uas tpai_analisis fundmental dan teknikal

28
Analisis Fundamental Dan Teknikal PT. Bumi Resources Tbk. Serta PT. Bukit Uluwatu Villa Tbk. Tugas Disusun Guna Memenuhi Ujian Akhir Semester 6 Mata Kuliah Teori Portofolio dan Analisis Investasi Dosen Pengampu : Mahendra Adi Nugroho, M.Sc Disusun Oleh : Farah Nindya K. 09412141038 PRODI AKUNTANSI

Upload: kkn35

Post on 23-Nov-2015

68 views

Category:

Documents


1 download

DESCRIPTION

sahamsaham

TRANSCRIPT

Analisis Fundamental Dan Teknikal PT. Bumi Resources Tbk. Serta PT. Bukit Uluwatu Villa Tbk. Tugas Disusun Guna Memenuhi Ujian Akhir Semester 6 Mata Kuliah Teori Portofolio dan Analisis Investasi

Dosen Pengampu : Mahendra Adi Nugroho, M.Sc

Disusun Oleh :

Farah Nindya K. 09412141038

PRODI AKUNTANSIFAKULTAS EKONOMIUNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA2012

A. Profil Perusahaan1. Profil PT. Bumi Resources Tbk. (BUMI)Bumi Resources merupakan sebuah perusahaan yang bergerak pada eksplorasi sumber daya alam khususnya batubara. Bumi Resources merupakan ekspor batu bara terbesar di Indonesia. Perusahaan berdiri pada tahun 1973 yang bergerak di bidang perhotelan dan pariwisata. Sejak tahun 1997, PT Bakrie Capital Indonesia mengambil alih 58,51% saham perusahaan dari Asuransi Jiwa Bersama Bumiputera 1912. Pada tahun 1990 perusahaan resmi mencatatkan diri di Bursa Efek Jakarta (sekarang Bursa Efek Indonesia) dan Surabaya. Pada tanggal 13 Agustus 1998 perusahaan merubah usaha inti menjadi perusahaan yang bergerak dalam bidang minyak, gas alam dan pertambangan. Pada bulan November 2001, perusahaan mengakuisisi 80% saham PT. Arutmin Indonesia dari BHP Minerals Exploration Inc. Arutmin Indonesia adalah produsen batubara dengan 2 tambang batu bara terbuka yang berada di Senakin dan Satuui di Kalimantan Selatan. Oktober 2003, perusahaan membeli 100% kepemilikan PT Kaltim Prima Coal (KPC) sebagai langkah lebih lanjut untuk melakukan ekspansi usaha. Dengan mengakuisisi KPC maka perusahaan memberikan kontribusi sebesar 40% dari total produksi batubara nasional tahun 2004.2. Profil Bukit Uluwatu Villa Tbk (BUVA)Didirikan pada bulan Desember 2000, PT Bukit Uluwatu Villa Tbk (BUV atau Perseroan) adalah sebuah perusahaan pengembang hotel dan resor yang terkemuka dengan konsep ramah lingkungan. BUV yang terkenal fokus pada arsitektur berkelas dunia, memadukan konsep inovasi, liburan, dan gaya hidup ke dalam satu pengalaman baru nan unik bagi tamunya yang berasal dari dalam dan luar negeri, yang mencari destinasi yang selaras yang berkembang secara harmoni dengan lingkungan dan budaya sekelilingnya, namun sarat dengan kemewahan, kedamai an dan petualangan.Kepemilikan Perseroan terdiri dari PT Asia Leisure Network (40,29%) Archipelago Resorts and Hotels Limited (16,19%) dan publik (43,52%) Properti hotel Perseroan dikelola oleh Alila Hotels & Resorts Ltd (AHR) yang berbasis di Singapura. Setelah berhasil mendaftarkan sahamnya di Bursa Efek Indonesia pada tahun 2010, di mana perusahaan mampu meraih dana sebesar Rp222,85 miliar, property Perseroan terus menuai pengakuan internasional sebagai destinasi berkelas dunia. Kepercayaan investor kepada BUV bertambah karena Perseroan turut membangun pariwisata Indonesia secara bertanggung jawab dan beretika dengan turut melaksanakan pelestarian alam dan budaya. Pada tahun 2011, Perseroan mengelola dua properti yang terbaik di kelasnya, yaitu Alila Villas Uluwatu dan Alila Ubud, yang senantiasa menunjukkan performa di atas ratarata pasar. Melalui rangkaian produk dan layanan yang berkelas, brand yang unik serta fokus pada bidang perhotelan yang ramah lingkungan, Perseroan berhasil meraih peringkat BBB+ dari PT Pefindo (Perusahaan Pemeringkat Efek Indonesia) pada bulan November 2011. Alila Villas Uluwatu bahkan telah meraih sertifikasi Earth Check atas pengelolaan operasionalnya yang sangat baik dan komitmennya untuk terus melanjutkan standar pengelolaan tersebut. Pada tahun 2011, Perseroan berhasil memperoleh prestasi baru dengan mendapatkan pengakuan internasional, yaitu Royal Institute of British Architects International Award 2011 dan Forbes 2011: Worlds 20 Coolest Hotel Pools baik untuk Alila Villas Uluwatu dan Alila Ubud. Ke depannya, BUV akan terus menciptakan destinasi liburan baru di Indonesia, dengan menawarkan pengalaman liburan yang luar biasa melalui berbagai portofolio propertinya yang unik, yang menyesuaikan dengan cita rasa para tamunya. Perseroan akan menawarkan Alila SCBD dengan konsep berbisnis sekaligus menikmati gaya hidup urban, sementara Alila Villas Bintan akan menawarkan konsep kenyamanan dalam berlibur dan jauh dari kehidupan metropolis yang dinamis, selanjutnya Perseroan menyuguhkan kemewahan yang tiada tara di Alila Tarabitan (Manado). Proyek lain yang akan dikembangkan Perseroan di antaranya adalah pengembangan Alila Borobudur, yang akan dibangun di Muntilan (Magelang), dengan konsep yang menggabungkan factor ketenangan alam dan kekayaan budaya. Seluruh properti Perseroan secara kuat membawa ciri budaya, gaya disain dan standard layanan Alila yang bertaraf internasional.

B. Analisis FundamentalAnalisis fundamental adalah metode analisis yang didasarkan pada fundamental ekonomi suatu perusahaan.Teknis ini menitik beratkan pada rasio finansial dan kejadian - kejadian yang secara langsung maupun tidak langsung memengaruhi kinerja keuangan perusahaan.Sebagian pakar berpendapat teknik analisis fundamental lebih cocok untuk membuat keputusan dalam memilih saham perusahaan mana yang dibeli untuk jangka panjang. Analisis fundamental dibagi dalam tiga tahapan analisa yaitu analisis ekonomi, analisis industri, dan analisis rasio keuangan.

1. Analisis EkonomiAnalisis ekonomi merupakan salah satu analisis yang digunakan pada model teknik fundamental.analisis ini cenderung digunakan untuk mengetahui keadaan-keadaan yang bersifat makro dari suatu keadaan ekonomi. Unsur-unsur makro ekonomi yang biasa dianalisis melalui analisis ekonomi ini adalah faktor pendapatan domestik bruto, inflasi, kebijakan moneter dan kebijakan fiskal yang diterapkan oleh suatu negara.analisis ini digunakan untuk mengetahui potensi dari faktor makro yang pastinya menjadi salah satu faktor yang memengaruhi tingkat pengembalian dari investasi. Analisis ekonomi dianggap penting karena adanya kecenderungan hubungan yang kuat antara apa yang terjadi pada lingkungan ekonomi makro dan kinerja suatupasar modal. Pasar modal mencerminkan apa yang terjadi pada perekonomian makro.Di tengah tekanan dari perekonomian global, perekonomian Indonesia masih dapat tumbuh lebih baik dibandingkan dengan negara kawasan Asia Tenggara. Pertumbuhan yang lebih baik itu didukung oleh permintaan domestik yang masih cukup besar dan menjadi motor utama pertumbuhan ekonomi nasional. Pertumbuhan ekonomi dalam tahun 2011 diprediksi akan mecapai sebesar 6,6% yang didukung oleh konsumsi domestik dan investasi. Tingginya konsumsi tersebut didorong oleh beberapa program stimulus pemerintah seperti kenaikan gaji PNS, dan meningkatnya Upah Minimum Propinsi (UMR) di berbagai daerah. Di samping itu, meningkatnya konsumsi rumah tangga juga didorong oleh maraknya aktivitas Pemilihan Umum (Pemilu) yang tampak dari pertumbuhan sektoral seperti pengeluaran subsektor jasa periklanan, komunikasi, industri makanan, hotel dan restoran, serta percetakan.Pada awal tahun 2011, Pemerintah juga telah menetapkan empat strategi kebijakan untuk memperlunak dampak krisis global, yaitu memperkuat ketahanan sector keuangan, melakukan konsolidasi fiskal, memberikan stimulus fiskal untuk mendorong pertumbuhan sector riil, dan mempercepat pembangunan infrastruktur. Dengan pertimbangan bahwa stimulus fiskal merupakan obat merah, fokus kebijakan haruslah pada sisi meminimalkan dampak krisis global terhadap naiknya angka kemiskinan dan pengangguran. Pemerintah telah berencana memberikan pajak pertambahan nilai ditanggung pemerintah terhadap 17 industri dengan nilai Rp 9 triliun lebih, tarif impor ditanggung Rp 2,4 triliun, belanja modal untuk infrastruktur yang mencapai paling tidak Rp 72 triliun, dan Rp 4,9 triliun digunakan untuk biaya pembebasan lahan. Dengan demikian, total biaya yang dikeluarkan sebagai respons dari krisis sebesar Rp 88,3 triliun. Bagian tersulit dalam menjalankan stimulus fiskal adalah menjamin efektivitas kebijakan, termasuk dalam hal ini kalkulasi akan kelompok mana yang mendapat keuntungan dan kerugian (benefit and cost). Dalam situasi krisis, stimulus fiskal seyogianya dapat memperkecil ketimpangan dan kesenjangan pendapatan. Demikian pula penetapan sektor prioritas menjadi agenda yang perlu dipikirkan secara matang.Namun, hal ini jelas tidak mudah karena pengambil kebijakan cenderung mengambil sikap akomodatif bagi semua sektor karena lebih minim risiko, terutama dari aspek ekonomi politik.Perekonomian Indonesia diwarnai oleh perkembangan yang terjadi pada perekonomian global. Perkembangan positif yang terjadi di pasar keuangan global sejak beberapa bulan terakhir terus berlanjut, dan memberikan dampak positif bagi perekonomian dalam negeri. Di tengah ketidakpastian pemulihan perekonomian global, kontraksi ekonomi di negara-negara mitra dagang utama masih berlangsung dan memberikan tekanan pada kinerja ekspor Indonesia, meskipun terdapat indikasi awal perekonomian dunia membaik. Di sisi harga, tekanan inflasi terus menurun didukung oleh penguatan Rupiah dan terjaganya harga-harga barang kebutuhan pokok. Bank Indonesia (BI) memprediksikan tingkat inflasi pada tahun 2012 mencapai 5,2%-5,7%, prediksi tersebut dipicu dengan rencana pemerintah mengambil kebijakan pembatasan BBM maupun kenaikan harga BBM di 2012. Penguatan nilai tukar Rupiah dalam beberapa waktu terakhir berkontribusi positif terhadap stabilitas makro secara keseluruhan. Membaiknya kondisi Neraca Pembayaran Indonesia dan meningkatnya jumlah cadangan devisa menjadi faktor utama yang mendukung stabilitas nilai tukar rupiah. Pada akhir desember 2011 jumlah cadangan devisa mencapai 111 miliar dolar AS yaitu, cukup untuk membiayai lebih dari 6 bulan impor dan pembayaran utang luar negeri pemerintah. Di sektor keuangan, kondisi perbankan nasional tetap terjaga dengan baik, dengan CAR yang cukup tinggi (17,6%). Likuiditas perbankan, termasuk likuiditas pasar uang antar bank makin membaik. Selain itu, terdapat indikasi awal pemberian kredit oleh perbankan mulai meningkat. Namun, Bank Indonesia tetap mencermati potensi peningkatan risiko kredit. Kebijakan Bank Indonesia memangkas suku bunga acuan (BI Rate) sebesar 25 basis poin dari 6 persen menjadi 5,75 persen adalah upaya untuk menjaga ekonomi Indonesia agar tidak terpengaruh jauh dengan krisis utang yang terjadi di Eropa dan Amerika Serikat. Dengan diturunkannya BI rate diharapkan para investor akan lebih tertarik berinvestasi pada saham dari pada mendepositokan dananya di bank. Penurunan BI rate diharapkan akan meningkatkan likuiditas perbankan di Indonesia. Untuk itu Bank Indonesia bersama perbankan akan terus berupaya mengurangi kendala-kendala dalam peningkatan fungsi intermediasi perbankan. Di pasar domestik, sentimen positif pada perekonomian dunia dan mulai berangsur pulihnya keketatan likuiditas di pasar keuangan global telah mendorong aliran modal masuk ke dalam negeri.Kondisi ini berdampak positif pada penguatan mata uang rupiah dan peningkatan Index Harga Saham Gabungan (IHSG). Lembaga pemeringkat, Fitch Ratings menaikkan peringkat Indonesia dari 'BB+' menjadi 'BBB-' dengan outlook stabil atau berarti sudah berada di 'Investment Grade'. Posisi ini menempatkan Indonesia sejajar dengan negara-negara maju lainnya. "Kenaikan itu merefleksikan kuat dan tangguhnya pertumbuhan ekonomi, rendah dan terus turunnya rasio utang publik, menguatnya likuiditas eksternal serta kerangka kebijakan makro menyeluruh yang lebih hati-hati.

2. Analisis IndustriDalam analisis industri, investor mencoba memperbandingkan kinerja dari berbagai industri, untuk bisa mengetahui jenis industri apa saja yang memberikan prospek paling baik ataupun sebaliknya. Berdasarkan hasil analisis industri, investor akan menggunakan informasi tersebut sebagai masukan untuk mempertimbangkan saham-saham dari kelompok industri mana sajakah yang akan dimasukkan dalam portofolio. Analisis Industri merupakan tahapan penting Pengelompokan suatu industri dalam kenyataannya tidaklah sesederhana yang dibayangkan, karena banyak perusahaan yang bergerak dalam lini bisnis yang berbeda. Menurut Michael Porter (1960), Fokus dari analisis industri adalah pada pengenalan ciri pokok yang mendasari suatu industri yang bersumber pada situasi ekonomi dan teknologi yang membentuk arena dimana strategi bersaing harus ditata. Dapat dikatakan analisa industri adalah sebuah perencanaan yang terjadi dalam suatu kelompok bisnis ketika suatu usaha telah berjalan.perencanaan lingkungan usaha, kecendrungan ekonomi, teknologi dan politik akan mempunyai pengaruh kuat dalam suatu usaha.

Bumi Resources Tbk.Di Indonesia sendiri, sektor pertambangan tetap akan menjadi primadona dengan melihat potensi sumber daya mineral yang masih luas untuk digarap baik oleh perusahaan lokal maupun asing. Sektor pertambangan sekarang ini tetap menjadi salah satu sektor utama yang menggerakan roda perekonomian Indonesia. Indikasi ini terlihat dari kontribusi penerimaan negara yang setiap tahunnya meningkat. Selain itu, sektor pertambangan juga memberikan efek pengganda 1,61,9 atau menjadi pemicu pertumbuhan sektor lainnya serta menyediakan kesempatan kerja bagi sekitar 34 ribu tenaga kerja langsung. Dalam hal kinerja sahamnya, pelaku pasar terlihat kembali mengakumulasi saham-saham sektor tambang dan energi menyusul membaiknya kondisi Eropa yang berpeluang mengangkat harga sejumlah komoditas tambang dan energi. Investor asing di pasar saham mencatatkan net selling Rp.48,74 miliar. Pergerakan IHSG juga diperkirakan akan mixed dengan naik turun di kisaran 20-30 poin. Target resisten di 4025 dan support di 3970. Saham-saham sektor pertambangan dan energi masih berpeluang menguat, investor disarankan melakukan aksi pembelian apabila terjadi koreksi pasar.

PT. Bumi Resources Tbk. sendiri merupakan perusahaan batubara terbesar di Indonesia. Secara fundamental, saham PT Bumi Resources (BUMI.JK) sangat kuat. Sebab, dari sisi valuasi saham sejuta umat ini masih murah dibandingkan beberapa saham batubara yang lain. Terbukti dari price earning ratio (PER) untuk 2011, masih murah di level 12,4 kali.Sedangkan, estimasi return on equity (ROE) juga masih cukup tinggi 24,3%. Apalagi, pertumbuhan earning bisa melonjak hingga 1.966% (seribu sembilan ratus enam puluh enam persen) di 2011. Tapi, untuk pertumbuhan rata-rata earning BUMI dalam 5 tahun hanya 55%. Karena itu, secara fundamental saham BUMI sangat positif. Sebab, dari sisi pertumbuhan earning sangat tinggi dan dari sisi return on equity juga cukup tinggi. Semua itu, bisa mendongkrak harga saham BUMI untuk 2011 ini.Bukit Uluwatu Villa Tbk. Industri perhotelan dan resor dimana BUVA bergerak dalam bidang tersebut merupakan industri yang sangat kompetitif. Para pesaing BUVA merupakan hotel-hotel yang telah memiliki jaringan yang luas di dalam dan luar negeri. Faktor-faktor persaingan utama antara lain adalah dalam hal tarif kamar, standar pelayanan, lokasi, kualitas akomodasi, sistem pemesanan, nama dan ketersediaan alternatif lain di pasar lokal. Saat ini, terdapat sekitar 37 buah hotel bintang 5 yang berdiri di Bali dengan lebih dari 2,4 juta kamar per tahun yaitu antara lain Alila Ubud, The Chedi Club Tanah Gajah, Komaneka Resort, Amandari Hotel, Banyan Tree, Bvlgari Resort, Ritz Carlton Cliff Villa and Four Season Jimbaran. Di Bintan, Alila Villas. BUVA telah beroperasi selama hampir empat tahun. Selama 2008-2010, pendapatan BUVA dari kamar dan pendapatan terkait diluar pendapatan kamar tumbuh dengan CAGR sebesar 113.7% dari Rp 25,2 miliar tahun 2008 menjadi Rp 155,2 miliar pada tahun 2010. Peningkatan pendapatan BUVA yang cukup signifikan di tahun 2010 tersebut dikarenakan meningkatnya tingkat hunian di Alila Ubud dan Alila Villas Uluwatu menjadi masing-masing sebesar 70% dan 61%, yang dapat dilihat dari peningkatan pendapatan kamar sebesar 271,3% menjadi Rp 83,7 miliar dari Rp 22,5 miliar pada tahun 2009. Selain itu, pada tahun 2010 semua kamar hotel BUVA di Alila Ubud dan Alila Villas Uluwatu telah beroperasi. Selain dari pendapatan hotel, pada tahun 2010 BUVA juga memperoleh pendapatan dari penjualan real estate di Bintan senilai Rp 51,2 miliar. Pada 3Q2011, BUVA membukukan profitabilitas yang lebih baik dibandingkan dengan rata-rata industri. Karena efisiensi dalam beban departementalisasi, BUVA membukukan marjin laba kotor sebesar 70,17% lebih tinggi dari rata-rata industri yaitu sebesar 61,08%. Sementara, marjin laba operasi BUVA tercatat sebesar 21,97% lebih tinggi dari rata-rata industri sebesar 11,60%. Pada lini bawah, marjin laba bersih BUVA adalah sebesar 8,0% lebih rendah dari rata-rata industri 11,31%. Rendahnya margin laba bersih ini disebabkan oleh besarnya beban bunga yang harus dibayarkan BUVA terkait dengan dengan pinjaman jangka panjangnya.

3. Analisis Rasio KeuanganRasio finansial atau Rasio Keuangan merupakan alat analisis keuangan perusahaan untuk menilai kinerja suatu perusahaan berdasarkan perbandingan data keuangan yang terdapat pada pos laporan keuangan (neraca, laporan laba/rugi, laporan aliran kas). Analisis rasio dapat digunakan untuk membimbing investor dan kreditor untuk membuat keputusan atau pertimbangan tentang pencapaian perusahaan dan prospek pada masa datang.

18

No.Rasio / AspekRumusHasilInterpretasi

20102011

1EPS(per 1.000 saham)Rp 10.75

Rp 10.86

Semakin tinggi nilai EPS suatu perusahaan maka semakin besar pengembalian modal dari setiap lembar sahamnya.

2ROE15.70%

18.75%

Setiap $1 ekuitas menghasilkan laba bersih 18.75% untuk pemegang saham

3LEVERAGE5.346.26

4ROA2.94%

2.99%

Setiap $1 aset menghasilkan laba bersih 2.99% dari total asset yang ada

5PER18.4 kali11.75 kaliHarga saham BUMI 11.75 kali laba bersih tahun 2011. Semakin besar nilai PER sebuah saham, maka semakin mahal saham tersebut.

6Current Ratio188.65%

110.25%

Setiap $1 utang lancar dijamin oleh 110.25% asset lancar

7DER259.42%

310.65%

310.65% dari setiap $ ekuitas menjadi jaminan utang. Semakin tinggi rasio semakin rendah pendanaan perusahaan yang disediakan oleh pemegang saham.

8Debt to Total Assets48.55%

49.60%

49.60% dari setiap $ asset menjadi jaminan utang

9Gross Margin32.95%

39.84%

Setiap $1 penjualan menghasilkan laba bruto sebesar 39.84% dari penjualan bersih

10Operating Margin28.10%

22.26%

Setiap $1 penjualan menghasilkan laba operasi sebesar 22.26% dari penjualan bersih

11Net Margin7.08%

5.51%

Setiap $1 penjulan memberikan laba bersih sebesar 5.51% dari penjualan bersih

12Book Value SharesRp 68.47Rp 57.95Semakin besar BVS maka semakin besar aktiva yang dimiliki oleh investor dari kepemilikannya terhadap satu lembar saham.

Analisis Rasio Keuangan Bumi Resources Tbk.No.Rasio / AspekRumusHasilInterpretasi

20102011

1EPS(per 1.000 saham)Rp 17,00

Rp 19,00

Semakin tinggi nilai EPS suatu perusahaan maka semakin besar pengembalian modal dari setiap lembar sahamnya.

2ROE8.9%

10.5%

Setiap $1 ekuitas menghasilkan laba bersih 10.5% untuk pemegang saham

3LEVERAGE1.91.7

4ROA4.6%6.2%Setiap $1 aset menghasilkan laba bersih 6.2% dari total asset yang ada

5PER23 kali24 kaliHarga saham BUVA 24 kali laba bersih tahun 2011. Semakin besar nilai PER sebuah saham, maka semakin mahal saham tersebut.

6Current Ratio0.8 kali

0.7 kali

Setiap $1 utang lancar dijamin 0.7 kali oleh asset lancar

7DER91.97%68.38%

68.38% dari setiap $ ekuitas menjadi jaminan utang. Semakin tinggi rasio semakin rendah pendanaan perusahaan yang disediakan oleh pemegang saham.

8Debt to Total Assets47.82%

40.43%

40.43% dari setiap $ asset menjadi jaminan utang

9Gross Margin72.3%

72%

Setiap $1 penjualan menghasilkan laba bruto sebesar 72% dari penjualan bersih

10Operating Margin34.4%

40.3%

Setiap $1 penjualan menghasilkan laba operasi sebesar 40.3% dari penjualan bersih

11Net Margin24.5%

21.7%

Setiap $1 penjulan memberikan laba bersih sebesar 21.7% dari penjualan bersih

12Book Value SharesRp 189,00Rp 181,00Semakin besar BVS maka semakin besar aktiva yang dimiliki oleh investor dari kepemilikannya terhadap satu lembar saham.

Analisis Rasio Keuangan Bukit Uluwatu Villa Tbk.C. Analisis Teknikal

Analisis teknikal adalah metode untuk memprediksi pergerakan harga dan tren pasar atau sekuritas di masa depan dengan mempelajari grafik dari aksi pasar di masa lalu dengan mempertimbangkan harga pasar instrumen dan minat atas instrumen tersebut. Secara singkat, analisis teknikal dapat dikatakan sebagai analisis sekuritas dengan menggunakan grafik harga dan volume historis. Moving Average Moving Average adalah indikator perhitungan harga rata-rata dari satu mata uang pada waktu tertentu.Moving Average dapat dihitung untuk apapun kumpulan data berurutan, meliputi pembukaan dan harga penutup, harga paling tinggi dan paling rendah, menukar volume atau lain indikator. Dilihat dari cara terbentuknya, maka moving average ini termasuk dalamtrend following indicatorkarena selalu bergerak mengikuti tren harga yang ada. Jika harga bergerak naik, maka lambat laun moving average juga akan mengikuti. Semakin kecil periode yang anda gunakan dalam moving average, maka semakin sensitif pada pergerakan harga. Pada teknik ini sinyal buy ditunjukkan jika moving average yang lebih pendek memotong ke atas moving average yang lebih panjang atau biasa disebut dalam jargon teknikal sebagaigolden cross. Sinyal sell terjadi jika moving average yang lebih pendek memotong ke bawah moving average yang lebih panjang atau juga disebutdead cross.Ada konvensi atau kesepakatan mengenai jangka waktu MA yang sering digunakan di dunia analisa teknikal, yaitu 5, 20, 50, dan 200.1. MA5 adalah rerata bergerak satu minggu bursa (lima hari), disebut juga MA jangka pendek, digunakan oleh swing trader.2. MA20 adalah rerata bergerak satu bulan bursa, disebut juga MA jangka menengah, digunakan oleh trend trader. MA ini juga yang biasanya diambil menjadi garis tengah Bollinger Band. Digunakan oleh trend trader.3. MA50 adalah rerata bergerak tiga bulan bursa, disebut juga MA jangka menengah, digunakan oleh trend trader.4. MA200 adalah rerata bergerak satu tahun bursa, disebut juga MA jangka panjang, digunakan oleh investor.a. Analisis Teknikal Bumi Resources Tbk.Berdasarkan grafik pergerakan saham PT. Bumi Resources Tbk. yang ada di website yahoo finance, maka dapat kita lihat bahwa pergerakan saham dalam 2 tahun antara 2010-2011 sangatlah fluktuatif. Terdapat kecenderungan trend yang menurun dari awal tahun 2010 hingga pertengahan tahun yaitu sekitar bulan Agustus. Namun pada bulan Agustus 2010-lah yang disebut dengan golden cross (bullish-lingkaran ungu) yaitu saat yang tepat bagi investor untuk membeli sahan BUMI. Pergerakan saham BUMI diharapkan terus naik hingga pada bulan Februari 2011 investor dapat menjualnya karena, pada bulan tersebut sahan BUMI ada pada kondisi dead cross (bearish-lingkaran kuning). Begitu pula dengan bulan Juni 2011 yang mengalami kondisi bearish yang pada akhirnya kondisi tersebut mulai stabil di bulan November hingga akhir tahun 2011.

b. Analisis Teknikal Bukit Uluwatu Villa Tbk. Berdasarkan grafik pergerakan saham PT. Bukit Uluwatu Villa Tbk. yang ada di website yahoo finance, maka dapat kita lihat bahwa pergerakan saham dalam 2 tahun antara 2010-2011 terdapat kecenderungan trend yang menurun dari akhir tahun 2010 hingga awal tahun 2011. Pada bulan Februari 2011 investor dapat membeli saham BUVA karena pada bulan tersebut pergerakan saham BUVA ada pada titik golden cross (bullish-lingkaran ungu). Trend saham BUVA semakin meningkat atau naik hingga pada pertengahan tahun 2011, tepatnya pada saat bulan Juli. Pada bulan tersebut investor dapat menjual saham BUVA yang mereka miliki karena pada bulan Juli saham BUVA ada pada titik dead cross (bearish-lingkaran kuning), sehingga untuk beberapa bulan kedepan akan mengalami penurunan trend. Penurunan trend saham BUVA ini akan mulai stabil pada bulan Oktober hingga akhir tahun 2011.

Grafik PT. Bumi Resources Tbk.

Grafik PT. Bukit Uluwatu Villa Tbk.

Ikhtisar Keuangan PT. Bumi Resources Tbk.

Ikhtisar Keuangan Bukit Uluwatu Villa

Daftar Pustaka

Annual report_BUMI_2010.pdfAnnual report_BUMI_2011.pdfAnnual report_BUVA_2010.pdfAnnual report_BUVA_2011.pdfhttp://belajarteknikal.blogspot.com/2011/05/moving-average-tips-dan-trik.htmlhttp://www.inilahjabar.com/read/detail/1129462/fundamental-bumi-sangat-kuathttp://teguhidx.blogspot.com/2011/08/mengenal-sektor-batubara.htmlhttp://teguhidx.blogspot.com/2010/05/moving-average.htmlhttp://pojoksaham.com/2010/04/09/membaca-trend-harga-saham-menggunakan-moving-average/http://finance.yahoo.comhttp://pefindo.com