pengaruh analisis teknikal simple moving average, …
TRANSCRIPT
PENGARUH ANALISIS TEKNIKAL SIMPLE MOVING AVERAGE, RELATIVE STRENGTH INDEX, MOVING AVERAGE
CONVERGENCE DIVERGENCE, DAN VOLUME PERDAGANGAN SAHAM MASA LALU
TERHADAP HARGA SAHAM BURSA EFEK INDONESIA
TESIS
OLEH :
GADIESYA MAHALANIE
127019021/IM
MAGISTER ILMU MANAJEMEN
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
MEDAN
2016
Universitas Sumatera Utara
PENGARUH ANALISIS TEKNIKAL SIMPLE MOVING AVERAGE, RELATIVE STRENGTH INDEX, MOVING AVERAGE
CONVERGENCE DIVERGENCE, DAN VOLUME PERDAGANGAN SAHAM MASA LALU
TERHADAP HARGA SAHAM BURSA EFEK INDONESIA
TESIS
Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Magister Sains Dalam Magister Ilmu Manajemen pada Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Universitas Sumatera Utara
OLEH :
GADIESYA MAHALANIE
127019021/IM
MAGISTER ILMU MANAJEMEN
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
MEDAN
2016
Universitas Sumatera Utara
Judul Tesis : Pengaruh Analisis Teknikal Simple Moving Average, Relative Strength Index, Moving Average Convergence Divergence, Dan Volume Perdagangan Saham Masa Lalu Terhadap Harga Saham Bursa Efek Indonesia
Nama Mahasiswa : Gadiesya Mahalanie
Nomor Pokok : 127019021
Program Studi : Ilmu Manajemen
Menyetujui,
Komisi Pembimbing
(Dr.Muslich Lufti,MBA) Ketua Anggota
(Dr.Khaira Amalia Fachrudin,MBA,Ak)
Ketua Program Studi Dekan
(Prof.Dr.Paham Ginting, M.S)
(Prof.Dr.Ramli,S.E,M.S)
Tanggal lulus: 2 Juni 2016
Universitas Sumatera Utara
Telah Diuji Pada
Tanggal : 2 Juni 2016
PANITIA PENGUJI TESIS
Ketua : Dr. Muslich Lufti, MBA
Anggota : 1. Dr. Khaira Amalia Fachrudin, MBA, Ak
2. Prof. Dr. Paham Ginting, MS
3. Prof. Dr. Pasaman Silaban, MSBA
4. Dr. Elisabeth Siahaan, M.Ec
Universitas Sumatera Utara
LEMBAR PERNYATAAN
Judul Tesis
PENGARUH ANALISIS TEKNIKAL SIMPLE MOVING AVERAGE, RELATIVE STRENGTH INDEX, MOVING AVERAGE
CONVERGENCE DIVERGENCE, DAN VOLUME PERDAGANGAN SAHAM MASA LALU
TERHADAP HARGA SAHAM BURSA EFEK INDONESIA
Dengan ini penulis menyatakan bahwa tesis ini disusun sebagai salah satu syarat untuk memperoleh Gelar Magister Sains dalam Program Studi Ilmu Manajemen pada Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara adalah benar merupakan karya penulis sendiri.
Adapun pengutipan-pengutipan yang Penulis lakukan pada bagian-bagian tertentu dari hasil karya orang lain dalam penulisan tesis ini, telah Penulis cantumkan sumbernya secara jelas sesuai dengan norma, kaidah, dan etika penulisan ilmiah.
Apabila dikemudian hari ternyata ditemukan seluruh atau sebagian
tesis ini bukan hasil karya Penulis sendiri atau adanya plagiat dalam bagian-bagian tertentu, Penulis bersedia menerima sanksi pencabutan gelar akademik yang Penulis sandang dan sanksi-sanksi lainnya sesuai dengan peraturan perundangan yang berlaku.
Medan, Agustus 2016
Penulis,
Gadiesya Mahalanie
Universitas Sumatera Utara
PENGARUH ANALISIS TEKNIKAL SIMPLE MOVING AVERAGE, RELATIVE STRENGTH INDEX, MOVING
AVERAGE CONVERGENCE DIVERGENCE DAN VOLUME PERDAGANGAN SAHAM MASA
LALU TERHADAP HARGA SAHAM BURSA EFEK INDONESIA
ABSTRAK
Di dalam investasi pasar modal, terutama pasar saham, untuk bisa meraih keuntungan lebih selain dividen atau capital gain, investor harus melakukan analisis saham agar dapat membeli atau menjual saham sebelum harganya berubah naik atau turun. Untuk itu, investor perlu melakukan analisis saham sebelum memutuskan untuk membeli atau menjual saham tersebut. Analisis saham yang umumnya digunakan investor adalah analisis fundamental dan teknikal. Analisis fundamental dilakukan untuk memilih saham perusahaan mana yang menghasilkan dividen yang besar dengan harga yang tepat. Analisis teknikal digunakan untuk mengetahui arah pergerakan harga saham serta saat yang tepat untuk membeli atau menjual saham. Sehingga dalam perdagangan saham penggunaan analisis teknikal lebih baik dibandingkan dengan analisis fundamental. Perumusan masalah dalam penelitian ini adalah apakah simple moving average, relative strength index, moving average convergence divergence dan volume perdagangan saham berpengaruh secara signifikan dalam mendeteksi pergerakan harga saham lima puluh perusahaan teraktif di Bursa Efek Indonesia. Hipotesis penelitian ini adalah simple moving average (SMA), relative strength index (RSI), moving average convergence divergence (MACD), dan volume perdagangan masa lalu memiliki pengaruh yang positif dan signifikan terhadap harga saham di Bursa Efek Indonesia. Penelitian ini adalah penelitian asosiatif untuk mengetahui hubungan dua variabel atau lebih. Metode pengumpulan data penelitian ini menggunakan data sekunder yang diperoleh dari dokumentasi jurnal, buku dan data yang dipublikasikan melalui situs internet. Sampel penelitian ini adalah limapuluh perusahaan teraktif di Bursa Efek Indonesia. Data penelitian ini menggunakan data panel yang menggabungkan data cross section (limapuluh perusahaan) dengan data time series (harga saham selama satu tahun) menggunakan alpha 5 %. Pengujian hipotesis dilakukan dengan menggunakan Eviews. Hasil penelitian menunjukkan bahwa simple moving average (SMA), relative strength index (RSI), moving average convergence divergence (MACD), dan volume perdagangan masa lalu berpengaruh secara positif dan signifikan terhadap harga saham di Bursa Efek Indonesia. Variabel simple moving average (SMA) memiliki hasil yang paling dominan.
Kata kunci: analisis teknikal, simple moving average, relative strength index,
moving average convergence divergence, volume perdagangan saham
Universitas Sumatera Utara
THE INFLUENCE OF THE TECHNICAL ANALYSIS OF SIMPLE MOVING AVERAGE, RELATIVE STRENGTH INDEX, MOVING
AVERAGE CONVERGENCE DIVERGENCE, AND PAST STOCK TRADE VOLUME ON THE STOCK PRICE IN
THE INDONESIAN STOCK EXCHANGE
ABSTRACT
In capital market investment, especially the stock exchange, in order to gain more profit besides the dividend or capital gain, an investor should make a stock analysis before the price changes either higher or lower. Therefore, he/she should make the stock analysis before making decision to buy or sell his/her stock. The stock analysis that is commonly used by investors is the technical and fundamental analysis. Fundamental analysis is made to select which company’s stock produces high dividend with the right price. Technical analysis is used to find out the direction of the stock price movement and the right time to buy or sell the stock. Consequently, the use of technical analysis is better than fundamental analysis in stock trade. The research problem was whether simple moving average, relative strength index, moving average convergence divergence, and stock trade volume had significant influence in detecting the stock price movements of fifty most active companies listed in BEI (the Indonesian Stock Exchange). The hypothesis in this research was that SMA (Simple Moving Average), RSI (Relative Strength Index), MACD (Moving Average Convergence Divergence), and trade volume in the past had a positive and significant influence on the stock price in BEI. This is an associative research to find out the correlation between two or more variables. The data were secondary data obtained from documentations such as journals, books, and the data which were published on internet sites. The samples were fifty most active companies in BEI. The data were panel data that combined cross section data (fifty companies) and time series data (stock price within one year) by using alpha 5%. The hypothesis testing was done using Eviews. The results showed that SMA, RSI, MACD, and the trade volume in the past had a positive and significant influence on the stock price in BEI. The variable of SMA had the most dominant result. Keywords: technical analysis, simple moving average, relative strength index,
moving average convergence divergence, stock trade volume
Universitas Sumatera Utara
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur diucapkan kepada Allah Swt atas nikmat karunia dan kasih sayangNya sehingga peneliti dapat menyusun dan menyelesaikan tesis ini dengan baik.
Penelitian ini merupakan tugas akhir pada Program Studi Magister Ilmu Manajemen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara. Judul dalam penelitian ini adalah “Pengaruh Analisis Teknikal Simple Moving Average, Relative Strength Index, Moving Average Convergence Divergence, dan Volume Perdagangan Saham Masa Lalu Terhadap Harga Saham Bursa Efek Indonesia”. Peneliti sangat menyadari bahwa dalam penelitian tesis ini banyak menerima masukan dari berbagai pihak yang membantu, membimbing serta memberi semangat pada peneliti untuk menyelesaikan tesis ini. Atas dasar itu peneliti menyampaikan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada :
1. Bapak Prof. Dr. Runtung Sitepu, S.H, M.Hum selaku Rektor Universitas Sumatera Utara.
2. Bapak Prof. Dr. Ramli, S.E, MS, selaku Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara.
3. Ibu Prof. Dr. Paham Ginting, MS, selaku Ketua Program Studi Magister Ilmu Manajemen Fakultas Ekonomi dan BisnisUniversitas Sumatera Utara.
4. Ibu Dr. Arlina Nurbaiti Lubis, SE, MBA selaku Sekretaris Program Studi Magister Ilmu Manajemen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara.
5. Bapak Dr. Muslich Lufti, MBA, selaku Ketua Komisi Pembimbing yang telah memberikan waktu dan ilmu kepada Saya, serta dengan sabar membimbing dan mengarahkan Saya dalam menyelesaikan tesis ini dengan baik.
6. Ibu Dr. Khaira Amalia Fachrudin, MBA, Ak, selaku Anggota Komisi Pembimbing yang telah memberikan waktu dan ilmu kepada Saya, serta dengan sabar membimbing dan mengarahkan Saya dalam menyelesaikan tesis ini dengan baik.
7. Bapak Prof. Dr. Paham Ginting, MS, Bapak Prof. Dr. Pasaman Silaban, MSBA, Ibu Dr. Elisabeth Siahaan, M.Ec, selaku Komisi Pembanding yang telah meluangkan waktu, memberikan kritikan, masukan serta pengarahan untuk kesempurnaan tesis ini.
8. Bapak dan Ibu pengajar Program Studi Magister Ilmu Manajemen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara yang telah memberikan ilmu dan wawasan yang sangat bermanfaat bagi peneliti.
9. Bapak dan ibu pegawai administrasi Program Studi Magister Ilmu Manajemen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara yang membantu dan melayani peneliti khususnya mengenai administrasi.
10. Suami tercinta Harry Syahputra Nuari dan Ananda terkasih Risya Adzkia Putri yang telah memberikan dukungan dan kesabaran serta kasih sayang kepada peneliti selama masa perkuliahan dan menyelesaikan tesis ini dengan baik.
Universitas Sumatera Utara
11. Orang tua tercinta, Ir. H. Eddy Yanto dan Dra. Hj. Syafrida Siregar yang telah mencurahkan segenap perhatian, kasih sayang dan doanya yang tak terhingga kepada peneliti hingga menyelesaikan pendidikan dengan baik.
12. Mertua H. Suparno Yusuf dan Hj. Syafrida Nasution atas doa dan dukungannya sehingga penulis dapat menyelesaikan penelitian ini.
13. Kepada uwak Ratna Fenila Siregar yang telah mendukung dan menemani penulis selama masa perkuliahan dan penyelesaian tesis ini.
14. Seluruh mahasiswa Angkatan 2012 Program Studi Magister Ilmu Manajemen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara (khususnya Fenny Krisna) yang selalu bersama menghadapi rintangan perkuliahan dengan semangat dan memberikan dukungan kepada penulis dalam menyelesaikan penelitian ini.
15. Untuk ananda Tya Wildana dan Siti Khadijah yang telah mendukung penulis dan semoga dapat menyelesaikan penelitiannya dengan baik.
16. Seluruh pihak yang terkait yang tidak dapat peneliti sebutkan satu persatu dalam penelitian tesis ini. Penulis menyadari tesis ini masih jauh dari sempurna. Komentar, kritik,
dan saran sangat penulis harapkan. Akhirnya, penulis berharap tesis ini membawa manfaat bagi kita semua.
Semoga Tuhan memberikan limpahan berkah dan anugerahNya kepada semua pihak yang telah memberikan bantuan moral maupun materil kepada peneliti, sehingga peneliti dapat menyelesaikan tesis ini.
Medan, Agustus 2016 Peneliti, Gadiesya Mahalanie
Universitas Sumatera Utara
RIWAYAT HIDUP
Gadiesya Mahalanie, lahir di Pekanbaru pada 18Maret 1989, anak tunggal dari pasangan Bapak Ir. H. Eddy Yanto dan Ibu Dra. Hj. Syafrida Siregar. Menyelesaikan pendidikan Sekolah Dasar pada tahun 2000 di SD Taman Asuhan Pematang Siantar. Peneliti menyelesaikan pendidikan Sekolah Menengah Pertama pada tahun 2003 di SMP Taman Asuhan Pematang Siantar, kemudian menyelesaikan pendidikan Sekolah Menengah Atas pada tahun 2006 di SMA Plus Al Azhar Medan. Pada tahun 2011 menyelesaikan pendidikan S-1 Fakultas Ekonomi Jurusan Manajemen di Universitas Sumatera Utara. Pada tahun 2012 menempuh pendidikan pada Program Studi Magister Ilmu Manajemen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara. Medan, Agustus 2016 Peneliti, Gadiesya Mahalanie
Universitas Sumatera Utara
DAFTAR ISI
ABSTRAK ........................................................................................... i ABSTRACT ………………………………………………………. ii KATA PENGANTAR ……………………………………………… iii RIWAYAT HIDUP …………………………………………………. v DAFTAR ISI ..................................................................................... vi DAFTAR TABEL…....................................................................... …. viii DAFTAR GAMBAR ........................................................................... ix BAB I PENDAHULUAN ........................................................... 1 1.1. Latar Belakang ......................................................... 1 1.2 Perumusan Masalah ................................................. 7 1.3 Tujuan Penelitian ..................................................... 7 1.4 Manfaat Penelitian ................................................... 8 BAB II TINJAUAN KEPUSTAKAAN .......................................... 9 2.1. Penelitian Terdahulu ................................................ 9 2.2. Analisis Saham ........................................................ 16 2.2.1. Analisis Fundamental ………………….…….. 18
2.2.2. Analisis Teknikal ............................................. 22 2.3. Teori Analisis Moving Average ................................. 28 2.4. Relative Strength Index (RSI) …................................ 31 2.5. Moving Average Convergence Divergence
(MACD) ..................................................................... 33 2.6. Teori Volume Perdagangan Harga Saham.................. 37 2.7. Kerangka Konseptual .................................................. 40 2.8. Hipotesis Penelitian ...................................................... 42 BAB III METODE PENELITIAN ................................................. 43 3.1. Jenis dan Sifat Penelitian .............................................. 43 3.2. Lokasi dan Waktu Penelitian ....................................... 43 3.3. Populasi dan Sampel .................................................... 44 3.4. Teknik Pengumpulan Data ........................................... 46 3.5. Jenis dan Sumber Data ................................................. 46 3.6. Identifikasi dan Defenisi Operasional Variabel.............. 47 3.7. Teknik Analisis Data ................................................... 49 3.7.1. Data Panel ………………….…………………. 49 3.7.2. Pengujian Asumsi Klasik ………….………….. 50 3.7.3. Pengujian Hipotesis ……….…………………... 51 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ............... 53 4.1. Hasil Penelitian ............................................................. 53 4.1.1. Sejarah Singkat Bursa Efek Indonesia .......... 53 4.1.2. Hasil Analisis Statistik Deskriptif ……………. 55
Universitas Sumatera Utara
4.1.3. 50 Perusahaan Paling Aktif Berdasarkan Frekuensi Perdagangan..................................... 57 4.2. Hasil Fixed Effect Model…………............................... 160 4.3. Hasil Uji Asumsi Klasik ……………………………… 162 4.4. Hasil Uji Hipotesis……………………….......…..…… 164 4.5. Pembahasan ...…………………………..………...… 166
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ............................................ 171 5.1. Kesimpulan .................................................................. 171 5.2. Saran ............................................................................ 172 DAFTAR PUSTAKA ......................................................................... 174
Universitas Sumatera Utara
DAFTAR TABEL
Nomor Judul Halaman 1.1. Emiten Terdaftar di Bursa Efek Indonesia………... 1 1.2. Statistik Ekuitas Tahunan Bursa Efek Indonesia….. 2 2.1. Penelitian Terdahulu ............................................... 13 2.2. Periode Waktu Tren yang Disarankan ..................... 29 2.3. Posisi Simple Moving Average (SMA) dan Interpretasinya .......................................................... 30 2.4. Interpretasi Garis Moving Average Convergence Divergence (MACD) ......................... 36 2.5. Hubungan antara Harga Saham dengan Volume …….............................................................. 38 3.1. Sampel 50 Perusahaan Paling Teraktif Berdasarkan Frekuensi Perdagangan di BEI tahun 2014 ….......... 44 3.2. Operasionalisasi Variabel Penelitian ...................... 48 4.1. Sejarah Pasar Modal Indonesia ................................ 53 4.2. Analisis Statistik Deskriptif ……………………..... 56 4.3. Hasil Fixed Effect Model .......................................... 160 4.4. Hasil Pengujian Heteroskedastisitas ........................ 162 4.5. Hasil Uji Hipotesis ................................................... 165
Universitas Sumatera Utara
DAFTAR GAMBAR
Nomor Judul Halaman 2.1. Faktor Eksternal dan Faktor Internal yang Mempengaruhi Harga Saham .................................. 17 2.2. Kerangka Analisis Fundamental .............................. 20 2.3. Kerangka Kerja Analisis Teknikal ........................... 23 2.4. Kerangka Konseptual ............................................. 42 4.1. Perbandingan Harga Penutupan Saham dengan
SMA Sawit Sumbermas Sarana Tbk........................ 58 4.2. Grafik Harga Penutupan Saham dan MACD Sawit Sumbermas Sarana Tbk................................... 59 4.3. Perbandingan Harga Penutupan Saham dengan SMA Telekomunikasi Indonesia (Persero) Tbk...... 60 4.4. Grafik Harga Penutupan Saham dan MACD Telekomunikasi Indonesia (Persero) Tbk .................. 61 4.5. Perbandingan Harga Penutupan Saham dengan SMA Kalbe Farma Tbk .............................................. 62 4.6. Grafik Harga Penutupan Saham dan MACD Kalbe Farma Tbk ....................................................... 63 4.7. Perbandingan Harga Penutupan Saham dengan SMA Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk ............. 65 4.8. Grafik Harga Penutupan Saham dan MACD Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk......................... 66 4.9. Perbandingan Harga Penutupan Saham dengan SMA Astra International Tbk..................................... 67 4.10. Grafik Harga Penutupan Saham dan MACD Astra International Tbk .............................................. 68 4.11. Perbandingan Harga Penutupan Saham dengan SMA Bank Mandiri (Persero) Tbk ............................ 69 4.12. Grafik Harga Penutupan Saham dan MACD Bank Mandiri (Persero) Tbk ....................................... 70 4.13. Perbandingan Harga Penutupan Saham dengan SMA Hanson International Tbk ................................. 71 4.14. Grafik Harga Penutupan Saham dan MACD Hanson International Tbk............................................ 72 4.15. Perbandingan Harga Penutupan Saham dengan SMA Adaro Energy Tbk………………………........ 73 4.16. Grafik Harga Penutupan Saham dan MACD Adaro Energy Tbk ...................................................... 74 4.17. Perbandingan Harga Penutupan Saham dengan SMA Semen Indonesia (Persero) Tbk ........................ 75 4.18. Grafik Harga Penutupan Saham dan MACD Semen Indonesia (Persero) Tbk .................................. 76 4.19. Perbandingan Harga Penutupan Saham dengan SMA Perusahaan Gas Negara (Persero) Tbk ............. 78
Universitas Sumatera Utara
4.20. Grafik Harga Penutupan Saham dan MACD Perusahaan Gas Negara (Persero) Tbk........................ 78 4.21. Perbandingan Harga Penutupan Saham dengan SMA Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk……..... 80 4.22. Grafik Harga Penutupan Saham dan MACD Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk ........................ 81 4.23. Perbandingan Harga Penutupan Saham dengan SMA Pakuwon Jati Tbk .............................................. 82 4.24. Grafik Harga Penutupan Saham dan MACD Pakuwon Jati Tbk ....................................................... 83 4.25. Perbandingan Harga Penutupan Saham dengan SMA United Tractors Tbk .......................................... 84 4.26. Grafik Harga Penutupan Saham dan MACD United Tractors Tbk.................................................... 84 4.27. Perbandingan Harga Penutupan Saham dengan SMA Adhi Karya (Persero) Tbk............................... 85 4.28. Grafik Harga Penutupan Saham dan MACD Adhi Karya (Persero) Tbk .......................................... 86 4.29. Perbandingan Harga Penutupan Saham dengan SMA PP London Sumatra Indonesia Tbk ................ 87 4.30. Grafik Harga Penutupan Saham dan MACD PP London Sumatra Indonesia Tbk ......................... 88 4.31. Perbandingan Harga Penutupan Saham dengan SMA Bank Central Asia Tbk ..................................... 89 4.32. Grafik Harga Penutupan Saham dan MACD Bank Central Asia Tbk................................................ 90 4.33. Perbandingan Harga Penutupan Saham dengan SMA Bumi Resources Tbk........................................ 91 4.34. Grafik Harga Penutupan Saham dan MACD Bumi Resources Tbk ................................................... 92 4.35. Perbandingan Harga Penutupan Saham dengan SMA Wijaya Karya (Persero) Tbk ............................ 93 4.36. Grafik Harga Penutupan Saham dan MACD Wijaya Karya (Persero) Tbk ....................................... 94 4.37. Perbandingan Harga Penutupan Saham dengan SMA Sekawan Intipratama Tbk ................................. 95 4.38. Grafik Harga Penutupan Saham dan MACD Sekawan Intipratama Tbk............................................ 96 4.39. Perbandingan Harga Penutupan Saham dengan SMA Matahari Department Store Tbk…………...... 97 4.40. Grafik Harga Penutupan Saham dan MACD Matahari Department Store Tbk ................................. 98 4.41. Perbandingan Harga Penutupan Saham dengan SMA Media Nusantara Citra Tbk……...................... 99 4.42. Grafik Harga Penutupan Saham dan MACD Media Nusantara Citra Tbk ........................................ 100
Universitas Sumatera Utara
4.43. Perbandingan Harga Penutupan Saham dengan SMA Surya Citra Media Tbk ..................................... 101 4.44. Grafik Harga Penutupan Saham dan MACD Surya Citra Media Tbk............................................... 102 4.45. Perbandingan Harga Penutupan Saham dengan SMA Indocement Tunggal Prakarsa Tbk………..... 103 4.46. Grafik Harga Penutupan Saham dan MACD Indocement Tunggal Prakarsa Tbk ............................ 104 4.47. Perbandingan Harga Penutupan Saham dengan SMA Vale Indonesia Tbk ........................................... 106 4.48. Grafik Harga Penutupan Saham dan MACD Vale Indonesia Tbk .................................................... 106 4.49. Perbandingan Harga Penutupan Saham dengan SMA Cowell Development Tbk ............................... 108 4.50. Grafik Harga Penutupan Saham dan MACD Cowell Development Tbk.......................................... 108 4.51. Perbandingan Harga Penutupan Saham dengan SMA Alam Sutera Realty Tbk................................. 110 4.52. Grafik Harga Penutupan Saham dan MACD Alam Sutera Realty Tbk ............................................. 111 4.53. Perbandingan Harga Penutupan Saham dengan SMA Tifa Finance Tbk .............................................. 112 4.54. Grafik Harga Penutupan Saham dan MACD Tifa Finance Tbk ....................................................... 113 4.55. Perbandingan Harga Penutupan Saham dengan SMA Charoen Pokphand Indonesia Tbk ................... 114 4.56. Grafik Harga Penutupan Saham dan MACD Charoen Pokphand Indonesia Tbk.............................. 115 4.57. Perbandingan Harga Penutupan Saham dengan SMA Lippo Karawaci Tbk........................................ 116 4.58. Grafik Harga Penutupan Saham dan MACD Lippo Karawaci Tbk ................................................... 117 4.59. Perbandingan Harga Penutupan Saham dengan SMA Global Mediacom Tbk ..................................... 118 4.60. Grafik Harga Penutupan Saham dan MACD Global Mediacom Tbk .............................................. 119 4.61. Perbandingan Harga Penutupan Saham dengan Indofood Sukses Makmur Tbk ................................. 120 4.62. Grafik Harga Penutupan Saham dan MACD Indofood Sukses Makmur Tbk................................... 121 4.63. Perbandingan Harga Penutupan Saham dengan SMA Sentul City Tbk…………………………...... 122 4.64. Grafik Harga Penutupan Saham dan MACD Sentul City Tbk .......................................................... 123 4.65. Perbandingan Harga Penutupan Saham dengan SMA Waskita Karya (Persero) Tbk ........................... 124
Universitas Sumatera Utara
4.66. Grafik Harga Penutupan Saham dan MACD Waskita Karya (Persero) Tbk ..................................... 125 4.67. Perbandingan Harga Penutupan Saham dengan SMA Indo Tambangraya Megah Tbk ........................ 126 4.68. Grafik Harga Penutupan Saham dan MACD Indo Tambangraya Megah Tbk.................................... 127 4.69. Perbandingan Harga Penutupan Saham dengan SMA Industri Jamu & Farmasi Sido Muncul Tbk .... 128 4.70. Grafik Harga Penutupan Saham dan MACD Industri Jamu dan Farmasi Sido Muncul Tbk ............. 129 4.71. Perbandingan Harga Penutupan Saham dengan SMA Unilever Indonesia Tbk .................................... 130 4.72. Grafik Harga Penutupan Saham dan MACD Unilever Indonesia Tbk .............................................. 131 4.73. Perbandingan Harga Penutupan Saham dengan SMA Bumi Serpong Damai Tbk ............................... 132 4.74. Grafik Harga Penutupan Saham dan MACD Bumi Serpong Damai Tbk........................................... 133 4.75. Perbandingan Harga Penutupan Saham dengan SMA Astra Agro Lestari Tbk.................................... 134 4.76. Grafik Harga Penutupan Saham dan MACD Astra Agro Lestari Tbk .............................................. 135 4.77. Perbandingan Harga Penutupan Saham dengan SMA Tambang Batubara Bukit Asam Tbk ............... 136 4.78. Grafik Harga Penutupan Saham dan MACD Tambang Batubara Bukit Asam Tbk ......................... 137 4.79. Perbandingan Harga Penutupan Saham dengan SMA Eureka Prima Jakarta Tbk ................................. 138 4.80. Grafik Harga Penutupan Saham dan MACD Eureka Prima Jakarta Tbk............................................ 139 4.81. Perbandingan Harga Penutupan Saham dengan SMA Gudang Garam Tbk.......................................... 140 4.82. Grafik Harga Penutupan Saham dan MACD Gudang Garam Tbk .................................................... 141 4.83. Perbandingan Harga Penutupan Saham dengan SMA Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk............ 142 4.84. Grafik Harga Penutupan Saham dan MACD Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk ...................... 143 4.85. Perbandingan Harga Penutupan Saham dengan SMA AKR Corporindo Tbk ....................................... 144 4.86. Grafik Harga Penutupan Saham dan MACD AKR Corporindo Tbk................................................ 145 4.87. Perbandingan Harga Penutupan Saham dengan SMA Aneka Tambang (Persero) Tbk…………...... 146
Universitas Sumatera Utara
4.88. Grafik Harga Penutupan Saham dan MACD Aneka Tambang (Persero) Tbk .................................. 147 4.89. Perbandingan Harga Penutupan Saham dengan SMA PP (Persero) Tbk .............................................. 148 4.90. Grafik Harga Penutupan Saham dan MACD PP (Persero) Tbk ....................................................... 149 4.91. Perbandingan Harga Penutupan Saham dengan SMA Summarecon Agung Tbk ................................. 150 4.92. Grafik Harga Penutupan Saham dan MACD Summarecon Agung Tbk........................................... 151 4.93. Perbandingan Harga Penutupan Saham dengan SMA XL Axiata Tbk…………………………....... 152 4.94. Grafik Harga Penutupan Saham dan MACD XL Axiata Tbk ............................................................ 153 4.95. Perbandingan Harga Penutupan Saham dengan SMA MNC Investama Tbk .......................................... 154 4.96. Grafik Harga Penutupan Saham dan MACD MNC Investama Tbk .................................................... 155 4.97. Perbandingan Harga Penutupan Saham dengan SMA Jasa Marga (Persero) Tbk .................................. 156 4.98. Grafik Harga Penutupan Saham dan MACD Jasa Marga (Persero) Tbk ........................................... 15 4.99. Perbandingan Harga Penutupan Saham dengan SMA Agung Podomoro Land Tbk .............................. 158 4.100. Grafik Harga Penutupan Saham dan MACD Agung Podomoro Land Tbk ........................................ 159
Universitas Sumatera Utara
PENGARUH ANALISIS TEKNIKAL SIMPLE MOVING AVERAGE, RELATIVE STRENGTH INDEX, MOVING
AVERAGE CONVERGENCE DIVERGENCE DAN VOLUME PERDAGANGAN SAHAM MASA
LALU TERHADAP HARGA SAHAM BURSA EFEK INDONESIA
ABSTRAK
Di dalam investasi pasar modal, terutama pasar saham, untuk bisa meraih keuntungan lebih selain dividen atau capital gain, investor harus melakukan analisis saham agar dapat membeli atau menjual saham sebelum harganya berubah naik atau turun. Untuk itu, investor perlu melakukan analisis saham sebelum memutuskan untuk membeli atau menjual saham tersebut. Analisis saham yang umumnya digunakan investor adalah analisis fundamental dan teknikal. Analisis fundamental dilakukan untuk memilih saham perusahaan mana yang menghasilkan dividen yang besar dengan harga yang tepat. Analisis teknikal digunakan untuk mengetahui arah pergerakan harga saham serta saat yang tepat untuk membeli atau menjual saham. Sehingga dalam perdagangan saham penggunaan analisis teknikal lebih baik dibandingkan dengan analisis fundamental. Perumusan masalah dalam penelitian ini adalah apakah simple moving average, relative strength index, moving average convergence divergence dan volume perdagangan saham berpengaruh secara signifikan dalam mendeteksi pergerakan harga saham lima puluh perusahaan teraktif di Bursa Efek Indonesia. Hipotesis penelitian ini adalah simple moving average (SMA), relative strength index (RSI), moving average convergence divergence (MACD), dan volume perdagangan masa lalu memiliki pengaruh yang positif dan signifikan terhadap harga saham di Bursa Efek Indonesia. Penelitian ini adalah penelitian asosiatif untuk mengetahui hubungan dua variabel atau lebih. Metode pengumpulan data penelitian ini menggunakan data sekunder yang diperoleh dari dokumentasi jurnal, buku dan data yang dipublikasikan melalui situs internet. Sampel penelitian ini adalah limapuluh perusahaan teraktif di Bursa Efek Indonesia. Data penelitian ini menggunakan data panel yang menggabungkan data cross section (limapuluh perusahaan) dengan data time series (harga saham selama satu tahun) menggunakan alpha 5 %. Pengujian hipotesis dilakukan dengan menggunakan Eviews. Hasil penelitian menunjukkan bahwa simple moving average (SMA), relative strength index (RSI), moving average convergence divergence (MACD), dan volume perdagangan masa lalu berpengaruh secara positif dan signifikan terhadap harga saham di Bursa Efek Indonesia. Variabel simple moving average (SMA) memiliki hasil yang paling dominan.
Kata kunci: analisis teknikal, simple moving average, relative strength index,
moving average convergence divergence, volume perdagangan saham
Universitas Sumatera Utara
THE INFLUENCE OF THE TECHNICAL ANALYSIS OF SIMPLE MOVING AVERAGE, RELATIVE STRENGTH INDEX, MOVING
AVERAGE CONVERGENCE DIVERGENCE, AND PAST STOCK TRADE VOLUME ON THE STOCK PRICE IN
THE INDONESIAN STOCK EXCHANGE
ABSTRACT
In capital market investment, especially the stock exchange, in order to gain more profit besides the dividend or capital gain, an investor should make a stock analysis before the price changes either higher or lower. Therefore, he/she should make the stock analysis before making decision to buy or sell his/her stock. The stock analysis that is commonly used by investors is the technical and fundamental analysis. Fundamental analysis is made to select which company’s stock produces high dividend with the right price. Technical analysis is used to find out the direction of the stock price movement and the right time to buy or sell the stock. Consequently, the use of technical analysis is better than fundamental analysis in stock trade. The research problem was whether simple moving average, relative strength index, moving average convergence divergence, and stock trade volume had significant influence in detecting the stock price movements of fifty most active companies listed in BEI (the Indonesian Stock Exchange). The hypothesis in this research was that SMA (Simple Moving Average), RSI (Relative Strength Index), MACD (Moving Average Convergence Divergence), and trade volume in the past had a positive and significant influence on the stock price in BEI. This is an associative research to find out the correlation between two or more variables. The data were secondary data obtained from documentations such as journals, books, and the data which were published on internet sites. The samples were fifty most active companies in BEI. The data were panel data that combined cross section data (fifty companies) and time series data (stock price within one year) by using alpha 5%. The hypothesis testing was done using Eviews. The results showed that SMA, RSI, MACD, and the trade volume in the past had a positive and significant influence on the stock price in BEI. The variable of SMA had the most dominant result. Keywords: technical analysis, simple moving average, relative strength index,
moving average convergence divergence, stock trade volume
Universitas Sumatera Utara
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang Masalah
Perekonomian Indonesia yang fluktuatif tidak mempengaruhi kegiatan
pasar modal untuk terus berkembang. Hal ini dapat dilihat dari semakin
banyaknya emiten yang bergabung dalam Bursa Efek Indonesia yang
mengindikasikan bahwa akan ada investor yang tertarik untuk menginvestasikan
uang mereka pada pasar modal. Pertambahan emiten ini dapat dilihat pada tabel
berikut:
Tabel 1.1 Emiten Terdaftar di Bursa Efek Indonesia
Tahun
Ekuitas
Waran
Obligasi Pemerintah
(Jumlah Obligasi)
Obligasi Perusahaan
(Jumlah Obligasi) 2012 459 41 92 99 2013 483 29 95 104 2014 506 32 90 102
Sumber: www.idx.co.id (diolah)
Tabel diatas menunjukkan bahwa emiten di pasar modal terus bertambah.
Pertambahan sektor obligasi pemerintah dan perusahaan hanya bertahan pada
tahun 2013 dan mengalami penurunan di tahun 2014.
Pertumbuhan akhir yang banyak terjadi pada bagian ekuitas yang
menunjukkan dari semua kegiatan perdagangan bursa, ekuitas yang memiliki
banyak peminat pasar. Secara tidak langsung hal ini juga menunjukkan bahwa
sebagian besar investor menyukai perdagangan saham dibandingkan obligasi
yang dikategorikan sebagai perdagangan yang aman dan tanpa resiko.
Universitas Sumatera Utara
Saham yang adalah salah satu ekuitas yang menunjukkan kepemilikan
saham atas suatu perusahaan merupakan ekuitas yang banyak diperdagangkan di
Bursa Efek Indonesia selain obligasi, waran dan lainnya. Investor yang tidak
menginginkan resiko tinggi atas investasinya cenderung menggunakan obligasi
yang tingkat pengembalian (return) rendah sebagai instrumen investasi.
Investor yang menyukai resiko investasi yang tinggi dengan return yang
tinggi lebih memilih saham sebagai instrumen investasi. Perkembangan statistik
dari perdagangan ekuitas saham dapat dilihat pada tabel berikut:
Tabel 1.2 Statistik Ekuitas Tahunan Bursa Efek Indonesia
Tahun
Volume (juta lembar)
Nilai (milyar rupiah)
Frekuensi
2012 1.053.762 1.116.113 2.9941.043 2013 1.342.657 1.522.122 3.7499.462 2014 1.327.016 1.453.392 5.1457.606
Sumber: www.idx.co.id (diolah)
Dari tabel statistik ekuitas tahunan bursa efek Indonesia diatas diketahui
bahwa jumlah volume dan nilai perdagangan saham menurun pada tahun 2014
setelah sebelumnya mengalami peningkatan pada tahun 2013. Tetapi frekuensi
perdagangan saham tetap meningkat dari tahun ke tahun yang mengindikasikan
banyaknya terjadi penjualan dan/atau pembelian saham di Bursa Efek Indonesia.
Dalam upaya memaksimalkan keuntungan (capital gain dan/atau return)
dari investasi saham, investor umumnya menggunakan berbagai cara untuk
menganalisis saham yang mereka miliki agar memberi keuntungan yang
maksimal. Analisis yang dapat digunakan investor adalah analisis fundamental
dan analisis teknikal.
Universitas Sumatera Utara
Analisis fundamental adalah proses analisis harga saham di masa depan
berdasarkan kinerja perusahaan dan nilai intrinsiknya, serta kondisi ekonomi,
pasar dan industri pada saat ini. Walaupun bersifat menganalisis secara
menyeluruh, analisis fundamental lebih mengutamakan menganalisis laporan
keuangan. Beberapa aspek yang diperhatikan dalam meneliti laporan keuangan
tersebut berupa penghasilan, biaya, asset, kewajiban dan semua aspek keuangan
perusahaan.
Kinerja pasar bukanlah fokus utama dalam analisis fundamental.
Sehingga analisis fundamental dianggap kurang layak dalam menentukan
keputusan investasi dalam pembelian atau penjualan saham. Anggapan lain
adalah bahwa analisis fundamental akan sulit mendapatkan gamabaran yang
jelas dari nilai perusahaan seperti manajemen perusahaan dan tingkat persaingan.
Analisis teknikal adalah proses analisis harga saham masa depan
berdasarkan harga masa lalu (history), volume perdagangan saham serta indeks
yang bergerak menuju suatu arah (trend) yang dapat membuat pola (pattern)
berulang pada saat ini.
Investor amatir, professional, serta sekolah bisnis dan institusi lain
banyak menggunakan analisis fundamental karena menggunakan perhitungan
matematika dengan menggunakan rumus dan persamaan. Hal ini disebabkan
karena faktor-faktor analisis fundamental dapat dihitung seperti penjualan
perusahaan, keuntungan, rasio utang, dan lainnya.
Di sisi lain, analisis teknikal terhadap harga saham dianggap sebagai
analisis yang kurang diperhitungkan baik dari sisi akademi dan bisnis. Hal ini
Universitas Sumatera Utara
disebabkan karena dalam analisis teknikal, faktor utama yang mempengaruhi
harga saham masa depan adalah perilaku harga yang diakibatkan oleh jual
dan/atau beli saham yang kemudian mempengaruhi volume dan arah pergerakan
saham.
Masalah lain yang dihadapi analis teknikal adalah pendapat mengenai
analisis teknikal bertentangan dengan teori pasar efisien yang menyatakan sulit
untuk mengambil keuntungan dari harga-harga atau informasi yang telah
terdapat di pasar dan dapat diketahui siapa saja. Sehingga akan sulit untuk
mendapat keuntungan yang lebih saat semua orang mendapatkan informasi
pasar yang sama.
Sampai saat ini pertentangan mengenai kedua teori ini masih
berlangsung walaupun beberapa penelitian analisis teknikal menunjukkan
bahwa dengan harga yang telah ada investor masih dapat mencari celah
keuntungan.
Bagi mereka yang skeptis, analisis teknikal cenderung diabaikan dan
dianggap tidak memiliki kriteria yang layak untuk melakukan analisis saham
dan juga sebagai pembelajaran dalam dunia akademi. Padahal yang ditawarkan
dari analisis teknikal adalah penunjukkan harga saham dan/atau arah harga
saham yang membentuk pada trend jual dan/atau beli di pasar.
Investor yang mencari keuntungan melalui capital gain akan tertolong
dari analisis teknikal yang membantu meramalkan perubahan trend di pasar
saham. Beberapa penelitian menunjukkan bahwa analisis teknikal dengan baik
mampu memberikan sinyal kepada investor mengenai perubahan harga yang
Universitas Sumatera Utara
dapat menyelamatkan investor dari kerugian. Dibandingkan dengan analisis
fundamental yang hanya berguna dalam memilih saham, analisis teknikal lebih
berguna dalam interaksi perdagangan saham pada setiap waktunya. Karena hal
tersebut penulis ingin meneliti mengenai pengaruh analisis teknikal terhadap
harga saham.
Terdapat beberapa indikator yang dapat digunakan investor dalam
menggunakan analisis teknikal. Dari sekian banyak indikator yang ada,
indikator yang paling sering digunakan analis teknikal adalah indikator moving
average (MA), Relative Strength Index (RSI), Moving Average Convergence
Divergence (MACD) dan volume saham masa lalu. Hal ini disebabkan karena
keempat indikator ini memiliki keunggulan yang menguntungkan bagi investor.
Indikator moving average adalah salah satu indikator yang paling banyak
digunakan dan paling banyak jenisnya. Moving average menolong investor
untuk tetap berada dalam trend yang fluktuatif yang terjadi dalam pasar.
Sehingga investor bisa membeli pada saat harga berbalik dari bawah pasar dan
menjual setelah harga berbalik dari atas pasar.
Dalam moving average, indikator yang paling sering digunakan oleh
investor ataupun peneliti akademis adalah Simple Moving Average (SMA). Hal
ini disebabkan karena Simple Moving Average merupakan indikator yang paling
sederhana dan efektif dalam melakukan analisis teknikal.
Simple Moving Average dilakukan dengan menghitung rata-rata harga
atas beberapa jumlah periode dengan metode aritmatika. Dalam menghitung
Universitas Sumatera Utara
Simple Moving Average variabel yang digunakan adalah harga penutupan saham
secara harian dalam jangka pendek.
Relative Strength Index atau yang lebih sering disebut RSI adalah
indikator teknikal saham yang memberikan sinyal kepada investor untuk
membeli atau menjual saham berdasarkan kekuatan internal suatu saham. Nilai
RSI yang berada dibawah angka 30 menunjukkan bahwa saham perusahaan
tersebut sudah terlalu banyak dijual. Sedangkan RSI diatas 70 menunjukkan
saham sudah terlalu banyak dibeli.
Moving Average Convergence Divergence (MACD) merupakan salah
satu indikator analisis teknikal lain yang sering digunakan. MACD merupakan
teknik analisis yang dipakai untuk mengetahui perubahan kecenderungan yang
terjadi. Sinyal perubahan kecenderungan yang didapat dari analisis ini diperoleh
dari analisis perbedaan exponential moving average 26 hari dengan 12 hari.
Dalam analisis teknikal, keadaan pasar akan berubah sesuai dengan trend
yang sedang terjadi. Volume perdagangan saham akan menkonfirmasi
perubahan trend harga yang terjadi di pasar. Volume yang tinggi menunjukkan
awal trend baru, sedangkan penurunan volume perdagangan merupakan sinyal
trend yang telah berbalik arah. Selain itu volume perdagangan saham secara
psikologis juga menunjukkan besarnya tekanan dari investor yang terjadi di
pasar.
Berdasarkan penjelasan diatas, penulis ingin meneliti pengaruh analisis
teknikal dari Simple Moving Average, Relative Strength Index, Moving Average
Universitas Sumatera Utara
Convergence Divergence dan Volume Perdagangan Saham yang akan saling
melengkapi perubahan harga saham terhadap lima puluh perusahaan yang
merupakan perusahaan yang tercatat sebagai perusahaan yang aktif berdasarkan
frekuensinya dalam melakukan perdagangan saham atau 50 Most Active Stocks
by Trading Frequency di Bursa Efek Indonesia.
Berdasarkan hal-hal diatas, maka judul dari tesis ini adalah “Pengaruh
Analisis Teknikal Moving Average, Relative Strength Index dan Volume
Perdagangan Saham Masa Lalu Terhadap Harga Saham di Bursa Efek Indonesia.
1.2. Perumusan Masalah
Perumusan masalah dalam tesis ini adalah apakah Simple Moving
Average, Relative Strength Index, Moving Average Convergence Divergence
dan volume perdagangan saham yang digunakan sebagai variabel penelitian
berpengaruh secara signifikan dalam mendeteksi pergerakan harga saham lima
puluh perusahaan teraktif di Bursa Efek Indonesia.
1.3. Tujuan Penelitian
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh dari
variabel analisis teknikal berupa Simple Moving Average (SMA), Relative
Strength Index (RSI), Moving Average Convergence Divergence (MACD) dan
Volume Perdagangan Saham Masa Lalu terhadap harga saham dari limapuluh
perusahaan di Bursa Efek Indonesia.
Universitas Sumatera Utara
1.4. Manfaat Penelitian
Manfaat yang diharapkan dari penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Hasil penelitian ini dapat menambah pengetahuan mengenai
analisis teknikal dan indikator-indikatornya.
2. Hasil penelitian ini dapat memberikan manfaat kepada penulis dan
bagi mahasiswa Magister Ilmu Manajemen Fakultas Ekonomi dan
Bisnis Universitas Sumatera Utara mengenai investasi saham dan
analisisnya terutama mengenai analisis teknikal.
3. Hasil penelitian ini dapat membantu investor dan calon investor
untuk mengambil keputusan investasi dan mengurangi resiko
ketidakpastian dalam berinvestasi.
4. Sebagai bahan referensi bagi penelitian selanjutnya yang akan
melakukan penelitian mengenai masalah yang sama atau berkaitan
pada masa yang akan datang.
Universitas Sumatera Utara
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Penelitian Terdahulu
Dalam penelitian tesis ini, penulis menggunakan beberapa sumber
rujukan yang dipakai sebagai pedoman penelitian. Beberapa penelitian terdahulu
yang digunakan penulis adalah sebagai berikut:
1) Gadiesya Mahalanie (2011), dengan judul “Pengaruh Faktor Teknikal Harga
Saham Sektor Keuangan yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia”.
Penelitian ini meneliti pengaruh analisis teknikal berupa harga saham masa
lalu dan volume perdagangan saham masa lalu terhadap harga saham
perusahaan sektor keuangan di Bursa Efek Indonesia. Sampel penelitian ini
adalah perusahaan dalam sektor keuangan di Bursa Efek Indonesia dengan
jumlah 38 perusahaan.
Penelitian ini menggunakan metode analisis regresi linier berganda dengan
uji signifikansi simultan dan uji signifikan parsial. Hasil dari penelitian ini
menunjukkan uji signifikansi simultan harga saham masa lalu dan volume
perdagangan masa lalu terhadap harga saham berpengaruh secara positif.
2) Paul Abbodante (2010), dengan judul “Trading Volume and Stock Indices: A
Test of Technical Analysis” meneliti pengaruh Indeks Dow Jones, Indeks
NYSE, Indeks S and P 500, Indeks Wilshire 5000 terhadap volume
perdagangan saham. Penelitian ini menggunakan analisis regresi
Universitas Sumatera Utara
menggunakan data selama 10 tahun. Hasil penelitian ini menunjukkan uji
statistik F signifikan terhadap data jangka panjang selama 6 dan 16 bulan.
Dan data 1 bulan terlihat tidak signifikan pada uji statistik F.
3) Ahmad Ripai Purba (2010), meneliti “Pengaruh Faktor Teknikal Terhadap
Harga Saham Sektor Perbankan dan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa
Efek Indonesia” dengan Indeks Harga Saham Individu (IHSI) dan volume
perdagangan saham sebagai variabel independen dan harga saham sebagai
variabel dependen. Penelitian ini menggunakan sampel data dari 8
perusahaan sektor perbankan dan 25 perusahaan sektor manufaktur dari
tahun 2005 hingga 2008.
Hasil analisis regresi linier berganda menunjukkan hasil uji simultan yang
signifikan antara indeks harga saham individu dan volume perdagangan
saham terhadap harga saham.
4) Laksmita Ayuningtyas (2010) meneliti dengan judul “Analisis Pengaruh
Faktor-faktor Teknikal Terhadap Harga Saham Perusahaan pada Perusahaan
Manufaktur di Bursa Efek Indonesia”. Faktor-faktor teknikal berupa Inflasi,
Suku Bunga SBI, Jumlah Uang Beredar, Nilai Tukar US Dollar terhadap
Rupiah, Volume Perdagangan Saham Masa Lalu dan Harga Saham Masa
Lalu menjadi variabel independen dengan harga saham sebagai variabel
dependen.
Penelitian menggunakan analisis regresi berganda dengan data dari 60
perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Hasil uji F
menunjukkan bahwa inflasi, tingkat suku bunga SBI, jumlah uang beredar,
Universitas Sumatera Utara
perubahan nilai tukar US Dollar terhadap Rupiah, volume perdagangan
saham masa lalu dan harga saham masa lalu berpengaruh signifikan
terhadap harga saham perusahaan.
5) Achmad Yani (2004), melakukan penelitian dengan judul “Analisis Teknikal
Harga Saham dengan Metode ARIMA (Studi pada IHSG di Bursa Efek
Jakarta)”. Penelitian ini menggunakan metode ARIMA (autoregressive
integrated moving average). Data yang digunakan pada penelitian ini
merupakan data Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pada 2 januari 2003
hingga 30 Januari 2003.
Hasil penelitian menunjukkan harga saham masa lalu (Yt) tidak semua
signifikan dengan metode ARIMA. Variabel yang signifikan dengan metode
ARIMA adalah harga saham Yt-1 dan Yt-32.
6) Dimitrios Vasiliou, Nikolaos Eriotis, and Spyros Papathanasiou (2006),
melakukan penelitian dengan judul “How Rewarding is Technical Analysis?
Evidence from Athens Stock Exchange”. Penelitian ini menguji indikator
teknikal berupa Simple Moving Average (SMA) dan Moving Average
Convergence Divergence (MACD) terhadap pergerakan harga saham di
Bursa Efek Athena.
Data penelitian diambil dari 1 Januari 1990 sampai 31 Desember 2004.
Penelitian menggunakan standar tes dan bootstrap. Hasil uji F menunjukkan
Simple Moving Average dan MACD secara signifikan berpengaruh positif
terhadap harga saham. Hasil bootstrap penelitian ini juga menunjukkan hasil
yang signifikan baik itu berupa Simple Moving Average maupun MACD.
Universitas Sumatera Utara
7) Massoud Metghalchi and Xavier Garza-Gomez (2013), melakukan
penelitian dengan judul “The Use of Technical Trading Rules to Predict
Overall Stock Price Movements: A Study on Share Prices on the Irish Stock
Exchange”. Penelitian ini menganalisis variabel Moving Average (MA),
Relative Strength Index (RSI), Parabolic Stop and Reverse (PSAR),
Directional Movement System (DMS), Stochastic dan Moving Average
Convergence Divergence (MACD) terhadap pergerakan harga saham di
Bursa Efek Irlandia.
Penelitian ini menggunakan data harga dari tahun 1988 sampai dengan tahun
2010. Penelitian ini menggunakan metode analisis regresi. Hasil penelitian
menunjukkan uji statistik dari enam variabel berpengaruh positif dan
signifikan terhadap pergerakan harga saham.
8) Alessio Emanuele Biondo, Alessandro Pluchino, Andrea Rapisarda, and
Dirk Helbing (2013) melakukan penelitian dengan judul “Are Random
Trading Strategies Succesful than Technical Ones?” dengan meneliti
random strategy, momentum strategy, Relative Strength Index strategy, up
and down persistency strategy, dan Moving Average Convergence
Divergence menggunakan data masa lalu untuk dianalisis dengan indeks
FTSE-UK, indeks FTSE-MIB, indeks DAX, dan indeks S & P 500.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa di setiap indeks memiliki variabel
yang berbeda untuk tingkat persentase kesuksesan. Dalam indeks FTSE-UK
yang terbaik menggunakan momentum strategy, indeks FTSE-MIB dengan
up and down persistency strategy, indeks DAX dengan Relative Strength
Universitas Sumatera Utara
Index strategy, dan indeks S & P 500 dengan menggunakan up and down
persistency strategy.
Tabel 2.1 Penelitian Terdahulu
Nama Peneliti
Judul Penelitian
Variabel Penelitian
Metode Analisis
Data
Hasil Penelitian
Gadiesya Mahalanie (2011)
Pengaruh Faktor Teknikal Terhadap Harga Saham Sektor Keuangan Bursa Efek Indonesia
Harga saham masa lalu, Volume perdagangan saham masa lalu
Analisis regresi berganda
Hasil uji simultan menunjukkan harga saham masa lalu dan volume perdagangan saham masa lalu berpengaruh signifikan terhadap harga saham sektor keuangan BEI.
Paul Abbondante (2010)
Trading Volume and Stock Indices: A Test of Technical Analysis
Indeks Dow Jones, Nasdaq, NYSE, Indeks S and P 500, Indeks Wilshire 5000, Volume Perdagangan Saham
Analisis regresi
Uji pada data jangka panjang signifikan. Pendapatan diatas rata-rata bisa diperoleh menggunakan future, opsi, dan perdagangan mata uang asing yang terdapat pada indeks saham.
Ahmad Ripai Purba (2009)
Pengaruh Faktor Teknikal Terhadap Harga Saham Sektor Perbankan dan Manufaktur di Bursa Efek Indonesia
Indeks harga saham individu (IHSI), volume perdagangan saham
Regresi linier berganda
Hasil penelitian melalui uji simultan F menunjukkan bahwa indeks harga saham individu (IHSI) dan volume perdagangan saham berpengaruh secara signifikan terhadap harga saham.
Laksmita Ayuningtyas (2010)
Analisis Pengaruh Faktor-faktor Teknikal Terhadap Harga Saham Perusahaan pada Perusahaan Manufaktur di Bursa Efek Indonesia
Inflasi, suku bunga SBI, jumlah uang beredar, nilai tukar US Dollar terhadap Rupiah, Volume perdagangan saham masa lalu dan harga saham masa lalu
Analisis regresi linier berganda
Hasil uji F statistik simultan menunjukkan bahwa inflasi, tingkat suku bunga SBI, jumlah uang beredar, perubahan nilai tukar US Dollar terhadap Rupiah, volume perdagangan saham masa lalu dan harga saham masa lalu berpengaruh signifikan terhadap harga saham perusahaan
Universitas Sumatera Utara
Nama Peneliti
Judul Penelitian
Variabel Penelitian
Metode Analisis
Data
Hasil Penelitian
Achmad Yani (2004)
Analisis Teknikal Harga Saham dengan Metode ARIMA (Studi Pada IHSG di Bursa Efek Jakarta)
Harga saham 1 hari sebelum t, harga saham 2 hari sebelum t, harga saham n hari sebelum t, harga saham waktu t
Metode ARIMA (autore-gressive integra-ted moving average)
Hasil penelitian menunjukkan bahwa metode ARIMA relevan untuk digunakan sebagai teknik peramalan harga saham dan menunjukkan hasil yang signifikan pada Yt-1 dan Yt-32.
Noor Azlinna Azizan, Ibrahim Mohamed dan Jacinta Chan Phooi M’ng (2011)
Profitability of Technical Analysis Indicators: A Study of an Adjustable Technical Indicator, ABZ’, on the Malaysian Futures Markets
Simple Moving Average (MA), Moving Average Crossover (MAC), Kaufman Adaptive Moving Average (KAMA), Bollinger Bands Z-T-Statistics (BBZ), Optimized BBZ (Opt BBZ), Adaptive Bands Z-Tests Statistics (ABZ), Moving Average Envelopes of 1% (MAE), Trading Rule Breakout, Alexander's Filter Rules, Moving Average Convergence Divergence, Stochastic, Candle Market Oscillator (CMO)
Uji Statistik Z Test
Semua variabel menunjukkan hasil yang baik kecuali stochastic dan CMO. Variabel yang paling baik hasilnya adalah simple moving average, moving average crossover, optimized BBZ dan ABZ.
Universitas Sumatera Utara
Nama Peneliti
Judul Penelitian
Variabel Penelitian
Metode Analisis
Data
Hasil Penelitian
Massoud Metghalchi and Xavier Garza-Gomez (2013)
The Use of Technical Trading Rules to Predict Overall Stock Price Movements: A Study on Share Prices on the Irish Stock Exchange
Moving Average, Rel.Strength Index, Parabolic Stop and Reverse, Directional Movement System, Stochastic, Moving Avg. Convergence Divergence
Uji statistik t dan uji hipotesis
Analisis teknikal dapat memprediksi periode baik dan buruk. Dari empat strategi terdapat dua strategi yang memberikan hasil yang potensial. Variabel yang paling baik untuk digunakan adalah indikator moving average (MA).
Dimitrios Vasiliou, Nikolaos Eriotis, and Spyros Papathanasiou (2006)
How Rewarding is Technical Analysis? Evidence from Athens Stock Exchange
Moving Average (MA), Moving Average Convergence Divergence (MACD), Price Movement
Standar tes dan bootstrap
Hasil uji t menunjukkan variabel Moving Average dan MACD memiliki nilai signifikan yang tinggi dan memberikan tanda analisis teknikal tepat untuk melakukan jual beli saham.
Maurice Peat, Max Stevenson dan Daniel Maroney (2005)
The Relationship Between Technical Indicators and the Market Index
Simple Moving Average, Moving Average Convergence Divergence, Rate of Change
Uji Regresi
Hasil penelitian menunjukkan bahwa variabel penelitian memiliki pengaruh 66,3% terhadap indeks pasar.
Alessio Emanuele Biondo, Alessandro Pluchino, Andrea Rapisarda, and Dirk Helbing (2013)
Are Random Trading Strategies More Successful than Technical Ones?
Random Strategy, Momentum Strategy, Relative Strength Index strategy, Up and Down Persistency strategy, Moving Average Convergence Divergence strategy
Uji korelasi
Hasil menunjukkan bahwa setiap variabel memberikan hasil yang berubah-ubah dan berbeda pada index pasar yang berbeda. Penelitian ini juga memberikan hasil bahwa dengan random strategy memiliki tingkat fluktuasi yang kurang berisiko dibandingkan dengan strategy pasar lain yang digunakan sebagai variabel dalam penelitian ini.
Universitas Sumatera Utara
Nama Peneliti
Judul Penelitian
Variabel Penelitian
Metode Analisis
Data
Hasil Penelitian
Thira Chavarnakul dan David Enke (2006)
Stock Trading Using Neural Network and Ease of Movement Technical Indicator
Ease of Movement (EMV), Simple Moving Average (MA), dan Volume Adjusted Moving Average (VAMA)
Uji Model Neural Network
EMV menunjukkan kinerja profitabilitas yang optimal. MA memberikan hasil perdagangan yang positif namun tidak sebanyak hasil yang diperoleh VAMA.
Anbalagan Thirunavuka-rasu dan Uma Maheswari (2013)
Technical Ana-lysis of Fuzzy Metagraph Based Decision Support System for Capital Market
Relative Strength Index, Moving Average Convergence Divergence, William %R
Uji Fuzzy Meta-graph
Penelitian menunjukkan hasil yang baik dimana ketiga variabel memberikan sinyal jual dan beli yang mengurangi resiko kerugian.
Thomas S. Coe dan Kittipong Laosethakul (2010)
Should Individual Investors Use Technical Trading Rules to Attempt to Beat the Market?
Moving Average (MA), Relative Strength Index (RSI), dan Stochastic Oscillator (K)
Uji Beda Berdasarkan strategi beli dan tahan yang digunakan penelitian ini menunjukkan hasil rata-rata keuntungan yang lebih tinggi dibandingkan tingkat rata-rata kerugian. Variabel RSI dan K menunjukkan hasil yang lebih dari yang diharapkan.
2.2. Analisis Saham
Saham merupakan sertifikat yang menunjukkan bukti kepemilikan suatu
perusahaan dimana pemegang saham memiliki hak klaim atas penghasilan dan
aktiva perusahaan (Tandelilin, 2010). Pemegang saham suatu perusahaan
mendapatkan keuntungan yang disebut dividen sedangkan investasi pada saham
disebut dengan pembentukan portofolio (Lubis, 2008).
Universitas Sumatera Utara
Faktor-faktor internal dan eksternal yang mempengaruhi harga suatu
saham dapat dikenali dengan mudah. Yang sulit adalah mengubah faktor-faktor
internal dan eksternal tersebut dalam suatu sistem penilaian yang dapat
digunakan untuk memilih saham mana yang harus dibeli dan saham mana yang
harus dijual untuk mendapatkan keuntungan. Harga saham yang dipengaruhi
oleh faktor eksternal dan faktor internal dapat dilihat pada gambar dibawah ini:
Gambar 2.1.: Faktor Eksternal dan Faktor Internal yang Mempengaruhi Harga Saham (Kodrat, 2010)
Kerugian dalam berinvestasi pada saham ada pada resiko kerugian yang
mungkin terjadi. Resiko ini dapat berupa akibat dari keadaan internal
perusahaan yang merugi atau sebab lain dan keadaan eksternal perusahaan
seperti kondisi perekonomian, terjadinya resesi atau hal lainnya. Keuntungan
dalam investasi saham dapat berupa dividen atau tambahan saham. Selain itu
keuntungan juga dapat diperoleh investor ketika menjual harga sahamnya lebih
tinggi dari harga belinya dahulu.
Stock conditions
Level of economic market activity and corporate taxes
Strategic policy decision controlled by management:
1) Type of products or services produced
2) Production method used
3) Relative use of debt financing
4) Dividend policy 5) And so forth
External constraints:
1) antitrust law 2) environmental
regulations 3) product and
workplace safety regulations
4) employment practices rules
5) federal reserve policy
6) international development
7) and so forth
Expected probability
Timing of cash flows
Degree of risk
STOCK
PRICE
Universitas Sumatera Utara
Untuk mendapatkan keuntungan yang maksimal dari saham, investor di
pasar modal memerlukan metode yang dapat digunakan dalam memilih saham
yang tepat untuk dibeli dan saham mana yang harus dijual. Analisis saham yang
dapat digunakan investor terdiri atas analisis fundamental dan analisis teknikal.
Analisis fundamental merupakan analisis investasi berdasarkan nilai
intrinsik dimana harga saham dipengaruhi oleh kinerja perusahaan. Analisis
fundamental dilakukan dengan mengolah dan menghitung nilai instrinsik
kemudian membandingkannya dengan harga di pasar. Analisis teknikal
merupakan metode untuk memperkirakan harga saham dengan mengamati
perubahan harga saham di masa lalu, volume perdagangan dan indeks harga
saham gabungan.
Investor disarankan untuk menggunakan kedua analisis saham tersebut
karena harga saham dipengaruhi oleh faktor eksternal dan internal. Faktor
eksternal yang mempengaruhi harga saham antara lain regulasi, resesi ekonomi,
sentimen pasar dan lain-lain. Sedangkan faktor internal dipengaruhi oleh
keputusan dividen, struktur permodalan, resiko dan pertumbuhan laba.
2.2.1. Analisis Fundamental
Analisis fundamental adalah metode analisis saham berdasarkan kinerja
keuangan perusahaan untuk memastikan saham yang dibeli merupakan saham
dengan kinerja baik. Analisis fundamental akan meminimalkan resiko investor
dari pembelian saham yang berpotensi memiliki kinerja buruk. Analisis
fundamental juga dapat menganalisa tingkat kewajaran harga suatu saham
Universitas Sumatera Utara
dengan membandingkan nilai rasio-rasio keuangan perusahaan tersebut (Tryfino,
2009).
Analisis fundamental adalah untuk mengetahui kondisi perusahaan
secara keseluruhan, baik analisis produk perusahaan dan pemasarannya, analisis
pertumbuhan laporan keuangan dan kinerja manajemen perusahaan (Vibby,
2010). Dalam analisis fundamental, faktor-faktor ekonomi yang mempengaruhi
perusahaan dianalisis untuk memprediksikan perkembangan perusahaan dimasa
yang akan datang (Hin, 2008).
Analisis fundamental adalah studi tentang kondisi ekonomi, industri dan
perusahaan untuk memperhitungkan nilai saham perusahaan. Analisis
fundamental mengutamakan data-data dalam laporan keuangan untuk
menghitung keakuratan nilai suatu saham (Kodrat, 2010). Analisis fundamental
adalah metode penilaian sekuritas yang melibatkan operasi dan keuangan
perusahaan seperti penjualan, laba, asset, utang, manajemen dan lainnya
(Gumanti, 2011).
Analisis fundamental memperkirakan harga saham mendatang dengan
menilai faktor fundamental yang mempengaruhi harga sama di masa depan
kemudian menerapkan hubungan variabel sehingga memperoleh perkiraan harga
saham (Harianto, 1998). Dalam analisis fundamental ini investor dapat
menggunakan strategi pemilihan saham grow stocks atau value stocks. Grow
stocks merupakan strategi pemilihan saham berdasarkan nilai price earning
ratio (PER) yang tinggi. Value stocks merupakan strategi pemilihan saham
berdasarkan asset yang murah dan neraca keuangan yang kuat.
Universitas Sumatera Utara
Namun banyaknya faktor yang mempengaruhi harga saham, sehingga
untuk melakukan analisis fundamental diperlukan tiga tahapan. Tahapan
pertama melakukan analisis kondisi pasar atau kondisi makro ekonomi. Kedua,
menganalisis kondisi industri dan terakhir menganalisis kondisi perusahaan.
Tahapan analisis fundamental dapat dilihat pada gambar berikut:
Gambar 2.2.: Kerangka Analisis Fundamental (Harianto, 1998)
William O’Neil dalam Vibby (2010) mengemukakan bahwa analisis
fundamental dapat memberikan informasi penting mengenai:
a. Kinerja pertumbuhan perusahaan.
b. Kemampuan perusahaan untuk tumbuh terutama setelah
memenuhi kewajiban jangka pendek.
Analisis Fundamental
melakukan penilaian
1. Manfaat yang diharapkan, baik dalam bentuk dividen maupun laba2. resiko investasi yang akan mempengaruhi tingkat keuntungan yang layak
Melakukan analisis terhadap:1. ekonomi atau pasar
2. industri3. perusahaan
menggunakan model valuasi dividen ataumenggunakan model PER
Universitas Sumatera Utara
c. Pencapaian nilai tertinggi dari produk baru ataupun manajemen
baru.
d. Saham perusahaan yang kenaikan volume sahamnya bersamaan
dengan nilai saham yang meningkat.
e. Perbandingan kekuatan harga relatif bagi saham-saham unggulan.
f. Perusahaan yang mendapatkan dukungan institusional.
g. Perusahaan yang memiliki arah pasar yang baik.
Analisis fundamental berguna bagi investor portofolio saham karena
menilai harga intrinsik saham dan kinerja perusahaan dibandingkan dengan
perusahaan lain di sektor yang sama. Kelemahan analisis fundamental ini adalah
pada kerumitan analisisnya sehingga kurang efektif. Analisis ini memberikan
gambaran jelas mengenai bobot harga saham dan kinerjanya tetapi tidak bisa
memberikan gambaran trend yang sedang terjadi.
Melalui analisis fundamental, investor dapat mengetahui suatu saham
dengan harga murah atau mahal, saham dengan kinerja baik atau buruk dan
potensi naik turunnya suatu saham. Tetapi tidak bisa memprediksi kapan saham
tersebut akan naik atau turun. Oleh sebab itu analisis fundamental lebih efektif
digunakan untuk investasi saham jangka panjang karena mengabaikan fluktuasi
pergerakan harga saham dalam jangka pendek atau menengah.
2.2.2. Analisis Teknikal
Analisis teknikal merupakan suatu metode untuk menganalisis
pergerakan harga saham dengan cara menganalisis faktor-faktor eksternal
Universitas Sumatera Utara
perusahaan. Analisis teknikal memperkirakan perubahan trend di pasar yang
terus berubah-ubah namun akan kembali terjadi atau berulang.
Analisis teknikal merupakan metode untuk memperkirakan harga saham
dengan mengamati perubahan harga di masa lalu. Analisis teknikal menyatakan
bahwa harga saham mencerminkan informasi dari perubahan harga di masa lalu
yang relevan sehingga perubahan harga saham akan membentuk pola tertentu
dan berulang untuk di masa depan (Harianto, 1998).
Analisis teknikal, menurut Kodrat, (2010) merupakan upaya untuk
memperkirakan harga saham dengan mengamati perubahan harganya di waktu
yang lalu, volume perdagangan dan indeks harga saham gabungan. Analisis
teknikal adalah metode analisis berdasarkan pergerakan harga saham dari
statistik pergerakan data historisnya pada jangka waktu tertentu (Tryfino, 2009).
Analisis ini bertujuan untuk mengetahui kelayakan pembelian suatu saham dan
memperkirakan potensi arah dari pergerakan saham tersebut.
Analisis teknikal merupakan metode evaluasi pergerakan saham dengan
cara menganalisa nilai harga saham yang tercipta dari pergerakan saham
berdasarkan pada penawaran dan permintaan saham (Vibby, 2010). Menurut
Tandelilin (2010), analisis teknikal adalah teknik untuk memprediksi arah
pergerakan harga saham dan indikator pasar saham lainnya berdasarkan pada
data pasar historis seperti informasi harga dan volume.
Menurut Jones dkk (2009): “technical analysis can be defined as the use
of specific market data (price and volume information for stocks or indexes) for
the analysis of both aggregate stock prices and individual prices. Analisis
Universitas Sumatera Utara
teknikal dapat digunakan untuk menganalisis harga saham perusahaan maupun
keseluruhan pasar dengan menggunakan grafik ataupun indikator. Hal ini dapat
terlihat dari kerangka analisis teknikal sebagai berikut:
Gambar 2.3.: Kerangka Kerja Analisis Teknikal (Jones, 2009)
Dari gambar diatas terlihat bahwa analisis teknikal tidak hanya bisa
digunakan untuk memprediksi perubahan harga suatu saham, tetapi juga
perubahan pasar secara keseluruhan. Cara memprediksi perubahan harga saham
tersebut dapat melalui analisis indikator pasar atau saham ataupun dengan
melihat perubahan grafik keadaan pasar atau harga saham tersebut.
Technical analysis seeks to
Time movements in
and/or The aggregate market
By assessing changes in prices through
Individual stocks
Technical indicators Charts
Universitas Sumatera Utara
Penggunaan analisis teknikal yang diharapkan dapat memberikan
keuntungan atau capital gain yang besar atau tidak normal bertentangan dengan
hipotesis pasar efisien kuat. Pasar efisien kuat berarti harga pasar saham yang
terbentuk sekarang telah mencerminkan informasi masa lalu, informasi saat ini
yang dipublikasikan dan informasi yang tidak dipublikasikan. Sehingga investor
tidak dapat memperoleh keuntungan tidak normal. Namun tidak sedikit
pengguna analisis teknikal yang dapat memperoleh keuntungan lebih.
Karena hipotesis pasar efisien belum dapat sepenuhnya terbukti, hal
tersebut tidak menjadi kendala bagi pengguna analisis teknikal. Dalam Gumanti
(2011), Reily (1995) dan Edwards dan Magee (1997) merangkum asumsi yang
mendukung analisis teknikal sebagai berikut:
1) Nilai pasar atas semua barang atau jasa ditentukan oleh interaksi
antara permintaan dan penawaran atas barang dan jasa tersebut.
2) Permintaan dan penawaran ditentukan oleh banyak faktor dimana
pasar dengan sendirinya akan melakukan penyesuaian atas faktor
tersebut terhadap harga. Namun fokus analisis teknikal adalah
kekuatan permintaan dan penawaran.
3) Harga suatu sekuritas dan keseluruhan nilai pasar cenderung
membentuk pola tertentu dan muncul pada waktu tertentu.
4) Tren akan berubah sesuai dengan perubahan permintaan dan
penawaran, tetapi dapat dideteksi melalui refleksi yang terjadi di
pasar.
Universitas Sumatera Utara
5) Pergerakan permintaan dan penawaran dapat dideteksi melalui
grafik atau transaksi di pasar.
6) Pola grafik yang terbentuk akan terulang kembali, dimana indikasi
arah kembalinya pergerakan pola tersebut dapat diamati.
7) Analisis teknikal memprediksi harga sementara analisis
fundamental memprediksi nilai perusahaan dan kemudian
memprediksi perubahan harga saham.
Analisis teknikal, dibandingkan dengan metode analisis saham lainnya,
menurut Susanto dan Sabardi (2002) memiliki beberapa kekuatan sebagai
berikut:
1. Analisis teknikal dapat digunakan secara luas hampir di semua
pasar modal di seluruh dunia.
2. Grafik yang digunakan untuk menganalisis dapat dalam satuan
waktu: jam, hari, minggu, bulan, bahkan tahun.
3. Terdapat berbagai alat-alat analisis teknikal dan teknik-teknik
untuk digunakan sesuai kebutuhan di berbagai sektor pasar yang
berbeda.
4. Prinsip dasar analisis teknikal mudah dipahami dan lebih
memperhatikan pada kejadian sesungguhnya di pasar.
5. Analisis teknikal dapat menggunakan data secara akurat dan
tersedia setiap saat.
Universitas Sumatera Utara
Beberapa kelemahan analisis teknikal yang diuraikan Susanto dan
Sabardi (2002) adalah sebagai berikut:
1. Analisis teknikal menganggap bahwa sifat manusia adalah konstan
sehingga pola kecenderungan akan selalu berulang.
2. Analisis teknikal memperhatikan tingkat kemungkinan suatu
kejadian akan terjadi, bukan kepastian dari kejadian tersebut.
3. Beberapa analisis teknikal modern berdasarkan pada konsep
matematik dan statistik yang cukup kompleks sehingga
menganalisis dengan perangkat lunak komputer sulit dihitung dan
tidak mudah untuk memahami hasil keseluruhannya.
4. Untuk keberhasilan analisis teknikal, maka informasi yang dipakai
harus akurat dan tepat waktu.
Indikator adalah perhitungan matematis yang diterapkan pada harga
sekuritas dan/atau volume perdagangan merupakan alat dalam berbagai analisis
teknikal. Dalam analisis teknikal modern, terdapat empat tipe dasar indikator,
yaitu:
1) Indikator Divergence
Indikator ini menganalisis berdasarkan dari grafik pergerakan harga
saham yang terdiri dari volume, open interest, relative performance dan
moving average. Adapun yang termasuk teknik analisis dari indikator
divergence ini adalah volume rate of change (ROC), volume oscillator,
demand index, chaikin money flow, the arms index, on balance volume
dan equivolume.
Universitas Sumatera Utara
2) Indikator Momentum atau Oskilator (Oscillator)
Indikator momentum mengukur tingkat perubahan arah pergerakan
harga saham sebagai sinyal titik balik jangka pendek. Harga saham yang
naik dengan cepat disebut overbought merupakan sinyal untuk menjual
saham. Harga saham yang turun dengan cepat disebut oversold dan
merupakan sinyal untuk membeli saham. Ukuran indikator momentum
ini digunakan untuk analisis Relative Strength Index (RSI), stochastic
oscillator, dan Moving Average Convergence Divergence (MACD).
3) Indikator Breadth (Keluasan)
Indikator ini mengukur tingkat isu-isu utama yang berpartisipasi dalam
pergerakan pasar dan memonitor trend pasar. Yang termasuk dalam
indikator ini adalah advance/decline line, breadth oscillator, new high –
new low, dan diffusion indicators.
4) Indikator Sentimen
Indikator ini mengacu kepada harapan investor yang diamati dalam
harga yang sering menjadi satu-satunya ukuran sentiment investor.
Pengamatan yang menggunakan indikator sentimen ini valid untuk
jangka waktu menengah (50 – 99 hari). Indikator ini terbagi atas odd lot
balance index, public short ratio, dan short interest ratio.
2.3. Teori Analisis Moving Average
Moving average (MA) atau teknik rata-rata bergerak adalah metode yang
paling banyak digunakan dalam analisis teknikal untuk memperkirakan
Universitas Sumatera Utara
perubahan harga saham ataupun keadaan pasar. Menurut Tandelilin (2010),
tujuan penggunaan teknik ini adalah untuk mendeteksi arah pergerakan saham
dan besarnya tingkat pergerakan tersebut.
Menurut Murphy (1999), moving average bertujuan untuk
mengidentifikasi atau memberi sinyal bahwa suatu trend telah dimulai atau
trend yang lama telah berakhir atau berbalik arah.
Selain untuk mendeteksi pergerakan harga saham, metode ini juga dapat
membantu investor untuk mengambil keputusan membeli atau menjual saham.
Tandelilin (2010) menyatakan dari metode moving average (MA) ini, investor
dianjurkan membeli saham jika:
1) Garis MA bergerak secara mendatar dan harga pasar saham
melampaui garis tersebut;
2) Harga saham berada dibawah garis MA yang sedang menaik;
3) Harga saham saat ini berada diatas garis MA yang cenderung
menurun, namun kembali naik sebelum mencapai garis tersebut.
Tandelilin (2010) menganjurkan investor untuk menjual saham jika:
1) Harga saham saat ini berada dibawah garis MA yang mendaatar;
2) Harga saham bergerak naik diatas garis MA, namun garis MA
sedang menurun;
3) Harga saham yang cenderung mengalami kenaikan (berada
dibawah garis MA), tetapi kembali menurun sebelum mencapai
garis MA tersebut.
Universitas Sumatera Utara
Jones dkk (2009) menyatakan bahwa dalam menyusun teknik rata-rata
bergerak ini, terdapat tiga hal utama yang harus diputuskan, yaitu:
1. Rata-rata jangka waktu yang digunakan untuk menganalisis.
2. Harga saham yang digunakan.
3. Tipe teknik rata-rata bergerak yang digunakan.
Selain harga saham yang digunakan dalam perhitungan, elemen
penting lain yang utama adalah jangka waktu yang digunakan. Jangka waktu
yang digunakan dalam menganalisis harus sesuai dengan panjang siklus pasar
yang dianalisis. Dalam Kodrat (2010) dijelaskan periode waktu trend yang
disarankan seperti pada tabel berikut:
Tabel 2.2 Periode Waktu Trend yang Disarankan Trend Moving Average
Jangka sangat pendek 5 – 13 hari Jangka pendek 14 – 25 hari Jangka menengah pendek 26 – 49 hari Jangka menengah 50 – 99 hari Jangka panjang 100 – 200 hari Sumber: Kodrat, 2010
Terdapat berbagai jenis metode moving average yang merupakan
metode rata-rata bergerak dengan menggunakan cara perhitungan yang berbeda.
Jenis-jenis metode moving average adalah:
1) Simple Moving Average (SMA)
2) Weighted Moving Average (WMA)
3) Exponential Moving Average (EMA)
4) Triangular Moving Average (TMA)
5) Variable Moving Average (VMA)
Universitas Sumatera Utara
Simple Moving Average (SMA) adalah jenis metode moving average
yang paling banyak dilakukan oleh analis teknikal karena SMA merupakan jenis
metode yang sederhana dan efektif. SMA dibentuk dari rata-rata harga atas
periode waktu analisis. Umumnya harga yang dipilih adalah harga penutupan
saham dan periode waktu yang digunakan adalah jangka pendek.
Dalam Kodrat (2010), rumus dasar dari Simple Moving Average adalah:
SMA = (Yt-1 + Yt-2 + Yt-3 + … + Yt-(n+1)) / n
Dimana:
Yt = harga penutupan saham
n = periode waktu
Hasil dari rumus diatas menunjukkan trend yang terjadi di pasar
sehingga dapat digunakan bagi investor dalam mengambil keputusan. Hal ini
dijelaskan Kodrat (2010) mengenai hasil perhitungan Simple Moving Average
(SMA) dan interpretasinya seperti pada tabel berikut:
Tabel 2.3 Posisi Simple Moving Average (SMA) dan Interpretasinya No. Posisi SMA Makna 1 SMA berada dibawah harga Kondisi bullish/trend naik 2 SMA berada diatas harga Kondisi bearish/trend menurun 3 SMA memotong harga dari bawah Perubahan trend menuju bearish 4 SMA memotong harga dari atas Perubahan trend menuju bullish 5 SMA periode pendek memotong
SMA periode panjang dari bawah Perubahan trend menuju bearish
6 SMA periode lebih pendek memotong SMA periode lebih panjang dari atas
Perubahan trend menuju bullish
7
SMA dengan periode lebih panjang berada diatas SMA berperiode lebih pendek
Kondisi bearish/trend menurun
8 SMA dengan periode lebih panjang berada dibawah SMA berperiode lebih pendek
Kondisi bullish/trend naik
Sumber: Kodrat (2010)
Universitas Sumatera Utara
Ketika harga penutupan saham bergerak diatas garis moving average hal
ini menunjukkan sinyal untuk membeli saham. Sedangkan ketika harga
penutupan saham bergerak dibawah garis moving average hal ini menunjukkan
sinyal untuk menjual saham (Murphy, 1999).
2.4. Relative Strength Index (RSI)
Relative Strength Index (RSI) pertama kali dikenalkan oleh Welles
Wilder pada tahun 1978. Menurut Jones dkk (2009), Relative strength is the
ratio of a stock’s price to a market index, or an industry index, or the average
price of the stock itself.
Hal ini juga dijelaskan Tandelilin (2010) bahwa relative strength
menggunakan pendekatan rasio, yaitu antara harga saham dengan indeks pasar
atau industri tertentu.
Pring (2004) menjelaskan bahwa RSI dapat dihitung dengan
menggunakan rumus:
𝑅𝑅𝑅𝑅𝑅𝑅 = 100 − 100
1 + 𝑅𝑅𝑅𝑅
𝑅𝑅𝑅𝑅 = 𝑎𝑎𝑎𝑎𝑎𝑎𝑎𝑎𝑎𝑎𝑎𝑎𝑎𝑎 𝑜𝑜𝑜𝑜 𝑥𝑥 𝑑𝑑𝑎𝑎𝑑𝑑𝑑𝑑 𝑢𝑢𝑢𝑢 𝑐𝑐𝑐𝑐𝑜𝑜𝑑𝑑𝑎𝑎𝑑𝑑
𝑎𝑎𝑎𝑎𝑎𝑎𝑎𝑎𝑎𝑎𝑎𝑎𝑎𝑎 𝑜𝑜𝑜𝑜 𝑥𝑥 𝑑𝑑𝑎𝑎𝑑𝑑𝑑𝑑 𝑑𝑑𝑜𝑜𝑑𝑑𝑑𝑑 𝑐𝑐𝑐𝑐𝑜𝑜𝑑𝑑𝑎𝑎𝑑𝑑
Relative Strength Index (RSI) biasanya dihitung untuk periode jangka
pendek untuk menganalisis harga saham harian atau mingguan. Hasil analisis
dari RSI akan mengindikasikan apakah harga pasar sudah overbought atau
Universitas Sumatera Utara
oversold sehingga akan membantu investor dalam mengambil keputusan.
Kegunaan dari Relative Strength Index (RSI) menurut Wilder (1978) adalah
sebagai berikut:
1) Tops and bottoms
Puncak RSI berada di angka 70, dimana garis di atas angka ini
menunjukkan tanda overbought dan memberi sinyal peringatan
atas pembelian pada tingkat tersebut. Dasar RSI berada di angka 30,
dimana garis dibawah angka ini memberikan tanda oversold dan
memberi sinyal untuk berpikir dahulu sebelum menjual saham.
2) Chart formations
Relative Strength Index membentuk pola grafik yang lebih nyata
dari grafik harga.
3) Failure swings (konfirmasi dari pembalikan yang tertunda)
Failure swing adalah situasi dimana RSI melewati harga tertinggi
(puncak) atau jatuh di bawah harga terendah (lembah) sebelumnya.
4) Support and resistance
Relative Strength Index menunjukkan tingkat dukungan (support)
dan tingkat ketahanan (resistance) lebih jelas dari gerakan harga
itu sendiri.
5) Divergence (penyimpangan)
Penyimpangan terjadi ketika harga membuat harga tertinggi (atau
terendah) baru tetapi tidak dikonfirmasi oleh harga tertinggi (atau
Universitas Sumatera Utara
terendah) baru dalam RSI. Kemudian, harga terkoreksi dan
bergerak sesuai dengan arah RSI.
Dalam uraian diatas, dijelaskan bahwa metode RSI sangat berguna
dalam menunjukkan terjadinya penyimpangan dan pola harga saham yang
terjadi. Penyimpangan harga saham yang terjadi dengan Relative Strength Index
mengindikasikan bahwa trend harga akan berubah arah.
Ketika harga menyentuh titik 30, harga saham suatu perusahaan yang
naik menunjukkan bahwa pada harga tersebut terlalu banyak saham yang terjual
(oversold).
2.5. Moving Average Convergence Divergence (MACD)
Moving Average Convergence Divergence (MACD) merupakan teknik
analisis saham yang diciptakan Gerald Appel untuk memberikan sinyal
perubahan kecenderungan dan memberikan indikasi arah kecenderungan.
MACD adalah perbedaan antara exponential moving average (EMA)
untuk 26 hari dengan EMA 12 hari. Dengan menggunakan MACD akan terlihat
tiga indikator dimana indicator pertama adalah garis MA (moving average)
periode pendek (disebut fast), garis MA periode panjang (disebut slow), dan
yang ketiga adalah susunan histogram atau garis yang menggambarkan ukuran
jarak antara kedua MA tersebut.
Berdasarkan Wijaya (2002), garis MACD yang berada di atas nol
merupakan sinyal membeli saham dan sinyal menjual ketika garis MACD
dibawa nol.
Universitas Sumatera Utara
Garis MACD cepat memotong garis MA lambat dari atas ke bawah
merupakan sinyal menjual dan sinyal akan semakin kuat apabila titik potongnya
berada jauh diatas garis nol.
Garis MACD cepat yang memotong garis MACD lambat dari bawah ke
atas saat kedua garis tersebut memiliki nilai negatif merupakan sinyal beli dan
menunjukkan sinyal beli yang kuat ketika pemotongan terjadi dibawah garis nol.
Moving Average Convergence Divergence dapat dihitung dengan
menggunakan rumus:
MACD = EMA1t – EMA2t
EMA1t = EMA 1t-1 + SF1 (Pt – EMA1t-1)
EMA2t = EMA2t-1 + SF2 (Pt – EMA2t-1)
Dimana:
MACD = Moving Average Convergence Divergence
EMA1t = first value of exponential moving average
EMA2t = second value of exponential moving average
EMA1t-1 = first previous value of exponential moving average
EMA2t-1 = second previous value of exponential moving average
SF1 = smoothing factor for EMA1
SF2 = smoothing factor for EMA2
Universitas Sumatera Utara
Indikator MACD terdiri atas dua bagian, yaitu:
1) MACD line, yaitu selisih dari EMA periode 12 dengan MA periode 26.
MACD line digunakan untuk menciptakan sebuah sinyal mengenai
arah pasar dan memicu terjadinya momentum trend yang sesuai
dengan waktu sehingga membantu menjelaskan waktu yang tepat
untuk memasuki pasar.
2) MACD histogram, adalah grafik yang membantu menegaskan garis
MACD line. MACD histogram dengan bar berwarna biru diatas garis
merah MACD line menunjukkan keadaan yang bullish. Sementara
MACD histogram dengan bar berwarna merah dengan garis biru
MACD line dibawah garis merah menunjukkan pasar yang bearish.
MACD dapat digunakan dengan tiga cara, yaitu:
1) Crossover (penyebrangan), yaitu membeli ketika nilai MACD naik di
atas garis sinyalnya dan menjual ketika nilai MACD turun di bawah
garis sinyalnya.
2) Overbought atau oversold, dimana kondisi overbought ditunjukkan
melalui garis MA yang pendek tertarik jauh dari MA yang panjang
(yaitu MACD yang naik). Kondisi overbought atau oversold berbeda
dari satu saham ke saham yang lain.
3) Divergence (penyimpangan), yaitu ketika MACD membuat harga
terendah tetapi harga gagal mencapai harga terendah baru
menunjukkan penyimpangan bearish. Dan ketika MACD membuat
Universitas Sumatera Utara
harga tertinggi baru tetapi gagal mencapai harga tertinggi baru
menunjukkan penyimpangan bullish.
Tabel 2.4: Intrepretasi Garis Moving Average Convergence Divergence (MACD)
No. Kriteria Defenisi 1 Garis MACD memotong garis
sinyal dari bawah Peralihan trend menuju bullish
2 Garis MACD memotong garis sinyal dari atas
Peralihan trend menuju bearish
3 Garis MACD dan garis sinyal berada di atas centerline (area positif)
Long bullish trend
4 Garis MACD dan garis sinyal berada di bawah centerline (area positif)
Long bearish trend
5 Histogram positif/negative Kondisi overbought/oversold
6 Divergence positif Harga akan ikut bergerak naik
7 Divergence negatif Harga akan ikut bergerak turun
Sumber: Kodrat (2010)
Prinsip dasar MACD yang harus diperhatikan adalah:
1) MACD akan bergerak membentuk puncak tertinggi hingga
mencapai lembah terendah.
2) Kemungkinan pergerakan harga MACD adalah harga akan
bergerak sesuai arah MACD, harga bergerak berlawanan tetapi
kemudian mengikuti arah MACD (disebut divergent convergent),
dan harga akan bergerak sideway hingga akhir trend MACD.
Universitas Sumatera Utara
2.6. Teori Volume Perdagangan Saham
Berdasarkan Murphy (1999), volume adalah nilai total aktifitas
perdagangan (kontrak berjangka atau saham) di pasar dalam satu hari. Murphy
juga menjelaskan bahwa tingkat volume mengukur intensitas dari pergerakan
harga saham. Volume dalam jumlah besar menunjukkan tingginya intensitas
atau tekanan yang terjadi di pasar.
Menurut Wijaya (2002), volume memperlihatkan jumlah pelaku pasar
yang bertransaksi dengan satuan lot. Volume dihitung setiap hari atau per hari
transaksi perdagangan. Volume merupakan suatu patokan yang digunakan untuk
melihat tingkat likuiditas pasar.
Menurut Stevenson (1988), sangat sulit untuk menginterpretasikan
volume perdagangan saham dalam statistik. Namun hal umum mengenai
volume perdagangan saham adalah bahwa volume saham dalam jumlah besar
mengindikasikan kelanjutan trend dan volume dalam jumlah kecil menunjukkan
kebalikan arah dari trend.
Berdasarkan Pring (1998), volume tidak hanya sebagai monitor dari
antusiasme investor, tetapi juga suatu variabel bebas dari harga saham.
Penggunaan volume dalam analisis teknikal memberikan bukti baru dari
dimensi yang sangat berbeda daripada nilai statistika suatu harga saham.
Volume menawarkan bukti yang bebas dari pembalikan trend harga saham.
Volume perdagangan saham berfungsi sebagai pemberi konfirmasi atas
perubahan trend harga yang terjadi. Pasar yang sedang bullish menunjukkan
volume yang meningkat karena tekanan beli sangat besar sedangkan tekanan
Universitas Sumatera Utara
jual kecil. Sementara pasar yang bearish terlihat dari volume yang menurun
karena tekanan jual besar dan tidak ada investor yang membeli saham.
Tandelilin (2010) menjelaskan hubungan volume perdagangan saham
dengan harga saham melalui tabel dibawah ini:
Tabel 2.5 Hubungan antara Harga Saham dengan Volume Harga Volume Implikasi Naik Meningkat Gejala meningkat Naik Menurun Gejala menurun Turun Meningkat Gejala menurun Turun Menurun Gejala meningkat
Sumber: Kodrat (2010)
Berdasarkan Tandelilin (2010), keuntungan yang diperoleh dari investor
dengan mengawasi pergerakan volume perdagangan saham adalah:
1) Terlihatnya titik temu antara harga dan volume yang mungkin akan
menguntungkan dari trend yang terjadi.
2) Volume perdagangan saham yang tidak sesuai dengan pergerakan
harga saham mengindikasikan trend yang terjadi tidak terlalu kuat.
3) Volume perdagangan saham merupakan karakteristik yang
menginformasikan trend pembalikan.
Prinsip-prinsip interpretasi volume perdagangan saham berdasarkan
Pring (2004) adalah sebagai berikut:
1) Prinsip yang paling penting adalah bahwa volume perdagangan
saham secara umum akan mengikuti trend pasar.
2) Volume merupakan cerminan dari pertukaran antara pembeli dan
penjual dimana arus uang pada suatu sekuritas berjumlah sama
dengan arus uang keluar.
Universitas Sumatera Utara
3) Pembeli yang tamak akan meninggikan penawaran hingga
mencapai jumlah yang mereka inginkan. Penjual yang panik dapat
menyebabkan harga menurun tajam tetapi jumlah volume yang
terjual sama dengan yang terbeli.
4) Meningkatnya volume dan harga merupakan hal yang normal. Hal
ini mengindikasikan pasar tidak memiliki nilai peramalan.
5) Umumnya volume memimpin harga selama periode bullish.
Tingkat harga baru yang tinggi yang tidak dikonfirmasi oleh
volume harus diwaspadai sebagai bendera merah, yaitu pertanda
trend yang terjadi akan berbalik.
6) Harga yang meningkat dan volume yang menurun merupakan
kondisi tidak normal yang mengindikasikan kondisi yang lemah.
7) Harga dan volume yang bergerak dengan pelan, secara bertahap
menjadi kurva yang naik dengan titik akhir tertinggi.
8) Klimaks dari penjualan muncul ketika harga menurun setelah
meningkat secara bertahap, diiringi dengan meningkatnya volume.
9) Ketika harga terus menerus turun dan volume kedua secara
signifikan lebih rendah dari volume pertama, hal ini memberikan
pertanda pasar yang bullish.
10) Sisi buruk dari pola harga, garis trend, atau rata-rata tertimbang
(moving average/MA) yang muncul dengan volume yang banyak
merupakan hal abnormal dan tanda dari bearish.
Universitas Sumatera Utara
11) Ketika pasar terus meningkat selama beberapa bulan, harga yang
melemah muncul diiringi oleh volume yang tinggi,
mengindikasikan keadaan yang bearish.
12) Volume yang banyak dengan perubahan harga yang sedikit
merupakan indikasi dari akumulasi dan merupakan faktor dari
bullish yang normal.
13) Catatan volume yang berasal dari tingkat rendah biasanya sinyal
yang bisa diandalkan bahwa tingkat rendah yang signifikan dapat
terlihat karena mengindikasikan perubahan psikologi utama yang
terjadi.
14) Ketika volume dan harga melebar pada titik tajam, ledakan
parabolis yang singkat dan kemudian mengikat sedikit. Hal ini
mengindikasikan perubahan pada trend.
15) Ketika harga mengalami peningkatan kecil dan volume menurun,
hal ini merupakan situasi abnormal ganda karena harga meningkat
dan volume menurun ketika tingkat tinggi dicapai.
2.7. Kerangka Konseptual
Analisis teknikal adalah suatu metode untuk mengetahui bagaimana
keadaan pasar saham saat ini. Analisis teknikal menggunakan informasi atau
data pasar berupa harga dan/atau volume perdagangan saham untuk kemudian
diolah untuk memprediksi harga saham atau keadaan pasar yang akan terjadi
dimasa mendatang.
Universitas Sumatera Utara
Analisis teknikal memiliki berbagai indikator yang dapat digunakan
untuk memprediksi harga saham dan keadaan pasar. Indikator-indikator tersebut
memiliki keunggulan dan kelemahan tersendiri. Prediksi keadaan pasar yang
mendekati ketepatan dapat tercapai jika dilakukan beberapa analisis.
Moving average (MA) merupakan indikator analisis teknikal yang
membantu investor untuk mengetahui kondisi pasar dan menjaga investor tetap
berada didalam trend yang sedang terjadi dengan menghitung nilai rata-rata
saham. Melalui Simple Moving Average investor dapat mengambil keputusan
menjual atau membeli saham sebelum keadaan pasar berubah.
Relative Strength Index (RSI) adalah indikator analisis teknikal yang
memprediksi harga saham berada di titik atas atau berada di bawah dengan
menghitung rasio harga saham terhadap nilai indeksnya. Hasil analisis Relative
Strength Index membantu investor untuk mengetahui apakah suatu saham
mengalami overbought atau oversold sehingga investor dapat mengambil
keputusan investasi yang tepat.
Moving Average Convergence Divergence (MACD) adalah indikator
analisis teknikal yang memberikan sinyal akan perubahan kecenderungan harga
dan memberikan indikasi arah kecenderungan harga pasar apakah harga pasar
overbought atau oversold dengan menghitung nilai rata-rata eksponensial saham.
Volume perdagangan saham merupakan nilai total aktifitas perdagangan
saham dan indikator analisis teknikal yang paling sering digunakan investor
ataupun peneliti akademik dikarenakan volume perdagangan saham memiliki
hubungan yang erat dengan perubahan harga saham. Perubahan volume
Universitas Sumatera Utara
perdagangan yang meningkat atau menurun mengindikasikan keadaan pasar
yang meningkat (bullish) atau menurun (bearish). Berdasarkan konsep diatas,
peneliti ingin meneliti keempat indikator tersebut sebagai variabel penelitian
yang dapat dirumuskan dengan kerangka konseptual sebagai berikut:
Gambar 2.4. Kerangka Konseptual (diolah)
2.8. Hipotesis Penelitian
Berdasarkan kerangka konseptual tersebut, maka hipotesis pada
penelitian ini adalah:
Terdapat pengaruh yang positif dan signifikan antara Simple Moving
Average (SMA), Relative Strength Index (RSI), Moving Average
Convergence Divergence (MACD), dan volume perdagangan masa lalu
terhadap harga saham di Bursa Efek Indonesia.
Analisis Teknikal
Simple Moving Average (SMA)
Volume Perdagangan
Saham
Moving Average Convergence Divergence (MACD)
Relative Strength
Index (RSI)
Harga Saham
Universitas Sumatera Utara
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
3.1. Jenis dan Sifat Penelitian
Penelitian ini adalah penelitian sebab akibat karena menganalisis
pengaruh sebab akibat dari beberapa indikator analisis teknikal saham terhadap
harga saham. Berdasarkan tingkat eksplanasinya, penelitian ini adalah penelitian
asosiatif yang bertujuan untuk mengetahui hubungan antara dua variabel atau
lebih (Sugiyono, 2007).
Penelitian ini merupakan penelitian dengan jenis kuantitatif dengan
variabel bebas (variabel x) yang digunakan dalam meneliti berupa Simple
Moving Average (SMA), Relative Strength Index (RSI), Moving Average
Convergence Divergence (MACD), dan volume perdagangan masa lalu.
Sementara variabel terikat (variabel y) yang diteliti dalam penelitian ini
merupakan harga saham di Bursa Efek Indonesia.
3.2. Lokasi dan Waktu Penelitian
Penelitian dilakukan dari 1 Januari 2015 sampai dengan 1 Januari 2016
dengan menggunakan data harian saham Bursa Efek Indonesia yang diperoleh
dari yahoo.finance.com.
Universitas Sumatera Utara
3.3. Populasi dan Sampel
Dalam penelitian, populasi digunakan untuk menyebutkan seluruh
elemen/anggota dari suatu wilayah yang menjadi sasaran penelitian. Populasi
penelitian ini adalah perusahan-perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek
Indonesia yang termasuk dalam kategori perusahaan teraktif dalam bursa.
Dengan pertimbangan keterbukaan informasi maka pemilihan dan pengumpulan
data sampel penelitian ini dengan menggunakan semua populasi (sensus method)
menjadi sampel penelitian.
Adapun sampel penelitian yang merupakan perusahaan yang aktif
memperdagangkan sahamnya di Bursa Efek Indonesia sebanyak lima puluh
perusahaan berdasarkan frekuensi perdagangan saham tahun 2014. Perusahaan-
perusahaan tersebut adalah sebagai berikut:
Tabel 3.1 Sampel 50 Perusahaan Paling Aktif berdasarkan Frekuensi Perdagangan di Bursa Efek Indonesia tahun 2014
No. Nama Perusahaan Kode Perusahaan 1 Sawit Sumbermas Sarana Tbk. SSMS 2 Telekomunikasi Indonesia (Persero) Tbk. TLKM 3 Kalbe Farma Tbk. KLBF 4 Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. BBRI 5 Astra International Tbk. ASII 6 Bank Mandiri (Persero) Tbk. BMRI 7 Hanson International Tbk. MYRX 8 Adaro Energy Tbk. ADRO 9 Semen Indonesia (Persero) Tbk. SMGR
10 Perusahaan Gas Negara (Persero) Tbk. PGAS 11 Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk. BBNI 12 Pakuwon Jati Tbk. PWON 13 United Tractors Tbk. UNTR 14 Adhi Karya (Persero) Tbk. ADHI 15 PP London Sumatra Indonesia Tbk. LSIP 16 Bank Central Asia Tbk. BBCA
Universitas Sumatera Utara
No. Nama Perusahaan Kode Perusahaan 17 Bumi Resources Tbk. BUMI 18 Wijaya Karya (Persero) Tbk. WIKA 19 Sekawan Intipratama Tbk. SIAP 20 Matahari Department Store Tbk. LPPF 21 Media Nusantara Citra Tbk. MNCN 22 Surya Citra Media Tbk. SCMA 23 Indocement Tunggal Prakarsa Tbk. INTP 24 Vale Indonesia Tbk. INCO 25 Cowell Development Tbk. COWL 26 Alam Sutera Realty Tbk. ASRI 27 Tifa Finance Tbk. TIFA 28 Charoen Pokphand Indonesia Tbk. CPIN 29 Lippo Karawaci Tbk. LPKR 30 Global Mediacom Tbk. BMTR 31 Indofood Sukses Makmur Tbk. INDF 32 Sentul City Tbk. BKSL 33 Waskita Karya (Persero) Tbk. WSKT 34 Indo Tambangraya Megah Tbk. ITMG 35 Industri Jamu dan Farmasi Sido Muncul Tbk. SIDO 36 Unilever Indonesia Tbk. UNVR 37 Bumi Serpong Damai Tbk. BSDE 38 Astra Agro Lestari Tbk. AALI 39 Tambang Batubara Bukit Asam (Persero) Tbk. PTBA 40 Eureka Prima Jakarta Tbk. LCGP 41 Gudang Garam Tbk. GGRM 42 Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk. BBTN 43 AKR Corporindo Tbk. AKRA 44 Aneka Tambang (Persero) Tbk. ANTM 45 PP (Persero) Tbk. PTPP 46 Summarecon Agung Tbk. SMRA 47 XL Axiata Tbk. EXCL 48 MNC Investama Tbk. BHIT 49 Jasa Marga (Persero) Tbk. JSMR 50 Agung Podomoro Land Tbk. APLN
Sumber: www.idx.co.id (diolah)
Universitas Sumatera Utara
Penelitian ini akan menggunakan data berupa harga saham penutup dari ke
limapuluh perusahaan tersebut dan volume perdagangan saham harian selama
satu tahun untuk kemudian diolah. Pengolahan data ini menjadikan data sampel
menjadi data panel yang merupakan penggabungan dari data cross section (50
perusahaan) dan data time series (data selama satu tahun).
3.4. Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data yang dilakukan dalam penelitian ini adalah
berupa dokumentasi dan observasi. Adapun data dokumentasi yang digunakan
merupakan data sekunder berupa tulisan, jurnal, buku referensi, maupun laporan
data yang dipublikasikan oleh Bursa Efek Indonesia melalui situs
www.idx.co.id dan data-data harga pasar yang diperoleh dari situs
www.finance.yahoo.com.
3.5. Jenis dan Sumber Data
Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder dari
1 Januari 2015 hingga 1 Januari 2016 yang merupakan data harian meliputi:
1. Harga penutupan saham
Harga penutupan merupakan harga terakhir dari suatu saham yang
digunakan sebagai harga transaksi.
2. Volume perdagangan saham
Volume perdagangan saham merupakan jumlah besarnya transaksi suatu
saham.
Universitas Sumatera Utara
3.6. Identifikasi dan Defenisi Operasional Variabel
Defenisi operasional merupakan bagian yang mendefenisikan sebuah
konsep/variabel agar dapat diukur, dengan cara melihat pada dimensi (indikator)
dari suatu konsep/variabel (Noor, 2011). Variabel-variabel yang akan diteliti
dalam penelitian ini adalah:
1. Variabel independen yang terdiri dari Simple Moving Average
(SMA), Relative Strength Index (RSI), Moving Average
Convergence Divergence (MACD), dan volume saham masa lalu
yang diuraikan sebagai berikut:
a. Simple Moving Average (SMA) yang merupakan indikator
teknikal untuk mengetahui trend pasar saham.
b. Relative Strength Index (RSI) yang merupakan indikator
teknikal untuk mengetahui penyimpangan harga saham
yang terjadi.
c. Moving Average Convergence Divergence (MACD) yang
merupakan indikator teknikal untuk mengetahui perubahan
kecenderungan harga saham.
d. Volume perdagangan saham masa lalu yang merupakan
salah satu indikator teknikal untuk mengetahui konfirmasi
atas harga saham yang terjadi.
2. Variabel dependen yang merupakan harga saham limapuluh
perusahaan teraktif di Bursa Efek Indonesia
Universitas Sumatera Utara
Operasionalisasi variabel, defenisi dan parameter pengukuran variabel
dapat dilihat pada tabel berikut ini:
Tabel 3.2. Operasionalisasi Variabel Penelitian
Variabel Defenisi Parameter Skala Keterangan X1: Simple Moving Average (SMA)
Indikator trend dengan menghitung nilai rata-rata harga saham selama periode tertentu sehingga membantu investor meraih keuntungan dengan memberitahu trend naik/turun
𝑅𝑅𝑆𝑆𝑆𝑆 = ( 𝑌𝑌𝑡𝑡−1 + 𝑌𝑌𝑡𝑡−2 + ⋯+ 𝑌𝑌𝑡𝑡−(𝑑𝑑+1))
𝑑𝑑
Nominal Garis Simple Moving Average berada dibawah harga pasar
X2: Relative Strength Index (RSI)
Indikator yang menghitung harga saham dibagi dengan indeks pasar sehingga investor terhindar dari resiko overbought dan oversold
RSI = 100 – 100/1 + RS Nominal Harga yang sesuai berada diantara titik 30 – 70.
X3: Moving Average Convergence Divergence (MACD)
Indikator untuk mengetahui perubahan arah harga saham sehingga investor bisa terhindar dari resiko berbaliknya arah trend pasar.
MACD = EMA1t – EMA2t
EMA1t = EMA 1t-1 + SF1 (Pt – EMA1t-1) EMA2t = EMA2t-1 + SF2 (Pt – EMA2t-1)
Nominal Garis MACD memotong garis harga saham dari bawah
X4: Volume Perdagangan Saham
Besarnya jumlah transaksi saham pada periode tertentu untuk membantu investor mengetahui psikologi pasar dalam meraih return maksimal.
Jumlah volume perdagangan yang tercatat pada papan keterangan di bursa saham.
Nominal Volume meningkat ketika harga saham meningkat.
Y: Harga Saham
Besarnya jumlah harga yang digunakan dalam pasar saham dalam bertransaksi pada periode tertentu
Nominal Membeli saat harga saham rendah dan menjual ketika harga saham tinggi
Universitas Sumatera Utara
3.7 Teknik Analisis Data
Penelitian ini menggunakan metode analisis data panel yang
merupakan metode ekonometrika yang digunakan untuk menganalisis data
gabungan dari data cross section dan data time series.
3.7.1 Data Panel
Data panel merupakan salah satu bentuk struktur data dalam
penelitian yang menggabungkan data cross section dengan time
series. Wooldridge dalam Ariefianto (2012) mengatakan bahwa
data panel dapat digunakan dengan pertimbangan kemudahan
dalam penelitian, informasi dalam data panel yang lebih baik dan
beberapa aspek analisis empiris yang menggunakan data panel.
Beberapa pengujian data panel:
1) Ordinary Least Square (OLS)
Ordinary least square merupakan pengujian regresi pada
data panel. Pengujian ini tidak begitu realistis karena akan
memberikan hasil nilai dan koefisien yang sama untuk
semua variabel data.
2) Fixed Effect Model (FEM)
Fixed effect model memiliki persamaan yang tidak konstan
(data cross section), dan koefisien dari regresi tidak
berbeda pada setiap individu dan waktu. Penggunaan
pengujian ini disarankan jika data panel memiliki jumlah
rentang waktu lebih besar dari jumlah individu penelitian.
Universitas Sumatera Utara
3) Random Effect Model (REM)
Random effect model memperhitungkan kesalahan atau
error term yang mungkin berkorelasi pada data panel.
Pengujian random effect model disarankan jika pada data
panel jumlah rentang waktu (time series) lebih sedikit
dibandingkan dengan jumlah individu penelitian.
Model regresi data panel penelitian ini adalah:
Yit = α + βXit + εit
Dimana:
Yit = harga saham
i = banyaknya observasi (1,2,…….n)
t = waktu
α = konstanta
β = koefisien
Xit = data panel
e = error
3.7.2 Pengujian Asumsi Klasik
Uji asumsi klasik umumnya harus dilakukan pada penelitian
dengan model regresi berganda. Sementara pada data panel dengan
model fixed effect model diasumsikan bebas dari autokorelasi
sehingga pengujian autokorelasi dapat diabaikan. Pengujian yang
dilakukan dengan fixed effect model adalah pengujian
heteroskedastisitas.
Universitas Sumatera Utara
Uji heteroskedastisitas dilakukan untuk mengetahui apakah varians
residual absolute sama atau tidak sama untuk semua observasi data.
Uji heteroskedastisitas dilakukan dengan menggunakan Eviews
dimana data panel dinyatakan bebas heteroskedastisitas dengan
probabilitas signifikan diatas tingkat kepercayaan 5%.
3.7.3 Pengujian Hipotesis
Untuk menguji hipotesis penelitian ini dilakukan dengan
menggunakan metode uji simultan dan uji parsial.
a. Uji Signifikan Simultan (Uji-F)
Uji-F menunjukkan apakah semua variabel yang dimasukkan
dalam model mempunyai pengaruh secara bersama-sama
terhadap variabel terikat.
H0 : b1,b2,b3,b4 = 0 artinya serentak tidak ada pengaruh positif
dan signifikan dari variabel bebas (Simple Moving Average,
Relative Strength Index, Moving Average Convergence
Divergence dan volume perdagangan saham) terhadap variabel
terikat (harga saham limapuluh perusahaan teraktif).
H0 : b1,b2,b3,b4 ≠ 0 artinya secara serentak terdapat pengaruh
positif dan signifikan dari variabel bebas (Simple Moving
Average, Relative Strength Index, Moving Average
Convergence Divergence dan volume perdagangan saham)
terhadap variabel terikat (harga saham limapuluh perusahaan
teraktif).
Universitas Sumatera Utara
Kriteria pengambilan keputusan:
H0 tidak ditolak jika Fhitung ≤ Ftabel pada α = 5%
H0 ditolak jika Fhitung > Ftabel pada α = 5%
b. Uji Signifikan Parsial (Uji-t)
Uji-t menentukan seberapa besar pengaruh variabel bebas
secara parsial terhadap variabel terikat.
H0 : bi = 0 artinya secara parsial tidak terdapat pengaruh yang
signifikan dari variabel bebas (Simple Moving Average,
Relative Strength Index, Moving Average Convergence
Divergence dan volume perdagangan saham) terhadap variabel
terikat (harga saham limapuluh perusahaan teraktif).
H0 : bi ≠ 0 artinya secara parsial terdapat pengaruh yang
signifikan dari variabel bebas (Simple Moving Average,
Relative Strength Index, Moving Average Convergence
Divergence dan volume perdagangan saham) terhadap variabel
terikat (harga saham limapuluh perusahaan teraktif).
Kriteria pengambilan keputusan:
H0 tidak ditolak jika thitung ≤ ttabel pada α = 5%
H0 ditolak jika thitung > ttabel pada α = 5%
Universitas Sumatera Utara
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
8.1. Hasil Penelitian
8.1.1. Sejarah Singkat Bursa Efek Indonesia
Pasar modal merupakan tempat perdagangan instrumen keuangan berupa
sekuritas jangka panjang dalam bentuk modal (saham) atau utang (bond)
yang diterbitkan oleh pemerintah ataupun swasta. Pasar modal di Indonesia
disebut dengan Bursa Efek Indonesia yang dapat diakses melalui situs
idx.co.id.
Visi Bursa Efek Indonesia adalah menjadi bursa yang kompetitif dengan
kredibilitas tingkat dunia. Misi Bursa Efek Indonesia adalah menciptakan
daya saing untuk menarik investor dan emiten, melalui pemberdayaan
anggota bursa dan partisipan, penciptaan nilai tambah, efisiensi biaya serta
penerapan good governance. Rangkuman sejarah pasar modal di Indonesia
dapat dilihat pada tabel berikut:
Tabel 4.1. Sejarah Pasar Modal Indonesia Tanggal Keterangan
Desember 1912 Bursa Efek pertama di Indonesia dibentuk di Batavia oleh Pemerintah Hindia Belanda
1914 – 1918 Bursa Efek di Batavia Ditutup Selama Perang Dunia I
1925 – 1942 Bursa Efek di Jakarta dibuka kembali bersama dengan Bursa Efek di Semarang dan Surabaya
Awal tahun 1939 Karena isu politik (Perang Dunia II) Bursa Efek di Semarang dan Surabaya ditutup
1942 – 1952 Bursa Efek di Jakarta ditutup kembali selama Perang Dunia II
1956 Program nasionalisasi perusahaan Belanda. Bursa Efek semakin tidak aktif
1956 – 1977 Perdagangan di Bursa Efek vakum
Universitas Sumatera Utara
Tanggal Keterangan
10 Agustus 1977
Bursa Efek diresmikan kembali oleh Presiden Soeharto. BEJ dijalankan dibawah BAPEPAM (Badan Pelaksana Pasar Modal). Pengaktifan kembali pasar modal dan ditandai dengan go public PT Semen Cibinong sebagai emiten pertama
1977 – 1987
Perdagangan dibursa efek sangat lesu. Jumlah emiten hingga 1987 baru mencapai 24. Masyarakat lebih memilih instrument perbankan dibandingkan instrument Pasar Modal.
1987
Ditandai dengan hadirnya Paket Desember 1987 (PAKDES 87) yang memberikan kemudahan bagi perusahaan untuk melakukan penawaran umum dan investor asing menanamkan modal di Indonesia.
1988 – 1990
Paket deregulasi dibidang perbankan dan pasar modal diluncurkan. Pintu BEJ terbuka untuk asing. Aktivitas bursa terlihat meningkat.
2 Juni 1988
Bursa parallel Indonesia (BPI) mulai beroperasi dan dikelola oleh persatuan perdagangan uang dan efek (PPUE), sedangkan organisasinya terdiri dari broker dan dealer.
Desember 1988
Pemerintah mengeluarkan paket Desember 88 (PAKDES 88) yang memberikan kemudahan perusahaan untuk go public dan beberapa kebijakan lain yang positif bagi pertumbuhan pasar modal.
16 Juni 1989 Bursa efek Surabaya mulai beroperasi dan dikelola oleh perseroan terbatas milik swasta yaitu PT Bursa Efek Surabaya
13 Juli 1992
Swastanisasi BEJ. BAPEPEAM berubah menjadi badan pengawas pasar modal. Tanggal ini diperingati sebagai HUT BEJ.
22 Mei 1995 Sistem otomasi perdaganag di BEJ dilaksanakan dengan system computer JATS (Jakarta Automated Trading System)
10 November 1995
Pemerintah mengeluarkan Undang-Undang No. 8 Tahun 1995 tentang pasar modal. Undang-undang ini mulai diberlakukan Januari 1996
1995 Bursa parallel Indonesia merger dengan Bursa Efek Surabaya
1996 Didirikannya PT Kliring Penjamin Efek Indonesia (KPEI)
1997 Didirikannya PT Kustodian Sentral Efek Indonesia (KSEI)
Universitas Sumatera Utara
Tanggal Keterangan
2000 BEJ Sistem perdagangan Tanpa Warkat (scripless trading) mulai diaplikasikan di pasar modal Indonesia
2002 BEJ mulai mengaplikasikan sistem perdagangan jarak jauh (remote trading)
2004 Peluncuran perdagangan kontrak opsi saham
2005 Penyediaan fasilitas bursa di Disaster Recovery Center
2006 Penerapan prosedur Business Contingency Plan
2007 Penggabungan Bursa Efek Surabaya (BES) ke Bursa Efek Jakarta (BEJ) dan berubah nama menjadi Bursa Efek Indonesia (BEI)
2008 Sertifikasi 9001:2000 untuk fungsi perdagangan, pencatatan dan manajemen keuangan
02 Maret 2009 Peluncuran perdana sistem perdagangan baru PT Bursa Efek Indonesia: JATS-NextG
2010
Sertifikasi ISO 9001:2008 untuk seluruh fungsi yang ada di BEI Pendirian The Indonesian Capital Market Institute (TICMI)
2011
Penerapan jaringan Terpadu Pasar Modal Pembangunan Galeri BEI yang menggantikan area trading floor yang berfungsi sebagai pusat edukasi dan informasi pasar modal Indonesia Peluncuran Indeks Saham Syariah Indonesia (ISSI)
2012
Peluncuran Indeks IDX30 dan Indeks Infobank15 Serifikasi ISO 27001:2005 sertifikasi sistem manajemen keamanan informasi untuk sistem pengawasan transaksi Pendirian PT Penyelenggara Program Perlindungan Investor Efek Indonesia (P3IEI)
2013 Perubahan waktu perdagangan Peluncuran Indeks MNC36 dan New IDXnet
2014 Penurunan satuan perdagangan dan penyederhanaan fraksi harga Perubahan ketentuan jumlah saham yang beredar
Sumber: http://www.idx.co.id 8.1.2. Hasil Analisis Statistik Deskriptif
Analisa statistik deskriptif untuk data panel pada penelitian ini
menggunakan aplikasi Eviews. Hal ini untuk mengetahui jumlah rata-rata,
nilai minimum, nilai maksimum dan lainnya dari setiap variabel.
Universitas Sumatera Utara
Hasil analisis statistik deskriptif dapat dilihat pada tabel berikut:
Tabel 4.2. Analisis Statistik Deskriptif
CLOSE? SIMPEL? VOLUME? RSI? MACD? Mean 7313.586 6373.053 29852460 48.54127 -32.87348 Median 2700.000 2481.473 10359750 47.61905 -4.989208 Maximum 56000.00 56415.63 1.04E+09 100.0000 2673.577 Minimum 50.00000 50.00000 0.000000 0.000000 -2529.856 Std. Dev. 11299.39 9685.640 66636707 19.87211 324.3669 Skewness 2.500023 2.695039 7.200257 0.427703 -0.476618 Kurtosis 9.000154 10.86709 75.90118 3.345161 18.21097
Jarque-Bera 29474.28 43941.11 2668025. 411.1051 112231.1 Probability 0.000000 0.000000 0.000000 0.000000 0.000000
Sum 84808340 73901923 3.46E+11 562884.6 -381200.8 Sum Sq. Dev. 1.48E+12 1.09E+12 5.15E+19 4578876. 1.22E+09
Observations 11596 11596 11596 11596 11596 Cross sections 50 50 50 50 50 Sumber: Eviews
Dari tabel diatas dapat terlihat bahwa data panel penelitian ini terdiri atas 50
perusahaan dengan jumlah total observasi penelitian sebanyak 11.596 hari.
Nilai mean untuk variabel harga saham adalah sebesar 7.313,586. Variabel
simple moving average memiliki rata-rata 6.373,053. Rata-rata variabel
volume perdagangan saham 29.852.460. Rata-rata relative strength index
sebesar 48,541 dan rata-rata untuk moving average convergence divergence
adalah sebesar -32,874.
Hasil untuk perhitungan data penelitian dari 50 perusahaan teraktif
berdasarkan frekuensi untuk variabel simple moving average, relative
strength index, moving average convergence divergence dan volume
perdagangan saham dapat dilihat pada lampiran penelitian ini.
Universitas Sumatera Utara
8.1.3. 50 Perusahaan Paling Aktif Berdasarkan Frekuensi Perdagangan
Setiap tahunnya, selain menerbitkan laporan keuangan tahunan, Bursa
Efek Indonesia juga menerbitkan Laporan Statistik Bursa Efek Indonesia
yang berisikan tentang data-data dan informasi perdagangan dan kegiatan
Bursa Efek Indonesia selama satu tahun.
Laporan Statistik Bursa Efek Indonesia tersebut merangkum beberapa
indeks dan data mengenai perdagangan sekuritas secara lengkap. Daftar 50
Perusahaan Paling Aktif Berdasarkan Frekuensi Perdagangan merupakan
salah satu daftar yang terdapat dalam laporan statistik tahunan tersebut.
Daftar 50 Perusahaan Paling Aktif Berdasarkan Frekuensi Perdagangan ini
merupakan daftar perusahaan yang setiap harinya dalam setahun memiliki
frekuensi perdagangan harian saham yang cukup banyak. Karena perusahaan-
perusahaan ini aktif melakukan perdagangan setiap harinya, hal ini
menunjukkan besarnya minat investor terhadap perusahaan-perusahaan ini.
Sehingga akan mudah untuk mengambil data perdagangannya.
Hasil penelitian mengenai 50 Perusahaan Paling Aktif Berdasarkan
Frekuensi Perdagangan beserta dengan sejarahnya adalah sebagai berikut:
1) Sawit Sumbermas Sarana Tbk. (SSMS)
Perusahaan Sawit Sumbermas Sarana Tbk didirikan tanggal 22
November 1995 dan beroperasi secara komersial pada tahun 2005.
Ruang lingkup perusahaan ini adalah perkebunan kelapa sawit
dengan pabrik kelapa sawit yang memproduksi minyak kelapa
Universitas Sumatera Utara
sawit (crude palm oil), inti sawit (palm kernel) dan minyak inti
sawit (palm kernel oil).
Tanggal 29 November 2013, perusahaan ini melakukan penawaran
umum perdana saham (IPO) kepada masyarakat sebanyak
1.500.000.000 dengan nilai nominal Rp 100,- per saham dengan
harga penawaran Rp 670,- per saham yang kemudian dicatat pada
Bursa Efek Indonesia pada tanggal 12 Desember 2013.
a) Simple Moving Average
Hasil perhitungan Simple Moving Average (SMA) dengan
rata-rata 8 hari menunjukkan bahwa SMA dapat
memprediksi arah harga penutupan saham Sawit
Sumbermas Sarana Tbk dengan tepat. Hal tersebut dapat
dilihat dalam gambar berikut:
0
500
1000
1500
2000
2500
1/1
/20
15
2/1
/20
15
3/1
/20
15
4/1
/20
15
5/1
/20
15
6/1
/20
15
7/1
/20
15
8/1
/20
15
9/1
/20
15
10
/1/2
01
5
11
/1/2
01
5
12
/1/2
01
5
1/1
/20
16
Close
SMA
Gambar 4.1 Perbandingan Harga Penutupan Saham dengan SMA Sawit Sumbermas Sarana Tbk
Universitas Sumatera Utara
b) Relative Strength Index
Relative Strength Index (RSI) dilakukan dengan
menghitung interval harga penutupan selama 14 hari.
Perhitungan RSI menghasilkan 58% pengamatan harga
penutupan menunjukkan harga yang normal. Sementara
overbought menunjukkan 25% dan oversold sebesar 17%
dari total pengamatan.
c) Moving Average Convergence Divergence (MACD)
Perhitungan Moving Average Convergence Divergence
(MACD) dapat menunjukkan harga tertinggi saham Sawit
Sumbermas Sarana dan juga harga terendahnya sesuai
dengan nilai perhitungan garis MACD. Hal tersebut dapat
dilihat pada gambar berikut:
-500
0
500
1000
1500
2000
2500
3000
1/1
/20
15
2/1
/20
15
3/1
/20
15
4/1
/20
15
5/1
/20
15
6/1
/20
15
7/1
/20
15
8/1
/20
15
9/1
/20
15
10
/1/2
01
5
11
/1/2
01
5
12
/1/2
01
5
1/1
/20
16
Close
MACD
EMA9
Gambar 4.2 Grafik Harga Penutupan Saham dan MACD Sawit Sumbermas Sarana Tbk
Universitas Sumatera Utara
d) Volume Perdagangan Saham
Interpretasi volume perdagangan saham menunjukkan
kondisi bullish 46% dari total pengamatan penelitian.
Kondisi bearish sebesar 35% dan sisanya merupakan
kondisi tetap dari Sawit Sumbermas Sarana Tbk.
2) Telekomunikasi Indonesia (Persero) Tbk. (TLKM)
Perusahaan Telekomukasi Indonesia Tbk yang didirikan tanggal 23
Oktober 1856 adalah perusahaan informasi dan komunikasi secara
lengkap dan terbesar di Indonesia. Penawaran Umum Perdana
Saham dilakukan pada tanggal 14 November 1995.
a) Simple Moving Average
Hasil perhitungan Simple Moving Average (SMA)
menunjukkan bahwa SMA dapat memprediksi arah harga
penutupan saham Telekomunikasi Indonesia Tbk dengan
tepat. Hal tersebut dapat dilihat dalam gambar berikut:
Gambar 4.3 Perbandingan Harga Penutupan Saham dengan
SMA Telekomunikasi Tbk
0500
100015002000250030003500
Close
SMA
Universitas Sumatera Utara
b) Relative Strength Index
Relative Strength Index (RSI) dilakukan dengan
menghitung interval harga penutupan selama 14 hari.
Perhitungan RSI menghasilkan 93% pengamatan harga
penutupan menunjukkan harga yang normal. Sementara
overbought menunjukkan 3% dan oversold sebesar 4% dari
total pengamatan.
c) Moving Average Convergence Divergence
Perhitungan Moving Average Convergence Divergence
(MACD) menunjukkan harga tertinggi saham
Telekomunikasi Indonesia Tbk dan juga harga terendahnya
sesuai dengan nilai perhitungan garis MACD. Hal tersebut
dapat dilihat pada gambar berikut:
Gambar 4.4 Grafik Harga Penutupan Saham dan MACD Telekomunikasi Indonesia Tbk
-500
0
500
1000
1500
2000
2500
3000
3500
Close
MACD
EMA9
Universitas Sumatera Utara
d) Volume Perdagangan Saham
Interpretasi dari volume perdagangan saham
Telekomunikasi Indonesia Tbk dengan harga penutupan
sahamnya menunjukkan kondisi bullish 47% dari total
pengamatan penelitian. Kondisi bearish sebesar 38% dan
sisanya merupakan kondisi tetap dari volume perdagangan
saham Telekomunikasi Indonesia Tbk.
3) Kalbe Farma Tbk. (KLBF)
Tanggal 10 September 1966 Kalbe Farma didirikan dengan
memproduksi farmasi, suplemen, nutrisi dan layanan kesehatan.
Selain di Indonesia, Klabe Farma memiliki 10 cabang di luar
negeri seperti Singapura, Filipina, Malaysia, Thailand, Kamboja,
Vietnam, Myanmar yang merupakan Negara ASEAN dan juga di
Srilanka, Nigeria dan Afrika Selatan.
a) Simple Moving Average (SMA)
Gambar 4.5 Perbandingan Harga Penutupan Saham dengan SMA Kalbe Farma Tbk
0
500
1000
1500
2000
2500
Close
SMA
Universitas Sumatera Utara
Dari gambar diatas dapat dilihat bahwa garis Simple
Moving Average bergerak sesuai dengan harga penutupan
saham Kalbe Farma Tbk. Hal ini menunjukkan bahwa
Simple Moving Average dapat memperkirakan pergerakan
harga saham dengan akurat.
b) Relative Strength Index
Relative Strength Index (RSI) dilakukan dengan
menghitung interval harga penutupan selama 14 hari.
Perhitungan RSI menghasilkan 92% pengamatan harga
penutupan menunjukkan harga yang normal. Sementara
overbought menunjukkan 3% dan oversold sebesar 5% dari
total pengamatan.
c) Moving Average Convergence Divergence
Gambar 4.6 Grafik Harga Penutupan Saham dan MACD Kalbe Farma Tbk
-500
0
500
1000
1500
2000
2500
Close
MACD
EMA9
Universitas Sumatera Utara
Dari grafik diatas terlihat bahwa hasil perhitungan Moving
Average Convergence Divergence (MACD) menunjukkan
ketepatan dengan harga penutupan saham ketika berada
dititik terendah. Sementara garis MACD mengalami
keterlambatan dalam memperkirakan kenaikan harga
penutupan saham Kalbe Farma Tbk.
d) Volume Perdagangan Saham
Interpretasi dari volume perdagangan saham dengan harga
penutupan sahamnya menunjukkan selama pengamatan
penelitian kondisi bullish dialami Kalbe Farma Tbk sebesar
40%. Sementara kondisi bearish dialami sebesar 46% dan
sisanya merupakan kondisi tetap dari pengamatan
penelitian Kalbe Farma Tbk.
4) Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. (BBRI)
Bank Rakyat Indonesia didirikan tanggal 16 Desember 1895.
Penawaran Umum Perdana Saham Bank Rakyat Indonesia
dilakukan pada tahun 2003. Pada tahun 2014, jumlah saham Bank
Rakyat Indonesia sebanyak 56,75% dimiliki oleh pemerintah
Indonesia dan sisanya sebanyak 43,25 % dimiliki oleh publik.
a) Simple Moving Average
Hasil perhitungan Simple Moving Average (SMA) dengan
rata-rata 8 hari menunjukkan bahwa SMA dapat
memprediksi arah harga penutupan saham Bank Rakyat
Universitas Sumatera Utara
Indonesia (Persero) Tbk dengan tepat. Hal tersebut dapat
dilihat dalam gambar berikut:
Gambar 4.7 Perbandingan Harga Penutupan Saham dengan SMA Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk
b) Relative Strength Index
Relative Strength Index (RSI) dilakukan dengan
menghitung interval harga penutupan selama 14 hari.
Perhitungan RSI menghasilkan 72% pengamatan harga
penutupan menunjukkan harga yang normal. Sementara
overbought menunjukkan 22% dan oversold sebesar 17%
dari total pengamatan.
c) Moving Average Convergence Divergence
Perhitungan Moving Average Convergence Divergence
(MACD) dapat menunjukkan harga tertinggi saham Bank
Rakyat Indonesia (Persero) Tbk dan juga harga terendahnya
sesuai dengan nilai perhitungan garis MACD. Hal tersebut
dapat dilihat pada gambar berikut:
02000400060008000
100001200014000
Close
SMA
Universitas Sumatera Utara
Gambar 4.8 Grafik Harga Penutupan Saham dan MACD Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk
d) Volume Perdagangan Saham
Interpretasi dari volume perdagangan saham Bank Rakyat
Indonesia (Persero) Tbk dengan harga penutupan sahamnya
menunjukkan kondisi bullish 41% dari total pengamatan
penelitian. Kondisi bearish sebesar 46% dan sisanya
merupakan kondisi tetap dari Sawit Sumbermas Sarana Tbk.
5) Astra International Tbk. (ASII)
Astra memulai usaha sebagai perusahaan dagang pada tahun 1957.
Saat ini Astra International menjalankan enam segmen usaha, yaitu
otomotif, jasa keuangan, alat berat dan pertambangan, agribisnis,
infrastruktur, logistic dan lainnya, dan teknologi informasi. Pada
tahun 2002, Astra melakukan penawaran saham terbatas sebanyak
1,4 miliar lembar saham.
a) Simple Moving Average
-2000
0
2000
4000
6000
8000
10000
12000
14000
Close
MACD
EMA9
Universitas Sumatera Utara
Hasil perhitungan Simple Moving Average (SMA) dengan
rata-rata 8 hari dapat memprediksi arah harga penutupan
saham Astra International Tbk dengan tepat. Hal tersebut
dapat dilihat dalam gambar berikut:
Gambar 4.9 Perbandingan Harga Penutupan Saham dengan SMA Astra International Tbk
b) Relative Strength Index
Relative Strength Index (RSI) dilakukan dengan
menghitung interval harga penutupan selama 14 hari.
Perhitungan RSI menghasilkan 83% pengamatan harga
penutupan menunjukkan harga yang normal. Sementara
overbought menunjukkan 5% dan oversold sebesar 12%
dari total pengamatan.
c) Moving Average Convergence Divergence
Garis Moving Average Convergence Divergence (MACD)
dengan tepat memprediksi penurunan harga penutupan
saham terendah Astra International Tbk. Selain itu titik
0100020003000400050006000700080009000
10000
Close
SMA
Universitas Sumatera Utara
terendah dari garis MACD menunjukkan harga yang mulai
kembali naik. Hal tersebut dapat dilihat pada gambar
berikut:
Gambar 4.10 Grafik Harga Penutupan Saham dan MACD Astra International Tbk
d) Volume Perdagangan Saham
Interpretasi dari volume perdagangan saham Astra
International Tbk dengan harga penutupan sahamnya
menunjukkan kondisi bullish 43% dari total pengamatan
penelitian. Kondisi bearish sebesar 44% dan sisanya
merupakan kondisi tetap dari Astra International Tbk.
6) Bank Mandiri (Persero) Tbk. (BMRI)
Bank Mandiri (Persero) Tbk didirikan tanggal 2 Oktober 1998.
Tahun 1999, Bank Bumi Daya, Bank Dagang Negara, Bank Ekspor
Impor Indonesia dan Bank Pembangunan Indonesia dilebur
-10000
100020003000400050006000700080009000
10000
Close
MACD
EMA9
Universitas Sumatera Utara
menjadi Bank Mandiri. Bank Mandiri (Persero) Tbk melakukan
penawaran saham perdana tanggal 14 Juli 2003 sebanyak
4.000.000.000 saham dengan nilai nominal Rp500,- per saham dan
harga penawaran Rp675,- per saham dan dicatat di Bursa Efek
Indonesia.
a) Simple Moving Average
Hasil perhitungan Simple Moving Average (SMA) dengan
rata-rata 8 hari menunjukkan bahwa SMA dapat
memprediksi arah harga penutupan saham Bank Mandiri
(Persero) Tbk dengan tepat. Hal tersebut dapat dilihat
dalam gambar berikut:
Gambar 4.11 Perbandingan Harga Penutupan Saham dengan SMA Bank Mandiri (Persero) Tbk
b) Relative Strength Index
Relative Strength Index (RSI) dilakukan dengan
menghitung interval harga penutupan selama 14 hari.
Perhitungan RSI menghasilkan 80% pengamatan harga
02000400060008000
100001200014000
Close
SMA
Universitas Sumatera Utara
penutupan menunjukkan harga yang normal. Sementara
overbought menunjukkan 9% dan oversold sebesar 11%
dari total pengamatan.
c) Moving Average Convergence Divergence
Perhitungan Moving Average Convergence Divergence
(MACD) dapat menunjukkan pergerakan harga tertinggi
saham Bank Mandiri (Persero) Tbk dan juga pergerakan
harga terendahnya sesuai dengan nilai perhitungan garis
MACD. Hal tersebut dapat dilihat pada gambar berikut:
Gambar 4.12 Grafik Harga Penutupan Saham dan MACD Bank Mandiri (Persero) Tbk
d) Volume Perdagangan Saham
Interpretasi dari volume perdagangan saham Bank Mandiri
(Persero) Tbk dengan harga penutupan sahamnya
menunjukkan kondisi bullish 44% dari total pengamatan
-2000
0
2000
4000
6000
8000
10000
12000
14000
Close
MACD
EMA9
Universitas Sumatera Utara
penelitian. Kondisi bearish sebesar 40% dan sisanya
merupakan kondisi tetap dari Bank Mandiri (Persero) Tbk.
7) Hanson International Tbk. (MYRX)
Hanson International didirikan pada tanggal 7 Juli 1971 dengan
nama Mayertex Indonesia. Kegiatan usaha perusahaan ini di
bidang industri, perdagangan umum dan pembangunan. Tanggal 10
September 1990, Hanson International melakukan penawaran
umum perdana saham sebanyak 1.000.000 lembar saham dengan
nilai nominal Rp1.000,- per saham dan harga penawaran Rp9.900,-
per saham yang dicatat oleh Bursa Efek Indonesia pada tanggal 31
Oktober 1990.
a) Simple Moving Average
Gambar 4.13 Perbandingan Harga Penutupan Saham dengan SMA Hanson International Tbk
Dari grafik diats, hasil perhitungan Simple Moving Average
(SMA) 8 hari menunjukkan bahwa SMA dapat
memprediksi arah pergerakan harga penutupan saham
Hanson International Tbk dengan tepat.
0200400600800
1000
Close
SMA
Universitas Sumatera Utara
b) Relative Strength Index
Relative Strength Index (RSI) dilakukan dengan
menghitung interval harga penutupan selama 14 hari.
Perhitungan RSI menghasilkan 79% pengamatan harga
penutupan menunjukkan harga yang normal. Sementara
overbought menunjukkan 12% dan oversold sebesar 9%
dari total pengamatan.
c) Moving Average Convergence Divergence
Gambar 4.14 Grafik Harga Penutupan Saham dan MACD Hanson International Tbk
Dari grafik diatas, hasil perhitungan Moving Average
Convergence Divergence (MACD) menunjukkan arah
pergerakan harga tertinggi saham dan arah pergerakan
harga terendahnya sesuai dengan nilai perhitungan garis
MACD.
-100
0
100
200
300
400
500
600
700
800
900
Close
MACD
EMA9
Universitas Sumatera Utara
d) Volume Perdagangan Saham
Interpretasi dari volume perdagangan saham Hanson
International Tbk dengan harga penutupan sahamnya
menunjukkan kondisi bullish 37% dari total pengamatan
penelitian. Kondisi bearish sebesar 34% dan sisanya
merupakan kondisi tetap dari Hanson International Tbk.
8) Adaro Energy Tbk. (ADRO)
Adaro Energy didirikan pada 28 Juli 2004 dengan nama PT Padang
Kurnia. Perusahaan ini melakukan penawaran umum perdana
saham sebanyak 11.139.331.000 dengan nilai nominal Rp100,- per
saham dan harga penawaran Rp1.100,- per saham. Saham tersebut
dicatat di Bursa Efek Indonesia pada tanggal 16 Juli 2008.
a) Simple Moving Average
Gambar 4.15 Perbandingan Harga Penutupan Saham dengan SMA Adaro Energy Tbk
Dari grafik diatas terlihat perhitungan Simple Moving
Average (SMA) dengan rata-rata 8 hari dapat memprediksi
0200400600800
10001200
16/0
1/20
1516
/02/
2015
16/0
3/20
1516
/04/
2015
16/0
5/20
1516
/06/
2015
16/0
7/20
1516
/08/
2015
16/0
9/20
1516
/10/
2015
16/1
1/20
1516
/12/
2015
Close
SMA
Universitas Sumatera Utara
arah harga penutupan saham Adaro Energy Tbk dengan
tepat.
b) Relative Strength Index
Perhitungan RSI menghasilkan 82% pengamatan harga
penutupan menunjukkan harga yang normal. Sementara
overbought menunjukkan 2% dan oversold sebesar 16%
dari total pengamatan.
c) Moving Average Convergence Divergence
Gambar 4.16 Grafik Harga Penutupan Saham dan MACD Adaro Energy Tbk Grafik diatas menunjukkan bahwa perhitungan Moving
Average Convergence Divergence (MACD) dapat
memprediksi arah pergerakan harga terendah Adaro Energy
Tbk sesuai dengan tepat.
d) Volume Perdagangan Saham
Interpretasi dari volume perdagangan saham dengan harga
penutupan saham menunjukkan kondisi bullish 46% dari
-2000
200400600800
10001200
16/0
1/20
1516
/02/
2015
16/0
3/20
1516
/04/
2015
16/0
5/20
1516
/06/
2015
16/0
7/20
1516
/08/
2015
16/0
9/20
1516
/10/
2015
16/1
1/20
1516
/12/
2015
Close
MACD
EMA9
Universitas Sumatera Utara
total pengamatan penelitian. Kondisi bearish sebesar 42%
dan sisanya merupakan kondisi tetap dari Adaro Energy
Tbk.
9) Semen Indonesia (Persero) Tbk. (SMGR)
Semen Indonesia diresmikan di Gresik tanggal 7 Agustus 1957.
Tanggal 8 Juli 1991 saham perseroan tercatat di Bursa Efek Jakarta
dan Bursa Efek Surabaya dengan menjual 40 juta lembar saham
kepada masyarakat.
a) Simple Moving Average
Hasil perhitungan Simple Moving Average (SMA) dengan
rata-rata 8 hari menunjukkan bahwa SMA dapat
memprediksi arah harga penutupan saham Semen Indonesia
(Persero) Tbk dengan tepat. Hal tersebut dapat dilihat
dalam gambar berikut:
Gambar 4.17 Perbandingan Harga Penutupan Saham dengan SMA Semen Indonesia (Persero) Tbk
0
5000
10000
15000
20000
Close
SMA
Universitas Sumatera Utara
b) Relative Strength Index
Relative Strength Index (RSI) dilakukan dengan
menghitung interval harga penutupan selama 14 hari.
Perhitungan RSI menghasilkan 74% pengamatan harga
penutupan menunjukkan harga yang normal. Sementara
overbought menunjukkan 4% dan oversold sebesar 24%
dari total pengamatan.
c) Moving Average Convergence Divergence
Perhitungan Moving Average Convergence Divergence
(MACD) dapat menunjukkan harga tertinggi saham Semen
Indonesia (Persero) Tbk dan juga harga terendahnya sesuai
dengan nilai perhitungan garis MACD. Hal tersebut dapat
dilihat pada gambar berikut:
Gambar 4.18 Grafik Harga Penutupan Saham dan MACD Semen Indonesia (Persero) Tbk
-20000
2000400060008000
1000012000140001600018000
Close
MACD
EMA9
Universitas Sumatera Utara
d) Volume Perdagangan Saham
Interpretasi dari volume perdagangan saham Semen
Indonesia (Persero) Tbk dengan harga penutupan sahamnya
menunjukkan kondisi bullish 43% dari total pengamatan
penelitian. Kondisi bearish sebesar 45% dan sisanya
merupakan kondisi normal.
10) Perusahaan Gas Negara (Persero) Tbk. (PGAS)
Perusahaan Gas Negara merupakan perusahaan gas swasta milik
Belanda dengan nama I.J.N. Eindhoven & Co yang didirikan pada
tahun 1859. Tahun 1958 perusahaan tersebut dinasionalisasi dan
berubah nama menjadi PN Gas. Pada tanggal 13 Mei 1965 berubah
menjadi Perusahaan Gas Negara (PGN).
Penawaran umum perdana saham sebanyak 1.296.296.000 dengan
nilai nominal Rp 500,- per saham dan harga penawaran Rp 1.500,-
per saham dicatat pada tanggal 15 Desember 2003.
a) Simple Moving Average
Hasil perhitungan Simple Moving Average (SMA)
menunjukkan bahwa SMA dapat memprediksi arah harga
penutupan saham Perusahaan Gas Negara (Persero) Tbk
dengan tepat. Hal tersebut dapat dilihat dalam gambar
berikut:
Universitas Sumatera Utara
Gambar 4.19 Perbandingan Harga Penutupan Saham dengan SMA Perusahaan Gas Negara (Persero) Tbk
b) Relative Strength Index
Perhitungan RSI menghasilkan 71% pengamatan
menunjukkan harga yang normal. Sementara overbought
menunjukkan 4% dan oversold sebesar 25% dari total
pengamatan.
c) Moving Average Convergence Divergence
Gambar 4.20 Grafik Harga Penutupan Saham dan MACD Perusahaan Gas Negara (Persero) Tbk
01000200030004000500060007000
Close
SMA
-10000
1000200030004000500060007000
Close
MACD
EMA9
Universitas Sumatera Utara
Dari grafik diatas terlihat hasil perhitungan Moving
Average Convergence Divergence (MACD) dapat
menunjukkan harga tertinggi saham Perusahaan Gas
Negara (Persero) Tbk dan juga harga terendahnya sesuai
dengan nilai perhitungan garis MACD.
d) Volume Perdagangan Saham
Interpretasi dari volume perdagangan saham dengan harga
penutupan saham menunjukkan kondisi bullish 46%.
Kondisi bearish sebesar 39% dan sisanya merupakan
kondisi tetap dari Perusahaan Gas Negara (Persero) Tbk.
11) Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk. (BBNI)
Bank Negara Indonesia (BNI) didirikan pada 5 Juli 1946. Saat ini
BNI memiliki 914 kantor cabang di seluruh Indonesia serta di
Hong Kong, Tokyo, Kuala Lumpur, Singapura, London dan New
York. Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk melakukan penawaran
umum perdana saham sebanyak 1.085.032.000 dengan nilai
nominal Rp500,- per saham dan harga penawaran Rp850,- per
saham. Saham tersebut dicatat tanggal 25 November 1996.
a) Simple Moving Average
Hasil perhitungan Simple Moving Average (SMA)
menunjukkan bahwa SMA dapat memprediksi arah harga
penutupan saham Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk
Universitas Sumatera Utara
dengan tepat. Hal tersebut dapat dilihat dalam gambar
berikut:
Gambar 4.21 Perbandingan Harga Penutupan Saham dengan SMA Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk
b) Relative Strength Index
Perhitungan RSI menghasilkan 71% pengamatan harga
penutupan menunjukkan harga yang normal. Sementara
overbought menunjukkan 14% dan oversold sebesar 15%
dari total pengamatan.
c) Moving Average Convergence Divergence
Perhitungan Moving Average Convergence Divergence
(MACD) menunjukkan harga tertinggi saham dan juga
harga terendahnya sesuai dengan nilai perhitungan garis
MACD. Hal tersebut dapat dilihat pada gambar berikut:
0
2000
4000
6000
8000
Close
SMA
Universitas Sumatera Utara
Gambar 4.22 Grafik Harga Penutupan Saham dan MACD Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk
d) Volume Perdagangan Saham
Interpretasi dari volume perdagangan saham dengan harga
penutupan sahamnya menunjukkan kondisi bullish 47%.
Kondisi bearish sebesar 39% dan sisanya merupakan
kondisi tetap dari Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk.
12) Pakuwon Jati Tbk (PWON)
Perusahaan ini didirikan tanggal 20 September 1982. Tanggal 22
Agustus 1989, Pakuwon Jati memperoleh pernyataan efektif dari
Bapepam-LK untuk melakukan penawaran umum perdana saham
kepada masyarakat sebanyak 3.000.000 dengan nilai nominal Rp
1.000,- per saham dengan harga penawaran Rp 7.200,- per saham.
Saham tersebut dicatatkan pada Bursa Efek Indonesia pada tanggal
9 Oktober 1989.
a) Simple Moving Average
Hasil perhitungan Simple Moving Average (SMA) dengan
rata-rata 8 hari menunjukkan bahwa SMA dapat
-4000
-2000
0
2000
4000
6000
8000
Close
MACD
EMA9
Universitas Sumatera Utara
memprediksi arah harga penutupan saham Pakuwon Jati
Tbk dengan tepat. Hal tersebut dapat dilihat dalam gambar
berikut:
Gambar 4.23 Perbandingan Harga Penutupan Saham dengan SMA Pakuwon Jati Tbk
b) Relative Strength Index
Perhitungan RSI menghasilkan 77% pengamatan harga
penutupan menunjukkan harga yang normal. Sementara
overbought menunjukkan 10% dan oversold sebesar 13%
dari total pengamatan.
c) Moving Average Convergence Divergence
Perhitungan Moving Average Convergence Divergence
(MACD) menunjukkan harga tertinggi saham Pakuwon Jati
Tbk dan juga harga terendahnya sesuai dengan garis
MACD. Hal tersebut dapat dilihat pada gambar berikut:
0100200300400500600
Close
SMA
Universitas Sumatera Utara
Gambar 4.24 Grafik Harga Penutupan Saham dan MACD Pakuwon Jati Tbk
d) Volume Perdagangan Saham
Interpretasi dari volume perdagangan saham Pakuwon Jati
Tbk dengan harga penutupan sahamnya menunjukkan
kondisi bullish 49% dari total pengamatan penelitian.
Kondisi bearish sebesar 35% dan sisanya merupakan
kondisi tetap dari Pakuwon Jati Tbk.
13) United Tractors Tbk. (UNTR)
Perusahaan alat berat, United Tractors didirikan tanggal 13
Oktober 1972. Tanggal 19 September 1989, United Tractors
mencatatkan saham perusahaannya di Bursa Efek Indonesia.
a) Simple Moving Average
Hasil perhitungan Simple Moving Average (SMA)
menunjukkan bahwa SMA dapat memprediksi arah harga
penutupan saham United Tractors Tbk dengan tepat. Hal
tersebut dapat dilihat dalam gambar berikut:
-1000
100200300400500600
Close
MACD
EMA9
Universitas Sumatera Utara
Gambar 4.25 Perbandingan Harga Penutupan Saham dengan SMA United Tractors Tbk
b) Relative Strength Index
Perhitungan RSI menghasilkan 73% pengamatan harga
penutupan menunjukkan harga yang normal. Sementara
overbought menunjukkan 13% dan oversold sebesar 14%
dari total pengamatan.
c) Moving Average Convergence Divergence
Gambar 4.26 Grafik Harga Penutupan Saham dan MACD United Tractors Tbk
05000
1000015000200002500030000
Close
SMA
-5000
0
5000
10000
15000
20000
25000
30000
Close
MACD
EMA9
Universitas Sumatera Utara
Perhitungan Moving Average Convergence Divergence
(MACD) diatas menunjukkan harga tertinggi saham United
Tractors Tbk dan juga harga terendahnya sesuai dengan
nilai perhitungan garis MACD.
d) Volume Perdagangan Saham
Interpretasi dari volume perdagangan saham United
Tractors Tbk dengan harga penutupan sahamnya
menunjukkan kondisi bullish 44% dari total pengamatan
penelitian. Kondisi bearish sebesar 46% dan sisanya
merupakan kondisi tetap dari United Tractors Tbk.
14) Adhi Karya (Persero) Tbk. (ADHI)
Perusahaan ini awalnya adalah perusahaan konstruksi milik
Belanda yang kemudian di nasionalisasikan pada tanggal 11 Maret
1960. Tanggal 1 Juni 1974 perusahaan Adhi Karya menjadi sebuah
perseroan terbatas.
a) Simple Moving Average
Gambar 4.27 Perbandingan Harga Penutupan Saham dengan SMA Adhi Karya (Persero) Tbk
01000200030004000
18/0
3/20
15
18/0
4/20
15
18/0
5/20
15
18/0
6/20
15
18/0
7/20
15
18/0
8/20
15
18/0
9/20
15
18/1
0/20
15
18/1
1/20
15
18/1
2/20
15
Close
SMA
Universitas Sumatera Utara
Dari grafik diatas terlihat bahwa hasil perhitungan Simple
Moving Average (SMA) menunjukkan bahwa SMA dapat
memprediksi arah harga penutupan saham dengan tepat.
b) Relative Strength Index
Perhitungan RSI menghasilkan 72% pengamatan harga
penutupan menunjukkan harga yang normal. Sementara
overbought menunjukkan 8% dan oversold sebesar 20%
dari total pengamatan.
c) Moving Average Convergence Divergence
Perhitungan Moving Average Convergence Divergence
(MACD) menunjukkan harga tertinggi dan juga harga
terendahnya sesuai dengan nilai perhitungan garis MACD.
Hal tersebut dapat dilihat pada gambar berikut:
Gambar 4.28 Grafik Harga Penutupan Saham dan MACD Adhi Karya (Persero) Tbk
-500
0
500
1000
1500
2000
2500
3000
3500
18/0
3/20
15
18/0
4/20
15
18/0
5/20
15
18/0
6/20
15
18/0
7/20
15
18/0
8/20
15
18/0
9/20
15
18/1
0/20
15
18/1
1/20
15
18/1
2/20
15
Close
MACD
EMA9
Universitas Sumatera Utara
d) Volume Perdagangan Saham
Interpretasi dari volume perdagangan saham Adhi Karya
(Persero) Tbk dengan harga penutupan sahamnya
menunjukkan kondisi bullish 51% dari total pengamatan
penelitian. Kondisi bearish sebesar 38% dan sisanya
merupakan kondisi tetap dari Adhi Karya (Persero) Tbk.
15) PP London Sumatra Indonesia Tbk. (LSIP)
Perusahaan ini didirikan tanggal 18 Desember 1962 dan tercatat di
Bursa Efek Indonesia pada tanggal 5 Juli 1996. Saat ini jumlah
saham perusahaan yang tercatat sebanyak 6.822.863.965.
a) Simple Moving Average
Hasil perhitungan Simple Moving Average (SMA) dengan
rata-rata 8 hari menunjukkan bahwa SMA dapat
memprediksi arah harga penutupan saham dengan tepat.
Hal tersebut dapat dilihat dalam gambar berikut:
Gambar 4.29 Perbandingan Harga Penutupan Saham dengan SMA PP London Sumatra Indonesia Tbk
0200400600800
100012001400160018002000
22/0
4/20
15
22/0
5/20
15
22/0
6/20
15
22/0
7/20
15
22/0
8/20
15
22/0
9/20
15
22/1
0/20
15
22/1
1/20
15
22/1
2/20
15
Close
SMA
Universitas Sumatera Utara
b) Relative Strength Index
Perhitungan RSI menghasilkan 62% pengamatan harga
penutupan menunjukkan harga yang normal. Sementara
overbought menunjukkan 14% dan oversold sebesar 24%
dari total pengamatan.
c) Moving Average Convergence Divergence
Perhitungan Moving Average Convergence Divergence
(MACD) dapat menunjukkan harga tertinggi dan harga
terendah saham sesuai dengan nilai perhitungan garis
MACD. Hal tersebut dapat dilihat pada gambar berikut:
Gambar 4.30 Grafik Harga Penutupan Saham dan MACD PP London Sumatra Indonesia Tbk
d) Volume Perdagangan Saham
Interpretasi dari volume perdagangan saham PP London
Sumatra Indonesia Tbk dengan harga penutupan sahamnya
menunjukkan kondisi bullish 48% dari total pengamatan
-500
0
500
1000
1500
2000
22/0
4/20
15
22/0
5/20
15
22/0
6/20
15
22/0
7/20
15
22/0
8/20
15
22/0
9/20
15
22/1
0/20
15
22/1
1/20
15
22/1
2/20
15
Close
MACD
EMA9
Universitas Sumatera Utara
penelitian. Kondisi bearish sebesar 37% dan sisanya
merupakan kondisi tetap dari PP London Sumatra
Indonesia Tbk.
16) Bank Central Asia Tbk. (BBCA)
Bank Central Asia didirikan di Jakarta pada tanggal 21 Februari
1957. Pada tahun 2000, Bank Central Asia melakukan penawaran
umum perdana saham dengan menjual saham sebesar 22,55% dari
saham Bank Central Asia.
a) Simple Moving Average
Hasil perhitungan Simple Moving Average (SMA) dengan
rata-rata 8 hari menunjukkan bahwa SMA dapat
memprediksi arah harga penutupan saham Bank Central
Asia Tbk dengan tepat. Hal tersebut dapat dilihat dalam
gambar berikut:
Gambar 4.31 Perbandingan Harga Penutupan Saham dengan SMA Bank Central Asia Tbk
05000
100001500020000
Close
SMA
Universitas Sumatera Utara
b) Relative Strength Index
Perhitungan RSI menghasilkan 75% pengamatan harga
penutupan menunjukkan harga yang normal. Sementara
overbought menunjukkan 15% dan oversold sebesar 10%
dari total pengamatan.
c) Moving Average Convergence Divergence
Perhitungan Moving Average Convergence Divergence
(MACD) dapat menunjukkan harga tertinggi saham Bank
Central Asia Tbk dan juga harga terendahnya sesuai dengan
nilai perhitungan garis MACD. Hal tersebut dapat dilihat
pada gambar berikut:
Gambar 4.32 Grafik Harga Penutupan Saham dan MACD Bank Central Asia Tbk
d) Volume Perdagangan Saham
Interpretasi dari volume perdagangan saham dengan harga
penutupan sahamnya menunjukkan kondisi bullish 42%.
-20000
2000400060008000
1000012000140001600018000
Close
MACD
EMA9
Universitas Sumatera Utara
Kondisi bearish sebesar 45% dan sisanya merupakan
kondisi tetap dari Bank Central Asia Tbk.
17) Bumi Resources Tbk. (BUMI)
Bumi Resources adalah perusahaan pertambangan yang didirikan
pada 26 Juni 1973 dengan nama Bumi Modern. Pada tahun 2000
perusahaan ini mengganti namanya menjadi Bumi Resources.
Bumi Resources melakukan penawaran umum perdana saham
sebanyak 10.000.000 saham dengan nilai nominal Rp1.000,- per
saham dan harga penawaran sebesar Rp4.500,- per saham. Saham
tersebut dicatat tanggal 30 Juli 1990.
a) Simple Moving Average
Hasil perhitungan Simple Moving Average (SMA)
menunjukkan bahwa SMA dapat memprediksi arah harga
penutupan saham Bumi Resources Tbk dengan tepat. Hal
tersebut dapat dilihat dalam gambar berikut:
Gambar 4.33 Perbandingan Harga Penutupan Saham dengan SMA Bumi Resources Tbk
020406080
100120
Close
SMA
Universitas Sumatera Utara
b) Relative Strength Index
Perhitungan RSI menghasilkan 43% harga penutupan
menunjukkan harga normal. Overbought sebesar 2% dan
oversold sebesar 23%. Sebanyak 32% nilai RSI gagal
hitung karena tidak adanya saham yang dijual atau dibeli.
c) Moving Average Convergence Divergence
Perhitungan Moving Average Convergence Divergence
(MACD) dapat menunjukkan harga tertinggi dan harga
terendahnya sesuai dengan nilai perhitungan garis MACD.
Hal tersebut dapat dilihat pada gambar berikut:
Gambar 4.34 Grafik Harga Penutupan Saham dan MACD Bumi Resources Tbk
d) Volume Perdagangan Saham
Interpretasi dari volume perdagangan saham dengan harga
penutupan saham menunjukkan kondisi bullish 30%.
-20
0
20
40
60
80
100
120
140
Close
MACD
EMA9
Universitas Sumatera Utara
Kondisi bearish sebesar 19% dan sisanya merupakan
kondisi tetap dari Bumi Resources Tbk.
18) Wijaya Karya (Persero) Tbk. (WIKA)
Wijaya Karya merupakan perusahaan konstruksi yang didirikan
pada tanggal 29 Maret 1961 dengan nama Perusahaan Negara/PN
Widjaja Karja. Tanggal 29 Oktober 2007, Wijaya Karya ini
melakukan penawaran umum perdana saham di Bursa Efek
Indonesia sebanyak 1.846.154.000 dengan nilai nominal Rp100,-
per saham dan harga penawaran sebesar Rp420,- per saham.
a) Simple Moving Average
Hasil perhitungan Simple Moving Average (SMA)
menunjukkan bahwa SMA dapat memprediksi arah harga
penutupan saham Wijaya Karya Tbk dengan tepat. Hal
tersebut dapat dilihat dalam gambar berikut:
Gambar 4.35 Perbandingan Harga Penutupan Saham dengan SMA Wijaya Karya Tbk
010002000300040005000
Close
SMA
Universitas Sumatera Utara
b) Relative Strength Index
Relative Strength Index (RSI) dilakukan dengan
menghitung interval harga penutupan selama 14 hari.
Perhitungan RSI menghasilkan 69% pengamatan harga
penutupan menunjukkan harga yang normal. Sementara
overbought menunjukkan 9% dan oversold sebesar 22%
dari total pengamatan.
c) Moving Average Convergence Divergence
Perhitungan Moving Average Convergence Divergence
(MACD) dapat menunjukkan harga tertinggi saham Wijaya
Karya Tbk dan juga harga terendahnya sesuai dengan nilai
perhitungan garis MACD. Hal tersebut dapat dilihat pada
gambar berikut:
Gambar 4.36 Grafik Harga Penutupan Saham dan MACD Wijaya Karya Tbk
-5000
50010001500200025003000350040004500
Close
MACD
EMA9
Universitas Sumatera Utara
d) Volume Perdagangan Saham
Interpretasi dari volume perdagangan saham Wijaya Karya
Tbk dengan harga penutupan sahamnya menunjukkan
kondisi bullish 46% dari total pengamatan penelitian.
Kondisi bearish sebesar 44% dan sisanya merupakan
kondisi tetap dari Wijaya Karya Tbk.
19) Sekawan Intipratama Tbk. (SIAP)
Sekawan Intipratama merupakan perusahaan percetakan yang
didirikan tanggal 5 November 1994. 26 September 2008 sekawan
Intipratama melakukan penawaran umum perdana saham sebanyak
240.000.000 saham dengan nilai nominal Rp100,- per saham
dengan harga penawaran Rp150,- per saham. Saham tersebut
dicatat di Bursa Efek Indonesia tanggal 10 Oktober 2008.
a) Simple Moving Average
Gambar 4.37 Perbandingan Harga Penutupan Saham dengan SMA Sekawan Intipratama Tbk
050
100150200250300350400450500
Close
SMA
Universitas Sumatera Utara
Grafik diatas menunjukkan bahwa Simple Moving Average
(SMA) dapat memprediksi arah harga penutupan saham
Sekawan Intipratama Tbk dengan tepat.
b) Relative Strength Index
Perhitungan RSI menghasilkan 51% pengamatan harga
penutupan menunjukkan harga yang normal. Sementara
overbought menunjukkan 6% dan oversold sebesar 30%
dari total pengamatan. Sebanyak 13% nilai RSI gagal
hitung karena tidak adanya saham yang dijual atau dibeli.
c) Moving Average Convergence Divergence
Perhitungan Moving Average Convergence Divergence
(MACD) menunjukkan harga tertinggi dan juga harga
terendah sesuai dengan nilai perhitungan garis MACD. Hal
tersebut dapat dilihat pada gambar berikut:
Gambar 4.38 Grafik Harga Penutupan Saham dan MACD Sekawan Intipratama Tbk
-100
0
100
200
300
400
500
Close
MACD
EMA9
Universitas Sumatera Utara
d) Volume Perdagangan Saham
Interpretasi dari volume perdagangan saham dengan harga
penutupan sahamnya menunjukkan kondisi bullish 39%.
Kondisi bearish sebesar 28% dan sisanya merupakan
kondisi tetap dari Sekawan Intipratama Tbk.
20) Matahari Department Store Tbk. (LPPF)
Matahari Department Store adalah perusahaan ritel di Indonesia
yang merupakan anak perusahaan dari Lippo Group. Matahari
Department Store didirikan tahun 1958. Pada tahun 1992,
perusahaan ini melakukan penawaran umum perdana saham yang
dicatat di Bursa Efek Jakarta dan Bursa Efek Surabaya.
a) Simple Moving Average
Hasil perhitungan Simple Moving Average (SMA) dengan
rata-rata 8 hari menunjukkan bahwa SMA dapat
memprediksi arah harga penutupan saham dengan tepat.
Hal tersebut dapat dilihat dalam gambar berikut:
Gambar 4.39 Perbandingan Harga Penutupan Saham dengan SMA Matahari Department Store Tbk
05000
10000150002000025000
05/0
2/20
1505
/03/
2015
05/0
4/20
1505
/05/
2015
05/0
6/20
1505
/07/
2015
05/0
8/20
15
05/0
9/20
1505
/10/
2015
05/1
1/20
1505
/12/
2015
05/0
1/20
16
Close
SMA
Universitas Sumatera Utara
b) Relative Strength Index
Relative Strength Index (RSI) dilakukan dengan
menghitung interval harga penutupan selama 14 hari.
Perhitungan RSI menghasilkan 91% pengamatan harga
penutupan menunjukkan harga yang normal. Sementara
overbought menunjukkan 4% dan oversold sebesar 5% dari
total pengamatan.
c) Moving Average Convergence Divergence
Perhitungan Moving Average Convergence Divergence
(MACD) dapat menunjukkan harga tertinggi dan harga
terendah saham Matahari Department Store Tbk sesuai
dengan nilai perhitungan garis MACD. Hal tersebut dapat
dilihat pada gambar berikut:
Gambar 4.40 Grafik Harga Penutupan Saham dan MACD Matahari Department Store Tbk
-5000
0
5000
10000
15000
20000
25000
Close
MACD
EMA9
Universitas Sumatera Utara
d) Volume Perdagangan Saham
Interpretasi dari volume perdagangan saham dengan harga
penutupan sahamnya menunjukkan kondisi bullish 50%
dari total pengamatan penelitian. Kondisi bearish sebesar
39% dan sisanya merupakan kondisi tetap dari Matahari
Department Store Tbk.
21) Media Nusantara Citra Tbk. (MNCN)
Media Nusantara Citra merupakan perusahaan bidang media yang
didirikan tahun 1997. Tanggal 22 Juni 2007 perusahaan ini secara
resmi melakukan penawaran umum perdana saham di Bursa Efek
Indonesia.
a) Simple Moving Average
Hasil perhitungan Simple Moving Average (SMA) dengan
rata-rata 8 hari menunjukkan bahwa SMA dapat
memprediksi arah harga penutupan saham dengan tepat.
Hal tersebut dapat dilihat dalam gambar berikut:
Gambar 4.41 Perbandingan Harga Penutupan Saham dengan SMA Media Nusantara Citra Tbk
0500
100015002000250030003500
22/0
1/20
1522
/02/
2015
22/0
3/20
1522
/04/
2015
22/0
5/20
1522
/06/
2015
22/0
7/20
1522
/08/
2015
22/0
9/20
1522
/10/
2015
22/1
1/20
1522
/12/
2015
Close
SMA
Universitas Sumatera Utara
b) Relative Strength Index
Relative Strength Index (RSI) dilakukan dengan
menghitung interval harga penutupan selama 14 hari.
Perhitungan RSI menghasilkan 74% pengamatan harga
penutupan menunjukkan harga yang normal. Sementara
overbought menunjukkan 8% dan oversold sebesar 18%
dari total pengamatan.
c) Moving Average Convergence Divergence
Perhitungan Moving Average Convergence Divergence
(MACD) dapat menunjukkan harga tertinggi saham Media
Nusantara Citra Tbk dan juga harga terendahnya sesuai
dengan nilai perhitungan garis MACD. Hal tersebut dapat
dilihat pada gambar berikut:
Gambar 4.42 Grafik Harga Penutupan Saham dan MACD Media Nusantara Citra Tbk
-500
0
500
1000
1500
2000
2500
3000
3500
Close
MACD
EMA9
Universitas Sumatera Utara
d) Volume Perdagangan Saham
Interpretasi dari volume perdagangan saham Media
Nusantara Citra Tbk dengan harga penutupan sahamnya
menunjukkan kondisi bullish 49% dari total pengamatan
penelitian. Kondisi bearish sebesar 40% dan sisanya
merupakan kondisi tetap dari Media Nusantara Citra Tbk.
22) Surya Citra Media Tbk. (SCMA)
Perusahaan Surya Citra Media didirikan pada 29 Januari 1999 dan
merupakan perusahaan yang bergerak di bidang multimedia dan
hiburan. 28 Juni 2002, perusahaan ini melakukan penawaran umum
perdana saham kepada masyarakat sebanyak 375.000.000 dengan
nilai nominal Rp250,- per saham dengan harga penawaran
Rp1.100,- per saham. Saham tersebut dicatat di Bursa Efek
Indonesia pada tanggal 16 Juli 2002.
a) Simple Moving Average
Gambar 4.43 Perbandingan Harga Penutupan Saham dengan SMA Surya Citra Media Tbk
010002000300040005000
16/0
1/20
1516
/02/
2015
16/0
3/20
1516
/04/
2015
16/0
5/20
1516
/06/
2015
16/0
7/20
1516
/08/
2015
16/0
9/20
1516
/10/
2015
16/1
1/20
1516
/12/
2015
Close
SMA
Universitas Sumatera Utara
Hasil perhitungan Simple Moving Average (SMA)
menunjukkan bahwa SMA dapat memprediksi arah harga
penutupan saham Surya Citra Media Tbk dengan tepat.
b) Relative Strength Index
Relative Strength Index (RSI) dengan menghitung interval
harga penutupan selama 14 hari menghasilkan 88%
pengamatan harga penutupan menunjukkan harga yang
normal. Sementara overbought menunjukkan 5% dan
oversold sebesar 7% dari total pengamatan.
c) Moving Average Convergence Divergence
Perhitungan Moving Average Convergence Divergence
(MACD) dapat menunjukkan harga tertinggi dan juga harga
terendahnya sesuai dengan nilai perhitungan garis MACD.
Hal tersebut dapat dilihat pada gambar berikut:
Gambar 4.44 Grafik Harga Penutupan Saham dan MACD Surya Citra Media Tbk
-5000
50010001500200025003000350040004500
Close
MACD
EMA9
Universitas Sumatera Utara
d) Volume Perdagangan Saham
Interpretasi dari volume perdagangan saham dengan harga
penutupan sahamnya menunjukkan kondisi bullish 40%
dari total pengamatan penelitian. Kondisi bearish sebesar
48% dan sisanya merupakan kondisi tetap dari Surya Citra
Media Tbk.
23) Indocement Tunggal Prakarsa Tbk. (INTP)
Indocement Tunggal Prakarsa adalah perusahaan semen yang
didirikan pada tanggal 16 Januari 1985. Tanggal 5 Desember 1989
Indocement Tunggal Prakarsa mencatatkan sahamnya di Bursa
Efek Indonesia. Pada tahun 2001, sebagian besar saham
perusahaan dimiliki oleh HeidelbergCement Group dari Jerman.
a) Simple Moving Average
Gambar 4.45 Perbandingan Harga Penutupan Saham dengan SMA Kalbe Farma Tbk
0
5000
10000
15000
20000
25000
30000
Close
SMA
Universitas Sumatera Utara
Dari grafik Simple Moving Average (SMA) diatas
menunjukkan bahwa SMA dapat memprediksi arah harga
penutupan saham Indocement Tunggal Prakarsa Tbk
dengan tepat.
b) Relative Strength Index
Relative Strength Index (RSI) dilakukan dengan
menghitung interval harga penutupan selama 14 hari.
Perhitungan RSI menghasilkan 68% pengamatan harga
penutupan menunjukkan harga yang normal. Sementara
overbought menunjukkan 11% dan oversold sebesar 21%
dari total pengamatan.
c) Moving Average Convergence Divergence
Gambar 4.46 Grafik Harga Penutupan Saham dan MACD Indocement Tunggal Prakarsa Tbk
-5000
0
5000
10000
15000
20000
25000
30000
Close
MACD
EMA9
Universitas Sumatera Utara
Dari grafik diatass, hasil perhitungan Moving Average
Convergence Divergence (MACD) dapat menunjukkan
harga tertinggi dan juga harga terendah saham Indocement
Tunggal Prakarsa sesuai dengan nilai perhitungan garis
MACD.
d) Volume Perdagangan Saham
Interpretasi dari volume perdagangan saham dengan harga
penutupan sahamnya menunjukkan kondisi bullish 44%
dari total pengamatan penelitian. Kondisi bearish sebesar
40% dan sisanya merupakan kondisi tetap dari Indocement
Tunggal Prakarsa Tbk.
24) Vale Indonesia Tbk. (INCO)
Vale Indonesia didirikan pada tanggal 25 Juli 1968 dengan nama
International Nickel Indonesia. Tahun 1990, Vale Indonesia
melakukan penawaran umum perdana saham sebanyak 49.681.694
dengan nilai nominal Rp1.000,- per saham dengan harga
penawaran Rp9.800,- per saham. Saham tersebut dicatat di Bursa
Efek Indonesia tanggal 16 Mei 1990.
a) Simple Moving Average
Hasil perhitungan Simple Moving Average (SMA)
menunjukkan bahwa SMA dapat memprediksi arah harga
penutupan saham Vale Indonesia Tbk dengan tepat. Hal
tersebut dapat dilihat dalam gambar berikut:
Universitas Sumatera Utara
Gambar 4.47 Perbandingan Harga Penutupan Saham dengan SMA Vale Indonesia Tbk
b) Relative Strength Index
Perhitungan RSI menghasilkan 50% pengamatan harga
penutupan menunjukkan harga yang normal. Sementara
overbought menunjukkan 11% dan oversold sebesar 39%
dari total pengamatan.
c) Moving Average Convergence Divergence
Gambar 4.48 Grafik Harga Penutupan Saham dan MACD Vale Indonesia Tbk
0500
1000150020002500300035004000
15/0
1/20
1515
/02/
2015
15/0
3/20
1515
/04/
2015
15/0
5/20
1515
/06/
2015
15/0
7/20
1515
/08/
2015
15/0
9/20
1515
/10/
2015
15/1
1/20
1515
/12/
2015
Close
SMA
-5000
5001000150020002500300035004000
15/0
1/20
1515
/02/
2015
15/0
3/20
1515
/04/
2015
15/0
5/20
1515
/06/
2015
15/0
7/20
1515
/08/
2015
15/0
9/20
1515
/10/
2015
15/1
1/20
1515
/12/
2015
Close
MACD
EMA9
Universitas Sumatera Utara
Grafik Moving Average Convergence Divergence (MACD)
diatas menunjukkan harga tertinggi saham dan harga
terendah sesuai dengan nilai perhitungan garis MACD.
d) Volume Perdagangan Saham
Interpretasi dari volume perdagangan saham Vale Indonesia
Tbk dengan harga penutupan sahamnya menunjukkan
kondisi bullish 45% dari total pengamatan penelitian.
Kondisi bearish sebesar 40% dan sisanya merupakan
kondisi tetap dari Vale Indonesia Tbk.
25) Cowell Development Tbk. (COWL)
Cowell Development merupakan perusahaan dengan nama
Internusa Artacipta yang didirikan tanggal 25 Maret 1981. 10
Desember 2007 Cowell melakukan penawaran umum perdana
saham sebanyak 250.000.000 dengan nilai nominal Rp100,- per
saham dengan harga penawaran Rp130,- per saham yang dicatat
pada tanggal 19 Desember 2007.
a) Simple Moving Average
Hasil perhitungan Simple Moving Average (SMA) dengan
rata-rata 8 hari menunjukkan bahwa SMA dapat
memprediksi arah harga penutupan saham Cowell
Development Tbk dengan tepat. Hal tersebut dapat dilihat
dalam gambar berikut:
Universitas Sumatera Utara
Gambar 4.49 Perbandingan Harga Penutupan Saham dengan SMA Cowell Development Tbk
b) Relative Strength Index
Perhitungan RSI menghasilkan 84% pengamatan harga
penutupan menunjukkan harga yang normal. Sementara
overbought menunjukkan 7% dan oversold sebesar 9% dari
total pengamatan.
c) Moving Average Convergence Divergence
Gambar 4.50 Grafik Harga Penutupan Saham dan MACD Cowell Development Tbk Dari grafik Moving Average Convergence Divergence
(MACD) diatas, menunjukkan harga tertinggi saham
0
200
400
600
800
Close
SMA
-1000
100200300400500600700800
Close
MACD
EMA9
Universitas Sumatera Utara
Cowell Development Tbk dan juga harga terendahnya
sesuai dengan nilai perhitungan garis MACD.
d) Volume Perdagangan Saham
Interpretasi dari volume perdagangan saham Cowell
Development Tbk dengan harga penutupan sahamnya
menunjukkan kondisi bullish 36% dari total pengamatan
penelitian. Kondisi bearish sebesar 27% dan sisanya
merupakan kondisi tetap dari Cowell Development Tbk.
26) Alam Sutera Realty Tbk. (ASRI)
Alam Sutera Realty didirikan pada 3 November 1993 dengan nama
Adhihutama Manunggal. Tanggal 19 September 2007 perusahaan
ini berganti nama menjadi Alam Sutera Realty. 7 Desember 2007,
perusahaan ini melakukan penawaran umum perdana saham
sebanyak 3.142.000.000 dengan nilai nominal Rp100,- per saham
dan harga penawaran Rp105,- per saham. Saham tersebut dicatat
tanggal 18 Desember 2007.
a) Simple Moving Average
Hasil perhitungan Simple Moving Average (SMA)
menunjukkan bahwa SMA dapat memprediksi arah harga
penutupan saham Alam Sutera Realty dengan tepat. Hal
tersebut dapat dilihat dalam gambar berikut:
Universitas Sumatera Utara
Gambar 4.51 Perbandingan Harga Penutupan Saham dengan SMA Alam Sutera Realty Tbk
b) Relative Strength Index
Relative Strength Index (RSI) dilakukan dengan
menghitung interval harga penutupan selama 14 hari.
Perhitungan RSI menghasilkan 68% pengamatan harga
penutupan menunjukkan harga yang normal. Sementara
overbought menunjukkan 7% dan oversold sebesar 25%
dari total pengamatan.
c) Moving Average Convergence Divergence
Perhitungan Moving Average Convergence Divergence
(MACD) dapat menunjukkan harga tertinggi saham Alam
Sutera Realty Tbk dan juga harga terendahnya sesuai
dengan nilai perhitungan garis MACD. Hal tersebut dapat
dilihat pada gambar berikut:
0100200300400500600700800
Close
SMA
Universitas Sumatera Utara
Gambar 4.52 Grafik Harga Penutupan Saham dan MACD Alam Sutera Realty Tbk
d) Volume Perdagangan Saham
Interpretasi dari volume perdagangan saham Alam Sutera
Realty Tbk dengan harga penutupan sahamnya
menunjukkan kondisi bullish 49% dari total pengamatan
penelitian. Kondisi bearish sebesar 33% dan sisanya
merupakan kondisi tetap dari Alam Sutera Realty Tbk.
27) Tifa Finance Tbk. (TIFA)
Tifa Finance didirikan tanggal 14 Juni 1989 dengan nama Tifa
Mutual Finance Corporation. Pada tanggal 30 Juni 2011, Tifa
Finance melakukan penawaran umum perdana saham sebanyak
278.000.000 dengan harga nominal Rp100,- per saham dan harga
penawaran Rp200,- per saham.
-200-100
0100200300400500600700800
Close
MACD
EMA9
Universitas Sumatera Utara
a) Simple Moving Average
Hasil perhitungan Simple Moving Average (SMA) dengan
rata-rata 8 hari menunjukkan bahwa SMA dapat
memprediksi arah harga penutupan saham Tifa Finance
Tbk dengan tepat. Hal tersebut dapat dilihat dalam gambar
berikut:
Gambar 4.53 Perbandingan Harga Penutupan Saham dengan SMA Tifa Finance Tbk
b) Relative Strength Index
Perhitungan RSI menghasilkan 90% pengamatan harga
penutupan menunjukkan harga yang normal. Sementara
overbought menunjukkan 2% dan oversold sebesar 8% dari
total pengamatan.
c) Moving Average Convergence Divergence
Perhitungan Moving Average Convergence Divergence
(MACD) dapat menunjukkan harga tertinggi saham Tifa
Finance Tbk dan juga harga terendahnya sesuai dengan
0
50
100
150
200
250
Close
SMA
Universitas Sumatera Utara
nilai perhitungan garis MACD. Hal tersebut dapat dilihat
pada gambar berikut:
Gambar 4.54 Grafik Harga Penutupan Saham dan MACD Tifa Finance Tbk
d) Volume Perdagangan Saham
Interpretasi dari volume perdagangan saham Tifa Finance
Tbk dengan harga penutupan sahamnya menunjukkan
kondisi bullish 27% dari total pengamatan penelitian.
Kondisi bearish sebesar 38% dan sisanya merupakan
kondisi tetap dari Tifa Finance Tbk.
28) Charoen Pokphand Indonesia Tbk. (CPIN)
Charoen Pokphand Indonesia didirikan tanggal 7 Januari 1972.
Tahun 1991 perusahaan ini melakukan penawaran umum perdana
saham sebanyak 2.500.000 lembar saham dengan nilai nominal
Rp1.000,- per saham dan harga penawaran Rp5.100,- per saham
yang dicatat pada tanggal 18 Maret 1991.
-50
0
50
100
150
200
250
Close
MACD
EMA9
Universitas Sumatera Utara
a) Simple Moving Average
Hasil perhitungan Simple Moving Average (SMA)
menunjukkan bahwa SMA dapat memprediksi arah harga
penutupan saham Charoen Pokphand Indonesia Tbk dengan
tepat. Hal tersebut dapat dilihat dalam gambar berikut:
Gambar 4.55 Perbandingan Harga Penutupan Saham dengan SMA Charoen Pokphand Indonesia Tbk
b) Relative Strength Index
Perhitungan RSI menghasilkan 71% pengamatan harga
penutupan menunjukkan harga yang normal. Sementara
overbought menunjukkan 11% dan oversold sebesar 18%
dari total pengamatan.
c) Moving Average Convergence Divergence
Perhitungan Moving Average Convergence Divergence
(MACD) dapat menunjukkan harga tertinggi saham
Charoen Pokphand Indonesia Tbk dan juga harga
terendahnya sesuai dengan nilai perhitungan garis MACD.
Hal tersebut dapat dilihat pada gambar berikut:
010002000300040005000
Close
SMA
Universitas Sumatera Utara
Gambar 4.56 Grafik Harga Penutupan Saham dan MACD Charoen Pokphand Indonesia Tbk
d) Volume Perdagangan Saham
Interpretasi dari volume perdagangan saham dengan harga
penutupan sahamnya menunjukkan kondisi bullish 43%
dari total pengamatan penelitian. Kondisi bearish sebesar
47% dan sisanya merupakan kondisi tetap dari Charoen
Pokphand Indonesia Tbk.
29) Lippo Karawaci Tbk. (LPKR)
Lippo Karawaci didirikan tanggal 15 Oktober 1990 dengan nama
Tunggal Reksakencana. Lippo Karawaci memiliki anak usaha yang
tercatat di Bursa Efek Indonesia seperti Siloam International
Hospitals Tbk (SILO), Lippo Cikarang Tbk (LPCK), dan Gowa
Makassar Tourism Development (GMTD).
Lippo Karawaci melakukan penawaran umum perdana saham
sebanyak 30.800.000 dengan nilai nominal Rp500,- per saham dan
-1000-500
0500
10001500200025003000350040004500
Close
MACD
EMA9
Universitas Sumatera Utara
dengan harga penawaran Rp3.250,- per saham. Saham tersebut
dicatat tanggal 28 Juni 1996.
a) Simple Moving Average
Hasil perhitungan Simple Moving Average (SMA) dengan
rata-rata 8 hari menunjukkan bahwa SMA dapat
memprediksi arah harga penutupan saham Lippo Karawaci
Tbk dengan tepat. Hal tersebut dapat dilihat dalam gambar
berikut:
Gambar 4.57 Perbandingan Harga Penutupan Saham dengan SMA Lippo Karawaci Tbk
b) Relative Strength Index
Relative Strength Index (RSI) dilakukan dengan
menghitung interval harga penutupan selama 14 hari.
Perhitungan RSI menghasilkan 65% pengamatan harga
penutupan menunjukkan harga yang normal. Sementara
overbought menunjukkan 18% dan oversold sebesar 17%
dari total pengamatan.
0200400600800
1000120014001600
Close
SMA
Universitas Sumatera Utara
c) Moving Average Convergence Divergence
Perhitungan Moving Average Convergence Divergence
(MACD) dapat menunjukkan harga tertinggi saham dan
harga terendahnya sesuai dengan nilai perhitungan garis
MACD. Hal tersebut dapat dilihat pada gambar berikut:
Gambar 4.58 Grafik Harga Penutupan Saham dan MACD Lippo Karawaci Tbk
d) Volume Perdagangan Saham
Interpretasi dari volume perdagangan saham dengan harga
penutupan sahamnya menunjukkan kondisi bullish 50%
dari total pengamatan penelitian. Kondisi bearish sebesar
36% dan sisanya merupakan kondisi tetap dari Lippo
Karawaci Tbk.
30) Global Mediacom Tbk. (BMTR)
Global Mediacom didirikan tanggal 30 Juni 1981. Perusahaan ini
melakukan penawaran umum perdana saham tanggal 20 Juni 1995
-2000
200400600800
1000120014001600
Close
MACD
EMA9
Universitas Sumatera Utara
sebanyak 200.000.000 saham dengan nilai nominal Rp500,- per
saham dan harga penawaran sebesar Rp1.250,- per saham. Saham
tersebut dicatat tanggal 17 Juli 1995.
a) Simple Moving Average
Hasil perhitungan Simple Moving Average (SMA)
menunjukkan bahwa SMA dapat memprediksi arah harga
penutupan saham Global Mediacom Tbk dengan tepat. Hal
tersebut dapat dilihat dalam gambar berikut:
Gambar 4.59 Perbandingan Harga Penutupan Saham dengan SMA Global Mediacom Tbk
b) Relative Strength Index
Relative Strength Index (RSI) dilakukan dengan
menghitung interval harga penutupan selama 14 hari.
Perhitungan RSI menghasilkan 63% pengamatan harga
penutupan menunjukkan harga yang normal. Sementara
overbought menunjukkan 10% dan oversold sebesar 27%
dari total pengamatan.
0
500
1000
1500
2000
2500
Close
SMA
Universitas Sumatera Utara
c) Moving Average Convergence Divergence
Perhitungan Moving Average Convergence Divergence
(MACD) dapat menunjukkan harga tertinggi saham dan
harga terendahnya sesuai dengan nilai perhitungan garis
MACD. Hal tersebut dapat dilihat pada gambar berikut:
Gambar 4.60 Grafik Harga Penutupan Saham dan MACD Global Mediacom Tbk
d) Volume Perdagangan Saham
Interpretasi dari volume perdagangan saham dengan harga
penutupan sahamnya menunjukkan kondisi bullish 48%
dari total pengamatan penelitian. Kondisi bearish sebesar
37% dan sisanya merupakan kondisi tetap dari Global
Mediacom Tbk.
31) Indofood Sukses Makmur Tbk. (INDF)
Indofood Sukses Makmur didirikan tanggal 14 Agustus 1990
dengan nama Panganjaya Intikusuma. Tahun 1994, perusahaan ini
-500
0
500
1000
1500
2000
2500
Close
MACD
EMA9
Universitas Sumatera Utara
melakukan penawaran umum perdana saham sebanyak 21.000.000
dengan nilai nominal Rp1.000,- per saham dan harga penawaran
Rp6.200,- per saham. Saham tersebut dicatat pada tanggal 14 Juli
1994.
a) Simple Moving Average
Hasil perhitungan Simple Moving Average (SMA) dengan
rata-rata 8 hari menunjukkan bahwa SMA dapat
memprediksi arah harga penutupan saham dengan tepat.
Hal tersebut dapat dilihat dalam gambar berikut:
Gambar 4.61 Perbandingan Harga Penutupan Saham dengan SMA Indofood Sukses Makmur Tbk
b) Relative Strength Index
Perhitungan RSI dengan interval pengamatan selama 14
hari menghasilkan 85% pengamatan dari harga penutupan
menunjukkan harga yang normal. Sementara overbought
menunjukkan hasil sebesar 6% dan oversold sebesar 9%
dari total pengamatan.
02000400060008000
10000
Close
SMA
Universitas Sumatera Utara
c) Moving Average Convergence Divergence
Perhitungan Moving Average Convergence Divergence
(MACD) dapat menunjukkan harga tertinggi saham dan
harga terendahnya sesuai dengan nilai perhitungan garis
MACD. Hal tersebut dapat dilihat pada gambar berikut:
Gambar 4.62 Grafik Harga Penutupan Saham dan MACD Indofood Sukses Makmur Tbk
d) Volume Perdagangan Saham
Interpretasi dari volume perdagangan saham Indofood
Sukses Makmur Tbk dengan harga penutupan sahamnya
menunjukkan kondisi bullish 40% dari total pengamatan
penelitian. Kondisi bearish sebesar 38% dan sisanya
merupakan kondisi tetap dari Indofood Sukses Makmur
Tbk.
32) Sentul City Tbk. (BKSL)
Sentul City didirikan tanggal 16 April 1993 dengan nama
Sentagriya Kharisma. 30 Juni 1997, perusahaan ini melakukan
-10000
100020003000400050006000700080009000
Close
MACD
EMA9
Universitas Sumatera Utara
penawaran umum perdana saham sebanyak 400.000.000 dengan
nilai nominal Rp500,- per saham dan harga penawaran Rp500,- per
saham. Saham tersebut dicatat tanggal 28 Juli 1997.
a) Simple Moving Average
Hasil perhitungan Simple Moving Average (SMA)
menunjukkan bahwa SMA dapat memprediksi arah harga
penutupan saham Sentul City Tbk dengan tepat. Hal
tersebut dapat dilihat dalam gambar berikut:
Gambar 4.63 Perbandingan Harga Penutupan Saham dengan SMA Sentul City Tbk
b) Relative Strength Index
Perhitungan RSI menghasilkan 61% pengamatan harga
penutupan menunjukkan harga yang normal. Sementara
overbought menunjukkan 6% dan oversold sebesar 33%
dari total pengamatan.
c) Moving Average Convergence Divergence
Perhitungan Moving Average Convergence Divergence
(MACD) dapat menunjukkan harga tertinggi saham Sentul
020406080
100120140160
Close
SMA
Universitas Sumatera Utara
City Tbk dan juga harga terendahnya sesuai dengan nilai
perhitungan garis MACD. Hal tersebut dapat dilihat pada
gambar berikut:
Gambar 4.64 Grafik Harga Penutupan Saham dan MACD Sentul City Tbk
d) Volume Perdagangan Saham
Interpretasi volume perdagangan saham dengan harga
penutupan saham menunjukkan kondisi bullish 40% dari
total pengamatan penelitian. Kondisi bearish sebesar 30%
dan sisanya merupakan kondisi tetap dari Sentul City Tbk.
33) Waskita Karya (Persero) Tbk. (WSKT)
Waskita Karya didirikan 1 Januari 1961 dan merupakan
perusahaan asing bernama Volker Aanemings Maatschappij NV
yang dinasionalisasikan pemerintah Indonesia. Waskita Karya
melakukan penawaran umum perdana saham sebanyak
3.082.315.000 dengan nilai nominal Rp100,- per saham dan harga
-200
20406080
100120140160
Close
MACD
EMA9
Universitas Sumatera Utara
penawarannya Rp380,- per saham. Saham tersebut dicatat di Bursa
Efek Indonesia tanggal 19 Desember 2012.
a) Simple Moving Average
Hasil perhitungan Simple Moving Average (SMA) dengan
rata-rata 8 hari menunjukkan bahwa SMA dapat
memprediksi arah harga penutupan saham dengan tepat.
Hal tersebut dapat dilihat dalam gambar berikut:
Gambar 4.65 Perbandingan Harga Penutupan Saham dengan SMA Waskita Karya (Persero) Tbk
b) Relative Strength Index
Perhitungan RSI menghasilkan 84% pengamatan harga
penutupan menunjukkan harga yang normal. Sementara
overbought menunjukkan 10% dan oversold sebesar 6%
dari total pengamatan.
c) Moving Average Convergence Divergence
Perhitungan Moving Average Convergence Divergence
(MACD) dapat menunjukkan harga tertinggi saham dan
0
500
1000
1500
2000
Close
SMA
Universitas Sumatera Utara
harga terendahnya sesuai dengan nilai perhitungan garis
MACD. Hal tersebut dapat dilihat pada gambar berikut:
Gambar 4.66 Grafik Harga Penutupan Saham dan MACD Waskita Karya (Persero) Tbk
d) Volume Perdagangan Saham
Interpretasi volume perdagangan saham dengan harga
penutupan saham menunjukkan kondisi bullish 46%.
Kondisi bearish sebesar 39% dan sisanya merupakan
kondisi tetap dari Waskita Karya (Persero) Tbk.
34) Indo Tambangraya Megah Tbk. (ITMG)
Indo Tambangraya Megah didirikan tanggal 2 September 1987.
Tanggal 7 Desember 2007, perusahaan ini melakukan penawaran
umum perdana saham sebanyak 225.985.000 dengan nilai nominal
Rp500,- per saham dan harga penawaran Rp14.000,- per saham.
Saham tersebut dicatat di Bursa Efek Indonesia tanggal 18
Desember 2007.
-500
0
500
1000
1500
2000
Close
MACD
EMA9
Universitas Sumatera Utara
a) Simple Moving Average
Hasil perhitungan Simple Moving Average (SMA) dengan
rata-rata 8 hari menunjukkan bahwa SMA dapat
memprediksi arah harga penutupan saham dengan tepat.
Hal tersebut dapat dilihat dalam gambar berikut:
Gambar 4.67 Perbandingan Harga Penutupan Saham dengan SMA Indo Tambangraya Megah Tbk
b) Relative Strength Index
Perhitungan RSI menghasilkan 53% pengamatan harga
penutupan menunjukkan harga yang normal. Sementara
overbought menunjukkan 9% dan oversold sebesar 38%
dari total pengamatan.
c) Moving Average Convergence Divergence
Perhitungan Moving Average Convergence Divergence
(MACD) dapat menunjukkan harga tertinggi saham dan
harga terendah sesuai dengan nilai perhitungan garis
MACD. Hal tersebut dapat dilihat pada gambar berikut:
02000400060008000
100001200014000160001800020000
Close
SMA
Universitas Sumatera Utara
Gambar 4.68 Grafik Harga Penutupan Saham dan MACD Indo Tambangraya Megah Tbk
d) Volume Perdagangan Saham
Interpretasi dari volume perdagangan saham dengan harga
penutupan sahamnya menunjukkan kondisi bullish 46%
dari total pengamatan penelitian. Kondisi bearish sebesar
41% dan sisanya merupakan kondisi tetap dari Indo
Tambangraya Megah Tbk.
35) Industri Jamu dan Farmasi Sido Muncul Tbk. (SIDO)
Industri Jamu dan Farmasi Sido Muncul didirikan tanggal 18 Maret
1975. Sido Muncul melakukan penawaran umum perdana saham
sebanyak 1.500.000.000 saham dengan nilai nominal Rp100,- per
saham dan harga penawarannya Rp580,- per saham. Saham
tersebut dicatat pada tanggal 18 Desember 2013.
-5000
0
5000
10000
15000
20000
Close
MACD
EMA9
Universitas Sumatera Utara
a) Simple Moving Average
Hasil perhitungan Simple Moving Average (SMA) dengan
rata-rata 8 hari menunjukkan bahwa SMA dapat
memprediksi arah harga penutupan saham dengan tepat.
Hal tersebut dapat dilihat dalam gambar berikut:
Gambar 4.69 Perbandingan Harga Penutupan Saham dengan SMA Industri Jamu dan Farmasi Sido Muncul Tbk
b) Relative Strength Index
Perhitungan RSI menghasilkan 84% pengamatan harga
penutupan menunjukkan harga yang normal. Sementara
overbought menunjukkan 7% dan oversold sebesar 9% dari
total pengamatan.
c) Moving Average Convergence Divergence
Perhitungan Moving Average Convergence Divergence
(MACD) dapat menunjukkan harga tertinggi saham dan
harga terendahnya sesuai dengan nilai perhitungan garis
MACD. Hal tersebut dapat dilihat pada gambar berikut:
0
100
200
300
400
500
600
700
Close
SMA
Universitas Sumatera Utara
Gambar 4.70 Grafik Harga Penutupan Saham dan MACD Industri Jamu dan Farmasi Sido Muncul Tbk
d) Volume Perdagangan Saham
Interpretasi dari volume perdagangan saham dengan harga
penutupan sahamnya menunjukkan kondisi bullish 44%
dari total pengamatan penelitian. Kondisi bearish sebesar
31% dan sisanya merupakan kondisi tetap dari Industri
Jamu dan Farmasi Sido Muncul Tbk.
36) Unilever Indonesia Tbk. (UNVR)
Unilever Indonesia didirikan tanggal 5 Desember 1933 dengan
nama Lever’s Zeepfabrieken N.V. Unilever Indonesia melakukan
penawaran umum perdana saham sebanyak 9.200.000 dengan nilai
nominal Rp1.000,- per saham dan harga penawaran sebesar
Rp3.175,- per saham. Saham tesebut dicatat tanggal 11 Januari
1982.
-1000
100200300400500600700
Close
MACD
EMA9
Universitas Sumatera Utara
a) Simple Moving Average
Hasil perhitungan Simple Moving Average (SMA)
menunjukkan bahwa SMA dapat memprediksi arah harga
penutupan saham Unilever Indonesia Tbk dengan tepat. Hal
tersebut dapat dilihat dalam gambar berikut:
Gambar 4.71 Perbandingan Harga Penutupan Saham dengan SMA Unilever Indonesia Tbk
b) Relative Strength Index
Perhitungan RSI menghasilkan 89% pengamatan harga
penutupan menunjukkan harga yang normal. Sementara
overbought menunjukkan 6% dan oversold sebesar 5% dari
total pengamatan.
c) Moving Average Convergence Divergence
Perhitungan Moving Average Convergence Divergence
(MACD) dapat menunjukkan harga tertinggi saham dan
harga terendahnya sesuai dengan nilai perhitungan garis
MACD. Hal tersebut dapat dilihat pada gambar berikut:
01000020000300004000050000
Close
SMA
Universitas Sumatera Utara
Gambar 4.72 Grafik Harga Penutupan Saham dan MACD Unilever Indonesia Tbk
d) Volume Perdagangan Saham
Interpretasi dari volume perdagangan saham dengan harga
penutupan sahamnya menunjukkan kondisi bullish 42%
dari total pengamatan penelitian. Kondisi bearish sebesar
48% dan sisanya merupakan kondisi tetap dari Unilever
Indonesia Tbk.
37) Bumi Serpong Damai Tbk. (BSDE)
Bumi Serpong Damai didirikan tanggal 16 Januari 1984.
Perusahaan ini melakukan penawaran umum perdana saham
tanggal 28 Mei 2008 sebanyak 1.093.562.000 dengan nilai nominal
Rp100,- per saham dan harga penawaran Rp550,- per saham.
Saham tersebut dicatat tanggal 6 Juni 2008 di Bursa Efek Indonesia.
a) Simple Moving Average
-10000
0
10000
20000
30000
40000
50000
Close
MACD
EMA9
Universitas Sumatera Utara
Hasil perhitungan Simple Moving Average (SMA) dengan
rata-rata 8 hari menunjukkan bahwa SMA dapat
memprediksi arah harga penutupan saham dengan tepat.
Hal tersebut dapat dilihat dalam gambar berikut:
Gambar 4.73 Perbandingan Harga Penutupan Saham dengan SMA Bumi Serpong Damai Tbk
b) Relative Strength Index
Perhitungan RSI menghasilkan 83% pengamatan harga
penutupan menunjukkan harga yang normal. Sementara
overbought menunjukkan 7% dan oversold sebesar 10%
dari total pengamatan.
c) Moving Average Convergence Divergence
Perhitungan Moving Average Convergence Divergence
(MACD) dapat menunjukkan harga tertinggi saham Bumi
Serpong Damai Tbk dan juga harga terendahnya sesuai
dengan nilai perhitungan garis MACD. Hal tersebut dapat
dilihat pada gambar berikut:
0
500
1000
1500
2000
2500
Close
SMA
Universitas Sumatera Utara
Gambar 4.74 Grafik Harga Penutupan Saham dan MACD Bumi Serpong Damai Tbk
d) Volume Perdagangan Saham
Interpretasi dari volume perdagangan saham Bumi Serpong
Damai Tbk dengan harga penutupan sahamnya
menunjukkan kondisi bullish 46% dari total pengamatan
penelitian. Kondisi bearish sebesar 42% dan sisanya
merupakan kondisi tetap dari Bumi Serpong Damai Tbk.
38) Astra Agro Lestari Tbk. (AALI)
Astra Agro Lestari didirikan dengan nama Suryaraya Cakrawala
pada tanggal 3 Oktober 1988 dan berubah nama menjadi Astra
Agro Niaga tanggal 4 Agustus 1989. Astra Agro Lestari melakukan
penawaran umum perdana saham sebanyak 125.800.000 saham
dengan nilai nominal Rp500,- per saham dengan harga penawaran
-500
0
500
1000
1500
2000
2500
Close
MACD
EMA9
Universitas Sumatera Utara
Rp1.550,- per saham. Saham tersebut dicatat di Bursa Efek
Indonesia tanggal 9 Desember 1997.
a) Simple Moving Average
Hasil perhitungan Simple Moving Average (SMA) dengan
rata-rata 8 hari menunjukkan bahwa SMA dapat
memprediksi arah harga penutupan saham Astra Agro
Lestari Tbk dengan tepat. Hal tersebut dapat dilihat dalam
gambar berikut:
Gambar 4.75 Perbandingan Harga Penutupan Saham dengan SMA Astra Agro Lestari Tbk
b) Relative Strength Index
Relative Strength Index (RSI) dilakukan dengan
menghitung interval harga penutupan selama 14 hari.
Perhitungan RSI menghasilkan 65% pengamatan harga
penutupan menunjukkan harga yang normal. Sementara
overbought menunjukkan 12% dan oversold sebesar 23%
dari total pengamatan.
0
5000
10000
15000
20000
25000
30000
Close
SMA
Universitas Sumatera Utara
c) Moving Average Convergence Divergence
Perhitungan Moving Average Convergence Divergence
(MACD) dapat menunjukkan harga tertinggi saham Astra
Agro Lestari Tbk dan juga harga terendahnya sesuai dengan
nilai perhitungan garis MACD. Hal tersebut dapat dilihat
pada gambar berikut:
Gambar 4.76 Grafik Harga Penutupan Saham dan MACD Astra Agro Lestari Tbk
d) Volume Perdagangan Saham
Interpretasi dari volume perdagangan saham dengan harga
penutupan sahamnya menunjukkan kondisi bullish 49%.
Kondisi bearish sebesar 41% dan sisanya merupakan
kondisi tetap dari Astra Agro Lestari Tbk.
39) Tambang Batubara Bukit Asam (Persero) Tbk. (PTBA)
-5000
0
5000
10000
15000
20000
25000
30000
Close
MACD
EMA9
Universitas Sumatera Utara
Tambang Batubara Bukit Asam (Persero) Tbk didirikan tanggal 2
Maret 1981. Perusahaan ini melakukan penawaran umum perdana
saham sebanyak 346.500.000 dengan nilai nominal Rp500,- per
saham dan harga penawaran Rp575,- per saham. Saham tersebut
dicatat tanggal 23 Desember 2002.
a) Simple Moving Average
Perhitungan Simple Moving Average (SMA) menunjukkan
SMA dapat memprediksi arah harga saham dengan tepat.
Hal tersebut dapat dilihat dalam gambar berikut:
Gambar 4.77 Perbandingan Harga Penutupan Saham dengan SMA Tambang Batubara Bukit Asam (Persero) Tbk
b) Relative Strength Index
Relative Strength Index (RSI) dilakukan dengan
menghitung interval harga penutupan selama 14 hari.
Perhitungan RSI menghasilkan 53% pengamatan harga
penutupan menunjukkan harga yang normal. Sementara
02000400060008000
100001200014000
Close
SMA
Universitas Sumatera Utara
overbought menunjukkan 10% dan oversold sebesar 37%
dari total pengamatan.
c) Moving Average Convergence Divergence
Perhitungan Moving Average Convergence Divergence
(MACD) dapat menunjukkan harga tertinggi saham dan
harga terendahnya sesuai dengan nilai perhitungan garis
MACD. Hal tersebut dapat dilihat pada gambar berikut:
Gambar 4.78 Grafik Harga Penutupan Saham dan MACD Tambang Batubara Bukit Asam (Persero) Tbk
d) Volume Perdagangan Saham
Interpretasi dari volume perdagangan saham dengan harga
penutupan sahamnya menunjukkan kondisi bullish 45%
dari total pengamatan penelitian. Kondisi bearish sebesar
44% dan sisanya merupakan kondisi tetap dari Tambang
Batubara Bukit Asam (Persero) Tbk.
-2000
0
2000
4000
6000
8000
10000
12000
14000
Close
MACD
EMA9
Universitas Sumatera Utara
40) Eureka Prima Jakarta Tbk. (LCGP)
Eureka Prima Jakarta didirikan tanggal 17 Mei 2004 dengan nama
Laguna Cipta Griya. Perusahaan ini melakukan penawaran perdana
saham sebanyak 300.000.000 dengan nilai nominal Rp100,- per
saham dan harga penawaran Rp125,- per saham. Saham tersebut
dicatat tanggal 13 Juli 2007.
a) Simple Moving Average
Gambar 4.79 Perbandingan Harga Penutupan Saham dengan SMA Eureka Prima Jakarta Tbk
Dari grafik diatas dapat dilihat hasil perhitungan Simple
Moving Average (SMA) menunjukkan bahwa SMA dapat
memprediksi arah harga penutupan saham dengan tepat.
b) Relative Strength Index
Perhitungan RSI menghasilkan 78% pengamatan harga
penutupan menunjukkan harga yang normal. Sementara
overbought menunjukkan 4% dan oversold sebesar 18%
dari total pengamatan.
0100200300400500600700
13/0
1/20
1513
/02/
2015
13/0
3/20
1513
/04/
2015
13/0
5/20
1513
/06/
2015
13/0
7/20
1513
/08/
2015
13/0
9/20
1513
/10/
2015
13/1
1/20
1513
/12/
2015
Close
SMA
Universitas Sumatera Utara
c) Moving Average Convergence Divergence
Gambar 4.80 Grafik Harga Penutupan Saham dan MACD Eureka Prima Jakarta Tbk
Dari grafik diatas, Moving Average Convergence
Divergence (MACD) dapat menunjukkan harga tertinggi
saham Eureka Prima Jakarta Tbk dan juga harga
terendahnya sesuai dengan nilai perhitungan garis MACD.
d) Volume Perdagangan Saham
Interpretasi dari volume perdagangan saham dengan harga
penutupan sahamnya menunjukkan kondisi bullish 30%.
Kondisi bearish sebesar 29% dan sisanya merupakan
kondisi tetap dari Eureka Prima Jakarta Tbk.
41) Gudang Garam Tbk. (GGRM)
Gudang Garam pada awalnya bernama Perusahaan Rokok Tjap
yang didirikan 26 Juni 1958. Gudang Garam melakukan
-1000
100200300400500600700
13/0
1/20
1513
/02/
2015
13/0
3/20
1513
/04/
2015
13/0
5/20
1513
/06/
2015
13/0
7/20
1513
/08/
2015
13/0
9/20
1513
/10/
2015
13/1
1/20
1513
/12/
2015
Close
MACD
EMA9
Universitas Sumatera Utara
penawaran umum perdana saham sebanyak 57.807.800 saham
dengan nilai nominal Rp1.000,- per saham dan dengan harga
penawaran Rp10.250,- per saham. Saham tersebut dicatat pada
tanggal 27 Agustus 1990.
a) Simple Moving Average
Gambar 4.81 Perbandingan Harga Penutupan Saham dengan SMA Gudang Garam Tbk Dari grafik diatas, perhitungan Simple Moving Average
(SMA) dengan rata-rata 8 hari menunjukkan bahwa SMA
dapat memprediksi arah harga penutupan saham Gudang
Garam Tbk dengan tepat.
b) Relative Strength Index
Perhitungan dengan waktu 14 hari menghasilkan persentasi
RSI sebanyak 84% pengamatan penelitian dari harga
penutupan menunjukkan harga yang normal. Sementara
overbought menunjukkan persentase sebesar 6% dan
oversold sebesar 10% dari total pengamatan.
010000200003000040000500006000070000
Close
SMA
Universitas Sumatera Utara
c) Moving Average Convergence Divergence
Gambar 4.82 Grafik Harga Penutupan Saham dan MACD Gudang Garam Tbk Dari grafik diatas, Moving Average Convergence
Divergence (MACD) dapat menunjukkan harga tertinggi
saham Gudang Garam Tbk dan juga harga terendahnya
sesuai dengan nilai perhitungan garis MACD.
d) Volume Perdagangan Saham
Interpretasi volume perdagangan saham Gudang Garam
Tbk dengan harga penutupan sahamnya menunjukkan
kondisi bullish 47% dari total pengamatan penelitian.
Kondisi bearish sebesar 42% dan sisanya merupakan
kondisi tetap dari Gudang Garam Tbk.
42) Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk. (BBTN)
Bank Tabungan Negara didirikan tanggal 9 Februari 1950 dengan
nama Bank Tabungan Pos. Bank Tabungan Negara memiliki 87
-10000
0
10000
20000
30000
40000
50000
60000
70000
Close
MACD
EMA9
Universitas Sumatera Utara
kantor cabang, 244 kantor cabang pembantu dan 486 kantor kas.
Bank Tabungan Negara melakukan penawaran umum perdana
saham tanggal 8 Desember 2009 sebanyak 2.360.057.000 saham
dengan nilai nominal Rp500,- per saham dan harga penawarannya
Rp800,- per saham. Saham tersebut dicatat di Bursa Efek Indonesia
tanggal 17 Desember 2009.
a) Simple Moving Average
Hasil perhitungan Simple Moving Average (SMA) dengan
rata-rata 8 hari menunjukkan bahwa SMA dapat
memprediksi arah harga penutupan saham dengan tepat.
Hal tersebut dapat dilihat dalam gambar berikut:
Gambar 4.83 Perbandingan Harga Penutupan Saham dengan SMA Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk
b) Relative Strength Index
Relative Strength Index (RSI) dilakukan dengan
menghitung interval harga penutupan selama 14 hari.
Perhitungan RSI menghasilkan 78% pengamatan harga
penutupan menunjukkan harga yang normal. Sementara
0200400600800
1000120014001600
Close
SMA
Universitas Sumatera Utara
overbought menunjukkan 14% dan oversold sebesar 8%
dari total pengamatan.
c) Moving Average Convergence Divergence
Perhitungan Moving Average Convergence Divergence
(MACD) dapat menunjukkan harga tertinggi saham Bank
Tabungan Negara (Persero) Tbk dan juga harga
terendahnya sesuai dengan nilai perhitungan garis MACD.
Hal tersebut dapat dilihat pada gambar berikut:
Gambar 4.84 Grafik Harga Penutupan Saham dan MACD Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk
d) Volume Perdagangan Saham
Interpretasi dari volume perdagangan saham Bank
Tabungan Negara (Persero) Tbk dengan harga penutupan
sahamnya menunjukkan kondisi bullish 46% dari total
pengamatan penelitian. Kondisi bearish sebesar 36% dan
-200
0
200
400
600
800
1000
1200
1400
1600
Close
MACD
EMA9
Universitas Sumatera Utara
sisanya merupakan kondisi tetap dari Bank Tabungan
Negara (Persero) Tbk.
43) AKR Corporindo Tbk. (AKRA)
AKR Corporindo didirikan di Surabaya tanggal 28 November 1977
dengan nama Aneka Kimia Raya. Penawaran umum perdana
saham dilakukan AKR Corporindo sebanyak 15.000.000 saham
dengan nilai nominal Rp1.000,- per saham dan harga
penawarannya Rp4.000,- per saham. Saham ini dicatat pada
tanggal 3 Oktober 1994.
a) Simple Moving Average
Hasil perhitungan Simple Moving Average (SMA)
menunjukkan bahwa SMA dapat memprediksi arah harga
penutupan saham AKR Corporindo Tbk dengan tepat. Hal
tersebut dapat dilihat dalam gambar berikut:
Gambar 4.85 Perbandingan Harga Penutupan Saham dengan SMA AKR Corporindo Tbk
0100020003000400050006000700080009000
02/0
2/20
1502
/03/
2015
02/0
4/20
1502
/05/
2015
02/0
6/20
1502
/07/
2015
02/0
8/20
15
02/0
9/20
1502
/10/
2015
02/1
1/20
1502
/12/
2015
02/0
1/20
16
Close
SMA
Universitas Sumatera Utara
b) Relative Strength Index
Perhitungan RSI menghasilkan 89% pengamatan harga
penutupan menunjukkan harga yang normal. Sementara
overbought menunjukkan 10% dan oversold sebesar 1%
dari total pengamatan.
c) Moving Average Convergence Divergence
Perhitungan Moving Average Convergence Divergence
(MACD) dapat menunjukkan harga tertinggi saham AKR
Corporindo Tbk dan juga harga terendahnya sesuai dengan
nilai perhitungan garis MACD. Hal tersebut dapat dilihat
pada gambar berikut:
Gambar 4.86 Grafik Harga Penutupan Saham dan MACD AKR Corporindo Tbk
d) Volume Perdagangan Saham
Interpretasi dari volume perdagangan saham AKR
Corporindo Tbk dengan harga penutupan sahamnya
-10000
100020003000400050006000700080009000
Close
MACD
EMA9
Universitas Sumatera Utara
menunjukkan kondisi bullish 44% dari total pengamatan
penelitian. Kondisi bearish sebesar 42% dan sisanya
merupakan kondisi tetap dari AKR Corporindo Tbk.
44) Aneka Tambang (Persero) Tbk. (ANTM)
Aneka Tambang didirikan dengan nama Perusahaan Negara Aneka
Tambang tanggal 5 Juli 1968. Tanggal 27 November 1997, Aneka
Tambang melakukan penawaran umum perdana saham sebanyak
430.769.000 saham dengan nilai nominal Rp500,- per saham dan
nilai penawaran Rp1.400,- per saham.
a) Simple Moving Average
Hasil perhitungan Simple Moving Average (SMA)
menunjukkan bahwa SMA dapat memprediksi arah harga
penutupan saham Aneka Tambang (Persero) Tbk dengan
tepat. Hal tersebut dapat dilihat dalam gambar berikut:
Gambar 4.87 Perbandingan Harga Penutupan Saham dengan SMA Aneka Tambang (Persero) Tbk
0100200300400500600700800900
1000
Close
SMA
Universitas Sumatera Utara
b) Relative Strength Index
Relative Strength Index (RSI) dilakukan dengan
menghitung interval harga penutupan selama 14 hari.
Perhitungan RSI menghasilkan 64% pengamatan harga
penutupan menunjukkan harga yang normal. Sementara
overbought menunjukkan 1% dan oversold sebesar 35%
dari total pengamatan.
c) Moving Average Convergence Divergence
Perhitungan Moving Average Convergence Divergence
(MACD) dapat menunjukkan harga tertinggi saham Aneka
Tambang (Persero) Tbk dan juga harga terendahnya sesuai
dengan nilai perhitungan garis MACD. Hal tersebut dapat
dilihat pada gambar berikut:
Gambar 4.88 Grafik Harga Penutupan Saham dan MACD Aneka Tambang (Persero) Tbk
-200
0
200
400
600
800
1000
Close
MACD
EMA9
Universitas Sumatera Utara
d) Volume Perdagangan Saham
Interpretasi dari volume perdagangan saham Aneka
Tambang (Persero) Tbk dengan harga penutupan sahamnya
menunjukkan kondisi bullish 46% dari total pengamatan
penelitian. Kondisi bearish sebesar 37% dan sisanya
merupakan kondisi tetap dari Aneka Tambang (Persero)
Tbk.
45) PP (Persero) Tbk. (PTPP)
PP (Persero) atau Pembangunan Perumahan (Persero) didirikan 26
Agustus 1953. Perusahaan ini melakukan penawaran umum
perdana saham sebanyak 1.038.976.500 dengan nilai nominal
Rp100,- per saham dan harga penawaran Rp560,- per saham.
Saham tersebut dicatat di Bursa Efek Indonesia tanggal 9 Februari
2010.
a) Simple Moving Average
Gambar 4.89 Perbandingan Harga Penutupan Saham dengan SMA PP (Persero) Tbk
010002000300040005000
09/0
2/20
1509
/03/
2015
09/0
4/20
15
09/0
5/20
15
09/0
6/20
15
09/0
7/20
15
09/0
8/20
15
09/0
9/20
15
09/1
0/20
15
09/1
1/20
15
09/1
2/20
15
09/0
1/20
16
Close
SMA
Universitas Sumatera Utara
Dari grafik diatas memperlihatkan hasil perhitungan Simple
Moving Average (SMA) dengan rata-rata 8 hari dapat
memprediksi arah harga penutupan saham PP (Persero) Tbk
dengan tepat.
b) Relative Strength Index
Perhitungan RSI menghasilkan 76% pengamatan harga
penutupan menunjukkan harga yang normal. Sementara
overbought menunjukkan 14% dan oversold sebesar 10%
dari total pengamatan.
c) Moving Average Convergence Divergence
Perhitungan Moving Average Convergence Divergence
(MACD) dapat menunjukkan harga tertinggi saham dan
harga terendahnya sesuai dengan nilai perhitungan garis
MACD. Hal tersebut dapat dilihat pada gambar berikut:
Gambar 4.90 Grafik Harga Penutupan Saham dan MACD PP (Persero) Tbk
-5000
50010001500200025003000350040004500
Close
MACD
EMA9
Universitas Sumatera Utara
d) Volume Perdagangan Saham
Interpretasi volume perdagangan saham dengan harga
penutupan sahamnya menunjukkan kondisi bullish 49%.
Kondisi bearish sebesar 40% dan sisanya merupakan
kondisi tetap dari PP (Persero) Tbk.
46) Summarecon Agung Tbk. (SMRA)
Summarecon Agung didirikan tanggal 26 November 1975.
Summarecon Agung melakukan penawaran umum perdana saham
sebanyak 6.667.000 saham dengan harga penawaran Rp6.800,- per
saham dan dicatat tanggal 7 Mei 1990.
a) Simple Moving Average
Hasil perhitungan Simple Moving Average (SMA)
menunjukkan bahwa SMA dapat memprediksi arah harga
penutupan saham Summarecon Agung Tbk dengan tepat.
Hal tersebut dapat dilihat dalam gambar berikut:
Gambar 4.91 Perbandingan Harga Penutupan Saham dengan SMA Summarecon Agung Tbk
0500
1000150020002500
13/0
1/20
1513
/02/
2015
13/0
3/20
1513
/04/
2015
13/0
5/20
1513
/06/
2015
13/0
7/20
1513
/08/
2015
13/0
9/20
1513
/10/
2015
13/1
1/20
1513
/12/
2015
Close
SMA
Universitas Sumatera Utara
b) Relative Strength Index
Perhitungan RSI menghasilkan 78% pengamatan harga
penutupan menunjukkan harga yang normal. Sementara
overbought menunjukkan 11% dan oversold sebesar 11%
dari total pengamatan.
c) Moving Average Convergence Divergence
Perhitungan Moving Average Convergence Divergence
(MACD) dapat menunjukkan harga tertinggi saham dan
harga terendahnya sesuai dengan nilai perhitungan garis
MACD. Hal tersebut dapat dilihat pada gambar berikut:
Gambar 4.92 Grafik Harga Penutupan Saham dan MACD Summarecon Agung Tbk
d) Volume Perdagangan Saham
Interpretasi dari volume perdagangan saham dengan harga
penutupan sahamnya menunjukkan kondisi bullish 47%.
Kondisi bearish sebesar 41% dan sisanya merupakan
kondisi tetap dari Summarecon Agung Tbk.
-500
0
500
1000
1500
2000
2500
Close
MACD
EMA9
Universitas Sumatera Utara
47) XL Axiata Tbk. (EXCL)
XL Axiata sebelumnya bernama Excelcomindo Pratama yang
didirikan tanggal 6 Oktober 1989 dengan nama Grahametropolitan
Lestari. XL Axiata melakukan penawaran umum perdana saham
sebanyak 1.427.500.000 dengan nilai nominal Rp100,- per saham
dan harga penawaran Rp2.000,- per saham. Saham tersebut dicatat
di Bursa Efek Indonesia pada tanggal 29 September 2005.
a) Simple Moving Average
Hasil perhitungan Simple Moving Average (SMA) dengan
rata-rata 8 hari menunjukkan bahwa SMA dapat
memprediksi arah harga penutupan saham Sawit
Sumbermas Sarana dengan tepat. Hal tersebut dapat dilihat
dalam gambar berikut:
Gambar 4.93 Perbandingan Harga Penutupan Saham dengan SMA XL Axiata Tbk
b) Relative Strength Index
Perhitungan RSI menghasilkan 68% pengamatan harga
penutupan menunjukkan harga yang normal. Sementara
0100020003000400050006000
29/0
1/20
15
01/0
3/20
15
01/0
4/20
1501
/05/
2015
01/0
6/20
1501
/07/
2015
01/0
8/20
15
01/0
9/20
1501
/10/
2015
01/1
1/20
1501
/12/
2015
01/0
1/20
16
Close
SMA
Universitas Sumatera Utara
overbought menunjukkan 10% dan oversold sebesar 22%
dari total pengamatan.
c) Moving Average Convergence Divergence
Perhitungan Moving Average Convergence Divergence
(MACD) dapat menunjukkan harga tertinggi saham XL
Axiata Tbk dan juga harga terendahnya sesuai dengan nilai
perhitungan garis MACD. Hal tersebut dapat dilihat pada
gambar berikut:
Gambar 4.94 Grafik Harga Penutupan Saham dan MACD XL Axiata Tbk
d) Volume Perdagangan Saham
Interpretasi volume perdagangan saham XL Axiata Tbk
dengan harga penutupan sahamnya menunjukkan kondisi
bullish 40%. Kondisi bearish sebesar 47% dan sisanya
merupakan kondisi tetap dari XL Axiata Tbk.
-1000
0
1000
2000
3000
4000
5000
6000
Close
MACD
EMA9
Universitas Sumatera Utara
48) MNC Investama Tbk. (BHIT)
MNC Investama didirikan dengan nama Bhakti Investama tanggal
2 November 1989. MNC Investama melakukan penawaran umum
perdana saham sebanyak 123.000.000 dengan nilai nominal
Rp500,- per saham dan harga penawaran Rp700,- per saham.
Saham tersebut dicatat pada tanggal 24 November 1997.
a) Simple Moving Average
Hasil perhitungan Simple Moving Average (SMA)
menunjukkan bahwa SMA dapat memprediksi arah harga
penutupan saham MNC Investama Tbk dengan tepat. Hal
tersebut dapat dilihat dalam gambar berikut:
Gambar 4.95 Perbandingan Harga Penutupan Saham dengan SMA MNC Investama Tbk
b) Relative Strength Index
Perhitungan RSI menghasilkan 41% pengamatan harga
penutupan menunjukkan harga yang normal. Sementara
050
100150200250300350
06/0
4/20
15
06/0
5/20
15
06/0
6/20
15
06/0
7/20
15
06/0
8/20
15
06/0
9/20
15
06/1
0/20
15
06/1
1/20
15
06/1
2/20
15
06/0
1/20
16
Close
SMA
Universitas Sumatera Utara
overbought menunjukkan 19% dan oversold sebesar 40%
dari total pengamatan.
c) Moving Average Convergence Divergence
Perhitungan Moving Average Convergence Divergence
(MACD) dapat menunjukkan harga tertinggi saham dan
harga terendahnya sesuai dengan nilai perhitungan garis
MACD. Hal tersebut dapat dilihat pada gambar berikut:
Gambar 4.96 Grafik Harga Penutupan Saham dan MACD MNC Investama Tbk
d) Volume Perdagangan Saham
Interpretasi volume perdagangan saham dengan harga
penutupan sahamnya menunjukkan kondisi bullish 42%.
Kondisi bearish sebesar 40% dan sisanya merupakan
kondisi tetap dari MNC Investama Tbk.
-50
0
50
100
150
200
250
300
350
06/0
4/20
15
06/0
5/20
15
06/0
6/20
15
06/0
7/20
15
06/0
8/20
15
06/0
9/20
15
06/1
0/20
15
06/1
1/20
15
06/1
2/20
15
06/0
1/20
16
Close
MACD
EMA9
Universitas Sumatera Utara
49) Jasa Marga (Persero) Tbk. (JSMR)
Jasa Marga didirikan pada tanggal 1 Maret 1978. Jasa Marga
melakukan penawaran umum perdana saham sebanyak
2.040.000.000 dengan nilai nominal Rp500,- per saham dan harga
penawaran Rp1.700,- per saham. Saham tersebut dicatat pada
tanggal 12 November 2007.
a) Simple Moving Average
Hasil perhitungan Simple Moving Average (SMA)
menunjukkan bahwa SMA dapat memprediksi arah harga
penutupan saham Jasa Marga (Persero) Tbk dengan tepat.
Hal tersebut dapat dilihat dalam gambar berikut:
Gambar 4.97 Perbandingan Harga Penutupan Saham dengan SMA Jasa Marga (Persero) Tbk
b) Relative Strength Index
Relative Strength Index (RSI) dilakukan dengan
menghitung interval harga penutupan selama 14 hari.
010002000300040005000600070008000
Close
SMA
Universitas Sumatera Utara
Perhitungan RSI menghasilkan 81% pengamatan harga
penutupan menunjukkan harga yang normal. Sementara
overbought menunjukkan 7% dan oversold sebesar 12%
dari total pengamatan.
c) Moving Average Convergence Divergence
Hasil pada perhitungan nilai Moving Average Convergence
Divergence (MACD) menunjukkan harga tertinggi saham
dan harga terendah saham sesuai dengan nilai perhitungan
garis MACD. Hal tersebut dapat dilihat pada gambar
berikut:
Gambar 4.98 Grafik Harga Penutupan Saham dan MACD Jasa Marga (Persero) Tbk
d) Volume Perdagangan Saham
Interpretasi volume perdagangan saham dengan harga
penutupan saham menunjukkan kondisi bullish 41%.
-10000
10002000300040005000600070008000
Close
MACD
EMA9
Universitas Sumatera Utara
Kondisi bearish sebesar 42% dan sisanya merupakan
kondisi tetap dari Jasa Marga (Persero) Tbk.
50) Agung Podomoro Land Tbk. (APLN)
Agung Podomoro Land didirikan tanggal 30 Juli 2004. Penawaran
umum perdana saham dilakukan sebanyak 6.150.000.000 saham
dengan nilai nominal Rp100,- per saham dan harga penawaran
Rp365,- per saham. Saham tersebut dicatat tanggal 11 November
2010 di Bursa Efek Indonesia.
a) Simple Moving Average
Gambar 4.99 Perbandingan Harga Penutupan Saham dengan SMA Agung Podomoro Land Tbk
Dari grafik diatas terlihat hasil perhitungan Simple Moving
Average (SMA) dengan rata-rata selama 8 hari dapat
memprediksi arah harga penutupan saham Agung
Podomoro Land Tbk dengan tepat.
0
100
200
300
400
500
Close
SMA
Universitas Sumatera Utara
b) Relative Strength Index
Relative Strength Index (RSI) dilakukan dengan
menghitung interval harga penutupan selama 14 hari.
Perhitungan RSI menghasilkan 63% pengamatan harga
penutupan menunjukkan harga yang normal. Sementara
overbought menunjukkan 15% dan oversold sebesar 22%
dari total pengamatan.
c) Moving Average Convergence Divergence
Perhitungan Moving Average Convergence Divergence
(MACD) dapat menunjukkan harga tertinggi saham Agung
Podomoro Land dan juga harga terendahnya sesuai dengan
nilai perhitungan garis MACD. Hal tersebut dapat dilihat
pada gambar berikut:
Gambar 4.100 Grafik Harga Penutupan Saham dan MACD Agung Podomoro Land Tbk
-100
0
100
200
300
400
500
Close
MACD
EMA9
Universitas Sumatera Utara
d) Volume Perdagangan Saham
Interpretasi dari volume perdagangan saham dengan harga
penutupan sahamnya menunjukkan kondisi bullish 54%
dari total pengamatan penelitian. Kondisi bearish sebesar
30% dan sisanya merupakan kondisi tetap dari Agung
Podomoro Land Tbk.
8.2. Hasil Fixed Effect Model
Fixed effect model merupakan pengujian data panel yang digunakan karena
kriteria penelitian yang menggunakan rentang waktu yang lebih banyak (selama
setahun) dibandingkan dengan jumlah perusahaan yang diteliti (50 perusahaan).
Hasil dari pengujian fixed effect model adalah sebagai berikut:
Tabel 4.3 Hasil Fixed Effect Model
Dependent Variable: CLOSE? Method: Pooled Least Squares Date: 05/18/16 Time: 22:00 Sample (adjusted): 1/26/2015 9/25/2015 Included observations: 243 after adjustments Cross-sections included: 50 Total pool (unbalanced) observations: 11596
Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob. C 858.8068 40.20389 21.36129 0.0000
SIMPEL? 0.963410 0.005216 184.7178 0.0000 VOLUME? -2.48E-07 1.26E-07 -1.961648 0.0498
RSI? 6.747576 0.417232 16.17224 0.0000 MACD? 0.159087 0.022322 7.127015 0.0000
Fixed Effects (Cross) _SSMS--C -1136.823 _TLKM--C -1079.364 _KLBF--C -1108.348 _BBRI--C -778.2174 _ASII--C -928.2169
_BMRI--C -833.1245 _MYRX--C -1484.730 _ADRO--C -1114.040
Universitas Sumatera Utara
_SMGR--C -771.5706 _PGAS--C -1032.663 _BBNI--C -988.1047
_PWON--C -1155.703 _UNTR--C -497.9167 _ADHI--C -1092.979 _LSIP--C -1118.253
_BBCA--C -717.5132 _BUMI--C -1077.202 _WIKA--C -1058.138 _SIAP--C -1031.913 _LPPF--C -595.4477 _MNCN--C -1087.270 _SCMA--C -1075.811 _INTP--C -453.0296 _INCO--C -1053.680 _COWL--C -1166.600 _ASRI--C -1119.843 _TIFA--C -1155.366 _CPIN--C -1071.072 _LPKR--C -1136.586 _BMTR--C -1102.664 _INDF--C -953.5578 _BKSL--C -1512.984 _WSKT--C -1128.593 _ITMG--C -805.9786 _SIDO--C -1160.254 _UNVR--C 216.5123 _BSDE--C -1122.816 _AALI--C -466.8720 _PTBA--C -907.3922 _LCGP--C 46565.21 _GGRM--C 578.2942 _BBTN--C -1176.761 _AKRA--C -990.2694 _ANTM--C -1071.052 _PTPP--C -1058.029 _SMRA--C -1130.354 _EXCL--C -1036.615 _BHIT--C -1150.192 _JSMR--C -968.9191 _APLN--C -1153.469
Effects Specification Cross-section fixed (dummy variables) R-squared 0.996515 Mean dependent var 7313.586
Adjusted R-squared 0.996499 S.D. dependent var 11299.39 S.E. of regression 668.6102 Akaike info criterion 15.85293 Sum squared resid 5.16E+09 Schwarz criterion 15.88719 Log likelihood -91861.26 Hannan-Quinn criter. 15.86444 F-statistic 62264.86 Durbin-Watson stat 0.182185 Prob(F-statistic) 0.000000
Sumber: Eviews
Universitas Sumatera Utara
Dari hasil pengujian fixed effect model diatas, diketahui bahwa variabel
Simple Moving Average, Relative Strength Index dan Moving Average
Convergence Divergence berpengaruh secara positif dan signifikan terhadap harga
saham. Sementara variabel volume perdagangan saham tidak berpengaruh secara
positif dan signifikan terhadap harga saham.
8.3. Hasil Uji Asumsi Klasik
Penelitian dengan menggunakan data panel mengasumsikan metode fixed
effect model bebas dari autokorelasi. Sehingga pada pengujian asumsi klasik,
pengujian hanya dilakukan terhadap heteroskedatisitas. Pengujian
heteroskedastisitas pada penelitian ini menggunakan aplikasi software Eviews.
Hasil dari pengujian hesteroskedastisitas adalah sebagai berikut:
Tabel 4.4 Hasil Pengujian Heteroskedastisitas
Dependent Variable: CLOSE? Method: Pooled Least Squares Date: 05/18/16 Time: 22:07 Sample (adjusted): 1/26/2015 9/25/2015 Included observations: 243 after adjustments Cross-sections included: 50 Total pool (unbalanced) observations: 11596 White cross-section standard errors & covariance (d.f. corrected)
Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob. C 858.8068 43.44014 19.76989 0.0000
SIMPEL? 0.963410 0.006231 154.6279 0.0000 VOLUME? -2.48E-07 6.72E-08 -3.681747 0.0002
RSI? 6.747576 0.483868 13.94507 0.0000 MACD? 0.159087 0.035975 4.422187 0.0000
Fixed Effects (Cross) _SSMS--C -1136.823 _TLKM--C -1079.364 _KLBF--C -1108.348 _BBRI--C -778.2174 _ASII--C -928.2169
_BMRI--C -833.1245 _MYRX--C -1484.730 _ADRO--C -1114.040
Universitas Sumatera Utara
_SMGR--C -771.5706 _PGAS--C -1032.663 _BBNI--C -988.1047
_PWON--C -1155.703 _UNTR--C -497.9167 _ADHI--C -1092.979 _LSIP--C -1118.253
_BBCA--C -717.5132 _BUMI--C -1077.202 _WIKA--C -1058.138 _SIAP--C -1031.913 _LPPF--C -595.4477 _MNCN--C -1087.270 _SCMA--C -1075.811 _INTP--C -453.0296 _INCO--C -1053.680 _COWL--C -1166.600 _ASRI--C -1119.843 _TIFA--C -1155.366 _CPIN--C -1071.072 _LPKR--C -1136.586 _BMTR--C -1102.664 _INDF--C -953.5578 _BKSL--C -1512.984 _WSKT--C -1128.593 _ITMG--C -805.9786 _SIDO--C -1160.254 _UNVR--C 216.5123 _BSDE--C -1122.816 _AALI--C -466.8720 _PTBA--C -907.3922 _LCGP--C 46565.21 _GGRM--C 578.2942 _BBTN--C -1176.761 _AKRA--C -990.2694 _ANTM--C -1071.052 _PTPP--C -1058.029 _SMRA--C -1130.354 _EXCL--C -1036.615 _BHIT--C -1150.192 _JSMR--C -968.9191 _APLN--C -1153.469
Effects Specification Cross-section fixed (dummy variables) R-squared 0.996515 Mean dependent var 7313.586
Adjusted R-squared 0.996499 S.D. dependent var 11299.39 S.E. of regression 668.6102 Akaike info criterion 15.85293 Sum squared resid 5.16E+09 Schwarz criterion 15.88719 Log likelihood -91861.26 Hannan-Quinn criter. 15.86444 F-statistic 62264.86 Durbin-Watson stat 0.182185 Prob(F-statistic) 0.000000
Sumber: Eviews
Universitas Sumatera Utara
Hasil pengujian heteroskedastisitas menunjukkan bahwa harga saham
dipengaruhi secara positif dan signifikan oleh Simple Moving Average,
Relative Strength Index dan Moving Average Convergence Divergence.
Volume perdagangan saham menunjukkan hasil yang negatif dan signifikan.
Hal ini hampir sama dengan hasil fixed effect model. Yang berbeda hanyalah
nilai uji t dikarenakan pada tabel heteroskedastisitas perhitungan data melalui
eviews menggunakan coefficient covariance method sehingga nilai uji t
mengalami perubahan. Namun secara umum nilai coefficient dan probabilitas
dari variabel penelitian tidak berubah.
8.4. Hasil Uji Hipotesis
Uji hipotesis dilakukan untuk mengetahui pengaruh variabel bebas terhadap
variabel terikat. Baik itu pengaruh dari setiap variabel bebas ataupun secara
keseluruhan.
1) Uji Simultan (Uji F)
Uji simultan dilakukan untuk mengetahui pengaruh dari seluruh
variabel bebas yang merupakan Simple Moving Average, Relative
Strength Index, Moving Average Convergence Divergence dan
volume perdagangan saham terhadap variabel terikat yang
merupakan harga saham.
Dari Tabel 4.5 dibawah, dapat diketahui bahwa nilai Fhitung sebesar
23.514,104 lebih besar dibandingkan nilai Ftabel dengan α = 5%
sebesar 2,37. Hal ini menunjukkan bahwa Simple Moving Average,
Relative Strength Index, Moving Average Convergence Divergence
Universitas Sumatera Utara
dan volume perdagangan harga saham berpengaruh secara
serempak dan signifikan terhadap harga saham.
Tabel 4.5 Hasil Uji Hipotesis
Redundant Fixed Effects Tests Pool: TESIS1 Test cross-section fixed effects
Effects Test Statistic d.f. Prob. Cross-section F 23514.104182 (49,11542) 0.0000
Cross-section Chi-square 53496.937168 49 0.0000
Cross-section fixed effects test equation: Dependent Variable: CLOSE? Method: Panel Least Squares Date: 05/18/16 Time: 22:25 Sample (adjusted): 1/26/2015 9/25/2015 Included observations: 243 after adjustments Cross-sections included: 50 Total pool (unbalanced) observations: 11596
Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob. C 1897.086 183.2934 10.35000 0.0000
SIMPEL? 0.938693 0.006563 143.0194 0.0000 VOLUME? -4.91E-07 9.58E-07 -0.512781 0.6081
RSI? -10.84284 3.376351 -3.211407 0.0013 MACD? 0.755954 0.206010 3.669507 0.0002
R-squared 0.648587 Mean dependent var 7313.586
Adjusted R-squared 0.648465 S.D. dependent var 11299.39 S.E. of regression 6699.451 Akaike info criterion 20.45787 Sum squared resid 5.20E+11 Schwarz criterion 20.46104 Log likelihood -118609.7 Hannan-Quinn criter. 20.45894 F-statistic 5348.238 Durbin-Watson stat 0.002231 Prob(F-statistic) 0.000000
Sumber: Eviews
2) Uji Parsial (Uji t)
Uji t dilakukan untuk mengetahui besarnya pengaruh dan
signifikansi dari masing-masing variabel bebas terhadap variabel
terikat. Tabel 4.5. diatas menunjukkan bahwa variabel Simple
Universitas Sumatera Utara
Moving Average berpengaruh secara positif dan signifikan
terhadap harga saham dengan nilai thitung lebih besar dari ttabel
(143,019>1,645).
Nilai uji t untuk variabel volume perdagangan saham menunjukkan
pengaruh negative dan tidak signifikan dengan nilai thitung lebih
kecil dari ttabel (-0,513<1,645). Uji t variabel Relative Strength
Index menunjukkan hasil yang negatif dan signifikan terhadap
harga saham dengan nilai thitung lebih kecil dari ttabel (-3,21<1,645).
Hasil dari uji t variabel Moving Average Convergence Divergence
menunjukkan hasil yang positif dan signifikan terhadap harga
saham dengan nilai thitung lebih besar dari ttabel (3,669>1,645).
8.5. Pembahasan
Penelitian ini menggunakan data panel dengan menggabungkan data cross
section dari 50 perusahaan dengan time series harga saham harian selama setahun.
Variabel bebas dari penelitian ini adalah Simple Moving Average, Relative
Strength Index, Moving Average Convergence Divergence dan volume
perdagangan harga saham. Variabel terikat dalam penelitian ini adalah harga
saham.
Penelitian ini dilakukan dengan total observasi data panel sebanyak 11.596
observasi. Penelitian ini memperoleh hasil nilai R square sebesar 0,996 yang
menunjukkan bahwa 99,6% harga saham sebagai variabel terikat dapat dijelaskan
Universitas Sumatera Utara
dengan variabel bebas berupa Simple Moving Average, Relative Strength Index,
Moving Average Convergence Divergence dan volume perdagangan harga saham.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa secara keseluruhan atau simultan
berdasarkan uji F tabel, seluruh variabel bebas yang merupakan Simple Moving
Average, Relative Strength Index, Moving Average Convergence Divergence dan
volume perdagangan harga saham berpengaruh secara positif dan signifikan
terhadap variabel terikat. Hasil dari nilai Fhitung sebesar 23.514,104 sedangkan
nilai Ftabel dengan α = 5% sebesar 2,37. Nilai hitung dari uji F yang besar
menunjukkan besarnya pengaruh dari keempat analisis teknikal yang menjadi
variabel bebas tersebut terhadap harga saham.
Hasil uji t pada penelitian semakin memperjelas variabel bebas mana yang
sangat mempengaruhi harga saham. Hasil uji t menunjukkan bahwa variabel
bebas yang paling mempengaruhi harga saham secara positif dan signifikan
adalah Simple Moving Average dengan nilai thitung lebih besar dari ttabel
(143,019>1,645). Hal ini disebabkan karena penghitungan rata-rata harga
penutupan saham dilakukan dengan rentang waktu jangka pendek (8 hari).
Sehingga hasil perhitungan Simple Moving Average mendekati nilai penutupan
harga saham.
Lalu kemudian Moving Average Convergence Divergence dengan nilai
thitung lebih besar dari ttabel (3,669>1,645). Perhitungan variabel Moving Average
Convergence Divergence yang menggunakan rata-rata eksponensial dengan
selisih antara 12 hari dan 26 hari mempengaruhi harga saham secara positif dan
signikan. Hal ini dikarenakan penghitungan rumus eksponensial Moving Average
Universitas Sumatera Utara
Convergence Divergence dibandingkan dengan rata-rata eksponensial 9 hari
sehingga dapat memprediksi pergerakan harga saham dengan menggunakan
interpretasi dari pergerakan garis Moving Average Convergence Divergence
dengan harga penutupan. Ketepatan hasil perhitungan Moving Average
Convergence Divergence menyebabkan variabel ini mempunyai pengaruh yang
positif terhadap harga saham.
Hasil uji t untuk volume perdagangan saham menunjukan hasil yang negative
dan tidak signifikan dengan nilai thitung lebih kecil dari ttabel (-0,513<1,645). Hasil
yang negative ini diperoleh karena variabel volume perdagangan saham
merupakan faktor psikologis dari investor sehingga sulit untuk menganalisisnya
secara kuantitatif. Selain itu, nilai volume perdagangan saham yang
dipublikasikan merupakan jumlah penggabungan perdagangan penjualan dan
pembelian saham harian. Hal ini semakin mempersulit untuk mengetahui jumlah
pasti untuk nilai penjualan suatu saham atau pembelian saham dan menyebabkan
variabel ini tidak dapat mempengaruhi harga saham.
Hasil uji t untuk variabel Relative Strength Index menunjukkan hasil negative
dan signifikan dengan nilai thitung lebih kecil dari ttabel (-3,21<1,645). Hasil
negative ini diperoleh karena tanda overbought dan oversold yang dihasilkan dari
perhitungan Relative Strength Index diabaikan oleh investor. Hal ini disebabkan
oleh faktor psikologis investor yang panik saat investor lain menjual atau membeli
saham dan kemudian mengabaikan kondisi overbought dan oversold yang terjadi.
Hasil uji simultan penelitian ini sesuai dengan hasil uji penelitian terdahulu
yang dilakukan oleh Paul Abbondante (2010) dengan judul Trading Volume and
Universitas Sumatera Utara
Stock Indices: A Test of Technical Analysis dimana volume perdagangan saham
tidak signifikan untuk data jangka pendek.
Penelitian terdahulu yang dilakukan oleh Ahmad Ripai Purba (2009) dengan
judul Pengaruh Faktor Teknikal Terhadap Harga Saham Sektor Perbankan dan
Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia dimana volume perdagangan
harga saham menunjukkan hasil yang signifikan. Laksmita Ayuningtyas (2010)
melakukan penelitian dengan judul Analisis Pengaruh Faktor-Faktor Teknikal
Terhadap Harga Saham Perusahaan Pada Perusahaan Manufaktur di BEI
menunjukkan hasil bahwa volume harga saham masa lalu berpengaruh secara
signifikan terhadap harga saham.
Penelitian terdahulu yang dilakukan oleh Dimitrios Vasiliou (2006) dengan
judul How Rewarding is Technical Analysis? Evidence from Athens Stock
Exchange dan Massoud Metghalchi (2013) dengan judul The Use of Technical
Trading Rules to Predict Overall Stock Price Movements: A Study on Share
Prices on the Irish Stock Exchange, seperti hasil penelitian ini, menunjukkan hasil
yang sama bahwa simple moving average memberikan hasil signifikan dan
merupakan variabel yang paling baik untuk digunakan dalam memprediksi arah
pergerakan harga saham.
Penelitian yang dilakukan Thomas S. Coe (2010) dengan judul Should
Individual Investors Use Technical Trading Rules to Attempt to Beat the Market?
Dan penelitian Anbalagan Tirunavukarasu (2013) yang berjudul Technical Ana-
lysis of Fuzzy Metagraph Based Decision Support System for Capital Market,
Universitas Sumatera Utara
seperti penelitian ini, memperoleh hasil bahwa Relative Strength Index
menunjukkan hasil yang baik dan sinyal jual dan beli yang tepat.
Penelitian Dimitrios Vasiliou (2006) dengan judul How Rewarding is
Technical Analysis? Evidence from Athens Stock Exchange dan penelitian
Anbalagan Tirunavukarasu (2013) yang berjudul Technical Ana-lysis of Fuzzy
Metagraph Based Decision Support System for Capital Market memiliki hasil
penelitian yang sama dengan penelitian ini dimana moving average convergence
divergence memiliki hasil signifikansi yang tinggi dan positif.
Universitas Sumatera Utara
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
10.1 Kesimpulan
Dari penelitian ini dapat diambil kesimpulan bahwa jika dalam
analisis teknikal, hasil perhitungan variabel simple moving average
meningkat, maka harga saham perusahaan juga akan meningkat.
Karena perubahan harga dapat dijelaskan oleh variabel simple
moving average yang dihitung dengan menggunakan interval
jangka pendek. Sehingga arah perubahan harga saham dapat
diperkirakan dengan tepat.
Saat volume perdagangan saham meningkat, maka harga saham
perusahaan akan menurun. Hal ini dapat terjadi karena volume
perdagangan saham mencerminkan kepanikan investor saat
mengalami tekanan pasar yang menjual sahamnya yang kemudian
menyebabkan kenaikan tingkat volume perdagangan saham dan
jatuhnya harga saham tersebut.
Saat nilai relative strength index mengalami peningkatan, maka
harga saham perusahaan akan mengalami kenaikan. Hal ini
disebabkan karena ketika nilai relative strength index lebih dari 70
poin, harga dari saham yang sudah terlalu banyak dibeli investor
sehingga mengalami overbought akan bergerak naik.
Universitas Sumatera Utara
Peningkatan moving average convergence divergence akan
meningkatkan harga saham perusahaan. hal ini disebabkan oleh
perhitungan moving average convergence divergence yang
menggunakan rata-rata eksponensial sehingga dapat
memperkirakan pergerakan harga saham dengan tepat.
Namun secara keseluruhan keempat variabel bebas ini, yaitu
Simple Moving Average, Relative Strength Index, Moving Average
Convergence Divergence dan volume perdagangan harga saham
memiliki pengaruh yang sangat kuat terhadap harga saham.
10.2 Saran
Saran yang dapat diambil dari penelitian ini adalah:
1. Berdasarkan hasil penelitian ini, investor dapat
menggunakan Simple Moving Average dan Moving Average
Convergence Divergence dalam memprediksi arah
pergerakan harga saham. Karena besarnya pengaruh
variabel tersebut (terutama Simple Moving Average)
terhadap harga saham.
2. Investor dapat menggunakan Relative Strength Index dalam
keputusan untuk membeli atau menjual suatu saham untuk
menghindari kondisi overbought dan oversold sebelum
trend perubahan harga terjadi.
Universitas Sumatera Utara
3. Kepada peneliti lain disarankan untuk meneliti indikator-
indikator analisis teknikal lain dalam mempelajari
pergerakan arah harga saham ataupun untuk keputusan
membeli atau menjual saham.
Universitas Sumatera Utara
DAFTAR PUSTAKA
Abbondante, Paul. 2010. Trading Volume and Stock Indices: A Test of Technical Analysis. American Journal of Economics and Business Administration 2.
Ariefianto, Moch. Doddy. 2012. Ekonometrika: Esensi dan Aplikasi dengan
Menggunakan Eviews. Jakarta: Penerbit Erlangga. Ayuningtyas, Laksmita. 2008. Analisis Pengaruh Faktor-Faktor Teknikal
Terhadap Harga Saham Perusahaan Pada Perusahaan Manufaktur di BEI. Skripsi. Semarang: Fakultas Ekonomi Universitas Stikubank.
Azizan, Noor Azlinna, Ibrahim Mohamed and Jacinta Chan Phooi M’ng. 2011.
Profitability of Technical Analysis Indicators: A Study of an Adjustable Technical Indicator, ABZ’, on the Malaysian Futures Markets. The Business Review, Cambridge, Vol. 17.No.2.
Biondo, Alessio Emanuele, Alessandro Pluchino, Andrea Rapisarda and Dirk
Helbing. 2013. Are Random Trading Strategies More Successful Than Technical Ones? PLOS One. July 2013. Volume 8. Issue 7.
Chavarnakul, Thira, and David Enke. 2006. Stock Trading Using Neural Network
and Ease of Movement Technical Indicator. Institute of Industrial Engineers (IIE) Publisher, Proceedings.
Coe, Thomas S., and Kittipong Laosethakul. 2010. Should Individual Investors
Use Technical Trading Rules to Attempt to Beat the Market? American Journal of Economics and Business Administration.Vol.2.No.3.
Fakhruddin, Hendy M. 2008. Istilah Pasar Modal A-Z. Jakarta: Gramedia. Gumanti, Tatang Ary. 2011. Manajemen Investasi: Konsep, Teori dan Aplikasi.
Jakarta: Mitra Wacana Media. Harianto, Farid dan Siswanto Sudomo. 1998. Perangkat dan Teknik Analisis
Investasi di Pasar Modal Indonesia. Jakarta: PT. BEJ. Hin, L. Thian. 2008. Panduan Berinvestasi Saham. Jakarta: Gramedia.
Universitas Sumatera Utara
Jones, Charles P., Siddharta Utama, Budi Frensidy, Irwan Adi Ekaputra dan Rachman Untung Budiman. 2009. Investment: Analysis and Management (An Indonesian Adaptation). Jakarta: Salemba Empat.
Kodrat, David Sukardi, dan Kurniawan Indonanjaya. 2010. Manajemen Investasi:
Pendekatan Teknikal dan Fundamental untuk Analisis Saham. Yogyakarta: Graha Ilmu.
Lubis, Ade Fatma. 2008. Pasar Modal. Jakarta: Lembaga Penerbit Fakultas
Ekonomi Universitas Indonesia. Mahalanie, Gadiesya. 2011. Pengaruh Faktor Teknikal Terhadap Harga Saham
Sektor Keuangan di Bursa Efek Indonesia. Skripsi. Medan: Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.
McClave, James T., P. George Bendon, and Terry Sincich. 2010. Statistik untuk
Bisnis dan Ekonomi. Jakarta: Erlangga. Metghalci, Massoud, and Xavier Garza-Gomez. 2013. The Use of Technical
Trading Rules to Predict Overall Stock Price Movements: A Study on Share Prices on the Irish Stock Exchange. International Journal of Management. Vol.30 No.2.
Murphy, John J. 1999. Technical Analysis of The Financial Markets. New York
Institute of Finance. Peat, Maurice, Max Stevenson and Daniel Maroney. 2005. The Relationship
Between Technical Indicators and The Market Index. JASSA Issue 2. Pratomo, Wahyu dan Paidi Hidayat. 2009. Pedoman Praktis Penggunaan Eviews
dalam Ekonometrika. USU Press. Pring, Martin J. 2002. Technical Analysis Explained, Fourth Edition. McGraw
Hill. Purba, Ahmad Ripai. 2009. Pengaruh Faktor Teknikal Terhadap Harga Saham
Sektor Perbankan dan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Skripsi. Medan: Fakultas Ekonomi USU.
Universitas Sumatera Utara
Situmorang, Syafrizal H., Iskandar Muda, Doli M. J. Dalimunthe, Fadli, Fauzi Syarif. 2010. Analisis Data untuk Riset Manajemen dan Bisnis. USU Press.
Stevenson, Richard A., Edward H. Jennings and David Loy. 1988. Fundamentals
of Investments, fourth edition. West Publishing Company. Sugiyono, Prof. Dr. 2007. Metode Penelitian Bisnis. Bandung: Alfabeta. Tandelilin, Eduardus. 2010. Portofolio dan Investasi: Teori dan Aplikasi.
Yogyakarta: Kanisius. Thirunavukarasu, Anbalagan and Uma Maheswari. 2013. Technical Analysis of
Fuzzy Metagraph Based Decision Support System for Capital Market. Journal of Computer Science, Vol.9. No.9.
Tryfino. 2009. Cara Cerdas Berinvestasi Saham. Jakarta: Transmedia. Vasiliou, Dimitrios, Nikolaos Eriotis and Spyros Papathanasiou. 2006. How
Rewarding is Technical Analysis? Evidence from Athens Stock Exchange. Operational Research. An International Journal. Vol. 6 No.2.
Vibby, Santo. 2010. Panduan Edukasi Saham Seri Analisa Teknikal: Jual Saham
Anda Lebih Mahal, Edisi Kedua. Jakarta: Vibby Publishing. Wijaya, Johanes Ariffin. 2002. Bursa Berjangka. Yogyakarta: Penerbit Andi. Wilder, J. Welles. 1978. New Concept in Technical Trading System. Greensboro,
Nc: Trend Research. Yani, Achmad. 2004. Analisis Teknikal Harga Saham dengan Metode ARIMA
(Studi pada IHSG di Bursa Efek Jakarta). Tesis. Semarang: Universitas Diponegoro.
Universitas Sumatera Utara
Lampiran 1: Data Panel Penelitian Observasi ssms
Tanggal Close simple volume rsi macd 1/1/2015 1665 0 1/2/2015 1690 43996100 1/3/2015 1710 56588400 1/4/2015 1710 31367100 1/5/2015 1710 42318900 1/6/2015 1710 31475200 1/7/2015 1705 35416700 1/8/2015 1700 1700 45797900 1/9/2015 1700 1704.375 30484800
1/10/2015 1695 1705 28913400 1/11/2015 1710 1705 34897000 1/12/2015 1690 1702.5 51817500 1/13/2015 1695 1700.625 57737300 1/14/2015 1690 1698.125 33141900 61.90476 1/15/2015 1710 1698.75 35181100 68 1/16/2015 1670 1695 32501200 42.85714 1/17/2015 1685 1693.125 49752300 40.74074 1/18/2015 1680 1691.25 48667800 39.28571 1/19/2015 1675 1686.875 53108700 37.93103 1/20/2015 1670 1684.375 28146800 36.66667 1/21/2015 1635 1676.875 43334300 30.55556 1/22/2015 1650 1671.875 53811600 36.84211 1/23/2015 1665 1666.25 51698200 41.46341 1/24/2015 1665 1665.625 53627100 42.5 1/25/2015 1675 1664.375 36253200 41.02564 1/26/2015 1700 1666.875 42611300 52.5 -10.1433 1/27/2015 1720 1672.5 38462000 55.81395 -9.60167 1/28/2015 1710 1677.5 21746900 54.54545 -8.435 1/29/2015 1700 1685.625 37799300 47.61905 -7.93875 1/30/2015 1710 1693.125 52865700 61.11111 -4.95625 1/31/2015 1715 1699.375 54060500 58.82353 -1.90708
2/1/2015 1740 1708.75 52395300 65.78947 4.137083 2/2/2015 1750 1718.125 33224400 69.23077 11.4225 2/3/2015 1780 1728.125 43985200 75 20.30667 2/4/2015 1800 1738.125 28641700 90.2439 27.92792 2/5/2015 1800 1749.375 0 89.47368 33.57167
Universitas Sumatera Utara
Lampiran 2:
Fixed effect model representatives
Estimation Command: ===================== LS(CX=F,COV=STACKEDWHITE) CLOSE? C SIMPEL? VOLUME? RSI? MACD? Substituted Coefficients: ===================== CLOSE_SSMS = -1136.82296354 + 858.806801442 + 0.963409993074*SIMPEL_SSMS - 2.47559121752e-07*VOLUME_SSMS + 6.74757586501*RSI_SSMS + 0.159086737562*MACD_SSMS CLOSE_TLKM = -1079.36368278 + 858.806801442 + 0.963409993074*SIMPEL_TLKM - 2.47559121752e-07*VOLUME_TLKM + 6.74757586501*RSI_TLKM + 0.159086737562*MACD_TLKM CLOSE_KLBF = -1108.34805322 + 858.806801442 + 0.963409993074*SIMPEL_KLBF - 2.47559121752e-07*VOLUME_KLBF + 6.74757586501*RSI_KLBF + 0.159086737562*MACD_KLBF CLOSE_BBRI = -778.217402526 + 858.806801442 + 0.963409993074*SIMPEL_BBRI - 2.47559121752e-07*VOLUME_BBRI + 6.74757586501*RSI_BBRI + 0.159086737562*MACD_BBRI CLOSE_ASII = -928.216918846 + 858.806801442 + 0.963409993074*SIMPEL_ASII - 2.47559121752e-07*VOLUME_ASII + 6.74757586501*RSI_ASII + 0.159086737562*MACD_ASII CLOSE_BMRI = -833.124488184 + 858.806801442 + 0.963409993074*SIMPEL_BMRI - 2.47559121752e-07*VOLUME_BMRI + 6.74757586501*RSI_BMRI + 0.159086737562*MACD_BMRI CLOSE_MYRX = -1484.73049838 + 858.806801442 + 0.963409993074*SIMPEL_MYRX - 2.47559121752e-07*VOLUME_MYRX + 6.74757586501*RSI_MYRX + 0.159086737562*MACD_MYRX CLOSE_ADRO = -1114.03980381 + 858.806801442 + 0.963409993074*SIMPEL_ADRO - 2.47559121752e-07*VOLUME_ADRO + 6.74757586501*RSI_ADRO + 0.159086737562*MACD_ADRO CLOSE_SMGR = -771.570602082 + 858.806801442 + 0.963409993074*SIMPEL_SMGR - 2.47559121752e-07*VOLUME_SMGR + 6.74757586501*RSI_SMGR + 0.159086737562*MACD_SMGR CLOSE_PGAS = -1032.66301819 + 858.806801442 + 0.963409993074*SIMPEL_PGAS - 2.47559121752e-07*VOLUME_PGAS + 6.74757586501*RSI_PGAS + 0.159086737562*MACD_PGAS CLOSE_BBNI = -988.104742015 + 858.806801442 + 0.963409993074*SIMPEL_BBNI - 2.47559121752e-07*VOLUME_BBNI + 6.74757586501*RSI_BBNI + 0.159086737562*MACD_BBNI CLOSE_PWON = -1155.70332876 + 858.806801442 + 0.963409993074*SIMPEL_PWON - 2.47559121752e-07*VOLUME_PWON + 6.74757586501*RSI_PWON + 0.159086737562*MACD_PWON CLOSE_UNTR = -497.916664469 + 858.806801442 + 0.963409993074*SIMPEL_UNTR - 2.47559121752e-07*VOLUME_UNTR + 6.74757586501*RSI_UNTR + 0.159086737562*MACD_UNTR
Universitas Sumatera Utara
CLOSE_ADHI = -1092.97867127 + 858.806801442 + 0.963409993074*SIMPEL_ADHI - 2.47559121752e-07*VOLUME_ADHI + 6.74757586501*RSI_ADHI + 0.159086737562*MACD_ADHI CLOSE_LSIP = -1118.25266335 + 858.806801442 + 0.963409993074*SIMPEL_LSIP - 2.47559121752e-07*VOLUME_LSIP + 6.74757586501*RSI_LSIP + 0.159086737562*MACD_LSIP CLOSE_BBCA = -717.513225707 + 858.806801442 + 0.963409993074*SIMPEL_BBCA - 2.47559121752e-07*VOLUME_BBCA + 6.74757586501*RSI_BBCA + 0.159086737562*MACD_BBCA CLOSE_BUMI = -1077.2018079 + 858.806801442 + 0.963409993074*SIMPEL_BUMI - 2.47559121752e-07*VOLUME_BUMI + 6.74757586501*RSI_BUMI + 0.159086737562*MACD_BUMI CLOSE_WIKA = -1058.1375938 + 858.806801442 + 0.963409993074*SIMPEL_WIKA - 2.47559121752e-07*VOLUME_WIKA + 6.74757586501*RSI_WIKA + 0.159086737562*MACD_WIKA CLOSE_SIAP = -1031.91256262 + 858.806801442 + 0.963409993074*SIMPEL_SIAP - 2.47559121752e-07*VOLUME_SIAP + 6.74757586501*RSI_SIAP + 0.159086737562*MACD_SIAP CLOSE_LPPF = -595.447694403 + 858.806801442 + 0.963409993074*SIMPEL_LPPF - 2.47559121752e-07*VOLUME_LPPF + 6.74757586501*RSI_LPPF + 0.159086737562*MACD_LPPF CLOSE_MNCN = -1087.26979633 + 858.806801442 + 0.963409993074*SIMPEL_MNCN - 2.47559121752e-07*VOLUME_MNCN + 6.74757586501*RSI_MNCN + 0.159086737562*MACD_MNCN CLOSE_SCMA = -1075.81075758 + 858.806801442 + 0.963409993074*SIMPEL_SCMA - 2.47559121752e-07*VOLUME_SCMA + 6.74757586501*RSI_SCMA + 0.159086737562*MACD_SCMA CLOSE_INTP = -453.029649121 + 858.806801442 + 0.963409993074*SIMPEL_INTP - 2.47559121752e-07*VOLUME_INTP + 6.74757586501*RSI_INTP + 0.159086737562*MACD_INTP CLOSE_INCO = -1053.67953569 + 858.806801442 + 0.963409993074*SIMPEL_INCO - 2.47559121752e-07*VOLUME_INCO + 6.74757586501*RSI_INCO + 0.159086737562*MACD_INCO CLOSE_COWL = -1166.60014393 + 858.806801442 + 0.963409993074*SIMPEL_COWL - 2.47559121752e-07*VOLUME_COWL + 6.74757586501*RSI_COWL + 0.159086737562*MACD_COWL CLOSE_ASRI = -1119.84264564 + 858.806801442 + 0.963409993074*SIMPEL_ASRI - 2.47559121752e-07*VOLUME_ASRI + 6.74757586501*RSI_ASRI + 0.159086737562*MACD_ASRI CLOSE_TIFA = -1155.36571237 + 858.806801442 + 0.963409993074*SIMPEL_TIFA - 2.47559121752e-07*VOLUME_TIFA + 6.74757586501*RSI_TIFA + 0.159086737562*MACD_TIFA CLOSE_CPIN = -1071.07156358 + 858.806801442 + 0.963409993074*SIMPEL_CPIN - 2.47559121752e-07*VOLUME_CPIN + 6.74757586501*RSI_CPIN + 0.159086737562*MACD_CPIN CLOSE_LPKR = -1136.5856599 + 858.806801442 + 0.963409993074*SIMPEL_LPKR - 2.47559121752e-07*VOLUME_LPKR + 6.74757586501*RSI_LPKR + 0.159086737562*MACD_LPKR
Universitas Sumatera Utara
CLOSE_BMTR = -1102.66424303 + 858.806801442 + 0.963409993074*SIMPEL_BMTR - 2.47559121752e-07*VOLUME_BMTR + 6.74757586501*RSI_BMTR + 0.159086737562*MACD_BMTR CLOSE_INDF = -953.557753856 + 858.806801442 + 0.963409993074*SIMPEL_INDF - 2.47559121752e-07*VOLUME_INDF + 6.74757586501*RSI_INDF + 0.159086737562*MACD_INDF CLOSE_BKSL = -1512.98375346 + 858.806801442 + 0.963409993074*SIMPEL_BKSL - 2.47559121752e-07*VOLUME_BKSL + 6.74757586501*RSI_BKSL + 0.159086737562*MACD_BKSL CLOSE_WSKT = -1128.59311262 + 858.806801442 + 0.963409993074*SIMPEL_WSKT - 2.47559121752e-07*VOLUME_WSKT + 6.74757586501*RSI_WSKT + 0.159086737562*MACD_WSKT CLOSE_ITMG = -805.978555286 + 858.806801442 + 0.963409993074*SIMPEL_ITMG - 2.47559121752e-07*VOLUME_ITMG + 6.74757586501*RSI_ITMG + 0.159086737562*MACD_ITMG CLOSE_SIDO = -1160.25406187 + 858.806801442 + 0.963409993074*SIMPEL_SIDO - 2.47559121752e-07*VOLUME_SIDO + 6.74757586501*RSI_SIDO + 0.159086737562*MACD_SIDO CLOSE_UNVR = 216.512276204 + 858.806801442 + 0.963409993074*SIMPEL_UNVR - 2.47559121752e-07*VOLUME_UNVR + 6.74757586501*RSI_UNVR + 0.159086737562*MACD_UNVR CLOSE_BSDE = -1122.81644878 + 858.806801442 + 0.963409993074*SIMPEL_BSDE - 2.47559121752e-07*VOLUME_BSDE + 6.74757586501*RSI_BSDE + 0.159086737562*MACD_BSDE CLOSE_AALI = -466.872034624 + 858.806801442 + 0.963409993074*SIMPEL_AALI - 2.47559121752e-07*VOLUME_AALI + 6.74757586501*RSI_AALI + 0.159086737562*MACD_AALI CLOSE_PTBA = -907.392170339 + 858.806801442 + 0.963409993074*SIMPEL_PTBA - 2.47559121752e-07*VOLUME_PTBA + 6.74757586501*RSI_PTBA + 0.159086737562*MACD_PTBA CLOSE_LCGP = 46565.2083691 + 858.806801442 + 0.963409993074*SIMPEL_LCGP - 2.47559121752e-07*VOLUME_LCGP + 6.74757586501*RSI_LCGP + 0.159086737562*MACD_LCGP CLOSE_GGRM = 578.29415628 + 858.806801442 + 0.963409993074*SIMPEL_GGRM - 2.47559121752e-07*VOLUME_GGRM + 6.74757586501*RSI_GGRM + 0.159086737562*MACD_GGRM CLOSE_BBTN = -1176.7613834 + 858.806801442 + 0.963409993074*SIMPEL_BBTN - 2.47559121752e-07*VOLUME_BBTN + 6.74757586501*RSI_BBTN + 0.159086737562*MACD_BBTN CLOSE_AKRA = -990.26941447 + 858.806801442 + 0.963409993074*SIMPEL_AKRA - 2.47559121752e-07*VOLUME_AKRA + 6.74757586501*RSI_AKRA + 0.159086737562*MACD_AKRA CLOSE_ANTM = -1071.05164784 + 858.806801442 + 0.963409993074*SIMPEL_ANTM - 2.47559121752e-07*VOLUME_ANTM + 6.74757586501*RSI_ANTM + 0.159086737562*MACD_ANTM CLOSE_PTPP = -1058.02938057 + 858.806801442 + 0.963409993074*SIMPEL_PTPP - 2.47559121752e-07*VOLUME_PTPP + 6.74757586501*RSI_PTPP + 0.159086737562*MACD_PTPP
Universitas Sumatera Utara