terhadap teroris yang mengalami …digilib.uin-suka.ac.id/22918/1/1420010001_bab-i_iv-atau...hal ini...
TRANSCRIPT
ADVOKASI TERORIS (STUDI STRATEGI ADVOKASI SOCIAL MOVEMENT INSTITUTE
TERHADAP TERORIS YANG MENGALAMI STIGMA MERUGIKAN)
Oleh: Muh. Syahrur
NIM:1420010001
TESIS
Diajukan kepada Program Pascasarjana UIN Sunan Kalijaga untuk Memenuhi Salah Satu Syarat guna Memperoleh
Gelar Magister dalam Ilmu Sains Program Studi Interdiciplinary Islamic Studies
Konsentrasi Pekerja Sosial
YOGYAKARTA
2016
vii
PERSEMBAHAN
Kedua Orang Tuaku; Ayahanda Muh. Ramli dan Ibunda Sunarti,
Bapak-Ibu Akhirnya Harapan Kalian Kini Telah Tercapai
Segenap Keluarga, Terima Kasih Telah Mendukung Untuk
Menyelesaikan Studi di Program Interdiciplinary Islamic Studies
Konsentrasi Pekerjaan Sosial Pascasarjana UIN Sunan Kalijaga
Almamater-Ku Program Interdiciplinary Islamic Studies
Konsentrasi Pekerjaan Sosial Pascasarjana UIN Sunan Kalijaga
viii
MOTTO
♢
SADDA MAPPABBATI’ ADA / BUNYI MEWUJUDKAN KATA
ADA MAPPABBATI’ GAU / KATA MEWUJUDKAN PERBUATAN
GAU’ MAPPABBATI’ TAU / PERBUATAN MEWUJUDKAN MANUSIA
( Mattulada, Latoa, Satu Lukisan Analitis Terhadap Antropologi Politik
Orang Bugis, Yogyakarta: UGM Press, 1985. Hlm. 09)
♢
“GANDRUNG-GANDRUNG ING LELURUNG ANDULU GELUNG
KEKENDON, KERIS PARUNG TANPA KARYA, EDOLEN TUKOKNA
ULENG-ULENG CAMPUR BAUR”.
“JATUH CINTA MENJADI SATU-SATUNYA KEREPOTAN, KERIS SENJATA
TAK BERGUNA, JUALLAH BELIKAN MAKANAN CAMPUR BAUR”.
(Hadiwijaya, Filsafat Jawa:Ajaran Luhur Warisan Leluhur, Yogyakarta:
Gelombang Pasang, 2005. Hlm. 28)
♢
“AKU TIDAK PERCAYA BAHWA APA
YANG KUKATAKAN SUDAH MERUPAKAN
KEBENARAN FINAL.
APA YANG KUKEMUKAKAN SEKARANG
MUNGKIN SAJA BESOK AKAN
KURALAT ATAU KUSEMPURNAKAN”.
(Ali Syariati, Melawan Hegemoni Barat, Yogyakarta: Rausyanfikr, 2013.
Hlm. xiii)
ix
ABSTRAK
Persoalan terorisme di Indonesia mulai muncul kepermukaan
ketika terjadi peristiwa bom Bali I pada tanggal 12 Oktober 2002 yang
menghancurkan Paddy’s Cafe dan Sari Club Denpasar Bali yang
menewaskan 184 orang termasuk warga negara asing. Setelah itu berbagai
peristiwa teror serupa terjadi, yaitu JW. Marriot di Kuningan Jakarta yang
dikenal dengan Bom Kuningan 9 September 2009, berbagai bom yang
meledak di beberapa Gereja, bom di kedutaan besar Australia serta
Jimbaran Bali yang dikenal dengan bom Bali II dan yang terakhir di
Sarina, MH.Thamrin. Berbagai aksi peledakan bom yang dilakukan para
teroris mengakibatkan keresahan di masyarakat sehingga terjadi berbagai
bentuk penolakan terhadap teroris. Hal ini misalnya nampak dari aksi
solidaritas dan lawan teroris yang dilakukan di Bundaran HI, Jakarta,
gerakan bersama bersatu melawan terorisme di lapangan alun-alun Tegal,
aksi kami tidak takut terhadap teroris yang dilakukan pemerintah dan
masyarakat Tana Toraja, serta penolakan jenazah teroris untuk
dimakamkan di kampung halamanya. Dengan demikian teroris juga
mendapat reaksi keras, baik dari masyarakat dan juga aparat yang
mengarah pada ketidakadilan di lapas ataupun luar lapas. Bedasarkan latar
belakang tersebut Lembaga Social Movement Institut (SMI), sebuah
Lembaga Swadaya Masyarakat tergerak untuk melakukan advokasi
terhadap para teroris. Penelitian ini berusaha menjawab strategi advokasi
mereka, serta faktor penghambat dan pendukung advokasi terhadap para
teroris.Untuk menjawab rumusan masalah tersebut, peneliti menggunakan
metode penelitian dengan wawancara kepada semua pengurus SMI dan
tiga teroris. Selain itu peneliti memeriksa dokumen berupa foto-foto
ketidakadilan yang didapat para teroris dan observasi ketika kunjungan ke
Semarang. Penelitian ini menemukan bahwa strategi advokasi di SMI
menggunakan litigasi dan non litigasi. Strategi litigasi berupa pengkajian
pasal-pasal yang dianggap sebagai sumber perlakuan ketidakadilan
terhadap teroris, sebagai broker dengan Tim Pengacara Muslim,
sedangkan strategi non-litigasi berupa pendampingan keluarga yang di
luar, baik bidang ekonomi ataupun sosial. SMI tidak mendampingi di
bidang ideologi/akidah. Faktor pendukung SMI dalam melakukan
advokasi terhadap teroris dengan kepercayaan dan keterbukaan sedangkan
faktor penghambat ialah adanya kecurigaan aparat dan konflik sesama
teroris terkait dengan dukungan terhadap ISIS.
Kata Kunci: Strategi Advokasi, Teroris, Litigasi dan Non-Litigasi
x
KATA PENGANTAR
Segala puji syukur kehadirat Allah SWT, Tuhan semesta alam yang selalu
memberikan perlindungan dan pertolongan dalam menunujukkan jalan
kemudahan serta telah melimpahkan nikmat kekuatan fisik, spiritual sehingga
penulis dapat menyelesaikan tugas akhir ini. Dengan ridho-Nya penulis banyak
mendapatkan hal-hal yang baru, baik berupa pengetahuan dan pengalaman selama
melakukan penelitian dan menuangkannya berbentuk tesis yang berjudul Strategi
Advokasi Teroris (Studi Strategi Advokasi Social Movement Institute Terhadap
Teroris Yang Mengalami Stigma Merugikan) . Tanpa semua nikmat-Nya, tentu
penyusunan ini tidak akan pernah selesai, sebab hanya ridha-Nya setiap kesulitan
hidup di muka bumi dalam berbagai dimensinya akan dapat ditemukan solusinya.
Sholawat serta salam kita panjatkan kejunjungan kita Nabi Agung
Muhammad SAW dan Ahlulbaitnya, sebagai penuntun terbaik bagi umatnya
dalam mencari ridho Allah SWT untuk mencapai kebahagian dunia dan akhirat.
Penulis sadar dalam penyusunan tesis ini tidak terlepas berkat bantuan
bimbingan dan dorongan dari berbagai pihak, baik material maupun spiritual yang
merupakan andil yang tidak ternilai bagi penyelesaian tesis ini. Oleh karena
penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada :
1. Bapak Prof. Drs. KH. Yudian Wahyudi, Ph.D., selaku Rektor UIN Sunan
Kalijaga Yogyakarta.
2. Bapak Prof. Noorhaidi, M.A.,M.Phil., Ph.D., selaku direktur Pascasarjana
UIN Sunan Kalijaga, Yogyakarta.
xi
3. Bapak Dr. Pajar Hatma Indra Jaya, M.Si, selaku pembimbing dengan sabar
memberikan arahan, bimbingan, ide dan gagasan serta solusi yang terbaik
kepada penulis demi kesempurnaan penulisan tesis ini.
4. Ibu Ro’fah,BSW,.M.A., Ph.D selaku ketua prodi Interdiciplinary Islamic
Studies dengan sabar memberikan arahan dan bimbingan selama studi.
5. Seluruh dosen IIS Konsentrasi Pekerjaan Pascasarjana UIN Sunan
Kalijaga Yogyakarta, sehingga penulis memperoleh banyak pengetahuan
dan ilmu yang bermnfaat yang menunjang studi penulis.
6. Mas Eko Prasetyo Selaku Direktur Social Movement Institute Yogyakarta,
yang telah banyak membantu penulis selama penelitian.
7. Ketua bidang Advokasi Social Movement Institute yang telah banyak
memberikan informasi dalam proses penelitian
8. Segenap pengurus harian Social Movement Institute, bang Melky, Andika,
dan Asman Abdullah, terima kasih dukungan dan motivasi yang tidak bisa
terlupakan diberikan pada penulis.
9. Ikhwan-ikhwan eks-teroris yang telah memberikan waktu luangnya
kepada peneliti selama melakukan penelitian dilapangan.
10. Kedua orang tua ku tercinta Bapak Muh Ramli dan Ibu Sunarti yang tanpa
lelah dengan tulus ikhlas dan penuh kasih sayang memberikan dukungan
moril maupun materil hingga penyelesaian studi. Serta kakakku Surianti
dan adik-adikku Saiful Furqan dan Munziruddin.
11. Seluruh teman-teman seperjuangan IIS Konsentrasi Pekerjaan Sosial yang
telah banyak memberikan pengetahuan baru selam menempuh kuliah.
xiii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL .................................................................................. i
PERNYATAAN KEASLIAN ..................................................................... ii
PERNYATAAN BEBAS PLAGIASI ........................................................ iii
PENGESAHAN .......................................................................................... iv
PERSETUJUAN TIM PENGUJI .............................................................. v
NOTA DINAS PEMBIMBING .................................................................. vi
PERSEMBAHAN ....................................................................................... vii
MOTTO ...................................................................................................... viii
ABSTRAK .................................................................................................. ix
KATA PENGANTAR ................................................................................ x
DAFTAR ISI ............................................................................................... xiii
BAB I PENDAHULUAN .................................................................. 1
A. Latar Belakang Masalah ...................................................... 1
B. Rumusan Masalah ............................................................... 5
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian ............................................. 5
D. Kajian Pustaka ..................................................................... 6
E. Metodologi Penelitian ......................................................... 11
F. Sistematika Pembahasan ...................................................... 25
BAB II KERANGKA TEORI............................................................. 27
A. Strategi Advokasi ............................................................... 27
1. Definisi Advokasi.................................................. ......... 27
2. Tujuan Advokasi................................................... ......... 36
3. Unsur-Unsur Pokok Advokasi.............................. .......... 37
B. Pengantar Sejarah Terorisme ............................................. 44
1. Sejarah Terorisme.................................................. ......... 44
2. Pengertian terorisme............................................... ........ 45
3. Karakteristik Terorisme.......................................... ........ 49
4. Bentuk-Bentuk teror............................................... ........ 51
5. Motivasi Tindakan Teroris..................................... ......... 56
6. Sasaran Teroris....................................................... ........ 59
xiv
BAB III GAMBARAN UMUM SOCIAL MOVEMENT
INSTITUTE ............................................................................ 62
A. Pendahuluan ........................................................................ 62
B. Sejarah Lahirnya Social Movement Institute ....................... 64
C. Visi dan Misi Social Movement Institute............................... 66
D. Struktur Organisasi Social Movement Institute.............. ....... 67
E. Program Social Movement Institute....................................... 71
F. Sumber Dana Organisasi.................................................. ...... 73
BAB IV STRATEGI ADVOKASI SOCIAL MOVEMENT
INSTITUTE TERHADAP TERORIS YANG
MENGALAMI STIGMA MERUGIKAN............................. 74
A. Pendahuluan..................................................................... 74
B. Gambaran Kasus Yang Dialami Klien Social Movement
Institute............................................................................. 75
1. Kasus ABB.......................................................... .............. 75
2. Kasus AT........................................................................... 78
3. Kasus SP.............................................................. ............. 79
4. Kasus Y................................................................ ............. 79
C. Proses Interaksi Social Movement Institute dalam Advokasi
Teroris.......................................................... ......................... 81
1. Membangun Kepercayaan................................................. 81
2. Interaksi Yang Terjangkau................................ ................ 82
3. Keterbukaan....................................................... ............... 83
D. Tujuan Advokasi.................................................................... 84
E. Sasaran Advokasi................................................................... 85
F. Strategi Advokasi Social Movement Institute Terhadap
Teroris.................................................................................... 85
1. Strategi Litigasi................................................... .............. 87
a. Sebagai Broker........................................ ..................... 87
b. Melakukan Pendataan Pasal-Pasal Yang Melanggar
HAM............................................................................. 87
2. Strategi Non Litigasi.......................................... ............... 93
a. Diskusi dan Training Advokasi Ummat........ ............... 93
b. Pembentukan Forum Advokasi Ummat....... ................ 95
c. Advokasi Keluarga Teroris dan Eks-Teroris. ............... 96
d. Pendampingan Teroris di Lembaga
Pemasyarakatan............................................................ 99
e. Publikasi........................................................ ............... 101
f. Membangun Koalisi...................................... ............... 103
g. Lobi............................................................... ............... 104
h. Pandanaan..................................................................... 104
xv
G. Faktor Pandukung dan Penghambat dalam Melakukan
Advokasi Terhadap Teroris Yang Mengalami Stigma
Merugikan............................................................................. 106
a. Faktor Pendukung................................................ ......... 106
b. Faktor Penghambat.............................................. ......... 106
H. Hasil Advokasi Teroris Social Movement Institute
Terhadap Teroris Yang Mengalami Stigma
Merugikan.............................................................................. 108
I. Refleksi Teoritis Advokasi Social Movement Institute
Terhadap Teroris Yang Mengalami Stigma Merugikan........ 109
BAB V PENUTUP ...................................................................................... 114
A. Kesimpulan ......................................................................... 114
B. Saran ................................................................................... 115
C. Impikasi Penelitian............................................................. .... 117
D. Penutup.............................................................................. ..... 117
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN-LAMPIRAN
RIWAYAT HIDUP
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Peristiwa 11 September 2001 di Amerika Serikat telah menggiring
khalayak luas mempunyai pemikiran bahwa terorisme atau aksi teror
identik dengan agama Islam. Kelompok Islam fundamentalis identik
dengan kelompok Islam di Solo1 yang merupakan basis terbesar pelaku
teroris dibandingkan daerah lain yang ada di Indonesia, wacana ini salah
satunya di pengaruhi pemberitaan di media massa2. Media Kompas
misalnya, melekatkan stigma terorisme pada Islam melalui tiga cara:
abonations of the body (ciri fisik, misal:jenggot, gamis, cadar), blemishes
of individual character (misal: pemuka agama sebagai teroris), dan tribal
stigmas (misal: Jawa Tengah disebut daerah teroris) 3.
Persoalan terorisme di Indonesia muncul kepermukaan ketika
terjadi peristiwa bom Bali I4 pada tanggal 12 Oktober 2002 yang
menghancurkan Paddy’s Cafe dan Sari Club Denpasar Bali yang
1Lebih Jelasnya Lihat Penelitian Fajar Purwawidada“Jaringan Teroris Solo Dan
Implikasinya Terhadap Keamanan Wilayah Serta Strategi Penanggulanganya (Studi Wilayah
Solo,Jawa Tengah)”.(Yogyakarta: Pascasarjana UGM Program Studi Ketahanan Nasional,2014). Lihat juga, PERTA Jurnal Komunikasi Perguruan Tinggi, Indonesia Pasca Serangan Teroris ke
WTC,Vol. IV, No. 02. Tahun. 2001, hlm. 56. 2Misal David Schanzer (Direktur Penanganan Terorisme dan Keamanan Dalam Negeri
Inggris. Mengatakan bahwa, jangan pernah menghubungkan agama tertentu dengan aksi terorisme
yang semakin meningkat hari ini. Lebih lanjut lihat Islam Bukan Teroris, Tapi Agama Cinta
Damai, Republika,co.id, di akses tanggal 23 November 2015. 3Mubarok,Stigmatisasi Pemberitaan Terorisme Di Media Massa (Jurnal Tesis
Pascasarjana Undip), ejournal.undip.ac.id/index.php/interaksi/article/view/4443/4053. 4 Pelaku Bom Bali 1 melibatkan nama seperti Imam Samudera, Amrozi, dan Ali Gufron,
dalam http://www.beritasatu.com/hukum/38412, diakses tanggal 20 Desember 2015.
2
menewaskan 184 jiwa termasuk warga negara asing. Selain itu berbagai
peristiwa teror serupa terjadi, yaitu JW. Marriot di Kuningan Jakarta yang
dikenal dengan Bom Kuningan5 9 September 2009, berbagai bom yang
meledak di beberapa gereja dan kedutaan besar Australia serta Jimbaran
Bali yang dikenal dengan bom Bali II6. Bom dalam bentuk paket atau
buku7. Peritiwa teror bom terakhir meledak di Starbuck Coffe dan Pos
Polisi yang dikenal dengan bom MH Thamrin Jakarta.8.
Berbagai aksi peledakan bom yang dilakukan para teroris
mengakibatkan keresahan di masyarakat, hal itu direspon oleh masyarakat
dengan penolakan terhadap pelaku atau yang dituduh sebagai pelaku
teroror. Misalnya, aksi solidaritas dan lawan teroris yang dilakukan di
Bundaran Timika, Papua9 gerakan bersama bersatu melawan terorisme
dilapangan alun-alun Tegal,10
aksi kami tidak takut terhadap teroris yang
dilakukan pemerintah dan masyarakat Tana Toraja,11
serta penolakan
masyarakat terhadap jenazah teroris untuk dimakamkan di kampung
5 Lebih jelasnya lihat “pelaku teroris tahu persis sasaranya” dalam
http://nasional.news.viva.co.id/news/read/76685, diakses tanggal 20 Desember 2015. 6 Bom Bali dua terjadi 1 Oktober 2005, lihat “ pelaku bOM Bali 2005 diganjar 15 tahun
penjara” dalam http://www.antaranews.com/berita/42263/, diakses tanggal 23 Desember 2015. 7 Bom buku yang terjadi di kantor berita radio (KBR) 68 H di jalan Utan Kayu nomor 68
H, Matraman Jakarta Timur yang mengakibatkan hancurnya tangan korban dari anggota Batalyon Aptria lihat, “tak trauma polisi yang telapak tanganya hancur karena bom buku” dalam
http://kabarinews.com, diakses tanggal 23 Desember 2015. 8Lihat, “ayah pelaku bom Thamrin minta maaf kepada rakyat Indonesia” dalam
http://megapolitan.kompas.com/read/2016/01/28/18095851/, diakses tanggal 20 Desember 2015. 9Lebih lanjut lihat, “akasi solidaritas penolakan dan lawan teroris di bundaran Timika
Papua” dalam http://pwrionline.com/, diakses tanggal 20 Desember 2015. 10 Lihat,”tolak teroris,dprd dukung gerakan kami tidak takut” dalam http://dprd-
tegalkota.go.id/index.php/news/1235, diakses tanggal 20 Desember 2015. 11 Lihat, “ratusan masyarakat Toraja kutuk terorisme” dalam
http://www.palopopos.co.id/toraja/item/12195.html, diakses tanggal 18 Desember 2015.
3
halamanya.12
Tindakan keras terhadap pelaku teror ataupun tersangka
teroris punya peluang besar dilakukan oleh aparat. Terakhir, konteroversi
terkait matinya Siyono di Klaten.
Social Movement Institute merupakan organisasi gerakan
masyarakat sipil yang berfokus pada pemenuhan hak asasi manusia dalam
bentuk gerakan advokasi masyarakat mustad’afin13
, atas nama
kepentingan kelompok atau seorang individu yang mengalami ketiakadilan
di masyarakat. Social Movement Institute mewakili berbagai kepentingan
untuk menangani kasus mereka agar mendapatkan keadilan. Social
movement institute adalah organisasi yang berjuang mengadvokasi
masyarakat yang mengalami diskriminasi.
Bila melihat landasan ideal berdirinya14
, berangkat dari
kekecewaan pada keaadaan sosial masyarakat yang mengalami
ketimpangan dari segi hukum, sosial, ekonomi, budaya, dan politik.
Beberapa pendampingan yang dilakukan Social Movement Institute
diantaranya ialah Melakukan Advokasi buruh di Sragen tentang PHK
buruh secara sepihak oleh perusahaan tekstil. Advokasi masyarakat
12Lihat, “warga tolak jenazah terduga teroris, anggota dewan beri pemahaman ” dalam
http://www.pikiran-rakyat.com/jawa-barat/2016/01/16/357342/, diakses tanggal 20 Desember
2015. 13Dalam bahasa Ali syari’ati Mustadafien adalah orang-orang yang mengalami
ketertindasan atau tidak berdaya. Lebih jelasnya lihat penjelasan Ali Syariati mengenai Mustadafin
dalam pemimpin Mustadafin: Sejarah Panjang Perjuangan Melawan Penindasan dan Kezaliman,
(Muthaharri Paperback:Bandung, 2001). Lihat juga
http://www.republika.co.id/berita/ensiklopedia-islam/khazanah/09/08/26/71936-ali-syariati-
simbol-kaum-muda-iran-abad-20. Bandingkan dengan M. Amin Abdullah dalam Jurnal Sosiologi
Reflektif, Paradigma Keilmuan UIN Sunan Kalijaga: Interratif Interkonektif. Program Studi
Sosiologi Fakutlas Ilmu Sosial dan Humaniora Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga
Yogyakarta, Vol. 1, No. 1 Oktober 2006, hlm. 26. 14Social Movement Institute Berdiri Sejak Tahun 2012 Yang Diprakarsai Oleh, JJ.
Rizal,Agung Saputra, Said Tuhuleley, R. Herlamanbang, Eko Prasetyo.
4
Sosrokusuman tentang pemagaran lahan akses jalan warga oleh pihak
manajemen hotel Ibis15
. Advokasi teroris di lembaga pemasyarakatan Pasir
Putih Nusakambangan dan Semarang.
Peneliti tertarik pada kegiatan advokasi yang terakhir karena kajian
advokasi terhadap para teroris tidak banyak diteliti dan para teroris
bukanlah individu yang memiliki tipe kepribadian khusus atau
menyandang kelainan jiwa, bukan psikopat ataupun psikotik. Hal ini
menjelaskan bahwa narapidana teroris merupakan individu yang sadar dan
mampu mempertanggungjawabkan tindakanya.
Oleh karena itu, tingkat radikalisme narapidana teroris sangat
terkait dengan persepsi atas keyakinan atau ideologinya, sehingga
memiliki peluang untuk dapat dikurangi atau diminimalisasi secara
berlahan melalui perlakuan manusiawi, yaitu memenuhi hak-haknya,
memperhatikan harga dirinya, sekaligus menjaga keluarganya16
. Dengan
adanya advokasi terhadap teroris diharapkan dapat menegakkan hukum
tanpa harus dilakukan dengan cara melanggar hukum.
15Wawancara dengan MH Pada Tanggal 29 September 2015. 16
Saronto, Pelaksanaan Program Rehabilitasi Melalui Proses Deradikalisasi Bagi Pelaku
Terorisme Menurut Undang-Undung Republik Indonesia Nomor 5 Tahun 2012 Tentang
Pengesahan Asean Convention On Counter Terrorism, (Yogyakatra: Pascasarjana UGM Program
Magister Ilmu Hukum, 2014), hlm. 03.
5
B. Rumusan Masalah
Berpijak pada deskripsi latar belakang masalah di atas, maka
penelitian ini dipandang perlu dilakukakn untuk mengetahui:
1. Bagaimana strategi advokasi yang dilakukan Social
Movement Institute terhadap teroris yang mengalami stigma
merugikan?
2. Apa saja faktor pendukung dan penghambat Social
Movement Institute dalam melakukan advokasi teroris yang
mengalami stigma merugikan?
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian
1. Tujuan Penelitian
Adapun tujuan penelitian ini, yaitu:
a. Untuk mengetahui bagaimana strategi advokasi yang dilakukan
Social Movement Institute terhadap teroris yang mengalami stigma
merugikan.
b. Untuk mengetahui apa saja faktor pendukung dan penghambat
Social Movement Institute dalam melakukan advokasi dan
bagaimana cara menanganinya.
2. Hasil Penelitian ini diharapkan memberikan manfaat sebagai berikut:
a. Manfaat Teoritis
1) Hasil penelitian ini, diharapkan dapat memberikan
sumbangan yang berharga dalam khazanah ilmu
6
pengetahuan dalam bidang sosial pada umumnya, dan di
bidang strategi advokasi pada khusunya.
2) Hasil penelitian ini, diharapkan mampu memotivasi peneliti
lain untuk mengadakan penelitian lebih lanjut tentang hal-hal
yang belum terungkap dalam penelitian ini sebagai bahan
pembanding, dan dapat bermanfaat untuk mengetahui lebih
jauh lagi tentang strategi advokasi teroris yang dilakukan
Social Movemnt Institute.
b. Manfaat praktis
1) Pemerintah
Hasil penelitian ini, dapat berguna bagi pemerintah
setempat tentang startegi advokasi teroris yang mengalami
stigma merugikan yang dilakukan Social Movement Institute.
dan memberikan gambaran kehidupan teroris yang ter stigma.
2) Social Monvement Institute
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan
masukan terhadap Social Movement Institute dalam
melakukan strategi advokasi teroris.
D. Kajian Pustaka
Telah terdapat beberapa literatur yang mengkaji mengenai
penelitian ini, baik dalam bentuk penenelitian maupun buku, diantaranya
yaitu:
7
1. Bahan berupa buku yang terdiri dari bahan-bahan terkait dengan
Advokasi dan terorisme.
a. Dokumen-dokumen tentang strategi advokasi Social Movement
Institute terhadap teroris.
b. Buku karya Robert L. Scheider, Advokasi Pekerjaan Sosial
kerangka baru untuk bertindak. Jakarta: Pustaka Societa, 2008.
c. Buku karya Ritu R. Sharma Pengantar Advokasi Panduan dan
Latihan, Jakarta: Yayasan Obor Indonesia, 2004.
d. Buku karya Hasrul Hanif & Rachmad Gustomy Advokasi Berbasis
Jejaring, Yogyakarta: Fisipol UGM, 2010.
e. Buku karya Ihsan Ali Fauzi dan Saiful Mujani Gerakan Kebebasan
Sipil Studi dan advokasi kritis atas perda syariah, Yogyakarta:
Nalar, 2009.
f. Buku karya Zulfi Mubaraq, Tafsir Jihad Menyingkap Tabir
Fenomena Terorisme Global, Malang: UIN-MALIKI Press, 2011.
g. Buku karya Abdul Wahid, Kejahatan Terorisme Persfektif Agama,
HAM dan Hukum, Bandung: Refika Aditama, 2004.
h. Buku karya Sukawarsini Djelantik, Terorisme: Tinjauan psiko-
Politis, Peran Media, Kemiskinan, dan Keamanan
nasional.Jakarta: Yayasan Obor Ondonesia, 2010.
i. Buku karya A.M. Hendropriyono, Terorisme fundamentalis
kristen, Yahudi, Islam, Jakarta: Kompas, 2009.
8
j. Buku karya Moch. Faisal, Motivasi Tindakan Terorisme. CV.
Mandar Maju: Bandung, 2005.
k. Buku karya Ahmad Norma Permata, Agama dan
Terorisme.Surakarta: MUP-UMS, 2006.
l. Buku karya Noam Chomsky, Menguak Tabir Terorisme
international, Jakarta: Mizan, 1991.
m. Buku karya Marthen Luther Djari, Terorisme dan TNI, Jakarta:
CMB Press, 2013.
2. Bahan hasil penelitian yang memberikan penjelasan mengenai
bahan primer
Hasil Penelitian yang berkaitan dengan permasalahan:
Pertama, penelitian Ismal Adila17
Mengenai Media Dan
Pemberitaan Terorisme (Analisis Framing Pemberitaan Terorisme Di
Indonesia Pada Surat Kabar Kompas Edisi Tahun 2010),
membicarakan mengenai fenomena terorisme meliputi pemboman,dan
ancaman teror dalam sajian utama media harian kompas. Dalam
penelitianya, dikatakan bahwa Kompas sebagai media cetak yang
menampilkan berbagai kegiatan tentang isu terorisme, serta
keberpihakan kompas kepada pemerintah yang sedang berkuasa
khusunya POLRI dalam memberantas jaringan terorisme.
17
Ismal Adila, Mengenai Media Dan Pemberitaan Terorisme (Analisis Framing
Pemberitaan Terorisme Di Indonesia Pada Surat Kabar Kompas Edisi Tahun 2010), (Yogyakarta:
Pascasarjana Fisipol UGM, 2011).
9
Kedua, penelitian Untung Widagyo18
Sikap Masyarakat
Terhadap Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2003 Tentang
Pemberantasan Terorisme Dan Implikasinya Bagi Ketahanan
Wilayah (Studi Di Kota Surakarta). Temuan dalam penelitian
menunjukkan bahwa sejak peristiwa ledakan bom di WTC Amerika
serikat dan peristiwa peledakan bom Bali, masyarakat Surakarta
semakin mengenal istilah terorisme. Mereka pada umumnya bersikap
menyambut baik langkah-langkah kebijakan yang ditempuh oleh
pemerintah dalam usaha pencegahan dan penanggulanga kejahatan
terorisme terkait dengan penerapat undang-undang tersebut.
Ketiga, penelitian Fajar Purwawidada19
Jaringan Teroris Solo
Dan Implikasinya Terhadap Keamanan Wilayah Serta Strategi
Penanggulanganya (Studi Wilayah Solo,Jawa Tengah). Dalam
penelitianya menjelaskan bagaimana proses pembentukan jaringan
teroris Solo yang berawal dari pengaruh gerakan Darul Islam yang
didirikan Sekarmadji Maridjan Kartosuwirjo di Jawa Barat.
Penyebab terjadinya aksi terorisme karena adanya masalah atau
konflik politik, masalah politik tersebut dapat berupa; kesenjangan
sosial, ketidak adilan, tindakan semena-mena, pelanggaran hak asasi
manusia dan tersumbatnya saluran untuk menyampaikan pendapat
18
Untung Widagyo, Sikap Masyarakat Terhadap Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2003
Tentang Pemberantasan Terorisme Dan Implikasinya Bagi Ketahanan Wilayah (Studi Di Kota
Surakarta), (Yogyakarta: Pascasarjana UGM Program Studi Ketahanan Nasional, 2005). 19
Fajar Purwawidada,Jaringan Teroris Solo Dan Implikasinya Terhadap Keamanan
Wilayah Serta Strategi Penanggulanganya (Studi Wilayah Solo,Jawa Tengah). (Yogyakarta:
Pascasarjana UGM Program Studi Ketahanan Nasional, 2014).
10
terhadap pemegang kekuasaan. Sehingga dengan adanya masalah
tersebut dan tidak adanya jalan keluar secara formal, maka seseorang
akan berupaya melakukan cara lain untuk melakukan perlawanan
dengan melakukan aksi-aksi terorisme atau kekerasan terhadap orang,
negara atau penguasa yang dianggap sebagai penyebab masalah
tersebut.
Jurnal-jurnal hasil penelitian:
a) M. Amin Abdullah, Paradigma Keilmuan UIN Sunan Kalijaga:
Interratif Interkonektif. Program Studi Sosiologi Fakutlas Ilmu
Sosial dan Humaniora Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga
Yogyakarta, Jurnal Sosiologi Reflektif, Vol. 1, No. 1 Oktober
2006.
b) Ayatullah Syaikh Muhammad Ali Taskiri, Defenisi Terorisme ,
Ditejemahkan Oleh Hikmat Danujaya dari “The Defenition Of
Terrorism” dalam Al-Tawhid, No. 1/Vol.V, Muharram 1408
AH/1987, Al-Huda, Jurnal Kajian Ilmu-Ilmu Islam, Vol. II No. 6,
2002.
c) Zuly Qadir Terorisme, Agama dan Keamanan, Jurnal Dialog
Kebijakan Publik, Departemen Komnikasi dan Informatika, Edisi
8, vol III, Tahun 2009.
d) Nunung Prajarto Terorisme dan Media Massa: Debat Keterlibatan
Media, Jurnal Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Vol.8, No. 1, Juli
2004.
11
e) PERTA Jurnal Komunikasi Perguruan Tinggi, Indonesia Pasca
Serangan Teroris ke WTC,Vol. IV, No. 02. Tahun. 2001.
f) Psikoislamika, Jurnal Psikologi Islam, Lembaga Penelitian
Pengembangan Psikologi dan Keislaman (LP3K) Fakultas
Psikologi Universitas islam Negeri Malang,volume 7, Nomor 1,
Tahun 2010.
E. Metodologi Penelitian
1. Jenis Penelitian
Jenis penelitian ini adalah penelitian dengan metode deskriptif
kualitatif, penelitian deskriptif adalah suatu metode dalam meneliti
status kelompok manusia, suatu obyek, suatu set kondisi, suatu sistem
pemikiran, ataupun suatu kelas peristiwa pada masa sekarang. Tujuan
dari penelitian deskriptif ini adalah untuk membuat deskripsi,
gambaran atau lukisan secara sistematis, faktual dan akurat mengenai
fakta-fakta, sifat-sifat serta hubungan antara fenomena yang
diselidiki20
yang bersifat Kualitatif.
Menurut Lexi J. Moleong21
, penelitian kualitatif adalah upaya
untuk menyajikan dunia sosial, dan persfektifnya di dalam dunia, dari
segi konsep, perilaku, persepsi, dan persoalan tentang manusia yang
diteliti. Penelitian kualitatif berakar pada latarbelakang alamiah
sebagai keutuhan, mengandalkan manusia sebagai alat penelitian,
memanfaatkan metode kualitatif, mengadakan analisis data induktif,
20
Moh Nazir, Metode Penelitian, (Bogor:Galia Indonesia,2005), hlm. 54. 21Lexy J. Moleong, Metodologi Penelitian Kualitatif, Edisi Revisi, (Bandung: Remaja
Rosda Karya, 2009), hlm. 6.
12
mengarahkan sasaran penelitian pada usaha menemukan teori dari
dasar, deskriptif lebih mementingkan proses daripada hasil,
membatasi studi dengan fokus memiliki seperangkat kriteria untuk
memeriksa keabsahan data, rancangan penelitianya bersifat sementara
dan hasil penelitianya disepakati oleh kedua belah pihak, penelitia dan
subjek penelitian.22
2. Sumber Data
Sumber data dalam penelitian ini dipilih secara purposive
bertujuan sebagai teknik pengambilan sumber data dengan
pertimbangan tertentu. Pertimbangan tertentu yaitu, orang tersebut
dianggap lebih tahu tentang apa yang kita harapkan atau mungkin dia
sebagai penguasa, sehingga akan memudahkan penelitian menjelajahi
obyek /situasi sosial yang akan di teliti. Direktur Social Movement
Institute, bidang Advokasi, bidang jaringan dan dua orang teroris akan
dijakan rujukan utama dalam pengambilan sumber data selama
dilapangan.
a. Observasi
Observasi sering disebut sebagai proses pengamatan, dalam
istilah yang sederhana adalah dimana peneliti atau pengamat
terjung langsung ke lokasi penelitian. Observasi juga dapat
dipahami sebagai proses pemeran serta sebagai pengamat.23
artinya peneliti hanya berperan sebagai pengamat dan
22Ibid., hlm. 44. 23Lexy J. Moleong, Metodologi...,hlm. 135.
13
menafsirkan atas apa yang terjadi dalam sebuah fenomena.
Namun demikian, untuk memperoleh tujuanya, observasi tidak
semudah yang dibayangkan, sebab dalam bergaul dengan
informan, peneliti harus berhadapan dengan informan yang
mempunyai berbagai macam perasaan, keyakinan, pandangan,
serta ungkapan tertentu yang tidak mudah untuk diungkap
observasi yang peneliti amati antara lain model pakaian, dan
janggut.
b. Dokumentasi
Dokumentasi merupakan salah satu cara peneliti untuk
mengumpulkan bahan-bahan dalam bentuk dokumen yang
relevan dengan tema penelitian baik berupa penelahaan bahan-
bahan pustaka berupa buku-buku yang terkait dengan terorisme,
jurnal karya ilmiah Psikoislamika Jurnal Psikologi Islam,
Terorisme: aksi kekerasan atas dasar agama, gambar (foto)
Social Movement Institute dalam melakukan strategi advokasi
terhadap teroris yang mengalami stigma merugikan.
c. Wawancara
Wawancara yang akan dilakukan peneliti selama
dilapangan dengan dua model, yaitu wawancara tidak terpimpin
dan wawancara terpimpin. Wawancara tidak terpimpin akan
dilakukan peneliti kepada bidang advokasi dan jejaring Social
Movement Institute untuk tahap awal penelitian, hal ini dilakukan
14
untuk membuka dan membangun keakraban dalam melakukan
wawancara terpimpin kedepanya. Proses wawancara tidak
terpimpin dilakukan tanpa jadwal yang mengikat karena hal ini
dilakukan di waktu senggang antara peneliti dan yang ingin
diwawancarai. Yaitu, direktur Social Movement Institute, bidang
jaringan, dalam kurun waktu 27 Januari sampai 29 Februari 2016.
Wawancara terpimpin dilaukan ketika wawancara dengan
direktur dan bidang adokasi Social Movement Institute,
wawancara jenis ini memerlukan waktu dan perjajian kepada
direktur dan bidang advokasi untuk melakukan wawancara
terpimpin. Dalam penelitian ini wawancara terpimpin digunakan
selama 3 kali sesi, yaitu wawancara kepada direktur Social
Movement Institute dan bidang advokasi.
3. Analisis Data
Jenis penelitian kualitatif memungkinkan analisa data
dilakukan pada waktu berada di lapangan atau setelah kembali dari
lapangan. Alur analisis data yang dilakukan mengikuti model analisis
interaktif sebagaimana yang dilakukan oleh Milesa dan Huberman24
,
yaitu proses analisis yang dilakukan bersama dengan pengumpulan
data.
Analisis data pada dasarnya mempunyai tiga jalur kegiatan
yang terjadi secara bersamaan, yaitu reduksi data, penyajian data, dan
24
Matthew B. Miles & A.Michael Huberman, Qualitative Data Analisyis, Second Edition
(Thousand Oaks, London New Delhi:Sage Publication,1992) dialih bahasakan oleh Tjetcep
Rohendi Rohidi, (Jakarta:UI Press, 1992), hlm. 16.
15
penarikan kesimpulan. Ketiga proses ini terjadi terus menerus selama
pelaksanaan penelitian baik pada peroide pengumpulan data maupun
setelah data terkumpul seluruhnya. Tiga alur kegiatan komponen
analisis data model interaktif dari Mile dan Huberman adalah sebagai
berikut.25
a. Reduksi Data
Reduksi data yang peneliti maksud ialah proses
pemilihan, penyelesaian, pemusatan perhatian pada
penyerderhanaan, pengabstrakan dan transformasi data “kasar”
yang muncul dari catatan-catatan tertulis dilapangan. Hal ini
dilakukan karena data yang dikumpulkan melalui pengamatan,
wawancara, dokumentasi serta foto dalam jumlah yang terlalu
banyak dan kompleks, sehingga perlu dilakukan reduksi data
untuk memilih yang relevan dengan penelitian.
Reduksi data pada penelitian dilakukan dengan
pemilahan dan pemilihan data yang telah diperoleh melalui
wawancara, observasi dan dokumentasi selama dilapangan
mulai 27 Januari sampai 29 Februari 2016.
b. Penyajian Data atau Display Data
Penyajian data atau display data ini merupakan
sekumpulan informasi yang telah disusun dari hasil reduksi data,
dimana dari penyajian ini memungkinkan untuk dapat ditarik
25 Ibid., hlm. 17-18.
16
kesimpulan atau pengambilan pengambilan tindakan lebih
lanjut.
Dalam penelitian kualitatif, apabila data yang diperoleh
telah banyak dan agar tidak terjadi kesulitan dalam penguasaan
informasi, baik secara keseluruhan atau bagian-bagian tertentu
dari hasil penelitian, maka dapat disusun narasi yang terpola
untuk memudahkan penguasaan informasi atau data yang
dimaksud.
c. Penarikan Kesimpulan atau Verifikasi
Penarikan kesimpulan atau verifikasi merupakan
kegiatan interpretasi, dengan maksud untuk menemukan makna
dari data yang telah disajikan, misalnya dengan menghubung-
hubungkan antara data satu dengan yang lain. Penyajian data
dalam penelitian ini berbentuk teks naratif yang sederhana dan
efektif, sehingga membentuk konfigurasi kata-kata yang mudah
difahami. Tahap ini merupakan tahap akhir dari penelitian, yaitu
untuk menverifikasi dengan mengecek keabsahan atau
kebenaran data dan informasi yang telah terkumpul selama di
lapangan. Tujuanya adalah agar hasil penelitian mengenai
strategi advokasi eks-teroris Social Movement Institute lebih
dapat dipercaya. Pengecekan informasi atau data dilakukan
peneliti pasca wawancara, ditempuh dengan mengkonfrmasikan
17
hasil wawancara dengan responden yang dimulai 27 Januari
2015 sampai pada 29 Februari 2016 .
4. Validitas Data
Validitas data dilakukan oleh peneliti dalam rangka untuk
membuktikan data yang diperoleh dengan keadaan yang
sesungguhnya. Hal ini perlu dilakukan dalam upaya untuk memenuhi
informasi yang dikemukakan oleh peneliti sehingga mengandung nilai
kebenaran. Sedangkan usaha peneliti dalam memperoleh keabsahan
data dapat dilakukan dengan beberapa teknik diantaranya:26
a. Trianggualasi (gabungan)
Trianggulasi dilakukan peneliti untuk pemeriksaan
keabsahan data yang memanfaatkan sesuatu yang lebih diluar data
itu untuk keperluan pengecekan atau pembanding terhadap data
itu. Teknik trianggulasi yang digunakan peneliti dalam penelitian
ini adalah trianggulasi data, sumber,metode dan teori, adapun
jenis trianggulasi tersebut, yaitu:
1) Trianggulasi dengan data, dalam hal ini peneliti
menggunakan berbagai jenis sumber data dan bukti dari
situasi yang berbeda. Ada tiga sumber yaitu, orang, waktu,
dan ruang. Orang, peneliti mengumpulkan data-data dari
orang berbeda yang melakukan aktivitas sama. Waktu,
26Lexi J. Moleong, Metodologi Penelitian..., hlm. 325.
18
peneliti mengumpulkan data pada waktu berbeda. Ruang,
peneliti mengumpulkan data di tempat berbeda.
2) Trianggulasi dengan sumber dalam penelitian ini
membandingkan dan mengecek kembali kepercayaan suatu
informasi yang diperoleh pada waktu yang cukup dan alat
yang berbeda dengan metode kualitatif.
3) Trianggulasi dengan metode wawancara digunakan peneliti
untuk melihat hasil wawancara dan observasi dapat
dibandingkan apakah hasil temuan sama atau tidak. Berarti
suatu strategi dengan pengecekan drajat kepercayaan
penemuan hasil penelitian beberapa sumber data dengan
metode yang sama.
4) Trianggulasi dengan teori, dalam penelitian ini berdasarkan
anggapan bahwa fakta tertentu tidak dapat diperiksa
terhadap kepercayaan dengan satu atau teori yang lebih.27
Peneliti menggunakan berbagai persfektif teori untuk
memberikan pemahaman yang lebih baik saat memahami
data.
27Ibid., hlm. 330.
19
Gambar I
Bagan Trianggulasi
Namun peneliti menggunakan tringulasi sumber, berarti
dilakukan dengan Pertama, membandingkan data hasil
wawancara dengan data hasil pengamatan. Kedua,
membandingkan hasil wawancara dengan isi suatu dokumen. Dan
ketiga, membandingkan hasil wawancara dengan, pengamatan,
dan dokumentasi. Kemudian mengecek hasil dari analisa.
WAWANCARA
DOKUMENTASI PENGAMATAN
HASIL
20
5. Proses Penelitian
Penyusunan laporan mengenai strategi advokasi Social Movement
Institute terhadap teroris yang mengalami stigma merugikan ini dilakukan
dalam beberapa tahap.
Tahap Pertama, sejak semester satu digunakan untuk mengikuti
berbagai bentuk kagiatan yang dilakukan Social Movement Institute,
dengan bantuan teman-teman organisasi daerah Ikatan Keluarga Pelajar
Mahasiswa Bulukumba Yogyakarta (IKPMB-Y) khususnya ketua yang
banyak memberi jadwal kegiatan Social Movement Institute. Pertemuan
awal dengan Direktur Social Movement Institute berawal dalam kegiatan
Musyawarah Besar IKPMB-Y mendampingi sebabagai Moderator dan
Mas Eko Sebagai Pembicara. Kegiatan demi kegiatan Social Movement
Institute saya ikuti seperti, diskusi film yang dilakukan di halaman kantor
Social Movement Institute dan di Pelataran Kantor Tribun Timur Jogja.
Tahap Kedua, pada semester tiga dengan adanya mata kuliah
praktikum pekerjaan sosial antara bulan Oktober 2015 sampai dengan
Desember 2015 dipergunakan untuk praktikum di Social Movement
Institut. Melalui bidang advokasi dan jejaring diberi jalan untuk
mendapatkan persetujuan praktikum sebelum mengajukan surat praktikum
ke direktur Social Movement Institute. Namun, proses untuk berinteraksi
dengan teman-teman di lembaga ini butuh waktu satu bulan untuk dapat
akrab dan saling menyapa. Bulan kedua praktikum, penulis sudah
diperbolehkan mengikuti kagiatan lembaga, seperti kegiatan Sekolah
21
Hukum Rakyat yang dilakukan selama 3 hari dengan peserta dari berbagai
daerah yang ada di Indonesia yang bertempat di Aula Asrama Mahasiswa
Kepulauan Riau, Kegiatan seminar international PUKAT UGM sebagai
perwakilan Social Movement Institute, seminar International HAM di
Surabaya sebagai peserta aktif selam 2 hari, dan berbagai kegiatan yang
ada di Social Movement Institute.
Tahap Ketiga, merupakan masa penelitian tentang Strategi Advokasi
Social Movement Institute terhadap Teroris dan eks-teroris yang
mengalami stigma merugikan. Awalnya penulis bertemu dengan bidang
advokasi Social Movement Institute yang merupakan alumni pesantren Al-
Mukmin Nguruki. Setelah bidang advokasi Social Movement Institute
becerita banyak tentang pengalamanya bersama teman-teman dalam
melakukan advokasi terhadap teroris selama ini. penulis tertarik untuk
melakukan penelitian ini. Betapa tidak, dari cerita-cerita yang disampaikan
bidang advokasi ini, banyak hal yang menarik untuk diterliti, khusunya
masalah hak-hak kemanusiaan yang menurut mereka banyak mengalami
permasalahan. Dengan cepat penulis mengajukan proposal penelitian
tentang strategi advokasi Social Movement Institute terhadapa teroris dan
yang menalami stigma negatif.
Selama melakukan penelitian di Social Movement Institute, banyak
hal yang penulis dapatkan terutama adanya kecurigaan beberapa teman-
teman Social Movement Institute maupun PUSHAM UII tentang
penelitian ini, bahkan menganggap penulis sebagai intelijen. Namun
22
penulis pun berusaha meyakinkan bahwa, penelitian ini semata-mata tugas
akhir dari kuliah tanpa ada intervensi dari pihak lain. Begitupun dengan
eks- teroris yang penulis temui untuk melakukan wawancara. Namun,
proses untuk bertemu memakan waktu dua bulan, dengan bantuan bidang
advokasi Social Movement Institute yang menghubungi ikhwan-ikhwan di
Semarang sebagai penghubung. Istilah ikhwan melekat dan sebagai
identitas di antara mereka, Pada jam 05:00 subuh tepatnya tanggal 24
Februari 2016 penulis berangkat dari Jogja bersama deangan seorang
teman kemudian sampai di Semarang pada jam 11:00. Penulis pun dapat
bertemu dengan ikhwan-ikhwan di Semarang, tepatnya di Semarang
Barat.
Setelah sampai di rumah ikhwan, penulis menyampaikan maksud
untuk melakukan silaturahim dengan ikhan-ikhwan Semarang atas nama
Social Movement Institute. dalam proses wawancara terkendala dalam
bahasa, seperti ketika pertama kali bertemu dengan ikhwan Semarang.
Mereka memakai bahasa Jawa. Tetapi penulis mengatakan bahwa tidak
paham menggunakan bahasa Jawa, barulah ikhwan menggunakan bahasa
Indonesia. Setelah lama berdialaog di rumah ikhwan, penulis diajak
untuk melihat beberapa sekolah Jamaah Islamiah yang berada di
Semarang sekaligus menjemput Putrinya yang menempuh pendidikan di
Sekolah milik Jamaah Islamiah. Setelah menjemput dan mengantar anak
ikhwan kembali ke rumah.
23
Selanjutnya penulis diajak silaturahim ke salah satu ikhwan yang 4
bulan lalu baru kaluar dari lembaga pemasyarakatan dengan dakwaan
teroris dan 5 hari yang lalu anaknya diamankan aparat keamanan karena
terduga teroris. Namun, kondisi untuk melakukan pembicaraan yang
mendalam kepada ikwan ini, tidaklah memungkinkan. karena masih
dalam suasana yang tidak normal. Pertemuan penulis dengan ikhwan
Semarang berakhir ketika adzan Magrib berkumandang. Penelitipun
memutuskan untuk kembalik ke Yogyakarta. informan terakhir yang
penulis temui ialah AT di sebuah acara diskusi “ Hak Asasi Manusia dan
Terorisme” diadakan di sekretariat Social Movement Institute.
Setelah beberapa kali bertemu dan berkomunikasi dengan direktur
Social Movement Institute, Pada tanggal 1 Maret 2016, direktur Social
Movement Institute mengajak penulis ke Nusakabangaan untuk melihat
proses advokasi terhadap tersangka teroris. Namun, pada jam 2 malam
disaat rombongan siap berangkat, terbitlah surat ketetapan dari
MENKOPOLHUKAM bahwa, untuk saat ini tidak diperbolehkan
mengunjungi tersangka teroris kecuali keluarga inti, membuat rombongan
Social Movement Institute batal melakukan kunjungan dan melakukan
diskusi serta langsung berkoordinasi dengan bidang Advokasi untuk
membuat surat keberatan terhadap peraturan yang dibuat, membuat diskusi
tentang revisi UU Terorisme dan Ancaman Militerisme serta Aksi
Demonstrasi yang bekerjasama dengan KontraS mengenai “Densus 88
24
membunuh dengan fasilitas negara” yang dilakukan di Tugu. Selanjutnya,
Tahap terakhir adalah penulisan dari rangkaian penelitian ini.
Gambar II
Alur Penelitian
Bagaimana strategi advokasi
Social Movement Institute
terhadap teroris yang
mengalami stigma merugikan?
Wawancar
aaaaa
Dokument
asi
Observasi
Triangulasi
KAJIAN TEORITIK
ROBERT L. SCHNEIDER,
LORI LESTER:
ADVOKASI PEKERJAAN
SOSIAL KERANGKA
BARU UNTUK
BERTINDAK
KAJIAN EMPIRIK
SOCIAL MOVEMENT
INSTITUTE
Strategi advokasi teroris dan eks teroris (studi
kasus strategi advokasi social movement institute
terhadap teroris dan eks teroris yang mengalami
stigma merugikan)
Stategi
advokasi
Metode
kualitatif
Teknik
pengumpulan data
Analisis data
Hasil penelitian
25
F. Sistematika Pembahasan
Untuk mempermudah penulis dalam mendapatkan gambaran
tentang bahasan yang dilakukan dalam penelitian ini, maka penulis akan
menggunakan sistematika pembahasan tesis ini terdiri lima bab.
Bab pertama, merupakan pendahuluan yang isinya memaparkan
pembahasan judul, latar belakang masalah, tujuan dan manfaat penelitian,
kajian pustaka, metode penelitian dan sistematika pembahasan. Tujuannya
adalah memberikan gambaran yang jelas tentang isi dari karya tulis ilmiah
ini.
Bab kedua, merupakan kerangka teoritik berupa strategi advokasi,
definisi advokasi, tujuan advokasi, unsur-unsur pokok advokasi serta
pengatar sejarah terorisme, pengertian terorisme. Karateristik terorisme,
bentuk-bentuk teror, motivasi tindakan teror dan sasaran teroris.
Bab ketiga, merupakan paparan hasil penelitian yang berupa
gambaran umum Social Movement Institute (SMI) Yogyakarta yang
berisikan sejarah berdirinya, visi dan misi, tujuan dan sasaran,
tugas/fungsi, personalia dan struktur organisasi, program-program, dan
sumber dana.
Bab keempat, merupakan pembahasan tentang jawaban dari
rumusan masalah berdasarkan hasil penelitian tentang bagaimana strategi
advokasi yang dilakukan Social Movement Institute terhadap teroris yang
mengalami stigma merugikan? apa saja faktor penghambat dan pendukung
26
Social Movement Institute dalam melakukan advokasi dan bagaimana cara
menanganinya?.
Bab kelima, adalah penutup dari karya ilmiah yang ditulis oleh
penulis yang berisi kesimpulan dan saran-saran. Kesimpulan adalah
jawaban atas pertanyaan-pertanyaan yang diajukan dalam rumusan
masalah serta bukan semata-mata ringkasan dari seluruh pembahasan
sebelumnya.
114
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dari pembahasan di atas, peneliti dapat menyimpulkan bahwa
terdapat dua bentuk strategi advokasi Social Movement Institute terhadap
teroris yang mengalami stigma merugikan yaitu strategi litigasi dan non
litigasi:
Pertama strategi litigasi, melakukan pendampingan di pengadilan
terhadap terduga teroris bekerjasama dengan tim pengacara muslim dan
melakukan pendataan pasal-pasal yang dianggap pertentangan dengan
HAM.
Kedua strategi non litigasi, dengan melakukan beberapa strategi
pertama,diskusi dan training advokasi ummat, tujuan tersebut untuk
memberikan pembelajaran advokasi, hak asasi manusia kepada gerakan
Islam dan kalangan pesantren. Kedua, pembentukan forum advokasi
ummat. Pembentukan tersebut bertujuan untuk kamandirian terhadap
gerakan Islam khusunya kalangan pesantren dalam melakukan kerja-kerja
advokasi. Ketiga, pendampingan terhadap keluarga teroris dan eks-teroris.
Pendampingan yang bertujuan dilakukan untuk mengurangi beban hidup
keluarga teroris dan eks-teroris. Keempat, pendampingan terhadap teroris
yang ada di lembaga pemasyarakatan. Pendampingan yang dilakukan
untuk membantu kebutuhan yang yang diperlukan selama dipenjara.
115
Kunjungan ini sekaligus sebagai cara Social Movement Institute untuk
bertukar pandangan, pendapat dan gagasan. Kelima, publikasi Sebagai
wadah untuk memberitakan ke khalayak luas tentang isu-isu yang terjadi
di kalangan mereka. Keenam, membangun koalisi dengan pihak lain untuk
menambah jejaring khusunya terkait isu-isu yang dihadapi. Ketujuh, lobi
dan pendanaan sebagai salah satu penopang di dalam melakukan kerja-
kerja advokasi.
Melihat strategi advokasi yang dilakukan Social Movement
Institute terhadap teroris yang mengalami stigma merugikan. Peneliti
menyimpulkan bahwa, strategi advokasi yang dilakukan Social Movement
Institute secara garis besar menggunakan advokasi litigasi dan non
litigasi, berfokus pada pendampingan hak-hak asasi manusia.
B. Saran
Setelah melakukan penelitian mengenai strategi advokasi Social
Movemet Institute terhadap teroris yang mengalami stigma merugikan.
Maka penulis perlu memberikan saran-saran, diantarannya :
1. Untuk kepentingan akademis penelitian ini merupakan langkah awal
mengetahui strategi-strategi advokasi Social Movement Institute
terhadap teroris yang mengalami stigma merugikan. Penelitian ini
masih berupa pemaparan (deskripsi) dari strategi advokasi Social
Movement Institute terhadap yang mengalami stigma merugikan.
Mendorong kalangan akademisi untuk terlibat dalam advokasi teroris
serta bersikap kritis terhadap ketidakadilan yang dialami teroris.
116
2. Mendesak pemerintah hendaknya segera menangani kasus
ketidakadilan yang dialami para teroris.
3. Untuk pendidikan pekerjaan sosial memberikan pemahaman baru
mengenai advokasi teroris yang mengalai stigma merugikan.
4. Mendorong Social Movement Institute tetap mempertahankan
independensi lembaga dalam melakukan advokasi di masyarakat.
Khususnnya advokasi terhadap teroris yang mengalami stigma
merugikan.
5. Untuk bidang advokasi selalu pertahankan strategi advokasi Social
Movement Institute terhadap teroris yang mengalami stigma
merugikan Namun, perlunya pemantauan lanjutan terkait strategi
advokasi yang dilakukan.
6. Untuk bidang jaringan, menjaga silaturahim terhadap teroris dan eks-
teroris dan tetap semangat pantang menyerah. Walaupun pihak
aparat keamanan selalu mengawasi karena dianggap dekat oleh
jaringan teroris. Namun, pendampingan yang dilakukan merupakan
mengejawantahan dari visi dan misi Social Movement Institute.
7. Untuk teroris, eks-teroris dan keluarga, melakukan tindak lanjut
terhadap pendampingan yang telah dilakukan Social Movement
Institute. Proses pendampingan yang dilakukan selam ini hendaknya
tetap berlanjut.
117
C. Implikasi penelitian
Implikasi penelitian ini diharapkan menjadi reaktuakisasi terhadap
advokasi Social Movement Institute terhadap teroris yang mengalami
stigma merugika, khususnya persoalan ketidakadilan yang dialami teroris,
pemenuhan akan hak asasi manusia teroris tidak seutuhnya didapatkan
terutama di dalam lembaga pemasyarakatan.
Oleh karena itu, advokasi teroris yang dilakukan Social movement
Institute tidak terlepas dari kelalaian aparat yang telah melakukan
pelanggaran hak asasi terhadap teroris baik ketika meraka sebagai terduga
maupun tersangka.
D. Penutup
Sebagai penutup tesis yang berjudul “Strategi Advokasi Social
Movement Institute Terhadap Teroris Yang Mengalami Stigma
Merugikan”, penulis mengucapkan rasa syukur Alhamdulilah kepada
Allah SWT, yang telah melimpahkan rahmat serta hidayah-Nya sehingga
penulis dapat menyelesaikan tesis ini. Penulis juga menyadari bahwa
selama melakukan proses pengumpulan data di Social Movement Institute
Yogyakarta maupun proses penelitian secara keseluruhan, masih banyak
kekurangan dan masih memerlukan banyak perbaikan. Untuk itu penulis
meminta saran serta kritikan dari pembaca demi terwujudnya karya yang
lebih bagus dan lebih bemanfaat lagi.
Syukur adalah kata yang terucap ketika tesis ini dapat
terselesaikan, hanya ridho dan rahmat Allah SWT semata sehingga seluruh
118
proses penyusunan tesis ini dapat berjalan dengan lancar, sebagai langkah
penting dari study penulis di Program Interdicipinary Islamic Studies
Konsentrasi Pekerjaan Sosial Pascasarjana Universitas Islam Negeri Sunan
Kalijaga Yogyakarta dapat terwujud.
Terima kasih juga kepada semua pihak yang telah membantu
terselesaikannya tesis ini. Semoga segala bantuan yang telah diberikan
menjadi amal soleh dan mendapatkan ridhonya, Amin.
Jazakallahu Khairan Katrisan.
119
DAFTAR PUSTAKA
Dennis, Selleby, The Streng Persfective in Social Work practice 4th
edition, USA: Pearson Education inc, 2006.
Djari, Marthen Luther, Terorisme dan TNI, Jakarta: CMB Press, 2013.
Djelantik, Sukawarsini, Terorisme Tinjauan psiko-Politis, Peran Media,
Kemiskinan, dan Keamanan Nasional, Jakarta: Yayasan Obor Indonesia, 2010.
Fakih, Mansour, Masyarakat Sipil Untuk Transformasi Sosial Pergolakan
Ideologi Lsm Indonesia, Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 1996.
Huda, Miftachul, Ilmu kesejahteraan Sosial Paradigma Dan Teori,
Yogyakarta: Samudera Biru, 2013.
----------------------, Pekerjaan Sosial dan Kesejahteraan Sosial Sebuah
Pengantar, Yogyakarta: Puastaka Pelajar, 2009.
Hendropriyono, A.M, Terorisme Fundamentalisme Kristen, Yahudi, Islam,
Jakarta: Kompas, 2009.
Ife, Jim, Community Development, Creating Community Alternatives-
Vision, Analysis and Practice Australia: Longman, 1995.
Jauinuri, Achmad, Terorisme dalam Wacana Kontemporer Islam: Akar
Ideologi dan Tuntutan Aksi, Pidato Pengukuhan Guru Besar, IAIN Sunan Ampel,
Surabaya, Selasa,12 September, 2006.
Matthew B. Miles & A.Michael Huberman, Qualitative Data Analisyis,
Second Edition (Thousand Oaks, London New Delhi: Sage Publication,1992)
dialih bahasakan oleh Tjetcep Rohendi Rohidi, Jakarta: UI Press, 1992.
120
Moleong, Lexi j, Metodologi Penelitian Kualitatif, Edisi Revisi, Bandung:
Remaja Rosda Karya, 2009.
Mubaraq, Zulfi, Tafsir Jihad Menyingkap Tabir Fenomena Terorisme
Global, Malang: UIN-MALIKI Press, 2011.
Nurhadi, Teori Sosial Kritis, Penerapan Dan Aplikasinya, Yogyakarta:
Kreasi Wacana, 2009.
Nazir, Moh, Metode Penelitian, Bogor: Galia Indonesia,2005.
Poerdawarminta, W.J.S, Kamus Umum Bahasa Indonesia, Diolah Kembali
Oleh Departemen Pendidikan Indonesia, Cet, Kesepuluh, Jakarta: Balai Pustaka,
2011.
Schneider, Robert, Social Work Advocacy, diterjemahkan oleh Tim STKS
Bandung dan Biro Humas Departemen Sosial RI, Jakarta: Pustaka Societa, 2008.
Salam, Faisal, Motivasi Tindakan Terorisme, CV. Mandar Maju: Bandung,
2005.
Suharto, Edi, Membangun Masyarakat Memberdayakan Rakyat Kajian
Starategis Membangun Kesejahteraan Sosial Dan Pekerjaan Sosial, Bandung:
Rafika Aditama, 2009.
Sugiyono, Metode Penelitian Kualitatif, dan R&D Bandung: Alfabeta,
2010.
Scheider, Robert L, Advokasi Pekerjaan Sosial Kerangka Baru Untuk
Bertindak, Jakarta: Pustaka Societa, 2008.
Syafaat, Rachmad, Metode Advokasi dan Alternatif Penyelesaian
Sengketa. Malang: Intrans publishing, 2008.
121
Rahnema, Ali, Ali Syariati Biografi Politik dan Intelektual Revolusioner,
Jakarta : Erlangga, 2002.
Usman, Husaini, Metode Penelitian Sosial, Jakarta: Bumi Aksara,2008
Wrihatlono, Randy, Manajemen Pemberdayaan-Sebuah Pengantar dan
Panduan Pemberdayaan Masyarakat, Jakarta: Alex Media Komputindo, 2007.
Wahid, Abdul, Kejahatan Terorisme Persfektif Agama, HAM dan Hukum,
Bandung: Refika Aditama, 2004.
JURNAL /MAJALAH
Abdullah, M. Amin, Paradigma Keilmuan UIN Sunan Kalijaga: Interratif
Interkonektif. Program Studi Sosiologi Fakutlas Ilmu Sosial dan Humaniora
Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga Yogyakarta, Jurnal Sosiologi Reflektif,
Vol. 1, No. 1 Oktober 2006.
Ali Taskiri, Ayatullah Syaikh Muhammad, Defenisi Terorisme ,
Ditejemahkan Oleh Hikmat Danujaya dari “The Defenition Of Terrorism” dalam
Al-Tawhid, No. 1/Vol.V, Muharram 1408 AH/1987, Al-Huda, Jurnal Kajian Ilmu-
Ilmu Islam, Vol. II No. 6, 2002.
Majalah Al-Isra, Pusat Studi Hak Asasi Manusia Universitas Islam
Indonesia, Edisi 10 Juli, tahun 2009.
Prajarto, Nunung, Terorisme dan Media Massa: Debat Keterlibatan Media,
Jurnal Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Vol.8, No. 1, Juli 2004.
PERTA, Jurnal Komunikasi Perguruan Tinggi, Indonesia Pasca Serangan
Teroris ke WTC,Vol. IV, No. 02. Tahun. 2001.
122
Psikoislamika, Jurnal Psikologi Islam, Lembaga Penelitian Pengembangan
Psikologi dan Keislaman (LP3K) Fakultas Psikologi Universitas islam Negeri
Malang.,volume 7, Nomor 1, Tahun 2010.
Qadir, Zuly, Terorisme, Agama dan Keamanan, Jurnal Dialog Kebijakan
Publik, Departemen Komnikasi dan Informatika, Edisi 8, vol III, Tahun 2009.
BERUPA PENELITIAN
Adila, Ismal Mengenai Media Dan Pemberitaan Terorisme (Analisis
Framing Pemberitaan Terorisme Di Indonesia Pada Surat Kabar Kompas Edisi
Tahun 2010), Yogyakarta: Pascasarjana Fisipol UGM, 2011.
Purwadidada, Fajar, “Jaringan Teroris Solo Dan Implikasinya Terhadap
Keamanan Wilayah Serta Strategi Penanggulanganya (Studi Wilayah Solo,Jawa
Tengah)”. Yogyakarta: Pascasarjana UGM Program Studi Ketahanan Nasional,
2014.
Saronto, Pelaksanaan Program Rehabilitasi Melalui Proses
Deradikalisasi Bagi Pelaku Terorisme Menurut Undang-Undung Republik
Indonesia Nomor 5 Tahun 2012 Tentang Pengesahan Asean Convention On
Counter Terrorism, Yogyakatra: Pascasarjana UGM Program Magister Ilmu
Hukum, 2014.
Widagyo, Untung, Sikap Masyarakat Terhadap Undang-Undang Nomor
15 Tahun 2003 Tentang Pemberantasan Terorisme Dan Implikasinya Bagi
Ketahanan Wilayah (Studi Di Kota Surakarta), Yogyakarta: Pascasarjana UGM
Program Studi Ketahanan Nasional, 2005.
123
Zudairan, Muhammad, Advokasi Kebijakan Civil Society Organization
(Studi Kasus: Rifka Annisa dalam Strategi Advokasi Kebijakan Perlindungan
Perempuan di Yogyakarta, Yogyakarta:Tesis Jurusan Politik dan Pemerintahan,
2014.
WEB
http://www.beritasatu.com/hukum/38412-bom-bali-i-rencananya-
diledakkan-11-september.html.
http://nasional.news.viva.co.id/news/read/76685pelaku_tahu_persis_siapa
_sasarannya
http://www.antaranews.com/berita/42263/pelaku-bom-bali-2005-diganjar-
15-tahun-penjara.
http://kabarinews.com/tak-trauma-polisi-yang-telapak-tangannya-hancur-
karena-bom-buku/36483.
,http://megapolitan.kompas.com/read/2016/01/28/18095851/Ayah.Pelaku.
Bom.Thamrin.Minta.Maaf.kepada.Rakyat.Indonesia.
http://dprd-tegalkota.go.id/index.php/news/1235-tolak-teroris-dprd-
dukung-gerakan-kami-tidak-takut
http://www.palopopos.co.id/toraja/item/12195-ratusan-masyarakat-toraja-
kutuk-terorisme.html
http://www.pikiran-rakyat.com/jawa-barat/2016/01/16/357342/warga-
tolak-jenazah-terduga-teroris-anggota-dewan-beri-pemahaman.
http://www.republika.co.id/berita/ensiklopedia-
islam/khazanah/09/08/26/71936-ali-syariati-simbol-kaum-muda-iran-abad-20.
124
http://www.koran-jakarta.com/?112-1000-ormas-perbarui-pendaftaran,.
Mubarok. 2010. Stigmatisasi Pemberitaan Terorisme Di Media Massa
(Jurnal Tesis Pascasarjana Undip),
ejournal.undip.ac.id/index.php/interaksi/article/view/4443/4053.
Republika,co.id, Pejabat Inggris: Islam Bukan Teroris, Tapi Agama Cinta
Damai.
WAWANCARA
Direktur Social Movement Institute
Bidang Advokasi Social Movement Institute
Bidang Jaringan Social Movement Institute
Bendahara Umum Social Movement Institute
3 Orang Pengurus Harian Social Movement Institute
3 Orang Teroris
LAMPIRAN-LAMPIRAN
RIWAYAT HIDUP
Nama : Muh. Syahrur
TTL : Palioi 14 April 1990
Alamat : Jln. Andi Pangeran Petta Rani No. 03 Tanah Kong-Kong Ujung Bulu Kab.Bulukumba Sulawesi Selatan
Email : [email protected]
Facebook :muhammad syahrur
Pendidikan Formal
SDN 181 Tanah Kong-Kong 1997-2002
MTs Darul Istiqamah Pusat Maccopa Maros 2002-2004
MA Darul Istiqamah Cab. Bulukumba 2004-2008
UIN Alauddin Makassar 2008-2012
Pascasarjana UIN Suka 2014-2016
Pendidikan Non Formal
Smart Internatinal Course 2012
International Scientific Hypnoteraphy (School Of Hypnotherapy) 2013
ELFAST Course 2013
Aktivitas Organisasi
Organisasi Santri Darul Istiqamah (OSDI) ketua 2005-2006
Kelompok Ilmiah Remaja Darul Istiqamah Seketraris 2004-2007
HMJ PMI Kon. Kessos Pengurus 2008-2009
BEM Fak. Dakwah dan Komunnikasi Pengurus 2009-2010
HMI Komisariat Dakwah Ketua 2009-2010
HMI Cabang Makassar Kabid Kaderisasi 2010-2012
Kerukunan Keluarga Makasiswa Bulukumba Makassar Anggota 2009-2012
Ikatan Mahasiswa Sulawesi Selatan Yogyakarta (IKPMB-Y) Anggota kehormatan 2014-2016.
Forum Komunikasi Mahasiswa Kesejahteraan Sosial (FORKOMKASI) pengurus 2012
Association Of Sulawesi Student (ASSET) sekjen 2013
Tapak Suci Putera Muhammadiyah 2007
Aktivitas Pelatihan dan Kegiatan Ilmiah
BasicTraining HMI Cab. Makassar peserta 2009
Intermediate Training HMI Cab. Palopo peserta 2011
Senior Course HMI Cab. Makassar peserta 2011
School Of Hypnotheraphy peserta 2013
Workshop Social Work Cross Culture peserta 2016
Dialog Kebangsaan, Islam Indonesia oleh Jurusan Filsafat Agama UIN SUKA peserta 2015
Seminar Bipolar oleh Psikologi UIN SUKA peserta 2014
International Seminar and Human Right Update oleh SEAHRN peserta 2015
The International Conference On The Right Of People With Disabilities and Promotion oleh PLD UIN SUKA peserta 2015
Seminar Pribumisasi Pekerjaan Sosial oleh IIS Pascasarjana UIN SUKA peserta 2014
Seminar Development For Welfare Movement oleh FORKOMKASI Regional DIY peserta 2014
Dialog Interaktif Persoalan disahkanya DIY tentang Gelandangan dan Pegemis oleh PMI UIN SUKA peserta 2014
Bedah Buku antara Barat dan Timur: Batasan, Relasi dan Globalisasi oleh IKPM UIN SUKA peserta 015
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
Nama : Muh. Syahrur
TTL : Palioi 14 April 1990
Kewarganegaraan : Indonesia
Alamat Asal : Jln. Andi Pangeran Petta Rani No. 03 Tanah Kong-Kong Ujung
Bulu Kab.Bulukumba Sulawesi Selatan
Alamat Domisili : Ambarukmo, RT 12/rw 04, Caturtunggal, Depok, Sleman DIY
Facebook : Muhammad syahrur
Nama Ayah : Muh. Ramli
Nama Ibu : Sunarti
Telepon :085396416923
Email : [email protected]
Riwayat Pendidikan Formal
SDN 181 Tanah Kong-Kong 1997-2002
MTs Darul Istiqamah Pusat Maccopa Maros 2002-2004
MA Darul Istiqamah Cab. Bulukumba 2004-2008
UIN Alauddin Makassar 2008-2012
Pascasarjana UIN Suka 2014-2016
Pendidikan Non Formal
Smart Internatinal Course 2012
International Scientific Hypnoteraphy (School Of Hypnotherapy) 2013
ELFAST Course 2013
Aktivitas Organisasi
Organisasi Santri Darul Istiqamah (OSDI) ketua 2005-2006
Kelompok Ilmiah Remaja Darul Istiqamah Seketraris 2004-2007
HMJ PMI Kon. Kessos Pengurus 2008-2009
BEM Fak. Dakwah dan Komunnikasi Pengurus 2009-2010
HMI Komisariat Dakwah Ketua 2009-2010
HMI Cabang Makassar Kabid Kaderisasi 2010-2012
Kerukunan Keluarga Makasiswa Bulukumba Makassar Anggota 2009-2012
Ikatan Mahasiswa Sulawesi Selatan Yogyakarta (IKPMB-Y) Anggota kehormatan
2014-2016.
Forum Komunikasi Mahasiswa Kesejahteraan Sosial (FORKOMKASI) pengurus 2012
Association Of Sulawesi Student (ASSET) sekjen 2013
Tapak Suci Putera Muhammadiyah 2007
Aktivitas Pelatihan dan Kegiatan Ilmiah
BasicTraining HMI Cab. Makassar peserta 2009
Intermediate Training HMI Cab. Palopo peserta 2011
Senior Course HMI Cab. Makassar peserta 2011
School Of Hypnotheraphy peserta 2013
Workshop Social Work Cross Culture peserta 2016
Dialog Kebangsaan, Islam Indonesia oleh Jurusan Filsafat Agama UIN SUKA peserta
2015
Seminar Bipolar oleh Psikologi UIN SUKA peserta 2014
International Seminar and Human Right Update oleh SEAHRN peserta 2015
The International Conference On The Right Of People With Disabilities and Promotion
oleh PLD UIN SUKA peserta 2015
Seminar Pribumisasi Pekerjaan Sosial oleh IIS Pascasarjana UIN SUKA peserta 2014
Seminar Development For Welfare Movement oleh FORKOMKASI Regional DIY
peserta 2014
Dialog Interaktif Persoalan disahkanya DIY tentang Gelandangan dan Pegemis oleh PMI
UIN SUKA peserta 2014