thermodinamika_ringkas1 (1)

90
1 BAB I PENDAHULUAN Termodinamika mempelajari energi dan perubahannya. Sifat-sifat zat dan perubahannya karena transformasi energi. Energi : - kemampuan untuk melakukan kerja atau perubahan - tidak dapat diciptakan atau dihilangkan, hanya dapat dirubah bentuknya (Hukum Utama I) Contoh : pembuatan listrik tenaga uap, sistem pendinginan Energy : - stored energy § Energi kinetik § Energi potensial § Energi dalam (internal energy) § Energi kimia, ……..dsb - energy in transition § Panas (heat), kalor § Kerja (work) Engineering Thermodynamics : - First law - Second law - Properties of matter Other Engineering Sciences : - Heat Transfer - Mass Transfer - Momentum Transfer - Chemical Kinetics Engineering Design of Thermodynamics Process Devices & Systems SOCIAL SCIENCES HUMANITIES

Upload: rikosetionugroho

Post on 07-Nov-2015

35 views

Category:

Documents


9 download

DESCRIPTION

Thermodinamika

TRANSCRIPT

  • 1

    BAB I

    PENDAHULUAN

    Termodinamika mempelajari energi dan perubahannya. Sifat-sifat zat dan

    perubahannya karena transformasi energi.

    Energi : - kemampuan untuk melakukan kerja atau perubahan

    - tidak dapat diciptakan atau dihilangkan, hanya dapat dirubah bentuknya

    (Hukum Utama I)

    Contoh : pembuatan listrik tenaga uap, sistem pendinginan

    Energy : - stored energy

    Energi kinetik

    Energi potensial

    Energi dalam (internal energy)

    Energi kimia, ..dsb

    - energy in transition

    Panas (heat), kalor

    Kerja (work)

    Engineering Thermodynamics : - First law - Second law - Prope rties of matter

    Other Engineering Sciences : - Heat Transfer - Mass Transfer - Momentum Transfer - Chemical Kinetics

    Engineering Design of Thermodynamics Process Devices & Systems

    SOCIAL SCIENCES

    HUMANITIES

  • 2

    SISTEM dalam termodinamika merupakan daerah yang ditinjau perubahan

    energinya.

    Contoh : gas dalam tangki (c), holier (o).

    Contoh : gas dalam tangki, silinder + torak

    Material yang menyerap/membuang/membawa energi selama terjadi proses.

    Sifat-sifat Fisis Medium

    Massa/mass = kg

    Gaya/force = N (Newton)

    Berat/Weight = N (Newton)

    Tekanan/pressure = Pa (N/m2)

    Heat transfer Boundary (lapis batas) Medium (fluida kerja)

    masa transfer

    work SISTEM

    sekitar / surrounding

    NOT ISOLATED - INTERACTION

    ISOLATED SISTEM

    OPEN CLOSED (m = konst.)

    ELASTIC

    FIXED BOUNDARY

    MEDIUM / WORKING FLUID

  • 3

    Cara menyatakan tekanan :

    1. Absolut (Pabs)

    2. Terukur/relative (Pgage)

    Pgage = Pabs - Patm Pvac = Patm Pabs

    Massa jenis/density () = kg/m3

    Berat jenis/specific weight = N/m3

    Volume jenis/specific volume = m3/kg

    (Volume dari 1 satuan massa)

    Temperatur indeks/ukuran dari aktivitas molekul.

    P1 (rel) = ?

    P1 (abs) = ?

    A = Luas penampang pipa

    Pengaruh gravitasi dari gas diabaikan; tekanan di setiap titik dalam tangki,

    termasuk titik 1 adalah sama.

    P1 = P2 (mendatar)

    A . P1 = A. Patm + W

    W = m.g = Agh

    P = P1 Patm = gh

    Skala Tekanan Pabs Prel

    Tekanan di atas atm

    Pvacum

    Pabs

    Patm Tekanan atm

    Tek.di bawah nol Nol. abs

    P1 = Patm + gh

  • 4

    h

    Mercury h = ? Mercury h = ?

    0 -273,15

    273,16 0,01

    373,15 100 C K

    Nol absolut -459,67

    491,69 32,02

    671,67 212,0 C K

    Titik didih air pada tek. 1 atm

    TRIPLE POINT OF WATER

    ABSOLUTE VACUM

    V = Konstant

    P (kPa) T(K) T(C)

    T (K) = T ( C) + 273,15 T (R) = T ( F) + 459, 67 T (R) = 1,8 (K) T ( F) = 1,8 ( C) + 32

    -273,15 0 0

    3

    1 2 Jika T1 = T3

    Dan T2 = T3

    Maka T1 = T2

  • 5

    SATUAN TERMODINAMIKA DALAM SI

    Besaran Lambang Nama satuan SI 1. Panjang 2. massa 3. suhu 4. waktu 5. jumlah zat 6. jumlah kalori 7. gradien suhu 8. arus kalor 9. entropi 10. kapasitas kalori 11. kapasitas kalori spesifik 12. kapasitas kalori molar 13. koefisien konduksi 14. koefisien difusi 15. koefisien muai 16. konstanta boltzmann 17. konstanta gas umum 18. konstanta Stefan 19. konstanta wien 20. bilangan avogadro

    l m t T - Q T - S C c

    cm a

    , k R c

    NA

    Meter, m Kilogram, kg Sekon, detik Kelvin, K Mola, mol Joule, J K m-1 J s-1 J K-1 J K-1 J kg-1 K-1 J K-1 mol -1 J S-1 m -1 K-1 m2 s-1 K-1 J K-1 J K-1 mol -1 W m2 K-4 mK

    - Btu kJ x 1,005056 Btu/1bm kJ/kg 2,326 Btu/1bm kJ/kgK 4,1868 1bf N 4, 448222 1bm kg 0, 453592 1bf/m2 kPa x 6, 894757 ft3/1bm m3/kg 0, 062428 hp kw 0, 7457 R K 1/1,8

  • BAB II

    SIFAT-SIFAT ZAT MURNI (Properties of pure Substances)

    1. Zat murni

    2. Fase

    3. Diagram sifat - diagram p.v.T

    (P = tekanan, v = volume jenis, T = temperatur)

    4. Tabel

    5. Gas ideal

    6. Faktor kompresibilitas .

    1. ZAT MURNI ("pure substance"), zat yang mempunyai komposisi kimiawi

    tertentu (tetap): water, nitrogen, helium dan CO2

    Catatan :

    - udara terdiri dari beberapa gas, tetapi sering dianggap sebagai zat murni karena

    mempunyai komposisi kimia "uniform"

    - tetapi campuran oli dan air bukan zat murni

    - campuran 2 atu 3 fase dari zat murni masih merupakan zat murni masih

    merupakan zat murni : es + air

    - tetapi cairan udara & gas (udara) bukan campuran zat murni

    AIR N2

    Vapor

    LIQUID

    Vapor

    LIQUID

    H2O AIR

    Nitrogen dan udara, zat murni

    (a) Campuran dari air & uap adalah zat murni. Campuran dari beberapa fase zat murni = zat murni.

    (b) Tetapi campuran dari air dan udara bukan

    zat murni.

    (a) (b)

  • 2. FASE dari ZAT MURNI

    SOLID - padat

    LIQUID - cair

    GAS - gas

    Identifikasi fase berdasarkan susunan molekulnya.

    Padat : Jarak antar molekul sangat dekat, gaya tarik antar molekul

    sangat kuat, bentuk tetap.

    Cair : susunan molekul tidak berbeda jauh dengan zat padat, tetapi

    posisi terhadap yang lain sudah tidak tetap lagi

    Gas : berjauhan - acak

    Posisi tetap (solid) : gaya tarik antara molekul-

    molekul cenderung untuk mempertahankan

    pada jarak yang relative konstan.

    Pada temperatur tinggi : molekul melawan gaya

    antar dan terpencar.

    Liqiud : Sekumpulan molekul-molekul

    mengambang (float) satu sama lain.

    Gas : Molekul-molekulnya berjauhan satu sama

    yang lain (bergerak terhadap yang lain).

  • PERUBAHAN FASE dari bahan murni

    Contoh : "water" (tetapi untuk semua zat murni mempunyai kelakuan umum yang

    sama), berlaku untuk zat yang lain.

    v COMPRESSED LIQUID : (SUBCOOLED LIQUID)

    Not about to vaporize

    v SATURATED LIQUID : (Cairan Jenuh)

    Is about to vaporize

    v SATURATED LIQUID VAPOR MIXTURE :

    Liquid and vapor phases co exist in equilibrium

    v SATURATED VAPOR : (Uap jenuh)

    Is about to condense (kondensasi mengembun)

    v SUPERHEATED VAPOR : (Uap panas lanjut)

    Not about to condense

  • Bila selama proses-proses tersebut digambarkan perubahan-perubahan temperatur

    & volume jenisnya "diagramT-v"

    Tsat = saturation temperature, temperatur dimana zat murni mulai mendidih

    Psat = saturation pressure, tekanan, zat murni (boil)

    Tsat = f(Psat)

    untuk air (water) :

    Psat = 101,35 kPa 1Pa = 1 N/m2

    Tsat = 100 C 1bar = 105 Pa = 0,1 MPa = 100 kPa

    1 atm = 101.325 Pa = 1.01325 bar

    1-2-3-4-5 : Pemanasan, P=c 5-4-3-2-1 : Pendinginan, P=c (P=c : Isobaris)

  • "liquid - vapor saturation curve" : untuk air

    "pressure cooker" : memasak dengan tekanan yang lebih tinggi daripada tekanan

    atmosfer, Tsat > 100C

    3. DIAGRAM SIFAT, untuk perubahan fase

    1. diagram T - v T : temperatur

    2. diagram P - v v : volume jenis

    3. diagram P - T P : tekanan

    4. diagram P - v T

    DIAGRAM T - v :

    angka-angka tersebut berlaku untuk air

  • Di atas temperature kritik, zat dianggap sebagai Superheated vapor

  • DIAGRAM P v :

    Untuk air : Tar = 374,14 C

    Par = 22,09 MPa

    Var = 0,003155 m3/kg

  • 22

    Diagram P v fase padat

    Mengecil sewaktu

    membeku

    Mengembang

    sewaktu membeku

  • 22

    Diagram P - T

    SOLID

    LIQUID

    VAPOR

    Pada PTR dan TTR; fase gas, cair dan

    padat berada dalam keseimbangan.

    (untuk air : TTR = 0,01o C

    PTR = 0,6113 kPa)

  • 22

    PERMUKAAN P v - T

  • 22

    4. TABEL SIFAT-SIFAT TERMODINAMIKA

    Sebagai contoh akan dibicarakan tabel uap untuk zat lain "analog"

    entalpi : H = U + PV (kJ), atau

    h = u + Pv (kJ/kg) entalpi jenis

    Cairan jenuh dan uap jenuh : (Saturated liquid and saturated vapor) indeks f = cairan jenuh (vf, hf ...)

    g = uap jenuh (vg, hg , ...)

    fg = beda antara harga cairan jenuh & uap jenuh

    (vfg = vg - hf ; hfg = hg - hf; ...)

    hfg = entalpi penguapan, jumlah energi yang diperlukan untuk menguapkan satu

    satuan massa cairan pacta suatu temperatur & tekanan tertentu

    P , T hfg dan pada titik kritis hfg = 0

  • 22

    Cairan jenuh - campuran uap :

    X : kualitas (quality)

    Total

    Vapor

    mm

    X =

    m = massa

    liq = cair

    vapor = uap

    untuk campuran jenuh : campuran dari uap jenuh & cairan jenuh

    Suatu campuran di dalam tangki dengan kualitas X :

    Uav = Uf + XUfg = U

    hav = hf + Xhfg = h

    - - - y = yf + Xyfg

    5. PERSAMAAN KEADAAN GAS IDEAL Persamaan keadaan: persamaan yang menghubungkan tekanan, temperatur dan

    volume jenis dari suatu zat (sederhana/rumit)

    gas vapor

    - fase uap dari suatu zat biasanya disebut GAS jika berada diatas temperatur

    kritis

    - vapor (uap) : gas yang tidak jauh dari keadaan kondensasi

    )x(v v )vx(vv v

    )mX(mX.mm

    fgf

    fgf

    gftv

    +=-+=

    +==

  • 22

    * 1662 - Robert Boyle (Inggris), v1 p

    * 150 tahun kemudian - J. Charles & J. Gay Lussac (Prancis),

    =VTRP

    Pv = RT (persamaan keadaan gas ideal)

    P : tekanan absolute tekanan terukur (tekanan relatif) + tekanan atmosfer

    T : temperatur absolut T(K) = T(oC) + 273;

    T(R) = T(oF) + 460; T(R) = T(K) .1,8

    V : volume jenis

    R : konstante gas: udara, R = 287 J/(kg.K)

    helium, R = 2077 J/(kg.K)

    argon, R = 208 J / ( kg. K)

    nitrogen, R = 296 J/(kg.K)

    MR

    R u=

    Ru = konstanta gas umum = 8,314 kJ/(k.mol.K)

    M = berat molekul (massa molekul)

    m = MN

    m : massa

    N : jumlah molekul

    V = mv , PV = mRT

    mR = (MN)R = NRu , PV = NRuT

    vN V = , RuT vP =

    : v volume jenis molekul (volume/sat.mol)

    2

    22

    1

    11

    TVP

    TVP

    =

    Pada tekanan rendah dan temperatur tinggi, rapat jenis gas dapat dianggap sebagai

    gas ideal.

  • 22

    Percent error = 100% x V

    VV

    tabel

    idealtabel

    -

    6. FAKTOR KOMPRESIBILITAS ( Z )

    RTPv =

    Pv = RT

    Atau ,vv

    ideal

    actual= P

    RTv ideal =

    Z = 1 (gas ideal)

    ;PPPer

    R = tekanan tereduksi

    ;TTT

    erR = temperatur tereduksi

  • 22

    Catatan :

    1. PR 2) : mempunyai ketelitian yang baik tanpa

    memperhatikan tekanannya, kecuali untuk PR >>1

    3. Deviasi dari gas akan semakin besar, bila dekat dengan titik kritis.

  • 22

    FAKTOR Z

  • 22

    7. PERSAMAAN KEADAAN

    1. VAN DER WAALS (1873)

    RT b)(v )va(p

    2=-+

    er

    er

    er

    22

    8PRT

    b

    64PerT27Ra

    =

    =

    2. Beattie Bridgeman :

    vA-B) v)(

    Tvc(1

    vRuTp

    232+-=

    )vaAo(1A -= ; );

    vBBo(1B -=

    Ao, Bo, a, b, c tabel 299

    3. Benediet Webe rubin genedik

    22223

    6

    2

    32

    /)1(v

    C

    1)(

    vevT

    va

    vabRuT

    vTCoAoBoRuT

    vRuTP

    -++

    +-

    +--+=

    g

  • 23

    BAB III

    HUKUM PERTAMA TERMODINAMlKA - SISTEM TERTUTUP

    A. Pendahuluan

    Hukum Pertama merupakan suatu pernyataan dari prinsip kekekalan

    energi. "Energi tidak dapat diciptakan atau dirusak; tetapi hanya berubah bentuk".

    Selama interaksi antara sistem dan sekelilingnya (surrounding) jumlah energi

    yang didapat oleh sistem sama dengan jumlah energi , yang hilang dari

    sekelilingnya. Energi dapat melintasi lapis batas (boundary) dari suatu sistem

    tertutup berupa panas (heat) dan kerja (work); ini sangat penting untuk

    membedakan dua hal tersebut :

    1. Panas

    Panas didefinisikan sebagai bentuk energi yang berpindah antara dua

    sistem (atau suatu sistem dan sekelilingnya) yang dikarenakan perbedaan

    temperatur. Arti dari istilah "panas (heat)" berbeda dengan yang dipergunakan

    sehari-hari. Di dalam kehidupan kita sehari-hari panas sering digunakan untuk

    mengartikan tenaga dalam (internal energy): kandungan panas dari bahan

    bakar, kenaikan panas, burung menyimpan panas di badannya, ... dsb.

    Di dalam termodinamika, panas dan tenaga dalam adalah dua hal yang

    berbeda; energi adalah suatu sifat tetapi panas bukan sifat. Suatu benda

    mengandung energi tetapi bukan panas. Energi berhubungan dengan suatu

    keadaan; panas berhubungan dengan proses.

    Sistem tertutup

    (m const) panas

    kerja

    Lapisan batas (bourdary)

  • 24

    Panas adalah suatu energi dalam transisi; hal ini dikenal hanya bila energi

    melintasi suatu lapis batas sistem. Misalkan dalam gambar di atas ini (kentang

    bakar yang panas); kentang ini mengandung energi dan energi ini disebut panas

    hanya hila energi ini melintasi kulit kentang (sebagai lapis batas sistem) untuk

    mencapai udara di sekitarnya. Ketika mencapai sekelilingnya, panas ini

    menjadi bagian dari tenaga dalam dari sekelilingnya. Maka dalam

    termodinamika istilah panas berarti heat transfer.

    Dalam suatu proses dimana tidak ada perpindahan panas disebut proses

    adiabatis.

    Ada 2 cara untuk mendapatkan proses adiabatis : pertama, sistem diisolasi

    sehingga jumlah panas yang dapat melewati lapis batas bisa diabaikan; kedua,

    sistem dan sekeliling mempunyai temperatur yang sama sehingga tidak ada

    gaya gerak (driving force) untuk memindahkan panas. Meskipun dalam proses

    ini tidak ada perpindahan panas, kandungan energi dan temperatur dari . sistem

    masih dapat berubah oleh hal yang lain misalnya karena kerja.

    Karena panas adalah salah satu bentuk dari energi, maka satuannya adalah

    satuan energi kJ (atau Btu). Panas yang masuk ke sistem adalah positif dan

    yang keluar negatif. Sehingga setiap perpindahan panas yang menaikkan energi

    dari suatu sistem adalah positif dan yang mengurangi energi dari suatu sistem

    adalah negatif.

    2. Kerja Kerja, seperti panas, adalah interaksi energi antara suatu sistem dan

    sekelilingnya. Seperti telah disebutkan sebelumnya bahwa energi dapat

    melintasi lapis batas sistem dalam bentuk panas dan tenaga. Sehingga jika

  • 25

    energi yang melintasi lapis batas sistem bukan panas maka energi tersebut

    berupa kerja.

    Pengenalan panas adalah mudah: gaya geraknya adalah perbedaan temperatur

    antara sistem dan sekelilingnya. Maka dapat dikatakan bahwa suatu interaksi

    energi yang tidak disebabkan oleh perbedaan temperatur antara sistem dan

    sekelilingnya adalah kerja.

    Kerja adalah suatu bentuk tenaga seperti panas, maka satuannya adalah satuan

    energi, seperti kJ. Kerja tiap satuan waktu disebut power (kJ,/s atau kW). Kerja

    yang dihasilkan oleh suatu sistem dipandang sebagai sesuatu yang diharapkan,

    berakibat positif, dan konsumsi kerja oleh suatu sistem dipandang sebagai

    suatu yang tidak diharapkan, berakibat negatif. Berdasarkan filosofi ini maka

    aturan pemberian tanda untuk kerja adalah sebagai berikut : Kerja yang

    dilakukan oleh sistem adalah positif dan yang diberikan pada sistem adalah

    negatif. Tenaga dari suatu sistem berkurang bila ia melakukan kerja dan

    bertambah bila kerja dikenakan pada sistem.

    Panas dan kerja adalah interaksi antara suatu sistem dan sekelilingnya, dan

    diantara keduanya ada kemiripan antara lain:

    - Keduanya teramati pada lapis batas dari sistem sewaktu merekamelewatinya.

    Sehingga keduanya disebut fenomena lapis batas (boundary phenomena)

    - Sistem mempunyai energi, tapi bukan panas atau kerja. Sehingga panas dan

    kerja, adalah fenomena transisis (transient phenomena)

    - Keduanya berhubungan dengan suatu proses, bukan pada suatu keadaan

    (state).

    Tidak seperti sifat-sifat (properties), panas dan kerja tidak mempunyai arti

    pada suatu keadaan.

    - Keduanya merupakan fungsi lintasan, yaitu "besarnya" tergantung pada

    lintasan yang dilalui selama proses berlangsung.

    Fungsi lintasan mempunyai diferensial tak tentu yang diberi simbol dengan ;

    maka penulisan Q dan W sebagai pengganti dQ dan dW.

  • 26

    Sifat-sifat adalah fungsi titik (point function), yaitu hanya tergantung pada

    keadaannya saja, dan tidak tergantung bagaimana suatu sistem mencapai

    keadaan tersebut; mereka mempunyai diferensial tertentu dengan simbol d.

    Misalkan perubahan kecil dari volume adalah dV dan perubahan total volume

    selama proses antara keadaan 1 dan 2 adalah

    vvvdv 12

    1 2=-=

    (perubahan volume selama proses 1-2 adalah volume pada keadaan 2 dikurangi

    volume pada keadaan 1, tanpa memperhatikan lintasan prosesnya; lihat gambar

    di bawah ini)

    Tetapi kerja total selama proses 1-2 adalah :

    =2

    1 12ww

    (bukan W); di sini kerja total didapat dengan mengikuti lintasan dari proses.

    Integral dari dari W tidak sama dengan W2 W1 (kerja pada keadaan 2

    dikurangi kerja pada keadaan 1), yang tidak mempunyai arti karena kerja

    bukanlah suatu sifat (property) dan sistem tidak mempunyai kerja pada suatu

    keadaan.

    3. KEADAAN SEIMBANG : suatu sistem dalam keadaan seimbang bila tidak ada

    kecenderungan dari sistem untuk berubah secara

    mendadak

  • 27

    "internal equilibrium" : untuk sistem terisolasi

    "external equilibrium": untuk "closed system"

    B. Proses: perubahan sistem dari suatu keadaan ke keadaan yang lain

    - Reversible

    - Ir-Reversible

    Proses : perubahan keadaan, perubahan sifat fisis, tidak tergantung dari

    cara perubahannya, dihitung berdasar titik-titik pada ujungnya, "PATH-

    FUNCTION".

    Jumlah kerja/work clan panas/heat, tergantung dari prosesnya atau lintasan

    proses "PATH FUNCTION".

    Proses sederhana pada sistem tertutup (massa konstan), antara lain:

    PROSES VOLUME KONSTAN (isovolume / isokoris) :

    vol. spesifik terakhir = vol. spesifik awal proses misalnya:

    - Pendinginan uap air jenuh di dalam sebuah tangki tertutup

    - Pemanasan udara di dalam ruangan tertutup

    T

    1

    2

    C

    C

    200

    200

    V2 = V1

    udara

    Q

    v2 = v1 Cv konstan

  • 28

    - Pemanasan air jenuh di dalam sebuah tangki tertutup

    PROSES TEKANAN KONSTAN :

    tekanan akhir sistem = tekanan mula-mula (ISOBARIS)

    misalnya :

    - ekspansi gas nitrogen di dalam silinder berpiston

    - Pendinginan campuran air dan uap air sehingga menjadi air jenuh

    1

    2

    T

    v

    v2 = v1

    N2

    1 2

    P1 = P2

    P = k

    T

    2 1 P2 = P1

    S

  • 29

    PROSES TEMPERATUR KONSTAN (ISOTERMIS)

    Tawal = Takhir

    misalnya :

    ekepansi/kompresi gas di dalam silinder berpiston

    PROSES ADIBATIS : tidak ada perpindahan panas melewati batas sistem

    (tioundary)

    Misalnya :

    ~ ekspansi/kompresi gas di dalam silinder yang berpiston

    1-2 : isentropis (adiabatis reversibel)

    1-2 : isotermis

    W(kerja) 1-2 > W 1-2

    P1

    P2 T

    S

  • 30

    PROSES ENERGI DALAM KONSTAN : proses perubahan keadaan

    sistem tanpa per pindahan panas & tanpa kerja.

    P Vn = konstan U2 =U1

    - proses isotermis, T = c, n = 1

    - proses isobaris, p = c

    - proses isovolum, v = c

    - proses adiabatis. n = k = v

    p

    cc

    - proses politropis, n = n

    - luasan di bawah proses reversibe 1 pada diagram p-v adalah kerja

    - luasan di bawah proses reversibel pada diagram T-e adalah panas

    C. Hukum I Termodinamika (sistem tertutup)

    Transfer energi total yang kenaikan/penurunan dari/ke sistem yang berupa =

    energi total dari panas & kerja system.

    q - W = e (kJ/kg)

    wq dd - = de (kJ/kg)

    Q = transfer panas total yang melewati lapis batas (boundaries)

    = (Qin - Qout )

    W = kerja total dalam segala bentuk

    = (wout win )

    E = perubahan energi dari sistem = E2 E1

    Q W = E (kJ)

  • 31

    U = internal energy

    KE = kinetik energy

    PE = Potensial energy

    E = U + KE + PE

    sehingga :

    U = m(u2 u1 )

    KE =1/2m )v(v 2122 -

    PE = mg(Z2 Z1 )

    ~ Untuk stationary closed system :

    Z1 Z2 PE = 0

    V1 V2 KE = 0

    Sehingga :

    ~ Untuk Cyclic Process: (kondisi akhir = kondisi awal)

    E2 = E1 E = E2 - E1= 0

    Sehingga : (kJ)

    E = U + KE + PE

    Q W = U + KE + PE

    E = U

    Q W = U

    Q - W = O

  • 32

    Contoh-contoh :

    Qnet = Wnet

    - jumlah panas yang masuk : Qin = 20 kJ - jumlah panas yang keluar Qout = (1 + 1 + 2) kJ - kerja : W = 0 Jadi perubahan energi dari sistem : E = Q W = Qin Qout = 16 kJ

    1 kJ

    Qin = 20 kJ

    2 kJ

    2 kJ

  • 33

    Sebuah tangki yang kaku, volumenya dibagi dua sama besar dan diberi pemisah.

    Volume bagian bawah berisi air dengan tekanan 200 kPa, 25C sebanyak 5 kg.

    Bagian atas kosong. Kemudian pemisah dihilangkan sehingga air tersebut

    berekspansi ke atas. Karena ada perpindahan panas dengan seke1ilingnya.,

    temperatur air kembali menjadi 25C.

    Tentukan : a. volume tangki

    b. tekanan tangki

    c. perpindahan panasnya

    Penyelesaian:

    a. - Kondisi awal dari air, compressed liquid karena tekanan 200 kPa > tekanan

    jenuh pada 25 C (3.169 kPa)

    - fvv @1 pada 25oC = 0,001003 m3 /kg

  • 34

    (vf : volume jenis pada cairan/air jenuh)

    sehingga

    volume awal, V1= mv1 = 5 x 0,001003 = 0,005 m3

    volume tangki keseluruhan = 2 x 0.005 = 0.01 m3

    b. Kondisi akhir : /kgm 0,002kg 5m 0,01

    mv

    v 33

    22 ===

    pada 25C : vf = 0,001003 m3/kg

    vg = 43,36 m3/kg

    vf < v2 < vg : kondisi akhir berupa campuran jenuh air uap air.

    Sehingga tekanannya (tekanan akhir) = tekanan jenuhnya

    P2 = Psat pada 25C = 3,169 kPa.

    c. Q W = U + KE + PE

    (perubahan energi kinetik & energi potensial diabaikan)

    Q = m (u2 u1)

    fuu @1 t = 25C = 104,88 kJ/kg

    5

    fg

    f22 10 x 2,30,001 43,36

    0,001 0,002v

    vvx -=--

    =-

    =

    air ke ditransfer panas : )( kJ 0,25 kJ/kg 104,88) - (104,93 kg) (5 Q

    kJ/kg 104,93 kJ/kg) (2304,9 )10 x (2,3 kJ/kg 104,88

    uxuu5-

    fg2f2

    +==

    =+=

    +=

    D. Panas Jenis (spesifik heat)

    membutuhkan jumlah panas yang berbeda, tergantung bahannya "energy

    storage capabilities" sifat bahan.

  • 35

    spesific heats : heat capacity

    (kapasitas air 1)

    Energi yang dibutuhkan untuk menaikkan temperatur 1 derajat oleh 1

    satuan massa zat

    (m = 1 & AT = 1).

    Panas jenis untuk sistem tertutup

    volume konstan kerja "boundary" (Wb = 0)

    Hukum Utama I Termodinamika :

    dUWq o =-

    (Wo : kerja selain Wb )

    )W( o- : jumlah energi dan panas yang ditransfer ke system, dan dari definisi

    )W( o- : Cv dT.

    sehingga

    Cv dT = du (v konstan ), atau

    Tergantung prosesnya

    Proses volume konstan

    Cv

    Proses tekanan konstan

    Cp

  • 36

    v

    =TuC v

    Tekanan konstan identik

    p

    p ThC

    =

    (Wb + U = h)

    v

    =TuC v : perubahan internal energy terhadap temperatur pada volume

    konstan.

    pp T

    hC

    = : Perubahan entalpi terhadap temperatur pada tekanan konstan

    Satuan : kJ/(kgoC) atau kJ/kg.K

    identik karena T(oC) = T(K)

    vC , pC : molar : kJ/(kmolC), kJ/(kmol.K)

    Cv , Cp : berubah terhadap tekanan dan temperatur, tetapi biasanya harganya

    tidak benar.

    U, h, c dari Gas Ideal

    Gas Ideal : Pv = RT

    Joule, 1843 (eks) : u = u(T) h = u + RT

    Definisi : h - u + Pv karena R : konstan, maka; u = u(T)

    h = h (T) Cp = Cp (T)

    u = u (T) Cv = Cv (T)

    hanya fungsi T : du = cv (T) dT

    dh = cp (T) dT

    Proses 1 2 : =-=2

    1 v12dT (T)C uuu

    =-=2

    1 p12dT (T)C hhh

    Dicari dulu Cv, Cp fungsi T

  • 37

    Pada tekanan rendah : sifat gas riil mendekati gas ideal, panas jenis hanya

    tergantung dari temperature dan disebut ideal gas specific heats atau zero

    pressure specific heats

    (Cpo & Cvo)

    tersedia tabel/grafik/persamaan analitisnya

    Penggunaan data panas jenis gas ideal dibatasi pada tekanan rendah. Tetapi

    dapat juga pada tekanan menengah dengan memperhatikan ketelitiannya, sifat-

    sifat gas belum menyimpang jauh dari gas ideal.

    Panas jenis dari gas dengan susunan mol.kompleks (molekulnya mempunyai 2

    atau lebih atom) mempunyai harga yang lebih tinggi dan bertambah besar

    terhadap temperatur.

    Penentuan harga rata-rata dari C :

    u2 u1 = cv,av (T2 T1)

    h2 h1 = cv,av (T2 T1)

  • 38

    Tabel gas ideal, OK (zero Kelvin) sebagai kondisi acuan (reference)

    U (0) = h (0) = 0

    u = Cv.av. T berlaku untuk semua jenis proses.

    h = Cp.av. T

    Entalpi : h = u + pv

    H2 h1 = (u2 u1) + v (P2-P1), V2 = V1 = V

    h = u + Vp (kJ/kg)

    Biasanya Vp

  • 39

    BAB IV

    HUKUM PERTAMA TERMODINAMlKA (Sistem terbuka)

    Pada sistem tertutup tidak ada aliran massa yang melewati

    "boundary"/batas. Dalam sistem terbuka dimungkinkan adanya aliran massa

    tersebut.

    C.V. : Control volume

    C.S. : Control surface

    * Water heater

    * Car radiator

    * Turbin

    * Kompresor,

    C.V

    - Steady : tidak berubah terhadap waktu >< unsteady, transient

    - Uniform : tidak breubah terhadap tempat

    Fixed (bentuk + ukuran)

    Moving (berubah)

  • 40

    KEKEKALAN ENERGI (hukum 1)

    + - =

    P = tekanan fluida

    F = gaya untuk mendorong fluida

    A = luasan

    L = jarak

    V = Volume

    V = volume jenis

    F = P. A

    W flow = F. L = ALP = PV (kJ)

    Wflow = Pv

    * Hukum utama (I) untuk sistem terbuka, akan dibicarakan lebih lanjut pada

    steady flow process.

    Energi total lewat boundary sebagai panas & kerja.

    Energi total dari massa yang masuk C.V.

    Energi total dari massa yang keluar C.V.

    Perubahan energi di dalam C.V.

  • 41

    FLOW WORK: energi yang diperlukan untuk mendorong fluida masuk atau

    keluar dari G.V. disebut flow work/flow energy, energi ini merupakan bagian dari

    energi yang dibawa oleh fluida.

    Dm = Vn dA

    m = A . Vn dA (kg/s)

    m : laju aliran massa (mass flow rate)

    p : density .

    Vn : komponen normal kecepatan terhadap dA

    dA : luasan

    m = p Vav A (kg/B)

    Vav : kecepatan rata-rata A

    masa flow ratenya

    sama.

    laju aliran volum : AVdAVV avnA == (m3/s)

    VVvm&

    & ==

    sederhana; V : penampang & rata-rata

    A : aliran

    untuk aliran stedi, min = mout

    (pVA)in. = (pVA)out pVA = konstan

  • 42

    P = tekanan fluida

    F = gaya untuk mendorong

    fluida

    A = luasan

    L = jarak

    V = volume

    v = volume jenis

    F = P.A

    Wflow = F . L = ALP = PV (kJ)

    Wflow = Pv

    - Hukum Utama (I) untuk sistem terbuka, akan dibicarakan lebih lanjut pada

    "steady flow process".

  • 43

    V. HUKUM II TERMODINAMIKA

    Hukum I : energi terkonservasi selama proses

    Hukum II : proses terjadi pada arah tertentu

    Suatu proses tak akan terjadi bila tidak memenuhi kedua; hukum tersebut.

    Contoh:

    - air panas diletakkan dalam ruangan dingin

    akan menjadi dingin.

    Proses ini memenuhi Hukum I karena

    energi yang hilang dari air panas akan

    sama dengan energi yang diterima oleh

    udara dingin sekelilingnya.

    - bila proses dibalik, air panas menjadi semakin panas karena ada energi dari

    udara dingin.

    Hal ini memenuhi hukum I, jumlah energi yang diterima oleh air panas sama

    dengan yang diberikan oleh udara. Tetapi hal ini tidak mungkin terjadi.

    Proses terjadi pada arah tertentu (Hukum II)

    Terdapat banyak pernyataan-pernyataan tentang Hukum II Termodinamika, tetapi

    di sini hanya akan diberikan beberapa pernyataan yang ada hubungannya dengan

    peralatan yang beroperasi secara siklus (Kelvin Planck dan Clausius).

    Sebelumnya akan dibicarakan lebih dulu tentang :

    - THERMAL ENERGY RESERVOIR

    - HEAT ENGINES

    - REFRIGERATORS & HEAT PUMPS

  • 44

    THERMAL ENERGY RESERVOIR: benda yang mempunyai kapasitas energi

    panas (massa x panas jenis) relatif besar

    yang mampu menyerap/memberikan

    sejumlah energi panas tanpa mengalami

    perubahan temperatur.

    misalnya:

    * air dalam jumlah yang sangat besar : laut, danau, sungai

    * udara atmosfer

    * two-phase system : dapat menyerap/melepaskan panas dengan T = konstan

    * industrial furnace

    SOURCE : reservoir yang memberikan energi

    SINK : reservoir yang menyerap energi

    Contoh sebuah heat engine (steam power plant)

    P : pompa

    B : boiler

    T : Turbin

    C : kondensor

    Win Qin Wout Qout

    (kJ)

  • 45

    Secara keseluruhan : - closed system

    - siklus u = 0, sehingga

    W net, out= Qin. - Qout

    Efisiensi termal = in

    Qout

    in

    outnet,th Q

    1Q

    W -==

    HEAT ENGINES: mesin yang mengubah panas menjadi kerja

    kerja panas (mudah)

    panas kerja (sulit)

    Karakteristiknya:

    - mesin menerima panas dari sumber/source bertemperatur sangat tinggi (solar

    energy, oil furnace. nuclear reactor, ...)

    - mesin mengkonversi sebagian panas menjadi kerja, biasanya dalam bentuk

    putaran poros.

    - membuang sisa panas ke reservoir bertemperatur rendah (sink, misalnya :

    atmosfer, sung ai, ...)

    - beroperasi secara siklus

  • 46

    "Cyclic devices such as steam power plants cannot run continously unless the

    cycle is completed"

    (1) gas dipanaskan 100 kJ dari reservoir pacta 100C

    (1) (2) : gas berekspansi

    (2) piston sampai di atas, beban dihilangkan Temperatur gas diamati 90C

    Kerja ekspansi : untuk menaikkan energi potensial (misalnya 15 kJ)

    Jumlah panas yang diberikan ke gas lebih besar daripada jumlah kerja karena

    sebagian panas dipakai untuk menaikkan temperatur gas.

    Untuk proses selanjutnya, mungkinkah memindahkan kelebihan panas (85

    kJ). pada temperatur 90~C ke dalam reservoir pada temperatur 100C?

    Bila mungkin, efisiensi termis 100 % tidak mungkin (panas dari

    temperatur yang tinggi ke yang rendah)

    (3) Panas harus dibuang ke reservoir dengan temperatur lebih rendah "waste

    energy".

    Every heat engine must waste some energy by transfering it to a low

    temperature reservoir in order to complete the cycle, even under idealized

    conditions.

  • 47

    Hukum II Termodinamika :

    pernyataan dari Kelvin Planck:

    "it is impossible for any device that operate on a cycle to recieve heat from a

    single reservoir and produce an equivalent amount of work"

    "no heat engine can have a thermal efficiency of 100 percent", atau

    "for a power plant to operate, the working fluid must exchange heat with the

    environment as well as the furnace" .

    REFRIGERATOR & HEAT PUMPS

    - Panas berpindah dari T >> ke T (perlu alat, misal : refrigerator, fluida kerja/refrigerant)

  • 48

    1 2 : Proses

    2 3 : .

    3 4 : .

    4 1 : .

    - magnitudenya:

    QL : dari TL

    QH : ke TH

    COP = coefficient of performance (efisiensi)

    COPR.: refrigerator

    COPHP: heat pump

    - refrigerator: mengambil panas {QL) dari ruang yang diinginkan dan

    mempertahankan ruangan dingin

    - heat pump: mempertahankan ruangan hangat

    (keduanya mempunyai siklus yang sama).

    innet,

    LR W

    QinputoutputCOP ==

    (required)

    (desired)

    innet,

    LR W

    QCOP =

    Konservasi energi :

    Wnet,in = QH QL ( kJ )

    sehingga 1

    QQ

    1QQ

    QCOP

    L

    HLH

    LR

    -

    =

    -=

    (COPR dapat > 1) bila panas yang diserap dari ruangan dingin dapat > daripada

    kerja yang diberikan.

  • 49

    SIKLUS CARNOT (sadi CARNOT, 1824)

    "heat power cycle"

    proses-proses (reversible), fluida kerja gas

    1 2 : komprewsi kemitropik

    2 3 : panas masuk

    3 4 : ekpansi kemotropik

    4 1 : panas keluar

    H

    LH

    QQ-Q

    =

    QH : panas yang diterima pada temperatur TH

    QL : panas yang dikeluarkan pada temperatur TL

    Proses-proses tersebut Reversibel, siklus Carnot dapat dibalik menjadi siklus heat-

    pump/Refrigerasi dari Carnot.

    LH

    L

    Q - QQ

    COP =

  • 50

    Skala temperatur dari Kelvin (1848) :

    dari siklus Carnot ; L

    H

    TT =

    L

    H

    QQ

    Ketidaksamaan Clausius ; H

    LH

    QQ-Q

    =

    H

    LH

    TT-T

    =

    Ketidaksamaan Clausius

    Dari pers. L

    H

    TT =

    L

    H

    QQ , ditulis sebagai

    L

    L

    TQ- =

    H

    H

    QQ ; (-) = panas yang keluar

    H

    H

    TQ

    + L

    L

    QQ

    = 0 perubahan

    TQ dalam siklus Reversibel carnot 0

    Clasius, untuk setiap proses siklus berlaku :

    = 0 siklus reversible

    < 0 Irrevesibel

    Karena jumlah dari

    TQ untuk siklus ini reversibel = 0, maka

    TQ adalah

    sama untuk setiap proses reversible antara 1 s/d 2 dari sebuah sistem.

    TQ adalah "property of the system"

    Sifat ini disebut dengan entropi (perbandingannya antara panas yang di-transfer

    selama proses reversibel dibagi dengan temperatur absolut dari sistem.

    =

    =

    REV

    REV

    TQs

    TQds

    Tds = Q : luasan dalam diagram T-s dari proses reversibel menunjukkan

    besarnya panas yang ditransfer selama proses.

    Bila prosesnya IRReversibel, tidak menunjukkan besarnya panas.

  • 51

    pada sistem 27C, Q = 60 kJ

    J/k 200K 300

    J 60.000s sistem -=-

    =

    kJ/K 0,2K 300

    J 60.000S gSURRoundin =+

    =

    Suniverse = Ssistem + Ssur = -0,2 kJ/K + 0,2 kJ/K

    Suniverse = 0

    = untuk proses reversibel > untuk proses IRReversibe

    "Unavailable energy" .

    Qs = Qa + Qu

    Qs : panas yang diberikan

    Qa : "available energy" yang dikonversi menjadi kerja

    Qu : "unavailable energy"/energy rejected

    Dari skala Kelvin: u

    u

    TQ

    = s

    s

    TQ

    atau

    s

    suu T

    QTQ =

    Tu : temperatur dimana panas dibuang

    Ts : temperatur dimana panas diberikan

    s

    suu T

    QTQ =D

    s.TQ uu

    =D

    Clausius Suniv 0 <

    Panas yang dibuang

    Index of unavailable energy

  • 52

    VI. THERMODYNAMIC PROPERTY RELATIONS

    How some unknown properties can be determined from limited

    available data.

    t dapat diukur langsung V m v ditentukan dengan persamaan sederhana

    u h tidak dapat diukur langsung g

    1. PERSAMAAN MAXWELL

    Hubungan P v t s

    du = Tds - Pdv . . . . . .. (1)

    dh = Tds + vdP . . . . . .. (2)

    a = u Ts . . . . . .. (3)

    g = h Ts . . . . . .. (4)

    persamaan 3 & 4

    da = du - Tds - sdT

    dg = dh - Tds - sdT

    persamaan 1 & 2

    da = - sdT - p. dv . . . . . .. (5)

    dg = - sdT - v - dp . . . . . .. (6)

    Persaman tersebut analog dengan bentuk :

    dZ = M dx + N dy . . . . . .. (7)

    dengan yx x

    Ny

    M

    =

    . . . . . .. (8)

    Untuk zat yang mampu mampat dalam bentuk diferensial parsial, didapatkan dari 4 persamaan Gibbs :

  • 53

    Berdasarkan analogi bentuk persamaan 7 & 8. maka dari persamaan:

    (1) vs s

    P vT

    -=

    . . . . . . (9)

    (2) Ps s

    v PT

    =

    . . . . . ..(10)

    (3) vT T

    P vs

    =

    . . . . . ..(11)

    (4) vT T

    v Ps

    =

    . . . . . ..(12)

    PERSAMAAN MAXWELL: -limited to simple compressible system

    -menentukan perubahan entropi

    dengan mengukur perubahan p,v,T.

    2. PERSAMAAN CLAPEYRON

    Menentukan perubahan entalpi.

    Dari persamaan ke-3 Maxwell (persamaan 11) yang digunakan pada perubahan

    fase

    satv

    satsat dTdP

    TP)(TP

    =

    = f

    satTP

    : - konstan pada P & T yang konstan

    - tidak tergantung pada v

  • 54

    Persamaan 11 dapat diintegralkan dengan harga satdT

    dP

    konstam

    antara 2 kondisi jenuh (misal f & g) pada temperatur yg sama.

    )v(vdTdPSS fg

    satfg -

    =- . . . . . ..(13)

    atau fg

    fg

    sat VS

    TP

    =

    . . . . . ..(14)

    dh = T ds + v dP = 0

    =g

    f

    g

    fds Tdh

    hf g = T Sf g dari persamaan (14) . . . . . ..(15)

    (persamaan Clapeyron)

    atau:

    12

    12

    sat Tvh

    dTdP

    =

    . . . . . ..(16)

    3. PERSAMAAN CLAPEYRON CLAUSIUS

    Pendekatan:

    Pada p rendah Vg >> Vf

    Vapor dianggap gas ideal

    dimasukkan ke persamaan 15 :

    2

    g f

    sat RTPh

    TP

    =

    dd

    atau

    sat

    2

    g f

    sat TdT

    Rh

    dTdP

    =

    Untuk T kecil

    sat2

    g f

    sat1

    2

    T1

    T1

    Rh

    PPin

    1

    -=

    . . . . . ..(16)

    (persamaan Clapeyron-Clausius)

    - vapor - solid hfg hig

    g f

    g f

    sat Tvh

    TP

    =

  • 55

    4. PERUMUSAN du, dh, ds, Cv & Cp

    a. Perubahan Internal Energi (du)

    Diferensial total dari internal energi yang fungsi dari temperatur dan volume

    jenis dapat ditulis sebagai berikut :

    Tv v

    udTTudu

    +

    =

    dari definisi Cv,

    dvCvTv

    udTdu

    += . . . . . .. (18)

    Sedangkan diferensial total dari entropi mempunyai bentuk:

    dvTv v

    sdTTsds

    +

    = . . . . . .. (19a)

    Persamaan ini disubstitusikan ke persamaan internal energi :

    du = T ds - P dv

    dvPvsTdT

    TsTdu

    T

    -

    +

    = . . . . . .. (19b)

    persamaan (18) = (19)

    T

    CTs v

    v

    =

    . . . . . (20)

    PvsT

    Tu

    TT

    -

    =

    . . . . . .. (21)

    persamaan (21) dimasukkan ke persamaan Maxwell (ke-3) :

    PTPT

    vu

    vT

    -

    =

    . . . . . .. (22)

    kemudian dimasukkan ke persamaan (18) menjadi :

    dvPTPTdTCdu

    vv

    -

    += . . . . . .. (23)

  • 56

    Perubahan energi dalam dari sebuah sistem kompresibel (18) sederhana,

    dv PTP TdT Cuu 2

    1

    2

    1

    v

    vv

    T

    T v12

    -

    +=- . . . . . .. (23)

    b. Perubahan entalpi dh

    Dengan cara yang sarna dengan perubahan internal energi dipilih entalpi

    merupakan fungsi dari T dan P dan bentuk diferensial totalnya adalah :

    dPPhdT

    Thdh

    TP

    +

    =

    dari definisi CP persamaan tersebut menjadi.

    dPPhdTCdh

    TP

    += . . . . . .. (24)

    dipilih entropi fungsi dari temperatur dan tekanan, maka :

    dPPsdT

    Tsds

    TP

    +

    = . . . . . .. (25)

    persamaan (25) disubstitusikan ke persamaan perubahan entalpi didapatkan :

    dP v-PsTdT

    TsTdh

    TP

    +

    = . . . . . .. (26)

    persamaan (24) = (26)

    T

    CTs P

    P

    =

    . . . . . .. (27)

    v-Ps

    Ph

    TT

    =

    . . . . . .. (28)

    dari persamaan Maxwell ke-4 dan persamaan. (28) :

    Ph

    PT

    -=

    TvTv

    disubstitusikan ke persamaan (24) :

    dP TvTvdTCdh

    PP

    -+= ` . . . . . .. (29)

  • 57

    "simple compressible system"

    dP Tv T-vdT Chh 2

    1

    2

    1

    P

    PP

    T

    T P12

    +=- . . . . . .. (30)

    Bila (U2 - U1) sudah diketahui, maka : h = u + Pv

    h2 h1 = (u2 u1 ) + (P2 v2 P2 v2 ) . . . . . .. (31)

    C. PERUBAHAN ENTROPI

    "simpel compressible system"

    Cara 1 :

    Persamaan 19 a : dvTv v

    sdTTsds

    +

    =

    disubstitusikan ke persamaan Maxwell ke-3 :

    dvTCv

    vTPdTds

    += . . . . . .. (32)

    dan dP TsdT

    TC

    ss 21

    2

    1

    v

    vT

    T

    T

    v12

    +=- . . . . . .. (33)

    Cara 2 :

    persamaan 25 : dPPsdT

    Tsds

    TP

    +

    =

    disubstitusikan ke persamaan Maxwell ke-4 :

    dPTvdTds

    P

    -=T

    CP . . . . . .. (34)

    dP TvdT

    TC

    ss 21

    2

    1

    P

    PP

    T

    T

    P12

    +=- . . . . . .. (35)

    d. SPECIFIC HEAT CV & CP

    Untuk gas ideal, C = C (T) ;

    pure substance C = C (v, P, T)

    pada tekanan rendah, gas dapat berkelakuan seperti gas ideal.

    Cvo Cpo

    Zero pressure specific heat

  • 58

    pada tekanan yang lebih tinggi ?

    dZ = M dx + N dy

    persamaan 8 : xy y

    Nx

    M

    =

    persamaan 32 : dvTCv

    vTPdTds

    +=

    persamaan 34 : dTTvdTds

    P

    -=T

    CP

    dari persamaan-persamaan tersebut menghasilkan :

    v

    2

    2

    T

    v

    TPT

    vC

    =

    . . . . . .. (36)

    dan p

    2

    2

    T

    p

    TvT

    PC

    -=

    . . . . . .. (37)

    Untuk menghitung deviasi Cp dari Cpo terhadap temperatur digunakan

    persamaan 37 :

    dPT

    vT )C(Cp

    p

    o 2

    2

    Tpop

    -=- . . . . . .. (38)

    HUBUNGAN Cp & Cv

    persamaan 32 : dvTPdT

    TC

    dsv

    v

    +=

    persamaan 34 : dPTvdT

    TC

    dsP

    P

    -=

    dp CCT)v/( T

    dv CCT)P/( T

    dTvp

    p

    vp

    v

    -

    +

    -

    = . . . . . .. (39)

  • 59

    - dipilih temperatur fungsi dari tekanan dan volume jenis,

    dPPTdv

    vTdT

    vp

    +

    = . . . . . .. (40)

    persamaan 39 = 40

    vp

    vp TP

    TvTCC

    =- . . . . . .. (41)

    atau :

    dari persamaan -=

    1

    Pv

    vT

    TP

    Tpv

    Tpv v

    P Tv

    TP

    -=

    disubstitusikan ke persamaan (41) didapat,

    T

    2

    pvp v

    P Tv TCC

    -=- . . . . . .. (42)

    atau :

    definisi : = volume expansivity = pT

    v 41

    . . . . . .. (43)

    = isothermal compressibility = TP

    v 41

    . . . . . .. (44)

    substitusi persamaan (43) & (44) ke persamaan (42) :

    T vCC

    2

    vp

    =- . . . . . .. (45)

  • 60

    Beberapa hal yang dapat disimpulkan dari persamaan 45 :

    T vCC

    2

    vp

    =-

    1. > 0 (untuk semua benda, fase)

    < 0 (untuk benda.tertentu) , 2 > 0

    T > 0

    sehingga: Cp Cv 0

    2. (Cp Cv ) 0 bila T 0

    3. Cp dan Cv identik untuk ,. incompressible" karena v konstan

    diagram T - P

    fluida masuk : P1 ,T1 (tetap)

    fluida keluar : P2 ,T2 (berubah) dengan cara mengganti ukuran "porons-plug".

    diukur

    Cp Cv

  • 61

    - supaya temperatur menurun selama proses throttling, maka proses harus

    berlangsung di sebelah kiri inversion line.

    - tidak ada efek pendinginan bila proses throttling berlangsung di atas "maximum

    inversion temperature"

    JOULE - THOMSON COEFFICIENT

    Koefisien Joule-Thomson:

    hP

    T

    =

    < 0 : T

    = 0 : T = k

    < 0 : T

    (perubahan temperatur terhadap tekanan selama proses h = tetap)

    "slope dari lengkung h = konstan dalam diagram T - P = ?

    Perubahan entalpi (persamaan 29) :

    dP Tv TvdT . Cpdh

    p

    -+=

  • 62

    throttling dh = 0,

    --==

    pph TvTv

    C1

    PT . . . . . .. (46)

    h

    u GAS RIIL

    s

    Gas P rendah : - mendekati gas ideal

    - u = u (T) ; Cv = Cv (T)

    h = h (T) ; Cp = Cp (T)

    P tinggi : - Pv = ZRT

    h

    u ?

    s

    a. h :

    h = h (P,T)

    persamaan 30 : dP Tv Tv.dTChh 2

    1

    2

    1

    T

    T

    p

    pp

    p12

    -+=-

    h property point function h tidak tergantung pada lintasan

    proses.

  • 63

    Perubahan dari keadaan 1 ke 2 dapat ditempuh lewat proses:

    (1) 1 2

    (2) 1 1* (isotermis)

    1* 2* (isobaris)

    2* 2 (isotermis)

    dPTv Tv 0hh

    2

    2

    2TT

    p

    pp

    22

    =

    * *

    -+=-

    dPTTvv

    2

    2

    TT

    p

    0 p=

    -= . . . . . .. (47)

    =+=- **2

    2

    2

    1

    T

    T

    T

    T pop1 2dT (T) C0.dTChh . . . . . .. (48)

    dPTv Tv 0hh

    1

    1

    1TT

    p

    pp

    1 1

    =

    * *

    -+=-

    dPTv Tv

    1

    1

    0TT

    p

    pp =

    --= . . . . . .. (49)

    (h2 h1) = (h2 h2) + (h2* - h1*) + (h1* - h1) . . . . . .. (49a)

    (h* - h) : - enthalpy departure

    - perubahan entalpi gas terhadap tekanan pada temperatur tetap.

    disubstitusikan ke persamaan 49 :

    dP PRT

    TZ

    PZRT

    PZRTh)*(h 1

    p

    0

    2

    PT

    -

    --=-

    P

    dPTZRT

    p

    p

    02 1

    =

    Bila r c

    R TTT =

    r c

    R PPP =

  • 64

    )P(in dTZ T

    TR)h - *h(

    Z R P

    p

    0R

    2R

    r cu

    Th

    R

    R

    == . . . . . .. (50)

    Zh = enthalpy departure factor

    Persamaan 50 dapat dipresentasikan secara grafis (generalized enthalpy

    departure chart) atau secara numeris.

    Dengan mengganti h* dengan hideal, persamaan 50 dapat untuk menghitung h

    selama proses 1 2 :

    ideal12h2h1cru12 )hh()Z(Z TRhh -+-=- . . . . . .. (51)

    atau

    ideal12h2h1r c12 )h(h)Z(Z RThh -+-=- . . . . . .. (52)

    0 )Z(Z RT h2h1r c =- (gas ideal)

    b. u :

    Dicari dari h

    )TZT(ZR - )hh( uu 1122u1212 --=- . . . . . .. (53)

    c. s :

    persamaan 35 : dP TvdT

    TC

    ss 21

    2

    1

    P

    PP

    T

    T

    P12

    +=-

    cara integral seperti pada entalpi tidak dapat dilakukan (T1 = C P = 0 T2

    = c) karena entropi P = 0 .

    Dipakai cara berikut :

  • 65

    s2 s1 = (s2 sb*) + (sb*- s2*) +(s2*- s1*) + (s1*- s2*) + (sa*- s1) . . . . . .. (54)

    state 1*

    2* in the imagination: gas dianggap ideal

    1 & 1* identik (T1 = T1*)

    2 & 2* identik (T2 = T2*)

    Untuk mencari deviasi entropi pada kondisi (P, T) dapat dimisalkan proses

    isotermal dari kondisi aktual (P*,T*) :

    (sp sp*) T = (sp so*) T + (so*- sp*) T

    dPTvdP

    Tv

    p

    0

    pp

    p

    0

    -

    -=

    dimana :

    P

    ZRTv =

    P

    RTvv* ideal=

    atau :

    dP TZ

    PRT

    PZ)R-(1*)s(s 1

    p

    0P

    Tpp

    --=-

    bila T = TCR TR

    P = PCR PR

    "entropy departure factor" dapat di tulis

    )P d( TZT1Z

    R)s*s(

    Z RPR

    0PR

    Ru

    T.Ps

    R

    in

    +-=-

    = . . . . . .. (55)

    T.P)s*s( - : "entropy departure"

    Harga Zs "generalized entropy departure chart", yang dipakai untuk

    menentukan besarnya deviasi dari entropi gas terhadap entropi gas ideal pada

    (P,T) yang sama.

    S* Sideal :

    maka perubahan entropi selama proses 1 2 :

    ideal12u12 )ss()Z(ZRss 21 -+-=- ss . . . . . .. (56)

    ideal12u12 )s(s)Z(ZRss 21 -+-=- ss . . . . . .. (57)

  • 66

    BAB VII

    CAMPURAN DARI GAS IDEAL & VAPOR

    CAMPURAN GAS IDEAL :

    Pada tekanan relatif rendah, gas murni yang terdiri dari suatu campuran

    dapat dianggap sebagai gas ideal; sehingga dapat diperlakukan sebagai gas ideal

    tunggal.

    Pada persamaan-persamaan di bawah ini, indeks A, B, C, ...

    menunjukkan jenis gas A, B, C, . dan seterusnya.

    1. Hukum tekanan parsial dari Dalton:

    Tekanan campuran dari gas A, B, C, ... merupakan jumlah dari masing-masing

    tekanan, sehingga :

    Pcamp = PA + PB + PC + . (1)

    Pcamp = tekanan campuran

    PA, PB, PC, ...= tekanan parsial dari gas A, B, C. ... Tekanan parsial ini dihitung

    pada volume dan temperatur carnpuran.

    2. Hukum volume dari Amagat :

    Volume campuran dari berbagai macam gas, merupakan jumlah dari masing-

    masing volume gas tersebut.

    Vcamp = VA + VB+ VC + .. (2)

    Volume parsial VA, VB, VC, .. dihitung berdasarkan temperatur dan tekanan

    dari campuran.

    3. Massa (berat) carnpuran sarna dengan jumlah dari massa masing-masing

    komponennya.

    Wcamp = WA + WB + WC + ..... (3)

    4. Jumlah molekul campuran sama dengan jumlah molekul masing-masing gas.

    ncamp = nA + nB + nC +.. (4)

    definisi:

    i(camp)mix

    i xn

    n= Xi = mole fraction dari komponen i

  • 67

    XA + XB + XC + .= 1 camp

    AA n

    nX =

    .dstnnXcamp

    BB =

    5. Berat molekul ekivalen dari campuran :

    Mcamp = XA MA + XB MB + XC MC + ....

    6. Konstante gas ekivalen dari campuran :

    camp

    ocamp M

    RR =

    Ro = konstanta umum gas

    7. Dari persamaan (1), (2). dan (4) dapat ditulis :

    Pi = Xi Pcamp

    Vi = XiVcamp

    8. Sifat-sifat lain dari campuran gas dapat dituliskan :

    1. kapasitas panas:

    ....WW

    CWWC

    WWCC

    camp

    CP

    camp

    BP

    camp

    APP CBACamp

    +++=

    2. entalpi :

    ....WW

    hWWh

    WWhh

    camp

    C

    camp

    BB

    camp

    Acamp +++= CA

    3. internal energy :

    ....WW

    uWWu

    WWuu

    camp

    CC

    camp

    BB

    camp

    AAcamp +++=

    ANALISA GRAVIHETRI & VOLUMETRI

    Analisa campuran gas dapat berdasarkan volume atau beratnya. Jika

    tekanan totalnya relatif rendah sehingga campuran gas dapat dianggap sebagai gas

    ideal, maka persentasi volume dari masing-masing komponen ekivalen dengan

    persentase "mole fraction" (Xi).

  • 68

    CAMPURAN UDARA & UAP AIR

    Pada tekanan rendah uap air mempunyai sifat-sifat seperti gas ideal,

    sehingga pada tekanan ini uap air dapat dianggap sebagai gas ideal.

    Pada umumnya uap di dalam campuran berupa uap panas lanjut (superheated) dan

    untuk uap air entalpinya dimisalkan sama dengan entalpi uap air jenuh (saturated

    water vapor) pada temperatur yang sama.

    Jika uap air di dalam campuran keadaannya jenuh (saturated) maka campurannya

    disebut campuran jenuh (saturated mixture).

    Beberapa definisi untuk campuran udara dan uap air adalah:

    * kelembaban relatif (Relatif humidity) :

    Tsat

    w

    PP

    sama yang temp.pdair uapjenuh tekanan

    air uap parsialtekanan

    =

    atau Pw = Psat

    atau

    VV satw = , V = Volume jenis

    * kelembaban jenis (specific humidity) = W atau perbandingan kelembaban

    (humidity ratio) = HR

    kering udara kg 1air uap kg W

    atausama yang volumepada kering udara massa

    air uap massaHR

    =

    =

    * "Dew point" : jika campuran uap air panas lanjut (superheated) dan udara

    didinginkan pada tekanan total konstan (tekanan parsial uap air

    konstan) sampai mencapai kondisi jenuhnya maka campuran

    tersebut mencapai "dew point".

    Kelembaban relatif pada "dew point" = 100 %, karena pada titik ini tekanan parsial

    uap air (pw) = tekanan jenuhnya (psat).

    1pp

    pp

    sat

    sat

    sat

    w ===

  • 69

    * "wet bulb temperature" (temperatur bola basah) : untuk menentukan kandungan

    uap air di dalam campuran uap air - udara dipakai alat "wet-bulb psychrometer".

    Alat ini terdiri dari dua buah termometer. Satu disebut bola kering (dry-bulb), yang

    lain disebut bola basah (wet-bulb) karena ditutupi oleh kain basah.

    Proses ini disebut "adiabatic saturation".

    2 f1 g

    2 g f2121 hh

    h W)t(t 0,24W

    -

    +-=

    Indeks :

    (1) : temperatur bola kering

    (2) : temperatur bola basah

  • 70

    BAB VIII

    STEADY FLOW PROCESS

    STEADY FLOW PROCESS: analisa teknik dari proses untuk sistem terbuka.

    Proses-proses yang dijumpai dalam teknik sangat bervariasi, mulai dari

    yang sangat sederhana sampai yang rumit. Dalam beberapa hal, proses yang rumit

    dapat disederhanakan atau diuraikan menjadi bagian-bagian yang sederhana

    (dengan pengandaian-pengandaian).

    Hal yang perlu diketahui dalam steady flow process :

    - selama proses, sifat-sifat fluida dalam volume kontrol (G.V) dapat berbeda

    terhadap posisi, tetapi tetap konstan terhadap waktu.

    - selama proses, kandungan massa & energi dari volume kontrol tidak berubah

    terhadap waktu.

    - selama proses, sifat-sifat fluida di inlet & outlet tidak berubah terhadap waktu.

  • 71

    - proses dengan perubahan sifat-sifat fluida secara periodis dapat dianalisa

    sebagai "steady flow process".

    Ad. 4

    Konservasi massa :

    dtdmmm outin =- Laju perubahan massa dalam C.V

    Untuk sistem terbuka dengan kondisi "steady-state - steady-flow" :

    outin mm -

    = 0

    dtdm

    Bila hanya 1 aliran masuk dan 1 aliran keluar :

    (pVA)in = (pVA)out atau :

    pVA = konstan

    = densitas

    V = kecepatan rata-rata pada luasan A

    (dalam mekanika fluida persamaan ini biasa disebut persamaan kontinuitas)

  • 72

    "STEADY-STATE STEADY-FLOW DEVICES:

    Sistem-sistem dalam bidang teknik yang menyangkut aliran antara lain:

    - power plants: PLTU. PLTG.

    - refrigeration plants

    - air separation plants

    - gas-liquefaction paints

    - water-desalination paints

    Sistem-sistem ini terdiri dari komponen-komponen dimana fluida akan mengalir.

    Komponen-komponen inilah apa yang disebut dengan "steady-state steady-flow

    devices".

    Peralatan ini dapat dikelompokkan menjadi 6 kelompok :

    1. Peralatan yang menyerap kerja / tenaga : pompa, kompresor,.

    2. Peralatan yang menghasilkan kerja : turbin, mesin, ekspansi,..

    3. Nosel dan difuser

    4. Peralatan pemindah panas (HE) : ketel uap, kondenser, . . . .

    5. Throttling devices: "expansion valves, control valves"

    6 Perpipaan / "piping".

    Unjuk kerja dari sistem-sistem tersebut di atas tergantung dari unjuk kerja masing-

    masing peralatan yang dipakai pada sistem tersebut.

    Pada peralatan nomor 1 & 2, pada umumnya kerja diberikan atau dihasilkan oleh

    peralatan melewati sebuah poros; kerja ini disebut kerja poros (shaft work).

    Berapa besarnya kerja poros ini ? (paros pompa, poros kompresor, poros turbin)

    Bila : - proses Reversibel

    - hanya 1 saluran masuk & 1 saluran keluar

    - perubahan energi kinetik & patensial diabaikan (KE, PE, 0)

    maka:

    - dari Hukum I, steady-state steady-flow, untuk satu satuan laju aliran :

    dq = dh + dWshaft

    - untuk proses Reversibel, Hukum II; steady - state steady flow:

    dq = T ds

  • 73

    - kedua persamaan digabung, didapatkan

    T ds = dh + dWshaft

    - dari "property relation" untuk fluida kompresibel sederhana :

    T ds = dh + - v dp

    sehingga:

    dWshaft = - v dp

    Untuk peralatan nomor 1 dWshaft = kerja minimum yang diberikan.

    Untuk peralatan nomor 2 dWshaft = kerja maksimum yang dihasilkan.

    Supaya kerja poros dapat dihitung makan harus diketahui hubungan antara v dan p

    untuk proses reversibel yang dipakai.

    Apakah isotermis Reversibel, adiabatis Reversibel, atau politropis Reversibel ?

    PERSAMAAN YANG DIGUNAKAN

    Pada contoh-contoh di depan, proses terjadi pada sistem tertutup atau sistem

    dengan massa konstan.

    Analisa proses akan lebih tidak sederhana lagi bila dalam sistem tersebut selain

    kalor, ada sejumlah massa (flow) yang masuk atau keluar melewati "boundary"

    dari sistem. Sehingga dalam analisa proses ini perlu menambahkan prinsip

    kekekalan massa.

    Atau secara lengkap persamaan-persamaan yang digunakan meliputi :

    1. Persamaan keseimbangan energi

    (energy-balance equation), yang tidak lain adalah Hukum I Termodinamika)

    2. Persamaan Perubahan entropi (Hukum II Termodinamika)

    3. "Property Relation" / "State postulate"

    4. Persamaan Keseimbangan massa (conservation of mass)

    ad. 1 (Hukum I) :

    "Energy" tidak dapat diciptakan dan tidak dapat dimusnahkan, tetapi hanya dapat

    dirubah bentuknya.

    Perubahan energi dalam sistem = energi yang masuk energi yang keluar

    Change in stored energy = energy input energi output

  • 74

    Sehingga Hukum I, dapat ditulis :

    Qcv = (E2 + E1)cv + Ws + mout (u + pv + 2

    2v + Z)out

    in2

    in Z)2vpv(um +++-

    definisi entalpi : h = u + pv

    Qcv = (E2 + E1)cv + Ws + mout (h + 2

    2v + Z)out

    in2

    in Z)2v(hm ++-

    Dalam bentuk diferensial terhadap waktu, dapat ditulis

    in

    2

    inout

    2

    outcvcvcv Z)2v(hmZ)

    2v(hmWEQ ++-++++= &&&

    Tetapi dalam aplikasinya (di Bidang Teknik), beberapa sistem terbuka dapat

    dimodelkan sebagai sistem yang bekerja pada "STEADY-STATE STEADY-

    FLOW CONDITIONS".

    Kondisi ini mempunyai sifat sebagai berikut :

    1. Laju aliran kalor melewati C.S. konstan

    2. Laju kerja melewati C.S. konstan

    3. Keadaan & kecepatan pada setiap aliran masuk konstan

    4. Keadaan & kecepatan pada setiap aliran keluar konstan

    5. Laju aliran massa pada setiap aliran masuk konstan

    6. Laju aliran massa pada setiap aliran keluar konstan

    7. Laju aliran massa TOTAL yang masuk clan keluar adalah sama

    Pada kondisi ini pula cv 0

    Sehingga Hukum I untuk kondisi ini :

    out

    2

    in

    2

    scv Z)2vm(hZ)

    2vm(h-WQ ++-++= &&

    ( m = min = mout)

    q w = h + pe + ke

  • 75

    atau

    (E2 E1 )cv = Ein Eout + Qcv Wcv

    (E2 E1 )cv : perubahan "stored energy" di dalam C.V.

    Ein : energi yang ditambahkan ke dalam C.V. karena aliran pada

    kondisi "inlet".

    Eout : energi yang dikeluarkan dari C.V. karena aliran pada kondisi

    "outlet".

    Qcv : perpindahan kalor yang melewati C.S.

    Wcv : kerja yang melewati C.S.

    Dapat juga ditulis : Wcv :

    Wcv = Ws + mout (pv)out min (pv)in.

    Ws = kerja yang lewat C.S. kecuali "flow work"

    mout = massa aliran keluar

    min = massa aliran masuk

    in2

    inin Z)2v(umE ++=

    out2

    outout Z)2v(umE ++=

  • 76

    Aliran stedi

    P1 = 80 kPa

    T1 = 10C

    V1 = 200 m/s V2

  • 77

    ad. 2 :

    Hukum II Termodinamika (open system)

    Untuk "steady-state steady flow" dalam bentuk laju kecepatan :

    0TQ

    mSmSSSin K

    K

    outgentotal --==

    &&&

    = 0

    dtdS

    gen = "Rate of entropy generation for the process"

    (Reversibel genS& = 0)

    ( genS& < 0 impossible process)

    ( genS& > 0 IRReversible process)

    actual process

    ad. 3 :

    "Property relation" / "state postulate" : any eguation that relates one property to

    other properties may be called a property equation.

    misalkan :

    - "state postulate of a simple compressible substance"

    s = s (u, v)

    u = u (s, v)

    h = h (s, p) .

  • 78

    KEKEKALAN MASSA

    Massa (m) seperti energi (E), tidak dapat diciptakan dihilangkan; massa dan

    energi dapat saling dikonversikan (Einstein) :

    E = m c2 (c = kecepatan cahaya)

    massa dari suatu sistem akan berubah hila energinya berubah.

    Tetapi pada semua konversi (interaksi) energi yang dijumpai dalam praktek

    (kecuali energi nuklir) perubahan massanya sangat kecil (tidak dapat dideteksi).

    misalnya : pembentukan 1 kg air dari oksigen & hidrogen, terlepas energi sebesar

    yang ekivalen dengan massa sebenar 1.76 x 10-10 kg.

    - sistem tertutup : massa konstan selama proses

    - sistem terbuka :

    massa total masuk C.V. = massa total keluar C.V. = perubahan massa dalam C.V.

    i : inlet/masuk

    out/e : exit/keluar

    C.V. : control volume

    persamaan dalam waktu,

    dtdmmm outin =- laju perubahan massa dalam C.V.

    III.1. POMPA DAN KOMPRESOR

    - untuk menaikkan tekanan

    - pompa untuk "liquid" .

    - kompresor untuk "vapor/gas"

    Pada kompresor, bila tidak ada usaha untuk mendinginkan gas selama kompresi,

    maka proses kompresi dapat dianggap adiabatis.

  • 79

    Karena :

    - permukaan yang memindahkan kalor relatif kecil dan

    - proses kompresi berjalan dengan cepat

    Maka proses ideal untuk kompresi adalah adiabatis reversibel/isentropis.

    " Untuk membadingkan kerja ideal dan aktual efisiensi adiabatis dari

    kompresor.

    act

    revc W

    Wh

    Wrev = kerja kompresi isentropis

    Wact = kerja kompresi aktual/sesungguhnya

    Untuk pompa: act

    revp W

    Wh

    Contoh soal :

    Work in - efisiensi adiabatic 0,70

    - steady-state steady-flow pump.

    - air/water 20 MPa

    - saturated

    - t = 40C

    actual pump work ? (kerja sesungguhnya ?)

  • 80

    Penyelesaian :

    Penyederhanaan yang dilakukan :

    - air sebagai fluida tidak mampat.

    - Perubahan tenaga kinetik diabaikan

    - Perubahan tenaga potensial juga diabaikan

    Dari definisi act

    revp W

    W = Wact =

    p

    revWh

    Wrev = -2

    1dp v

    Karena air dianggap sebagai fluida tidak mampat (pengaruh kompresibilitas

    diabaikan).

    -=2

    1revdp vW

    Dari tabel air/uap, P1 = tekanan jenuh pada 40 C

    = 7,375 kPa

    v = Vf pada 40 C

    = 0,0010078 m3/kg

    maka :

    Wrev = - 0010078 (20 x 1000 7,375) kJ/kg

    = - 20, 15 kJ/kg

    Wact = kJ/kg 28,790,7020,15

    -=-

    Catatan :

    Pada penyelesaian tersebut pengaruh kompresibilitas diabaikan (V1 = V2 = V3 pada 40C). Bila pengaruh ini tidak diabaikan, maka kita juga dapat menggunakan

    persamaan berikut untuk menghitungnya : Wrev = - (h2s h1)

    h2s dicari pada p2s = 20 MPa dan

    S2s = S1 = Sf pada 40C

    Untuk ini harus digunakan data air yang cukup teliti.

  • 81

    III-2. TURBIN

    Mesin yang menghasilkan kerja pada putaran yang sangat tinggi

    Sehingga dengan turbin, yang berukuran relatif kecil dapat dihasilkan tenaga yang

    besar, perpindahan panas dari permukaan turbin ke sekelilingnya biasanya sangat

    kecil dibanding dengan tenaga yang dihasilkan.

    Pada umumnya, proses ekspansi di dalam turbin dapat dimodelkan

    sebagai proses adiabatis. Sedangkan proses ideal sebagai pembanding adalah

    proses adiabatis reversibel/isentropis.

    Efisiensi adiabatis (dari turbin) :

    WrecWactT =

    Wact = kerja ekspansi adiabatis sesungguhnya, dari keadaan awal ke tekanan akhir.

    Wrev = kerja ekspansi isentropis dari keadaan awal ke tekanan akhir yang sama. III-3. HEAT EXCHANGERS I pemindah kalor : peralatan yang memungkinkan

    terjadinya pemindahan kalor, antara :

    - suatu fluida dengan fluida yang lain

    - Suatu fluida dengan sebuah sumber panas atau penyerap panas.

    - atau suatu bagian dengan bagian yang lain

    HE ini merupakan komponen yang sangat penting di dalam sistem teknik,

    penggunaannya sangat luas. Mulai dari pendinginan sirkuit elektronik sampai ke

    reaktor nuklir.

    Nama peralatan pemindah kalor ini, disesuaikan dengan.

    fungsinya, misalnya :

    - dalam "steam power plant", pemindah panas ini dikenal dengan nama "boiler,

    condenser & feed water heater".

    - dalam "internal combustion engine", dikenal dengan "water-jacket, radiator"

    - dalam "gas-liquefaction plant", dikenal dengan "evaporator, regenerator"

    (Dipelajari lebih mendalam dalam mata kuliah Perpindahan Kalor).

    Dilihat dari prosesnya,

    - tidak ada kerja poros

    - KE & PE

  • 82

    Maka persamaan Hukum I, dapat ditulis sebagai berikut :

    -=out in

    mhmhQ

    III-4. SISTEM TERBUKA dengan lebih dari satu aliran stedi

    Dalam penggunaan persamaan Hukum I yang perlu diperhatikan adalah aliran

    yang masuk ("in") dan keluar ("out").

    Contoh:

    Hitunglah jumlah air panas yang harus dimasukkan bila diinginkan hasil uap

    jenuh sebesar 1000 kg/jam.

    Dari tabel: h1 = h pada t - 160C & p = 1000 kPa

    h2 = 675,7 kJ/kg

    h3 = hg pada p = 350 kPa = 2731,6 kJ/kg

    h4 = hf pada p = 350 kPa = 584,3 kJ/kg

    Diasumsikan : - PE

    - KE diabaikan

    - Perpindahan kalor diabaikan

    Dari Hukum I :

  • 83

    -=out in

    hmhm0 &&

    114433 hmhmhm0 -+=

    Dari persamaan kontinuitas

    431 mmm &&& +=

    maka

    41

    4331

    )(mm

    hhhh

    --

    =&

    &

    atau

    panasair kg/jam 23,493,4584,3675,7

    584,3)(2731,6 1000m1 =--

    =&

  • 84

    BAB IX

    SIKLUS IDEAL DARI GAS

    SIKLUS IDEAL DARI GAS

    - menghitung efisiensi dari siklus-siklus

    - dengan pengandaian-pengandaian sebagai berikut :

    - sifat-sifat dari fluida kerja mengikuti hukum-hukum gas ideal

    - panas jenis konstan

    - proses-proses dari siklus adalah proses Reversible

    - jumlah fluida kerja konstan selama proses, penambahan dan pengurangan panas

    disebabkan karena perpindahan panas

    SIKLUS YANG DIBICARAKAN

    * SIKLUS CARNOT (1824)

    * SIKLUS OTTO (1876)

    * SIKLUS BRAYTON (1872 - 1874)

    * SIKLUS STIRLING (1827)

    * SIKLUS ERICSSON (1850)

    * SIKLUS DIESEL (1892)

    * SIKLUS DUAL

    1. SIKLUS CARNOT

  • 85

    Proses Panas masuk Kerja keluar

    1 2

    2 3

    3 4

    4 1

    0

    cv (T3 T2)

    0

    cv (T1 T4)

    - cv (T2 T1)

    0

    - cv (T4 T3)

    0

    Wnet = cv (T3 T4 + T1 T2) 1k

    vin

    net

    r11

    QW

    -

    -==

    Qin = cv (T3 T2) 3

    4

    VVr =v

    3. SIKLUS BRAYTON

    Proses Panas masuk Kerja keluar

    1 2

    2 3

    3 4

    4 1

    0

    Cv (T3 T2)

    0

    Cv (T1 T4)

    - Cv (T2 T1)

    P3V3 P2V2

    - Cv (T4 T3)

    P1V1 P4V4

  • 86

    23

    14

    in

    net

    TTTT1

    QW

    --

    -== atau k

    p

    1k

    r11

    -

    -=

    1

    2p P

    Pr =

    4. SIKLUS STIRLING

    Proses Panas masuk Kerja keluar

    1 2

    2 3

    3 4

    4 1

    Cv (T2 T1)

    2

    32 V

    V RT in

    - Cv (T2 T1)

    - 1

    41 V

    V RT in

    0

    2

    32 V

    V RT in

    0

    - 1

    41 V

    V RT in

    REGENERASI : panas yang dikeluarkan dari proses 3-4 (luas c-4-3-d-c) ke fluida

    kerja dalam proses 1-2 (luas a-1-2-b-a).

    Regenerator effectiveness 100 % bila kedua besaran tersebut

    sama.

  • 87

    -=-==

    2

    4v

    2

    1

    in

    net

    pp

    r1TT

    1QW

    (untuk regenerator effectiveness 100 %)

    5. SIKLUS ERICSOON

    Proses Panas masuk Kerja keluar

    1 2

    2 3

    3 4

    4 1

    CP (T2 T1)

    3

    22 p

    p RT in

    - Cv (T2 T1)

    - 4

    11 p

    p RT in

    P2 (V2 V1) = R (T2 T1)

    3

    22 p

    p RT in

    P3 (V4 V3) = R (T1 T2)

    - 4

    11 p

    p RT in

    Untuk regenerator effectiveness 100%.

  • 88

    -=-=

    3

    2p

    2

    1

    vv

    r1TT

    1

    -=

    4

    112net p

    p )T(T RW in ,

    =

    4

    12in p

    p RTQ in

    6. SIKLUS DIESEL

    Proses Panas masuk Kerja keluar

    1 2

    2 3

    3 4

    4 1

    0

    Cp (T3 T2)

    0

    Cv (T1 T4)

    - Cv (T2 T1)

    P2 (V3 V2) = R (T3 T2)

    - Cv (T3 T4)

    0

    Wnet = Qin =

    )T(T)T(T

    K11

    )T(T cp)T(T cv1

    23

    14

    23

    14

    --

    -=--

    -= atau

    )T(T)T(T

    K11

    r11

    23

    14

    1k

    v --

    -=

    -=

    -

    dimana

    2

    1v v

    vr = : Volumetric compression Ratio

  • 89

    2

    1v v

    vr = : fuel c.v. - off Ratio

    7. SIKLUS DUAL

    Siklus ini adalah gabungan dari siklus OTTO dan DIESEL

    Proses Panas masuk Kerja keluar

    1 2

    2 3

    3 4

    4 5

    5 1

    0

    Cv (T3 T2)

    Cp (T4 T3)

    0

    Cv (T1 T5)

    - Cv (T2 T1)

    0

    Cp (V4 V3)

    - Cv (T5 T4)

    0

    PERBANDINGAN DARI SIKLUS-SIKLUS DI ATAS :

    Siklus-siklus tersebut dapat dibuat dengan membandingkan kerja output dari panas

    masuk dalam diagram T-s dan p-v.

  • 90

    Perbandingan - perbandingan dapat diberikan dengan berdasarkan hal-hal sebagai

    berikut :

    1. Batas temperatur : karena temperatur minimum dibatasi oleh temperatur

    sekitarnya dan temperatur maksimum dibatasi oleh sifat-sifat bahan yang

    digunakan.