terorisme: sebuah persoalan...

14

Upload: dodang

Post on 03-May-2019

220 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: Terorisme: Sebuah Persoalan Definisirepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41762/1/Ismatu...menggambarkan penolakan tindakan immoral yang dilakukan oleh ... aksi kekerasan
Page 2: Terorisme: Sebuah Persoalan Definisirepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41762/1/Ismatu...menggambarkan penolakan tindakan immoral yang dilakukan oleh ... aksi kekerasan

BAB1

Terorisme:SebuahPersoalanDefinisiOleh:IsmatuRopi

“Essentially, terrorism is nothingmore than amethod thatmay be adopted by a wide range of ideologies and for anequallywiderangeofobjectives.Itisnotintegrallylinkedtoanyideology. Itwillbeadoptedaslongas itiscalculatedtohavesignificantpotentialforsuccess.Suchsuccess,withintheterroristparadigm,maynotbedefinedonthesamecriteriathatareheldbystablesocietiesandstatesystems.”

(AjaiSahni).1

enomena kemunculan aksi terorisme dalam satu dasawarsaterakhir telah menjadi fitur gerakan sosial yang sangatmemprihatinkandiberbagaibelahandunia.Penyeranganyang

meluluhlantakkan gedung World Trade Center (WTC) di AmerikaSerikat pada 9 September 2001, yang diikuti dengan pembomankereta diMadrid Spanyol danLondon Inggris pada2004 dan 2005serta berbagai serangan bunuh diri di beberapa negara seperti diIndonesia telah menambah daftar panjang peristiwa teror yangditengaraiberbasisideologikeagamaan.

Tentusajasetiapgerakanterorinimemilikikonteksyangtidaksemata-matatentangagamasebagaimanayangakandijabarkanpadabab-bab selanjutnya. Hanya saja penting ditegaskan pula bahwaterorismemerupakangerakanyangterencanadanterorganisiryangbisaterjadidimanasajadandilakukankepadasiapasajaterlepasdariperbedaanagama,rasmaupunwarnakulit.Gerakaninidalamkurun

1Ajai Sahni sebagaimana dikutip oleh Alex P. Schmid (ed.), The Routledge

Handbook of Terrorism Research (New York: Routledge, 2011).

F

Page 3: Terorisme: Sebuah Persoalan Definisirepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41762/1/Ismatu...menggambarkan penolakan tindakan immoral yang dilakukan oleh ... aksi kekerasan

4

beberapa dasawarsa telah bermetamorfosa menjadi gerakantransnasionaldaninternasionalyangmenjadikejahatandanancamanserius terhadap kemanusiaan dan peradaban. Pesan yangdisampaikan dari gerakan ini tentu mengakibatkan orang ataukelompokmenjadi traumatis, tidakamandan takut.Bentuknyabisafisikmaupunnon-fisik.

Karena itumenjadi sangat penting adanya pemahaman yang

komprehensif mengenai apa sebenarnya terorisme itu? Bagaimanakriteria seseorang dianggap teroris atau sebuah organisasi dicapsebagai bagian gerakan terorisme? Apa sebab yangmelatarbelakanginya, apa motif dan tujuan yang ingin dicapainya?Mengapa hal itu terjadi pada masa ketika penghargaan terhadapkemanusiaandankehidupanmenjadisalah-satuukuranperadaban?Bab ini sebagai pengantar dalam memahami problematika di atasberupaya mendiskusikan perspektif dan definisi operasionalterorisme, apa sumber dan landasan ideologi dari gerakan itu, danbagaimanakonteksgerakanterorismeditanahair.MendefinisikanTerorisme

Sebagaisebuahgerakansosial,terorismememilikikompleksitasyangbanyakbergantungpadaperspektifyangdigunakan.Olehkarena

Page 4: Terorisme: Sebuah Persoalan Definisirepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41762/1/Ismatu...menggambarkan penolakan tindakan immoral yang dilakukan oleh ... aksi kekerasan

5

itu terdapat ratusan definisi tentangterorisme yang dibuat oleh banyak ahliilmu sosial dalam berbagai literatur.Definisi-definisi itu menekankanberbagaimacamatributdarisimbol,asal-usul, tipikalitas, target, tujuan yangberbeda-beda.2

Elemen kunci utama dari definisibermuara pada fakta bahwa terorismemerupakan instrumen dari sebuah‘proyek’politik atauagamadimanaparapelakunya terus berupaya mencaridukungan dengan melakukanserangkaianaksikekerasansecarapublikdemonstratif, yang diikuti oleh berbagaiancaman dalam rangka untukmenekan,mengintimidasi dan/atau memaksadengan kekerasan atas target atausasaran (terrorism is usually an

instrument for the attempted realization of a political or religiousproject that perpetrators lacking mass support are seeking, that itgenerally involvesaseriesofpunctuatedactsofdemonstrativepublicviolence, followed by threats of more in order to impress, intimidateand/orcoercetargetaudiences).3

Dalam berbagai kesempatan, penggunaan makna standarsebagaimana yang dijelaskan di atas sering digunakan dalamnimenklaturresmiatauumumsebagaitermastigmatisasiataspolitikyang pejoratif (pejorative political term of stigmatization) untukmenggambarkan penolakan tindakan immoral yang dilakukan olehpara pelaku. Ini biasanya dilekatkan oleh kelompok yangberseberangan.Olehkarenaitupentingdiingatkadangterdapatgaristipissiapaterorisdansiapapahlawan.Adagium“oneperson’sterroristis another person’s freedom fighter,” seperti pertamakali digunakanoleh bekas Perdana Menteri Israel Menachem Begin dan menjadi

2Lihat problematika definisi terorisme misalnya dalam Jenny Teichmann, “How to Define Terrorism,” Philosophy 64 (1989): h. 505-516; Alex P. Schmid, “Terrorism: The Definitional Problem,” Case Western Reserve Journal of International Law 36, 2-3 (2004): h. 384-397. 3Schmid, The Routledge Handbook of Terrorism Research, h. 39-40.

Terorisme merupakan instrumen dari sebuah ‘proyek’ politik atau agama dimana para pelakunya terus berupaya mencari dukungan dengan melakukan serangkaian aksi kekerasan secara publik demonstratif, yang diikuti oleh berbagai ancaman dalam rangka untuk menekan, mengintimidasi dan/atau memaksa dengan kekerasan atas target atau sasaran.

Page 5: Terorisme: Sebuah Persoalan Definisirepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41762/1/Ismatu...menggambarkan penolakan tindakan immoral yang dilakukan oleh ... aksi kekerasan

6

kredoyangseringdiungkapparaahlistudi terorisme seperti misalnyaJames Lunt dan Brenda Lunt,mungkin bisamembantu kita untuktetap hati-hati dan sadar bahwaseorangpejuangkemerdekaanuntuksatu kelompok bisa jadi dianggapseorang teroris bagi kelompok lainyang berseberangan.4 Artinya,sebutan ini tergantung dari siapayangmelihat danmenilai serta darikelompok mana orang itu berasal.Dalam konteks ini, betatapun katateror ataupun terorisme memilikimakna yang ‘negatif’, tetapdiperlukan kehati-hatian dalampenyebutan seseorang sebagaiteroris, atau mencap sebuahkelompok atau grup sebagai

kelompokmelakukantindakanterorisme.Secara etimologis, kata ‘teror’ sendiri, sebagai akar dari kata

terorisme, diambil dari bahasa Latin terrere yang artinyamembuatseseoranggemetarataukengeriankarenaketakutan(bringsomeonetotremblethroughgreatfear).Selamabeberapaabadkatainimengacupada suasana psikologis individual, dan mendapatkan penekananmaknayangjauhlebihpolitissemenjakRevolusiPerancispada1789.Olehkarenaadakalanyadalamliteratursejarah,kata‘teroris’secaratidaksengajajugadigunakanuntukmenyebutkata‘revolusi’.5 Agak cukup mengagetkan bahwa literatur studi terorismeternyata tidak memberikan perhatian yang cukup serius dalammengkaji dan menganalisis ‘teror’ sebagai suatu keadaan pikiran(state of mind) sebagaimana yang dikandung dalam pengertiandasarnya. Betapapun begitu sebenarnya hal ini bisa dipahamimengingat fakta atas terorisme tidak semata-mata menciptakan‘ketakutan’ dalam pikiran seperti layaknya seseorang yang sedangmenonton film horor. Teror dalam konteks ini mampu

4James Lutz and Brenda Lutz, Terrorism the Basics (London and New York: Routledge, 2011), h. 1-3.

5Schmid, The Routledge Handbook of Terrorism Research, h. 42.

Aura ketakutan yang sebagai akibat dari aksi terror ini semakin mencekam mengingat aksi ini dilakukan secara acak (random). Walaupun hampir semua aksi teror dipersiapkan dengan cermat namun target dari aksi itu biasanya dipilih dengan acak untuk menimbulkan rasa takut yang maksimal... Model acak yang dipilih ini tentu memiliki ‘pesan’ yakni bahwa tidak ada orang yang bisa selalu selamat dari aksi teror; bahwa setiap individu dapat menjadi sasaran kekerasan itu dan menjadi korban.

Page 6: Terorisme: Sebuah Persoalan Definisirepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41762/1/Ismatu...menggambarkan penolakan tindakan immoral yang dilakukan oleh ... aksi kekerasan

7

mempermainkan ketakutan kemanusian atas kematian yangmengerikan; mampu memaksimalkan perasaan ketidakpastian dankenyamanan;sertamampumemanipulasiperasaankorbandancalonkorban. Sebab, dengan logika ini maka setiap orang akan merasamenjadi korban selanjutnya. Oleh karena itu kekhawatiran ‘apakahsayayangakanmenjaditargetberikutnya’atau‘apakahsayaakanmatidengan cara yang sama’ menjadi mimpi buruk yang menghantuikehidupanseseorang.Inilahsalah-satudaripengaruhpsikologisyangmunculdariaksiterorisme.

Sebagaimana diungkap Schmid, teror pada awalnya adalah

sebuahkeadaanpikiranatasketakutanyangsangatbesaratasbahayayangsangatmenakutkanpadalevelindividu,danatasketakutanyangmelingkuppada level kolektif. Di sini lain, terorisme adalah sebuahaktifitas, metode atau taktik yang sebagai hasil dari perasaanpsikologis bertujuanmenghasilkan ‘teror’. (‘Terror’ is, first of all, astateofmindcharacterizedbyintensefearofathreateningdangeronan individual level and by a climate of fear on the collective level.‘Terrorism’,ontheotherhand,isanactivity,methodortacticwhich,asapsychologicaloutcome,aimstoproduce‘terror’).6

Pada gilirannya secara leksikal teror identik denganpenggunaan kekerasan atauancaman untukmenurunkan semangatataumenciptakanketakutan;dan imbuhan‘isme’yangditambahkanpada kata teror mengacu pada sebuah prilaku dan sikap yang

6Schmid, The Routledge Handbook of Terrorism Research, h. 42.

Page 7: Terorisme: Sebuah Persoalan Definisirepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41762/1/Ismatu...menggambarkan penolakan tindakan immoral yang dilakukan oleh ... aksi kekerasan

8

menggunakanmetode kekerasan secara sistematis untukmencapaisuatutujuan.Singkatkata,terorismesebenarnyamerupakansebuahbentuk ‘perang’ psikologis yang bertujuan menyebarkan ketakutanyangterusdiakumulasidalammasyarakatsecarasimbolistik.SebagaicontohseranganpadaWorldTradeCenter(WTS)danPentagonpada11September2001diAmerikaSerikatyangmenyebabkankematianribuan orang telahmenghasilkan efek domino ketakutan yang olehsebagianahlijauhlebihdalamketimbangjumlahkorbanyangjatuh.Hal yang sama juga bisa dilihat dari akibat teror racun antraks diAmerika Serikat pada bulan Oktober 2001 yang menyebabkankematian selusin orang. Efek ketakutan yang dihasilkan dari teroryangdisebutterakhirininyata-nyatalebihdahsyatdanmenakutkanuntuk beberapa waktu. Ia membuat aura ketakutan dankesalingtidakpercayaanberkembangdanmenyebarsedemikiankuatdancepatdalammasyarakat.

Auraketakutanyangsebagaiakibatdariaksiterrorinisemakinmencekammengingat aksi inidilakukan secara acak(random). Walaupun hampirsemuaaksiterordipersiapkandengan cermat namun targetdari aksi itu biasanya dipilihdengan acak untukmenimbulkan rasatakutyangmaksimal seperti yangdijelaskan sebelumnya.Modelacak yang dipilih ini tentumemiliki ‘pesan’ yakni bahwatidak ada orang yang bisaselalu selamatdari aksi teror;bahwa setiap individu dapatmenjadisasarankekerasanitudanmenjadikorban.

Dengan menyebarkanketakutan secara maksimal,oleh para teroris hal inidiharapkan mampu merusakkepercayaan masyarakatterhadap pemerintahan yangada yang pada gilirannya

Definisi terorisme bisa ditemukan dalam Undang-Undang No. 15 Tahun 2003 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Terorisme sebagai “perbuatan melawan hukum secara sistematis dengan maksud untuk menghancurkan kedaulatan bangsa dan negara dengan membahayakan bagi badan, nyawa, moral, harta benda dan kemerdekaan orang atau menimbulkan kerusakan umum atau suasana teror atau rasa takut terhadap orang secara meluas, sehingga terjadi kehancuran terhadap objek-objek vital yang strategis, kebutuhan pokok rakyat, lingkungan hidup, moral, peradaban, rahasia negara, kebudayaan, pendidikan perekonomian, teknologi, perindustrian, fasilitas umum, atau fasilitas internasional.

Page 8: Terorisme: Sebuah Persoalan Definisirepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41762/1/Ismatu...menggambarkan penolakan tindakan immoral yang dilakukan oleh ... aksi kekerasan

9

melemahkan sendi-sendi pertahanan negara itu sendiri. Ujungnyapara teroris ini mampu mencapai tujuan perubahan yang merekainginkan atau setidaknya memiliki kemampuan untuk mendiktepemerintah yang semakin lemah ituataumengambilalih kekuasaanatau model pemerintahan atau model negara sebagaimana yangdiinginkan.7

Selain makna leksikal yang ada dari kata teror sebagaimanadijelaskandi atas,beberapa instrumenberupaya secaraoperasionalmendefinisikan apa itu terorisme jauh lebih komprehensif sebagaisebuahaksiataugerakan.SecaracarasederhanamenurutKonvensiPerserikatan Bangsa-Bangsa (PBB), terorisme didefinisikan sebagaisegala bentuk tindak kejahatan yang ditujukan langsung kepadanegara denganmaksud menciptakan bentuk teror terhadap orang-orangtertentuataukelompokorangataumasyarakatluas.

DefinisioperasionallaintentangterrorismeinibisaditemukandalamTerorismActTahun2000diInggrisyangmenyebutkanbahwatindakan terorisme mengandung arti penggunaan ancaman atautindakan, dengan beberapa ciri-ciri antara lain bahwa aksi itumelibatkankekerasanseriusterhadapseseorangataukerugianberatterhadap harta bendadanmembahayakan kehidupanseseorang,menciptakan resiko serius bagi kesehatan atau keselamatan umumantara lain misalnya aksi yang didesain secara serius untukmengganggu sistem elektronik; dimana hal itu digunakan untukmempengaruhi pemerintahataumengintimidasipublik atau bagiantertentudaripubliksebagaibentukpenyataanataubagiandaritujuanpolitik, agama, atau ideologi tertentu, dan di dalam aksi ancamanmelibatkansenjataapidanbahanpeledak.

DiIndonesia,definisiterorismebisaditemukandalamUndang-Undang No. 15 Tahun 2003 tentang Pemberantasan Tindak PidanaTerorisme sebagai “perbuatan melawan hukum secara sistematisdenganmaksuduntukmenghancurkankedaulatanbangsadannegaradenganmembahayakanbagi badan,nyawa,moral, harta benda dankemerdekaan orang atau menimbulkan kerusakan umum atausuasanaterorataurasatakutterhadaporangsecarameluas,sehinggaterjadi kehancuran terhadap objek-objek vital yang strategis,kebutuhanpokokrakyat,lingkunganhidup,moral,peradaban,rahasia

7Paul Wilkinson, Political Terrorism (New York: Halstead Press. 1975),

h. 81.

Page 9: Terorisme: Sebuah Persoalan Definisirepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41762/1/Ismatu...menggambarkan penolakan tindakan immoral yang dilakukan oleh ... aksi kekerasan

10

negara, kebudayaan, pendidikan perekonomian, teknologi,perindustrian,fasilitasumum,ataufasilitasinternasional.”8

Dariberbagaipengertianyangada,palingtidakterdapatbenangmerahyangdisepakatiolehbanyakahlimengenai ciriutamadalamgerakanterorismeyaknipertama,bahwaaksiataugerakantertentumenggunakan cara kekerasan dan ancaman untuk menciptakanketakutan publik; kedua, gerakan ini ditujukan kepada satu ataubeberapa negara, atau masyarakat, atau kelompok masyarakattertentuatauindividu;ketiga,gerakaninimengaturparaanggotanyadengancaraterorjuga;dankeempat,bahwaindividuataugerakaninimelakukan kekerasan dengan maksud untuk mendapat dukungandengancarayangsistematisdanterorganisir.

Sederhananya,dariberbagaidefinisiyangadapalingtidakada

beberapa elemen yang erat kaitannya dengan kegiatan terorismeyakni target, tujuan, motivasi dan legitimasi. Dengan kata lain,kegiatanterorismedipastikanmemiliki latarbelakangmotif tertentusepertiagama,motifekonomi,balasdendamdandisparitassosialdanlainnya.Jadiiabukanlahideologiataunilai-nilaiitusendiri;melainkansebuahstrategi,instrumendanalatuntukmencapaitujuan.

Oleh karena itu dalam literatur studi terorisme, terdapatperbedaan yang sangat tipis antara terorisme dengan kekerasanpolitik (political violence). Sebagian para ahli menyatakan bahwakekerasan politik bukanlah sub-kategori dari terorisme, tetapisebaliknyayaknibahwaterorisme-lahyangmenjadisub-bagiandarikekerasanpolitik.Karenakerancuandanperbedaanyangsangattipis

8Undang-Undang No. 15 Tahun 2003 tentang Pemberantasan Tindak

Pidana Terorisme; dan lihat pula Abdul Wahid, Kejahatan Terorisme Perspektif Agama, HAM, dan Hukum (Bandung: Penerbit Rafika Aditama, 2004), hal. 29.

Page 10: Terorisme: Sebuah Persoalan Definisirepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41762/1/Ismatu...menggambarkan penolakan tindakan immoral yang dilakukan oleh ... aksi kekerasan

11

itu,adalahbijakuntukmembatasipengertianterorismesebagaijenisatau bentuk dari kekerasan politik yang sengaja dilakukan (bukansuatukebetulansemata)secarasistematisyangmenargetkanwargasipil yang tidak bersenjata dalam aksi yang dilakukan secara acakuntukmenimbulkanperasaantakutdantidakamansecaramaksimal.ElemenAksiTerorismeSecaraumummenurutJamesLutzdanBrendaLutzterdapatbeberapaelemen dasar yang menjadi karakteristik sebuah kelompokmelakukan tindakan terorisme atau dianggap sebagai organisasiteroris.Menurutmereka:

Terrorisminvolvespoliticalaimsandmotives.Itisviolentorthreatensviolence.Itisdesignedtogeneratefearinatargetaudience that extends beyond the immediate victims of theviolence. The violence is conducted by an identifiableorganization.Theviolenceinvolvesanon-stateactororactorsaseithertheperpetrator,thevictimoftheviolence,orboth.Finally, theactsof violencearedesigned to createpower insituationsinwhichpowerpreviouslyhadbeenlacking(i.e.theviolence attempts to enhance the power base of theorganizationundertakingtheactions).9Daripenjelasandiatas,dapatdisimpulkanadabeberapaelemen

utama dalam definisi terorisme yang penting untuk didiskusikanuntuk mendapatkan pemahaman secara lebih detail dan lengkap.Elemen-elemen itu antara lain tujuan ataumotif politik; kekerasan;dankelompoksasaranatautargetaudien.TujuanPolitikElemen pertama dalam kegiatan terorisme adalah karena alasanpolitik.Tujuanpolitikdalamterorismeinitentumemilikimotifsepertikeuangan maupun bersifat pribadi. Hanya penting untukdigarisbawahi bahwa fakta untuk mencapai tujuan politik inimerupakan hal utama yang membedakan tindakan teroris daribentuk-bentuk lain kekerasan lainnya. Sebagai contoh penculikanseorangpemimpinpolitikandseorangeksekutifperusahaansebagai

9James Lutz and Brenda Lutz, Terrorism the Basics, hal. 2.

Page 11: Terorisme: Sebuah Persoalan Definisirepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41762/1/Ismatu...menggambarkan penolakan tindakan immoral yang dilakukan oleh ... aksi kekerasan

12

sebuahpernyataanpolitik terhadapnegaraatau kelompok tertentubisadianggapsebagaidengankegiatanterorisme.Iniberbedadenganpenculikandenganmotifuang(ransom)walaupunadakalanyamodelpenculikan yang kedua itu menjadi semacam ‘dana revolusi’ untukmembiayai kegiatan-kegiatan politik. Hanya saja secara konseptualkejahatanyangkedua lebihbisadianggap sebagaikejahatanpidanaketimbangkejahatanterorisme. Jadi secara sederhana tujuan politik yang menjadi elemenutama kegiatan terorisme adalah kegiatan yang diarahkan padaperubahan kebijakan, cara pandang, model kepemimpinan, ataubatas-bataswilayah(sepertiyangterjadidi Israel).Keinginanuntukmendapatkanhasildariperubahanitubisadilakukansecepatnyaataubisa jugamenjadi titikakhirdariperjuanganyangpanjang (the endpoints of a long struggle). Dalam konteks ini, beberapa kelompokterorismemangmengarahkandiripadaperjuanganyangpanjangtadiuntuk mencapai tujuan politik, tetapi ada juga organisasi yang

langsung menunjukkan ataumelakukan prilaku keras(violence) sebagai hal yangsangat penting untukmenjatuhkan sebuah rezimatau mencapai tujuan yangdiinginkan.10

Dengan kata lain,meminjam cara pandangJuliet Lodge tujuan politikyang ingin dicapai telahmemberikan justifikasi bagiberbagai organisasiterorisme untuk melakukanintimidasi yang bersifatpaksaan (coercive),menghalalkan pembunuhandanprilakudestruktifsecarasistematis sebagai saranauntuk tujuan; menjadikansasaran korban terutamamasyarakat sipil sebagai

10James Lutz and Brenda Lutz, Terrorism the Basics, hal. 3-4.

Tujuan politik yang ingin dicapai telah memberikan justifikasi bagi berbagai organisasi terorisme untuk melakukan intimidasi yang bersifat paksaan (koersif), menghalalkan pembunuhan dan prilaku destruktif secara sistematis sebagai sarana untuk tujuan; menjadikan sasaran korban terutama masyarakat sipil sebagai sarana perang urat syaraf yang menciptakan rasa takut dengan pesan yang sangat jelas. Ini biasanya didasarkan pada acara pandang idealistik utopis tentang perubahan yang sangat radikal atas cara pandangan atau tatanan

Page 12: Terorisme: Sebuah Persoalan Definisirepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41762/1/Ismatu...menggambarkan penolakan tindakan immoral yang dilakukan oleh ... aksi kekerasan

13

saranaperanguratsyarafyangmenciptakanrasatakutdenganpesanyang sangat jelas. Ini biasanya didasarkan pada acara pandangidealistik utopis tentang perubahan yang sangat radikal atas carapandangatautatanankehidupan.11

Adalah sebuah kenyataan bahwa ada beberapa aktivis partaipolitik yang memiliki hubungan langsung maupun tidak langsungdengan para pelaku teroris; dimana mereka menjadi ‘garda’ bagiorganisasi teroris, atau mereka menjadi bagian dari perjuanganpanjangbaikmelaluiparlemenyanglegalataumelaluiaksi-aksiektra-parlemenilegaldanpenuhkekerasan.Padagiliranya,terorismekerapkali merupakan perwujudan dari bentuk kekerasan politikberdampingandenganprotesyangpenuhkekerasan,protesdenganmogokmakan dan bunuh diri, pengrusakan sarana pemerintah dansebagainya.

Olehkarenaitu,paraahlisepakatbahwaterorismemerupakankekerasanpolitikyangtidakbermoral.Menyikapihalini,sebagianahliseringmenambahkan imbuhanciri aksikekerasanpolitik terorismeseperti demonstratif, terencana, unilateral, pengguna kekuatanekstrim seperti senajata secara ilegal yangmenyebabkan kematianataulukaseriusyangdilakukansecarasengajaterhadapmasyarakatsipildiwilayahyangbukanmenjadibagiandariwilayahperang.KekerasandanTargetSasaranElemen lain dari aksi terorisme adalah aktivitas yang melibatkankekerasan atau ancaman kekerasan, dan dalam tahap tertentupengunaan senjata yang mematikan kepada target sasaran untukmenyampaikan pesan tertentu. Keinginan untuk melakukanperubahan(sepertiyangdilakukanparamahasiswaditanahairyangmenuntut reformasipadatahun1998)ataudemonstrasiataupetisibukanlah gerakan terorisme. Meskipun demonstrasi, petisi ataugerakan-gerakan itu sangat merepotkan atau membuat khawatirrezimyangberkuasa,danmeskipunterjadikekerasansebagaiakibatdarikontestasiyangterjadi,haltersebutbukanlahgerakanterorisme.

11Juliet Lodge (ed.), The Threat of Terrorism (Boulder, Colorado:

Westview Press, 1988), hal. 149-186.

Page 13: Terorisme: Sebuah Persoalan Definisirepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41762/1/Ismatu...menggambarkan penolakan tindakan immoral yang dilakukan oleh ... aksi kekerasan

14

Kekerasan yang dimaksud sebagai bagian dari elemen

terorisme berkaitan dengan sifat dan tekniknya. Kekerasan dalamterorisme merupakan sebuah ‘teknik yang efektif’ yang menjadiandalanbagisebuahkelompokyangnyata-nyataterbiasadanmampumenunjukkan kemampuan dan keinginan untuk melakukan danmenggunakankekerasandalammencapaitujuan.

Bagi kelompok terorisme, tujuan utama dari kekerasan ini

adalahuntukmenciptakanketakutandalamsecaramasif.Olehkarenaitubiasanya,korbantidakdipilihsecarakhusus,namunhanyatargetyangmudahdanmemilikiefekyanglebihmencekam.Sementarabagibanyak organisasi baik politik maupun sosial yang lain, jalankekerasanbukanjalanyangefektifuntukmeneguhkaneksistensiataumencapai tujuan; dan ketakutan massa bukanlah hal yang ingin

Page 14: Terorisme: Sebuah Persoalan Definisirepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41762/1/Ismatu...menggambarkan penolakan tindakan immoral yang dilakukan oleh ... aksi kekerasan

15

diciptakan. Sebagian sarjana ahli gerakan terorisme membuatkategori kelompok sasaran sebagaimana berikut: mereka yangdianggapmusuholehkelompokorganisasiteroris,daniniseringkaliadalahpemerintahyangsah;ataumerekayangdianggapmendukungmusuh yakni masyarakat atau mereka yang dianggap bagian daripemerintah; individual yang jadi target langsung kelompok teroristermasuk keluarga dan kawan; wilayah publik yang cukup netral;wilayahyangdiklaimsebagaiwilayahyangbisadikuasaiataudimilikikelompok teroris; kepentingan atau properti asing yang dianggapmusuh;kelompoklainyangberseberangan;danmedia.PenutupSecara umum terdapat banyak sekali define terorisme yang dibuatolehparaahlimaupunlembaga-lembagayangberkaitandenganaksiataugerakanterorismeini,Satuhalyangdisepakatidaridefinisi ituadalahbahwaterorismemerupakansalah-satubentukkejahatanyangbisaberdimensiinternasional.

Diberbagaiduniakejahatan inimenjelmamenjadi aksi-aksiteror yang memakan korban tanpa pandang bulu. Oleh karena itu,terorismemerupakankejahatanluarbiasa(extraordinarycrime)yangmembutuhkanpulapenanganandengancara-carayangjugaluarbiasa(extraordinary measure). Ini dikarenakan terorisme merupakanperbuatan yangmenciptakan bahaya terbesar (the greatest danger)terhadaphakasasimanusiayangmenyangkuthakhidup(therighttolife)danhakuntukbebasdarirasatakut.

Terorismeharustetapdiwaspadaikarenatargetyangdisasarbersifatrandomatau indiscriminateyangcenderungmengorbankanorang-orangtidakbersalah.Lebihjauh,dalambeberapaaksi,gerakanini juga menggunakansenjata-senjata pemusnah massal denganmemanfaatkanteknologimodern.Olehkarenaitudibutuhkansinergiyang terus menerus antar pemerintah dan masyarakat luas dalammemerangigerakaninidanmemotongakarperkembangannyadalamkehidupanbersama.