thermodinamika.docx
TRANSCRIPT
-
7/22/2019 THERMODINAMIKA.docx
1/4
THERMODINAMIKA
Termodinamika merupakan cabang ilmu yang mempelajari hubungan antara bentuk-bentuk
energi. Bentuk-bentuk energi dapat berupa energi kimia, energi listrik, energi panas, energi
radiasi, dan lainnya. Dengan termodinamika dapat diduga apakah suatu reaksi dapat berlangsungapa tidak dan mengetahui bagaimana mendapatkan kondisi optimum untuk memaksimalkan
produk reaksi. Namun, termodinamika tidak dapat memberikan bagaimana laju suatu reaksi.
Kestabilan TermodinamikaBesaran termodinamika yang sering diaplikasikan dalam menyatakan arah proses dan
kestabilan kimia adalah Energi Bebas Gibbs. Apabila perubahan energy bebas Gibbs berharga
negatif, maka proses akan berlangsung spontan, jika berharganya positif, maka proses akan
berlangsung bila adanya energi tambahan dari luar sistem. Dengan demikian, perubahan energi
bebas negatif adalah daya dorong intrinsic dari proses. Proses akan di dorong menuju ke energi
bebas Gibbs yang lebih rendah (minimum). Dengan kata lain, system lebih cenderung berada
pada keadaan dengan energi bebas Gibbs minimum. Keadaan inilah yang disebut stabil secara
termodinamik. Semua sistem ingin mencapai keadaan stabil secara termodinamik, tetapi laju
prosesnya berbeda-beda tidak bergantung pada besarnya energi bebas Gibbs.
Contoh yang berhubungan dengan kestabilan termodinamik adalah air yang pada suhu
kamar berwujud cair, pada suhu rendah air berwujud padat, dan pada suhu tinggi air berwujud
gas. Demikian pula pada tekanan tinggi, zat berkecenderungan berwujud padat sedangkan pada
suhu rendah cenderung berwujud gas. Hal ini dapat dijelaskan secara termodinamik dengan
menggunakan besaran G, karena tidak perlu mempertimbangkan perubahan yang terjadi pada
lingkungan hanya melihat sistem.
Konstanta Kesetimbangan sebagai Ukuran KestabilanSuatu zat dikatakan stabil bila stuktur molekulnya mempunyai ikatan yang kuat, untuk
memutuskan ikatan atau mengubah zat tersebut menjadi zat yang lain dibutuhkan energi.
Menurut termodinamika, parameter atau besaran yang berhubungan dengan kestabilan adalahenergi bebas Gibbs (G). Semakin rendah energi bebas zat (sistem) semakin stabil zat tersebut
secara termodinamika. Kestabilan zat tidak hanya ditinjau dari fasa-fasa yang mungkin dimiliki,
tetapi kestabilan yang dilihat dari kemungkinan zat untuk berubah menjadi zat lain atau bereaksi
kimia.
-
7/22/2019 THERMODINAMIKA.docx
2/4
Dikatakan terjadi penurunan energi bebas Gibbs, apabila G = (-), atau reaksi berlangsung
secara spontan.
dG = SdT + VdP
dG = VdP (proses isotermal)
Untuk sistem gas ideal, V = nRT/P, maka
dG = nRT ln P
G = nG+ nRT ln P/P
Untuk sistem larutan ideal, dengan menggunakan Hukum Raoult, maka energi bebas Gibbs-nya
adalah:
G = nGnRT ln x
Untuk sistem tak ideal (baik larutan maupun gas)
G = nGnRT ln a dimana a merupakan aktivitas
Persamaan di atas mentiratkan bahwa setiap zat mempunyai energi bebas standar, G(P=1
atm, aktivitas = 1) dan energi bebas zat tergantung pada temperatur dan aktivitas (a), tekanan,
atau fraksi mol (x). Bila suatu zat mengalami proses (reaksi kimia), maka perubahan energi
bebas proses bisa dihitung.
G = GB+ GA(hukum Hess)
bGBbRT ln aB= (aGA0aRT ln aA)
G = G0+ RT ln Q
Q adalah fungsi reaksi.
Bila G = 0, maka proses berkestimbangan sehingga Q = Ka (konstanta keseimbangan
termodinamika)
G= - RT ln Ka
Ka = aBb .
aBa, dimana aA adalah aktivitas A dan a adalah koefisien zat A dalam reaksi. Ada dua
keadaan standar untuk aktivitas, yaitu standar zat murni dan standar larutan encer untuk zat
terlarut. Standar zat murni menetapkan bahwa zat murni mempunyai aktivitas sama dengan satu,sedangkan standar larutan encer menetapkan bahwa zat terlarut dengan konsentrasi sangat encer
(mendekati nol) mempunyai koefisien aktivitas sama dengan satu. Aktivitas tidak sama dengan
konsentrasi. Hubungan aktivitas dengan koefisien konsentrasi adalah sebagai berikut.
a = f.c atau a = m
-
7/22/2019 THERMODINAMIKA.docx
3/4
f dan adalah koefisien aktivitas, sedangkan c dan m masing-masing adalah konsentrasi molar
dan molal. Ka = Kc bila konsentrasi zat yang encer.
Dari uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa konstanta kesetimbangan adalah bentuk lain
dari menyatakan kestabilan termodinamika, karena Ka berhubungan dengan perubahan energi
bebas Gibbs.
Pengaruh Temperatur pada Konstanta KesetimbanganHarga tetapan kesetimbangan (K) tergantung pada temperatur. Harga K pada temperatur
yang berbeda dapat dihitung sebagai berikut.
G0T = -R ln K
d(G0T) dT = - R d ln K/dT
G0= H
0- TS
0
G0T = H0T - S0
Untuk range temperature percobaan yang kecil (sempit), H0& S
0bisa dianggap tidak fungsi
suhu. Sehingga,
d(G0T) dT = - H
0/T
2
dln K = (H0+ RT
2)dT
ln K = -H0+ RT
2+ C
atau
ln K2/K1= -H
0
/R (1/T21/T1) Potensial Sel sebagai Ukuran Kestabilan
Perubahan energi bebas G, dimaknai sebagai energi yang berguna maksimum. Energi
listrik adalah energi berguna yang dihasilkan oleh reaksi redoks. Dengan demikian, besarnya
perubahan energi bebas Gibbs suatu reaksi redoks dapat dihitung dari energi listrik yang
dihasilkan.
Besarnya energi listrik = muatan (Coloumb) x voltase (Volt). Sehingga
G = -QE
G = - nFE
Dimana, n adalah jumlah elektron, F adalah bilangan Faraday yang besarnya sama dengan
muatan listrik untuk 1 mol elektron, dan E adalah potemsial sel redoks. Dengan demikian,
potensial redoks, E juga dapat dihunakan sebagai parameter untuk menyatakan kestabilan
termodinamika. Reaksi spontan bila perubahan energi bebas Gibbs negatif atau berdasarkan
-
7/22/2019 THERMODINAMIKA.docx
4/4
persamaan di atas, E sel berharga positif. Dengan kata lain, bila suatu reaksi redoks potensial
selnya berharga positif maka produk lebih stabil secara termodinamika daripada pereaksi.
Semakin besar harga potensial sel, semakin stabil produk terhadap reaksi.
Ukuran kestabilan berdasarkan potensial sel elektrodaHarga potensial oksidasi standar dari spesi redoks dalam satu golongan atau dalam satu
periode terlihat kecenderungan harganya bersifat periodik terutama pada golongan alkali tanah
dan golongan IIIA, namum peridisasinya tidak sama. Hal tersebut dapat dijelaskan dengan
melakukan kajian secara termodinamika dari tahapan proses yang terjadi.
Reaksi kimia yang berhubungan dengan reaksi oksidasi di suatu elektroda adalah :
M(s)-----> Mn+
(aq)+ ne
Persamaan reaksi di atas menyatakan bahwa reaksi oksidasi di suatu elektroda tidak sama dengan
reaksi ionisasi.
Kestabilan Spesi Anorganik dalam AirSebagaian besar proses kimia di alam berlangsung dalam medium air, walaupun
sebenarnya proses kimia dapat berlangsung dalam medium bukan air. Kejian teoritik tentang
kestabilan zat dalam air dapat diaplikasikan dalam menjelaskan kestabilan zat dalam medium
bukan air.
Air dapat mengalami reaksi oksidasi dan reaksi oksidasi. Besarnya potensial elektroda
tergantung pada konsentrasi ion H
+
atau pH. Reaksi reduksi air: 2H2O + 2e H2+ 2OH-Pada pH 0, Ered = 0 V
Pada pH 7, Ered = -0,41 V
Pada pH 14, Ered = -0,83 V
Bila pad pH = 0 suatu spesi mempunyai potensial reduksi standar Ered < 0 V, atau pada pH = 7
suatu spesi mempunyai Ered < -0,41 V, atau pada pH = 14 suatu spesi mempunyai Ered < -0,83,
maka spesi-spesi tersebut dapat mereduksi air (terjadi reaksi reduksi). Dengan kata lain, spesi
tersebut tidak stabil dalam air. Reaksi oksidasi air: H2O O2+ 2H
+
+ 2ePada pH = 0, Ered = 1,23 V
Pada pH = 14, Ered = 0,4 V
Bila pada pH = 0 suatu zat mempunyai Ered > 1,23 atau pada pH = 14 suatu zat mempunyai
Ered>0,4, maka ais akan teroksidasi atau spesi tersebut tak stabil dalam air.