tht12-susu1 (1)

23
7/1/2013 1 KEJU KULIAH KE-12 LAB TEKNOLOGI HASIL TERNAK KEJU KEJU : (Heller et al. 2001) merupakan curd susu yang digumpalkan dengan renet, dipisahkan dari whey dan dipres menjadi padatan Kasein Bakteri asam laktat (BAL) starter Renet

Upload: rara-khenti

Post on 22-Nov-2015

22 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

  • 7/1/2013

    1

    KEJU

    KULIAH KE-12

    LAB TEKNOLOGI HASIL TERNAK

    KEJU

    KEJU : (Heller et al. 2001)

    merupakan curd susu yang digumpalkan dengan renet,

    dipisahkan dari whey dan dipres menjadi padatan

    Kasein

    Bakteri asam laktat (BAL) starter

    Renet

  • 7/1/2013

    2

    KASEIN

    Protein susu yang akan digumpalkan

    K-kasein dan para kasein yang akan dipisahkan

    renet

    STARTER

    Berperan menurunkan pH susu, merupakan titik

    kritis selama produksi keju karena berpengaruh

    terhadap flavor, tekstur keju selama pemeraman

    Mengontrol pertumbuhan m.o patogen

    Berpengaruh thd koagulasi selama proses dan

    pemeraman keju

    Mempercepat proses sineresis pada keju

    No. Jenis starter Spesies Karakteristik keju

    1. Mesofilik (26-30oC) Lauconostoc lactis

    subs lactis

    Lc. lactis subs

    cremoris

    cheddar

    2. Thermofilik ~42oC S. Thermophilus & L.

    bulgaricus; L.

    helveticus, L.lactis

    Cheddar, Gauda

    3 Kultur tambahan Propionibacterium,

    Bifidobacterium

    STARTER KEJU

  • 7/1/2013

    3

    KEJU

    1. Pengasaman langsung

    dengan menggunakan penggumpal asam seperti asam sitrat,

    asam cuka, atau asam dari buah-buahan ( jeruk, blimbing wuluh)

    Biasanya untuk keju mozarella

    2. Kultur bakteri

    Biasanya menggunakan BAL yang menghasilkan aroma dan flavor

    yang dikehendaki

    Biasanya untuk keju jenis cottage, cheddar

    METODE PENGASAMAN PADA KEJU

    RENET

    MIKROBIA HEWANI

    ENZIM PROTEASE

    MENGGUMPALKAN

    KASEIN

    NABATI

  • 7/1/2013

    4

    MIKROBA NABATI ABOMASUM

    Sumber : Mucor miehei Cynara cardunculus-

    Spanyol & portugal

    Sumber : abomasum

    ternak ruminansia

    msh menyusu

    Bekerja memutus ikatan

    aromatikfenilalanin/

    valin, leusin/tirosin,

    fenilalanin/fenalalanin

    atau pada ikatan

    fenilalanin/tirosin

    (Daulay, 1991).

    Mengandung 2

    enzim yaitu

    cardosin A dan

    cardosin B yang

    berperan memecah

    ikatan peptida

    Memutus ikatan

    Phenilalanin 105-

    Metionin106

    ANIMAL RENNET

    SPESIFIKASI

    1. Mempunyai sisi aktif pada dua gugus karboksil

    2. Mengandung 88-94 % rennin, 6-12 % pepsin (menyusu)

    abomasum ruminan dewasa mengandung 90-94 %

    pepsin, 6-10 % rennin.

    3. Aktivitas maksimum pH 6.2-6.4; stabil pada pH 5.3-6.3

  • 7/1/2013

    5

    PEMBUATAN EKSTRAK RENNET

    Abomasum dibersihkan dari lemak dan isinya

    Dikeringkan

    Dipotong-potong 1 x 2 cm

    Direndam dalam larutan pengekstrak

    5 gr NaCl ke dalam 100 ml asam asetat 1 % selama 9 hari

    Larutan disaring Ekstrak rennet

    Prinsip pembuatan keju adalah koagulasi protein susu, terutama kasein.

    Kasein merupakan jenis protein terpenting dalam susu dan terdapat

    dalam bentuk kalsium kaseinat

    Chymosin

    Kelompok gula

    Phe 105-Met106 Para--casein (Glico)macropeptide

    Tahap pertama

    Rennet

    Kasein Parakasein + Makropeptida

    Tahap pertama Ca+2, 18 oC

    Gel

  • 7/1/2013

    6

    Skema koagulasi susu oleh renet (a) misel kasein dengan lapisan -kasein diserang oleh chymosin, (b) misel kehilangan sebagian besar lapisan -kasein, (c) misel yang telah lepas lapisan -kasein selanjutnya masuk dalam proses agregasi. Selanjutnya terjadi

    pelepasan makropeptida dan perubahan viskositas selama koagulasi

    renet.

    a b c

    FAKTOR-FAKTOR YANG DITAMBAHKAN DALAM

    PRODUKSI KEJU

    CaCl2 ~0.2 g/lt susu

    kemampuan rennet mengkoagulasi protein

    susu kurang optimal

    kadar prot susu rendah

    tinggi pH >6.7

    susu disimpan terlalu lama

    Penambahan CaCl2

    Mempercepat waktu koagulasi rennet Meningkatkan level lemak Meningkatkan yield

  • 7/1/2013

    7

    TAHAPAN PEMBUATAN KEJU :

    1. Koagulasi, yaitu terjadi pemecahan k-kasein oleh enzim renin.

    2. Aglomerasi yang menghasilkan massa protein seragam

    3. Pengeluaran air.

    Lemak akan mempertahankan integritas membran

    Protein terperangkap dalam membran lemak dan membentuk

    matrik keju (Pereira et al. 2009).

    PEMBUATAN KEJU

    susu, renet,

    mikroba dan garam

    produksi asam, pembentukan gel, pemisahan whey, serta penambahan garam diikuti pemeraman

    PEMBUATAN STARTER SEBAGAI KULTUR KERJA KEJU

    1 ose S. thermophillus dan

    1 ose L. bulgaricus

    Inkub 24 jam suhu 37-45oC

    Skim 10 % + 90 % aquades

    steril

    Inkubasi 24 jam

    Hitung jumlah BAL pada

    media MRSA

    2-5 % kultur BAL

  • 7/1/2013

    8

    DOSIS RENET :

    1. Masukkan 100 ml susu segar dalam gelas piala

    2. Panaskan sampai tercapai suhu 35 oC

    3. Tambahkan 1 ml rennet aduk homogen (catat wkt

    penambahannnya)

    4. Gerakan sepotong lidi yang halus dalam larutan tsb, catat waktu

    dimana lidi susah untuk digerakkan

    5. Catat selang waktu lama penambahan rennet dan lidi yang tidak

    bisa digerakkan tsb

  • 7/1/2013

    9

    Disimpan pada suhu 5oC

    Dipasteurisasi 63oC/30 menit

    Didinginkan sampai suhu 37oC

    Diinkubasi 37oC/6 jam

    Diaduk

    Dipotong-potong

    Dipanaskan 40oC/30 menit

    Diinkubasi 37oC/2 jam

    Dikemas dalam wadah

    Disaring

    Susu kambing segar

    Kultur kerja 5%

    (v/v)

    Rennet komersial 0.06

    mL/L

    Gel

    Curd

    Whey

    Garam dapur 2% (b/b)

    Keju susu kambing

  • 7/1/2013

    10

    Gel yang terbentuk setelah diinkubasi

    dengan renet Potongan gel setelah pemanasan

    Keju Susu Kambing

    Komposisi

    Keju

    Susu sapi *) Susu kerbau*) Susu kambing**)

    Kadar air

    Lemak

    Protein

    Abu

    Natrium

    Kalsium

    Kalium

    36,77

    30,21

    35,21

    3,85

    667,39

    723,83

    86,92

    36,77

    32,33

    26,37

    4,07

    682,83

    754,86

    86,66

    41,7

    26,6

    30,3

    3,60

    361

    599

    11,0

    Tabel . Komposisi kimia rata-rata keju Cheddar dari susu sapi,

    kerbau dan kambing

  • 7/1/2013

    11

    5,9b 5,6b

    5,1a 5,2a 5,4ab 5,5b

    5,2b

    4,7a 4,7a 5,0ab

    5,3b

    5,6b 5,2a 5,3

    a 5,5ab

    0

    1

    2

    3

    4

    5

    6

    7

    0 1 2 3 4

    Nil

    ai

    pH

    minggu

    pH KEJU SELAMA EMPAT MINGGU

    PENYIMPANAN

    SUSU BUBUK Mengubah bentuk cair susu segar bentuk bubuk

    Masa simpan lama (

  • 7/1/2013

    12

    Komposisi Whole milk Skim milk Whey milk

    Lemak 26 1 1

    Laktosa 38 51 72-74

    Kasein 19.5 27 0.6

    Protein

    lainnya

    5.3 6.6 8.5

    Abu 6.3 8.5 8

    Asam

    Lemak

    - - 0.2-2

    Air 2.5 3 3

    Komposisi beberapa jenis susu bubuk (%)

    SUSU BUBUK

  • 7/1/2013

    13

    TAHAPAN PROSES PEMBUATAN SUSU BUBUK

    PASTEURISASI

    Meningkatkan ketahanan terhadap terjadinya autooksidasi

    LESITHINIZING

    Tidak selalu dilakukan, dikerjakan jika untuk susu instan

    GAS FLUSHING

    Mengganti udara dengan N2 atau campuran N2 dan CO2

    KRITERIA PRODUK SUSU YANG TERCEMAR :

    1. Susu segar sudah tercemar mikroba yang tahan panas

    2. Kondisi selama proses kemungkinan masih ada mikroba yg

    tumbuh

    3. Terjadi kontaminasi sesaat

    SKIM POWDER

    Mikroba yang bertahan selama proses pada suhu 40 -

    100 oC/4 menit :

    Stapilococcus spp., Enterobacter, Salmonella spp

    S. Thermophylus, Enterococcus, B.cereus, B.

    Steanothermophy, Clostridium spp

  • 7/1/2013

    14

    SNI SUSU BUBUK 01-2970-2006 Komposisi Kriteria

    Kadar air

    Lemak

    Maks 5 % b/b

    Min 26 % b/b

    Skim Maks 1.5 % b/b

    Protein 23 % b/b

    Skim 30 % b/b

    Bau dan Rasa Normal

    Cemaran Logam

    Cu

    Pb

    Timah

    Hg

    Arsen

    Maks 20 mg/kg

    0,3 mg/kg

    40/250

    0

    0.1 mg/kg

    Cemaran

    Mikrobia

    TPC

    Coliform

    E..coli

    S. aureus

    Salmonella

    5 x 104 koloni/g

    Maks 10 APM/g

    < 3 APM/g

    Maks 1 x 102 koloni/g

    -

  • 7/1/2013

    15

    Definisi Gula

    Menurut SNI 01-3140-2001, gula kristal putih atau

    gula pasir sakarosa kering dari tebu atau bit yang dibuat

    melalui proses sulfitasi atau karbonatasi atau proses lainnya

    sehingga langsung dapat dikonsumsi

    (Badan Standarisasi Nasional, 2001)

    Menurut Gautara dan Wijandi (1981), gula merupakan

    Suatu senyawa organik yang penting dalam bahan

    Makanan karena mudah dicerna di dalam tubuh sebagai

    Sumber kalori, dan dapat digunakan sebagai bahan

    Pengawet makanan

    Pengawetan Susu dengan Gula

    Gula sebagai pengawet dalam produk pangan memiliki

    sifat-sifat : daya larut tinggi, kemampuan mengurangi

    keseimbangan kelembaban relatif dan mengikat air

    Produk dari susu yang diawetkan

    dengan gula diantaranya adalah

    karamel susu dan dodol susu

  • 7/1/2013

    16

    Fungsi Gula dalam Pangan

    1. Untuk pengawetan

    2. Untuk cita-rasa

    3. Untuk memperbaiki tekstur pada produk kue dan biskuit

    4. Untuk menyempurnakan rasa asam dan cita-rasa lainnya

    serta mempengaruhi pelepasan gas CO2 pada produk

    minuman penyegar dan minuman ringan

    5. Menurunkan keseimbangan kelembaban relatif sehingga

    menambah stabilitas terhadap mikroorganisme pada

    produk selai dan jeli

    6. Memberikan tekstur pada produk pangan

    7. Berfungsi sebagai pengubah dan penambah cita-rasa

    8. Sumber kalori

    9. Berperan dalam reaksi Maillard

    Reaksi Karamelisasi

    Merupakan suatu yang mendegradasikan gula yang

    Menghasilkan produk akhir berupa polimer tanpa

    nitrogen berwarna coklat dan terjadi tanpa melibatkan

    senyawa amino dan membutuhkan suhu relatif tinggi

    sekitar 160C (Eskin, 1990)

  • 7/1/2013

    17

    Proses Pencoklatan (Browning)

    Proses pencoklatan merupakan proses yang umumnya

    terjadi pada buah-buahan dan dapat dibedakan menjadi

    dua jenis yaitu pencoklatan secara enzimatis dan

    pencoklatan secara non enzimatis dan karamelisasi

    termasuk ke dalam proses pencoklatan secara non

    enzimatis (Winarno, 2004)

    Setiap molekul sukrosa akan dipecah menjadi sebuah molekul glukosa dan sebuah molekul fruktosan (fruktosa yang kehilangan satu molekul air)

    Akibat suhu tinggi maka sebuah molekul air dapat dikeluarkan dari sebuah molekul gula terbentuklah glukosan

    Proses polimerisasi dan pembentukan beberapa asam dalam campuran

    Bila soda ditambahkan pada gula yang telah terkaramelisasi maka panas dan gelembung akan mengeluarkan gelembung CO2 yg akan mengembangkan karamel

    Proses pendinginan akan menghasilkan benda yang memiliki bentuk kropos dan rapuh

  • 7/1/2013

    18

    Suatu larutan sukrosa bila diuapkan maka konsentrasinya akan meningkat demikian juga dengan titik didihnya

    Proses penguapan ini akan berlangsung sampai seluruh air menguap dan bila terus dipanaskan maka cairan yang ada bukanlah cairan sukrosa yang lebur

    Bila proses pemansan terus dilakukan pada cairan tersebut sehingga melampui titik leburnya (titik lebur sukrosa adalah 160C) misalnya 170C maka mulailah terjadi karamelisasi sukrosa

    Klasifikasi dan komposisi Karamel

    Berdasarkan teksturnya, dibedakan menjadi tiga jenis

    1. Karamel keras (kada air 6%)

    2. Karamel sedang (kadar air 8%)

    3. Karamel lunak (kadar air12%)

  • 7/1/2013

    19

    Kerusakan produk karamel

    1.Kerusakan oleh mikroorganisme

    2.Graining atau kristalisasi

    3.Ketengikan oksidatif atau hidrolitik

  • 7/1/2013

    20

    Definisi

    Menurut Kusumah (2003), dodol susu

    merupakan makanan ringan asli Indonesia

    yang termasuk dalam jenis pangan semi

    basah (Intermediate Moisture Food) dan

    terbuat dari campuran bahan dasar yaitu

    tepung beras ketan, gula, susu sapi segar

    yang dimasak dengan atau tanpa

    penambahan bahan makanan dan bahan

    tambahan lainnya yang diijinkan

  • 7/1/2013

    21

    Karakteristik Dodol Susu (Purnomo, 1995)

    1. Kandungan air 10-40%

    2. Nilai aw 0,65 0,85 3. Memiliki tekstur plastis sehingga menjadi awet

    4. Stabil pada penyimpanan suhu kamar karena reaksi

    kimia, enzimatik dan pertumbuhan mikroorganisme

    terhambat

    Sedangkan bila dilihat dari sifat organoleptiknya,

    maka dodol memiliki warna coklat, rasa manis dan

    tekstur yang lengket seperti adonan liat (Kusumah,

    2003)

    Karakteristik dan Persyaratan Dodol (Dewan Standarisasi Nasional, 1992)

    SNI 01-2986-1992

    Karakter Persyaratan

    Keadaan (aroma, rasa, tekstur) Normal

    Air Maks. 20%

    Abu Maks. 1,5%

    Gula, dihitung sebagi sukrosa Min. 40%

    Protein Min. 3%

    Lemak Min. 7%

    Serat Kasar Maks. 1%

    Pemanis buatan Tidak boleh ada

    Logam-logam berbahaya (Pb, Cu, Hg) Tidak ternyata

    Arsen Tidak ternyata

    Kapang Tidak boleh ada

  • 7/1/2013

    22

    Reaksi Pencoklatan Non Enzimatis pada Dodol Susu

    Reaksi pencoklatan non enzimatis ada tiga jenis yaitu reaksi

    karamelisasi, Maillard dan oksidasi asam askorbat (Winarno, 1995)

    Dapat terjadi dua jenis reaksi yaitu reaksi Maillard (gula + protein

    menjadi pigmen coklat (melanoidin) dan karamelisasi (gula

    menjadi pigmen coklat)

    Faktor yangmempengaruhi reaksi pencoklatan non enzimatis

    (Eskin, 1990) :

    1. Suhu

    2. Kadar air

    3. pH

    4. Senyawa kimia seperti sulfurdioksida atau sulfite

    5. Asam-asam organik

    Gelatinisasi

    Produk dodol susu mengalami proses

    gelatinisasi karena terbuat dari bahan yang

    mengandung pati yaitu tepung beras ketan

  • 7/1/2013

    23

    Proses Gelatinisasi (Harper, 1981)

    Diawali dengan penyerapan air oleh butiran pati

    sehingga akan menyebabkan pecahnya kristal

    amilosa dan memutuskan ikatan-ikatan struktur

    heliks dari molekul tersebut.

    Penambahan air dan pemanasan, maka amilosa

    berdifusi keluar butiran

    Butiran tersebut mengandung hanya sebagian besar

    amilopektin yang kemudian pecah dan membentuk

    suatu metriks dengan amilosa yang merupakan gel

    Menurut Juliano (1972) suhu gelatinisasi ketan

    berkisar antara 59-78,5C