tgs.dr.nas.docx

18
TUGAS ETIKA DAN HUKUM KESEHATAN (DOSEN : dr. NASRUDDIN. Sp.OG ) JAMKESMAS SEBAGAI SALAH SATU IMPLEMENTASI FUNGSI SOSIAL RUMAH SAKIT OLEH : MUALIMAH NIM : 2011 08 559 KONSENTRASI RUMAH SAKIT PROGRAM MAGISTER MANAJEMEN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH 2012

Upload: evelinaadeliayunus

Post on 04-Jan-2016

216 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: tgs.dr.nas.docx

TUGASETIKA DAN HUKUM KESEHATAN(DOSEN : dr. NASRUDDIN. Sp.OG )

JAMKESMAS SEBAGAI SALAH SATU IMPLEMENTASI FUNGSI SOSIAL RUMAH

SAKIT

OLEH : MUALIMAHNIM : 2011 08 559

KONSENTRASI RUMAH SAKITPROGRAM MAGISTER MANAJEMEN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH2012

BAB I

PENDAHULUAN

Page 2: tgs.dr.nas.docx

Latar Belakang

Pada mulanya Rumah Sakit di Indonesia banyak didirikan

dengan tujuan Sosial tanpa terlalu mempertimbangkan segi ekonomi

pada masa itu kebanyakan Rumah Sakit mendapat subsidi dari

pemerintah maupun dari badan misi Sosial keagamaan baik dari dalam

negri maupun bantuan dari luar negri.Fungsi social berarti bahwa sebuah

Rumah Sakit harus melayani pasien atas dasar kebutuhan mediknya dan

bukan berdasarkan kemampuan pasien untuk membayar pelayanan

medis yang telah didapatkannya.

Baik Rumah Sakit Pemerintah maupun Rumah Sakit Swasta

mempunyai kewajiban dalam melaksanakan fungsi Sosial Rumah

Sakit .Rumah Sakit sebagai Institusi Kesehatan terikat PERMENKES no

378 th 1993 yang mengatur tentang pelayanan Fungsi social Rumah

Sakit.Di dalam peraturan tersebut telah tertuang beberapa ketentuan

yang harus dijalankan oleh Rumah Sakit sehingga sarana kesehatan

umum dalam menjalankan usahanya.Bahwa Rumah Sakit wajib

menjalankan Fungsi social seperti pengaturan tariff pelayanan dengan

member keringanan atau pembebasan biaya pelayanan kesehatan bagi

masyarakat yang kurang mampu dan pelayanan gawat darurat 24 jam

tanpa mensyaratkan uang muka tetapi mengutamakan Kesehatan. Di

masa lalu, RS nirlaba mendapat bantuan dari pemerintah maupun dari

donasi. Namun, saat ini sudah tidak tersedia lagi bantuan subsidi dari

pemerintah. Sementara, donasi pun semakin lama semakin jarang. Selain

itu, tidak ada dorongan untuk memberi donasi kepada RS. Sumbangan

bagi RS tidak dapat diperhitungkan sebagai salah satu komponen

pengurangan pajak bagi donatur. Tidak mengherankan bila RS nirlaba

Page 3: tgs.dr.nas.docx

terpaksa bergantung kepada penerimaan dari pasien, sebagai sumber

penghasilan untuk menutup biaya operasional. Sehingga, banyak yang

berpandangan bahwa RS nirlaba pun bertindak komersial;

Dalam perkembangannya Rumah Sakit disamping menjalankan fungsi

sosialnya juga menjalankan fungsi ekonomi sekaligus dengan demikian

untuk mempertahankan operasional Rumah Sakit maka Rumah Sakit

harus mencari keseimbangan antara fungsi social dan fungsi ekonomi .

Kemudian sesuai amanat pada perubahan UUD 1945 Pasal 34

ayat 2 yang menyebutkan bahwa negara mengembangkan Sistem

Jaminan Sosial bagi seluruh rakyat Indonesia. Dengan dimasukkannya

Sistem Jaminan Sosial dalam perubahan UUD 1945, dan terbitnya UU

Nomor 40 Tahun 2004 tentang Sistem Jaminan Sosial Nasional (SJSN),

menjadi suatu bukti yang kuat bahwa pemerintah dan pemangku

kepentingan terkait harus memiliki komitmen yang besar untuk

mewujudkan kesejahteraan sosial bagi seluruh rakyatnya. Karena melalui

SJSN sebagai salah satu bentuk perlindungan sosial pada hakekatnya

bertujuan untuk menjamin seluruh rakyat agar dapat memenuhi

kebutuhan dasar hidupnya yang layak.

Berdasarkan konstitusi dan undang-undang tersebut,

pemerintah melakukan upayaupaya untuk menjamin akses penduduk

miskin terhadap pelayanan kesehatan, diantaranya adalah Program

Jaringan Pengaman Sosial Kesehatan (JPS-BK) tahun 1998-2000, Program

Dampak Pengurangan Subsidi Energi (PDSE) tahun 2001, dan Program

Kompensasi

Pengurangan Subsidi Bahan Bakar Minyak (PKPS-BBM) tahun

2002-2004. Pada awal tahun 2005, melalui Keputusan Menteri Kesehatan

1241/Menkes/XI/04 pemerintah menetapkan program Jaminan

Page 4: tgs.dr.nas.docx

Pemeliharaan Kesehatan Masyarakat Miskin (JPKMM) melalui pihak

ketiga, yaitu, PT Askes (persero) Program ini lebih dikenal sebagai

program Asuransi Kesehatan Masyarakat Miskin (Askeskin). Program

Askeskin merupakan kelanjutan dari PKPS-BBM yang telah dilaksanakan

sebelumnya, dimana pembiayaannya didanai dari subsidi BBM yang telah

dikurangi pemerintah untuk dialihkan menjadi subsidi di bidang

kesehatan. Program Askeskin (2005-2007) kemudian berubah nama

menjadi program Jaminan Kesehatan Masyarakat (Jamkesmas) sejak

tahun 2008 sampai dengan sekarang. JPKMM/Askeskin, maupun

Jamkesmas kesemuanya memiliki tujuan yang sama yaitu melaksanakan

penjaminan pelayanan kesehatan terhadap masyarakat miskin dan tidak

mampu dengan menggunakan prinsip asuransi kesehatan sosial.

Pelaksanaan program Jamkesmas mengikuti prinsip-prinsip

penyelenggaraan sebagaimana yang diatur dalam UU SJSN, yaitu dikelola

secara nasional, nirlaba, portabilitas, transparan, efisien dan efektif.

Pelaksanaan program Jamkesmas tersebut merupakan upaya untuk

menjaga kesinambungan pelayanan kesehatan bagi masyarakat miskin

dan tidak mampu yang merupakan masa transisi sampai dengan

diserahkannya kepada Badan Penyelenggara Jaminan Sosial sesuai UU

SJSN.

BAB IITNJAUAN TEORI

A.RUMAH SAKIT DAN SEJARAHNYA

Rumah sakit adalah sebuah institusi perawatan kesehatan

profesional yang pelayanannya disediakan oleh dokter, perawat, dan

tenaga ahli kesehatan lainnya. Selama Abad pertengahan, rumah sakit

Page 5: tgs.dr.nas.docx

juga melayani banyak fungsi di luar rumah sakit yang kita kenal di zaman

sekarang, misalnya sebagai penampungan orang miskin atau

persinggahan musafir. Istilah hospital (rumah sakit) berasal dari kata

Latin, hospes (tuan rumah), yang juga menjadi akar kata hotel dan

hospitality (keramahan).Beberapa pasien bisa hanya datang untuk

diagnosis atau terapi ringan untuk kemudian meminta perawatan jalan,

atau bisa pula meminta rawat inap dalam hitungan hari, minggu, atau

bulan. Rumah sakit dibedakan dari institusi kesehatan lain dari

kemampuannya memberikan diagnosa dan perawatan medis secara

menyeluruh kepada pasien.

Tugas dan Fungsi

Berikut merupakan tugas sekaligus fungsi dari rumah sakit, yaitu :

Melaksanakan pelayanan medis, pelayanan penunjang medis,

Melaksanakan pelayanan medis tambahan, pelayanan penunjang

medis tambahan,

Melaksanakan pelayanan kedokteran kehakiman,

Melaksanakan pelayanan medis khusus,

Melaksanakan pelayanan rujukan kesehatan,

Melaksanakan pelayanan kedokteran gigi,

Melaksanakan pelayanan kedokteran sosial,

Melaksanakan pelayanan penyuluhan kesehatan,

Melaksanakan pelayanan rawat jalan atau rawat darurat dan rawat

tinggal (observasi),

Melaksanakan pelayanan rawat inap,

Melaksanakan pelayanan administratif,

Melaksanakan pendidikan para medis,

Membantu pendidikan tenaga medis umum,

Membantu pendidikan tenaga medis spesialis,

Membantu penelitian dan pengembangan kesehatan,

Membantu kegiatan penyelidikan epidemiologi,

Tugas dan fungsi ini berhubungan dengan kelas dan type rumah

sakit yang di Indonesia terdiri dari rumah sakit umum dan rumah sakit

Page 6: tgs.dr.nas.docx

khusus, kelas a, b, c, d. berbentuk badan dan sebagai unit pelaksana

teknis daerah. perubahan kelas rumah sakit dapat saja terjadii

sehubungan dengan turunnya kinerja rumah sakit yang ditetapkan oleh

menteri kesehatan indonesia melalui keputusan dirjen yan medik.

Sejarah perkembangan rumah sakit di Indonesia pertama sekali didirikan

oleh VOC tahun 1626 dan kemudian juga oleh tentara Inggris pada

zaman Raffles terutama ditujukan untuk melayani anggota militer

beserta keluarganya secara gratis. Jika masyarakat pribumi memerlukan

pertolongan, kepada mereka juga diberikan pelayanan gratis. Hal ini

berlanjut dengan rumah sakit-rumah sakit yang didirikan oleh kelompok

agama. Sikap karitatif ini juga diteruskan oleh rumah sakit CBZ di Jakarta.

Rumah sakit ini juga tidak memungut bayaran pada orang miskin dan

gelandangan yang memerlukan pertolongan. Semua ini telah

menanamkan kesan yang mendalam di kalangan masyarakat pribumi

bahwa pelayanan penyembuhan di rumah sakit adalah gratis. Mereka

tidak mengetahui bahwa sejak zaman VOC, orang Eropa yang berobat di

rumah sakit VOC (kecuali tentara dan keluarganya) ditarik bayaran

termasuk pegawai VOC.

2. Jaminan sosial

Jaminan sosial (social security) adalah sistem atau skema

pemberian tunjangan yang

menyangkut pemeliharaan penghasilan (income maintenance). Di AS dan

beberapa

negara Eropa, jaminan sosial mencakup bantuan sosial (social

assistance), yakni bantuan

uang atau barang yang biasanya diberikan kepada kelompok miskin

tanpa mempertimbangkan kontribusinya. Anak telantar, jompo telantar,

penyandang cacat yang tidak mampu bekerja biasanya merupakan

sasaran utama bantuan sosial. Sebagai pelayanan sosial publik, jaminan

sosial merupakan perangkat negara yang didesain untuk menjamin

bahwa setiap orang sekurang-kurangnya memiliki pendapatan minimum

yang cukup untuk memenuhi kebutuhan dasarnya Dalam sebuah

masyarakat yang beradab, tidak boleh ada seorangpun yang berada

Page 7: tgs.dr.nas.docx

dalam posisi dimana mereka tidak mampu memenuhi kebutuhan

dasarnya.

Pelayanan kesehatan Rumah Sakit dapat dipandang sebagai

aspek penting dalam kebijakan sosial.Kesehatan merupakan faktor

penentu bagi kesejahteraan sosial pelayanan kesehatan bukanlah

monopoli pemerintah saja. Namun, seperti halnya jaminan sosial dan

perumahan, pelayanan kesehatan publik juga sebagian besar

diperuntukkan bagi warga kurang mampu. Skema pelayanan kesehatan

public biasanya erat kaitannya dengan sistem jaminan sosial, terutama

asuransi sosial, karena sebagian pelayanannya menyangkut atau

berbentuk asuransi kesehatan. Selain itu, peran pemerintah dalam

pelayanan kesehatan publik ini juga mencakup kepemilikan rumah sakit

dan pusat-pusat kesehatan, termasuk penetapan kebijakan terhadap

penyelenggara dan penyedia perawatan kesehatan yang dilakukan oleh

pihak swasta.

BAB III

PEMBAHASAN

1.FUNGSI SOSIAL RUMAH SAKIT

Istilah pelayanan sosial dan fungsi sosial walaupun sementara

orang ada yang berpendapat kedua kata tadi tidak harus sama.

Page 8: tgs.dr.nas.docx

Alasannya yang pertama berasal dari kata Social Service sedangkan yang

kedua diterjemahkan dengan kata Sosial Fungsi.

Jika dicermati lebih dalam maka ,istilah Peranan Sosial RS yang

bila dijabarkan maka artinya mirip dengan pengertian fungsi sosial

institusi ini. Yang terakhir ini mungkin lebih berat tanggung jawab sosial

RS yang bermunculan belakangan. Ini makanya lebih berat karena

dikaitkan dengan tanggung jawab moral RS terhadap masyarakat

Ada satu kesamaan dalam arti istilah-istilah tadi dikaitkan

dengan kemauan atau mungkin lebih tepat disebut keharusan RS

melayani penderita yang kurang atau tidak mampu. Lebih jauh disepakati

pula, bahwa istilah-istilah ini mencakup arti pemberian pelayanan gawat

darurat tanpa memperhatikan unsur kesanggupan para pembayar dan

pasien.

Dari bahasan di atas maka dapat dikatakan bahwa tantangan

dalam pengelolaan RS dikaitkan dengan peningkatan pelayanan RS perlu

ditinjau dari aspek Makro dan Mikro.

Tantangan Makro dan Antisipasinya Tantangan makro dalam

peningkatan pelayanan sosial RS terjadi dalam hal keseragaman

pengertian tentang fungsi sosial RS. Secara histori agaknya keseragaman

pengertian tentang . Tantangan makro dalam peningkatan pelayanan

sosial RS terjadi dalam hal keseragaman pengertian tentang fungsi sosial

RS. Secara histori agaknya keseragaman pengertian tentang fungsi RS

dapat dirujuk kepada :

1. Undang-undang No. 44 Tahun 2009, Tentang Rumah Sakit, BAB III

Pasal 29, ayat F berbunyi: melaksanakan fungsi sosial antara lain dengan

memberikan fasilitas pelayanan pasien tidak mampu/ miskin, pelayanan

gawat darurat tanpa uang mukanya ambulance gratis, pelayanan

bencana, kejadian luar biasa, atau bakti sosial bagi misi kemanusiaan.

2. SK Menteri Kesehatan No. 920 / Maks / Pen / XII / 1986 tentang Upaya

pelayanan sosial dibidang medis.

Pada butir 5 dinyatakan bahwa 25 persen dari tempat tidur disediakan

bagi penderita kurang mampu membayar (tidak termasuk penderita yang

Page 9: tgs.dr.nas.docx

tidak dipungut karena ada kaitan keluarga dari pemilik RS).

Oleh Rowland and Rowland menyebutkan tanggung jawab sosial

sebagai kepekaan institusi (RS) dalam memberi pelayanan yang akan

bermuara pada penderita. Kalau diambil inti dari pendapat akhir tadi,

maka pengertian fungsi sosial RS yang dianut selama ini memang masih

"miskin" dan hakekat pelayanan kemanusiaan. Dia terlalu fokus aspek

ekonominya saja dan cenderung tidak memperhatikan aspek moralnya.

Bila hal ini tetap dibiarkan terjadi bukan tak mungkin pelayanan bagi

yang tidak mampu ini disesuaikan kualitas pelayanannya dengan

kekurangan atau ketidak mampuan ekonomi mereka.

Tantangan Mikro dan Antisipasinya

Tantangan secara mikro dalam peningkatan pelayanan sosial

RS, terjadi dalam hal menjabarkan secara operasional pengertian fungsi

dalam bentuk tindakan atau kegiatan nyata di RS. Berdasarkan

pemahaman bahwa pungsi sosial RS akan lebih ditekankan pada aspek

mutu pelayanan, kemudian aspek efisiensi, maka penyebaran

operasional kedua hal inilah yang menjadi tantangan utama aspek mutu

pelayanan ini sebetulnya merupakan pokok bahasan yang telatif tidak

mudah dan lentur.

Bahwa tentang aspek efisiensi dalam pelayanan RS harus dilihat

dalam lingkup memberikan pelayanan yang bermutu, atau dalam arti

yang lebih luas terkait dengan tanggung jawab sosial dan moral. Rumah

Sakit harus bisa menentukan bahwa tingkat efisiensi pelayanan bermutu

bagi mereka yang mampu secara relatif atau sama dengan yang

diberikan kepada mereka yang tidak / kurang mampu.

Mengacu pada pengertian efisiensi diatas yang dikaitkan pada

mutu pelayanan, dengan segera dapat dilihat fenomena menarik dari

pelayanan bagi mereka yang mampu dan tak mampu yaitu:

1. Umum, terkesan memberi pelayanan yang berlebih pada yang mampu

dengan penekanan sumber (non medis) yang relatif berlebih bila ini

terjadi tingkat efisiensinya rendah.

2. Harus ada peringatan tegas, karena akibatnya mutu pelayanan akan

terganggu.

3. Yang buruk adalah in efisiensi yang disengaja, pada pelayanan yang

Page 10: tgs.dr.nas.docx

mampu dengan dalih disubsidi silang kepada mereka, sedangkan pada

mereka yang tidak mampu relatif tidak berobah.

Mekanisme pencatatan keluarga lainnya yang perlu

dihubungkan secara transparan dan rinci adalah yang terkait dengan

pencatatan tentang potongan pemasukan (deduction atau allowance).

Hal ini lazim disebut deduction ratio yang sering dihubungkan besar

kecilnya sumbangan RS terhadap mereka yang tak mampu. Tetapi tak

semua potongan pemasukan dapat dianggap sebagai pelaksanaan fungsi

sosial, karena hal ini ternyata dapat dikelompokkan dalam

1. Charity allowance; adalah potongan sebagian atau keseluruhan yang

benar-benar diperuntukkan bagi penderita yang tidak mampu baik

yang menerima pelayanan rawat jalan atau rawat inap, penunjang medis

dan lain-lain dengan mutu yang baik.

2. Coartesy allowance ; potongan yang diberikan kepada penderita oleh

karena bersangkutan terkait langsung dengan penyelenggara

guna/pemilik RS.

3. Contranctual allowance; potongan yang diberikan pada pihak ketiga

yang menjamin pembayaran pelayanan kesehatan penderita dengan

tujuan mendapatkan kemudahan dan kepastian pembayaran tersebut.

Dari bahasan di atas mengenai aspek efisiensi pelayanan RS perlu

dipahami betul bahwa intinya adalah efisiensi dalam menetapkan biaya

satuan. Satu hal yang penting harus diperhatikan disini adalah sejauh

mana penetapan biaya satuan ini sudah dilakukan dengan benar. Artinya

apakah biaya tersebut sudah diukur mengacu pada tingkat kemanfaatan

sumber atau fasilitas yang tersedia.

Jadi meningkatkan upaya efisiensi pelayanan kesehatan yang bermutu di

RS perlu:

1. Dilahirkan secara sadar.

2. Harus pendekatan konfeherensif yang melibatkan petugas kesehatan

yang profesional.

3. Harus dengan kaidah pengelolaan yang transparan

Page 11: tgs.dr.nas.docx

Dalam aspek makro semua RS pemerintah wajib menyediakan tempat

tidur 70 persen sedangkan RS Swasta menyediakan tempat tidur 25

persen untuk golongan tidak mampu (miskin).

2`.Tentang Jaminan Kesehatan Masyarakat Miskin

Jamkesmas adalah bantuan sosial untuk pelayanan kesehatan

bagi masyarakat miskin dan tidak mampu yang iurannya dibayar oleh

Pemerintah, diselenggarakan oleh Kementerian Kesehatan sejak tahun

2008 dan merupakan perubahan dari Program Jaminan Pemeliharaan

Kesehatan bagi Masyarakat Miskin/JPKMM atau lebih dikenal dengan

program Askeskin yang diselenggarakan pada tahun 2005 s.d. 2007.

Program Jamkesmas diselenggarakan untuk memberikan kemudahan

dan akses pelayanan kesehatan kepada peserta di seluruh jaringan

fasilitas kesehatan yang melaksanakan program Jamkesmas, mendorong

peningkatan pelayanan kesehatan yang terstandar dan terkendali mutu

dan biayanya, dan terselenggaranya pengelolaan keuangan negara yang

transparan dan akuntabel.

Pelaksanaan program Jamkesmas mengikuti prinsip-prinsip

penyelenggaraan sebagaimana yang diatur dalam Peraturan Menteri

Kesehatan Republik Indonesia Nomor 903/Menkes/Per/V/2011 tentang

Pedoman Pelaksanaan Program Jaminan

Kesehatan Masyarakat, yaitu:

a. dana amanat dan nirlaba dengan pemanfaatan untuk semata-mata

peningkatan derajat kesehatan masyarakat miskin;

b. menyeluruh (komprehensif) sesuai dengan standar pelayanan medik

yang cost effective dan rasional;

c. pelayanan terstruktur, berjenjang dengan dan ekuitas; dan

Page 12: tgs.dr.nas.docx

d. efisien, transparan dan akuntabel.

Sasaran jamkesmas diperuntukan bagi seluruh masyarakat

miskin, pelaksanaan program Jamkesmas diharapkan dapat memberikan

manfaat yang sebesar-besarnya bagi kesejahteraan masyarakat, dengan

memberikan akses masyarakat miskin terhadap pelayanan kesehatan,

sasaran program Jamkesmas berjumlah 19,1 juta rumah tangga miskin

(RTM) yang setara dengan 76,4 juta jiwa masyarakat yang terdiri dari

masyarakat miskin dan masyarakat tidak mampu.

Program Jamkesmas memberikan perlindungan sosial di bidang

kesehatan untuk menjamin masyarakat miskin dan tidak mampu yang

iurannya dibayar oleh pemerintah agar kebutuhan dasar kesehatannya

yang layak dapat terpenuhi. Iuran bagi masyarakat miskin dan tidak

mampu dalam Program Jamkesmas bersumber dari Anggaran

Pengeluaran dan Belanja Negara (APBN) dari mata anggaran kegiatan

belanja bantuan sosial. Pada hakikatnya pelayanan kesehatan terhadap

peserta menjadi tanggung jawab dan dilaksanakan bersama oleh

Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah. Pemerintah Daerah

Provinsi/Kabupaten/Kota berkewajiban memberikan kontribusi sehingga

menghasilkan pelayanan yang optimal.

Program Jamkesmas diselenggarakan berdasarkan konsep

asuransi sosial. Program ini diselenggarakan secara nasional dengan

tujuan untuk mewujudkan portabilitas pelayanan sehingga pelayanan

rujukan tertinggi yang disediakan Jamkesmas dapat diakses oleh seluruh

peserta dari berbagai wilayah, dan agar terjadi subsidi silang dalam

rangka mewujudkan pelayanan kesehatan yang menyeluruh bagi

masyarakat miskin.

Penyelenggaraan Program Jamkesmas dibedakan dalam dua kelompok

Page 13: tgs.dr.nas.docx

berdasarkan tingkat pelayanannya yaitu:

a. Jamkesmas untuk pelayanan dasar di puskesmas termasuk

jaringannya.

b. Jamkesmas untuk pelayanan kesehatan lanjutan di rumah sakit dan

balai kesehatan.

Setiap peserta mempunyai hak mendapat pelayanan kesehatan

meliputi: pelayanan kesehatan Rawat Jalan Tingkat Pertama (RJTP) dan

Rawat Inap Tingkat Pertama (RITP), pelayanan kesehatan Rawat Jalan

Tingkat Lanjutan (RJTL), Rawat Inap Tingkat Lanjutan (RITL) kelas III dan

pelayanan gawat darurat.

BAB IV

KESIMPULAN

Baik Rumah Sakit Pemerintah maupun Rumah Sakit Swasta

mempunyai kewajiban dalam melaksanakan fungsi Sosial

Rumah Sakit .Rumah Sakit sebagai Institusi Kesehatan terikat

PERMENKES no 378 th 1993 yang mengatur tentang pelayanan

Fungsi social Rumah Sakit.Di dalam peraturan tersebut telah

tertuang beberapa ketentuan yang harus dijalankan oleh Rumah

Sakit sehingga sarana kesehatan umum dalam menjalankan

usahanya.Bahwa Rumah Sakit wajib menjalankan Fungsi social

seperti pengaturan tariff pelayanan dengan member keringanan

atau pembebasan biaya pelayanan kesehatan bagi masyarakat

yang kurang mampu dan pelayanan gawat darurat 24 jam tanpa

mensyaratkan uang muka tetapi mengutamakan Kesehatan.

Jamkesmas adalah bantuan sosial untuk pelayanan kesehatan

bagi masyarakat miskin dan tidak mampu yang iurannya

Page 14: tgs.dr.nas.docx

dibayar oleh Pemerintah. Setiap peserta mempunyai hak

mendapat pelayanan kesehatan meliputi: pelayanan kesehatan

Rawat Jalan Tingkat Pertama (RJTP) dan Rawat Inap Tingkat

Pertama (RITP), pelayanan kesehatan Rawat Jalan Tingkat

Lanjutan (RJTL), Rawat Inap Tingkat Lanjutan (RITL) kelas III dan

pelayanan gawat darurat.

DAFTAR PUSTAKA

Studi Implementasi Strategi Promosi Kesehatan Terhadap Program

Jaminan Kesehatan Masyarakat di Dinas Kesehatan Provinsi Sulawesi

Selatan Tahun 2011;

Jaminan Kesehatan Masyarakat Salah Satu Cara Mensejahtekaran Rakyat,

pada situs

http://sanglahhospitalbali.com.

Meretas Kebijakan Sosial Pro Poor,jurnal,Edy Suharjo ,PHD