tingkat akurasi indikator analisis teknikal dalam

161
TINGKAT AKURASI INDIKATOR ANALISIS TEKNIKAL DALAM MENENTUKAN SINYAL JUAL DAN SINYAL BELI SAHAM PADA PERUSAHAAAN SUB SEKTOR KONSTRUKSI BANGUNAN YANG TERDAFTAR DI BEI PERIODE 2013 2017 SKRIPSI Diajukan Kepada Fakultas Ekonomi dan Bisnis Untuk Memenuhi Syarat Syarat Meraih Gelar Sarjana Ekonomi Oleh : CYNTHIA DEWI NIM : 11140810000097 JURUSAN MANAJEMEN FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 1440 H / 2018

Upload: others

Post on 10-May-2022

17 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: TINGKAT AKURASI INDIKATOR ANALISIS TEKNIKAL DALAM

TINGKAT AKURASI INDIKATOR ANALISIS TEKNIKAL DALAM

MENENTUKAN SINYAL JUAL DAN SINYAL BELI SAHAM

PADA PERUSAHAAAN SUB SEKTOR KONSTRUKSI

BANGUNAN YANG TERDAFTAR DI BEI

PERIODE 2013 – 2017

SKRIPSI

Diajukan Kepada Fakultas Ekonomi dan Bisnis

Untuk Memenuhi Syarat – Syarat Meraih Gelar Sarjana Ekonomi

Oleh :

CYNTHIA DEWI

NIM : 11140810000097

JURUSAN MANAJEMEN

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

1440 H / 2018

Page 2: TINGKAT AKURASI INDIKATOR ANALISIS TEKNIKAL DALAM

i

TINGKAT AKURASI INDIKATOR ANALISIS TEKNIKAL DALAM

MENENTUKAN SINYAL JUAL DAN SINYAL BELI SAHAM

PADA PERUSAHAAAN SUB SEKTOR KONSTRUKSI

BANGUNAN YANG TERDAFTAR DI BEI

PERIODE 2013 – 2017

Skripsi

Diajukan Kepada Fakultas Ekonomi dan Bisnis

Untuk Memenuhi Syarat – Syarat Meraih Gelar Sarjana Ekonomi

Oleh :

CYNTHIA DEWI

NIM : 11140810000097

Di Bawah Bimbingan :

Pembimbing I

Dr. Pudji Astutiy, SE.,MM

NIDN: 0311065804

JURUSAN MANAJEMEN

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

1440 H/ 2018 M

Page 3: TINGKAT AKURASI INDIKATOR ANALISIS TEKNIKAL DALAM

ii

LEMBAR PENGESAHAN UJIAN KOMPREHENSIF

Pada hari Senin, 9 April 2018 telah dilakukan Ujian Komprehensif atas

mahasiswa:

1. Nama : Cynthia Dewi

2. NIM : 11140810000097

3. Jurusan : Manajemen

4. Judul Skripsi : Tingkat Akurasi Indikator Analisis Teknikal Dalam

Menentukan Sinyal Jual dan Sinyal Beli Saham pada

Perusahaan Sub Sektor Konstruksi Bangunan yang

Terdaftar di BEI Periode 2013 – 2017.

Setelah mencermati dan memperhatikan penampilan dan kemampuan yang

bersangkutan selama proses ujian komprehensif, maka diputuskan bahwa

mahasiswa tersebut di atas dinyatakan LULUS dan diberi kesempatan untuk

melanjutkan ke tahap Ujian Skripsi sebagai salah satu syarat untuk memperoleh

gelar Sarjana Ekonomi pada Jurusan Manajemen Fakultas Ekonomi dan Bisnis

Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.

Jakarta, 9 April 2018

1. Amalia, M.S.M (_______________________)

NIP. 1974082120091012005 Penguji I

2. Deni Pandu Nugraha, M.Sc (_______________________)

NIDN. 2012108503 Penguji II

Page 4: TINGKAT AKURASI INDIKATOR ANALISIS TEKNIKAL DALAM

iii

LEMBAR PENGESAHAN UJIAN SKRIPSI

Pada hari Jumat, 30 November 2018 telah dilakukan Ujian Skripsi atas nama

mahasiswa:

1. Nama : Cynthia Dewi

2. NIM : 11140810000097

3. Jurusan : Manajemen (Keuangan)

4. Judul Skripsi : Tingkat Akurasi Indikator Analisis Teknikal Dalam

Menentukan Sinyal Jual dan Sinyal Beli Saham pada

Perusahaan Sub Sektor Konstruksi Bangunan yang

Terdaftar di BEI Periode 2013 – 2017.

Setelah mencermati dan memperhatikan penampilan dan kemampuan yang

bersangkutan selama proses ujian skripsi, maka diputuskan bahwa mahasiswa

tersebut di atas dinyatakan LULUS dan skripsi ini diterima sebagai salah satu

syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi pada Jurusan Manajemen

Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah

Jakarta.

Jakarta, 30 November 2018

1. Dr. Titi Dewi Warninda, SE., M.Si ( )

NIP. 197312212005012002 Ketua

2. Dr. Hj. Pudji Astutiy, SE., MM ( )

NIDN. 0311065804 Sekertaris

3. Dr. Indoyama Nasaruddin, SE., MAB ( )

NIP. 197411272001121002 Penguji Ahli

4. Dr. Hj. Pudji Astutiy, SE., MM ( )

NIDN. 0311065804 Pembimbing I

Page 5: TINGKAT AKURASI INDIKATOR ANALISIS TEKNIKAL DALAM

iv

LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ILMIAH

Yang bertanda tangan dibawah ini:

Nama : Cynthia Dewi

NIM : 11140810000097

Fakultas : Ekonomi dan Bisnis

Jurusan : Manajemen

Dengan ini menyatakan dalam penulisan skripsi ini, saya:

1. Tidak menggunakan ide orang lain tanpa mampu mengembangkan

dan mempertanggung jawabkan.

2. Tidak melakukan plagiat terhadap naskah karya orang lain.

3. Tidak menggunakan karya orang lain tanpa menyebut sumber asli

atau tanpa ijin pemilik karya.

4. Tidak melakukan pemanipulasian dan pemalsuan data.

5. Mengerjakan sendiri karya ini dan mampu bertanggung jawab atas

karya ini.

Jikalau kemudian hari ada tuntutan dari pihak lain atas karya saya, dan telah

melakukan pembuktian yang dapat dipertanggungjawabkan, tenyata memang

ditemukan bukti bahwa saya telah melanggar pernyataan diatas, maka saya siap

dikenakan sanksi berdasarkan aturan yang berlaku di Fakultas Ekonomi dan Bisnis

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

Demikian pernyataan ini saya buat dengan sesungguhnya.

Jakarta, 01 November 2018

Yang menyatakan,

Cynthia Dewi

11140810000097

Page 6: TINGKAT AKURASI INDIKATOR ANALISIS TEKNIKAL DALAM

v

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

(Curriculum Vitae)

I. IDENTITAS PRIBADI

1. Nama : Cynthia Dewi

2. Tempat, Tanggal Lahir : Jakarta, 13 September 1996

3. Jenis Kelamin : Perempuan

4. Alamat : Jalan Semanggi 2 No. 51 RT.003/ RW. 03

Cempaka Putih Ciputat Tangerang Selatan,

15412.

5. No. Telepon : 0878-8788-9718

6. Email : [email protected]

II. PENDIDIKAN FORMAL

1. 2001 – 2001 : TK Aisyiyah 56 Nurul Huda Ciputat

2. 2002 – 2008 : SDN 1 Kampung Utan Cempaka Putih

3. 2008 – 2011 : SMPN 3 Kota Tangerang Selatan

4. 2011 – 2014 : SMAN 1 Kota Tangerang Selatan

5. 2014 – 2018 : Program Sarjana (S1) Jurusan Manajemen Keuangan

Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Islam Negeri

Syarif Hidayatullah Jakarta.

III. PENDIDIKAN NON FORMAL

1. 2003-2008 : TPA AS-Salam

IV. PENGALAMAN ORGANISASI

1. Anggota Rohis SMAN 1 Kota Tangerang Selatan 2011-2014

2. Anggota Futsal Putri SONIC SMAN 1 Kota Tangerang

Selatan 2011-2014

3. Anggota Tari Saman Seisdance Fakultas Ekonomi dan Bisnis

UIN Jakarta periode 2014-2016

Page 7: TINGKAT AKURASI INDIKATOR ANALISIS TEKNIKAL DALAM

vi

V. LATAR BELAKANG ORANGTUA

1. Ayah : Ahmadi

2. Tempat, Tgl Lahir : Jakarta, 11 Febuari 1966

3. Ibu : Rahmawati

4. Tempat, Tgl Lahir : Tangerang, 24 Oktober 1972

5. Alamat : Jalan Semanggi 2 No. 51 RT.003/ RW. 03

Cempaka Putih Ciputat Tangerang Selatan,

15412.

6. Telepon : 081220832880

7. Anak Ke Dari : 1 dari 3 bersaudara

Page 8: TINGKAT AKURASI INDIKATOR ANALISIS TEKNIKAL DALAM

vii

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk menghitung tingkat akurasi dari beberapa indikator analisis

teknikal, yaitu Simple Moving Average, Relative Strenght Index (RSI), dan Bollinger Bands.

Penelitian ini menggunakan data harga penutupan harian saham ketujuh perusahaan sub sektor

konstruksi bangunan mulai dari Januari 2013 sampai Desember 2017. Hasil penelitian

menunjukkan bahwa tingkat akurasi indikator analisis teknikal berdasarkan indikator Simple

Moving Average mendapatkan hasil akurasi terbesar sebesar 60.87% pada perusahaan Adhi Karya

(Persero) Tbk (ADHI), 58.62% pada perusahaan Pembangunan Perumahan (persero) Tbk (PTPP),

dan 57.14% pada perusahaan Surya Semesta Internusa Tbk (SSIA). Sedangkan berdasarkan

indikator Bollinger Bands ditemukan hasil akurasi terbesar sebesar 57.33% pada perusahaan Nusa

Konstruksi Enjiniring Tbk (DGIK), 62.92% pada perusahaan Jaya Konstruksi Manggala Prata

(JKON), 58.62% pada perusahaan Wijaya Karya (Persero) Tbk (WIKA), dan 50.00% pada

perusahaan Waskita Karya (Persero) Tbk (WSKT).

Kata kunci:

Analisis teknikal, simple moving average, relative strenght index, bollinger bands.

Page 9: TINGKAT AKURASI INDIKATOR ANALISIS TEKNIKAL DALAM

viii

ABSTRACT

This study aims to calculate the level of accuracy of several indicators of

technical analysis, those are Simple Moving Average, Relative Strength Index

(RSI), and Bollinger Bands. This study uses the daily closing price data of the

seven companies of the construction sub-sector from January 2013 to December

2017. The results of the study show that the accuracy of technical analysis

indicators based on the Simple Moving Average indicator gets the highest

accuracy of 60.87% in Adhi Karya Persero) Tbk (ADHI), 58.62% in the

Pembangunan Perumahan company (PTPP), and 57.14% at the company Surya

Semesta Internusa Tbk (SSIA). Whereas based on the Bollinger Bands indicator,

the highest accuracy results were found at 57.33% in Nusa Konstruksi Enjiniring

Tbk (DGIK), 62.92% in Jaya Konstruksi Manggala Prata (JKON), 58.62% for

Wijaya Karya (Persero) Tbk (WIKA) and 50.00 % on Waskita Karya (Persero)

Tbk (WSKT).

Keywords:

Technical analysis, simple moving average, relative strenght index, bollinger

bands.

Page 10: TINGKAT AKURASI INDIKATOR ANALISIS TEKNIKAL DALAM

ix

KATA PENGANTAR

Bismillahirrahmanirrahim

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan

rahmat, hidayah dan nikmat-Nya yang tiada terkira kepada hambanya. Shalawat

dan salam semoga senantiasa tercurahkan kepada junjungan Nabi besar Muhammad

SAW, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “Tingkat

Akurasi Indikator Analisis Teknikal Dalam Menentukan Sinyal Jual Dan

Sinyal Beli Saham Pada Perusahaaan Sub Sektor Konstruksi Bangunan

Yang Terdaftar Di BEI Periode 2013 – 2017” dengan sebaik-baiknya. Skripsi

ini dimaksudkan untuk memenuhi salah satu syarat mencapai gelar Sarjana

Ekonomi pada Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Islam Negeri Syarif

Hidayatullah Jakarta.

Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan skripsi ini masih jauh dari

sempurna. Hal ini disebabkan karena terbatasnya kemampuan dan pengetahuan

yang penulis miliki. Untuk itu, kiranya pembaca dapat memaklumi atas kelemahan

dan kekurangan yang ditemui dalam penyusunan skripsi ini. Penulis juga menyadari

bahwa sejak awal penyusunan hingga terselesaikannya skripsi ini banyak pihak

yang telah membantu dan memberi dukungan baik moril maupun materil. Untuk

itu, tak lupa pada kesempatan ini, secara khusus, penulis ingin menyampaikan

terima kasih yang sebesar-sebesarnya kepada:

1. Sang Maha Kuasa, Allah SWT atas berkat rahmat dan karunianya selama

ini sehingga penulis dapat menyelesaikan perkuliahan dan penulisan

skripsi ini

2. Kedua orang tua, Bapak Ahmadi dan Ibu Rahmawati yang selalu

memberikan dukungan baik moril maupun materil, memberikan kasih

sayang, cinta, dan doa yang tak akan terputus dengan penuh rasa ikhlas,

dan sabar. Kalian adalah motivasi terkuat bagi penulis untuk bisa segera

menyelesaikan skripsi ini.

Page 11: TINGKAT AKURASI INDIKATOR ANALISIS TEKNIKAL DALAM

x

3. Kedua kakek dan nenek, Bapak H. Misanturin dan Ibu Hj. Sinah serta

Alm. Siddiq dan Munaroh yang memberikan dukungan baik moril maupun

materil dan mendoakan dengan penuh rasa ikhlas.

4. Keluarga tercinta, H. Arief Gunawan, S.Pd M.Pdi, Tante Sri Hidayati, Gea

Cameliasari Akbar, S.Sos., M. Luthfi As-shiddiqi, Wildan Noor Rohman, dan

Mario Nuriman untuk dukungan dan doa yang diberikan selama ini.

5. Ibu Dr. Pudji Astuti, SE.,MM selaku dosen pembimbing, yang senantiasa

ikhlas meluangkan waktunya untuk membimbing dan mengarahkan penulis

dalam menyusun skripsi ini serta kasih sayang yang diberikan begitu besar

pada penulis.

6. Bapak Deni Pandu Nugraha, M.Sc selaku Pembimbing Akademik. Dan

yang senantiasa ikhlas meluangkan waktunya di tengah kesibukan untuk

mengarahkan penulis dalam menyusun skripsi ini.

7. Bapak dan Ibu Dosen Manajemen Fakultas Ekonomi dan Bisnis yang

bukan hanya sekedar memberikan ilmu pengetahuannya, wawasannya,

pengalamannya dan mengajarkan etika kepada penulis tetapi juga diiringi

dengan memberikan kasih sayang dan perhatian yang tulus selama penulis

menuntut ilmu sebagai Mahasiswa di Fakultas Ekonomi dan Bisnis UIN

Jakarta.

8. Seluruh jajaran karyawan Fakultas Ekonomi dan Bisnis, atas kerja

kerasnya melayani mahasiswa dengan baik, membantu dalam mengurus

kebutuhan administrasi, keuangan dan lain-lainnya.

9. Teman-teman seperjuangan Manajemen angkatan 2014. Terimakasih atas

rasa kekeluargaan yang telah diberikan, dukungannya dan selalu ada

dalam suka maupun duka serta memberikan motivasi selama masa

perkuliahan.

10. Teman-teman Finance 2014, terimakasih atas segala bantuan dan

kenangan yang kalian berikan untuk penulis.

11. Sahabat Seperjuangan yaitu Ayu Laras, Tsizy Aqila Primadina, Vivi

Nafilah Chairni Hasan, Intan Rachmasari Rahardja, Avianti Paramitha,

Shinta Sri Rahmawati, Mariah Ulfah, dan Nurcholis Bayan yang selalu

Page 12: TINGKAT AKURASI INDIKATOR ANALISIS TEKNIKAL DALAM

xi

membantu, mendukung, mendoakan, memotivasi dan menghibur selama

proses menyelesaikan skripsi ini.

12. Sahabat penghibur, Ika, Rani, Vinda, Farah, Diana, Citra, Humai, Riska

yang selalu menghibur dan memovitasi dalam menyelesaikan skripsi ini.

13. Teman-teman KKN Native 2017.

14. Pihak-pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu, suatu kebahagian

telah dipertemukan dan diperkenalkan dengan kalian semua. Terimakasih

banyak atas motivasi yang telah diberikan selama ini.

Penulis menyadari bahwa hasil penelitian ini masih memiliki banyak

kekurangan. Dengan segenap kerendahan hati penulis mengharapkan saran, arahan

maupun kritikan yang konstruktif demi penyempurnaan hasil penelitian ini. Skripsi

ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi berbagai pihak, baik manajer

investasi, dunia bisnis, dunia akademisi, para pembaca serta bagi penulis sendiri

sebagai proses pengembangan diri.

Jakarta, 01 November 2018

Penulis

(Cynthia Dewi)

Page 13: TINGKAT AKURASI INDIKATOR ANALISIS TEKNIKAL DALAM

xii

DAFTAR ISI

LEMBAR PENGESAHAN PEMBIMBING ............................................. i

LEMBAR PENGESAHAN UJIAN KOMPREHENSIF .......................... ii

LEMBAR PENGESAHAN UJIAN SKRIPSI ........................................... iii

LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ILMIAH ................... iv

DAFTAR RIWAYAT HIDUP .................................................................... v

ABSTRAK .................................................................................................... vii

ABSTRACT .................................................................................................. viii

KATA PENGANTAR .................................................................................. ix

DAFTAR ISI ................................................................................................. xii

DAFTAR TABEL ........................................................................................ xiv

DAFTAR GAMBAR .................................................................................... xv

DAFTAR LAMPIRAN ................................................................................ xvii

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang ..................................................................... 1

B. Perumusan Masalah ............................................................. 11

C. Tujuan Penelitian ................................................................. 12

D. Manfaat Penelitian .............................................................. 12

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

A. Landasan Teori ..................................................................... 14

1. Investasi ....................................................................... 14

2. Pasar Modal .................................................................. 15

3. Saham dan Harga Saham ............................................. 16

4. Efisiensi Pasar .............................................................. 17

5. Hipoesis Pasar Efisien .................................................. 19

6. Tingkatan Efisiensi Pasar ............................................. 21

7. Analisis Teknikal ......................................................... 23

8. Identifikasi Pergerakan Trend Dasar ............................. 27

Page 14: TINGKAT AKURASI INDIKATOR ANALISIS TEKNIKAL DALAM

xiii

9. Moving Average (MA) ................................................ 28

10. Relative Strenght Index (RSI) ...................................... 29

11. Bollinger Bands............................................................. 29

12. Jenis Grafik ................................................................... 30

B. Penelitian Terdahulu ........................................................... 33

C. Kerangka Berpikir ............................................................... 45

D. Hipotesis .............................................................................. 45

BAB III METODE PENELITIAN

A. Ruang Lingkup Penelitian ................................................... 46

B. Metode Penentuan Sampel .................................................. 46

1. Populasi ........................................................................ 46

2. Sampel .......................................................................... 47

C. Metode Pengumpulan Data ................................................. 48

D. Metode Analisis Data .......................................................... 48

1. Analisis Teknikal .......................................................... 49

2. Tingkat Akurasi ............................................................ 52

E. Operasional Variabel Penelitian ........................................... 52

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN

A. Sekilas Gambaran Umum Objek Penelitian ......................... 54

B. Analisis dan Pembahasan ..................................................... 61

BAB V PENUTUP

A. Kesimpulan .......................................................................... 90

B. Saran ..................................................................................... 92

DAFTAR PUSTAKA ................................................................................. 94

Page 15: TINGKAT AKURASI INDIKATOR ANALISIS TEKNIKAL DALAM

xiv

DAFTAR TABEL

Tabel 1.1 Data rata-rata tahunan perdagangan saham.......................... 2

Tabel 2.1 Penelitian Terdahulu ............................................................ 37

Tabel 3.1 Sampel Penelitian ................................................................. 47

Tabel 4.1 Hasil Akurasi Indikator ........................................................ 86

Tabel 4.2 Hasil Akurasi Terbesar ......................................................... 86

Page 16: TINGKAT AKURASI INDIKATOR ANALISIS TEKNIKAL DALAM

xv

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1.1 Penyebaran Proyek strategis nasional .................................. 9

Gambar 2.1 Line Chart............................................................................. 31

Gambar 2.2 Bar Chart .............................................................................. 31

Gambar 2.3 Keterangan Badan Bar Chart ............................................... 32

Gambar 2.4 Candlestick Chart ................................................................. 32

Gambar 2.5 Keterangan Candlestick Chart.............................................. 33

Gambar 2.6 Kerangka Pemikiran ............................................................. 45

Gambar 4.1 Simple Moving Average ADHI ........................................... 63

Gambar 4.2 Simple Moving Average DGIK ........................................... 64

Gambar 4.3 Simple Moving Average JKON ........................................... 65

Gambar 4.4 Simple Moving Average PTPP ............................................ 66

Gambar 4.5 Simple Moving Average SSIA ............................................ 67

Gambar 4.6 Simple Moving Average WIKA .......................................... 68

Gambar 4.7 Simple Moving Average WSKT .......................................... 69

Gambar 4.8 Relative Strenght Index ADHI ............................................. 71

Gambar 4.9 Relative Strenght Index DGIK ............................................. 72

Gambar 4.10 Relative Strenght Index JKON ............................................ 73

Gambar 4.11 Relative Strenght Index PTPP .............................................. 74

Gambar 4.12 Relative Strenght Index SSIA .............................................. 75

Page 17: TINGKAT AKURASI INDIKATOR ANALISIS TEKNIKAL DALAM

xvi

Gambar 4.13 Relative Strenght Index WIKA ............................................ 76

Gambar 4.14 Relative Strenght Index WSKT ........................................... 77

Gambar 4.15 Bollinger Bands ADHI ......................................................... 79

Gambar 4.16 Bollinger Bands DGIK ......................................................... 80

Gambar 4.17 Bollinger Bands JKON ........................................................ 81

Gambar 4.18 Bollinger Bands PTPP ......................................................... 82

Gambar 4.19 Bollinger Bands SSIA .......................................................... 83

Gambar 4.20 Bollinger Bands WIKA ........................................................ 84

Bambar 4.21 Bollinger Bands WSKT ....................................................... 85

Page 18: TINGKAT AKURASI INDIKATOR ANALISIS TEKNIKAL DALAM

xvii

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Simple Moving Average ...................................................... 97

Lampiran 2 Relative Strenght Index ........................................................ 105

Lampiran 3 Bollinger Bands .................................................................... 119

Page 19: TINGKAT AKURASI INDIKATOR ANALISIS TEKNIKAL DALAM

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pada era globalisasi, hampir semua negara menaruh perhatian besar

terhadap pasar modal, karena pasar modal memiliki peran penting dalam

pembangunan ekonomi. Pasar modal berperan penting dalam pembangunan

ekonomi yaitu sebagai salah satu pembiayaan eksternal bagi dunia usaha dan

juga sebagai salah satu wadah investasi masyarakat.

Pasar Modal adalah pelengkap disektor keuangan terhadap dua

lembaga lainya yaitu bank dan lembaga pembiayaan. Pasar modal

memberikan jasanya yaitu menyembatani hubungan antara pemilik modal

dalam hal ini disebut sebagai pemodal (investor) dengan peminjam dana

dalam hal ini disebut dengan nama emiten (perusahaan yang go public)

(Anoraga, 2008).

Kehadiran Pasar Modal menjalankan fungsi ekonomi dan keuangan,

dalam melaksanakan fungsi ekonominya yakni menyediakan dana dari pihak

mempunyai kelebihan dana (lender) dan bagi pihak yang memerlukan dana

(borrower), sedangkan dalam arti keuangan bagi para investor, Pasar Modal

merupakan wahana yang dapat dimanfaatkan untuk menginvestasikan

dananya (dalam aset finansial).

Perkembangan pasar modal di Indonesia cukup pesat, hal ini dapat

dilihat berdasarkan data dari Badan Pusat Statistik terlihat nilai dari volume

Page 20: TINGKAT AKURASI INDIKATOR ANALISIS TEKNIKAL DALAM

2

perdagangan saham dari tahun 2013 sampai 2017 cenderung mengalami

peningkatan.

Tabel 1.1

Data Rata-Rata Tahunan Perdagangan Saham Bursa Efek Indonesia.

Bura Efek Jakarta Transaksi dan Indeks Saham di Bursa Efek Jakarta

2013 2014 2015 2016 2017

Jumlah Perusahaan 483 506 521 537 556

Volume (Juta Saham) 1.342.655 1.327.014 1.446.314 1.925.419 2.079.809

Indeks Harga Saham

Komposit 4.274,18 5.226,95 4.593,01 5.296,71 5.900,85

Sumber : www.bps.go.id

Berdasarkan tabel diatas dapat dilihat bahwa jumlah volume transaksi

saham sempat menurun pada tahun 2014 kemudian terus menaik hingga

2017. Hal ini menandakan bahwa masyarakat Indonesia sudah sadar akan

pentingnya berinvestasi. Investasi itu sendiri menjadi penting bahkan sudah

menjadi kebutuhan karena setiap individu tidak tahu apa yang akan terjadi

dengan kondisi keuangan di masa yang akan datang, salah satu cara untuk

meminimalisir risiko yang dapat ditimbulkan dari ketidakpastian tersebut

adalah salah satunya dengan cara berinvestasi.

Investasi adalah komitmen atas sejumlah dana atau sumber daya

lainnya yang dilakukan pada saat ini, dengan tujuan memperoleh sejumlah

keuntungan dimasa depan (Tandelilin, 2001). Banyak pilihan bidang investasi

yang telah ada saat ini salah satunya adalah saham. Saham merupakan salah

satu bidang investasi yang cukup menarik namun beresiko tinggi

(Hermuningsih, 2012). Investor dapat berinvestasi saham menggunakan

Page 21: TINGKAT AKURASI INDIKATOR ANALISIS TEKNIKAL DALAM

3

strategi jangka panjang untuk mendapatkan keuntungan namun ada cara lain

yang bisa digunakan untuk mengembangkan dana dari investasi saham yaitu

kegiatan perdagangan saham (trading) (Pribadi, 2016).

Dalam setiap transaksi perdagangan saham, investor atau manajer

investasi dihadapkan pada pilihan untuk membeli atau menjual saham. Setiap

kesalahan dalam pengambilan keputusan investasi akan menimbulkan

kerugian bagi investor itu sendiri, atau mengakibatkan nilai aktiva bersih dari

reksadana saham yang dikelola manajer investasi tersebut menurun. Maka

diperlukan analisis dan peramalan yang kuat, akurat dan dapat diandalkan

untuk dijadikan dasar pengambilan keputusan investasi.

Peramalan adalah salah satu input penting bagi para manajer dalam

proses pengambilan keputusan investasi. Dalam proses peramalan dapat

disadari bahwa sering terjadi ketidakakuratan hasil peramalan, tetapi

peramalan masih penting dilakukan karena semua organisasi beroperasi

dalam suatu lingkungan yang mengandung unsur ketidakpastian, tetapi

keputusan harus tetap diambil yang nantinya akan mempengaruhi masa depan

organisasi tersebut. Suatu pendugaan secara ilmiah terhadap masa depan akan

jauh lebih berarti dari pada pendugaan hanya berdasarkan intuisi saja

(Muchlisin, 2011).

Investor berkeinginan untuk memperoleh keuntungan semaksimal

mungkin dalam berinvestasi. Para investor harus teliti dalam memilih saham

yang layak dan melihat momen di mana harus posisi sell, buy, atau hold.

Walaupun pertumbuhan dari perolehan saham diinginkan, tetapi fluktuasi

Page 22: TINGKAT AKURASI INDIKATOR ANALISIS TEKNIKAL DALAM

4

tajam yang memunculkan resiko tinggi selalu diupayakan ditekan. Dengan

keuntungan maksimal berarti resiko yang harus diambil lebih tinggi. Situasi

dan kondisi pasar yang kurang menentu menyebabkan resiko yang lebih

tinggi. Pembuatan kerangka keputusan investasi sangat menentukan

keberhasilan seorang investor dalam mengoptimalkan tingkat imbal hasil

(return) investasi dan mengurangi sekecil mungkin resiko yang dihadapi.

Berinvestasi pada saham, forex, atau komoditas memang sangat

menggiurkan, karena kita bisa mendapatkan untung yang cukup besar.

Puluhan, bahkan ratusan persen dalam waktu yang singkat (sehari, seminggu,

sebulan, tergantung kondisi). Keuntungan yang diperoleh juga bisa berkali

lipat dari marjin deposito. Namun, apabila salah perhitungan, mampu

membangkrutkan orang dalam waktu singkat pula (Desmond, 2010).

Hal utama yang harus dilakukan investor dalam berinvestasi pada

saham adalah memilih saham terlebih dahulu, tujuannya adalah untuk

mengetahui kualitas dari saham itu sendiri, dalam memilih saham investor

harus melakukan analisis terlebih dahulu.

Ada dua macam analisis dalam dunia saham, yaitu analisis

fundamental dan analisis teknikal. Analisis fundamental adalah suatu metoda

peramalan pergerakan instrumen finansial di waktu mendatang berdasarkan

terkait dengan informasi mengenai laporan keuangan dan kesehatan

perusahaan, pesaing, manajemen dan situasi pasar dari produk tersebut (May,

2011). Analisis fundamental mengidentifikasi dan mengukur faktor-faktor

yang menentukan nilai intrinsik suatu instrumen finansial. Apabila penawaran

Page 23: TINGKAT AKURASI INDIKATOR ANALISIS TEKNIKAL DALAM

5

meningkat tetapi permintaan tetap, maka harga pasar akan meningkat, begitu

sebaliknya. Salah satu kesulitan analisis fundamental adalah mengukur secara

akurat hubungan antara variabel - variabel, sehingga para analis harus

membuat estimasi berdasarkan pengalaman mereka. Sedangkan analisis

teknikal adalah suatu metoda meramalkan pergerakan harga saham dan

meramalkan kecenderungan pasar di masa mendatang dengan cara

mempelajari grafik harga saham, volume perdagangan dan indeks harga

saham gabungan.

Analisis teknikal lebih memperhatikan pada apa yang telah terjadi di

pasar, daripada apa yang seharusnya terjadi. Para analis teknikal tidak terlalu

peduli terhadap faktor-faktor yang mempengaruhi pasar, sebagaimana para

analis fundamental, tetapi lebih berkonsentrasi pada instrumen pasarnya

(Susanto, 2010: 29).

Sehubungan dengan pengumpulan data perusahaan yang

membutuhkan waktu cukup lama, maka analisis fundamental lebih cocok

digunakan untuk investasi jangka panjang, sedangkan untuk investasi jangka

pendek, analisis fundamental dibutuhkan untuk memilih saham-saham yang

berkualitas tinggi. Hal ini berbeda dengan analisis teknikal dimana analisis ini

sangat cocok untuk memprediksi suatu pergerakan harga saham dalam jangka

waktu pendek, jangka sedang, maupun jangka panjang (May, 2010).

Analisis teknikal adalah teknik yang menganalisa fluktuasi harga

dalam rentang waktu tertentu atau dalam hubungannya dengan faktor lain,

misalnya volume transaksi (Desmond, 2010). Analisis teknikal juga

Page 24: TINGKAT AKURASI INDIKATOR ANALISIS TEKNIKAL DALAM

6

merupakan studi tentang perilaku pasar yang digambarkan melalui grafik,

untuk memprediksi kecenderungan harga dimasa yang akan datang (Murphy,

1999). Dari grafik tersebut akan terlihat pola tertentu yang dapat dipakai

sebagai dasar untuk melakukan pembelian atau penjualan.

Pada dasarnya analisis teknikal digunakan untuk menentukan apakah

suatu harga saham/ mata uang sudah overbought (jenuh beli) atau oversold

(jenuh jual) (Desmond, 2010). Atau, analisis teknikal bisa didefinisikan

sebagai suatu pemanfaatan data historis (harga dan volume perdagangan

saham) yang tersedia di pasar (Fardiansyah, 2003: 90).

Agar dapat mengetahui pola pergerakan harga dengan mudah, maka

data harga pada analisis teknikal digambarkan dalam bentuk grafik, antara

lain Line chart (garis), Bar chart (batang), Candle chart atau candlestick chart

(lilin). Grafik line chart hanya memuat data harga penutupan, namun data ini

paling mudah dibaca. Bar chart dan Candlestick chart hampir mirip

dikarenakan memuat harga pembukaan, harga penutupan, harga tertinggi dan

terendah. Namun, grafik Candlestick lebih mudah dibaca, karena bisa

menggunakan warna, juga mampu menampilkan psikologi pasar dengan lebih

mudah (Desmond, 2010).

Analisa teknikal secara umum dapat digolongkan menjadi 2 kelas

utama, yaitu analisa teknikal klasik dan analisa teknikal modern. Pengguna

analisa teknikal klasik, atau yang biasa disebut sebagai chartist percaya

bahwa tren dan sinyal aksi pasar suatu saham dapat diperoleh berdasarkan

bentuk dan pola tertentu dari grafik harga saham. Dasar pengambilan

Page 25: TINGKAT AKURASI INDIKATOR ANALISIS TEKNIKAL DALAM

7

keputusan transaksi dalam analisa ini biasanya ditentukan berdasarkan

judgement dan interpretasi penggunanya terhadap suatu grafik sehingga

menjadi sangat subjektif. Lain halnya dengan analisa teknikal klasik, analisa

teknikal modern melihat tren dan sinyal aksi pasar suatu saham berdasar pola

grafik yang diindikasikan dari perhitungan kuantitatif sehingga hasilnya

objektif (Ardani, 2012).

Secara umum indikator – indikator analisis teknikal modern terbagi

menjadi: (1) Indikator Trend Following, yaitu Moving Average, Parabolic

SAR, MACD, Ichimoku Kinko Hyo dsb. (2) Indikator Momentum, yaitu

Commodity Channel Index (CCI), Stochastic, William%R, Relative Strenght

Index dll. (3) Indikator Volume atau Market Strenght, yaitu Chaikin

Oscillator, On Balance Volume (OBV), Volume Oscillator (OSCV),

Accumulation/Distribution, Money Flow Index (MFI) dll. (4) Indikator

Volatility, yaitu Bollinger Band, Keltner Band, Everage True Range (ATR),

Envelope dll. (Frento, 2013).

Tetapi analisis teknikal bertentangan dengan efisiensi pasar bentuk

lemah dimana pasar dikatakan efisien dalam bentuk lemah jika harga – harga

saham saat ini telah mencerminkan secara penuh semua informasi harga

saham di masa lalu. Jones (1993) menyatakan bahwa hipotesis efisiensi pasar

bentuk lemah berkaitan namun tidak identik dengan hipotesis langkah acak

(random-walk hypothesis). Jika harga mengikuti langkah acak, perubahan

harga sepanjang waktu bersifat acak (independent). Perubahan harga hari ini

tidak berkaitan dengan perubahan harga kemarin atau hari – hari lainnya.

Dengan kata lain, harga masa lalu tidak berhubungan dengan nilai sekarang

dan tidak dapat dipergunakan untuk memprediksi pergerakan harga.

Page 26: TINGKAT AKURASI INDIKATOR ANALISIS TEKNIKAL DALAM

8

Namun terdapat beberapa penelitian yang meneliti efisiensi pasar

bentuk lemah terhadap pasar modal Indonesia yaitu antara lain penelitian

yang dilakukan oleh Nurliani (2016) dengan judul ” Pengujian Efisiensi Pasar

Modal di Asean (Studi Empiris Pada Index Saham Indonesia/JKSE,

Malaysia/KLSE, Singapura/STI, Filipina/PSI, Thailand/SETI, dan

Vietnam/VNI Periode 2011-2015)”. Penelitian ini bertujuan untuk menguji

efisiensi pasar modal di ASEAN. Penelitian ini telah meneliti hipotesis pasar

efisien bentuk lemah di keenam bursa saham utama ASEAN termasuk

Indonesia, Malaysia, Singapura, Filipina, Thailand, dan Vietnam. Temuan

menunjukkan bahwa tidak satupun dari keenam pasar saham utama di

ASEAN yang mengikuti random walk dan karenanya semua pasar ini

merupakan pasar yang tidak efisien dalam bentuk lemah.

Penelitian yang dilakukan oleh Guidi dan Gupta (2011) dengan judul

“Are ASEAN stock market efficient? Evidence from univariate and

multivariate variance ratio tests”. Penelitian ini menguji efisiensi pasar di

ASEAN. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa di pasar Indonesia,

Malaysia, Filipina, dan Vietnam menolak efisiensi pasar, sedangkan pada

pasar Singapura dan Thailand ditemukan efisiensi bentuk lemah.

Penelitian yang dilakukan oleh Kasihif Hamid, et. al (2010) dengan

judul “Testing the Weak form of Efficient Market Hypothesis: Empirical

Evidence from Asia-Pasific Markets”. Penelitian ini menguji efisiensi pasar

bentuk lemah di Pakistan, India, Sri Langka, China, Korea, Hong Kong,

Indonesia, Malaysia, Filipina, Singapura, Thailand, Taiwan, Japan, dan

Australia. Hasil penelitian menunjukkan bahwa return bulanan pada pasar

modal di Asia Pasifik tidak mengikuti pola random walk.

Page 27: TINGKAT AKURASI INDIKATOR ANALISIS TEKNIKAL DALAM

9

Beberapa penelitian tersebut memperlihatkan bahwa pasar modal

Indonesia tidak efisien dalam bentuk lemah sehingga analisis teknikal dapat

diterapkan dan harga saham masa lalu digunakan untuk memprediksi

pergerakan harga saham mendatang.

Pemerintah sekarang tengah mendorong pembangunan infrastruktur di

seluruh Indonesia agar dapat memberikan keseimbangan perekonomian di

tiap daerah. Seperti yang diungkapkan Presiden Jokowi tanggal 29 April 2015

pada Musyawarah Perencanaan Pembangunan Nasional (Musrenbangnas)

2015, di Jakarta. Presiden mengungkapkan: "Konsentrasi anggaran kita pada

kecepatan pembangunan. Fokus kita jelas sekarang ini infrastruktur. Baik

berupa infrastruktur pertanian seperti irigasi dan bendungan, infrastruktur

jalan baik jalan tol, jalan nasional, jalan provinsi dan kabupaten/ kota. Baik

berupa pelabuhan untuk konektivitas antar pulau. Baik berupa air port. Itulah

fokus kita," (Setiawan, 2015).

Menurut Laporan 3 Tahun pada masa kepemimpinan Jokowidodo

telah banyak melakukan pembangunan infrastruktur konektivitas dan

infrastruktur lainnya yang membutuhkan perusahaan jasa konstruksi dalam

pembangunannya.

Page 28: TINGKAT AKURASI INDIKATOR ANALISIS TEKNIKAL DALAM

10

Gambar 1.1

Penyebaran Proyek Strategis Nasional (PSN)

Sumber: www.presidenri.go.id

Dari gambar diatas kita bisa lihat banyak bahwa pemerintah secara

bertahap mengarahkan dan menambah komposisi proyek dan investasi

infrastruktur dikawasan timur Indonesia pada pemerintahan Jokowi dalam 3

tahun masa kepemimpinannya di Indonesia. Yaitu dalam rangka penyebaran

Proyek Strategis Nasional (PSN) yang berisi 61 proyek di Sumatera, 24

proyek di Kalimantan, 27 proyek di Sulawesi, 13 Proyek di Maluku dan

Papua, 15 proyek di Bali dan Nusa Tenggara, dan 93 proyek di Jawa dimana

Proyek Strategis Nasional itu berisi antara lain pembangunan jalan, bandara,

pelabuhan dan bendungan. Selain itu, terdapat banyak kelanjutan

pembangunan yang akan dilakukan di Indonesia. Hal ini dapat dilihat dalam

lampiran Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 58 Tahun 2017

Tentang Percepatan Pelaksanaan Proyek Strategis Nasional yang berisi 248

proyek pembangunan Indonesia.

Page 29: TINGKAT AKURASI INDIKATOR ANALISIS TEKNIKAL DALAM

11

Langkah ini tentu saja menguntungkan para emiten yang bergerak di

bidang konstruksi. Karena seiring dengan perkembangan ekonomi Indonesia

selama ini, infrastruktur menjadi sangat penting karena Indonesia sangat

tertinggal di sektor ini. Untuk mendorong berkembangnya infrastruktur di

Indonesia, pemerintah mulai menyerahkan proyek infrastruktur kepada sektor

swasta (Setiawan, 2015). Dengan adanya privatisasi infrastruktur, perusahaan

yang bergerak dibidang konstruksi mempunyai peluang yang sangat besar

ditambah tingkat persaingan yang relatif masih longgar.

Berdasarkan latar belakang diatas maka peneliti ingin melakukan

penelitian mengenai “Tingkat Akurasi Indikator Analisis Teknikal dalam

Menentukan Sinyal Jual dan Sinyal Beli Saham (Studi pada

Perusahaaan Sub Sektor Konstruksi Bangunan yang Terdaftar di BEI

periode 2013 - 2017)”.

B. Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan tersebut,

maka perumusan masalah di dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Bagaimana tingkat akurasi masing-masing saham pada perusahaan sub

sektor kontruksi bangunan yang terdaftar di BEI dengan indikator Simple

Moving Average pada periode 2013-2017?

2. Bagaimana tingkat akurasi masing-masing saham pada perusahaan sub

sektor kontruksi bangunan yang terdaftar di BEI dengan indikator

Relative Strenght Index pada periode 2013-2017?

Page 30: TINGKAT AKURASI INDIKATOR ANALISIS TEKNIKAL DALAM

12

3. Bagaimana tingkat akurasi masing-masing saham pada perusahaan sub

sektor kontruksi bangunan yang terdaftar di BEI dengan indikator

Bollinger Bands pada periode 2013-2017?

C. Tujuan Penelitian

Sesuai dengan rumusan masalah yang diajukan, adapun tujuan dari

penelitian ini adalah:

1. Menganalisis tingkat akurasi indikator Simple Moving Average masing-

masing saham pada perusahaan sub sektor kontruksi bangunan yang

terdaftar di BEI pada periode 2013-2017.

2. Menganalisis tingkat akurasi indikator Relative Strenght Index masing-

masing saham pada perusahaan sub sektor kontruksi bangunan yang

terdaftar di BEI pada periode 2013-2017.

3. Menganalisis tingkat akurasi indikator Bollinger Bands masing-masing

saham pada perusahaan sub sektor kontruksi bangunan yang terdaftar di

BEI pada periode 2013-2017.

D. Manfaat Penelitian

Hasil dari dilakukannya penelitian ini diharapkan memberikan

manfaat antara lain adalah:

1. Bagi Penulis

Penelitian ini berguna untuk menambah wawasan dan pengetahuan

terhadap analisis teknikal saham secara teoritis maupun dalam dunia

nyata, serta pengaplikasian pengetahuan yang selama ini didapat selama

masa perkuliahan.

Page 31: TINGKAT AKURASI INDIKATOR ANALISIS TEKNIKAL DALAM

13

2. Bagi Investor dan Calon Investor

Hasil penelitian yang disajikan dalam penelitian ini diharapkan

mampu memberikan manfaat sebagai bahan pertimbangan bagi investor

dalam menentukan pilihannya berinvestasi.

3. Bagi Akademisi

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan hasil yang bermanfaat

dalam pengembangan ilmu pengetahuan ilmiah, sehingga dapat dijadikan

bahan referensi bagi penelitian selanjutnya serta diharapkan penelitian ini

dapat melengkapi penelitian terdahulu.

4. Bagi Umum

Dapat memberikan sumbangan ilmu pengetahuan khususnya

manajemen konsentrasi keuangan dan bagi mahasiswa yang mempunyai

minat yang sama dengan penulis.

Page 32: TINGKAT AKURASI INDIKATOR ANALISIS TEKNIKAL DALAM

14

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Landasan Teori

1. Investasi

a. Pengertian Investasi

Menurut Bodie et.al (2009:1) “an investment is the current

commitment of money or other resources in the expectation of

reaping future benefits.”. Menurut Tandelilin (2010), investasi

adalah komitmen atas sejumlah dana atau sumber daya lainnya yang

dilakukan pada saat ini dengan tujuan memperoleh keuntungan di

masa datang. Alasan utama seseorang melakukan investasi adalah

untuk mempersiapkan masa depan sedini mungkin dengan

perencanaan kebutuhan yang disesuaikan dengan kemampuan

keuangan saat ini. Sedangkan di dalam kamus Pasar Modal

disebutkan bahwa investasi adalah penggunaan modal untuk

memperoleh tambahan penghasilan baik melalui kegiatan pembelian

surat berharga untuk memperoleh capital gain.

b. Jenis Investasi

Bodie et.al (2009:2) membagi investasi menjadi dua kelompok

yaitu:

1) Real Assets, yaitu tanah, bangunan, pengetahuan, peralatan atau

mesin yang digunakan untuk memproduksi barang, dan para

Page 33: TINGKAT AKURASI INDIKATOR ANALISIS TEKNIKAL DALAM

15

pekerja yang keahliannya digunakan untuk mengelola sumber

daya tersebut.

2) Financial Assets, seperti saham atau obligasi yang memberi

kontribusi pada produktivitas kapasitas ekonomi secara tidak

langsung melalui pemisahan kepemilikan dan memfasilitasi

transfer dana dalam peluang investasi.

2. Pasar Modal

Pasar Modal (capital market) pada prinsipnya merupakan pasar

sekuritas jangka panjang baik berbentuk hutang maupun ekuitas serta

berbagai produk turunannya. Dimana jenis sekuritas di pasar modal

Indonesia di kelompokkan ke dalam bentuk berikut, yaitu : sekuritas di

pasar ekuitas, sekuritas di pasar obligasi, sekuritas di pasar derivatif dan

reksa dana (Tandelilin, 2010).

Pasar modal adalah pasar yang memperjual-belikan berbagai

instrumen keuangan (sekuritas) jangka panjang, baik dalam bentuk utang

maupun modal sendiri (Nasarudin dan Surya, 2004: 13). Pasar modal

dapat didefinisikan sebagai pasar untuk berbagai instrument keuangan

(atau sekuritas) jangka panjang yang bisa diperjualbelikan, baik dalam

bentuk hutang ataupun modal sendiri, baik yang diterbitksn oleh

pemerintah, public authorities, maupun perusahaan swasta (Husnan,

2005: 3).

Pasar modal memungkinkan perusahaan memperoleh sumber

pembiayaan jangka panjang yang relatif murah dari instrumen-instrumen

Page 34: TINGKAT AKURASI INDIKATOR ANALISIS TEKNIKAL DALAM

16

keuangan dalam berbagai surat berharga (sekuritas) (Nasarudin dan

Surya, 2004: 14). Melakukan investasi di pasar modal setidaknya harus

memperhatikan dua hal, yaitu: keuntungan yang akan diperoleh dan

risiko yang mungkin terjadi.

3. Saham dan Harga Saham

Menurut Darmadji dan Fakhruddin (2008) yang dimaksud dengan

saham adalah: Sebagai tanda penyertaan atau pemilikan seseorang atau

badan dalam suatu perusahaan atau perseorangan terbatas. Wujud saham

adalah selembar kertas yang menerangkan bahwa pemilik kertas tersebut

adalah pemilik perusahaan yang menerbitkan surat berharga tersebut.

Porsi kepemilikan ditentukan oleh seberapa besar penyertaan yang

ditanamkan di perusahaan tersebut. Saham merupakan tanda bukti

kepemilikan perusahaan, dengan jangka waktu tidak terbatas.

Pemegang saham memperoleh penghasilan yang disebut dividen

dengan frekuensi tidak menentu. Dividen dibayar dari laba perusahaan,

dengan potensi laba perusahaan yang sulit ditaksir. Dari sisi perpajakan,

dividen merupakan bagian laba perusahaan setelah dikenai pajak.

Harga saham sangat fluktuatif dan sangat sensitif terhadap kondisi

makro dan mikro. Pemegang saham memiliki hak suara pada perusahaan

(RUPS). Jika terjadi likuidasi (pembubaran perusahaan) maka pemegang

saham memiliki klaim yang inferior (kebagian sisa-sisa hasil

pembubaran).

Page 35: TINGKAT AKURASI INDIKATOR ANALISIS TEKNIKAL DALAM

17

Pengertian harga saham menurut Martono (2007:13) didefinisikan

sebagai Harga saham merupakan refleksi dari keputusan-keputusan

investasi, pendanaan (termasuk kebijakan dividen) dan pengelolaan aset.

Sawidji Widioatmodjo (2005:102) mendefinisikan harga saham sebagai

Harga pasar saham adalah harga jual dari investor yang satu kepada

investor yang lain setelah saham tersebut di cantumkan di bursa, baik

bursa utama maupun OTC (Over the counter market).

4. Efisiensi Pasar

Konsep pasar efisien pertama kali dikemukakan oleh Fama (1970).

Dalam konteks ini yang dimaksud dengan pasar adalah pasar modal

(capital market) dan pasar uang. Suatu pasar dikatakan efisien apabila

tidak seorangpun, baik investor individu maupun investor institusi akan

mampu memperoleh return tidak normal (abnormal return) setelah

disesuaikan dengan resiko, dengan strategi perdagangan yang ada.

Artinya, harga – harga yang terbentuk di pasar merupakan cerminan dari

informasi yang ada atau ”stock prices reflect all available information”

Definisi dari Fama ini menekannkan pada dua aspek, yaitu fully

reflect dan information available. Pengertian dari fully reflect

menunjukkan bahwa harga dari sekuritas secara akurat mencerminkan

informasi yang tersedia. Dalam hal ini, informasi yang tersedia dapat

meliputi semua informasi, baik informasi di masa lalu (misalnya, laba

emiten di masa lalu), informasi saat ini (misalnya, rencana kenaikan

deviden tahun ini) maupun informasi yang bersifat pendapat atau opini

Page 36: TINGKAT AKURASI INDIKATOR ANALISIS TEKNIKAL DALAM

18

rasional yang beredar di bursa yang dapat mempengaruhi perubahan

harga (misalnya, banyak pemodal yang berpendapat bahwa harga saham

akan naik, maka informasi tersebut nantinya akan tercermin pada

perubahan harga saham yang cenderung naik). Dengan demikian pasar

dikatakan efisien menurut Fama.

Sedangkan dengan informasi yang tersedia (information available)

maka para pemodal secara akurat dapat mengekspektasikan harga dari

sekuritas yang bersangkutan. Karena informasi yang mempengaruhi

harga sekuritas tersebut terjadi secara acak, maka perubahan harga yang

terjadi akan bersifat independen satu dengan lainnya dan bergerak secara

acak pula. Artinya, perubahan harga yang terjadi hari ini tidak tergantung

pada perubahan harga yang terjadi di waktu lalu, karena harga baru

tersebut terbentuk berdasarkan reaksi pemodal terhadap informasi baru

yang terjadi secara acak.

Menurut Blake (1990) istilah pasar modal yang efisien memiliki

beberapa konsep yang berbeda yaitu:

1. Efisiensi secara alokasi (allocatively efficient)

2. Efisiensi secara operasional (operationally efficient), dan

3. Efisiensi secara informasi (informationally efficient)

Walaupun terdapat beberapa konsep pasar efisien, istilah pasar

efisien pada umumnya hanya dikaitkan dengan salah satu dari ketiga

konsep tersebut, yaitu efisiensi secara informasi (informationally

efficient), yaitu suatu pasar dikatakan efisien secara informasi jika harga

Page 37: TINGKAT AKURASI INDIKATOR ANALISIS TEKNIKAL DALAM

19

pasar saat ini segera dan sepenuhnya merefleksikan semua informasi

yang tersedia.

Dalam hal ini, Haugen (2001) membagi kelompok informasi

menjadi tiga, yaitu :

1. Informasi harga saham masa lalu (information in past stock prices),

2. Semua informasi public (all public information), dan

3. Semua informasi yang ada termasuk informasi orang dalam (all

available information including inside or private information).

Konsep pasar efisien ini memang sangat menarik untuk dibahas

atau diteliti, karena merupakan konsep dasar yang dapat membantu

memahami mekanisme harga yang terjadi di pasar.

5. Hipotesis Pasar Efisien

Hipotesis pasar efisien menurut Blake (1991) adalah: ”...that

market price instanteously and fully reflect all relevant available

information is known as efficient markets hypothesis”. Dari definisi

tersebut terdapat tiga hal yang penting untuk dipahami, yaitu:

1. Fully Reflect

Investor akan mengolah semua informasi yang relevan ke

dalam harga saham pada saat akan membuat keputusan akan menjual

atau membeli saham. Harga sekarang yang terjadi mencerminkan

semua informasi yang tersedia.

Page 38: TINGKAT AKURASI INDIKATOR ANALISIS TEKNIKAL DALAM

20

2. All Relevant Available Information/ All Known Information

Informasi yang direfleksikan dalam harga saham berasal dari

informasi perubahan harga saham di masa lalu (historical price

information), informasi yang terasedia di publik (public information)

dan semua informasi dan informasi yang tidak tersedia di publik

(inside information).

3. Instanteously/ Quickly and Accurately

Harga keseimbangan yang terbentuk di pasar modal tidak akan

berubah selama tidak ada informasi baru yang dapat merubah

kekuatan permintaan dan penawaran. Pada saat suatu informasi baru

yang relevan masuk ke pasar modal, kekuatan permintaan dan

penawaran atas satu atau beberapa saham akan bereaksi, sehingga

akan terbentuk harga keseimbangan yang baru. Semakin cepat

informasi diserap oleh pasar, maka pasar modal tersebut akan

semakin efisien.

Jika hipotesis pasar efisien tersebut terbukti, maka pasar dalam

keadaan continous stochastic equilibrium, yang berarti harga pasar

saham akan sama dengan nilai fundamental saham tersebut. Nilai

fundamental suatu saham tidak akan berubah selama tidak ada

informasi baru mengenai saham tersebut. Informasi baru atau berita

umumnya tidak dapat diprediksi, implikasinya adalah harga saham

masa lalu tidak dapat digunakan untuk memprediksi harga saham di

masa yang akan datang. Dengan kata lain menurut hipotesis pasar

efisien, harga pasar suatu asset akan mengikuti langkah acak/

random-walk.

Page 39: TINGKAT AKURASI INDIKATOR ANALISIS TEKNIKAL DALAM

21

6. Tingkatan Efisiensi Pasar

Haugen (1993) menyatakan bahwa ”The market is neither strictly

efficient nor strictly inefficient. The question is one of degree. Just how

efficient is the market?”. Bowman dan Buckanan (1995) juga

menyatakan “Market are not simply either efficient or inefficient. Market

efficiency can be viewed as a continnum running from the perfect market

to the grossly inefficient market where excess earning opportunities

abound”. Berdasarkan kedua pernyataan tersebut diperoleh suatu

kesimpulan bahwa pada dasarnya pasar tidak ada yang secara sempurna

efisien atau sepenuhnya tidak efisien. Semuanya adalah efisien dengan

tingkat atau derajat tertentu. Kunci utama untuk mengukur pasar yang

efisien adalah hubungan antara sekuritas dengan informasi.

Tiga bentuk utama dari efisiensi pasar berdasarkan ketiga macam

bentuk informasi (Hendrawaty, 2007 dalam Retno Kumala; 2009, 27)

yaitu:

1. Efisiensi Bentuk Lemah (Weak Form)

Pasar dikatakan efisien dalam bentuk lemah jika harga – harga

saham saat ini telah mencerminkan secara penuh semua informasi

harga saham di masa lalu. Jones (1993) menyatakan bahwa hipotesis

efisiensi pasar bentuk lemah berkaitan namun tidak identik dengan

hipotesis langkah acak (random-walk hypothesis). Jika harga

mengikuti langkah acak, perubahan harga sepanjang waktu bersifat

acak (independent). Perubahan harga hari ini tidak berkaitan dengan

Page 40: TINGKAT AKURASI INDIKATOR ANALISIS TEKNIKAL DALAM

22

perubahan harga kemarin atau hari – hari lainnya. Dengan kata lain,

harga masa lalu tidak berhubungan dengan nilai sekarang dan tidak

dapat dipergunakan untuk memprediksi pergerakan harga.

2. Efisiensi Bentuk Setengah Kuat (Semi-Strong Form).

Pasar diakatakan efisien dalam bentuk setengah kuat jika

harga-harga saham mencerminkan secara penuh semua

informasi yang dipublikasikan termasuk informasi yang berada di

laporan-laporan keuangan perusahaan emiten. Jika pasar efisien

dalam bentuk setengah kuat, maka tidak ada investor atau group dari

investor yang dapat menggunakan informasi yang dipublikasikan

untuk mendapat keuntungan abnormal dalam jangka waktu yang

lama.

Pengujian efisiensi bentuk setengah kuat menggunakan event

study test. Event study merupakan metode yang mempelajari reaksi

pasar terhadap suatu peristiwa. Studi ini melakukan pengamatan

terhadap perilaku harga saham secara

cermat untuk megetahui bagaimana saham bereaksi. Jika

terdapat penundaan dalam penyesuaian harga dan investor dapat

memanfaatkan penundaan ini untuk memperoleh keuntungan

abnormal, maka pasar modal tersebut tidak efisien dalam bentuk

setengah kuat.

Page 41: TINGKAT AKURASI INDIKATOR ANALISIS TEKNIKAL DALAM

23

3. Efisiensi Bentuk Kuat (Strong Form)

Pasar dikatakan efisien dalam bentuk kuat jika harga – harga

sekuritas secara paenuh mencarminkan semua informasi yang

tersedia, termasuk informasi private. Jika pasar efisien dalam bentuk

kuat, maka tidak ada individual investor atau institutional investor

yang dapat memperoleh keuntungan abnormal sekalipun mereka

memiliki informasi private.

Cara untuk menguji efisiensi bentuk kuat adalah meneliti

kinerja kelompok yang diperkirakan memiliki akses informasi yang

tidak dipublikasikan, yaitu para corporate insiders dan para portfolio

managers. Jika kelompok ini terbukti memperoleh tingkat

pendapatan di atas rata-rata, maka pasar dikatakan tidak efisien

dalam bentuk kuat.

7. Analisis Teknikal

Analisis teknikal merupakan suatu teknik yang menggunakan data

atau catatan pasar untuk berusaha mengakses permintaan dan penawaran

suatu saham, volume perdagangan, indeks harga saham baik individual

maupun gabungan, serta faktor-faktor lain yang bersifat teknis (Husnan,

2003). Menurut Ang (1997) analisis teknikal adalah analisis yang

menggunakan grafik atau gambar yang menghasilkan pola-pola tertentu

dan pola-pola yang dihasilkan kemudian dianalisis dengan

membandingkan dengan hasil observasi yang telah dilakukan, sehingga

pola-pola tersebut memberikan suatu indikasi terhadap pergerakan harga

Page 42: TINGKAT AKURASI INDIKATOR ANALISIS TEKNIKAL DALAM

24

saham. Model analisis teknikal lebih menekankan pada perilaku pasar

modal dimasa yang akan datang berdasarkan kebiasaan dimasa lalu.

Harga saham masa lalu mempengaruhi harga saham sekarang yang

mempunyai pola tertentu dan berulang sehingga berpengaruh secara

psikologis terhadap investor dalam melakukan transaksi perdagangan

(Husnan, 2003). Analisis teknikal berupaya untuk memperkirakan harga

saham (kondisi pasar) dengan mengamati perubahan harga saham

tersebut (kondisi pasar) diwaktu lalu. Para penganut analisis ini

menyatakan bahwa:

a. Harga saham mencerminkan informasi yang relevan.

b. Informasi tersebut ditunjukan oleh perubahan harga saham di waktu

lalu.

c. Karena perubahan harga saham mempunyai pola tertentu, maka pola

tersebut akan berulang.

Menurut Ahmad (2004) terdapat beberapa asumsi dasar tentang

analisis teknikal yang mempengaruhi harga saham:

a. Harga pasar ditentukan oleh penawaran dan permintaan.

b. Permintaan dan penawaran ditentukan oleh faktor yang rasional

maupun irasional.

c. Harga saham bergerak dalam tren terus menerus dan berlangsung

cukup lama, meskipun terdapat fluktuasi kecil yang terjadi.

d. Tren yang berubah disebabkan oleh penawaran dan permintaan.

Page 43: TINGKAT AKURASI INDIKATOR ANALISIS TEKNIKAL DALAM

25

e. Pergeseran permintaan dan penawaran dapat dideteksi secara cepat

maupun lambat dengan menggunakan chart transaksi.

f. Beberapa pola chart transaksi dapat berulang dengan sendirinya.

Sasaran yang ingin dicapai dari analisis adalah ketepatan waktu

dalam memprediksi pergerakan harga jangka pendek suatu saham, oleh

karena itu informasi yang berasal dari faktor-faktor teknis sangat penting

bagi pemodal untuk menentukan kapan suatu saham harus dibeli atau

dijual.

Dalam prakteknya, mungkin seorang analis teknikal

mengesampingkan fundamental pasar dengan kesibukan dalam melihat

grafik dan tabel data. Bagaimanapun, ini tergantung dari tipikal dari

analis tersebut. Analisis teknikal atau analisis pasar atau sekuritas yang

memusatkan perhatian pada indeks saham, harga atau statistik pasar

lainnya dalam menemukan pola yang mungkin dapat memprediksikan

dari gambaran yang telah dibuat.

Dibawah ini adalah beberapa tipe indikator yang digunakan dalam

analisa teknikal:

1) Indikator Tren.

Tren adalah sebuah kata yang menggambarkan beberapa waktu

ke depan. Tren bergerak dalam 3 arah: naik, turun, dan menyamping.

Indikator tren menghaluskan data harga yang bervariasi untuk

menciptakan komposisi arah pasar. Dow menyebutkan tentang tiga

buah tren yang terjadi pada harga sebuah saham, tren bergerak dalam

Page 44: TINGKAT AKURASI INDIKATOR ANALISIS TEKNIKAL DALAM

26

3 arah: naik, turun, dan menyamping (Veter 2010, 153). (contoh:

Moving Average)

2) Indikator Kekuatan.

Kekuatan pasar menggambarkan intensitas dari harga dengan

melihat posisi pasar yang diambil oleh beragam pelaku pasar.

Volume atau open interest adalah bahan dasar untuk indikator ini.

Sinyal yang diberikan sifatnya coincident atau leading. (contoh:

Volume).

3) Indikator Volatilitas.

Indikator volatilitas adalah istilah umum yang digunakan

pergerakan, atau ukuran, dari fluktuasi harga harian terpisah dari

arahnya. Umumnya, perubahan pada volatilitas cenderung

mempengaruhi perubahan harga. (contoh: Bollinger Band)

4) Indikator Siklus.

Siklus digunakan untuk mengindikasikan adanya peristiwa

berulang seperti musim, pemilihan umum, dan lainnya. Banyak pasar

memiliki kecenderungan bergerak dalam pola siklus. Indikator siklus

berguna untuk menentukan timing pola pasar tertentu. (contoh: Elliot

Wave).

5) Indikator Support/Resistance.

Support resistance menggambarkan level dan kemudian

berbalik arah. (contoh: Trend Lines).

Page 45: TINGKAT AKURASI INDIKATOR ANALISIS TEKNIKAL DALAM

27

6) Indikator Momentum.

Momentum adalah istilah umum untuk menggambarkan

tertentu. Indikator momentum menentukan kekuatan atau kelemahan

dari sebuah tren. Momentum berada tertinggi ketika mulainya

sebuah trend dan terendah pada saat perubahan arah. Divergence

arah apapun dari harga dan momentum mengindikasikan pergerakan

telah melemah. Jika terjadi pergerakan harga ekstrim dengan

momentum yang lemah, hal itu merupakan sinyal dari akhir

pergerakan di arah tersebut. Jika momentum bergerak tren dengan

kuat dan harga bergerak datar, hal itu memberikan sinyal adanya

potensi perubahan arah harga. (contoh: RSI, Stochastic, MACD).

8. Identifikasi Pergerakan Trend Dasar

Trend berarti suatu kecenderungan atau kondisi dimana terdapat

satu jenis pergerakan yang mendominasi chart dan cenderung berlanjut.

Terdapat dua jenis trend menurut arah pergerakannya yaitu trend bearish

dan trend bullish.

a) Trend Bullish adalah trend yang menunjukkan pergerakan harga

saham yang secara menyeluruh mengidentifikasikan kenaikan.

b) Trend bearish adalah trend yang menunjukkan pergerakan saham

yang secara menyeluruh mengidentifikasikan penurunan.

Untuk menentukan arah dari suatu trend biasanya digunakan

trendlines. Ada tiga tipe trend yang terbentuk di pasar yaitu up trend,

downtrend, dan sideaways.

Page 46: TINGKAT AKURASI INDIKATOR ANALISIS TEKNIKAL DALAM

28

a. Uptrend adalah garis pergerakan harga saham yang terbentuk dari

dua titik atau lebih dengan kecenderungan meningkat.

b. Downtrend adalah garis trend yang terbentuk dari dua titik atau lebih

dengan kecenderungan menurun.

c. Sideaways adalah garis trend yang terbentuk secara menyamping

atau horizontal pada posisi harga tertinggi dan harga terendah.

9. Moving Average (MA)

Moving average sering digunakan untuk menunjukkan tren yan

sedang berlangsung. Moving average menunjuk nilai rata-rata dari harga

pada kurun waktu tertentu. Untuk menunjukkan sebuah tren yang sedang

berlangsung, maka moving average memiliki keterlambatan atau lag. Ini

dikarenakan moving average berdasarkan atau dibentuk dari harga-harga

yang telah terjadi sebelumnya (Mangkulo, 2011).

Di dalam penggunaan Moving Average, kita bisa menggunakan

satu MA, dua MA, atau bahkan tiga MA atau lebih. Periode yang umum

dipakai adalah 200, 100, 50, 20, dan 5. Bila dipakai pada chart harian,

periode 200 dipakai untuk mengetahui trend tahunan. Periode 100 untuk

mengetahui trend selama setengah tahun. Periode 50 untuk mengetahui

trend selama 3 bulanan. Periode 20 untuk mengetahui trend dalam waktu

mingguan. Sedangkan periode 5 baik digunakan untuk mengetahui trend

harian (Djoko, 2010)

Page 47: TINGKAT AKURASI INDIKATOR ANALISIS TEKNIKAL DALAM

29

Ada beberapa kondisi yang perlu diperhatikan, yaitu golden cross

dan death cross. Golden cross merupakan sinyal kenaikan harga (bullish),

sedangkan death cross adalah sinyal penurunan harga (bearish).

Golden cross (bullish) terjadi apabila MA yang lebih kecil dari

arah bawah memotong MA yang lebih besar. Sedangkan death cross

apabila MA yang lebih kecil dari atas memotong MA yang lebih besar

(Situmorang, 2010:45).

10. Relative Strenght Index (RSI)

Relative Streght Index (RSI) dikembangkan oleh Welles Wilder

yang merupakan indikator momentum oscilator yang mengukur

kecepatan dan perubahan pergerakan harga. RSI berosilasi diantara 0

sampai dengan 100. Salah satu kegunaan RSI yang populer adalah

menentukan jenuh jual dan jenuh beli. Secara tradisional, RSI dianggap

jenuh jual bila dibawah 30 dan jenuh beli bila diatas 70.

Bila RSI dilevel 70 overbought atau jenuh beli yaitu kondisi ketika

harga dinilai terlalu tinggi dan sebaiknya investor yang telah memiliki

saham dibawah harga ini dapat merealisasikan keuntungannya. Pada

level 45-50 dapat dijadikan range trading untuk jangka pendek

(Gumilang, 2012: 242).

11. Bollinger Bands

Bollinger Bands (BB) dikembangkan oleh John Bollinger pada

tahun 1980-an. Indikator ini terdiri atas 3 bands, yaitu middle band

(Simple Moving Average dari harga saham penutupan), upper band

Page 48: TINGKAT AKURASI INDIKATOR ANALISIS TEKNIKAL DALAM

30

(Simple Moving Average plus 2 kali deviasi standar), dan lower band

(Simple Moving Average minus 2 kali deviasi standar). Bollinger

menganjurkan perhitungan Bollinger Bands (BB) menggunakan Simple

Moving Average 20 (SMA 20) periode, dan 2 deviasi standar.

Indiaktor Bollinger Bands (BB) berguna untuk mengidentifikasi

apakah harga saham relative tinggi atau rendah. Harga saham dianggap

tinggi ketika menyentuh upper Band, dan rendah disaat menyentuh lower

band. Penentuan tinggi atau rendahnya harga saham ini bermanfaat untuk

strategi masuk dan keluar pasar (Purnomo, 2012:35).

12. Jenis Grafik.

Jenis grafik, agar dapat mengetahui pola pergerakan harga dengan

mudah, maka data harga digambarkan dalam bentuk grafik. Menurut

Muchlisin (2011) ada beberapa jenis grafik yang biasa dipakai, antara

lain:

1. Line Chart

Grafik line chart hanya memuat data harga penutupan, namun

data ini paling mudah dibaca. Berikut adalah contoh grafik line

chart:

Page 49: TINGKAT AKURASI INDIKATOR ANALISIS TEKNIKAL DALAM

31

Gambar 2.1

Line Chart

2. Bar Chart

Bar chart memuat harga pembukaan, harga penutupan, harga

tertinggi (high) dan harga terendah (low). Berikut adalah contoh

grafik bar chart:

Gambar 2.2

Bar Chart

Page 50: TINGKAT AKURASI INDIKATOR ANALISIS TEKNIKAL DALAM

32

Gambar 2.3

Keterangan badan bar chart:

Garis horisontal pendek pada bar yang mengarah ke kiri

menunjukkan harga pembukaan, sedangkan yang mengarah ke kanan

menunjukkan harga penutupan. Bagian bawah bar menunjukkan

harga terendah yang pernah muncul pada periode tersebut,

sedangkan bagian atas bar menunjukkan harga tertinggi.

3. Candle Chart atau Candlestick Chart

Candlestick chart memiliki fungsi yang sama dengan bar chart,

namun dengan penampilan yang lebih baik. Berikut adalah contoh

grafik candle chart atau candlestick chart.

Gambar 2.4

Candlestick Chart

Page 51: TINGKAT AKURASI INDIKATOR ANALISIS TEKNIKAL DALAM

33

Gambar 2.5

Keterangan candlestick chart

B. Penelitian Terdahulu

Beberapa penelitian terdahulu akan diuraikan secara ringkas karena

penelitian ini mengacu pada beberapa penelitian sebelumnya. Meskipun

ruang lingkup hampir sama, tetapi karena beberapa variabel, objek, periode

waktu yang digunakan dan penentuan sampel berbeda maka terdapat banyak

hal yang tidak sama sehingga dapat dijadikan sebagai referensi untuk saling

melengkapi. Berikut ringkasan beberapa penelitian:

Penelitian yang dilakukan oleh Pribadi pada tahun 2016 dengan judul

“Analisis Teknikal Sebagai Dasar Pengambilan Keputusan Dalam Transaksi

Saham (Studi Pada Perusahaan Manufaktur di Jakarta Islamic Index Januari

2016-Juni 2016)”. Penelitian ini bertujuan untuk mengambil keputusan saat

yang tepat untuk jual dan beli saham pada Jakarta Islamic Index. Oleh karena

itu investor harus mengetahui analisis yang digunakan dalam pengambilan

keputusan, salah satunya ialah analisis teknikal. Dalam analisis teknikal

indikator yang digunakan antara lain Candlestick, Moving Average,

Page 52: TINGKAT AKURASI INDIKATOR ANALISIS TEKNIKAL DALAM

34

Stochastic Oscillator. Berdasarkan hasil penelitian menunjukan pola

pergerakan saham dengan menggunakan indikator grafik candlestick pada

saham perusahaan manufaktur yang terdaftar di Jakarta Islamic Index dengan

menunjukan pola support, resistance, gap up, gap down, triple tops, triple

down. Trend harga saham perusahaan manufaktur yang terdaftar di Jakarta

Islamic Index dengan menggunakan indikator moving average mengalami

trend naik atau bullish, trend turun atau bearish, trend kesamping atau

sideways. Momen yang tepat saat membelisaham manufaktur di Jakarta

Islamic Index dengan indikator stochastic oscillator yaitu pada saat garis telah

berpotongan golden cross, dan menjual pada saat garis telah berpotongan

death cross.

Penelitian yang dilakukan oleh Roy dan Hermuningsih pada tahun

2016 dengan judul “Analisis Teknikal Saham Menggunakan Indikator

Bollinger Bands Dan Relative Strength Index Untuk Pengambilan Keputusan

Investasi”. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui kondisi

membeli dan menjual saham dalam analisis teknis. Objek penelitian ini

adalah harga BBCA dan BBTN selama tahun 2015. Data dianalisis

menggunakan Bollinger Bands dan RSI. Temuan dalam penelitian ini adalah

kondisi beli terjadi ketika saham menyentuh atau berada di luar band yang

lebih rendah dan pada saat yang sama RSI dalam oversold. Sementara kondisi

penjualan terjadi ketika saham menyentuh atau berada di luar upper band dan

saat bersamaan juga RSI di overbought.

Page 53: TINGKAT AKURASI INDIKATOR ANALISIS TEKNIKAL DALAM

35

Penelitian yang dilakukan oleh Mafula pada tahun 2015 dengan judul

“Analisis Teknikal Sebagai Dasar Pengambilan Keputusan dalam Trading

Saham Pada Bursa Efek Indonesia (Studi Pada Indeks IDX30 Periode

Agustus 2016 – Januari 2015)”. Ia menyimpulkan bahwa berdasarkan hasil

analisis pada indikator MACD, indikator tersebut terbukti menunjukkan

pembentukan dan perubahan trend yang dapat digunakan sebagai sinyal beli

atau sinyal jual, hasil analisis pada indikator Stochastic, indikator tersebut

terbukti menunjukkan level overbought dan level oversold yang digunakan

sebagai dasar untuk menjual dan membeli serta menunjukkan adanya

pembentukan trend yang kuat (strong uptrend dan strong downtrend),

Berdasarkan hasil analisis pada indikator RSI, indikator tersebut

menunjukkan level overbought dan level oversold yang digunakan sebagai

dasar untuk menjual dan membeli, Berdasarkan hasil analisis pada indikator

Bollinger Bands, indikator tersebut menunjukkan volatilitas, pembentukan

dan perubahan trend pergerakan harga saham yang digunakan oleh investor

sebagai sinyal jual dan beli yang tepat.

Penelitian yang dilakukan oleh Frankandinata dan Cahyadi pada tahun

2014 dengan judul “Analisis Keakuratan Indikator Bollinger Bands Terhadap

Pergerakan Harga Saham. Studi Kasus pada Saham PT. Astra Agro Lestari

Tbk”. Penelitian merupakan studi kepustakaan dan telaah software dengan

menganalisis grafik harga saham menggunakan software ChartNexus.

Penelitian saham yang menjadi studi kasus adalah Astra Agro Lestari (AALI)

selama kurun waktu 1 Juli 2010 sampai dengan 31 Mei 2013. Hasil penelitian

Page 54: TINGKAT AKURASI INDIKATOR ANALISIS TEKNIKAL DALAM

36

menunjukkan bahwa indikator Bolinger Bands selama periode tersebut

memberikan sinyal sebanyak 45 kali dengan persentase keakuratan sebesar

75,56%.

Penelitian yang dilakukan oleh Danesty pada tahun 2013 dengan judul

“Penerapan Analisis Teknikal dengan Metode Bollinger Sebagai Salah Satu

Indikator dalam Transaksi Short Time Perdagangan Saham”. Ia

menyimpulkan bahwa merupakan salah satu volatility indikator yang dapat

digunakan sebagai indikator action dan digunakan bersama indikator lain

untuk mengambil suatu keputusan investasi.Terdapat 3 macam sinyal yang

dapat diindikasikan dari pergerakan Bollinger Band, yakni trend yang akan

terjadi terhadap pergerakan harga saham, volatilitas pergerakan harga saham,

dan momentum.

Penelitian yang dilakukan oleh Muchlisin pada tahun 2011 dengan

judul “Prediksi Harga Saham dalam Prespektif Analisis Teknikal (Studi Pada

Jakarta Islamic Index Tahun 2007-2011)”. Ia menyimpulkan bahwa

Penggunaan analisis teknikal dengan metode moving averge dapat berguna

untuk melihat tren pergerakan harga saham. Panduannya yaitu ketika MA

periode pendek memotong MA periode panjang dari bawah ke atas, hal

tersebut menujukkan sinyal buy karena harga saham berpeluang untuk

menguat. Sebaliknya, ketika MA periode pendek memotong MA periode

panjang dari atas ke bawah, hal tersebut sebagai sinyal jual karena

menunjukkan peluang penurunan. Sedangkan MA periode panjang berguna

untuk melihat tren harga saham secara jangka panjang.

Page 55: TINGKAT AKURASI INDIKATOR ANALISIS TEKNIKAL DALAM

37

Tabel 2.1

Penelitian Terdahulu

No. Peneliti /

Tahun

Judul

Penelitian

Metode

Penelitian Perbedaan

Hasil

Penelitian

1. Sidik Aji

Pribadi, 2016

Analisis

Teknikal

Sebagai Dasar

Pengambilan

Keputusan

Dalam

Transaksi

Saham (Studi

Pada

Perusahaan

Manufaktur di

Jakarta Islamic

Index Januari

2016-Juni 2016)

Candlestick,

Moving

Average, dan

Stochastic

Oscillator

Penulis

menggunakan

indikator

Simple

Moving

Average,

Relative

Strenght

Index dan

Bollinger

Bands. Selain

itu perbedaan

pada objek

penelitian

dan periode

penelitian.

Hasil

penelitian ini

menunjukkan

pola

pergerakan

saham dengan

menggunakan

indikator

grafik

candlestick

menunjukan

pola support,

resistance, gap

up, gap down,

triple tops,

triple down.

Trend harga

saham dengan

menggunakan

indikator

moving

average

mengalami

trend naik atau

bullish, trend

turun atau

Page 56: TINGKAT AKURASI INDIKATOR ANALISIS TEKNIKAL DALAM

38

No. Peneliti /

Tahun

Judul

Penelitian

Metode

Penelitian Perbedaan

Hasil

Penelitian

bearish, trend

kesamping

atau sideways.

Momen yang

tepat saat

membeli

saham

indikator

stochastic

oscillator yaitu

pada saat garis

telah

berpotongan

golden cross,

dan menjual

pada saat garis

telah

berpotongan

death cross.

2. Gidion Willy

Roy, Sri

Hermuningsih.

2016

Analisis

Teknikal Saham

Menggunakan

Indikator

Bollinger Bands

Dan Relative

Strength Index

Untuk

Pengambilan

Bollinger

Bands dan

Relative

Strenght

Index

Penulis

menggunakan

indikator

tambahan

yaitu Simple

Moving

Average.

Selain itu

perbedaan

Hasil

penelitian ini

ditemukan

bahwa kondisi

beli terjadi

saat saham

menyentuh

atau berada di

luar lower

Page 57: TINGKAT AKURASI INDIKATOR ANALISIS TEKNIKAL DALAM

39

No. Peneliti /

Tahun

Judul

Penelitian

Metode

Penelitian Perbedaan

Hasil

Penelitian

Keputusan

Investasi.

pada objek

penelitian

dan periode

penelitian.

band dan pada

saat yang

sama RSI

dalam

oversold.

Sementara

kondisi jual

terjadi saat

saham

menyentuh

atau berada di

luar band atas

dan saat

bersamaan

juga RSI

overbougt.

3. Lilik Choirotul

Mafula,

2015

Analisis

Teknikal

Sebagai Dasar

Pengambilan

Keputusan

dalam Trading

Saham Pada

Bursa Efek

Indonesia (Studi

Pada Indeks

IDX30 Periode

Agustus 2016 –

Bollinger

Bands dan

Relative

Strenght

Index

Penulis

menggunakan

indikator

tambahan

yaitu Simple

Moving

Average dan

juga

menggunakan

objek

penelitian

yang berbeda

Hasil

penelitian ini

menunjukkan

bahwa

berdasarkan

hasil analisis

pada indikator

RSI, indikator

tersebut

menunjukkan

level

overbought

Page 58: TINGKAT AKURASI INDIKATOR ANALISIS TEKNIKAL DALAM

40

No. Peneliti /

Tahun

Judul

Penelitian

Metode

Penelitian Perbedaan

Hasil

Penelitian

Januari 2015). yaitu pada

perusahaan

sub sektor

konstruksi

bangunan

yang terdaftar

di BEI

periode 2013-

2017

dan level

oversold yang

digunakan

sebagai dasar

untuk menjual

dan membeli,

berdasarkan

hasil analisis

pada indikator

Bollinger

Bands,

indikator

tersebut

menunjukkan

volatilitas,

pembentukan

dan perubahan

trend

pergerakan

harga saham

yang

digunakan

oleh investor

sebagai sinyal

jual dan beli

yang tepat.

4. Frankandinata

dan Yoyo

Analisis

Keakuratan

Bollinger

Bands

Penulis

menggunakan

Hasil

penelitian

Page 59: TINGKAT AKURASI INDIKATOR ANALISIS TEKNIKAL DALAM

41

No. Peneliti /

Tahun

Judul

Penelitian

Metode

Penelitian Perbedaan

Hasil

Penelitian

Cahyadi, 2014 Indikator

Bollinger

Bands

Terhadap

Pergerakan

Harga Saham.

Studi Kasus

pada Saham

PT. Astra Agro

Lestari Tbk.

indikator

tambahan

yaitu Simple

Moving

Average, dan

Relative

Strenght

Index. Selain

itu perbedaan

pada objek

penelitian

dan periode

penelitian.

menunjukkan

bahwa

indikator

Bollinger

Bands selama

periode

tersebut

memberikan

sinyal

sebanyak 45

kali dengan

presentase

keakuratan

75,56%.

5. Dwi Danesty,

2013

Penerapan

Analisis

Teknikal

dengan Metode

Bollinger

Sebagai Salah

Satu Indikator

dalam Transaksi

Short

Time

Perdagangan

Saham.

Bollinger

Bands

Penulis

menggunakan

indikator

tambahan

yaitu Simple

Moving

Average, dan

Relative

Strenght

Index. Selain

itu perbedaan

pada objek

penelitian

dan periode

Hasil

penelitian ini

menunjukkan

bahwa

Bollinger

Bands

merupakan

salah satu

volatility

indikator yang

dapat

digunakan

sebagai

indikator

Page 60: TINGKAT AKURASI INDIKATOR ANALISIS TEKNIKAL DALAM

42

No. Peneliti /

Tahun

Judul

Penelitian

Metode

Penelitian Perbedaan

Hasil

Penelitian

penelitian. action dan

digunakan

bersama

indikator lain

untuk

mengambil

suatu

keputusan

investasi.

Terdapat 3

macam sinyal

yang dapat

diindikasikan

dari

pergerakan

Bollinger

Band, yakni

trend yang

akan terjadi

terhadap

pergerakan

harga saham,

volatilitas

pergerakan

harga saham,

dan

momentum.

6. Ilham Syaiful Prediksi Harga Moving Penulis Hasil

Page 61: TINGKAT AKURASI INDIKATOR ANALISIS TEKNIKAL DALAM

43

No. Peneliti /

Tahun

Judul

Penelitian

Metode

Penelitian Perbedaan

Hasil

Penelitian

Muchlisin,

2011

Saham dalam

Prespektif

Analisis

Teknikal (Studi

Pada Jakarta

Islamic Index

Tahun 2007-

2011).

Average menggunakan

indikator

tambahan

yaitu Relative

Strenght

Index dan

Bollinger

Bands. Selain

itu perbedaan

pada objek

penelitian

dan periode

penelitian.

penelitian ini

menunjukkan

bahwa

penggunaan

analisis

teknikal

dengan

metode

moving averge

dapat berguna

untuk melihat

tren

pergerakan

harga saham.

Panduannya

yaitu ketika

MA periode

pendek

memotong

MA periode

panjang dari

bawah ke atas,

hal tersebut

menujukkan

sinyal buy

karena harga

saham

berpeluang

Page 62: TINGKAT AKURASI INDIKATOR ANALISIS TEKNIKAL DALAM

44

No. Peneliti /

Tahun

Judul

Penelitian

Metode

Penelitian Perbedaan

Hasil

Penelitian

untuk

menguat.

Sebaliknya,

ketika MA

periode

pendek

memotong

MA periode

panjang dari

atas ke bawah,

hal tersebut

sebagai sinyal

jual karena

menunjukkan

peluang

penurunan.

Page 63: TINGKAT AKURASI INDIKATOR ANALISIS TEKNIKAL DALAM

45

C. Kerangka Berpikir

Secara sistematis alur kerangka pemikiran dalam penelitian ini

sebagai berikut.

Gambar 2.6

Kerangka Pemikiran

D. Hipotesis

Hipotesis merupakan jawaban masalah atau pertanyaan penelitian

yang dikembangan berdasarkan teori-teori yang perlu diuji melalui proses

pemilihan, pengumpulan, dan analisis data. Adapun penelitian ini tidak

menggunakan hipotesis.

Simple Moving

Average

Relative

Streght Index

Bollinger

Bands

BEI

Sub Sektor Konstruksi Bangunan

Tingkat Akurasi Analisis Teknikal

Kesimpulan

Analisis Pokok Bahasan

Page 64: TINGKAT AKURASI INDIKATOR ANALISIS TEKNIKAL DALAM

46

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Ruang Lingkup Penelitian

Ruang lingkup penelitian ini dilakukan di Bursa Efek Indonesia

dengan menggunakan harga saham harian dari perusahaan – perusahaan sub

sektor konstruksi bangunan yang terdaftar di BEI periode 2013 – 2017.

Perusahaan sub sektor konstruksi bangunan akan dianalisis pergerakan harga

sahamnya apakah bergerak secara acak atau tidak dan selanjutnya akan

dianalisis secara teknikal.

Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah laporan harga saham

harian dari perusahaan sub sektor konstruksi bangunan selama periode

penelitian yakni Januari 2013 sampai Desember 2017.

Data-data yang digunakan untuk keperluan penelitian ini adalah data

sekunder yang diperoleh dari yahoo finance. Adapun pemilihan periode

penelitian dari Januari 2013 sampai dengan Desember 2017.

B. Penentuan Sampel

1. Populasi

Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas obyek atau

subyek yang mempunyai kuantitas dan karakteristik tertentu yang

diharapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik

kesimpulannya (Sugiyono, 2008). Populasi dari penelitian ini adalah

perusahaan sub sektor konstruksi bangunan yang terdaftar di BEI.

Page 65: TINGKAT AKURASI INDIKATOR ANALISIS TEKNIKAL DALAM

47

2. Sampel

Sampel adalah sebagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki

oleh suatu populasi (Sugiyono, 2008). Teknik yang dilakukan dalam

pengambilan sampel adalah purposive sampling, yaitu teknik pemilihan

sampel berdasarkan pada kriteria-kriteria tertentu (Siregar, 2011). Oleh

karena saham perusahaan konstruksi bangunan yang terdaftar di BEI

memiliki tanggal IPO yang berbeda-beda maka sampel penelitian ini

diambil dengan kriteria:

1. Seluruh saham sub sektor konstruksi bangungan yang terdaftar di

BEI dengan tanggal Initial Public Offering (IPO) kurang dari 2

Januari 2013.

2. Perusahaan memiliki jumlah dan kelengkapan yang sama pada data-

data yang diperlukan selama periode 2013 – 2017 untuk penelitian.

Sampel penelitian ini adalah saham perusahan subsektor kosntruksi

bangunan yang terdaftar di BEI selama periode 2013 – 2017 yaitu:

Tabel 3.1

Sampel Penelitian

No. Kode Saham Nama Emiten

1. ADHI Adhi Karya (Persero) Tbk

2. DGIK Nusa Konstruksi Enjiniring Tbk

3. JKON Jaya Konstruksi Manggala Prata

4. PTPP Pembangunan Perumahan (persero) Tbk

5. SSIA Surya Semesta Internusa Tbk

6. WIKA Wijaya Karya (Persero) Tbk

7. WSKT Waskita Karya (Persero) Tbk

Page 66: TINGKAT AKURASI INDIKATOR ANALISIS TEKNIKAL DALAM

48

C. Metode Pengumpulan Data

Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder. Data

sekunder yaitu data yang bukan diusahaan sendiri oleh peneliti, akan tetapi

data diambil dari pihak lain. Data sekunder yang dimaksud adalah:

1. Data histori harga saham perusahaan sub sektor konstruksi bangunan

yang terdaftar di BEI selama periode penelitian diperoleh dari

www.finance.yahoo.com.

2. Dalam tinjauan pustaka dan metode penelitian, peneliti melakukan studi

pustaka pada jurnal, buku, artikel, skripsi dan thesis yang berhubungan

dengan penelitian.

D. Metode Analisis Data

Pengujian hiotesis penelitian ini dilakukan dengan menguji data

harian harga saham pada perusahaan – perusahaan sub sektor konstruksi

bangunan yang terdaftar di BEI yang telah dipilih beturut-turut sejak 2

Januari 2013 – 29 Desember 2017.

Penelitian ini menggunakan alat bantu dalam melakukan analisis data

yaitu dengan Microsoft Excel 2010 dan D’one Trade Pro Next G.

Langkah-langkah selanjutnya yang dilakukan untuk melakukan

analisis data adalah sebagai berikut:

Page 67: TINGKAT AKURASI INDIKATOR ANALISIS TEKNIKAL DALAM

49

1. Analisis Teknikal

Melakukan analisis teknikal saham dengan langkah :

a. Input data

Langkah awal dalam teknik analisis data adalah melakukan

input data. Data yang diinput merupakan grafik pergerakan harga

saham sub sektor konstruksi bangunan yang terdaftar di BEI periode

Januari 2013 - Desember 2017. Pergerakan harga saham yang

diambil sebagai sampel meliputi pergerakan harga selama periode 2

Januari 2013 - 29 Desember 2017. Proses input data dilakukan

dengan bantuan D‟One Trade Pro Next G. Proses input data

dilakukan secara online.

b. Menentukan indikator analisis teknikal

Indikator yang digunakan dalam penelitian ini ada 3 yaitu

Simple Moving Average, Relative Strenght Index, dan Bollinger

Bands. Semua indikator tersebut sudah tersedia di aplikasi software

D’one Trade Pro Next G.

c. Penggunaan Jenis Grafik

Data yang diinput berupa grafik pergerakan harga saham. Grafik

yang digunakan dalam menganalisis digunakan grafik garis (Line)

untuk Simple Moving Average dan Relative Strenght Index dan

grafik Candlestick untuk Bollinger Bands. Grafik dipilih sesuai

dengan kebutuhan penelitian masing-masing indikator.

Page 68: TINGKAT AKURASI INDIKATOR ANALISIS TEKNIKAL DALAM

50

d. Penggunaan Simple Moving Average

Moving average sering digunakan untuk menunjukkan tren yang

sedang berlangsung. Moving average menunjuk nilai rata-rata dari

harga pada kurun waktu tertentu. Untuk menunjukkan sebuah tren

yang sedang berlangsung, maka moving average memiliki

keterlambatan atau lag. Ini dikarenakan moving average berdasarkan

atau dibentuk dari harga-harga yang telah terjadi sebelumnya

(Mangkulo, 2011).

Setelah grafik line saham sudah muncul maka langkah

selanjutnya yaitu menggunakan indikator simple moving average.

Pada penelitian ini indikator Simple Moving Average menggunakan

2 garis SMA yaitu SMA 20 dan SMA 50 dan menggunakan jenis line

chart agar mudah dibaca untuk kenaikan dan penurunannya. Analisis

dapat dinyatakan sukses apabila harga pada hari setelahnya dimulai

dari terbentuknya perpotongan golden cross (beli) mengalami

kenaikan dan tidak menurun kembali atau death cross (jual)

mengalami penurunan dan tidak menaik kembali. Analisis dapat

dinyatakan gagal apabila harga pada hari setelahnya dimulai dari

terbentuknya perpotongan golden cross (beli) tidak mengalami

kenaikan (mengalami sedikit kenaikan kemudian menurun kembali)

atau death cross (jual) tidak mengalami penurunan (mengalami

sedikit penurunan kemudian menaik kembali).

Page 69: TINGKAT AKURASI INDIKATOR ANALISIS TEKNIKAL DALAM

51

e. Penggunaan Relative Strenght Index

Relative Streght Index (RSI) dikembangkan oleh Welles Wilder

yang merupakan indikator momentum oscilator yang mengukur

kecepatan dan perubahan pergerakan harga. RSI berosilasi diantara 0

sampai dengan 100. Salah satu kegunaan RSI yang populer adalah

menentukan jenuh jual dan jenuh beli. Secara tradisional, RSI

dianggap jenuh jual bila dibawah 30 dan jenuh beli bila diatas 70.

Indikator Relative Strenght Index (RSI) pada penelitian ini

menggunakan jenis line chart dengan time periode sebesar 14. Pada

indikator ini dijelaskan juga selama periode tertentu saham termasuk

jenuh jual (ovorsold) atau termasuk jenuh beli (overbought)

menggunakan batas garis 70 untuk overbought (sinyal jual) dan 30

untuk oversold (sinyal beli). Analisis dapat dinyatakan sukses

apabila pada indikator Relative Strenght Index (RSI) yang telah

menyentuh atau melewati garis 70 mengalami penurunan dan yang

telah menyentuh atau melewati garis 30 mengalami kenaikan pada

chart harga saham aktualnya. Analisis dapat dinyatakan gagal

apabila pada indikator Relative Strenght Index (RSI) yang telah

menyentuh atau melewati garis 70 tidak mengalami penurunan

ataupun mengalami penurunan tetapi hanya sedikit dan kembali naik

dan yang telah menyentuh atau melewati garis 30 tidak mengalami

kenaikann ataupun mengalami kenaikan tetapi hanya sedikit dan

kembali turun pada chart harga saham aktualnya.

Page 70: TINGKAT AKURASI INDIKATOR ANALISIS TEKNIKAL DALAM

52

f. Penggunaan Bollinger Bands

Indikator Bollinger Bands (BB) berguna untuk mengidentifikasi

apakah harga saham relative tinggi atau rendah. Harga saham

dianggap tinggi ketika menyentuh upper Band, dan rendah disaat

menyentuh lower band. Penentuan tinggi atau rendahnya harga

saham ini bermanfaat untuk strategi masuk dan keluar pasar

(Purnomo, 2012).

Indikator Bollinger Bands pada penelitian ini menggunakan

parameter 20 SMA dan menggunakan jenin candlestick chart.

Analisis dapat dinyatakan sukses apabila pada indikator Bollinger

Bands, chart yang telah menyentuh garis batas atas mengalami

penurunan hingga ke garis tengah ataupun garis batas bawah,

begitupun sebaliknya. Analisis dapat dinyatakan gagal jika pada

indikator Bollinger Bands, chart yang telah menyentuh garis batas

atas tidak mengalami penurunan ataupun mengalami penurunan

tetapi hanya sedikit dan kembali naik, begitu pun sebaliknya.

2. Tingkat Akurasi

Tingkat akurasi dihitung dengan rumus :

( )

E. Operasional Variabel Penelitian

Variabel dalam penelitian ini adalah harga saham dari tujuh

perusahaan sub sektor konstruksi bangunan yang terdaftar di BEI. Dimana

tujuh perusahaan tersebut yaitu Adhi Karya (Persero) Tbk (ADHI), Nusa

Page 71: TINGKAT AKURASI INDIKATOR ANALISIS TEKNIKAL DALAM

53

Konstruksi Enjiniring Tbk (DGIK), Jaya Konstruksi Manggala Prata (JKON),

Pembangunan Perumahan (persero) Tbk (PTPP), Surya Semesta Internusa

Tbk (SSIA), Wijaya Karya (Persero) Tbk (WIKA), Waskita Karya (Persero)

Tbk (WSKT).

Data tersebut diperoleh dari website www.finance.yahoo.com, data

diperoleh berupa harga saham harian masing-masing perusahaan. Untuk

menghitung akurasi indikator data harga saham dan indikator analisis teknikal

telah terdapat di software D’One Trade Pro Next G.

Page 72: TINGKAT AKURASI INDIKATOR ANALISIS TEKNIKAL DALAM

54

BAB IV

ANALISIS DAN PEMBAHASAN

A. Sekilas Gambaran Umum Objek Penelitian

Konstruksi merupakan suatu kegiatan membangun sarana maupun

prasarana. Perusahaan konstruksi bangunan adalah perusahaan yang

merancang dan membangun sarana maupun prasarana tersebut. Contoh dari

pembangunan tersebut (proyek) antara lain pembangunan jalan raya,

konstruksi jembatan, rumah, gedung, dan lainnya. Secara umum, perusahaan

konstruksi bangunan melakukan proyek yang diperoleh berdasarkan tender

atau pelelangan. Proyek tersebut bisa berasal dari proyek yang digagas

pemerintah untuk pembangunan nasional maupun dari pihak swasta atau

asing.

Bursa Efek Indonesia (BEI) membagi indeks sektoral menjadi

sembilan sektor, yaitu :

1) Sektor Pertanian

2) Sektor Pertambangan

3) Sektor Industri Dasar dan Kimia

4) Sektor Aneka Industri

5) Sektor Industri Barang Konsumsi

6) Sektor Properti dan Real Estate

7) Sektor Infrastruktur, Utilitas, dan Transportasi

8) Sektor Keuangan

9) Sektor Perdagangan, Jasa, dan Investasi

Page 73: TINGKAT AKURASI INDIKATOR ANALISIS TEKNIKAL DALAM

55

Salah satu daftar sektor yang ada didalam BEI adalah sektor industri

properti dan real estate, yang didalamnya ada sub sektor perusahaan

konstruksi bangunan. Objek dari penelitian ini adalah perusahaan pada sub

sektor konstruksi bangunan yang terdaftar di dalam BEI. Perusahaan yang

menjadi sampel pada penelitian ini yakni ada 7 perusahaan yang meliputi

Adhi Karya (Persero) Tbk (ADHI), Nusa Konstruksi Enjiniring Tbk (DGIK),

Jaya Konstruksi Manggala Prata (JKON), Pembangunan Perumahan (persero)

Tbk (PTPP), Surya Semesta Internusa Tbk (SSIA), Wijaya Karya (Persero)

Tbk (WIKA), Waskita Karya (Persero) Tbk (WSKT).

1. PT Adhi Karya (Persero) Tbk (ADHI)

PT Adhi Karya (Persero) Tbk (ADHI) didirikan tanggal 1 Juni

1974 dan memulai usaha secara komersial pada tahun 1960. Kantor pusat

ADHI berkedudukan di Jl. Raya Pasar Minggu KM.18, Jakarta.

Berdasarkan Anggaran Dasar Perusahaan, Ruang lingkup bidang usaha

ADHI meliputi Konstruksi, Konsultasi manajemen dan rekayasa industri

(Engineering Procurement and Construction/EPC), Perdagangan umum,

jasa pengadaan barang, industri pabrikasi, jasa dalam bidang teknologi

informasi, real estat dan agro industri. Saat ini kegiatan utama ADHI

dalam bidang konstruksi, engineering, Procurement and Construction

(EPC), perkeretaapian, pariwisata, perdagangan, properti, real sstate dan

investasi infrastruktur.

Pada 2004, ADHI menjadi perusahaan konstruksi pertama yang

mencatatkan sahamnya di Bursa Efek Indonesia pada 18 Maret 2004

Page 74: TINGKAT AKURASI INDIKATOR ANALISIS TEKNIKAL DALAM

56

dengan komposisi kepemilikan oleh Pemerintah sebesar 51%, Employee

Management Buy Out atau yang lebih dikenal dengan EMBO sebesar

24,5% dan Publik sebesar 24,5%.

2. PT Nusa Konstruksi Enjiniring Tbk (DGIK)

PT Nusa Konstruksi Enjiniring Tbk (dahulu PT Duta Graha Indah

Tbk) (DGIK) didirikan tanggal 11 Januari 1982 dan memulai usaha

komersialnya pada tahun 1982. Akta Pendirian Perseroan disahkan oleh

Menteri Kehakiman Republik Indonesia tanggal 28 Juli 1982. Perseroan

berkedudukan di Jakarta Selatan. Berdasarkan Anggaran Dasar

Perusahaan, ruang lingkup kegiatan DGIK adalah bergerak dalam jasa

konstruksi, industri, perdagangan, agen/perwakilan, real estate,

pertambangan, investasi dan jasa lain. Kegiatan utama DGIK adalah

menjalankan usaha-usaha di bidang jasa konstruksi gedung dan

konstruksi pekerjaan sipil termasuk jalan, bandara, irigasi, waduk,

pembangkit tenaga listrik, rel kereta api dan pelabuhan.

Pada tanggal 13 Desember 2007, Perseroan telah memperoleh

Surat Pemberitahuan Efektif Penyataan Penawaran dari Bapepam-LK

untuk melakukan Penawaran Umum Perdana Saham DGIK (IPO) kepada

masyarakat melalui pasar modal sejumlah 1.662.345.000 saham dengan

nilai nominal Rp 100 per saham pada harga penawaran Rp 225 per

saham. Kemudian pada tanggal 19 Desember 2007, seluruh saham

Perseroan telah tercatat pada Bursa Efek Indonesia.

Page 75: TINGKAT AKURASI INDIKATOR ANALISIS TEKNIKAL DALAM

57

3. PT Jaya Konstruksi Manggala Prata (JKON)

Jaya Konstruksi Manggala Pratama Tbk (JKON) didirikan tanggal

23 Desember 1982 dan memulai kegiatan usaha komersialnya pada tahun

1982. Kantor pusat Jaya Konstruksi berlokasi di Taman Bintaro Jaya

Gedung B, Jalan Bintaro Raya, Jakarta. Berdasarkan Anggaran Dasar

Perusahaan, ruang lingkup kegiatan JKON adalah berusaha dalam bidang

pembangunan, perdagangan, perindustrian dan jasa. Kegiatan utama Jaya

Konstruksi adalah bertindak sebagai pengembang; pemborong pada

umumnya (general contractor); pemasangan komponen bangunan

(berat/heavy-lifting); pembangunan konstruksi segala bangunan;

pemasangan instalasi; pengembangan wilayah pemukiman; pemborongan

bidang pertambangan minyak, gas dan panas bumi; pemborong bidang

pertambangan umum; pemborong bidang petrokimia; pembangunan

sarana dan prasarana jaringan telekomunikasi; konstruksi besi dan baja;

pembangunan lapangan golf; penyelenggaraan proyek jalan tol;

konstruksi sinyal dan telekomunikasi kereta api; usaha penunjang

ketenagalistrikan.

Pada tanggal 26 November 2007, JKON memperoleh pernyataan

efektif dari Bapepam-LK untuk melakukan Penawaran Umum Perdana

Saham JKON (IPO) kepada masyarakat sebanyak 300.00.000 dengan

nilai nominal Rp100,- per saham dengan harga penawaran Rp615,- per

saham. Saham-saham tersebut dicatatkan pada Bursa Efek Indonesia

(BEI) pada tanggal 04 Desember 2007.

Page 76: TINGKAT AKURASI INDIKATOR ANALISIS TEKNIKAL DALAM

58

4. PT Pembangunan Perumahan (Persero) Tbk (PTPP)

PT Pembangunan Perumahan (Persero) Tbk atau dikenal dengan

nama PT PP (Persero) Tbk (PTPP) didirikan pada 26 Agustus 1953

dengan nama NV Pembangunan Perumahan, yang merupakan hasil

peleburan suatu Perusahaan Bangunan bekas milik Bank Industri Negara

kedalam Bank Pembangunan Indonesia, dan selanjutnya dilebur ke dalam

P.N.Pembangunan Perumahan, suatu Perusahaan Negara yang didirikan

tanggal 29 Maret 1961. Selanjutnya berdasarkan Peraturan Pemerintah

No. 39 Tahun 1971, bentuk Perusahaan Negara Pembangunan

Perumahan diubah menjadi Perusahaan Perseroan (Persero) dan didirikan

dengan Akta Perseroan Terbatas PT Pembangunan Perumahan No. 78

tanggal 15 Maret 1973 serta Akta Perubahan No.247 tanggal 21 Maret

1974. Akta Perseroan telah mendapat pengesahan dari Menteri

Kehakiman Republik Indonesia tanggal 30 Maret 1974. Kantor pusat

PTPP beralamat di Jl. Letjend. TB Simatupang No. 57, Pasar Rebo -

Jakarta Timur.

Berdasarkan Anggaran Dasar Perusahaan, maksud dan tujuan PTPP

adalah turut serta melakukan usaha di bidang industri konstruksi, industri

pabrikasi, jasa penyewaan, jasa keagenan, investasi, agro industri,

Engineering Procurement dan Construction (EPC) perdagangan,

pengelolaan kawasan, layanan jasa peningkatan kemampuan di bidang

konstruksi, teknologi informasi, kepariwisataan, perhotelan, jasa

engineering dan perencanaan, pengembang untuk menghasilkan barang

Page 77: TINGKAT AKURASI INDIKATOR ANALISIS TEKNIKAL DALAM

59

dan/atau jasa yang bermutu tinggi dan berdaya saing kuat. Kegiatan

usaha yang saat ini dilakukan adalah Jasa Konstruksi, Realti

(Pengembang), Properti dan Investasi di bidang Infrastruktur dan Energi.

Pada tanggal 29 Januari 2010, PTPP telah menerima pernyataan

efektif dari Bapepam-LK untuk melakukan penawaran perdana (IPO)

kepada masyarakat atas 1.038.976.500 lembar saham Seri B dengan nilai

nominal Rp 100 per saham dan harga penawaran Rp 560 per saham.

Saham-saham tersebut dicatatkan pada Bursa Efek Indonesia tanggal 9

Februari 2010. Selanjutnya, seluruh saham perusahaan sebanyak

4.842.436.500 lembar saham pada tahun 2010 telah dicatatkan pada

Bursa Efek Indonesia.

5. PT Surya Semesta Internusa Tbk (SSIA)

Berawal dari PT Multi Investments Limited yang didirikan pada

tanggal 15 Juni 1971, SSIA bertransformasi menjadi PT Surya Semesta

Internusa pada tahun 1995. Kantor SSIA berlokasi di Tempo Scan Tower

Lantai 20, Jalan H.R. Rasuna Said Kavling 3-4, Kuningan, Jakarta

Selatan. Kegiatan utama SSIA adalah bergerak dalam bidang jasa

konstruksi, pengembang kawasan industri, properti komersial, dan

perhotelan melalui penyertaan pada entitas anak.

Pada tanggal 5 Maret 1997, SSIA memperoleh pernyataan efektif

dari Bapepam-LK untuk melaksanakan penawaran umum perdana saham

SSIA (IPO) sebanyak 135.000.000 saham kepada masyarakat, dengan

nilai nominal Rp500 per saham, dengan harga penawaran sebesar Rp975

Page 78: TINGKAT AKURASI INDIKATOR ANALISIS TEKNIKAL DALAM

60

per saham. Saham-saham tersebut dicatatkan pada Bursa Efek Indonesia

pada tanggal 27 Maret 1997.

6. PT Wijaya Karya (Persero) Tbk (WIKA)

PT Wijaya Karya (Persero) Tbk (WIKA) didirikan tanggal 29

Maret 1961 dengan nama Perusahaan Negara/PN "Widjaja Karja" dan

mulai beroperasi secara komersial pada tahun 1961. Berdasarkan

Peraturan Pemerintah No.64, perusahaan bangunan bekas milik Belanda

yang bernama Naamloze Vennootschap Technische Handel Maatschappij

en Bouwbedrijf Vis en Co. yang telah dikenakan nasionalisasi, dilebur ke

dalam PN Widjaja Karja. Kemudian tanggal 22 Juli 1971, PN. Widjaja

Karja dinyatakan bubar dan dialihkan bentuknya menjadi Perusahaan

Perseroan. Selanjutnya pada tanggal 20 Desember 1972 Perusahaan ini

dinamakan PT Wijaya Karya. Kantor WIKA beralamat di Jl. D.I

Panjaitan Kav.9, Jakarta Timur.

Berdasarkan Anggaran Dasar Perusahaan, maksud dan tujuan

WIKA adalah berusaha dalam bidang industri konstruksi, industri

pabrikasi, industri konversi, jasa penyewaan, jasa keagenan, investasi,

agro industri, energi terbarukan dan energi konversi, perdagangan,

engineering procurement, construction, pengelolaan kawasan, layanan

peningkatan kemampuan di bidang jasa konstruksi, teknologi informasi

jasa engineering dan perencanaan.

Pada tanggal 11 Oktober 2007, WIKA memperoleh pernyataan

efektif dari Bapepam-LK untuk melakukan penawaran perdana kepada

Page 79: TINGKAT AKURASI INDIKATOR ANALISIS TEKNIKAL DALAM

61

masyarakat atas 1.846.154.000 lembar saham seri B baru, dengan nilai

nominal Rp 100 per saham dan harga penawaran Rp 420 per saham.

Saham-saham tersebut dicatatkan pada Bursa Efek Jakarta pada tanggal

29 Oktober 2007.

7. PT Waskita Karya (Persero) Tbk (WSKT)

Waskita Karya (Persero) Tbk (WSKT) didirikan dengan nama

Perusahaan Negara Waskita Karya tanggal 01 Januari 1961 dari

perusahaan asing bernama “Volker Aanemings Maatschappij NV” yang

dinasionalisasi Pemerintah. Kantor pusat WSKT beralamat di Gedung

Waskita Jln. M.T. Haryono Kav. No. 10 Cawang, Jakarta.

Pada tanggal 10 Desember 2012, WSKT memperoleh pernyataan

efektif dari Bapepam-LK untuk melakukan Penawaran Umum Perdana

Saham WSKT (IPO) kepada masyarakat sebanyak 3.082.315.000 dengan

nilai nominal Rp100,- per saham saham dengan harga penawaran

Rp380,- per saham. Saham-saham tersebut dicatatkan pada Bursa Efek

Indonesia (BEI) pada tanggal 19 Desember 2012.

B. Analisis dan Pembahasan

1. Simple Moving Average

Moving average sering digunakan untuk menunjukkan tren yan

sedang berlangsung. Simple moving average menunjuk nilai rata-

rata dari harga pada kurun waktu tertentu. Untuk menunjukkan

sebuah tren yang sedang berlangsung, maka moving average

memiliki keterlambatan atau lag. Ini dikarenakan moving average

Page 80: TINGKAT AKURASI INDIKATOR ANALISIS TEKNIKAL DALAM

62

berdasarkan atau dibentuk dari harga-harga yang telah terjadi

sebelumnya (Mangkulo, 2011).

Batasan – batasan digunakan dalam menganalisis keakuratan

dari indikator Simple Moving Average. Pertama, simple moving

average pada penelitian ini menggunakan SMA 20 dan SMA 50 dan

menggunakan jenis line chart agar mudah dibaca untuk kenaikan dan

penurunannya. Kedua, analisis dapat dinyatakan sukses apabila

harga pada hari setelahnya dimulai dari terbentuknya perpotongan

golden cross (beli) mengalami kenaikan dan tidak menurun kembali

atau death cross (jual) mengalami penurunan dan tidak menaik

kembali. Ketiga, analisis dapat dinyatakan gagal apabila harga pada

hari setelahnya dimulai dari terbentuknya perpotongan golden cross

(beli) tidak mengalami kenaikan (mengalami sedikit kenaikan

kemudian menurun kembali) atau death cross (jual) tidak mengalami

penurunan (mengalami sedikit penurunan kemudian menaik

kembali).

Terdapat keterangan pada gambar indikator Simple Moving

Average, yaitu:

a. Garis berwarna ungu : garis SMA 20

b. Garis berwarna hijau : garis SMA 50

c. Garis berwarna hijau – merah : grafik harga saham

d. Golden cross (sinyal beli) : garis SMA 20 memotong

keatas garis SMA50.

Page 81: TINGKAT AKURASI INDIKATOR ANALISIS TEKNIKAL DALAM

63

e. Death cross (sinyal jual) : garis SMA 20 memotong

kebawah garis SMA 50.

a) Adhi Karya (Persero) Tbk (ADHI)

Gambar 4.1

Simple Moving Average ADHI

Berdasarkan analisis didapatkan bahwa pada periode 2013 –

2017 dengan menggunakan Simple Moving Average perusahaan

Adhi Karya (Persero) Tbk (ADHI) menunjukkan tingkat akurasi

indikator sebesar 60.87% dengan 14 sinyal sukses dari 23 total

sinyal.

Page 82: TINGKAT AKURASI INDIKATOR ANALISIS TEKNIKAL DALAM

64

b) Nusa Konstruksi Enjiniring Tbk (DGIK)

Gambar 4.2

Simple Moving Average DGIK

Berdasarkan analisis didapatkan bahwa pada periode 2013 –

2017 dengan menggunakan Simple Moving Average perusahaan

Nusa Konstruksi Enjiniring Tbk (DGIK) menunjukkan tingkat

akurasi indikator sebesar 55.56% dengan 15 sinyal sukses dari 27

total sinyal.

Page 83: TINGKAT AKURASI INDIKATOR ANALISIS TEKNIKAL DALAM

65

c) Jaya Konstruksi Manggala Prata (JKON)

Gambar 4.3

Simple Moving Average JKON

Berdasarkan analisis didapatkan bahwa pada periode 2013 –

2017 dengan menggunakan Simple Moving Average perusahaan

Jaya Konstruksi Manggala Prata (JKON) menunjukkan tingkat

akurasi indikator sebesar 27.50% dengan 11 sinyal sukses dari 40

total sinyal.

Page 84: TINGKAT AKURASI INDIKATOR ANALISIS TEKNIKAL DALAM

66

d) Pembangunan Perumahan (persero) Tbk (PTPP)

Gambar 4.4

Simple Moving Average PTPP

Berdasarkan analisis didapatkan bahwa pada periode 2013 –

2017 dengan menggunakan Simple Moving Average perusahaan

Pembangunan Perumahan (persero) Tbk (PTPP) menunjukkan

tingkat akurasi indikator sebesar 58.62% dengan 17 sinyal sukses

dari 29 total sinyal.

Page 85: TINGKAT AKURASI INDIKATOR ANALISIS TEKNIKAL DALAM

67

e) Surya Semesta Internusa Tbk (SSIA)

Gambar 4.5

Simple Moving Average SSIA

Berdasarkan analisis didapatkan bahwa pada periode 2013 –

2017 dengan menggunakan Simple Moving Average perusahaan

Surya Semesta Internusa Tbk (SSIA) menunjukkan tingkat akurasi

indikator sebesar 57.14% dengan 16 sinyal sukses dari 28 total

sinyal.

Page 86: TINGKAT AKURASI INDIKATOR ANALISIS TEKNIKAL DALAM

68

f) Wijaya Karya (Persero) Tbk (WIKA)

Gambar 4.6

Simple Moving Average WIKA

Berdasarkan analisis didapatkan bahwa pada periode 2013 –

2017 dengan menggunakan Simple Moving Average perusahaan

Wijaya Karya (Persero) Tbk (WIKA) menunjukkan tingkat akurasi

indikator sebesar 50.00% dengan 15 sinyal sukses dari 30 total

sinyal.

Page 87: TINGKAT AKURASI INDIKATOR ANALISIS TEKNIKAL DALAM

69

g) Waskita Karya (Persero) Tbk (WSKT)

Gambar 4.7

Simple Moving Average WSKT

Berdasarkan analisis didapatkan bahwa pada periode 2013 –

2017 dengan menggunakan Simple Moving Average perusahaan

Waskita Karya (Persero) Tbk (WSKT) menunjukkan tingkat akurasi

indikator sebesar 44.00% dengan 11 sinyal sukses dari 25 total

sinyal.

2. Relative Strenght Index (RSI)

Relative Streght Index (RSI) dikembangkan oleh Welles

Wilder yang merupakan indikator momentum oscilator yang

mengukur kecepatan dan perubahan pergerakan harga. RSI berosilasi

Page 88: TINGKAT AKURASI INDIKATOR ANALISIS TEKNIKAL DALAM

70

diantara 0 sampai dengan 100. Salah satu kegunaan RSI yang

populer adalah menentukan jenuh jual dan jenuh beli. Secara

tradisional, RSI dianggap jenuh jual bila dibawah 30 dan jenuh beli

bila diatas 70.

Batasan – batasan digunakan dalam menganalisis keakuratan

dari indikator Relative Strenght Index (RSI). Pertama, indikator

Relative Strenght Index (RSI) pada penelitian ini menggunakan jenis

line chart dengan time periode sebesar 14 dan grafik yang dianggap

sebagai sinyal adalah grafik yang menyentuh atau melewati batas

garis 70 untuk overbought (jual) dan 30 untuk oversold (beli).

Kedua, analisis dapat dinyatakan sukses apabila pada indikator

Relative Strenght Index (RSI) yang telah menyentuh atau melewati

garis 70 mengalami penurunan dan yang telah menyentuh atau

melewati garis 30 mengalami kenaikan pada chart harga saham

aktualnya. Ketiga, analisis dapat dinyatakan gagal apabila pada

indikator Relative Strenght Index (RSI) yang telah menyentuh atau

melewati garis 70 tidak mengalami penurunan ataupun mengalami

penurunan tetapi hanya sedikit dan kembali naik dan yang telah

menyentuh atau melewati garis 30 tidak mengalami kenaikan

ataupun mengalami kenaikan tetapi hanya sedikit dan kembali turun

pada chart harga saham aktualnya.

Terdapat keterangan pada gambar indikator Relative Strenght

Index, yaitu:

Page 89: TINGKAT AKURASI INDIKATOR ANALISIS TEKNIKAL DALAM

71

a. Garis berwarna ungu : garis RSI batas atas (70) dan

batas bawah (30).

b. Garis berwarna kuning : garis indikator RSI

c. Garis berwarna hijau – merah : grafik harga saham

d. Oversold (sinyal beli) : garis berwarna kuning

menyentuh atau melewati

batas bawah (30).

e. Overbought (sinyal jual) : garis berwarna kuning

menyentuh atau melewati

batas atas (70).

a) Adhi Karya (Persero) Tbk (ADHI)

Gambar 4.8

Relative Strenght Index ADHI

Berdasarkan analisis didapatkan bahwa pada periode 2013 –

2017 dengan menggunakan indikator Relative Strenght Index (RSI)

Page 90: TINGKAT AKURASI INDIKATOR ANALISIS TEKNIKAL DALAM

72

perusahaan Adhi Karya (Persero) Tbk (ADHI) menunjukkan tingkat

akurasi indikator sebesar 43.40% dengan 23 sinyal sukses dari 53

total sinyal.

b) Nusa Konstruksi Enjiniring Tbk (DGIK)

Gambar 4.9

Relative Strenght Index DGIK

Berdasarkan analisis didapatkan bahwa pada periode 2013 – 2017

dengan menggunakan indikator Relative Strenght Index (RSI) perusahaan

Nusa Konstruksi Enjiniring Tbk (DGIK) menunjukkan tingkat akurasi

indikator sebesar 30.19% dengan 16 sinyal sukses dari 53 total sinyal.

Page 91: TINGKAT AKURASI INDIKATOR ANALISIS TEKNIKAL DALAM

73

c) Jaya Konstruksi Manggala Prata (JKON)

Gambar 4.10

Relative Strenght Index JKON

Berdasarkan analisis didapatkan bahwa pada periode 2013 – 2017

dengan menggunakan indikator Relative Strenght Index (RSI) perusahaan

Jaya Konstruksi Manggala Prata (JKON) menunjukkan tingkat akurasi

indikator sebesar 20.69% dengan 6 sinyal sukses dari 29 total sinyal.

Page 92: TINGKAT AKURASI INDIKATOR ANALISIS TEKNIKAL DALAM

74

d) Pembangunan Perumahan (persero) Tbk (PTPP)

Gambar 4.11

Relative Strenght Index PTPP

Berdasarkan analisis didapatkan bahwa pada periode 2013 – 2017

dengan menggunakan indikator Relative Strenght Index (RSI) perusahaan

Pembangunan Perumahan (persero) Tbk (PTPP) menunjukkan tingkat

akurasi indikator sebesar 35.42% dengan 17 sinyal sukses dari 48 total

sinyal.

Page 93: TINGKAT AKURASI INDIKATOR ANALISIS TEKNIKAL DALAM

75

e) Surya Semesta Internusa Tbk (SSIA)

Gambar 4.12

Relative Strenght Index SSIA

Berdasarkan analisis didapatkan bahwa pada periode 2013 – 2017

dengan menggunakan indikator Relative Strenght Index (RSI) perusahaan

Surya Semesta Internusa Tbk (SSIA) menunjukkan tingkat akurasi

indikator sebesar 36.36% dengan 20 sinyal sukses dari 55 total sinyal.

Page 94: TINGKAT AKURASI INDIKATOR ANALISIS TEKNIKAL DALAM

76

f) Wijaya Karya (Persero) Tbk (WIKA)

Gambar 4.13

Relative Strenght Index WIKA

Berdasarkan analisis didapatkan bahwa pada periode 2013 – 2017

dengan menggunakan indikator Relative Strenght Index (RSI) perusahaan

Wijaya Karya (Persero) Tbk (WIKA) menunjukkan tingkat akurasi

indikator sebesar 25.45% dengan 14 sinyal sukses dari 55 total sinyal.

Page 95: TINGKAT AKURASI INDIKATOR ANALISIS TEKNIKAL DALAM

77

g) Waskita Karya (Persero) Tbk (WSKT)

Gambar 4.14

Relative Strenght Index WSKT

Berdasarkan analisis didapatkan bahwa pada periode 2013 – 2017

dengan menggunakan indikator Relative Strenght Index (RSI) perusahaan

Waskita Karya (Persero) Tbk (WSKT) menunjukkan tingkat akurasi

indikator sebesar 27.40% dengan 20 sinyal sukses dari 73 total sinyal.

3. Bollinger Bands

Indikator Bollinger Bands (BB) berguna untuk

mengidentifikasi apakah harga saham relative tinggi atau rendah.

Harga saham dianggap tinggi ketika menyentuh upper Band, dan

rendah disaat menyentuh lower band. Penentuan tinggi atau

Page 96: TINGKAT AKURASI INDIKATOR ANALISIS TEKNIKAL DALAM

78

rendahnya harga saham ini bermanfaat untuk strategi masuk dan

keluar pasar (Purnomo, 2012).

Batasan – batasan digunakan dalam menganalisis keakuratan

dari indikator Bollinger Bands. Pertama, analisis pergerakan harga

saham ini menggunakan candlestick chart dan menggunakan

parameter 20 SMA. Dengan menggunakan candlestick chart,

pergerakan lebih mudah dibaca. Grafik yang dianggap menyentuh

Bollinger Bands dapat saja merupakan body atau tail dari candlestick

chart. Kedua, analisis dapat dinyatakan sukses apabila pada indikator

Bollinger Bands, chart yang telah menyentuh garis batas atas

mengalami penurunan hingga ke garis tengah ataupun garis batas

bawah, begitupun sebaliknya. Ketiga, analisis dapat dinyatakan

gagal jika pada indikator Bollinger Bands, chart yang telah

menyentuh garis batas atas tidak mengalami penurunan ataupun

mengalami penurunan tetapi hanya sedikit dan kembali naik, begitu

pun sebaliknya.

Terdapat keterangan pada gambar indikator Bollinger Bands,

yaitu:

a. Garis berwarna kuning (atas) : garis BB batas atas (upper

band).

b. Garis berwarna kuning (bawah) : garis BB batas bawah

(lower band).

c. Grafik candlestick : grafik harga saham.

Page 97: TINGKAT AKURASI INDIKATOR ANALISIS TEKNIKAL DALAM

79

d. Sinyal beli : body atau tail candlestick

yang menyentuh atau

melewati garis batas bawah

(lower band).

e. Sinyal jual : body atau tail candlestick

yang menyentuh atau

melewati garis batas atas

(upper band).

f.

a) Adhi Karya (Persero) Tbk (ADHI)

Gambar 4.15

Bollinger Bands ADHI

Berdasarkan analisis didapatkan bahwa pada periode 2013 – 2017

dengan menggunakan indikator Bollinger Bands perusahaan Adhi Karya

(Persero) Tbk (ADHI) menunjukkan tingkat akurasi indikator sebesar

47.37% dengan 45 sinyal sukses dari 95 total sinyal.

Page 98: TINGKAT AKURASI INDIKATOR ANALISIS TEKNIKAL DALAM

80

b) Nusa Konstruksi Enjiniring Tbk (DGIK)

Gambar 4.16

Bollinger Bands DGIK

Berdasarkan analisis didapatkan bahwa pada periode 2013 – 2017

dengan menggunakan indikator Bollinger Bands perusahaan Nusa

Konstruksi Enjiniring Tbk (DGIK) menunjukkan tingkat akurasi indikator

sebesar 57.33% dengan 43 sinyal sukses dari 75 total sinyal.

Page 99: TINGKAT AKURASI INDIKATOR ANALISIS TEKNIKAL DALAM

81

c) Jaya Konstruksi Manggala Prata (JKON)

Gambar 4.17

Bollinger Bands JKON

Berdasarkan analisis didapatkan bahwa pada periode 2013 – 2017

dengan menggunakan indikator Bollinger Bands perusahaan Jaya

Konstruksi Manggala Prata (JKON) menunjukkan tingkat akurasi

indikator sebesar 62.92% dengan 56 sinyal sukses dari 105 total sinyal.

Page 100: TINGKAT AKURASI INDIKATOR ANALISIS TEKNIKAL DALAM

82

d) Pembangunan Perumahan (persero) Tbk (PTPP)

Gambar 4.18

Bollinger Bands PTPP

Berdasarkan analisis didapatkan bahwa pada periode 2013 – 2017

dengan menggunakan indikator Bollinger Bands perusahaan Pembangunan

Perumahan (persero) Tbk (PTPP) menunjukkan tingkat akurasi indikator

sebesar 49.00% dengan 49 sinyal sukses dari 100 total sinyal.

Page 101: TINGKAT AKURASI INDIKATOR ANALISIS TEKNIKAL DALAM

83

e) Surya Semesta Internusa Tbk (SSIA)

Gambar 4.19

Bollinger Bands SSIA

Berdasarkan analisis didapatkan bahwa pada periode 2013 – 2017

dengan menggunakan indikator Bollinger Bands perusahaan Surya

Semesta Internusa Tbk (SSIA) menunjukkan tingkat akurasi indikator

sebesar 49.52% dengan 52 sinyal sukses dari 105 total sinyal.

Page 102: TINGKAT AKURASI INDIKATOR ANALISIS TEKNIKAL DALAM

84

f) Wijaya Karya (Persero) Tbk (WIKA)

Gambar 4.20

Bollinger Bands WIKA

Berdasarkan analisis didapatkan bahwa pada periode 2013 – 2017

dengan menggunakan indikator Bollinger Bands perusahaan Wijaya Karya

(Persero) Tbk (WIKA) menunjukkan tingkat akurasi indikator sebesar

58.62% dengan 51 sinyal sukses dari 87 total sinyal.

Page 103: TINGKAT AKURASI INDIKATOR ANALISIS TEKNIKAL DALAM

85

g) Waskita Karya (Persero) Tbk (WSKT)

Gambar 4.21

Bollinger Bands WSKT

Berdasarkan analisis didapatkan bahwa pada periode 2013 – 2017

dengan menggunakan indikator Bollinger Bands perusahaan Waskita

Karya (Persero) Tbk (WSKT) menunjukkan tingkat akurasi indikator

sebesar 50.00% dengan 42 sinyal sukses dari 84 total sinya

Page 104: TINGKAT AKURASI INDIKATOR ANALISIS TEKNIKAL DALAM

86

1. Pembahasan

Dari analisis yang telah dilakukan dapat dilihat bahwa:

Tabel 4.1

Hasil Akurasi Indikator

No. Nama Perusahaan Akurasi

SMA RSI BB

1 Adhi Karya (Persero) Tbk (ADHI) 60.87% 43.40% 47.37%

2 Nusa Konstruksi Enjiniring Tbk (DGIK) 55.56% 30.19% 57.33%

3 Jaya Konstruksi Manggala Prata (JKON) 27.50% 20.69% 62.92%

4 Pembangunan Perumahan (persero) Tbk

(PTPP) 58.62% 35.42% 49.00%

5 Surya Semesta Internusa Tbk (SSIA) 57.14% 36.36% 36.36%

6 Wijaya Karya (Persero) Tbk (WIKA) 50.00% 25.45% 58.62%

7 Waskita Karya (Persero) Tbk (WSKT) 44.00% 27.40% 50.00%

Rata-Rata Indikator 50.53% 31.27% 51.66%

Terbesar dari Indikator 60.87% 43.40% 62.92%

Tabel 4.2

Hasil Akurasi Terbesar

No. Nama Perusahaan Rata-Rata

Perusahaan

Terbesar di

Perusahaan Indikator

1 Adhi Karya (Persero) Tbk (ADHI) 50.55% 60.87% SMA

2 Nusa Konstruksi Enjiniring Tbk (DGIK) 47.69% 57.33% BB

3 Jaya Konstruksi Manggala Prata (JKON) 37.04% 62.92% BB

4 Pembangunan Perumahan (persero) Tbk

(PTPP) 47.68% 58.62% SMA

5 Surya Semesta Internusa Tbk (SSIA) 43.29% 57.14% SMA

6 Wijaya Karya (Persero) Tbk (WIKA) 44.69% 58.62% BB

7 Waskita Karya (Persero) Tbk (WSKT) 40.47% 50.00% BB

Dari Tabel 4.1 dapat dilihat bahwa :

1) Berdasarkan indikator Simple Moving Average yang diteliti

menggunakan dua garis yaitu 20 SMA dan 50 SMA mendapatkan

hasil akurasi sebesar 60.87% pada perusahaan Adhi Karya (Persero)

Page 105: TINGKAT AKURASI INDIKATOR ANALISIS TEKNIKAL DALAM

87

Tbk (ADHI), 55.56% pada perusahaan Nusa Konstruksi Enjiniring

Tbk (DGIK), 27.50% pada perusahaan Jaya Konstruksi Manggala

Prata (JKON), 58.62% pada perusahaan Pembangunan Perumahan

(persero) Tbk (PTPP), 57.14% pada perusahaan Surya Semesta

Internusa Tbk (SSIA), 50.00% pada perusahaan Wijaya Karya

(Persero) Tbk (WIKA), 44.00% pada perusahaan Waskita Karya

(Persero) Tbk (WSKT). Dan dapat dilihat bahwa akurasi indikator

Simple Moving Average terbesar ditemukan sebesar 60.87% pada

Adhi Karya (Persero) Tbk (ADHI), dengan rata-rata akurasi sebesar

50.53%.

2) Berdasarkan indikator Relative Strength Index (RSI) yang diteliti

menggunakan time periode sebesar 14 dan garis 70 untuk

overbought (jual) dan 30 untuk oversold (beli) mendapatkan hasil

akurasi sebesar 43.40% pada perusahaan Adhi Karya (Persero) Tbk

(ADHI), 30.19% pada perusahaan Nusa Konstruksi Enjiniring Tbk

(DGIK), 20.69% pada perusahaan Jaya Konstruksi Manggala Prata

(JKON), 35.42% pada perusahaan Pembangunan Perumahan

(persero) Tbk (PTPP), 36.36% pada perusahaan Surya Semesta

Internusa Tbk (SSIA), 25.45% pada perusahaan Wijaya Karya

(Persero) Tbk (WIKA), 27.40% pada perusahaan Waskita Karya

(Persero) Tbk (WSKT). Dan dapat dilihat bahwa akurasi indikator

Relative Strenght Index (RSI) terbesar ditemukan sebesar 43.40%

Page 106: TINGKAT AKURASI INDIKATOR ANALISIS TEKNIKAL DALAM

88

pada Adhi Karya (Persero) Tbk (ADHI) dengan rata-rata akurasi

sebesar 31.27%.

3) Berdasarkan indikator Bollinger Bands yang diteliti menggunakan

parameter 20 SMA mendapatkan hasil akurasi sebesar 47.37% pada

perusahaan Adhi Karya (Persero) Tbk (ADHI), 57.33% pada

perusahaan Nusa Konstruksi Enjiniring Tbk (DGIK), 62.92% pada

perusahaan Jaya Konstruksi Manggala Prata (JKON), 49.00% pada

perusahaan Pembangunan Perumahan (persero) Tbk (PTPP), 36.36%

pada perusahaan Surya Semesta Internusa Tbk (SSIA), 58.62% pada

perusahaan Wijaya Karya (Persero) Tbk (WIKA), 50.00% pada

perusahaan Waskita Karya (Persero) Tbk (WSKT). Dan dapat dilihat

bahwa akurasi indikator Bollinger Bands terbesar ditemukan sebesar

62.92% pada Jaya Konstruksi Manggala Prata (JKON) dengan rata-

rata akurasi sebesar 51.66%.

Dari Tabel 4.2 dapat dilihat bahwa :

1) Perusahaan Adhi Karya (Persero) Tbk (ADHI) mendapatkan hasil

akurasi terbesar dengan menggunakan indikator Simple Moving

Average yaitu sebesar 60.87% dan dengan rata-rata akurasi sebesar

50.55%.

2) Perusahaan Nusa Konstruksi Enjiniring Tbk (DGIK) mendapatkan

hasil akurasi terbesar dengan menggunakan indikator Bollinger

Page 107: TINGKAT AKURASI INDIKATOR ANALISIS TEKNIKAL DALAM

89

Bands yaitu sebesar 57.33% dan dengan rata-rata akurasi sebesar

47.69%.

3) Perusahaan Jaya Konstruksi Manggala Prata (JKON) mendapatkan

hasil akurasi terbesar dengan menggunakan indikator Bollinger

Bands yaitu sebesar 62.92% dan dengan rata-rata akurasi sebesar

37.04%.

4) Perusahaan Pembangunan Perumahan (persero) Tbk (PTPP)

mendapatkan hasil akurasi terbesar dengan menggunakan indikator

Simple Moving Average yaitu sebesar 58.62% dan dengan rata-rata

akurasi sebesar 47.68%.

5) Perusahaan Surya Semesta Internusa Tbk (SSIA) mendapatkan hasil

akurasi terbesar dengan menggunakan indikator Simple Moving

Average yaitu sebesar 57.14% dan dengan rata-rata akurasi sebesar

43.29%.

6) Perusahaan Wijaya Karya (Persero) Tbk (WIKA) mendapatkan hasil

akurasi terbesar dengan menggunakan indikator Bollinger Bands

yaitu sebesar 58.62% dan dengan rata-rata akurasi sebesar 44.69%.

7) Perusahaan Waskita Karya (Persero) Tbk (WSKT) mendapatkan

hasil akurasi terbesar dengan menggunakan indikator Bollinger

Bands yaitu sebesar 50.00% dan dengan rata-rata akurasi sebesar

40.47%.

Page 108: TINGKAT AKURASI INDIKATOR ANALISIS TEKNIKAL DALAM

90

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan analisis hasil penelitian mengenai tingkat akurasi

indikator analisis teknikal dalam menentukan sinyal jual dan sinyal beli

saham pada perusahaaan sub sektor konstruksi bangunan yang terdaftar di

BEI, dapat disimpulkan beberapa hal yaitu sebagai berikut:

1. Berdasarkan indikator Simple Moving Average yang diteliti

menggunakan dua garis yaitu 20 SMA dan 50 SMA mendapatkan hasil

akurasi sebesar 60.87% pada perusahaan Adhi Karya (Persero) Tbk

(ADHI), 55.56% pada perusahaan Nusa Konstruksi Enjiniring Tbk

(DGIK), 27.50% pada perusahaan Jaya Konstruksi Manggala Prata

(JKON), 58.62% pada perusahaan Pembangunan Perumahan (persero)

Tbk (PTPP), 57.14% pada perusahaan Surya Semesta Internusa Tbk

(SSIA), 50.00% pada perusahaan Wijaya Karya (Persero) Tbk (WIKA),

44.00% pada perusahaan Waskita Karya (Persero) Tbk (WSKT).

2. Berdasarkan indikator Relative Strength Index (RSI) yang diteliti

menggunakan time periode sebesar 14 dan garis 70 untuk overbought

(jual) dan 30 untuk oversold (beli) mendapatkan hasil akurasi sebesar

43.40% pada perusahaan Adhi Karya (Persero) Tbk (ADHI), 30.19%

pada perusahaan Nusa Konstruksi Enjiniring Tbk (DGIK), 20.69% pada

perusahaan Jaya Konstruksi Manggala Prata (JKON), 35.42% pada

Page 109: TINGKAT AKURASI INDIKATOR ANALISIS TEKNIKAL DALAM

91

perusahaan Pembangunan Perumahan (persero) Tbk (PTPP), 36.36%

pada perusahaan Surya Semesta Internusa Tbk (SSIA), 25.45% pada

perusahaan Wijaya Karya (Persero) Tbk (WIKA), 27.40% pada

perusahaan Waskita Karya (Persero) Tbk (WSKT).

3. Berdasarkan indikator Bollinger Bands yang diteliti menggunakan

parameter 20 SMA mendapatkan hasil akurasi sebesar 47.37% pada

perusahaan Adhi Karya (Persero) Tbk (ADHI), 57.33% pada perusahaan

Nusa Konstruksi Enjiniring Tbk (DGIK), 62.92% pada perusahaan Jaya

Konstruksi Manggala Prata (JKON), 49.00% pada perusahaan

Pembangunan Perumahan (persero) Tbk (PTPP), 36.36% pada

perusahaan Surya Semesta Internusa Tbk (SSIA), 58.62% pada

perusahaan Wijaya Karya (Persero) Tbk (WIKA), 50.00% pada

perusahaan Waskita Karya (Persero) Tbk (WSKT).

4. Ditemukan hasil akurasi terbesar menggunakan indikator Simple Moving

Average pada perusahaan Adhi Karya (Persero) Tbk (ADHI) sebesar

60.87%, pada perusahaan Pembangunan Perumahan (persero) Tbk

(PTPP) sebesar 58.62%, dan pada perusahaan Surya Semesta Internusa

Tbk (SSIA) sebesar 57.14%. Sedangkan berdasarkan indikator Bollinger

Bands ditemukan hasil akurasi terbesar pada perusahaan Nusa Konstruksi

Enjiniring Tbk (DGIK) sebesar 57.33%, pada perusahaan Jaya

Konstruksi Manggala Prata (JKON) sebesar 62.92%, pada perusahaan

Wijaya Karya (Persero) Tbk (WIKA) sebesar 58.62%, dan pada

perusahaan Waskita Karya (Persero) Tbk (WSKT) sebesar 50.00%.

Page 110: TINGKAT AKURASI INDIKATOR ANALISIS TEKNIKAL DALAM

92

B. Saran

Dengan segala keterbatasan dalam penelitian ini maka penulis

memberikan beberapa saran yang diajukan untuk penelitian selanjutnya agar

hasil penelitian selanjutnya dapat memberikan hasil yang lebih baik lagi dari

hasil penelitian yang dilakukan oleh penulis.

1. Penelitian yang dilakukan oleh penulis hanya menguji tentang masalah

akurasi analisis teknikal. Diharapkan pada peneliti selanjutnya bisa

menambahkan permasalahan-permasalahan yang lain untuk diteliti

bersamaan dengan masalah akurasi analisis teknikal. Sehingga hasil

penelitian menjadi lebih luas dan menambah wawasan bagi pembaca.

2. Objek penelitian yang dilakukan oleh penulis adalah perusahaan sub

sektor konstruksi bangunan yang terdaftar di BEI. Observasi penelitian

dilakukan selama 5 periode berturut-turut yaitu pada tahun 2013-2017.

Pada penelitian ini penulis menggunakan data harga saham harian dari ke

tujuh perusahaan sub sektor konstruksi bangunan. Diharapkan peneliti

selanjutnya dapat memperluas objek penelitian agar penelitian menjadi

lebih menambah wawasan dan pengetahuan mengenai analisis teknikal.

Observasi penelitian selanjutnya juga diharapkan dengan periode waktu

yang lebih lama dan panjang. Data untuk penelitian selanjutnya

diharapkan lebih beragam, misalnya harga saham harian, mingguan, dan

bulanan, agar didapatkan hasil yang lebih bervariatif lagi.

3. Penelitian yang dilakukan oleh penulis menggunakan metode pengujian

indikator analisis teknikal dengan bantuan software Microsoft Excel

Page 111: TINGKAT AKURASI INDIKATOR ANALISIS TEKNIKAL DALAM

93

2010, Microsoft Word 2010, dan D’one Trade Pro Next G sebagai alat

bantu analisis penelitian. Diharapkan untuk penelitian selanjutnya dapat

dilakukan dengan metode serta alat bantu analisis yang lain sehingga

memberikan hasil penelitian yang berbeda dengan penelitian yang telah

dilakukan penulis.

Page 112: TINGKAT AKURASI INDIKATOR ANALISIS TEKNIKAL DALAM

94

DAFTAR PUSTAKA

Ahmad, Kamarudin. 2003. “Dasar-dasar Manajemen Investasi”. Jakarta: Rineka

Cipta

Ardiani, Natica. 2012. “Komparasi Strategi Buy And Hold Dengan Pendekatan

Teknikal”. Universitas Surabaya, Surabaya

Ang, Robert. 1997. “Buku Pintar Pasar Modal Indonesia”. Edisi Pertama.

Jakarta: Mediasoft Indonesia

Anoraga, Pandji dan Pidji Pakarti. 2008. “Pengantar Pasar Modal”. Cetakan

Kelima. Jakarta:Rineka Cipta

Bodie, Z., Kane, A., & Marcus, AJ. 2009. “Investment: eight edition”. New York:

The McGraw-Hill Companies., Inc

Danesti, Dwi. (2013). Penerapan Analisis Teknikal Dengan Metode Bollinger

Sebagai Salah Satu Indikator Dalam Transaksi Short Time Perdagangan

Saham, Jurnal Dinamika DotCom, vol. 5 No. 1:pp. 64-79.

Darmadji, Tjiptono & Hendy M. Fakhruddin. 2008. “Pasar Modal Indonesia”.

Jakarta: Salemba Empat

Desmond, Wira. 2010. “Analisis Teknikal untuk Profit Maksimal”. Cetakan

Pertama. Jakarta: Exceed

Fardiansyah, Tedy. 2003. “Smart Investment For Ordinary People:

(Meningkatkan Kecerdasan Investasi dan Perencanaan Keuangan

Pribadi)”. Jakarta: PT. Elex Media Komputindo

Frento T, Suharto. 2013. “Invetasi Secara Benar Mengungkap Rahasia Forex”.

Jakarta: PT. Elex Media Komputindo Kompas Gramedia

Frankdinata dan Yoyo Cahyadi. 2014. “Analisis Keakuratan Indikator Bolliger

Bands Terhadap Pergerakan Harga Saham Studi Kasus Pada Saha PT.

Astra Agro Lestari Tbk”. Jurnal Akuntansi dan Keuangan Fakultas

Ekonomi dan Komunikasi. BINUS University. Vol. 5 No. 1 Mei 2014.

Jakarta

Gumilang, Husni. 2012. “Amibroker Sebuah Pengantar dan Charting Tools”.

HGU Publishing: Bogor

Guidi, Francesco dan Gupta, Rakesh. 2011. “Are ASEAN stock market efficient?

Evidence from univariate and multivariate variance ratio tests”. Discussion

Papers Finance. Griffifth University. ISSN 1836-8123

Page 113: TINGKAT AKURASI INDIKATOR ANALISIS TEKNIKAL DALAM

95

Hamid, Kasihif, et.al. 2010. “Testing the Weak form of Efficient Market

Hypothesis: Empirical Evidence from Asia-Pasific Markets”. International

Research Journal of Finance and Economics, Issue 58, ISSN 1450-288

Hermuningsih, Sri. 2012. “Pengantar Pasar Modal Indonesia”. Yogyakarta: UPP

STIM YKPN

Husnan, Suad. 2005. “Dasar-Dasar Manajemen Keuangan: Edisi Kelima”.

Yogyakarta: UPP STIM YKPN

Husnan, Suad. 2003. “Dasar-dasar Teori Portofolio dan Analisis Sekuritas”. Edisi

Ketiga. Yogyakarta: UPP AMP YKPN

Kumala Dewi, Retno. 2009. “Pengujian Efisiensi Pasar Modal melalui Evaluasi

Pergerakan Indeks LQ-45 di Bursa Efek Jakarta”. Skripsi S1 Fakultas

Ekonomi Dan Ilmu Sosial, Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah

Jakarta

Mangkulo A, Hengky. 2011. “Analsis Teknikal Saham dengan Chart Nexus”.

Jakarta: PT. Elex Media Komputindo Kompas Gramedia

Martono dan Harjito. 2007, “Manajemen Keuangan”. Ekonisia Kampus Fakultas

Ekonomi UII:Yogjakarta

May, Ellen. 2011. “Smart Traders Rich Investors”. Jakarta: Gramedia Pustaka

Utama

May, Ellen. 2010. “We Are Traders Not Gamblers”. Jakarta: Vibby Printing

Muchlisin, Ilham Syaiful. 2011. “Prediksi Harga Saham dalam Prespektif Analisis

Teknikal ( Studi pada Jakarta Islamic Index Tahun 2007-2011)”. Skripsi S1

Fakultas Ekonomi dan Bisnis, UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Murphy, John J. 1999. “Technical Analysis of the Financial Markets”. New

York: New York Institute of Finance

Nasarudin, Irsan dan Surya, Indra. 2007. “Aspek Hukum Pasar Modal di

Indonesia”. Jakarta: Pranada Media

Nurliani, Dini. 2016. “ Pengujian Efisiensi Pasar Modal Studi Empiris Pada

Indeks Saham Indonesia/JKSE, Malaysia/KLSE, Singapura/STI,

Filipina/PSI, Thailand/SETI, dan Vietnam/VNI Periode 2011-2015”. Skripsi

S1 Fakultas Ekonomi dan Bisnis, UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Ong, Edianto. 2016. “Technical Analysis for Mega Profit”. Jakarta: PT. Gramedia

Pustaka Utama

Pribadi, A. Sidik. 2016. “Analisis Teknikal Sebagai Dasar Pengambilan

Keputusan Dalam Transaksi Saham (Studi pada Perusahaan Manufaktur di

Page 114: TINGKAT AKURASI INDIKATOR ANALISIS TEKNIKAL DALAM

96

JII Januari – Juni 2016)”. Skripsi S1 Fakultas Ekonomi, UIN Maulana

Malik Ibrahim Malang

Purnomo, L. Bayu. 2012. “Rahasia di Balik Pergerakan Harga Saham”. Jakarta :

PT. Elex Media Komputindo

Rodoni, Ahmad. 2005. “Analisis Teknikal dan Fundamental pada Pasar Modal”.

Jakarta: CSESPress

Roy, Willy Gidion dan Sri Hermunungsih. 2016. “Analisis Teknikal Saham

Menggunakan Indikator Bollinger Bands dan relative Strenght Index Untuk

Pengambulan Keputusan Investasi”. Jurnal Manajemen, Untiversitas

Sarjanawiyata Tamansiswa. Vol. 6 No. 1. Yogyakarta

Setiawan, Her-Her. 2015. “Pengaruh Kinerja Keuangan Terhadap Perubahan

Harga Saham Perusahaan yang Terdaftar di BEI Sub Sektor Konstruksi

Bangunan”. Jurnal Program Studi Magister Manajemen. Vol. 6 No.1

Situmorang, Parluhutan, dkk. 2010. “Jurus-Jurus Berinvestasi Saham Untuk

Pemula”. Jakarta:Transmedia

Sugiyono. 2008. “Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D”. Bandung :

Penerbit Alfabeta

Susanto, Djoko dan Agus Sabardi. 2010. “Analisis Teknikal di Bursa Efek”.

Yogyakarta: STIM-YKPN Press

Syamsir, Hendra. 2004. “Solusi Investasi di Bursa Saham Indonesia”. Jakarta:

PT. Elex Media Koputindo.

Tandelilin, Etandeduardus. 2001. “Analisis Investasi Dan Manajemen

Portofolio”. Edisi Pertama. Yogyakarta: BPFE

Veter, Jhon. 2010. “Happy Investing”. Jakarta: Pustaka Delapan

Widioatmodjo, Sawidji. 2005. “Cara Sehat Investasi di Pasar Modal”. Jakarta:

PT. Elex Media Computindo

Page 115: TINGKAT AKURASI INDIKATOR ANALISIS TEKNIKAL DALAM

97

LAMPIRAN

Lampiran 1 : Simple Moving Average

1. ADHI

No. Tanggal, Bulan, Tahun Jenis Sinyal Keterangan

Sinyal

1. 10 Juli 2013 Jual Gagal

2. 30 Oktober 2013 Beli Gagal

3. 15 November 2013 Jual Sukses

4. 30 Januari 2014 Beli Sukses

5. 17 Juni 2014 Jual Sukses

6. 24 Juli 2014 Beli Gagal

7. 12 September 2014 Jual Sukses

8. 4 Desember 2014 Beli Sukses

9. 4 Maret 2015 Jual Gagal

10. 31 Juli 2015 Beli Gagal

11. 24 Agustus 2015 Jual Sukses

12. 5 Oktober 2015 Beli Sukses

13. 16 Desember 2015 Jual Sukses

14. 18 Januari 2016 Beli Sukses

15. 13 Mei 2016 Jual Sukses

16. 23 Juni 2016 Beli Sukses

17. 31 Agustus 2016 Jual Sukses

18. 6 Januari 2017 Beli Gagal

19. 23 Febuari 2017 Beli Sukses

20. 3 Mei 2017 Jual Sukses

21. 15 Juni 2017 Beli Gagal

22. 24 Oktober 2017 Beli Gagal

23. 16 Desember 2017 Jual Gagal

Page 116: TINGKAT AKURASI INDIKATOR ANALISIS TEKNIKAL DALAM

98

No. Tanggal, Bulan, Tahun Jenis Sinyal Keterangan

Sinyal

Jumlah Sinyal Sukses 14

Total Sinyal 23

Akurasi Indikator 60.87%

2. DGIK

No. Tanggal, Bulan, Tahun Jenis Sinyal Keterangan

Sinyal

1. 21 Juni 2013 Jual Gagal

2. 31 Oktober 2013 Beli Sukses

3. 10 Desember 2013 Jual Sukses

4. 27 Febuari 2014 Beli Sukses

5. 25 April 2014 Jual Sukses

6. 05 Agustus 2014 Beli Sukses

7. 17 Oktober 2014 Jual Sukses

8. 04 Desember 2014 Beli Gagal

9. 29 Januari 2015 Jual Sukses

10. 21 Oktober 2015 Beli Gagal

11. 01 Desember 2015 Jual Sukses

12. 20 Januari 2016 Beli Gagal

13. 25 Januari 2016 Jual Gagal

14. 21 Maret 2016 Beli Gagal

15. 10 Mei 2016 Jual Gagal

16. 08 Juni 2016 Beli Gagal

17. 04 Agustus 2016 Jual Gagal

18. 10 November 2016 Beli Sukses

19. 13 Januari 2017 Jual Gagal

20. 16 Januari 2017 Beli Sukses

21. 13 April 2017 Jual Sukses

22. 11 Juli 2017 Beli Gagal

23. 20 Juli 2017 Jual Sukses

24. 22 September 2017 Beli Sukses

25. 03 Oktober 2017 Jual Sukses

26. 13 Oktober 2017 Beli Gagal

27. 21 November 2017 Jual Sukses

Page 117: TINGKAT AKURASI INDIKATOR ANALISIS TEKNIKAL DALAM

99

No. Tanggal, Bulan, Tahun Jenis Sinyal Keterangan

Sinyal

Jumlah Sinyal Sukses 15

Total Sinyal 27

Akurasi Indikator 55.56%

3. JKON

No. Tanggal, Bulan, Tahun Jenis Sinyal Keterangan

Sinyal

1 04 Febuari 2013 Beli Gagal

2 14 Maret 2013 Jual Gagal

3 19 Maret 2013 Beli Gagal

4 20 Maret 2013 Jual Gagal

5 21 Maret 2013 Beli Gagal

6 26 Maret 2013 Jual Gagal

7 09 April 2013 Beli Sukses

8 04 Juli 2013 Jual Gagal

9 16 Juli 2013 Beli Sukses

10 06 Desember 2013 Jual Gagal

11 07 Febuari 2014 Beli Gagal

12 11 Maret 2014 Beli Gagal

13 02 Juli 2014 Jual Sukses

14 13 Agustus 2014 Beli Sukses

15 16 Oktober 2014 Jual Gagal

16 17 November 2014 Jual Gagal

17 03 Desember 2014 Beli Sukses

18 24 Maret 2015 Jual Sukses

19 05 Juni 2015 Beli Gagal

20 10 Agustus 2015 Jual Gagal

21 03 Desember 2015 Beli Gagal

22 13 Januari 2016 Jual Gagal

23 20 Januari 2016 Beli Gagal

Page 118: TINGKAT AKURASI INDIKATOR ANALISIS TEKNIKAL DALAM

100

No. Tanggal, Bulan, Tahun Jenis Sinyal Keterangan

Sinyal

24 02 Febuari 2016 Jual Gagal

25 11 Febuari 2016 Beli Gagal

26 16 Febuari 2016 Jual Sukses

27 14 April 2016 Beli Gagal

28 18 Mei 2016 Jual Sukses

29 03 November 2016 Beli Gagal

30 08 Desember 2016 Jual Sukses

31 13 Desember 2016 Beli Gagal

32 04 Januari 2017 Jual Sukses

33 25 April 2017 Beli Gagal

34 03 Mei 2017 Jual Gagal

35 04 Mei 2017 Jual Gagal

36 16 Mei 2017 Jual Gagal

37 16 Juni 2017 Beli Gagal

38 03 Agustus 2017 Jual Gagal

39 02 Oktober 2017 Beli Gagal

40 23 November 2017 Jual Sukses

Jumlah Sinyal Sukses 11

Total Sinyal 40

Akurasi Indikator 27.50%

4. PTPP

No. Tanggal, Bulan, Tahun Jenis Sinyal Keterangan

Sinyal

1. 14 Januari 2013 Jual Gagal

2. 06 Febuari 2013 Beli Gagal

3. 01 Juli 2013 Jual Sukses

4. 04 Agustus 2013 Beli Gagal

5. 27 Agustus 2013 Jual Gagal

6. 23 Oktober 2013 Beli Sukses

Page 119: TINGKAT AKURASI INDIKATOR ANALISIS TEKNIKAL DALAM

101

No. Tanggal, Bulan, Tahun Jenis Sinyal Keterangan

Sinyal

7. 03 Desember 2013 Jual Sukses

8. 20 Januari 2014 Beli Gagal

9. 17 Juni 2014 Jual Sukses

10. 14 Juli 2014 Beli Sukses

11. 30 September 2014 Jual Gagal

12. 31 Oktober 2014 Beli Sukses

13. 26 Maret 2015 Jual Sukses

14. 27 April 2015 Beli Sukses

15. 15 Juni 2015 Jual Gagal

16. 28 Juli 2015 Beli Sukses

17. 27 Agustus 2015 Jual Gagal

18. 15 Oktober 2015 Beli Sukses

19. 18 Desember 2015 Jual Gagal

20. 07 Januari 2016 Beli Sukses

21. 01 Maret 2016 Jual Gagal

22. 06 April 2016 Beli Gagal

23. 15 April 2016 Jual Sukses

24. 17 Juni 2016 Beli Sukses

25. 06 Oktober 2016 Jual Sukses

26. 19 Juni 2017 Beli Sukses

27. 02 Agustus 2017 Jual Sukses

28. 26 Oktober 2017 Beli Gagal

29. 07 Desember 2017 Jual Gagal

Jumlah Sinyal Sukses 17

Total Sinyal 29

Akurasi Indikator 58.62%

5. SSIA

No. Tanggal, Bulan, Tahun Jenis Sinyal Keterangan

Sinyal

1. 21 Januari 2013 Beli Sukses

2. 16 Mei 2013 Jual Gagal

3. 28 Oktober 2013 Beli Gagal

Page 120: TINGKAT AKURASI INDIKATOR ANALISIS TEKNIKAL DALAM

102

No. Tanggal, Bulan, Tahun Jenis Sinyal Keterangan

Sinyal

4. 26 November 2013 Jual Sukses

5. 06 Febuari 2014 Beli Sukses

6. 05 Mei 2014 Jual Sukses

7. 17 Juli 2014 Beli Gagal

8. 30 September 2014 Jual Sukses

9. 14 November 2014 Beli Sukses

10. 31 Maret 2015 Jual Gagal

11. 11 Mei 2015 Beli Sukses

12. 26 Mei 2015 Jual Sukses

13. 13 Oktober 2015 Beli Gagal

14. 09 November 2015 Jual Sukses

15. 05 Januari 2016 Beli Gagal

16. 12 Febuari 2016 Jual Sukses

17. 15 Maret 2016 Beli Gagal

18. 10 Mei 2016 Jual Gagal

19. 15 Juli 2016 Beli Sukses

20. 26 Juli 2016 Jual Gagal

21. 01 Agustus 2016 Beli Gagal

22. 05 September 2016 Jual Sukses

23. 25 Januari 2017 Beli Sukses

24. 14 Maret 2017 Jual Gagal

25. 03 April 2017 Beli Sukses

26. 05 Juni 2017 Jual Sukses

27. 31 Juli 2017 Beli Sukses

28. 14 September 2017 Jual Gagal

Jumlah Sinyal Sukses 16

Total Sinyal 28

Akurasi Indikator 57.14%

Page 121: TINGKAT AKURASI INDIKATOR ANALISIS TEKNIKAL DALAM

103

6. WIKA

No. Tanggal, Bulan, Tahun Jenis Sinyal Keterangan Sinyal

1. 25 Juni 2013 Jual Gagal

2. 08 Oktober 2013 Beli Sukses

3. 18 November 2013 Jual Gagal

4. 21 Januari 2014 Beli Sukses

5. 06 Mei 2014 Jual Gagal

6. 03 Juni 2014 Beli Gagal

7. 18 Juni 2014 Jual Sukses

8. 17 Juli 2014 Beli Gagal

9. 3 Oktober 2014 Jual Gagal

10. 4 November 2014 Beli Sukses

11. 6 Maret 2015 Jual Sukses

12. 4 Agustus 2015 Beli Gagal

13. 14 Agustus 2015 Jual Sukses

14. 6 Oktober 2015 Beli Sukses

15. 25 November 2015 Jual Sukses

16. 25 Januari 2016 Beli Gagal

17. 22 Febuari 2016 Jual Sukses

18. 13 April 2016 Beli Sukses

19. 19 April 2016 Jual Gagal

20. 20 April 2016 Beli Gagal

21. 13 Mei 2016 Jual Sukses

22. 17 Juni 2016 Beli Sukses

23. 23 September 2016 Jual Gagal

24. 29 Desember 2016 Beli Gagal

25. 12 Januari 2017 Jual Gagal

26. 16 Januari 2017 Jual Sukses

27. 24 Januari 2017 Beli Gagal

28. 16 Maret 2017 Jual Gagal

29. 3 November 2017 Beli Sukses

30. 8 Desember 2017 Jual Sukses

Jumlah Sinyal Sukses 15

Total Sinyal 30

Akurasi Indikator 50.00%

Page 122: TINGKAT AKURASI INDIKATOR ANALISIS TEKNIKAL DALAM

104

7. WSKT

No. Tanggal, Bulan, Tahun Jenis Sinyal Keterangan

Sinyal

1. 2 Juli 2013 Jual Gagal

2. 24 Oktober 2013 Beli Gagal

3. 15 November 2013 Jual Sukses

4. 24 Januari 2014 Beli Sukses

5. 26 Mei 2014 Jual Sukses

6. 21 Juli 2014 Beli Gagal

7. 2 Oktober 2014 Jual Gagal

8. 30 Oktober 2014 Beli Gagal

9. 31 Maret 2015 Jual Sukses

10. 13 Mei 2015 Beli Gagal

11. 22 Mei 2015 Jual Sukses

12. 3 Juni 2015 Beli Gagal

13. 9 Juni 2015 Jual Sukses

14. 22 Juli 2015 Beli Gagal

15. 3 September 2015 Jual Gagal

16. 27 Oktober 2015 Beli Sukses

17. 21 Desember 2015 Jual Gagal

18. 20 Januari 2016 Beli Sukses

19. 14 September 2016 Jual Gagal

20. 28 Desember 2016 Beli Gagal

21. 2 Maret 2017 Jual Sukses

22. 15 Agustus 2017 Beli Gagal

23. 5 September 2017 Jual Sukses

24. 2 November 2017 Beli Sukses

25. 15 Desember 2017 Jual Gagal

Jumlah Sinyal Sukses 11

Total Sinyal 25

Akurasi Indikator 44.00%

Page 123: TINGKAT AKURASI INDIKATOR ANALISIS TEKNIKAL DALAM

105

Lampiran 2 : Relative Strenght Index

1. ADHI

No. Tanggal, Bulan,

Tahun Jenis Sinyal

Keterangan

Sinyal

1. 17 Januari 2013 Overbought / Jual Gagal

2. 25 Febuari 2013 Overbought / Jual Gagal

3. 4 Maret 2013 Overbought / Jual Gagal

4. 11 Maret 2013 Overbought / Jual Gagal

5. 21 Maret 2013 Overbought / Jual Gagal

6. 28 Maret 2013 Overbought / Jual Sukses

7. 23 Mei 2013 Overbought / Jual Gagal

8. 27 Mei 2013 Overbought / Jual Gagal

9. 3 Juni 2013 Overbought / Jual Sukses

10. 10 Juli 2013 Oversold / Beli Sukses

11. 28 Agustus 2013 Oversold / Beli Gagal

12. 9 September 2013 Oversold / Beli Sukses

13. 12 September 2013 Oversold / Beli Sukses

14. 24 Desember 2013 Oversold / Beli Gagal

15. 7 Febuari 2014 Overbought / Jual Gagal

16. 18 Febuari 2014 Overbought / Jual Gagal

17. 28 Febuari 2014 Overbought / Jual Gagal

18. 7 Maret 2014 Overbought / Jual Gagal

19. 17 Maret 2014 Overbought / Jual Sukses

20. 8 April 2014 Overbought / Jual Sukses

21. 24 Juni 2014 Oversold / Beli Sukses

22. 1 Oktober 2014 Oversold / Beli Gagal

23. 8 Oktober 2014 Oversold / Beli Gagal

24. 14 Oktober 2014 Oversold / Beli Sukses

25. 8 Desember 2014 Overbought / Jual Gagal

26. 30 Desember 2014 Overbought / Jual Gagal

27. 5 Januari 2015 Overbought / Jual Gagal

28. 9 Januari 2015 Overbought / Jual Sukses

29. 4 Febuari 2015 Overbought / Jual Sukses

30. 12 Maret 2015 Oversold / Beli Sukses

31. 7 April 2015 Oversold / Beli Sukses

32. 28 April 2015 Oversold / Beli Gagal

Page 124: TINGKAT AKURASI INDIKATOR ANALISIS TEKNIKAL DALAM

106

No. Tanggal, Bulan,

Tahun Jenis Sinyal

Keterangan

Sinyal

33. 6 Mei 2015 Oversold / Beli Gagal

34. 16 Juni 2015 Oversold / Beli Sukses

35. 19 Juni 2015 Oversold / Beli Gagal

36. 23 Juli 2015 Overbought / Jual Sukses

37. 26 Agustus 2015 Oversold / Beli Sukses

38. 26 Oktober 2015 Overbought / Jual Sukses

39. 13 Januari 2016 Overbought / Jual Gagal

40. 1 Febuari 2016 Overbought / Jual Gagal

41. 5 Febuari 2016 Overbought / Jual Gagal

42. 16 Febuari 2016 Overbought / Jual Sukses

43. 14 September 2016 Oversold / Beli Gagal

44. 27 September 2016 Oversold / Beli Sukses

45. 28 Oktober 2016 Oversold / Beli Gagal

46. 16 Novermber 2016 Oversold / Beli Gagal

47. 29 November 2016 Oversold / Beli Sukses

48. 10 Febuari 2017 Oversold / Beli Sukses

49. 19 Juli 2017 Oversold / Beli Gagal

50. 26 Oktober 2017 Overbought / Jual Gagal

51. 07 November 2017 Overbought / Jual Sukses

52. 7 Desember 2017 Oversold / Beli Gagal

53. 14 Desember 2017 Oversold / Beli Sukses

Jumlah Sinyal Benar 23

Total Sinyal 53

Akurasi Indikator 43.40%

2. DGIK

No. Tanggal, Bulan, Tahun Jenis Sinyal Keterangan

Sinyal

1. 8 Maret 2013 Overbought / Jual Gagal

2. 21 Maret 2013 Overbought / Jual Gagal

3. 28 Maret 2013 Overbought / Jual Sukses

4. 3 April 2013 Overbought / Jual Sukses

5. 5 Juli 2013 Oversold / Beli Gagal

6. 10 Juli 2013 Oversold / Beli Sukses

7. 30 Agustus 2013 Oversold / Beli Gagal

Page 125: TINGKAT AKURASI INDIKATOR ANALISIS TEKNIKAL DALAM

107

No. Tanggal, Bulan, Tahun Jenis Sinyal Keterangan

Sinyal

8. 6 September 2013 Oversold / Beli Sukses

9. 29 Oktober 2013 Overbought / Jual Sukses

10. 24 Febuari 2014 Overbought / Jual Gagal

11. 30 Juni 2014 Oversold / Beli Gagal

12. 4 Juli 2014 Oversold / Beli Sukses

13. 23 Juli 2014 Overbought / Jual Gagal

14. 25 Agustus 2014 Overbought / Jual Gagal

15. 8 September 2014 Overbought / Jual Gagal

16. 5 Desember 2014 Overbought / Jual Gagal

17. 11 Maret 2015 Oversold / Beli Gagal

18. 18 Maret 2015 Oversold / Beli Gagal

19. 16 April 2015 Oversold / Beli Gagal

20. 28 April 2015 Oversold / Beli Gagal

21. 30 April 2015 Oversold / Beli Gagal

22. 06 Mei 2015 Oversold / Beli Gagal

23. 16 Juni 2015 Oversold / Beli Gagal

24. 24 Juni 2015 Oversold / Beli Gagal

25. 30 Juni 2015 Oversold / Beli Gagal

26. 13 Agustus 2015 Oversold / Beli Gagal

27. 27 Agustus 2015 Oversold / Beli Gagal

28. 9 September 2015 Oversold / Beli Sukses

29. 13 Oktober 2015 Overbought / Jual Gagal

30. 22 Oktober 2015 Overbought / Jual Sukses

31. 26 Januari 2016 Oversold / Beli Gagal

32. 17 Febuari 2016 Oversold / Beli Gagal

33. 2 Maret 2016 Oversold / Beli Sukses

34. 8 Maret 2016 Overbought / Jual Gagal

35. 21 Maret 2016 Overbought / Jual Sukses

36. 24 Maret 2016 Overbought / Jual Sukses

37. 11 Mei 2016 Oversold / Beli Sukses

38. 10 Agustus 2016 Oversold / Beli Sukses

39. 1 Desember 2016 Overbought / Jual Gagal

40. 17 Januari 2017 Overbought / Jual Gagal

41. 19 Januari 2017 Overbought / Jual Gagal

42. 24 Januari 2017 Overbought / Jual Gagal

43. 27 Januri 2017 Overbought / Jual Gagal

44. 6 Febuari 2017 Overbought / Jual Gagal

Page 126: TINGKAT AKURASI INDIKATOR ANALISIS TEKNIKAL DALAM

108

No. Tanggal, Bulan, Tahun Jenis Sinyal Keterangan

Sinyal

45. 16 Febuari 2017 Overbought / Jual Gagal

46. 28 Febuari 2017 Overbought / Jual Gagal

47. 5 Mei 2017 Oversold / Beli Gagal

48. 9 Mei 2017 Oversold / Beli Sukses

49. 18 Juli 2017 Oversold / Beli Gagal

50. 11 Agustus 2017 Oversold / Beli Gagal

51. 23 Agustus 2017 Oversold / Beli Sukses

52. 30 November 2017 Oversold / Beli Sukses

53. 7 Desember 2017 Oversold / Beli Gagal

Jumlah Sinyal Sukses 16

Total Sinyal 53

Akurasi Indikator 30.19%

3. JKON

No. Tanggal, Bulan, Tahun Jenis Sinyal Keterangan

Sinyal

1 25 Juli 2013 Overbought / Jual Gagal

2 30 Juli 2013 Overbought / Jual Gagal

3 16 Agustus 2013 Overbought / Jual Gagal

4 21 Agustus 2013 Overbought / Jual Sukses

5 17 September 2013 Overbought / Jual Gagal

6 20 September 2013 Overbought / Jual Gagal

7 03 Oktober 2013 Overbought / Jual Gagal

8 16 Oktober 2013 Overbought / Jual Gagal

9 14 Agustus 2014 Overbought / Jual Gagal

10 03 September 2014 Overbought / Jual Gagal

11 05 September 2014 Overbought / Jual Sukses

12 09 September 2014 Overbought / Jual Gagal

13 17 November 2014 Oversold / Beli Sukses

14 12 Desember 2014 Overbought / Jual Gagal

15 21 Januari 2015 Overbought / Jual Gagal

16 04 Febuari 2015 Overbought / Jual Sukses

Page 127: TINGKAT AKURASI INDIKATOR ANALISIS TEKNIKAL DALAM

109

No. Tanggal, Bulan, Tahun Jenis Sinyal Keterangan

Sinyal

17 29 September 2015 Oversold / Beli Gagal

18 01 Desember 2015 Oversold / Beli Gagal

19 29 Febuari 2016 Oversold / Beli Gagal

20 04 Maret 2016 Oversold / Beli Gagal

21 14 Juli 2016 Oversold / Beli Gagal

22 19 Juli 2016 Oversold / Beli Gagal

23 06 Oktober 2016 Oversold / Beli Sukses

24 04 April 2017 Oversold / Beli Gagal

25 04 Agustus 2017 Oversold / Beli Sukses

26 31 Agustus 2017 Oversold / Beli Gagal

27 12 Oktober 2017 Oversold / Beli Gagal

28 23 November 2017 Oversold / Beli Gagal

29 14 Desember 2017 Oversold / Beli Gagal

Jumlah Sinyal Sukses 6

Total Sinyal 29

Akurasi Indikator 20.69%

4. PTPP

No. Tanggal, Bulan, Tahun Jenis Sinyal Keterangan

Sinyal

1. 22 Maret 2013 Overbought / Jual Gagal

2. 28 Maret 2013 Overbought / Jual Gagal

3. 03 April 2013 Overbought / Jual Sukses

4. 12 April 2013 Overbought / Jual Gagal

5. 18 April 2013 Overbought / Jual Sukses

6. 22 April 2013 Overbought / Jual Gagal

7. 02 Mei 2013 Overbought / Jual Gagal

Page 128: TINGKAT AKURASI INDIKATOR ANALISIS TEKNIKAL DALAM

110

No. Tanggal, Bulan, Tahun Jenis Sinyal Keterangan

Sinyal

8. 08 Mei 2013 Overbought / Jual Gagal

9. 16 Mei 2013 Overbought / Jual Sukses

10. 03 Juni 2013 Overbought / Jual Sukses

11. 09 Juli 2013 Oversold / Beli Sukses

12. 28 Agustus 2013 Oversold / Beli Gagal

13. 20 Januari 2014 Overbought / Jual Sukses

14. 07 Maret 2014 Overbought / Jual Gagal

15. 17 Maret 2014 Overbought / Jual Gagal

16. 24 Maret 2014 Overbought / Jual Gagal

17. 26 Maret 2014 Overbought / Jual Gagal

18. 03 April 2014 Overbought / Jual Sukses

19. 08 April 2014 Overbought / Jual Sukses

20. 11 Juli 2014 Overbought / Jual Gagal

21. 22 Juli 2014 Overbought / Jual Sukses

22. 15 Agustus 2014 Overbought / Jual Gagal

23. 27 Agustus 2014 Overbought / Jual Gagal

24. 30 September 2014 Oversold / Beli Sukses

25. 03 November 2014 Overbought / Jual Gagal

26. 12 November 2014 Overbought / Jual Gagal

27. 25 November 2014 Overbought / Jual Gagal

28. 27 November 2014 Overbought / Jual Gagal

29. 03 Desember 2014 Overbought / Jual Gagal

30. 12 Desember 2014 Overbought / Jual Gagal

31. 30 Desember 2014 Overbought / Jual Gagal

32. 09 Januari 2015 Overbought / Jual Sukses

33. 03 Febuari 2015 Overbought / Jual Sukses

34. 16 Juni 2015 Oversold / Beli Sukses

35. 24 Juli 2015 Overbought / Jual Sukses

Page 129: TINGKAT AKURASI INDIKATOR ANALISIS TEKNIKAL DALAM

111

No. Tanggal, Bulan, Tahun Jenis Sinyal Keterangan

Sinyal

36. 26 Agustus 2015 Oversold / Beli Gagal

37. 20 Mei 2016 Oversold / Beli Sukses

38. 10 Agustus 2016 Overbought / Jual Gagal

39. 22 Maret 2017 Oversold / Beli Gagal

40. 11 April 2017 Oversold / Beli Gagal

41. 05 Mei 2017 Oversold / Beli Gagal

42. 25 Agustus 2017 Oversold / Beli Gagal

43. 30 Agustus 2017 Oversold / Beli Gagal

44. 11 September 2017 Oversold / Beli Gagal

45. 18 September 2017 Oversold / Beli Gagal

46. 29 September 2017 Oversold / Beli Sukses

47. 07 Desember 2017 Oversold / Beli Gagal

48. 12 Desember 2017 Oversold / Beli Sukses

Jumlah Sinyal Sukses 17

Total Sinyal 48

Akurasi Indikator 35.42%

5. SSIA

No. Tanggal, Bulan, Tahun Jenis Sinyal Keterangan

Sinyal

1. 01 Febuari 2013 Overbought / Jual Gagal

2. 14 Febuari 2013 Overbought / Jual Sukses

3. 01 Maret 2013 Overbought / Jual Gagal

4. 21 Maret 2013 Overbought / Jual Gagal

5. 27 Maret 2013 Overbought / Jual Sukses

6. 14 Juni 2013 Oversold / Beli Gagal

7. 10 Juli 2013 Oversold / Beli Gagal

Page 130: TINGKAT AKURASI INDIKATOR ANALISIS TEKNIKAL DALAM

112

No. Tanggal, Bulan, Tahun Jenis Sinyal Keterangan

Sinyal

8. 02 Agustus 2013 Oversold / Beli Gagal

9. 28 Agustus 2013 Oversold / Beli Sukses

10. 25 Oktober 2013 Overbought / Jual Sukses

11. 02 Januari 2014 Oversold / Beli Gagal

12. 08 Januari 2014 Oversold / Beli Sukses

13. 12 Febuari 2014 Overbought / Jual Gagal

14. 18 Febuari 2014 Overbought / Jual Sukses

15. 18 Maret 2014 Overbought / Jual Sukses

16. 24 Maret 2014 Overbought / Jual Sukses

17. 21 Mei 2014 Oversold / Beli Sukses

18. 11 Juli 2014 Overbought / Jual Gagal

19. 17 Juli 2014 Overbought / Jual Gagal

20. 08 Oktober 2014 Oversold / Beli Gagal

21. 14 Oktober 2014 Oversold / Beli Sukses

22. 16 Oktober 2014 Oversold / Beli Sukses

23. 24 November 2014 Overbought / Jual Gagal

24. 08 Desember 2014 Overbought / Jual Gagal

25. 15 Desember 2014 Overbought / Jual Gagal

26. 05 Januari 2015 Overbought / Jual Sukses

27. 10 Febuari 2015 Overbought / Jual Gagal

28. 20 Febuari 2015 Overbought / Jual Gagal

29. 13 Juli 2015 Oversold / Beli Gagal

30. 29 Juli 2015 Oversold / Beli Gagal

31. 03 Agustus 2015 Oversold / Beli Gagal

32. 13 Agustus 2015 Oversold / Beli Gagal

33. 26 Agustus 2015 Oversold / Beli Sukses

34. 29 September 2015 Oversold / Beli Gagal

35. 29 Desember 2015 Overbought / Jual Gagal

Page 131: TINGKAT AKURASI INDIKATOR ANALISIS TEKNIKAL DALAM

113

No. Tanggal, Bulan, Tahun Jenis Sinyal Keterangan

Sinyal

36. 11 Mei 2016 Oversold / Beli Gagal

37. 16 Mei 2016 Oversold / Beli Sukses

38. 15 September 2016 Oversold / Beli Gagal

39. 21 September 2016 Oversold / Beli Sukses

40. 20 Desember 2016 Oversold / Beli Gagal

41. 29 Desember 2016 Oversold / Beli Sukses

42. 03 Januari 2017 Oversold / Beli Sukses

43. 20 Januari 2017 Overbought / Jual Gagal

44. 25 Januari 2017 Overbought / Jual Gagal

45. 01 Febuari 2017 Overbought / Jual Sukses

46. 31 Maret 2017 Overbought / Jual Gagal

47. 07 April 2017 Overbought / Jual Gagal

48. 12 April 2017 Overbought / Jual Sukses

49. 18 September 2017 Oversold / Beli Gagal

50. 02 Oktober 2017 Oversold / Beli Gagal

51. 23 November 2017 Oversold / Beli Gagal

52. 04 Desember 2017 Oversold / Beli Gagal

53. 08 Desember 2017 Oversold / Beli Gagal

54. 15 Desember 2017 Oversold / Beli Gagal

55. 22 Desember 2017 Oversold / Beli Sukses

Jumlah Sinyal Sukses 20

Total Sinyal 55

Akurasi Indikator 36.36%

Page 132: TINGKAT AKURASI INDIKATOR ANALISIS TEKNIKAL DALAM

114

6. WIKA

No. Tanggal, Bulan, Tahun Jenis Sinyal Keterangan

Sinyal

1. 17 Januari 2013 Overbought / Jual Gagal

2. 01 Maret 2013 Overbought / Jual Gagal

3. 08 Maret 2013 Overbought / Jual Gagal

4. 21 Maret 2013 Overbought / Jual Gagal

5. 08 April 2013 Overbought / Jual Gagal

6. 30 April 2013 Overbought / Jual Gagal

7. 03 Mei 2013 Overbought / Jual Gagal

8. 08 Mei 2013 Overbought / Jual Gagal

9. 16 Mei 2013 Overbought / Jual Gagal

10. 31 Mei 2013 Overbought / Jual Sukses

11. 12 Juni 2013 Oversold / Beli Gagal

12. 10 Juli 2013 Oversold / Beli Sukses

13. 28 Agustus 2013 Oversold / Beli Sukses

14. 14 November 2013 Oversold / Beli Gagal

15. 15 Januari 2014 Overbought / Jual Gagal

16. 21 Januari 2014 Overbought / Jual Gagal

17. 07 Maret 2014 Overbought / Jual Gagal

18. 17 Maret 2014 Overbought / Jual Sukses

19. 03 April 2014 Overbought / Jual Gagal

20. 08 April 2014 Overbought / Jual Sukses

21. 11 Juli 2014 Overbought / Jual Gagal

22. 16 Juli 2014 Overbought / Jual Gagal

23. 22 Juli 2014 Overbought / Jual Sukses

24. 22 Agustus 2014 Overbought / Jual Sukses

25. 08 Oktober 2014 Oversold / Beli Sukses

26. 19 November 2014 Overbought / Jual Gagal

Page 133: TINGKAT AKURASI INDIKATOR ANALISIS TEKNIKAL DALAM

115

No. Tanggal, Bulan, Tahun Jenis Sinyal Keterangan

Sinyal

27. 03 Desember 2014 Overbought / Jual Gagal

28. 12 Desember 2014 Overbought / Jual Gagal

29. 30 Desember 2014 Overbought / Jual Gagal

30. 09 Januari 2015 Overbought / Jual Gagal

31. 04 Febuari 2015 Overbought / Jual Sukses

32. 06 Mei 2015 Oversold / Beli Sukses

33. 16 Juni 2015 Oversold / Beli Gagal

34. 30 Juni 2015 Oversold / Beli Sukses

35. 12 Agustus 2015 Oversold / Beli Gagal

36. 04 Maret 2016 Oversold / Beli Sukses

37. 20 Mei 2016 Oversold / Beli Sukses

38. 22 Juni 2016 Overbought / Jual Gagal

39. 29 Juli 2016 Overbought / Jual Gagal

40. 08 Agustus 2016 Overbought / Jual Gagal

41. 12 Agustus 2016 Overbought / Jual Gagal

42. 15 September 2016 Oversold / Beli Gagal

43. 27 September 2016 Oversold / Beli Sukses

44. 04 November 2016 Oversold / Beli Gagal

45. 07 April 2017 Oversold / Beli Gagal

46. 12 April 2017 Oversold / Beli Gagal

47. 20 Juli 2017 Oversold / Beli Gagal

48. 24 Juli 2017 Oversold / Beli Gagal

49. 28 Juli 2017 Oversold / Beli Gagal

50. 07 September 2017 Oversold / Beli Gagal

51. 18 September 2017 Oversold / Beli Gagal

52. 26 Oktober 2017 Overbought / Jual Gagal

53. 07 Desember 2017 Oversold / Beli Gagal

54. 13 Desember 2017 Oversold / Beli Gagal

Page 134: TINGKAT AKURASI INDIKATOR ANALISIS TEKNIKAL DALAM

116

No. Tanggal, Bulan, Tahun Jenis Sinyal Keterangan

Sinyal

55. 29 Desember 2017 Oversold / Beli Gagal

Jumlah Sinyal Sukses 14

Total Sinyal 55

Akurasi Indikator 25.45%

7. WSKT

No. Tanggal, Bulan, Tahun Jenis Sinyal Keterangan

Sinyal

1. 25 Febuari 2013 Overbought /Jual Gagal

2. 04 Maret 2013 Overbought /Jual Gagal

3. 07 Maret 2013 Overbought /Jual Gagal

4. 13 Maret 2013 Overbought /Jual Gagal

5. 21 Maret 2013 Overbought /Jual Gagal

6. 28 Maret 2013 Overbought /Jual Sukses

7. 03 April 2013 Overbought /Jual Sukses

8. 25 April 2013 Overbought /Jual Gagal

9. 02 Mei 2013 Overbought /Jual Gagal

10. 13 Mei 2013 Overbought /Jual Gagal

11. 17 Mei 2013 Overbought /Jual Gagal

12. 03 Juni 2013 Overbought /Jual Sukses

13. 10 Juli 2013 Oversold / Beli Sukses

14. 28 Agustus 2013 Oversold / Beli Gagal

15. 09 September 2013 Oversold / Beli Sukses

16. 14 November 2013 Oversold / Beli Gagal

17. 19 November 2013 Oversold / Beli Gagal

18. 21 November 2013 Oversold / Beli Gagal

19. 25 November 2013 Oversold / Beli Gagal

Page 135: TINGKAT AKURASI INDIKATOR ANALISIS TEKNIKAL DALAM

117

No. Tanggal, Bulan, Tahun Jenis Sinyal Keterangan

Sinyal

20. 23 Desember 2013 Oversold / Beli Sukses

21. 27 Desember 2013 Oversold / Beli Gagal

22. 02 Januari 2014 Oversold / Beli Gagal

23. 16 Januari 2014 Overbought /Jual Gagal

24. 22 Januari 2014 Overbought /Jual Sukses

25. 10 Febuari 2014 Overbought /Jual Gagal

26. 12 Febuari 2014 Overbought /Jual Gagal

27. 18 Febuari 2014 Overbought /Jual Gagal

28. 25 Febuari 2014 Overbought /Jual Gagal

29. 28 Febuari 2014 Overbought /Jual Gagal

30. 05 Maret 2014 Overbought /Jual Gagal

31. 07 Maret 2014 Overbought /Jual Gagal

32. 12 Maret 2014 Overbought /Jual Gagal

33. 18 Maret 2014 Overbought /Jual Sukses

34. 10 Juni 2014 Oversold / Beli Sukses

35. 10 Juli 2014 Overbought /Jual Gagal

36. 17 Juli 2014 Overbought /Jual Gagal

37. 23 Juli 2014 Overbought /Jual Sukses

38. 20 Agustus 2014 Overbought /Jual Gagal

39. 22 Agustus 2014 Overbought /Jual Sukses

40. 26 Agustus 2014 Overbought /Jual Gagal

41. 19 November 2014 Overbought /Jual Gagal

42. 25 November 2014 Overbought /Jual Gagal

43. 05 Desember 2014 Overbought /Jual Gagal

44. 12 Desember 2014 Overbought /Jual Gagal

45. 16 Desember 2014 Overbought /Jual Gagal

46. 30 Desember 2014 Overbought /Jual Sukses

47. 04 Febuari 2015 Overbought /Jual Gagal

Page 136: TINGKAT AKURASI INDIKATOR ANALISIS TEKNIKAL DALAM

118

No. Tanggal, Bulan, Tahun Jenis Sinyal Keterangan

Sinyal

48. 12 Febuari 2015 Overbought /Jual Gagal

49. 16 Febuari 2015 Overbought /Jual Gagal

50. 23 Febuari 2015 Overbought /Jual Gagal

51. 25 Febuari 2015 Overbought /Jual Sukses

52. 05 Mei 2015 Oversold / Beli Sukses

53. 14 Juli 2015 Overbought /Jual Sukses

54. 16 Febuari 2016 Overbought /Jual Gagal

55. 18 Febuari 2016 Overbought /Jual Sukses

56. 07 April 2016 Overbought /Jual Gagal

57. 08 April 2016 Overbought /Jual Gagal

58. 14 April 2016 Overbought /Jual Gagal

59. 25 April 2016 Overbought /Jual Gagal

60. 02 Mei 2016 Overbought /Jual Gagal

61. 09 Mei 2016 Overbought /Jual Gagal

62. 17 Mei 2016 Overbought /Jual Sukses

63. 15 Juli 2016 Overbought /Jual Gagal

64. 21 Juli 2016 Overbought /Jual Gagal

65. 14 September 2016 Oversold / Beli Sukses

66. 04 November 2016 Oversold / Beli Gagal

67. 16 November 2016 Oversold / Beli Gagal

68. 12 April 2017 Oversold / Beli Sukses

69. 06 September 2017 Oversold / Beli Gagal

70. 18 September 2017 Oversold / Beli Gagal

71. 02 Oktober 2017 Oversold / Beli Gagal

72. 27 Oktober 2017 Overbought /Jual Sukses

73. 07 Desember 2017 Oversold / Beli Gagal

Jumlah Sinyal Sukses 20

Total Sinyal 73

Page 137: TINGKAT AKURASI INDIKATOR ANALISIS TEKNIKAL DALAM

119

No. Tanggal, Bulan, Tahun Jenis Sinyal Keterangan

Sinyal

Akurasi Indikator 27.40%

Lampiran 3 : Bollinger Bands

1. ADHI

No. Tanggal, Bulan, Tahun Jenis Sinyal Keterangan

Sinyal

1. 16 Januari 2013 Jual Gagal

2. 28 Januari 2013 Jual Gagal

3. 11 Febuari 2013 Jual Gagal

4. 25 Febuari 2013 Jual Gagal

5. 04 Maret 2013 Jual Gagal

6. 21 Maret 2013 Jual Gagal

7. 27 Maret 2013 Jual Sukses

8. 10 Mei 2013 Jual Gagal

9. 03 Juni 2013 Jual Sukses

10. 25 Juni 2013 Beli Gagal

11. 10 Juli 2013 Beli Sukses

12. 28 Agustus 2013 Beli Sukses

13. 24 September 2013 Jual Sukses

14. 14 November 3013 Beli Sukses

15. 16 Desember 2013 Beli Gagal

16. 24 Desember 2013 Beli Gagal

17. 13 Januari 2014 Jual Gagal

18. 22 Januari 2014 Jual Gagal

19. 14 Febuari 2014 Jual Gagal

20. 21 Febuari 2014 Jual Gagal

Page 138: TINGKAT AKURASI INDIKATOR ANALISIS TEKNIKAL DALAM

120

No. Tanggal, Bulan, Tahun Jenis Sinyal Keterangan

Sinyal

21. 18 Maret 2014 Jual Gagal

22. 07 April 2014 Jual Sukses

23. 11 April 2014 Beli Sukses

24. 08 Mei 2014 Jual Gagal

25. 19 Mei 2014 Jual Sukses

26. 11 Juni 2014 Beli Gagal

27. 24 Juni 2014 Beli Sukses

28. 10 Juli 2014 Jual Gagal

29. 16 Juli 2014 Jual Gagal

30. 21 Juli 2014 Jual Sukses

31. 27 Agustus 2014 Beli Sukses

32. 16 September 2014 Beli Gagal

33. 14 Oktober 2014 Beli Sukses

34. 08 Desember 2014 Jual Gagal

35. 11 Desember 2014 Jual Gagal

36. 05 Januari 2015 Jual Gagal

37. 08 Januari 2015 Jual Gagal

38. 04 Febuari 2015 Jual Sukses

39. 17 Febuari 2015 Beli Gagal

40. 16 Maret 2015 Beli Sukses

41. 27 Maret 2015 Beli Gagal

42. 06 April 2015 Beli Sukses

43. 04 Mei 2015 Beli Gagal

44. 15 Juni 2015 Beli Gagal

45. 07 Juli 2015 Jual Gagal

46. 23 Juli 2015 Jual Sukses

47. 12 Agustus 2015 Beli Gagal

48. 24 Agustus 2015 Beli Sukses

Page 139: TINGKAT AKURASI INDIKATOR ANALISIS TEKNIKAL DALAM

121

No. Tanggal, Bulan, Tahun Jenis Sinyal Keterangan

Sinyal

49. 09 September 2015 Jual Sukses

50. 02 Oktober 2015 Jual Gagal

51. 12 Oktober 2015 Jual Gagal

52. 26 Oktober 2015 Jual Sukses

53. 15 Desember 2015 Beli Sukses

54. 04 Januari 2016 Beli Sukses

55. 06 Januari 2016 Jual Gagal

56. 14 Januari 2016 Jual Gagal

57. 21 Januari 2016 Jual Gagal

58. 05 Febuari 2016 Jual Gagal

59. 15 Febuari 2016 Jual Sukses

60. 14 Maret 2016 Jual Gagal

61. 18 Maret 2016 Jual Sukses

62. 14 April 2016 Jual Gagal

63. 26 April 2016 Jual Sukses

64. 13 Mei 2016 Beli Sukses

65. 07 Juni 2016 Jual Gagal

66. 14 Juni 2016 Jual Gagal

67. 22 Juni 2016 Jual Sukses

68. 14 Juli 2016 Jual Sukses

69. 27 Juli 2016 Jual Sukses

70. 04 Agustus 2016 Beli Sukses

71. 12 Agutus 2016 Beli Sukses

72. 02 September 2016 Beli Gagal

73. 27 September 2016 Beli Gagal

74. 14 Oktober 2016 Beli Gagal

75. 27 Oktober 2016 Beli Gagal

76. 03 November 2016 Beli Sukses

Page 140: TINGKAT AKURASI INDIKATOR ANALISIS TEKNIKAL DALAM

122

No. Tanggal, Bulan, Tahun Jenis Sinyal Keterangan

Sinyal

77. 21 November 2016 Beli Gagal

78. 29 November 2016 Beli Sukses

79. 13 Desember 2016 Jual Sukses

80. 11 Januari 2017 Jual Sukses

81. 01 Febuari 2017 Beli Gagal

82. 13 Febuari 2017 Beli Sukses

83. 17 Febuari 2017 Jual Sukses

84. 07 Maret 2017 Jual Gagal

85. 14 Maret 2017 Jual Gagal

86. 22 Maret 2017 Jual Sukses

87. 11 April 2017 Beli Sukses

88. 03 Mei 2017 Beli Sukses

89. 24 Mei 2017 Jual Sukses

90. 03 Juni 2017 Beli Sukses

91. 30 Agustus 2017 Beli Gagal

92. 08 September 2017 Beli Sukses

93. 27 Oktober 2017 Jual Gagal

94. 02 November 2017 Jual Sukses

95. 08 Desember 2017 Beli Sukses

Jumlah Sinyal Benar 45

Total Sinyal 95

Akurasi Indikator 47.37%

Page 141: TINGKAT AKURASI INDIKATOR ANALISIS TEKNIKAL DALAM

123

2. DGIK

No. Tanggal, Bulan, Tahun Jenis Sinyal Keterangan

Sinyal

1. 28 Januari 2013 Jual Sukses

2. 21 Febuari 2013 Jual Sukses

3. 14 Maret 2013 Jual Gagal

4. 20 Maret 2013 Jual Gagal

5. 28 Maret 2013 Jual Gagal

6. 2 May 2013 Jual Sukses

7. 23 May 2013 Jual Gagal

8. 3 Juni 2013 Jual Sukses

9. 13 Juni 2013 Beli Gagal

10. 21 Juni 2013 Beli Gagal

11. 10 Juli 2013 Beli Sukses

12. 30 Agustus 2013 Beli Gagal

13. 6 September Beli Sukses

14. 31 Oktober 2013 Jual Sukses

15. 28 November 2013 Beli Gagal

16. 27 Desember 2014 Beli Sukses

17. 09 Januari 2014 Beli Gagal

18. 24 Febuari 2014 Jual Gagal

19. 11 April 2014 Beli Gagal

20. 24 April 2014 Beli Gagal

21. 23 Mei 2014 Beli Sukses

22. 27 Juni 2014 Beli Sukses

23. 25 Juli 2014 Jual Gagal

24. 12 Agustus 2014 Jual Gagal

25. 26 Agustus 2014 Jual Sukses

26. 08 September 2014 Jual Sukses

27. 18 September 2014 Jual Sukses

28. 06 Oktober 2014 Beli Gagal

Page 142: TINGKAT AKURASI INDIKATOR ANALISIS TEKNIKAL DALAM

124

No. Tanggal, Bulan, Tahun Jenis Sinyal Keterangan

Sinyal

29. 08 Oktober 2014 Beli Sukses

30. 13 November 2014 Beli Sukses

31. 08 Desember 2014 Jual Gagal

32. 12 Desember 2014 Jual Sukses

33. 18 Febuari 2015 Beli Sukses

34. 12 Maret 2015 Beli Gagal

35. 06 Mei 2015 Beli Sukses

36. 16 Juni 2015 Beli Sukses

37. 15 Juli 2015 Beli Gagal

38. 30 Juli 2015 Beli Sukses

39. 27 Agustus 2015 Beli Sukses

40. 15 Oktober 2015 Jual Gagal

41. 21 Oktober 2015 Jual Sukses

42. 27 November 2015 Beli Gagal

43. 14 Desember 2015 Beli Sukses

44. 07 Januari 2016 Jual Sukses

45. 10 Maret 2016 Jual Gagal

46. 21 Maret 2016 Jual Sukses

47. 11 Mei 2016 Beli Sukses

48. 31 Mei 2016 Jual Sukses

49. 24 Juni 2016 Beli Sukses

50. 20 Juli 2016 Jual Sukses

51. 10 Agustus 2016 Beli Sukses

52. 14 September 2016 Beli Sukses

53. 04 Oktober 2016 Jual Sukses

54. 28 Oktober 2016 Jual Sukses

55. 14 November 2016 Beli Sukses

56. 07 Desember 2016 Jual Sukses

57. 09 januari 2017 Jual Gagal

58. 26 januari 2017 Jual Gagal

59. 31 Januari 2017 Jual Gagal

60. 08 Febuari 2017 Jual Gagal

Page 143: TINGKAT AKURASI INDIKATOR ANALISIS TEKNIKAL DALAM

125

No. Tanggal, Bulan, Tahun Jenis Sinyal Keterangan

Sinyal

61. 16 Febuari 2017 Jual Gagal

62. 27 Febuari 2017 Jual Sukses

63. 05 April 2017 Beli Sukses

64. 09 Mei 2017 Beli Sukses

65. 21 Juni 2017 Jual Sukses

66. 23 Agustus 2017 Beli Sukses

67. 30 Agustus 2017 Jual Sukses

68. 06 Oktober 2017 Jual Gagal

69. 11 Oktober 2017 Jual Gagal

70. 25 Oktober 2017 Jual Gagal

71. 30 Oktober 2017 Jual Sukses

72. 14 November 2017 Beli Gagal

73. 20 November 2017 Beli Gagal

74. 07 Desember 2017 Beli Sukses

75. 29 Desember 2017 Jual Gagal

Jumlah Sinyal Sukses 43

Total Sinyal 75

Akurasi Indikator 57.33%

3. JKON

No. Tanggal, Bulan, Tahun Jenis Sinyal Keterangan

Sinyal

1 10 Januari 2013 Jual Sukses

2 18 Januari 2013 Jual Sukses

3 19 Febuari 2013 Beli Sukses

4 07 Maret 2013 Beli Sukses

Page 144: TINGKAT AKURASI INDIKATOR ANALISIS TEKNIKAL DALAM

126

No. Tanggal, Bulan, Tahun Jenis Sinyal Keterangan

Sinyal

5 27 Maret 2013 Beli Sukses

6 02 April 2013 Jual Gagal

7 12 April 2013 Jual Sukses

8 13 Mei 2013 Jual Sukses

9 17 Mei 2013 Jual Gagal

10 17 Juni 2013 Beli Sukses

11 24 Juli 2013 Jual Gagal

12 26 Juli 2013 Jual Gagal

13 05 Agustus 2013 Jual Gagal

14 21 Agustus 2013 Jual Sukses

15 23 September 2013 Jual Gagal

16 30 September 2013 Jual Gagal

17 31 Oktober 2013 Jual Sukses

18 19 Desember 2013 Beli Sukses

19 26 Febuari 2014 Beli Sukses

20 17 Maret 2013 Jual Gagal

21 09 Juni 2014 Jual Sukses

22 11 Juli 2014 Beli Sukses

23 14 Agustus 2014 Jual Gagal

24 09 September 2014 Jual Sukses

25 12 September 2014 Beli Sukses

26 26 September 2014 Beli Gagal

27 21 Oktober 2014 Jual Sukses

28 18 November 2014 Beli Gagal

29 20 November 2014 Beli Sukses

30 11 Desember 2014 Jual Gagal

31 09 Januari 2015 Jual Gagal

32 04 Febuari 2015 Jual Sukses

Page 145: TINGKAT AKURASI INDIKATOR ANALISIS TEKNIKAL DALAM

127

No. Tanggal, Bulan, Tahun Jenis Sinyal Keterangan

Sinyal

33 10 Maret 2015 Beli Gagal

34 01 April 2015 Beli Sukses

35 10 April 2015 Beli Gagal

36 20 April 2015 Beli Sukses

37 06 Mei 2015 Beli Sukses

38 11 Mei 2015 Beli Sukses

39 20 Mei 2015 Beli Sukses

40 01 Juni 2015 Jual Sukses

41 23 Juni 2015 Beli Sukses

42 09 Juli 2015 Jual Sukses

43 29 Juli 2015 Beli Gagal

44 05 Agustus 2015 Beli Gagal

45 12 Agustus 2015 Beli Gagal

46 02 September 2015 Beli Sukses

47 04 September 2015 Beli Gagal

48 29 September 2015 Beli Gagal

49 16 Oktober 2015 Beli Sukses

50 1 desember 2015 Beli Sukses

51 17 Desember 2015 Beli Sukses

52 14 Januari 2016 Beli Sukses

53 04 Maret 2016 Beli Sukses

54 02 Mei 2016 Beli Gagal

55 17 Mei 2016 Beli Gagal

56 19 Mei 2016 Beli Sukses

57 01 Juni 2016 Beli Sukses

58 30 Juni 2016 Beli Gagal

59 13 Juli 2016 Beli Sukses

60 19 Juli 2016 Beli Sukses

Page 146: TINGKAT AKURASI INDIKATOR ANALISIS TEKNIKAL DALAM

128

No. Tanggal, Bulan, Tahun Jenis Sinyal Keterangan

Sinyal

61 22 Juli 2016 Beli Sukses

62 05 Agustus 2016 Beli Gagal

63 15 Agustus 2016 Beli Gagal

64 29 Agutus 2016 Beli Gagal

65 19 September 2016 Beli Sukses

66 10 Oktober 2016 Beli Sukses

67 28 Oktober 2016 Beli Sukses

68 15 November 2016 Beli Gagal

69 21 November 2016 Beli Sukses

70 29 Desember 2016 Beli Sukses

71 09 Januari 2017 Beli Sukses

72 18 Januari 2017 Beli Gagal

73 25 Januari 2017 Beli Sukses

74 13 Febuari 2017 Beli Gagal

75 03 Maret 2017 Beli Gagal

76 30 Maret 2017 Beli Sukses

77 04 April 2017 Beli Sukses

78 08 Mei 2017 Beli Sukses

79 12 Mei 2017 Beli Gagal

80 18 Mei 2017 Beli Sukses

81 20 Juni 2017 Beli Sukses

82 04 Agustus 2017 Beli Gagal

83 04 September 2017 Beli Sukses

84 08 September 2017 Beli Sukses

85 15 September 2017 Beli Sukses

86 12 Oktober 2017 Beli Sukses

87 03 November 2017 Beli Sukses

88 24 November 2017 Beli Gagal

Page 147: TINGKAT AKURASI INDIKATOR ANALISIS TEKNIKAL DALAM

129

No. Tanggal, Bulan, Tahun Jenis Sinyal Keterangan

Sinyal

89 14 Desember 2017 Beli Sukses

Jumlah Sinyal Sukses 56

Total Sinyal 89

Akurasi Indikator 62.92%

4. PTPP

No. Tanggal, Bulan, Tahun Jenis Sinyal Keterangan

Sinyal

1. 08 Januari 2013 Beli Sukses

2. 17 Januari 2013 Beli Gagal

3. 28 Januari 2013 Beli Gagal

4. 25 Febuari 2013 Jual Gagal

5. 04 Maret 2013 Jual Gagal

6. 11 Maret 2013 Jual Sukses

7. 02 April 2013 Jual Gagal

8. 18 April 2013 Jual Gagal

9. 02 Mei 2013 Jual Gagal

10. 10 Mei 2013 Jual Sukses

11. 03 Juni 2013 Jual Sukses

12. 13 Juni 2013 Beli Sukses

13. 25 Juni 2013 Beli Gagal

14. 28 Juni 2013 Beli Gagal

15. 10 Juli 2013 Beli Sukses

16. 28 Agustus 2013 Beli Sukses

17. 20 September 2013 Jual Sukses

18. 30 Oktober 2013 Jual Sukses

Page 148: TINGKAT AKURASI INDIKATOR ANALISIS TEKNIKAL DALAM

130

No. Tanggal, Bulan, Tahun Jenis Sinyal Keterangan

Sinyal

19. 08 Januari 2014 Beli Sukses

20. 21 Januari 2014 Jual Sukses

21. 18 Febuari 2014 Jual Gagal

22. 18 Maret 2014 Jual Gagal

23. 11 April 2014 Beli Sukses

24. 08 Mei 2014 Jual Gagal

25. 14 Mei 2014 Jual Sukses

26. 10 Juni 2014 Beli Sukses

27. 01 Juli 2014 Jual Sukses

28. 22 Juli 2014 Jual Gagal

29. 14 Agustus 2014 Jual Gagal

30. 13 September 2014 Beli Gagal

31. 16 September 2014 Beli Sukses

32. 03 Oktober 2014 Beli Sukses

33. 23 Oktober 2014 Jual Gagal

34. 31 Oktober 2014 Jual Gagal

35. 19 November 2014 Jual Gagal

36. 03 Desember 2014 Jual Gagal

37. 11 Desember 2014 Jual Gagal

38. 02 Januari 2015 Jual Gagal

39. 09 Januari 2015 Jual Sukses

40. 23 Januari 2015 Jual Gagal

41. 05 Febuari 2015 Jual Sukses

42. 23 Febuari 2015 Jual Sukses

43. 16 Maret 2015 Beli Gagal

44. 27 Maret 2015 Beli Gagal

45. 07 April 2015 Beli Sukses

46. 13 April 2015 Jual Gagal

Page 149: TINGKAT AKURASI INDIKATOR ANALISIS TEKNIKAL DALAM

131

No. Tanggal, Bulan, Tahun Jenis Sinyal Keterangan

Sinyal

47. 16 April 2015 Jual Gagal

48. 22 April 2015 Jual Sukses

49. 26 Mei 2015 Jual Sukses

50. 17 Juni 2015 Beli Sukses

51. 14 Juli 2015 Jual Gagal

52. 12 Agustus 2015 Beli Gagal

53. 27 Agustus 2015 Beli Sukses

54. 12 Oktober 2015 Jual Gagal

55. 23 November 2015 Jual Sukses

56. 30 November 2015 Beli Sukses

57. 14 Desember 2015 Beli Sukses

58. 04 Januari 2016 Jual Gagal

59. 12 Januari 2016 Jual Gagal

60. 01 Febuari 2016 Beli Sukses

61. 15 Febuari 2016 Jual Sukses

62. 26 Febuari 2016 Beli Sukses

63. 08 April 2016 Beli Gagal

64. 18 April 2016 Beli Sukses

65. 02 Mei 2016 Beli Gagal

66. 10 Mei 2016 Beli Gagal

67. 23 Mei 2016 Beli Sukses

68. 07 Juni 2016 Jual Gagal

69. 30 Juni 2016 Jual Sukses

70. 22 Juli 2016 Jual Sukses

71. 10 Agustus 2016 Jual Gagal

72. 14 September 2016 Beli Sukses

73. 28 Oktober 2016 Beli Gagal

74. 07 November 2016 Beli Sukses

Page 150: TINGKAT AKURASI INDIKATOR ANALISIS TEKNIKAL DALAM

132

No. Tanggal, Bulan, Tahun Jenis Sinyal Keterangan

Sinyal

75. 15 November 2016 Beli Sukses

76. 22 November 2016 Beli Sukses

77. 28 November 2016 Beli Sukses

78. 01 Desember 2016 Jual Sukses

79. 27 Desember 2016 Beli Sukses

80. 17 Januari 2017 Beli Gagal

81. 25 Januari 2017 Beli Gagal

82. 27 Januari 2017 Beli Sukses

83. 06 Febuari 2017 Jual Sukses

84. 10 Maret 2017 Beli Gagal

85. 22 Maret 2017 Beli Gagal

86. 11 April 2017 Beli Sukses

87. 05 Mei 2017 Beli Gagal

88. 12 Mei 2017 Beli Sukses

89. 16 Juni 2017 Jual Gagal

90. 06 Juli 2017 Jual Sukses

91. 19 Juli 2017 Beli Gagal

92. 27 Juli 2017 Beli Sukses

93. 25 Agustus 2017 Beli Gagal

94. 08 September 2017 Beli Gagal

95. 18 September 2017 Beli Gagal

96. 28 September 2017 Beli Sukses

97. 16 Oktober 2017 Jual Gagal

98. 20 Oktober 2017 Jual Gagal

99. 16 November 2017 Beli Gagal

100. 12 Desember 2017 Beli Sukses

Jumlah Sinyal Sukses 49

Total Sinyal 100

Page 151: TINGKAT AKURASI INDIKATOR ANALISIS TEKNIKAL DALAM

133

No. Tanggal, Bulan, Tahun Jenis Sinyal Keterangan

Sinyal

Akurasi Indikator 49.00%

5. SSIA

No. Tanggal, Bulan, Tahun Jenis Sinyal Keterangan

Sinyal

1. 09 Januari 2013 Jual Gagal

2. 15 Januari 2013 Jual Gagal

3. 25 Januari 2013 Jual Gagal

4. 04 Febuari 2013 Jual Gagal

5. 08 Maret 2013 Jual Gagal

6. 26 Maret 2013 Jual Sukses

7. 25 April 2013 Beli Sukses

8. 14 Mei 2013 Beli Sukses

9. 03 Juni 2013 Jual Sukses

10. 14 Juni 2013 Beli Gagal

11. 10 Juli 2013 Beli Gagal

12. 02 Agustus 2013 Beli Gagal

13. 28 Agustus 2013 Beli Sukses

14. 17 September 2013 Jual Sukses

15. 29 Oktober 201 Jual Sukses

16. 19 November 2013 Beli Gagal

17. 11 Desember 2013 Beli Gagal

18. 17 Desember 2013 Beli Gagal

19. 27 Desember 2013 Beli Gagal

20. 15 Januari 2014 Jual Gagal

21. 22 Januari 2014 Jual Gagal

Page 152: TINGKAT AKURASI INDIKATOR ANALISIS TEKNIKAL DALAM

134

No. Tanggal, Bulan, Tahun Jenis Sinyal Keterangan

Sinyal

22. 13 Febuari 2014 Jual Gagal

23. 18 Febuari 2014 Jual Sukses

24. 20 Maret 2014 Jual Gagal

25. 11 April 2014 Beli Gagal

26. 24 April 2014 Beli Gagal

27. 05 Mei 2014 Beli Gagal

28. 21 Mei 2014 Beli Sukses

29. 25 Juni 2014 Beli Sukses

30. 16 Juli 2014 Jual Sukses

31. 04 September 2014 Jual Sukses

32. 16 September 2014 Beli Gagal

33. 23 September 2014 Beli Gagal

34. 30 September 2014 Beli Gagal

35. 08 Oktober 2014 Beli Gagal

36. 10 Oktober 2014 Beli Sukses

37. 24 Oktober 2014 Jual Sukses

38. 05 Desember 2014 Jual Sukses

39. 08 Januari 2015 Jual Sukses

40. 23 Januari 2015 Jual Sukses

41. 11 Febuari 2015 Jual Gagal

42. 16 Maret 2015 Beli Gagal

43. 26 Maret 2015 Beli Sukses

44. 13 April 2015 Jual Sukses

45. 29 April 2015 Beli Sukses

46. 06 Mei 2015 Beli Sukses

47. 08 Mei 2015 Jual Sukses

48. 29 Mei 2015 Beli Sukses

49. 11 Juni 2015 Beli Gagal

Page 153: TINGKAT AKURASI INDIKATOR ANALISIS TEKNIKAL DALAM

135

No. Tanggal, Bulan, Tahun Jenis Sinyal Keterangan

Sinyal

50. 23 Juni 2015 Beli Gagal

51. 30 Juni 2015 Beli Gagal

52. 13 Juli 2015 Beli Sukses

53. 03 Agustus 2015 Beli Gagal

54. 13 Agustus 2015 Beli Gagal

55. 25 Agustus 2015 Beli Sukses

56. 29 September 2015 Beli Sukses

57. 12 Oktober 2015 Jual Sukses

58. 03 November 2015 Beli Gagal

59. 05 November 2015 Beli Gagal

60. 10 November 2015 Beli Gagal

61. 30 Desember 2015 Jual Gagal

62. 26 Januari 2016 Beli Gagal

63. 04 Febuari 2016 Beli Gagal

64. 11 Febuari 2016 Beli Sukses

65. 18 Febuari 2016 Jual Sukses

66. 07 Maret 2016 Jual Sukses

67. 18 Maret 2016 Jual Gagal

68. 31 Maret 2016 Jual Sukses

69. 14 April 2016 Jual Sukses

70. 18 April 2016 Beli Sukses

71. 20 April 2016 Jual Sukses

72. 11 Mei 2016 Beli Sukses

73. 23 Juni 2016 Jual Sukses

74. 27 Juni 2016 Beli Gagal

75. 01 Juli 2016 Beli Sukses

76. 02 Agustus 2016 Jual Sukses

77. 05 September 2016 Beli Gagal

Page 154: TINGKAT AKURASI INDIKATOR ANALISIS TEKNIKAL DALAM

136

No. Tanggal, Bulan, Tahun Jenis Sinyal Keterangan

Sinyal

78. 16 September 2016 Beli Sukses

79. 12 Oktober 2016 Beli Sukses

80. 09 November 2016 Beli Sukses

81. 15 November 2016 Beli Sukses

82. 21 November 2016 Beli Gagal

83. 02 Desember 2016 Beli Gagal

84. 30 Desember 2016 Beli Sukses

85. 20 Januari 2017 Jual Sukses

86. 20 Febuari 2017 Beli Gagal

87. 22 Febuari 2017 Beli Gagal

88. 07 April 2017 Jual Gagal

89. 12 April 2017 Jual Sukses

90. 19 Mei 2017 Beli Gagal

91. 13 Juni 2017 Beli Sukses

92. 12 Juli 2017 Beli Sukses

93. 21 Juli 2017 Jual Sukses

94. 31 Juli 2017 Jual Gagal

95. 10 Agustus 2017 Jual Sukses

96. 05 September 2017 Beli Gagal

97. 19 September 2017 Beli Gagal

98. 02 Oktober 2017 Beli Gagal

99. 30 Oktober 2017 Jual Sukses

100. 03 November 2017 Beli Sukses

101. 24 November 2017 Beli Gagal

102. 28 November 2017 Beli Gagal

103. 30 November 2017 Beli Gagal

104. 14 Desember 2017 Beli Gagal

105. 20 Desember 2017 Beli Sukses

Page 155: TINGKAT AKURASI INDIKATOR ANALISIS TEKNIKAL DALAM

137

No. Tanggal, Bulan, Tahun Jenis Sinyal Keterangan

Sinyal

Jumlah Sinyal Sukses 52

Total Sinyal 105

Akurasi Indikator 49.52%

6. WIKA

No. Tanggal, Bulan, Tahun Jenis Sinyal Keterangan

Sinyal

1. 17 Januari 2013 Jual Sukses

2. 21 Febuari 2013 Jual Gagal

3. 08 Maret 2013 Jual Sukses

4. 02 April 2013 Jual Gagal

5. 12 April 2013 Jual Gagal

6. 19 April 2013 Jual Gagal

7. 03 Mei 2013 Jual Gagal

8. 13 Mei 2013 Jual Sukses

9. 03 Juni 2013 Jual Sukses

10. 13 Juni 2013 Beli Gagal

11. 25 Juni 2013 Beli Gagal

12. 10 Juli 2013 Beli Sukses

13. 18 Juli 2013 Jual Sukses

14. 28 Agustus 2013 Beli Sukses

15. 16 September 2013 Jual Gagal

16. 20 September 2013 Jual Sukses

17. 28 Oktober 2013 Jual Sukses

18. 15 November 2013 Beli Sukses

19. 16 Desember 2013 Beli Gagal

Page 156: TINGKAT AKURASI INDIKATOR ANALISIS TEKNIKAL DALAM

138

No. Tanggal, Bulan, Tahun Jenis Sinyal Keterangan

Sinyal

20. 24 Desember 2013 Beli Sukses

21. 20 Januari 2014 Jual Gagal

22. 18 Febuari 2014 Jual Sukses

23. 07 Maret 2014 Jual Gagal

24. 18 Maret 2014 Jual Gagal

25. 02 April 2014 Jual Sukses

26. 14 April 2014 Beli Gagal

27. 18 Mei 2014 Jual Sukses

28. 11 Juni 2014 Beli Gagal

29. 24 Juni 2014 Beli Sukses

30. 22 Juli 2014 Jual Gagal

31. 22 Agustus 2014 Jual Sukses

32. 07 Oktober 2014 Beli Sukses

33. 20 Oktober 2014 Jual Sukses

34. 20 November 2014 Jual Gagal

35. 03 Desember 2014 Jual Gagal

36. 12 Desember 2014 Jual Gagal

37. 05 Januari 2015 Jual Gagal

38. 04 Febuari 2015 Jual Sukses

39. 16 Febuari 205 Beli Sukses

40. 11 Maret 2015 Beli Gagal

41. 16 Maret 2015 Beli Sukses

42. 27 Maret 2015 Beli Sukses

43. 06 April 2015 Beli Sukses

44. 06 Mei 2015 Beli Sukses

45. 16 Juni 2015 Beli Gagal

46. 14 Juli 2015 Jual Sukses

47. 12 Agustus 2015 Beli Gagal

Page 157: TINGKAT AKURASI INDIKATOR ANALISIS TEKNIKAL DALAM

139

No. Tanggal, Bulan, Tahun Jenis Sinyal Keterangan

Sinyal

48. 24 Agustus 2015 Beli Sukses

49. 31 Agustus 2015 Jual Gagal

50. 04 September 2015 Jual Sukses

51. 29 September 2015 Beli Sukses

52. 15 Oktober 2015 Jual Sukses

53. 03 November 2015 Beli Gagal

54. 11 November 2015 Beli Sukses

55. 15 Desember 2015 Beli Gagal

56. 21 Desember 2015 Beli Sukses

57. 13 Januari 2016 Jual Sukses

58. 10 Febuari 2016 Beli Gagal

59. 25 Febuari 2016 Beli Gagal

60. 07 Maret 2016 Beli Sukses

61. 18 April 2016 Beli Sukses

62. 25 April 2016 Jual Sukses

63. 20 Mei 2016 Beli Sukses

64. 09 Juni 2016 Jual Gagal

65. 21 Juni 2016 Jual Gagal

66. 09 Agustus 2016 Jual Sukses

67. 16 September 2016 Beli Gagal

68. 26 September 2016 Beli Sukses

69. 04 November 2016 Beli Sukses

70. 11 November 2016 Jual Sukses

71. 09 Desember 2016 Jual Sukses

72. 23 Desember 2016 Beli Sukses

73. 18 Januari 2017 Jual Sukses

74. 01 Febuari 2017 Jual Sukses

75. 21 Febuari 2017 Beli Sukses

Page 158: TINGKAT AKURASI INDIKATOR ANALISIS TEKNIKAL DALAM

140

No. Tanggal, Bulan, Tahun Jenis Sinyal Keterangan

Sinyal

76. 01 Maret 2017 Beli Sukses

77. 20 Maret 2017 Beli Gagal

78. 12 April 2017 Beli Sukses

79. 04 Mei 2017 Beli Sukses

80. 12 Mei 2017 Beli Sukses

81. 24 Juli 2017 Beli Gagal

82. 07 September 2017 Beli Gagal

83. 18 September 2017 Beli Gagal

84. 29 September 2017 Beli Sukses

85. 12 Oktober 2017 Beli Sukses

86. 27 Oktober 2017 Jual Gagal

87. 13 Desember 2017 Beli Sukses

Jumlah Sinyal Sukses 51

Total Sinyal 87

Akurasi Indikator 58.62%

7. WSKT

No. Tanggal, Bulan, Tahun Jenis Sinyal Keterangan

Sinyal

1. 28 Febuari 2013 Jual Gagal

2. 28 Maret 2013 Jual Sukses

3. 10 Mei 2013 Jual Gagal

4. 16 Mei 2013 Jual Gagal

5. 03 Juni 2013 Jual Sukses

6. 12 Juni 2013 Beli Sukses

7. 25 Juni 2013 Beli Gagal

Page 159: TINGKAT AKURASI INDIKATOR ANALISIS TEKNIKAL DALAM

141

No. Tanggal, Bulan, Tahun Jenis Sinyal Keterangan

Sinyal

8. 10 Juli 2013 Beli Sukses

9. 18 Juli 2013 Jual Sukses

10. 27 Agustus 2013 Beli Gagal

11. 20 September 2013 Jual Sukses

12. 28 Oktober 2013 Jual Sukses

13. 19 November 2013 Beli Gagal

14. 27 Desember 2013 Beli Sukses

15. 22 Januari 2014 Jual Gagal

16. 11 Febuari 2014 Jual Gagal

17. 18 Febuari 2014 Jual Gagal

18. 18 Maret 2014 Jual Sukses

19. 14 April 2014 Beli Sukses

20. 19 April 2014 Jual Sukses

21. 09 Juni 2014 Beli Gagal

22. 17 Juni 2014 Jual Gagal

23. 22 Juni 2014 Jual Gagal

24. 22 Agustus 2014 Jual Gagal

25. 10 September 2014 Beli Gagal

26. 29 September 2014 Beli Gagal

27. 07 Oktober 2014 Beli Sukses

28. 24 Oktober 2014 Jual Gagal

29. 24 November 2014 Jual Gagal

30. 04 Desember 2014 Jual Gagal

31. 12 Desember 2014 Jual Gagal

32. 30 Desember 2014 Jual Gagal

33. 04 Febuari 2015 Jual Sukses

34. 16 Maret 2015 Beli Sukses

35. 23 April 2015 Jual Sukses

Page 160: TINGKAT AKURASI INDIKATOR ANALISIS TEKNIKAL DALAM

142

No. Tanggal, Bulan, Tahun Jenis Sinyal Keterangan

Sinyal

36. 04 Mei 2015 Beli Sukses

37. 05 Juni 2015 Beli Gagal

38. 10 Juni 2015 Beli Gagal

39. 16 Juni 2015 Beli Sukses

40. 30 Juni 2015 Beli Sukses

41. 14 Juli 2015 Jual Gagal

42. 22 Junli 2015 Jual Sukses

43. 12 Agustus 2015 Beli Sukses

44. 25 Agustus 2015 Beli Gagal

45. 30 September 2015 Beli Sukses

46. 09 Oktober 2015 Jual Sukses

47. 21 Oktober 2015 Jual Gagal

48. 28 Oktober 2015 Jual Sukses

49. 03 November 2015 Jual Sukses

50. 23 November 2015 Jual Sukses

51. 01 Desember 2015 Beli Gagal

52. 14 Desember 2015 Beli Sukses

53. 23 Desember 2015 Beli Sukses

54. 04 Januari 2016 Beli Sukses

55. 15 Januari 2016 Jual Gagal

56. 20 Januari 2016 Jual Gagal

57. 18 Febuari 2016 Jual Sukses

58. 22 Maret 2016 Jual Gagal

59. 14 April 2016 Jual Gagal

60. 21 Maret 2016 Jual Gagal

61. 09 Mei 2016 Jual Gagal

62. 16 Mei 2016 Jual Sukses

63. 30 Mei 2016 Jual Sukses

Page 161: TINGKAT AKURASI INDIKATOR ANALISIS TEKNIKAL DALAM

143

No. Tanggal, Bulan, Tahun Jenis Sinyal Keterangan

Sinyal

64. 14 Juni 2016 Beli Sukses

65. 30 Juni 2016 Jual Gagal

66. 20 Juli 2016 Jual Gagal

67. 15 Agustus 2016 Beli Sukses

68. 29 Agustus 2016 Beli Sukses

69. 15 September 2016 Beli Sukses

70. 21 Oktober 2016 Beli Gagal

71. 17 November 2016 Beli Sukses

72. 09 Desember 2016 Jual Sukses

73. 30 Desember 2016 Jual Gagal

74. 08 Febuari 2017 Beli Sukses

75. 17 Maret 2017 Beli Sukses

76. 12 April 2017 Beli Sukses

77. 15 Mei 2017 Beli Gagal

78. 13 Juli 2017 Beli Gagal

79. 02 Agustus 2017 Jual Sukses

80. 08 September 2017 Beli Gagal

81. 18 September 2017 Beli Gagal

82. 26 Oktober 2017 Jual Gagal

83. 12 Desember 2017 Beli Sukses

84. 19 Desember 2017 Jual Gagal

Jumlah Sinyal Sukses 42

Total Sinyal 84

Akurasi Indikator 50.00%