makalah terorisme indonesia

24
TUGAS INDIVIDU KEWARGANEGARAAN “TERORISME DI INDONESIA” Di susun oleh : Ihwal Aldin Prasetyo NIM : B0A014013 FAKULTAS BIOLOGI PRODI D3 PENGELOLAAN SUMBERDAYA PERIKANAN UNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN PURWOKERTO 2014

Upload: ihwal-aldin

Post on 09-Nov-2015

57 views

Category:

Documents


3 download

DESCRIPTION

tugas kewarganegaran

TRANSCRIPT

TUGAS INDIVIDU KEWARGANEGARAAN

TERORISME DI INDONESIA

Di susun oleh : Ihwal Aldin PrasetyoNIM : B0A014013

FAKULTAS BIOLOGIPRODI D3 PENGELOLAAN SUMBERDAYA PERIKANANUNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMANPURWOKERTO2014KATA PENGANTARPuji syukur saya ucapkan kehadirat Allah swt yang telah memberikan rahmat dan karunianya sehingga saya dapat menyelesaikan makalah mengenai terorisme ini dengan sebaik-baiknya..Makalah ini di buat sebagai salah satu tugas yang di berikan kepada kami sebagai bahan diskusi dan referensi bagi kami saat pelaksanaan diskusi dalam mata kuliah Pendidikan Kewarganegaraan. Semoga dengan terselesaikannya makalah ini dapat menjadi pembelajaran yang baik bagi kami dalam pembuatan makalh saya berikutnya.Makalah ini berisikan pengertian teroris,penyebab terorisme, dampak yang di timbulkan oleh teroris. Makalah ini dibuat dengan sebagaiman mestinya dan saya berharap bahwa makalah ini dapat memberikan sebuah wawasan baru bagi saya maupun bagi anda yang membacanya.Demikian makalah ini kami buat dan semoga bermanfaat.

Penulis

DAFTAR ISIKata PengantariDaftar IsiiiBAB I PENDAHULUAN1A. LATAR BELAKANG1B. RUMUSA MASALAH2C. TUJUAN PENULISAN3BAB II PEMBAHASAN4A. PENGERTIAN4B. ALASAN MUNCULNYA TERORISME4C. PENYEBAB TERORISME DI SANGKUT PAUTKAN DENGAN ISLAM5D. POTENSI TERORISME DI INDONESIA5E. FAKTOR-FAKTOR TERORISME DI INDONESIA7F. PERKEMBANGAN TERORISME DI INDONESIA9G. CARA PEREKRUTAN ANGGOTA TERORIS11BAB III PENUTUPA. KESIMPULAN12B. DAFTAR PUSTAKA13

BAB IPENDAHULUAN1.1 Latar Belakang MasalahTerorisme adalah puncak aksi kekerasan,terrorism is the apex of violence. Bisa saja kekerasan terjadi tanpa teror, tetapi tidak ada teror tanpa kekerasan. Terorisme tidak sama dengan intimidasi atau sabotase. Sasaranintimidasidansabotaseumumnya langsung, sedangkan terorisme tidak. Korban tindakan Terorisme seringkali adalah orang yang tidak bersalah.,Terorisme bukan merupakan suatu gejala baru apalagi setelah terjadinya peristiwa Word Trade Center (WTC) di New York Amerika Serikat pada tanggal 11 September 2011.Bentuk teror yang disebarkan dalam terorisme dapat berupa intimidasi dan ancaman,pembunuhan,penganiayaan,pengeboman,pembakaran , penculikan,penyanderaan,pembajakan dan lain sebagainya.Dampak dari bentuk-bentuk teror tersebut sangat beragam, antara lain timbulnya kepanikan, perasaan takut/terintimidasi, kekhawatiran, kehilangan harta benda,ketidakpastiaan, bahkan kematianBom Bali 2002(disebut jugaBom Bali I)adalah rangkaian tiga peristiwa pengeboman yang terjadi pada malam hari tanggal12 Oktober2002. Dua ledakan pertama terjadi di Paddys Pub dan Sari Club (SC) di Jalan Legian,Kuta,Bali, sedangkan ledakan terakhir terjadi di dekat Kantor Konsulat Amerika Serikat, walaupun jaraknya cukup berjauhan.pengeboman dalam skala yang jauh lebih kecil yang juga bertempat di Bali pada tahun 2005. Tercatat 202 korban jiwa dan 209 orang luka-luka atau cedera, kebanyakan korban merupakan wisatawan asing yang sedang berkunjung ke lokasi yang merupakan tempat wisata tersebut. Peristiwa ini dianggap sebagai peristiwaterorismeterparah dalam sejarah Indonesia dan parahnya aksi terorisme ini menyangkut pautkan sebagai pergerakan suatu agama yang menyebutkan dirinya sebagai aksi jihad. Berbagai upaya telah di lakukan pemerintah Indonesia untuk penanganan terorisme di Indonesia seperti turunnya Undang-undang Republik Indonesia No 15 Tahun 2003 sebagai penetapan pengganti Undang-undang nomor 1 tahun 2001 tentang pemberantasan tindak pidana terorisme sebagai undang-undang di Indonesia.Pemerintah RI juga membentuk Tim khusus dalam penanganan kasus ini yaitu di bentuknya Detasemen Khusus 88 atau yang di sebut dengan Densus 88 yang di latih untuk mengatasi segala bentuk terorisme termasuk teror bom.Hingga pada perkembangannya Tim ini sudah menghentikan beberapa aksi terror yang ada di Indonesia ini hingga actor-aktor terorisme yang berbahaya.Namun itu semua bukanlah akhir dari gerakan terorisme di Indonesia bahkan seiring berjalannya waktu sekarang aksi terror mulai berkembang apalagi sekarang kembali munculnya suatu gerakan baru di Indonesia yang di khawatirkan dapat memicu pergerakan terorisme di Indonesia yaitu ISIS yang pergerakannya masih meresahkan masyarakat Indonesia.1.2 RUMUSAN MASALAHSesuai dengan judul masalah ini yaitu TERORISME DI INDONESIA maka masalah yang akan di identifikasikan adalah :1. Apa yang melatar belakangi aksi terorisme tersebut ?2. Bagaimana pandangan islam mengenai label jihad yang di serukan para teroris sebagai alasan dari aksi terorisme mereka ?3. Bagaiman perkembangan Terorisme di Indonesia ?4. Bagaimana Usaha Teroris dalam merekrut anggotanya ?

1.3 Tujuan PenulisanAdapun beberapa tujuan yang ingin kami capai dengan adanya tugas makalah ini adalah ingin memberikan beberapa pemahaman mengenai segala bentuk seluk beluk mengenai teroris yang ada di Indonesia,serta menyadarkan kepada kita semua bahwa yang namanya teroris itu bersifat pembodohan dan merusak.Maka dengan semangat kebersamaan kitasemua, mari wujudkan masyarakat Indonesia menjadi masyarakat yangaman dantentram, terbebas dari yang namanya terorisme.

BAB IIPEMBAHASAN2.1 PengertianTerorismemenurut Kamus Besar Bahasa Indonesia ialah menggunakan kekerasan untuk menimbulkan ketakutan, dalam usaha mencapai suatu tujuan (terutama tujuan politik).Terorisadalah orang yang menggunakan kekerasan untuk menimbulkan rasa takut (biasanya untuk tujuan politik).Terroradalah perbuatan sewenang-wenang, kejem, bengis dan usaha menciptakan ketakutan, kengerian oleh seseorang atau golongan.Terorisme secara kasar merupakan suatu istilah yang digunakan untuk penggunaan kekerasan terhadap penduduk sipil untuk mencapai tujuan politik, dalam skala lebih kecil dari pada perang .Terorisme mengandung arti menakut-nakuti. Kata tersebut berasal dari bahasa latin terrere, menyebabkan ketakutan, dan digunakan secara umum dalam pengertian politik sebagai serangan terhadap tatanan sipil selama rezim terror pada masa Revolusi Perancis vakhir abad XVII. Dengan bejalannya waktu, penggunaan istilah terorisme rupanya mengalami mengalami perluasan makna, karena masyarakat menganggap terorisme sebagai aksi-aksi perusakan publik, yang dilakukan tanpa suatu alasan militer yang jelas, serta penebaran rasa ketakutan secara luas di dalam tatanan kehidupan masyarakat.

2.2 Alasan Munculnya Terorisme.Jika di pahami secara jernih kejahatan terorisme merupakan hasil dari akumulasi beberapa faktor, bukan hanya oleh faktor pisikologis tetapi jugaekonomi, politik, agama, sosiologis dan masih banyak yang lain. Memang tidak bisa disalahkan jika terorisme dikaitkan dengan persoalan hak asasi manusia (HAM), karena akibat terorisme banyak kepentingan umat manusia yang dikorbankan, rakyat yang tidak bersalah dijadikan ongkos kebiadaban dan kedamaian hidup antar umat manusia jelas jelas dipertaruhkan.

2.3 Apa Yang Membuat Terorisme Di sangkutpautkan Dengan Islam

Islam dan terori merupakan dua kata yang berlawanan dan tidak bisa di samakan.Islam merupakan agama agama yang menuntut kepatuhan kepada Tuhan dan saling mengasihi antarumat beragama.Islam adalah sebuah kata dari Arab yang terdiri atas tiga konsonan, S-L-M, yang berarti kedamaian (salam),kebaikan, dan keselamatan. Dengan kata lain islam memberi seseorang kedamaian jiwa dan kebaikan hidup serta keselamatan dari balasan Tuhan dalam kehidupan sesudah mati.Sedangkan terorieme merupakan tindakan kekerasan, ancaman yang dapat merugikan negara dan masyarakat pada umumnya di lakukan secara terencana dan bermotivasi pilitik yang di lakukan terhadap orang-orang tak bersenjata atau penduduk sipil bahkan masyarakat umum yang tak memiliki masalah dengan teroris..Dua istilah Islam dan Terorisme sangat jauh berbeda karena islam sangat menghargai nyawa manusia. Islam juga menganggap kehidaupan sebagai semangat Tuhan yang di anugerahkan kepada manusia. Dalam Alquran desebutkan bahwa siapa yang menghilangkan nyawa seseorang, maka Allah menganggap dia telah menghilangkan nyawa seluruh umat manusia. (Surat 5 ayat 32).Tetapi,mengapa beberapa aksi terorisme baik di AS pada 11 September ataupun di Indonesia itu mereka mengaku sebagai umat Islam sejati dan ingin berjihad membela kepentingan umat. Padahal Islam tidak mengenal kata teroris dengan kata lain semua itu hanya rekayasa yang di lakukan oknum tertentu dengan tujuan memecah belah agama Allah yakni agama Islam yang cinta kedamaian, tidak mengenal kekerasan atau tindak biadab seperti yang mereka lakukan.

2.4 Potensi Terorisme Di Indonesia

Indonesia memiliki potensi terorisme yang sangat besar dan harus di lakukan antisipasi yang tepat. Kebijakan-kebijakan yang kadang tidak di pahami oleh orang tertentu cukup di jadikan alsan untuk melakukan teror di Indonesia. Berikut ini adalah potensi-potensi terorisme tersebut : Terorisme yang di lakukan warga negara Indonesia sendiri karena merasa tidak puas dengan kebijakan negara seperti teror di Papua.Tuntutan merdeka mereka di latarbelakangi keinginan untuk mengelola wilayah sendiri tanpa campur tangan pemerintah.pemerintah di anggap kurang menguntungkan masyarakat dan harus tercapainya kemerdekaan demi kesejahteraan masyarakat Papua.Terorisme jenis ini juga berbahaya karena dapat memecah belah NKRI dan secara khusu di tangani oleh aparat keamanan. Terorisme yang di lakukan oleh negara lain di daerah perbatasan Indonesia.Beberapa kali melakukan pelanggaran masuk ke wilayah Indonesia dengan menggunakan alat-alat perang sebenarnya adalah bentuk terorisme.Lebih berbahaya lagi apabila negara tetangga memanfaatkan warga negara Indonesia yang tinggal di perbatasan dan kurang di perhatikan negara. Terorisme yang di lakukan oleh organisasi dogma dan ideologi tertentu. Pemikiran sempit dan pendek bahwa ideologi dan dogma yang berbeda perlu di tumpas menjadi latar belakang terorisme , Bom bunuh diri,atau aksi kekerasan yang terjadi di Jakarta cukup membuktikan bahwa ideologi dapat di pertentangkan secara brutal. Pelaku terorisme ini biasanya menjadikan orang asing dan pemeluk agama lain sebagai sasaran. Terorisme yang di lakukan oleh kaum kapitalis ketika memaksakan bentuk atau pola dan inestasi kepada masyarakat.Contoh nyata adalah pembebasan lahan masyarakat yang digunakan untuk perkebunan atau pertambangan tidak jarang dilakukan dengan cara yang tidak elegan. Terorisme bentuk ini tidak selamanya dengan kekerasan tetapi kadang dengan bentuk teror sosial, misalnya dengan pembatasan akses masyarakat. Teror yang dilakukan oleh masyarakat kepada dunia usaha, beberapa demonstrasi oleh masyarakat yang ditunggangi oleh provokator terjadi secara anarkis dan menimbulkan kerugian yang cukup besar bagi perusahaan. Terlepas dari siapa yang salah, tetapi budaya kekerasan yang dilakukan oleh masyarakat adalah suatu bentuk teror yang mereka pelajari dari kejadian-kejadian yang sudah terjadi.

2.5 Faktor-faktor Terjadinya Terorisme Di Indonesia

Menurut sebagian besar aktifis yang tergabung dalam kelompok Tanzim al-Qaidah di Aceh, faktor-faktor pendorong terbentuknya radikalisme dan terorisme di Indonesia bukanlah semata-mata untuk kepentingan individu. Sebab, apabila dimotivasi untuk kepentingan individu, maka semestinya hal tersebut apa yang dilakukannya dan tindakannya tidak menyakitkan baik itu diri sendiri maupun orang lain. Adapun faktor-faktor yang mendorong terbentuknya terorisme:1. Faktor ekonomiKita dapat menarik kesimpulan bahwa faktor ekonomi merupakan motif utama bagi para terorisme dalam menjalankan misi mereka. Keadaan yang semakin tidak menentu dan kehidupan sehari-hari yang membikin resah orang untuk melakukan apa saja. Dengan seperti ini pemerintah harus bekerja keras untuk merumuskan rehabilitasi masyarakatnya. Kemiskinan membuat orang gerah untuk berbuat yang tidak selayaknya diperbuat seperti; membunuh, mengancam orang, bunuh diri, dan sebagainya.2. Faktor sosialOrang-orang yang mempunyai pikiran keras di mana di situ terdapat suatu kelompok garis keras yang bersatu mendirikan Tanzim al-Qaidah Aceh. Dalam keseharian hidup yang kita jalani terdapat pranata social yang membentuk pribadi kita menjadi sama. Situasi ini sangat menentukan kepribadian seseorang dalam melakukan setiap kegiatan yang dilakukan. Sistem social yang dibentuk oleh kelompok radikal atau garis keras membuat semua orang yang mempunyai tujuan sama dengannya bisa mudah berkomunikasi dan bergabung dalam garis keras atau radikal.

3. Faktor IdeologiFaktor ini yang menjadikan seseorang yakin dengan apa yang diperbuatnya. Perbuatan yang mereka lakukan berdasarkan dengan apa yang sudah disepakati dari awal dalam perjanjiannya. Dalam setiap kelompok mempunyai misi dan visi masing-masing yang tidak terlepas dengan ideologinya. Dalam hal ini terorisme yang ada di Indonesia dengan keyakinannya yang berdasarkan Jihad yang mereka miliki.2.6 Tujuan Teroris

Tujuan Jangka Pendek, meliputi :1. Mempeeroleh pengakuan dari masyarakat lokal, nasional, regional maupun dunia internasional atas perjuangannya.2. Memicu reaksi pemerintah, over reaksi dan tindakan represif yang dapat mengakibatkan keresahan di masyarakat.3. Mengganggu, melemahkan dan mempermalukan pemerintah, militer atau aparat keamanan lainnya.4. Menunjukkan ketidak mampuan pemerintah dalam melindungi dan mengamankan rakyatnya.5. Memperoleh uang atau perlengkapan.6. Mengganggu dan atau menghancurkan sarana komunikasi, informasi maupun transportasi.7. Mencegah atau menghambat keputusan dari badan eksekutif atau legislatif.8. Menimbulkan mogok kerja.9. Mencegah mengalirnya investasi dari pihak asing atau program bantuan dari luar negeri.10. Mempengaruhi jalannya pemilihan umum.11. Membebaskan tawanan yang menjadi kelompok mereka.12. Membalas dendam.

Tujuan Jangka Panjang, meliputi :1. Menimbulkan perubahan dramatis dalam pemerintahan, seperti revolusi, perang saudara atau perang antar negara.2. Mengganti ideologi suatu negara dengan ideologi kelompoknya.3. Menciptakan kondisi yang menguntungkan bagi pihak teroris selama perang gerilya.4. Mempengaruhi kebijakan pembuat keputusan baik dalam lingkup lokal, nasional, regional atau internasional.5. Memperoleh pengakuan politis sebagai badan hukum untuk mewakili suatu suku bangsa atau kelompok nasional, misalnya PLO.

2.7 Perkembangan Terorisme di Indonesia

Terorisme sebuah fenomena yang mengganggu. Aksi terorisme seringkali melibatkan beberapa negara. Sponsor internasional yang sesungguhnya adalah negara besar. Harus dipahami bahwa terorisme sekarang telah mendunia dan tidak memandang garis perbatasan internasional.Resolusi Dewan Keamanan PBB Nomor 1373 yang menetapkan Al Qaeda pimpinan Osama bin Laden berada dibalik tragedi 11 September 2001 dan dinyatakan sebagai Terorisme yang harus diberantas oleh dunia telah menimbulkan berbagai reaksi dikalangan masyarakat internasional diantaranya muncul tanggapan yang menyatakan bahwa justru Amerika Serikat lah yang mensponsori aksi teror di dunia dengan membentuk konspirasi global yang didukung sekutunya dengan tujuan menghancurkan Islam di Indonesia tanggapan tersebut santer ketika munculnya pernyataan PM Senior Singapura Lee Kuan Yeuw bahwa Indonesia Sarang Teroris yang serta merta seluruh masyarakat Indonesia menolak pernyataan tersebut dengan membakar gambar/patung PM Singapura.Walaupun Polri berhasil menangkap para pelaku serta mengungkap jaringan Terorisme yang berada dibalik peristiwa tersebut, namun hal ini sangat berdampak pada semua aspek kehidupan bermasyarakat dan bernegara. Atas hasil pengungkapan kasus peledakan bom Bali reaksi masyarakat yang semula cenderung apriori terhadap bom Bali, seolah-olah semua ini adalah hasil rekayasa internasional bersama pemerintah, kini telah bergeser dan mampu melihat fakta secara obyektif melalui proses penanganan dan pengungkapan berbagai macam serta semua jaringan dan para pelaku serta.Taktik. Yang sering dilakukan oleh para teroris adalah:1. Bom. Taktik yang sering digunakan adalah pengeboman. Dalam dekade terakhir ini sering terjadi aksi teror yang dilaksanakan dengan menggunakan bom, baik di Indonesia maupun di luar negeri, dan hal ini kedepan masih mungkin terjadi.2. Pembajakan. Pembajakan sangat populer dilancarkan oleh kelompok teroris. Pembajkan terhadap pesawat terbang komersial pernah terjadi di beberapa negara, termasuk terhadap pesawat Garuda Indonesia di Don Muang Bangkok pada tahun 1981. Tidak menutup kemungkinan pembajakan pesawat terbang komersial masih akaan terjadi saat ini dan massa yang akan datang, baik di Indonesia maupun di luar negeri.3. Pembunuhan. Pembunuhan adalah bentuk aksi teroris yang tertua dan masih digunakan hingga saat in. Sasaran dari pembunuhan ini seringkali telah diramalkan, teroris akan mengklaim bertanggungjawab atas pembunuhan yang dilaksanakan. Sasaran dari pembunuhan ini biasanya adalah pejabat pemerintah, penguasa, politisi dan aparat keamanan. Dlam sepuluh tahun terakhir tercatat 246 kasus pembunuhan oleh teroris seluruh dunia.4. Penculikan. Tidak semua penghadangan ditujukan untuk membunuh. Dalam kasus kelompok gerilya Abu Sayaf di Filipina, penghadangan lebih ditujukan untuk menculik personel, sepperti yang dilakukan oleh kelompok GAM terhadap kameraman RCTI Ersa Siregar dan Fery Santoro di Aceh. Penculikan biasanya akan diikuti dengan tuntutan imbalan berupa uang atau tuntutan p[olitik lainnya.5. Penyanderaan. Perbedaan antara penculikan dan penyanderaan dalam dunia terorisme sangat tipis. Kedua bentuk operasi ini seringkali meimiliki pengegertian yang sama. Penculik biasanya meennan korbannya di tempat tersembunyi dan tuntutannya adalah berupa materi dan uang, sedangkan penyanderaan biasanya menahan sandera di tempat umum ataupun di dalam hutan seperti yang dilakukan oleh kelompok Kelly Kwalik di Papua yang menyandera tim peneliti Lorenz pada tahun 1996. Tuntutan penyannderaan lebih dari sekedar materi. Biasanya tuntutan politik lebih sering dilemparkan pada kasus penyanderaan ini.2.8 Cara Perekrutan Anggota teroris

Menurut Margaretha seorang Psikolog Universitas Airlangga (Unair), konsep pencucian otak merupakan terminologi yang sangat umum. Dari perspektif komunikasi, pelaku kejahatan ini mendekati calon korban dengan proses persuasi. Proses yang secara sadar bertujuan untuk mempengaruhi orang berperilaku sesuatu.Pencucian otak sangat bisa berhasil dengan proses persuasi yang sangat profesional. Bisa dengan teknik lowball atau juga sugesti.Teknik lowball, biasanya diawali dengan sebuah permintaan halus. Permintaan ringan yang disodorkan berlangung terus menerus. Misalnya, seseorang meminta pertolongan secara materil.Kejahatan dengan teknik lowball ini dilakukan dengan jangka waktu lama dan dilakukan secara berulang-ulang pada korban yang sama. Semakin lama, si pelaku semakin memberikan permintaan yang semakin berat. Teknik pencucian otak ini dilancarkan kepada calon korban secara sadar.Sedangkan, teknik sugesti digunakan si pelaku dengan menyerang alam tak sadar calon korban. Biasanya masyarakat lebih akrab dengan teknik gendam. Calon korban diserang dalam posisi tenang yakni pada saat istirahat atau tahap gelombang otak mengarah tenang.Pendekatan yang dilakukan para pelaku juga tergolong singkat. Sejak pertama kali mengenal korban hingga melakukan eksekusi, mereka butuh waktu dua minggu.Tidak hanya itu, sasaran korban pun beragam. Tidak ada golongan khusus, atau jenis kelamin tertentu. Yang jelas, Mardigu meminta semua pihak waspada jika ada orang-orang asing yang mengajak kenalan dengan cara yang sangat intens.

BAB IIIPENUTUP

3.0 KESIMPULANTerorisme adalah suatu tindak kekerasan atau ancaman pada suatu individu,kelompok bahkan lingkup Negara atau dunia yang dapat menimbulkan kerusakan baik mental atau lingkungan.Pada dasarnya para teroris punya keyakinan bahwa apa yang mereka lakukan itu benar. Mereka mengatas-namakan agama sebagai kedok kejahatan mereka. Padahal jika kita cermati, hal demikianlah yang bisa mengadu domba satu agama dengan agama yang lain, yang tentunya juga akan merusak citra ISLAM yang indah dan damai. Jaringan terorisme kini semakin luas,dan mereka mengincar masyarakat yang memiliki pondasi pemikiran yang lemah dan mudah di goyahkan untuk di manfaatkan atau dengan istilah yang kita sebut dengan cuci otak.

3.1 Saran

1. Perlu adanya kerjasama antara aparat penegak hukum dan masyarakat agar lebih mudah dalam mendeteksi keberadaan teroris dalam lingkungan masyarakat.2. Di butuhkan pemahaman pada masyarakat umum,agar masyarakat dapat memahami makna jihad dalam agama dan tidak mudah terpengaruh mengarah kearah terorisme yang mengatas nmakan agama.3. Waspada terhadap setiap orang asing yang tidak jelas identitasnya.

DAFTAR PUSTAKAAdji, Indriyanto Seno.2001.Terorisme, Perpu No.1 tahun 2002 dalam Perspektif Hukum Pidana dalam Terorisme: Tragedi Umat Manusia.Jakarta: O.C. Kaligis & Associates.Adji, Indriyanto Seno.2001.Bali, Terorisme dan HAM dalam Terorisme: Tragedi Umat Manusia.Jakarta: O.C. Kaligis & Associates.Kusumah,Mulyana W.2002.Terorisme dalam Perspektif Politik dan Hukum, Jurnal Kriminologi Indonesia FISIP UI, vol 2 no III.Jakarta:Terbit Terang.http://nunezbaehaqi.wordpress.com/2010/12/05/perkembangan-antara-agama-islam-dan-ancaman-terorisme-di-indonesia/http://id.wikipedia.org/wiki/Definisi_terorisme