termoregulasiqw

17
Termoregulasi Posted by Udayati Made BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Pengukuran yang paling sering dilakukan adalah pengukuran suhu, nadi, tekanan darah, frekuensi pernafasan, dan saturasi oksigen. Sebagai indikator dari status kesehatan, ukuran-ukuran ini menandakan keefektifan sirkulasi, respirasi, fungsi neural dan endokrin tubuh. Karena sangat penting maka disebut tnda vital. Banyak faktor seperti suhu lingkungan, latihan fisik, dan efek sakit yang menyebabkan perubahan tanda vital, kadang-kadang di luar batas normal. Suhu tubuh manusia cenderung berfluktuasi setiap saat. Untuk mempertahankan suhu tubuh manusia dalam keadaan konstan, diperlukan regulasi suhu tubuh. Suhu tubuh manusia diatur dengan mekanisme umpan balik (feed back) yang diperankan oleh pusat pengaturan suhu di hipotalamus. 1.2 Rumusan masalah Apakah yang dimaksud dengan termoregulasi? Apakah faktor-faktor yang mempengaruhi terjadinya termoregulasi? Bagaimanakah askep klien terhadap gangguan termoregulasi?

Upload: alfitoharfahgiffary

Post on 28-Jan-2016

4 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

ter

TRANSCRIPT

Page 1: Termoregulasiqw

Termoregulasi

Posted by Udayati Made BAB I

PENDAHULUAN

1.1  Latar belakang

Pengukuran yang paling sering dilakukan adalah pengukuran suhu, nadi, tekanan darah,

frekuensi pernafasan, dan saturasi oksigen. Sebagai indikator dari status kesehatan, ukuran-

ukuran ini menandakan keefektifan sirkulasi, respirasi, fungsi neural dan endokrin tubuh. Karena

sangat penting maka disebut tnda vital. Banyak faktor seperti suhu lingkungan, latihan fisik, dan

efek sakit yang menyebabkan perubahan tanda vital, kadang-kadang di luar batas normal. Suhu

tubuh manusia cenderung berfluktuasi setiap saat. Untuk mempertahankan suhu tubuh manusia

dalam keadaan konstan, diperlukan regulasi suhu tubuh. Suhu tubuh manusia diatur dengan

mekanisme umpan balik (feed back) yang diperankan oleh pusat pengaturan suhu di hipotalamus.

1.2  Rumusan masalah

       Apakah yang dimaksud dengan termoregulasi?

       Apakah faktor-faktor yang mempengaruhi terjadinya termoregulasi?

       Bagaimanakah askep klien terhadap gangguan termoregulasi?

1.3  Tujuan

Untuk mengetahui apa itu termoregulasi

Untuk mengetahui faktor-faktor yang dapat mempengaruhi terjadinya termoregulasi

Untuk mengetahui askep klien terhdap gangguan termoregulasi

1.4  Manfaat

Kita dapat mengetahui apa itu termoregulasi

Kita dapat mengetahui faktor-faktor yang dapat mempengaruhi terjadinya termoregulasi

Page 2: Termoregulasiqw

Kita dapat mengetahui askep klien terhdap gangguan termoregulasi

BAB II

PEMBAHASAN

2.1  Pengertian Termoregulasi

Termoregulasi adalah Suatu pengaturan fisiologis tubuh manusia mengenai keseimbangan

produksi panas dan kehilangan panas sehingga suhu tubuh dapat dipertahankan secara konstan.

Keseimbangan suhu tubuh diregulasi oleh mekanisme fisiologis dan prilaku. Agar suhu

tubuh tetap konstan dan berada dalam batasan normal, hubungan antara prodksi panas dan

pengeluaran panas harus dipertahankan. Hubungan diregulasi melalui mekanisme neurologis dan

kardiovaskular. Perawat menerapkan pengetahuan mekanisme kontrol suhu untuk meningkatkan

regulasi suhu.

Hipotalamus yang terletak antara hemisfer serebral, mengontror suhu tubuh sebagaimana

kerja termostat dalam rumah. Hipotalamus merasakan perubahan ringan pada suhu tubuh.

Hipotalamus anterior mengontror pengeluaran panas, dan hipotalamus posterior mengontror

produksi panas.

2.2  Faktor-faktor yang mempengaruhi termoregulasi

Banyak faktor yang mempengaruhi suhu tubuh. Perubahan pada suhu tubuh dalam rentang

normal terjadi ketika hubungan antara produksi panas dan kehilangan panas diganggu oleh

variabel fisiologis atau prilaku. Berikut adalah faktor yang mempengarui suhu tubuh :

a.      Usia

Pada saat lahir, bayi meninggalkan lingkungan yang hangat, yang relatif konstan, masuk

dalam lingkungan yang suhunya berfluktuasi dengan cepat.suhu tubuh bayi dapat berespon

secara drastis terhadap perubahan suhu lingkungan. Bayi baru lahir mengeluaran lebih dari 30%

panas tubuhnya melalui kepala oleh karena itu perlu menggunakan penutup kepala untuk

mencegah pengeluaran panas. Bila terlindung dari ingkungan yang ektrem, suhu tubuh bayi

dipertahankan pada 35,5 ºC sampai 39,5ºC. Produksi panas akan meningkat seiring dengan

Page 3: Termoregulasiqw

pertumbuhan bayi memasuki anak-anak. Perbedaan secara individu 0,25ºC sampai 0,55 ºC

adalah normal (Whaley and Wong, 1995).

Regulasi suhu tidak stabil sampai pubertas. Rentang suhu normal turun secara berangsur

sanpai seseorang mendekati masa lansia. Lansia mempunyai rentang suhu tubuh lebih sempit

daripada dewasa awal. Suhu oral 35 ºC tidak lazim pada lansia dalam cuaca dingin. Nmun

rentang shu tubuh pada lansia sekitar 36 ºC. Lansia terutama sensitif terhadap suhu yang ektrem

karena kemunduran mekanisme kontrol, terutama pada kontrol vasomotor ( kontrol

vasokonstriksi dan vasodilatasi), penurunan jumlah jaringan subkutan, penurunan aktivitas

kelenjr keringat dan penurunan metabolisme.

b.      Olahraga

Aktivitas otot memerlukan peningkatan suplai darah dalam pemecahan karbohidrat dan

lemak. Hal ini menyebabkan peningkatan metabolisme dan produksi panas. Segala jenis olahraga

dapat meningkatkan produksi panas akibatnya meningkatkan suhu tubuh. Olahraga berat yang

lama, seperti lari jaak jauh, dapat meningatkan suhu tubuh untuk sementara sampai 41 ºC.

c.      Kadar hormon

Secara umum, wanita mengalami fluktuasi suhu tubuh yang lebih besar dibandingkan pria.

Variasi hormonal selama siklus menstruasi menyebabkan fluktuasi suhu tubuh.

Kadarprogesteron meningkat dan menurun secara bertahap selama siklus menstruasi. Bila kadar

progesteron rendah, suhu tubuh beberapa derajat dibawah kadar batas. Suhu tubuh yang rendah

berlangsung sampai terjadi ovulasi. Perubahan suhu juga terjadi pada wanita menopause. Wanita

yang sudah berhenti mentruasi dapat mengalami periode panas tubuh dan berkeringat banyak, 30

detik sampai 5 menit. Hal tersebut karena kontrol vasomotor yang tidak stabil dalam melakukan

vasodilatasi dan vasokontriksi (Bobak, 1993)

d.      Irama sirkadian

Suhu tubuh berubah secara normal 0,5 ºC sampai 1 ºC selama periode 24 jam.

Bagaimanapun, suhumerupakan irama stabil pada manusia. Suhu tubuh paling rendah biasanya

antara pukul 1:00 dan 4:00 dini hari. Sepanjang hari suhu tubuh naik, sampai seitar pukul 18:00

dan kemudian turun seperti pada dini hari. Penting diketahui, pola suhu tidak secara otomatis

Page 4: Termoregulasiqw

pada orang yang bekerja pada malam hari dan tidur di siang hari. Perlu waktu 1-3 minggu untuk

perputaran itu berubah. Secara umum, irama suhu sirkadian tidak berubah sesuai usia. Penelitian

menunjukkan, puncak suhu tubuh adalah dini hari pada lansia (lenz,1984)

e.      Stres

Stres fisik dan emosi meningkatkan suhu tubuh melalui stimulasi hormonal dan persarafan.

Perubahan fisiologi tersebut meningkatkan panas. Klien yang cemas saat masuk rumah sakit atau

tempat praktik dokter, suhu tubuhnya dapat lebih tinggi dari normal

f.        Lingkungan

Lingkungan mempengaruhi suhu tubuh. Jika suhu dikaji dalam ruangan yang sangat hangat,

klien mungkin tidak mampu meregulasi suhu tubuh melalui mekanisme pengluaran-panas dan

suhu tubuh akan naik. Jika kien berada di lingkungan tanpa baju hangat, suhu tubh mungkin

rendah karena penyebaran yang efektif dan pengeluaran panas yang konduktif. Bayi dan lansia

paling sering dipengaruhi oleh suhu lingkungan karena mekaisme suhu mereka kurang efisien.

         Perubahan suhu

Perubahan suhu tubuh di luar rentang normal mempengaruhi set point hipotalamus.

Perubahan ini dapat berhubungan dengan produksi panas yang berlebihan, pengeluaran panas

yang berlebihan, produksi panas minimal. Pengeluaran panas minimal atau setiap gabungan dari

perubahan tersebut. Sifat perubahan tersebut mempengauhi masalah klinis yang dialami klien.

a.       Demam

Demam atau hiperpireksia terjadi karena mekanisme pengeluara panas tidak mampu untuk

mempertahankan kecepatan pengeluaran kelebihan produksi panas, yang mengakibatkan

peningkatan suhu tubuh abnormal. Tingkat ketika demam mengancamkesehatan seringkali

merupkan sumber yang diperdebatkan di antara pemberi perawatan kesehatan. Demam biasanya

tidak berbahaya jika berada pada suhu dibawah 39 ºC. Pembacaan suhu tunggal mungkin tidak

menandakan demam. Davis dan lentz (1989) merekomendasikan untuk menentukan demam

berdasarkan beberapa pembacaan suhu dalam waktu yang berbeda  pada satu hari dibandingkan

dengan suhu normal tersebut pada waktu yang sama, di samping terhadap tanda vital dan gejala

infeksi. Demam sebenarnya merupakan akibat dari perubahan set point hipotalamus.

Page 5: Termoregulasiqw

b.      Kelelahan akibat panas

Kelelehan akibat panas terjadi bila diaforesis yang banyak mengakibatkan kehilangan

cairan dan elektrolit secara berlebih. Disebabkan oleh lingkungan yang terpajan panas. Tanda

dan gejala kurang volume cairan adalah hal yang umum selama kelelehan akibat panas. Tindakan

pertama yaitu memindahkan klien ke lingkungan yg lebih dingin serta memperbaiki

keseimbangan cairan dan elektrolit.

c.       Hipertermia

Peningkatan suhu tubuh sehubungan dengan ketidakmampuan tubuh untuk meningkatkan

pengeluaran panas atau menurunkan produksi panas adalah hipertermia. Setiap penyakit

atautrauma pada hipotalamus dapat mempengaruhi mekanisme pengeluaran panas. Hipertermia

malignan adalah kondisi bawaan tidak dapat mengontrol produksi panas, yang terjadi ketika

orang yang rentan menggunakan obat-obatan anestetik tertentu.

d.      Heatstroke

Pajanan yang lama terhadap sinar matahari atau lingkungan dengan suhu tinggi dapat

mempengaruhi mekanisme pengeluaran panas. Kondisi ini disebut heatstroke, kedaruratan yang

berbahaya panas dengan angka mortalitas yg tinggi. Klien berisiko termasuk yang masih sangat

muda atau sangat tua, yang memiliki penyakit kardiovaskular, hipotiroidisme, diabetes atau

alkoholik. Yang juga termasuk beresiko adalah orang yang mengkonsumsi obat yang

menurunkan kemampuan tubuh untuk mengeluarkan panas (mis. Fenotiasin, antikolinergik,

diuretik, amfetamin, dan antagonis reseptor beta- adrenergik) dan mereka yang menjalani latihan

olahraga atau kerja yang berat (mis. Atlet, pekerja kontruksi dan petani). Tanda dan gejala

heatstroke termasuk gamang, konfusi, delirium, sangat haus, mual, kram otot, gangguan visual,

dan bahkan inkotinensia. Tanda yang paling dari heatstroke adalah kulit yang hangat dan kering.

Penderita heatstroke tidak berkeringat karena kehilangn elektrolit sangat berat dan

malfungsi hipotalamus. Heatstroke dengan suhu lebih besar dari 40,5 ºC mengakibatkan

kerusakan jaringan pada sel dari semua organ tubuh. Tanda vital menyatakan suhu tubuh kadang-

kadang setinggi 45 ºC, takikardia dan hipotensi. Otak mungkin merupakan organ yang terlebih

dahulu terkena karena sensitivitasnyaterhdap ketidakseimbangan elektrolit. Jika kondisi terus

Page 6: Termoregulasiqw

berlanjut, klien menjadi tidak sadar, pupil tidak reaktif. Terjadi kerusakan nourologis yang

permanen kecuali jika tindakan pendinginan segera dimulai.

e.       hipotermia

pengeluaran panas akibat paparan terus-menerus terhadap dingin mempengaruhi

kemampuan tubuh untuk memproduksi panas, mengakibatkan hipotermia. Hipotermia

diklasifikasikan melalui pengukuran suhu inti. Hal tersebut dapat terjadi kebetulan atau tidak

sengaja selama prosedur bedah untuk mengurangi kebutuhan metabolik dan kebutuhan tubuh

terhada oksigen.

Hipotermia aksidental biasanya terjadi secara berangsur dan tidak diketahui selama

beberapa jam. Ketika suhu tubuh turun menjadi 35 ºC, klien menglami gemetar yang tidak

terkontrol, hilang ingatan, depresi, dan tidak mampu menila. Jika suhu tubuh turun di bawah 34,4

ºC, frekuensi jantung, pernafasan, dan tekanan darah turun. kulit menjadi sianotik.

2.3 Askep klien dengan gangguan termoregulasi

Perubahan fisiologi tentang regulasi suhu tubuh membantu perawat untuk mengkaji respons

klien terhadap gangguan tubuh dan dapat dilakukan tindakan secara aman. Tindakan mandiri

dapat meningkatkan kenyamanan. Tindakan ini menambah efek terapi pengobatan selama sakit.

Banyak tindakan yang juga dapat diajarkan kepada anggota keluarga, orang tua anak atau

pemberi perawatan lain.

a.       Pengkajian

o       Tempat

Ada banyak tempat untuk mengkaji suhu inti dan permukaan tubuh. Suhu inti dari arteri

paru, esofagus dan kandung kemih digunakan untuk perawatan intensif. Pengukuran ini

membutuhkan peralatan yang di psang invasif secara terus-menerus dalam rongga atau organ

tubuh. Peralatan ini haus memiliki pembacaan akurat yang secara cepet dan terus-menerus

menunjukkan pembacaan pada monitor elektronik.

Tempat yang paling sering digunakan untuk pengukuran suhu ini juga invasif tetapi dapat

digunakan secara intermiten. Termasuk membran timpani, mulut rektum dan aksila. Lapisan

termometer noninvasif yang disiapkan secara kimia juga dapat digunkan pada kulit. Tempat

pengukuran seperti oral, rektal, aksila dan kulit menghandalkan sirkulasi efektif darah pada

Page 7: Termoregulasiqw

tempat pengukuran.panas dari darah di alirkan ke alat termometer. Suhu timpani mengandalkan

radiasi panas tubuh erhadap sensor inframerah. Karena suplai darah arteri membran timpani

dianggap sebagai suhu inti.

Untuk memastikan bacaan suhu yang akurat, setiap tempat harus diukur dengan akurat.

Variasi suhu yang didapatkan bergantung pada tempat pengukuran, tetapi harus antara 36 ºC dan

38 ºC. Walaupun temuan riset dari banyak dari banyak didapati pertentangan; secara umum

diterima bahwa suhu rektal biasanya 0,5 ºC lebih tinggi dari suhu oraldan suhu aksila 0,5 ºC

lebih rendah dari suhu oral. Setiap tempat pengukuran tersebut memiliki keuntungan dan

kerugian. Perawat memilih tempat yang paling aman dan akurat untuk pasien. Perlu dilakukan

pengukuran pada tempat yang sama bila pengukuran tersebut di ulang.

o       Termometer

Ada tiga jenis termometer yang digunakan untuk menentukan suhu tubuh adalah air raksa-

kaca, elektronik dan sekali pakai. Perawat bertanggung jawab untuk banyak menetahui dan

terampil dalam menggunakan alat ukur yang dipilih. Tingkat pendidikan inservice dapat

mempengaruhi keakuratan dan reabilitas pembacaan suhu. Setiap alat pengukuran menggunakan

derajat celsius atau skala fahrenheit. Termometer elektronik membuat perawat dapat

mengonversi skala dengan cara mngaktifkan tombol.

    Termometer air raksa-kaca

Termometer air raksa-kaca adalah termometer yang paling dikenal, telah digunakan sejak abad

ke-15. termometer tersebut terbuat dari kaca yang pada salah satu ujungnya ditutup dan jung

lainya dengan bentolan berisi air raksa. Ada 3 jenis termometer kaca, yaitu oral ( ujungnya

ramping), stubby, dan rektal (ujungnya berbentuk buah pir). Ujung termometer oral langsing,

sehingga memungkinkan pentolan lebih banyak terpapar pada pembuluh darah di dalam mulut.

Termometer oral biasanya memiliki ujung berwarna biru. Termometer stubby biasanya lebih

pendek dan lebih gemuk dari pada jenis oral. Dapat digunakan mengukur suhu dimana saja.

Termometer rektar memiliki ujung yang tumpul atau runcing, untuk mencegah trauma terhadap

jaringan rektal pada saat insersi. Termometer ini biasanya di kenali dengan ujung yang berwarna

merah. Keterlambatan waktu pencatatan dan dan mudah pecah merupakan kerugian dari

termometer air raksa-kaca. Keuntungan dari termometer air raksa-kaca adalah harga murah,

mudah diperoleh, dan banyak tersedia.

    Termometer elektronik

Page 8: Termoregulasiqw

Termometer elektronik terdiri atas unit tampilan tenaga batere yang dapat diisi ulang,  kabel

kawat yang tipis dan alas yang memproses suhu yang dibungkus dengan kantung plastik sekali

pakai. Salah satu bentuk termometer elektronik menggunakan alat seperti pensil. Probe tersendiri

yang anti pecah tersedia untuk oral dan rektal. Probe untuk oral dapat juga digunakan untuk

mengukur suhu di aksila. Selama 20 sampai 50 detik dari insersi, pembacaan terlihat pada unit

tampilan tanda bunyi yang terdengar bila puncak pembacaan suhu terukur.

Bentuk lain dari termometer elektronik digunakan secara khusus untuk pengukuran

timpanik. Spekulum otoskop dengan ujung sensor inframerah mendeteksi penyebaran panas dari

membran timpani. Dalam 2 sampai 5 detik dari mulai dimasukkan ke dalam kanal auditorius,

hasilnya terlihat pada layar. Tanda bunyi terdengar saat puncak bacaan suhu telah tercapai.

    Termometer sekai pakai

Termometer sekali pakai dan penggunaan tunggal berbentuk strip kecil yang terbuat dari

plastik dengan sensor suhu pada salah satu ujungnya. Sensor tersebut terdiri atas matrik dari

lekukan seperti titik yang mengandung bahan kimia yang larut dan berubah warna pada

perbedaan suhu. Digunakan untuk suhu oral dan aksila, terutama pada anak-anak. Dipakai

dengan cara yang sama dengan termometer aksila dan digunakan hanya sekali. Waktu yang

dibutuhkan untuk menunjukkan suhu hanya 60 detik (Ericksonet al, 1996). Termometer di ambil

dan dibaca setelah sekitar 10 detik supaya stabil.

Bentuk lain dari termometer sekali pakai adalah koyo (patch) atau pita sensitif suhu.

Digunakan pada dahi atau abdomen, koyo akan berubah warna pada suhu yang berbeda.

Kedua jenis termometer sekali pakai ini berguna untuk mengetahi suhu, khususnya pada

bayi yang baru lahir.

b.      Diagnosa keperawatan

Perawat mengkaji temuan pengkajian dan mengelompokkan karateristik yang ditentukan

untuk membuat diagnosa keperawatan. Misalnya, pada peningkatan suhu tubuh, kulit kemerahan,

kulit hangat saat disentuh, dan takikardia menandakan diagnosis, hipertermia. Diagnosis

keperawatan mengidentifikasi risiko klien terhadap perubahan suhu tubuh atau perubahan suhu

yang aktual. Jika klien memiliki faktor resiko, perawat meminimalkan atau menghilangkan

faktor yang meningkatkan perubahan suhu. Pengkajian suhu di batas normalmengarah pada

diagnosa keperawatan.

Page 9: Termoregulasiqw

Pada contohnya hipertermia, faktor yang berhubungan dengan aktivitas yang berat akan

menghasilkan intervensi yang sangat berdeda daripada faktor yang berhubungan dengan

ketidakmampuan atau berkeringat.

Proses Diagnostik Keperawatan terhadap Termoregulasi

pengkajian Batasan karakteristik Diagnosa keperawatan

Ukur tanda vital, termasuk suhu, nadi,

pernapasan

Palpasi kulit

Observasi penampilan dan prilaku

klien saat berbicara dan istirahat

Peningkatan suhu tubuh di atas

batas normal

Takikardia

Takipnea

Kulit hangat

Gelisah

Tampak kemerahan

Hipertermia yang

berhubungan dengan

proses infeksi

c.      Perencanaan

Klien yang beresiko mengalami perubahan suhu membutuhkan rencana perawatan individu

yang ditunjukkan dengan mempertahankan normotermia dan mengurangi faktor resiko. Hasil

yang diharapkan ditetapkan untuk menentukan kemajuan ke arah kembalinya suhu tubuh ke

batas normal. Rencana perawatan bagi klien dengan perubahan suhu yang aktual berfokus pada

pemulihan normotermia, meminimalkan komplikasi dan meningkatkan kenyamanan. (lihat

rencana keperawatan)

Rencana asuhan keperawatan untuk hipertermia

Diagnosa keperawatan : hipertermia yang berhubungan dengan proses infeksi

Definisi : hipertermia adalah kondisi ketika suhu tubuh individu meningkat di atas batasan suhu

normalnya.

tujuan Hasil yg diharapkan intervensi rasional

Klien akan kembali ke batasan suhu tubuh normal pada 21/2

Suhu tubuh turun paling sedikit 1°C setelah terapi (pada 19/2)

Suhu tubuh tetap sama

Pertahankan suhu ruangan pada 21°C kecuali jika klien menggigil

Berikan asetaminofen

Suhu ruangan sekitar dapat meningkatkan suhu tubuh. Namun menggigil harus dihindari karena meningkatkan suhu tubuh (Guyton, 1991)

Antiseptik menurunkan set

Page 10: Termoregulasiqw

Klien mencapai rasa nyaman dan istirahat pada 21/2

antara 36°C-38°C smpai paling sedikit 24 jam (pada 20/2)

Klien mampu beristirahat dengan tenang pada 21/2

sesuai program medik apabila suhu lebih tinggi dari 39°C

Kurangi penutup ekternal pada tubuh klien . jaga supaya pakaian dan alas tempat tidur tetap kering

point

Pakaian yang basah atau terlalu basah mencegah pengeluaran panas melalui radiasi, konveksi dan konduksi

d.      Implementasi

diagnosa implementasi

Hipertermia yang berhubungan dengan proses

infeksi

Memantau keadaan klien

Memberikan asetaminofel

Mengukur suhu klien

e.      Evaluasi

Semua intervensi keperawatan dievaluasi dengan membandingkan respon aktual klien

terhadap hasil yang diharapkan dari rencana perawatan.hal ini menunjukkan apakah tujuan

keperawatan telah terpenuhi atau apakah dibutuhkan revisi terhadap rencana.

Evaluasi interensi terhadap hipertermia

tujuan Tindakan evaluasi Hasil yang diharapkan

Suhu tubuh klien akan kembali ke batas normal

Klien mendapatkan rasa nyaman dan istirahat pada 21/2

Pantau suhu tubuh setelah intervensi

Tanyakan apa yang dirasakan klien

Observasi adanya kegelisahan, kelemahan.

Suhu tubuh paling sedikit 1°C setelah terapi

Suhu tubuh tetap berada antara 36°C dan 38°C selama paling sedikit 24 jam pada 20/2

Klien menyatakan kepuasan terhadap istirahat dan tidur meningkat

Klien dapat istirahat dan tidur dengan tenang.

Page 11: Termoregulasiqw

BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa:

Termoregulasi adalah Suatu pengaturan fisiologis tubuh manusia mengenai keseimbangan

produksi panas dan kehilangan panas sehingga suhu tubuh dapat dipertahankan secara konstan.

Faktor-faktor yang dapat mempengaruhi terjadinya termoregulasi yaitu : usia, olahraga,

kadar hormon, irama sirkadian, stres, lingkungan.

Askep klien dengan gangguan termoregulasi dapat ditinjau dari pengkajian, perencanaan,

diagnosa, implementasi , dan evaluasi.

3.2 Saran

Berdasarkan pembahasan di atas saran yang dapat di ambil yaitu dalam melakukan sebuah

tindakan asupan keperawan diperlukan ketepatan dan dalam pemilihan alat seperti termometer

pada saat mengukur suhu harus sesuai dengan fungsinya masing-masing.

DAFTAR PUSTAKA

Perry, A.G.& Potter, P.A.(1993). Fundamental of Nursing : Consept, Prosess, and practice.

www.google.com/termoregulasi