terjemahan new

12
Menghindari Kesalahan Pengambilan Keputusan Dalam pembuatan strategi dan taktik dalam peperangan para pembuat kebijakan harus mempertimbangkan faktor-faktor seperti geografis, perubahan musim, siklus, dan perubahan alam lainnya. Sebuah peperangan nuklir dapat merubah kondisi geografi suatu medan pertempuran, merubah kondisi malam menjadi seperti siang, merubah propagasi radios, dan menyebabkan radiasi seperti yang disebabkan oleh radiasi bintik matahari. Lebih dari 2400 tahun silam di tanah Tiongkok, ahli strategi perang Sun Tzu, menegaskan bahwa "perang" adalah masalah yang sangat fundamental untuk berdirinya sebuah negara. Perang menyangkut hidup atau matinya rakyat. Perang menunjukkan keperkasaan atau kerapuhan pemimpin negara, dan juga menentukan kejayaan atau keruntuhan sebuah negara. Jadi, dalam perencanaan strategi dan taktik untuk berperang harus dipelajari dengan sangat hati-hati, seksama, akurat, dan menyeluruh. Beberapa hal seperti kekuatan negara, faktor militer, dan situasi medan pertempuran harus dipertimbangkan dalam membuat sebuah perencanaan. Perencanaan yang kuat sangat menentukan keberhasilan suatu operasi peperangan, setidaknya ada 5 (lima) faktor yang harus dikuasai sebagai dasar dalam menyusun rencana perang yaitu : 1. Dao (Filosofi atau Politik) Artinya adalah jika seorang pemimpin mendapat dukungan moral dari rakyat, maka rakyatnya pasti siap bertempur dan rela berkorban. Pastikan jalan atau kebijakan yang dibuat

Upload: arief-gathot

Post on 28-Sep-2015

232 views

Category:

Documents


16 download

DESCRIPTION

hidrofgrafi

TRANSCRIPT

Menghindari Kesalahan Pengambilan Keputusan

Dalam pembuatan strategi dan taktik dalam peperangan para pembuat kebijakan harus mempertimbangkan faktor-faktor seperti geografis, perubahan musim, siklus, dan perubahan alam lainnya. Sebuah peperangan nuklir dapat merubah kondisi geografi suatu medan pertempuran, merubah kondisi malam menjadi seperti siang, merubah propagasi radios, dan menyebabkan radiasi seperti yang disebabkan oleh radiasi bintik matahari.Lebih dari 2400 tahun silam di tanah Tiongkok, ahli strategi perangSun Tzu, menegaskan bahwa "perang" adalah masalah yang sangat fundamental untuk berdirinya sebuah negara. Perang menyangkut hidup atau matinya rakyat. Perang menunjukkan keperkasaan atau kerapuhan pemimpin negara, dan juga menentukan kejayaan atau keruntuhan sebuah negara. Jadi, dalam perencanaan strategi dan taktik untuk berperang harus dipelajari dengan sangat hati-hati, seksama, akurat, dan menyeluruh. Beberapa hal seperti kekuatan negara, faktor militer, dan situasi medan pertempuran harus dipertimbangkan dalam membuat sebuah perencanaan. Perencanaan yang kuat sangat menentukan keberhasilan suatu operasi peperangan, setidaknya ada5 (lima) faktoryang harus dikuasai sebagai dasar dalam menyusun rencana perang yaitu :

1. Dao (Filosofi atau Politik)

Artinya adalah jika seorang pemimpin mendapat dukungan moral dari rakyat, maka rakyatnya pasti siap bertempur dan rela berkorban. Pastikan jalan atau kebijakan yang dibuat disetujui oleh semua pasukan atau rakya. Karena ketika tentara Anda percaya pada Anda dan cara Anda, mereka rela berkorban, dan tidak akan mempertanyakan perintah Anda.

2. Tian (Alam)

Terkait akan cuaca, musim, terang-gelap, peluang, dantiming. Penentuan waktu pelaksanaan suatu operasi menjadi langkah awal menuju keberhasilan operasi peperangan. Pemahaman tentang kondisi alam sangat terkait dengan penerapan strategi peperangan. Sebagai contoh adalah memanfaatkan kondisi gelap / malam dimana pencahayaan kurang untuk menggerakan atau pun menyerang pasukan musuh dan pada siang hari digunakan untuk beristirahat untuk memulihkan kondisi fisik pasukan.3. Di (Kondisi Geografi)

Terkait dengan kondisi geografi suatu wilayah. Dengan mempertimbangkan kondisi geografi suatu wilayah kita dapat memperhitungkan strategi dan taktik penempatan pasukan. Pemahaman ada kondisi geografi suatu daerah baik daerah sendiri maupun daerah lawan akan sangat menentukan hasil peperangan. Hal ini terkait bagaimana menyusun pasukan untuk menyerang, bertahan, bersembunyi maupun strategi penggunaan persenjataan yang akan digunakan.

4. Jiang (Kepemimpinan)

Pemimpin yang berwibawa, berkharisma, bijak dan tegas akan mempengaruhi bagaimana cara berpikir atau cara mengambil keputusan yang diambil baik atau tidak. Seorang pemimpin yang memiliki pengetahuan yang luas akan peperangan sangat menentukan keberhasilan suatu misi. Pengambilan keputusan berdasarkan pertimbangan-pertimbangan yang ada akan membawa pada kemenangan, akan tetapi setiap pengambilan keputusan yang dilakukan secara sembrono atau gegabah tanpa mempertimbangkan kondisi yang ada akan membawa pada kehancuran / kekalahan.

5. Fa (Metode)

Terkait dengan hukum, aturan, prinsip, model, sistem yang ada. Sebuah pengorganisasian yang baik dan efisien diperlukan untuk mengelola pasukan dan perlengkapan. Kesemua aturan tersebut disusun dalam suatu Standard Operation Procedure (SOP). Akan tetapi metode atau standard operasi yang digunakan juga harus fleksibel terhadap kondisi dilapangan terkait akan kondisi pasukan, data inteligen, kondisi musuh, dan juga kondisi alam.Jika kelima faktor tersebut dikuasai dan ditambah dengan pertimbangan faktor pendukung lainnya, maka seorang pemimpin akan akan mampu menyusun rencana perang dan strategi dengan sangat efektif dan efisien. Sun Tzu menegaskan: Barangsiapa mampu menyusun rencana dengan sangat seksama, akurat, dan detail, dia akan memenangkan peperangan. Sebaliknya,barang siapa gegabah dan tidak fokus dalam perencanaan, pasti akan kalah dalam perang. Jadi, dari cara menyusun rencana saja, kita sudah dapat meramalkan, apakah kita akan meraih kemenangan, atau dikalahkan lawan. Ditambahkan pula oleh Sun Tzu tentang konsep "Che Chi Chie Bie, Pai Chan Pai Sen". Artinya,mengetahui kekuatan maupun kelemahan diri sendiri, sekaligus mengetahui kekuatan dan kelemahan lawan. Hasilnya, 100 kali berperang, 100 kali menang!

Sun Tzu mengingatkan, kemenangan harus diawali dengan penyusunan rencana strategi yang matang. Jangan sekali-kali bertindak gegabah atau sembrono dalam menyusun perencanaan strategi dan taktik peperangan. Penyelidikan, pengumpulan data atau informasi yang lengkap, akurat, detail, menyeluruh, dan akurat, akan memudahkan menganalisa kondisi medan. Dari analisa tersebut akan menghasilkan suatu strategi perang yang sangat efektif karena kita mengetahui persis kekuatan kawan dan lawan.Sebagai negara kepulauan dengan jumlah pulau 17.504 dan panjang garis pantai 81000 km, Indonesia sangat rentan terhadap kenaikan muka air laut. Nicholls, dkk. (2000) memetakan daerah rentan terhadap kenaikan muka air laut setinggi 45 cm pada tahun 2080 (Gambar 1). Prediksi terakhir yang dibuat oleh Working Group I Panel Antar-Pemerintah tentang Perubahan Iklim pada bulan Februari 2007 yang berhubungan dengan laut menunjukkan bahwa tingkat muka air laut naik rerata sebesar 2,5 mm/tahun dan diperkirakan akan terus mencapai 31 mm pada dekade berikutnya. Panel Antar-Pemerintah tentang Perubahan Iklim dalam laporannya mengupas secara tajam dampak dan kerentanan secara regional.

Gambar 1 Peta Daerah Rentan dengan Asumsi Kenaikan Muka Air Laut 45 cm pada Tahun 2080 (Nicholls dkk., 2000)Dampak Perubahan Iklim Laut di IndonesiaBerikut beberapa catatan tentang kemungkinan dampak perubahan iklim laut yang akan menimpa Indonesia.1.Wilayah yang paling rentan dan sekaligus paling parah mengalami dampak perubahan iklim adalah negara-negara kepulauan. Meningkatnya tinggi muka laut dan suhu air laut akan meningkatkan erosi, mengurangi daya tahan alami bakau dan terumbu karang, dan pada gilirannya menghantam industri pariwisata. Tanpa peningkatan kemampuan beradaptasi, negara kepulauan akan mengalami peningkatan suhu udara dan akan menderita lebih parah lagi karena berkurangnya produksi pangan dan pasokan air bersih. 2.Dalam waktu kurang dari lima puluh tahun, sebagian terbesar daratan Asia hampir dipastikan akan mengalami dampak yang hebat dari banjir, kekeringan, dan kelaparan. Dampak ini menimpa lebih dari satu miliar penduduk Asia. Angka ini sangat fantastis karena dalam 10 tahun mendatang jumlah penduduk yang akan terpengaruh baru sepersepuluhnya. 3.Peningkatan tinggi muka air laut yang akan menggenangi kawasan yang dihuni jutaan manusia di delta dan daerah aliran sungai-sungai besar seperti Musi, Mahakam, Ciliwung, Cimanuk, Citarum, Bengawan Solo, dan Memberamo.4.Mengenai variabilitas iklim, kondisi dan prediksi IOD (Indian Ocean Dipole) + El Nino, belakangan ini memang agak unik. Di Samudra Hindia terjadi fenomena IOD positif, sementara di Samudra Pasifik terjadi fenomena La Nina. Gabungan IOD positif dan La Nina ini sangat jarang terjadi. Terakhir muncul 40 tahun yang lalu, yaitu tahun 1967-1968. Dengan melemahnya fase p-IOD di Samudra Hindia dan menguatnya sinyal La Nina di Samudra Pasifik, terjadilah hujan di berbagai kawasan sebelah barat Samudra Pasifik, termasuk Indonesia. BMG mencatat terjadi peningkatan curah hujan yang cukup signifikan di sebagian besar wilayah pulau Jawa jika dibandingkan dengan periode yang sama untuk bulan-bulan sebelumnya. Dampak dari kenaikan curah hujan, khususnya di wilayah Jakarta sudah dirasakan penduduk di kawasan langganan banjir 5.Tentang pengaruh Pemanasan Global terhadap badai tropis, menurut penelitian Vecchi dan Soden (2007), badai semakin intens di Samudra Pasifik (Juni-November) dan di Samudra Hindia (Desember-Mei). Bahkan Professor Yamagata pada bulan Oktober 2007 di Hiroshima menerangkan bahwa ada evolusi El Nino menjadi El Nino Modoki (pseudo) sebagai penyebab badai Katrina di Amerika beberapa waktu yang lalu.6.Gejala munculnya badai tropis di sekitar wilayah Indonesia lebih disebabkan oleh induksi akibat rotasi siklonik badai tropis yang masih berpengaruh sampai lintang 5 LU (Ahrens, 1993), sementara itu wilayah selatan yang dibatasi garis lintang 11 LS berada di luar kisaran. Badai tropis ini melepas energinya lewat angin yang bertiup kencang disepanjang perairan yang dilewatinya. Laut akan menyalurkan energi tersebut dalam bentuk gelombang yang menjalar mengikuti kontur batimetri dan teredam di perairan pantai akibat efek kedangkalan.7.Energi besar yang disalurkan tersebut menyebabkan volume air didorong ke pantai meningkat dengan tajam (storm surge). Dan apabila hal ini bersamaan waktunya dengan saat pasang tinggi (high tide), badai pasang ini akan melanda wilayah pantai dan sekitarnya. Gelombang Pasang ini dikenal sebagai Tidal Bore, menjalar dari lepas pantai masuk ke mulut sungai dengan kecepatan sekitar 5 m/detik (10 knot) dan tinggi 2,5 m. Pada wilayah perairan Indonesia yang mempunyai muara sungai yang cukup banyak dan dipengaruhi oleh gaya pasang surut serta diapit oleh Samudra Hindia dan Samudra Pasifik, tersimpan peluang sering terjadinya fenomena Tidal Bore.Masyarakat Pesisir Paling RentanKarena pentingnya dampak dan kerentanan tersebut, Universitas Columbia menerbitkan sebuah peta yang menunjukkan bahwa daerah pantai pada ketinggian kurang dari 10 meter di atas permukaan air laut dengan kepadatan penduduk lebih dari 1.000/km yang rentan terhadap kenaikkan permukaan air laut di Indonesia (gambar 2), seperti Jakarta, Semarang dan Surabaya adalah kota yang diperkirakan akan mengalami dampak paling parah akibat kenaikan permukaan air laut (CIESIN, 2007).Hasil survei menunjukkan bahwa sekitar 41,6 juta penduduk Indonesia tinggal di daerah dengan ketinggian 10 meter di atas permukaan air laut. Artinya, mereka merupakan penduduk Indonesia yang paling rentan terhadap perubahan permukaan air laut (IIED, 2007).

Gambar 2 Daerah pantai pada ketinggian kurang dari 10 meter di atas permukaan air laut dengan kepadatan penduduk lebih dari 1.000/km (IIED, 2007).Pertengahan bulan September adalah masa-masa kritis bagi Arktik karena pada saat inilah laut es meleleh dengan sangat cepat hingga mencapai titik terendah. Perubahan iklim telah membuat es di Arktik berkurang drastis.

Fenomena ini berdampak serius tidak hanya bagi kawasan kutub, tapi bagi seluruh dunia, tidak terkecuali Indonesia. Laut es Arktik yang mencair menyebabkan permukaan air laut naik dan mengancam daerah-daerah pesisir. Sekitar 60% dari total jumlah penduduk Indonesia adalah masyarakat pesisir. Meskipun secara geografis letak Indonesia berjauhan dari Arktik, tapi dampaknya perlahan tapi pasti akan dirasakan oleh masyarakat Indonesia di berbagai lapisan.

Tidak perlu lagi bicara tentang bukti, kita perlu segera beraksi. Melindungi Arktik hari ini adalah menjaga bumi untuk generasi masa depan. Apa yang kita lakukan hari ini, berdampak pada mereka di masa nanti. Begitu pula dengan aksi kita melindungi Arktik sekarang adalah keputusan yang juga akan berdampak pada kota Jakarta yang merupakan salah satu kota pesisir yang bisa terancam tenggelam apabila kenaikan air laut tidak bisa dibendung lagi.

Bagaimana kami akan memaknai bulan September dan titik terendah laut es Arktik? Dengan memenuhi jalanan di 75 kota bersama orang-orang yang mendukung perlindungan Arktik. Mereka yang menjadi bagian dari sebuah gerakan yang menghubungkan banyak orang dengan sebuah pesan: apa yang terjadi di Arktik tidak tinggal di Arktik saja.Analisa Teknis

Menganalisa kondisi geografi suatu wilayah merupakan faktor yang sangat penting dalam sebuah perencanaan perang. Hal ini terkait dengan kemungkinan-kemungkinan bagaimana aksi dan reaksi baik teman maupun lawan dalam merencanakan sebuah operasi peperangan seperti penentuan daerah pendukung, daerah tunggu, medan peperangan, daerah perlindungan dll. Selain untuk menentukan pembagian-pembagian zonasi medan pertempuran analisa kondisi geografis juga menentukan penempatan kekuatan tempur yang tersedia. Berikut beberapa pertanyaan yang dapat membantu kita dalam menentukan zonasi medan pertempuran. Strategi dan taktik serangan apakah yang akan efektif digunakan di medan perang untuk menyokong daerah pertahanan ?

Seberapa jauh dan secepat apakah radiasi radioaktif dari 2-kiloton nuklir yang meledak di udara ? dan seberapa luas daerah yang akan terkena dampak tersebut ?

Apakah bentuk lahan dan vegetasi dapat digunakan untuk bersembunyi dan memulihkan kondisi kesehatan, sebelum kembali ke medan pertempuran ?

Daerah manakah yang akan tenggelam jika terjadi pengeboman yang menghancurkan sebuah bendungan besar ?

Akankah skala ketinggian air laut, pasang surut, dan arus membantu atau menghambat dalam pengiriman perenang tempur dan kendaraan tempur ?

Dapatkah kabut menghalangi penggunaan alat penglihatan malam, pencahayaan medan, sinar laser, dan deteksi suhu / termal ?

Berapa banyak peralatan berat yang dibutuhkan oleh pasukan untuk menunjang area belakang dan zona tempur ?

Warna dan simbol apa saja yang harus dihindari karena sesuatu takhayul yang menyebabkan ketidakberuntungan ?

Apakah permukaan air yang terlalu tinggi atau tanah yang gembur menjadi hambatan bagi pasukan untuk menggali lubang perlindungan ?

Sebuah akronim untuk memudahkan mengingat faktor-faktor apa saja yang perlu dipertimbangkan dalam membagi medan peperangan yaitu COCOA dimana : C (Critical Terrain) Medan kritis

O (Obstacles) Hambatan

C (Cover and Concealment) Daerah Perlindungan dan Persembunyian

O (Observation and Field of Fire) Daerah Pengamatan dan Perlindungan tembak

A (Avenues of Approach) Jalan pendekat

Atau akronim lain yaitu OCOKA dimana K kepanjangan dari key terrain (daerah kunci), kelima faktor tersebut perlu dipertimbangkan untuk setiap kasus daerah pertempuran. Analisa area untuk membagi suatu daerah pertempuran digunakan untuk melihat dampak geografi terhadap dukungan logistik, penduduk dan permasalahan lainnya yang relevan untuk menganalisa cara bertindak yang mungkin diadopsi oleh musuh, kemudian memudahkan dalam melakukan aksi (cara bertindak) yang harus dilakukan. Akan tetapi setiap analisa tersebut harus selalu diupdate sesuai dengan informasi-informasi / data inteligen teraktual yang ada.