tesis - digilib.uns.ac.id/penerapa… · penelitian tindakan kelas pada siswa kelas v sd negeri 2...
TRANSCRIPT
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
i
i
PENERAPAN PENDEKATAN QUANTUM LEARNING UNTUK
MENINGKATKAN KETERAMPILAN MENULIS DESKRIPSI
(Penelitian Tindakan Kelas Pada Siswa Kelas V SD Negeri 2 Krisak,
Selogiri, Wonogiri Tahun Ajaran 2012/2013)
TESIS
Disusun untuk memenuhi sebagian persyaratan mencapai derajat Magister
Program Studi Pendidikan Bahasa Indonesia
Oleh
Hambar Sri Bandini
S841108008
PROGRAM PASCASARJANA
UNIVERSITAS SEBELAS MARET
SURAKARTA
2013
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
ii
PENERAPAN PENDEKATAN QUANTUM LEARNING UNTUK
MENINGKATKAN KETERAMPILAN MENULIS DESKRIPSI
( Penelitian Tindakan Kelas Pada Siswa Kelas V SD Negeri 2 Krisak,
Selogiri, Wonogiri Tahun Ajaran 2012/2013 )
TESIS
Oleh
Hambar Sri Bandini
NIM. S841108008
Komisi
Pembimbing
Pembimbing I
Pembimbing II
Nama
Prof. Dr. Herman J Waluyo, M.Pd
NIP. 194403151978041001
Prof. Dr. Retno Winarni, M.Pd
NIP. 195601211982032003
Tanda tangan tanggal
……………… …………..
……………… …………..
Telah dinyatakan memenuhi syarat
Pada tanggal ……………………………..2012
Ketua Program Studi Pendidikan Bahasa Indonesia
Program Pascasarjana UNS
Prof. Dr. Sarwiji Suwandi, M.Pd
NIP. 196204071987031003
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
iii
PENERAPAN PENDEKATAN QUANTUM LEARNING UNTUK
MENINGKATKAN KETERAMPILAN MENULIS DESKRIPSI
(Penelitian Tindakan Kelas Pada Siswa Kelas V SD Negeri 2 Krisak,
Selogiri, Wonogiri Tahun Ajaran 2012/2013)
TESIS
Oleh
Hambar Sri Bandini
S841108008
Tim penguji
Jabatan Nama Tanda Tangan Tanggal
Ketua Prof. Dr. Sarwiji Suwandi, M.Pd
NIP 196204071987031003
………………
.. Januari 2013
Sekretaris
Prof. Dr. Andayani, M.Pd
NIP 196110301986012001
………………
.. Januari 2013
Anggota
Penguji
Prof. Dr. Herman J. Waluyo, M.Pd
NIP 194403151978041001
Prof. Dr. Retno Winarni, M.Pd
NIP 195601211982032003
………………
………………
.. Januari 2013
.. Januari 2013
Telah dipertahankan di depan penguji
Dinyatakan telah memenuhi syarat
Pada tanggal …………. 2013
Direktur Program Pascasarjana UNS
Prof. Drs. Ir. Ahmad Yunus, MS
NIP 196107171986011001
Ketua Program Studi
Pendidikan Bahasa Indonesia
Prof. Dr. Sarwiji Suwandi, M.Pd
NIP 196204071987031003
PERNYATAAN ORISINALITAS DAN PUBLIKASI ISI TESIS
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
iv
Saya menyatakan dengan sebenarnya bahwa:
1. Tesis yang berjudul: “PENERAPAN PENDEKATAN QUANTUM
LEARNING UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN
MENULIS DESKRIPSI (Penelitian Tindakan Kelas pada Siswa Kelas
V SD Negeri 2 Krisak, Selogiri, Wonogiri Tahun Ajaran 2012/2013)”
ini adalah karya penelitian saya sendiri dan bebas plagiat, serta tidak
terdapat karya ilmiah yang pernah diajukan oleh orang lain untuk
memperoleh gelar akademik serta tidak terdapat karya atau pendapat yang
pernah ditulis atau diterbitkan oleh orang lain kecuali secara tertulis
digunakan sebagian acuan dalam naskah ini dan disebutkan dalam sumber
acuan serta daftar pustaka.
Apabila dikemudian hari terbukti terdapat plagiat dalam karya ilmiah ini,
maka saya bersedia menerima sanksi sesuai ketentuan peraturan
perundang-undangan (Permendiknas No 17, tahun 2010).
2. Publikasi sebagian atau keseluruhan isi Tesis pada jurnal atau forum
ilmiah lain harus seizin dan menyertakan tim pembimbing sebagai author
dan PPs UNS sebagai institusinya. Apabila dalam waktu sekurang-
kurangnya satu semester (enam bulan sejak pengesahan Tesis) saya tidak
melakukan publikasi dari sebagian atau keseluruhan Tesis ini, maka Prodi
Pendidikan Bahasa Indonesia PPs UNS berhak mempublikasikan pada
jurnal ilmiah yang diterbitkan oleh Prodi Pendidikan Bahasa Indonesia
PPs UNS. Apabila saya melakukan pelanggaran dari ketentuan publikasi
ini, maka saya bersedia mendapatkan sanksi akademik yang berlaku.
Surakarta, 18 Januari 2013
Mahasiswa
Hambar Sri Bandini
S 841108008
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
v
MOTTO
Jika dunia ini persinggahan, mengapa tidak kita perbanyak perbekalan untuk
meneruskan perjalanan? Karena kita cuma ada satu persinggahan. Apabila bicara
itu perak, diam adalah emas. Jagalah dirimu baik-baik usahakanlah kemuliaannya,
karena engkau dipandang manusia bukan karena rupa tetapi kesempurnaan budi
dan adab.
(Nabi Muhammad SAW)
Barang siap menuntut ilmu maka akan dipermudah jalan ke surga.
(H.R. Muslim)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
vi
PERSEMBAHAN
Dengan rasa syukur ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa, tesis ini penulis
persembahkan kepada:
1. Suamiku, Slamet Marsudi,S.Pd., yang mendukung dan memberi semangat
untuk menuntut ilmu.
2. Kedua orang tuaku, Sunardi Hadi Suprapto-Warikem, yang telah
membimbingku untuk selalu bekerja keras dan pantang menyerah demi
kesuksesan.
3. Kakak, adik, dan keponakanku yang selalu memberi motivasi untuk
menuntut ilmu.
4. Almamaterku, Program Pascasarjana Pendidikan Bahasa Indonesia
Universitas Sebelas Maret Surakarta
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
vii
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa atas
limpahan nikmat, inayah, rahmat, dan hidayah-Nya, sehingga penulis
dapat menyelesaikan tesis berjudul “Penerapan Pendekatan Quantum
Learning untuk Meningkatkan Keterampilan Menulis Deskripsi (Penelitian
Tindakan Kelas pada Siswa Kelas V SD Negeri 2 Krisak, Selogiri,
Wonogiri Tahun Ajaran 2012/2013)”.
Telah selesainya tesis ini, penulis sampaikan terima kasih kepada:
1. Prof. Dr. Ravik Karsidi, MS, Rektor Universitas Sebelas Maret
Surakarta yang telah memberikan kesempatan kepada penulis untuk
belajar di program magister Universitas Sebelas Maret Surakarta.
2. Prof. Dr. Ir. Ahmad Yunus, MS, Direktur Program Pascasarjana
Universitas Sebelas Maret Surakarta yang telah memberikan
kesempatan kepada penulis untuk belajar di Program Pascasarjana
Universitas Sebelas Maret Surakarta Program Studi Pendidikan Bahasa
Indonesia.
3. Prof. Dr. Sarwiji Suwandi, M.Pd., ketua program Pendidikan Bahasa
Indonesia Universitas Sebelas Maret Surakarta yang telah memberi
fasilitas dan pengarahan dalam pelaksanaan penyusunan tesis ini.
4. Prof. Dr. Herman J. Waluyo, M.Pd., selaku Pembimbing I yang telah
berkenan memberi bimbingan dan arahan dengan penuh kesabaran
kepada penulis sampai selesainya tesis ini.
5. Prof. Dr. Retno Winarni, M.Pd., sebagai Pembimbing II yang telah
berkenan member bimbingan dan arahan kepada penulis dalam proses
pelaksanaan penyusunan tesis ini.
6. Sutarno, S.Pd., guru yang dijadikan kolabolator dalam penelitian tesis
ini.
7. Semua pihak yang telah memberikan dorongan dan bantuan kepada
penulis sampai selesainya tesis ini.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
viii
Semoga tesis ini bermanfaat bagi para pembaca dan para peneliti
yang tertarik terhadap penelitian tindakan kelas. Semoga kita dapat
meningkatkan kualitas pendidikan yang dimulai dari lingkungan
terdekat dulu. Amin.
Surakarta, Januari 2013
Penulis
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
ix
DAFTAR ISI
Halaman
JUDUL ……...……………………………………………………………... i
PERSETUJUAN ………………..…………………………………………
PENGESAHAN …………………...……………………………………….
ii
iii
PERNYATAAN …………………………………………………………… iv
MOTTO …………...………………………………………………………. v
PERSEMBAHAN ……………………..………………………………….. vi
KATA PENGANTAR …………………………………………………….. vii
DAFTAR ISI ………………………………………………………………. ix
DAFTAR TABEL ………………………………………………………… xi
DAFTAR GAMBAR ……………………………………………………… xii
DAFTAR LAMPIRAN …………………………………………………… xiii
ABSTRAK …………...……………………………………………………. xiv
ABSTRACT ……………...………………………………………………... xv
BAB I PENDAHULUAN …………………………………………….. 1
A. Latar Belakang Masalah …………………………………..
B. Rumusan Masalah …………………………………………
C. Tujuan Penelitian …………………………………………
D. Manfaat Penelitian ………………………………………..
1
6
7
7
BAB II TINJAUAN PUSTAKA ………………….…………………... 9
A. Kajian Teori ……………………………………………….
1. Hakikat Menulis Deskripsi ……………………………
a. Pengertian Menulis ……………...……………….
b. Tujuan Menulis …………………………………..
c. Manfaat Menulis …………………………………
d. Pengertian Menulis Deskripsi ……………………
e. Pembelajaran Menulis dalam Kurikulum Tingkat
Satuan Pendidikan (KTSP) ………..……………..
f. Metode Pembelajaran Menulis di SD ……............
g. Penilaian Pembelajaran Menulis …………………
2. Hakikat Pendekatan Quantum Learning (QL) ………...
a. Pengertian Quantum Learning (QL) ……………..
b. Prinsip-prinsip Pembelajaran Quantum Learning (QL)
……………………………………………...
c. Pembelajaran Menulis Dalam Pendekatan Quantum
Learning (QL) ………………………....
B. Penelitian yang Relevan …………………………………...
C. Kerangka Berpikir …………………………………………
D. Hipotesis Tindakan ………………………………………..
9
9
9
12
13
15
20
23
30
34
34
36
37
40
40
43
BAB III METODOLOGI PENELITIAN ……………………………... 44
A. Tempat dan Waktu ………………………………………..
B. Jenis Penelitian …………………………………………….
C. Subjek Penelitian ………………………………………….
44
45
45
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
x
D. Sumber Data Penelitian……………………………………
E. Teknik Pengumpulan Data ………………………………...
F. Validitas Data ………………………...……………………
G. Teknik Analisis Data ………………………………………
H. Indikator Keberhasilan ……………………………………
I. Prosedur Penelitian .………………………………………
45
46
48
49
50
52
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ……………… 53
A. Kondisi Awal Keterampilan Menulis Deskripsi …………
B. Pelaksanaan Penelitian Tindakan Kelas ………………….
C. Hasil Penelitian ……………………………………………
D. Pembahasan Hasil Penelitian ……………………………...
53
56
100
104
BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN …………………... 113
A. Simpulan …………………………………………………..
B. Implikasi …………………………………………………..
C. Saran ………………………………………………………
113
114
116
DAFTAR PUSTAKA ……………………………………………………… 118
LAMPIRAN-LAMPIRAN ………………………………………………… 120
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xi
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 1 Jadwal Pelaksanaan Kegiatan dalam Penelitian ……... 44
Tabel 2 Daftar Nilai Siswa Kompetensi Menulis Deskripsi Siklus I
………………………………………………...
67
Tabel 3 Daftar Nilai Siswa Kompetensi Menulis Deskripsi Siklus II
……………………………………………….
81
Tabel 4 Daftar Nilai Siswa Kompetensi Menulis Deskripsi Siklus III
………………………………………………
101
Tabel 5 Instrumen Penilaian Kinerja Guru ……………………. 150
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xii
DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar 1 Diagram Batang Nilai Keterampilan Menulis Deskripsi ….. 107
Gambar 2 Peneliti dan Guru Berdiskusi ……………………………… 108
Gambar 3 Gambar Kerangka Berfikir ………………………………... 42
Gambar 4 Alur Penelitian Tindakan ………………………………….. 50
Gambar 5 Siklus I Siswa Mengamati Gambar Peristiwa Melalui
Pendekatan Quantum Learning ……………………………
157
Gambar 6 Siklus II Siswa Mendiskusikan Tayangan Gambar Peristiwa Dari
Video ………………………………………
160
Gambar 7 Siklus III Guru Memberikan Reward/ Hadiah Kepada Siswa
yang Memperoleh Nilai Terbaik ……………………
168
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xiii
DAFTAR LAMPIRAN
Halaman
Siklus I
Lampiran 1 Silabus …………………………………………………….. 150
Lampiran 2 RPP Siklus I ……………………………………………….. 151
Lampiran 3 Penilaian RPP Siklus I……………………………………... 152
Lampiran 4 Catatan Hasil Pengamatan Siklus I ………………………... 153
Lampiran 5 Hasil Kinerja Guru Siklus I ……………………………….. 154
Siklus II
Lampiran 6 Silabus …………………………………………………….. 155
Lampiran 7 RPP Siklus II ……………………………………………… 156
Lampiran 8 Penilaian RPP Siklus II……………………………………. 157
Lampiran 9 Catatan Hasil Pengamatan Siklus II ………………………. 158
Lampiran 10 Hasil Kinerja Guru Siklus III ……………………………... 159
Siklus III
Lampiran 11 Silabus …………………………………………………….. 160
Lampiran 12 RPP Siklus III ……………………………………………... 161
Lampiran 13 Penilaian RPP Siklus III…………………………………… 162
Lampiran 14 Catatan Hasil Pengamatan Siklus III ……………………… 163
Lampiran 15 Hasil Kinerja Guru Siklus III ……………………………... 164
Lampiran 16 Hasil Menulis Deskripsi …………………………………... 165
Lampiran 17 Surat Ijin Penelitian ……………………………………….. 166
Lampiran 18 Surat Keterangan ………………………………………….. 167
Lampiran 19 Biodata Mahasiswa ………………………………………... 168
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Menulis adalah salah satu keterampilan berbahasa selain keterampilan
mendengar, berbicara, dan membaca. Dibandingkan tiga keterampilan berbahasa
yang lain, keterampilan menulis lebih sulit dikuasai bahkan oleh penemu asli
bahasa tersebut. Hal itu disebabkan keterampilan menulis menghendaki
penguasaan berbagai unsur kebahasaan dan unsur di lua bahasa itu sendiri yang
akan menjadi isi karangan ( Burhan Nurgiyantoro, 2001 : 296 )
Sesuai dengan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan ( KTSP ) SD tahun
2006, Bahasa Indonesia merupakan salah satu mata pelajaran di Sekolah Dasar.
Tujuan diberlakukannya Mata Pelajaran Bahasa Indonesia di SD agar peserta
didik memiliki kemampuan : (1) Berkomunikasi secara efektif dan efisien sesuai
dengan etika yang berlaku, baik secara lisan maupun secara tertulis, (2)
Memahami bahasa Indonesia dan menggunakannya dengan cepat dan kreatif
untuk berbagai tujuan ( KTSP, 2006 : 22 ).
Selanjutnya pengajaran bahasa Indonesia perlu dilakukan sejak dini, yakni
mulai tingkat Sekolah Dasar ( SD ) yang nantinya berguna sebagai landasan untuk
jenjang tingkat lanjut dan juga sebagai upaya untuk meningkatkan mutu
penggunaan bahasa tersebut. Pembelajaran bahasa Indonesia ini diarahkan untuk
meningkatkan kemampuan siswa dalam berkomunikasi dengan bahasa Indonesia
yang dapat dilihat dari penguasaan empat keterampilan bahasa. Setiap
1
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
2
keterampilan tersebut erat pula hubungan dengan proses-proses berpikir yang
mendasari keterampilan seseorang dalam berbahasa.
Keterampilan menulis siswa tidak datang dengan sendirinya, tetapi harus
terus dibina dan dikembangkan untuk mendapatkan hasil tulisan yang baik,
komunikatif dan menarik. Hal ini dapat dilaksanakan oleh guru secara aktif dan
terus menerus dengan cara mengadakan latihan-latihan dan praktik menulis yang
teratur dan berkelanjutan. Namun kenyataan dilapangan masih banyak siswa yang
memiliki minat menulis masih sangat rendah. Ini disebabkan pandangan siswa
bahwa menulis merupakan suatu keterampilan berbahasa yang sulit dan
melelahkan. Selain itu kualitas hasil belajar bahasa Indonesia para siswa sampai
saat ini belum memuaskan. Keterampilan berbahasa mereka belum mantap,
keterampilan membaca, menulis siswa masih banyak kekurangan (Henry Guntur
Tarigan, 1987: 136). Masalah ini dibuktikan dengan masih banyaknya hasil karya
tulis siswa dengan menggunakan bahasa yang kurang tepat, kurang efektif, dan
sulit untuk dipahami karena penguasaan struktur kalimat yang kurang efektif.
Menulis merupakan salah satu kompetensi dasar dalam pembinaan
keterampilan menulis di tingkat Sekolah Dasar keterampilan menulis yang baik
dapat memberi pengaruh yang positif bagi proses peningkatan prestasi belajar dan
peningkatan daya kreatifitas siswa, karena dengan menulis yang baik berarti siswa
telah mampu mengetahui dan memahami ide pokok yang akan diuraikan atau
diberikan dalam tulisannya dengan menggunakan kata-katanya sendiri. Namun
dalam pengajaran keterampilan menulis terkadang guru kurang intensif dalam
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
3
mengarahkan siswanya. Disamping itu, siswa juga merasa kesulitan dalam
mengembangkan tulisannya sehingga hasil kurang menarik.
Faktor siswa, guru dan persiapan pembelajaran dalam proses pembelajaran
merupakan komponen yang tidak boleh ditinggalkan. Sebagus apapun persiapan
guru dalam merencanakan pembelajaran, harus mempertimbangkan kemampuan
siswa sebagai subjek yang akan dibimbing. Ketepatan perencanaan dalam
pembelajaran harus dilengkapi adanya sebuah metode yang tepat.
Masih banyak guru dalam melaksanakan kegiatan belajar mengajar tidak
menggunakan pendekatan, metode dan media pembelajaran secara tepat. Sehingga
hasil pembelajaran yang dicapai belum maksimal.
Berdasarkan pengalaman mengajar. Di Sekolah Dasar ditemukan bahwa
siswa dalam menulis deskripsi masih mengalami kesulitan, khususnya dalam
menyusun karangan deskripsi antara lain : (1) siswa belum mampu
mengembangkan karangan sesuai dengan ciri karangan deskripsi, (2) siswa belum
dapat menulis kosa kata yang tepat dalam pembelajaran karangan deskripsinya,
(3) kualitas ide tulisan yang dihasilkan masih rendah, dan (4) kemampuan siswa
dalam menyusun kalimat belum runtut.
Lemahnya kemampuan menulis siswa dipengaruhi oleh beberapa faktor,
antara lain : (1) kurangnya pengetahuan siswa tentang penggunaan kaidah tata
bahasa yang baik dan benar, (2) minimnya jumlah kosakata yang dimiliki
menjadikan siswa sulit dalam mengungkapkan dan mengembangkan ide atau
gagasan secara runtut, (3) kurangnya kesempatan untuk latihan, menjadikan siswa
kurang tertarik, termotivasi dan bahkan merasa kesulitan.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
4
Menurut Henry Guntur Tarigan (1990 : 187) sebagian besar guru tidak
mampu menyajikan materi menulis secara menarik, inspiratif dan kreatif padahal
teknik pengajaran yang dipilih dan dipraktikkan guru dalam pelaksanaan
pembelajaran menulis sangat berpengaruh terhadap prestasi belajar siswa. Sampai
saat ini, sebagian besar guru masih melaksanakan pembelajaran dengan
pendekatan konvensional, mengajarkan menulis dengan metode ceramah dengan
teknik penugasan, guru menentukan beberapa judul atau topik, lalu menugasi
siswa memilih satu judul sebagai dasar untuk menulis. Yang diutamakan adalah
produk yang berupa tulisan, pembahasan karangan jarang dilakukan.
Dengan model pembelajaran seperti itu, siswa mengalami kesulitan dalam
menulis karena keharusan mematuhi judul atau topik yang sudah ditentukan guru.
Hal ini menjadikan kreativitas siswa tidak dapat berkembang secara maksimal.
Pada hakikatnya, kesulitan menulis tersebut berkaitan dengan apa yang harus
ditulis dan bagaimana cara menuangkan dalam bentuk tulisan. Dampak negatif
dari metode pembelajaran itu adalah kurangnya motivasi siswa untuk menulis
sehingga keterampilan menulis siswa pun rendah. Data riil di lapangan
menunjukkan bahwa siswa kurang mampu dalam menulis judul, menyusun
kalimat, diksi, menerapkan ejaan dan menyusun paragraf.
Maka dalam pengajaran bahasa Indonesia dengan pendekatan Quantum
Learning dianggap sebagai model yang efektif untuk dikembangkan menjadi
sebuah model pembelajaran.
Dalam pelaksanaannya Quantum Learning memiliki petunjuk yang bersifat
spesifik untuk menciptakan lingkungan belajar yang efektif, merancang bahan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
5
ajar, menyampaikan isi pembelajaran, dan memudahkan proses belajar
(Deporter, 2003 : 4-5). Dalam hal tersebut, diuraikan cara-cara efektif
pelaksanaan QL meliputi : (1) partisipasi dengan cara mengubah keadaan kelas
dari yang biasa menjadi kelas yang menarik ; (2) memotivasi dan menumbuhkan
minat dengan menerangkan kerangka rancangan yang dikenal dengan singkatan
TANDUR ( Tumbuhkan, Alami, Namai, Demonstrasikan, Ulangi, Rayakan ) ; (3)
membangun rasa kebersamaan ; (4) menumbuhkan dan mempertahankan daya
ingat ; dan (5) merangsang daya dengan anak didik. Semua itu pada hakikatnya
akan menempatkan guru dan murid pada jalur cepat menuju kesuksesan belajar.
Dari uraian di atas menunjukkan bahwa guru harus mencari solusi terbaik
dalam pembelajaran. Apalagi untuk pembelajaran bahasa Indonesia di kelas V
(lima) Sekolah Dasar (SD), guru dituntut untuk dapat melaksanakan proses
pembelajaran dengan disertai improvisasi, kuasai, menarik dan menyenangkan.
Hal ini harus dilakukan karena siswa kelas V (lima) teridentifikasi (1)
mendapatkan kesulitan dalam kegiatan menulis, (2) menulis deskripsi merupakan
materi pokok dan tujuan pembelajaran yang harus dicapai di kelas V SD
Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan , (3) kedudukan kelas V berada di kelas
tinggi, sehingga dianggap sudah mampu mengekspresikan pengalamannya sehari-
hari dengan lebih baik.
Dalam upaya untuk meningkatkan kemampuan menulis khususnya
deskripsi diperlukan suatu pendekatan pembelajaran yang dapat menciptakan
suasana yang baru dan menarik bagi siswa. Penggunaan Pendekatan Quantum
Learning dalam pembelajaran siswa diharapkan akan memberikan suasana belajar
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
6
yang menarik, terjadi interaksi proses belajar yang dapat menggerakkan potensi
siswa sebagai pelajar sehingga mereka mampu belajar merangsang kreativitas
siswa dalam pembelajaran.
Pengembangan Quantum Learning dalam pembelajaran bahasa Indonesia
yang diterapkan di SD Negeri 2 Krisak, Selogiri, Wonogiri dengan
mempertimbangkan kondisi yang ada, siswa kelas V mengalami kesulitan untuk
mengungkapkan gagasan dalam menulisnya, maka siswa untuk menggambarkan
apa yang ingin diungkapkan dalam tulisan, tidak hanya dengan cara menugaskan
siswa menuliskan apa yang ingin diungkapkan berdasarkan pilihan judul. Cara
seperti ini diharapkan bisa mengembangkan tulisan deskripsi, karena tulisan
deskripsi berisi menggambarkan peristiwa yang telah dialami yang berupa
pernyataan dan fakta yang terjadi kemudian harus digambarkan dalam paragraf
bukan sekedar diberitakan, tetapi lebih kepada penggambaran..
B. Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah yang diuraikan di atas, masalah
penelitian ini dirumuskan sebagai berikut :
1. Bagaimanakah penerapan Pendekatan Quantum Learning (QL) dalam
pembelajaran menulis deskripsi pada siswa kelas V SD Negeri 2
Krisak , Kecamatan Selogiri, Kabupaten Wonogiri?
2. Apakah penerapan Pendekatan Quantum Learning dapat meningkatkan
keterampilan menulis deskripsi pada siswa kelas V SD Negeri 2
Krisak , Kecamatan Selogiri, Kabupaten Wonogiri?
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
7
C. Tujuan Penelitian
Berdasarkan perumusan masalah di atas, tujuan penelitian ini adalah
sebagai berikut :
1. Tujuan Umum
Tujuan umum penelitian ini adalah untuk meningkatkan keterampilan menulis
deskripsi dengan penerapan pendekatan Quantum Learning.
2. Tujuan Khusus
Tujuan khusus penelitian ini untuk :
a. Mendeskripsikan penerapan Pendekatan Quantum Learning dalam
pembelajaran menulis deskripsi.
b. Meningkatkan keterampilan menulis deskripsi dengan Pendekatan
Quantum Learning.
D. Manfaat Penelitian
1. Manfaat Teoritis
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberi kelengkapan teori-teori yang
berkaitan dengan pendekatan Quantum Learning dan meningkatkan
keterampilan menulis deskripsi siswa.
2. Manfaat praktis
a. Bagi siswa
1. Keterampilan menulis deskripsi meningkat.
2. Keaktifan siswa dalam pembelajaran menulis deskripsi meningkat.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
8
b. Guru
1. Kemampuan guru dalam melaksanakan pembelajaran menulis deskripsi
meningkat
2. Wawasan guru dalam pembelajaran menulis deskripsi meningkat.
c. Sekolah
Prestasi belajar siswa meningkat
d. Lembaga Pembinaan Pendidikan Dasar
Memberikan umpan balik untuk ditindaklanjuti oleh Pengawas Sekolah.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
9
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Kajian Teori
1. Hakikat Menulis Deskripsi
a. Pengertian Menulis
Menulis adalah salah satu keterampilan berbahasa, selain keterampilan
mendengarkan, berbicara, dan membaca. Dibandingkan tiga keterampilan
berbahasa yang lain, keterampilan menulis lebih sulit dikuasai bahkan oleh
penutur asli bahasa tersebut. Hal itu disebabkan keterampilan menulis
menghendaki penguasaan berbagai unsur kebahasaan dan unsur di luar bahasa itu
sendiri yang akan menjadi isi karangan (Burhan Nurgiyantoro, 2011:296).
According to Flower & Hayes ( 1981), writing is a complicated recursive
process instead of a linear one whereby writes are supposed to go back and forth
when they compose. In spite of the gret influence of alternative Western
approaches to the teaching of writing, many language teachers still adopt the
product approach in the writing class.
Menurut Flower & Hayes (1981), menulis adalah proses
berkesinambungan yang rumit, di mana penulis harus mengulang-ulang ketika
mereka menulis. Terlepas dari pengaruh pendekatan alternative dari Barat, banyak
guru bahasa yang masih mengadopsi pendekatan produk dalam kelas menulis.
Keterampilan menulis memang menjadi suatu keterampilan berbahasa
yang paling sulit untuk dikuasai.Hal itu disebabkan adanya dua unsur yang harus
dikuasai oleh penulis, yaitu unsur bahasa dan nonbahasa. Unsur bahasa
merupakan unsur yang berkaitan dengan aspek tatabahasa, seperti ejaan, struktur
9
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
10
kalimat, kohesi dan koherensi, serta unsur kebahasaan yang lain sementara itu
unsur nonbahasa yang dijadikan ide atau gagasan dalam sebuah tulisan meliputi
unsur di luar aspek tatabahasa, seperti pengetahuan dan pengalaman pribadi.
Know-hou write must be trained and studied to pass experience because
process writes to cover to find idea, do watchfulness, develop idea, analyze ideas,
write first concept, edit, and write konsep-end (Omaggio, 1993), matters can
evoke difficulty for student that write in academic context uses second language.
With composed author concept involved in interaction two directions between
erudition development and develop text (tshotsho, 2006)
Keterampilan menulis harus dilatih dan dipelajari melalui pengalaman
karena proses menulis meliputi menemukan ide melakukan penelitian,
mengembangkan ide, menganalisis ide-ide, menulis konsep pertama, mengedit,
dan menulis konsep- akhir (Omaggio, 1993), Hal-hal tersebut bisa saja
menimbulkan kesulitan bagi siswa yang menulis dalam konteks akademik
menggunakan bahasa kedua. Dengan menyusun konsep penulis terlibat dalam
interaksi dua arah antara pengembangan pengetahuan dan mengembangkan teks (
Tshotsho, 2006)
The Liang Gie (2005:20) tulisan dapat digolongkan menjadi beberapa jenis
kreteria tertentu. Berdasarkan bentuknya, tulisan dapat digolongkan menjadi :
cerita (narasi), lukisan (deskripsi), paparan (eksposisi), dan bincangan
(argumentasi). Menurut ragamnya, menulis dapat dibedakan menjadi dua, yaitu :
tulian (faktawi) adalah tulisan yang bertujuan memberi informasi,
memberitahukan sesuatu dengan fakta senyatanya. Sedangkan tulisan yang
bertujuan member hiburan, menggugah hati pembaca dan merupakan rekaan dari
pengarang.
Selanjutnya berdasarkan pengetahuan atas tujuan penulis, dapat diketahui
bentuk tulisan dari sebuah naskah (tulisan). Pada umumnya tulisan, dapat
dikelompokkan atas empat macam bentuk yaitu : narasi, deskripsi, eksposisi, dan
argumentasi.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
11
Bentuk tulisan narasi dipilih jika penulis ingin bercerita kepada
pembaca.Narasi biasanya ditulis berdasarkan rekaan atau imajinasi.Akan tetapi,
narasi dapat juga ditulis berdasarkan pengamatan atau wawancara.Narasi pada
umumnya merupakan himpunan peristiwa yang disusun berdasarkan urutan waktu
atau urutan kejadian.Dalam tulisan narasi, selalu tokoh-tokoh yang terlibat dalam
berbagai peristiwa.
Bentuk tulisan deskripsi dipilih jika penulis ingin menggambarkan bentuk,
rasa, corak, dari hal yang diamati.Deskripsi juga dilakukan untuk melukiskan
perasaan seperti bahagia, takut, sepi, sedih, dan sebagainya. Penggambaran itu
mengandalkan panca indera dalam proses penguraiannya. Deskripsi yang baik
harus didasarkan pada pengamatan yang cermat dan penyusunan yang
tepat.Tujuan deskripsi adalah membentuk, melalui ungkapan bahasa, imajinasi
pembaca, agar dapat membayangkan suasana, oranng, peristiwa, dan agar mereka
dapat memahami suatu sensasi atau emosi. Pada umumnya, deskripsi jarang
berdiri sendiri.Bentuk tulisan tersebut selalu menjadi bagian dalam bentuk tulisan
lainnya. Since writing is a complex problem-solving process that can most benefit
the writers. Karena menulis adalah proses pemecahan masalah yang kompleks,
guru disarankan untuk membimbing siswa pada poin-poin yang paling bermanfaat
dalam proses penulisannya.
Bentuk tulisan eksposisi dipilih jika penulis ingin memberikan informasi,
penjelasan, keterangan atau pengalaman.Berita merupakan tulisan eksposisi
karena memberikan informasi.Tulisan dalam majalah juga merupakan
eksposisi.Buku teks merupakan bentuk eksposisi. Pada dasarnya, eksposisi
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
12
berusaha menjelaskan suatu prosedur atau proses memberikan definisi,
menerangkan, menjelaskan, menafsirkan gagasan, menerangkan bagan atau tabel
mengulas sesuatu. Tulisan eksposisi sering ditemukan bersama-sama dengan
bentuk tulisan deskripsi.
Tulisan bentuk argumentasi bertujuan meyakinkan orang membuktikan
pendapat, atau pendirian pribadi, atau membujuk pembaca agar pendapat pribadi
penulis dapat diterima.Bentuk tulisan tersebut erat kaitannya dengan eksposisi dan
ditunjang oleh deskripsi.Bentuk argumentasi dikembangkan untuk memberikan
penjelasan dan fakta-fakta yang tepat sebagai alasan untuk menunjang kalimat
topik.Kalimat topik, biasanya merupakan sebuah pernyataan untuk meyakinkan
atau membujuk pembaca. Dalam sebuah majalah atau suratkabar, misalnya
argumentasi ditemui dalam kolom opini/ wacana/ gagasan/ pendapat.
b.Tujuan Menulis
Tujuan yang harus dicapai dalam pembelajaran menulis di sekoah dasar
ialah agar siswa memahami cara menulis berbagai hal yang telah dikemukakan
serta mampu mengkomunikasikan ide atau pesan melalui tulisan. Tujuan menulis
yang perlu diperhatikan bukan hanya memupuk pengetahuan dan keterampilan
menulis tetapi juga harus memupuk jiwa estetis, informatif, dan
persuasif.(Supriyadi, dkk, 1994:270).
Tujuan artistik atau estetik yaitu tentang nilai keindahan, tujuan informatif
yaitu memberikan informasi kepada pembaca, tujuan persuasif, yakni mendorong
atau menarik perhatian pembaca agar mau menerima informasi yang disampaikan.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
13
Tujuan pembelajaran menulis di sekolah dasar ialah mampu menulis
berbagai jenis tulisan serta mampu mengkomunikasikan tulisan itu kepada orang
lain. Secara umum tujuan menulis akan ditentukan oleh jenis atau bentuk tulisan
atau karangan yang digunakan. Misalnya, bila jenis atau bentuk tulisan laporan
atau paparan tujuan yang ingin dicapai memberitahu atau memberi
informasi.Apabila jenis atau bentuk cerita atau narasi tujuannya untuk
menceritakan sesuatu agar pembaca tergerak atau perasaannya.
c. Manfaat Menulis
Dalam pembelajaran bahasa Indonesia dikembangkan keterampilan pokok
yang disebut 3R, yakni Reading, Riting, Ritmatic (Membaca, Menulis, Berhitung).
Dari 3R itu, menulis merupakan suatu keterampilan yang terbesar jasanya bagi
peradaban manusia.
Menurut pendapat Asul Wiyanto (2006:4) tulisan adalah rekaman
peristiwa, pengalaman, pengetahuan, ilmu, serta pemikiran manusia. Tulisan dapat
dicapai oleh orang-orang yang berbeda di berbagai tempat pada waktu sekarang
dan yang akan datang. Dengan tulisan itu orang lain dapat menangkap dan
memahami pengetahuan dan pikiran. Hebatnya lagi tulisan dapat dibaca sekarang
sepuluh tahun lagi bahkan sampai kapanpun.
Selain itu kegiatan menulis atau mengarang akan melahirkan enam jenis
nilai, yaitu 1) kecerdasan maksudnya seseorang akan senantiasa tambah daya
pikirnya dan kemampuan khayalnya, sampai tingkat kecerdasannya, 2)
kependidikan, yaitu dapat memelihara ketekunan kerja senantiasa berusaha
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
14
memajukan diri, 3) kejiwaan, keberhasilan mengarang dapat menimbulkan
kepuasan batin, kegembiraan kalbu, kepercayaan, 4) kemasyarakatan, pengarang
sudah berhasil akan mendapat penghargaan dari masyarakat, 5) keuangan, hasil
tulisan atau karangan yang sudah diterima masyarakat akan diberi imbalan uang,
6) kefilsafatan, buah pikiran seseorang akan tetap abadi atau diabadikan. (The
Liang Gie, 2002:19-20).
Sesuai dengan standar kompetensi bahan kajian bahasa Indonesia
khususnya menulis secara efektif, dan efisien berbagai jenis karangan dalam
berbagai konteks serta berapresiasi sastra dalam berbagai jenis dan bentuk melalui
kegiatan menulis hasil sastra (Depdiknas, 2003d:4).
Standar kompetensi mata pelajaran bahasa Indonesia merupakan kerangka
tentang standar kompetensi mata pelajaran bahasa Indonesia yang harus diketahui,
dilakukan dan dimahirkan oleh siswa setiap tingkatan. Kerangka ini disajikan
dalam lima komponen utama yaitu 1) Standar Kompetensi, 2) Kompetensi Dasar,
3)Hasil Belajar, 4) Indikator, dan 5) Materi Pokok. Standar kompetensi mencakup
aspek mendengarkan, berbicara, membaca, dan menulis.
Aspek-aspek tersebut dalam pembelajarannya dilaksanakan secara terpadu,
(depdiknas, 2003d:5).
Standar kompetensi menulis mata pelajara bahasa Indonesia secara umum
(kela I s.d kelasVI) adalah sebagai berikut : “diharapkan siswa mampu menulis
huruf, suku kata, kalimat, paragraf dengan tulisan yang rapi dan jelas, menulis
karangan sederhana, berbagai petunjuk, teks percakapan surat pribadi dan surat
resmi dengan memperhatikan tujuan ragam pembaca dan menggunakan ejaan dan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
15
tanda baca serta kosa kata yang tepat dengan menggunakan kalimat tunggal dan
kalimat majemuk, menulis berbagai formulir, pengumuman dan tata tertib,
berbagai laporan buku harian, poster, iklan, teks pidato dan sambutan, ringkasan
dan rangkuman, dan prosa serta puisi sederhana, kompetensi menulis juga
diarahkan menumbuhkan kebiasaan menulis” (depdiknas,2003d:4)
Berdasarka standar kompetensi diatas jenis-jenis menulis di sekolah dasar
adalah : 1) menulis permulaan dengan huruf kecil, 2) menulis permulaan dengan
huruf kapital, 3) menulis ejaan dan tanda baca, 4) menulis prosa, 5) menulis puisi,
6) menulis surat, 7) menulis formulir, 8) menulis paragraf, 9) menulis judul
karangan, 10) menulis kerangka karangan diksi dan nonfiksi, 12) menulis laporan,
13) menulis pengumuman, 14) menulis iklan, 15) menulis pidato, 16) menulis
karangan drama.
d. PengertianMenulis Deskripsi
Menulis merupakan salah satu keterampilan berbahasa yang bersifat
produktif, karena keterampilan menulis lebih banyak menekankan pada
penuangan ide dan gagasan dalam bentuk kata-kata, susunan kalimat dan menjadi
suatu gagasan alenia. Menurut White dan Arndt (1997:3), menulis merupakan
suatu proses berpikir dalam kebenaran yang dimilikinya. Pendapat tersebut
menunjukkan bahwa keterampilan menulis bukanlah suatu unsur yang sederhana,
karena tidak hanya menuliskan bahasa ke dalam lambang tulisan melalui proses
berpikir.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
16
Sementara itu, Burhan Nurgiyantoro (1998:271) berpendapat komunikasi
lewat tulisan dapat tercapai seperti yang diharapkan jika penulis mampu
menuangkan idea atau gagasan kedalam bahasa secara tepat, teratur dan lengkap.
Sesuai dengan pendapat di depan, suatu penalaran merupakan faktor penting
dalam menulis
Sejalan dengan pendapat di depan, Raimes (1993:5) menerangkan
komponen yang harus dihadapi seorang penulis ketika akan menulis, diantaranya
adalah tujuan menulis, isi yang ditulis (relevansi, orisionalitas dan kelogisan),
pemahaman terhadap calon pembaca, proses menulis, tata bahasa, pemilihan kata,
dan sebagainya.
Seperti juga pendapat Yayan S. Erman bahwa menulis adalah merupakan
proses pembelajaran dari berbagai macam kesulitan dan kegagalan, prinsip
menulis adalah suatu keterampilan atau skill. Jadi, keterampilan menulis dapat
diperoleh dari pembelajaran.
In peer response, students are given plenty of opportunities to brainstorm
ideas in pairs or groups, to give feedback on each others writing and to
proofread and edit for each other.While increasingly more mainstream classroom
teachers are encouraging students to write in collaboration, ESL/ EFL Writing
instructors sometimes have reservations about its effectiveness due mainly to the
concern that students lack cognitive sophistication and linguistic skills in judging
writing and in revising and editing a piece of work (Jacobs, 1989).
Dalam kegiatan peer response, siswa diberi banyak kesempatan untuk
melakukan brainstorminide-ide secara berpasangan atau kelompok, untuk
memberikan feedback(umpan balik) terhadap tulisan masing-masing, mengoreksi,
dan mengedit satu sama lain. Disaat semakin banyak guru yang mendorong
siswanya untuk menulis kolaborasi, terkadang instruktur writingESL/EFL malah
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
17
meragukan efektivitasnya, terutama dikarenakan kekhawatiran mengenai
lemahnya kemampuan kognitif dan keterampilan linguistic para siswa dalam
menilai dan merevisi, serta mengedit suatu tulisan (Jacobs, 1989).
Menurut Sabarti Akhadiah (1991:2), menulis merupakan suatu proses,
yaitu proses penulisan. Ini berarti, bahwa melakukan kegiatan itu dalam beberapa
tahap, yaitu tahap prapenulisan, tahap penulisan dan tahap revisi. Menulis seperti
halnya ketiga keterampilan berbahasa lainnya, merupakan suatu proses
perkembangan. Menulis menuntut pengalaman, waktu, kesempatan , latihan,
keterampilan-keterampilan khusus, dan pengajaran langsung menjadi seorang
penulis. Menurut gagasan-gagasan yang tersusun secara logis, diekspresikan
dengan jelas, dan ditata secara menarik. Selanjutnya menuntut penelitian yang
terperinci, dengan melalui observasi yang seksama, pembacaan yang tepat dalam
pemilihan judul, bentuk dan gaya.
Henry Guntur Tarigan (1982:3) menyatakan bahwa “menulis merupakan
suatu keterampilan berbahasa yang dipergunakan untuk berkomunikasi secara
tidak langsung, tidak secara tatap muka dengan orang lain”. Sementara itu,
Mukhsin Ahmadi (1990:28) mengutip pendapat Lado mengemukakan bahwa
menulis adalah meletakkan atau mengatur simbol-simbol grafis yang menyatakan
pemahaman bahasa sedemikian rupa sehingga orang lain dapat membaca simbol-
simbol grafis ini sebagai bagian penyajian satuan ekspresi bahasa. Salah satu
keterampilan dalam berbahasa, menulis erat hubungannya dengan proses-proses
yang mendasari bahasa.Menulis juga dipandang sebagai upaya untuk merekam
ucapan manusia menjadi bahasa baru, yaitu bahasa tulisan. Bahasa tulisan itu
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
18
adalah suatu notasi bunyi, kesenyapan infleksi, tekanan nada, isyarat atau gerakan,
dan ekspresi muka yang memindahkan arti dalam ucapan atau bicara manusia.
Berdasarkan pendapat-pendapat tersebut di atas, dapat disimpulkan bahwa
menulis adalah suatu kegiatan untuk mengungkapkan ide atau gagasan melalui
proses dengan melibatkan penalaran serta menggunakan bahasa tulis serta
dilakukan melalui suatu pembelajaran.
Karangan adalah bentuk tulisan yang mengungkapkan pikiran dan
perasaan pengarang dalam satu kesatuan yang utuh. Dengan kata lain karangan
merupakan rangkaian hasil pemikiran atau ungkapan perasaan ke dalam bentuk
tulisan yang teratur. Berdasarkan cara penyajiannya, karangan argumentasi dan
karangan persuasi. Karangan deskripsi adalah karangan yang menggambarkan
suatu objek dengan tujuan agar pembaca merasa seolah-olah melekat sendiri objek
yang digambarkan itu (Kosasih,2003:45) menyatakan :
Deskripsi adalah pemaparan atau penggambaran dengan kata-kata suatu
benda, tempat suasana, atau keadaan. Seorang penulis deskripsi mengharapkan
pembacanya, melalui tulisannya, dapat melihat apa yang dilihatnya, dapat
mendengar apa yang didengarnya, mencium bau yang diciumnya, mencicipi apa
yang dimakannya, merasa apa yang dirasakannya, serta sampai kesimpulan yang
sama dengannya. Karangan deskriptif berhubungan dengan pengalaman panca
indera yang meliputi pendengaran, perasaan, penciuman, dan perabaan. Lukisan
disajikan sehidup-hidupnya, sehingga pembaca seolah-olah dapat melihat apa
yang kita lihat, mendengar apa yang kita dengar dan dapat merasakan apa yang
kita rasakan. Dengan kata lain, pembaca kita ajak mengalami apa yang kita alami.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
19
Deskripsi adalah uraian lengkap tentang invensi yang dimintakan
paten.Penulisan deskripsi atau uraian invensi tersebut harus secara lengkap dan
jelas mengungkapkan suatu invensi sehingga dapat dimengerti oleh seorang yang
ahli di bidangnya. Uraian invensi harus ditulis dalam bahasa Indonesia yang baik
dan benar. Semua kata dan kalimat dalam deskripsi harus menggunakan bahasa
dan istilah yang lazim digunakan dalam bidang teknologi.
Uraian invensi tersebut mencangkup :
a. Judul invensi, yaitu susunan kata-kata yang dipilih untuk menjadi topik
invensi. Judul tersebut harus dapat menjiwai inti invensi. Dalam menentukan
judul harus diperhatikan hal-hal sebagai berikut :
1) Kata-kata atau singkatan yang tidak dipahami maksudnya sebaiknya
dihindari.
2) Tidak boleh menggunakan istilah merk perdagangan atau perniagaan.
b. Bidang teknik invensi, yaitu menyatakan tentang bidang teknik yang
berkaitan dengan invensi.
c. Latar belakang invensi yang mengungkapkan tentang invensi terdahulu
beserta kelemahannya dan bagaimana cara mengatasi kelemahan tersebut
yang merupakan tujuan dari invensi.
d. Uraian singkat invensi yang menguraikan secara ringkas tentang fitur-fitur
dari klaim mandiri.
e. Uraian singkat gambar (bila ada) yang menjelaskan secara ringkas keadaan
seluruh gambar yang disertakan.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
20
f. Uraian lengkap invensi yang mengungkapkan isi invensi sejelas-jelasnya
terutama fitur-fitur yang terdapat pada invensi tersebut dan gambar yang
disertakan digunakan untuk membantu memperjelas invensi.
e. Pembelajaran Menulis dalam Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan
(KTSP)
Istilah pembelajaran tidak dapat dipisahkan dengan kegiatan belajar dan
mengajar. Belajar dan mengajar mengacu pada suatu proses yang terjadi dalam
suatu rangkaian yang saling terkait. Belajar adalah suatu proses yang dilakukan
melalui tahapan-tahapn untuk menambah ilmu pengetahuan pada peserta didik.
Dengan belajar, peserta didik diharapkan mendapatkan pengetahuan dan
pengalaman yang bermanfaat.
Proses belajar mengajar selalu diarahkan untuk mencapai tujuan yang telah
ditetapkan. Tujuan pembelajaran menulis adalah agar anak didik memiliki
pengetahuan menulis, bersikap positif terhadap ilmu dan aktivitas serta terampil
menulis.Ketiga aspek tersebut senada dengan taksonomi yang dikemukakan oleh
Bloom (taxonomy of Bloom), yaitu kognitif domain (ranah pengetahuan), afektif
domain (ranah sikap), psikomotrik domain (ranah keterampilan).
Bahasa digunakan manusia untuk saling berhubungan (berkomunikasi)
saling berbagi pengalaman, saling belajar dari yang lain, dan untuk meningkatkan
kemampuan intelektual dan kesusastraan.Untuk itu pemerintah membuat standar
kompetensi mata pelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia berdasarkan Kurikulum
Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP).Standar kompetensi adalah program untuk
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
21
mengembangkan pengetahuan, keterampilan berbahasa, dan sikap positif terhadap
Bahasa Indonesia (Depdiknas, 2003:272).
Materi pokok yang diajarkan dalam mata pelajaran bahasa dan sastra
Indonesia meliputi aspek-aspek keterampilan berbahasa yaitu keterampilan
mendengarkan, membaca, menulis, dan berbicara. Selain itu, materi pokok yang
lain adalah apresiasi sastra dan pengetahuan kebahasaan. Menurut rambu-rambu
dalam Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) mata pelajaran bahasa dan
sastra Indonesia diarahkan untuk meningkatkan kemampuan siswa berkomunikasi
menggunakan bahasa Indonesia, baik lisan maupun tulisan, dan meningkatkan
kemampuan berpikir dan bernalar serta kemampuan memperluas wawasan
(Depdiknas, 2003a:274).
Bahasa memiliki peran serta dalam perkembangan intelektual, sosial, dan
emosional peserta didik dan merupakan penunjang keberhasilan dalam
mempelajari semua bidang studi Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP)
SDN 2 Krisak Kec Selogiri, Kab Wonogiri (2007:317).Pembelajaran bahasa
Indonesia di sekolah pada hakikatnya mencangkup empat kemampuan berbahasa,
yaitu menyimak/ mendengarkan, berbicara, membaca,dan menulis. Empat
kemampuan tersebut sangat erat kaitannya karena pada dasarnya siswa sekolah
dasar diharapkan memiliki kemampuan berbahasa secara lengkap. Sesuai dengan
KTSP SDN 2 Krisak Kec Selogiri Kab Wonogiri. Pembelajaran bahasa Indonesia
diarahkan demi meningkatkan kemampua peserta didik untuk berkomunikasi
dalam bahasa Indonesia dengan baik dan benar, baik secara lisan maupun tulis
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
22
serta menumbuhkan apresiasi hasil karya kesusastraan manusia Indonesia
(Depdiknas, 2007: 317).
Pengajaran menulis di sekolah dasar merupakan salah satu komponen yang
menentukan dalam pencapaian tujuan pengajaran bahasa Indonesia.Terutama
dalam usaha menjadikan siswa sekolah dasar yang memiliki kemampuan atau
keterampilan berbahasa yang baik dan benar (Euis Nuraeni dalam Muchlisoh,
dkk. 1996: 258).Melalui pengajaran menulis siswa diharapkan mengembangkan
kemampuannya secara optimal sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai dalam
kurikulum.Sehingga dapat menunjang keberhasilan siswa pada semua bidang
studi.
Dalam KTSP SDN -2 Krisak, Kec Selogiri, Kab Wonogiri standar
kompetensi siswa kelas V dalam kemampuan menulis terdiri atas satu standar
kompetensi pada masing-masing semester. Pada semester ganjil standar
kompetensi yang dirumuskan meliputi empat kompetensi dasar. Pada KD
(Kompetensi Dasar) 4.1 Menulis karangan berdasarkan pengalaman, dengan
memperhatikan pilihan kata dan penggunaan ejaan. (KTSP:2006). Sedangkan
pada semester genap standar kompetensi yang dirumuskan meliputi dua
kompetensi dasar.
Pembelajaran bahasa Indonesia pada dasarnya untuk meningkatkan
kemampuan berkomunikasi.Maksud dari komunikasi tersebut dapat berupa
pengungkapan pikiran, gagasan, ide, pendapat, persetujuan, keinginan,
penyampaian informasi tentang suatu peristiwa, dan lain-lain. Hal itu disampaikan
dalam aspek kebahasaan berupa kata, kalimat, paragraf, dengan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
23
mempertimbangkan ejaan, dan tanda baca dalam bahasa tulis, serta unsur-unsur
prosodi (intonasi, nada, irama, tekanan, tempo) dalam bahasa lisan (Depdiknas,
2003a: 174).
Siswa dilatih untuk lebih banyak menggunakan bahasa untuk berkomunikasi,
bukan dituntut untuk menguasai atau menghafal tentang bahasa atau system
bahasa.Keberhasilan siswa dalam berkomunikasi tersebut juga dipengaruhi oleh
seberapa dalam penguasaan terhadap kosakata. Oleh karenanya pembelajaran
kosakata juga dilaksanakan dengan tujuan untuk memperkaya perbendaharaan
kata yang dimiliki siswa. Pelaksanaan pembelajaran Bahasa Indonesia dalam
kerangka standar kompetensi disajikan dalam tiga komponen utama, yaitu (1)
kompetensi dasar, (2) indikator pencapaian hasil belajar dan (3) materi pokok
(Depdiknas, 2003a :275). Standar kompetensi mencakup aspek kemampuan
berbahasa dan kemampuan bersastra.Aspek-aspek tersebut perlu mendapat porsi
yang seimbang dan dilaksanakan secara terpadu.
f. Metode Pembelajaran Menulis di SD
Metodologi adalah tata cara memudahkan sehingga dalam proses belajar
mengajar perlu dicari dan dikembangkan oleh si guru (Sri Utari Subyakto
Nababan, 1993:3). Oleh karena itu dalam belajar bahasa perlu dikembangkan
metodologi pengajaran bahasa secara cermat sesuai dengan kebutuhan, situasi dan
kondisi siswa. Metodologi dalam pengajaran bahasa mengacu pada prosedur dan
aktivitas yang akan digunakan untuk mengajarkan isi silabus. Untuk memudahkan
dalam mengajar bahasa, seorang guru selalu berusaha menggunakan metode
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
24
mengajar yang paling efektif dan memakai alat/ media yang terbaik. Berkaitan
dengan pendekatan dan metode dapat dijabarkan sebagai berikut :
1) Pendekatan dan Metode Pembelajaran Bahasa
Pelaksanaan pembelajaran bahasa sangat dipengaruhi oleh pendekatan
pembelajaran yang digunakan oleh guru. Pendekatan sangat berpengaruh terhadap
penentuan tujuan pembelajaran, metode, dan tenik apa yang digunakan. Istilah
pendekatan, metode, dan teknik sering dipakai secara tumpang tindih. Menurut
Soenjono Dardjowidjojo (1993: 79), tidak membedakan istilah metode dengan
pendekatan. Dengan begitu dapat dinyatakan bahwa metode dan pendekatan
mempunyai kesamaan pengertian dan peranan yang sama. Akan tetapi, Mansoer
Pateda (1991:125), membedakan antara pendekatan dan metode .Ia menyebutkan
bahwa pendekatan berisikan seperangkat asumsi yang mendasari metode,
sedangkan metode menerjemahkan asumsi itu ke dalam kegiatan pengajaran
antara lain meliputi penentuan tujuan, bahan, teknik, dan prosedur mengajar di
kelas. Dari penjelasan ini dapat disimpulkan bahwa pendekatan lebih luas
daripada metode.
Beberapa pendekatan yang memiliki pengaruh besar dalam pembelajaran
bahasa, yaitu pendekatan struktural, pendekatan kognitif, dan pendekatan
komunikatif. Dalam Kurikulum Satuan Pendidikan, pendekatan yang lebih
ditekankan adalah pendekata komunikatif yaitu mengarahkan pembelajaran pada
tujuan yang mementingkan fungsi bahasa sebagai alat komunikasi. Dalam
pendekatan ini yang diutamakan adalah kemampuan berkomunikasi.Menurut Sri
Utari Subyakto-Nababan (dalam Mansoer Pateda, 1991:85), mengatakan bahwa
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
25
pendekatan komunikatif adalah orientasi belajar mengajar bahasa yang
berdasarkan tugas dan fungsi berkomunikasi.Kemampuan komunikasi merupakan
aspek terpenting dan penguasaan pengetahuan kebahasaan tidak lagi menjadi
tolok ukur dalam penilaian guru. Muljanto Sumardi (1993:111) menyebutkan ciri-
ciri pendekatan komunikatif adalah (1) penguasaan dialog yang komunikatif, tidak
sekedar untuk hafalan, (2) kontekstualitas, (3) kebermaknaan, dan (4) kemampuan
komunikatif sebagai sasaran yang diinginkan. Pendekatan komunikatif ini
dilaksanakan dalam proses belajar mengajar siswa aktif . Guru berfungsi sebagai
fasilitator (mediator), dan motivator sehingga tidak banyak menggunakan metode
ceramah, walaupun metode ceramah tidak dapat dihilangkan sepenuhnya. Siswa
lebih banyak terlibat dalam proses pembelajaran, siswa dituntut untuk aktif.
Dengan demikian tujuan pembelajaran diharapkan dapat berhasil
dicapai.Kemampuan atau kompetensi berbahasa yang diharapkan dimiliki siswa
adalah kemampuan menyimak, membaca, berbicara, dan menulis.
2) Metode Pembelajaran Menulis
Metode pembelajaran bahasa tidak ada yang sempurna.Setiap metode
selalu memiliki kekurangan dan kelebihan.Meskipun sudah banyak dilakukan
penelitian dan eksperimen yang diadakan mengenai metode-metode mana yang
paling efektif, tetapi masih tetap sulit untuk membuktikan secara ilmiah metode
mana yang paling baik (Sri Utari Subyakto-Nababan, 1993: 150-151).
Ada beberapa pendekatan dan metode dalam pembelajaran bahasa yang
dapat diterapkan di SD, di antaranya pendekatan kemampua proses, pendekatan ),
metode feed back and correction untuk mengajarkan koreksi kesalahan berbahasa,
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
26
metode pemberian tugas, metodde demonstrasi, metode eksperimen, metode
inkuiri, metode simulasi, dan lain sebagainya. Seorang guru dapat memvariasikan
berbagai meode yang ada disesuaikan dengan kondisi dan situasi siswa untuk
dapat mencapai tujuan pembelajaran yan telah ditentukan.Berikut ini dijelaskan
tentang beberapa metode dalam pembelajaran menulis.
Salah satu metode yang akan diuraikan dalam pembahasan ini adalah
metode pemberian tugas. Tugas biasa diberikan guru setelah suatu topik bahasan
selesai dibicarakan di kelas. Metode penugasan menjadi salah satu cara
penyampaian pengajaran yang dirancang untuk peserta didik agar bersemangat
untuk mencari dan menentukan sendiri jawaban-jawaban atas tugas yang telah
diberikan guru.
Metode pemberian tugas atau penugasan diartikan sebagai suatu cara
interaksi belajar mengajar yang ditandai dengan adanya tugas dari guru untuk
dikerjaka peserta didik di sekolah maupun di rumah secara perorangan atau
berkelompok. Tujuan dari penggunaan metode penugasan adalah untuk
merangsang anak untuk aktif belajar baik secara individu maupun kelompok.
Seperti telah dijelaskan di atas, setiap metode mepunyai kekuatan dan
keterbatasan, demikian juga dengan metode pemberian tugas ini. Adapun
kekuatan dan keterbatasannya, seperti yang dijelaskan oleh Mulyani Sumatri dan
Johar Permana (2001:131-132) adalah sebagai berikut :
a) Kekuatan metode penugasan :
(a) Membuat peserta didik aktif belajar;
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
27
(b) Merangsang peserta didik belajar lebih banyak, baik dekat dengan guru
maupun pada saat jauh dari guru di dalam sekolah maupun di luar sekolah;
(c) Mengemmbangkan kemandirian peserta didik;
(d) Lebih meyakinkan tentang apa yang dipelajari dari guru, lebih
memperdalam memperkaya atau memperluas tentang apa yang dipelajari;
(e) Membina kebiasaan peserta didik untuk mencari dan mengolah sendiri
informasi dan komunikasi;
(f) Membina tanggung jawab dan disiplin peserta didik;
(g) Mengembangkan kreativitas peserta didik;
b) Keterbatasan metode penugasan
(a) Sulit mengontrol peserta didik apakah belajar sendiri atau dikenakan orang
lain;
(b) Sulit memberikan tugas yang sesuai dengan perbedaan individu peserta
didik;
(c) Tugas yang monoton dapat membosankan peserta didik;
(d) Tugas banyak dan sering dapat membuat beban dan keluhan peserta didik;
(e) Tugas kelompok dikerjakan oleh orang tertentu atau peserta didik yang
rajin dan pintar;
Dari uraian di atas dapat diketahui bahwa metode pemberia tugas dapat
digunakan sebagai salah satu alternatif dalamproses pembelajaran menulis.Metode
ini sering digunakan terutama untuk menulis kreatif maupun menulis ilmiah.Siswa
dilatih untuk mencari dan mengembangkan tulisannya secara mandiri.Dengan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
28
metoe pemberian tugas, siswa mempunyai waktu yang lebih lama sehinggan
diharapkan mampu menghasilkan tulisan yang baik.
(c) Koreksi Kesalahan Berbahasa
Selain metode tersdebut, dalam pembelajaran menulis terutama menulis
karya ilmiah, guru dapat menerapkan koreksi kesalahan berbahasa sebagai upaya
untuk meningkatkan kemampuan berbahasa siswa. Dengan menerapkan teknik
self correction oleh siswa dan pemberian feedback (umpan balik) dari guru
diharapkan siswa dapat mengetahui mana letak kesalahan yang sering
dilakukannya sehingga tidak mengulang-ulang kesalahan yang sama. Teknik
koreksi kesalahan berbahasa dapat diklasifikasikan dalam 3 kategori utama,
seperti yang dijelaskan oleh Walz (dalam Sumarwati, 2006:8-9) yang dapat
diuraikan sebagai berikut :
a) Teknik Teacher Correction, yaitu aktivitas koreksi yang dilakukan
oleh guru atau pengajar terhadap tulisan siswa dengan cara guru mencoret atau
memberi tanda langsung pada letak-letak atau bagian-bagian yang salah serta
menuliskan pembetulannya. Caranya, bagian yang salah diberi garis bawah
(biasanya dengan tinta merah) kemudian diikuti dengan pembetulannya.
Kemudian tulisan itu dikembalika kepada siswa untuk diperbaiki dan dijadikan
masukan bagi perbaikan dalam berbahasanya.
b) Teknik Peer-correction, yaitu kegiatan koreksi tulisan yang
dilakukan siswa dalam bentuk kelompok, baik kelompok besar (lebih dari 5
orang) maupun kelompok kecil (bisa terdiri dari 2 orang). Adapun bentuk
pelaksanaannya adalah : (1) dengan menggunakan media proyeksi untuk
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
29
menayangkan sebuah tulisan siswa yang dipilih dengan pertimbangan tertentu,
kemudian siswa lain dalam satu kelompok atau bahkan satu kelas di bawah
bimbingan guru menemukan letak-letak kesalahan, menemukan penyebab terjadi
kesalahan, serta membetulkan kesalahan tersenbut; (2) dengan membahas sebuah
tulisan secara bersama-sama oleh kelompok kecil (bisa 2 orang), yaitu untuk
melakukan koreksi terhadap tulisa tersebut; (3) dengan saling betukar tulisan
untuk dikoreksi (dikoreksi antar teman); (4) dengan melakukan kegiatan menulis
bersama-sama dalam satu kelompok yang kemudian tulisan hasil bersama
tersebut dikoreksi bersama pula sehingga diperoleh sebuah tulisna final untuk
dikumpulkan kepada guru. Teknik yang terakhir ini cocok untuk kelas dengan
jumlah siswa yang besar.
c) Teknik Self-correction, yaitu kegiatan koreksi tulisan yang
dilakukan oleh pelajar bahasa yang membuat tulisan tersbut dengan bimbingan
guru karena umumnya para pelajar semakin kesulitan menemukan kesalahan
bahasanya sendiri. Untuk itu, guru dapat memberikan bantuan kepada siswa
dalam menemukan letak-letak kesalahannya dengan memberi penanda tertentu
pada tulisan siswa.
Ketiga teknik koreksi kesalahan berbahasa ini dapat diterapkan oleh guru
sebagai upaya untuk meningkatkan kemampuan mengoreksi kesalahan bahasa
yang dilakukan oleh siswa sehinggan kemampuan menulis siswa pun diharapkan
dapat meningkat.
Selain pemilihan metode pembelajaran yang tepat, dalam pembelajarann
guru harus merencanakan strategi atau langkah-langkah yang dilaksanakan, guru
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
30
harus membuat rencana pembelajaran, dan skenario pembelajaran, agar proses
belajar-mengajar dapat berjalan dengan lancar. Langkah pembelajaran memuat
kegiatan yang harus dilakukan oleh guru secara berurutan untuk mencapai tujuan
pembelajaran.
g. Penilaian Pembelajaran Menulis
1) Pengertian Penilaian
Burhan Nurgiyantoro (1988:5), mengemukakan bahwa penilaian adalah suatu
proses untuk mengukur kadar pencapaian tujuan. Pengertian tersebut sejalan
dengan pendapat Tukman (dalam Burhan Nurgiyantoro, 1988:5), yang
menyebutkan bahwa penilaian sebagai proses untuk mengetahui (menguji)apakah
suatu kegiatan, keluaran, suatu program telah sesuai dengan tujuan atau kriteria
yang telah ditentukan.
Berdasarkan pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa penilaian adalah
suatu proses yang digunakan untuk mengukur kadar keberhasilan untuk
pencapaian tujuan. Dengan demikian penilaian atau evaluasi digunakan sebagai
pengukur kadar keberhasilan suatu proses belajar mengajar yang telah dilakukan,
dan dapat dijadikan landasan untuk mengambil kebijakan untuk langkah
selanjutnya.
2) Penilaian dalam Pembelajaran Menulis
Keterampilan menulis merupakan salah satu aspek kebahasaan yang harus
dikuasai oleh siswa sehingga sangat diperlukan penilaian dan pengukuran apakah
keterampilan menulis sudah dikuasai oleh siswa, sudah sejauh mana keberhasilan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
31
dalam pembelajaran menulis yang dilakukan sudah dapat tercapai, maka sangat
diperlukan evaluasi. Berkaitan dengan hal ini menurut Erizal Gani (2003)
menyatakan bahwa evaluasi dalam pembelajaran sangat diperlukan oleh seorang
pengajar untuk; (a) mengetahui tingkat pengetahuan dan keterampilna menulis
pembelajar; (b) mengetahui keberhasilan proses belajar mengajar yang telah
dilaksanakan; dan (c) menentukan kebijakan selanjutnya.
Untuk melaksanakan kegiatan evaluasi perlu digunkaan alat yang berupa tes.
Dengan mengadakan tes, pengajar akan mengetahui perkembangan anak didiknya,
sekaligus mengetahui perkembangan nilai yang telah dicapai apakah baik atau
buruk (Agus Suriamiharja dkk. 1996:5)/. Tes menulis merupakan tes kebahasaan
yang mengukur kemampuan tes (peserta tes/peserta didik) mengguanakan bahasa
tulis untuk menyatakan ide, pikiran, atau perasaan (Akhmad Rofi‟uddin dan
Darmiyati Zuhdi, 2001:184).
Kemampuan menulis yang merupakan keterampilan berbahasa produktif lisan
yang diwujudkan dalam tulisan, melibatkan aspek : penggunaan ejaan,
kemampuan penggunaan diksi/kosakata, kemampuan penggunaan kalimat,
penggunaan jenis komposisi (gaya penulisan, penentuan ide, pengolahan ide, dan
pengorganisasian ide). Semua aspek inilah yang diukur dalam kemampuann
menulis (Akhmad Rofi‟uddin dan Darmiyati Zuhdi, 2001:185).
Pengukuran atas kemampuan menulis dilakukan berdasarkan kriteria tertentu
yang dijadikan bahan pertimbangan.Pengukuran kemampuan menulis dapat
dilakukan dalam bentuk objektif, bentuk subjektif, atau keduanya.Pengukuran atas
kemampuan keterampilan menulis dilakukan dengan tes objektif untuk
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
32
kemampuan dan tes menulis untukketerampilan. Tes ini berisi butir-butir soal
yang dapat menggali kemampua menulis, yaitu berisi penggalian kemampuan
menyusun kalimat, menyusun paragraph, menggunakan ejaan termasuk tanda
baca, dan memahami isi bacaan (Agus Suriamiharja, Akhlan Husein, dan Nunu
Nurjanah, 1996:5).
Penilaian pembelajaran menulis karya tulis ilmiah, sangat penting untuk
mengukur keberhasilan dari proses pembelajaran menulis karya ilmiah yang
dilakukan. Selain penilaian proses yang dilakukan sejak awal juga penilaian hasil
yaitu karya tulis yang telah jadi. Indikator penilaian dan aspek-aspek yang dinilai
dalam karya tulis, seperti yang digunakan oleh Khaerudin Kurniawan (2000:225)
adalah sebagai berikut ::
1) Bahasa dalam karya tulis ilmiah, meliputi :
(a) Struktur bahasa (keefektifan kalimat)
(b) Pilihan kata (diksi)
(c) Ejaan (ketepatan dalam penggunaan EYD)
2) Isi karya tulis, meliputi :
(a) Hubungan isi topik
(b) Pengembangan isi
(c) Kualitas isi karya tulis
3) Teknik/ sistematika penulisan karya tulis, meliputi :
(a) Struktur karya tulis
(b) Pengembangan paragraf
(c) Hubungan antarparagarf
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
33
Penilaian untuk menulis selain aspek di atas masih dapat ditentukan
lagi sesuai dengan jenis tulisannya dan disesuaikan dengan tingkat kategori
tertentu, misalnya menulis pengalaman yang dihasilkan siswa SD berbeda dengan
menulis pengalaman pada siswa tingkat SMP.
Dari penjelasan di atas, penilaian dalam pembelajaran menulis sangat
diperlukan untuk mengukur keberhasilan dari proses belajar mengajar yang telah
dilakukan. Penilaian kemampuan dan keterampilan berbahasa yang lain, yaitu
kemampuan berbicara, membaca, dan mendengarkan.
Salah satu bentuk penilaian yang saat ini dikembangkan dan sesuai
dengan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) adalah Penilaian Berbasis
Kelas (PBK).Penilaian berbasis kelas dilakukan untuk memberikan keseimbangan
pada ketiga ranah kognitif, afektif, dan psikomotorik dengan menggunakan
berbagai bentuk dan model penilaian secara resmi maupun tidak resmi dengan
berkesinambungan.PBK diharapkan bermanfaat untuk memperoleh gambaran
(profile) prestasi dan kemajuan belajar siswa. Penilaian berbasis kelas merupakan
suatu proses pengumpulan pelaporan dan penggunaan informasi tentang hasil
belajar siswa dengan menerapkan prinsip-prinsip penilaian, pelaksanaan
berkelanjutan, bukti-bukti otentik, akurat dan konsisten sebagai akuntabilitas
publik. Penilaian ini dilaksanakan secara terpadu dengan kegiatan belajar
mengajar (Pusat Kurikulum Balitbang Depdiknas, 2002:1). Hasil Penilaian
Berbasis Kelas ini dapat berguna untuk :
1) Umpan balik bagi siswa untuk mengetahui kemampuan dan kekurangannya
sehuingga menimbulkan motivasi untuk memperbaiki hasil belajarnya.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
34
2) Memantau kemajuan dan mendiagnosis kemampuan belajar siswa sehingga
memungkinkan dilakukannya pengayaan dan remidiasi untuk memenuhi
kebutuhan siswa dengan kemajuan dan kemampuannya.
3) Memberikan masukan kepada guru untuk memperbaiki program
pembelajarannya di kelas.
4) Memungkinkan siswa mencapai kompetensi yang telah ditentukan walaupun
dengan kecepatan belajar yang berbeda-beda.
5) Memberikan informasi yang lebih komunikatif kepada masyarakat tentang
efektivitas pendidikan sehingga mereka dapat meningkatkan partisipasinya di
bidang pendidikan.
Dari penjelasan di atas dapat diketahui bahwa penilaian berbasis kelas
mempunyai kegunaan yang lebih luas sehingga dapat digunakan untuk melakukan
penilaian pembelajaran menulis.
2.Hakikat Pendekatan Quantum Learning
a. Pengertian Pendekatan Quantum Learning (QL)
Istilah Quantum dalam Quantum Learning mempunyai pengertian keragaman
atau variasi. Jadi Quantum Learning dapat dimaknai sebagai belajar dengan
memperhatikan beragam cara atau belajar dengan cara yang bervariasi.
Kelahiran Quantum Learning (QL) sebagai model pembelajaran di
Indonesia, pada mulanya diawali dengan peranggapan bahwa manusia
Indonesia terjangkit virus keseragaman. Keseragaman ini meliputi sentralistik
dan uniformistik yang mewarnai dunia pembelajaran (Nyoman S. Degeng,
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
35
2005:2-4).Keseragaman yang menjangkiti dunia pembelajaran ini
mengakibatkan kegagalan dalam pembelajaran itu sendiri, karena berlawanan
dengan hakikat murid yang sebenarnya memiliki keberagaman latar belakang.
Terlebih lagi, pemaksaan melalui tindakan keseragaman dalam pembelajaran
terhadap murid akan menjauhkan murid dari keberhasilan belajar. Lebih lanjut
Nyoman S. Degeng (2005:5-9), menyatakan bahwa indikator keberhasilan
pembelajaran terwujud apabila murid sejahtera dalam belajar, untuk itu maka
perlu disajikansebuah aktivitas belajar murid yang bervariasi atau beragam
cara, sehingga dapat menyenangkan dan menggairahkan terutama bagi murid.
Dalam model Quantum Learning (QL),aktivitas belajar tersebut sering kali
diberi istilah orkestrasi pembelajaran.
Proses pembelajaran dengan model QL membutuhkan sebuah system yang
kompleks. Sistem yang komplek yang dimaksud diperlukan sebagai upaya
menggubah atau menciptakan sebuah lingkungan, cara presentasi guru, dan
rancangan pembelajaran, selama proses pembelajaran berlangsung (Lozanov,
1978:181). Dalam hal ini QL juga amat mempertimbangkan segala system
pembelajaran yang berupa interaksi yang mempertimbangkan perbedaan
kondisi murid, serta memaksimalkan peristiwa belajar. Quantum Learning
berfokus pada hubungan dinamkis dalam lingkungan kelas serta menciptakan
interaksi yang efektif untuk pembelajaran.
Dalam pelaksanaannya QL memiliki petunjuk yang bersifat spesifik
menciptakan lingkungan belajar yang efektif, merancang bahan ajar,
menyampaikan isi pembelajaran, dan memudahkan proses belajar (DePorter,
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
36
2003:4-5). Dalam hal tersebut, diuraikan cara-cara efektif pelaksanaan QL
meliputi: (1) partisipasi dengan cara mengubah keadaan kelas dari yang biasa
menjadi kelas yang menarik; (2) memotivasi dan menumbuhkan minat
dengan menerangkan kerangka , namai, demontrasikan, ulangi, rayakan); (3)
membangun rasa kebersamaan; (4)menumbuhkan dan mempertahankan daya
ingat; dan (5) merangsang daya dengar anak didik. Semua itu pada hakikatnya
akan menempatkan guru dan murid pada jalur cepat menuju kesuksesan
belajar.
b. Prinsip-prinsip Pembelajaran Quantum Learning (QL)
Bobbi De Potter dan Henacki (2005:14), menyatakan beberapa prinsip
yang harus diterapkan dalam pembelajaran Quantum Learning (QL), yaitu:
1. Segalanya bicara. Maksudnya dari lingkungan kelas hingga bahasa
tubuh tubuh guru, dari kertas yang guru bagikan hingga rancangan
pengajaran guru, keseluruhannya mengirim pesan tentang belajar.
2. Memiliki Tujuan
Semua yang terjadi karena guru membpunyai tujuan seperti seorang
guru yang harus secara hati-hati menyusun pelajaran.
3. Pengalaman sebelum Pemberian Nama
Otak kiri berkembang pesat dengan adanya rangsangan kompleks,
Akan menggerakkan rasa ingin tahu. Oleh karena itu, proses belajar
paling baik terjadi ketika siswa mengalami informasi sebelum mereka
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
37
Memperoleh nama untuk apa yang mereka pelajari, pembelajaran
berjalan sukses ketika murid mengalami informasi pada awal
pembelajaran.
4. Mengakui Setiap Usaha
5. Dalam belajar mengandung resiko dan keluar dari rasa nyaman. Pada
langkah ini, murid berhak atas pengukuran dari kecakapan dan rasa
percaya diri mereka. Murid mengambil resiko dan membangun
kompetensi dan kepercayaan diri mereka.
6. Layak Dipelajari maka Layak Dirayakan (diberi reward)
Perayaan atau pemberian sesuatu reward adalah suatu umpan balik
mengenal kemajuan murid dan meningkatkan.
c. Pembelajaran Menulis Dalam Pendekatan Quantum Learning
Pembelajaran dapat diartikan sebagai suatu proses yang didalamnya
memiliki langkah-langkah: memilih stimulus, memberi penguatan, dan
penguatan pengendalian murid (Sapani, 1998:26). Pada pembelajaran
menulis dengan pendekatan quantum learning siswa diajak untuk
mengingat kembali hal yang mereka alami ataupun juga mereka lihat
lebih jelasnya ditekankan pada aktivitas belahan otak kanan (emosional)
dan belahan otak kiri (logika). Sebaliknya, teknis menulis secara
tradisional sering kali mengabaikan kebenaran bahwa menulis
merupakan aktivitas seluruh otak, dalam hal ini siswa hanya dituntut
untuk membuat tulisan sesuai dengan topik yang ditentukan oleh guru.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
38
Bobbi De Potter dan Henacki (2011 :178), berpendapat teknis
menulis quantum learning mengajak penulis untuk mencurahkan
imajinasi, ekspresi, dan memunculkan gagasan-gagasan baru, gairah dan
emosi. Dalam quantum learning pikiran dijadikan tempat untuk
penyimpanan ide-ide panas, bergejolak dan meletup-letup tersampaikan
keluar dalam bentuk tulisan.
Menurut Bobbi De Potter dan Henacki (2011:180) menyebutkan,
ada bermacam-macam strategi yang bisa digunakan oleh guru dalam
penerapan pembelajaran menulis deskripsi dengan pendekatan quantum
learning sebagai berikut:.
Dalam pembelajaran menulis melalui metode quantum learning
mempunyai asumsi bahwa mempercepat pemunculan gagasan dalam
proses menulis (Bobbi De Potter dan Henarcki:2011 177-190).
Teknik menulis yang dikembangkan oleh Gabriele Rico adalah
suatu cara memilah pemikiran-pemikiran yang saling berkaitan dan
menuangkannya di atas kertas secepatnya, tanpa mempertimbangkan
kebenaran atau nilainya.Suatu pengelompokan yang terbentuk di atas
kertas hampir seperti proses berpikir yang terjadi dalam otak manusia.
(Bobbi De Potter dan Henarcki, 2011:180)
1) Menulis Cepat (Fastewriting)
Penelitian yang Relevan merupakan suatu teknik menulis dengan
tujuan untuk meningkatkan kemampuan dalam mengumpulkan
sekumpulan kata untuk disusun dalam sebuah kalimat dalam kurun waktu
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
39
cepat. Terkait dengan penulisan cepat, dengan menggunakan pengaturan
waktu (timer) kemudian baru menulis untuk topik yang akan
dikemukakan (Bobbi De Potter dan Henarcki, 2011:186)
Kegiatan yang dilakukan dalam menulis cepat di mana siswa
secepat mungkin, tidak pernah berhenti untuk mengumpulkan gagasan
dengan membentuk kalimat, memeriksa tata bahasa, mengulangi lagi
ataupun mencoret kesalahan. Hal yang terpenting dan perlu dipegang
dala menulis cepat sebuah tulisan tidak akan langsung menjadi sempurna,
maka perlu adanya pembenahan laporan (evaluasi draf) sehingga menjadi
sempurna.
Untuk membiasakan diri dengan proses ini, dibutuhkan latihan
terus menerus untuk meningkatkan kinerja dalam hitungan periode
waktu. Manfaat yang bisa didapatkan dari upaya penerapan teknik
menulis cepat bisa menjernihkan pikiran, memusatkan gagasan-gagasan
siswa dalam proses menulis.
Mengenai hal tersebut didasarkan bahwa menuliskan suatu bentuk
pengalaman yang telah dialami oleh siswa perlu penggunaan kalimat
menggambarkan bukan memberitakan. Sehingga deskripsi yang
digambarkan akan mudah ditangkap dan dipahami oleh pembaca.
Semua uraian di atas, membuktikan bahwa melalui pendekatan
quantum learning, ada peningkatan dalam proses pembelajaran di kelas,
yaitu guru tidak lagi menjadi pusat pembelajaran, tetapi siswa yang
menjadi pusat pembelajaran. Guru berusaha semaksimal mungkin untuk
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
40
siswa dapat menguasai materi belajar dengan mengerahkan semua
potensi fisik dan mental mereka, dan juga pembelajaran yang total
kepada siswa akan menyebabkan hubungan baik antara guru dan siswa
akan mengoptimalkan hasil belajar siswa.
B. Penelitian yang relevan
Parjiati dalam penelitiannya berjudul “Pendekatan Terpadu dalam
pembelajaran bahasa Indonesia untuk Meningkatkan Keterampilan
Menulis”, membahas tentang pembelajaran bahasa Indonesia dengan
pendekatan terpadu. Pendekatan ini memadukan empat keterampilan
berbahasa meliputi, menyimak, berbicara, membaca dan menulis.Dalam
satu kesatuan kegiatan yang baik tidak terpisahkan.Namun bila dicermati,
penelitian ini mengkaji keterampilan menulis lanjutan pada siswa kelas V
Sekolah Dasar yang disatukan dengan keterampilan membaca, yaitu
tantang meringkas cerita.
Kerelevanan ini adalah mengkaji keterampilan menulis lanjutan siswa
kelas V Sekolah Dasar.Adapun perbedaannya penelitian yang dilakukan oleh
Parjiati adalah meneliti keterampilan siswa meringkas bacaan dengan bahasa
sendiri dari hasil membaca cerita sedang penelitian ini siswa menulis
deskripsi.
C. Kerangka Berpikir
Kemampuan menulis khususnya deskripsi merupakan salah satu bagian
dalam kesatuan pembelajaran bahasa Indonesia yang tersusun pada
kompetensi dasar Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP). Kurangnya
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
41
keterampilan menulis deskripsi menjadikan suatu permasalahan tersendiri
yang perlu segera dipecahkan. Hal tersebut dapat dipengaruhi oleh kualitas
proses dan hasil yang dilakukan dalam pembelajaran.
Pembelajaran yang dilakukan secara konvensional bisa menjadi penyebab
kurangnya keterampilan dalam pembelajaran menulis deskripsi. Masih banyak
guru dalam membimbing siswa belajar tidak menggunakan pendekatan,
metode, dan teknik pembelajaran secara tepat. Kebanyakan guru dapat
melayani siswa dengan pendekatan pembelajaran konvensional. Padahal
penggunaan pendekatan, metode dan teknik dalam pembelajaran ini yang
dianggap paling sesuai untuk dilaksanakan, sejalan dengan penerapan
Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP). Penggabungan berbagai
materi, metode, dan teknik pembelajaran dengan tingkat pemahaman siswa
secara konkret belum banyak dilakukan.
Oleh karena itu, melihat kondisi yang demikian peneliti bekerja sama
dengan guru kelas V berusaha membenahi pembelajaran menulis deskripsi.
Peneliti menawarkan inovasi pembelajaran menulis deskripsi dengan
menggunakan penerapan pendekatan quantum learning. Peneliti berharap
dengan penerapan pendekatan quantum learning dapat meningkatkan
keterampilan siswa dalam mengikuti dan mempelajari kompetensi yang harus
dicapai dalam pembelajaran bahasa Indonesia khususnya pada kompetensi
keterampilan menulis deskripsi.
Pendekatan quantum learning dipilih berdasarkan asumsi peneliti bahwa
pembelajaran menulis deskripsi pada dasarnya ialah kemampuan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
42
mengungkapkan peristiwa atau kejadian baik yang terjadi secara nyata
maupun hanya khayalan secara urut dan kronologis kepada pihak lain dengan
melalui bahasa tulis. Di antara sasaran menulis tersebut, penulis tertarik pada
menulis deskripsi. Menurut pendapat penulis dari semua sasaran menulis,
menulis deskripsi paling mudah dilaksanakan siswa, karena hal-hal yang
diungkapkan siswa dalam tulisannya adalah peristiwa yang telah dialaminya.
Selain itu, pemberian reward / pujian pada siswa diharapkan mampu
membangkitkan keaktifan siswa dalam proses pembelajaran. Dengan
rancangan penelitian tindakan kelas ini diharapkan terjadi peningkatan
kualitas pada proses dan hasil pembelajaran.
Untuk mengetahui hubungan antara variable-variabel dalam penelitian ini,
berikut ini akan disajikan secara singkat garis besar kerangka berpikir dalam
penelitian ini.
Kerangka berpikir dalam penelitian ini diilustrasikan dalam bentuk skema
sebagai berikut :
Gambar 1. Kerangka Berpikir
KONDISI AWAL GURU
Belum menerapkan
GURU
Belum menerapkan
Pendekatan QL
SISWA
Hasil belajar
menulis rendah
TINDAKAN Menerapkan pendekatan
QL dalam pembelajaran
SIKLUS I, II, III
Menggunakan
pendekatan QL
KONDISI AKHIR GURU
Menggunakan pendekatan
Quantum Learning SISWA
Kemampuan menulis
Deskripsi tinggi
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
43
D. Hipotesis Tindakan
Berdasarkan kajian teori dan kerangka berpikir di atas dapat dirumuskan
hipotesis tindakan sebagai berikut.
“Penerapan Pendekatan quantum learning dapat meningkatkan kemampuan
menulis deskripsi siswa kelas V SD Negeri 2 Krisak, Kecamatan Selogiri,
Kabupaten Wonogiri Tahun Ajaran 2012/2013”
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
44
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Tempat dan Waktu
Penelitian ini dilaksanakan di SD Negeri 2 Krisak Selogiri, Wonogiri
Pada saat ini, SD Negeri 2 Krisak dipimpin oleh Hambar Sri Bandini yang
bertindak sebagai Kepala Sekolah dan membawahi 9 tenaga pengajar dan 1
karyawan sekolah.
Penelitian ini dilaksanakan selama enam bulan. Adapun pelaksanaan
penelitian ini dimulai pada bulan Juli sampai dengan Desember 2012. berikut
adalah urutan pelaksanaan kegiatan dalam penelitian ini :
Jadwal urutan Pelaksanaan Kegiatan dalam Penelitian
N
o
Kegiatan
2012
Juli Agustus September Oktober November Desember
1 2 3 4 5 1 2 3 4 5 1 2 3 4 5 1 2 3 4 5 1 2 3 4 5 1 2 3 4 5
1 Persiapan survai
awal sampai
penyusunan
proposal
2 Seleksi informan,
persiapan instrumen
dan alat
3 Pengumpulan data
4 Analisis data
5 Penyusunan laporan
44
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
45
B. Jenis Penelitian
Penelitian ini merupakan Penelitian Tindakan Kelas yang dilaksanakan di
SD Negeri 2 Krisak, Kecamatan Selogiri, Kabupaten Wonogiri, Tahun Ajaran
2012 / 2013.
C. Subjek Penelitian
Peneliti mengambil informasi guru kelas SD Negeri 2 Krisak, Kecamatan
Selogiri, Kabupaten Wonogiri, serta siswa kelas V yang berjumlah 13 orang
sebagai subjek penelitian.
D. Sumber Data Penelitian
Sumber data yang dijadikan sebagai sasaran penggalian dan
pengumpulan data serta informasi dalam penelitian ini meliputi :
1. Tempat dan peristiwa yang menjadi sumber data dalam penelitian ini
yakni, berbagai kegiatan pembelajaran menulis deskripsi yang dialami
oleh siswa dengan pendekatan quantum learning.
2. Informan, dalam penelitian ini menggunakan informan guru kelas dan
siswa kelas V SD Negeri 2 Krisak,Selogiri, Wonogiri.
3. Dokumen yang berupa materi menulis deskripsi, silabus, Rencana
Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yang telah dibuat oleh guru dan
peneliti, hasil kerja siswa, kurikulum yang ditentukan oleh pihak
sekolah, dan daftar nilai.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
46
E. Teknik Pengumpulan Data
Pengumpulan data yang diterapkan sebagai alat mengumpulkan data
secara lengkap dan akurat sehubungan dengan masalah yang diteliti, yaitu :
1. Observasi/ pengamatan
Teknik observasi digunakan untuk menggali data dari sumber data
yang berupa peristiwa, tempat atau lokasi, dan benda, serta rekaman
gambar (H.B. Sutopo. 64). Teknik pengamatan juga memungkinkan
melihat dan mengamati sendiri, kemudian mencatat perilaku dan
kejadian sebagaimana yang terjadi pada keadaan sebenarnya (Lexy J.
Moleong. 2000 : 125-126). Teknik ini digunakan untuk mengamati
kegiatan pembelajaran menulis deskripsi yang berlangsung di kelas.
Observasi tersebut diharapkan mampu merekam pembelajaran menulis
deskripsi secara konvensional tanpa menggunakan pendekatan quantum
learning dalam pembelajaran. Observasi ini bertujuan untuk mengamati
perkembangan pembelajaran yang dilakukan oleh guru dan siswa di
kelas.
Observasi atau pengamatan ini dilakukan dengan cara peneliti
bertindak sebagai partisipan pasif yang mengamati jalannya
pembelajaran di kelas yang dipimpin oleh guru. Peneliti mengambil
posisi di tempat duduk belakang, mengamati jalannya proses
pembelajaran sambil mencatat segala sesuatu yang terjadi selama proses
pembelajaran berlangsung. Pada posisi yang demikian, peneliti memiliki
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
47
kesempatan untuk mengamati seluruh peristiwa yang terjadi di dalam
kelas dengan leluasa.
2. Teknik In- Dept Interview (Wawancara Mendalam)
Wawancara adalah percakapan dengan maksud tertentu (Lexy J.
Moleong. 2000 : 135). In-dept Interview (wawancara mendalam) dalam
H.B. Sutopo (2002 : 59) dijelaskan wawancara yang dilakukan dengan
pertanyaan yang bersifat open-ended dan mengarah pada kedalaman
informasi, serta dilakukan dengan cara yang tidak secara formal
terstruktur, guna menggali pandangan subjek yang diteliti tentang
banyak hal yang sangat bermanfaat untuk menjadi dasar bagi penggalian
informasi secara lebih jauh dan mendalam.
Wawancara dilakukan baik dengan guru kelas maupun siswa.
Teknik ini digunakan untuk memperoleh data dari guru tentang
pelaksanaan pembelajaran menulis deskripsi di dalam kelas. Berbagai
informasi mengenai kesulitan yang dialami oleh guru dalam
pembelajaran menulis deskripsi, dan faktor-faktor penyebabnya. Selain
itu, teknik ini digunakan untuk mencari informasi dari siswa berkenaan
dengan pembelajaraan menulis deskripsi dan cara mengajar yang
digunakan guru sebelum dilakukan tindakan.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
48
3. Teknik Tes atau Tugas
Tes digunakan untuk mengetahui kemampuan menulis deskripsi
pada siswa. Adapun teknik tes atau tugas digunakan dengan maksud
untuk mengetahui perubahan hasil dari proses pembelajaran siswa
setelah diadakan pembelajaran menulis deskripsi dengan pendekatan
quantum learning. Adapun langkah-langkah yang ditempuh peneliti
dalam pengambilan data dengan menggunakan tes adalah dengan
menyiapkan perangkat bahan tes, menyiapkan indikator keberhasilan,
dan menilai serta mengolah data dari hasil kegiatan pembelajaran.
3. Angket
Teknik pengumpulan data ini dilakukan dengan cara meminta
informan untuk menjawab beberapa pertanyaan yang berhubungan
dengan penelitian yang digunakan. Teknik ini digunakan untuk
mengumpulkan data dari informasi yang jumlahnya banyak dan tidak
memungkinkan untuk diwawancarai satu persatu. Angket dalam
penelitian ini diterapkan pada siswa kelas V yang berjumlah 13 anak.
F. Validitas Data
Untuk memperoleh data yang valid, perlu dilakukan teknik-teknik uji
validitas data, dalam penelitian ini diuji validitasnya dengan teknik
trianggulasi sumber data dan trianggulasi metode. Trianggulasi Sumber Data,
misalnya data tentang kesulitan-kesulitan guru dalam mengajarkan menulis
deskripsi dengan pendekatan quantum learning di kelas, yang membuat
pengajaran tidak komunikatif disampaikan kepada siswanya.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
49
Selain itu, juga digunakan Trianggulasi Metode, misalnya data tentang
peningkatan keterampilan menulis deskripsi siswa, selain diperoleh melalui
observasi langsung (pengamatan) terhadap sikapnya selama pembelajaran juga
didapat dari wawancara, angket dan analisis dokumen berupa pekerjaan siswa.
Terakhir Review Informan, teknik ini digunakan untuk menanyakan kembali
kepada informan, apakah sesuai dengan kesepakatan atau belum.
G. Teknik Analisis Data
Analisis data dilakukan dengan menggunakan analisis diskriptif
komparatif yaitu membandingkan nilai tes antar siklus maupun dengan
indikator kinerja. Untuk mengetahui peningkatan prestasi belajar data
dianalisis secara kualitatif. Kriteria dalam teknik ini berdasarkan kajian
teoretis yang telah dipaparkan di depan. Hasil analisis tersebut kemudian
dijadikan sebagai dasar untuk menyusun rencana tindakan kelas berikutnya
sesuai dengan siklus yang ada. Analisis data dilakukan secara bersama-sama
antara guru dan peneliti, sebab penelitian tindakan kelas merupakan suatu
bentuk kerjasama antara peneliti dengan guru. Analisis kritis terhadap
keterampilan menulis deskripsi mencakup ketepatan siswa dalam memilih
topik dan menentukan tema yang akan diangkat, dikembangkan dalam
karangan, kesesuaian judul dengan isi karangan, kesesuaian jenis karangan,
aspek pemilihan kata, ketepatan ejaan dan tanda baca, aspek koherensi antar
kalimat dan kerapian bentuk tulisan.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
50
H. Indikator Keberhasilan
Dalam penelitian tindakan kelas yang dilaksanakan pada siswa kelas V
SD Negeri 2 Krisak Selogiri Wonogiri indikator proses pembelajaran yang
harus dicapai diantarannya : (1) siswa terlihat tertarik dalam mengikuti
pembelajaran menulis, (2) guru sudah mampu membangkitkan keaktifan siswa
(3) kemampuan guru dalam menggunakan pendekatan quantum learning dalam
KBM, (4) kemampuan guru dalam mengelola kelas.
Gambar 2. Alur Penelitian Tindakan
(Suharsimi Arikunto dalam Suharsimi Arikunto, Suhadjono, dan Supardi,
“Penelitian Tindakan Kelas.” 2006 : 16)
Perencanaan
Pelaksanaan SIKLUS I Refleksi
Pengamatan
Perencanaan
Pelaksanaan SIKLUS II Refleksi
Pengamatan
?
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
51
Adapun prosedur penelitian tindakan kelas ini secara rinci diuraikan
sebagai berikut :
1. Siklus Pertama (Siklus I)
a) Merencanakan tindakan yang dilakukan pada Siklus I
b) Melaksanakan tindakan yang telah direncanakan pada siklus I
c) Melakukan observasi/ pengamatan terhadap tindakan/ pelaksanaan
pembelajaran (KBM) guru-siswa
d) Membuat refleksi atau tindakan pada siklus I oleh peneliti dan guru
e) Melakukan revisi atau perbaikan oleh peneliti
2. Siklus Kedua (Siklus II)
a) Merencanakan tindakan pada siklus II yang mendasarkan pada revisi/
perbaikan pada siklus I
b) Melaksanakan tindakan sesuai dengan rencana yang telah diperbaiki
pada siklus sebelumnya (siklus I)
c) Mengamati atau mengobservasi tindakan KBM guru-siswa
d) Melakukn perbaikan atau revisi oleh peneliti
3. Siklus Ketiga (Siklus III)
a) Merencanakan tidakan pada siklus ke III yang mendasarkan pada revisi
perbaikan tindakan paa siklus II
b) Melaksanakan tindakan sesuai dengan rencana yang telah diperbaiki
pada siklus sebelumnya (siklus II)
c) Mengamati atau mengobservasi tindakan KBM guru-siswa
d) Melakukan perbaikan atau revisi oleh peneliti
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
52
I. Prosedur Penelitian
Prosedur penelitian adalah suatu rangkaian tahap-tahap penelitian dari
awal sampai akhir. Penelitian ini merupakan proses pengkajian sistem berdaur
sebagaimana kerangka berpikir yang dikembangkan oleh Suhardjono (dalam
Suharsimi Arikunto dkk, 2006 : 74) prosedur penelitian ini mencakup tahap-
tahap : (1) perencanaan tindakan (planning), (2) pelaksanaan tindakan
(acting), (3) pengamatan (observasing), dan (4) refleksi (reflecting)
Sedangkan indikator yang harus dicapai dalam hal peningkatan menulis
deskripsi meliputi :
(1) Siswa mampu mengungkapkan gagasannya dalam sebuah tulisan, (2)
variasi kosa kata yang dimiliki siswa harus ditingkatkan lagi, (3) siswa mampu
mengembangkan sebuah gagasan menjadi paragraf yang runtut, (4) siswa
mampu menulis dengan memperhatikan penguasaan EYD, diksi dan bahasa
secara tepat, (5) siswa mampu mengalami ketuntasan hasil belajar minimal.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
53
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Kondisi Awal Keterampilan Menulis Deskripsi.
Survei kondisi pratindakan dilakukan peneliti untuk mengetahui keadaan
nyata yang ada di lapangan sebelum peneliti melakukan proses penelitian. Survei
ini dilakukan dengan cara observasi lapangan, wawancara dengan guru dan siswa
serta angket. Survei dilaksanakan pada hari Rabu,23 Juli 2012 pukul 07.30-09.00
WIB. Hasil survey kondisi pratindakan menunjukkan sebagai berikut :
1. Siswa Terlihat Kurang Antusias Mengikuti Pelajaran Menulis.
Berdasarkan kegiatan observasi kelas, angket dan wawancara yang dilakukan
peneliti terhadap siswa dan guru, terungkap bahwa siswa kurang antusias
dalam mengikuti pelajaran menulis. Hal tersebut terlihat dalam kegiatan
observasi yang dilakukan peneliti. Saat mengikuti pelajaran menulis, siswa
menunjukkan sikap masa bodoh dan tidak memperhatikan pelajaran dengan
sungguh-sungguh. Hal tersebut dibuktikan dengan bercanda dengan
temannya, Menurut siswa pembelajaran menulis itu tidak menyenangkan
karena mereka merasa kesulitan dalam merangkai kata. Di lain pihak, guru
mengadakan pelajaran menulis keterampilan berbahasa adalah pelajaran yang
paling tidak dikuasai siswa. Pembelajaran menulis adalah momok dalam
pelajaran bahasa Indonesia bagi siswa karena mereka harus berpikir dan
menuangkan pikirannya dalam bahasa tulis sekaligus. Keterbatasan kosakata
siswa cukup mempengaruhi minat siswa dalam mengembangkan idenya
53
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
54
untuk dituangkan menjadi tulisan. Akibatnya jadi malas dan tidak antusias
dalam mengikuti pelajaran menulis. Saat proses pembelajaran berlangsung,
siswa terlihat pasif. Beberapa siswa memang tampak memperhatikan
keterangan guru namun tidak sedikit pula siswa yang resah, bosan bertopang
dagu, serta sibuk beraktivitas sendiri. Dari hasil pantauan peneliti dengan
lembar observasi, diketahui bahwa siswa yang aktif dalam pembelajaran
sebanyak 5 anak atau 38% dari keseluruhan siswa di kelas tersebut.
Sementara itu, siswa yang berminat pada pembelajaran diindikatori oleh
perhatian siswa terhadap penjelasan guru sebanyak 8 anak atau 62% dari
keseluruhan siswa di kelas tersebut.
2. Siswa mengalami kesulitan dalam pelajaran menulis deskripsi
Kesulitan siswa dalam menulis deskripsi disebabkan karena mereka
menganggap semua pelajaran itu sulit dan membosankan. Siswa juga merasa
kesulitan untuk mengawali kegiatannya dalam pelajaran menulis, apalagi
menuangkan gagasannya dalam bentuk tulisan secara runtut. Kebanyakan
siswa masih kacau untuk menuliskan suatu tulisan yang runtut. Siswa masih
menuliskan dengan alur yang meloncat-loncat dan diulang-ulang. Hal ini
terlihat dalam observasi yang peneliti lakukan dari melihat buku tugas (buku
tumpukan) yang ada di sekolah dan hasil latihan yang dilakukan guru.
Sebagian besar siswa belum bisa menulis deskripsi dengan tepat dan
menggunakan kalimat yang efektif.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
55
3. Guru Kesulitan Dalam Membangkitkan minat siswa.
Selama pembelajaran menulis deskripsi dilaksanakan, siswa menunjukkan
sikap yang kurang berminat dan kurang antusias. Siswa terlihat menunjukkan
sikap seenaknya dan tidak menaruh perhatian sama sekali pada pelajaran.
Saat ditugasi untuk membuat tulisan deskripsi, siswa langsung mengeluh
terlalu sulit dan malas jika disuruh menentukan topik, judul karangan dan
mendeskripsikan. Guru sudah mencoba membangkitkan minat siswa dengan
memberi pendekatan secara langsung baik melalui tugas membuat tulisan
deskripsi berdasarkan gambar serta menegur langsung siswa yang tidak
memperhatikan pelajaran. Namun, cara ini belum mampu membangkitkan
minat siswa.
4. Guru Kesulitan Menemukan Pendekatan yang Tepat Dalam
Mengajarkan Materi Menulis Deskripsi
Selama ini dalam mengajarakan materi menulis deskripsi pada siswa guru
menggunakan metode ceramah dan tugas sehingga sifatnya masih
konvensional. Pada awal kegiatan belajar mengajar, guru menerapkan
pembekalan materi mengenai pengertian menulis deskripsi sambil memberi
pertanyaan-pertanyaan sederhana mengenai tulisan deskripsi. Kemudian guru
mengajarkan kepada siswa tentang langkah-langkah bagaimana menulis
deskripsi, bagaimana membedakan tulisan deskripsi (quantum learning).
Kemudian, siswa diminta untuk langsung membuat tulisan deskripsi sesuai
dengan penjelasan yang telah guru sampaikan. Siswa masih mengalami
kesulitan dalam membuat tulisan deskripsi yang baik, terbukti hasil pekerjaan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
56
menulis deskripsi yang telah dikerjakan siswa belum maksimal. Dari hasil
wawancara yang dilakukan pada siswa diketahui bahwa pembelajaran
menulis deskripsi memang membosankan. Guru selalu menggunalkan metode
ceramah untuk menyampaikan materi. Di akhir pembelajaran, guru selalu
memberikan tugas sebagai evaluasi. Selain menyebabkan kejenuhan, metode
tersebut tidak tidak memudahkan siswa untuk memahami materi cerita
meskipun materi tersebut diajarkan berulang-ulang oleh guru. Hal tersebut
diperkuat oleh hasil angket pratindakan yang dibagikan kepada siswa. Dari 13
siswa, 8 siswa (62%) menyatakan tidak menyukai cara mengajar yang
digunakan oleh guru.5 siswa (38%) siswa, dalam angket yang sama
menyatakan bahwa mereka tidak memahami materi yang disampaikan
guru.Disamping itu, materi yang diajarkan guru kurang menyasar, siswa
membutuhkan materi yang bias menjawab pertanyaan “bagaimana cara
menulis yang baik?” bukan sekedar “ apa yang disebut dengan menulis yang
baik?”.
B. Pelaksanaan Penelitian
Proses penelitian ini dilakukan dalam tiga siklus yang masing-masing terdiri
atas empat tahapan, yaitu: (1) perencanaan (planning), (2) pelaksanaan tindakan
(acting), (3) observasi dan interpretasi (observasing), dan (4) analisis dan refleksi
(reflecti)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
57
1. Siklus Pertama
a. Perencanaan
Berdasarkan pada survei awal yang dilakukan dari kegiatan
pratindakan, diketahui bahwa ada dua permasalahan utama yang
menyebabkan siswa tidak mencapai batas minimal ketuntasan
belajar.Permasalahan pertama adalah proses pembelajaran yang
konvensional, sehingga menyebabkan siswa tidak aktif dalam
pembelajaran. Permasalahan kedua adalah keterampilan menulis masih
rendah.
Bertolak dari analisis itulah, peneliti beramsumsi bahwa tindakan
tindakan perlu dilakukan untuk mengatasi permasalahan tersebut. Thap I
dari siklus I adalah perencanaan tindakan. Kegiatan ini dilaksanakan
pada hari Senin,22 Oktober 2012 pukul 07.30 di ruang guru. Peneliti dan
guru kelas V mendiskusikan rancangan tindakan yang akan dilakukan
dalam proses penelitian ini. Kemudian disepakati bahwa pelaksanaan
tindakan pada siklus pertama ini akan dilaksanakan pada hari Jumat,2
November 2012 (dua jam pelajaran).
Pada kesempatan ini peneliti berdiskusi dengan guru sebagai
kolabolator. Hal-hal yang didiskusikan antara lain: (1) peneliti
menyamakan persepsi dengan guru peneliti mengenai penelitian yang
dilakukan, (2) peneliti mengusulkan penerapan pendekatan pendekatan
quantum learning dengan penerapan prosedur TANDUR yaitu, tumbuhkan
(T), alami (A), namai (N), demonstrasikan (D), ulangi (U), dan rayakan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
58
(R). Dalam pembelajaran menulis deskripsi serta menjelaskan cara
penerapannya, (3) peneliti dan guru sama-sama menyusun RPP untuk
siklus I, (4) peneliti dan guru bersama-sama merumuskan indicator
pencapaian tujuan, dan (5) guru dan peneliti bersama-sama membuat
lembar penilaian siswa yaitu instrument penelitian berupa tes dan non tes,
Instrumen tes digunakan untuk menilai deskripsi yang ditulis siswa.
Instrumen non tes digunakan untuk menilai sikap siswa dalam
pembelajaran menulis. Instrumen nontes ini berbentuk observasi, dan (6)
menentukan jadwal pelaksanaan tindakan.
Tahap perencanaan tindakan I meliputi kegiatan sebagai berikut:
1) Peneliti bersama guru mrancang scenario pembelajaran menulis deskripsi
dengan pendkatan quantum learning, yakni dengan langkah-langkah
sebagai berikut:
a) Guru memberikan apersepsi dengan menggali pengalaman siswa
dalam kehidupan sehari-hari yang berkaitan dengan materi menulis
deskripsi.
b) Guru menjelaskan mengenai materi menulis deskripsi dan siswa
menyimak.
c) Guru menjelaskan penerapan pendekatan quantum learning dalam
pelajaran menulis deskripsi tersebut.
d) Guru menugasi siswa untuk menjawab beberapa pertanyaan dan
menuliskan kembali pemahamannya dalam bentuk menulis deskripsi.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
59
e) Guru menugasi beberapa siswa untuk membacakan hasil tulisannya di
depan kelas.
f) Guru dan siswa melakukan refleksi terhadap proses belajar mengajar
yang telah dilakukan.
2) Guru dan peneliti menyusun Rencana Persiapan Pembelajaran (RPP)
untuk materi menulis deskripsi berdasarkan silabus dari sekolah.
3) Peneliti dan guru kelas V mempersiapkan pendekatan quantum learning
dengan media gambar.
4) Peneliti dan guru menyusun instrument penelitian, yaitu berupa tes dan
nontes. Instrumen tes dinilai dari hasil pekerjaan siswa dalam menulis
deskripsi dan beberapa soal pendukung. Sedangkan instrument nontes
dinilai berdasarkan pedoman observasi yang dilakukan oleh peneliti
dengan mengamati sikap siswa selama pembelajaran berlangsung.
5) Dalam membuat Rencana Persiapan Pengajaran (RPP) penilaian proses
untuk siswa berdasarkan lembar penilaian proses yang disediakan sebagai
berikut.
Dari kegiatan diskusi disepakati pula bahwa tindakan dalam siklus I dilaksanakan
dalam dua kali pertemuan yaitu pada hari selasa, 2 November 2012 dan Jumat, 2
November 2012 (pukul 07.00-08.00).
b. Pelaksanaan Tindakan Pertemuan I
Tindakan I pertemuan pertama dilaksanakan pada hari Jumat, 2 November 2012
(pukul 07.00-08.10) selama dua jam pelajaran (2 x 35 menit) di ruang kelas V
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
60
SDN II Krisak, selogiri,Wonogiri. Dalam pelaksanaan tindakan I pertemuan
pertama ini guru bertindak sebagai pemimpin jalannya kegiatan belajar
mengajar, sedangkan peneliti melakukan observasi terhadap proses
pembelajaran. Peneliti bertindak sebagai partisipan pasif hanya duduk dikursi
belakang untuk mengamati jalannya pelajaran.
Adapun urutan pelaksanaan tindakan tersebut sebagai berikut:
1) Guru membuka pelajaran dengan berdoa.
2) Guru mengondisikan kelas dengan melakukan presentasi dan menyuruh
siswa mempersiapkan buku pelajaran dan alat tulisnya.
3) Guru mengadakan apersepsi dengan mengadakan Tanya jawab yang ada
hubungannya dengan materi yang akan disampaikan.
4) Guru menjelaskan tentang menulis deskripsi dan member contohnya.
5) Guru menjelaskan mengenai langkah-langkah menulis deskripsi.
6) Guru memberi tugas siswa untuk memahami gambar-gambar yang telah
disediaan guru kemudian untuk dideskripsikan.
Guru menutup pelajaran pada pertemuan tersebut, pembelajaran dilanjutkan
pertemuan berikutnya hari Selasa,6 November 2012.
Tindakan I pertemuan kedua dilakukan pada hari Selasa, 6 November
2012 (pukul 07.15-08.25 WIB) selama dua jam pelajaran (2 x 35 menit) di
ruang kelas V SDN Krisak II Selogiri, Wonogiri. Di ruangan tersebut telah
dipersiapkan insterumen-instrumen yang akan digunakan sebagai
pembelajaran menulis deskripsi yang akan dilaksanakan pada siswa kelas V.
Media tersebut berupa gambar-gambar dan dibagikan kertas pekerjaan yang
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
61
sudah ada pertanyaan untuk mengetahui daya ingat siswa. Gambar tersebut
meliputi peristiwa yang terjadi sehari-hari yang sudah pernah dialami,
kemudian untuk dideskripsikan.
Adapun urutan pelaksanaan tindakan tersebut sebagai berikut:
1) Guru membuka pelajaran dengan memotifasi kelas sambil
mengumpulkan gambar yang telah dibawa oleh siswa. Setelah
terkumpul guru juga melampirkan kertas pertanyaan, kemudian
dibagikan lagi kepada masing-masing siswa. Siswa diajak guru
untuk menjawab pertanyaan pada kertas yang telah dibagikan oleh
guru antara lain siswa disuruh mendata hal yang paling mengesan
yang sesuai dengan gambar. Kemudian dalam pembelajaran supaya
siswa tidak mengalami bosan. Akhirnya guru mengajak semua
siswa untuk berdiri tangan ke atas lalu ke samping untuk senam
otak supaya siswa bisa konsentrasi dan merasa senang. Senam
seperti ini dilakukan untuk menumbuhkan minat belajarnya serta
bisa konsentrasi kembali untuk menerima pelajaran. Langkah ini
sebagai prosedur (T = tumbuhkan)
2) Guru mengadakan refleksi pada kegiatan awal tadi terkait dalam
kemampuan siswa waktu menjawab beberapa pertanyaan yang
disampaikan oleh guru. Kemudian guru mengadakan Tanya jawab
kepada siswa terkait apa yang telah mereka alami peristiwa yang
sesuai dengan gambar yang telah dipahami. Pertanyaan dari guru
misalnya, “Bagaimana setelah kamu memahami peristiwa seperti
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
62
pada gambar yang sudah kamu pahami?” senangkah kamu ?
seandainya kamu mengalami peristiwa seperti itu? Langkah ini
sebagai prosedur (A: alami).
3) Guru menjelaskan garis besar pembelajaran hari ini yang
menerapkan pendekatan quantum learning dengan prosedur
TANDUR.Dalam menerapkan quantum learning, guru menyuruh
siswa memahami gambar-gambar yang telah disiapkan guru sebagai
media pendukung yang digunakan untuk member tugas yang harus
dilakukan siswa hari ini.
4) Siswa menjawab pertanyaan yang berhubungan dengan peristiwa
yang sesuai dengan gambar yang telah diamati. Misalnya “Coba
peristiwa apa yang terjada padi pada gambar yang telah kamu
pahami tadi?” ada beberapa siswa yang menjawab tamasya di
Pantai. Langkah ini sebagai bentuk prosedur (N: namai).
5) Siswa mengamati dan mengingat-ingat kembali apa yang telah di
lihat dan yang pernah dialami.
6) Guru memberi tugas untuk menulis kembali apa yang telah diamati
dengan menggunakan bahasa sendiri dengan strategi show not tell.
Langkah ini sebagai bentuk prosedur (D: demonstrasi), siswa
disuruh mendemonstrasikan dalam bentuk menulis, disaat menulis
mereka saling bercerita, berdiskusi mengenai apa yang telah diamati
atau dialami.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
63
7) Guru menyuruh beberapa siswa untuk membacakan hasil karyanya
di depan kelas dengan intonasi yang jelas dan tepat. Langkah ini
merupakan prosedur (U: ulangi).
8) Murid yang telah selesai membaca diberi appalaus dan
pembelajaran diakhiri dengan menyanyikan lagu sayonara. Langkah
ini merupakan prosedur (R: rayakan).
9) Guru mengadakan refleksi hari ini.
c. Observasi dan Interpretasi
Peneliti mengamati guru peneliti yang sedang melaksanakan
kegiatan belajar mengajar tentang keterampilan menulis deskripsi.
Pengamatan ini dilaksanakan pada hari Selasa,6 November 2012
(pertemuan pertama) dan Jumat,9 November 2012 (pertemuan kedua).
Peneliti mengamati guru peneliti yang sedang mengajar siswa kelas V
Jumat, 6 November 2012 pukul 07.15-08.25 WIB
Kegiatan SIKLUS I :Siswa secara kelompok membuat tulisan
deskripsi dari tayangan gambar peristiwa yang terjadi dalam
kehidupan sehari-hari
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
64
di ruang kelas V SDN II Krisak, Selogiri, Wonogiri, dengan duduk di
bagian belakang. Kegiatan supervise ini dimaksutkan untuk
mendeskripsikan apakah kekurangn-kekurangan mengenai teknik
mengajar pada siklis I sudah bisa teratasi atau belum.
Seperti pelaksanaan sebelumnya pada pertemuan pertama dalam
siklus II di ruang kelas V, guru peneliti akan mengajarkan materi
keterampilan menulis deskripsi menggunakan pendekatan quantum
learning.
Pada pertemuan berikutnya dengan menggunakan media rekaman
/gambar yang telah disiapkan oleh guru peneliti. Guru peneliti
menampilkan beberapa rekaman/gambar mengenai peristiwa tawuran
anak sekolah di Jakarta yang terjadi di jalan raya. Setelah selesai
melihat tanyangan tersebut siswa diminta berkomentar bahkan banyak
diantara mereka yang sudah pernah melihat tawuran di televi.
Selanjutnya guru member tugas siswa untuk mendeskripsikan atau
menceritakan kembali apa yang telah diamati dan didengar tadi dengan
ejaan yang benar serta mampu mengungkapkan ide mereka dengan
bahasa sendiri.
Langkah berikutnya , peneliti mengadakan observasi sebagai
partisipan pasif terhadap kegiatan pembelajaran yang dipimpin oleh
guru. Peneliti tetap duduk di belakang supaya dapat mengamati
kegiatan proses belajar mengajar dengan menyeluruh. Kegiatan
observasi tersebut, diperoleh deskripsi mengenai kegiatan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
65
pembelajaran menulis deskripsi dengan pendekatan quantum learning
dengan urutan kegiatan sebagai berikut.
Guru mengawali proses kegiatan mengajar sebelumnya
mengadakan apersepsi dan mengadakan Tanya jawab mengenai materi
keterampilan menulis deskripsi yang telah disampaikan guru pada hari
Selasa, 6 November 2012 yang bertujuan untuk menyegarkan kembali
ingatan siswa terhadap materi yang akan dibahas nanti. Guru juga
menjelaskan mengenai tujuan dari pembelajaran menulis deskripsi
yang benarl, apa saja unsur-unsur yang perlu diperhatikan dalam
menulis deskripsi serta bagaimana ejaan, bentuk paragraph dan
penyusunan kalimat yang benar. Dari kegiatan tersebut terlihat guru
sudah berupaya untuk mengaktifkan siswa melalui pemberian
stimulant dan waktu yang memadai untuk mencoba memahami
bagaimana menulis deskripsi dengan tepat. Hasilnya lebih banyak
siswa yang aktif merespon secara tepat terhadap motivasi dari gurui.
Pada pertemuan selanjutnya Jumat 16 November 2012
dilaksanakan (pukul 07.00 – 08.10) selama dua jam pelajaran (2x35
menit). Guru mengajak siswa untuk mengamati tampilan LCD dengan
mengambil topik “Tawuran pelajar di Jakarta”. Siswa diminta untuk
mengamati dengan cermat rekaman tersebut dengan seksama. Setelah
selesai mengamati ternyata siwa antusias sekali terbukti dan tidak
sengaja semua saling mengeluarkan pendapat sendiri-sendiri karena
sering melihat kejadian itu ditelevisi.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
66
Setelah pengamatan tampilan tadi selesai, maka guru member tugas
siswa untuk memberi tanggapan, pendapat, dan komentar dari
peristiwa tadi dengan berdiskusi, dan selanjutnya langsung
dideskripsikan dengan tulisan sesuai demgan peristiwa yang
ditampilkan tadi.
Guru memberi motivasi kepada siswa untuk membacakan hasil
deskripsi tadi ke depan kelas. Berbeda dengan siklus terdahulu, siswa
sudah mulai berani membacakan hasil tulisannya, siswa yang lain
mencermati dan memberi komentar serta masukan.
Usaha pemberian reward, baik berwujud nilai tambahan maupun
pujian bagi siswa yang dapat mengemukakan pendapatnya dengan
tepat, ternyata terbukti mampu membangkitkan minat siswa untuk
mengungkapkan komentar mereka, serta merespon pertanyaan dari
guru. Suasana kelas mulai terlihat hidup ketika siswa melihat guru
memberikan reward berupa pujian dan nilai tambah pada siswa yang
mau memberi respon terhadap pertanyaan guru. Selanjutnya tampak
beberapa siswa yang mengakat tangan yang memberanikan diri untuk
menjawab pertanyaan guru. Terlihat jelas adanya interaksi dari guru
dan siswa. Sedangkan siswa yang belum bisa menjawab pertanyaan
dari guru, terlihat masih berdiskusi dengan teman sebangkunya tentang
jawaban-jawaban dari pertanyaan yang diajukan oleh guru.
Berdasarkan pengamatan peneliti, guru peneliti mampu
menerapkan pendekatan quantum learning dengan strategi shou not
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
67
tell dalam kegiatan menulis deskripsi dengan baik. Siswa sangat
tertarik dengan gaya gaya mengajar yang dilakukan guru karena
dengan menggunakan media yang menarik. Hal ini terbukti kelihatan
dari wajah siswa kelihatan senang sekali dan berantusias melihat
rekaman peristiwa yang ditampilkan dengan menggunakan LCD.
Sedangkan dari sisi lain, berdasarkan hasil pengamatan terhadap
proses belajar mengajar tersebut dapat dinyatakan keterampilan
menulis deskripsi sudah lebih baik disbanding siklus sebelumnya,
tentang diksi atau pilihan kata dan ejaan sudah mendekati benar
d. Tabel 4. Daftar Nilai Siswa: Kompetensi Menulis Deskripsi Siswa
Siklus I
MATA PELAJARAN : BAHASA INDONESIA
SEMESTER : I
KELAS : V
No NIS Nama Siswa
L
/
P
Bahasa
/Ejaan Isi
Teknik/
Sistematika Nilai
1. 1763 Adi Mauludin L 66 68 64 66
2. 1812 Setyawan Bangkit N L 70 67 67 68
3. 1819 Romadhon L 69 66 66 67
4. 1821 Adi Mardiansyah L 70 70 70 70
5. 1825 Dyta Marfuah P 70 72 74 72
6. 1827 Muhammad Risky L 70 69 68 69
7. 1828 Muhammad Arian Np L 69 67 65 67
8. 1829 Natasyadiva Asmara P 68 70 69 69
9. 1830 Ornais Saputri P 70 74 72 72
10. 1831 Shintya P 66 70 65 67
11. 1832 Silvia Kristi Anugrah P 68 66 70 68
12. 1834 Virlyana Noerchoirun P 68 66 67 67
13. 1835 Yoga Bagas P L 74 73 69 72
Rata-rata 68,7
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
68
Berdasarkan prolehan nilan keterampilan menulis di atas, disajikan tabel distribusi
frekuensi berikut ini :
Tabel
Distribusi Frekuensi
Nilai Keterampilan Menulis Deskripsi Siklus I
NILAI FREKUENSI
ABSOLUT RELATIF (%)
55-66 1 7,6
67-69 8 61,53
70-71 1 7,6
71-75 3 23
JUMLAH 13 24,92
Data yang telah disusun dalam daftar distribusi frekuensi di atas, kemudian
disusun dalam diagram batang. Sumbe mendatar menyatakan kelas interval dan
sumbu tegak menyatakan frekuensi. Data yang ditulis pada sumbu mendatar
adalah batas-batas kelas interval.
NILAI KETERAMPILAN MENULIS DESKRIPSI
0
10
20
30
40
50
60
70
55-66 67-69 70-71 71-75
Nilai Keterampilan MenulisDeskripsi
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
69
e. Analisis dan Refleksi
Proses pembelajaran menulis deskripsi dengan pendekatan
quantum learning siklus kedua dilaksanakan di ruang kelas (pertemuan
pertama) dan pertemuan kedua di ruang kelas V lagi yang
dilaksanakan hari Selasa 6 November 2012 (pertemuan pertama) dan
Jumat 9 November 2012 (pertemuan kedua) berjalan dengan lancar.
Siswa merespon dengan semangat dan antusias. Sedangkan dari siswa
berdasarkan hasil pengamatan terhadap proses belajar mengajar
tersebut dapat dinyatakan bahwa:
1. Guru sudah mampu menerapkan pendekatan quantum learning
dalam pembelajaran menulis. Terlihat dari penerapan media
alternative dan topic yang berbeda yang dapat digunakan untuk
menunjang pengajaran materi menulis deskripsi kepada siswa
terutama dalam penerapan pendekatan quantum learning dengan
prosedur TANDUR.
2. Guru dalam memberikan penjelasan sekarang posisinya tidak ada
di depan kelas lagi melainkan sekarang posisi guru sudah
berpindah-pindah tidak berfokus satu tampat saja, Jadi bisa
menyeluruh dalam memonitor siswa dalam pelaksanaan
pembelajaran.
3. Pada siklus kedua siswa yang antusias menjawab soal-soal (lisan
maupun tulis) sebanyak 10 (75%) anak, sedang 3 anak (25%)
lainnya diam saja saat diberi pertanyaan lisan. Makah al ini
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
70
merupakan bentuk usaha guru memberikan reward kepada siswa,
misalnya berupa pujian contohnya: baik sekali, bagus sekali, bisa
juga berupa nilai tambahan kepada siswa, atau bisa berupa barang,
missal buku tulis. Sehingga siswa merasa mendapat penghargaan
dan bangga.
4. Siswa yang aktif selama pemberian apresiasi sebanyak 9 (60%)
anak sedangkan yang 4 (40%) lainnya tampak masa bodoh hanya
berbicara dengan, bersendaguaru dengan temanya.
5. Siswa yang aktif selama kegiatan belajar mengajar (KBM)
berlangsung sebannyak 9 (70%) siswa, 4 (30%) siswa lainnya
kurang memperhatikan penjelasan guru.
6. Kemampuan menulis deskripsi sudah meningkat setelah
diterapkannya pendekatan quantum learning pada siswa.
7. Melihat hasil pekerjaan siswa didapat pencapaian nilai sudah
memenuhi KKM 7,00 diperoleh 10 (75%) sudah terampil menulis
deskripsi dengan pendekatan quantum learning dengan baik dan
memuaskan, sedangkan 3 (30%) siswa masih perlu perbaikan.
8. Tindakan II kali ini masih mempunyai beberapa kelemahan
terutama dari segi pendekatan quantum learning dengan
menerapkan multimedia. Kelemahan tersebut berupa:
a. Guru masih kesulitan dalam menerapkan pendekatan quantum
learning, karena hal ini baru dalam siklus kedua.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
71
b. Pada saat ditampilkan beberapa gambar/rekaman peristiwa itu,
siswa banyak yang bercerita sendiri karena diantara mereka ada
yang sudah pernah mengalami peristiwa yang sama.
c. Dari hasil analisis dan refleksi di atas, tindakan pada siklus II
dikatakan berhasil, akan tetapi belum mencapai hasil yang
maksimal secara keseluruhannya. Peningkatan memang terjadi
pada beberapa indikator yang telah ditentukan pada survai
awal. Nilai rata-rata sudah mencapai ketuntasan hasil belajar
(KKM=70). Dibandingkan dengan siklus I menulis deskripsa
siklus II, nilai rata-rata meningkat
d. Respon siswa terhadap pembelajaran cukup memuaskan.
Kekurangan-kekurangan yang terjadi pada siklus sebelumnya
dapat diatasi.
2. Siklus Kedua
a. Perencanaan
Kegiatan ini dilaksanakan pada hari Sabtu, 2 November 2008 ( pukul 08.00 –
09.00 WIB ) di kantor guru. Peneliti dan guru peneliti sepakat bahwa pelaksanaan
tindakan selanjutnya, pada siklus II akan dilaksanakan pada hari Jumat 9
November 2012 ( pertemuan pertama ) dan Selasa,13 November 2012 (
pertemuan kedua ). Kemudian peneliti dan guru mendiskusikan rancangan
tindakan yang akan dilakukan dalam proses penelitian selanjutnya. Dalam
kesempatan ini peneliti juga menyampaikan analisis hasil observasi terhadap
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
72
siswa kelas V yang dilakukan pada siklus I. Peneliti dan guru peneliti kemudian
mendiskusikan kelebihan dan kekurangan selama berlangsungnya proses
pembelajaran menulis quantum learning pada siklus I.
Untuk mengatasi berbagai kekurangan tersebut, akhirnya disepakati hal-hal yang
sebaiknya dilakukan oleh guru peneliti dalam mengajarkan materi menulis
pengalaman dengan pendekatan quantum learning dengan Topik “ Kenakalan
anak Sekolah “ pada siswa. Hal-hal yang perlu diperhatikan; yakni posisi guru
peneliti selama pelajaran berlangsung harus senantiasa berotasi agar guru dapat
mengamati perilaku seluruh siswanya, baik yang duduk di kursi bagian depan
maupun di bagian belakang. KBM dilakukan di ruang kelas ( pertemuan pertama )
dan ruang multi media ( pertemuan kedua ) milik SD N II Krisak, Kota Wonogiri
dengan pertimbangan di ruang tersebut tersedia sarana yang memadai juga tidak
terjadi kebosanan dalam pembelajaran.
Sedangkan, untuk mengurangi kekurangan dari sisi siswa, terutama keengganan
siswa untuk mengemukakan respon atas stimulus dari guru, serta mengemukakan
pendapat, komentar, dan tanggapan disepakati adanya pemberian reward/hadiah
kepada siswa yang aktif di kelas. Reward yang direncanakan berupa : nilai
tambahan, ungkapan-ungkapan pujian seperti; bagus sekali, baik sekali, baik, tepat
sekali, pemberian alat tulis dan meminta siswa dengan karya terbaik untuk maju
ke depan kelas. Hal ini dilakukan untuk memotivasi siswa agar lebih giat dalam
menulis pengalaman serta agar siswa menunjukkan eksistensinya selama
pembelajaran berlangsung. Jadi ada hubungan timbal balik antara guru peneliti
dan siswa dan pembelajaran tidak berlangsung searah.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
73
Selain itu yang sangat ditekankan dalam siklus II ini, guru peneliti juga akan
menambah pengetahuan siswa tentang langkah-langkah menulis, teknik, dan
strategi menulis. Hal ini dilakukan dengan pertimbangan setelah dianalisis hasil
karangan siswa masih bersifat memberitakan bukan menceritakan. Selain itu,
siswa di jelaskan bagaimana menentukan topik dan judul yang menarik dalam
menulis. Dilanjutkan menyusun kalimat dan paragraf dengan ejaan yang benar.
Bagaimana cara mengorganisasikan isi paragraf, penggunaan kata, penggunaan
tanda baca dan ejaan. Kemudian hasil tulisan mereka pada siklus sebelumnya
akan di bacakan dan bersama guru akan menganalisis salah satu tulisan untuk
diperbaiki dan dijadikan contoh.
Sebagai upaya mengatasi kelemahan dari teratasinya satu masalah pendekatan
quantum learning tersebut diharapkan mampu menutupi kekurangan dari masalah
yang lainnya. Peneliti dan guru peneliti kemudian menyusun rencana
pembelajaran menulis deskripsi dengan pendekatan quantum learning dengan
strategi show not tell untuk pertemuan selanjutnya. Strategi show not tell lebih
tepat digunakan karena bersifat menggambarkan dalam kegiatan menulis
pengalaman. Berdasarkan pertimbangan bersama, peneliti dan guru peneliti
kembali memberikan pembelajaran menulis pengalaman sesuai dengan silabus
KTSP kelas V. Pada siklus pertama guru peneliti menerapkan pendekatan
quantum learning dengan media gambar peristiwa yang terjadi dalam kehidupan
sehari-hari untuk membantu siswa mengingat kembali memori pengalamannya.
Pada kesempatan ini guru juga akan kembali menggunakan media pembelajaran
untuk membantu kelengkapan komponen quantum learning suatu media rekaman
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
74
dan gambar dengan menerapkan prosedur TANDUR bermediakan gambar “
Tawuran Antar Pelajar “ dengan diiringi musik “ Tahap perencanaan tindakan II
meliputi kegiatan sebagai berikut :
1) Peneliti bersama guru merancang skenario pembelajaran menulis deskripsi
untuk pertemuan kedua (Rabu, 14 November 2012 ) yakni dengan
langkah-langkah sebagai berikut:
a) Guru memberikan apersepsi dengan menggali pengalaman siswa berkaitan
dengan materi menulis deskripsi, serta menyegarkan kembali ingatan
siswa terhadap pembelajaran menulis deskripsi pada pertemuan yang lalu.
Guru menjelaskan tentang pemilihan kata, kalimat, paragraf dan kesalahan
penulisan terutama kaidah penggunaan ejaan yang benar berdasarkan hasil
tulisan mereka.
b) Guru memberi kesempatan kepada siswa untuk membacakan hasil
tulisannya di depan kelas di hadapan teman-temannya.
c) Dari hasil pekerjaan menulis mereka, ternyata tulisan pengalaman yang
mereka tulis bukan bersifat menggambarkan serta menceritakan kejadian
yang telah mereka alami, tetapi lebih bersifat kalimat memberitakan.
d) Siswa kemudian diajak menganalisis salah satu hasil tulisan mereka,
ternyata hasil yang diperoleh kurang memuaskan.
e) Guru menerangkan kepada siswa meteri menulis pengalaman dengan
strategi show not tell dalam pendekatan quantum learning.
f) Guru dan siswa melakukan refleksi terhadap proses belajar mengajar yang
telah dilakukan.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
75
Tahap perencanaan tindakan II pertemuan kedua ( Rabu, 13 November 2012 )
meliputi kegiatan sebagai berikut :
1) Peneliti bersama guru merancang skenario pembelajaran menulis deskripsi
untuk pertemuan pertama ( Jumat, 16 November 2012 ).
a) Guru peneliti mengadakan apersepsi untuk menggali ingatan siswa
mengenai pembelajaran lalu yaitu, menulis pengalaman melalui
pendekatan quantum learning dengan prosedur TANDUR.
b) Guru peneliti menampilkan gambar rekaman serta foto-foto Kenakalan
Pelajar yang terjadi beberapa hari yang lalu sambil mengajak siswa
menyanyikan lagu “ Satu Nus Satu Bangsa “.
c) Siswa mengamati dan mengingat-ingat kembali kejadian tersebut.
d) Guru menyuruh siswa untuk menjawab beberapa pertanyaan yang
berkaitan dengan kejadian yang mereka alami/lihat.
e) Guru menyuruh siswa menuliskan kembali pengalaman mereka dengan
strategi penulisan show not tell yang telah diajarkan oleh guru.
f) Guru menyuruh beberapa siswa untuk membacakan hasil karyanya di
depan kelas.
g) Guru mengadakan refleksi pembelajaran hari ini.
2) Guru menyusun rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) untuk materi
menulis pengalaman.
3) Peneliti dan guru peneliti mempersiapkan media pembelajaran gambar
tampilan LVCD terkait dengan topik “Kenakalan Pelajar “.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
76
4) Peneliti dan guru peneliti menyusun instrumen penelitian, yakni berupa tes
dan nontes. Instrumen tes dinilai dari hasil pekerjaan siswa dalam menulis
deskripsi dan beberapa soal pendukung. Sedangkan instrumen nontes
dinilai berdasarkan pedoman observasi yang dilakukan oleh peneliti
dengan mengamati sikap siswa selama pembelajaran berlangsung.
5) Dalam pembuatan Rencana Persiapan Pengajaran penilaian proses untuk
siswa berdasarkan lembar penilaian proses yang disediakan sebagai
berikut.
b. Pelaksanaan
Tindakan siklus II pertewmuan pertama dilaksanakan pada hari Jumat, 16
November 2012 (pukul 07.15- 08.25 WIB) selama dua jam pelajaran (2x35 menit)
di ruang kelas V SDN 2 Krisak. Dalam pelaksanaan tindakan II pertemuan
pertama ini, guru mengaplikasikan solusi yang telah disepakati dengan peneliti
untuk mengatasi kekurangan pada proses pembelajaran menulis deskripsi dalam
siklus I, yaitu guru menjelaskan bentuk-bentuk kesalahan siswa dalam hal
pemilihan kalimat. Kemudian beberapa siswa disuruh untuk membacakan
tulisannya di depan kelas. Dengan melihat kenyataan hasil tulisan siswa yang
masih belum memuaskan serta bersifat kalimat berita, akhirnya guru menerapkan
pemberian materi menulis deskripsi dengan pendekatan quantum learning. dipilih
guru peneliti dalam menulis deskripsi dengan pertimbangan kalimat yang
dihasilkan bersifat menggambarkan. Pada saat itu peneliti melakukan observasi
terhadap proses pembelajaran dengan menempatkan diri di paling belakang yang
bertindak sebagai partisipan pasif.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
77
Tindakan II pertemuan kedua ini dilaksanakan pada hari Jumat, 23
November 2012 (pukul 07.15-08.25 WIB) selama 2 jam pelajaran (2x35menit),
media pembelajaran gambar tampilan LVCD terkait dengan topic (Kenakalan
Pelajar”. Kegiatan belajar mengajar diawali dengan pendahuluan, dengan
menyanyikan lagu “Satu Nusa Satu Bangsa”. Adapun urutan pelaksanaan
tindakan tersebut sebagai berikut :
1. Guru membuka pelajaran dengan memotivasi dan antusias siswa dalam
mengikuti pembelajaran di kelas dengan mengajak siswa untuk mengamati
tampilan LVCD yang berisi rekaman/ foto/ gambar dari Koran dengan
topic “ Kenakalan Pelajar” sambil menyanyikan lagu “Satu Nusa Satu
Bangsa”. Hal ini dilakukan untuk menumbuhkan minat belajarnya sebagai
bentuk prosedur dalam quantum learning T (tumbuhan).
2. Guru peneliti mengadakan refleksi pada kegiatan awal tadi terkait dalam
kejadian kebakaran, siswa harus menjawab beberapa pertanyaan yang
dibagikan oleh guru. Guru peneliti mengadakan tanya jawab kepada siswa
terkait apa yang telah mereka alamai/ lihat dalam peristiwa sesuai
rekaman/foto/gambar yang telah ditampilkan misalnya hal yang
ditanyakan, “Aapa saja yang kalian lihat dalam peristiwa tersebut?”,
“Bagaimana perasaan kalian waktu melihat peristiwa tersebut?”. Langkah
ini merupakan bentuk prosedur alami (A: alami).
3. Guru menjabarkan garis besar pembelajaran hari ni yang menerapkan
pendekatan quantum learning dengan mengamati tampilan LVCD yang
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
78
berisi rekaman/foto/gambar dari Koran “ Kenakalan Pelajar” serta
menjelaskan tugas yangharus dilakukan siswa kali ini.
4. Siswa menjawab beberapa pertanyaan yang berhubungan dengan peristiwa
yang telah mereka alami, misalnya apertanyaan “Kapan terjadinya
peristiwa kebakaran pasar Madiun?, Kira-kira pukul berapa pasar besar
tersebut terbakar?, Bagaimanakah nasib para pedagang pasar tersebut?”
ada siswa yang menjawab sesuai dengan informasi yang telah mereka
terima. Langkah ini sebagai bentuk prosedur (N :namai). Guru dan siswa
mendata kejadian-kejadian yang telah mereka lihat waktu itu.
5. Siswa mengamati dan mengingat-ingat kejadian yang mereka alami
tersebut.
6. Guru menyuruh siswa menuliskan kembali pengalaman tersebut dengan
bahasa sendiri dengan strategi show not tell. Langkah ini sebagai bentuk
prosedur (D : demonstrasikan), siswa disuruh mendemonstrasikan dalam
bentuk menulis, disaat menulis mereka juga saling bercerita mengenai
pengalaman yang mereka lihat atau juga mereka dengar.
7. Guru menyruh beberapa siswa untuk membacakan hasil karyanya di depan
kelas dengan intonasi yang jelas dan tepat. Siswa dengan sukarela
membacakan hasil pekerjaan mereka di depan kelas
8. Murid yang telah selesai membaca diberi appalausi dan pembelajaran
diakhiri dengan menyanyikan lagu” Satu Nusa Satu Bangsa”. Langkah ini
sebagai bentuk prosedur (R: rayakan)
9. Guru mengadakan refleksi pembelajaran hari ini.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
79
c. Observasi dan Interpretasi
Peneliti mengamati guru peneliti yang sedang mengajar dengan materi
kemampuan menulis deskripsi. Pengamatan ini dilaksanakan pada hari Jumat, 16
November 2012 (pertemuan pertama) dan Jumat, 23 November 2012 (pertemuan
kedua). Peneliti mengamati guru peneliti yang sedang mengajar siswa kelas V di
ruang kelas V dan ruang multimedia SDN II Krisak, Selogiri, Wonogiri peneliti
duduk di bagian belakang. Kegiatan observasi ini dimaksudkan untuk
mendeskripsikan apakah kekurangan-kekurangan teknik pengajaran pada siklus I
sudah bisa teratasi atau belum.
Seperti pelaksanaan sebelumnya pada pertemuan pertama dalam siklus II
di ruang kelas V, guru peneliti akan mengajarkan materi keterampilan menulis
Jumat, 23 November 2012 pukul 07.15-08.25 WIB
Kegiatan SIKLUS II : Salah satu siswa yang bernama Bangkit
menyerahkan hasil diskusi kepada guru tentang menulis deskripsi
dari gambar yang ditayangkan tentang peristiwa yang terjadi
dalam kehidupan sehari-hari
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
80
deskripsi menggunakan pendekatan quantum learning dengan strateri show not
tell. Hal ini dilakukan dengan mengoreksi hasil pekerjaan menulis siswa ternyata
masih bersifat memberitakan. Siswa diajak guru untuk menganalisis haisl
karangan mereka secara bersama-sama dengan menerapkan strategi show not tell
dengan penggunaan ejaan yang baku.
Pada pertemuan berikutnya dilanjutkan dengan penggunaan ruang
multimedia yang berupa rekaman/gambar yang telah dipersiapkan sebelumnya.
Guru peneliti menampilkan beberapa rekaman./gambar mengenai peristiwa yang
terjadi dalam kehidupan sehari-hari. Setelah melihat tampilan tersebut siswa
diminta berkomentar bahkan banyak diantara mereka mengalami kejadian itu,
kemudian siswa langsung diberi tugas untuk menulis deskripsi berdasarkan cerita,
pengalaman, dan pengamatan, yang mereka alami tersebut dengan ejaan yang
benar sert amampu mengungkapkan ide mereka dengan bahasa sendiri.
Sementara itu, peneliti mengadakan observasi sebagai partisipan pasif
terhadap kegiatan pembelajaran yang dipimpin oleh guru. Peneliti tetap duduk di
belakang siswa agar bisa mengamati jalannya pembelajaran secara menyeluruh.
Kegiatan observasi tersebut, diperoleh deskripsi mengenai jalannya kegiatan
pembelajaran menulis deskripsi dengan pendekatan quantum learning dengan alur
kegiatan sebagai berikut.
Guru mengawali proses pembelajaran dengan memberikan apersepsi dan
melakukan tanya jawab terhadap siswa seputar materi kemampuan menulis
deskripsi yang telah disampaikan oleh guru pada hari Jumat, 16 November 2012
yang tujuannya untuk menyegarkan kembali ingatan siswa terhadap materi yang
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
81
akan dibahas. Guru juga menjelaskan mengenai tujuan dari pembelajaran menulis
deskripsi yang akan mereka lakukan hari itu, yaitu bagaimana menulis deskripsi
yang benar dengan strategi show not tell, apa saja unsur-unsur yang perlu
diperhatikan dalam menulis pengalaman serta bagaimana ejaan, bentuk paragraph
dan penyusunan kalimat yang benar. Dari kegiatan tersebut terlihat bahwa guru
sudah berupaya untuk lebih mengaktifkan siswa melalui pemberian stimulus dan
waktu yang memadai untuk mencoba memahami bagaimana menulis deskripsi
dengan tepat. Hasilnya, lebih banyak siswa yang aktif merespon secara tepat
terhadap stimulus-stimulus dari guru. Selain itu, guru sudah tidak terlihat lagi
mendominasi kelas. Pada pertemuan selanjutnya Selasa, 20 November 2012
dilaksanakan pukul 07.15-08.25 WIB selama dua jam pelajaran (2x25 menit).
Guru mengajak siswa untuk mengamati tampilan LVCD dengan mengambil topik
“Kebakaran Pasar Besar Madiun” dengan diiringi lagu „ Satu Nusa Satu Bangsa”.
Siswa diminta untuk mengamati dan mencermati rekaman/gambartersebut dengan
seksama. Setelah selesai mengamati, siswa salinmg bercerita dengan temannya
karena ada yang melihat peristiwa tersebut pernah dialami.
Setelah mengamati tampilan tersebut, guru minta siswa untuk
mengemukakan komentar, pendapat, gagasan, dan tanggapan mengenai peristiwa
tersebut. Selesai mendiskusikan tampilan tersebut guru menugasi siswa untuk
langsung membuat tulisan deskripsi sesuai dengan peristiwa yang telah mereka
lihat dan dialami.
Guru memotivasi beberapa siswa untuk membacakan hasil menulis
deskripsinya di depan kelas setelah selesai mengerjakan. Berbeda dengan siklus
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
82
terdahulu, siswa sudah mulai berani membacakan hasil tulisannya. Guru minta
siswa yang lain untuk mencermati dan memberikan komentar dan masukan.
Usaha pemberian reward, baik berwujud nilai tambahan maupun pujian
bagi siswa yang dapat mengemukakan pendapatnya dengan tepat, ternyata
terbukti mampu membangkitkan minat siswa untuk mengungkapkan komentar
mereka, serta merespon pertanyaan dari guru secara sukarela.
Suasana kelas mulai terlihat hidup ketika siswa melihat guru memberikan
reward berupa pujian dan nilai tambah pada siswa yang mau memberi respon
terhadap pertanyaan guru. Selanjutnya, tampak beberapa orang siswa yang
mengangkat tangan untuk mengajukan diri menjawab pertanyaan dari guru.
Terlihat jelas adanya interaksi dari guru dan siswa. Sedangkan, siswa yang belum
mampu menjawab pertanyaan dari guru, terlihat berdiskusi dengan teman
sebangkunya tentang jawabn-jawaban atas pertanyaan yang diajukan oleh guru.
Berdasarkan pengamatan peneliti, guru peneliti mampu menerapkan
pendekatan quantum learning dengan strategi show not tell dalam kegiatan
menulis pengalamann dengan baik. Hal itu terlihat dengan raut wajah mereka
yang sangat amtusias melihat tampilan yang disuguhkan.
Sedangkan dari sisi siswa berdasarkan hasil pengamatan terhadap proses
belajar mengajar tersebut dapat dinyatakan kemampuan menulis deskripsi sudah
lebih baik disbanding siklus sebelumnya, terkait dari segi EYD dan pemilihan
kalimat sudah hamper tepat.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
83
d. Tabel 5. Daftar Nilai Siswa : Kompetensi Menulis Deskripsi Siswa
Siklus II
MATA PELAJARAN : BAHASA INDONESIA
SEMESTER : I
KELAS : V
No NIS Nama Siswa
L
/
P
Bahasa
/Ejaan Isi
Teknik/
sistematika Nilai
1. 1763 Adi Mauludin L 68 70 69 69
2. 1812 Setyawan Bangkit N L 71 72 70 71
3. 1819 Romadhon L 72 70 70 71
4. 1821 Adi Mardiansyah L 72 73 71 72
5. 1825 Dyta Marfuah P 73 75 77 75
6. 1827 Muhammad Risky L 72 72 72 72
7. 1828 Muhammad Arian Np L 71 69 70 70
8. 1829 Natasyadiva Asmara P 72 70 71 71
9. 1830 Ornais Saputri P 75 78 75 76
10. 1831 Shintya P 69 71 70 70
11. 1832 Silvia Kristi Anugrah P 71 70 72 71
12. 1834 Virlyana Noerchoirun P 72 70 71 71
13. 1835 Yoga Bagas P L 78 76 74 76
Rata-rata 71,9
Tabel
Distribusi Frekuensi
Nilai Keterampilan Menulis Deskripsi Siklus II
NILAI FREKUENSI
ABSOLUT RELATIF (%)
55-70 3 23
71-73 7 53
74-76 3 23
JUMLAH 13 33
Data yang telah disusun dalam daftar distribusi frekuensi di atas, kemudian
disusun dalam diagram batang. Sumber mendatar menyatakan kelas interval dan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
84
sumbu tegak menyatakan frekuensi. Data yang ditulis pada sumbu mendatar
adalah batas-batas kelas interval.
NILAI KETERAMPILAN MENULIS DESKRIPSI
e. Analisis dan Refleksi
proses pembelajaran menulis deskripsi dengan pendekatan quantum
learning siklus kedua dilaksanakan di ruang kelas (pertemuan pertama) dan di
ruang multimedia (pertemuan kedua) SDN II Krisak, Selogiri, Wonogiri yang
dilaksanakan hari Jumat, 16 November 2012 (pertemuan pertama) dan Selasa 20
November 2012 (pertemuan kedua) berjalan dengan lancar. Siswa merespon
dengan semangat dan antusias.. Sedangkan dari sisi siswa berdasarkan hasil
pengamatan terhadap pengamatan proses belajar mengajar tersebut dapat
dinyatakan bahwa :
0
10
20
30
40
50
60
55-70 71-73 74-76
Nilai Keterampilan Menulis Deskripsi
Nilai Keterampilan MenulisDeskripsi
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
85
1. Guru sudah mampu menerapkan pendekatan quantum learning
dalampembelajar menulis. Terlihat dari penerapan media alternative dan
topic yang berbeda yang dapat digunakan untk menunjang pengajaran
materi menulis deskripsi kepada siswa terutama dlaam menerapkan
pendekatan quantum learning dengan prosedur TANDUR.
2. Posisi guru sudah tidak lagi berada di depan kelas dalam memberikan
penjelasan. Guru sudah mau mengelilingi untuk memonitor siswa dalam
pelaksanaan pembelajaran. Jadi siswa yang duduk di posisi belakang bisa
terkontrol dan aktif dalam mengikuti pembelajaran.
3. Pelaksanaan siklus kedua siswa yang antusias menjawab soal-soal (lisan
maupun tulis) sebanyak 9 (75%) anak, sedangkan 4 anak (25%) lainnya
diam saja saat diberi pertanyaan lisan. Hal ini merupakan bentuk usaha
guru memberikan reward kepada siswa, misalnya berupa pujian seperti :
bagus sekali, baik sekali, tepat sekali, bisa juga berupa nilai tambahan
kepada siswa, ataupun perlengkapan tulis sehingga siswa terlihat antisias.
4. Siswa yang aktif selama pemberian apresiasi sebanyak 8 (60%) anak,
sedangkan 5 (40%) lainnyatampak diam, berbicara dengan temannya, dan
juga bermain sendiri.
5. Siswa yang aktif selama kegiatan belajar mengajar (KBM) berlangsung
sebanyak 9 (70%) anak, sedangkan 4 (30%) anak lainnya kurang
memperhatikan penjelasan dari guru.
6. Kemampuan menulis deskripsi sudah meningkat setelah diterapkannya
strategi show not tell pada siswa.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
86
7. Berdasarkan hasil pekerjaan siswa terdapat pencapaian nilai siswa sudah
memenuhi KKM 7,00 diperoleh 10 (75%) siswa sudah mampu menulis
deskripsi dengan strategi show not tell dengan baik dan memuaskan,
sedangkan 3 (25%) siswa sisanya masih perlu perbaikan.
8. Tindakan II kali ini masih mempunyai beberapa kelemahan terutama dari
segi pendekatan quantum learning dengan menerapkan multimedia.
Kelemahan tersebut berupa :
a. Guru masih kesulitan dalam menerapkan strategi show not tell dalam
pendekatan quantum learning, karena hal ini baru dalam siklus kedua.
b. Pada saat ditampilkan rekaman/gambar peristiwa itu, siswa banyak
yang bercerita sendiri karena diantara mereka ada beberapa siswa yang
mengalami kejadian pertengakaran dengan teman.
c. Berdasarkan hasil analisis dan refleksi diatas, tindakan pada siklus
kedua dikatakan berhasil akan tetapi belum mencapai hasil yang
maksimal secara keseluruhan. Peningkatan memang terjadi pada
beberapa indicator yang telah ditentukan pada survey awal. Nilai rata-
rata sudah mencapai ketuntasan hasil belajar KKM = 70.Dibandingkan
dengan nilai siklus I menulis deskripsi siklus II, nilai rata-rata
meningkat sebesar 3,2 point dari 68,7 menjadi 71,9 nilai tertinggi 76
diraih oleh 2 siswa adapun nilai terendah siswa adalah 69 diperoleh 1
siswa.
d. Respon siswa terhadap pembelajaran cukup memuaskan kekurangan-
kekurangan yang terjadi pada siklus sebelumnya telah dapat diatasi.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
87
3. Siklus Ketiga
a. Perencanaan
Bertolak dari hasil analisis dan refleksi tindakan siklus II,
peneliti bersama guru yang bersangkutan kembali mengadakan diskusi
untuk mengatasi kekurangan yang ada pada siklus sebelumnya untuk
diterapkan pada siklus III. Pada pelaksanaan siklus II pembelajaran
dengan pendekatan quantum learning sudah mulai kelihatan
keberhasilannya. Dalam memberikan solusi dalam permasalahan
kesulitan menulis deskripsi pada siswa klas V. Kegiatan diskusi
dilaksanakan Selasa, 16 November 2012 (pukul 09.30) di ruang guru
SDN II Krisak, Selogiri, Wonogiri.
Peneliti dan guru peneliti berdiskusi dan menganalisis semua
kekurangan dan kelebihan pada siklus II. Peneliti dan guru akhirnya
menyepakati akhirnya untuk siklus selanjutnya guru akan menerapkan
teknik self correction sebagai upaya perbaikan tulisan siswa. Peneliti dan
guru juga menetapkan jadwal penelitian selanjutnya yaitu Jumat, 20
November 2012 dan Selasa, 23 November 2012
Tahap perencanaan tindakan III pertemuan pertama (Selasa,27
November 2012) meliputi kegiatan sebagai berikut:
1) Peneliti bersama guru merancang scenario pembelajaran menulis
deskripsi dengan pendekatan quantum learning , yaitu dengan
langkah-langkah sebagai berikut:
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
88
a. Guru memberikan apersepsi dengan menggali pengalaman
siswa sebagai upaya menyegarkan kembli ingatan siswa
terhadap pembelajaran menulis deskripsi pada pertemuan yang
lalu.
b. Guru membagikan hasil pekerjaan siswa pada siklus I dan
siklus II . Pekerjaan siswa pada siklus I telah diteliti oleh guru
dan peneliti dengan cara memberikan tanda koreksi pada
pekerjaan yang salah, misalnya ejaan, tanda baca, sedangkan
pekerjaan siswa dalam siklus II telah dikoreksi guru dan
peneliti tetapi tidak diberi tanda koreksi secara detail.
c. Guru menjelaskan tentang kalimat, paragraf dan ejaan
berdasarkan hasil tulisan siswa
d. Guru bersama siswa menerapkan teknik self correction dalam
menganalisis tulisan siswa.
e. Siswa menganalisis pekerjaan mereka dengan membandingkan
tulisan mereka pada siklus I dan siklus II.
f. Siswa memperbaiki kesalahan penulisan deskripsi mereka.
g. Guru menyuruh siswa supaya mengumpulkan pekerjaannya.
h. Guru mengadakan refleksi pembelajaran dan menutup
pelajaran.
Tahap perencanaan tindakan II pertemuan kedua (Selasa,13
November 2012) meliputi kegiatan sebagai berikut:
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
89
a) Guru mengadakan apersepsi untuk menggali ingatan siswa
mengenai pembelajaran yang lalu yang ada hubungannya dengan
pendekatan quantum learning dengan strategi show not tell
b) Guru menampilkan rekaman VCD tawuran palajar di Jakarta .
c) Siswa mengamati peristiwa tersebut dengan cermat.
d) Guru menyuruh siswa untuk menjawab beberapa pertanyaan yang
ada hubungannya dengan peristiwa yang baru saja diamati.
e) Guru menyuruh siswa untuk menulis kembali peristiwa yang telah
diamati dengan teknik penulisan shou not tell yang telah diajarkan
oleh guru.
f) Guru menyuruh salah satu siswa untuk membacakan hasil
karyanya di depan kelas temannya mendengarkan.
g) Guru mengadakan refleksi pembelajaran.
2) Guru menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) untuk
materi menulis deskripsi.
3) Peneliti dan guru mempersiapkan media pembelajaran VCD
dengan mengambil topik Kenakalan remaja di Jakarta yang
berhubungan dengan pendidikan karakter.
4) Peneliti dan guru menyusun instrument penelitian, yaitu berupa tes
dan nontes. Instrumen tes dinilai dari hasil pekerjaan siswa dalam
menulis deskripsi dan beberapa soal pendukung. Sedangkan
Instrumen nontes dinilai berdasarkan pedoman observasi yang
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
90
dilakukan oleh peneliti dengan mengamati sikap siswa selama
pembelajaran berlangsung.
5) Dalam pembuatan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)
penilaian proses untuk siswa berdasarkan lembar penilaian proses
yang disediakan sebagai berikut.
Dari kegiatan diskusi disepakati pula bahwa tindakan dalam siklus II dilaksanakan
dalam dua kali pertemuan yaitu pada hari Jumat, 16 November 2012 dan Selasa
November 2012
b. Pelaksanaan
Tindakan III pertemuan pertama dilaksanakan pada hari Selasa, 6
November 2012 (pukul 07.15-08.25 WIB) selama dua jam pelajaran (2x35
menit) di ruang kelas V SDN II Krisak, Selogiri, Wonogiri. Dalam pelaksanaan
tindakan III ini guru mengaplikasikan solusi yang sudah disepakati dengan
peneliti untuk mengatasi kekurangan pada proses pembelajaran menulis deskripsi
dalam siklus II, sedangkan peneliti melakukan observasi terhadap proses
pembelajaran.
Kegiatan proses belajar mengajar diawali dengan pendahuluan, guru
menyapa siswa dan melakukan presensi. Kemudian guru memberi apersepsi serta
menyegarkan kembali pikiran siswa tentang materi yang telah dibahas pada
pertemuan yang lalu masalah menulis deskripsi dengan strategi show not tell.
Guru juga menyinggung tentang tata kalimat dalam penyusunan paragraph yang
benar. Guru mengadakan Tanya jawab kepada siswa mengenai materi menulis
deskripsi. Pendahuluan ini dilakukan selama 10 menit.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
91
Guru membagikan hasil tulisan siswa pada siklus I dan siklus II.
Pekerjaan siswa pada siklus I telah diteliti oleh guru dan peneliti dengan cara
member tanda koreksi pada tulisan yang salah, sedangkan pekerjaan siswa pada
siklus II telah dikoreksi guru dan peneliti tetapi tidak diberi tanda koreksi secara
detail.
Kegiatan guru selanjutnya siswa diajak untuk menerapkan pada pekerjaan
siswa. Siswa menganalisis kesalahan-kesalahan mereka dalam siklus I. Ada
beberapa pertanyaan dari siswa mwngenai tanda-tanda koreksi yang digunakan
peneliti dan guru. Guru peneliti menjelaskan maksut tanda tersebut dan
memberikan petunjuk mengenai hal-hal yang disalahkan peneliti dan guru
peneliti. Selanjutnya mereka membaca dan menganalisis kesalahan-kesalahan
ejaan dan tata kalimat pada hasil tulisan mereka dalam siklus II. Kesalahan-
kesalahan tersebut didata oleh siswa dan dicari solusinya untuk dipecahkan
bersama. Siswa kelihatan aktif dalam pelaksanaan teknik self correction kali ini.
Setelah selesai menganalisis tulisan sendiri, guru meminta siswa untuk
mengumpulkan kembali pekerjaannya.
Tindakan ke III pertemuan kedua dilaksanakan pada hari Jumat, 30
November 2012 (pukul 07.00-08.10 WIB) selama 2 jam pelajaran (2x35 menit).
Seperti tindakan-tindakan sebelumnya di ruang kelas V telah dipersiapkan
instrument-instrumen yang akan digunakan sebagai pelengkap pembelajaran
dalam pendekatan quantum learning, sebagai bentuk upaya mengajak siswa untuk
terampil menulis deskripsi yang akan dilaksanakan pada siswa kelas V. Adapun
urutan pelaksanaan tindakan sebagai berikut.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
92
1. Guru membuka pelajaran dengan memotivasi siswa untuk mengamati
tampilan gambar-gambar suatu peristiwa yang terjadi dalam kehidupan
sehari-hari. Hal ini dilakukan dengan tujuan untuk menumbuhkan minat
belajar siswadan memunculkan karakter bangasa dalam diri anak.
Langkah tersebut dalam pendekatan uanqtum learning sebagai bentuk
penerapan prosedur T (tumbuhkan).
2. Guru peneliti mengadakan refleksi pada kegiatan awal tadi terkait dalam
peristiwa yang terjadi yaitu kenakalan anak sekolah di Jakartya dan
peristiwa yang lain. Kemudian siswa harus menjawab beberapa
pertanyaan yang dibagikan oleh guru. Guru peneliti mengadakan Tanya
jawab kepada siswa yang ada hubungannya dengan gambar peristiwa
yang pernah dialami dalam kehidupan sehari-hari yang telah
ditampilkan. Misalnya, coba setelah kamu mengamati rekaman/gambar
tadi, pristiwa apa yang paling kamu sukai?, Langkah ini dalam
pendekatan quantum learning sebagai bentuk penerapan prosedur (A:
alami).
3. Guru menjabarkan garis besar pembelajaran hari ini yang menerapkan
pendekatan quantum learning dengan mengamati tampilan VCD yang
berisi beberapa peristiwa yang biasa terjadi dalam kehidupan sehari-hari,
serta menjelaskan tugas yang harus dikerjakan hari ini.
4. Guru bertanya dan siswa mencatat peristiwa-peristiwa yang telah
diamati tadi. Peristiwa apa yang terjadi pada gambar pertama? Ada yang
menjawab tawuran pelajar. “Di mana peristiwa itu terjadi?” Langkah ini
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
93
dalam pendekatan quantum learning sebagai bentuk penerapan prosedur
(N: namai).
5. Siswa mengamati dan mengingat-ingat peristiwa yang mereka alami
tersebut bertukar informasi dari pengamatan yang diperoleh. Langkah
ini dalam pendekatan quantum learning sebagai bentuk penerapan
prosedur (D: demonstrasiu)
6. Guru memberi tugas siswa untuk menulis kembali peristiwa tersebut
dengan bahasanya sendiri dengan mendeskripsikan gambar tadi dengan
strategi show not tell. (U: ulangi)
7. Guru member tugas kepada beberapa siswa untuk membacakan hasil
tulisannya di dipan kelas denga lafal dan intonasi yang jelas dan tepat.
8. Siswa yang sudah selesai membaca diberi appalaus dan pembelajaran
diakhiri dengan menyanyikan lagu “Halo-halo Bandung” dan
memberikan reward/hadiah bagi siswa yang mendapat nilai
memuaskan.
9. Guru mengadakan refleksi pembelajaran hari ini.
Guru mengawali pembelajaran hari ini dengan ucapan salam kepada
siswa dan mengadakan presensi kehadiran siswa. Selanjutnya guru
memberikan reward berupa alat tulis yang memperoleh nilai tertinggi
(76) kepada 2 orang siswa yang telah menyelesaikan tugas siklus II
dengan baik. Siswa kelihatan antusias menantikan penerima reward kali
ini. Maka guru berpesan kepada siswa menulis deskripsi dengan baik
agar mendapat penghargaan dari sekolah atau dari instansi lain .
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
94
c. Observasi dan Interpretasi
Selama pelaksanaan tindakan III ini, Selasa 9 November 2012 dan
Jumat, 9 November 2012, peneliti akan mengamati jalannya proses pembelajaran
dengan menjadi partisipan pasif yang duduk di belakang. Dari kegiatan ini,
peneliti mencatat bahwa proses pembelajaran berjalan dengan baik, terbukti guru
sudah terampil dalam memimpin jalannya proses belajar mengajar secara jelas
dan terencana. Siswa terlihat tertib dalam mengikuti kegiatan belajar mengajar.
Seperti pada pertemuan sebelumnya guru mengawali pelajaran dengan
menjelaskan materi menulis deskripsi. Guru mengajak siswa untuk mengingat
kembali materi menulis deskripsi yang lalu. Pada kesempatan ini guru juga
menyampaikan kembali tentang tata kalimat dalam penyusunan paragraph.
Pada pertemuan kali ini materi yang diajarkan tetap sama yaitu
keterampilan menulis deskripsi dengan pendekatan quantum learning. Setelah
Selasa, 6 November 2012 pukul 07.15-08.25 WIB
Kegiatan SIKLUS III : Guru memberikan reward/hadiah kepada
siswa yang memperoleh nilai terbaik dalam menulis deskripsi
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
95
selesai menyampaikan materi, guru menyuruh siswa untuk mengadakan teknik
self correction dengan harapan siswa mengetahui secara langsung kesalahan
penulisan yang mereka lakukan. Dari pengalaman secara langsung ini, guru
bermaksut untuk mengingatkan siswa agar tidak mengulangi lagi kesalahan yang
pernah dilakukan.
Untuk pertemuan berikutnya, guru membagikan reward berupa alat
tulis pada 5 siswa yang telah menulis quantum learning dengan baik. Selanjutnya
guru mengajak siswa untuk mengamati rekaman VCD acara kenakalan pelajar di
Jakarta. Siswa terlihat antusias melihat dan mengamati peristiwa yang
ditayangkan oleh guru merupakan hal baru yang belum pernah mereka lihat ,
maka siswa kelihatan semangat. Pembelajaran di ruang kelas V SDN II Krisak,
Selogiri, Wonogiri. Siswa diberi kebebasan untuk memilih tempat duduk sendiri-
sendiri sesuai dengan keinginan tidak harus tempat duduknya semula pokoknya
yang nyaman. Pada kegiatan ini diterapkan prosedur TANDUR dengan langkah
sesuai dengan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP). Siswa kemudian
disuruh untuk menuliskan kembali apa yang telah kamu lihat dan amati tersebut
dengan ketentuan yangtelah disepakati pada pertemuan sebelumnya. Guru juga
menekankan bahwa siswa jangan lagi mengulangi kesalahan yang telah mereka
ketahui dan telah mereka perbaiki. Setelah mereka selesai menulis, guru
menunjuk siswa untuk membacakan hasilnya di depan kelas. Ada beberapa siswa
yang mau maju tanpa ditunjuk. Siswa lainnya menyimak dan memberikan
komentar mengenai pembacaan tulisan teman mereka.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
96
Selanjutnya siswa dimintai pendapat maupun komentar seputar
peristiwa yang telah mereka lihat. Siswa dan guru melakukan tanya-jawab seputar
kesan dan perasaan mereka melihat kegiatan tawuran antar pelajar yang ada dalam
rekaman VCD tersebut. Media perlengkap pembelajaran dalam quantum learning
dipilih guru peneliti dengan pertimbangan untuk memunculkan sikap
nasionalisme dan patriotism dalam diri siswa. Siswa terlihat aktif dalam
menanggapi setiap pertanyaan yang diajukan oleh guru.
Guru meminta siswa untuk mengumpulkan hasil pekerjaannya,
kemudian memanfaatkan waktu yang tersisa dengan memberi kesempatan pada
siswa untuk bertanya. Setelah beberapa saat tidak ada siswa yang menejukan
pertanyaan, guru mengakhiri kegiatan pebelajaran hari itu sambil mengajak siswa
menyanyikan lagu “Maju Tak Gentar”,dengan disertai pemberitahuan bahwa
penelitian yang dilaksanakan peneliti dan guru di kelas mereka berakhir. Guru
memberikan kesempatan kepada peneliti untuk mengucapkan terima kasih pada
siswa yang telah bersedia membantu dalam penelitian ini.
Berdasarkan haisl pengamatan terhadap proses belajar mengajar
tersebut dapat dinyatakan bahwa :
1) Siswa yang aktif selama pemberian apresiasi sebanyak 9 (70%) anak,
sedangkan 4 (30%) anak lainnya tampak diam, dan berbicara dengan lainnya.
2) Siswa yang aktif selama kegiatan belajar mengajar (KBM) berlangsung
seanyak 10 (75%) anak, sedangkan 3 (25%) anak lainnya kurang
memperhatikan penjelasan dari guru.
3) Siswa yang antusias menjawab soal-soal (lisan maupun tulis) sebanyak 8
(70%) anak, sedangkan 5 (30 %) anak lainnya diam saja saat diberi
pertanyaan lisan dan tidak sungguh-sungguh saat diminta menulis.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
97
4) Hasil pekerjaan siswa sudah mampu mencapai ketuntasan minimal 7.00,
diperoleh 10 (75%) siswa sudah mampu menulis deskripsi dengan baik dan
memuaskan,sedangakn 3 (25%) siswa masih perlu meningkatkan menulis
deskripsinya dengan strategi show not tell.
5) Berdasarkan pengamatan di siklus III, 90% guru sudah mampu secara baik
dalam menerapkan pendekatan quantum learning dengan prosedur TANDUR
dalam KBM.
d. Tabel 6. Daftar Nilai Siswa : Kompetensi Menulis Deskripsi Siswa
Siklus III
MATA PELAJARAN : BAHASA INDONESIA
SEMESTER : I
KELAS : V
No NIS Nama Siswa
L
/
P
Bahasa
/Ejaan Isi
Teknik/
sistematika
SIKLUS
III
1. 1763 Adi Mauludin L 70 72 71 71
2. 1812 Setyawan Bangkit N L 74 73 72 73
3. 1819 Romadhon L 73 71 72 72
4. 1821 Adi Mardiansyah L 72 74 73 73
5. 1825 Dyta Marfuah P 75 80 79 78
6. 1827 Muhammad Risky L 72 74 73 73
7. 1828 Muhammad Arian Np L 72 71 73 72
8. 1829 Natasyadiva Asmara P 73 71 72 72
9. 1830 Ornais Saputri P 78 80 76 78
10. 1831 Shintya P 72 72 72 72
11. 1832 Silvia Kristi Anugrah P 72 71 73 72
12. 1834 Virlyana Noerchoirun P 73 71 72 72
13. 1835 Yoga Bagas P L 80 78 76 78
Rata-rata 73,5
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
98
Tabel
Distribusi Frekuensi
Nilai Keterampilan Menulis Deskripsi Siklus III
NILAI
FREKUENSI
ABSOLUT RELATIF (%)
65-71 1 7,6
72-74 9 69
75-80 3 23
JUMLAH 13 33,2
Data yang telah disusun dalam daftar distribusi frekuensi di atas, kemudian
disusun dalam diagram batang. Sumbe mendatar menyatakan kelas interval dan
sumbu tegak menyatakan frekuensi. Data yang ditulis pada sumbu mendatar
adalah batas-batas kelas interval.
0
10
20
30
40
50
60
70
80
65-71 72-74 75-80
Nilai Keterampilan Menulis Deskripsi
Nilai keterampilan MenulisDeskripsi
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
99
e. Analisis dan Refleksi
Secara umum semua kelemahan yang ada dalam proses
pembelajaran menulis deskripsi dengan pendekatan quantum learning pada siklus
III ini telah dapat diatasi dengan baik. Guru berhasil membangkitkan semangat
siswa untuk mengikuti kegiatan belajar mengajar dengan tertib. Dalam hal ini
sesuai dengan harapan di awal sikap karakter bangsa muncul. Guru mampu
memancing respon siswa terhadap stimulus yang diberikannya dan mampu
mengatasi penyimpangan siswa selama proses belajar mengajar tanpa membuat
siswa merasa direndahkan. Banyak siswa dengan sukarela mengemukakan
komentar, tanggapan, dan pendapatnya tanpa ditunjuk oleh guru, missal banyak
diantar mereka menyampaikan pada guru peneliti bercita-cita menjadi orang yang
berguna bagi bangsa. Mereka berjanji belajar secara sungguh-sungguh agar
mendapat nilai baik dan menjadi pejabat Negara. Sedangkan hasil dari tugas
menulis deskripsi yang telah siswa kerjakan, dapat disimpulkan bahwa melalui
pendekatan quantum learning dapat meningkatkan keterampilan menulis
deskripsi.
meningkatkan keterampilan menulis deskripsi. Pendekatan quantum learning
dengan menerapkan prosedur TANDUR bermediakan rekaman VCD yang
digunakan kali ini telah sesuai dengan minat siswa, yaitu siswa menemukan
pengalaman baru yang mampu menambah ilmu mereka. Guru dalam siklus ke III
ini sudah lihai dalam menerapkan pendekatan quantum learning dalam
pembelajarannya.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
100
Berdasarkan hasil analisis dan refleksi di atas, tindakan pada siklus
III dikatakan berhasil. Peningkatan terjadi pada beberapa indikator dibandingkan
siklus sebelumnya. Nilai rata-rata kelas sudah mencapai batas ketuntasan
meskipun masih ada siswa yang belum mencapai nilai di atas KKM.
Perbandingan antar hasil pekerjaan siswa pada saat observasi, nilai rata-rata siklus
I (65,2), siklus II (71,9), dan III (75,6).
Pelaksanaan pembelajaran keterampilan menulis deskripsi dengan
pendekatan quantum learning, ternyata mampu meningkatkan kemampuan
menulis deskripsi siswa. Terbukti pendekatan quantum learning dapat
memancarkan cahaya positif yang menggerakkan daya kreatif dan sangat
membantu siswa untuk meningkatkan kemampuan menulisnya.
C. Hasil Penelitian
Berdasarkan kajian teoritis dan deskripsi hasil penelitian yang telah
dipaparkan di awal, terbukti pendekatan quantum learning dapat mengoptimalkan
pembelajaran Bahasa Indonesia khususnya kemampuan menulis deskripsi. Dari
kegiatan siklus I, II, III dideskripsikan bahwa.
1. Kemampuan Menulis Deskripsi Siswa Meningkat
Kemampuan menulis deskripsi siswa kelas V SDN 2 Krisak,
Selogiri, Wonogiri baik dari segi hasil dan segi proses meningkat. Dari segi
hasil peningkatan terlihat dari tiap siklusnya, yaitu sebesar nilai rata-rata
siklus I (65,2), siklus II (71,9), dan III (75,6). Dari segi proses kemampuan
menulis meningkat dengan penerapan quantum learning. Dilihat dari hasil
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
101
menulis kalimat siswa tidak lagi bersifat memberitakan tetapi lebih bersifat
menggambarkan. Guru mengenalkan langkahh dan strategi dalam pendektan
quantum learning dalam menulis, sehingga siswa mampu menulis
pengalaman yang baik.
2. Peningkatan Kualitas Pembelajaran Menulis Deskripsi dengan
Pendekatan Quantum Learning
Proses pembelajaran yang berkualitas lebih mudah untuk mencapai
tujuan pembelajaran. Peningkatan kualitas pembelajaran menulis deskripsi
dilihat dari faktor-faktor berikut.
a. Keaktifan siswa
Keaktifan siswa dalam pembelajaran meningkat dilihat dengan
lembar penilaian sikap (afektif) yang terdiri dari aspek : (1) kedisiplinan;
(2) kerjasama; (3) keaktifan; dan (4) tanggung jawab. Keaktifan siswa
diamati selama proses pembelajaran berlangsung.
b. Tanggung jawab dan keberanian
Penerapan pendekatan quantum learning dapat memunculkan daya
kritis, kreatif, dan keberanian untuk berpendapat di depan kelas.
Tanggung jawab dan keberanian siswa meningkat dalam proses
pembelajaran yang dilakukan. Diharapkan tanggung jawab dan
keberanian siswa akan semakin terasah untuk pembelajaran selanjutnya.
c. Keterampilan guru dalam mengelola kelas
Guru lebih terampil dalam melakukan proses pembelajaran dan
kesiapan guru lebih matang. Mulai dari tahap persiapan RPP, penyiapan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
102
materi, dan media. Pengkondisian kelas dengan kelompk kecil perlu
pengontrolan yang tepat dari guru. Peran guru semakin bagus dari siklus I,
II, dan III. Guru semakin menguasai kelas dan mampu menciptakan
suasana pembelajarn yang menyenangkan.
d. Peningkatan kemampuan siswa dalam menulis deskripsi
Peningkatan kemampuan siswa dalam mendeskripsikan gambar
dilihat dari nilai tes yang dilakukan sesuai dengan indikator telah
ditentukan.
3. Pelaksanaan Penerapan Pendekatan Quantum Learning dalam proses
KBM
Mengacu pada teori Bobbi De Potter dan Henacki (2005:14).
quantum learning menekankan pada penciptaan ruangan belajar yang sama
dengan kru panggung, yaitu penciptaan lingkungan yang menyenangkan
mulaidari penataan perabotan, bantuan visual (alat peraga) baik yang
digunakan selama pembelajaran maupun yang bergantung di dinding kelas,
tampilan guru “pleasant to look at”, bila pelru didengarkan musik, semuanya
merupakan kunci yang dapat menciptakan lingkungan belajar yang optimal.
Dari hasil penelitian dengan menerapkan pendekatan quantum learning dpat
diambil sebuah kelebihan dan kekurangan antara lain.
a) Kelebihan Quantum Learning dalam proses KBM, yaitu :
Pemahaman pendapat di atas seluruhnya tidak tepat untuk diterapkan
dalam pembelajaran di SDN II Krisak, Selogiri, Wonogiri, hal ini
dikarenakan andanya keterbatasan sarana dan prasarana pembelajaran.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
103
Misalnya dari segi penyediaan musik sebagai pengiring pembelajaran,
disisilain guru peneliti mengambil langkah menawarkan siswa diajak
menyanyikan lagu-lagu nasional sesuai topik yang dipilih dalam materi
hari itu misalnya tema karakter bangsa “ Satu Nusa Satu Bangsa bertema
cinta tanah air “Rayuan Pulau Kelapa”. Saat dilaksanakan mampu
merubah suasana belajar yang menyenangkan pula, siswa menikmati
lagu-lagu nasional yang sekarang ini mulai jarang mereka nyanyikan.
Dalam penciptaan ruangn dengan kru panggung, guru menerapkan
pembelajaran yang santai tidak monoton, misalnya siswa diajak duduk
stengah lingkaran mengambil posisi yang nikmat saat proses KBM.
b) Kelemahan Quantum Learning dalam proses KBM, yaitu :
Pada proses pembelajaran dengan pendekatan quantum learning mampu
mengoptimalkan lingkungan belajar yang menyenangkan, tetapi disisi lain
ada beberapa siswa yang terlihat masih ramai, asyik berbicara sendiri, dan
bercerita pada temannya. Serta terlihat ada 3 siswa belum mampu
melejitkan potensinya dibandingkan kemampuan teman-teman lainnya.
Saat ditanya oleh guru peneliti, mereka ada yang diam bahkan nilai yang
dicapai belum mengalami ketuntasan minimal. Hal ini dipengaruhi karena
keadaan kondisi anak waktu peneliti tanyakan kepada guru peneliti karena
adanya kecenderungan mantal, hasil tulisannya juga tidak bagus, sikap
siswa cenderung tertutup, sehingga sering anak tersebut selalu
mendapatkan nilai kurang dalam semua mata pelajaran.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
104
Dari pembahasan hasil penelitian di atas quantum learning bisa
diterapkan di berbagai lokasi pembelajaran yang memiliki kondisi serta
permasalahan yang sama. Quantum Learning mampu diterapkan pada
pola perubahan baru sesuai dengan lingkungan sekitar dalam proses
KBM, tanpa harus melihat prinsip quantum learning yang kita gunakan
sebagai bahan acuan. Guru diperbolehkan merubah komponen di dalam
pendekatan quantum learning ini dengan melihat pertimbangan
kemampuan dan prestasi anak didik, lingkungan belajar, dan inovasi guru
dalam KBM.
D. Pembahasan Hasil Penelitian
Berdasarkan pada permasalahan yang dirumuskan dalam bagian
pendahuluan serta paparan hasil penelitian, berikut ini dijabarkan pembahasan
hasil penelitian yang meliputi kualitas pembelajaran dan kemampuan menulis
deskripsi siswa kelas V SDN 2 Krisak Selogiri, Wonogiri.
1. Peningkatan Kualitas Pembelajaran Menulis Deskripsi dengan
Penerapan Pendekatan Quantum Learning
Berdasarkan hasil pengamatan tindakan dapat dinyatakan bahwa
terjadi peningkatan kualitas pembelajaran (baik proses maupun hasil)
keterampilan menulis pengalaman melalui pendekatan quantum learning dari
siklus I sampai dengan siklus III. Hal tersebut dapat dilihat pada table berikut :
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
105
Table 4.1 : Presentase Siswa yang aktif dalam Pembelajaran
No Kegiatan siswa Presentase
Siklus I Siklus II Siklus III
1. Aktif selama apersepsi 30% 60% 75%
2. Aktif selama KBM 40% 70% 74%
3. Aktif dalam menjawab soal-soal (lisan
maupun tulis)
50% 75% 75%
4. Mampu menulis deskripsi. 40% 61% 75%
Dari data tabel di atas menunjukkan bahwa selama pelaksanaan
siklus I diketahui dari segi keaktifan berapresiasi anak masih menunjukkan rendah
yaitu sekitar 4 (30%) anak, sedangkan siswa yang aktif selama KBM hanya 5
(40%) anak, sedang siswa yang aktif dalam menjawab berbagai pertanyaan 4
(30%) anak, sedangkan dalam kemampuan menulis deskripsi hanya 5 40%) anak.
Tetapi setelah dilakukan refleksi antara guru peneliti dan peneliti dengan adanya
perbaikan pada siklus II akhirnya bisa meningkat dengan sangat signifikan yaitu
kemampuan berapresiasi 7 (60%) anak, aktif KBM 9 (70%) anak, aktif menjawab
pertanyaan dari guru (75%) anak, dan mampu menulis deskripsi dengan strategi
show not tell sebanyak (61%). Setelah merefleksi siklus II ternyata masih ada sisi
kekurangan sehingga perlu adanya tindakan siklus ke III, pada siklus ke III
ternyata hasilnya sudah memuaskan ada peningkatan signifikan yaitu kemampuan
berapresiasi 10 (75%) anak, aktif KBM sebanyak 9 (74%) anak, aktif menjawab
pertanyaan dari guru 10 (75%), anak dan mampu menulis deskripsi sebanyak 10
(75%) anak.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
106
Sebelum melaksanakan siklus I,peneliti melakukan survey awal
untuk mengetahui kondisi yang ada di lapangan. Berdasarkan hasil kegiatan
survey ini peneliti menemukan bahwa kualitas proses dan hasil pembelajaran
kemampuan menulis deskripsia pada siswa kelas V SDN II Krisak, Selogiri,
Wonogiri, masih tergolong rendah serta guru masih menggunakan metode
ceramah dalam pembelajaran. Kemudian peneliti berkolaborasi dengan guru
peneliti sekaligus guru bidang studi bahasa Indonesia yang bersangkutan,
berupaya untuk mengatasi maslah tersebut dengan penerapan pendekatan quantum
learning (QL) dalam pembelajaran menulis pengalaman.
Peneliti bersamam guru peneliti menyusun rencana guna
melaksanakan siklus I. Siklus pertama merupakan tindakan awal untuk
memperbaiki pembelajaran menulis deskripsi dengan menerapkan pendekatan
QL. Dalam siklus ini guru telah menerapkan pendekatan quantum learning
dengan prosedur TANDUR dan menggunakan gambar peristiwa sehari hari
sebagai media. Berdasarkan siklus pertama ini dapat dideskripsikan hasil
pembelajaran menulis pengalaman dengan pendekatan QL. Dari deskripsi tersebut
ternyata masih didapat kekurangan/ kelemahan dalam pelaksanaannya.
Siklus II merupakan siklus untuk solusi yang dilaksanakan untuk
mengatasi kekurangan/ kelemahan yang terjadi selama proses pembelajaran
kemampuan menulis deskripsi dengan pendekatan quantum learning dengan
strategi show not tell pada siklus I. Berdasarkan pelaksanaan siklus II dapat dilihat
peningkatan proses dan hasil jika dibandingkan siklus I. Namun, pada siklus II ini
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
107
juga masih ditemukan sedikit kekurangan/ kelemahan. Untuk mengatasinnya guru
dan peneliti kemudian mempersiapkan tindakan untuk siklus III.
Siklus III dilaksanakan untuk mengatasi kelemahan/ kekurangan
yang terjadi dala proses pembelajaran menulis deskripsi pada siklus II. Selain itu,
siklus III merupakan siklus terakhir dalam tindakan penelitian ini. Dalam siklus
ini guru dan peneliti berusaha memperkecil segala kelemahan dengan
mengenalkan teknik self correction. Siklus III dilaksnakan dengan menggunakan
menerapkan pendekatan quantum learning dengan strategi show not tell untuk
menguatkan hasil dari siklus I dan II terbukti dapat meningkatkan kemampuan
menulis deskripsi siswa kelas V SDN II Krisak, Selogiri, Wonogiri.
Berdasarkan tindakan-tindakan tersebut, guru berhasil
melaksanakan pembelajaran yang mapu menarik minat siswa, yang berakibat pada
meningkatnya proses dan hasil kemampuan menulis deskripsi siswa. Selain itu,
penelitian ini juga bermanfaat untuk meningkatkan kinerja guru dalam
melaksanakan pembelajaran yang efektif dan menarik memancarkan energy
positif dalam upaya meningkatkan kemampuan menulis deskripsi dapat dilihat
dari tercapainya-indikator sebagai berikut :
a. Siswa terlihat antusias mengikuti pelajaran menulis
Sebelum tindakan penelitian ini dilaksnakan, siswa terlihat kurang
antusias mengikuti pembelajaran menulis. Hal tersebut disebabkan karena
siswa tidak tertarik dengan cara mengajar yang digunakan oleh guru. Cara
mengajar yang biasa digunakan oleh guru dalam mengajarkan pelajaran
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
108
menulis adalah dengan cara ceramah dan dengan menyuruh siswa
mengerjakan tugas membuat tulisan. Kelemahan dari pendekatan
konvensional ini adalah munculnya suatu kebosanan dan keenggana pada
siswa, sehingga siswa tidak tertarik untuk mengikuti pembelajaran menulis
deskripsi dan rendahnya minat siswa untuk mengikuti pembelajaran menulis.
Hal ini terlihat dari suasanan kelas pada saat kegiatan belajar mengajar
menulis deskripsi yang sedang berlangsung, siswa tidak begitu aktif
menanggapi stimulus dari guru, ada yang tidak menaruh perhatian
sepenuhnya pada proses pembelajaran, dan terlihat ada beberapa siswa yang
tidak memperhatikan pelajaran, diam dan tidak merespon serta berbicara
dengan teman.
Setelah dilakukan tindakan, yaitu menerapkan pendekatan quantum
learning dengan prosedur TANDUR dalam pembelajaran, siswa tertarik
untuk mengikuti pembelajaran menulis. Siswa terlihat memperhatikan
penjelasan dari guru, serta banyak yang bertanya terhadap hal yang belum
mereka pahami dalam pembelajaran. Selain itu, siswa mulai mau ikut aktif
ambil bagian dalam proses pembelajaran yang sedang terjadi, seperti mau
menyanyi bersama dalam upaya meningkatkan motivasi, menjawab
pertanyaan yang diajukan oleh guru kepada mereka.
Dari pantauan peneliti, keaktifan siswa pada siklus I diindikasikan
mencapai 4 (30 %) siswa. Pada siklus II keaktifan siswa mengalami
peningkatan yang cukup tajam yaitu sebesar 30%. Dibandingkan dengan
siklus sebelumnya siswa yang aktif pada siklus II ini mencapai 9 (60 %) dari
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
109
jumlah siswa. Siswa sudah berani bertanya serta merespon pertanyaan yang
diajukan guru. Pada siklus II terjadi peningkatan sebesar 80% siswa yang
aktif menjadi 5 siswa yang aktif.
b. Siswa mengalami peningkatan dalam pelajaran menulis pengalaman
Sebelum diadakan tindakan siswa mengalami kesulitan dalam
mengikuti pelajaran menulis pengalaman. Siswa juga merasa malas untuk
mengawali kegiatannya dalam pelajaran menulis, apalagi masih sulit untuk
menuangkan gagasannya dalam bentuk tulisan secara runtut. Kebanyakan siswa
masih kacau untuk menuliskan suatu tulisan yang runtut. Siswa masih menuliskan
dengan alur yang meloncat-loncat dan berputar-putar.
Setelah diadakan tindakan kemampuan menulis pengalaman
meningkat. Hal ini dapat dilihat dari hasil pekerjaannya. Mereka sudah mampu
menulis deskripsi. Hasil tulisan mereka menjadi lebih teratur. Susunan kalimat
dan paragrafnya pun cukup baik. Hal ini tidak lepas dari peran guru yang selalu
mengingatkan siswa untuk memperhatikan penggunaan bahasa dalam kalimatnya.
Tingkat keberhasilan penelitian ini cukup signifikan. Nilai yang
diperoleh siswa dari tiap siklusnya naik dengan memuaskan. Penilaian yang
dilakukan peneliti dan guru meliputi : bahasa, isi tulisan dan sistematika tulisan.
Berikut nilai yang diperoleh siswa selama penelitian ini.
Pada pelaksanaan siklus I, nilai tertinggi kegiatan menulis deskripsi
mencapai 7.2 yang diraih 2 orang siswa adalah. Adapun nilai terendah siswa
adalah 6,6 diraih 1 siswa, sedang rata-rata kelas 68,7. Dibandingkan dengan nilai
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
110
siklus I menulis deskripsi siklus II, nilai rata-rata kelas meningkat sebesar 3,2
point dari 68,7 menjadi 71,9. Nilai tertinggi 76 yang diraih oleh 2 siswa. Adapun
nilai terendah siswa adalah 69 diperoleh 2 orang siswa. Dalam siklus III nilai rata-
rata kelas meningkat menjadi 73,5 Nilai tertinggi 78 yang diraih oleh 3 siswa.
Adapun nilai terendah siswa adalah 71 diperoleh 1 siswa. Berikut ini disajikan
tabel nilai kemampuan menulis pengalaman.
Table 4.2 : Skor/ Nilai Keterampilan Menulis Deskripsi Siswa Kelas V SDN
2 Krisak, Selogiri, Wonogiri
Tindakan Nilai terendah Nilai tertinggi Nilai rata-rata
Pre test ( tindakan awal ) 45 65 55.6
Siklus I 66 72 68,7
Siklus II 69 76 71.9
Siklus III 71 78 73,5
(Post tes) Siklus III 68 80 75.6
Gbr. 4.1 Grafik batang nilai Kemampuan menulis deskripsi Siswa kelas V
SDN 2 Krisak, Selogiri, Wonogiri
0
10
20
30
40
50
60
70
80
90
Pre Tes Siklus I Siklus II Post Test
Terendah
Tertinggi
Rata-rata
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
111
c. Guru berhasil membangkitkan minat siswa dengan pendekatan quantum
learning
Minat siswa terhadap pembelajaran menulis pengalaman dapat
dikatakan mengalami peningkatan. Hal ini dapat terlihat dari sikap siswa saat
mengikuti kegiatan belajar mengajar. Siswa terlihat antusias dan semangat.
Dengan penerapan pendekatan quantum learning melalui penerapan prosedur
TANDUR yaitu, tumbuhkan (T),arahkan (A), namai(N),
demonstrasikan(D), ulangi (U), dan rayakan (R) sehingga mampu
memancarkan energy positif pada diri siswa. Misalnya banyak siswa yang
mengacungkan tangan menjawab pertanyaan dari guru dan membaca
mengemukakan pendapat, bertanya kepada guru apabila menemukan hal yang
belum mereka pahami. Hal inti terjadi karena guru berusaha membangkitkan
minat siswa dengan mengajak mereka menyanyikan lirik lagu bersama-sama
yang berbeda dari kegiatan belajar mengajar yang biasanya yaitu dengan
metode ceramah saja dan pemberian reward berupa pujian, penambahan nilai
dan benda-benda yang bermanfaat bagi siswa yang aktif dalam mengikuti
kegiatan belajar mengajar di kelas.
Siswa juga selalu menunggu-nunggu untuk mengikuti pelajaran
menulis pengalaman dengan pendekatan quantum learning. Mereka merasa
kegiatan belajarnya menjadi semakin menyenangkan karena tidak harus
berhadapan dengan buku teks dan papan tulis melulu di dalam ruang kelas
tetapi juga diajak guru di ruang multimedia. Siswa merasa sanngat terhibur
karena adanya suasana baru dalam pembelajaran.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
112
2. Kendala-Kendala yang dihadapi Oleh Guru dalam Menerapkan Pendekatan
Quantum Learning
Waktu pelaksanaan penerapan pendekatan quantum learning dalam
penelitian ada beberapa kendala yang menghambat proses pembelajaran
antara lain :
a. Guru dan siswa yang belum terbiasa menerapkan pendekatan quantum
learning dalam proses pembelajaran, pada siklus I terkesan kaku sehingga
situasi pembelajaran tidak kondusif. Kendala ini dianalisis oleh peneliti
dan dilakukan perbaikan pada siklus II dan siklus III sehingga berhasil
diatasi.
b. Dalam penerapan pendekatan quantum learning ternyata masih ada
beberapa siswa yang ramai sendiri, mereka malah asyik bercerita tentang
masing-masing pengalamannya. Saat prosedur TANDUR dilaksanakan
siswa masih banyak yang bingung.
c. Kelengkapan sarana dan prasarana yang kurang mendukung menjadi
penghambat terselenggaranya proses pembelajaran, dalam penerapan
quantum learning penataan setting panggung pembelajaran haruslah
terpenuhi. Tetapi dalam pelaksanaannya di SDN II Krisak, Selogiri,
Wonogiri guru merubah komponen quantum learning dengan pola baru
disesuaikan dengan keadaan lingkungan pembelajaran.
3. Upaya Guru untuk Mengatasi Kendala dalam Meningkatkan
Kemampuan Menulis Pengalaman melalui Pendekatan Quantum
Learning
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
113
a. Guru sudah mau berusaha memahami bagaimana menerapkan pendekatan
quantum learning dalam pembelajaran khususnya pembelajaran Bahasa
Indonesia. Terlihat selama pelaksanaan pembelajaran dari siklus I sampai
siklus III masih banyak kendala yang dihadapi oleh guru dalam penerapan
pendekatan quantum learning, hal tersebut disebabkan karena guru belum
pernah menerapkan pendekatan quantum learning dalam proses KBM.
Tetapi setelah pelaksanaan guru mulai lebih aktif lagi dan mau
mempelajarai pemahaman mengenai pendekatan quantum learning.
b. Dalam pelaksanaan KBM yang biasanya guru hanya menggunakan
metode ceramah, tetapi dengan penerapan pendekatan juga harus
didukung dengan penyediaan media pembelajaran yang menarik pula, hal
ini dilakukan guru untuk menambah pengalaman guru dan siswa dari segi
proses pembelajaran. Seperti foto, gambar, dan rekaman VCD.
c. Dalam meningkatkan kemampuan menulis pengalaman guru
memberlakukan strategi show not tell dalam hal merubah pola penulisan
siswa yang biasanya menggunakan kalimat berita diganti penggunaan
kalimat yang bersifat menggambarkan.
d. Untuk meminimalisir kesalahan yang diulang pada siklus berikutnya guru
peneliti mengajak siswa untuk menerapkan self correction, yaitu
mengoreksi hasil karangan mereka sendiri dan langsung diperbaiki
sehingga tidak terjadi kesalahan yang berulang
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
114
e. Untuk memancing respond dan stimulus siswa guru memberlakukan
adanya pemberian reward, dengan tujuan mengajak pada siswa yang
masih memperoleh nilai yang rendah untuk lebih ditingkatkan lagi.
f. Dari serangkaian hasil pembahasan penelitian di atas, setelah diadakan
tindakan penelitian ini guru tersebut menyatakan bahwa dengan
penerapan pendekatan quantum learning seperti dlam penelitian ini
merupakan salah satu upaya membangkitkan minat siswa dan
memancarkan energy positif dalam diri siswa terhadap pembelajaran.
Selain itu, guru juga menyatakan bahwa beliau terinspirasi untuk
mengembangkan metode mengajarkan pada materi yang lain demi
meningkatkan kualitas pembelajaran pada kesempatan berikutnya.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
115
BAB V
SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN
A. Simpulan
Simpulan hasil penelitian ini secara singkat yakni terdapatnya peningkatan
kualitas pembelajaran ( baik proses maupun hasil ) dalam keterampilan menulis
deskripsi siswa. Peningkatan kualitas pembelajaran tersebut terjadi setelah guru
melakukan beberapa upaya yaitu :
Penerapan pendekatan quantum learning dapat meningkatkan kemampuan
menulis deskripsi. Hal ini ditandai dengan nilai rata-rata siswa yang mengalami
peningkatan pada tiap siklusnya, yaitu siklus I sebesar nilai rata-rata siklus I
(68,7), siklus II (71,9) dan III (73,5). Dari standar ketuntasan minimal yang sudah
ditetapkan yaitu 70,00 baru 11 siswa yang tuntas belajar. Pada siklus II nilai rata-
rata meningkat menjadi 71,9, dan siswa yang tuntas belajar 12 anak. Pada siklus
III nilai rata-rata menjadi 73,5 dan siswa bisa tuntas semua. Dari data tersebut
menunjukkan bahwa adanya peningkatan rata-rata nilai dan jumlah siswa yang
tuntas belajar dari siklus I, II, dan III. Dengan demikian dapat dibuktikan bahwa
penerapan pendekatan Quantum Learning dapat meningkatkan keterampilan
menulis siswa.
B. Implikasi
Penelitian ini memberikan gambaran yang jelas bahwa keberhasilan proses
pembelajaran dan peningkatan hasil pembelajaran dipengaruhi oleh beberapa
115
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
116
faktor. Faktor-faktor tersebut antara lain : guru, siswa, metode pembelajaran,
media pembelajaran, dan sumber belajar. Keterampilan guru dalam mengelola
kelas yang kurang akan menjadikan siswa tidak berminat untuk memperhatikan
pelajaran. Wawasan guru yang kurang terhadap pendekatan, metode, dan teknik
pembelajaran terbaru yang lebih inovatif dan bervariasi menyebabkan guru lebih
memilih metode konvensional untuk menyampaikan materi. Penggunaan metode
pembelajaran yang konvensional disetai media dan sumber belajar yang kurang
juga menjadi penghambat keberhasilan proses dan peningkatan hasil belajar
siswa.
Faktor-faktor tersebut saling terkait. Oleh karena itu, untuk meningkatkan
kualitas proses serta hasil pembelajaran, pemenuhan faktor tersebut perlu
diupayakan. Pengembangan pendekatan pembelajaran yang tepat perlu diterapkan.
Media serta sumber belajar perlu dipilih sesuai dengan materi yang diajarkan.
Agar materi tersampaikan dengan baik. Siswa perlu memiliki minat, motivasi,
perhatian dan aktif dalam pembelajaran. Pemenuhan faktor-faktor tersebut
tercermin dalam keterampilan guru dalam mengelola kelas.
Penelitian ini membuktikan bahwa kualitas proses dan hasil pembelajaran
meningkat setelah diterapkan pendekatan quantum learning. Oleh karena itu,
pendekatan quantum learning ini dapat digunakan sebagai bahan pertimbangan
bagi guru dalam kegiatan pembelajarannya. Di samping itu, bagi guru Bahasa
Indonesia pendekatan quantum learning ini dapat digunakan sebagai pendekatan
alternatif yang menyenangkan dalam pembelajaran menulis.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
117
Penerapan pendekatan quantum learning dapat meningkatkan kemampuan
siswa dalam menulis deskripsi. Dengan pendekatan ini, siswa bisa lebih
mengoptimalkan kreatifitas yang ada dalam dirinya, hal ini sesuai dengan prinsip
quantum learning yaitu memancarkan energi positif dalam diri anak didik. Dalam
menulis deskripsi sifatnya bukan berupa memberitakan peristiwa yang telah
mereka alami tetapi berusaha menggambarkannya dalam bentuk tulisan, sehingga
perlu diterapkannnya strategi yang cocok yaitu, show not tell pada pembelajaran
menulis deskripsi.
C. Saran
Berkaitan dengan simpulan serta implikasi penelitian di atas, peneliti dapat
mengajukan saran-saran sebagai berikut :
1. Bagi Siswa
Siswa hendaknya dapat menulis deskripsi dengan menggunakan
pendekatan quantum learning melalui prosedur TANDUR yang mampu
memunculkan daya kreatifitas mereka, selain itu dengan strategi show not tell
dalam menulis deskripsi. Pendekatan quantum learning tersebut tidak hanya
dalam kegiatan menulis deskripsi saja, tetapi juga dalam bentuk pembelajaran
yang lain.
2. Bagi Guru Pengampu Mata Pelajaran Bahasa dan Satra Indonesia
Guru disarankan untuk meningkatkan kompetensinya, misalnya dengan
melakukan penelitian dan mengikuti forum-forum ilmiah. Di samping mulai
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
118
merubah cara mengajarnya dari arah konvensional menuju pendekatan-
pendekatan baru yang lebih inovatif ( quantum lerning CTL, Cooperatif ),
sehingga mampu menyesuaikan dengan kurikulum baru yang digunaka.
Penerapan tersebut perlu memperhatikan minat serta motivasi siswa. Pendekatan
yang dapat diterapkan dalam pembelajaran menulis deskripsi khususnya dan
pembelajaran Bahasa Indonesia pada umumnya adalah pendekatan quantum
learning.
3. Bagi Kepala Sekolah
Untuk meningkatkan kualitas pembelajaran, kompetensi guru perlu
ditingkatkan. Kompetensi tersebut berpengaruh pada kinerja guru dalam
pembelajaran di kelas. Untuk itu, Kepala Sekolah disarankan untuk memotivasi
guru guna meningkatkan kompetensinya, misalnya dengan melakukan Penelitian
Tindakan Kelas dan mengikutsertakan guru dalam forum-forum ilmiah seperti
seminar pendidikan, diklat, dan sebagainya. Di samping itu, Kepala Sekolah perlu
memotivasi guru agar lebih memperluas wawasan mengenai beragam pendekatan
pembelajaran yang kreatif dan inovatif dan mendukung guru untuk menerapkan
pendekatan tersebut dalam pembelajaran.