terhadap teroris yang mengalami …digilib.uin-suka.ac.id/22918/1/1420010001_bab-i_iv-atau...hal ini...

61
ADVOKASI TERORIS (STUDI STRATEGI ADVOKASI SOCIAL MOVEMENT INSTITUTE TERHADAP TERORIS YANG MENGALAMI STIGMA MERUGIKAN) Oleh: Muh. Syahrur NIM:1420010001 TESIS Diajukan kepada Program Pascasarjana UIN Sunan Kalijaga untuk Memenuhi Salah Satu Syarat guna Memperoleh Gelar Magister dalam Ilmu Sains Program Studi Interdiciplinary Islamic Studies Konsentrasi Pekerja Sosial YOGYAKARTA 2016

Upload: vudang

Post on 14-Mar-2019

219 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: TERHADAP TERORIS YANG MENGALAMI …digilib.uin-suka.ac.id/22918/1/1420010001_BAB-I_IV-atau...Hal ini misalnya nampak dari aksi solidaritas dan lawan teroris yang dilakukan di Bundaran

ADVOKASI TERORIS (STUDI STRATEGI ADVOKASI SOCIAL MOVEMENT INSTITUTE

TERHADAP TERORIS YANG MENGALAMI STIGMA MERUGIKAN)

Oleh: Muh. Syahrur

NIM:1420010001

TESIS

Diajukan kepada Program Pascasarjana UIN Sunan Kalijaga untuk Memenuhi Salah Satu Syarat guna Memperoleh

Gelar Magister dalam Ilmu Sains Program Studi Interdiciplinary Islamic Studies

Konsentrasi Pekerja Sosial

YOGYAKARTA

2016

Page 2: TERHADAP TERORIS YANG MENGALAMI …digilib.uin-suka.ac.id/22918/1/1420010001_BAB-I_IV-atau...Hal ini misalnya nampak dari aksi solidaritas dan lawan teroris yang dilakukan di Bundaran
Page 3: TERHADAP TERORIS YANG MENGALAMI …digilib.uin-suka.ac.id/22918/1/1420010001_BAB-I_IV-atau...Hal ini misalnya nampak dari aksi solidaritas dan lawan teroris yang dilakukan di Bundaran
Page 4: TERHADAP TERORIS YANG MENGALAMI …digilib.uin-suka.ac.id/22918/1/1420010001_BAB-I_IV-atau...Hal ini misalnya nampak dari aksi solidaritas dan lawan teroris yang dilakukan di Bundaran
Page 5: TERHADAP TERORIS YANG MENGALAMI …digilib.uin-suka.ac.id/22918/1/1420010001_BAB-I_IV-atau...Hal ini misalnya nampak dari aksi solidaritas dan lawan teroris yang dilakukan di Bundaran
Page 6: TERHADAP TERORIS YANG MENGALAMI …digilib.uin-suka.ac.id/22918/1/1420010001_BAB-I_IV-atau...Hal ini misalnya nampak dari aksi solidaritas dan lawan teroris yang dilakukan di Bundaran
Global
Typewritten Text
Global
Typewritten Text
Global
Typewritten Text
Global
Typewritten Text
vi
Global
Typewritten Text
Page 7: TERHADAP TERORIS YANG MENGALAMI …digilib.uin-suka.ac.id/22918/1/1420010001_BAB-I_IV-atau...Hal ini misalnya nampak dari aksi solidaritas dan lawan teroris yang dilakukan di Bundaran

vii

PERSEMBAHAN

Kedua Orang Tuaku; Ayahanda Muh. Ramli dan Ibunda Sunarti,

Bapak-Ibu Akhirnya Harapan Kalian Kini Telah Tercapai

Segenap Keluarga, Terima Kasih Telah Mendukung Untuk

Menyelesaikan Studi di Program Interdiciplinary Islamic Studies

Konsentrasi Pekerjaan Sosial Pascasarjana UIN Sunan Kalijaga

Almamater-Ku Program Interdiciplinary Islamic Studies

Konsentrasi Pekerjaan Sosial Pascasarjana UIN Sunan Kalijaga

Page 8: TERHADAP TERORIS YANG MENGALAMI …digilib.uin-suka.ac.id/22918/1/1420010001_BAB-I_IV-atau...Hal ini misalnya nampak dari aksi solidaritas dan lawan teroris yang dilakukan di Bundaran

viii

MOTTO

SADDA MAPPABBATI’ ADA / BUNYI MEWUJUDKAN KATA

ADA MAPPABBATI’ GAU / KATA MEWUJUDKAN PERBUATAN

GAU’ MAPPABBATI’ TAU / PERBUATAN MEWUJUDKAN MANUSIA

( Mattulada, Latoa, Satu Lukisan Analitis Terhadap Antropologi Politik

Orang Bugis, Yogyakarta: UGM Press, 1985. Hlm. 09)

“GANDRUNG-GANDRUNG ING LELURUNG ANDULU GELUNG

KEKENDON, KERIS PARUNG TANPA KARYA, EDOLEN TUKOKNA

ULENG-ULENG CAMPUR BAUR”.

“JATUH CINTA MENJADI SATU-SATUNYA KEREPOTAN, KERIS SENJATA

TAK BERGUNA, JUALLAH BELIKAN MAKANAN CAMPUR BAUR”.

(Hadiwijaya, Filsafat Jawa:Ajaran Luhur Warisan Leluhur, Yogyakarta:

Gelombang Pasang, 2005. Hlm. 28)

“AKU TIDAK PERCAYA BAHWA APA

YANG KUKATAKAN SUDAH MERUPAKAN

KEBENARAN FINAL.

APA YANG KUKEMUKAKAN SEKARANG

MUNGKIN SAJA BESOK AKAN

KURALAT ATAU KUSEMPURNAKAN”.

(Ali Syariati, Melawan Hegemoni Barat, Yogyakarta: Rausyanfikr, 2013.

Hlm. xiii)

Page 9: TERHADAP TERORIS YANG MENGALAMI …digilib.uin-suka.ac.id/22918/1/1420010001_BAB-I_IV-atau...Hal ini misalnya nampak dari aksi solidaritas dan lawan teroris yang dilakukan di Bundaran

ix

ABSTRAK

Persoalan terorisme di Indonesia mulai muncul kepermukaan

ketika terjadi peristiwa bom Bali I pada tanggal 12 Oktober 2002 yang

menghancurkan Paddy’s Cafe dan Sari Club Denpasar Bali yang

menewaskan 184 orang termasuk warga negara asing. Setelah itu berbagai

peristiwa teror serupa terjadi, yaitu JW. Marriot di Kuningan Jakarta yang

dikenal dengan Bom Kuningan 9 September 2009, berbagai bom yang

meledak di beberapa Gereja, bom di kedutaan besar Australia serta

Jimbaran Bali yang dikenal dengan bom Bali II dan yang terakhir di

Sarina, MH.Thamrin. Berbagai aksi peledakan bom yang dilakukan para

teroris mengakibatkan keresahan di masyarakat sehingga terjadi berbagai

bentuk penolakan terhadap teroris. Hal ini misalnya nampak dari aksi

solidaritas dan lawan teroris yang dilakukan di Bundaran HI, Jakarta,

gerakan bersama bersatu melawan terorisme di lapangan alun-alun Tegal,

aksi kami tidak takut terhadap teroris yang dilakukan pemerintah dan

masyarakat Tana Toraja, serta penolakan jenazah teroris untuk

dimakamkan di kampung halamanya. Dengan demikian teroris juga

mendapat reaksi keras, baik dari masyarakat dan juga aparat yang

mengarah pada ketidakadilan di lapas ataupun luar lapas. Bedasarkan latar

belakang tersebut Lembaga Social Movement Institut (SMI), sebuah

Lembaga Swadaya Masyarakat tergerak untuk melakukan advokasi

terhadap para teroris. Penelitian ini berusaha menjawab strategi advokasi

mereka, serta faktor penghambat dan pendukung advokasi terhadap para

teroris.Untuk menjawab rumusan masalah tersebut, peneliti menggunakan

metode penelitian dengan wawancara kepada semua pengurus SMI dan

tiga teroris. Selain itu peneliti memeriksa dokumen berupa foto-foto

ketidakadilan yang didapat para teroris dan observasi ketika kunjungan ke

Semarang. Penelitian ini menemukan bahwa strategi advokasi di SMI

menggunakan litigasi dan non litigasi. Strategi litigasi berupa pengkajian

pasal-pasal yang dianggap sebagai sumber perlakuan ketidakadilan

terhadap teroris, sebagai broker dengan Tim Pengacara Muslim,

sedangkan strategi non-litigasi berupa pendampingan keluarga yang di

luar, baik bidang ekonomi ataupun sosial. SMI tidak mendampingi di

bidang ideologi/akidah. Faktor pendukung SMI dalam melakukan

advokasi terhadap teroris dengan kepercayaan dan keterbukaan sedangkan

faktor penghambat ialah adanya kecurigaan aparat dan konflik sesama

teroris terkait dengan dukungan terhadap ISIS.

Kata Kunci: Strategi Advokasi, Teroris, Litigasi dan Non-Litigasi

Page 10: TERHADAP TERORIS YANG MENGALAMI …digilib.uin-suka.ac.id/22918/1/1420010001_BAB-I_IV-atau...Hal ini misalnya nampak dari aksi solidaritas dan lawan teroris yang dilakukan di Bundaran

x

KATA PENGANTAR

Segala puji syukur kehadirat Allah SWT, Tuhan semesta alam yang selalu

memberikan perlindungan dan pertolongan dalam menunujukkan jalan

kemudahan serta telah melimpahkan nikmat kekuatan fisik, spiritual sehingga

penulis dapat menyelesaikan tugas akhir ini. Dengan ridho-Nya penulis banyak

mendapatkan hal-hal yang baru, baik berupa pengetahuan dan pengalaman selama

melakukan penelitian dan menuangkannya berbentuk tesis yang berjudul Strategi

Advokasi Teroris (Studi Strategi Advokasi Social Movement Institute Terhadap

Teroris Yang Mengalami Stigma Merugikan) . Tanpa semua nikmat-Nya, tentu

penyusunan ini tidak akan pernah selesai, sebab hanya ridha-Nya setiap kesulitan

hidup di muka bumi dalam berbagai dimensinya akan dapat ditemukan solusinya.

Sholawat serta salam kita panjatkan kejunjungan kita Nabi Agung

Muhammad SAW dan Ahlulbaitnya, sebagai penuntun terbaik bagi umatnya

dalam mencari ridho Allah SWT untuk mencapai kebahagian dunia dan akhirat.

Penulis sadar dalam penyusunan tesis ini tidak terlepas berkat bantuan

bimbingan dan dorongan dari berbagai pihak, baik material maupun spiritual yang

merupakan andil yang tidak ternilai bagi penyelesaian tesis ini. Oleh karena

penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada :

1. Bapak Prof. Drs. KH. Yudian Wahyudi, Ph.D., selaku Rektor UIN Sunan

Kalijaga Yogyakarta.

2. Bapak Prof. Noorhaidi, M.A.,M.Phil., Ph.D., selaku direktur Pascasarjana

UIN Sunan Kalijaga, Yogyakarta.

Page 11: TERHADAP TERORIS YANG MENGALAMI …digilib.uin-suka.ac.id/22918/1/1420010001_BAB-I_IV-atau...Hal ini misalnya nampak dari aksi solidaritas dan lawan teroris yang dilakukan di Bundaran

xi

3. Bapak Dr. Pajar Hatma Indra Jaya, M.Si, selaku pembimbing dengan sabar

memberikan arahan, bimbingan, ide dan gagasan serta solusi yang terbaik

kepada penulis demi kesempurnaan penulisan tesis ini.

4. Ibu Ro’fah,BSW,.M.A., Ph.D selaku ketua prodi Interdiciplinary Islamic

Studies dengan sabar memberikan arahan dan bimbingan selama studi.

5. Seluruh dosen IIS Konsentrasi Pekerjaan Pascasarjana UIN Sunan

Kalijaga Yogyakarta, sehingga penulis memperoleh banyak pengetahuan

dan ilmu yang bermnfaat yang menunjang studi penulis.

6. Mas Eko Prasetyo Selaku Direktur Social Movement Institute Yogyakarta,

yang telah banyak membantu penulis selama penelitian.

7. Ketua bidang Advokasi Social Movement Institute yang telah banyak

memberikan informasi dalam proses penelitian

8. Segenap pengurus harian Social Movement Institute, bang Melky, Andika,

dan Asman Abdullah, terima kasih dukungan dan motivasi yang tidak bisa

terlupakan diberikan pada penulis.

9. Ikhwan-ikhwan eks-teroris yang telah memberikan waktu luangnya

kepada peneliti selama melakukan penelitian dilapangan.

10. Kedua orang tua ku tercinta Bapak Muh Ramli dan Ibu Sunarti yang tanpa

lelah dengan tulus ikhlas dan penuh kasih sayang memberikan dukungan

moril maupun materil hingga penyelesaian studi. Serta kakakku Surianti

dan adik-adikku Saiful Furqan dan Munziruddin.

11. Seluruh teman-teman seperjuangan IIS Konsentrasi Pekerjaan Sosial yang

telah banyak memberikan pengetahuan baru selam menempuh kuliah.

Page 12: TERHADAP TERORIS YANG MENGALAMI …digilib.uin-suka.ac.id/22918/1/1420010001_BAB-I_IV-atau...Hal ini misalnya nampak dari aksi solidaritas dan lawan teroris yang dilakukan di Bundaran
Page 13: TERHADAP TERORIS YANG MENGALAMI …digilib.uin-suka.ac.id/22918/1/1420010001_BAB-I_IV-atau...Hal ini misalnya nampak dari aksi solidaritas dan lawan teroris yang dilakukan di Bundaran

xiii

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL .................................................................................. i

PERNYATAAN KEASLIAN ..................................................................... ii

PERNYATAAN BEBAS PLAGIASI ........................................................ iii

PENGESAHAN .......................................................................................... iv

PERSETUJUAN TIM PENGUJI .............................................................. v

NOTA DINAS PEMBIMBING .................................................................. vi

PERSEMBAHAN ....................................................................................... vii

MOTTO ...................................................................................................... viii

ABSTRAK .................................................................................................. ix

KATA PENGANTAR ................................................................................ x

DAFTAR ISI ............................................................................................... xiii

BAB I PENDAHULUAN .................................................................. 1

A. Latar Belakang Masalah ...................................................... 1

B. Rumusan Masalah ............................................................... 5

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian ............................................. 5

D. Kajian Pustaka ..................................................................... 6

E. Metodologi Penelitian ......................................................... 11

F. Sistematika Pembahasan ...................................................... 25

BAB II KERANGKA TEORI............................................................. 27

A. Strategi Advokasi ............................................................... 27

1. Definisi Advokasi.................................................. ......... 27

2. Tujuan Advokasi................................................... ......... 36

3. Unsur-Unsur Pokok Advokasi.............................. .......... 37

B. Pengantar Sejarah Terorisme ............................................. 44

1. Sejarah Terorisme.................................................. ......... 44

2. Pengertian terorisme............................................... ........ 45

3. Karakteristik Terorisme.......................................... ........ 49

4. Bentuk-Bentuk teror............................................... ........ 51

5. Motivasi Tindakan Teroris..................................... ......... 56

6. Sasaran Teroris....................................................... ........ 59

Page 14: TERHADAP TERORIS YANG MENGALAMI …digilib.uin-suka.ac.id/22918/1/1420010001_BAB-I_IV-atau...Hal ini misalnya nampak dari aksi solidaritas dan lawan teroris yang dilakukan di Bundaran

xiv

BAB III GAMBARAN UMUM SOCIAL MOVEMENT

INSTITUTE ............................................................................ 62

A. Pendahuluan ........................................................................ 62

B. Sejarah Lahirnya Social Movement Institute ....................... 64

C. Visi dan Misi Social Movement Institute............................... 66

D. Struktur Organisasi Social Movement Institute.............. ....... 67

E. Program Social Movement Institute....................................... 71

F. Sumber Dana Organisasi.................................................. ...... 73

BAB IV STRATEGI ADVOKASI SOCIAL MOVEMENT

INSTITUTE TERHADAP TERORIS YANG

MENGALAMI STIGMA MERUGIKAN............................. 74

A. Pendahuluan..................................................................... 74

B. Gambaran Kasus Yang Dialami Klien Social Movement

Institute............................................................................. 75

1. Kasus ABB.......................................................... .............. 75

2. Kasus AT........................................................................... 78

3. Kasus SP.............................................................. ............. 79

4. Kasus Y................................................................ ............. 79

C. Proses Interaksi Social Movement Institute dalam Advokasi

Teroris.......................................................... ......................... 81

1. Membangun Kepercayaan................................................. 81

2. Interaksi Yang Terjangkau................................ ................ 82

3. Keterbukaan....................................................... ............... 83

D. Tujuan Advokasi.................................................................... 84

E. Sasaran Advokasi................................................................... 85

F. Strategi Advokasi Social Movement Institute Terhadap

Teroris.................................................................................... 85

1. Strategi Litigasi................................................... .............. 87

a. Sebagai Broker........................................ ..................... 87

b. Melakukan Pendataan Pasal-Pasal Yang Melanggar

HAM............................................................................. 87

2. Strategi Non Litigasi.......................................... ............... 93

a. Diskusi dan Training Advokasi Ummat........ ............... 93

b. Pembentukan Forum Advokasi Ummat....... ................ 95

c. Advokasi Keluarga Teroris dan Eks-Teroris. ............... 96

d. Pendampingan Teroris di Lembaga

Pemasyarakatan............................................................ 99

e. Publikasi........................................................ ............... 101

f. Membangun Koalisi...................................... ............... 103

g. Lobi............................................................... ............... 104

h. Pandanaan..................................................................... 104

Page 15: TERHADAP TERORIS YANG MENGALAMI …digilib.uin-suka.ac.id/22918/1/1420010001_BAB-I_IV-atau...Hal ini misalnya nampak dari aksi solidaritas dan lawan teroris yang dilakukan di Bundaran

xv

G. Faktor Pandukung dan Penghambat dalam Melakukan

Advokasi Terhadap Teroris Yang Mengalami Stigma

Merugikan............................................................................. 106

a. Faktor Pendukung................................................ ......... 106

b. Faktor Penghambat.............................................. ......... 106

H. Hasil Advokasi Teroris Social Movement Institute

Terhadap Teroris Yang Mengalami Stigma

Merugikan.............................................................................. 108

I. Refleksi Teoritis Advokasi Social Movement Institute

Terhadap Teroris Yang Mengalami Stigma Merugikan........ 109

BAB V PENUTUP ...................................................................................... 114

A. Kesimpulan ......................................................................... 114

B. Saran ................................................................................... 115

C. Impikasi Penelitian............................................................. .... 117

D. Penutup.............................................................................. ..... 117

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN-LAMPIRAN

RIWAYAT HIDUP

Page 16: TERHADAP TERORIS YANG MENGALAMI …digilib.uin-suka.ac.id/22918/1/1420010001_BAB-I_IV-atau...Hal ini misalnya nampak dari aksi solidaritas dan lawan teroris yang dilakukan di Bundaran

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Peristiwa 11 September 2001 di Amerika Serikat telah menggiring

khalayak luas mempunyai pemikiran bahwa terorisme atau aksi teror

identik dengan agama Islam. Kelompok Islam fundamentalis identik

dengan kelompok Islam di Solo1 yang merupakan basis terbesar pelaku

teroris dibandingkan daerah lain yang ada di Indonesia, wacana ini salah

satunya di pengaruhi pemberitaan di media massa2. Media Kompas

misalnya, melekatkan stigma terorisme pada Islam melalui tiga cara:

abonations of the body (ciri fisik, misal:jenggot, gamis, cadar), blemishes

of individual character (misal: pemuka agama sebagai teroris), dan tribal

stigmas (misal: Jawa Tengah disebut daerah teroris) 3.

Persoalan terorisme di Indonesia muncul kepermukaan ketika

terjadi peristiwa bom Bali I4 pada tanggal 12 Oktober 2002 yang

menghancurkan Paddy’s Cafe dan Sari Club Denpasar Bali yang

1Lebih Jelasnya Lihat Penelitian Fajar Purwawidada“Jaringan Teroris Solo Dan

Implikasinya Terhadap Keamanan Wilayah Serta Strategi Penanggulanganya (Studi Wilayah

Solo,Jawa Tengah)”.(Yogyakarta: Pascasarjana UGM Program Studi Ketahanan Nasional,2014). Lihat juga, PERTA Jurnal Komunikasi Perguruan Tinggi, Indonesia Pasca Serangan Teroris ke

WTC,Vol. IV, No. 02. Tahun. 2001, hlm. 56. 2Misal David Schanzer (Direktur Penanganan Terorisme dan Keamanan Dalam Negeri

Inggris. Mengatakan bahwa, jangan pernah menghubungkan agama tertentu dengan aksi terorisme

yang semakin meningkat hari ini. Lebih lanjut lihat Islam Bukan Teroris, Tapi Agama Cinta

Damai, Republika,co.id, di akses tanggal 23 November 2015. 3Mubarok,Stigmatisasi Pemberitaan Terorisme Di Media Massa (Jurnal Tesis

Pascasarjana Undip), ejournal.undip.ac.id/index.php/interaksi/article/view/4443/4053. 4 Pelaku Bom Bali 1 melibatkan nama seperti Imam Samudera, Amrozi, dan Ali Gufron,

dalam http://www.beritasatu.com/hukum/38412, diakses tanggal 20 Desember 2015.

Page 17: TERHADAP TERORIS YANG MENGALAMI …digilib.uin-suka.ac.id/22918/1/1420010001_BAB-I_IV-atau...Hal ini misalnya nampak dari aksi solidaritas dan lawan teroris yang dilakukan di Bundaran

2

menewaskan 184 jiwa termasuk warga negara asing. Selain itu berbagai

peristiwa teror serupa terjadi, yaitu JW. Marriot di Kuningan Jakarta yang

dikenal dengan Bom Kuningan5 9 September 2009, berbagai bom yang

meledak di beberapa gereja dan kedutaan besar Australia serta Jimbaran

Bali yang dikenal dengan bom Bali II6. Bom dalam bentuk paket atau

buku7. Peritiwa teror bom terakhir meledak di Starbuck Coffe dan Pos

Polisi yang dikenal dengan bom MH Thamrin Jakarta.8.

Berbagai aksi peledakan bom yang dilakukan para teroris

mengakibatkan keresahan di masyarakat, hal itu direspon oleh masyarakat

dengan penolakan terhadap pelaku atau yang dituduh sebagai pelaku

teroror. Misalnya, aksi solidaritas dan lawan teroris yang dilakukan di

Bundaran Timika, Papua9 gerakan bersama bersatu melawan terorisme

dilapangan alun-alun Tegal,10

aksi kami tidak takut terhadap teroris yang

dilakukan pemerintah dan masyarakat Tana Toraja,11

serta penolakan

masyarakat terhadap jenazah teroris untuk dimakamkan di kampung

5 Lebih jelasnya lihat “pelaku teroris tahu persis sasaranya” dalam

http://nasional.news.viva.co.id/news/read/76685, diakses tanggal 20 Desember 2015. 6 Bom Bali dua terjadi 1 Oktober 2005, lihat “ pelaku bOM Bali 2005 diganjar 15 tahun

penjara” dalam http://www.antaranews.com/berita/42263/, diakses tanggal 23 Desember 2015. 7 Bom buku yang terjadi di kantor berita radio (KBR) 68 H di jalan Utan Kayu nomor 68

H, Matraman Jakarta Timur yang mengakibatkan hancurnya tangan korban dari anggota Batalyon Aptria lihat, “tak trauma polisi yang telapak tanganya hancur karena bom buku” dalam

http://kabarinews.com, diakses tanggal 23 Desember 2015. 8Lihat, “ayah pelaku bom Thamrin minta maaf kepada rakyat Indonesia” dalam

http://megapolitan.kompas.com/read/2016/01/28/18095851/, diakses tanggal 20 Desember 2015. 9Lebih lanjut lihat, “akasi solidaritas penolakan dan lawan teroris di bundaran Timika

Papua” dalam http://pwrionline.com/, diakses tanggal 20 Desember 2015. 10 Lihat,”tolak teroris,dprd dukung gerakan kami tidak takut” dalam http://dprd-

tegalkota.go.id/index.php/news/1235, diakses tanggal 20 Desember 2015. 11 Lihat, “ratusan masyarakat Toraja kutuk terorisme” dalam

http://www.palopopos.co.id/toraja/item/12195.html, diakses tanggal 18 Desember 2015.

Page 18: TERHADAP TERORIS YANG MENGALAMI …digilib.uin-suka.ac.id/22918/1/1420010001_BAB-I_IV-atau...Hal ini misalnya nampak dari aksi solidaritas dan lawan teroris yang dilakukan di Bundaran

3

halamanya.12

Tindakan keras terhadap pelaku teror ataupun tersangka

teroris punya peluang besar dilakukan oleh aparat. Terakhir, konteroversi

terkait matinya Siyono di Klaten.

Social Movement Institute merupakan organisasi gerakan

masyarakat sipil yang berfokus pada pemenuhan hak asasi manusia dalam

bentuk gerakan advokasi masyarakat mustad’afin13

, atas nama

kepentingan kelompok atau seorang individu yang mengalami ketiakadilan

di masyarakat. Social Movement Institute mewakili berbagai kepentingan

untuk menangani kasus mereka agar mendapatkan keadilan. Social

movement institute adalah organisasi yang berjuang mengadvokasi

masyarakat yang mengalami diskriminasi.

Bila melihat landasan ideal berdirinya14

, berangkat dari

kekecewaan pada keaadaan sosial masyarakat yang mengalami

ketimpangan dari segi hukum, sosial, ekonomi, budaya, dan politik.

Beberapa pendampingan yang dilakukan Social Movement Institute

diantaranya ialah Melakukan Advokasi buruh di Sragen tentang PHK

buruh secara sepihak oleh perusahaan tekstil. Advokasi masyarakat

12Lihat, “warga tolak jenazah terduga teroris, anggota dewan beri pemahaman ” dalam

http://www.pikiran-rakyat.com/jawa-barat/2016/01/16/357342/, diakses tanggal 20 Desember

2015. 13Dalam bahasa Ali syari’ati Mustadafien adalah orang-orang yang mengalami

ketertindasan atau tidak berdaya. Lebih jelasnya lihat penjelasan Ali Syariati mengenai Mustadafin

dalam pemimpin Mustadafin: Sejarah Panjang Perjuangan Melawan Penindasan dan Kezaliman,

(Muthaharri Paperback:Bandung, 2001). Lihat juga

http://www.republika.co.id/berita/ensiklopedia-islam/khazanah/09/08/26/71936-ali-syariati-

simbol-kaum-muda-iran-abad-20. Bandingkan dengan M. Amin Abdullah dalam Jurnal Sosiologi

Reflektif, Paradigma Keilmuan UIN Sunan Kalijaga: Interratif Interkonektif. Program Studi

Sosiologi Fakutlas Ilmu Sosial dan Humaniora Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga

Yogyakarta, Vol. 1, No. 1 Oktober 2006, hlm. 26. 14Social Movement Institute Berdiri Sejak Tahun 2012 Yang Diprakarsai Oleh, JJ.

Rizal,Agung Saputra, Said Tuhuleley, R. Herlamanbang, Eko Prasetyo.

Page 19: TERHADAP TERORIS YANG MENGALAMI …digilib.uin-suka.ac.id/22918/1/1420010001_BAB-I_IV-atau...Hal ini misalnya nampak dari aksi solidaritas dan lawan teroris yang dilakukan di Bundaran

4

Sosrokusuman tentang pemagaran lahan akses jalan warga oleh pihak

manajemen hotel Ibis15

. Advokasi teroris di lembaga pemasyarakatan Pasir

Putih Nusakambangan dan Semarang.

Peneliti tertarik pada kegiatan advokasi yang terakhir karena kajian

advokasi terhadap para teroris tidak banyak diteliti dan para teroris

bukanlah individu yang memiliki tipe kepribadian khusus atau

menyandang kelainan jiwa, bukan psikopat ataupun psikotik. Hal ini

menjelaskan bahwa narapidana teroris merupakan individu yang sadar dan

mampu mempertanggungjawabkan tindakanya.

Oleh karena itu, tingkat radikalisme narapidana teroris sangat

terkait dengan persepsi atas keyakinan atau ideologinya, sehingga

memiliki peluang untuk dapat dikurangi atau diminimalisasi secara

berlahan melalui perlakuan manusiawi, yaitu memenuhi hak-haknya,

memperhatikan harga dirinya, sekaligus menjaga keluarganya16

. Dengan

adanya advokasi terhadap teroris diharapkan dapat menegakkan hukum

tanpa harus dilakukan dengan cara melanggar hukum.

15Wawancara dengan MH Pada Tanggal 29 September 2015. 16

Saronto, Pelaksanaan Program Rehabilitasi Melalui Proses Deradikalisasi Bagi Pelaku

Terorisme Menurut Undang-Undung Republik Indonesia Nomor 5 Tahun 2012 Tentang

Pengesahan Asean Convention On Counter Terrorism, (Yogyakatra: Pascasarjana UGM Program

Magister Ilmu Hukum, 2014), hlm. 03.

Page 20: TERHADAP TERORIS YANG MENGALAMI …digilib.uin-suka.ac.id/22918/1/1420010001_BAB-I_IV-atau...Hal ini misalnya nampak dari aksi solidaritas dan lawan teroris yang dilakukan di Bundaran

5

B. Rumusan Masalah

Berpijak pada deskripsi latar belakang masalah di atas, maka

penelitian ini dipandang perlu dilakukakn untuk mengetahui:

1. Bagaimana strategi advokasi yang dilakukan Social

Movement Institute terhadap teroris yang mengalami stigma

merugikan?

2. Apa saja faktor pendukung dan penghambat Social

Movement Institute dalam melakukan advokasi teroris yang

mengalami stigma merugikan?

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian

1. Tujuan Penelitian

Adapun tujuan penelitian ini, yaitu:

a. Untuk mengetahui bagaimana strategi advokasi yang dilakukan

Social Movement Institute terhadap teroris yang mengalami stigma

merugikan.

b. Untuk mengetahui apa saja faktor pendukung dan penghambat

Social Movement Institute dalam melakukan advokasi dan

bagaimana cara menanganinya.

2. Hasil Penelitian ini diharapkan memberikan manfaat sebagai berikut:

a. Manfaat Teoritis

1) Hasil penelitian ini, diharapkan dapat memberikan

sumbangan yang berharga dalam khazanah ilmu

Page 21: TERHADAP TERORIS YANG MENGALAMI …digilib.uin-suka.ac.id/22918/1/1420010001_BAB-I_IV-atau...Hal ini misalnya nampak dari aksi solidaritas dan lawan teroris yang dilakukan di Bundaran

6

pengetahuan dalam bidang sosial pada umumnya, dan di

bidang strategi advokasi pada khusunya.

2) Hasil penelitian ini, diharapkan mampu memotivasi peneliti

lain untuk mengadakan penelitian lebih lanjut tentang hal-hal

yang belum terungkap dalam penelitian ini sebagai bahan

pembanding, dan dapat bermanfaat untuk mengetahui lebih

jauh lagi tentang strategi advokasi teroris yang dilakukan

Social Movemnt Institute.

b. Manfaat praktis

1) Pemerintah

Hasil penelitian ini, dapat berguna bagi pemerintah

setempat tentang startegi advokasi teroris yang mengalami

stigma merugikan yang dilakukan Social Movement Institute.

dan memberikan gambaran kehidupan teroris yang ter stigma.

2) Social Monvement Institute

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan

masukan terhadap Social Movement Institute dalam

melakukan strategi advokasi teroris.

D. Kajian Pustaka

Telah terdapat beberapa literatur yang mengkaji mengenai

penelitian ini, baik dalam bentuk penenelitian maupun buku, diantaranya

yaitu:

Page 22: TERHADAP TERORIS YANG MENGALAMI …digilib.uin-suka.ac.id/22918/1/1420010001_BAB-I_IV-atau...Hal ini misalnya nampak dari aksi solidaritas dan lawan teroris yang dilakukan di Bundaran

7

1. Bahan berupa buku yang terdiri dari bahan-bahan terkait dengan

Advokasi dan terorisme.

a. Dokumen-dokumen tentang strategi advokasi Social Movement

Institute terhadap teroris.

b. Buku karya Robert L. Scheider, Advokasi Pekerjaan Sosial

kerangka baru untuk bertindak. Jakarta: Pustaka Societa, 2008.

c. Buku karya Ritu R. Sharma Pengantar Advokasi Panduan dan

Latihan, Jakarta: Yayasan Obor Indonesia, 2004.

d. Buku karya Hasrul Hanif & Rachmad Gustomy Advokasi Berbasis

Jejaring, Yogyakarta: Fisipol UGM, 2010.

e. Buku karya Ihsan Ali Fauzi dan Saiful Mujani Gerakan Kebebasan

Sipil Studi dan advokasi kritis atas perda syariah, Yogyakarta:

Nalar, 2009.

f. Buku karya Zulfi Mubaraq, Tafsir Jihad Menyingkap Tabir

Fenomena Terorisme Global, Malang: UIN-MALIKI Press, 2011.

g. Buku karya Abdul Wahid, Kejahatan Terorisme Persfektif Agama,

HAM dan Hukum, Bandung: Refika Aditama, 2004.

h. Buku karya Sukawarsini Djelantik, Terorisme: Tinjauan psiko-

Politis, Peran Media, Kemiskinan, dan Keamanan

nasional.Jakarta: Yayasan Obor Ondonesia, 2010.

i. Buku karya A.M. Hendropriyono, Terorisme fundamentalis

kristen, Yahudi, Islam, Jakarta: Kompas, 2009.

Page 23: TERHADAP TERORIS YANG MENGALAMI …digilib.uin-suka.ac.id/22918/1/1420010001_BAB-I_IV-atau...Hal ini misalnya nampak dari aksi solidaritas dan lawan teroris yang dilakukan di Bundaran

8

j. Buku karya Moch. Faisal, Motivasi Tindakan Terorisme. CV.

Mandar Maju: Bandung, 2005.

k. Buku karya Ahmad Norma Permata, Agama dan

Terorisme.Surakarta: MUP-UMS, 2006.

l. Buku karya Noam Chomsky, Menguak Tabir Terorisme

international, Jakarta: Mizan, 1991.

m. Buku karya Marthen Luther Djari, Terorisme dan TNI, Jakarta:

CMB Press, 2013.

2. Bahan hasil penelitian yang memberikan penjelasan mengenai

bahan primer

Hasil Penelitian yang berkaitan dengan permasalahan:

Pertama, penelitian Ismal Adila17

Mengenai Media Dan

Pemberitaan Terorisme (Analisis Framing Pemberitaan Terorisme Di

Indonesia Pada Surat Kabar Kompas Edisi Tahun 2010),

membicarakan mengenai fenomena terorisme meliputi pemboman,dan

ancaman teror dalam sajian utama media harian kompas. Dalam

penelitianya, dikatakan bahwa Kompas sebagai media cetak yang

menampilkan berbagai kegiatan tentang isu terorisme, serta

keberpihakan kompas kepada pemerintah yang sedang berkuasa

khusunya POLRI dalam memberantas jaringan terorisme.

17

Ismal Adila, Mengenai Media Dan Pemberitaan Terorisme (Analisis Framing

Pemberitaan Terorisme Di Indonesia Pada Surat Kabar Kompas Edisi Tahun 2010), (Yogyakarta:

Pascasarjana Fisipol UGM, 2011).

Page 24: TERHADAP TERORIS YANG MENGALAMI …digilib.uin-suka.ac.id/22918/1/1420010001_BAB-I_IV-atau...Hal ini misalnya nampak dari aksi solidaritas dan lawan teroris yang dilakukan di Bundaran

9

Kedua, penelitian Untung Widagyo18

Sikap Masyarakat

Terhadap Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2003 Tentang

Pemberantasan Terorisme Dan Implikasinya Bagi Ketahanan

Wilayah (Studi Di Kota Surakarta). Temuan dalam penelitian

menunjukkan bahwa sejak peristiwa ledakan bom di WTC Amerika

serikat dan peristiwa peledakan bom Bali, masyarakat Surakarta

semakin mengenal istilah terorisme. Mereka pada umumnya bersikap

menyambut baik langkah-langkah kebijakan yang ditempuh oleh

pemerintah dalam usaha pencegahan dan penanggulanga kejahatan

terorisme terkait dengan penerapat undang-undang tersebut.

Ketiga, penelitian Fajar Purwawidada19

Jaringan Teroris Solo

Dan Implikasinya Terhadap Keamanan Wilayah Serta Strategi

Penanggulanganya (Studi Wilayah Solo,Jawa Tengah). Dalam

penelitianya menjelaskan bagaimana proses pembentukan jaringan

teroris Solo yang berawal dari pengaruh gerakan Darul Islam yang

didirikan Sekarmadji Maridjan Kartosuwirjo di Jawa Barat.

Penyebab terjadinya aksi terorisme karena adanya masalah atau

konflik politik, masalah politik tersebut dapat berupa; kesenjangan

sosial, ketidak adilan, tindakan semena-mena, pelanggaran hak asasi

manusia dan tersumbatnya saluran untuk menyampaikan pendapat

18

Untung Widagyo, Sikap Masyarakat Terhadap Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2003

Tentang Pemberantasan Terorisme Dan Implikasinya Bagi Ketahanan Wilayah (Studi Di Kota

Surakarta), (Yogyakarta: Pascasarjana UGM Program Studi Ketahanan Nasional, 2005). 19

Fajar Purwawidada,Jaringan Teroris Solo Dan Implikasinya Terhadap Keamanan

Wilayah Serta Strategi Penanggulanganya (Studi Wilayah Solo,Jawa Tengah). (Yogyakarta:

Pascasarjana UGM Program Studi Ketahanan Nasional, 2014).

Page 25: TERHADAP TERORIS YANG MENGALAMI …digilib.uin-suka.ac.id/22918/1/1420010001_BAB-I_IV-atau...Hal ini misalnya nampak dari aksi solidaritas dan lawan teroris yang dilakukan di Bundaran

10

terhadap pemegang kekuasaan. Sehingga dengan adanya masalah

tersebut dan tidak adanya jalan keluar secara formal, maka seseorang

akan berupaya melakukan cara lain untuk melakukan perlawanan

dengan melakukan aksi-aksi terorisme atau kekerasan terhadap orang,

negara atau penguasa yang dianggap sebagai penyebab masalah

tersebut.

Jurnal-jurnal hasil penelitian:

a) M. Amin Abdullah, Paradigma Keilmuan UIN Sunan Kalijaga:

Interratif Interkonektif. Program Studi Sosiologi Fakutlas Ilmu

Sosial dan Humaniora Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga

Yogyakarta, Jurnal Sosiologi Reflektif, Vol. 1, No. 1 Oktober

2006.

b) Ayatullah Syaikh Muhammad Ali Taskiri, Defenisi Terorisme ,

Ditejemahkan Oleh Hikmat Danujaya dari “The Defenition Of

Terrorism” dalam Al-Tawhid, No. 1/Vol.V, Muharram 1408

AH/1987, Al-Huda, Jurnal Kajian Ilmu-Ilmu Islam, Vol. II No. 6,

2002.

c) Zuly Qadir Terorisme, Agama dan Keamanan, Jurnal Dialog

Kebijakan Publik, Departemen Komnikasi dan Informatika, Edisi

8, vol III, Tahun 2009.

d) Nunung Prajarto Terorisme dan Media Massa: Debat Keterlibatan

Media, Jurnal Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Vol.8, No. 1, Juli

2004.

Page 26: TERHADAP TERORIS YANG MENGALAMI …digilib.uin-suka.ac.id/22918/1/1420010001_BAB-I_IV-atau...Hal ini misalnya nampak dari aksi solidaritas dan lawan teroris yang dilakukan di Bundaran

11

e) PERTA Jurnal Komunikasi Perguruan Tinggi, Indonesia Pasca

Serangan Teroris ke WTC,Vol. IV, No. 02. Tahun. 2001.

f) Psikoislamika, Jurnal Psikologi Islam, Lembaga Penelitian

Pengembangan Psikologi dan Keislaman (LP3K) Fakultas

Psikologi Universitas islam Negeri Malang,volume 7, Nomor 1,

Tahun 2010.

E. Metodologi Penelitian

1. Jenis Penelitian

Jenis penelitian ini adalah penelitian dengan metode deskriptif

kualitatif, penelitian deskriptif adalah suatu metode dalam meneliti

status kelompok manusia, suatu obyek, suatu set kondisi, suatu sistem

pemikiran, ataupun suatu kelas peristiwa pada masa sekarang. Tujuan

dari penelitian deskriptif ini adalah untuk membuat deskripsi,

gambaran atau lukisan secara sistematis, faktual dan akurat mengenai

fakta-fakta, sifat-sifat serta hubungan antara fenomena yang

diselidiki20

yang bersifat Kualitatif.

Menurut Lexi J. Moleong21

, penelitian kualitatif adalah upaya

untuk menyajikan dunia sosial, dan persfektifnya di dalam dunia, dari

segi konsep, perilaku, persepsi, dan persoalan tentang manusia yang

diteliti. Penelitian kualitatif berakar pada latarbelakang alamiah

sebagai keutuhan, mengandalkan manusia sebagai alat penelitian,

memanfaatkan metode kualitatif, mengadakan analisis data induktif,

20

Moh Nazir, Metode Penelitian, (Bogor:Galia Indonesia,2005), hlm. 54. 21Lexy J. Moleong, Metodologi Penelitian Kualitatif, Edisi Revisi, (Bandung: Remaja

Rosda Karya, 2009), hlm. 6.

Page 27: TERHADAP TERORIS YANG MENGALAMI …digilib.uin-suka.ac.id/22918/1/1420010001_BAB-I_IV-atau...Hal ini misalnya nampak dari aksi solidaritas dan lawan teroris yang dilakukan di Bundaran

12

mengarahkan sasaran penelitian pada usaha menemukan teori dari

dasar, deskriptif lebih mementingkan proses daripada hasil,

membatasi studi dengan fokus memiliki seperangkat kriteria untuk

memeriksa keabsahan data, rancangan penelitianya bersifat sementara

dan hasil penelitianya disepakati oleh kedua belah pihak, penelitia dan

subjek penelitian.22

2. Sumber Data

Sumber data dalam penelitian ini dipilih secara purposive

bertujuan sebagai teknik pengambilan sumber data dengan

pertimbangan tertentu. Pertimbangan tertentu yaitu, orang tersebut

dianggap lebih tahu tentang apa yang kita harapkan atau mungkin dia

sebagai penguasa, sehingga akan memudahkan penelitian menjelajahi

obyek /situasi sosial yang akan di teliti. Direktur Social Movement

Institute, bidang Advokasi, bidang jaringan dan dua orang teroris akan

dijakan rujukan utama dalam pengambilan sumber data selama

dilapangan.

a. Observasi

Observasi sering disebut sebagai proses pengamatan, dalam

istilah yang sederhana adalah dimana peneliti atau pengamat

terjung langsung ke lokasi penelitian. Observasi juga dapat

dipahami sebagai proses pemeran serta sebagai pengamat.23

artinya peneliti hanya berperan sebagai pengamat dan

22Ibid., hlm. 44. 23Lexy J. Moleong, Metodologi...,hlm. 135.

Page 28: TERHADAP TERORIS YANG MENGALAMI …digilib.uin-suka.ac.id/22918/1/1420010001_BAB-I_IV-atau...Hal ini misalnya nampak dari aksi solidaritas dan lawan teroris yang dilakukan di Bundaran

13

menafsirkan atas apa yang terjadi dalam sebuah fenomena.

Namun demikian, untuk memperoleh tujuanya, observasi tidak

semudah yang dibayangkan, sebab dalam bergaul dengan

informan, peneliti harus berhadapan dengan informan yang

mempunyai berbagai macam perasaan, keyakinan, pandangan,

serta ungkapan tertentu yang tidak mudah untuk diungkap

observasi yang peneliti amati antara lain model pakaian, dan

janggut.

b. Dokumentasi

Dokumentasi merupakan salah satu cara peneliti untuk

mengumpulkan bahan-bahan dalam bentuk dokumen yang

relevan dengan tema penelitian baik berupa penelahaan bahan-

bahan pustaka berupa buku-buku yang terkait dengan terorisme,

jurnal karya ilmiah Psikoislamika Jurnal Psikologi Islam,

Terorisme: aksi kekerasan atas dasar agama, gambar (foto)

Social Movement Institute dalam melakukan strategi advokasi

terhadap teroris yang mengalami stigma merugikan.

c. Wawancara

Wawancara yang akan dilakukan peneliti selama

dilapangan dengan dua model, yaitu wawancara tidak terpimpin

dan wawancara terpimpin. Wawancara tidak terpimpin akan

dilakukan peneliti kepada bidang advokasi dan jejaring Social

Movement Institute untuk tahap awal penelitian, hal ini dilakukan

Page 29: TERHADAP TERORIS YANG MENGALAMI …digilib.uin-suka.ac.id/22918/1/1420010001_BAB-I_IV-atau...Hal ini misalnya nampak dari aksi solidaritas dan lawan teroris yang dilakukan di Bundaran

14

untuk membuka dan membangun keakraban dalam melakukan

wawancara terpimpin kedepanya. Proses wawancara tidak

terpimpin dilakukan tanpa jadwal yang mengikat karena hal ini

dilakukan di waktu senggang antara peneliti dan yang ingin

diwawancarai. Yaitu, direktur Social Movement Institute, bidang

jaringan, dalam kurun waktu 27 Januari sampai 29 Februari 2016.

Wawancara terpimpin dilaukan ketika wawancara dengan

direktur dan bidang adokasi Social Movement Institute,

wawancara jenis ini memerlukan waktu dan perjajian kepada

direktur dan bidang advokasi untuk melakukan wawancara

terpimpin. Dalam penelitian ini wawancara terpimpin digunakan

selama 3 kali sesi, yaitu wawancara kepada direktur Social

Movement Institute dan bidang advokasi.

3. Analisis Data

Jenis penelitian kualitatif memungkinkan analisa data

dilakukan pada waktu berada di lapangan atau setelah kembali dari

lapangan. Alur analisis data yang dilakukan mengikuti model analisis

interaktif sebagaimana yang dilakukan oleh Milesa dan Huberman24

,

yaitu proses analisis yang dilakukan bersama dengan pengumpulan

data.

Analisis data pada dasarnya mempunyai tiga jalur kegiatan

yang terjadi secara bersamaan, yaitu reduksi data, penyajian data, dan

24

Matthew B. Miles & A.Michael Huberman, Qualitative Data Analisyis, Second Edition

(Thousand Oaks, London New Delhi:Sage Publication,1992) dialih bahasakan oleh Tjetcep

Rohendi Rohidi, (Jakarta:UI Press, 1992), hlm. 16.

Page 30: TERHADAP TERORIS YANG MENGALAMI …digilib.uin-suka.ac.id/22918/1/1420010001_BAB-I_IV-atau...Hal ini misalnya nampak dari aksi solidaritas dan lawan teroris yang dilakukan di Bundaran

15

penarikan kesimpulan. Ketiga proses ini terjadi terus menerus selama

pelaksanaan penelitian baik pada peroide pengumpulan data maupun

setelah data terkumpul seluruhnya. Tiga alur kegiatan komponen

analisis data model interaktif dari Mile dan Huberman adalah sebagai

berikut.25

a. Reduksi Data

Reduksi data yang peneliti maksud ialah proses

pemilihan, penyelesaian, pemusatan perhatian pada

penyerderhanaan, pengabstrakan dan transformasi data “kasar”

yang muncul dari catatan-catatan tertulis dilapangan. Hal ini

dilakukan karena data yang dikumpulkan melalui pengamatan,

wawancara, dokumentasi serta foto dalam jumlah yang terlalu

banyak dan kompleks, sehingga perlu dilakukan reduksi data

untuk memilih yang relevan dengan penelitian.

Reduksi data pada penelitian dilakukan dengan

pemilahan dan pemilihan data yang telah diperoleh melalui

wawancara, observasi dan dokumentasi selama dilapangan

mulai 27 Januari sampai 29 Februari 2016.

b. Penyajian Data atau Display Data

Penyajian data atau display data ini merupakan

sekumpulan informasi yang telah disusun dari hasil reduksi data,

dimana dari penyajian ini memungkinkan untuk dapat ditarik

25 Ibid., hlm. 17-18.

Page 31: TERHADAP TERORIS YANG MENGALAMI …digilib.uin-suka.ac.id/22918/1/1420010001_BAB-I_IV-atau...Hal ini misalnya nampak dari aksi solidaritas dan lawan teroris yang dilakukan di Bundaran

16

kesimpulan atau pengambilan pengambilan tindakan lebih

lanjut.

Dalam penelitian kualitatif, apabila data yang diperoleh

telah banyak dan agar tidak terjadi kesulitan dalam penguasaan

informasi, baik secara keseluruhan atau bagian-bagian tertentu

dari hasil penelitian, maka dapat disusun narasi yang terpola

untuk memudahkan penguasaan informasi atau data yang

dimaksud.

c. Penarikan Kesimpulan atau Verifikasi

Penarikan kesimpulan atau verifikasi merupakan

kegiatan interpretasi, dengan maksud untuk menemukan makna

dari data yang telah disajikan, misalnya dengan menghubung-

hubungkan antara data satu dengan yang lain. Penyajian data

dalam penelitian ini berbentuk teks naratif yang sederhana dan

efektif, sehingga membentuk konfigurasi kata-kata yang mudah

difahami. Tahap ini merupakan tahap akhir dari penelitian, yaitu

untuk menverifikasi dengan mengecek keabsahan atau

kebenaran data dan informasi yang telah terkumpul selama di

lapangan. Tujuanya adalah agar hasil penelitian mengenai

strategi advokasi eks-teroris Social Movement Institute lebih

dapat dipercaya. Pengecekan informasi atau data dilakukan

peneliti pasca wawancara, ditempuh dengan mengkonfrmasikan

Page 32: TERHADAP TERORIS YANG MENGALAMI …digilib.uin-suka.ac.id/22918/1/1420010001_BAB-I_IV-atau...Hal ini misalnya nampak dari aksi solidaritas dan lawan teroris yang dilakukan di Bundaran

17

hasil wawancara dengan responden yang dimulai 27 Januari

2015 sampai pada 29 Februari 2016 .

4. Validitas Data

Validitas data dilakukan oleh peneliti dalam rangka untuk

membuktikan data yang diperoleh dengan keadaan yang

sesungguhnya. Hal ini perlu dilakukan dalam upaya untuk memenuhi

informasi yang dikemukakan oleh peneliti sehingga mengandung nilai

kebenaran. Sedangkan usaha peneliti dalam memperoleh keabsahan

data dapat dilakukan dengan beberapa teknik diantaranya:26

a. Trianggualasi (gabungan)

Trianggulasi dilakukan peneliti untuk pemeriksaan

keabsahan data yang memanfaatkan sesuatu yang lebih diluar data

itu untuk keperluan pengecekan atau pembanding terhadap data

itu. Teknik trianggulasi yang digunakan peneliti dalam penelitian

ini adalah trianggulasi data, sumber,metode dan teori, adapun

jenis trianggulasi tersebut, yaitu:

1) Trianggulasi dengan data, dalam hal ini peneliti

menggunakan berbagai jenis sumber data dan bukti dari

situasi yang berbeda. Ada tiga sumber yaitu, orang, waktu,

dan ruang. Orang, peneliti mengumpulkan data-data dari

orang berbeda yang melakukan aktivitas sama. Waktu,

26Lexi J. Moleong, Metodologi Penelitian..., hlm. 325.

Page 33: TERHADAP TERORIS YANG MENGALAMI …digilib.uin-suka.ac.id/22918/1/1420010001_BAB-I_IV-atau...Hal ini misalnya nampak dari aksi solidaritas dan lawan teroris yang dilakukan di Bundaran

18

peneliti mengumpulkan data pada waktu berbeda. Ruang,

peneliti mengumpulkan data di tempat berbeda.

2) Trianggulasi dengan sumber dalam penelitian ini

membandingkan dan mengecek kembali kepercayaan suatu

informasi yang diperoleh pada waktu yang cukup dan alat

yang berbeda dengan metode kualitatif.

3) Trianggulasi dengan metode wawancara digunakan peneliti

untuk melihat hasil wawancara dan observasi dapat

dibandingkan apakah hasil temuan sama atau tidak. Berarti

suatu strategi dengan pengecekan drajat kepercayaan

penemuan hasil penelitian beberapa sumber data dengan

metode yang sama.

4) Trianggulasi dengan teori, dalam penelitian ini berdasarkan

anggapan bahwa fakta tertentu tidak dapat diperiksa

terhadap kepercayaan dengan satu atau teori yang lebih.27

Peneliti menggunakan berbagai persfektif teori untuk

memberikan pemahaman yang lebih baik saat memahami

data.

27Ibid., hlm. 330.

Page 34: TERHADAP TERORIS YANG MENGALAMI …digilib.uin-suka.ac.id/22918/1/1420010001_BAB-I_IV-atau...Hal ini misalnya nampak dari aksi solidaritas dan lawan teroris yang dilakukan di Bundaran

19

Gambar I

Bagan Trianggulasi

Namun peneliti menggunakan tringulasi sumber, berarti

dilakukan dengan Pertama, membandingkan data hasil

wawancara dengan data hasil pengamatan. Kedua,

membandingkan hasil wawancara dengan isi suatu dokumen. Dan

ketiga, membandingkan hasil wawancara dengan, pengamatan,

dan dokumentasi. Kemudian mengecek hasil dari analisa.

WAWANCARA

DOKUMENTASI PENGAMATAN

HASIL

Page 35: TERHADAP TERORIS YANG MENGALAMI …digilib.uin-suka.ac.id/22918/1/1420010001_BAB-I_IV-atau...Hal ini misalnya nampak dari aksi solidaritas dan lawan teroris yang dilakukan di Bundaran

20

5. Proses Penelitian

Penyusunan laporan mengenai strategi advokasi Social Movement

Institute terhadap teroris yang mengalami stigma merugikan ini dilakukan

dalam beberapa tahap.

Tahap Pertama, sejak semester satu digunakan untuk mengikuti

berbagai bentuk kagiatan yang dilakukan Social Movement Institute,

dengan bantuan teman-teman organisasi daerah Ikatan Keluarga Pelajar

Mahasiswa Bulukumba Yogyakarta (IKPMB-Y) khususnya ketua yang

banyak memberi jadwal kegiatan Social Movement Institute. Pertemuan

awal dengan Direktur Social Movement Institute berawal dalam kegiatan

Musyawarah Besar IKPMB-Y mendampingi sebabagai Moderator dan

Mas Eko Sebagai Pembicara. Kegiatan demi kegiatan Social Movement

Institute saya ikuti seperti, diskusi film yang dilakukan di halaman kantor

Social Movement Institute dan di Pelataran Kantor Tribun Timur Jogja.

Tahap Kedua, pada semester tiga dengan adanya mata kuliah

praktikum pekerjaan sosial antara bulan Oktober 2015 sampai dengan

Desember 2015 dipergunakan untuk praktikum di Social Movement

Institut. Melalui bidang advokasi dan jejaring diberi jalan untuk

mendapatkan persetujuan praktikum sebelum mengajukan surat praktikum

ke direktur Social Movement Institute. Namun, proses untuk berinteraksi

dengan teman-teman di lembaga ini butuh waktu satu bulan untuk dapat

akrab dan saling menyapa. Bulan kedua praktikum, penulis sudah

diperbolehkan mengikuti kagiatan lembaga, seperti kegiatan Sekolah

Page 36: TERHADAP TERORIS YANG MENGALAMI …digilib.uin-suka.ac.id/22918/1/1420010001_BAB-I_IV-atau...Hal ini misalnya nampak dari aksi solidaritas dan lawan teroris yang dilakukan di Bundaran

21

Hukum Rakyat yang dilakukan selama 3 hari dengan peserta dari berbagai

daerah yang ada di Indonesia yang bertempat di Aula Asrama Mahasiswa

Kepulauan Riau, Kegiatan seminar international PUKAT UGM sebagai

perwakilan Social Movement Institute, seminar International HAM di

Surabaya sebagai peserta aktif selam 2 hari, dan berbagai kegiatan yang

ada di Social Movement Institute.

Tahap Ketiga, merupakan masa penelitian tentang Strategi Advokasi

Social Movement Institute terhadap Teroris dan eks-teroris yang

mengalami stigma merugikan. Awalnya penulis bertemu dengan bidang

advokasi Social Movement Institute yang merupakan alumni pesantren Al-

Mukmin Nguruki. Setelah bidang advokasi Social Movement Institute

becerita banyak tentang pengalamanya bersama teman-teman dalam

melakukan advokasi terhadap teroris selama ini. penulis tertarik untuk

melakukan penelitian ini. Betapa tidak, dari cerita-cerita yang disampaikan

bidang advokasi ini, banyak hal yang menarik untuk diterliti, khusunya

masalah hak-hak kemanusiaan yang menurut mereka banyak mengalami

permasalahan. Dengan cepat penulis mengajukan proposal penelitian

tentang strategi advokasi Social Movement Institute terhadapa teroris dan

yang menalami stigma negatif.

Selama melakukan penelitian di Social Movement Institute, banyak

hal yang penulis dapatkan terutama adanya kecurigaan beberapa teman-

teman Social Movement Institute maupun PUSHAM UII tentang

penelitian ini, bahkan menganggap penulis sebagai intelijen. Namun

Page 37: TERHADAP TERORIS YANG MENGALAMI …digilib.uin-suka.ac.id/22918/1/1420010001_BAB-I_IV-atau...Hal ini misalnya nampak dari aksi solidaritas dan lawan teroris yang dilakukan di Bundaran

22

penulis pun berusaha meyakinkan bahwa, penelitian ini semata-mata tugas

akhir dari kuliah tanpa ada intervensi dari pihak lain. Begitupun dengan

eks- teroris yang penulis temui untuk melakukan wawancara. Namun,

proses untuk bertemu memakan waktu dua bulan, dengan bantuan bidang

advokasi Social Movement Institute yang menghubungi ikhwan-ikhwan di

Semarang sebagai penghubung. Istilah ikhwan melekat dan sebagai

identitas di antara mereka, Pada jam 05:00 subuh tepatnya tanggal 24

Februari 2016 penulis berangkat dari Jogja bersama deangan seorang

teman kemudian sampai di Semarang pada jam 11:00. Penulis pun dapat

bertemu dengan ikhwan-ikhwan di Semarang, tepatnya di Semarang

Barat.

Setelah sampai di rumah ikhwan, penulis menyampaikan maksud

untuk melakukan silaturahim dengan ikhan-ikhwan Semarang atas nama

Social Movement Institute. dalam proses wawancara terkendala dalam

bahasa, seperti ketika pertama kali bertemu dengan ikhwan Semarang.

Mereka memakai bahasa Jawa. Tetapi penulis mengatakan bahwa tidak

paham menggunakan bahasa Jawa, barulah ikhwan menggunakan bahasa

Indonesia. Setelah lama berdialaog di rumah ikhwan, penulis diajak

untuk melihat beberapa sekolah Jamaah Islamiah yang berada di

Semarang sekaligus menjemput Putrinya yang menempuh pendidikan di

Sekolah milik Jamaah Islamiah. Setelah menjemput dan mengantar anak

ikhwan kembali ke rumah.

Page 38: TERHADAP TERORIS YANG MENGALAMI …digilib.uin-suka.ac.id/22918/1/1420010001_BAB-I_IV-atau...Hal ini misalnya nampak dari aksi solidaritas dan lawan teroris yang dilakukan di Bundaran

23

Selanjutnya penulis diajak silaturahim ke salah satu ikhwan yang 4

bulan lalu baru kaluar dari lembaga pemasyarakatan dengan dakwaan

teroris dan 5 hari yang lalu anaknya diamankan aparat keamanan karena

terduga teroris. Namun, kondisi untuk melakukan pembicaraan yang

mendalam kepada ikwan ini, tidaklah memungkinkan. karena masih

dalam suasana yang tidak normal. Pertemuan penulis dengan ikhwan

Semarang berakhir ketika adzan Magrib berkumandang. Penelitipun

memutuskan untuk kembalik ke Yogyakarta. informan terakhir yang

penulis temui ialah AT di sebuah acara diskusi “ Hak Asasi Manusia dan

Terorisme” diadakan di sekretariat Social Movement Institute.

Setelah beberapa kali bertemu dan berkomunikasi dengan direktur

Social Movement Institute, Pada tanggal 1 Maret 2016, direktur Social

Movement Institute mengajak penulis ke Nusakabangaan untuk melihat

proses advokasi terhadap tersangka teroris. Namun, pada jam 2 malam

disaat rombongan siap berangkat, terbitlah surat ketetapan dari

MENKOPOLHUKAM bahwa, untuk saat ini tidak diperbolehkan

mengunjungi tersangka teroris kecuali keluarga inti, membuat rombongan

Social Movement Institute batal melakukan kunjungan dan melakukan

diskusi serta langsung berkoordinasi dengan bidang Advokasi untuk

membuat surat keberatan terhadap peraturan yang dibuat, membuat diskusi

tentang revisi UU Terorisme dan Ancaman Militerisme serta Aksi

Demonstrasi yang bekerjasama dengan KontraS mengenai “Densus 88

Page 39: TERHADAP TERORIS YANG MENGALAMI …digilib.uin-suka.ac.id/22918/1/1420010001_BAB-I_IV-atau...Hal ini misalnya nampak dari aksi solidaritas dan lawan teroris yang dilakukan di Bundaran

24

membunuh dengan fasilitas negara” yang dilakukan di Tugu. Selanjutnya,

Tahap terakhir adalah penulisan dari rangkaian penelitian ini.

Gambar II

Alur Penelitian

Bagaimana strategi advokasi

Social Movement Institute

terhadap teroris yang

mengalami stigma merugikan?

Wawancar

aaaaa

Dokument

asi

Observasi

Triangulasi

KAJIAN TEORITIK

ROBERT L. SCHNEIDER,

LORI LESTER:

ADVOKASI PEKERJAAN

SOSIAL KERANGKA

BARU UNTUK

BERTINDAK

KAJIAN EMPIRIK

SOCIAL MOVEMENT

INSTITUTE

Strategi advokasi teroris dan eks teroris (studi

kasus strategi advokasi social movement institute

terhadap teroris dan eks teroris yang mengalami

stigma merugikan)

Stategi

advokasi

Metode

kualitatif

Teknik

pengumpulan data

Analisis data

Hasil penelitian

Page 40: TERHADAP TERORIS YANG MENGALAMI …digilib.uin-suka.ac.id/22918/1/1420010001_BAB-I_IV-atau...Hal ini misalnya nampak dari aksi solidaritas dan lawan teroris yang dilakukan di Bundaran

25

F. Sistematika Pembahasan

Untuk mempermudah penulis dalam mendapatkan gambaran

tentang bahasan yang dilakukan dalam penelitian ini, maka penulis akan

menggunakan sistematika pembahasan tesis ini terdiri lima bab.

Bab pertama, merupakan pendahuluan yang isinya memaparkan

pembahasan judul, latar belakang masalah, tujuan dan manfaat penelitian,

kajian pustaka, metode penelitian dan sistematika pembahasan. Tujuannya

adalah memberikan gambaran yang jelas tentang isi dari karya tulis ilmiah

ini.

Bab kedua, merupakan kerangka teoritik berupa strategi advokasi,

definisi advokasi, tujuan advokasi, unsur-unsur pokok advokasi serta

pengatar sejarah terorisme, pengertian terorisme. Karateristik terorisme,

bentuk-bentuk teror, motivasi tindakan teror dan sasaran teroris.

Bab ketiga, merupakan paparan hasil penelitian yang berupa

gambaran umum Social Movement Institute (SMI) Yogyakarta yang

berisikan sejarah berdirinya, visi dan misi, tujuan dan sasaran,

tugas/fungsi, personalia dan struktur organisasi, program-program, dan

sumber dana.

Bab keempat, merupakan pembahasan tentang jawaban dari

rumusan masalah berdasarkan hasil penelitian tentang bagaimana strategi

advokasi yang dilakukan Social Movement Institute terhadap teroris yang

mengalami stigma merugikan? apa saja faktor penghambat dan pendukung

Page 41: TERHADAP TERORIS YANG MENGALAMI …digilib.uin-suka.ac.id/22918/1/1420010001_BAB-I_IV-atau...Hal ini misalnya nampak dari aksi solidaritas dan lawan teroris yang dilakukan di Bundaran

26

Social Movement Institute dalam melakukan advokasi dan bagaimana cara

menanganinya?.

Bab kelima, adalah penutup dari karya ilmiah yang ditulis oleh

penulis yang berisi kesimpulan dan saran-saran. Kesimpulan adalah

jawaban atas pertanyaan-pertanyaan yang diajukan dalam rumusan

masalah serta bukan semata-mata ringkasan dari seluruh pembahasan

sebelumnya.

Page 42: TERHADAP TERORIS YANG MENGALAMI …digilib.uin-suka.ac.id/22918/1/1420010001_BAB-I_IV-atau...Hal ini misalnya nampak dari aksi solidaritas dan lawan teroris yang dilakukan di Bundaran

114

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Dari pembahasan di atas, peneliti dapat menyimpulkan bahwa

terdapat dua bentuk strategi advokasi Social Movement Institute terhadap

teroris yang mengalami stigma merugikan yaitu strategi litigasi dan non

litigasi:

Pertama strategi litigasi, melakukan pendampingan di pengadilan

terhadap terduga teroris bekerjasama dengan tim pengacara muslim dan

melakukan pendataan pasal-pasal yang dianggap pertentangan dengan

HAM.

Kedua strategi non litigasi, dengan melakukan beberapa strategi

pertama,diskusi dan training advokasi ummat, tujuan tersebut untuk

memberikan pembelajaran advokasi, hak asasi manusia kepada gerakan

Islam dan kalangan pesantren. Kedua, pembentukan forum advokasi

ummat. Pembentukan tersebut bertujuan untuk kamandirian terhadap

gerakan Islam khusunya kalangan pesantren dalam melakukan kerja-kerja

advokasi. Ketiga, pendampingan terhadap keluarga teroris dan eks-teroris.

Pendampingan yang bertujuan dilakukan untuk mengurangi beban hidup

keluarga teroris dan eks-teroris. Keempat, pendampingan terhadap teroris

yang ada di lembaga pemasyarakatan. Pendampingan yang dilakukan

untuk membantu kebutuhan yang yang diperlukan selama dipenjara.

Page 43: TERHADAP TERORIS YANG MENGALAMI …digilib.uin-suka.ac.id/22918/1/1420010001_BAB-I_IV-atau...Hal ini misalnya nampak dari aksi solidaritas dan lawan teroris yang dilakukan di Bundaran

115

Kunjungan ini sekaligus sebagai cara Social Movement Institute untuk

bertukar pandangan, pendapat dan gagasan. Kelima, publikasi Sebagai

wadah untuk memberitakan ke khalayak luas tentang isu-isu yang terjadi

di kalangan mereka. Keenam, membangun koalisi dengan pihak lain untuk

menambah jejaring khusunya terkait isu-isu yang dihadapi. Ketujuh, lobi

dan pendanaan sebagai salah satu penopang di dalam melakukan kerja-

kerja advokasi.

Melihat strategi advokasi yang dilakukan Social Movement

Institute terhadap teroris yang mengalami stigma merugikan. Peneliti

menyimpulkan bahwa, strategi advokasi yang dilakukan Social Movement

Institute secara garis besar menggunakan advokasi litigasi dan non

litigasi, berfokus pada pendampingan hak-hak asasi manusia.

B. Saran

Setelah melakukan penelitian mengenai strategi advokasi Social

Movemet Institute terhadap teroris yang mengalami stigma merugikan.

Maka penulis perlu memberikan saran-saran, diantarannya :

1. Untuk kepentingan akademis penelitian ini merupakan langkah awal

mengetahui strategi-strategi advokasi Social Movement Institute

terhadap teroris yang mengalami stigma merugikan. Penelitian ini

masih berupa pemaparan (deskripsi) dari strategi advokasi Social

Movement Institute terhadap yang mengalami stigma merugikan.

Mendorong kalangan akademisi untuk terlibat dalam advokasi teroris

serta bersikap kritis terhadap ketidakadilan yang dialami teroris.

Page 44: TERHADAP TERORIS YANG MENGALAMI …digilib.uin-suka.ac.id/22918/1/1420010001_BAB-I_IV-atau...Hal ini misalnya nampak dari aksi solidaritas dan lawan teroris yang dilakukan di Bundaran

116

2. Mendesak pemerintah hendaknya segera menangani kasus

ketidakadilan yang dialami para teroris.

3. Untuk pendidikan pekerjaan sosial memberikan pemahaman baru

mengenai advokasi teroris yang mengalai stigma merugikan.

4. Mendorong Social Movement Institute tetap mempertahankan

independensi lembaga dalam melakukan advokasi di masyarakat.

Khususnnya advokasi terhadap teroris yang mengalami stigma

merugikan.

5. Untuk bidang advokasi selalu pertahankan strategi advokasi Social

Movement Institute terhadap teroris yang mengalami stigma

merugikan Namun, perlunya pemantauan lanjutan terkait strategi

advokasi yang dilakukan.

6. Untuk bidang jaringan, menjaga silaturahim terhadap teroris dan eks-

teroris dan tetap semangat pantang menyerah. Walaupun pihak

aparat keamanan selalu mengawasi karena dianggap dekat oleh

jaringan teroris. Namun, pendampingan yang dilakukan merupakan

mengejawantahan dari visi dan misi Social Movement Institute.

7. Untuk teroris, eks-teroris dan keluarga, melakukan tindak lanjut

terhadap pendampingan yang telah dilakukan Social Movement

Institute. Proses pendampingan yang dilakukan selam ini hendaknya

tetap berlanjut.

Page 45: TERHADAP TERORIS YANG MENGALAMI …digilib.uin-suka.ac.id/22918/1/1420010001_BAB-I_IV-atau...Hal ini misalnya nampak dari aksi solidaritas dan lawan teroris yang dilakukan di Bundaran

117

C. Implikasi penelitian

Implikasi penelitian ini diharapkan menjadi reaktuakisasi terhadap

advokasi Social Movement Institute terhadap teroris yang mengalami

stigma merugika, khususnya persoalan ketidakadilan yang dialami teroris,

pemenuhan akan hak asasi manusia teroris tidak seutuhnya didapatkan

terutama di dalam lembaga pemasyarakatan.

Oleh karena itu, advokasi teroris yang dilakukan Social movement

Institute tidak terlepas dari kelalaian aparat yang telah melakukan

pelanggaran hak asasi terhadap teroris baik ketika meraka sebagai terduga

maupun tersangka.

D. Penutup

Sebagai penutup tesis yang berjudul “Strategi Advokasi Social

Movement Institute Terhadap Teroris Yang Mengalami Stigma

Merugikan”, penulis mengucapkan rasa syukur Alhamdulilah kepada

Allah SWT, yang telah melimpahkan rahmat serta hidayah-Nya sehingga

penulis dapat menyelesaikan tesis ini. Penulis juga menyadari bahwa

selama melakukan proses pengumpulan data di Social Movement Institute

Yogyakarta maupun proses penelitian secara keseluruhan, masih banyak

kekurangan dan masih memerlukan banyak perbaikan. Untuk itu penulis

meminta saran serta kritikan dari pembaca demi terwujudnya karya yang

lebih bagus dan lebih bemanfaat lagi.

Syukur adalah kata yang terucap ketika tesis ini dapat

terselesaikan, hanya ridho dan rahmat Allah SWT semata sehingga seluruh

Page 46: TERHADAP TERORIS YANG MENGALAMI …digilib.uin-suka.ac.id/22918/1/1420010001_BAB-I_IV-atau...Hal ini misalnya nampak dari aksi solidaritas dan lawan teroris yang dilakukan di Bundaran

118

proses penyusunan tesis ini dapat berjalan dengan lancar, sebagai langkah

penting dari study penulis di Program Interdicipinary Islamic Studies

Konsentrasi Pekerjaan Sosial Pascasarjana Universitas Islam Negeri Sunan

Kalijaga Yogyakarta dapat terwujud.

Terima kasih juga kepada semua pihak yang telah membantu

terselesaikannya tesis ini. Semoga segala bantuan yang telah diberikan

menjadi amal soleh dan mendapatkan ridhonya, Amin.

Jazakallahu Khairan Katrisan.

Page 47: TERHADAP TERORIS YANG MENGALAMI …digilib.uin-suka.ac.id/22918/1/1420010001_BAB-I_IV-atau...Hal ini misalnya nampak dari aksi solidaritas dan lawan teroris yang dilakukan di Bundaran

119

DAFTAR PUSTAKA

Dennis, Selleby, The Streng Persfective in Social Work practice 4th

edition, USA: Pearson Education inc, 2006.

Djari, Marthen Luther, Terorisme dan TNI, Jakarta: CMB Press, 2013.

Djelantik, Sukawarsini, Terorisme Tinjauan psiko-Politis, Peran Media,

Kemiskinan, dan Keamanan Nasional, Jakarta: Yayasan Obor Indonesia, 2010.

Fakih, Mansour, Masyarakat Sipil Untuk Transformasi Sosial Pergolakan

Ideologi Lsm Indonesia, Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 1996.

Huda, Miftachul, Ilmu kesejahteraan Sosial Paradigma Dan Teori,

Yogyakarta: Samudera Biru, 2013.

----------------------, Pekerjaan Sosial dan Kesejahteraan Sosial Sebuah

Pengantar, Yogyakarta: Puastaka Pelajar, 2009.

Hendropriyono, A.M, Terorisme Fundamentalisme Kristen, Yahudi, Islam,

Jakarta: Kompas, 2009.

Ife, Jim, Community Development, Creating Community Alternatives-

Vision, Analysis and Practice Australia: Longman, 1995.

Jauinuri, Achmad, Terorisme dalam Wacana Kontemporer Islam: Akar

Ideologi dan Tuntutan Aksi, Pidato Pengukuhan Guru Besar, IAIN Sunan Ampel,

Surabaya, Selasa,12 September, 2006.

Matthew B. Miles & A.Michael Huberman, Qualitative Data Analisyis,

Second Edition (Thousand Oaks, London New Delhi: Sage Publication,1992)

dialih bahasakan oleh Tjetcep Rohendi Rohidi, Jakarta: UI Press, 1992.

Page 48: TERHADAP TERORIS YANG MENGALAMI …digilib.uin-suka.ac.id/22918/1/1420010001_BAB-I_IV-atau...Hal ini misalnya nampak dari aksi solidaritas dan lawan teroris yang dilakukan di Bundaran

120

Moleong, Lexi j, Metodologi Penelitian Kualitatif, Edisi Revisi, Bandung:

Remaja Rosda Karya, 2009.

Mubaraq, Zulfi, Tafsir Jihad Menyingkap Tabir Fenomena Terorisme

Global, Malang: UIN-MALIKI Press, 2011.

Nurhadi, Teori Sosial Kritis, Penerapan Dan Aplikasinya, Yogyakarta:

Kreasi Wacana, 2009.

Nazir, Moh, Metode Penelitian, Bogor: Galia Indonesia,2005.

Poerdawarminta, W.J.S, Kamus Umum Bahasa Indonesia, Diolah Kembali

Oleh Departemen Pendidikan Indonesia, Cet, Kesepuluh, Jakarta: Balai Pustaka,

2011.

Schneider, Robert, Social Work Advocacy, diterjemahkan oleh Tim STKS

Bandung dan Biro Humas Departemen Sosial RI, Jakarta: Pustaka Societa, 2008.

Salam, Faisal, Motivasi Tindakan Terorisme, CV. Mandar Maju: Bandung,

2005.

Suharto, Edi, Membangun Masyarakat Memberdayakan Rakyat Kajian

Starategis Membangun Kesejahteraan Sosial Dan Pekerjaan Sosial, Bandung:

Rafika Aditama, 2009.

Sugiyono, Metode Penelitian Kualitatif, dan R&D Bandung: Alfabeta,

2010.

Scheider, Robert L, Advokasi Pekerjaan Sosial Kerangka Baru Untuk

Bertindak, Jakarta: Pustaka Societa, 2008.

Syafaat, Rachmad, Metode Advokasi dan Alternatif Penyelesaian

Sengketa. Malang: Intrans publishing, 2008.

Page 49: TERHADAP TERORIS YANG MENGALAMI …digilib.uin-suka.ac.id/22918/1/1420010001_BAB-I_IV-atau...Hal ini misalnya nampak dari aksi solidaritas dan lawan teroris yang dilakukan di Bundaran

121

Rahnema, Ali, Ali Syariati Biografi Politik dan Intelektual Revolusioner,

Jakarta : Erlangga, 2002.

Usman, Husaini, Metode Penelitian Sosial, Jakarta: Bumi Aksara,2008

Wrihatlono, Randy, Manajemen Pemberdayaan-Sebuah Pengantar dan

Panduan Pemberdayaan Masyarakat, Jakarta: Alex Media Komputindo, 2007.

Wahid, Abdul, Kejahatan Terorisme Persfektif Agama, HAM dan Hukum,

Bandung: Refika Aditama, 2004.

JURNAL /MAJALAH

Abdullah, M. Amin, Paradigma Keilmuan UIN Sunan Kalijaga: Interratif

Interkonektif. Program Studi Sosiologi Fakutlas Ilmu Sosial dan Humaniora

Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga Yogyakarta, Jurnal Sosiologi Reflektif,

Vol. 1, No. 1 Oktober 2006.

Ali Taskiri, Ayatullah Syaikh Muhammad, Defenisi Terorisme ,

Ditejemahkan Oleh Hikmat Danujaya dari “The Defenition Of Terrorism” dalam

Al-Tawhid, No. 1/Vol.V, Muharram 1408 AH/1987, Al-Huda, Jurnal Kajian Ilmu-

Ilmu Islam, Vol. II No. 6, 2002.

Majalah Al-Isra, Pusat Studi Hak Asasi Manusia Universitas Islam

Indonesia, Edisi 10 Juli, tahun 2009.

Prajarto, Nunung, Terorisme dan Media Massa: Debat Keterlibatan Media,

Jurnal Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Vol.8, No. 1, Juli 2004.

PERTA, Jurnal Komunikasi Perguruan Tinggi, Indonesia Pasca Serangan

Teroris ke WTC,Vol. IV, No. 02. Tahun. 2001.

Page 50: TERHADAP TERORIS YANG MENGALAMI …digilib.uin-suka.ac.id/22918/1/1420010001_BAB-I_IV-atau...Hal ini misalnya nampak dari aksi solidaritas dan lawan teroris yang dilakukan di Bundaran

122

Psikoislamika, Jurnal Psikologi Islam, Lembaga Penelitian Pengembangan

Psikologi dan Keislaman (LP3K) Fakultas Psikologi Universitas islam Negeri

Malang.,volume 7, Nomor 1, Tahun 2010.

Qadir, Zuly, Terorisme, Agama dan Keamanan, Jurnal Dialog Kebijakan

Publik, Departemen Komnikasi dan Informatika, Edisi 8, vol III, Tahun 2009.

BERUPA PENELITIAN

Adila, Ismal Mengenai Media Dan Pemberitaan Terorisme (Analisis

Framing Pemberitaan Terorisme Di Indonesia Pada Surat Kabar Kompas Edisi

Tahun 2010), Yogyakarta: Pascasarjana Fisipol UGM, 2011.

Purwadidada, Fajar, “Jaringan Teroris Solo Dan Implikasinya Terhadap

Keamanan Wilayah Serta Strategi Penanggulanganya (Studi Wilayah Solo,Jawa

Tengah)”. Yogyakarta: Pascasarjana UGM Program Studi Ketahanan Nasional,

2014.

Saronto, Pelaksanaan Program Rehabilitasi Melalui Proses

Deradikalisasi Bagi Pelaku Terorisme Menurut Undang-Undung Republik

Indonesia Nomor 5 Tahun 2012 Tentang Pengesahan Asean Convention On

Counter Terrorism, Yogyakatra: Pascasarjana UGM Program Magister Ilmu

Hukum, 2014.

Widagyo, Untung, Sikap Masyarakat Terhadap Undang-Undang Nomor

15 Tahun 2003 Tentang Pemberantasan Terorisme Dan Implikasinya Bagi

Ketahanan Wilayah (Studi Di Kota Surakarta), Yogyakarta: Pascasarjana UGM

Program Studi Ketahanan Nasional, 2005.

Page 51: TERHADAP TERORIS YANG MENGALAMI …digilib.uin-suka.ac.id/22918/1/1420010001_BAB-I_IV-atau...Hal ini misalnya nampak dari aksi solidaritas dan lawan teroris yang dilakukan di Bundaran

123

Zudairan, Muhammad, Advokasi Kebijakan Civil Society Organization

(Studi Kasus: Rifka Annisa dalam Strategi Advokasi Kebijakan Perlindungan

Perempuan di Yogyakarta, Yogyakarta:Tesis Jurusan Politik dan Pemerintahan,

2014.

WEB

http://www.beritasatu.com/hukum/38412-bom-bali-i-rencananya-

diledakkan-11-september.html.

http://nasional.news.viva.co.id/news/read/76685pelaku_tahu_persis_siapa

_sasarannya

http://www.antaranews.com/berita/42263/pelaku-bom-bali-2005-diganjar-

15-tahun-penjara.

http://kabarinews.com/tak-trauma-polisi-yang-telapak-tangannya-hancur-

karena-bom-buku/36483.

,http://megapolitan.kompas.com/read/2016/01/28/18095851/Ayah.Pelaku.

Bom.Thamrin.Minta.Maaf.kepada.Rakyat.Indonesia.

http://dprd-tegalkota.go.id/index.php/news/1235-tolak-teroris-dprd-

dukung-gerakan-kami-tidak-takut

http://www.palopopos.co.id/toraja/item/12195-ratusan-masyarakat-toraja-

kutuk-terorisme.html

http://www.pikiran-rakyat.com/jawa-barat/2016/01/16/357342/warga-

tolak-jenazah-terduga-teroris-anggota-dewan-beri-pemahaman.

http://www.republika.co.id/berita/ensiklopedia-

islam/khazanah/09/08/26/71936-ali-syariati-simbol-kaum-muda-iran-abad-20.

Page 52: TERHADAP TERORIS YANG MENGALAMI …digilib.uin-suka.ac.id/22918/1/1420010001_BAB-I_IV-atau...Hal ini misalnya nampak dari aksi solidaritas dan lawan teroris yang dilakukan di Bundaran

124

http://www.koran-jakarta.com/?112-1000-ormas-perbarui-pendaftaran,.

Mubarok. 2010. Stigmatisasi Pemberitaan Terorisme Di Media Massa

(Jurnal Tesis Pascasarjana Undip),

ejournal.undip.ac.id/index.php/interaksi/article/view/4443/4053.

Republika,co.id, Pejabat Inggris: Islam Bukan Teroris, Tapi Agama Cinta

Damai.

WAWANCARA

Direktur Social Movement Institute

Bidang Advokasi Social Movement Institute

Bidang Jaringan Social Movement Institute

Bendahara Umum Social Movement Institute

3 Orang Pengurus Harian Social Movement Institute

3 Orang Teroris

Page 53: TERHADAP TERORIS YANG MENGALAMI …digilib.uin-suka.ac.id/22918/1/1420010001_BAB-I_IV-atau...Hal ini misalnya nampak dari aksi solidaritas dan lawan teroris yang dilakukan di Bundaran

LAMPIRAN-LAMPIRAN

Page 54: TERHADAP TERORIS YANG MENGALAMI …digilib.uin-suka.ac.id/22918/1/1420010001_BAB-I_IV-atau...Hal ini misalnya nampak dari aksi solidaritas dan lawan teroris yang dilakukan di Bundaran
Page 55: TERHADAP TERORIS YANG MENGALAMI …digilib.uin-suka.ac.id/22918/1/1420010001_BAB-I_IV-atau...Hal ini misalnya nampak dari aksi solidaritas dan lawan teroris yang dilakukan di Bundaran
Page 56: TERHADAP TERORIS YANG MENGALAMI …digilib.uin-suka.ac.id/22918/1/1420010001_BAB-I_IV-atau...Hal ini misalnya nampak dari aksi solidaritas dan lawan teroris yang dilakukan di Bundaran
Page 57: TERHADAP TERORIS YANG MENGALAMI …digilib.uin-suka.ac.id/22918/1/1420010001_BAB-I_IV-atau...Hal ini misalnya nampak dari aksi solidaritas dan lawan teroris yang dilakukan di Bundaran
Page 58: TERHADAP TERORIS YANG MENGALAMI …digilib.uin-suka.ac.id/22918/1/1420010001_BAB-I_IV-atau...Hal ini misalnya nampak dari aksi solidaritas dan lawan teroris yang dilakukan di Bundaran

RIWAYAT HIDUP

Nama : Muh. Syahrur

TTL : Palioi 14 April 1990

Alamat : Jln. Andi Pangeran Petta Rani No. 03 Tanah Kong-Kong Ujung Bulu Kab.Bulukumba Sulawesi Selatan

Email : [email protected]

Facebook :muhammad syahrur

Pendidikan Formal

SDN 181 Tanah Kong-Kong 1997-2002

MTs Darul Istiqamah Pusat Maccopa Maros 2002-2004

MA Darul Istiqamah Cab. Bulukumba 2004-2008

UIN Alauddin Makassar 2008-2012

Pascasarjana UIN Suka 2014-2016

Pendidikan Non Formal

Smart Internatinal Course 2012

International Scientific Hypnoteraphy (School Of Hypnotherapy) 2013

ELFAST Course 2013

Aktivitas Organisasi

Organisasi Santri Darul Istiqamah (OSDI) ketua 2005-2006

Kelompok Ilmiah Remaja Darul Istiqamah Seketraris 2004-2007

HMJ PMI Kon. Kessos Pengurus 2008-2009

BEM Fak. Dakwah dan Komunnikasi Pengurus 2009-2010

HMI Komisariat Dakwah Ketua 2009-2010

Page 59: TERHADAP TERORIS YANG MENGALAMI …digilib.uin-suka.ac.id/22918/1/1420010001_BAB-I_IV-atau...Hal ini misalnya nampak dari aksi solidaritas dan lawan teroris yang dilakukan di Bundaran

HMI Cabang Makassar Kabid Kaderisasi 2010-2012

Kerukunan Keluarga Makasiswa Bulukumba Makassar Anggota 2009-2012

Ikatan Mahasiswa Sulawesi Selatan Yogyakarta (IKPMB-Y) Anggota kehormatan 2014-2016.

Forum Komunikasi Mahasiswa Kesejahteraan Sosial (FORKOMKASI) pengurus 2012

Association Of Sulawesi Student (ASSET) sekjen 2013

Tapak Suci Putera Muhammadiyah 2007

Aktivitas Pelatihan dan Kegiatan Ilmiah

BasicTraining HMI Cab. Makassar peserta 2009

Intermediate Training HMI Cab. Palopo peserta 2011

Senior Course HMI Cab. Makassar peserta 2011

School Of Hypnotheraphy peserta 2013

Workshop Social Work Cross Culture peserta 2016

Dialog Kebangsaan, Islam Indonesia oleh Jurusan Filsafat Agama UIN SUKA peserta 2015

Seminar Bipolar oleh Psikologi UIN SUKA peserta 2014

International Seminar and Human Right Update oleh SEAHRN peserta 2015

The International Conference On The Right Of People With Disabilities and Promotion oleh PLD UIN SUKA peserta 2015

Seminar Pribumisasi Pekerjaan Sosial oleh IIS Pascasarjana UIN SUKA peserta 2014

Seminar Development For Welfare Movement oleh FORKOMKASI Regional DIY peserta 2014

Dialog Interaktif Persoalan disahkanya DIY tentang Gelandangan dan Pegemis oleh PMI UIN SUKA peserta 2014

Bedah Buku antara Barat dan Timur: Batasan, Relasi dan Globalisasi oleh IKPM UIN SUKA peserta 015

Page 60: TERHADAP TERORIS YANG MENGALAMI …digilib.uin-suka.ac.id/22918/1/1420010001_BAB-I_IV-atau...Hal ini misalnya nampak dari aksi solidaritas dan lawan teroris yang dilakukan di Bundaran

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

Nama : Muh. Syahrur

TTL : Palioi 14 April 1990

Kewarganegaraan : Indonesia

Alamat Asal : Jln. Andi Pangeran Petta Rani No. 03 Tanah Kong-Kong Ujung

Bulu Kab.Bulukumba Sulawesi Selatan

Alamat Domisili : Ambarukmo, RT 12/rw 04, Caturtunggal, Depok, Sleman DIY

Facebook : Muhammad syahrur

Nama Ayah : Muh. Ramli

Nama Ibu : Sunarti

Telepon :085396416923

Email : [email protected]

Riwayat Pendidikan Formal

SDN 181 Tanah Kong-Kong 1997-2002

MTs Darul Istiqamah Pusat Maccopa Maros 2002-2004

MA Darul Istiqamah Cab. Bulukumba 2004-2008

UIN Alauddin Makassar 2008-2012

Pascasarjana UIN Suka 2014-2016

Pendidikan Non Formal

Smart Internatinal Course 2012

International Scientific Hypnoteraphy (School Of Hypnotherapy) 2013

ELFAST Course 2013

Aktivitas Organisasi

Organisasi Santri Darul Istiqamah (OSDI) ketua 2005-2006

Kelompok Ilmiah Remaja Darul Istiqamah Seketraris 2004-2007

HMJ PMI Kon. Kessos Pengurus 2008-2009

BEM Fak. Dakwah dan Komunnikasi Pengurus 2009-2010

HMI Komisariat Dakwah Ketua 2009-2010

HMI Cabang Makassar Kabid Kaderisasi 2010-2012

Page 61: TERHADAP TERORIS YANG MENGALAMI …digilib.uin-suka.ac.id/22918/1/1420010001_BAB-I_IV-atau...Hal ini misalnya nampak dari aksi solidaritas dan lawan teroris yang dilakukan di Bundaran

Kerukunan Keluarga Makasiswa Bulukumba Makassar Anggota 2009-2012

Ikatan Mahasiswa Sulawesi Selatan Yogyakarta (IKPMB-Y) Anggota kehormatan

2014-2016.

Forum Komunikasi Mahasiswa Kesejahteraan Sosial (FORKOMKASI) pengurus 2012

Association Of Sulawesi Student (ASSET) sekjen 2013

Tapak Suci Putera Muhammadiyah 2007

Aktivitas Pelatihan dan Kegiatan Ilmiah

BasicTraining HMI Cab. Makassar peserta 2009

Intermediate Training HMI Cab. Palopo peserta 2011

Senior Course HMI Cab. Makassar peserta 2011

School Of Hypnotheraphy peserta 2013

Workshop Social Work Cross Culture peserta 2016

Dialog Kebangsaan, Islam Indonesia oleh Jurusan Filsafat Agama UIN SUKA peserta

2015

Seminar Bipolar oleh Psikologi UIN SUKA peserta 2014

International Seminar and Human Right Update oleh SEAHRN peserta 2015

The International Conference On The Right Of People With Disabilities and Promotion

oleh PLD UIN SUKA peserta 2015

Seminar Pribumisasi Pekerjaan Sosial oleh IIS Pascasarjana UIN SUKA peserta 2014

Seminar Development For Welfare Movement oleh FORKOMKASI Regional DIY

peserta 2014

Dialog Interaktif Persoalan disahkanya DIY tentang Gelandangan dan Pegemis oleh PMI

UIN SUKA peserta 2014