terapi farmakologi hipertensi
TRANSCRIPT
-
8/20/2019 terapi farmakologi hipertensi
1/11
Terapi Farmakologi
Obat antihipertensi perlu dimulai berdasarkan pada 2 kriteria:
1) tingkatan tekanan darah sistolik dan diastolik,
2) tingkatan risiko kardiovaskular
Tujuan pengobatan hipertensi adalah menurunkan dan mencegah kejadian
kardioserebrovaskular dan renal, melalui penurunan tekanan darah dan juga
pengendalian dan pengobatan faktor-faktor risiko yang reversibel Obat-obat
hipertennsi dapat digunakan sebagai monoterapi maupun sebagai bagian dari
terapi kombinasi Obat ini telah terbukti dapat menurunkan morbiditas dan
mortalitas kardiovaskuler pada pengobatan hipertensi jangka panjang
Angiotensin-converting enzyme (ACE) inhibitor
!n"im yang mengubah angiotensin # menjadi angiotensin ## disebut
dengan $ngiotensin %onverting !n"yme &$%!) &'argo(o, 1) *erubahan
angiotensin # menjadi angiotensin ## tidak saja terjadi di paru-paru, namun $%!
ditemukan pula di sepanjang jaringan epitel pembuluh darah &Oates, 2++1)
angkaian dari seluruh sistem renin sampai menjadi angiotensin ## dikenal dengan
enin $ngiotensin $ldosteron 'ystem &$$') 'istem tersebut memegang
peranan penting dalam patogenesis hipertensi baik sebagai salah satu penyebab
timbulnya hipertensi, maupun dalam perjalanan penyakitnya $$' merupakan
sistem hormonal yang kompleks berperan dalam mengontrol sism kardiovaskular,
ginjal, kelenjar andrenal, dan regulasi tekanan darah smahun, 2++1)
Obat-obatan yang termasuk dalam $%! inhibitor tersebut bekerja dengan
menghambat efek angiotensin ## yang bersifat sebagai vasokonstriktor
'elanjutnya $%! menyebabkan degradasi bradikinin menjadi peptida inaktif atau
dalam pengertian bradikinin tidak diubah engan demikian peranan $%! pada
hipertensi yaitu meningkatkan kadar bradikinin yang memberikan kontribusi
sebagai vasodilatator untuk $%!-inhibitor $kibat vasodilatasi maka menurunkan
-
8/20/2019 terapi farmakologi hipertensi
2/11
tahanan pembuluh peripheral, preload dan afterload pada jantung sehingga
tekanan darah dapat diturunkan &'argo(o, 1. Taddei, et al 2++2) !fek
samping obat ini adalah batuk kering berkelanjutan /ika efek samping ini sangat
mengganggu, ada obat lain dengan fungsi sama seperti Antagonis reseptor
angiotensin-2 yang kemungkinan akan disarankan.
Calcium channel blockers
%alcium channel blockers &%%0) menurunkan influks ion kalsium ke
dalam sel miokard, sel‐sel dalam sistem konduksi jantung, dan sel‐sel otot polos
pembuluh darah !fek ini akan menurunkan kontraktilitas jantung, menekan
pembentukan dan propagasi impuls elektrik dalam jantung dan memacu aktivitas
vasodilatasi, interferensi dengan konstriksi otot polos pembuluh darah 'emua hal
di atas adalah proses yang bergantung pada ion kalsium &omer, 0eth, 2++)
-
8/20/2019 terapi farmakologi hipertensi
3/11
3enurut ipiro etal %%0 yang umum digunakan adalah verapramil,
diltia"em, dihidropiridin, dan nifedipin 4erapramil menurunkan denyut jantung,
memperlambat konduksi nodus $4 dan menghasilkan efek inotropik negative
yang dapat memicu timbulnya gagal jantung pada beberapa penderita iltia"em
dan verapramil dapat menyebabkan ketidaknormalan konduksi jantung seperti
bradikardia, blok $4, dan gagal jantung 5eduanya menimbullkan anoreksia,
mual, muntah dan hipotensi ihidropiridin dapat meningkatkan refle6 mediasi
baroreseptor pada denyut jantung 'edangkan 7ifedipin jarang menyebabkan
peningkatan frekuensi, intensitas, durasi pada angina yang berhubungan dengan
hipotensi &ipiro, /T et al, 2++8)
0eberapa contoh obat golongan %%0 antara lain:
Obat entang osis &mg9hari) rekuensi penggunaan
7ifedipin (long acting) ;+-8+ 1 6 sehari
$mlodipin 2,
-
8/20/2019 terapi farmakologi hipertensi
4/11
lebih rendah dari antihipertensi lainnya 0atuk sangat jarang terjadi 'eperti
inhibitor $%! mereka dapat mengakibatkan insufisiensi ginjal, hiperkalemia dan
hipotensi ortostatik $0 tidak boleh digunakan pada ibu hamil &'ukandar dkk,
2++=)
0eberapa obat golongan $0 diantaranya:
Obat entang osis &mg9hari) rekuensi penggunaan
>asartan 2
-
8/20/2019 terapi farmakologi hipertensi
5/11
diuretic hemat kalium yang lebih potensial danb memiliki onset of action yang
cukup lama, yaitu sekitar 8 minggu
$pabila diuretik dikombinasikan dengan obat antihipertensi lain, akan
timbul efek hipotensi yang disebabkan oleh mekanisme aksi 0anyak
antihipertensi lain yang menginduksi retensi garam dan air, yang akan dila(an
aksinya oleh penggunaan bersama diuretik&'ukandar dkk, 2++=)
0erikut beberapa obat golongan diuretik beserta dosis dan frekuensi
penggunaannya:
Obat osis &mg9hari) *emberian %ontoh nama
dagang
a iuretik Thia"ide
Aidroklortia"id 12,
-
8/20/2019 terapi farmakologi hipertensi
6/11
perifer, dan otot lurik eseptor beta‐2 juga dapat ditemukan di jantung,
sedangkan reseptor beta‐1 juga dapat dijumpai pada ginjal eseptor beta juga
dapat ditemukan di otak 'timulasi reseptor beta pada otak dan perifer akan
memacu penglepasan neurotransmitter yang meningkatkan aktivitas system saraf
simpatis 'timulasi reseptor beta‐1 pada nodus sino‐atrial dan miokardiak
meningkatkan heart rate dan kekuatan kontraksi 'timulasi reseptor beta pada
ginjal akan menyebabkan pelepasan renin, meningkatkan aktivitas system rennin‐
angiotensin‐aldosteron !fek akhirnya adalah peningkatan cardiac output,
peningkatan tahanan perifer dan peningkatan sodium yang diperantarai aldosteron
dan retensi air Terapi menggunakan beta‐ blocker akan mengantagonis semua efek
tersebut sehingga terjadi penurunan tekanan darah 0eta‐ blocker yang selektif
&dikenal juga sebagai cardioselective beta‐ blockers), misalnya bisoprolol, bekerja
pada reseptor beta‐1, tetapi tidak spesifik untuk reseptor beta‐1 saja oleh karena
itu penggunaannya pada pasien dengan ri(ayat asma dan bronkhospasma harus
hati‐ hati 0eta‐ blocker yang non‐selektif &misalnya propanolol) memblok
reseptor beta‐1 dan beta‐ 2 &omer, 0, 2++)
0eta‐ blocker yang mempunyai aktivitas agonis parsial &dikenal sebagai
aktivitas simpatomimetik intrinsic), misalnya acebutolol, bekerja sebagai
stimulan‐ beta pada saat aktivitas adrenergik minimal &misalnya saat tidur) tetapi
akan memblok aktivitas beta pada saat aktivitas adrenergik meningkat &misalnya
saat berolah raga) Aal ini menguntungkan karena mengurangi bradikardi pada
siang hari 0eberapa beta‐ blocker, misalnya labetolol, dan carvedilol, juga
memblok efek adrenoseptor ‐ alfa perifer Obat lain, misalnya celiprolol,
mempunyai efek agonis beta‐2 atau vasodilator 0eta‐ blocker diekskresikan le(at
hati atau ginjal tergantung sifat kelarutan obat dalam air atau lipid Obat ‐obat
yang diekskresikan melalui hati biasanya harus diberikan beberapa kali dalam
sehari sedangkan yang diekskresikan melalui ginjal biasanya mempunyai (aktu
paruh yang lebih lama sehingga dapat diberikan sekali dalam sehari 0eta‐ blocker
tidak boleh dihentikan mendadak melainkan harus secara bertahap, terutama pada
pasien dengan angina, karena dapat terjadi fenomena rebound &omer, 0, 2++)
-
8/20/2019 terapi farmakologi hipertensi
7/11
!fek samping 0lokade reseptor beta‐2 pada bronkhi dapat mengakibatkan
bronkhospasme, bahkan jika digunakan beta‐ bloker kardioselektif !fek samping
lain adalah bradikardia, gangguan kontraktil miokard, dan tanga‐kaki terasa
dingin karena vasokonstriksi akibat blokade reseptor beta‐2 pada otot polos
pembuluh darah perifer 5esadaran terhadap gejala hipoglikemia pada beberapa
pasien 3 tipe 1 dapat berkurang Aal ini karena beta‐ blocker memblok sistem
saraf simpatis yang bertanggung ja(ab untuk ?memberi peringatan? jika terjadi
hipoglikemia 0erkurangnya aliran darah simpatetik juga menyebabkan rasa malas
pada pasien 3impi buruk kadang dialami, terutama pada penggunaan beta‐
blocker yang larut lipid seperti propanolol #mpotensi juga dapat terjadi 0eta‐
blockers non‐selektif juga menyebabkan peningkatan kadar trigilserida serum dan
penurunan A>
&omer, 0, 2++)
Alpha-blockers
*ra"osin, tera"osin, dan do6a"osin adalah penyekat reseptor D1 selektif
0ekerja pada pembuluh darah perifer dan menghambat pengambilan katekolamin
pada sel otot halus, menyebabkan vasodilasi dan menurunkan tekanan darah *ada
studi $>>A$T do6a"osin adalah salah satu obat yang digunakan, tetapi di stop
lebih a(al karena secondary end point stroke, gagal jantung, dan kejadian
kardiovaskular terlihat dengan pemberian do6a"osin dibanding chlorthalidone
Tidak ada perbedaan pada primary end point penyakit jantung koroner fatal dan
infark miokard nonfatal ata ini menunjukkan kalau diuretik tia"id superior dari
do6a"osin &dan barangkali D1-blocker lainnya) dalam mencegah kejadian
kardiovaskular pada pasien dengan hipertensi /adi penyekat alfa adalah obat
alternatif kombinasi dengan obat antihipertensi primer lainnya *enyekat alfa1
memberikan keuntungan pada laki-laki dengan 0*A &benign prostatic
hyperplasia) Obat ini memblok reseptor postsinaptik alfa1 adrenergik ditempat
-
8/20/2019 terapi farmakologi hipertensi
8/11
kapsul prostat, menyebabkan relaksasi dan berkurang hambatan keluarnya aliran
urin &omer, 0, 2++)
!fek samping yang tidak disukai dari penyekat alfa adalah fenomena dosis
pertama yang ditandai dengan pusing sementara atau pingsan, palpitasi, dan
bahkan sinkop 1 -; jam setelah dosis pertama !fek samping dapat juga terjadi
pada kenaikan dosis !pisode ini diikuti dengan hipotensi ortostatik dan dapat di
atasi9dikurangi dengan meminum dosis pertama dan kenaikan dosis berikutnya
saat mau tidur Aipotensi ortostatik dan pusing dapat berlanjut terus dengan
pemberian terus menerus *enggunaannya harus hati-hati pada pasien lansia
*enyekat alfa mele(ati hambatan otak-darah dan dapat menyebabkan efek
samping %7' seperti kehilangan tenaga, letih, dan depresi &omer, 0, 2++)
Agonis D# sentral$
5lonidin dan metildopa menurunkan tekanan darah terutama dengan
merangsang reseptor D2 adrenergic di otak *erangsangan ini menurunkan aliran
simpatetik dari pusat vasomotor di otak dan meningkatkan tonus vagal *enurunanaktivitas simpatetik, bersamaan dengan meningkatnya aktivitas parasimpatetik,
dapat menurunkan denyut jantung, cardiac output , total peripheral resistance,
aktifitas plasma rennin, dan refle6 baroreseptor 5lonidin sering digunakan untuk
hipertensi yang resistan, dan metildopa adalah obat lini pertama untuk hipertensi
pada kehamilan &7afrialdi dkk, 2++)
*enggunaan agonis D2 sentral secara kronis menyebabkan retensi natrium
dan air, paling menonjol dengan penggunaan metildopa *enggunaan klonidin
dosis kecil dapat digunakan untuk mengobati hipertensi tanpa penambahan
diuretik Tetapi, metildopa harus diberikan bersama diuretik untuk mencegah
tumpulnya efek antihipertensi yang terjadi dengan penggunaan jangka panjang,
kecuali pada kehamilan
'eperti dengan penggunaan obat antihipertensi yang bekerja sentral
lainnya, depresi dapat terjadi 5ejadian hipotensi ortostatik dan pusing lebih tinggi
dari pada dengan obat antihipertensi lainnya, jadi harus digunakan dengan hati-
-
8/20/2019 terapi farmakologi hipertensi
9/11
hati pada lansia 5lonidin mempunyai kejadian efek samping antikolinergik yang
cukup banyak seperti sedasi, mulut kering, konstipasi, retensi urin, dan kabur
penglihatan
osis
Obat entang osis &mg9hari) rekuensi penggunaan
5lonidin +,1-+,= 2 6 sehari
5lonidin patch +,1-+,; 1 6 seminggu
3etildopa 2
-
8/20/2019 terapi farmakologi hipertensi
10/11
retensi cairan dan garam, efek samping kardiovaskular karena refleks
simpatis, dan hipertrikosis &7afrialdi dkk, 2++)
-
8/20/2019 terapi farmakologi hipertensi
11/11
omer, 0eth, 2++, armakologi Aipertensi, Terjemahan iana >yra(ati, 2++=
*enerbit akultas 5edokteran Cniversitas #ndonesia /akarta
#smahun, * 2++1 *eranan $ngiotensin ## eceptor $ntagonist pada *enyakit
/antung Aipertensi %ermin unia 5edokteran, 1;2, 2+-2;
7afrialdi, dkk 2++ Farmakologi dan Terapi, edisi . /akarta: epartemen
armakologi dan akultas 5edokteran Cniversitas #ndonesia
Oates /$, and 0ro(n 7/ 2++1 $ntihypertensive agents and drugs therapy of
hypertension #n: Aardman /, ilman $ &editors) The *harmacological basis of
Theurapeutics 1+th ed 7e( Gork: 3cra(-Aill
'argo(o 1 *eran endotel pada patogenesis penyakit kardiovaskular dan
program pencegahannya 3edika, 1+: 8F;-8