tesis bustami yg lengkap

45
 PERANAN PERS DALAM PEMBANGUNAN KOTA PADANG PANJANG DILIHAT DARI PERSPEKTIF UNDANG-UNDANG NOMOR 40 TAHUN 1999 1.1 Judul : Peranan Pers dalam Pembangunan Kota Padang Panjang Dilihat Dari Perspektif Undang-Undang Nomor 40 Tahun 1999. 1.2 Lata r Bel akan g Berakhirnya era Orde Baru yang diktator tahun 1998, yang digantikan oleh era reformasi yang ditandai dengan demokrasi, membuat fenomena dari dunia  pe rs di Neg ara Rep ubl ik Indone sia ber ges er dar i yan g sebelu mny a terk eka ng kepad a dunia pers yang bebas . Perges eran perkemban gan dunia pers ini ditan dai de ng an la hi rnya Unda ng -und ang No mo r 40 Ta hu n 19 99 Te nt ang Pe rs, menggantikan Undang-undang Nomor 21 Tahun 1982 Tentang Perubahan atas Undang-undang Republik Indonesia Nomor 11 Tahun 1966 Tentang Ketentuan- ketentuan Pokok Pers. Sepert i dijela skan dalam Kamus Lengk ap Bahasa Indonesia, Karang an Indr awan WS , Pene rbit Li nt as Me di a Jomb an g, di kt at or adal ah be rart i, “Kekuasaan yang tak terbatas”. Dengan ini, ada beberapa indikator yang dapat membuktikan bahwa Orde Baru adalah orde diktator, sebagai berikut : Pertama,  p engu asa be ba s me la ku ka n apa saja ya ng di inginkannya, ta npa pe rl u memp erh ati kan batasan- batasan kewenangannya. Ked ua, pe nguasa bi sa 1

Upload: vita-med

Post on 09-Jul-2015

1.161 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: Tesis Bustami Yg Lengkap

5/10/2018 Tesis Bustami Yg Lengkap - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/tesis-bustami-yg-lengkap 1/45

PERANAN PERS DALAM PEMBANGUNAN

KOTA PADANG PANJANG DILIHAT DARI PERSPEKTIF

UNDANG-UNDANG NOMOR 40 TAHUN 1999

1.1 Judul : Peranan Pers dalam Pembangunan Kota Padang Panjang Dilihat Dari

Perspektif Undang-Undang Nomor 40 Tahun 1999.

1.2 Latar Belakang

Berakhirnya era Orde Baru yang diktator tahun 1998, yang digantikan oleh

era reformasi yang ditandai dengan demokrasi, membuat fenomena dari dunia

 pers di Negara Republik Indonesia bergeser dari yang sebelumnya terkekang

kepada dunia pers yang bebas. Pergeseran perkembangan dunia pers ini ditandai

dengan lahirnya Undang-undang Nomor 40 Tahun 1999 Tentang Pers,

menggantikan Undang-undang Nomor 21 Tahun 1982 Tentang Perubahan atas

Undang-undang Republik Indonesia Nomor 11 Tahun 1966 Tentang Ketentuan-

ketentuan Pokok Pers.

Seperti dijelaskan dalam Kamus Lengkap Bahasa Indonesia, Karangan

Indrawan WS, Penerbit Lintas Media Jombang, diktator adalah berarti,

“Kekuasaan yang tak terbatas”. Dengan ini, ada beberapa indikator yang dapat

membuktikan bahwa Orde Baru adalah orde diktator, sebagai berikut : Pertama,

  penguasa bebas melakukan apa saja yang diinginkannya, tanpa perlu

memperhatikan batasan-batasan kewenangannya. Kedua, penguasa bisa

1

Page 2: Tesis Bustami Yg Lengkap

5/10/2018 Tesis Bustami Yg Lengkap - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/tesis-bustami-yg-lengkap 2/45

sewenang-wenang bertindak, tanpa mempedulikan aturan yang ada, apabila ada

hal-hal yang menurutnya bisa mengganggu kelanggengan kekuasaannya. Ketiga,

dengan dalih stabilitas keamanan, penguasa di era ini bisa mencabut Surat Izin

Usaha Penerbitan Pers (SIUPP) suatu media massa, apabila dia menilai akan

 pemberitaannya menjurus pada kritikan terhadap penguasa, dan beberapa hal

lainnya. Banyak media yang mengalami pencabutan SIUPP di era ini. Antara lain

Majalah Tempo, Tabloid Detik dan beberapa media lain.

Kalau diperbandingkan antara diktator dengan demokrasi, sungguh jelas

sekali perbedaannya. Jika Indrawan WS dalam Kamus Lengkap Bahasa Indonesia

yang diterbitkan Lintas Media Jombang memberikan pengertian dikator adalah

kekuasaan yang tak terbatas, maka dalam kamus yang sama Indrawan WS

menjelaskan bahwa demokrasi adalah berarti,” Pemerintahan rakyat oleh rakyat

dan untuk rakyat”. Kalau pada era kekuasaan yang dikendalikan oleh

  pemerintahan yang dikator penguasa bisa berbuat bebas sesuai dengan

keinginannya dan hanya berpegang pada prinsip bagaimana agar kekuasaan

  pemerintahannya selalu langgeng dan tetap bertahan, pada kekuasaan yang

dikendalikan pemerintahan demokrasi, penguasa dalam menjalankan

 pemerintahan selalu berpegang teguh kepada prinsip untuk kepentingan rakyat

dan tunduk serta patuh kepada ketentuan yang berpihak kepada rakyat.

Untuk lebih memperjelas tentang perbandingan antara demopkrasi dan

diktator di sini, dapat dikemukakan di sini pendapat Prof. DR. Moh. Mahfud MD,

S.H., S.U., dalam bukunya berjudul,” Demokrasi dan Konstitusi di Indonesia.

Studi Tentang Interaksi Politik dan Kehidupan Ketatanegaraan” yang diterbitkan

2

Page 3: Tesis Bustami Yg Lengkap

5/10/2018 Tesis Bustami Yg Lengkap - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/tesis-bustami-yg-lengkap 3/45

 penerbit Rineka Cipta pada halaman 19, yang menyatakan bahwa demokrasi

mempunyai arti penting bagi masyarakat yang menggunakannya sebab dengan

demokrasi hak masyarakat untuk menentukan sendiri jalannya organisasi negara

dijamin. Oleh sebab itu, menurutnya hampir semua pengertian yang diberikan

untuk istilah demokrasi ini selalu memberikan posisi penting bagi rakyat kendati

secara operasional implikasinya di berbagai negara tidak selalu sama.

Berpedoman kepada pendapat Prof. DR. Moh. Mahfud MD, S.H., S.U. ini, maka

dapat dikatakan bahwa otoriter adalah kebalikan dari demokrasi7.

Undang-undang Nomor 40 Tahun 1999 telah membuat pers Indonesia

  berada pada tataran pers yang memiliki kemerdekaan sebagaimana yang telah

diimpikan selama berpuluh-puluh tahun oleh rakyat Indonesia. Pers Indonesia

yang selama berpuluh-puluh tahun terkekang, yang antara lain karena adanya

keharusan memiliki SIUPP, yang sewaktu-waktu bisa saja dicabut oleh penguasa

apabila dinilai dapat mengganggu kelanggengan kekuasaannya, dengan dalih

mengganggu ketertiban umum, dengan lahirnya Undang-undang Nomor 40

Tahun 1999, SIUPP tidak berlaku lagi untuk penerbitan sebuah media massa.

Artinya, penguasa tidak lagi bisa membredel pers dengan dalih apapun

  juga. Pers sudah bisa menghirup udara kemerdekaan, sesuai dengan prinsip-

  prinsip kehadiran sebuah pers di Negara demokrasi. Di samping itu, dengan

lahirnya Undang-undang Nomor 40 Tahun 1999, wartawan telah bisa bebas

memilih organisasi profesi pers, sehingga tidak lagi satu-satunya Persatuan

Wartawan Indonesia(PWI) organisasi wartawan.

7

Prof. Dr. Moh. Mahfud MD, S.H. S.U.. Demokrasi dan Konstitusi di Indonesia. Studi TentangInteraksi Politik dan Kehidupan Ketatanegaraan”, Rineka Cipta, 2001. hlm. 19

3

Page 4: Tesis Bustami Yg Lengkap

5/10/2018 Tesis Bustami Yg Lengkap - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/tesis-bustami-yg-lengkap 4/45

Apabila ditelusuri kembali ke belakang, kebebasan pers yang lahir melalui

Undang-undang Nomor 40 Tahun 1999 ini, adalah merupakan wujud nyata dari

keinginan pasal 28, ayat 1 Undang-Undang Dasar 1945, yang berbunyi, “

Kemerdekaan berserikat dan berkumpul, mengeluarkan pikiran dengan lisan dan

tulisan dan sebagainya ditetapkan dengan Undang-undang”.

Undang-Undang Dasar 1945, khususnya pasal 28, telah dengan tegas

menyatakan bahwa kemerdekaan berserikat dan berkumpul, mengeluarkan pikiran

dan lisan dan tulisan dijamin oleh Negara. Kalau masih ada kekangan dalam

menyuarakan hati nurani rakyat melalui pers, berarti kemerdekaan mengeluarkan

 pikiran dengan tulisan berarti belum lagi dapat diwujudkan.

Kalau belum dapat diwujudkan, berarti Bangsa Indonesia belum lagi

memakai Undang-Undang Dasar 1945 secara murni dan konsekwen, terutama dari

sisi kemerdekaan menikmati kebebasan pers.

Kemerdekaan menikmati kebebasan pers ini sungguh sangat penting

artinya dalam kawasan yang lebih luas daripada sekadar memenuhi keinginan

rakyat Indonesia semata, tetapi sekaligus juga telah menjadi kebutuhan bagi

masyarakat dunia. Karena itu, kalau Negara Indonesia tidak memberikan

kebebasan pers ini kepada rakyatnya, Indonesia akan tersisih dari pergaulan dunia.

Karena itu, lahirnya Undang-undang Nomor 40 Tahun 1999, sekaligus telah dapat

menyahuti keinginan masyarakat dunia.

Pers yang memiliki kemerdekaan untuk mencari dan menyampaikan

informasi juga sangat penting untuk mewujudkan Hak Asasi Manusia yang

4

Page 5: Tesis Bustami Yg Lengkap

5/10/2018 Tesis Bustami Yg Lengkap - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/tesis-bustami-yg-lengkap 5/45

dijamin dengan Ketetapan Majelis Permusyawaratan Rakyat Republik Indonesia

  Nomor XVII/MPR/1998 tentang Hak Asasi Manusia, yang antara lain

menyatakan bahwa setiap orang berhak berkomunikasi dan memperoleh informasi

sejalan dengan Piagam Perserikatan Bangsa-Bangsa tentang Hak Asasi Manusia

Pasal 19 yang berbunyi:” Setiap orang berhak atas kebebasan mempunyai dan

mengeluarkan pendapat; dalam hal ini termasuk kebebasan memiliki pendapat

tanpa gangguan, dan untuk mencari, menerima, dan menyampaikan informasi dan

 buah pikiran melalui media apa saja dan dengan tidak memandang batas-batas

wilayah”.

Dalam konteks ini, maka dapat dilihat bahwa kebebasan pers sungguh

sangat penting artinya bagi seluruh warga masyarakat, tanpa ada kecualianya,

terutama dalam upaya meningkatkan pembangunan di segala bidang. Sebab,

wujud dari pencapaian pembangunan dalam sebuah bangsa adalah pencerdasan

 bangsa itu sendiri. Sebuah bangsa akan bisa cerdas apabila rakyatnya memilki

ilmu pengetahuan. Ilmu pengetahuan akan bisa diperoleh seluruh rakyat dalam

sebuah bangsa apabila bangsa tersebut memberikan kebebasan kepada rakyatnya

dalam memperoleh informasi. Karena informasi yang paling banyak itu bisa

diperoleh melalui pers, dengan alas an pers memilik profesi mencari,

mengumpulkan dan menyebarkan informasi, maka kebebasan pers dalam sebuah

 bangsa mutlak harus dapat diciptakan.

Bilamana dalam suatu bangsa atau dalam suatu kelompok masyarakat

sekecil apapun masih ada keterkekangan informasi atau tidak tercipta kebebasan

5

Page 6: Tesis Bustami Yg Lengkap

5/10/2018 Tesis Bustami Yg Lengkap - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/tesis-bustami-yg-lengkap 6/45

 pers, akan sangat sulit mencapai target pembangunan dalam bangsa dan kelompok 

masyarakat tersebut.

Lebih tragisnya lagi, kalau saja masih ada keterkekangan pers dalam suatu

 bangsa atau kelompok masyarkat sekecil apapun juga, berarti pada bangsa dan

kelompok masyarakat tersebut telah terjadi penghilangan terhadap hak asasi

manusia.

Selama kebebasan pers terbelenggu di Negara Kesatuan Republik 

Indonesia, baik di era Orde Lama maupun di era Orde Baru, selama itu pulalah

hak asasi manusia turut terbelenggu di negeri ini.

  Namun di sisi lain, tidak pula dapat ditutup mata, bahwa semenjak 

lahirnya Undang-undang Nomor 40 Tahun 1999, kebebasan pers yang terkesan

tidak lagi ada batasnya, telah membuat sebagian orang memanfaatkannya untuk 

hal-hal yang merugikan pihak lain.

Dengan kebebasan pers yang sama sekali tidak lagi ada aturan yang

mengontrolnya, masyarakat menjadi resah karena pemberitaan pers. Ini

disebabkan penerbitan pers dan perekrutan wartawan tak lagi ada seleksinya.

Orang yang sama sekali tidak punya latar belakang pers, dengan lahirnya

Undang-undang Nomor 40 Tahun 1999 boleh mendirikan media. Orang yang

sama sekali tidak memiliki latar belakang pers, tanpa ada aturan yang mengatur 

 perekrutannya, dia boleh saja memiliki kartu pers. Dia boleh saja membanggakan

diri bahwa dia adalah seorang wartawan.

6

Page 7: Tesis Bustami Yg Lengkap

5/10/2018 Tesis Bustami Yg Lengkap - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/tesis-bustami-yg-lengkap 7/45

Fenomena ini membuat pemberitaan pers menjadi sangat sulit

membedakan mana yang berita benar-benar objektif dan mana pula yang berita

hanya sekadar informasi sekadar untuk melepaskan sakit hati, atau hanya sekadar 

untuk menjelek-jelekkan orang lain.

Undang-undang Nomor 40 Tahun 1999 seakan-akan telah menjadi alat

untuk memanfaatkan kesempatan menerbitkan pers dan menjadi wartawan bagi

sebahagian orang, yang tanpa mempedulikan ketentuan-ketentuan hukum lainnya.

Misalnya, poin 4 Kode Etik Wartawan Indonesia mengatakan, ”Wartawan

Indonesia tidak menyiarkan informasi yang bersifat dusta, fitnah, sadis dan cabul,

serta tidak menyebutkan identitas korban kejahatan susila.”

  Namun demikian, dengan lahirnya Undang-undang Nomor 40 Tahun

1999, kebebasan pers telah dapat diwujudkan di Negara kesatuan Republik 

Indonesia secara menyeluruh, mulai dari tingkat pusat, provinsi, kabupaten/kota

sampai ke tingkat kelompok masyarakat paling kecil.

Khusus di kabupaten/kota, sebagai daerah yang memiliki hak otonomi

daerah, kebebasan pers yang ada saat ini benar-benar dapat dirasakan manfaatnya,

terutama dalam mewujudkan pembangunan kabupaten/kota bersangkutan.

Lebih khusus lagi, untuk Kota Padang Panjang, kebebasan pers sungguh

sangat terasa dampaknya bagi pembangunan di kota ini, terutama apabila

dikaitkan dengan keberadaan kota ini sebagai kota pendidikan, di mana tingkat

kecerdasan masyarakatnya sudah tergolong tinggi. Di samping itu, sekaligus

sangat terasa pula dampaknya kelahiran Undang-undang Nomor 40 Tahun 1999

7

Page 8: Tesis Bustami Yg Lengkap

5/10/2018 Tesis Bustami Yg Lengkap - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/tesis-bustami-yg-lengkap 8/45

 bagi Kota Padang Panjang, apabila dikaitkan dengan keberadaan kota tersebut

yang sangat egaliter karena kota ini terkenal sebagai Kota Serambi Mekah yang

merupakan gudangnya ulama dan tempat ulama-ulama besar tingkat nasional dan

internasional pernah berkiprah dan menuntut ilmu.

Dalam sebuah kota yang merupakan kota pendidikan, terutama pendidikan

agama dan gudangnya ulama-ulama besar seperti Kota Padang Panjang,

kebebasan pers sungguh sangat terasa dampaknya.

Bagi masyarakat Kota Padang Panjang, kebebasan mendapatkan informasi

sama besar artinya dengan kebebasan berdemokrasi, karena sehari-hari

masyarakatnya lebih banyak berkiprah sebagai ulama, pendidik, mahasiswa,

mahasiswi, santri, pelajar dan politisi.

Berdasarkan latar belakang di atas, maka disusunlah proposal penelitian

ini dengan judul, ”Peranan Pers Dalam Pembangunan Kota Padang Panjang

Dilihat Dari Perspektif Undang-undang Nomor 40 Tahun 1999”. 

1.3 Identifikasi Masalah

Penelitian mengenai Peranan pers dalam pembangunan Kota Padang

Panjang dilihat dari sisi perspektif Undang-undang Nomor 40 Tahun 1999

ini akan menjawab pertaanyaan-pertanyaan, sebagai berikut :

1. Bagaimana pengaturan pers dalam menempatkan perannya

terhadap pembangunan Kota Padang panjang menurut Undang-

undang Nomor 40 Tahun 1999 ?

8

Page 9: Tesis Bustami Yg Lengkap

5/10/2018 Tesis Bustami Yg Lengkap - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/tesis-bustami-yg-lengkap 9/45

2. Bagaimana peranan pers dalam pelaksanaan pembangunan

Kota Padang Panjang di era kebebasan pers sekarang ?

3. Apa hambatan dan kendala yang ditemui dan apa pula upaya

yang ditempuh dalam mengatasi hal tersebut ?

1.4 Tujuan Penelitian

Penelitian tentang peran pers dalam pembangunan Kota Padang Panjang

dilihat dari sisi perspektif Undang-undang Nomor 40 Tahun 1999 ini

mempunyai tujuan, sebagai berikut :

1. Untuk mengetahui sejauh mana peranan pers dalam

 pembangunan Kota Padang Panjang dilihat dari sisi perspektif 

Undang-undang Nomor 40 Tahun 1999.

2. Untuk mengetahui dampak peran pers dalam era kebebasan

 pers sekarang ini dalam pembangunan Kota Padang Panjang.

3. Untuk mengetahui hambatan dan kendala yang ditemui dan

upaya yang dilakukan untuk mengatasi hal tersebut.

1.5 Kegunaan Penelitian

Sebagaimana penelitian-penelitian yang dilakukan pada umumnya,

 penelitian yang dilakukan ini mempunyai dua kegunaan, sebagai berikut :

1. Kegunaan secara teoritis. Diharapkan penelitian ini akan dapat

memberikan sumbangan pemikiran terhadap pengembangan ilmu

9

Page 10: Tesis Bustami Yg Lengkap

5/10/2018 Tesis Bustami Yg Lengkap - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/tesis-bustami-yg-lengkap 10/45

 pengetahuan secara hukum tentang pers, khususnya tentang peranan

 pers terhadap pembangunan dilihat dari sisi perspektif Undang-undang

nomor 40 Tahun 1999 di Kota Padang Panjang.

2. Kegunaan Secara Praktis. Hasil penelitian ini diharapkan akan menjadi

sumbangan penulis bagi pelaksanaan Undang-undang Nomor 40

Tahun 1999 dan kaitannya dengan pembangunan di Kota Padang

Panjang.

1.6 Kerangka Teoritis dan Konseptual

Kerangka Teoritis

  Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI), didirikan

  berdasarkan atas hukum. Pancasila sebagai dasar Negara dan Undang-

Undang Dasar (UUD) 1945 adalah landasan konstitusional negara.

Dengan demikian, berarti Negara Kesatuan Republik Indonesia

adalah negara yang menempatkan hukum pada posisi yang sangat penting.

Pada intinya, pemerintahan negara ini dijalankan berdasarkan atas hukum.

Pada setiap hukum dikesampingkan, pada saat itu pulalah Negara

Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) ini akan goncang, seperti biduk 

yang oleng digoncang ombak di tengah lautan luas, yang ditempati 200

 juta lebih jiwa manusia.

Pengalaman telah membuktikan, beberapa kali pemerintahan

 Negara Indonesia tidak dijalankan berdasarkan atas hukum, baik di era

10

Page 11: Tesis Bustami Yg Lengkap

5/10/2018 Tesis Bustami Yg Lengkap - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/tesis-bustami-yg-lengkap 11/45

Orde Lama maupun di era Orde Baru, semuanya berakhir dengan

goncangan yang sangat memilukan. Era Orde Lama berakhir dengan

tragis. Ini disebabkan hukum tidak lagi menjadi acuan perjalanan bangsa.

Contohnya, Presiden diputuskan seumur hidup, yang benar-benar 

menyalahi Undang-Undang Dasar 1945. Pancasila diperas menjadi Trisila

dan Komunis yang benar-benar bertentangan dengan Pancasila dibiarkan

tumbuh dan berkembang.

Era Orde Baru pun berakhir dengan tragis. Pemimpin kuat di era

Orde Baru, Soeharto, berhenti dari jabatannya setelah didesak gelombang

unjuk rasa selama berhari-hari. Ini adalah lagi-lagi disebabkan karena

Pemerintahan Negara tidak lagi dijalankan berdasarkan atas hukum.

Pemilihan Umum yang dilaksanakan di era Orde Baru, tidak lagi berjalan

 jujur dan adil. Peradilan dijadikan barang dagangan. Korupsi merajalela.

Pada pokoknya Korupsi Kolusi dan Nepotisme (KKN) menjadi

 pemandangan biasa di tengah-tengah masyarakat.

Gerakan yang muncul kemudian dan menjadi arus utama gerakan

rakyat adalah gerakan yang menyerukan reformasi. Laksana genderang

yang ditabuh bertalu-talu, suara anti korupsi, kolusi dan nepotisme

menggema di mana-mana. Tiga kata yang disulam menjadi KKN itu

dialamatkan kepada Presiden Soeharto. Penilaian rakyat terhadap Pak 

Harto sebagai pemimpin tidak berhasil memberantas korupsi bahkan

sebaliknya membiarkan penyakit ini merajela di lingkungan pemerintahan

11

Page 12: Tesis Bustami Yg Lengkap

5/10/2018 Tesis Bustami Yg Lengkap - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/tesis-bustami-yg-lengkap 12/45

  pusat dan daerah, oknum pejabat tertinggi sampai kepala desa di level

 paling bawah, termasuk keluarga dan kroninya.8

Dengan ini telah terbukti, bahwa setiap era kekuasaan

  pemerintahan negara ini dijalankan keluar dari koridor hukum, akan

 berakhir dengan tragis dan sekaligus akan berakhir dengan kesengsaraan

rakyat. Karena itu, apabila dikaitkan dengan keberadaan pers di Indonesia

di era reformasi sekarang, maka kebebasan pers yang dicapai saat ini,

haruslah kebebasan pers yang berada dalam koridor hukum. Bukan

kebebasan pers yang tanpa ada aturan. Apabila kebebasan pers tidak lagi

 berada dalam koridor hukum yang berlaku, liar tanpa ada kendali sama

sekali, maka kebebasan pers ini akan berubah menjadi mudarat dan akan

 berakhir pula secara tragis nanti. Dengan demikian, peranan hukum bagi

 perjalanan pers yang bebas sekarang ini sungguh sangat penting artinya.

Sebab, pers yang tidak diatur oleh hukum akan menjadi liar dan akan

memakan korban di tengah-tengah masyarakat.

Karena itu, sebagaimana dikatakan oleh Prof. Oemar Seno Aji, SH,

 bahwa adalah sangat esensial untuk mengembangkan pengertian hokum

tentang pers yang bebas dan bertanggungjawab, yang kesemuanya menjadi

tanggungjawab dan kewajiban para penegak hokum. Sedangkan ilmu

hokum dan yurisprudensi dapat ikut serta dalam pengembangannya,

8 Abdul Gafur, Hari-hari Terakhir Seorang Presiden, Pustaka Sinar Harapan, 2000, hlm 6

12

Page 13: Tesis Bustami Yg Lengkap

5/10/2018 Tesis Bustami Yg Lengkap - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/tesis-bustami-yg-lengkap 13/45

khususnya jika terdapat gejala bahwa perundang-undangan sendiri tidak 

menjajarkan diri dengan perkembangan masyarakat.9

Jadi, hukum bagi pers benar-benar esensial. Pers tidak bisa

dilepaskan dari hukum. Pers yang lepas dari hukum, sama dengan

keberadaan seekor harimau di rimba raya. Di samping dia akan menerkam

mangsanya, bisa juga dia sendiri yang terkena jerat atau masuk perangkap.

Sebuah pers yang hidup tanpa kendali, dia bisa hidup seperti seorang raja

  pembunuh yang sadis dan bisa juga bangkrut sendiri karena tidak 

dipercaya oleh pembaca.

Apabila kita perhatikan dari sisi hukum, hukum di negara

Indonesia sudah mengatur sedemikian rupa dalam hal pers. Dalam

ketentuan-ketentuan hukum pidana yang ada kaitannya dengan media

massa, sudah jelas-jelas diatur tentang pers dalam pasal-pasalnya. Dalam

  pasal 155 ayat (1) dikatakan, “Barang siapa menyiarkan,

mempertunjukkan atau menempelkan tulisan atau lukisan di muka umum

yang mengandung pernyataan perasaan permusuhan, kebencian atau

 penghinaan terhadap Pemerintah Indonesia, dengan maksud supaya isinya

diketahui atau lebih diketahui oleh umum, diancam dengan pidana penjara

 paling lama empat tahun enam bulan atau pidana denda paling banyak 

empat ribu lima ratus rupiah”.

9

 Wina Armada, S.A, SH, Pendahuluan oleh Prof. Oemar Seni Aji, SH, Wajah Hukum PidanaPers, Pustaka Kartini, 1989, hlm 12.

13

Page 14: Tesis Bustami Yg Lengkap

5/10/2018 Tesis Bustami Yg Lengkap - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/tesis-bustami-yg-lengkap 14/45

Di sini jelas-jelas ditegaskan bahwa di dalam menyiarkan sebuah

informasi yang bisa menimbulkan rasa permusuhan, kebencian atau

 penghinaan akan berhadapan dengan hukum dan akan mendapatkan sanksi

ancaman hukum cukup berat.

Pada sisi lain, Pers yang meliputi media cetak, media elektronik 

dan media lainnya pada dasarnya juga merupakan salah satu sarana untuk 

mengeluarkan pikiran dengan lisan dan tulisan. Oleh sebab itu, agar pers

dapat berfungsi secara maksimal sebagaimana diamanatkan pasal 28 UUD

1945 tersebut, maka perlu dibentuk Undang-undang tentang pers. 10

Pada dasarnya, esensi kegiatan menulis sebuah berita bagi pekerja

 pers atau wartawan adalah untuk melaporkan seluk-beluk sebuah peristiwa

yang telah, sedang atau aklan terjadi. Melaporkan di sini, artinya adalah

menuliskan apa yang dilihat, didengar, atau dialami seseorang atau

sekelompok orang. Berita itu ditulis wartawan adalah sebagai rekonstruksi

tertulis dari apa yang terjadi. Fenomena ini tidak jauh berbeda dengan

laporan untuk media elektronik seperti radio dan televisi.

Menurut Ashadi Siregar dkk, peristiwa perlu diberitakan paling

tidak berdasarkan dua alasan, yaitu untuk memenuhi tujuan politik 

keredaksian suatu media massa atau memenuhi kebutuhan pembaca. 11 

10  Kata Pengantar Undang-undang Republik Indonesia Nomor 40 Tahun 1999 Tentang Pers,

Departemen Penerangan RI, 199911

Ashadi Siregar dkk, Bagaimana Meliput, penerbit Kanisius, 1998, hlm 19

14

Page 15: Tesis Bustami Yg Lengkap

5/10/2018 Tesis Bustami Yg Lengkap - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/tesis-bustami-yg-lengkap 15/45

Apabila diperhatikan, dalam Undang-Undang Dasar 1945 sudah

 jelas-jelas mengatakan pada pasal 28, yakni” Kemerdekaan berserikat dan

 berkumpul, mengeluarkan pikiran dengan lisan dan tulisan dan sebagainya

ditetapkan dengan undang-undang. Pada pasal 28 F UUD 1945 dikatakan,

“Setiap orang berhak untuk berkomunikasi dan memperoleh informasi

untuk mengembangkan pribadi dan lingkungan sosialnya, serta berhak 

untuk mencari, memperoleh, memiliki, menyimpan, mengolah, dan

menyampaikan informasi dengan menggunakan segala jenis saluran yang

tersedia”.

Sebagaimana dinyatakan dalam UUD 1945 di atas, setiap warga

negara memiliki hak untuk memperoleh informasi, untuk menyebarkan

informasi dan semua itu harus ada aturannya, agar tidak sampai ada hak 

orang lain terganggu oleh orang-orang yang mempergunakan haknya

tersebut.

Dalam hal ini, Undang-undang Hak Asasi Manusia(HAM) telah

mengatur sedemikian rupa, sehingga tidak ada seorangpun yang bisa

 berbuat sewenang-wenang kepada orang lain.

Pada Bab II Asas-Asas Dasar, Undang-Undang Republik Indonesia

 Nomor 39 Tahun 1999 tentang Hak Aasasi Manusia dikatakan, “ Negara

Republik Indonesia mengakui dan menjunjung tinggi hak asasi manusia

dan kebebasan dasar manusia sebagai hak yang secara kodrati melekat

  padanya dan tidak terpisahkan dari manusia, yang harus dilindungi,

15

Page 16: Tesis Bustami Yg Lengkap

5/10/2018 Tesis Bustami Yg Lengkap - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/tesis-bustami-yg-lengkap 16/45

dihormati, dan ditegakkan demi peningkatan martabat kemanusiaan,

kesejahteraan, kebahagiaan, dan kecerdasan serta keadilan.

Dalam hal ini terbukti bahwa hak asasi manusia itu dijamin

sepenuhnya oleh negara, sehingga di sisi penyebaran informasi, baik 

melalui media massa atau pers , di satu sisi wartawan punya hak untuk 

memperoleh dan menyebarkan informasi, sebaliknya masyarakat memilik 

hak untuk tidak dirugikan oleh suatu informasi yang beredar di tengah-

tengah masyarakat melalui media massa atau pers tersebut.

Selanjutnya Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 40 Tahun

199 tentang Pers, telah mengatur sedemikian rupa tentang kerja pers di

  Negara Republik Indonesia. Undang-Undang 40 Tahun 1999 ini

merupakan acuan bagi pers dalam melakukan pekerjaannya di tengah-

tengah masyarakat. Seperti dikemukakan pasal 2 pada Bab II Undang-

Undang Nomor 40 Tahun 1999, “Kemerdekaan pers adalah salah satu

wujud kedaulatan rakyat yang berasaskan prinsip-prinsip demokrasi,

keadilan, dan supremasi hukum. Pada pasal 3 dikatakan, “ Pers nasional

mempunyai fungsi sebagai media informasi, pendidikan, hiburan dan

control sosial”. Pasal 5 ayat (1) mengatakan,” Pers nasional berkewajiban

memberitakan peristiwa dan opini dengan menghormati norma-norma

agama dan rasa kesusilaan masyarakat serta asas praduga tak bersalah”.

Ayat (2), menyatakan”, Pers wajib melayani Hak Jawab”. Ayat (3),

mengatakan” Pers wajib melayani Hak Koreksi”.

16

Page 17: Tesis Bustami Yg Lengkap

5/10/2018 Tesis Bustami Yg Lengkap - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/tesis-bustami-yg-lengkap 17/45

Dengan demikian, secara teoritis, keberadaan pers di Negara

Republik Indonesia tidak bisa sewenang-wenang, tetapi harus tunduk dan

 patuh kepada ketentuan-ketentuan hukum yang ada. Pada intinya, pers

harus mampu memberikan kecerdasaan kepada masyarakat, dan bukan

sebaliknya membodohi masyarakat melalui penyajian berita-berita yang

tidak memiliki fakta dan melalui berita-berita yang tidak mendidik.

Kerangka Konsepsional

Untuk memudahkan pembahasan, berikut ini diuraikan beberapa

 pengertian konsepsional dari istilah yang dimaksudkan dalam judul usulan

 penelitian ini, sebagai berikut :

a. Peranan adalah langkah kebijakan dan kegiatan yang dilakukan

oleh suatu organisasi/badan/orang berdasarkan kedudukannya.

b. Pers adalah media persuratkabaran, seperti koran, majalah,

tabloid, buletin dan sejenisnya, yang berfungsi untuk 

menyajikan informsi kepada pembaca.

c. Pembangunan, adalah mendirikan sesuatu atau membina

sesuatu untuk kemajuan ke arah yang lebih baik dari

sebelumnya.

d. Perspektif adalah penerapan dari suatu peraturan perundang-

undangan di tengah-tengah masyarakat

17

Page 18: Tesis Bustami Yg Lengkap

5/10/2018 Tesis Bustami Yg Lengkap - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/tesis-bustami-yg-lengkap 18/45

e. Undang-undang Negara Republik Indonesia Nomor 40 Tahun

1999, adalah Undang-undang yang mengatur tentang pers di

Indonesia.

1.7 Metodologi Penelitian

a. Jenis Pendekatan

Penelitian ini merupakan penelitian hukum dengan dilakukannya

dengan pendekatan yuridis normatif komparatif yang didukung oleh

  penelitian yuridis empiris. Penelitian berbentuk yuridis empiris ini

dilakukan dengan cara menginventarisasi hukum positif, melakukan

sinkronisasi perundang-undangan secara vertikal dan horizontal,

  penemuan asas-asas hukum yang terkait dengan pengaturan peran dan

fungsi pers dalam pembangunan Kota Padang Panjang.

Sedangkan penelitian Yuridis Empiris, dilakukan untuk melihat

  bekerjanya hukum dalam masyarakat yang terkait dengan praktek 

 pelaksanaan peran dan fungsi pers dalam pembangunan di Kota Padang

Panjang.

Selanjutnya, studi perbandingan juga akan dilakukan dalam

 penelitian ini (comparatif study), yakni membandingkan ketentuan yang

ada sebelumnya, yakni Undang-undang Nomor 21 Tahun 1982 dengan

Undang-Undang Negara Republik Indonesia Nomor 40 Tahun 1999

Tentang Pers.

18

Page 19: Tesis Bustami Yg Lengkap

5/10/2018 Tesis Bustami Yg Lengkap - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/tesis-bustami-yg-lengkap 19/45

b. Sumber Data

Sumber data dalam penelitian ini, terdiri dari data sekunder dan

data primer. Sebagai pendukung data skunder, adalah meliputi :

1. Bahan hukum primer, yakni meliputi: Ketetapan Majelis

Permusyawaratan Rakyat Republik Indonesia Nomor 

XVII/MPR/1998 tentang Hak Azasi Manusia, Undang-Undang

Dasar Negara Republik Indonesia Indonesia, Undang-Undang

  Negara Republik Indonesia Nomor 11 Tahun 1966 Tentang

Ketentuan-Ketentuan Pokok Pers sebagaimana telah diubah dengan

Undang-undang Negara Republik Indonesia Nomor 4 Tahun 1967

dan diubah dengan Undang-undang Nomor 21 Tahun 1982,

Undang-undang Negara Republik Indonesia Nomor 40 Tahun 1999

Tentang Pers.

2. Bahan hukum sekunder, yang terdiri dari buku-buku, karya ilmiah,

dan literatur mengenai hukum tata negara umumnya dan hukum

tentang peran dan fungsi pers pada khususnya.

3. Bahan Hukum Tersier, yakni yang meliputi kamus, ensiklopedi,

katalog data primer sebagai pendukung data skunder, yang meliputi

hasil wawancara dengan responden yang berkapasitas sebagai pakar 

dan praktisi di bidang pers, yang berkaitan dengan peranan pers

dalam pembangunan umumnya dan peran pers dalam pembangunan

di Kota Padang Panjang pada khususnya.

19

Page 20: Tesis Bustami Yg Lengkap

5/10/2018 Tesis Bustami Yg Lengkap - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/tesis-bustami-yg-lengkap 20/45

c. Teknik Pengumpulan Data

Data skunder, berupa bahan primer, bahan hukum skunder dan

hukum tersier yang berkaitan dengan penelitian ini diperoleh melalui studi

dokumentasi (kepustakaan). Sedangkan data primer yang merupakan data

  pendukung data skunder diperoleh dengan teknik wawancara yang

mendalam (depth interview) dan terstruktrur kepada para responden yang

merupakan para pakar dan praktisi hukum ketatanegaraan.

d. Analisa dan Penyajian Data

Data yang diperoleh, lalu dianalisis dengan mempergunakan

 penafsiran hukum dan disajikan dalam bentuk kualitatif.

e.Lokasi Penelitian

Lokasi penelitian adalah pada wilayah Kota Padang Panjang dan

 pada sejumlah jajaran pers atau yang terkait dengan pers di Provinsii

Sumatera Barat.

BAB II

BAB II TINJAUAN TEORITIS DAN HISTORIS

PENYELENGGARAAN PERS INDONESIA

20

Page 21: Tesis Bustami Yg Lengkap

5/10/2018 Tesis Bustami Yg Lengkap - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/tesis-bustami-yg-lengkap 21/45

2.1. Tinjauan Teoritis Penyelenggaraan Pers Indonesia

Sesungguhnya penyelenggaraan pers Indonesia merupakan

implelementasi dari bentuk penyelenggaraan demokrasi di Indonesia. Sangat erat

hubungan penerapan demokrasi di Indonesia dengan penyelenggaraan pers

Indonesia di negara ini.

Dapat dibuktikan, ketika Indonesia berada di era penjajahan, Orla, Orba

dan reformasi, sungguh sangat terasa perbedaan maju mundurnya

 penyelenggaraan pers di Indonesia.

Satu hal yang penting dicatat dalam hal ini, liku perpajalanan

 perkembangan pers Indonesia, sama seperti negara-negara lain di dunia, sangat

dipengaruhi oleh perkembangan politik di negara Indonesia.

Ketika perkembangan perpolitikan pada suatu rezim di Negara Republik 

Indonesia berjalan secara diktator, pers berjalan dalam kondisi terkekang atau

nyaris tidak mampu mengenyam rasa kemerdekaan. Pemberitaan pers diawasi

 penguasa sesuai dengan kepentingan politik penguasa tersebut. Kalau ada pers

yang berani membuat pemberitaan yang tidak sejalan dengan kepentingan politik 

  penguasa rezim tersebut, resikonya sangat besar. Antara lain, bisa saja

wartawannya ditahan atau malah bisa sampai kepada pencabutan SIUUP media

  bersangkutan. Namun ketika perkembangan perpolitikan pada suatu rezim

 berjalan secara demokratis, maka otomatis pers akan menghirup udara bebas

dalam menjalankan profesinya.

21

Page 22: Tesis Bustami Yg Lengkap

5/10/2018 Tesis Bustami Yg Lengkap - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/tesis-bustami-yg-lengkap 22/45

Sebab, suasana otoriter suatu era kekuasaan pemerintahan dalam suatu

negara akan berdampak kepada pengekangan perjalanan kehidupan pers, dan

sebaliknya kalau suasana demokratis yang muncul dalam suatu era kekuasaan

  pemeriuntahan, akan berdampak kepada terciptanya kebebasan dalam suatu

 perjalanan dunia pers.

Suatu bukti, ketika Indonesia berada di era Orde Baru yang lebih akrab

kepemimpinannya dengan nuansa diktator, pers di negeri ini sungguh berada

dalam kekangan. Selama kurun waktu era kekuasaan era Orde Baru, tidak sedikit

media yang terkena bredel atau pencabutan SIUUP gara-gara mencoba menulis

dengan nada mengoreksi kepemimpinan pemerintahan waktu itu.

  Namun ketika Indonesia berada di era reformasi mulai tahun 1998,

kebebasan pers sungguh sangat terasa di negara Republik Indonesia. Wartawan

dalam mencari dan menyiarkan informasi tidak lagi merasa takut terkena sensor 

sebelum berita naik cetak. Atau, tidak lagi merasa akan dicari atau ditangkap

setelah berita diterbitkan.

Penyebab demikian dominannya pengaruh perkembangan perpolitikan

dalam sebuah kekuasaan rezim pemerintahan terhadap pers, adalah karena

 penguasa merasa perlu mengendalikan pers, mengingat pemberitaan pers amat

  besar pengaruhnya terhadap pembentukan sebuah opini di tengah-tengah

masyarakat.

Donal Shaw dan Max McComb yang terkenal dengan teorinya ‘”Agenda

Setting”, yakni sebuah teori yang menggamnbarkan isi media berita memiliki

22

Page 23: Tesis Bustami Yg Lengkap

5/10/2018 Tesis Bustami Yg Lengkap - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/tesis-bustami-yg-lengkap 23/45

 pengaruh pada persepsi publik tentang isu-isu penting, menjelaskan bahwa apa

yang menjadi pemberitaan sebagai sampul berita di media berita itu akan menjadi

agenda publik (khalayak pembaca), dan cara perancangan atau reka bentuk pada

sampul berita media tersebut telah menanamkan peranan penting pembentukan

opini publik berkenaan dengan apa yang menjadi penting atau tidak penting untuk 

diberitakan.12 

Teori yang mengemukakan bahwa pemberitaan media massa sangat

 berpengaruh terhadap pembentukan opini, telah membuat penguasa dalam suatu

rezim pemerintahan suatu negara merasa perlu mengendalikan media massa.

Penguasa dalam rezim apapun selalu akan merasa berkepentingan dengan

 pemberitaan pers. Di satu sisi, pemberitaan pers bisa membuat citra pemerintahan

terangkat dan sebaliknya di sisi lain pemberitaan pers pun dapat pula

menghancurkan citra pemerintahan.

Karena itulah, pemerintahan di negara manapun di dunia ini, tidak 

terkecuali di Negara Republik Indonesia, tidak ada yang tidak merasa

 berkepentingan dengan pemberitaan pers.

Dengan demikian, dalam rezim apapun juga, pemberitaan pers selalu

menjadi perhatian serius baginya. Artinya, pengendalian terhadap pemberitaan

 pers selalu menjadi titik fokus utama pemerintahan.

2.2.1. Etika Pers Yang Bebas dan

12

Nurhuda Adinur DKK, Perhumas Dalam Warna, BPP Perhumas BidangKomunikasi, Jakarta 2004, hlm. 127.

23

Page 24: Tesis Bustami Yg Lengkap

5/10/2018 Tesis Bustami Yg Lengkap - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/tesis-bustami-yg-lengkap 24/45

Bertanggungjawab.

Sesuai dengan Undang-Undang Nomor 40 Tahun 1999 Tentang Pers, pada

hakekatnya pers Indonesia merupakan pers yang bebas dan bertanggungjawab.

Maksudnya, pers Indonesia dalam melaksanakan profesinya memiliki kebebasan

yang dijamin oleh undang-undang. Akan tetapi kebebasan tersebut bukan tanpa

 batas, tetapi dibatasi oleh tanggungjawab yang melekat pada etika kebebasan pers

tersebut, yang disebut dengan etika pers. Etika pers inilah yang membuat setiap

insan pers bertanggungjawab terhadap berbagai dampak atau akibat dari profesi

 jurnalistik yang dijalankannya.

Di antara etika pers yang membuat pers itu bebas dan bertanggungjawab

adalah sebagai berikut :

1. Hati nurani. Dengan mempergunakan hati nurani, insan pers dalam

melaksanakan profesinya akan mampu memilah, mana yang baik dan

mana yang buruk, mana yang pantas diberitakan mana yang tidak 

  pantas. Hati nurani akan mampu mengukur batas-batas kewajaran

sebuah informasi yang dikemukakan seuah media massa kepada

 publik.

2. Pancasila. Sebagai dasar negara yang digali dari bumi Indonesia

sendiri, nilai-nilai yang ada dalam Pancasila merupakan etika yang

mampu menjadikan pers sebagai pers yang bebas dan

 bertanggungjawab.

24

Page 25: Tesis Bustami Yg Lengkap

5/10/2018 Tesis Bustami Yg Lengkap - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/tesis-bustami-yg-lengkap 25/45

3. Undang-Undang Dasar 1945 Yang Diamendemen. UUD 1945 yang

diamendemen, adalah merupakan etika yang harus menjadi etika bagi

 pers. Sebab pasal demi pasal dalam UUD 45 yang dimaendemen ini 

adalah mengandung nilai-nilai moral yang harus dituruti oleh insan

 pers dalam menjalankan profesinya.

4. Undang-Undang Nomor 40 Tahun 1999 Tentang Pers. Undang-

Undang ini adalah aturan yang menjadi ukuran etika bagi insan pers

dalam menjalani profesinya. Dengan ini diharapkan wartawan

Indonesia tidak saja sekadar menganut prinsip bebas tetapi sekaligus

 juga harus bertanggungjawab.

5. Kode Etilk Jurnalistik. Kode etik jurnalistik adalah etika yang secara

teknis yang harus dipatuhi insan pers dalam melaksanakan tugas

 profesinya sehari-hari. Pelanggaran seorang wartawan terhadap kode

etik jurnalistik, sungguh sangat memalukan karena kode etik 

 jurnalistik adalah etika wartawan sendiri, yang khusus untuk insan pers

yang kegunaannya untuk wartawan dalam menjalankan profesinya.

6. Kode Etik Wartawan Indonesia(KEWI). Kode Etik Wartawan

Indonesia sungguh sebuah rambu-rambu etika wartawan yang harus

menjadi pagar pembatas bagi wartawan dalam bertindak sepanjang

kegiatannya dalam profesi kewartawanan.

7. KUHP. Ketentuan-ketentuan yang ada dalam pasal-pasal KUHP yang

 berkaitan dengan pers, baik secara langsung maupun tidak langsung,

25

Page 26: Tesis Bustami Yg Lengkap

5/10/2018 Tesis Bustami Yg Lengkap - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/tesis-bustami-yg-lengkap 26/45

akan mem buat wartawan Indonesia menjadi wartawan yang bebas dan

 bertanggungjawab. Si pelanggalarnya akan berhadapan dengan hukum,

sebagai konsekwensi dari pelanggaran ter5hadap etika pers yang

dilakukan seorang insan pers.

2.2.2. Asas-Asas Penyelenggaraan Pers

di Indonesia

Kini sampailah pembahasan kepada asas-asas

  penyelenggaraan pers di Indonesia. Sebagaimana pada negara-negara lain di

dunia, penyelenggaraan pers di Negara Republik Indonesia tidak terlepas dari

 berbagai ketentuan yang diatur menurut peraturan perundang-undangan yang ada

dan berlaku di negara ini.

 Namun satu hal yang menjadi garisan dalam penyelenggaraan pers bagi

suatu negara dalam upaya menyahuti kepentingan negara tersebut, adalah

  bagaimana agar asas-asas penyelenggaraan pers di negara tersebut mampu

menyahuti kepentingan masyarakat.

Artinya, pemberitaan pers harus mampu menjadi pendorong bagi

masyarakat untuk semakin menyadari bahwa peranan mereka dalam membangun

 bangsanya sangat penting.

26

Page 27: Tesis Bustami Yg Lengkap

5/10/2018 Tesis Bustami Yg Lengkap - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/tesis-bustami-yg-lengkap 27/45

Pers tidak hanya hadir semata-mata untuk menikmati kebebasan tanpa

mempedulikan kepentingan masyarakat dalam arti luas. Pers harus

mempergunakan kebebasannya untuk kepentingan masyarakat sebesar-besarnya.

Khusus untuk negara berkembang seperti Negara Republik Indonesia, pers

merupakan hal yang amat penting artinya dalam menumbuhkembangkan gelora

semangat 13masyarakat dalam me14mbangun bangsa dan negaranya.

Karena melihat demikian besarnya peranan pers di tengah-tengah

masyarakat, Ishadi Sutopo KS mengemukakan, bahwa para cendikiawan di

 bidang komunikasi kata Ishadi Sutopo KS yakin tentang pentingnya arti media

massa bagi modernisasi negara-negara sedang berkembang. Mereka

mempercayakan pelbagai tugas pada media dan mendasarkan kesimpulan mereka

untuk sebagian besarnya atas studi-studi lapangan perihal tingkah laku dan

dampak media. 7

Berkaitan dengan ini, masih melihat kepada kepentingan media massa oleh

negara berkembang seperti Negara Republik Indonesia, Lucian W. Pye

mengemukakan dalam salah satu tulisannya dengan lebih bersifat filosofis, bahwa

kecuali kalau masyarakat luas dapat diperkenalkan pada cara-cara berfikir yang

 baru dan dituntun untuk menerima sikap-sikap yang baru, maka hanya ada sedikit

harapan untuk menciptakan kemajuan yang mantap ke arah pembangunan

ekonomi, modernisasi masyarakat dan kedewasaan politik.8 

137. Don Michael Flournoy(Ed.), Analisa Isi Surat Kabar - Surat Kabar Indonesia,Gadjah Mada University Press, 1989, hlm.65.14

7

8

27

Page 28: Tesis Bustami Yg Lengkap

5/10/2018 Tesis Bustami Yg Lengkap - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/tesis-bustami-yg-lengkap 28/45

Melalui pendapat-pendapat ini, terlihat bahwa penyelenggaraan pers di

Indonesia sebagai negara yang masih tergolong kepada negara berkembang,

memerlukan koridor-koridor atau ketentuan-ketentuan yang mampu

membangkitkan gelora semangat masyarakat untuk turut serta berpartisipasi

dalam pembangunan bangsa dan negara.

  Namun ketentuan-ketentuan tersebut bukan dalam arti mengekang

kebebasan pers. Malahan sebaliknya, ketentuan-ketentuan itulah yang menjadikan

 pers Indonesia pers yang bebas dan bertanggungjawab.

Sebab dengan adanya ketentuan-ketentuan, sesuai dengan aturan hukum

yang ada, kebebasan pers menjadi semakin terjamin, tidak ada lagi yang bisa

mengekang. Sebab kalau ada yang mengekang, dia bisa dikategorikan melakukan

hal melawan hukum.

Secara teoiritis dapat dikatakan, bahwa pers yang bebas itu bukanlah pers

yang tidak berjalan dengan tidak ada aturan. Tetapi sebaliknya pers yang bebas itu

adalah pers yang berjalan dengan aturan hukum yang jelas, yang tidak bisa aturan

itu diubah sembarangan saja oleh pihak manapun juga, baik oleh pihak penguasa

ataupun oleh pihak pers sendiri.

8 Idem.

28

Page 29: Tesis Bustami Yg Lengkap

5/10/2018 Tesis Bustami Yg Lengkap - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/tesis-bustami-yg-lengkap 29/45

Pers yang berjalan dengan aturan jelas, harus memiliki asas-asas yang

 jelas pula, yang bisa dituruti oleh penyelengara pers, sehingga dia tidak berat ke

kiri atau ke kanan.

Sebab apabila pers tidak memiliki asas-asas yang jelas, atau apabila

 penyelenggara pers tidak mau menuruti asas-asasnya, dikhawatirkan pers akan

mudah dimanfaatkan berbagai pihak untuk kepentingannya. Misalnya, pers yang

tidak memiliki asas atau pers yang tidak memiliki aturan dalam menjalani

 profesinya, dia akan mudah dimanfaatlkan penguasa untuk kepentingan politiknya

atau bisa juga dimanfaatkan orang-orang yang tidak ingin negara ini berjalan

dengan baik.

Asas penyelenggaraan pers di Indonesia dapat dllihat dalam berbagai

 peraturan perundang-undangan yang dimiliki Negara Republik Indonesia karena

dasar ataupun tujuan penyelenggaraan pers di Indonesia ada dalam peraturan

 perundang-undangan tersebut. Antara lain dapat dilihat di sini, sebagai berikut :

1) Kemerdekaan Pers. Dalam Undang-undang Nomor Republik Indonesia

 Nomor 40 Tahun 1999 Tentang Pers, pada Bab II Tentang Asas, Fungsi, Hak,

Kewajiban dan Peranan Pers, Pasal 2 menyatakan, bahwa kemerdekaan pers

adalah salah satu wujud kedaulatan rakyat yang berasaskan prinsip-prinsip

demokrasi, keadilan, dan supremasi hukum.

Dalam hal ini jelas-jelas dikatakan bahwa kemerdekaan pers merupakan

salah satu wujud yang benar-benar nyata dan tegas terhadap kedaulatan rakyat

29

Page 30: Tesis Bustami Yg Lengkap

5/10/2018 Tesis Bustami Yg Lengkap - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/tesis-bustami-yg-lengkap 30/45

yang berasaskan kepada prinsip-prinsip yang sangat dijunjung tinggi di Negara

Republik Indonesia, yakni prinsip demokrasi, keadilan dan supremasi hukum.

Dengan ini, penyelenggaraan pers di Indonesia harus harus menjunjung

tinggi kedaulatan rakyat. Wartawan melaksanakan tugasnya harus dilandasi

 prinsip menjunjung tinggi kedaulatan rakyat. Prinsip tersebutlah yang harus pula

terimplementasi oleh wartawan dalam menjalankan tugasnya dengan memegang

teguh semangat demokrasi, keadilan dan supremasi hukum yang merupakan kunci

dari asas . Dapat disimpulkan, bahwa dalam Undang-undang Negara Republik 

Indonesia Nomor 40 Tahun 1999 Tentang Pers ada asas penyelenggaraan pers di

Indonesia, yakni; demokrasi, keadilan dan supremasi hukum.

2) Kecerdasan. Penyelenggaraan pers tidak bisa dilepeskan dari

kecerdasan. Pers sebagai pihak yang punya tugas menyampaikan informasi

kepada masyarakat, sudah barang tentu pers memegang peranan penting dalam

hal mencerdaskan masyarakat.

Sebab dengan banyaknya masyarakat mengetahui sesuatu melalui media

massa, baik cetak maupun elektronik akibat dsari penyelenggaraan pers, maka

masyarakat akan cerdas akibat pers.

Dengan demikian, pers punya peranan penting dalam mencerdaskan

kehidupan bangsa. Masyarakat pun punya hak untuk mendapatkan pencerdasan

ini. Karena itu, asas pencerdasan merupakan salah satu asas dariu

 penyelenggaraan pers.

30

Page 31: Tesis Bustami Yg Lengkap

5/10/2018 Tesis Bustami Yg Lengkap - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/tesis-bustami-yg-lengkap 31/45

Hal ini dapat dilihat pada Undang-undang Republik Indonesia Nomor 39

Tahun 1999, Tentang Hak Asasi Manusia, pada Bab II Asas-Asas Dasar, Pasal 2,

menyatakan: Negara Republik Indonesia mengakui dan menjunjung tinggi hak 

asasi manusia dan kebebasan dasar manusia sebagai hak yang secara kodrati

melekat pada dan tidak terpisahkan dari manusia, yang harus dilindungi,

dihormati, dan ditegakkan demi peningkatan martabat kemanusiaan,

kesejahteraan, kebahagiaan, dan kecerdasan serta keadilan.

Selanjutnya dalam undang-undang ini, pada Bab III, Hak Asasi Manusia

Dan Kebebasan Dasar Manusia, Bagian Kelima, Hak Kebebasan Pribadi, pasal

23, ayat(2) dikatakan dengan tegas: Setiap orang bebas mempunyai,

mengeluarkan dan menyebarluaskan pendapat sesuai hati nuraninya, secara lisan

dan atau tulisan melalui media cetak maupun elektronik dengan memperhatikan

nilai-nilai agama, kesusilaan, ketertiban, kepentingan umum, dan keutuhan

 bangsa.

3) Keterbukaan. Keterbukaan merupakan asas penyelenggaraan pers di

Indonesia. Dengan keterbukaan ini, masyarakat memiliki hak untuk memperoleh

informasi publik.

Dan dengan keterbukaan ini pula, pers memiliki tujuan yang jelas dalam

menjalankan profesinya, yakni untuk memberitahukan informasi kepada publik 

atau masyarakat secara terbuka.

Hal ini bisa dilihat dalam Undang-undang Republik Indonesia Nomor 14

Tahun 2008, Bab III tentang Hak Dan Kewajiban Pemohon Dan Pengguna

31

Page 32: Tesis Bustami Yg Lengkap

5/10/2018 Tesis Bustami Yg Lengkap - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/tesis-bustami-yg-lengkap 32/45

Informasi Publik Serta Hak Dan Kewajiban Badan Publik, Bagian Kesatu tentang

Hak Pemohon Informasi Publik, pasal 4, yang menyatakan: ayat (1) Setiap orang

 berhak memperoleh informasi publik sesuai dengan ketentuan Undang-Undang

ini. Ayat (2) Setiap Orang berhak:

a. melihat dan mengetahui Informasi Publik.

b. menghadiri pertemuan publik yang terbukau ntuk 

umum untuk memperoleh Informasi Publik.

c. mendapatkan salinan Informasi Publik melalui

  permohonan sesuai dengan Undang-Undang ini;

danatau

d. menyebarluaskan Informasi Publik sesuai dengan

 peraturan perundang-undangan.

2.3. Tinjauan Historis Penyelenggaraan Pers

di Indonesia

Melihat penyelenggaraan pers di Indonesia dari sisi

tinjauan historis, tidak dapat dpisahkan dari perjalanan pers

di Negara Republik Indonesia dari masa masa ke masa, dari

satu era ke era selanjutnya.

32

Page 33: Tesis Bustami Yg Lengkap

5/10/2018 Tesis Bustami Yg Lengkap - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/tesis-bustami-yg-lengkap 33/45

Berpedoman kepada pendapat wartawan senior, H.

Sutan Zaili Asril, dalam malahanya berjudul,”Pers Kita Selayang Pandang:

Sejarah/Kehidupan/Hukum dan Industri/Manajemen Pers”, yang disampaikannya

dalam kegiatan pembekalan bagi calon anggota/anggota PWI Cabang Sumatera

Barat dalam ujian kenaikan keanggotaan, di Padang tanggal 10 Januari 2009, ada

4 pembagian era perjalanan pers di Indonesia, sebagai berikut :

1) Pers di era penjajahan Belanda/Jepang.

2) Pers di era pasca Proklamasi Kemerdekaan dan era

Orde Lama(Orla).

3) Pers di era Orde Baru(Orba).

4) Pers di era reformasi.

Dalam perjalanan penyelenggaraan pers di Indonesia

 pada 4 era ini, pers Indonesia sudah mengenyam cukup

 banyak pengalaman.

Pengalaman yang dialami pers Indonesia selama ini,

yang terhimpun dalam 4 era tadi, penuh dengan suka dan

duka, penuh dengan pahit dan manis.

 Namun pada sepanjang perkembangan penyelenggaraan

 pers di Indonesia, perjuangan kebebasan pers tidak pernah

 berhenti dari tokoh-tokoh pers, seperti wartawan Senior 

33

Page 34: Tesis Bustami Yg Lengkap

5/10/2018 Tesis Bustami Yg Lengkap - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/tesis-bustami-yg-lengkap 34/45

Muchtar Lubis, Rosihan Anwar, Jacop Utama dan yang

lainnya.

Seperti dikemukakan P.Swantoro, dalam bukunya

 berjudul,”Beberapa Segi Perkembangan Sejarah Pers Indonesia , yang diterbitkan

Kompas, Januari 2002 pada halaman XXV, berkaitan dengan penyelenggaraan

 pers di Indonesia yang penuh dengan berbagai bentuk pembungkaman kebebasan

 pers di samping yang lainnya, kita dapat belajar banyak dari sejarah atau historia,

agar senantiasa arif, bijak dan tidak mengulangi kesalahan yang terjadi di masa

silam.

Terjadinya berbagai bentuk ketidakberpihakan penguasa kepada pers

dalam historia persa di Indonesia, sangat dipengaruhi oleh sistem pemerintahan

negara yang diterapkan penguasa pada setiap rezim mul.ai dari erah penjajahan

sampai ke era kemerdekaan yang cenderung tidak berpihak kepada rakyat.

Pers yang dalam penyelenggaraan kegiatannya menyuarakan aspirasi

rakyat, membuat penguasa merasa terganggu. Inilah yang mengakibatkan

terjadinya pertentangan antara pihak penguasa dengan pihak pers. Dan ini terjadi

dari rezim ke rezim dalam perjalanan bangsa.

Suatu bukti dari fenomena ini, koran Indonesia Raya pimpinan wartawan

Muchtar Lubis, semenjak terbit tanggal 29 Desember 1949 sampai berakhir masa

hidupnya tanggal 21 Januari 1974mpat mengalami dua kali pembredelan.

34

Page 35: Tesis Bustami Yg Lengkap

5/10/2018 Tesis Bustami Yg Lengkap - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/tesis-bustami-yg-lengkap 35/45

Pembredelan pertama dialami koran ini antara tahun 1958 sampai 1968

yang sekaligus diikuti dengan pemnejaraan terhadap Muchtar Lubis. Pembredelan

kedua terjadi pada pasca peristiwa 15 Januari 1974 yang lebih dikenal dengan

 peristiwa Malari.

Dalam dua rezim, era Orla dan Orla, Muchtar Lubis sempat mengenyam

kehidupan di penjara, akibat koran yang dipimpinnya dikenal sangat gencar 

menyuarakan aspirasi rakyat. Penguasa pada saat ini tidak mau memberi ruang

toleransi kepada koran Indonesia Raya yang dipimpin Muchtar Lubis.

Fenomena ini berjalan menuruti perjalanan bangsa dari satu era ke era

yang lain, mulai semenjak Indonesia berada di era penjajahan sampai kepada era

kemerdekaan sekarang.

2.3.1. Perkembangan Penyelenggaraan Pers di Era Sebelum Merdeka. 

Sebelum Indonesia merdeka, penyelenggaraan pers di Indonesia

sudah berjalan di bawah pemerintahan penjajahan. Namun demikian, pers sudah

mampu menjadsi pers perjuangan dengan segala suka dan dukanya.

Dalam era penjajahan Belanda dan Jepang, menurut waretawan senior H.

Sutan Zaili Asril, baik di saat penjajahan Belanda maupun pada saat Indonesia di

 bawah penjajahan Jepang, penyelenggaraan pers berada dalam sistem sensor yang

ketat.

Penguasa penjajah Belanda maupun Jepang tidak mau mengambil resiko

dari penyelenggaraan pers yang ada di negeri jajahannya ini. Sebab apabila

35

Page 36: Tesis Bustami Yg Lengkap

5/10/2018 Tesis Bustami Yg Lengkap - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/tesis-bustami-yg-lengkap 36/45

dibiarkannya pers bebas menyuarakan aspirasi rakyat, sudah barang tentu akan

mengganggu kelangsungan kekuasaan penjajah.

 Namun demikian, keberadaan pers di era penjajahan masih bisa berfungsi

sebagai media pencerdasan dan media pendidikan politik bagi masyarakat

Indonesia. Produk pers waktu itu sekaligus juga telah mampu menjadi kristalisasi

 pemikiran dan alat perjuangan untuk mencapai cita-cita kemerdekaan. Wartawan

atau pers di era penjajahan disebut juga wartawan atau pers pejuang.

Menurut Wartawan senior yang juga pernah menjadi Ketua Persatuan

Wartawan Indonesia(PWI) Cabang Sumatera Barat dua kali periode, dalam

makalahnya berjudul,”Perkembangan Pers Dari Masa Ke Masa”, yang

disampaikannya pada Pelatihan Humas Pemda Sumatera Barat di Bukittinggi,

tanggal 16 Nopember 2000, walaupun nia pers telah dimulai semenjak zaman

Julius Caesar di Roma kurang lebih 100-44 sM, semenjak Julius Caesar 

memerintahkan membuat surat kabar yang diberinya nama “Acta Diurna” yang

 berarti “Kejadian sehari-hari” dan sejarah pers modern telah dimulai semenjak 

Guetenberg di Mainz, Jerman (1400-1476) menemukan mesin cetak, namun di

Indonesia dunia pers bari dimulai semenjak berdiri koran pertama di Indonesia

tahun 1744 yang diberi nama “Bataviasche Nouvelles”.

36

Page 37: Tesis Bustami Yg Lengkap

5/10/2018 Tesis Bustami Yg Lengkap - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/tesis-bustami-yg-lengkap 37/45

 

2.3.1.1. Pers di Era Penjajahan

Belanda

2.3.1.2. Pers di Era Penjajahan

Jepang

2.3.2. Penyelenggaraan Pers di Indonesia

Pada era Kemerdekaan

2.3.2.1. Pers di era Orde Lama

2.3.2.2. Pers di era Orde Baru

2.3.2.3. Pers di era Reformasi

BAB III. PENGATURAN PENYELENGGARAAN

PERS DALAM MELAKSANAKAN

FUNGSINYA DI NEGARA REPUBLIK 

37

Page 38: Tesis Bustami Yg Lengkap

5/10/2018 Tesis Bustami Yg Lengkap - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/tesis-bustami-yg-lengkap 38/45

INDONESIA

3.2.1. Pers Indonesia Dalam Melaksanakan Fungsainya Sebagai

Sosial Kontrol

3.2.2. Pers Indonesia Dalam Melaksanakan Fungsinya Sebagai

Media Pendidikan

3.2.3. Pers Indonesia Dalam Melaksanakan Fungsinya Sebagai

Media Hiburan

3.2.4. Pers Indonesia Dalam Melaksanaan Fungsinya Sebagai

Pengemban prinsip Idealis

3.2.5. Pers Indonesia Dalam Melaksanakan Fungsinya Dalam

Bentuk Bisnis

BAB IV TINJAUAN TENTANG PERANAN PERS

DALAM PEMBANGUNAN DI INDONESIA

INDONESIA.

4.1. Peranan Pers Dalam Pembangunan

 Nasional

4.2. Peranan Pers Dalam Pembangunan di

Daerah Otonom(Kabupaten/Kota)

38

Page 39: Tesis Bustami Yg Lengkap

5/10/2018 Tesis Bustami Yg Lengkap - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/tesis-bustami-yg-lengkap 39/45

4.2.1. Peranan Pers Dalam Pembangunan

di Daerah Kabupaten/Kota Pada Era

Orde Lama dan Orde Baru

4.2.2. Peranan Pers Dalam Pembangunan

di Daerah Kabupaten/Kota Pada era

Reformasi

BAB V PERANAN PERS DALAM

PEMBANGUNAN KOTA PADANG

PANJANG DILIHAT DARI

PERSPEKTIF UNDANG-UNDANG

 NOMOR 40 TAHUN 1999

5.1. Penyelenggaraan Fungsi Pers Dalam

Pembangunan Kota Padang Panjang

Dilihat Dari Perspektif Undang-Undang

 Nomor 40 Tahun 1999

5.1.2. Dilema Penerapan Undang-Undang

39

Page 40: Tesis Bustami Yg Lengkap

5/10/2018 Tesis Bustami Yg Lengkap - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/tesis-bustami-yg-lengkap 40/45

Nomor 40 Tahun 1999

5.1.3. Pengaruh Kebebasan Pers Dalam

Gerak Pembangunan Kota Padang

Panjang

5.1.4. Pengaruh Otonomi Daerah dan

Kebebasan Pers Dalam Pembangunan

Kota Padang Panjang.

5.1.5. Kesiapan Masyarakat Padang Panjang

Menyikapi Pemberitaan Pers

Dikaitkan Dengan Lahirnya Undang-

Undang Nomor 40 Tahun 1999

5.1.6. Kesiapan Wartawan Dalam

Menyikapi Penerapan Undang-

Undang Nomor 40 Tahun 1999

Dikaitkan Dengan Gerak Langkah

Pembangunan Kota Padang Panjang

5.2. Beberapa Dilema Yang Timbul di Tengah

40

Page 41: Tesis Bustami Yg Lengkap

5/10/2018 Tesis Bustami Yg Lengkap - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/tesis-bustami-yg-lengkap 41/45

Masyarakat Kota Padang Panjang Akibat

Kebebasan Pers dan Otonomi Daerah

5.2.1. Pengaruh Tingkat Kecerdasan

Masyarakat Dalam Menyikapi

Pemberitaan Pers Dilihat Dari Perspektif 

Undang-Undang Nomor 40 Tahun 1999

5.2.2. Pengaruh Tingkat Kemampuan

Wartawan Dalam Menjalankan Fungsi

Pers-nya Dilihat Dari Perspektif 

Undang-Undang Nomor 40 Tahun 1999 5.2.3.

Pengaruh Kesiapan Birokrasi Dalam

Menyikapi Pemberitaan Pers Dilihat

Dari Perspektif Undang-Undang Nomor 

40 Tahun 1999

5.2.4. Nilai Positif dan Negatif Terhadap

Pembangunan Kota Padang Panjang

Dengan Lahirnya Undang-Undang

 Nomor 40 Tahun 1999

41

Page 42: Tesis Bustami Yg Lengkap

5/10/2018 Tesis Bustami Yg Lengkap - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/tesis-bustami-yg-lengkap 42/45

 

BAB VI PENUTUP

6.1. Kesimpulan

6.2. Saran-Saran

 

DAFTAR PUSTAKA

Abdul Gafur, Hari-hari Terakhir Seorang Presiden, Pustaka Sinar Harapan,

Jakarta, 2000

Abdul Rahman Wahid, Melawan Melalui Lelucon, Tempo, Jakarta, 2000

Ahmad Watik Praktiknya dkk, Pandangan dan Langkah Reformasi B.J.

 Habibie, PT. RajaGrafindo Persada, Jakarta, 1999

Ashadi Siregar dkk, Bagaimana Meliput dan Menulis Berita Untuk Media

Massa, Penerbit Kanisius, Yogyakarta, 1998

Don Michael Flournoy(Ed.),   Analisa Isi Suratkabar-Suratkabar Indonesia,

Gadjah Mada University Press, 1989

Fachry Ali, Esai Politik Tentang Habibie Iptek dan Transpormasi Kekuasaan, 

42

Page 43: Tesis Bustami Yg Lengkap

5/10/2018 Tesis Bustami Yg Lengkap - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/tesis-bustami-yg-lengkap 43/45

Balai Pustaka, Jakarta, 1999

F. Rachmadi, Perbandingan Sistem Pers, PT. Gramedia, Jakarta, 1990

Hasan Shadily dkk, Ensiklopedi Indonesia, Jilid 3, PT. Ikhtiar Baru-Van Hoeve

dan Elsevier Publishing Projects, Jakarta, 1989

Hasan Shadily dkk, Ensiklopedi Indonesia, Jilid 7, PT. Ikhtiar Baru-Van hoeve

dan Elsevier Publishing Project, Jakarta, 1987

Indrawan WS, Kamus Lengkap Bahasa Indonesia, Lintas Media, Jombang

Ismail Suny, Mencari Keadilan, Ghalia Indonesia, Jakarta, 1981

Ismail Suny, Pergeseran Kekuasaan Eksekutif Suatu Penyelidikan Hukum

Tata Negara, Aksara Baru, Jakarta, 1986

Larrry King, Seni Berbicara Kepada Siapa Saja, Kapan Saja, Di mana Saja,

PT. Gramedia Pustaka Utama, Jakarta, 2006

Legiman Misdiyono , Misteri Operasi Intelijen,Indomedia Publishing,

Jakarta, 2007

Manfred Oepen, Media Rakyat Komunikasi Pengembangan Masyarakat ,

P3M, Jakarta, 1988

Moh. Mahfud MD, Demokrasi dan Konstitusi di Indonesia. Studi Tentang  

43

Page 44: Tesis Bustami Yg Lengkap

5/10/2018 Tesis Bustami Yg Lengkap - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/tesis-bustami-yg-lengkap 44/45

   Interaksi Politik dan Kehidupan Ketetanegaraan, Rineka Cipta,

Jakarta, 2003

Mohammad Hatta, Alam Pikiran Yunani, Tintamas, Jakarta, 1986

 Nurhuda Adinur dkk, Perhumas Dalam Warna Menyusun Strategi,

Membangun Korporasi & Menjaga Reputasi, BPP perhumas Bidang 

 Komunikasi, Jakarta, 2004

Prasetyohadi, Keadilan Dalam Masa Transisi, Komisi Nasional Hak Asasi

Manusia, Jakarta, 2001

S.L. Roy, Diplomasi, Rajawali Pers, Jakarta, 1991

Sudirman Tebba, Hukum Media Massa Nasional, Pustaka irVan, Ciputat,

2006

Wina Armada, S.A, Wajah Hukum Pidana Pers, Pustaka Kartini, Jakarta,

1989

Vera Jasini Putri, Kamus Hukum Otonomi Daerah, Friedrich-Naumann-

Stiflung(FNSt), Jakarta, 2003

Yurnaldi, Menjadi Wartawan Hebat , Citra Budaya Indonesia, Padang,

2004

44

Page 45: Tesis Bustami Yg Lengkap

5/10/2018 Tesis Bustami Yg Lengkap - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/tesis-bustami-yg-lengkap 45/45

Peraturan Perundang-Undangan

Undang-Undang Dasar 1945 dan Perubahannya

Ketetapan MPR Nomor XVII/MPR/1998 Tentang Hak Azasi Manusia

Undang-Undang Nomor 11 Tahun 1966 Tentang Ketentuan-Ketentuan

Pokok Pers

Undang-Undang Nomor 4 Tahun 1967 Tentang Ketentuan-Ketentuan

Pokok Pers

Undang-Undang Nomor 21 Tahun 1982 Tentang Ketentuan-ketentuan

Pokok Pers

Undang-Undang Nomor 40 Tahun 1999 Tentang Pers

Unang-Undang Nomor 14 Tahun 2008 Tentang Keterbukaan Informasi

Publik 

45