rhmimamunnes.files.wordpress.com file · web viewbab ii. tinjauan pustaka gambaran umum tindak...

71
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. GAMBARAN UMUM TINDAK PIDANA TERORISME 1. Pengertian dan Ruang Lingkup Terorisme Terorisme adalah serangan-serangan terkoordinasi yang bertujuan membangkitkan perasaan teror terhadap sekelompok masyarakat. Berbeda dengan perang, aksi terorisme tidak tunduk pada tata cara peperangan seperti waktu pelaksanaan yang selalu tiba- tiba dan target korban jiwa yang acak serta seringkali merupakan warga sipil. Terorisme berasal dari kata latin “terre” yang artinya dasar mengancam. Berasal dari kata terror sebagai tindakan untuk mengancam pihak lain, sebagai upaya menciptakan efek atau kondisi psikologis seseorang untuk mengambil keputusan di tengah kekhawatiran akan sesuatu hal. Secara lebih cermat terorisme dikaitkan dengan konsep militansi, radikalisme yang dipopulerkan oleh media Barat, dilekatkan dengan suatu wilayah seperti Timur Tengah 33

Upload: truongnhi

Post on 03-Apr-2019

219 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: rhmimamunnes.files.wordpress.com file · Web viewBAB II. TINJAUAN PUSTAKA GAMBARAN UMUM TINDAK PIDANA TERORISME. 1. Pengertian dan Ruang Lingkup Terorisme. Terorisme adalah serangan-serangan

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. GAMBARAN UMUM TINDAK PIDANA TERORISME

1. Pengertian dan Ruang Lingkup Terorisme

Terorisme adalah serangan-serangan terkoordinasi yang bertujuan

membangkitkan perasaan teror terhadap sekelompok masyarakat. Berbeda dengan

perang, aksi terorisme tidak tunduk pada tata cara peperangan seperti waktu

pelaksanaan yang selalu tiba-tiba dan target korban jiwa yang acak serta seringkali

merupakan warga sipil.

Terorisme berasal dari kata latin “terre” yang artinya dasar

mengancam. Berasal dari kata terror sebagai tindakan untuk mengancam pihak

lain, sebagai upaya menciptakan efek atau kondisi psikologis seseorang untuk

mengambil keputusan di tengah kekhawatiran akan sesuatu hal. Secara lebih

cermat terorisme dikaitkan dengan konsep militansi, radikalisme yang

dipopulerkan oleh media Barat, dilekatkan dengan suatu wilayah seperti Timur

Tengah maupun Irlandia Utara dan Kolombia yang tidak disukai oleh Barat.

Menurut J. Bowyer Bell, terorisme adalah sebagai senjata kaum lemah,

tapi senjata yang ampuh untuk mempengaruhi pihak lain yang kuat, sedangkan

David Fromkin lebih meninjau dari sisi target dan sarana, terorisme adalah sutau

upaya mempengaruhi pihak lain dengan mengandalkan perubahan psikologis

pihak lain. Terorisme terjebak dalam aksi kekerasan dan sadisme. Keterjebakan

33

Page 2: rhmimamunnes.files.wordpress.com file · Web viewBAB II. TINJAUAN PUSTAKA GAMBARAN UMUM TINDAK PIDANA TERORISME. 1. Pengertian dan Ruang Lingkup Terorisme. Terorisme adalah serangan-serangan

itulah menjadikan aksinya menjadi crime secara universal, sehingga tujuamn luhur

kemudian menjadi pudar karena kurangnya tranparansi40.

Pengertian Teror yang tercantum dalam pasal 14 ayat 1 The Prevention

of Terrorism (Temporary Provisions) act, 1984, sebagai berikut: “Terrorism

means the use of violence for political ends and includes any use of violence for

the purpose putting the public or any section of the public in fear .” Kegiatan

Terorisme mempunyai tujuan untuk membuat orang lain merasa ketakutan

sehingga dengan demikian dapat menarik perhatian orang, kelompok atau suatu

bangsa. Biasanya perbuatan teror digunakan apabila tidak ada jalan lain yang dapat

ditempuh untuk melaksanakan kehendaknya.

Kata “terror” menurut arti bahasa arab disebut dengan istilah “irhab”.

Kamus Al-Munawwir mendefinisikan Rahiba-Ruhbatan, waruhba- nan, wa

rohabban, ruhbanan sebagai khaafa“takut”. Sedangkan kata Al-irhab diterjemah

kan dengan intimidasi41

Istilah teror (isme), pertama kali, populer pada masa Revolusi Perancis

(1789-1794). Akan tetapi, praktik terorisme itu sendiri terjadi jauh sebelumnya.

Dalam catatan sejarah, terorisme telah dipraktikkan manusia sejak zaman Yunani

kuno. Xenophon (431-350 SM) misalnya, menuliskan dalam bukunya tentang

terorisme dalam term "perang psikologis" untuk menaklukkan musuh. Pada awal

abad masehi tercatat nama Kaisar Rome Tiberius (14-37) dan Caligula (37-41)

yang melakukan terorisme terhadap lawan-lawan politiknya.

40 Nugroho Notosusanto, Terorisme Berjubah Agama. tangggal 12 Mei 2007. http/kompak.com.

41 Adian Husaini, 2001, Jihad Osama Versus Amerika, Gema Insani Pers, Jakarta, hal.83

34

Page 3: rhmimamunnes.files.wordpress.com file · Web viewBAB II. TINJAUAN PUSTAKA GAMBARAN UMUM TINDAK PIDANA TERORISME. 1. Pengertian dan Ruang Lingkup Terorisme. Terorisme adalah serangan-serangan

Terorisme adalah serangan-serangan terkoordinasi yang bertujuan

membangkitkan perasaan teror terhadap sekelompok masyarakat. Berbeda dengan

perang, aksi terorisme tidak tunduk pada tata cara peperangan seperti waktu

pelaksanaan yang selalu tiba-tiba dan target korban jiwa yang acak serta seringkali

merupakan warga sipil.

Istilah teroris oleh para ahli kontraterorisme dikatakan merujuk kepada

para pelaku yang tidak tergabung dalam angkatan bersenjata yang dikenal atau

tidak menuruti peraturan angkatan bersenjata tersebut. Aksi terorisme juga

mengandung makna bahwa serang-serangan teroris yang dilakukan tidak

berperikemanusiaan dan tidak memiliki justifikasi, oleh karena itu para pelaku

teroris layak mendapatkan pembalasan yang kejam42.

Akibat makna-makna negatif yang dikandung oleh perkataan "teroris"

dan "terorisme", para teroris umumnya menyebut diri mereka sebagai separatis,

pejuang pembebasan, pasukan perang salib, militan, mujahidin, dan lain-lain.

Adapun makna sebenarnya dari jihad, mujahidin adalah jauh dari tindakan

terorisme yang menyerang penduduk sipil padahal tidak terlibat dalam perang.

Terorisme sendiri sering tampak dengan mengatasnamakan agama.

Selain oleh pelaku individual, terorisme bisa dilakukan oleh negara

atau dikenal dengan terorisme negara (state terorism). Misalnya seperti

dikemukakan oleh Noam Chomsky yang menyebut Amerika Serikat ke dalam

kategori itu. Persoalan standar ganda selalu mewarnai berbagai penyebutan yang

awalnya bermula dari Barat. Seperti ketika Amerika Serikat banyak menyebut

teroris terhadap berbagai kelompok di dunia, di sisi lain liputan media

42 Ali Masyhar, ibid, hal 51-52

35

Page 4: rhmimamunnes.files.wordpress.com file · Web viewBAB II. TINJAUAN PUSTAKA GAMBARAN UMUM TINDAK PIDANA TERORISME. 1. Pengertian dan Ruang Lingkup Terorisme. Terorisme adalah serangan-serangan

menunjukkan fakta bahwa Amerika Serikat melakukan tindakan terorisme yang

mengerikan hingga melanggar konvensi yang telah disepakati.

Terorisme di dunia bukanlah merupakan hal baru, namun menjadi

aktual terutama sejak terjadinya peristiwa World Trade Centre (WTC) di New

York, Amerika Serikat pada tanggal 11 September 2001, dikenal sebagai

“September Kelabu”, yang memakan 3000 korban. Serangan dilakukan melalui

udara, tidak menggunakan pesawat tempur, melainkan menggunakan pesawat

komersil milik perusahaan Amerika sendiri, sehingga tidak tertangkap oleh radar

Amerika Serikat. Tiga pesawat komersil milik Amerika Serikat dibajak, dua

diantaranya ditabrakkan ke menara kembar Twin Towers World Trade Centre dan

gedung Pentagon.

Berita jurnalistik seolah menampilkan gedung World Trade Center dan

Pentagon sebagai korban utama penyerangan ini. Padahal, lebih dari itu, yang

menjadi korban utama dalam masa dua jam itu tak lain adalah kurang lebih 3.000

orang pria, wanita dan anak-anak yang terteror, terbunuh, terbakar, meninggal, dan

tertimbun berton-ton reruntuhan puing akibat sebuah pembunuhan massal yang

terencana. Akibat serangan teroris itu, menurut Dana Yatim-Piatu Twin Towers,

diperkirakan 1.500 anak kehilangan orang tua. Di Pentagon, Washington, 189

orang tewas, termasuk para penumpang pesawat, 45 orang tewas dalam pesawat

keempat yang jatuh didaerah pedalaman Pennsylvania.

Para teroris mengira bahwa penyerangan yang dilakukan ke World

Trade Center merupakan penyerangan terhadap "Simbol Amerika". Namun,

gedung yang mereka serang tak lain merupakan institusi internasional yang

melambangkan kemakmuran ekonomi dunia. Di sana terdapat perwakilan dari

36

Page 5: rhmimamunnes.files.wordpress.com file · Web viewBAB II. TINJAUAN PUSTAKA GAMBARAN UMUM TINDAK PIDANA TERORISME. 1. Pengertian dan Ruang Lingkup Terorisme. Terorisme adalah serangan-serangan

berbagai negara, yaitu terdapat 430 perusahaan dari 28 negara. Jadi, sebetulnya

mereka tidak saja menyerang Amerika Serikat tapi juga dunia. Amerika Serikat

menduga Osama bin Laden sebagai tersangka utama pelaku penyerangan tersebut.

Kejadian ini merupakan isu global yang mempengaruhi kebijakan

politik seluruh negara-negara di dunia, sehingga menjadi titik tolak persepsi untuk

memerangi Terorisme sebagai musuh internasional. Pembunuhan massal tersebut

telah mempersatukan dunia melawan Terorisme Inter- nasional. Terlebih lagi

dengan terjadinya Tragedi Bali, tanggal 12 Oktober 2002 yang merupakan

tindakan teror, menimbulkan korban sipil terbesar di dunia, yaitu menewaskan 184

orang dan melukai lebih dari 300 orang.

Perang terhadap Terorisme yang dipimpin oleh Amerika, mula-mula

mendapat sambutan dari sekutunya di Eropa. Pemerintahan Tony Blair termasuk

yang pertama mengeluarkan anti Terrorism, Crime and Security Act, December

2001, diikuti tindakan-tindakan dari negara-negara lain yang pada intinya adalah

melakukan perang atas tindak Terorisme di dunia, seperti Filipina dengan

mengeluarkan anti Terrorism Bill.

Pengertian Teror yang tercantum dalam pasal 14 ayat 1 The Prevention

of Terrorism (Temporary Provisions) act, 1984, sebagai berikut: “Terrorism

means the use of violence for political ends and includes any use of violence for

the purpose putting the public or any section of the public in fear.”

Kegiatan Terorisme mempunyai tujuan untuk membuat orang lain

merasa ketakutan sehingga dengan demikian dapat menarik perhatian orang,

kelompok atau suatu bangsa. Biasanya perbuatan teror digunakan apabila tidak ada

jalan lain yang dapat ditempuh untuk melaksanakan kehendaknya.

37

Page 6: rhmimamunnes.files.wordpress.com file · Web viewBAB II. TINJAUAN PUSTAKA GAMBARAN UMUM TINDAK PIDANA TERORISME. 1. Pengertian dan Ruang Lingkup Terorisme. Terorisme adalah serangan-serangan

Kata “terror” menurut arti bahasa arab disebut dengan istilah “irhab”.

Kamus Al-Munawwir mendefinisikan Rahiba-Ruhbatan, wa ruhbanan, wa rohab

ban, ruhbanan sebagai khaafa “takut”. Sedangkan kata Al-irhab diterjemahkan

dengan intimidasi43

Terorisme digunakan sebagai senjata psikologis untuk menciptakan

suasana panik, tidak menentu serta menciptakan ketidak percayaan masyarakat

terhadap kemampuan pemerintah dan memaksa masyarakat atau kelompok

tertentu untuk mentaati kehendak pelaku teror.

Terorisme tidak ditujukan langsung kepada lawan, akan tetapi

perbuatan teror justru dilakukan dimana saja dan terhadap siapa saja. Dan yang

lebih utama, maksud yang ingin disampaikan oleh pelaku teror adalah agar

perbuatan teror tersebut mendapat perhatian yang khusus atau dapat dikatakan

lebih sebagai psy-war.

Sejauh ini belum ada batasan yang baku untuk mendefinisikan apa

yang dimaksud dengan Terorisme. Menurut M. Cherif Bassiouni, ahli Hukum

Pidana Internasional, bahwa tidak mudah untuk mengadakan suatu pengertian

yang identik yang dapat diterima secara universal sehingga sulit mengadakan

pengawasan atas makna Terorisme tersebut. Sedangkan menurut Brian Jenkins,

Terorisme merupakan pandangan subjektif, didasar- kan pada siapa saja yang

memberi batasan pada saat dan kondisi tertentu.

Sedangkan A.C. Manullang memberikan pengertian terorisme sebagai

suatu cara untuk merebut kekuasaan dari kelompok lain44. Kelompok Negara-

negara Eropa Timur beserta beberapa negara-negara berkembang lainnya memberi

43 Adian Husaini, 2001, Jihad Osama Versus Amerika, Gema Insani Pers, Jakarta, h.83

44 A.C. Manullang, 2001, Menguak Tabu Intelijen: Teror, Motif dan Rezim, Panta Rhei, h. 151

38

Page 7: rhmimamunnes.files.wordpress.com file · Web viewBAB II. TINJAUAN PUSTAKA GAMBARAN UMUM TINDAK PIDANA TERORISME. 1. Pengertian dan Ruang Lingkup Terorisme. Terorisme adalah serangan-serangan

batasan teror dalam dua kategori, yaitu terror individual (organisasi terror yang

dijadikan bisnis/bayaran untuk mencapai target sponsor) dan terror Negara

(Negara kolonialis terhadap Negara-negara jajahan atau sebaliknya)45.

US FBI (federal Bureaau of Investigation) mendefinisikan terorisme

adalah penggunaan kekuasaan tidak sah atau kekerasan atas seseorang atau harta

untuk mengintimidasi sebuah pemerintahan, penduduk sipil san elemen-elemennya

untuk mencapai tujuan-tujuan social atau politik46.

Menurut konvensi PBB tahun 1939 terorisme adalah segala bentuk

tindak kejahatan yang ditujukan langsung kepada Negara dengan amksud

menciptakan bentuk terror terhadap orang-orang tertentu atau kelompok orang atau

masyarakat luas. Dalam kamus Webster”s New School and Office Dictionary

dijelaskan “ terrorism is the use of violence, intimidation, etc to gain to end;

especially a system of government ruling by terror,” artinya bahwa terorisme

adalah penggunaan kekerasan, intimidasi, dan sebagainya untuk merebut atau

menghancurkan, terutama sistem pemerintahan yang berkuasa melalui terror….).

James Adam memberikan batasan terorisme adalah penggunaan atau

ancaman kekerasan fisik oleh individu-individu atau kelompok-kelompok untuk

tujuan-tujuan politik, baik untuk kepentingan atau untuk melawan kekuasaan yang

ada, apabila tindakan-tindakan terorisme itu dimaksudkan untuk mengejutkan,

melumpuhkan, atau mengintimidasi suatu kelompok assaran yang lebih besar

daripada korban-korbam langsungnya47, terorisme melibatkan kelompok-kelompok

45 Ibid, hal.15346 Muladi, 2002, Demokratisasi, HAM da Reformasi Hukum di Indonesia, The Habibie

Center, Jakarta47 James Adams, 2002, The Financing of terror: How the Groups That are

Terorrizing the World et the Money to Do it. Sebagaimana dikutip oleh Simela Victor Muhammad, dalam Poltak Partogi Naingolan (ed), Terorisme dan Tata Dunia Baru, dalam Ali Mashar, 2005, Kebijakan Penanggulangan Terorisme di Indonesia, Tesis, hal 52.

39

Page 8: rhmimamunnes.files.wordpress.com file · Web viewBAB II. TINJAUAN PUSTAKA GAMBARAN UMUM TINDAK PIDANA TERORISME. 1. Pengertian dan Ruang Lingkup Terorisme. Terorisme adalah serangan-serangan

yang berusaha untuk menumbangkan rezim-rezim tertentu, untuk mengoreksi

keluhan kelompok/nasional, atau untuk menggerogoti tata politik yang ada.

Sedangkan Kent Leyne Oots, mendefinisikan “terorisme” sebagai

berikut : (1) sebuah aksi militer atau psikologis yang dirancang menciptakan

ketakutan, atau membuat kehancuran ekonomi atau material, (2) sebuah metode

pemaksaan tingkah laku pihak lain, (3) sebuah tindakan kriminal bertendensi

publisitas, (4) tindakan criminal bertujuan politis, (5) kekerasan bermotifkan

politis dan, (6) sebuah aksi kriminal guna meraih tujuan politis atau ekonomis48.

Menurut Majelis Ulama Indonesia, Terorisme adalah tindakan

kejahatan terhadap kemanusiaan dan peradaban yang menimbulkan ancaman

serius terhadap keadulatan negara, bahaya terhadap keamanan, perdamaian dunia

serta merugikan kesejahteraan masyarakat. Terorisme adalah salah satu bentuk

kejahatan yang diorganisasi dengan baik (well-organized), bersifat transnasional

dan digolongkan sebagai kejahatan luar biasa (extra ordinary crime) yang tidak

membeda-bedakan sasaran (indiscriminative)49.

Dengan demikian terorisme adalah kejahatan (crime) yang mengancam

kedaulatan negara (against state/nation), melawan kemanusiaan (against

humanity) dilakukan dengan berbagai bentuk tindakan kekerasan. RAND

Corporation, sebuah lembaga penelitian dan pengembangan swasta terkemuka di

AS, melalui sejumlah penelitian dan pengkajiannya, menyimpulkan bahwa setipa

tindakan kaum teroris adalah tindakan kriminal. Definisi lain menyatakan bahwa

(1) terorisme bukan bagian dari tindakan perang, sehingga seyogyanya tetap

dianggap sebagai tindakan kriminal, termasuk juga situasi diberlakukannya 48 M. Riza Sihbudi, 1991, Bara Timur Tengah, Bandung, hal. 9449 Ma’ruf Amin, 2007, Meluruskan Makna Jihad Mencegah Terorisme, tim

penanggulangan Terorisme MUI, Jakarta. Hal. 26

40

Page 9: rhmimamunnes.files.wordpress.com file · Web viewBAB II. TINJAUAN PUSTAKA GAMBARAN UMUM TINDAK PIDANA TERORISME. 1. Pengertian dan Ruang Lingkup Terorisme. Terorisme adalah serangan-serangan

hukum perang; (2) sasaran sipil merupakan sasaran utama terorisme, dan dengan

demikian penyerangan terhadap sasaran militer tidak dapat dikategorikan sebagai

tindakan terorisme; (3) meskipun seringkali dilakukan untuk menyampaikan

tuntutan politik, aksi terorisme tidak dapat disebut sebagai aksi politik50

Terorisme adalah kejahatan luar biasa (extra ordinary crime),

dipandang belum mampu ditanggulangi melalui hukum positif yang ada, berbagai

pasal dalam KUHP, tidak dapat mengantisipasi serta menindak dengan cepat, tepat

dan menyeluruh pihak-pihak yang terlibat dalam tindak pidana terorisme. Pola

pemberantasan tindak pidana terorisme di Indonesia, dalam aspek peraturan

perundang-undangan ataupun hukum positif yang bersifat represif terlihat tidak

ada masalah. Dalam arti lain, sudah selesai final, namun dalam arti luas, mulai dari

identifikasi penduduk, pengawasan dan partisipasi masyarakat masih perlu

ditingkatkan.

Pemerintah dan bangsa Indonesia harus dapat menunjukan dan

mengambil langkah-langkah yang bersifat pro aktif tegas, dan wajar dalam

menghadapi kegiatan terorisme, baik bersifat internasional maupun nasional.

Beberapa permasalahan yang perlu diperhatikan adalah bagaimana pelaksanaan

pemberantasan terorisme di Indonesia menurut hukum positif yang berlaku serta

bagaimana pelaksanaan perlindungan HAM dalam pemberantasan terorisme.

Pola koordinasi aparatur pemerintah dan partisipasi masyarakat dalam

pemberantasan terorisme juga perlu diperhatikan. Komitmen pemerintah dan

rakyat Indonesia dalam memberantas terorisme, harus terus menerus dibangun.

Kerjasama internasional mutlak dilakukan secara konsisten51.50 Ibid.hal 27-2851 Abdul Gani Abdullah, 2006, Penelitian Hukum tentang Pola Pemberantasan

Tindak Pidana terorisme Dalam Hukum Indonesia dalam abstrak, Jakarta.

41

Page 10: rhmimamunnes.files.wordpress.com file · Web viewBAB II. TINJAUAN PUSTAKA GAMBARAN UMUM TINDAK PIDANA TERORISME. 1. Pengertian dan Ruang Lingkup Terorisme. Terorisme adalah serangan-serangan

Belum tercapainya kesepakatan mengenai apa pengertian terorisme

tersebut, tidak menjadikan terorisme dibiarkan lepas dari jangkauan hukum. Usaha

memberantas Terorisme tersebut telah dilakukan sejak menjelang pertengahan

abad ke-20. Pada tahun 1937 lahir Konvensi Pencegahan dan Penghukuman

Terorisme (Convention for The Prevention and Suppression of Terrorism), dimana

Konvensi ini mengartikan terorisme sebagai Crimes against State.

Melalui European Convention on The Supression of Terrorism (ECST)

tahun 1977 di Eropa, makna Terorisme mengalami suatu pergeseran dan perluasan

paradigma, yaitu sebagai suatu perbuatan yang semula dikategorikan sebagai

Crimes against State (termasuk pembunuhan dan percobaan pembunuhan Kepala

Negara atau anggota keluarganya), menjadi Crimes against Humanity, dimana

yang menjadi korban adalah masyarakat sipil.

Crimes against Humanity masuk kategori Gross Violation of Human

Rights (Pelanggaran HAM Berat) yang dilakukan sebagai bagian yang

meluas/sistematik yang diketahui bahwa serangan tersebut ditujukan secara

langsung terhadap penduduk sipil, lebih diarahkan pada jiwa-jiwa orang tidak

bersalah (Public by innocent), sebagaimana terjadi di Bali.

Dari berbagai batasan pengertian teroroisme di atas, jelad belum

adanya keseragaman definisi terorisme. Namun demikian terorisme mempunyai

ciri dasar sebagai berikut: penggunaan atau ancaman kekerasan, adanya unsur

penda- dakan/kejutan, direncanakan dan dipersiapkan secara cermat dan matang,

menimbulkan ketakutan yang meluas atau membuat kehancuran material atau

perekonomian, mempunyai tujuan politik yang jauh lebih luas dari sasaran/korban

langsungnya.

42

Page 11: rhmimamunnes.files.wordpress.com file · Web viewBAB II. TINJAUAN PUSTAKA GAMBARAN UMUM TINDAK PIDANA TERORISME. 1. Pengertian dan Ruang Lingkup Terorisme. Terorisme adalah serangan-serangan

Oleh karena itu, terorisme mempunyai makna penggunaan atau

ancaman kekerasan dilakukan baik individu atau kelompok yang bersifat

mendadak, direncanakan dan dipersiapkan secara cermat dan matang sehingga

menimbulkan ketakutan meluas atau membuat hilangnya nyawa manusia dan

kehancuran material, dengan maksud/tujuan politis yang jauh lebih luas dari

sasaran korban langsungnya.

Undang-undang Terorisme, dalam ketentuam umumnya memberikan

definisi yuridis tentang terorisme yaitu tindak Pidana Terorisme adalah segala

perbuatan yang memenuhi unsur-unsur tindak pidana sesuai dengan ketentuan

Undang-undang ini. Dengan demikian Undang-undang tersebut menunjuk bahwa

Tindak Pidana Terorisme adalah keseluruhan tindak pidana yang terumus dala Bab

III tentang tindak pidana terorisme.

2. Sejarah Asal Usul Terorisme

Terorisme pertama kali dipopulerkan saat revolusi Perancis. Pada

waktu itu, terorisme memiliki makna positif. Sistem atau rezim de la terreur pada

tahun 1793-1794 diartikan sebagai cara memulihkan tatanan saat periode

kekacauan dan pergolakan anarkhis setelah peristiwa pemberontakan rakyat pada

tahun 1789. jadi rezim teror ketika itu adalah instrumen pemerintahan dari negara

revolusioner. Rezim itu dirancang untuk mengkonsolidasi kekuasaan pemerintahan

baru dengan cara mengintimidasi gerakan kontra revolusioner, subversif dan

semua pembangkang lain yang oleh rezim tersebut dianggap sebagai “musuh”

rakyat .

Aksi teror juga dilakukan Zealot (hidup pada 66-73 M), sebuah

organisasi partai politik yang beroposisi dengan pemerintahan Herodes yang

43

Page 12: rhmimamunnes.files.wordpress.com file · Web viewBAB II. TINJAUAN PUSTAKA GAMBARAN UMUM TINDAK PIDANA TERORISME. 1. Pengertian dan Ruang Lingkup Terorisme. Terorisme adalah serangan-serangan

menentang penjajah Roma. Mereka menuntut kemurnian religius dan menentang

segala tindakan asusila dan tindakan yang bersifat anti Yahudi. Mereka

menggunakan pisau kecil yang disebut sica yang disembunyikan di balik jaket.

Dengan senjata sica tersebut, aksi Zealot sering disebut Sicarii. Aksi sicarri

dilakukan dengan cara bercampur orang-orang dipasar. Jika mereka melihat suatu

pelanggaran mereka langsung mengambil pisau dan menikam si pelanggar.

Metode yang mereka gunakan adalah praktek pembunuhan teroganisir di zaman

kuno. Tindakan ini bersifat acak dan menimbulkan ketakutan masyarakat.

Motivasi kelompok Zealot adalah agama dan didukung oleh kitab suci.

Jadi teror sebagai sebuah aksi yang sistematis dikenal sejak Revolusi

Perancis (1789-1794). Pada masa itu, muncul apa yang dikenal dengan French

Revolution’s terrorism atau regime de la terreur pimpinan Maximilien

Robespierre. Regime de la terreur digunakan sebagai instrumen untuk mendirikan

Revolusionary State yaitu membentuk sebuah masyarakat baru yang lebih baik.

Selain mempunyai kaitan erat dengan revolusi, Maximilien Robespierre, sang

pemimpin gerakan, mengaitkan teror dengan kebaikan (virtue) dan demokrasi

(democracy). Robespierre menyebutkan : virtue, without which terror is evil;

terror, without which virtue is helpless. … terror is nothing but justice, prompt,

severe and inflexible; its therefore an emanation of virtue.

Terdapat dua karakteristik utama dari French Revolution’s terrorism.

Pertama, regime de la terreur tidak dilakukan dengan acak random dan tidak juga

indiskriminasi (neither random nor indiscriminate), tetapi dilakukan secara

terorganisir (organized), terarah dan berhati-hati (deliberate), serta sistematis

(systematic). Karakteristik ini yang membedakan regime de la terreur dengan aksi

44

Page 13: rhmimamunnes.files.wordpress.com file · Web viewBAB II. TINJAUAN PUSTAKA GAMBARAN UMUM TINDAK PIDANA TERORISME. 1. Pengertian dan Ruang Lingkup Terorisme. Terorisme adalah serangan-serangan

terror yang digambarkan saat ini. Kedua, tujuan French Revolution’s terrorism

(regime de la terreur) adalah untuk membentuk sebuah masyarakat baru yang

lebih baik (a new and batter society).

Pertengahan abad ke-19, di Eropa, revolusi Perancis mengilhami

munculnya sentimentil anti monarki (anti penguasa). Pada abad ini, muncul aksi

era terorisme baru di mana terorisme dikonotasikan dengan gerakan anti

pemerintahan. Aksi-aksi teror digunakan sebagai taktik untuk menggulingkan

orang-orang berkuasa. Carlo Pisacane, seorang extrim Republika Italia, melakukan

gerakan revolusioner yang disandarkan pada teori “the propaganda by deed”.

Hingga menjelang perang dunia I, terorisme berkonotasi revolusioner.

Bersamaan dengan perang dunia II dan semangat pergerakan kemerdekaan,

penggunaan istilah terorisme digunakan dalam perspektif berbeda. Pertama,

teroris dikonotasikan dengan gerakan revolusioner. Pada saat itu terorisme dipakai

untuk menyebut revolusi dengan kekerasan oleh kelompok nasionalis anti

kolonialis di Asia, Afrika dan Timur Tengah selama kurun 1940 dan 1950-an.

Kedua, mengacu pada pemberontakan yang dilakukan kaum nasionalis/anti-

kolonialis. Konotasi kedua memicu ketidaksenangan para pejuang kemerdekaan

(negara dunia ketiga) dengan stigma teroris. mereka dengan tegas menolak stigma

teroris yang melekat pada mereka. Bagi mereka (pejuang kemerdekaan) berjuang

untuk kemerdekaan dan kebebasan demi tanah air dari penjajahan bukan terorisme

tetapi freedom fighters.

Selama akhir 1960 dan 1970-an, terorisme masih terus dipandang

dalam konteks revolusioner. Namun cakupannya diperluas hingga meliputi

kelompok separatis etnis dan organisasi ideologis radikal. Pada tahun 1980-an

45

Page 14: rhmimamunnes.files.wordpress.com file · Web viewBAB II. TINJAUAN PUSTAKA GAMBARAN UMUM TINDAK PIDANA TERORISME. 1. Pengertian dan Ruang Lingkup Terorisme. Terorisme adalah serangan-serangan

terorisme dianggap sebagai sarana untuk mendestabilisasi barat yang dituduh

sebagai sponsor utama kospirasi global. Dengan pemaknaan terorisme seperti

inilah maka pada saat itu negara Barat, terutama Amerika, gencar

mengkampanyekan antiterorisme ke seluruh penjuru dunia, sampai ke Indonesia.

Setiap negara diminta segera membuat aturan perundang-undangan perihal

pemberantasan terorisme ini. Akhirnya Indonesiapun mengatur tentang

pemberantasan terorisme tersebut.

Secara yuridis, sebelum mengenal istilah terorisme, Indonesia telah me-

ngenal dan mengatur tindak pidana subversi. Pengaturan pemberantasan kegiatan

subversi di Indonesia dituangkan dalam bentuk Penetapan Presiden (Penpres)

Nomor 11 tahun 1963 berubah Undang-undang Nomor 11/pnps/1963 yang

bertujuan melindungi dan mengamankan sistem politik waktu itu yaitu politik

NASAKOM52.

Pada awal tahun 1990, muncul istilah narco terrorism dan istilah gray

area phenomenon. Istilah Pertama muncul bersamaan dengan gerakan sekelompok

orang dengan motivasi ekonomi yang bergelut dalam peragangan obat terlarang.

Narco terrorism muncul akibat pertemuan antara penjualan obat terlarang dengan

penjualan senjata. Sedangkan istilah gray area phenomenon digunakan pada

gerakan yang mengancam stabilitas nasional oleh orang atau kelompok bukan

negara.

Tahun 1998, peta politik nasional kembali berubah. Banyak tuntutan

untuk meninjau ulang perundan-undangan yang menghambat nilai-nilai

demokrasi. Undang-undang Nomor 11/Pnps/1963 dicabut dengan dikeluarkannya

52 Tjipto Soeroso, 1990, Diktat Kuliah Hukum Pidana Khusus (Hukum Pidana Politik), hal 3-4

46

Page 15: rhmimamunnes.files.wordpress.com file · Web viewBAB II. TINJAUAN PUSTAKA GAMBARAN UMUM TINDAK PIDANA TERORISME. 1. Pengertian dan Ruang Lingkup Terorisme. Terorisme adalah serangan-serangan

Undang-undang Nomor 26 tahun 1999 tentang pencabutan Undang-undang

Nomor 11/Pnps/1963 tentang Pemberantasan Kegiatan Subversi.

Peristiwa WTC yang dahsyat pada tahun 2001, membuat isu terorisme

menjadi agenda internasional yang penting untuk segera ditangani. Sebelum itu

terorisme yang terjadi di Indonesia diantaranya : Peledakan digedung Atrium

Senen tanggal 1 Desember 1998, Peledakan di Plaza Hayam Wuruk tanggal 15

April 1999, Peledakan di Masjid Istiqlal 1999, Peledakan di Gereja (GKPI) Medan

tanggal 28 Mei 2000, Peledakan di Gereja Katolik Medan tanggal 18 Mei 2000,

Peledakan di Rumah Dubes Filipina tanggal 1 Agustus 2000, Peledakan di Gedung

Atrium Senen (tanggal 1 Agustus 2001 dan tanggal 23 April 2001), Peledakan di

beberapa Gereja di Malam Natal (2000 dan 2001), kemudian tahun berikutnya aksi

terorisme yang terjadi yaitu Peledakan di Kuta-Bali tanggal 12 Oktober 2002,

Peledakan di Menado, November 2002, Peledakan di Mc Donald Makasar tanggal

5 Desember 2002, Peledakan di Hotel JW Marriot Jakarta, tanggal 5 Agustus

2003, Peledakan di depan Kedubes Australia di Jakarta tanggal 9 September 2004,

Peledakan Bom Bali II tanggal 1 Oktober 2005.

Pemerintah dalam menangani peristiwa-peristiwa tersebut menge-

luarkan Peraturan Pengganti Undang-undang (perppu) Nomor 1 tahun 2002

tentang Pemberantasan Tindak Pidana Terorisme. Dan perppu akhirnya

ditingkatkan menjadi Undang-undang melalui Undang-undang Nomor 15 tahun

2003 tentang Penetapan Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-undang Nomor 1

tahun 2002 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Terorisme, menjadi Undang-

undang.

3. Ciri-ciri Terorisme.

47

Page 16: rhmimamunnes.files.wordpress.com file · Web viewBAB II. TINJAUAN PUSTAKA GAMBARAN UMUM TINDAK PIDANA TERORISME. 1. Pengertian dan Ruang Lingkup Terorisme. Terorisme adalah serangan-serangan

Matrik perbandingan karakteristik kelompok pengguna tindak kekerasan

guna mencapai tujuannya, dapat disimpulkan ciri - ciri terorisme adalah sbb:

a. Organsisasi yang baik, berdisiplin tinggi, militan. Organsisasinya merupakan

kelompok- kelompok kecil, disiplin dan militansi ditanamnkan melalui

indoktrinasi dan latihan yang bertahun - tahun.

b. Mempunyai tujuan politik, tetapi melakukan perbuatan kriminal untuk

mencapai tujuan.

c. Tidak mengindahkan norma - norma yang berlaku, seperti agama, hukum ,dan

lain-lain.

d. Memilih sasaran yang menimbulkan efek psikologis yang tinggi untuk

menimbulkan rasa takut dan mendapatkan publikasi yang luas.

4. Karakteristik Terorisme

Dapat ditinjau dari 4 macam pengelompokan yaitu :

a. Karakteristik Organisasi yang meliputi : organisasi, rekrutmen, pendanaan dan

hubungan intemasional. Karakteristik operasi yang meliputi : perencanaan,

waktu, taktik dan kolusi.

b. Karakteristik Perilaku yang meliputi : motivasi, dedikasi , disiplin , keinginan

membunuh dan keinginan menyerah hidup-hidup.

c. Karakteristik Sumber daya yang meliputi : latihan / kemampuan, pengalaman

perorangan di bidang teknologi, persenjataan, perlengkapan dan transportasi.

5. Motif Terorisme.

Tindak Pidana terorisme merupakan tindak pidana yang unik, karena

motif dan faktor penyebab dilakuaknnya tindak pidana ini sangat berbeda dengan

motif-motif dari tindak pidana lain. Salahudin Wahid menyatakan bahwa terorisme

48

Page 17: rhmimamunnes.files.wordpress.com file · Web viewBAB II. TINJAUAN PUSTAKA GAMBARAN UMUM TINDAK PIDANA TERORISME. 1. Pengertian dan Ruang Lingkup Terorisme. Terorisme adalah serangan-serangan

bisa dilakukan dengan berbagai motivasi yaitu karena alasan agama, alasan

ideologi, alasan untuk memperjuangkan kemerdekaan, alasan untuk membebaskan

diri dari ketidakadilan, dan karena adanya kepentingan.

Senada dengan yang dikemukakan oleh AC. Manullang53 menyatakan

bahwa pemicu terorisme adalah pertentangan agama, ideologi, dan etnis serta

makin melebar jurang pemisah antara si kaya dan si miskin. Disamping itu,

tersumbatnya komunikasi antara rakyat dengan pemerintah, jumlah penduduk yang

melonjak tajam, makin panjangnya barisan pengangguran, jumlah generasi frustasi

yang makin meningkat, munculnya orang-orang kesepian, munculnya ideologi

fanatisme baru, dan paham separatisme merupakan ladang subur beraksinya

terorisme.

Teroris terinspirasi oleh motif yang berbeda. Motif terorisme dapat

diklasifikasikan menjadi tiga kategori : rasional, psikologi dan budaya yang

kemudian dapat dijabarkan lebih luas menjadi :

a. Membebaskan Tanah Air. Pejuang - pejuang Palestina pada 15 Nopember

1988 memproklamasikan kemerdekaan-nya di Aljazair. Dalam mencapai

tujuan tersebut pada akhirnya PLO terbagi atas dua front yaitu front Intifada

dan gerakan radikal garis keras (HAMAS). Bagi negara Israel, PLO

bagaimanapun bentuknya digolongkan ke dalam kelompok teroris.

b. Memisahkan diri dari pemerintah yang sah ( separatis ). IRA (Irish

Republica Army) dengan segala bentuk kegiatannya dicap sebagai teroris oleh

pemerintah Inggris.

53 AC Manullang, Loc.cit, hal. 151

49

Page 18: rhmimamunnes.files.wordpress.com file · Web viewBAB II. TINJAUAN PUSTAKA GAMBARAN UMUM TINDAK PIDANA TERORISME. 1. Pengertian dan Ruang Lingkup Terorisme. Terorisme adalah serangan-serangan

c. Sebagai protes sistem sosial yang berlaku. Brigade Merah Italia, yang

bertujuan untuk membebaskan Italia dari kaum kapitalis multinasionalis, oleh

pemerintah Italia dimasukkan ke dalam kelompok teroris.

d. Menyingkirkan musuh-musuh politik. Banyak digunakan Kadafi untuk

menyingkirkan lawan-lawan politiknya dengan cara mengirirnkan Dead Squad

untuk membunuh . Yang paling menonjol usaha membunuh bekas PM Libya

A. Hamid Bakhoush di Mesir yang menggunakan pembunuh-pembunuh

bayarandari Eropa.

6. Sifat Internasional dari Terorisme.

a. Melaksanakan tindakan kekerasan dengan melibatkan lebih dari satu negara.

Kasus pembajakan pesawat komersil tidak dapat ditangani oleh satu negara

saja.

b. Kekerasan yang menarik perhatian dunia. Aksi-aksi yang dilakukan oleh

gerakan teroris senantiasa akan mengundang publikasi yang luas.

c. Tidak memperdulikan kepen-tingan negara dimana aksi teror itu dilaksanakan.

7. Tujuan Terorisme.

Tujuan dari teroris dapat dibedakan menjadi tujuan jangka panjang dan

tujuan jangka pendek.

a. Tujuan jangka pendek.

1) Memperoleh pengakuan dari lokal, nasional maupun dunia internasional

atas perjuangan-nya.

2) Memicu reaksi pemerintah, over reaksi dan tindakan represif yang dapat

mengakibatkan keresahan di masyarakat.

50

Page 19: rhmimamunnes.files.wordpress.com file · Web viewBAB II. TINJAUAN PUSTAKA GAMBARAN UMUM TINDAK PIDANA TERORISME. 1. Pengertian dan Ruang Lingkup Terorisme. Terorisme adalah serangan-serangan

3) Mengganggu, melemahkan dan mempermalukan pemerintah, militer atau

aparat keamanan lainnya.

4) Menunjukkan ketidak-mampu-an pemerintah dalam melin-dungi dan

mengamankan warganya.

5) Memperoleh uang ataupun perlengkapan.

6) Mengganggu atau menghancurkan sarana komunikasi maupun transportasi.

7) Mencegah ataupun menghambat keputusan dari badan eksekutif atau

legislatif.

8) Menimbulkan mogok kerja

9) Mencegah mengalirnya investasi dari pihak asing atau program bantuan

dari luar negeri.

10) Mempengaruhi jalannya pemilihan umum

11) Membebaskan tawanan yang menjadi kelompok mereka

12) Memuaskan atau membalaskan dendam.

Beberapa kelompok teroris menggunakan aksi-aksi teror yang bertujuan

jangka pendek tersebut untuk melemahkan pihak pemerintah untuk mencapai

tujuan jangka panjang mereka.

b. Tujuan Jangka Panjang

1) Menimbulkan perubahan dramatis dalam pemerintahan seperti revolusi, perang

sa- udara atau perang antar negara.

2) Menciptakan kondisi yang menguntungkan pihak teroris selama perang

gerilya.

51

Page 20: rhmimamunnes.files.wordpress.com file · Web viewBAB II. TINJAUAN PUSTAKA GAMBARAN UMUM TINDAK PIDANA TERORISME. 1. Pengertian dan Ruang Lingkup Terorisme. Terorisme adalah serangan-serangan

3) Mempengaruhi kebijaksanaan pembuat keputusan baik dalam lingkup lokal,

nasional atau internasional.

4) Memperoleh pengakuan politis sebagai badan hukum untuk mewakili suatu

suku bangsa atau kelompok nasional.

8. Cara kerja jaringan terorisme international.

Dari fakta-fakta yang ada diketahui bahwa hubungan antara kelompok-

kelompok terorisme secara tertutup telah terjalin. Kerjasama antara kelompok

terorisme. Meskipun tidak ada konspirasi internasional yang jelas antar kelompok

terorisme, namun trend yang ada menunjukkan peningkatan kerjasama antara

kelompok teroris di dunia.Kerjasama ini meliputi bantuan dalam hal sumber daya,

tenaga ahli, tempat perlindungan bahkan partisipasi dalam operasi bersama.

Seiring dengan berkembangnya kerjasama antar kelompok teroris, efisiensi dari

operasional kelompok terorisme tersebut serta daerah operasional aksi terornya

juga meningkat.

Di beberapa negara tertentu pemerintah justru mendukung kerjasama

antar kelompok teroris ini. Mereka memberikan dukungan logistik, mengorganisir

pertemuan antar pimpinan dari kelompok yang berbeda serta memberikan bantuan

pelaksanaan operasi yang dilakukan. Pemerintah menganggap penggunaan

terorisme

ini sebagai alternatif dari perang konvensional. Pada intinya pemerintah

memanfaatkan kelompok teroris ini sebagai tentara cadangan mereka.Ada

beberapa peristiwa penting mengenai kerjasama antar kelompok teroris dunia

antara lain :

52

Page 21: rhmimamunnes.files.wordpress.com file · Web viewBAB II. TINJAUAN PUSTAKA GAMBARAN UMUM TINDAK PIDANA TERORISME. 1. Pengertian dan Ruang Lingkup Terorisme. Terorisme adalah serangan-serangan

a. Pertemuan Di Badawi. Sesudah pertemuan di Badawi pada tahun 1971 yang

dihadiri berbagai perwakilan organisasi teroris Eropa dan Timur Tengah.

Menimbulkan kerja sama dalam pelaksanaan aksi teroris. ( Peristiwa serangan

lapangan terbang Tel Aviv, Mei 1972 )

b. Pertermuan Larnaca. Kerja sama yang di bangun dalam pertemuan di

Badawi dilanjutkan kemudian dengan pertemuan di Larnaca (Siprus) dalam

tahun1997 yang mengembangkan kerja sama taktis dalam hubungan saling

bantu dan saling memperkuat. Usaha tersebut diarahkan untuk menjamin

sukses yang lebih besar dalam aksi-aksi teror, karena disadari bahwa di

samping kemampuan masing-masing organisasi, dibutuhkan pula kerja sama

yang lebih luas dengan organisasi lain yang serupa.

c. Kasus pemboman Konsulat Amerika di Pakistan. Al Qaeda membayar

sejumlah teroris sektarian lokal Pakistan untuk merencanakan peledakan bom

di luar gedung Konsulat Amerika yang menewaskan 12 warga Pakistan (8 Mei

2002).

9. Operasi Teroris.

Operasi teroris biasanya dilaksanakan oleh elemen klandestin yang

dilatih dan diorganisir secara khusus. Tindakan pengamanan yang ketat biasanya

diberlakukan setelah sasaran operasi dipilih. Anggota tim biasanya tidak

dipertemukan sebelum pelaksanaan latihan pendahuluan sesaat sebelum berangkat

menuju sasaran. Pengintaian biasanya dilaksanakan oleh elemen atau personel

yang bertugas khusus sebagai intelijen khusus. Untuk memperbesar kemungkinan

keberhasilan pelaksanaan operasi lebih banyak serangan yang direncanakan dari

pada yang dilancarkan. Teroris senantiasa mencari dan mengeksploitir titik lemah

53

Page 22: rhmimamunnes.files.wordpress.com file · Web viewBAB II. TINJAUAN PUSTAKA GAMBARAN UMUM TINDAK PIDANA TERORISME. 1. Pengertian dan Ruang Lingkup Terorisme. Terorisme adalah serangan-serangan

dari sasaran. Mereka seringkali menyerang sasaran yang tidak dilindungi atau

kurang pengamanannya. Karakteristik dari operasi teroris adalah kekerasan,

kecepatan dan pendadakan.

10. Metode.

Teroris biasanya beroperasi dalam hubungan unit kecil yang terdiri dari

personel yang terlatih menggunakan senapan otomatis ringan, granat tangan, bahan

peledak munisi, dan radio transistor. Sebelum pelaksanaan operasi teroris biasanya

berbaur dengan masyarakat setempat untuk menghindari deteksi dari aparat

keamanan. Setelah pelaksanan operasi mereka kembali bergabung dengan

masyarakat untuk memperbesar kemungkinan pelolosan mereka.

11. Taktik Teroris

a. Bom. Taktik yang sering digunakan oleh kelompok teroris adalah pengeboman

dalam dekade terakhir ini tercatat 67 % dari aksi teror yang dilaksanakan

berhubungan de-ngan bom.

b. Pembajakan. Pembajakan sa-ngat populer dilancarkan oleh kelompok teroris

selama periode 1960-1970. Pembajakan terhadap kendaraan yang membawa

bahan makanan adalah taktik yang digunakan oleh kelompok Tupamaros di

Uruguay untuk mendapatkan kesan Robinhood dan menghancurkan

propaganda dari pemerintah. Tetapi jenis pembajakan yang lebih populer saat

ini adalah pembajakan pesawat terbang komersil.

c. Pembunuhan. Pembunuhan adalah bentuk aksi teroris yang tertua dan masih

digunakan hingga saat ini. Sasaran dari pembunuhan ini seringkali telah

diramalkan, teroris akan mengklaim bertanggung jawab atas pembunuhan yang

dilaksanakan. Sasaran dari pembunuhan ini biasanya adalah pejabat

54

Page 23: rhmimamunnes.files.wordpress.com file · Web viewBAB II. TINJAUAN PUSTAKA GAMBARAN UMUM TINDAK PIDANA TERORISME. 1. Pengertian dan Ruang Lingkup Terorisme. Terorisme adalah serangan-serangan

pemerintah, pengusaha, politisi dan aparat keamanan. Dalam 10 tahun terakhir

tercatat 246 kasus pembunuhan oleh teroris di seluruh dunia.

d. Penghadangan. Penghadangan yang telah dipersiapkan jarang sekali gagal.

Hal ini juga berlaku bagi operasi yang dilaksanakan oleh kelompok teroris.

Aksi ini biasanya direncanakan secara seksama, dilaksanakan latihan

pendahuluan dan gladi serta dilaksanakan secara tepat. Dalam bentuk operasi

ini waktu dan medan berpihak kepada kelompok teroris.

e. Penculikan. Tidak semua peng-hadangan ditujukan untuk membunuh. Dalam

kasus kelompok gerilya Abu Sayaf di Filipina, penghadangan lebih ditujukan

untuk menculik personil. Penculikan biasanya akan diikuti oleh tuntutan

tebusan berupa uang, atau tuntutan politik lainnya.

f. Penyanderaan. Perbedaan anta-ra penculikan dan penyanderaan dalam dunia

terorisme sangat tipis. Kedua bentuk operasi ini seringkali memiliki pengertian

yang sama. Penculik biasanya menahan korbannya di tempat yang tersembunyi

dan tuntut-annya adalah berupa materi dan uang, sedangkan penyanderaan

berhadapan langsung dengan aparat dengan menahan sandera di tempat umum.

Tuntutan pe-nyanderaan biasanya lebih dari sekedar materi. Biasanya tuntutan

politik lebih sering dilemparkan teroris pada kasus pe-nyanderaan ini.

g. Perampokan. Operasi yang di-laksanakan oleh kelompok teroris adalah

sangat mahal. Untuk mendanai kegiatan mereka teroris merampok bank atau

mobil lapis baja yang membawa uang dalam jumlah besar. Perampokan bank

juga dapat digunakan sebagai ujian bagi program latihan personil baru.

h. Ancaman / Intimidasi. Merupakan suatu usaha, pekerjaan, kegiatan dan

tindakan untuk menakut-nakuti atau mengancam dengan menggunakan

55

Page 24: rhmimamunnes.files.wordpress.com file · Web viewBAB II. TINJAUAN PUSTAKA GAMBARAN UMUM TINDAK PIDANA TERORISME. 1. Pengertian dan Ruang Lingkup Terorisme. Terorisme adalah serangan-serangan

kekerasan terhadap seseorang atau kelompok, di daerah yang dianggap lawan,

sehingga sasaran terpaksa menuruti kehendak pengancam untuk tujuan dan

maksud tertentu.

12. Pengaruh Terorisme

Mengacu pada aksi terorisme yang pa-ling faktual saat ini, yaitu Tragedi

World Trade Centre (WTC) di New York USA tanggal 11 September 2001, dapat

dirasakan pengaruh terorisme secara global yaitu :

a. Pengaruh pada Idiologi. Kaum fanatis/ radikal agama Islam di- tuduh

bertanggung jawab terhadap serangan gedung kembar WTC. Osama bin Laden

beserta organisasi AI-Qaeda dituduh sebagai kelompok yang anti kapitalisme

barat, berhasil meya-kinkan dunia intemasional tentang keberadaan

organisasinya dengan tujuannya menghancurkan Amerika sebagai simbol

kapitalisme negeri barat.

b. Pengaruh pada Agama. Jelas sekali dampak yang ditimbulkan oleh tragedi

WTC "Islam" sebagai agama disudutkan sebagai biang keladi semua kegiatan

terorisme yang berdampak pula kepada negara-negara Islam, termasuk negara

Indonesia disi-nyalir sebagai tempat bersembunyi dan pelatihan Al Qaeda.

c. Pengaruh pada Politik. Tanggapan pemerintah Amerika terhadap Tragedi

WTC, sudah sangat jelas bahwa jaringan teroris Osama bin Laden bersama

organisasi Al Qaeda adalah musuh utama mereka, dan lewat seruan politiknya

mereka minta dukungan dari negara lain yang mengental menjadi bentuk :

berdiri bersama Amerika atau menjadi lawan. Pasca tragedi WTC, tidak hanya

berdampak negatif terhadap negara kita, tetapi ada pula dampak positifnya,

bahwa dalam menangani masalah terorisme tidak bisa dilakukan secara

56

Page 25: rhmimamunnes.files.wordpress.com file · Web viewBAB II. TINJAUAN PUSTAKA GAMBARAN UMUM TINDAK PIDANA TERORISME. 1. Pengertian dan Ruang Lingkup Terorisme. Terorisme adalah serangan-serangan

sendirian, tapi butuh kerjasama dengan negara-negara lain. Pemerintah

Amerika mulai membuka kran-kran bantuan luar negerinya terhadap

Indonesia, karena Amerika butuh kerjasama dengan Indonesia dalam rangka

memerangi terorisme.

d. Pengaruh pada segi Ekonomi. Kegiatan terorisme dalam bentuk pembajakan

pesawat memang sudah sering terjadi, tetapi tragedi WTC benar-benar

melahirkan semacam "trauma berpergian" dengan pesawat terbang bagi

sebagian kalangan masyarakat, tidak hanya di Amerika, tetapi juga dibelahan

dunia yang lain yang berakibat puluhan maskapai penerbangan menga-lami

kerugian bahkan sampai terjadi penutupan perusahaan penerbangan tersebut.

e. Pengaruh pada bidang Hankam. Terorisme dianggap musuh semua negara.

Amerika membentuk aliansi bersenjata untuk memburu Osama bin Laden dan

organisasi Al Qaeda. Aliansi yang dibentuk tersebut akhirnya menyerbu

Afghanistan dan menyebabkan jatuhnya pemerintahan Taliban. Dari uraian di

atas, nyata bahwa pengaruh aksi terorisme melampaui batas wilayah domestik

suatu negara karena memang terorisme tidak mengenal batas wilayah baik itu

aksi maupun dampak yang ditimbulkan54.

13. Tipologi Terorisme

Menurut Muladi, ada 5 Tipologi Terorisme yaitu :

54 Kolonel Inf Loudewijk F Paulus, Kopassus, Terorisme, www. Geoogle.co.id.

57

Page 26: rhmimamunnes.files.wordpress.com file · Web viewBAB II. TINJAUAN PUSTAKA GAMBARAN UMUM TINDAK PIDANA TERORISME. 1. Pengertian dan Ruang Lingkup Terorisme. Terorisme adalah serangan-serangan

a. Politik; mencakup perilaku kriminal yang dilakukan dengan kekerasan

yang didesain terutama untuk menimbulkan ketakutan di lingkungan

masayarakat dengan tujuan politis;

b. Terorisme non politik; dilakukan untuk tujuan-tujuan keuntungan

pribadi, termasuk aktivitas kejahatan terorganisasi;

c. Quasi Terorisme; menggambarkan aktivitas yang bersifat insidental

untuk melakukan kejahatan kekerasan yang bentuk dan caranya

menyerupai terorisme, tetapi tidak mempunyai unsur esensialnya.;

d. Terorisme Politik Terbatas; menunjuk kepada perbuatan terorisme

yang dilakukan untuk tujuan atau motif politik, tetapi tidak merupakan

bagian dari suatu kampanye bersama untuk menguasai pengendalian

negara;

e. Terorisme pejabat atau negara (official or state terrorism); terjadi di

suatu bangsa yang tatanannya didasarkan atas penindasan

Wilkison, sebagaimana dikutip oleh Gunawan Permadi, ada tiga jenis

terorisme secara umum, yaitu :

a. Terorisme Revolusioner yaitu penggunaan kekerasan secara sistematis

dengan tujuan akhir mewujudkan perubahan radikal dalam tatanan politik;

b. Terorisme subrevolusioner yaitu penggunaan kekerasan teroristik untuk

menimbulkan perubahan dalam kebijakan publik tanpa mengubah tatanan

politik

c. Terorisme Represif yaitu penggunaan kekerasan teroristik untuk menekan

atau membelenggu individu atau kelompok dari bentuk-bentuk perilaku

yang dianggap tidak berkenan oleh negara.

58

Page 27: rhmimamunnes.files.wordpress.com file · Web viewBAB II. TINJAUAN PUSTAKA GAMBARAN UMUM TINDAK PIDANA TERORISME. 1. Pengertian dan Ruang Lingkup Terorisme. Terorisme adalah serangan-serangan

Terorisme terbelah menjadi dua yaitu State Terrorism (state

sponsored terrorism) dan Non State Terrorism State Terrorism atau state

sponsored terrorism merupakan bentuk terrorism by government. Terorisme

ini diintepre- tasikan sebagai suatu kegiatan atau alat yang digunakan

pemerintah (bertindak atas nama negara) sebagai sarana paksa untuk

menundukkan pihak lain, sehingga dapat diatur seperti yang dikehendaki

pemerintah. Motif paling dominan dalam state terrorism dalah motif politik

dan ekonomi, yaitu untuk mempertahankan kekuasaan dan kekayaan.

Terorisme jenis ini akan semakin berbahaya dan kokoh apabila act of teror

tersebut dibungkus dengan hukum.

State terrorism selalu terjadi pada setiap pemerintahan yang otoriter

dan represif. Artinya, pemerintahan tipe otoriter dan represif selalu

menggunakan instrumen teror untuk melakukan intimidasi terhadap siapapun

saja yang dianggap dapat mengusik kekuasaannya. Ketika stallin berkuasa di

Uni Soviet, ia menggunakan institusi polisi rahasia di bawah pimpinan Beria

untuk melancarkan teror dalam bentuk pembunuhan, penyiksaan, penculikan

dan pembuangan ke Siberia terhadap puluhan juta orang yang dianggap

menentang sistem komunis diktator proletariat55. Kejadian lain seperti Hitler

dengan polisi rahasianya “Gestapo (Geheim State Polizei)” di bawah pimpinan

Himler, serta Mao Zedong dengan Kementerian Keamanan Publiknya juga

melakukan teror yang keji terhadap kelompok-kelompok yang dianggap

membangkang.

55 Abduh Zulfidar Akaha (ed), Terorisme dan Konspirasi Anti Islam, Pusata Al –Kautsar, Jakarta, h. 32

59

Page 28: rhmimamunnes.files.wordpress.com file · Web viewBAB II. TINJAUAN PUSTAKA GAMBARAN UMUM TINDAK PIDANA TERORISME. 1. Pengertian dan Ruang Lingkup Terorisme. Terorisme adalah serangan-serangan

State Sponsored Terrorism juga dapat bersifat transnasional yaitu

suatu negara melakukan act of teror terhadap negara lain, atau memberi

bantuan perlindungan, perencanaan, persiapan terorisme yang dilakukan

terhadap negara lain.

Non State Terrorism merupakan terrorism against government,

merujuk pada setiap tindakan teror yang dilakukan baik secara individual

maupun kelompok (yang bukan negara) terhadap pihak lain (pemerintahan)

apapun motifnya. Termasuk dalam kategori ini adalah Brigade Merah di Italia,

Red Army Fraction di Jerman tahun 1960-an, gerakan Sikh di India, dan teror

gas beracun di jaringan kereta api bawah tanah di Tokyo56.

Berdasar pada ruang lingkup, latar belakang, motif, tipologi terorisme

yang mendorong dilakukannya tindak pidana terorisme, yang kenyataannya

berbeda dengan pelaku-pelaku kejahatan konvensionel, maka kebijakan

legislasi penanggulangannya perlu memperhatikan covering both side antara

sisi pelaku dan korban dalam perumusan kebiajkan kriminalnya.

Penanggulangan terorisme akan lebih baik, apabila sebelum langkah

penal ditempuh, diupayakan dahulu langkah-langkah alternatif non penal

lainnya. Kriminalisasi terorisme harus emmperhatikan kepentingan dua pihak

yaitu pihak pelaku dan pihak korban, karena terorisme bukanlah kejahatan

biasa. Terorisme lebih sering dilakukan karena motif politik, tindak pidana

dengan motif politik atau tindak pidana dengan tujuan politik.

Dengan demikian terorisme merupakan hasil dari akumulasi beberapa

faktor, yaitu faktor psikologis, ekonomi, politik, agama, sosiologis dan faktor

56 Ali Masyhar, 2002, Kebijakan Penanggulanagan terorisme di Indonesia dalam Tesis, Semarang, hal 64

60

Page 29: rhmimamunnes.files.wordpress.com file · Web viewBAB II. TINJAUAN PUSTAKA GAMBARAN UMUM TINDAK PIDANA TERORISME. 1. Pengertian dan Ruang Lingkup Terorisme. Terorisme adalah serangan-serangan

lain. Oleh karena itu, pembuat undang-undang harus pandai-pandai menjaga

keseimbangan antara empat kepentingan yaitu perlindungan korban, keamanan

nasional, “due process of law”, dan “international peace and security”57

B. PUTUSAN PENGADILAN TERHADAP TINDAK PIDANA TERORISME

DI INDONESIA

Saat ini sebagian besar teroris sudah diadili dan divonis dengan

menggunakan pasal-pasal yang dirumuskan dalam Peraturan Pemerintah Pengganti

UU Nomor 1 Tahun 2002 jo Pasal 1 UU Nomor 15 Tahun 2003 tentang Penetapan

Peraturan Pemerintah Pengganti UU Nomor 1 Tahun 2002 Tentang

Pemberantasan Tindak Pidana Terorisme. Berdasarkan pasal tersebut, Hakim telah

menjatuhkan putusan dengan vonis bervariasi di antaranya : mati, penjara seumur

hidup, dan penjara selama waktu tertentu maksimal 20 tahun.

Putusan Pengadilan yang menvonis pelaku tindak pidana Terorisme,

juga dapat menggunakan salah satu aturan hukum pada umumnya yaitu Kitab

Undang-undang Hukum Pidana (KUHP), yang meliputi pasal –pasal berikut :

a. Tindak Pidana Makar (Pasal 104 – 129 KUHP);

b. Tindak Pidana Kejahatan terhadap Melakukan Kewajiban dan Hak Kenegaraan

(Pasal 146 – 152 KUHP);

c. Tindak Pidana Pembakaran, Ledakan atau Penghancuran Bangunan Fasilitas

Umum (Pasal 187 – 201 KUHP);

d. Penculikan (Pasal 328 – 331 KUHP);

e. Pembunuhan (Pasal 338 – 340, 359 KUHP)

57 Muladi, Undang-undang Peberantasan Tindak Pidana Terorisme dalam Kerangka Hak Azasi Manusia, makalah disampaikan pada Kuliah Umum S1 Fakultas Hukum Universitas Diponegoro Semarang, 21 April 2003, hal 6

61

Page 30: rhmimamunnes.files.wordpress.com file · Web viewBAB II. TINJAUAN PUSTAKA GAMBARAN UMUM TINDAK PIDANA TERORISME. 1. Pengertian dan Ruang Lingkup Terorisme. Terorisme adalah serangan-serangan

f. Penganiayaan (Pasal 351 – 355 KUHP)

g. Pembajakan di Laut (Pasal 438-478 KUHP)

h. Pembajakan di Udara (Pasal 479a-479r KUHP)

Pelaku-pelaku Terorisme dapat dijerat Tindak Pidana Pembakaran,

Ledakan atau Penghancuran Bangunan Fasilitas Umum (Pasal 187 – 201 KUHP);

Pembunuhan (Pasal 338 -340, 359) KUHP); dan Penganiayaan (pasal 351-355

KUHP), selain itu juga dapat dikenakan dengan pasal 1 ayat (1) UU Nomor

12/DRT/1951 mengenai larangan membuat, menyimpan, memiliki, membawa dan

menggunakan bahan peledak58.

Undang-Undang Terorisme sebagai hukum khusus (lex Spesialis),

memiliki kelebihan-kelebihan bila dibanding dengan KUHP. Kekhususan ini telah

dikonstruksikan sejak awal dalam pembahasan RUU Pemberantasan Tindak

Pidana Terorisme di DPR. Kekhususan ini dikarenakan Tindak Pidana Terorisme

dianggap sebagai kejahatan terhadap kemanusiaan dan perdaban. Terorisme juga

dianggap sebagai salah satu ancaman serius terhadap kedaulatan setiap Negara

karena terorisme sudah merupakan kejahatan yang bersifat internasional yang

menimbulkan bahaya terhadap keamanan, perdamaian dunia serta merugikan

kesejahteraan masyarakat59.

C. PIDANA MATI PADA TINDAK PIDANA

TERORISME DALAM

58 Martitah, dkk,2003, 2007, Implementasi Hukum Putusan Mahkamah Konstitusi Nomor 013/PUU-I/2003 dalam Penegakan Hukum Terhadap Perkara Bom Bali. Hasil Penelitian. PKK Unnes.

59 Penjelasan Umum Perpu Nomor 1 Tahun 2002

62

Page 31: rhmimamunnes.files.wordpress.com file · Web viewBAB II. TINJAUAN PUSTAKA GAMBARAN UMUM TINDAK PIDANA TERORISME. 1. Pengertian dan Ruang Lingkup Terorisme. Terorisme adalah serangan-serangan

RUU KUHP

RUU KUHP 2006 mengeluarkan pidana mati dari stelsel pidana pokok

dan mencantumkannya sebagai pidana pokok yang bersifat khusus atau sebagai

pidana eksepsional. Penempatan pidana mati terlepas dari pidana pokok dipandang

penting.

Pidana Mati dalam RUU KUHP 2006 diatur dalam :

Pasal 87 Pidana mati secara alternatif dijatuhkan sebagai upaya terakhir untuk mengayomi masyarakat.

Pasal 88 (1) Pidana mati dilaksanakan dengan menembak terpidana sampai mati oleh regu

tembak.(2) Pidana mati sebagaimana dimaksud pada ayat (1) tidak dilaksanakan di muka

umum.(3) Pelaksanaan pidana mati terhadap wanita hamil atau orang yang sakit jiwa

ditunda sampai wanita tersebut melahirkan atau orang yang sakit jiwa tersebut sembuh.

(4) Pidana mati baru dapat dilaksanakan setelah permohonan grasi bagi terpidana ditolak Presiden.

Pasal 89 (1) Pelaksanaan pidana mati dapat ditunda dengan masa percobaan selama 10

(sepuluh) tahun, jika: a. reaksi masyarakat terhadap terpidana tidak terlalu besar; b. terpidana menunjukkan rasa menyesal dan ada harapan untuk diperbaiki; c. kedudukan terpidana dalam penyertaan tindak pidana tidak terlalu

penting; dan d. ada alasan yang meringankan.

(2) Jika terpidana selama masa percobaan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) menunjukkan sikap dan perbuatan yang terpuji, maka pidana mati dapat diubah menjadi pidana seumur hidup atau pidana penjara paling lama 20 (dua puluh) tahun dengan Keputusan Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia.

(3) Jika terpidana selama masa percobaan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) tidak menunjukkan sikap dan perbuatan yang terpuji serta tidak ada harapan untuk diperbaiki, maka pidana mati dapat dilaksanakan atas perintah Jaksa Agung.

Pasal 90

63

Page 32: rhmimamunnes.files.wordpress.com file · Web viewBAB II. TINJAUAN PUSTAKA GAMBARAN UMUM TINDAK PIDANA TERORISME. 1. Pengertian dan Ruang Lingkup Terorisme. Terorisme adalah serangan-serangan

Jika permohonan grasi terpidana mati ditolak dan pidana mati tidak dilaksanakan selama 10 (sepuluh) tahun bukan karena terpidana melarikan diri, maka pidana mati tersebut dapat diubah menjadi pidana seumur hidup dengan Keputusan Presiden.

Dalam Rancangan Undang-undang KUHP 2006 terdapat beberapa

macam tindak pidana yang diancam dengan pidana mati, antara lain:

a. Pasal 215 tentang Tindak Pidana Makar; makar terhadap Presiden dan Wakil

Presiden, bunyinya ; Setiap orang yang melakukan makar dengan maksud

membunuh atau merampas kemerdekaan Presiden atau Wakil Presiden, atau

menjadikan Presiden atau Wakil Presiden tidak mampu menjalankan

pemerintahan, dipidana dengan pidana mati atau pidana penjara seumur hidup

atau pidana penjara paling singkat 5 (lima) tahun dan paling lama 20 (dua

puluh) tahun.

b. Pasal 228 ayat (3) tentang Pengkhianatan terhadap Negara dan Pem- bocoran

Rahasia Negara; Jika perbuatan permusuhan sebagaimana dimaksud pada ayat

(1) benar-benar dilakukan atau perang benar-benar terjadi, dipidana dengan

pidana mati atau pidana penjara seumur hidup atau pidana penjara paling

singkat 5 (lima) tahun dan paling lama 20 (dua puluh) tahun.

c. Pasal 237 tentang tindak Pidana Sabotase dan pada Waktu Perang, tercantum

dalam ayat (3) Dipidana dengan pidana mati atau pidana penjara seumur hidup

atau pidana penjara paling singkat 5 (lima ) tahun dan paling lama 20 (dua

puluh) tahun, jika pembuat tindak pidana sebagaimana dimaksud pada ayat (1):

1) berkhianat untuk kepentingan musuh, menyerahkan kepada kekuasaan

musuh, menghancurkan atau membuat tidak dapat dipakai lagi suatu

tempat atau tempat penjagaan yang diperkuat atau diduduki, suatu alat

perhubungan, suatu perbekalan perang atau suatu kas perang, ataupun suatu

64

Page 33: rhmimamunnes.files.wordpress.com file · Web viewBAB II. TINJAUAN PUSTAKA GAMBARAN UMUM TINDAK PIDANA TERORISME. 1. Pengertian dan Ruang Lingkup Terorisme. Terorisme adalah serangan-serangan

bagian dari itu atau menghalang-halangi atau menggagalkan suatu usaha

tentara yang direncanakan atau diselenggarkan untuk menangkis atau

menyerang; atau

2) menyebabkan atau memudahkan huru-hara, pemberontakan, atau desersi

di kalangan tentara.

d. Pasal 244 tentang Terorisme dengan menggunakan bahan-bahan kimia; Setiap

orang yang menggunakan bahan-bahan kimia, senjata biologis, radiologi,

mikroorganisme, radioaktif atau komponennya untuk melakukan terorisme

dipidana dengan pidana mati atau penjara seumur hidup atau pidana penjara

paling singkat 5 (lima) tahun dan paling lama 20 (dua puluh) tahun.

RUU KUHP 2006 pengaturan tindak pidana terorisme dalam Pasal 242

s/d 251 yang merupakan adopsi sepenuhnya terhadap ketentuan UU No. 15 tahun

2003 perbedaan mengenai ancaman pidana sepenuhnya didasarkan atas konsistensi

rambu-ramu pemidanaan yang telah disepakati oleh tim RUU KUHP60.

D. PANDANGAN ISLAM TERHADAP TINDAK PIDANA TERORISME

Hukum Pidana Islam sering disebut dalam fiqh dengan istilah jinayat

atau jarimah. Jinayat dalam istilah hukum sering disebut dengan delik atau tindak

pidana. Secara terminologi kata jinayat mempunyai beberapa pengertian, seperti

yang diungkapkan oleh Abd al Qodir Awdah bahwa jinayat adalah perbuatan yang

dilarang oleh syara' baik perbuatan itu mengenai jiwa, harta benda, atau lainnya

(Munajad, 2004: 2).

60 Muladi, 2005, Beberapa Catatan Terhadap Buku II KUHP, disampaikan dalam Sosialisasi RUU KUHP di Hotel Sahid tanggal 23 – 24 Maret 2005, www.djpp.depkumham. Go.id.

65

Page 34: rhmimamunnes.files.wordpress.com file · Web viewBAB II. TINJAUAN PUSTAKA GAMBARAN UMUM TINDAK PIDANA TERORISME. 1. Pengertian dan Ruang Lingkup Terorisme. Terorisme adalah serangan-serangan

Kata jinayat untuk perbuatan yang berkaitan dengan jiwa atau anggota

badan, seperti membunuh, melukai dan lain sebagainya. Dengan demikian istilah

fiqh jinayat sama dengan hukum pidana.

Sedangkan dalam Hukum Pidana Islam dikenal empat macam jarimah

(kejahatan), yaitu hudud, qishosh diyat, dan ta'zir. Kejahatan Hudud adalah

kejahatan yang paling serius dan berat dalam Hukum Pidana Islam. Ia adalah

kejahatan terhadap kepentingan publik, tetapi bukan berarti tidak mempengaruhi

kepentingan pribadi sama sekali, namun terutama sekali berkaitan dengan hak

Allah. Kejahatan ini diancam dengan pidana hadd. Kategori berikutnya adalah

qishosh yang berada pada posisi di antara hudud dan ta'zir dalam hal beratnya

hukuman. Kategori terakhir adalah ta'zir yang merupakan hukuman paling ringan

di antara jenis-jenis pidana yang lain (Santoso, 2003: 22).

Jenis-jenis pidana baik dalam Hukum Pidana Indonesia maupun Hukum

Pidana Islam, kedua-duanya memberlakukan pidana mati dalam delik-delik pidana

(jarimah) tertentu. Berbicara tentang pidana tentunya tidak bisa terlepas dari

tujuan diberlakukan hukum pidana sendiri. Pembuat hukum tidak menyusun

ketentuan-ketentuan hukum dari syari'at tanpa tujuan apa-apa, melainkan di sana

ada tujuan tertentu yang luas. Dengan demikian, untuk memahami pentingnya

suatu ketentuan, mutlak perlu diketahui apa tujuan dari ketentuan itu (Santoso,

2003: 18).

Dalam perspektif teori tentang aliran-aliran pemikiran hukum pidana,

tiga konsep mengenai tujuan diadakannya hukum pidana sebenarnya

termanifestasi dalam tiga aliran pokok yang pernah berkembang dalam hukum

pidana. Tiga aliran tersebut adalah Aliran Hukum Pidana Klasik (Daad

66

Page 35: rhmimamunnes.files.wordpress.com file · Web viewBAB II. TINJAUAN PUSTAKA GAMBARAN UMUM TINDAK PIDANA TERORISME. 1. Pengertian dan Ruang Lingkup Terorisme. Terorisme adalah serangan-serangan

Strafrecht), Aliran Hukum Pidana Modern (Daader Strafrecht), dan Aliran Hukum

Pidana Neo Klasik/ Neo Modern (Daad-Daader Strafrecht).

Peristiwa bom bunuh diri yang terjadi di tanah air selama ini, bukanlah

jihad, dan karenanya para pelakukanya bukanlah syahid (martir) yang

mendapatkan ganjaran surga. Sebaliknya, para pelaku bom bunuh diri itu adalah

penjahat yang harus dikecam.

Dari sekian banyak pendapat, yang menarik perhatian adalah

pandangan Achmad Junaidi Ath Thayyibi, salah seorang ketua HTI, yang

mengatakan bahwa pelaku peledakan bom di Indonesia tak sesuai dengan hukum

Islam, sebab aksi-aksi itu hanya menyengsarakan rakyat sipil. Menurut dia,

dalam Islam, para pelaku teroris yang tertangkap harus dihukum potong tangan

atau disalib untuk mempermalukan para pelakunya.

Pandangan Ath Thayyibi itu penting, karena selama ini para tokoh

Islam cenderung ragu-ragu dalam mengambil sikap terhadap terorisme dan bom

bunuh diri. Bahkan sebagian di antara mereka tampak mendukung, khususnya

jika obyek pengeboman adalah tempat-tempat yang dianggap musuh Islam,

seperti pengeboman WTC di Amerika atau pengeboman kafe dan diskotek di

Bali.

Konsep jihad adalah sebuah konsep Islam yang sangat kabur karena

telah menjadi topik wacana berbagai kelompok Islam. Oleh kalangan moderat,

jihad diartikan bukan hanya perang, tapi juga berbagai aktivitas yang mengarah

kepada kebaikan. Pendidikan, pengobatan, serta kegiatan-kegiatan sosial lainnya

yang dapat memberikan maslahat bagi masyarakat juga bisa dianggap sebagai

jihad.

67

Page 36: rhmimamunnes.files.wordpress.com file · Web viewBAB II. TINJAUAN PUSTAKA GAMBARAN UMUM TINDAK PIDANA TERORISME. 1. Pengertian dan Ruang Lingkup Terorisme. Terorisme adalah serangan-serangan

Sementara itu, oleh sebagian aktivis Islam, jihad diartikan sebagai

perjuangan fisik bersenjata melawan musuh-musuh Allah. Tidak jelas benar apa

yang mereka maksudkan dengan “musuh-musuh Allah.” Tapi, dalam praktinya,

“musuh-musuh Allah” yang mereka maksudkan adalah tempat-tempat publik

yang secara langsung maupun tak langsung berkaitan dengan dunia Barat dan

kemaksiatan, seperti kedutaan besar asing (milik orang-orang Barat kafir), kafe-

kafe dan bar (berkaitan dengan maksiat).

Bagi kelompok yang terakhir ini, melakukan perusakan dengan

mengebom, termasuk dengan meledakkan diri, adalah bagian dari jihad.

Pengakuan para pelaku bom Bali I seperti Imam Samudra dan Amrozi, sangat

terang-benderang bahwa mereka melakukan hal itu karena panggilan jihad.

Dualisme makna jihad memang bukan persoalan baru. Dalam wacana

pemikiran Islam, ada dua makna jihad yang selalu dipertentangkan, yakni antara

jihad dengan cara-cara damai (silmi) dan jihad lewat peperangan (harbi).

Sepanjang sejarah Islam, kaum Muslim bersaing dalam memperebutkan kedua

makna ini. Sementara kaum “Muslim moderat” berusaha memberikan citra

positif terhadap istilah jihad, kaum “Muslim radikal” memberikan citra yang

keras dan cenderung negatif terhadap konsep ini.

Jihad Negatif. Menarik untuk dicatat bahwa sejak 50 tahun terakhir,

jihad dalam maknanya yang negatif, yakni peperangan, kekerasan, dan

terorisme, mendominasi wacana dan pentas politik kehidupan kaum Muslim di

seluruh dunia. Dari Mesir hingga Indonesia, kata “jihad” selalu digunakan dan

diasosiasikan dengan kelompok atau organisasi radikal.

68

Page 37: rhmimamunnes.files.wordpress.com file · Web viewBAB II. TINJAUAN PUSTAKA GAMBARAN UMUM TINDAK PIDANA TERORISME. 1. Pengertian dan Ruang Lingkup Terorisme. Terorisme adalah serangan-serangan

Di Mesir ada kelompok “al-Jihad al-Islami” yang dikenal, salah

satunya, karena berhasil membunuh presiden Anwar Sadat; di Pakistan ada

“Harakat ul-Jihad-i-Islami” yang populer karena aksi-aksi kekerasannya; di

Indonesia ada “Laskar Jihad” yang dikenal karena keterlibatannya dalam konflik

agama di Ambon.

Di dunia Barat dan di dunia luar Islam secara umum, jihad dalam

pengertian negatif lebih sering ditemukan ketimbang yang positif. Bagi sebagian

orang-orang non-Muslim, jihad bahkan identik dengan perang dan kekerasan.

Kelompok-kelompok Islam keras yang menggunakan nama “jihad” pada

organisasi mereka tentu saja sangat berperan penting dalam mendistorsi makna

jihad. Tapi, pada hemat saya, mereka bukan satu-satunya elemen dalam

menyumbangkan makna pejoratif terhadap jihad. Para tokoh Islam garis keras

secara umum juga turut menyumbangkan citra negatif terhadap konsep ini.

Sebelum polisi menggrebek dan menembak mati gembong teroris

Azahari, misalnya, kita hampir tak pernah mendengar ada tokoh Islam garis

keras yang secara terbuka mengecam terorisme. Mereka bahkan cenderung

mendukung atau paling tidak menyetujui tindakan-tindakan pengeboman yang

terjadi. Sebagian dari mereka bahkan menyatakan bahwa itu adalah salah satu

bentuk jihad dalam melawan Amerika dan Barat.

Pertemuan kelompok-kelompok radikal dengan keputusan mereka

menyatakan bahwa terorisme dan bom bunuh diri bukan bagian dari jihad

merupakan sebuah langkah maju, meski sangat terlambat. Saya katakan

terlambat karena pernyataan ini dikeluarkan setelah begitu banyak peristiwa

kekerasan dan terorisme yang mengatasnamakan jihad.

69

Page 38: rhmimamunnes.files.wordpress.com file · Web viewBAB II. TINJAUAN PUSTAKA GAMBARAN UMUM TINDAK PIDANA TERORISME. 1. Pengertian dan Ruang Lingkup Terorisme. Terorisme adalah serangan-serangan

Soal keterlambatan pernyataan itu juga mengundang kecurigaan

sebagian orang. Ada yang mencurigai bahwa kelompok-kelompok radikal itu

mengeluarkan pernyataan simpatik hanya alasan politis belaka, yakni untuk

“cuci tangan” agar mereka tak dikaitkan dengan kelompok Azahari dan para

teroris lainnya. Di tengah gencarnya polisi memburu para pelaku teroris,

kelompok-kelompok radikal sepertinya ingin mencari selamat dengan ikut-

ikutan mengecam para teroris.

Ada dugaan yang menyatakan, kematian Dr. Azahari menimbulkan

dendam para teroris sehingga akan meningkatkan aksi terorisme di Indonesia.

Pembalasan tidak terlalu berpengaruh dalam aksi terorisme, karena terorisme

adalah gerakan politis dan idiologis. Itulah yang harus kita perhatikan. Dr.

Azahari bukan figur idiologis, ia hanya orang yang expert membuat bom.

Terorisme sangat terkait dengan kondisi sosial-politik internasional. Terorisme

merespons situasi yang menurut mereka salah, seperti ketidakadilan global.

Mereka menunjuk kondisi Timur Tengah, terutama konflik Palestina-

Israel, dan Barat, terutama Amerika, yang selalu memihak kepada Israel. Itulah

yang mereka kecam dan dijadikan pembenaran atas tindakan mereka. Kemudian

“agresi” Barat atas negara-negara di Timur Tengah, seperti di Afghanistan dan di

Irak, meningkatkan intensitas kemarahan mereka kepada Amerika. Aksi-aksi

terorisme bertujuan membalas dendam atas tindakan negara-negara Barat

tersebut. Demikian juga dalam skala domestik, faktor ketidakadilan mempunyai

peranan yang sangat penting.

Ketidakadilan yang menimpa suatu kelompok masyarakat dieksploitir

oleh kelompok tertentu untuk membenci kelompok atau negara tertentu dengan

70

Page 39: rhmimamunnes.files.wordpress.com file · Web viewBAB II. TINJAUAN PUSTAKA GAMBARAN UMUM TINDAK PIDANA TERORISME. 1. Pengertian dan Ruang Lingkup Terorisme. Terorisme adalah serangan-serangan

menjadikan agama sebagai “baju”. Jadi kuncinya adalah menangkap tokoh-tokoh

yang menganjurkan melakukan tindakan kekerasan, sampai dengan bom bunuh

diri, yang mereka sebut jihad. Padahal menurut para ulama pengertian jihad

bukanlah seperti itu.

Kalau terorisme itu adalah wujud dari perlawanan dari sebuah

ketidakadilan dan kemiskinan, musuh para teroris adalah orang-orang yang

mereka nilai telah menciptakan ketidakadilan di masyarakat. Musuh para teroris

bisa suatu negara tertentu, bisa juga pemerintahannya sendiri. Kita sudah

mengalaminya sendiri. JI adalah salah satu sempalan dari banyak faksi-faksi

gerakan radikal yang didasari pada radikalisasi idiologi keagamaan.

Gerakan ini sudah berumur lima puluh tahunan di republik ini. Dulu,

mereka merespons ketidakadilan di dalam negeri, seperti masalah kemiskinan,

sikap otoriter pemerintah, dan terpinggirkannya kelompok tertentu dari

panggung politik.

Revolusi informasi dan derasnya arus globalisasi serta menjamurnya

paham demokrasi, merupakan sebab yang sangat penting dalam menumbuh-

kembangkan aksi-aksi terorisme. Semua itu mereka anggap sebagai made in

Barat yang mengancam identitas kelompok mereka. Hal ini mereka sebut juga

sebuah ketidakadilan, mereka berkeyakinan bahwa mereka mempunyai ideologi

dan hukum-hukum sendiri tanpa harus mengimpor dari budaya lain, Barat.

Amerika menjadi musuh dan sasaran utama karena Amerika dianggap sebagai

polisi dunia yang sangat gencar menyebarkan paham demokrasi.

Mereka juga tidak senang dengan dominasi Amerika dalam setiap

bidang kehidupan, tapi mereka tidak mempunyai kemampuan untuk

71

Page 40: rhmimamunnes.files.wordpress.com file · Web viewBAB II. TINJAUAN PUSTAKA GAMBARAN UMUM TINDAK PIDANA TERORISME. 1. Pengertian dan Ruang Lingkup Terorisme. Terorisme adalah serangan-serangan

meruntuhkan hegemoni Amerika dengan cara-cara damai. Hal ini dapat kita

simak dari pengakuan Imam Samudra yang mengatakan bahwa jalan damai,

perundingan, dan PBB (Perserikatan Bangsa-bangsa) adalan nonsense, sehingga

mereka bangkit dengan kemampuan yang mereka punya dan cara yang mereka

ketahui, salah satunya adalah dengan membuat bom dan meledakkannya.

Sebelum penghancuran WTC George W Bush tidak menyatakan

perang terhadap terorisme, tapi setelah para teroris berhasil menghancurkan

WTC, Bush langsung mengumandangkan lagu perang terhadap terorisme dan

melancarkan operasi meliter skala besar di Afghanistan dan di Irak untuk

memburu para teroris.  Kemarahan para teroris pun bertambah, kemudian

mengaitkan “perjuangannya” dengan sejarah suram masa lampau, Perang Salib.

Mereka menamakan gerakannya sebagai “Perang Salib Baru”.

Kalau tujuan para teroris adalah menentang demokratisasi,

ketidakadilan, penjajahan ekonomi, mengapa mereka tidak melakukan aksinya di

Amerika? itulah yang menjadi misteri besar, sangat tidak logis membom bangsa

sendiri dan membunuh saudara sendiri untuk melawan Amerika. Ibarat kita

berperang menggunakan sebuah kapal, kita tidak menyerang kapal musuh, tapi

malah membom kapal kita sendiri.

Dalam menangani terorisme tidak cukup hanya dengan menangkap

para eksekutor bom saja. Imam Samudra dan kawan-kawan tidak sedih ketika

divonis mati, malah menganjurkan keluarganya untuk tidak mengajukan grasi ke

presiden, bahkan meminta hukuman matinya dipercepat. Kita harus bisa

menangkap tokoh-tokoh sentral yang menyebarkan idiologi radikal ini.

72

Page 41: rhmimamunnes.files.wordpress.com file · Web viewBAB II. TINJAUAN PUSTAKA GAMBARAN UMUM TINDAK PIDANA TERORISME. 1. Pengertian dan Ruang Lingkup Terorisme. Terorisme adalah serangan-serangan

Aparat Kepolisian, Departemen Agama, MUI (Majelis Ulama

Indonesia), dan para tokoh agama diharapkan bisa mengeliminir paham

radikalisme. Pemerintah saat ini menggulirkan satu program bahwa polisi dan

instansi yang terkait harus bisa menangani, bahkan menangkap orang-orang yang

menyebarkan paham radikalisme agama jika mereka melanggar hukum. 

Sebetulnya dalam RUU KUHP 2006 sudah ada hukumnya, bahwa

orang yang menyebarkan kebencian dan permusuhan di kalangan masyarakat

diancam dengan hukuman yang berat. Masalahnya, ada tantangan dari sebagian

masyarakat ketika polisi ingin menerapkan pasal itu. Mereka menganggap bahwa

hukum tersebut adalah hukum kolonial yang diterapkan untuk menekan laju

pergerakan kemerdekaan Indonesia dan digunakan oleh Soeharto untuk

memberangus lawan politiknya.

Saat ini sebagian masyarakat menentang penerapan pasal tersebut

dengan dalih pelanggaran HAM. Untuk itulah perlu revisi-revisi atas hukum kita.

Zaman Orde Baru tidak banyak bom seperti ini, kehidupan bermasyarakat aman

dan tenteram, dan orang asing pun merasa nyaman tinggal di negeri ini. Dahulu

Indonesia adalah negara yang kuat dan ditakuti oleh para teroris atau kelompok

radikal. Banyak tokoh-tokoh radikal lari ke luar negeri, diantaranya adalah

Abdullah Sungkar dan Abu Bakar Ba’asyir.

Mereka melarikan diri ke Malaysia tahun 1985. Saat itu Indonesia

punya Undang-undang yang sangat keras sekali, yaitu UU Subversi. Namun

ketika reformasi bergulir tahun 1998 dan UU tersebut dicabut, kelompok-

kelompok radikal kembali lagi ke Indonesia. Sejak saat itulah Indonesia dilanda

bom.

73

Page 42: rhmimamunnes.files.wordpress.com file · Web viewBAB II. TINJAUAN PUSTAKA GAMBARAN UMUM TINDAK PIDANA TERORISME. 1. Pengertian dan Ruang Lingkup Terorisme. Terorisme adalah serangan-serangan

Pencabutan UU Subversi ini adalah tuntutan dari gerakan reformasi

guna mengantarkan kita ke alam demokratis. Jadi apakah proses demokrasi,

yaitu pencabutan UU Subversi, menjadi boomerang bagi kita, alasan UU

Subversi dicabut karena dianggap melanggar HAM, tidak sesuai dengan jiwa

demokrasi. Orang tidak bebas mengeluarkan pendapat dan berwacana.

Demokrasi harus berjalan di atas pilar hukum. Tanpa ada hukum yang

mengatur tegas hal-hal yang boleh dilakukan dan yang tidak, demokrasi tidak

akan berjalan sehat. Demokrasi yang berjalan saat ini sudah kebablasan,

kebebasan berpendapat yang menjurus pada pelegalan orang menganjurkan

kebencian, permusuhan, bahkan sampai pada tingkat terorisme.

Memang hukum tidak boleh memberikan kewenangan kepada

pemerintah melakukan tindakan-tindakan yang melanggar HAM dan hak-hak

demokratis warga negaranya, tapi kita harus sadar bahwa tanpa adanya batasan

tegas dalam berdemokrasi, akan membuat demokrasi tidak akan berjalan sehat,

bahkan condong mengarah pada anarkisme.

Operasionalisasi dari UU tersebut mendapat tantangan yang keras dari

masyarakat sehingga tidak bisa berjalan dengan baik, sangat tergantung dari

keberanian dari aparat penegak hukum. Penegakan hukum tidak berjalan di

ruang hampa, tapi berjalan dengan dinamika kehidupan politik kita. Polisi

bekerja sudah berdasarkan undang-undang, tapi masih saja dikecam, misal

menangkap orang yang dicurigai selama tujuh hari.

Jadi terorisme tidak identik dengan Islam dan aktivis-aktivis Islam

sebagaimana opini yang berkembang, teroris tidak identik dengan salah satu

agama atau bangsa tertentu. Teroris adalah teroris dan tidak bisa dikaitkan

74

Page 43: rhmimamunnes.files.wordpress.com file · Web viewBAB II. TINJAUAN PUSTAKA GAMBARAN UMUM TINDAK PIDANA TERORISME. 1. Pengertian dan Ruang Lingkup Terorisme. Terorisme adalah serangan-serangan

dengan agama tertentu. Teroris menggunakan agama sebagai tameng untuk

membenarkan tindakan mereka.

Tidak salah jika dikatakan bahwa mereka telah membajak agama atau

memperalat agama. Artinya, mereka menggunakan dalil-dalil agama atau nilai-

nilai radikal agama untuk melegitimasi aksi-aksi mereka. Padahal mereka keliru

salah memahami ajaran agama. Menurut KH. Hasyim Muzadi. jihad bukanlah

bom bunuh diri, ini adalah sebuah pemahaman yang keliru dan jauh dari

pengertian dan makna jihad..

Justru merekalah yang penghancur agama. Ada beberapa buku yang

mengkritik pemahaman keagamaan para teroris, salah satu buku berjudul Jamaah

Islam Merusak Islam yang ditulis oleh para ulama kita (Judul Bukunya “Jamaah

Islamiyah Meracuni Islam”, penulisnya adalah Moh. Abdus Salam, penerbit

Inqilab Press, Jakarta 2003-red) Tapi kerancuan tetap terjadi di masyarakat,

termasuk di beberapa kalangan penegak hukum di tingkat operasional, beberapa

orang aktivis Islam menjadi sasaran dalam memberantas terorisme.

Pemahaman bahwa para teroris bukan pejuang dan memperjuangkan

agama, tapi merusak agama dan citranya, teroris bukan pembela agama, tapi

musuh agama yang harus diperangi bersama-sama. Peran media sangat besar

sekali dalam membentuk opini publik semacam ini. Banyak sekali opini-opini

yang terbentuk menambah resistensi masyarakat terhadap tindakan pemerintah

dalam memerangi terorisme.

75