sejarah penanggulangan terorisme

Upload: abdul-kadar

Post on 06-Jul-2018

243 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

  • 8/17/2019 Sejarah Penanggulangan Terorisme

    1/36

    Sejarah Penanggulangan TerorismeSejarah penanggulangan aksi terorisme di Indonesia bisa dibagi ke dalam duamacam pendekatan, yakni hard approach (pendekatan keras) dan softapproach (pendekatan lunak). Dua macam pendekatan ini muncul karena faktorlatar belakang aksi terorisme dan landasan yang dipakai untuk menanggulangiterorisme.

    etode hard approach berciri khas penindakan bersenjata terhadap organisasi terormelalui kekuatan militer. Pendekatan ini berlandaskan pada Penetapan Presiden !I"o. ##$#%&' tentang Pemberantasan egiatan Subersi,yang dikeluarkan pada era*rde +ama. turan ini digunakan untuk menindak aktiitas yang dianggapmengganggu kedaulatan negara, termasuk aksi terorisme. Sementara metode softapproach mengedepankan tindakan yang terinregrasi dan komprehensif dalammenangani masalah radikalisme, mulai dari akarnya. etode ini memakai cara-carapersuasif, dialog, mengajak keterlibatan masyarakat dalam menangkal fahamradikalisme. Pendekatan semacam ini dimulai sejak pembentukan adan "asionalPenanggulangan Terorisme ("PT).Penanggulangan terorisme di era *rde +amaDi era *rde +ama, berbagai aksi teror dilatarbelakangi oleh motiasi separatisme

    atau ingin melakukan kudeta. Ini bisa dilihat pada kasus pemberontakanPemerintahan !eolusioner !epublik Indonesia (P!!I), Perjuangan !akyat Semesta(Permesta) dan ngkatan Perang !atu dil (P!). emang ada gerakan yangberlandaskan pada simbol keagamaan tertentu seperti Darul Islam$Tentara IslamIndonesia (DI$TII), dengan tokoh seperti ahar u/akar, artosu0iryo dan Daudeureuh, namun semangatnya adalah separatisme.Semua gerakan tersebut ditanggulangi oleh negara melalui metode hard approach,melibatkan konfrontasi bersenjata dengan kekuatan militer. eberapa contoh diantaranya adalah P!!I yang ditumpas dengan pengerahan kekuatan militerterbesar yang pernah tercatat dalam sejarah militer Indonesia. Selain itu Permestayang bebeberapa kali terlibat kontak bersenjata dengan pemerintah, sebelummenyadari posisinya makin sulit dan kemudian memutuskan kembali ke "!I danmenyatakan pembubaran diri.Penanggulangan terorisme di era *rde aruDi era *rde aru mulai muncul aksi terorisme yang berlandaskan pada penafsiranajaran agama tertentu. 1al ini bisa dilihat pada kasus pembajakan sebuah pesa0at2aruda, pada 34 aret #%4#, atau pengeboman 5andi orobudur pada 3# 6anuari#%47. Saat itu negara masih menggunakan pendekatan hard approach. "amunbegitu, *rde aru lebih mengandalkan strategi intelijen yang relatif lebih sunyiketimbang strtaegi konfrontasi bersenjata sebagaimana dipraktikkan pada era *rde+ama.Penetapan Presiden !I "o. ##$#%&' yang sebelumnya menjadi landasan untukmemberantas tindak terorisme, sempat dianggap tidak berlaku ketika era *rde arudimulai. Tapi pada tahun #%&%, aturan tersebut dikuatkan menjadi 88 "o.##$P"PS$#%&', yang kemudian kembali menjadi dasar penindakan aksi terorismedengan metode hard approach.Penanggulangan terorisme di era !eformasiDi era !eformasi, 88 "o. ##$P"PS$#%&' resmi dicabut melalui penetapan 8ndang-8ndang "o. 3& Tahun #%%%. Sementara aksi terorisme seperti pengeboman danbom bunuh diri terus bermunculan, kali ini mengincar rumah-rumah ibadah, pusatkeramaian dan kedutaan besar negara-negara sahabat.

  • 8/17/2019 Sejarah Penanggulangan Terorisme

    2/36

    ksi terorisme di Indonesia yang paling banyak menyedot perhatian adalahperisti0a om ali # pada #3 *ktober 3993. ejadian ini direspon dengan cepatoleh pemerintah. Setelah selama beberapa tahun penanggulangan terhadap aksiterorisme tidak memiliki payung hukum yang spesi:k, kali ini pemerintahmenerbitkan Peraturan Pemerintah Pengganti 8ndang-8ndang (Perpu) nomor #tahun 3993. Peraturan ini kemudian disahkan menjadi 8ndang-8ndang dengan

    nomor #7 tahun 399', tentang Pemberantasan Tindak Pidana Terorisme.+angkah ini disusul Instruksi Presiden "omor ; Tahun 3993, yang memberi mandatkepada enteri oordinator idang Politik dan eamanan (enkopolkam) untukmembuat strategi dan kebijakan nasional dalam menangani terorisme.enkopolkam kemudian mengeluarkan keputusan dengan nomor3&$enko$Polkam$##$3993, mengenai pembentukan Desk oordinasiPemberantasan Terorisme (DPT).elihat fenomena organisasi terorisme yang makin sistematik dalam merekrut danmelakukan kaderisasi, pemerintah memandang upaya terpadu dan strategis untukmerespon hal ini. 1al ini direspon oleh DP!, melalui !apat erja antara omisi # DP!!I dengan enteri oordinator idang Politik, 1ukum dan eamanan(enkopolhukam), pada '# gustus 399%.

    DP! !I melalui omisi # menyatakan mendukung upaya pemerintah dalammenanggulangi dan memberantas pemerintah, serta merekomendasikan beberapapoin yang kemudian di0ujudkan dalam pendirian adan "asional Penanggulangan Terorisme ("PT). Pendirian lembaga ini berdasarkan Peraturan Presiden "omor ;& Tahun 39#9 tentang adan "asional Penanggulangan Terorisme ("PT).Pendirian "PT ini menandai dimulainya babak baru dalam metodepenanggulangan terorisme yang mengedepankan metode soft approach.+andasannya adalah penegakan hukum, di mana terorisme dianggap sebagaitindakan kriminal yang masuk dalam kategori kejahatan luar biasa. Dalam upayapenanggulangan terorisme, "PT menekankan upaya yang integratif dankomprehensif, mengedepankan pendekatan persuasif dengan berbagai programyang menyentuh akar persoalan, yakni ideologi, sosial, ekonomi dan ketidakadilan.Dalam pelaksanaan programnya, "PT melibatkan seluruh komponen bangsa, baikpemerintah ($+) maupun masyarakat. Dalam posisi inilah "PT menjadi leadingsector yang mengkoordinasikan seluruh potensi daya dari berbagai elemen bangsadalam penanggulangan terorisme."PT memiliki 0e0enang untuk menyusun dan membuat kebijakan serta strategidan menjadi koordinator dalam bidang pencegahan terorisme. rahan kebijakanpelaksanaan pencegahan radikal terorisme harus dapat berjalan secara efektif,e:sien, terukur, konsisten, terintegrasi, terlembaga, dan berkelanjutan. rahkebijakan ini meliputi pencegahan penyebaran ideologi dan kelompok radikalterorisme melalui sosialisasi, intelijen pencegahan dan fasilitasi pelatihan. 1al ini juga harus sejalan dengan meningkatkan dukungan masyakarat terhadap gerakanupaya mela0an pemikiran dan aksi radikal terorisme sebagai upaya pencegahanterorisme yang dapat mengancam stabilitas keamanan dan kedaulatan "egaraesatuan !epublik Indonesia.8ntuk merealisasikan pendekatan kepada berbagai elemen masyarakat, sekaligusmemacu partisipasi mereka dalam pencegahan in:ltrasi faham-faham terorisme,"PT telah membentuk

  • 8/17/2019 Sejarah Penanggulangan Terorisme

    3/36

    Dalam menjalankan programnya, struktur Pencegahan Terorisme yang dilaksanakanoleh adan "asional Penanggulangan Terorisme terdiri dari=Penga0asan dan kontra propagandaPenga0asan dan ontra Propaganda merupakan bagian dari Pencegahan Terorismedengan tugas utamanya merumuskan, menkoordinasikan dan melakukanpenga0asan, baik penga0asan administratif maupun penga0asan :sik serta

    strategi kontra propaganda melalui media center maupun media lainnya. 1al yangterkait pemantauan dan pengendalian di bidang penga0asan dan strategi kontrapropaganda juga dilakukan untuk mengantisipasi aksi terorisme.e0aspadaane0aspadaan dalam pencegahan teror meupakan upaya deteksi dini dalammencegah aksi teror. idang e0aspadaan bertugas merumuskan kebijakan danstrategi di bidang peringatan dini dalam rangka pencegahan ancaman terorisme,menyiapkan koordinasi peringatan dini dan hal-hal yang terkait informasi a0altentang rencana kegiatan terorisme terutama pemetaan, jaringan dan pendanaanterorisme. 1al terpenting adalah melaksanakan kebijakan dan strategi di bidangperingatan dini dalam rangka pencegahan ancaman terorisme serta memantau danmengendalikan pelaksanaan peringatan dini dalam rangka pencegahan ancaman

    terorisme.Penangkalanidang penangkalan dalam pencegahan Terorisme berarti merumuskan, melakukankoordinasi dan melaksanakan program penangkalan ideologi dan aliran radikal sertatindak kekerasan. Demikian juga upaya memantau serta melakukan pengendalianpelaksanaan program-program penangkalan ideologi dan aliran radikal serta tindakkekerasan dalam rangka pencegahan terorisme.PerlindunganPerlindungan dalam Pencegahan Terorisme di bagi menjadi dua sub bidang yaituperlindungan terhadap *bitnas, >>IP serta transportasi dan Perlindungan terhadaplingkungan. Perlindungan terhadap *bitnas, >>IP dan transportasi bertugasmenyiapkan bahan perumusan, koordinasi dan pelaksanaan pengamanan sertamelakukan pemantauan dan pengendalian program terkait objek ital nasional,transportasi dan >>IP dalam rangka perlindungan. *bjek ital nasional adalahtelekomunikasi, transportasi (darat, laut, udara), jasa keuangan dan perbankan,ketenagalistrikkan, minyak dan gas, pasokan air besih, unit layanan darurat sepertirumah sakit,kepolisian dan pemadam kebakaran serta kantor pemeintahan.Perlindungan terhadap lingkungan berfungsi merumuskan kebijakan dan strategi dibidang pengamanan 0ilayah pemukiman serta 0ilayah publik dalam rangkaperlindungan. engkoordinasikan dan melaksanakan program-programpengamanan 0ilayah pemukiman dan 0ilayah publik dalam rangka perlindungan.Pemantauan dan pengendalian program juga dilakukan untuk melakukanperlindungan, sebagai bagian dari pencegahan terorisme.Sumber=#. Dokumen lueprint Pencegahan Terorisme, "PT, 39#;3. Dokumen Perkembangan Terorisme di Indonesia, "PT, 39#'

    https=$$damailahindonesiaku.com$terorisme$sejarah-terorisme$??????????????

  • 8/17/2019 Sejarah Penanggulangan Terorisme

    4/36

    Penanganan TerorismeSabtu, # Desember 39#3*leh Suhardi lius

     Teroris kini tumbuh seperti jamur di musim hujan. aka dibutuhkan pemahamanyang lebih kritis dan obyektif untuk merespons peristi0a sesaat, tetapi berorientasi

    pada pengembangan konsep pencegahan yang lebih luas.Indonesia memilih pemberantasan terorisme dengan model la0-enforcement.Sebagai negara demokrasi baru yang telah meninggalkan otoritarianismeseharusnya ini menjadi proyek percontohan negara yang berhasil memberantasterorisme dengan sistem yang berbasis criminal-justice (melalui penindakan olehpolisi dan diproses melalui pintu pengadilan berlapis).5riminal justice system yang dipilih Indonesia tetap lebih baik dibandingmenggunakan pendekatan lain terhadap terorisme yang kadang prosespenangkapan terhadap pelaku terorisme tidak dapat diungkap kepada publik.eberapa negara yang memilih pendekatan militer, seperti Pakistan dan @aman, justru menimbulkan kera0anan terhadap instabilitas politik dalam negeri."amun, penanganan teroris di Indonesia lebih lunak dibandingkan merika Serikat

    sebagaimana diungkap Sidney 6ones. Ia mengatakan, Indonesia lebih baikmenangani terorisme dan dampak-dampaknya ketimbang negara lain.Perbedaannya dengan merika adalah Indonesia mampu mengadili para pelakuterorisme secara lebih terbuka dibanding merika yang menerapkan pengadilantertutup, seperti halnya sekarang di 2uantanamo.emang masih banyak kritik terhadap operasi pemberantasan terorisme oleh Polri."amun, di lain sisi juga perlu dipahami, apa yang dilakukan Polri adalah dalamrangka melindungi masyarakat dan kepentingan umum, termasuk mencegahberkembangnya paham yang tidak sesuai dengan makna ajaran agama dan nilai-nilai Pancasila, sekaligus menjaga keutuhan "egara esatuan !epublik Indonesia.Pendekatan keras Teror harus ditindak, tetapi dengan tetap menjunjung tinggi code of conductataupun rule of engagement sehingga apa pun yang dilakukan dalam mela0anterorisme terbebas dari persoalan pro dan kontra sehingga mendapatkan legalitasdan legitimasi.Pendekatan keras (hard approach) selama ini tidak sepenuhnya efektif dalampenanggulangan terorisme. Selain rugi karena hilangnya rantai penghubung bila jumlah pelaku yang tertembak mati banyak, hal ini juga menghambat informasitentang sel dan organisasi teror itu.Selain itu, tembak mati teroris menyisakan duka dan dendam keluarga sertakomunitas yang ditinggalkan. aka pendekatan keras harus dibarengi sentuhanserta pencerahan agar dendam tidak berkelanjutan dan bahkan menjadikan aparatpemerintah target pembalasan. Penindakan teroris tidak boleh berhenti kepadapelaku, tetapi dilanjutkan dengan upaya pendekatan terhadap keluarga sertakomunitasnya.arena itu, muncul upaya agar sedapat mungkin tidak menembak mati terdugapelaku terorisme, sepanjang tidak membahayakan petugas$masyarakat dankemudian menangkap hidup-hidup. Pendekatan keras masih diperlukan, tetapiharus dibatasi penggunaannya hanya pada kondisi paling darurat. Sejumlahalternatif dalam operasi di lapangan dapat ditempuh dan menjadi prosedur standar.Pendekatan lain adalah pendekatan lunak (soft approach). Ini la/im dilakukanmelalui program deradikalisasi seperti mengedepankan fungsi intelijen dan

  • 8/17/2019 Sejarah Penanggulangan Terorisme

    5/36

    pembinaan masyarakat tingkat mabes dan ke0ilayahan yang mencakup kemitraan,serta kebijakan berbasis persetujuan dan legitimasi publik, bukan sekadarmenerapkan peraturan.Selanjutnya perlu tindakan preentif bukan reaktif, pendekatan interagensi danmemperkuat ke0aspadaan masyarakat agar tidak terpengaruh terorisme dan tidakbersimpati kepada gerakan terorisme. Pemerintah sebaiknya menyelesaikan akar

    masalah lokal (seperti dalam kasus Poso dan daerah konAik lainnya) serta bekerjasama dengan instansi terkait untuk mengidenti:kasi daerah dan masyarakat yangterkena paham radikal untuk menetralkannya. Sistem keamanan lingkungan yangpernah ada dengan 0ajib lapor bagi orang asing bisa dihidupkan lagi.Di sisi pendidikan, perlu pengayaan kurikulum pendidikan agama dan pendidikanke0arganegaraan.

    DeradikalisasiProgram deradikalisasi pada dasarnya berangkat dari asumsi bah0a terorismebera0al dari radikalisme. *leh karena itu, upaya memerangi terorisme lebih efektif melalui deradikalisasi. Bsensinya adalah mengubah pemahaman atau pola pikiryang dianggap salah. 5aranya dengan memberikan pengalaman baru yang didapat

    bukan dari medan perang, tetapi dari kehidupan sosial le0at interaksi antarmanusiasecara terbuka dan inklusif agar mendapat pemahaman yang benar soal jihad danterorisme.Dalam memerangi terorisme harus mempertimbangkan hukum, sosial, dan budayabangsa karena bila tidak justru akan menciptakan kondisi yang kontra produktif.*leh karena itu, strategi mengatasi terorisme akan berbeda antarnegara.Pendekatan lunak adalah upaya deradikalisasi yang dilakukan Polri secara lintassektoral terhadap akar kejahatan terorisme. 5aranya dengan masuk ke dalamkehidupan masyarakat le0at deteksi dini, upaya pencegahan, serta pembinaanterhadap para eks pelaku teror dan pendukungnya. Prioritas dalam pendekatan iniadalah para keluarga serta komunitas para teroris yang telah ditindak. Tidak semua kekerasan dapat dipadamkan melalui tindak kekerasan.Penanggulangan terorisme membutuhkan kebijakan yang bersifat komprehensif baik dalam tataran kebijakan maupun pelaksanaan kontra terorisme yang umumdan menyeluruh.Pada dasarnya penanggulangan terorisme tidak hanya terkait penindakan saja,tetapi juga terkait aspek lain yang melibatkan instansi lain, seperti ementerianDalam "egeri, ementerian +uar "egeri, ementerian Pendidikan "asional,ementerian 1ukum dan 1, ementerian Sosial, ementerian gama,ementerian omunikasi dan Informasi, I", unsur-unsur T"I di daerah, serta unsurlainnya. Pemangku kepentingan lain, seperti lembaga s0adaya masyarakat,perguruan tinggi, tokoh agama, dan tokoh masyarakat, juga perlu dilibatkan.enangkal teroris dengan pendekatan lunak akan lebih berdampak positif. 5aranyadapat dimulai dengan mendekati eks para pejuang dari fganistan,

  • 8/17/2019 Sejarah Penanggulangan Terorisme

    6/36

    Dengan demikian, tidak ada pilihan lain bagi bangsa ini selain melaksanakanpendekatan lunak secara komprehensif dalam menyelesaikan kasus terorisme itu.Pendekatan ini yang mungkin akan bisa menja0ab pertanyaan mengapa terorismeitu muncul di Indonesia dan bagaimana cara untuk menghadapinya.Implementasi memerangi aksi terorisme dilakukan dalam bentuk resosialisasi,reintegrasi, dan sekaligus keteladanan bah0a langkah pemerintah tidak

    diskriminatif dan perang mela0an terorisme adalah kebutuhan mendesak untukmelindungi 0arga negara Indonesia sesuai tujuan nasional yang diamanatkanPembukaan 88D #%;7.Sebaliknya, diperlukan keberanian masyarakat luas untuk segera melapor bilamenemukan indikasi atau kejadian yang mengarah pada tindakan terorisme. Darisemua uraian di atas tampaknya sudah sangat mendesak untuk secara terintegrasipemerintah melaksanakan operasionalisasi serta implementasi dari semuakebijakan, konsep, dan rekomendasi yang telah ada agar bermanfaat langsung.

    Suhardi lius epala Diisi 1umas Polri

    http=$$regional.kompas.com$read$39#3$#3$9#$9;937C&3$Penanganan.Terorisme

    ???????????????

    Pencegahan Terorisme*leh hamami adaDosen 8I" Syarif 1idayatullah 6akarta *sama bin +aden dikabarkan telah te0as oleh operasi militer merika Serikat. Te0asnya orang nomor satu yang paling diburu S ini setidaknya akan menyitapandangan masyarakat uslim di Indonesia. Paling tidak, kata EsyahidF akanmenyelimuti pandangan umat Islam. ntara teroris dengan syahid memang duakata yang sulit dipisahkan, sehingga orang yang berjihad dengan tindakanterorisme dipandang sebagai pejuang yang mati syahid. Pemahaman ini masihmelekat dalam diri umat Islam. Inilah yang semakin mempersubur radikalisme danterorisme di Indonesia.

  • 8/17/2019 Sejarah Penanggulangan Terorisme

    7/36

    8paya pencegahan terorisme sesungguhnya sudah sering disampaikan kepolisian,khususnya Densus 44 agar kepolisian tidak hanya sibuk ketika telah terjadi aksipengeboman. Di dalam pencegahan terorisme, kepolisian dapat mendeteksi danmemproses secara hukum siapa saja yang diduga melakukan tindakan yangmengarah terorisme. isalnya, pidato-pidato keagamaan yang memprookasiterorisme, menggerakkan massa baik sembunyi-sembunyi ataupun secara terbuka

    untuk melakukan penyerangan, pelatihan perang, menulis buku-buku yangmemprookasi dan menebar kebencian kepada negara dan agama, membuatpernyataan sikap yang mengarah pada kegiatan terorisme. Semuanya ini dapatdikelompokkkan ke dalam kegiatan pra terorisme.Ironisnya, jika kegiatan pra aksi terorisme dapat diproses di pengadilan, makakelompok pro demokrasi akan berteriak sebagai pelanggaran terhadap hak asasimanusia. emang selama ini, aparat kepolisian gamang untuk melakukanpencegahan terhadap terorisme karena menghadapi kritik dari kelompok prodemokrasi dan akan mendapat ancaman dari kelompok-kelompok agama yangselama ini melakukan terorisme. Inilah yang membuat tumbuh suburnya terorismedi Indonesia tanpa adanya proses pencegahan yang berarti. arena itulah,pencegahan terhadap terorisme sudah saatnya menjadi fokus utama dalam

    penanggulangan terorisme, baik dalam menyebarkan pemahaman keagamaan yangmoderat maupun memasukkan komponen pencegahan dalam reisi 8ndang-undang Terorisme.

    http=$$000.masjidrayaip.org$indeG.phpHoption?comcontentJie0?articleJid?#=pencegahan-terorismeJcatid?&3=khamami-/adaJItemid?%%????????????

    Pola Penanggulangan Terorisme Di Indonesia: Studi Kebijakan Kriminal 6odi :la !yandra

  • 8/17/2019 Sejarah Penanggulangan Terorisme

    8/36

    terlarang, korupsi, pembajakan pesa0at, terorisme, dan kejahatan lintas negaralainnya.Salah satu contoh kejahatan transnasional yang menarik untuk dibahas adalahkejahatan terorisme yang saat ini menjadi lebih sering untuk dibahas olehpemerintah di berbagai negara. ejahatan terorisme menjadi sangat menarik untukdibahas hingga saat ini diakibatkan oleh peristi0a ## September 399#.

    ejahatan terorisme dapat diketahui secara lebih jelas apabila memahamiterminologi dari kata teror, teroris, dan terorisme. Perumusan de:nisi mengenai tigakata tersebut sampai saat ini belum memiliki persamaan pemikiran dari masing-masing ahli yang ingin membatasi ruang lingkupnya.husus untuk teror, perbedaan pandangan dari para ahli dalam mengungkapkanunsur-unsur ataupun kriteria dalam tindakan teror telah menjadikan banyaknyarumusan mengenai de:nisi teror ini. ata teror berasal dari bahasa +atin EterroremFyang berarti rasa takut yang luar biasa. Dalam kata kerja, EterrereF berartimembuat takut atau menakut-nakuti.Kata teror berasal dari bahasa +atin EterroremF yang berarti rasa takut yang luarbiasaKenurut LebsterMs "e0 Lorld Dictionary, kata terorisme berasal dari bahasa

    Perancis yang pertamakali digunakan pada pasca terjadinya reolusi Perancis dana0al !eign of Terror di Perancis sekitar tahun #C%'-#C%;, pemerintahan yangberkuasa mempraktekan cara-cara teror dalam menerapkan kebijakan-kebijakannya.Sedangkan menurut Islamic Lorld *rgani/ation dari bdulhadi lshehri (39#9),terorisme dide:nisikan sebagai tindakan agresi yang dilakukan oleh indiidu,kelompok, atau negara terhadap manusia yang berkaitan dengan agama, darah,pikiran, uang dan kehormatan, mencakup tipe-tipe yang menakutkan, berbahaya,mengancam, dan membunuh tanpa hak, dan berhubungan dengan perang,perampokan. Semua tindakan kekerasan atau yang ancaman mungkin menjadipelaksanaan proyek dari indiidu atau kejahatan kolektif dengan tujuan terorkepada orang-orang dengan merugikan mereka.ulai banyaknya peristi0a terorisme yang terjadi di dunia internasional pada a0alabad 3#, termasuk Indonesia, telah diupayakan untuk diantisipasi dalam berbagaimacam kebijakan. ebijakan yang dikeluarkan pun bermacam-macam bentukpendekatannya.dapun pendekatan yang saat ini dikenal terbagi atas dua, yaitu hardapproach dan soft approach.1ard approach atau yang dikenal dengan pendekatan keras dapat disebutkansebagai penggunaan kebijakan yang bersifat militer atau menggunakan teknikbersenjata seperti penggunaan tentara, intelijen, dan penyusupan.Soft approach atau dikenal sebagai pendekatan penegakan hukum yang lebihbersifat kepada proses mengubah indiidu menjadi lebih moderat denganmenghilangkan aspek radikal pada diri mereka (1earne J +aiN, 39#9).Sebagai bentuk reaksi sosial terhadap kejahatan, pemerintah Indonesia telahmengupayakan berbagai macam aturan hukum maupun pendirian lembaga yangbertugas untuk menangani permasalahan ini dalam berbagai kebijakan yangberbentuk sistem terpadu penanggulangan terorisme di Indonesia. Dalam obyekpenelitian kriminologi, reaksi sosial (masyarakat) terhadap kejahatan dimasukkanke dalamnya selain peristi0a kejahatan, pelaku, dan korban kejahatan sendiri.

  • 8/17/2019 Sejarah Penanggulangan Terorisme

    9/36

    dapun de:nisi dari reaksi sosial terhadap kejahatan adalah pola bentuk tindakanyang dilakukan oleh 0arga masyarakat secara bersama-sama, dalam rangkamenghadapi atau menyikapi kejahatan (ustofa, 399C).Secara lebih mendalam dapat disebutkan bah0a reaksi sosial terhadap kejahatandapat terbagi menjadi tiga, yaitu=• !eaksi sosial terhadap kejahatan yang bersifat formal.

    • !eaksi sosial terhadap kejahatan yang bersifat informal.

    • !eaksi sosial terhadap kejahatan yang bersifat non-formal.!eaksi sosial terhadap kejahatan yang bersifat formal oleh negara dapat jugadisebut sebagai kebijakan kriminal sebab mengacu kepada penjelasan 2ilsinan(#%%9) yang menyebutkan bah0a inti dari pembuatan kebijakan bertumpu padapembuatan kebijakan, pelaksanaan, dan adokasi kebijakannya, maka kebijakankriminal merupakan serangkaian kebijakan khusus yang berkaitan dengankejahatan yang dibuat oleh negara.Pembahasan mengenai konsep kebijakan kriminal juga terdapat dalam berbagailiteratur ilmiah, seperti menurut uchhol/ dan !osenthal (399; dalam!isma0anharsih, 39#3) bah0a kebijakan kriminal sebenarnya memiliki kesamaan

    dengan kebijakan publik. ebijakan publik sendiri memiliki beberapa rangkaianproses untuk dapat dirumuskan sebagai sebuah kebijakan. 1al tersebut dapatdisebut sebagai Policy Process.Proses pembuatan kebijakan publik terdiri dari berbagai lingkaran-lingkaran tertentuyang dapat dinamakanPolicy 5ycle yang mencantumkan proses formulasi,implementasi, dan ealuasi dalam kebijakan publik.Pemerintah Indonesia sebenarnya telah menciptakan berbagai macam kebijakanstrategis yang terbagi antara dua bagian, yaitu bagian dalam negeri maupun luarnegeri guna menanggulangi kejahatan terorisme.dapun kebijakan baik yang berasal dari dalam maupun luar negeri olehpemerintah dapat dibagi dalam tiga periode 0aktu, yaitu periode *rde +ama, *rdearu, dan !eformasi.

    Perubahan dalam pendekatan yang dilakukan oleh pemerintah Indonesia dari hardapproach seperti pada masa *rde +ama dan *rde aru menjadi kombinasiantara hard approach dengan soft approach ternyata menurut ukhtar (39#')disebabkan oleh kegagalan dalam penanggulangan teror secara keras denganmerujuk kepada data bah0a sepanjang tahun #%%% hingga saat ini peristi0a terortetap muncul.ahkan ukhtar (39#') juga menyebutkan bah0a sebagian pelaku teror memilikigenealogi dengan jaringan lama, misalnya regenerasi aktor terorisme danpendekatan yang dilakukan sebelumnya dapat memicu aksi balasan oleh aktorterorisme pula.enurut 1asan (39#3) perlunya untuk melakukan perubahan pendekatan dalampenanggulangan terorisme adalah untuk merespon bentuk terorisme baru yang

    lebih bermotif kepada agama maupun ideologi.Pendekatan secara soft approach juga dibutuhkan untuk mengimbangipendekatan hard approach yang selama ini dilakukan pemerintah Indonesiadiperlukan agar dapat mempersuasi pelaku teroris untuk meninggalkan kegiatanterorisnya, membantu aparat hukum untuk memberikan informasi intelijen terkaitdengan jaringan dan aktiitas teroris, dan dapat menyuruh rekan-rekannya selakuteroris untuk mau bekerjasama dengan aparat hukum (1asan, 39#3).1asan (39#3) juga menambahkan bah0a berdasarkan assessmen yang dilakukanoleh International 5risis 2roup, pendekatan secara soft approach sangat efektif 

  • 8/17/2019 Sejarah Penanggulangan Terorisme

    10/36

    dalam mempersuasikan teroris untuk meninggalkan aktiitas terornya dan dapatbekerjasama dengan aparat hukum untuk menanggulangi kejahatan terorisme.Secara garis besar, kelebihan dari pendekatan hard approach yang digunakan olehpemerintah selama *rde +ama dan *rde aru adalah dapat mendeteksi jaringanmaupun kegiatan dari kelompok teroris melalui kegiatan intelijen sekaligusmemberikan ancaman sanksi pidana secara maksimal melalui pengerahan kekuatan

    bersenjata."amun, pendekatan ini juga memiliki kelemahan, seperti ra0an pelanggaran hakasasi manusia mengingat menggunakan kekuatan militer, tidak terlalu berfokuskepada pencegahan kejahatan, dan juga diketahui melalui penelitian 1asan (39#3)tidak terlalu efektif dalam menanggulangi kejahatan terorisme.+alu untuk pendekatan kombinasi hard approach dan soft approach yang mulaidijalankan pemerintah saat !eformasi melalui "PT selaku lembaga koordinator juga memiliki kelebihan dan kekurangan. elebihannya adalah kebijakan yang lebihmelindungi hak asasi manusia melalui deradikalisasi kepada narapidana terorisme,mengutamakan penyelesaian jalur hukum, melibatkan masyarakat dalampengendalian terorisme, dan berperan dalam pencegahan sekaligus penyelesaianakar masalah terorisme.

    KPendekatan kombinasi hard approach dan soft approach yang mulai dijalankanpemerintah saat !eformasi melalui "PT selaku lembaga koordinator juga memilikikelebihan dan kekuranganKekurangan dari pendekatan gabungan ini adalah memicu permasalahan koordinasidalam hal intelijen dan pelibatan T"I apabila dibutuhkan dalam penanggulanganterorisme mengingat peraturan hukum yang ada kurang menjelaskan secara lebihrinci. Sumbereck, 8lrich. (3999). Lhat is globali/ationsH. 5ambridge= Polity Press.2ilsinan, 6ames

  • 8/17/2019 Sejarah Penanggulangan Terorisme

    11/36

    *gilie-Lhite, Tanya. (399&). "on-proliferation and counter-terrorism cooperation insoutheast asia= eeting global obligations through regional security architectures.5ontemporary Southeast sia, 34, #-3&.Laugh 6r, Lilliam +., J Syles, !ichard T. (3993). *rgani/ing the 0ar onterrorism. Public dministration !eie0, &3, #;7-#7'.lshehri, bdulhadi. (39#9). Soft po0er as an alternatie to hard po0er in

    counterterrorism in saudi arabia. 8SL5 Strategy !esearch Project. 8.S. rmy Lar5ollege, 5arlisle arracks. Diunduh darihttp=$$000.dtic.mil$dtic$tr$fullteGt$u3$a7339#9.pdf.1adibroto, riasa. (3997). Tindakan-tindakan pemerintah Indonesia dalammenghadapi terorisme. Tesis Program Pascasarjana ajian Stratejik etahanan"asional 8niersitas Indonesia. Depok. Tidak Diterbitkan.1asan, "oorhaidi, et al. (39#3). 5ounter terrorism strategies in Indonesia, lgeriaand Saudi rabia. The 1ague. L*D5. Diunduhdari http=$$english.0odc.nl$images$#49&-olledige-teksttcm;7-;'7%4&.pdf.!isma0anharsih, Dessy. (39#3). ebijakan kriminal di negara-negara anggotaSB" tentang perdagangan manusia dan perdagangan narkoba sebagai bentuktransnational organi/ed crimes (T*5s). Skripsi Program Studi riminologi.

  • 8/17/2019 Sejarah Penanggulangan Terorisme

    12/36

    Sekolah Dasar 5ikini, 6akarta Pusat, pada tangal '9 "opember #%7C, yang telahmenyebabkan banyak orang terutama anak-anak kecil te0as dan cacat. Demikianpula halnya peristi0a 2-'9-S pada tahun #%&7. esemuanya itu mempunyaiberbagai macam tujuan, namun secara empirik terbukti bah0a korban yangberjatuhan adalah manusia yang tidak tahu apa-apa tentang hal yang

    dipersengketakan.

    khir-akhir ini teror dalam bentuk assassination terjadi di berbagai tempat, berupapenembakan terhadap sembarang anggota P*+!I. Pada tanggal 3C 6uli 39#', junInspektur Patah Saktiyono, anggota Satuan +alu +intas Polsek etro 2ambir, 6akartaPusat, ditembak di Pamulang, Tangerang Selatan, anten.(megapolitan.kompas.com)

    Pada bulan berikutnya, !abu C gustus 39#', jun Inspektur D0iyatno anggotaimas Polsek etro 5ilandak, 6akarta Selatan, te0as ditembak orang tak dikenal di2ang andor jalan *tista !aya, 5iputat, Tangerang Selatan. (tribunne0s.com)

    Sembilan hari kemudian, 6umat #& gustus 39#', dua anggota polisi te0asditembak. ereka adalah jun Inspektur ushendratna, anggota inamas Pondokacang arat, dan rigadir hmad aulana, anggota !eskrim Polses Pondok ren.(regional.kompas.com)

    Penembakan ini berlanjut pada bulan berikutnya. Pada hari 6umat tanggal #'September 39#', rigadir !uslan usuma, anggota Sabhara Polri, ditembak orangtak dikenal di 6alan !aya Pekapuran, Sukamaju aru, Tapos, Depok.(megapolitan.kompas.com)

    eberapa hari kemudian, !abu #4 September 39#', rigadir Syahri !ahmad,anggota epolisian Sektor ota +angsa, "angroe ceh Darussalam, menjadi korbanpenembakan hingga cacat seumur hidup. (jpnn.com)

    asih di bulan September, jun Inspektur Sukardi te0as ditembak di depan 2edungomisi Pemberantasan orupsi, 6akarta, pada hari Selasa 3; September 39#'malam. (ompas.com)

    Hostis Humani Generis

    Dalam era globalisasi ini, kita justru menyaksikan terorisme semakin marak. Terorisme yang nilai kebenarannya terletak hanya pada dirinya sendiri itu, telahdilakukan baik oleh negara berdaulat seperti 8S beserta negara-negara "T*,maupun oleh jaringan supra-nasional l-aeda. onsep arat terhadap negara-negara Timur Tengah dalam rangka demokratisasi sistem politik di sana memangtidak dapat dikatakan sebagai terorisme, tetapi serangan militer :sik itu tentu sajamengandung terorisme. Serangan militer :sik tidak mungkin menghindar, dari

  • 8/17/2019 Sejarah Penanggulangan Terorisme

    13/36

     jatuhnya korban orang-orang yang tak bersalah. Tujuan manusia untuk membangundemokrasi sebagai tatanan sosio-politik yang ideal dan tujuan manusia untukmencapai sistem politik kekhalifahan yang agamis, sama-sama tidak dapatdigunakan untuk menghalalkan terorisme. ita harus memandang suatu perbuatanitu secara dan dari sisi obyektif atau dari sisi sasarannya (obyeknya). 6ika korbannya

    adalah innocent persons atau manusia yang tidak terlibat apapun denganpersoalan-persoalan atau masalah-masalah yang sedang dipersengketakan, makasecara de:nitif perbuatan itu merupakan QTerorismeM.

    Selama idealisme yang jenius maupun keyakinan manusia diiringi dengan praktikterorisme, yang akan dituai kelak adalah krisis :lsafati yang meruntuhkan, sepertiyang dialami arGisme dalam sejarah sistem politik dunia. asyarakat dunia bisakembali ke /aman biadab, yang menginjak-injak nilai peri kemanusiaan. Para korbanterorisme tidak akan pernah peduli, siapakah yang telah merenggut nya0a orang-orang yang mereka kasihi, apakah dia itu penjahat atau pahla0an. ereka yangmelakukan kejahatan terhadapnya adalah teroris, yang merupakan musuh

    kemanusiaan=Hostis Humani Generis.

    usuh kemanusiaan tersebut merupakansasaran untuk kita cegah dan tanggulangi bersama-sama, demi keamanan nasionaldan keselamatan indiidu bangsa Indonesia.

    Peran hukum nasional kini menjadi semakin sentral. Terorisme Supra "asional yangaktual, hanya dapat dihadapi dengan konsep hukum yang bera/askan padaEkebaikanF dan EkebenaranF hakiki.

    Terorisme Jaringan: Patah Tumbuh, Hilang Berganti 

    Sejak lebih dari satu dekade terakhir kita digoncang oleh aksi teror bom dan telahbanyak teroris yang ditangkap, dihukum bahkan ditembak mati, tetapi sampaisekarang teror masih saja terjadi terhadap bangsa Indonesia. Para teroris bak patahtumbuh, hilang berganti. ereka dianalogikan oleh para ilmu0an @unani,laksana Unslayable Hydra, binatang imajiner yang tidak bisa mati. Para teroris jugaseperti Chanda Bhirawa, ajimat !aden "arasoma dalam cerita 0ayang 6a0ayang Esa Hilang, Dua terbilang.

    etode yang mereka pilih dimulai dari peledakan serangkaian bom yang kemudianberkembang menjadi pembunuhan terhadap anggota Polri, yang merupakan aparatpenegak hukum di garda terdepan keamanan dan ketertiban masyarakat bangsaIndonesia. Para teroris bagai daun-daun dari sebatang pohon, yang selalubertumbuh tunas dan berkembang kembali dengan subur, setiapkali daun-daunyang terdahulu gugur ataupun ditebas. arena itu layak jika kita membangun suatumodel analitik sebuah pohon yang kita sebut= Pohon Terorisme.

  • 8/17/2019 Sejarah Penanggulangan Terorisme

    14/36

    erapkali kita mendengar ulasan dari para pakar yang menyatakan, bah0apenyebab terorisme adalah ketidak adilan dalam kehidupan sosial (social inustice).pakah artinya jika keadilan di dunia ini tercapai, terorisme tidak akan terjadi lagiHereka barangkali lupa, bah0a keadilan di dunia ini tidak akan ada. eadilan abadihanya ada kelak di hari kemudian, yang akan ditentukan oleh llah SLT sebagai @ang aha dil. eadilan empirik yang eksis di dunia ini bak sinar matahari, yang

    memberikan kesempatan kepada dedaunan untuk hidup. Itupun melalui proseshukum alam yang disebut reaksi photosynthesa. Sinar matahari secara alamimenyinari pohon-pohonan di dunia, namun ada yang tersinari penuh, ada yangsebagian, dan ada yang tidak tersinari sama sekali. Itulah keadilan dalambentuknya di dunia. 8ntuk dapat menggunakan keadilan dalam hidup perlu proses,yaitu perjuangan hidup di dalam diri sendiri, sebagaimana reaksi photosynthesa,yang tidak harus membunuh orang lain.

    Samuel 1untington dalam The Clash o! Ci"ili#ation menyatakan, bah0a benturanantar peradaban telah melahirkan terorisme aktual. Dia barangkali lupa, bah0abenturan antar peradaban manusia selalu terjadi bak atmosphere di udara terbuka

    sejak jaman dahulu kala. Dalam peradaban suatu suku ras bangsa eskimo di kutubutara, demi cinta anak kepada orang tuanya yang renta, daripada orangtua merekanantinya mati kesakitan, lebih baik diletakkan saja di luar rumah agar matikedinginan. Peradaban demikian tentu saja clash (berbenturan) dengan peradabankita, yang $i%ul dhuwur, mendhem ero orangtua kita dengan penuh kecintaan.pakah keadaan demikian itu menyebabkan terjadinya terorismeH Tentu saja tidak.

  • 8/17/2019 Sejarah Penanggulangan Terorisme

    15/36

  • 8/17/2019 Sejarah Penanggulangan Terorisme

    16/36

    Intelijen lahir dari tiga fungsi, atau ada tiga fungsi yang membuat intelijen itu eksisatau ada. @aitu, karena penyelidikan )detection*, pengamanan (security ) danpenggalangan ( preconditioning). Pelaksanaan ketiga fungsi tersebut dapatdilakukan dengan pendekatan lunak (misalnya memberi uang), cerdas(mengalahkannya ia diskusi) dan keras (dengan kekuatan militer :sik).

    *ntologi intelijen menyangkut being atau keberadaan intelijen di dalam kehidupan,sebagaimana halnya otak dan panca indera manusia. Sebagai panca indera intelijenberfungsi untuk melihat, mendengar, mencium, merasa, meraba dan kemudianmenyampaikannya kepada otak, untuk ber:kir dengan segenapkecerdasannya. +aya ber-%ir, %arena itu ma%a saya ada, demikian dikatakan oleh!ene Descartes. ustahil manusia hidup tanpa otak, karena mahluk yang hiduptanpa otak untuk dapat ber:kir bukanlah manusia. ecerdasan membuat intelijenbebas dari segala macam bentuk mistik atau logika gaib. ahkan logika meta:sika justru merupakan predator, yang dapat membunuh eksistensi intelijen.

    Sebagai suatu proses, intelijen berangkat dari logika materiil dan ilmu pengetahuan(science, sains). @ang dimaksud dengan logika materiil di sini bukanlah berartimaterialisme :loso:s, yang mengartikan segala yang ada itu adalah materi atauberasal dari materia, tetapi hanyalah suatu penjelasan bah0a intelijen itucenderung bersifat empirik.

    Intelijen bukan khayalan atau takhayul, yang kerap bersumber dari Qorang pinterM,dukun, mantra, sesajen dan doa-doa ritual. ecerdasan itu pula yang memba0aintelijen kepada keberadaannya (ontologis) dan sumber pengetahuannya(epistemologis).

    Secara ontologis intelijen dihadapkan kepada pilihan, sebagaimana halnya manusiapada umumnya di dalam hidup ini. 6ika manusia sebagai indiidu dan makhluksosial dihadapkan pada pilihan antara yang suci dan yang profan, maka manusiaakan memilih dalam dualisme ontologisnya itu, kepada eksistensi pengabdian totalkepada llah SLT.

    Dalam konteks intelijen negara, pilihan terhadap dualisme ontologis sebagaipengabdi indiidu atau mahluk sosial, intelijen memilih totalitas pengabdiannyakepada negara, di mana segenap indiidu manusia Indonesia berada di dalamnya.rtinya, ji0a intelijen adalah pengabdian total kepada negara, karena tanpapengabdian total tersebut intelijen tidak ada (sirna) di dalam kehidupan suatubangsa.

    Pengabdian total merupakan keyakinan terhadap takdir tentang yang baik danburuk, melebihi pemikiran terhadap konsensus sosial tentang yang benar dan salah.Saya ambil contoh, seorang intelijen mengetahui ada seorang teroris berlarimemba0a bom untuk bunuh diri, menuju ke arah dalam mesjid di mana banyakkaum muslimin sedang bersembahyang 6umMat. Dengan cepat intelijen menembakteroris itu sehingga ia mati. Secara hukum, intelijen itu patut dipersalahkan, karena

  • 8/17/2019 Sejarah Penanggulangan Terorisme

    17/36

    teroris belum melakukan tindakan yang mengakibatkan kerugian apapun. Dalambahasa hukum perbuatan pidana yang dilakukannya belum selesai, sehingga iabelum patut untuk diadili apalagi langsung dieksekusi dengan hukuman tembakmati.

    "amun moral intelijen terpaksa melakukan hal itu, demi menyelamatkan banyakorang yang sedang bersembahyang 6umMat. Secara hukum ia bisa dinyatakan salah,karena hukum memang menentukan benar atau salahnya seseorang, tetapisecara a%siologis ia tetap seorang intelijen yang bermoral baik, karena derajatpengabdian total kepada negaranya menentukan dia sebagai intelijen yang baikatau buruk.

    eadaan di saat sang teroris tadi berlari menuju sasarannya (masjid) tersebut,menurut dian (39##) dinamakan iustitium atau kedaruratan (bukan keadaandarurat). edaruratan dalam teori 2iorgio gamben adalah suatu keadaan hampahukum, paralel dengan keadaan di dalam lingkupnya yang lebih besar dengan

    suasana himpitan imajiner yang serba dilematis. Dalam suasana himpitan imajineryang dilematis antara kolektiisme dan indiidualisme, maka hukum intelijenberada dalam peranan yang sentral untuk memerangi terorisme jaringan.

    1ukum intelijen mengandung arti berlakunya aturan perundang-undangan, di dalamhirarki hukum yang bersifat= E+BR S8PB!I*!I DB!*2T +B2I I"

  • 8/17/2019 Sejarah Penanggulangan Terorisme

    18/36

    etoda asimetris para teroris generasi ketiga ini adalah bergerak secara sendiri-sendiri, tanpa suatu organisasi yang signi:kan dalam pengendaliannya. Ideologiyang merupakan akar terorisme generasi ketiga ini tumbuh dan berkembang dihabitatnya, yaitu masyarakat muslim yang menyukai kekerasan. asyarakat radikalyang menyukai kekerasan tanpa gugatan, dapat berkembang makin luas.

    eluasnya masyarakat yang intoleran demikian semakin menyuburkan pohonterorisme. Tergalangnya seluruh komponen masyarakat, dapat melancarkan peranghybrida dalam 0aktu yang tidak terlalu lama.

    Perla0anan masyarakat mayoritas terhadap ma/hab yang menyukai kekerasantersebut, berada di panggung perang psikologi. asyarakat mayoritas yang diamsaja, merupakan penyebab utama berkembangnya radikalisme.

    Perkembangan perang pada umumnya dapat disimak dalam empatgenerasi. Pertama, perang massal. Perang generasi pertama ini mengadukekuatan dalam jumlah atau banyaknya prajurit yang maju ke medan laga. Puncak

    perang generasi pertama ini pada peperangan yang terjadi pada masa "apoleononaparte, sehingga terumuskan secara matematis kekuatan penyerang terhadapyang bertahan minimal harus tiga berbanding satu.

    'edua, perang teknologi, yang mengadu kekuatan dalam teknologi persenjataan.ndalan dalam perang generasi kedua ini adalah daya tembak. Puncak peranggenerasi ini adalah Perang Dunia I.

    'etiga, perang mobil, yang mengadu kekuatan dalam daya tembak, daya gerakdan daya gempur. Pasukan tentara yang berhadapan tidak lagi mengandalkankendaraan lapis baja yang tebal serta tank-tank yang besar dan berat, tetapi tank-tank yang kecil dan ringan dengan daya manuer (kecepatan bergerak) yangmaksimal. Senjata pemusnah massal seperti bom atom menjadi andalan, yangdiikuti oleh Perang/ubi%a ("uklir, iologi dan imia). Puncak Perang generasi iniadalah Perang Dunia II.

    'eempat, perang psikologi (Perang Urat yara! atau P8S), yang merupakanperang pikiran manusia dalam 0ujud dan sifat yang asimetris dan hybrid. Di siniyang beradu bukan untuk memperebutkan teritorial, tetapi hegemoni kultural.Perang generasi keempat demi memperebutkan hegemoni kultural ini bersifatuniersal (global). Dalam Perang 8rat Syaraf (Psy 0ar ) kekuatan masing-masingpihak berada pada konsistensi keber:hakan opini masyarakat, yang merupakanmassa pendukungnya masing-masing.

    Pada perang generasi keempat ini, dislokasi musuh-musuh kita tidak lagi seperti/aman dulu, yang dibatasi dengan berbagai pengertian seperti 1EB2 (1ront Edge o! Battle 2rea) atau DDT (atas Depan Daerah Tempur), daerah penyangga, daerah%omuni%asi dan garis bela%ang. Semua batasan itu kini tidak ada lagi. usuh kitaada di mana-mana, di depan, di belakang, di luar dan di dalam negara kita sendiri.

  • 8/17/2019 Sejarah Penanggulangan Terorisme

    19/36

    usuh kita dengan berbagai sarana yang dulu tak dikenal juga kini telah mulaidigunakan di dalam P8S. Terorisme di masa depan jika dibiarkan terus meluas, akanlebih dikenal publik sebagai cyber3terorism dan bio3terorism, yang menebarkanirus dan baksil serta berbagai hasil rekayasa genetik.

     Dengan demikian teroris jaringan yang mengancam ketertiban dan keamanannegara kita, bisa datang dari pihak eksternal (dari luar negeri) dan bisa juga internal(dari dalam negeri sendiri). ereka berada dan hidup di antara kita, yaitu padalingkungan kelompok masyarakat !undamentalis.

    +ingkungan kelompok masyarakat yang merupakan habitat terorisme jaringanadalah masyarakat yang ekstrim (berlebihan). 1abitat atau lingkungan hidupterorisme dalam model analitis dapat dianalogikan dengan tanah, jika terorismediumpamakan sebagai pohon yang mempunyai akar, batang, ranting dan daun.

    8ntuk membahas tanah, kita harus membahas pohonnya dulu. arena, hal ini

    menyangkut pohon apa yang hidup di sana. Dari sana kita baru dengan terangdapat membahas tanah yang bagaimana yang kondusif untuk hidupnya pohonterorisme itu.

    Penyelesaian aksi terorisme di Indonesia tidak selalu harus menggunakanpendekatan hukuman, apalagi hukuman mati. &e( est perire, non poena (matiadalah sebuah hukum, bukan hukuman).

    Para teroris yang mati dapat dengan mudah diganti oleh daun-daun baru. Parateroris yang menderita brain washed, harus ditolong untuk memperoleh kembalikesadarannya melalui usaha, pekerjaan dan kegiatan deradi%alisasi.

    8saha-usaha tersebut perlu melibatkan berbagai personil dan organisasi sosialkeagamaan dalam operasi-operasi penggalangan dengan pendekatan cerdas, diba0ah payung 8ndang-undang Intelijen yang berlaku. 8ndang-undang tersebutmasih perlu direisi sedemikian rupa, sehingga 88 Intelijen berada di luar TheCriminal 4ustice ystem.

    lasannya sederhana saja, yaitu intelijen bukanlah aparat penegak hukum. Parateroris yang ditangkap terutama sebelum melakukan aksi teror bukanlah untukdihukum, tetapi untuk disadarkan kemudian digunakan dalam operasi intelijenmembongkar seluruh organisasi dan meredam kegiatan-kegiatan mereka.

    ebanyakan teroris yang telah sadar dari Qcuci otakM yang dideritanya, siap untukmelakukan dialog :lsafati, sehingga memerlukan bantuan (interensi) eksternalyang positif. Peran umat Islam oderat menjadi semakin sentral untuk memobilisasidan mengorganisir diri mereka, guna menanduskan tanah kelompok fundamentalisagar akarnya mati.

  • 8/17/2019 Sejarah Penanggulangan Terorisme

    20/36

    Para daMi Pancasilais itu perlu di0adahi untuk digelar di berbagai fora, menggalangmasyarakat luas utamanya kaum muslimin untuk menjauhi berbagai jenis praktikkekerasan yang mengatas-namakan agama Islam yang rahmatan3lil3alamin. Dengancara itu habitat terorisme akan sirna dan ideologi sebagai akarnya akan matidengan sendirinya.

    ematian akar terorisme akan berakibat langsung kepada matinya keseluruhanpohon. Daun-daun (para teroris) tidak lagi dapat ber- patah tumbuh hilangberganti. esaktiannya sebagai The Unslayable Hydraakan tetap tinggal sebagaibinatang imajiner @unani. Demikian pula aji 5handa hira0a yang ada pada !aden"arasoma akan tetap tinggal dalam dongeng 0ayang 6a0a.

    (*rasi Ilmiah ini disampaikan pada tanggal 9' *ktober 39#' di forum Dies "ataliske #4 dan Lisuda ke-#; Sarjana dan Pascasarjana Tahun 39#' 8niersitashayangkara 6akarta !aya, yang berlangsung di uditorium STI$PTI, 6alan Tirtayasa !aya "o. &, ebayoran aru, 6akarta Selatan).

    http=$$000.hendropriyono.com$Hp?#C33?????????????

    "nalisis Intelijen #erakan ISIS di Indonesiay Stanislaus !iyanta 6uly &, 39#7

    Pendahuluan

    Dunia dikejutkan gerakan Islam garis keras beberapa tahun terakhir ini. elompokyang menamakan "egara Islam Irak dan Suriah (ISIS) ini bergerak dengan kekejianluar biasa. ISIS berhasil merekrut 0arga dari banyak negara untuk berjihad diSuriah. anyak anak muda yang bergabung dengan ISIS, tidak hanya dari negarasia, tetapi juga dari ustralia dan Bropa yang basis masyarakatnya bukan muslim.

    Indonesia dengan penduduk muslim yang besar patut 0aspada dan siaga denganfenomena ISIS. !angkaian teror yang dilakukan Islam garis keras selama iniseharusnya sudah cukup menjadi catatan buruk bagi masyarakat Indonesia.ekerasan yang dilakukan oleh ISIS terhadap oposisi di Suriah menunjukkan

    bagaimana ISIS mencapai tujuannya secara keji dan tidak manusia0i. odel sepertiini jangan sampai terjadi di Indonesia dan di belahan bumi manapun juga 0alaupunmengatasnamakan jihad.

    Dari beberapa ideo yang dirilis oleh ISIS, beberapa 0arga negara Indonesia sudahterdeteksi bergabung dengan ISIS. Tren rela0an yang akan bergabung ke ISISdengan modus umroh terdeteksi oleh pemerintah. Turki menjadi negara transit pararela0an sebelum menyeberang ke Suriah. Penggalangan ISIS tentu sangat

  • 8/17/2019 Sejarah Penanggulangan Terorisme

    21/36

    mengkha0atirkan. 1al ini berbahaya, terutama jika para rela0an ini kembali keIndonesia. rus balik rela0an ISIS yang berasal dari Indonesia 0ajib untukdi0aspadai agar tidak menjadi pendadakan strategis bagi negara.

     

    Teknik "nalisis Kontraterorisme

    Dalam melakukan kajian kontraterorisme diperlukan suatu metode kajian tertentusehingga dapat diketahui langkah-langkah antisipasi gerakan terorisme tersebut. Teknik analisis kontraterorisme juga berguna untuk membaca sinyal pendadakanstrategis.

    Prunckun dalam bukunya yang berjudul Handboo% o! cienti-c $ethods o! 5n6uiry !o5ntelligence 2nalysis (39#9) menyebutkan bah0a ada beberapa rangkaian teknikyang dapat digunakan dalam analisis kontraterorisme sebagai berikut =

     

    #. Treath Analysis

    ncaman (treath) adalah tekad$kemauan seseorang atau organisasi untukmenimbulkan bahaya bagi pihak lain. ncaman dapat dilakukan terhadap sebagianbesar entitas orang, organisasi, dan negara.

    Potensi bahaya bisa dalam berbagai bentuk dan dapat menyebabkan penderitaansecara :sik atau emosional $ mental. Dalam melakukan ancaman, pengancam(teroris) tidak perlu secara terbuka menyatakan tekad mereka. "amun kata-kataatau tindakan secara eksplisit memudahkan identi:kasi dan analis untuk menilaiancaman tersebut.

     Terjadinya ancaman tidak begitu saja, ada dua hal utama pendorong ancamanterjadi, yaitu niat$intensitas (intent ) dan kapabilitas (capability ) atau kemampuan.Sementara itu niat akan didorong oleh oleh faktot kemauan $ hasrat (desire) danharapan (e(pectation). apabilitas akan dipengaruhi oleh faktor pengetahuan(%nowledge) dan sumber daya (resources).

     

    3. Vulnerability Analysis

    erentanan (7ulnerability ) adalah kelemahan dalam organisasi yang dapatdimanfaatkan oleh pihak luar. erentanan juga merupakan kemampuan organisasiuntuk bertahan dari ancaman. erentanan dipengaruhi oleh tiga faktor utama yaitudaya tarik (attracti"eness), kemudahan untuk diserang (ease o! attac% ), dandampak (impact ).

  • 8/17/2019 Sejarah Penanggulangan Terorisme

    22/36

    *bjek yang mempunyai daya tarik kuat akan mempunyai tingkat kerentanan yangtinggi. Sebagai contoh di Indonesia, simbol-simbol negara barat seperti kedutaan,rumah makan cepat saji, hotel dengan tamu mayoritas orang asing akan lebihsering untuk dijadikan sasaran terorisme daripada objek lain.

    emudahan suatu objek untuk diserang dan dampak serangan juga akan menjadipertimbangan utama terorisme untuk menetapkan sasaran.

     

    '. Risk Analysis

    !isiko (ris% ) merupakan fungsi dari kemungkinan dan konsekuensi. Teknik analisisrisiko dapat digunakan untuk berbagai situasi dan organisasi. Salah satu fungsianalisis risiko adalah untuk menilai suatu obyek pada situasi yang mungkin menjaditarget para pelaku kriminal atau terorisme.

    nalisis risiko akan menghasilkan sebuah rekomendasi kepada organisasi ataupengambil keputusan untuk menerima risiko yang akan terjadi ataumemperlakukan$ mengendalikan risiko (menghindari, mengurangi, atau menunda).

     

    ;. Prevention, Preparation, Response, and Recovery (PPRR Planning

    PP!! Planning terdiri dari empat bagian yaitu pencegahan ( pre"ention), persiapan( preparation), respon$tanggapan (response), dan pemulihan (reco"ery ). Pencegahanadalah suatu langkah untuk menghentikan risiko yang akan terjadi. Persiapanadalah bagaimana organisasi mempersiapkan diri jika risiko terjadi. !espon $tanggapan tindakan apa yang akan dilakukan jika risiko terjadi. Terakhir adalah fasepemulihan, yaitu langkah-langkah yang akan dilakukan setelah risiko terjadi.

     

    ajian tentang estimasi intelijen gerakan ISIS di indonesia dengan menggunakanteknik analisis kontraterorisme sangat tepat untuk diterapkan di Indonesia. 1al inididasarkan atas pengalaman Indonesia yang sering kali mengalami serangan dariteroris yang memakan korban ji0a tidak sedikit.

  • 8/17/2019 Sejarah Penanggulangan Terorisme

    23/36

    "plikasi Teknik "nalisis Kontraterorisme #erakan ISIS di Indonesia

     Terorisme dapat dide:nisikan sebagai sebuah aksi kekerasan terencana denganmotiasi politik. ekerasan dalam terorisme bisa terjadi terhadap negara atauterhadap kelompok tertentu. ksi terorisme bertujuan untuk intimidasi atau

    memaksakan kepentingan tertentu karena dianggap cara lain sudah tidak mungkindilakukan.

    Selain itu hal tersebut, teroris mempunyai keyakinan bah0a kekerasan adalah suatucara yang paling efektif untuk mencapai tujuan yang diperkuat dengan tafsir dogmasecara parsial. De:nisi tersebut linear dengan arti terorisme yang merujuk padaI Pusat ahasa edisi I> yaitu penggunaan kekerasan untuk menimbulkanketakutan dalam usaha mencapai tujuan (terutama tujuan politik).

    Sebelum memahami potensi-potensi teror di Indonesia, maka perlu ada pembagianlatar belakang terorisme yang terjadi di Indonesia. Pertama adalah terorisme yang

    dilatarbelakangi oleh motifasi politik. 2erakan seperatisme di berbagai daerah yangterjadi selama ini adalah salah satu terorisme politis. ereka melakukan aksi terordan perla0anan kepada pemerintah dengan tujuan memperoleh kemerdekaan danlepas dari "!I. Teror-teror politis dalam skala lebih kecil terjadi ketika Pemilu,kampanya secara tidak sehat sebenarnya adalah bagian dari terorisme politis.

    edua adalah terorisme dengan latar belakang ideologis. Teror ini dilakukan secaraterbatas oleh kaum dengan padangan ideologis tertentu. 5ara-cara radikal merekadengan bom bunuh diri yang menimbulkan korban baik ji0a maupun materi yangsangat besar adalah bentuk terorisme dengan tujuan untuk memaksakan ideologiyang mereka anut. 2erakan ISIS di Timur Tengah merupakan terorisme ideologis0alaupun kemungkinan ada motif-motif turunan seperti ekonomi.

    Indonesia memiliki potensi terorisme yang sangat besar dan perlu langkahantisipasi yang ekstra cermat. ebijakan-kebijakan pemerintah yang kadang tidakdipahami oleh orang tertentu cukup dijadikan alasan untuk melakukan teror. erikutini adalah potensi-potensi terorisme tersebut =

     Terorisme yang dilakukan oleh negara lain di daerah perbatasan Indonesia.eberapa kali negara lain melakukan pelanggaran masuk ke 0ilayah Indonesiadengan menggunakan alat-alat perang sebenarnya adalah bentuk terorisme.+ebih berbahaya lagi seandainya negara di tetangga sebelah melakukanterorisme dengan memanfaatkan 0arga Indonesia yang tinggal di perbatasan

    dan kurang diperhatikan oleh negera. "asionalisme yang kurang dan tuntutankebutuhan ekonomi bisa dengan mudah orang diatur untuk melakukan teror.

     Terorisme yang dilakukan oleh 0arga negara yang tidak puas atas kebijakannegara. isalnya bentuk-bentuk teror di Papua yang dilakukan oleh *P. Tuntutan merdeka mereka ditarbelakangi keinginan untuk mengelola 0ilayahsendiri tanpa campur tangan pemerintah. Perhatian pemerintah yang dianggapkurang menjadi alasan bah0a kemerdekaan harus mereka capai demi

  • 8/17/2019 Sejarah Penanggulangan Terorisme

    24/36

    kesejahteraan masyarakat. Terorisme jenis ini juga berbahaya, dan secarakhusus teror dilakukan kepada aparat keamanan.

     Terorisme yang dilakukan oleh organisasi dengan dogma dan ideologitertentu. Pemikiran sempit dan pendek bah0a ideologi dan dogma yangberbeda perlu ditumpas menjadi latar belakang terorisme. om bunuh diri,atau aksi kekerasan yang terjadi di 6akarta sudah membuktikan bah0a ideologi

    dapat dipertentangkan secara brutal. Pelaku terorisme ini biasanya menjadikanorang asing dan pemeluk agama lain sebagai sasaran.

     

    !atusan ji0a te0as dan lebih banyak lagi korban luka di Indonesia akibat aksiteroris. Tahun 399# bom meledak di ali, disusul serangan om di 1otel 6.L arriotpada tahun 399'. edutaan ustralia di 6akarta tak luput dari serangan bom terorispada tahun 399;. Tahun 3997 ali mengalami serangan bom dari teroris untukkedua kalinya. 1otel 6.L arriot dan !it/-5arlton pada tahun 399% juga menjadisasaran bom dari teroris.

    Peristi0a terorisme international di Timur Tengah yang dilakukan oleh ISIS lebihmengerikan lagi. erbagai berita mengabarkan bagaimana aksi ISIS yang penuhkebrutalan dan kekejaman terhadap kelompok dengan ideologi berbeda dan kaumminoritas. ksi ISIS patut di0asapadai oleh Pemerintah Indonesia mengingat adabeberapa 0arga negara Indonesia turut hijrah ke Suriah untuk bergabung denganISIS. Para simpatisan ISIS ini jika kembali lagi ke Indonesia tentu akan sangatberbahaya.

    ksi-aksi simultan serangan bom dari teroris di Indonesia dan aksi teroris di negaralain menujukkan betapa kejamnya teroris dalam mencapai tujuan. Pemerintah

    Indonesia perlu suatu strategi yang komprehensif untuk menangani terorisme.Salah satu strategi adalah dengan menggunakan pendekatan intelijen. ncamanterorisme di Indonesia tidak hanya dari dalam negeri tetapi juga luar negeri.Sebagian besar pelaku terorisme di Indonesia adalah 0arga negara Indonesia yangsudah hijrah ke luar negeri untuk mendapatkan pengalaman dan membangun jaringan secara global.

    Dalam konteks aksi terorisme di Indonesia maka kelompok radikal kanan menjadipelaku dominan dengan tujuan utama meneruskan perjuangan berdirinya "egaraIslam Indonesia #U. "egara Islam Indonesia sebagai sebuah gerakan olehSekarmadji aridjan artosoe0irjo diproklamirkan pada C gustus #%;% di 2arut

     6a0a arat. 5ara-cara kekerasan termasuk penggunaan senjata dilakukan olehkelompok ini untuk me0ujudkan "egara Islam Indonesia.

    asus-kasus pada era orde baru yang dapat dimasukkan dalam kategori terorismeseperti omando 6ihad (#%49), 5icendo (#%4#), Loyla (#%4#) dan orobudur (#%47)merupakan bukti kaum teroris ingin menunjukkan eksistensinya. Dari beberapakasus di atas maka aksi terorisme yang sangat terkenal adalah aksi pembajakanpesa0at 2aruda D5 % Loyla pada 34 aret #%4#.

    https://kajianintelijen.wordpress.com/category/terorisme-2/#_ftn1https://kajianintelijen.wordpress.com/category/terorisme-2/#_ftn1

  • 8/17/2019 Sejarah Penanggulangan Terorisme

    25/36

    ksi pembajakan pesa0at tersebut berhasil ditumpas oleh !PD dengan pimpinanenny oerdani dan komandan lapangan Sintong Panjaitan. ksi pasukan !PDtersebut berhasil mene0askan semua teroris$pembajak pesa0at (achri/al,uk:kar, Lendy ohammad ein, bu Sofyan dan Imronsyah) dan berhasilmenyelamatkan semua penumpang, 0alaupun Pilot dan seorang anggota !PD

    gugur tertembak. Pembajakan pesa0at Loyla ini menujukkan bah0a keinginanmendirikan "egara Islam Indonesia sangat kuat dan menggunakan cara-carakekerasan dengan senjata 3U.

    Sebagai negara besar yang pernah mengalami aksi terorisme, Indonesia menjadisalah satu daerah operasi bagi gerakan radikal Islam. ISIS sebagai seuatu kelompokradikal Islam yang sedang membesar di Timur Tengah sudah mulai menggurita diIndonesia.

    elompok yang melakukan teror secara keji ini bahkan memamerkankebiadabannya ke media sosial. ksi pemenggalan kepala manusia yang dianggap

    musuh terus dilakukan, bahkan dalam beberapa kasus melibatkan anak-anak.

    elompok radikal ISIS cukup ampuh untuk menarik minat para pemuda dan pemudidari berbagai negara untuk ikut berjuang $ jihad di Suriah. ISIS, kelompok Islamgaris keras yang dipimpin oleh bu akr al-aghdadi sukses merekrut rela0an daribanyak negara termasuk dari Indonesia. elompok terorisme Islam garis keras diIndonesia yang sebelumnya terdiri dari banyak kelompok sekarang seolah-olahmelebur jadi satu menumpang ISIS yang sedang naik daun.

    Seperti diketahui baha0a sebelum ISIS muncul menjadi fenomena gerakan radikalIslam, gerakan terorisme Islam radikal di Indonesia terdiri dari tiga kelompk besar.elompok pertama adalah kelompok "II ("egara Islam Indonesia), 6emaahIslamiyah, dan 6amaah nsharut Tauhid. Pada mulanya kelompok-kelompok tersebutmempunyai tujuan untuk menjadikan Indonesia sebagai negara Islam. "amun,dengan aktifnya kepolisian melakukan pemberantasan terorisme dan bersamaanpula ISIS melancarkan aksinya di Suriah, maka kelompok-kelompk Islam radikal diIndonesia terlihat melebur bersimpatisan kepada ISIS. Selain itu kelompok radikalIslam di Indonesia mempunyai tujuan yang sama untuk me0ujudkan khilafahIslamiyah.

    nalisis ancaman dari gerakan ISIS di Indonesia adalah sebagai berikut = kelompokgaris keras adalah kelompok yang mempunyai hasrat yang sangat tinggi. erekaakan melakukan apapun dan mengorbankan apapun demi tercapainya hasrat yangdimiliki. ahkan kelompok garis keras ISIS cenderung bangga dalam melakukankekerasan dengan dibuktikan munculnya ideo di sosial media tentang kekerasanyang dilakukan ISIS.

    1arapan yang dimiliki oleh ISIS adalah terbentuknya khilafah islamiyah. Ideologiyang tertanam sangat kuat. Lalaupun beberapa fakta menunjukkan bah0asimpatisan ISIS dari daerah 6a0a Timur yang tertangkap di alaysia saat akan

    https://kajianintelijen.wordpress.com/category/terorisme-2/#_ftn2https://kajianintelijen.wordpress.com/category/terorisme-2/#_ftn2

  • 8/17/2019 Sejarah Penanggulangan Terorisme

    26/36

    mencoba hijrah ke Suriah mempunyai motif ekonomi selain motif ideologi. "amunharapan tersebut dapat dinilai tinggi mengingat para simpatisan rela menjual hartabendanya di kampung halaman sebagai modal keberangkatan ke Suriah.

    emauan dan harapan para simpatisan ISIS di Indonesia yang ter0ujud dalam suatu

    niat untuk hijrah dan bergabung dengan gerakan ISIS di Suriah tidak dapatdianggap kecil. ahkan dapat dikatakan sangat tinggi. Simpatisan mempunyaikemauan untuk menuju khilafah islamiyah dan tentu saja harapan untuk hidup lebihsejahteran dibandingkan sebelumnya.

    Proses rekrutmen ISIS yang dilakukan secara rapi mampu menamkan kemauan danharapan bagi para simpatisan dengan sangat kuat. Tentu saja perekrut mempunyaipengalaman dan kepentingan yang besar terhadap suksesnya perekrutan ini.

    Pengetahuan para simpatisan ISIS pada saat berangkat ke Suriah mungkin biasa-biasa saja. ahkan bisa disebutkan bah0a mereka tidak mempunyai pengetahuan

    untuk perang atau melakukan teror. Tetapi keyakinan bah0a mereka akan dilatihuntuk berperang me0ujudkan khilafah islamiyah tidak bisa dipandang sebelahmata. 6ika benar-benar para simpatisan tersebut dilatih di Suriah, tentu akanmenjadi sangat berbahaya jika suatu saat mereka kembali ke Indonesia danmelakukan gerakan menegakkan khilafah islamiyah dengan segala cara.

    +edakan bom di sebuah mall yang berlokasi di Depok 6a0a arat pada 3'

  • 8/17/2019 Sejarah Penanggulangan Terorisme

    27/36

     

    Tabel $ : "nalisis "ncaman

    omponen Scale

    Tall

    %

    Desire & kemauan

    "cute '

    emauan untuk mencapai tujuan sangat tinggi, bahkan kelompokgaris keras cenderung melakukan hal-hal yang sadis bahkanmengorbankan nya0a demi terpenuhi kemauannya

    ()pectation & harapan

    High *

    elompok ISIS mempunyai harapan terbentuknya khilafahislamiyah di dunia. uatnya harapan itu membuat para simpatisansiap mengorbankan segalanya. Pemahaman yang masih dangkal

    dan sepotong-potong membuat harapan menjadi kuat tanpamelihat realita. Lalaupun diketahui harapan para simpatisan tidakmurni ideologi tetapi ada juga yang berlatar belakang ekonomi.

    Intent & Niat +

    Kno,ledge & Pengetahuan

    !edium -

    Pengetahuan para simpatisan ISIS cukup untuk melakukan teroryang mematikan. eskipun tidak setinggi para eteran fganistanyang melakukan teror di Indonesia seperti om ali. eberapasimpatisan yang berangkat ke Suriah dan dapat dicegah olehpemerintah Indonesia berlatar belakang tanpa pengalaman teror.

    .esources & Sumberda%a

    High *

    Dilihat dari jumlahnya, maka Indonesia potensial menjadi sumberrekrutan untuk ISIS. asyarakat Indonesia terkenal militan, initerbukti dengan eteran-eteran fganistan yang cukupmempunyai nama di gerakan Islam garis keras.

    apabilit% & kapabilitas /

    Threat oe0sient $1

    (negligible?#, minimum?3, medium?', high?;, acute?7)

     

    Tabel 2 : Koe0sien "ncaman

    Threat oe0sient

  • 8/17/2019 Sejarah Penanggulangan Terorisme

    28/36

     "egligible ;-&

    inimum C-#9

    edium ##-#7

    High $13$4

    cute #%-39

    Dari distribusi ancaman ke dalam tabel analisis di atas dapat disimpulkan bah0aancaman gerakan kelompok ISIS di Indonesia mempunyai nilai yang sangat tinggi.Dengan nilai ini maka pemerintah 0ajib memberikan perhatian khusus agarancaman-ancaman tersebut tidak menjadi kenyataan yang berakhir padatimnbulnya korban ji0a atau bahkan hancurnya sebuah negara.

     

    8ntuk mengimbangi analisis ancaman, maka perlu dilakukan analisis kerentanan("ulnerability analysis). erentanan sebuah badan atau organisasi dipengaruhi olehtiga hal yaitu daya tarik, kemudahan untuk diserang, dan dampak yang akanterjadi. Dalam konteks gerakan ISIS di Indonesia maka analisis kerentanan dapatdijelaskan dalam penjabaran di ba0ah ini.

    Indonesia mempunyai daya tarik yang sangat besar bagi gerakan Islam. Dengan jumlah penduduk yang besar dan mayoritas beragama Islam, maka Indonesiamempunyai magnet yang kuat bagi aktiis-aktiis gerakan Islam untukmenanamkan pengaruhnya.

    Daya tarik Indonesia bagi gerakan garis keras Islam secara tidak langsung justrudipermudah oleh peraturan perundangan yang lemah. Salah satunya adalah8ndang-8ndang "omor #3 Tahun 399& tentang e0arganegaraan !I. Dalam8ndang-8ndang itu menyebutkan bah0a seseorang bisa kehilanganke0arganegaraan jika secara sukarela masuk ke dinas negara asing.Permasalahannya adalah ISIS bukan suatu negara. 5elah ini tentu bisadimanfaatkan oleh ISIS dan simpatisan dari Indonesia untuk melakukan hijrah keSuriah dan kembali lagi ke Indonesia dengan risiko yang relatih kecil jika sanksinyamenyangkut ke0arganegaraan.

    Salain sebagai basis masyarakat pemeluk agama Islam, Indonesia juga mempunyaibudaya masyarakat timur yang permisif dan membuka diri bagi orang asing,apalagi jika orang asing tersebut mempunyai persamaan ideologi. eramahan danketerbukaan masyarakat Indonesia ini dimanfaatkan oleh ISIS untuk menebarkanideologi dan rayuannya sehingga masyarakat Indonesia tertarik untuk bergabung.

    Pintu untuk masuk ke Indonesia terbuka lebar mengingat Indonesia mempunyaiarea perbatasan yang cukup luas dengan penga0asan yang lemah. *rang asing

  • 8/17/2019 Sejarah Penanggulangan Terorisme

    29/36

    yang akan masuk ke Indonesia bisa melalui jalur darat dan laut dari alaysia dan

  • 8/17/2019 Sejarah Penanggulangan Terorisme

    30/36

    6ulnerablit% oe7cient

    "egligible #-'

    inimum ;-&

    edium C-%

    1igh #9-#3

    cute #'-#7

    Dari analisis kerentanan di atas dapat disimpulkam bah0a tingkat kerentananIndonesia terhadap gerakan ISIS adalah tinggi.

  • 8/17/2019 Sejarah Penanggulangan Terorisme

    31/36

    8NS(9(N(S

    ;IK(;IH88D Insigni:cant inor oderate ajor 5atastrophic

    lmost 5ertain oderate 1igh BGtreme BGtreme BGtreme

    +ikely oderate 1igh 1igh BGtreme BGtreme

    Possible +o0 oderate 1igh BGtreme BGtreme

    8nlikely +o0 +o0 oderate High BGtreme

    !are +o0 +o0 oderate 1igh 1igh

     

    Dari tiga analisis yang telah dilakukan yaitu analisis ancaman (treath analysis),analisis kerentanan ("ulnerability analysys) dan analisis risiko (ris% analysis)

    ternyata mempunyai nilai yang sama yaitu= tinggi (high).

    Setelah diketahui bah0a terorisme di Indonesia mempunyai tingkat ancaman,kerentanan dan risiko yang tinggi maka perlu ditetapkan suatu langkah-langkahsebagai solusi atas potensi pendadakan strategis dari terorisme gerakan ISIS diIndonesia.

    Dari analisis di atas dapat diperkirakan $ estimasi gerakan ISIS di Indonesia, jikadunia international gencar melakukan perla0anan terhadap ISIS di Suriah maka ISISakan kalah dan tercerai berai. Simpatisan ISIS akan kembali ke negara asal. "amun jika dunia international tidak melakukan perla0anan terhadap ISIS maka ISIS akan

    membesar dan aksi ISIS akan lebih strategis dengan melakukan perla0ananterhadap negara-negara sasaran.

    papun yang terjadi simpatisan ISIS, jika masih hidup, diperkirakan akan kembalike negara asal. rus balik simpatisan ini yang harus di0aspadai. PemerintahIndonesia 0ajib melakukan penguatan-penguatan di masyarakat agar tidak mudahmenjadi sasaran gerakan radikal. asyarakat perlu diberi dibiasakan untukmembaca sinyal-sinyal dari gerakan radikal dan melakukan aksi bersama untukmencegahnya. "egara tidak mampu bergerak sendiri untuk melakukankontraterorisme karena gerakan terorisme mengakar di masyakarakat.

     

    Solusi Intelijen untuk !encegah Pendadakan Strategis #erakan ISIS di

    Indonesia

    8ntuk mencegah pendadakan strategis gerakan ISIS di Indonesia diperlukan suatumetode atau sistem yang berbasiskan teknik analisis kontraintelijen. Dalam hal inidipilih suatu metode PP!! Planning. PP!! Planning terdiri dari empat bagian yaitu

  • 8/17/2019 Sejarah Penanggulangan Terorisme

    32/36

    pencegahan ( pre"ention), persiapan ( preparation), respon$tanggapan (response),dan pemulihan (reco"ery ).

     

    Pencegahan

    Salah satu usaha efektif untuk mencegah terorisme adalah dengan deradikalisasi.Secara sederhana deradikalisasi dapat diartikan sebagai suatu usaha untukmembuat orang tidak radikal. Sasaran dari program deradikalisasi adalah terorisyang sudah tertangkap, bekas teroris, kelompok potensial yang bisa direkrut terorismaupun masyarakat umum.

    Deradikalisasi dilakukan sebagai upaya pendamping penanggulangan terorisdengan cara hard approach yang telah berhasil dilakukan oleh Densus 44$T.Program deradikalisasi di Indonesia dijalankan oleh "PT'U. 8ntuk menjalankan

    program ini "PT bekerja sama dengan banyak pihak seperti ulama, lembagapendidikan, *rmas, instansi pemerintah, dan masyarakat umum.

    Peran intelijen dalam proses deradikalisasi sangat penting. etode intelijen sepertipenggalangan sangat tepat dilakukan untuk mengubah opini kelompok dari radikalmenjadi tidak radikal. Penggalangan sangat tepat dilakukan karena tidakmengandung unsur kekerasan yang bisa dianggap melanggar 1.

    Deradikalisasi akan menitik beratkan pada akar masalah pelaku terorisme.Pendekatan persuasif dengan mengedepankan tokoh agama, pendidik, budaya0an,tokoh politik, tokoh masyarakat, dan lembaga lain yang ada diharapkan dapat

    mengubah persepsi dan konsep aksi radikal menjadi tidak radikal. Tokoh agamamenjadi kunci program deradikalisasi mengingat terorisme dan kekerasan terjadikarena sempitnya pemahaman tentang jihad;U. ksi kekerasan oleh terorisdianggap benar mengatasnamakan jihad.

    Petugas intelijen yang sudah tersebar di seluruh Indonesia dapat diberi tugas untukmendeteksi potensi-potensi kelompok yang radikal. Dengan kemampuanpenggalangan maka petugas intelijen dapat dimanfaatkan untuk menjalankanderadikalisasi terhadap sasaran sehingga potensi kelompok radikal tidakberkembang menjadi aksi terorisme.

     

    Persiapan

    Persiapan dalam menghadapi pendadakan strategis gerakan terorisme ISIS makapemerintah perlu membuat perangkat hukum sebagai landasan untuk melakukantindakan. !eisi 8ndang-8ndang "omor #3 Tahun 399& tentang e0arganegaraan!I sangat diperlukan. 88 yang saat ini menyebutkan bah0a seseorang bisa

    https://kajianintelijen.wordpress.com/category/terorisme-2/#_ftn3https://kajianintelijen.wordpress.com/category/terorisme-2/#_ftn4https://kajianintelijen.wordpress.com/category/terorisme-2/#_ftn3https://kajianintelijen.wordpress.com/category/terorisme-2/#_ftn4

  • 8/17/2019 Sejarah Penanggulangan Terorisme

    33/36

    kehilangan ke0arganegaraan jika secara sukarela masuk ke dinas negara asingharus diperluas termasuk jika beperang mela0an negara sahabat.

    e0enangan Intelijen "egara yang tertulis dalam 88 "omor #C tahun 39## tentangIntelijen "egara Pasal 7 disebutkan bah0a= Tujuan Intelijen "egara adalah

    mendeteksi, mengidenti:kasi, menilai, menganalisis, menafsirkan, dan menyajikanIntelijen dalam rangka memberikan peringatan dini untuk mengantisipasi berbagaikemungkinan bentuk dan sifat ancaman yang potensial dan nyata terhadapkeselamatan dan eksistensi bangsa dan negara serta peluang yang ada bagikepentingan dan keamanan nasional.

    8ntuk me0ujudkan tujuan ini tentu diperlukan suatu kemampuan dan perangkatyang memadai sehingga Intelijen "egara dapat mendeteksi sinyal pendadakanstrategis yang akan terjadi. Persiapan yang mutlak dilakukan oleh negara adalahmenyiapkan sumber daya intelijen yang mampu mendeteksi dan menganalisissinyal pendadakan strategis.

    Persiapan untuk tim penindakan dan penanggulangan harus dilakukan secaraberiringan. Densus-44$T Polri yang dibentuk untuk melakukan pencegahan danpenanggulangan terorisme di Indonesia harus ditingkatkan kemampuannyamengingat teroris juga melakukan perkembangan model dalam melakukan aksinya.

     Tugas Densus 44$T adalah menangani segala bentuk ancaman teroris termasukdiantaranya ancaman bom dan penyanderaan. Dalam menangani ancaman danaksi teroris, Densus 44$T memerlukan laporan intelijen sebagai informasi a0aluntuk melakukan tindakan7U.

    Intelijen menjadi salah satu kunci pemberantasan tindak pidana terorisme. uktia0al dari laporan intelijen memberikan ke0enangan Densus 44$T untuk melakukanpenangkapan.

  • 8/17/2019 Sejarah Penanggulangan Terorisme

    34/36

    intelijen sehingga menjadi bahan acuan dalam melakukan operasi penanagananterorisme yang lebih tepat sasaran dan humanis dengan tetap mengedepankankeselamatan rakyat di atas segalanya.

     

    .espon & Tanggapan

    Dari berbagai pengalaman kejadian teror di Indonesia, pemerintah Indonesia cukupbaik dalam melakukan respon. Pengolahan tempat kejadian perkara, penanganankorban, penyelidikan, penangkapan, dan pengungkapan jaringan terorisme berhasildilakukan.

    Prestasi aparat penegak hukum di Indonesia dapat dibanggakan. "amun hal itutentu saja tidak boleh mengurangi porsi untuk terus berlatih dan berkembangdalam menghadapi aksi-aksi berikutnya.

     

    Pemulihan

     6ika terjadi pendadakan strategis oleh aksi radikal ISIS maka pemerintah perlumenyiapkan strategi untuk pemulihan. Subjek yang perlu mendapat pemulihanadalah sebagai berikut =

    #. orban aksi radikal terorisme, dalam beberapa kasus korban aksi terorismemeninggal dunia, tidak sedikit pula yang mengalami cacat dan trauma psikis.Perlu adanya lembaga yang bertanggung ja0ab untuk menangani danmenjamin kehidupan bagi korban-korban terorisme di Indonesia.

    3. Pelaku terorisme dan keluarganya $ kelompoknya. Pemulihan juga bisadilakukan kepada pelaku terorisme yang telah dikenai tindakan hukumtermasuk keluarga dan kelompoknya. Program deradikalisasi harusdilaksanakan agar tindakan hukum yang dilakukan oleh negara tidakmenimbulkan kebencian baru yang akan mengakar secara turun temurun.

    '. parat penegak hukum yang melakukan penindakan dan penanggulangankelompok teroris kemungkinan bisa mengalami trauma. 6ika hal ini terjadi makaperlu disiapkan strategis khusus agar trauma tersebut tidak berakibat negatif bagi karir dan kehidupan selanjutnya.

    ;. 6ika sasaran teror adalah kelompok atau organisasi maka pemulihan jugaperlu dilakukan. Sebagai contoh jika ISIS melakukan serangan kepadakelompok Syiah di Indonesia, maka jika hal ini terjadi kemungkinan korbanakan cukup banyak, tidak hanya perorangan tetapi juga kelompok.Pendampingan dari pemerintah dan lembaga keagamaan perlu dilakukan untukpemulihan korban kelompok.

     

  • 8/17/2019 Sejarah Penanggulangan Terorisme

    35/36

  • 8/17/2019 Sejarah Penanggulangan Terorisme

    36/36

    ;U 1. nsyaad bai dalam uku Dinamika aru dalam 6ejaring Teror di Indonesia hal #&%=

    Sebagaimana diketahui bah0a aksi-aksi radikal terorisme terjadi tidak lepas dari sempitnyapemahaman tentang jihad dari ayat-ayat l-uran dan 1adis. Pemaknaan-pemaknaan yang tekstualdan tanpa dibarengi kajian tentang asbabun nu/ul (sebab-sebab turunnya ayat-ayat l-uran) danasbab al-0urud (sebab-sebab turunnya hadis) serta makna kontekstual dari ayat-ayat l uran dan

    1adis, turut menyumbang kemunculan aksi-aksi radikal-teror yang mengatasnamakan jihad.

    7U Densus 44 dibentuk dengan Skep apolri "o. '9$>I$399' tertanggal 39 6uni 399', untukmelaksanakan 8ndang-undang "o. #7 Tahun 399' Tentang Penetapan Perpu "o. # Tahun 3993 Tentang

    Pemberantasan Tindak Pidana Terorisme, yaitu dengan ke0enangan melakukan penangkapan denganbukti a0al yang dapat berasal dari laporan intelijen manapun, selama C G 3; jam (sesuai pasal 3& J34).

    http=$$jurnalintelijen.net$39#7$9C$9&$analisis-intelijen-gerakan-isis-di-indonesia$??????????????

    https://kajianintelijen.wordpress.com/category/terorisme-2/#_ftnref4https://kajianintelijen.wordpress.com/category/terorisme-2/#_ftnref5https://kajianintelijen.wordpress.com/category/terorisme-2/#_ftnref4https://kajianintelijen.wordpress.com/category/terorisme-2/#_ftnref5