian langkah-langkah Discovery Learning (DL) yang dilaksanakan melalui

diskusi kelompok dapat menghasilkan sejumlah keterampilan membuat catatan,

kemampuan kerjasama dalam kelompok, keterampilan berkomunikasi, keterbukaan,

karakter, literasi,berfikir kritis, kreatif, dan HOTS serta wawasan dan keterpaduan

ilmu pengetahuan.

Hal inilah yang menjadikan alasan peneliti untuk melakukan penelitian

dengan judul “Pembelajaran Model Discovery Learning Dalam Mengetahui

Kemampuan Berpikir Kritis Siswa Mata Pelajaran Ekonomi Kelas XI SMA Negeri

Colomadu”.

2. METODE PENELITIAN

Jenis penelitian ini merupakan penelitian kualitatif yaitu penelitian tentang data yang

dikumpulkan dan dinyatakan dalam bentuk kata, kalimat, skema, dan gambar yang

  

6

bertujuan mendapatkan informasi selengkap mungkin mengenai data yang

diinginkan. Desain penelitian ini merupakan penelitian kualitatif yang menggunakan

pendekatan kebudayaan (etnografi) yang bersifat deskriptif analitik. Penelitian yang

bersifat deskriptif analitik mengungkapkan bahwa data yang diperoleh seperti hasil

pengamatan, hasil wawancara, hasil pemotretan, analisis dokumen yang diperoleh

akan disajikan dalam bentuk uraian naratif. Bungin (2011: 181) mengemukakan

bahwa “Etnografi adalah analisis kelompok kebudayaan, masyarakat maupun suku

bangsa yang dilakukan secara sistematis dan dihimpun dari lapangan dalam kurun

waktu yang sama”. Subyek penelitian ini adalah kepala sekolah, guru dan siswa.

Metode pengumpulan data melalui observasi, wawancara dan dokumentasi.

Sedangkan teknik analisis data pada penelitian ini menurut Sugiyono (2010:247)

meliputi pengumpulan data, reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan,

penelitian ini menggunakan triangulasi sumber dengan cara mengumpulkan data

yang di peroleh dengan menggunakan beberapa sumber.

Harsono (2016 : 39) mengemukakan langkah-langkah etnografi pendidikan

menurut Spradley adalah sebagai berikut :a. Menetapkan informan, b.Melakukan

wawancara kepada informan, c.Membuat catatan etnografis, d.Mengajukan

pertanyaan deskriptif, e.Melakukan analisis wawancara etnografis, f.Membuat

analisis domain, g. Mengajukan pertanyaan struktural, h.Membuat analisis

taksonomik, i.Mengajukan pertanyaan kontras, j. Membuat analisis komponen,

k.Menemukan tema-tema budaya, l.Menulis etnografi

3. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

a. Proses pembelajaran menggunakan model pembelajaran discovery learning

di SMA Negeri Colomadu

Pembahasan hasil penelitian ini berisi tentang proses Discovery

Learning (DL) akan dijalankan bila pengajaran siap dengan segala perangkat

yang diperlukan (masalah, formulir perlengkap dan lain-lain) di SMA Negeri

Colomadu, dan hasil belajar siswa dengan menggunakan model Discovery

Learning (DL) di SMA Negeri Colomadu.

  

7

Adapun permasalahan yang akan dicari jawabannya dalam

penelitian ini adalah: Proses Pembelajaran Menggunakan Model

Pembelajaran discovery Learning (DL) di SMA Negeri Colomadu Hasil

diskusi dan dialog dengan guru pengampu mata pelajaran ekonomi di SMA

Negeri Colomadu bahwa dalam strategi pembelajaran dengan Discovery

Learning (DL) yaitu dengan membuat Rencana Pelaksanaan Pelajaran

(RPP). Kemudian dalam proses pembelajaran menggunakan Model

Pembelajaran Discovery Learning (DL) di SMA Negeri Colomadu, guru

pengampu mata pelajaran ekonomi yang menjadi fakta dalam penelitian

kemudian guru memberikan bimbingan agar siswa mengerti masalah mereka

sendiri kemudian siswa mencoba memikirkan ide-ide untuk memecahkan

masalah.

Mengacu pada penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Yoni

Sunaryo (2013), dapat disimpulkan bahwa peningkatan kemampuan berpikir

kritis dan kreatif matematik siswa yang pada pembelajaran penerapan model

pembelajaran berbasis masalah menunjukan sikap positif. Assosiasi antara

sikap siswa pada penerapan model pembelajaran berbasis masalah dan

peningkatan kemampuan berpikir kritis dan kreatif matematik siswa

menunjukkan assosiasi yang cukup kuat.

Pada penelitian Muhammad Risky (2015) dapat disimpulkan

bahwa dalam pembelajaran sosiologi menggunakan metode discovery

learning melibatkan secara maksimal seluruh kemampuan para peserta didik

untuk mencari dan menyelidiki secara sistematis kritis, logis, sehingga

mereka dapat menemukan sendiri pengetahuan sikap, dan keterampilan

sebagai perubahan perilaku.

Berdasarkan hasil analisis memiliki perbedaan dalam

pembelajaran discovery learning di Negeri Colomadu menunjukkan bahwa

Penerapan Pembelajaran discovery learning di Negeri Colomadu bertujuan

untuk mempersiapkan mutu pelajaran siswa. Persiapan dengan pembelajaran

discovery learning dengan tujuan meningkatkan mutu pendidikan. Guru

professional harus mampu mengembangkan persiapan mengajar yang baik,

  

8

logis dan sistematis karena disamping untuk melaksanakan pemebelajaran

persiapan tersebut mengemban sehingga guru dapat di pertanggungjawabkan

apa yang dilakukannya. Persiapan kurikulum dengan persiapan baik dengan

difasilitasi pemerintah bagi kepala sekolah dan guru melalui diklat tentang

Pembelajaran discovery learning. Untuk memperlancar jalannya kurikulum

ini juga dilakukan pendampingan. Pemberian motivasi kepada guru dengan

mempersiapkan dengan tujuan memberikan pemahaman serta merubah

pandangan dari pembelajaran konvensional ke keilmuan (scientific) dan

peningkatkan kemampuan mengajar dengan diadakan diklat serta kerja sama

dengan komite sekolah.

b. Faktor penghambat dan pendukung pembelajaran model discovery learning

di SMA Negeri Colomadu

Pada saat mengambil keputusan memperhatikan apa yang

menjadi alasan atau faktor penghambat dan faktor pendukung model

pembelajaran Discovery Learning (DL).

Mengacu pada penelitian yang dilakukan oleh Muhammad Sirril

Muna (2006) menyimpulkan bahwa faktor pendukung dan penghambat

keampuan berpikir kritis peserta didik dengan menggunakan strategi

discovery learning & exposition learning pada mata pelajaran Fiqih, faktor

pendukungnya dari segi internal yaitu tingkat intelegensi yang tinggi, rasa

penasaran dan keingintahuan peserta didik terhadap materi

pembelajaran,kepercayaan diri yang baik. Faktor pendukung dari segi

eksternal yaitu sikap pendidik yang terbuka dan humoris, motivasi belajar

dari orang tua dan pendidik, fasilitas sekolah yang memadai. Sedangkan

faktor penghambatnya dari segi internal yaitu egoisme peserta didik,

ketidaksiapan peserta didik menerima tugas. Faktor penghambat dari segi

eksternal yaitu Adanya masalah dalam keluarga peserta didik, kurangnya

pemberian motivasi, komunikasi dan pengertian dari keluarga, penggunaan

fasilitas elektronik di rumah yang kurang bijaksana.

Berdasarkan hasil penelitian tersebut adapun persamaan, faktor

pendukung yaitu dalam pembelajaran discovery learning di SMA Negeri

  

9

Colomadu bahwa Sekolah telah menyediakan fasilitas / alat peraga berupa

komputer serta perlengkapan buku-buku pendukung di perpustakaan. Dan

faktor penghambat yaitu masih ada kesulitannya baik dalam penilaiannya,

medianya yang sedikit banyaknya mempengaruhi strategi dan metode

pembelajarannya. Perbedaan pada penelitian sebelumnya diperuntukkan

pada mata pelajaran fiqih MA NU Nusantara, Sedangkan Penelitian ini

diperuntukkan pada mata pelajaran ekonomi di SMA Negeri Colomadu.

4. SIMPULAN

Berdasarkan penelitian yang elah dilakukan makadapat ditarik kesimpulan :

a. Proses pembelajaran menggunakan model pembelajaran discovery

learning di SMA Negeri Colomadu sudah baik dapat di lihat dari segi

kesiapan sekolah,kesiapan guru, dan persepsi guru kelas, namun belum

bisa dikatakan sempurna, karena tidak semua kelas atau peserta didik

dapat dirubah kebiasaannya, mulai dari kebiasaan pada kurikulum

sebelumnya secara konvensional.

b. Faktor pendukung dalam pembelajaran discovery learning di SMA

Negeri Colomadu adalah sekolah telah menyediakan fasilitas atau alat

peraga berupa komputer serta perlengkapan buku-buku pendukung di

perpustakaan mendukung dalam proses pembelajaran, namun fasilitas

yang disediakan belum secara maksimal. Adapun faktor penghambat

masih ada kesulitannya baik dalam penilaiannya, medianya yang sedikit

banyaknya mempengaruhi strategi dan metode pembelajarannya.

DAFTAR PUSTAKA

Amir, M. Taufiq. 2009. Inovasi Pendidikan Melalui Problem Based Learning: Bagimana Pendidik Memberdayakan Pemelajar Di Era Pengetahuan. Jakarta:Kencana Prenada Media Group.

Bungin, Burhan . 2011. “Penelitian kualitatif” . Jakarta: Kencana Pradana

Bruner, J. 2007. “Constructivism dan Discovery Learning 3”. Cambridge MA. Hanvard Universitas Press.

  

10

Harsono.2016. Etnografi Pendidikan: Suatu Desain Penelitian Kualitatif.Sukoharjo.Jasmine

Muna, Muhammad Sitril. 2016. Implementasi strategi Discovery Learning dan Exposition Learning dalam Meningkatkan Berpikir Kritis. Skripsi S1. Kudus. STAIN Kudus

Sanjaya,Wina. 2007. Kurikulum dan Pembelajaran. Jakarta: Kencana Prenada Media Group

Sugiyono .2010. Metode Penelitian Kualitatif Dan R&D. Bandung: Alfabeta

Taufik. 2010. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta:Inti Prima.